ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBIAYAAN BAGI HASIL PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA ADE TRIANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBIAYAAN BAGI HASIL PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA ADE TRIANA"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBIAYAAN BAGI HASIL PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA ADE TRIANA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2016 Ade Triana NIM H

4 ABSTRAK ADE TRIANA. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Dibimbing oleh RINA OKTAVIANI dan SALAHUDDIN EL AYYUBI. Pembiayaan bagi hasil berperan penting dalam menggerakan sektor riil, namun porsi pembiayaan syariah saat ini masih didominasi oleh pembiayaan berbasis jual beli. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pembiayaan bagi hasil pada BPRS di Indonesia pada periode tahun serta respon pembiayaan bagi hasil terhadap guncangan (shock) yang terjadi pada variabel yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalah VECM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi pembiayaan bagi hasil secara signifikan dalam jangka panjang adalah variabel dana pihak ketiga (DPK), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), return on asset (ROA), capital adequacy ratio (CAR), dan equivalent rate pembiayaan (ERP). Variabel yang tidak berpengaruh signifikan pada pembiayaan bagi hasil yaitu biaya operasional per pendapatan operasional (BOPO). Hasil uji Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa guncangan yang terjadi pada NPF, BOPO, FDR, dan ROA direspon positif oleh pembiayaan bagi hasil pada jangka panjang. Sementara itu, guncangan yang terjadi pada variabel DPK, CAR, dan ERP direspon negatif oleh pembiayaan bagi hasil pada jangka panjang. Kata kunci: BPRS, pembiayaan bagi hasil, shock, VECM ABSTRACT ADE TRIANA. Analysis of Factors Affecting Profit-loss Sharing Financing in Islamic Rural Bank in Indonesia. Supervised by RINA OKTAVIANI and SALAHUDDIN EL AYYUBI. Profit-loss sharing financing play an important role in moving the real sector, however the portion of sharia financing is still dominated by debt financing. The objective of this study is to analyze factors affecting profit-loss sharing financing in islamic rural bank in Indonesia in the period of and its response by shock to the studied variant. Research method used is VECM. The result shows in long term, third party fund (DPK), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), return on assets (ROA), capital adequacy ratio (CAR), and equivalent rate of financing (ERP) give significant effect to profit-loss sharing financing, while operating costs per operating income (BOPO) doesn t give significant effect in long term. Impulse Response Function test result shows that shock to NPF, BOPO, FDR, ROA are positively responsed by profit-loss sharing financing. While shock to DPK, CAR, ERP are negatively responsed by profit-loss sharing financing. Keywods: BPRS, profit-loss sharing financing, shock, VECM

5 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBIAYAAN BAGI HASIL PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA ADE TRIANA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

6

7

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga sehingga skripsi yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil pada BPRS di Indonesia ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasalam sebagai suri tauladan dan panutan bagi seluruh umat manusia. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis, yaitu Ibu Siti Aisah dan Bapak Sudirman atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang telah diberikan. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof Dr Ir Rina Oktaviani, MS dan Bapak Salahuddin El Ayyubi, Lc, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, saran, waktu, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr. Lukytawati Anggraeni, MSi selaku penguji utama, dan Ibu Ranti Wiliasih, SP, MSi selaku penguji dari komisi pendidikan. 3. Seluruh dosen dan staf Ilmu Ekonomi khususnya dosen Ilmu Ekonomi Syariah atas segala ilmu yang telah diberikan. 4. Sahabat-sahabat penulis, Febri Ramadhani, Ira Roch Indrawati, Ita Sugih Hartati, Aydinda Sercika Dranny, dan Ima Duwi Robaikah atas semua momen, dukungan, dan semangatnya selama ini. 5. Teman-teman satu bimbingan skripsi, Hasan, Lisa, Eni, dan Dewi atas kerjasama dan dukungannya selama proses penyusunan skripsi. 6. Seluruh keluarga Ilmu Ekonomi Syariah angkatan 49. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juli 2016 Ade Triana

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 TINJAUAN PUSTAKA 6 Penelitian Terdahulu 9 Kerangka Pemikiran Operasional 10 Hipotesis Penelitian 11 METODE PENELITIAN 12 Jenis dan Sumber Data 12 Variabel dan Definisi Operasional 12 Metode Pengolahan dan Analisis Data 13 HASIL DAN PEMBAHASAN 14 Perkembangan BPRS dan Rasio Keuangan BPRS di Indonesia 14 Gambaran Umum Pembiayaan Bagi Hasil pada BPRS di Indonesia 15 Uji Pra Estimasi 15 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil 17 Respon Pembiayaan Bagi Hasil terhadap Guncangan pada Variabel Internal 20 Kontribusi Dinamis Variabel Internal terhadap Pembiayaan Bagi Hasil 21 SIMPULAN DAN SARAN 23 Simpulan 23 Saran 24 DAFTAR PUSTAKA 24 LAMPIRAN 26 RIWAYAT HIDUP 40

10 DAFTAR TABEL 1 Jaringan kantor perbankan syariah di Indonesia 1 2 Komposisi pembiayaan yang diberikan BPRS di Indonesia 3 3 Rasio keuangan BPRS 14 4 Hasil uji stasioneritas data 16 5 Hasil uji lag optimum 16 6 Hasil Johansen Cointegration Test 17 7 Hasil estimasi VECM jangka panjang 17 DAFTAR GAMBAR 1 Jumlah pembiayaan bagi hasil BPRS 4 2 Rasio pembiayaan bagi hasil BPRS terhadap total pembiayaan 4 3 Kerangka pemikiran operasional 11 4 Porsi pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah 15 5 Impulse Response Function pembiayaan bagi hasil 20 6 Forecasting Error Variance Decomposition pembiayaan bagi hasil 23 DAFTAR LAMPIRAN 1 Uji stasioneritas data pada tingkat level 26 2 Uji stasioneritas data pada first difference 28 3 Uji stabilitas VAR 30 4 Uji lag optimum 30 5 Uji kointegrasi 31 6 Hasil estimasi VECM 32 7 Hasil Impulse Response Function 36 8 Hasil Forecasting Error Variance Decomposition 38

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Bank syariah merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Selain itu, bank syariah juga berperan sebagai lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank syariah dalam menjalankan usahanya menggunakan prinsip bebas riba, yaitu dalam kegiatan operasionalnya tidak membenarkan adanya penerapan bunga, sebagai alternatifnya perbankan syariah menerapkan sistem profit and loss sharing atau bisa disebut juga sistem bagi hasil. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan pesat sejak didirikannya bank syariah pertama di Indonesia pada tahun Disahkannya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 atas perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan mengenai sistem perbankan ganda telah membuka peluang yang baik terhadap perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia. Hal tersebut telah membuka kesempatan yang luas kepada bank umum untuk membuka kantor cabang yang khusus melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau bahkan berkonversi menjadi bank syariah. Lembaga keuangan perbankan syariah berdasarkan jenis dan kegiatan usahanya dibedakan menjadi: Bank Umum Sariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan BPR adalah bank yang menerima simpanan uang hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya. BPR Syariah adalah bank sebagaimana BPR konvensional namun, dalam operasionalnya dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dinilai dari perkembangan jaringan, peningkatan jumlah BPRS dapat dinilai cukup signifikan. Perkembangan jaringan kantor perbankan syariah dapat dilihat dari data statistik perbankan syariah Bank Indonesia (Januari 2016) pada Tabel 1, hingga saat ini, terdapat 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan 449 kantor cabang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Tabel 1 Jaringan kantor perbankan syariah di Indonesia Kelompok Bank Bank Umum Syariah Jumlah Kantor BUS Unit Usaha Syariah Jumlah Kantor UUS Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Jumlah Kantor BPRS Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Januari Kehadiran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dapat diarahkan menjadi solusi bagi permasalahan ekonomi Indonesia saat ini yaitu dalam mengurangi jumlah

12 2 pengangguran dan kemiskinan. Keunggulan BPRS dibandingkan lembaga perbankan lainnya adalah kemampuannya dalam memberikan pelayanan dengan jangkauan yang lebih luas kepada masyarakat yang membutuhkan permodalan. Sebab, tugas penting dari perbankan syariah adalah menyalurkan pembiayaan, yaitu memberikan fasilitas penyediaan dana kepada pihak-pihak yang memerlukan permodalan, terutama pembiayaan kepada sektor riil. Konsep Islam adalah menjaga keseimbangan antara sektor riil dengan sektor moneter, sehingga pertumbuhan pembiayaan tidak akan lepas dari pertumbuhan sektor riil yang dibiayainya. Penyaluran pembiayaan tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Quran Surat Al-Hasyr ayat 7 yang berbunyi:... agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu... Penyaluran pembiayaan bertujuan agar harta disalurkan untuk dikelola, seperti kepada sektor riil, sehingga harta tidak hanya beredar pada golongan tertentu saja. Oleh karena itu, faktor pembiayaan yang diterapkan di BPRS menekankan posisi yang sangat penting untuk menjaga stabilitas pada perkembangan sektor riil. BPRS yang diharapkan mampu mendorong tumbuhnya sektor riil didukung oleh banyaknya macam pembiayaan yang tersedia. Pembiayaan tersebut antara lain pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah), pembiayaan dengan prinsip jual beli (pembiayaan murabahah, pembiayaan salam, pembiayaan istishna ), pembiayaan dengan prinsip sewa (pembiayaan ijarah), dan pembiayaan dengan prinsip akad lainnya sebagai pelengkap. Diantara bermacam-macam pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) diharapkan bisa mendominasi pembiayaan pada bank syariah, karena dengan sistem bagi hasil dapat menggerakan usaha yang bersifat produktif seperti sektor riil, sehingga diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru yang nantinya mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Pembiayaan syariah dengan akad bagi hasil yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah juga diharapkan oleh perbankan syariah di Indonesia sebagai instrumen yang tepat untuk menggantikan sistem bunga pada bank konvensional. Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal), dan pihak kedua sebagai pengelola dana (mudharib), serta kerugian yang timbul akan ditanggung pemilik dana selama tidak terbukti bahwa mudharib melakukan kecurangan atau perbuatan yang tidak amanah. Sedangkan musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan kontribusi dana masing-masing. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) tersebut menjadi ciri utama dari perbankan syariah karena memenuhi prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan, dan kejujuran, dimana dengan konsep bagi hasil tersebut bank syariah siap berbagi resiko usaha dengan nasabah, berbeda dengan kredit pada bank konvensional dimana nasabah menanggung semua resiko. Namun, dari sejumlah pembiayaan yang disalurkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dari tahun 2011 sampai 2015, jumlah pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) masih lebih rendah dari pembiayaan jual beli (murabahah) yang selalu mendominasi diantara pembiayaan yang lain. Data

13 Statistik Perbankan Syariah menunjukkan bahwa jumlah pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) BPRS mengalami kenaikan setiap tahun, namun rasionya masih sangat kecil dibandingkan pembiayaan murabahah. Kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2 Komposisi pembiayaan yang diberikan BPRS di Indonesia Akad Mudharabah (juta rupiah) Porsi terhadap 2.83 % 2.79 % 2.41 % 2.44 % 2.92 % total pembiayaan 3 Musyarakah (juta rupiah) Porsi terhadap total pembiayaan % 9.03 % 9.62 % % % Murabahah (juta rupiah) Porsi terhadap total pembiayaan % % % % % Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Desember Hal tersebut tidak sejalan dengan tujuan perbankan syariah yaitu mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu negara melalui sektor riil melalui pembiayaan berbasis bagi hasil. Menurut Mustaqimah (2015) rendahnya jumlah pembiayaan bagi hasil disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor persepsi masyarakat dan pengelola bank syariah itu sendiri. Masih relatif rendahnya jumlah pembiayaan bagi hasil menunjukkan bahwa perbankan syariah, termasuk BPRS, belum mencerminkan core business yang sesungguhnya. Padahal pembiayaan bagi hasil inilah yang sangat berpotensi dalam menggerakkan sektor riil. Perumusan Masalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagai bagian dari industri perbankan syariah di Indonesia memiliki tugas penting dalam menyalurkan pembiayaan kepada sektor riil melalui pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah). Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah hingga saat ini menunjukkan bahwa realisasi pembiayaan bagi hasil yang diberikan oleh BPRS masih rendah dan cenderung didominasi oleh pembiayaan jual beli (murabahah). Jumlah total pembiayaan bagi hasil BPRS di Indonesia mengalami fluktuasi, begitu juga dengan rasio pembiayaan bagi hasil yang cenderung berfluktuatif. Jumlah pembiayaan bagi hasil pada BPRS salah satunya dipengaruhi oleh besarnya dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh BPRS. Peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang telah dihimpun oleh BPRS ternyata tidak diikuti oleh peningkatan rasio pembiayaan bagi hasil pada BPRS.

14 Pembiayaan Bagi Hasil BPRS (Juta Rupiah) Sumber: SPS, Desember Gambar 1 Jumlah pembiayaan bagi hasil BPRS Statistik Perbankan Syariah Desember 2015 pada Gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah pembiayaan bagi hasil memiliki tren yang meningkat sejak Januari 2011 hingga Desember Pada bulan Januari 2011, pembiayaan bagi hasil berjumlah juta rupiah dan pada Desember 2015, pembiayaan bagi hasil berjumlah juta rupiah. Selama kurun waktu lima tahun jumlah pembiayaan bagi hasil meningkat sebesar juta rupiah. Rasio Pembiayaan Bagi Hasil BPRS di Indonesia (%) Jan-11 Apr-11 Jul-11 Juta Rupiah Okt-11 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Okt-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Okt-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Okt-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Okt-15 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Okt-11 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Okt-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Okt-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Okt-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Okt-15 Persen Sumber: SPS, Desember Gambar 2 Rasio pembiayaan bagi hasil BPRS terhadap total pembiayaan Namun demikian, Statistik Perbankan Syariah BPRS di Indonesia pada Gambar 2 menunjukkan bahwa rasio pembiayaan bagi hasil mengalami fluktuasi sejak tahun Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa setiap tahunnya rasio penyaluran pembiayaan bagi hasil tidak selalu meningkat porsinya dari total pembiayaan secara keseluruhan.

15 Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi bank dalam hal menyalurkan pembiayaan. Dana Pihak Ketiga (DPK) bukanlah satu-satunya variabel yang memengaruhi perilaku penawaran kredit perbankan, tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan atau CAR (Capital Adequacy Ratio), jumlah pembiayaan bermasalah (NPF), ROA (Return on Asset) yang merupakan faktor rentabilitas dan mencerminkan tingkat keuntungan adalah variabel lain yang bisa berpengaruh terhadap keputusan bank dalam menyalurkan pembiayaan kepada nasabah (Lestari 2014). Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pembiayaan bagi hasil pada BPRS di Indonesia? 2. Bagaimana respon pembiayaan bagi hasil pada BPRS terhadap guncangan (shock) yang terjadi pada Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Equivalent Rate Pembiayaan (ERP)? Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pembiayaan bagi hasil pada BPRS di Indonesia. 2. Menganalisis respon pembiayaan bagi hasil pada BPRS terhadap guncangan (shock) yang terjadi pada Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Equivalent Rate Pembiayaan (ERP). Manfaat Penelitian Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan. 1. Untuk instansi perbankan syariah dan pemerintah Sebagai referensi masukan dan bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang tepat bagi perbankan syariah khususnya BPRS terkait dengan pembiayaan bagi hasil. 2. Untuk Akademisi Sebagi sumber informasi dan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan menganalisis tentang faktor yang memengaruhi pembiayaan bagi hasil pada BPRS di Indonesia pada periode tahun Faktor-faktor yang akan diteliti berasal dari sisi internal perbankan syariah. Variabel internal yang digunakan diperoleh dari rasio keuangan BPRS serta data dana pihak ketiga (DPK) dan equivalent rate pembiayaan BPRS. 5

16 6 TINJAUAN PUSTAKA Perbankan Syariah Perbankan Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, dan menurut jenisnya terdapat bank umum syariah, unit usaha syariah, dan bank pembiayaan rakyat syariah. 1. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat berupa bank devisa dan non devisa. Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi dengan mata uang asing termasuk transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, pembukaan letter of credit, dan sebagainya. 2. Unit Usaha Syariah (UUS) merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. UUS juga dapat sebagai unit kerja di kantor cabang bank asing konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah atau unit syariah. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa maupun non devisa. 3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan bank syariah yang dalam kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukum dari BPRS ialah perseroan terbatas dan hanya dapat dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI), pemerintah daerah, atau kemitraan antara WNI atau badan hukum Indonesia dengan pemerintah daerah. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Secara umum, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPR Syariah) tidak jauh berbeda dengan Bank Perkreditan Rakyat Konvensional (BPR Konvensional), namun, secara prinsip ada perbedaan BPR Syariah dengan BPR Konvensional. BPR Syariah tidak dapat dikonversi menjadi BPR Konvensional. Prinsip dalam bank syariah tidak mengenal sistem bunga atau riba yang diterapkan di bank konvensional. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktik perbankan. Perbedaan lainnya BPR Syariah dengan BPR Konvensional terletak pada produk yang ditawarkan. Produk kredit untuk bank konvensional dan produk pembiayaan untuk bank syariah. Kedua produk ini sama-sama menawarkan dan menyalurkan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Perbedaannya adalah dalam bank konvensional, pihak peminjam harus mengembalikan uang pokok ditambah bunga yang ditetapkan oleh bank. Tetapi, untuk bank syariah pihak peminjam mengembalikan uang pokok dan tambahan biaya sesuai dengan akad yang disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu pihak bank dan pihak peminjam. Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 meliputi: (1) menghimpun dana dari masyarakat, (2) menyalurkan dana kepada masyarakat, (3) menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad wadi ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah dan/atau dalam bentuk akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah,

17 (4) memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS, serta (5) menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia. Pembiayaan Syariah Bank syariah merupakan lembaga intermediasi yang memiliki tugas penting dalam hal pendanaan dan pembiayaan, dimana bank syariah menyalurkan dananya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan yang berasal dari dana tabungan dan deposito masyarakat. Pembiayaan merupakan pendanaan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik perorangan maupun lembaga. Antonio (2001) mengatakan pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan syariah menurut UU No. 21 pasal 1 ayat 25 Tahun 2008, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah, atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik, transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna, transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Fungsi Pembiayaan Pembiayaan mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting dalam sistem perekonomian baik secara makro maupun mikro (Rivai 2011). Fungsi-fungsi tersebut yaitu: (1) pembiayaan dapat meningkatkan daya guna dari modal/uang, (2) pembiayaan dapat meningkatkan daya guna dari suatu barang, (3) pembiayaan dapat menimbulkan kegiatan usaha masyarakat, (5) pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi negara, seperti: pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat, serta (6) pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil Jenis pembiayaan yang membedakan sistem lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan konvensional adalah equity financing based (pembiayaan berbasis ekuitas) dengan skema bagi hasil. Pembiayaan dengan 7

18 8 prinsip bagi hasil (profit-loss sharing) secara umum dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu musyarakah, mudharabah, muzara ah dan mushaqah. Meskipun demikian, prinsip yang paling banyak dipakai adalah musyarakah dan mudharabah, sedangkan muzara ah dan mushaqah dipergunakan khusus untuk plantation financing. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil adalah sebagai berikut: 1. Mudharabah Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak dimana pihak pertama sebagai penyedia modal (shahibul mal) dan pihak kedua sebagai pengelola modal (mudharib). Keuntungan dalam mudharabah akan dibagi sesuai dengan kesepakatan di awal akad, sementara kerugian akan ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal selama mudharib tidak terbukti melakukan kecurangan maupun perbuatan yang tidak amanah. Secara umum mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu: mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah. Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul mal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Sedangkan mudharabah muqayyadah, atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum dari shahibul mal dalam memasuki jenis dunia usaha. Landasan syariah yang mendasari akad mudharabah adalah Quran Surat Al- Muzzammil ayat 20, yang artinya: dan dari orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah Sedangkan Hadits Nabi menyatakan sebagai berikut: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW, dan Rasulullah membolehkannya. 2. Musyarakah Musyarakah atau syirkah adalah akad kerja sama dalam menjalankan suatu usaha antara dua pihak dimana kedua pihak memberikan kontribusi modal masingmasing. Nisbah bagi hasil sesuai kesepakatan di awal akad dan kerugian ditanggung bersama sesuai porsi modal yang diberikan. Adapun yang menjadi landasan syariah akad musyarakah ini adalah Quran Surat An-Nisa ayat 12, yang artinya: maka mereka berserikat pada sepertiga. Selanjutnya didalam Quran surat As-Shaad ayat 24, dikatakan pula: dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh Sedangkan Hadits Nabi yang berkaitan dengan hal ini adalah:

19 Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW, bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman: Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya. Hadits ini menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-hambanya yang melakukan perkongsian selama saling menjunjung tinggi amanat kebersamaan dan menjauhi pengkhianatan dari kesepakatan yang telah disetujui diawal akad. Penelitian Terdahulu Sukmayasa (2014) melakukan penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang Memengaruhi Rasio Pembiayaan Bagi Hasil di Perbankan Syariah Indonesia dengan menggunakan metode VECM untuk melihat pengaruh jangka panjang dan respon terhadap guncangan (shock) yang terjadi pada variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang DPK, Imbal Bagi Hasil, dan SBK memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap rasio pembiayaan bagi hasil. Variabel NPF dan SBIS memberikan pengaruh yang negatif dan signifikan dalam jangka panjang, sementara IPI tidak signifikan dalam jangka panjang. Guncangan yang terjadi pada DPK, SBK, dan imbal bagi hasil direspon positif oleh rasio pembiayaan bagi hasil dan stabil kembali pada bulan ke 24, bulan ke 22, dan bulan ke 23. Guncangan yang terjadi pada NPF dan SBIS direspon negatif oleh rasio pembiayaan bagi hasil dan kembali stabil pada bulan ke 29 dan bulan ke 24. Adzimatinur (2014) dalam penelitiannya yang bertujuan menganalisis faktorfaktor yang memengaruhi besaran pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Vector Error Correction Model (VECM) untuk melihat pengaruh jangka panjang dan respon terhadap guncangan (shock) yang terjadi pada variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, tingkat bagi hasil, DPK, dan FDR memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan, sedangkan NPF memberikan pengaruh yang signifikan negatif. ROA dan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Guncangan yang terjadi pada pembiayaan, NPF, dan ROA direspon positif oleh pembiayaan dan akan stabil dalam jangka panjang. Sedangkan guncangan yang terjadi pada tingkat bagi hasil, DPK, FDR, dan BOPO direspon negatif oleh pembiayaan dan akan stabil dalam jangka panjang. Penelitian Lestari (2014) yang bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pembiayaan murabahah di Bank Umum Syariah di Indonesia dan mengukur seberapa besar pengaruh faktor tersebut terhadap pembiayaan murabahah dengan metode regresi data panel. Penelitian ini menggunakan data triwulan periode tahun 2010 hingga tahun Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembiayaan murabahah sebagai variabel dependen dan Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequancy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA), Finance to Deposit Ratio (FDR) dan suku bunga konvensional sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji F variabel DPK, CAR, NPF, ROA, FDR, dan suku bunga konvensional berpengaruh nyata terhadap pembiayaan murabahah di bank umum syariah di Indonesia. Untuk uji t variabel DPK, ROA, FDR dan suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Sedangkan untuk variabel CAR dan NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah di Bank Umum Syariah di Indonesia. 9

20 10 Penelitian Nugraha (2014) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pembiayaan syariah ke sektor jasa dunia usaha di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series bulanan periode Januari 2009 hingga Desember Hasil analisis dengan menggunakan metode OLS menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi pembiayaan perbankan syariah secara signifikan dan sesuai hipotesis terhadap jasa dunia usaha adalah dana pihak ketiga, finance to deposit ratio dan suku bunga bank konvensional terhadap sektor jasa dunia usaha dimana ketiga variabel tersebut berpengaruh positif serta variabel equivalent rate perbankan syariah yang berpengaruh negatif. Sementara variabel non performing finance dan inflasi berpengaruh signifikan namun hubungannya tidak sesuai dengan hipotesis. Variabel NPF berpengaruh positif karena tingkat NPF sektor jasa dunia usaha relatif kecil dan Inflasi berpengaruh positif karena peningkatan harga meningkatkan kebutuhan akan pembiayaan. Penelitian Kamillia (2016) yang berjudul Faktor-faktor yang Memengaruhi Equity Financing pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel DPK, FDR, SBK berpengaruh positif signifikan terhadap equity financing dan hasil ini sesuai dengan hipotesis. Variabel NPF berpengaruh positif namun tidak sesuai dengan hipotesis, hal ini disebabkan karena porsi equity financing yang relatif kecil, NPF pada equity financing dinilai tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap pembiayaan. Sedangkan variabel BOPO dan ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap equity financing. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang memengaruhi pembiayaan bagi hasil pada BPRS di Indonesia. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan variabel dari sisi internal BPRS. Variabel yang digunakan adalah jumlah pembiayaan bagi hasil, Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Equivalent Rate Pembiayaan (ERP). Secara konseptual alur pemikiran dapat dilihat pada (Gambar 3).

21 11 Rendahnya pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sektor bagi hasil Perkembangan pembiayaan bagi hasil pada BPRS di Indonesia Faktor-faktor yang memengaruhi pembiayaan bagi hasil BPRS Respon pembiayaan bagi hasil terhadap shock variabel peubah. Metode VAR VECM (Vector Error Correction Model) Saran dan rekomendasi kebijakan Gambar 3 Kerangka pemikiran operasional Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian untuk menjawab tujuan adalah sebagai berikut: 1. Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki hubungan positif terhadap pembiayaan bagi hasil. 2. Variabel Non Performing Financing (NPF) memiliki hubungan negatif terhadap pembiayaan bagi hasil. 3. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki hubungan positif terhadap pembiayaan bagi hasil. 4. Variabel Return on Asset (ROA) memiliki hubungan positif terhadap pembiayaan bagi hasil. 5. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki hubungan positif terhadap pembiayaan bagi hasil. 6. Variabel Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki hubungan yang negatif terhadap pembiayaan bagi hasil. 7. Variabel Equivalent Rate Pembiayaan (ERP) memiliki hubungan positif terhadap pembiayaan bagi hasil.

22 12 METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder dengan frekuensi bulanan dari Januari 2011 sampai dengan Desember Metode pengumpulan data merupakan studi literatur dan library research. Data diambil dari beberapa sumber, yaitu Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia (SPS-BI) yang berasal dari publikasi Otoritas jasa Keuangan (OJK). Penelitian ini juga menggunakan data lainnya dari literatur yang berkaitan dengan penelitian, buku, skripsi, jurnal, dan media internet sebagai pelengkap. No Variabel Simbol Sumber Data 1. Pembiayaan Bagi Hasil LNPBH SPS-BI 2. Dana Pihak Ketiga LNDPK SPS-BI 3. Non Performing Financing NPF SPS-BI 4. Financing to Deposit Ratio FDR SPS-BI 5. Return on Asset ROA SPS-BI 6. Capital Adequacy Ratio CAR SPS-BI 7. Biaya Operasional per BOPO Pendapatan Operasional SPS-BI 8. Equivalent Rate Pembiayaan ERP SPS-BI Variabel dan Definisi Operasional 1. Pembiayaan Bagi Hasil (PBH) adalah jumlah pembiayaan mudharabah dan musyarakah di BPRS. 2. Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah total dana pihak ketiga yang dihimpun oleh BPRS. 3. Non Performing Financing (NPF) adalah rasio pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan BPRS. 4. Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio yang membandingkan antara pembiayaan dengan dana pihak ketiga. 5. Return on Asset (ROA) menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. ROA menggambarkan besarnya tingkat keuntungan yang dicapai oleh BPRS. 6. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah indikator kecukupan modal bank terhadap kemampuan BPRS untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian BPRS yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. 7. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan perhitungan efisiensi BPRS dengan membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. 8. Equivalent Rate Pembiayaan adalah tingkat imbal bagi hasil pembiayaan bagi hasil BPRS.

23 13 Metode Pengolahan dan Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelititan ini adalah VAR dan VECM. Software yang digunakan adalah Microsoft Office 2013 dan E-Views 6. Metode Vector Auto Regression (VAR) Metode VAR merupakan multivariate time series analysis yang diperkenalkan oleh Christopher Sims. Metode VAR menyediakan cara yang sistematis dalam menangkap perubahan yang dinamis dalam multiple time series, serta memiliki pendekatan yang kredibel dan lebih mudah dipahami untuk pendekripsian data, peramalan, inferensi struktural, serta analisis kebijakan (Firdaus 2011). Persamaan VAR dapat ditulis sebagai berikut: y t = A 0 + A 1 y t- 1 + A 2 y t A p y t-p + e t Di mana: yt = vektor berukuran (n x 1) yang berisikan n variabel yang terdapat dalam sebuah model VAR A0 = vektor intersep berukuran (n x 1) A1 = matriks koefisien/parameter berukuran (n x n) untuk setiap i = 1,2,...,p et = vektor error berukuran (n x 1) Metode Vector Error Correction Model (VECM) VECM merupakan bentuk VAR terestriksi. Retriksi tambahan harus diberikan karena adanya bentuk data yang tidak stasioner pada level, tetapi terkointegrasi. VECM memanfaatkan informasi restriksi kointegrasi tersebut ke dalam spesifikasinya. Sehingga, VECM sering disebut juga desain VAR bagi series nonstasioner yang mempunyai hubungan kointegrasi. Dengan demikian, dalam VECM terdapat speed of adjustment dari jangka pendek ke jangka panjang. Spesifikasi model VECM secara umum adalah sebagai berikut: k 1 y t = µ 0x + µ 1x t + x y t-1 + i = 1 Г ix y t-1 + ε t Di mana: yt = vektor yang berisi variabel yang dianalisis dalam penelitian µ0x = vektor intercept µ1x = vektor koefisien regresi t = time trend x = αx β dimana b mengandung persamaan kointegrasi jangka panjang yt-1 = variabel in-level Γix = matriks koefisien regresi k 1 = ordo VECM dari VAR = error term ɛt

24 14 Perumusan Model VECM Model VECM yang digunakan dalam penelitian ini adalah: LnPBH LnPBHt 1 LnDPK LnDPKt 1 NPF α10 α11 α18 NPFt 1 e1t FDR = + FDRt 1 + ROA α80 α81 α88 ROAt 1 e8t CAR CARt 1 BOPO BOPOt 1 ERP ERPt 1 Keterangan: LnPBH : Pembiayaan bagi hasil pada BPRS periode ke-t (Juta Rupiah) LnDPK : Dana pihak ketiga periode ke-t (Juta Rupiah) NPF : Non Performing Financing periode ke-t (%) FDR : Financing to Deposit Ratio periode ke-t (%) ROA : Return on Asset periode ke-t (%) CAR : Capital Adequacy Ratio periode ke-t (%) BOPO : Biaya operasional per pendapatan operasional periode ke-t (%) ERP : Equivalent Rate pembiayaan bagi hasil periode ke-t (%) HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan BPRS dan Rasio Keuangan BPRS di Indonesia Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagai bagian dari industri perbankan syariah di Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan lembaga perbankan lainnya yaitu kemampuannya dalam memberikan pelayanan dengan jangkauan yang lebih luas kepada masyarakat. Hingga Januari 2016, terdapat 163 BPRS dan 449 kantor cabang BPRS (Statistik Perbankan Syariah). Kinerja pembiayaan BPRS dapat dilihat dari rasio keuangannya. Pada penelitian ini rasio keuangan yang digunakan adalah CAR, FDR, BOPO, NPF, dan ROA. Tabel 3 Rasio keuangan BPRS No Rasio Tahun CAR FDR BOPO NPF ROA Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Desember 2015.

25 Tabel 3 menunjukkan nilai CAR pada BPRS di Indonesia mengalami penurunan, dari tahun 2011 sebesar 23.49% hingga mencapai 21.47% pada tahun Nilai FDR pada BPRS di Indonesia memiliki perkembangan yang relatif menurun, dimana nilai FDR pada tahun 2011 adalah sebesar % yang kemudian mengalami penurunan hingga mencapai % pada tahun 2015, namun besaran FDR tersebut masih menunjukkan permintaan likuiditas BPRS yang cukup tinggi. Nilai ROA yang menunjukkan tingkat keuntungan yang dimiliki BPRS memiliki perkembangan yang fluktuatif dan cenderung menurun dari tahun 2011 sebesar 2.67% hingga pada tahun 2015 yang sebesar 2.20%. NPF yang merupakan rasio pembiayaan bermasalah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Nilai NPF pada tahun 2011 sebesar 6.11%, kemudian nilai NPF semakin meningkat hingga mencapai nilai 8.20% pada tahun Nilai BOPO pada tahun cenderung stabil pada tingkat 70-80%, namun pada tahun 2015 rasio BOPO meningkat hingga mencapai nilai 88.09%. Gambaran Umum Pembiayaan Bagi Hasil pada BPRS di Indonesia Hingga saat ini, pembiayaan pada BPRS masih didominasi oleh pembiayaan dengan akad Murabahah yang didasarkan pada skema jual beli (dapat dilihat pada Gambar 4) yaitu sebesar 86%. Porsi pembiayaan Murabahah yang tinggi tersebut memunculkan kesan dimasyarakat bahwa pembiayaan melalui bank syariah tidak ada bedanya dengan kredit melalui bank konvensional. Hal tersebut tidak mencerminkan core business perbankan syariah yang sesungguhnya berbasis pada sektor riil. Pembiayaan bagi hasil seharusnya merupakan pembiayaan utama perbankan syariah karena pembiayaan bagi hasil merupakan pembiayaan yang membedakan antara sistem perbankan syariah dengan perbankan konvensional (Kamillia 2016). 15 Mudharabah Musyarakah Murabahah 3% 11% 86% Sumber: Statistik Perbankan Syariah, April Gambar 4 Porsi pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Hasil Uji Stasioneritas Langkah pertama untuk mengestimasi model VECM yaitu dengan menguji apakah semua variabel sudah stasioner dengan menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) test. Uji stasioneritas dilakukan pada tingkat level sampai dengan first difference dengan menggunakan asumsi Schwartz Information Criteria (SIC). Data yang tidak stasioner pada level, kemudian diuji pada first difference.

26 16 Data dapat dikatakan stasioner atau tidak memiliki akar unit apabila nilai ADF statistik lebih kecil daripada nilai kritisnya. Nilai kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Data juga dapat dikatakan stasioner apabila nilai probabilitasnya kurang dari taraf nyata 5%. Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa semua variabel stasioner pada first difference. Tabel 4 Hasil uji stasioneritas data Variabel Level First Difference ADF-stat t-stat 5% Prob* ADF-stat t-stat 5% Prob* LNPBH LNDPK NPF FDR ROA CAR BOPO ERP Keterangan: Cetak tