Modelling Respon Rasio Keuangan terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modelling Respon Rasio Keuangan terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah di Indonesia"

Transkripsi

1 Jurnal Ekonoi Syariah Modelling Indonesia, Respon Juni Rasio 2017/1438 Keuangan H terhadap Pebiayaan pada Bank Volue Syariah VII, di Indonesia No. 1: Modelling Respon Rasio Keuangan terhadap Pebiayaan pada Bank Syariah di Indonesia Heri Sudarsono Fakultas Ekonoi, Universitas Isla Indonesia Eail: heri.sudarsono@uii.ac.iad Abstract This research is eant to analyze the factors affecting the aount of financing provided by Islaic banking in Indonesia. The data which is used is taken fro the financial report of the Shari a Bank during the periods by using ontly financial stateent This study uses a Vector Error Correction Model (VECM) to see the long-ter effect and response to shock that occur in the studied variables. The result shows that in the long run, the percentage of third party funds (DPK), capital adequacy ratio (CAR), financial deposit ratio (FDR), percentage profit and loss sharing (TBH), give a positive and significant effect on the financing, while BOPO has negative and significant effect. Return on asset (ROA) and non perfroing finance (NPF) have no significant effect on the financing. In short run, financing and BOPO give a positive and siqnificant effect on teh financing, then DPK, CAR, FDR, TBH have no sinificant effect on the financing. Therfore, shocks that occur in the financing, ROA, CAR, FDR dan NPF positively responded by financing and will be stable in the long ter. While the shocks that occur in the percentage of profit and loss sharing, third party funds, and BOPO responded negatively by financing and will be stable in the long ter. Keywords: Financing, Third Party Funds, Return on Asset,Capital Adequacy Ratio, Financing Debet Ratio, Percentage of Profit and Loss Sharing, VECM. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk enganalisis faktor-faktor yang epengaruhi pebiayaan perbankan syariah di Indonesia. Data yang digunakan data bulanan dari laporan keuangan bank syariah periode Penelitian iniengunakan Vector Error Correction Model (VECM) untuk elihat dapak jangka panjang dan respon terhadap dapak shock pada setiap variabel terhadap pebiayaan. Hasil olah data enunjukkan bahwa DPK, CAR, FDR, TBH berhubungan positif terhadap pebiayaan, sedangkan BOPO berhubungan negatif terhadap pebiayaan. Dala jangka pendek, pebiayaan dan BOPO berhubugan negatif tetapi DPK, ROA, CAR, FDR, TBH dan NPF tidak berhubungan dengan pebiayaan. Di lain pihah, respon pebiayan terhadap goncangan yang terjadi terjadi pada ROA, CAR FDR dan NPF adalah positif. Sedangkan respon pebiayaan terhadap goncangan yang terjadi pada TBH dan BOPO adalah negatif Kata Kunci: Pebiayaan, Dana Pihak Ketiga, Return on Asset, Capital Adequacy Ratio, Financing Debet Ratio, Percentage of Profit and Loss Sharing, VECM, PENDAHULUAN Pebiayaan erupakan kegiatan enyalurkan dana dari bank syariah sebagai peilik dana (shohibul aal) kepada pihak yang engunakan dana (udharib). Bank syariah enyalurkan pebiayaan dala bentuk kontrak jual beli, kontrak bagi hasil dan kontrak jasa Pebiayaan dengan kontrak bagi hasil terdiri dari udharabah dan usyarakah. Pebiayaan udharabah erupakan pebiayaan yang disalurkan kepada pihak itra diana keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati. Sedangkan pebiayaan usyarakah, bank syariah dan itra bersaa engeluarkan dana untuk disalurkan pada itra atau pengelola dana

2 2 Heri Sudarsono dengan nisbah yang disepakati sebelunya. Di lain pihak, pebiayaan jual beli erupakan pebiayaan yang dikeluarkan bank syariah kepada itra dala bentuk barang yang dibutuhkan itra dan itra ebayar pokok pebiayan dan argin setiap bulan sesuai kesepakatan. Pebiayaan jasa yang dala bentuk ijarah erupakan pebiayaan dengan kontrak sewa dari bank syariah kepada itra dan itra dapat engunakan barang yang enjadi ilik bank syariah dengan ebayar sewa setiap bulan sesuai dengan kesepatan. Perkebangan pebiayaan bank syariah dari tahun 2011 sapai tahun 2016 enunjukkan trend yang positif. Trend positif ini dipengaruhi keapuan anajeen bank syariah dala engoptialkan dana pihak ketiga (DPK) untuk disalurkan dala bentuk pebiayaan. Disaping itu, ketatnya persaiangan bank syariah enuntut anajeen encari peluang pebiayaan yang lebih potensial. Gabar 1 enunjukkan pada 2011 total DPK yang berhasil dihipun sebesar Rp iliar dan terus engalai peningkatan hingga tahun Naun, pebiayaan engalai penurunan pada tahun 2015 dengan nilai sebesar Rp iliar atau turun sebesar 28, 99% dari pebiayaan tahun 2013 dengan nilai Rp iliar. Pada tahun 2016 pebiayaan kebali naik sebesar 13, 20% atau Rp 1783 iliar. Besarnya pebiayaan syariah ini sangat dipengaruhi oleh besarnya dana bank yang berasal dari DPK. Hal tersebut dapat diketahui dari pertubuhan pebiayaan seiring dengan perkebangan DPK bank syariah. 220, , , , , , ,000 80,000 60,000 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV FIN DPK Gabar 1. Perkebangan Pebiayaan dan DPK bank syariah pada Dana Pihak Ketiga (DPK) erupakan dana yang berasal dari itra yang berupa tabungan, deposito dan giro didasarkan perjanjian penyipanan dana dala berbagai bentuk. Diantara tiga bentuk DPK, pendanaan dala bentuk deposito eiliki prosentase yang paling besar di banding dengan tabungan dan giro. Besarnya pendanaan dala bentuk deposito ini dipengaruhi oleh strategi anajeen bank untuk endapatkan dana yang eiliki dianfaatkan dala jangka panjang. Selain itu, itra cenderung eiliki sipanan dana yang besar beralih ke deposito karena nisabah bagi hasil yang diberikan bank lebih banyak dari tabungan. Perkebangan DPK dari tahun 2011 sapai 2014 secara noinal engalai kenaikan tetapi prosentase kenaikan DPK dari tahun 2011 sapai 2014 engalai penurunan. Ditahun 2011 sebesar Rp 115, 415 iliar keudian turun 21,75%, 19, 62%, 15, 75% di tahun 2011, 2012, dan Penurunan cukup taja pada tahun 2015 dengan nilai noinal Rp 174, 895 iliar atau turun sebesar 24,56% dari tahun Naun pada tahun 2016 DPK kebali naik enjadi 15, 25% atau sebesar Rp 206,407 iliar. Perkebangan julah DPK ini epengaruhi besaran pebiayaan bank syariah pada periode yang saa. Pendapatan yang diteria bank elalui pebiayaan digunakan untuk ebiayai aktivitas operasional bank. Seakin besar pendapatan bank syariah aka seakin besar tingkat keapulabaan atau profitabilitas (ROA). Pebiayaan bagi syariah asih enjadi salah satu faktor penentu bagi peningkatan pendapatan selain pendapatan yang diperoleh dari bonus wadiah SBIS, secondary arket, atau jasa-jasa perbankan; seperti ATM, bank garansi, letter of credit dan sebagainya. Besarnya pengaruh pebiayaan terhadap ROA dapat diketahui dari perkebangan data ROA engiringi perkebangan pebiayaan. Pada tahun 2011, tingkat ROA bank syariah sebesar 1, 79%, keudian naik pada tahun 2012 sebesar 2.1%. Naun, pada tahun 2014, tingkat pebiayaan turun diikuti dengan turunnya ROA sebesar 0,8%. Di akhir pengaatan, pada tahun enunjukkan perkebangan berbeda dari tahun Pada tahun 2015, ketika ada kenaikan pebiayaan, ROA naik sebesar 2.2% dan diikuti pada 2016 naik sebesar 2,27%

3 Modelling Respon Rasio Keuangan terhadap Pebiayaan pada Bank Syariah di Indonesia 3 Modal bank dapat juga digunakan untuk enjaga keungkinan tibulnya risiko atas pengunaan aset. Untuk enanggulangi keungkinan risiko yang terjadi, aka suatu bank harus enyediakan odal iniu. Seakin tinggi nilai capital adequacy ratio (CAR) engindikasikan bahwa bank epunyai odal yang cukup baik dala enanggung risiko-risiko peanfaat kekayaan bank, terasuk di dalanya resiko pebiayaan. Bank syariah rata-rata tidak eiliki asalah berkaitan dengan besaran CAR karena ketentuan inuan CAR yang harus dipenuhi diatur oleh peraturan BI. CAR bank syariah relatif stabil dari tahun ke tahun bergerak pada kisaran 15%-17%. Misalnya, pada tahun 2011, CAR bank syariah sebesar 16,63%. Keudian sepat turun pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 14,13% dan 14,42 %. Naun keudian naik kebali pada tahun 2014 sebesar 16.,1% dan turun kebali 15,02% dan 15,95% pada tahun 2015 dan Financial deposit ratio (FDR) enggabarkan perbandingan antara besarnya keapuan bank syariah dala enyalurkan pebiayaan dengan seluruh dana yang dapat dihipun dari asyarakat. Nilai FDR dari tahun 2011 sapai tahun 2014 eiliki nilai yang berfluktuatif dan cenderung enurun. Tahun 2013 nilai FDR pada bank syariah encapai %, erupakan rasio tertinggi selaa lia tahun terakhir. Akhir tahun 2014 nilai FDR pada bank syariah engalai penurunan sebesar 91,5% enjadi 8.82% di tahun Penurunan nilai FDR enunjukkan fungsi interediasi yang dilakukan oleh bank syariah engalai penurunan pada tahun 2014 dan Penurunan pebiayan dan DPK pada tahun 2014 dan 2015 secara langsung berpengaruh pada besaran FDR. Naun besarnya pebiayaan bank syariah sangat tergantung dari besarnya pendanaan dari desposito itra dala periode yang saa. Tingkat bagi hasil (TBH) bank syariah enentukan besaran pendapatan bank secara tidak langsung tetapi TBH lebih langsung epengaruhi besaran pendanaan dan pebiayaan. Bila tingkat nisbah bagi hasil pada itra yang enabung dan deposito eningkat akan epengaruhi peningkatan nisbah bagi hasil pada pebiayaan bank syariah. Deikian pula sebaliknya bila TBH di DPK enurun, nisbah TBH pada pebiayaan akan enurun. Seakin tinggi nisbah bagi hasil untuk bank syariah dibanding itra pada produk pebiayaan aka bank syariah eiliki potensi endapat penghasilan atau ROA yang lebih tinggi. Pada tahun 2012, TBH sebesar 6,49% keudian naik pada tahun 2013 sebesar 7,08% dan pada tahun 2014 TBH naik sapai 14,02%. Keudian pada tahun 2015 dan 2016 turun pada tingkat 13,94% dan 12,92%. Kenaikan TBH pada tahun 2014 dan 2015 direspon negatif oleh itra dengan ditandai turunnya nilai DPK dan pebiayaan pada periode yang saa. Non perforing financing (NPF) adalah rasio tingkat pengebalian pebiayaan atas total pebiayaan yang disalurkan bank syariah. Seakin rendah rasio NPF, seakin rendah tingkat pebiayaan berasalah yang terjadi. Tingkat kolektabilitas pebiayaan perbankan syariah tidak seua lancar karena beberapa pebiayaan enghadapi risiko pasar yang tidak udah dikendalikan oleh bank. Perkebangan NPF dari tahun 2011 sapai 2016 engalai kondisi yang fluktuatif. Pada tahun 2011 tingkat NPF sebesar 2,52%, keudian pada tahun 2012 engalai penuruan sebesar 2,22% keudian naik lagi pada tahun 2013 dan 2014 sebesar 2,62% dan NPF naik taja pada tahun 2015 dan 2016 dengan nilai sebesar 8, 2% dan 11.14%. Kenaikan NPF pada periode , berhubungan dengan besaran pebiayaan yang ditawarkan bank syariah sebelu tahun 2013 dan keudian pebiayan turun taja pada tahun Turunnya NPF pada tahun 2014 bukan seata-ata pebiayaan berasalah eningkat, tetapi karena enurunnya pebiayaan bank syariah. Turunnya pebiayaan enyebabkan rasio pebiayaan berasalah dan total pebiayaan atau NPF bank syariah eningkat pada tahun Tingkat efisiensi kinerja operasional ini sering diukur enggunakan beban operasional terhadap pendapatan operasional atau biasa disingkat dengan BOPO. Seakin kecil rasio BOPO enunjukkan seakin efisien bank syariah dala engeluarkan biaya untuk eaksialkan pendapatan. Bank dala kondisi berasalah bila bank tersebut

4 4 Heri Sudarsono tidak beroperasi dengan efisien yang dapat ditunjukan dari dari rasio BOPO yang tinggi. Tingkat BOPO dari tahun 2010 sapai 2016 relatif fluktuatif pada kisaran 70%-80%. Tingkat BOPO pada tahun 2010 sebesar 78,41%, keudian enurun pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 74, 75% dan 78,59%. Tahun 2014 eningkat 79,3%, keudian naik taja pada tahun 2015 dan 2016 sebesar 88,09% dan 87,09%. Kenaikan BOPO pada tahun 2015 dan 2016 berhubungan dengan turunnya tingkat pebiayaan pada tahun yang saa. Turunya pebiayaan epengaruhi turunnya pendapatan operasional bank. Pada saat yang saa beban operasional relatif tetap dibanding dengan tingkat pendapatan operasional yang enurun sehingga enyebab BOPO pada tahun 2015 dan 2016 eningkat. Berdasarkan penjelasan di atas, aka perasalahan yang dapat diruuskan dala penelitian ini adalah apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap tingkat pebiayaan bank syariah di Indonesia. Untuk engetahui hal tersebut aka penelitian ini akan engkaitkan sejauh ana pengaruh rasio keuangan epengaruhi pebiayaan bank syariah. Variabel yang digunakan dala penelitian ini, yaitu Pebiayaan (FIN), Dana Pihak Ketiga (DPK), Return on Aset (ROA), Capital Adequacy Rasio (CAR), Financial to Deposit Rasio (FDR), Tingkat Bagi Hasil (THB), Non Perforing Finance (NPF) dan Rasio Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Telaah Pustaka dan Pengebangan Hipotesis Penelitian tentang pebiayaan bank syariah telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada periode berbeda dengan pengunaan variabel yang beraga. Pebiayaan bank syariah endapatkan perhatian peneliti dikarenakan digunakan untuk engukur keapuan anajeen bank syariah dala eanfaatkan instruen keuangan yang diiliki dala engoptialkan dana yang disalurkan. Pebiayaan perbankan syariah enurut Peraturan Bank Indonesia No.5/7/ PBI/2003 adalah penanaan dana bank syariah baik dala rupiah aupun valuta asing dala bentuk pebiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penepatan, penyertaan odal, penyertaan odal seentara, koiten dan kontinjensi pada rekening adinistratif serta sertifikat wadi ah Bank Indonesia. Dana pihak ketiga (DPK) adalah penghipunan dana bank yang diperoleh dari itra asyarakat berupa tabungan, deposit dan giro. DPK erupakan kontrak kerjasaa usaha antara itra yang peilik dana kepada bank syariah sebagai pengelola dana. Dari pengelolaan dana dari itra, bank syariah akan endapat keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati sebelunya. Seakin besar DPK yang diperoleh bank syariah aka seakin besar dana pebiayaan bank yang disalurkan. Dari penelitian Meydianawati (2007), Qolby (2013), Dyataa (2015), Priyanto (2016), Jailah (2016) dan Destiana (2016) ebuktikan bahwa besarnya DPK epengaruhi besarnya pebiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Return on asset (ROA) untuk engukur keapuan anajeen bank dala eperoleh keuntungan dari aset yang diiliki. Seakin besar tingkat keuntungan (ROA) enunjukkan seakin besar keapuan anajeen bank apu enghasilkan dana yang berbentuk investasi. Seakin besar investasi aka seakin besar keapuan bank syariah enyalurkan dana dala bentuk pebiayaan. Naun, dari penelitian sebelunya pengaruh ROA terhadap pebiayaan enunjukkan hubungan yang beraga. Dala penelitian Meydianawati (2007), Giannini (2013) dan Qolby (2013) eneukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap pebiayaan. Sedangkan hasil penelitian Dyataa (2015) dan Jailah, (2016) eneukan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap pebiayaan. Berbeda dengan hasil penelitian sebelunya, Nasution (2016), Adziatinur et al, (2016) dan Destiana (2016) eneukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap pebiayaan. Capital adequacy ratio (CAR), rasio yang untuk engetahui keapuan anajeen dala enutup resiko atas pengunaan aset bank syariah. CAR yang tinggi enunjukan keapuan keuangan bank syariah yang dapat digunakan untuk keperluan pengebangan usaha dan enghindari potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran pebiayaan. Hal

5 Modelling Respon Rasio Keuangan terhadap Pebiayaan pada Bank Syariah di Indonesia 5 ini enunjukkan bahwa seakin tinggi CAR aka pihak anajeen bank seakin eiliki jainan atas kerugian, bila engunakan dana untuk disalurkan dala bentuk pebiayaan. Hubungan positif antara CAR dan pebiayaan telah diteliti oleh Giannini, (2013), Priyanto (2016) dan Jailah, (2016). Naun penelitian enunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap pebiayaan, seperti dala penelitian Dyataa (2015) dan Destiana ( 2016). Financing to deposit ratio (FDR) erupakan rasio dana yang disalurkan dala bentuk pebiayaan dengan dana diperoleh atau DPK. Seakin tinggi FDR enunjukkan seakin besar pula dana yang disalurkan dala bentuk pebiayaan dan deikian pula sebaliknya. Di sisi lain FDR yang terlapau rendah akan dapat enibulkan risiko likuiditas atau over likuid karena hal tersebut bertanda bank engalai kesulitasn enyalurkan pebiayaan. Keadaan ini enjadikan beban bank seakin tinggi karena keapun bank dala enghasilkan pendapatan dari penyaluran pebiayaan enurun. Dala penelitian sebelunya tingkat FDR enunjukkan dapak beraga terhadap pebiayaan. Dala penelitian Meydianawathi (2007), Kusuati (2013), Nasution (2016) dan Adziatinur et al, (2016) eneukan bahwa FDR berhubungan positif terhadap kenaikan pebiayaaan. Seentara itu, Giannini (2013) eneukan bahwa FDR berhubungan negatif terhadap pebiayaan Dan penelitian Wahab, (2014) diteukan bahwa FDR tidak berhubungan dengan besarnya pebiayaan Tingkat bagi hasil (TBH) erupakan proporsi pebagian hasil usaha yang disepakati kedua belah pihak antara bank syariah dengan itra pengelola dana. Bank syariah pada uunya enentukan bagi hasil didasarkan atas beban operasional bank, tingkat bunga bank konvensional dan trend inflasi. Jenis pebiayaan yang berhubungan dengan TBH adalah pebiayaan udharabah dan usyarakah yang engunakan ski bagi hasil. Pebiayaan akan eningkat apabila nisbah bagi hasil rendah atau lebih rendah daripada tingkat bunga bank konvensional, Hasil teuan tentang hubungan TBH kebanyakan eneukan bahwa pengaruh TBH terhadap pebiayaan tidak siqnifikan. Seperti dala penelitian Giannini (2013), Wahab (2014) dan Adziratinur et al (2015) eneukan tidak adanya hubungan jangka pendek dan panjang antara tingkat bagi hasil dengan pebiayaan Non perforing finance (NPF) dapat erupakan rasio antara pebiayan berasalah dengan julah total pebiayaan di bank syariah. NPF yang tinggi dapat enyebabkan bank engurangi julah dana yang disalurkan ke dala bentuk pebiayaan karena harus ebentuk cadangan penghapusan yang besar. Sebaliknya, seakin rendah NPF aka bank cenderung akan eningkatkan julah pebiayaan yang disalurkan kepada itra. Dapak negatif NPF terhadap pebiayaan di bank syariah telah diteukan dibeberapa penelitian. Hasil penelitian Adziatinur et al, (2016) ebuktikan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap pebiayaan. Naun hal yang berbeda dinyatakan oleh Giannini (2013), Wahab (2014), Jailah (2016), Nasution (2016) yang enyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap pebiayaan. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yaitu rasio yang digunakan untuk engukur perbandingan biaya operasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Seakin rendah rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional engindikasikan seakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank syariah. Efisiensi biaya operasional enunjukkan keapuan anajeen bank syariah engelola pendapatan operasional untuk enutup biaya operasional. Oleh karena, seakin efisien biaya operasional bank syariah akan enjadikan pihak anajeen eningkatkan julah pebiayaan. Hasil penelitian Jailah, (2016) eneukan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Sedangkan dala penelitian Nasution (2016) dan Adziatinur et al, (2016) enunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap pebiayaan. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dala penelitian ini erupakan data sekunder yang berupa data runtut waktu (tie series). Data dala penelitian ini diperoleh dari dari laporan

6 6 Heri Sudarsono statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dari tahun 2011 sapai 2016 serta dokuen lain yang endukung penelitian ini. Dala variabel tie series perlu diuji terlebih dahulu stasioner data untuk elihat variasi disekitar garis kontsan. Uji stasioner enggunakan uji ADF yang dengan enguji hipotesis H 0 : = 0, terdapat unit root. Untuk elihat kointegrasi antara dua atau beberapa variabel dilakukan uji kointegrasi penelitian ini engunakan estiasi aksiu likehood kointegrasi yang diusulkan oleh Johansen untuk enguji apakah ada kointegrasi di antara variabel. Selain itu uji Johansen digunakan untuk untuk eneukan julah kointegrasi kelopok vektor. Apabila antar pebiayaan, DPK, ROA, CAR, FDR, TBH, NPF dan BOPO berkointegrasi, sifat hubungan jangka pendek di antara variabel dapat dinyatakan dala bentuk vector error correction odel (VECM). Model VECM eperhitungkan waktu koreksi kesalahan, sehingga dengan odel ini dapat diteukan hubungan jangka dan pendek dari pra dan pasca saling interaksi antar variabel. Dala jangka panjang, VECM dapat eeriksa hubungan jangka panjang dari kesalahan syarat dan regresi variabel dala siste. Sehingga dapat eperoleh efek upan balik antar variabel pebiayaan, DPK, ROA, CAR, FDR, TBH, NPF dan BOPO dari interaksi tibal balik dala jangka pendek dan jangka panjang. Adapun odel yang digunakan dala penelitian ini adalah sebagai berikut : FIN 1, i t 1 1, i t 1 i= 0 1= 0 1= 0 b 1, i t 1 + βt ( et 1) ) t 1 1, i t 1 1, i t 1 1= 0 1= 0 1= 0 h = a DPK BOPO 1t i= 0 diana FIN adalah pebiayaan; β 1 ~ β 8 adalah tingkat penyesuaian paraeter, yaitu faktor penyesuaian koreksi kesalahan jangka panjang; e t-1 adalah syarat kesalahan pra koreksi; DPK adalah dana pihak ketiga; ROA adalah return on asset: CAR adalah capital adequacy rasio; FDR adalah financing to deposit ratio; TBH adalah tingkat bagi hasil: NPF adalah non perforing finance; BOPO adalah rasio beban operasional dengan pendapatan operasional; a i ~ d i adalah faktor penyesuaian dinais jangka pendek; adalah periode lag untuk seua variabel; ε 1t ~ ε 8t adalah white noise. Analisis ipulse response function (IRF) dan variance decoposition (VD) diperlukan untuk engetahui shock variabel pebiayaan, DPK, ROA, CAR, FDR, TBH, NPF dan BOPO terhadap pebiayaan. Pada uunya analisis IRF diperlukan untuk engetahui pengaruh shock suatu variabel terhadap variabel itu sendiri dan variabel-variabel lainnya di dala persaaan. IRF enggabarkan dapak dari shock suatu variabel terhadap variabel-variabel yang lain. Dengan IRF dapat diketahui berapa laa pengaruh shock suatu variabel terhadap variabel-variabel yang lain. Selain itu, IRF 1, i ROA t 1 e FDR + f TBH + g 1= ε c + a FIN + d + 1, i 1, i CAR NPF t 1 t Tabel 1. Hasil Uji Akar Unit Level dan First Difference Level First Difference Variabel Dickey Dickey Probabilitas Keterangan Fuller Test Fuller Test Probabilitas Keterangan LNFIN Tidak Stasioner Stasioner LNDPK Tidak Stasioner Stasioner ROA Stasioner Stasioner CAR Stasioner Stasioner FDR Tidak Stasioner Stasioner TBH Tidak Stasioner Stasioner NPF Tidak Stasioner Stasioner ROA Stasioner Stasioner BOPO Tidak Stasioner Stasioner

7 Modelling Respon Rasio Keuangan terhadap Pebiayaan pada Bank Syariah di Indonesia 7 dapat engetahui variabel anakah yang akan eberi response terbesar terhadap adanya shock. Variance decoposition (VD) erupakan bagian dari analisis VECM yang enyediakan perkiraan tentang tingkat kontribusi suatu variabel terhadap perubahan variabel itu sendiri dan variabel lainnya pada beberapa periode endatang. Penelitian ini engetahui kontribusi pebiayaan, DPK, ROA, CAR, FDR, TBH, NPF dan BOPO terhadap pebiayaan. Dengan deikian variabel ana yang diperkirakan akan eiliki kontribusi terbesar terhadap pebiayaan dapat diketahui. PEMBAHASAN Uji Stasioneritas /Unit Root Test Berdasarkan hasil uji yang diperoleh enunjukkan variabel yang stasioner di level hanya CAR dan ROA sedangkan ena variabel yang lain enunjukkan tidak stasioner pada level (t-statistic < test critical value), sehingga perlu pengujian stasioneritas pada first difference-nya. Dari tabel 1 di dapat terlihat bahwa Uji ADF pada first difference yang dilakukan enunjukkan seua data telah stasioner (t-statistic > test critical value) pada α =1% dengan tingkat keyakinan 99 persen. Penentuan lag optiu Kandidat lag yang akan dicari dengan enggunakan kriteria inforasi yang tersedia, yaitu criteria likehood ratio (LR), final prediction error (FPE), akaike. inforation criterion (AIC), shwarz inforation criterion (SC), dan hannanquin criterion (HQ). Apabila kriteria inforasi erujuk pada sebuah kandidat lag, aka lag tersebut yang akan dipilih untuk elanjutkan estiasi pada tahapan berikutnya. Hasil uji lag optiu pada kriteria inforasi SC dan HQ enunjukkan pada angka 1 sedangkan karena alasana degree of fredo untuk kriteria inforasi FPE dan AIC pada lag 6 tidak digunakan Uji Stabilitas VAR Uji stabilitas dilakukan untuk enentukan apakah lag dihasilakn erupakan lag aksiu VAR yang stabil. Model VAR yang stabil dapat dilihat dari nilai inverse roots karakteristik AR polinoialnya. Suatu siste VAR dikatakan stasioner jika seluruh roots-nya eiliki odulus lebih kecil dari satu dan terletak di dala unit circle. Nilai odulus terlihat pada tabel 3 pada odel berkisar antara Berdasarkan hasil tersebut dapat disipulkan bahwa odel VAR stabil pada panjang sehingga bisa dilakukan uji FEDV pada odel ini yang enghasilkan output yang valid. Tabel 3. Hasil Uji Stabilitas VAR Root Modulus i i i i i i i i i i i i No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition. Tabel 2. Pengujian Lag Optial Lag LogL LR FPE AIC SC HQ NA e * * e * 8.45e e e e-06* *

8 8 Heri Sudarsono Tabel 4. Uji Kointegrasi Hypothesized Trace 0.05 Eigenvalue No. of CE(s) Statistic Critical Value Prob.** None * At ost 1 * At ost 2 * At ost At ost At ost At ost At ost 7 * Uji Kointegrasi Pengujian kointegrasi penting untuk dilakukan untuk elihat hubungan jangka panjang variabel pebiayaan, DPK, ROA, CAR, FDR TBH NPF dan BOPO dala penelitian ini. Dari hasil uji stasioner diketahui bahwa tidak seua data stasioner pada tingkat level aka dilakukan estiasi dengan enggunakan odel VECM. Untuk engunakan odel VECM sebelunya perlu dilakukan pengujian kointegrasi terlebih dahulu untuk engetahui hubungan jangka panjang antar variabel. Dengan uji kointegrasi dapat diketahui keseibangan data dala jangka penjang endekati nilai nol. Hubungan kointegrasi dala penelitian ini dapat dilihat dari nilai trace statistic lebih besar dari critical value, pada α=%. Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa pada odel terdapat inial dua rank kointegrasi pada α =5% (tingkat keyakinan 95%), yang berarti terdapat inial dua persaaan kointegrasi yang apu enerangkan keseluruhan asing-asing odel tersebut. Hal ini berarti terdapat hubungan jangka panjang antara perkebangan pebiayaan dengan faktorfaktor penentunya, dala hal ini pebiayaan bank syariah yang tercerin dala DPK, CAR NPF, TBH, FDR, ROA dan BOPO yang hasilnya akan diperjelas pada estiasi VECM Hasil Estiasi VECM Perkebangan Pebiayaan dan Faktor-Penentunya VECM apu elihat hubungan jangka panjang dan keberadaan dinaisasi jangka pendek variabel-variabel endogen agar konvergen ke dala hubungan kointegrasinya. Model VECM sebagai odel terbaik berdasarkan kriteria goodness of fit yang harus diiliki odel. VECM diharapkan lebih apu enggabarkan hubungan DPK, ROA, CAR, FDR, TBH NPF dan ROA dengan pebiayaan yang sebenarnya dibandingkan dengan enggunakan odel lain. Tabel 6 erupakan hasil estisi VECM perkebangan laju pebiayaan bank syariah yang eperlihatkan hubungan antar variabel pada jangka panjang. Dapat terlihat bahwa variabel yang epengaruhi pebiayaan dala jangka panjang adalah DPK, CAR, FDR, TBH, NPF dan BOPO pada lag-1. Seentara itu, variabel LNDPK(-1) atau perkebangan DPK lag-1 berpengaruh negatif secara signifikan terhadap laju pebiayaan bank syariah, yakni ketika terjadi peningkatan sebesar satu persen pada pertubuhan sipanan/ DPK aka akan enurunkan pebiayaan pebiayaan sebesar %. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Meydianawati (2007), Qolby (2013), Dyataa (2015), Priyanto (2016), Jailah (2016) dan Destiana (2016) Tabel 5. Hasil Regresi Jangka Panjang Cointeg Eq: LOG(FIN(-1)) Std Error t stat LOG(FIN(-1)) 100 LOG(DPK(-1)) ( ) [ ]* ROA(-1) (0092) [ ] CAR(-1) ( ) [ ]* FDR(-1) (0458) [ ]* TBH(-1) (0268) [ ]* NPF(-1) (0132) [ ] BOPO(-1) (0835) [ ]* C Seperti dala penelitian sebelunya yang dilakukan Giannini, (2013), Priyanto (2016) dan Jailah, (2016) bahwa CAR berpengaruh

9 Modelling Respon Rasio Keuangan terhadap Pebiayaan pada Bank Syariah di Indonesia 9 terhadap pebiayaan. Diana koefisien pada CAR sebesar 05592% yang artinya pebiayaan akan naik sebesar 05592% bila ada kenaikan CAR sebesar 1%. Seakin besar CAR enunjukkan seakin besar keapuan bank syariah untuk enutup resiko aset atas odal bank yang digunakan sehingga seakin tinggi CAR aka anajeen bank akan erasa lebih nyaan untuk enyalurkan pebiayaan. Seakin tinggi rasio pendanaan terhadap pebiayaan akan epengaruhi seakin besarnya penyaluran pebiayaan bank syariah kepada sektor ekonoi. Nilai koefisien 00961% enunjukkan pengaruh pebiayaan apabila FDR naik sebesar 1%. Hal ini enunjukkan bahwa DPK tidak berpengaruh secara langsung terhadap besarnya pebiayaan bank syariah. Manajeen cenderung lebih eperhitungkan CAR, FDR, TBH dan BOPO dala enentukan tingkat pebiayaan, selain itu pengaruh kondisi ekonoi akro. Hasil penelitian ini saa dengan penelitian Meydianawathi (2007), Kusuati (2013), Nasution (2016) dan Adziatinur et al, (2016) yang enunjukkan bahwa DPK berpengaruh negatif terhadap pebiayaan. TBH berpengaruh positif terhadap pebiayaan yang artinya kenaikan 1% TBH akan epengaruhi kenaikan pebiayaan sebesar %. Teuan ini berbeda dengan teuan Giannini (2013), Wahab (2014) dan Adziratinur et al (2015) eneukan tidak adanya pengaruh TBH terhadap pebiayaan. Porsi terbesar pebiayaan bank syariah pada pebiayaan dengan ski jual beli sedangkan ski bagi hasil relatif lebih sedikit dibanding jual beli. Keadaan ini engakibatkan besarnya pebiayan bank syariah dipengaruhi oleh tingkat argin jual beli daripada besarnya tingkat nisbah bagi hasil. Kenaikan bagi hasil bisa saja epengaruhi turunnya pebiayaan, naun prosentase terbesar pebiayaan dala bentuk ski jual beli diana tingkat argin lebih berpengaruh terhadap besaran pebiayaan secara uu. Tingkat NPF tidak berpengaruh terhadap tingkat pebiayaan bank syariah. Tingkat NPF pada bank syariah relatif rendah dan bergerak konstan dari tahun ke tahun sehingga pergerakan NPF tidak berpengaruh terhadap turunnya pebiayaan. Penelitian ini sebagai penegas dari hasil penelitian sebelunya yang dilakukan Giannini (2013), Wahab (2014), Jailah (2016), Nasution (2016) yang enyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap pebiayaan. Tidak berpengaruhnya NPF terhadap pebiayaan engandung arti bahwa anajeen bank syariah cenderung kurang eperasalahkan NPF sebagai indikator enentukan kebijakan pebiayaan. Keadaan ini disebabkan asalah NPF asih dibawah tolerasi untuk diatasi dan obyek pebiayaan bank syariah asih dianggap aan dala jangka panjang Sesuai dengan penelitian Jailah, (2016) eneukan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Kenaikan satu persen BOPO enpengaruhi turunnya pebiayan sebesar % pada bank syariah. Besarnya pebiayaan akan epengaruhi besarnya pendapatan bank syariah. Seakin besar pebiayaan diberikan pada itra aka potensi endapatkan pendapatan seakain besar atau rasio biaya atas pendapatan akan seakin enurun. Apabila bank enurunkan pebiayaan aka akan enurunkan pendapatan dengan begitu BOPO eningkat. Bagi bank lebih udah enaikkan pendapatan dari pebiayaan lebih udah daripada enurun biaya operasional. Manajeen bank syariah enyadari bahwa eningkatkan kinerja keuangan dengan eningkatkan pendapatan dari pebiayan untuk enurunkan BOPO. Hasil VECM (persaaan jangka pendek/ short ter equation) Dapat dilihat bahwa pada pada jangka pendek koefisien persaaa kointegrasi 1/ Tabel 6. Persaaan Jangka Pendek Error Correction: D(LOG(FIN)) Std Error t-test CointEq (0960) [ ] D(LOG(FIN(-1))) ( ) [ ]* D(LOG(DPK(-1))) ( ) [ ] D(ROA(-1)) ( ) [ ] D(CAR(-1)) (0454) [ ] D(FDR(-1)) -6.50E-05 (0177) [ ] D(TBH(-1)) (0062) [ ] D(NPF(-1)) ( ) [ ] D(BOPO(-1)) (0140) [ ]* C (0566) [ ]

10 10 Heri Sudarsono CointEq1 sebesar signifikan, ini adalah koefisien speed of adjusent to equilibriu yang berakna setiap bulan kesalahan dikoreksi sebesar % enuju target optial pebiayaan. Ini bukti adanya ekanise penyesuaian dari jangka pendek enuju jangka panjang yang ditunjukkan dengan kesalahan kointegrasi yang signifikan dan bernilai (CointEq1: ). Variabel lain yang epengaruhi laju pebiayaan dala jangka pendek adalah pebiayaan lag 1; NPF lag-1; dan BOPO lag- 1; seentara DPK, ROA, CAR, FDR, TBH dan NPF tidak berpengaruh secara signifikan. Untuk lebih eperjelas hasil jangka panjang dan jangka pendek VECM ini, dapat disiak pada analisis IRF dan FEVD. Response to Cholesky One S.D. Innovations Response of LOG(FIN) to LOG(FIN) Response of LOG(FIN) to LOG(DPK) - - Response of LOG(FIN) to ROA Response of LOG(FIN) to CAR - - Response of LOG(FIN) to FDR Response of LOG(FIN) to TBH - - Response of LOG(FIN) to NPF Response of LOG(FIN) to BOPO - - Gabar 2. Hasil Ipulse Response Function

11 Modelling Respon Rasio Keuangan terhadap Pebiayaan pada Bank Syariah di Indonesia 11 IRF ( Ipulse Response Function) Dala gabar IRF, nilai standar deviasi ditunjukkan oleh subu vertikal yang engukur seberapa besar respon yang akan diberikan oleh variabel pebiayaan, DPK, ROA, CAR, FDR TBH, NPF dan BOPO apabila terjadi goncangan terhadap variabel pebiayaan. Sedangkan, subu horizontal enunjukkan laanya waktu (bulan) dari respon yang diberikan terhadap goncangan. Bila respon pebiayaan di atas subu horizontal enunjukkan bahwa goncangan akan eberikan pengaruh yang positif. Sebaliknya apabila respon pebiayaan dibawah subu horizontal enunjukkan bahwa goncangan berpengaruh negatif. Gabar 2 enunjukkan grafik IRF dari asing-asing variabel sebagai respon. Analisis IRF dengan pebiayaan sebagai respon enyipulkan bahwa di dala 20 tahun endatang, respon tertinggi adalah respon pebiayaan terhadap pebiayaan itu sendiri, yang diperkirakan akan stabil pada standar deviasi sepuluh. IRF tersebut enunjukkan bahwa pada saat ada goncangan pada pebiayaan, aka pebiayaan itu sendiri akan erespon positif sebesar 3.64% pada bulan pertaa dan keudian engalai kenaikan secara bertahap pada bulan berikut. Mencapai tingkat kestabilan ulai pada bulan ke-10 dan seterusnya pada tingkat ± 6,32% Respon negatif pebiayaan terhadap goncangan yang terjadi pada DPK ditunjukkan pada bulan kedua sebesar 0,68%. Respon negatif berlanjut pada bulan ke-3 dan titik puncaknya pada bulan ke-4 sebesar -1, 44%. Keudian terdapat kenaikan respon pebiayaan terhadap DPK pada bulan ke-6 sapai ke-7, kestabilan terjadi pada bulan ke-8 dengan dengan tingkat respon sebesar -0,70%. Respon negatif pebiayaan bukan hanya DPK tetapi juga pada ROA. Pebiayaan eberikan respon negatif terhadap goncangan pada ROA di bulan kedua sebesar -0,20%. Puncak penurunan pada bulan ke-4 dengan tingkat respon sebesar -0,94% dan keudian eningkat positif pada bulan kelia dengan tingkat 0,95%. Keadaan stabil ketika pada bulan ke-10 dengan respon pebiayaan terhadap ROA sebesar 0,62% Respon negatif pebiayaan terhadap CAR terjadi pada bulan kedua sebesar 0,39% sapai akhirnya puncak penurunan pada bulan ke-3 dengan respon sebesar -0,59. Pada bulan ke-4 enunjukkan engalai penurunan sapai akhirnya pada bulan ke-16 sebesar 0,02% enunjukkan kestabilan eski asih terdapat fluktuasi yang relatif kecil. Berbeda dengan respon terhadap CAR, pebiayaan erespon positif terhadap goncangan FDR. Respon pebiayaan terhadap goncangan yang terjadi pada FDR terjadi bulan ke-2 dengan tingkat 0,09% keudian goncangan eningkat pada bulan berikutnya. Naun deikian, respon positif pebiayaan terhadap FDR cenderung engalai kenaikan dengan trend stabil hingga bulan ke-9 dan respon pebiayaan ulai stabil pada tingkat 0,96% di bulan ke-10 TBH juga eberikan pengaruh pada saat terjadnya goncangan, naun respon positif dari pebiayaan baru ditunjukkan pada bulan kedua. Gonjangan terjadi pada bulan kedua dengan tingkat -0,60%, penurunan ini terus berlanjut sapai pada bulan ke-6. Kestabilan terjadi pada bulan ke-7 dengan tingkat respon pebiayaan terhadap TBH sebesar 1,54%. Di lain pihak, pada bulan kedua pebiayaan eberikan respon positif terhadap goncangan yang terjadi pada NPF sebesar 0,83%. Respon pebiayaan terhadap NPF engalai fluktuasi pada bulan ke-3 sapai bulan ke-4 dan keadaan stabil pada bulan ke 9 dengan tingkat respon sebesar 0,45% Pebiayaan belu eberikan respon terhadap goncangan pada BOPO di bulan pertaa. Respon positif ulai ditunjukan oleh pebiayaan pada bulan kedua. Terjadi peningkatan pada bulan ke-2 dengan tingkat 0,45%. Naun pada bulan ke-23 respon pebiayaan terhadap BOPO enjadi negatif dengan tingkat respon sebesar -0,13%. Respon negatif pebiayaan pada BOPO pada kondisi stabil pada tingkat 0, 18% pada bulan ke-8 sapai akhir periode pengaatan. Trend respon pebiayaan terhadap BOPO hapir saa dengan TB. Respon pebiayaan terhadap BOPO lebih fluktuatif pada awal periode tetapi lebih cepat stabil respon pebiayaan terhadap BOPO daripada TBH Forecast Error Variance Decoposition (FEVD) Variance decoposition (VD) untuk engetahui kontribusi suatu variabel

12 12 Heri Sudarsono Tabel 7. Variance Decoposition of LOG(FIN) Period S.E. LOG(FIN) LOG(DPK) ROA CAR FDR TBH NPF BOPO pebiayaan, DPK, ROA, CAR, FDR, TBH, NPF dan BOPO terhadap perubahan variabel pebiayaan pada beberapa periode endatang. Tabel 8, analisis VD enunjukkan bahwa variabel yang diperkirakan akan eiliki kontribusi paling besar terhadap pebiayaan pada asa sepuluh tahun kedepan adalah pebiayan sendiri dengan rata-rata kontribusi per tahun sebesar 88,95 %, yang diikuti oleh kontribusi BOPO sebesar 3,53%, TBH sebesar 2,19%, DPK sebesar 2.11% ROA sebesar 1%, NPF sebesar 0,62%, FDR sebesar 0,21 dan CAR 0,31% yang endekati nol persen. Dari hasil rata-rata persentase pada asing-asing variabel tersebut dapat diketahui bahwa BOPO eiliki kontribusi terbesar disusul TBH, DPK, ROA dan NPF dala epengaruhi besarnya pebiayaan pada bank syariah. Seentara itu, tingkat NPF dan CAR enunjukkan kontribusi terhadap pebiayaan yang paling rendah dibanding variabel lain. Oleh karena, NPF dan CAR bagi anajeen bank syariah untuk penentukan besaran pebiayaan dibanding variabel yang lain. Dilihat dari trend setiap periode pada VD enunjukkan bahwa kontribus pebiayaan terhadap pebiayaan cenderung engalai penurunan setia bulan hingga akhir pengaatan. Keadaan berbeda pada DPK yang enunjukkan trend yang cenderung eningkat pada bulan pertaa sapai ke-6 naun pada bulan ke-7 kontribusi DPK terhadap pebiayaan engalai penurun. Setelah DPK, variabel yang cukup besarnya terhadap pebiayaan adalah BOPO. Kontribusi BOPO enunjukkan kenaikan dari bulan ke bulan bahkan kontribusi pada bulan ke-6 lebih besar daripada kontribusi DPK terhadap pebiayaan. Deikian juga dengan TBH enunjukkan kontribusi pada pebiayaan yang terus eningkat dari bulan pertaa sapai bulan ke-10. ROA enunjukkan kontribusi kepada pebiayaan dengan nilai yang fluktuatif dari bulan pertaa sapai ke-10. Kontribusi NPF terhadap pebiayaan engalai penurunan dari bulan pertaa sapai ke-10. Kontribusi FDR terhadap pebiayaan engalai kenaikan dari periode-periode. Sedangkan kontribusi NPF terhadap pebiayaan enunjukkan nilai yang enurun dari bulan ke bulan. Kontribusi CAR terhadap pebiayaan terasuk yang paling rendah dan cenderung kontribusi setiap periode enunjukkan nilai yang seakin enurun. KESIMPULAN Hasil penelitian enunjukkan bahwa dala jangka panjang variabel DPK, CAR, FDR, dan TBH berpengaruh positif terhadap pebiayaan, sedangkan BOPO berpengaruh negatif terhadap pebiayaan. Berbeda dengan variabel yang lain dala jangka panjang ROA tidak berpengaruh terhadap pebiayaan. Teuan ini enunjukkan bahwa anajeen bank syariah dala enentukan volue dan alokasi pebiayaan pada produk bagi hasil, jual beli dan sewa dipengaruhi oleh variabel DPK, CAR, FDR, TBH dan BOPO. Diantara lia variabel tersebut yang paling berpengaruh adalah BOPO disusul dengan TBH keudian FDR dan NPF bukan enjadi pertibangan utaa anajeen untuk enentukan pebiayaan. Kenyataan ini enunjukkan bahwa anajeen sangat eperhitungkan tingkat keapuan bank dala enutup

13 Modelling Respon Rasio Keuangan terhadap Pebiayaan pada Bank Syariah di Indonesia 13 beban operasional (BOPO). Selain BOPO, anajeen bank eperhatikan selanjutnya adalah nisbah tingkat bagi hasil (TBH) untuk eningkatkan besaran pebiayaan kepada itra. Dala jangka pendek, variabel yang berpengaruh terhadap pebiayaan adalah pebiayaan sebelunya dan BOPO. Variabel DPK, CAR, FDR, TBH dan NPF tidak berpengaruh dala jangka pendek. Kenyataan ini enunjukkan bahwa dala jangka pendek anajeen bank syariah eperhatikan besaran pebiayan di dasarkan pada kebijakan pebiayaan sebelunya. Oleh karenanya kebijakan bila trend pebiayan positif aka kebijakan pebiayaan bank syariah secara uu tidak banyak engalai perubahan dari satu periode dengan periode yang lain. Seentara itu, pengaruh BOPO terhadap pebiayaan bisa diartikan bahwa BOPO enjadikan dasar bagi anajeen bank syariah selaa periode penelitian dala penentuan kebijakan pebiayaan. Hasil ipulse response enunjukkan guncangan yang terjadi pada pebiayaan, ROA, CAR, FDR ROA dan NPF direspon positif oleh pebiayaan dan akan stabil dala jangka panjang. Guncangan yang terjadi pada variabel lainnya seperti tingkat bagi hasil, DPK, TBH dan BOPO direspon negatif oleh pebiayaan dan akan stabil dala jangka panjang. Sedangkan hasil dari variance decoposistion enunjukkan bahwa BOPO eiliki kontribusi lebih besar dari variabel DPK, CAR, FDR, TBH dan NPF lain dala epengaruhi besarnya pebiayaan. CAR eiliki kontribusi terendah dala epengaruhi besaran pebiayaan dibanding variabel lain. Seperti diketahui variasi data CAR relatif konstan dibanding variabel yang lain karena bank syariah berusaha eenuhi CAR yang telah ditentukan BI daripada eningkatkan CAR yang berakibat turunya keapuan bank dala eanfaatkan dana untuk pebiayaan. Dari hasil penelitian ini dapat direkoendasikan untuk penelitian yang akan datang untuk easukkan variabelvariabel akro ekonoi sebagai penentu pebiayaan. Disaping itu, perlu diteliti tentang potensi diasing-asing pebiayaan, seperti pebiayaan dengan ski bagi hasil, ski jual beli dan ski sewa jual bank syariah. Dan, penelitian sektor sektor-sektor ekonoi yang potensial sebagai obyek pebiayaan diperlukan untuk ebuat kebijakan pebiayaan bank syariah lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Adziatinur, F., S. Hartoyo S, dan R. Wiliasih Faktor-faktor yang Mepengaruhi Besaran Pebiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.Jurnal Al Muzara ah, 3 (2): Destiana, R Analisis Faktor-faktor Internal yang Mepengaruhi Pebiayaan usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKLM) pada Bank Syariah di Indonesia, JRKA. 2 (1): Dyataa, N. A dan I, Yuliadi Deterinan Julah Pebiayaan Bank Syariah di Indonesia, Jurnal Ekonoi dan Studi Pebangunan. 16 (1): Giannini, G. N Faktor yang Mepengaruhi Pebiayaan Mudharabah pada Bank Uu Syariah di Indonesia. Accounting Analysis Journal. 2 (1): Jailah Faktor-faktor yang Mepengaruhi Pebiayaan Mudharabah pada Bank Uu Syariah di Indonesia. Jurnal Ilu dan Riset Akuntansi. 5 (4): 1-20 Kusuawati, N.N Analisis Pebiayaan Sektor Konstruksi pada Perbankan Syariah di Indonesia. Al-Muzaraah. 1 (2): Meydianawati, L. G Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia. Buletin Studi Ekonoi. 12 (2) Nasution, Z dan Ulu A. Sl, 2016, Analisis Risiko Pebiayaan Syariah pada Sektor Ekonoi, Jurnal Kopilasi Ilu Ekonoi, 7 (2): Qolby, L. M Faktor-faktor yang Mepengaruhi Pebiayaan pada Perbankan Syariah di Indonesia periode Tahun , Econoics Developent Analysis Journal. 2 (4): Wahab Analisa Pengaruh FDR, NPF, Tingkat Bagi Hasil, Kualitas Jasa dan Atribut produk Isla terhadap Tingkat pebiayaan Mudharabah pada Bank Uu Syariah di Searang, Econoica, 5 (2):

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA FACTORS AFFECTING THE AMOUNT OF FINANCING ISLAMIC BANKING IN INDONESIA Fauziyah Adzimatinur 1, Sri Hartoyo 2, Ranti Wiliasih

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. menguji data yang bersifat time series agar terhindar dari spurious regression. Jika nilai t-

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. menguji data yang bersifat time series agar terhindar dari spurious regression. Jika nilai t- BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Unit Root Test Uji akar unit atau disebut juga dengan uji akar stasioner yang digunakan untuk menguji data yang bersifat time series agar terhindar dari spurious

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk melihat perkembangan suatu variabel yang digunakan dalam penelitian yang diteliti oleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penjualan dan Pasokan Bulan January 2005 2006 2007 Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan 293.57 291.82 325.64 546.955 359.88 762.063 February 297.05 291.82 341.45

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1%

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1% BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Data yang akan digunakan untuk estimasi VAR perlu dilakukan uji stasioneritasnya terlebih dahulu. Suatu data dikatakan stasioner jika nilai rata-rata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah Perkembangan sistem ekonomi syariah di Indonesia terlihat semakin pesat. Fenomena perbankan syariah di Indonesia dimulai

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN FAUZIYAH ADZIMATINUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN FAUZIYAH ADZIMATINUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2010-2013 FAUZIYAH ADZIMATINUR DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut : BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu (timeseries) bulanan dari periode 2008:04 2013:12 yang diperoleh dari laporan Bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif dengan hubungan kausal dimana terdapat variabel bebas dan terikat.dilihat dari data yang diperoleh,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 69 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian menggunakan data sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data sekunder dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh CAR, NPF, FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. Sebagaimana telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 70 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penilitian ini adalah pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

TESIS PIHAK CORRECTION PROGRAM

TESIS PIHAK CORRECTION PROGRAM TESIS ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA, CAR, NPLs DAN MARKET SHARE TERHADAP PERTUMBUHAN KREDIT MODAL KERJA DENGAN MODEL VECTOR ERROR CORRECTION (STUDI PADA BANK PERSERO 2004:1-2012:6) ALBERT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBIAYAAN BAGI HASIL PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA ADE TRIANA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBIAYAAN BAGI HASIL PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA ADE TRIANA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBIAYAAN BAGI HASIL PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA ADE TRIANA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu menghimpun

Lebih terperinci

INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA Lianti, T. Mustaqim 1) Elsha Nora 2) 1,2) Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe 3) Alumni Politeknik Negeri Lhokseumawe Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sistem perbankan Islam atau lebih dikenal dengan bank syariah merupakan bank yang kegiatannya tidak menggunakan prinsip berdasarkan bunga, melainkan menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL ANALISIS Pengujian vektor autoregresi pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 6 yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Quantitative

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK UMUM SYARIAH NASIONAL INDONESIA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK UMUM SYARIAH NASIONAL INDONESIA ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK UMUM SYARIAH NASIONAL INDONESIA (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Nasional di Indonesia Tahun 2011-2016) EXTERNAL AND

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskripstif merupakan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diketahui, kegiatan perbankan syariah di Indonesia baru di mulai sejak tahun 1992. Pengaturan mengenai perbankan syariah pada saat itu masih sangat terbatas.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan memiliki tujuan yang pada dasarnya mendapatkan keuntungan demi kelancaran usahanya dan mampu bersaing dalam lingkungan bisnis secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Stasioneritas Dalam meneliti data time series, yang pertama harus dilakukan adalah dengan menggunakan uji stasioneritas. Uji stasioneritas yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 8 1.3 Maksud

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Gambaran Umum Perbankan Indonesia Dilihat dari segi kepemilikannya, Bank di Indonesia dibedakan menjadi enam kategori bank, diantaranya adalah Bank

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihindari keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank

Lebih terperinci

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Stasioneritas Pengujian stasioneritas data yang digunakan terhadap seluruh variabel dalam model kajian didasarkan pada Augmented Dickey Fuller test (ADF test),

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perkembangan Instrumen Kebijakan Moneter Syariah di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perkembangan Instrumen Kebijakan Moneter Syariah di Indonesia BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Instrumen Kebijakan Moneter Syariah di Indonesia Industri perbankan syariah mulai berkembang pada awal tahun 1980-an dari diskusi para ekonom yang bertemakan

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengalami fluktuasi antar waktu. Data tersebut mengindikasikan adanya

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengalami fluktuasi antar waktu. Data tersebut mengindikasikan adanya 47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Volatilitas Harga Minyak 4.1.1 Deskripsi Data Plot data harga minyak pada bulan Januari 2000 hingga bulan Desember 2011 dapat dilihat pada Gambar 4.1. Hal ini menunjukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Mercu Buana dengan data yang diambil adalah harga penutupan dari tahun 2009-2015, untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci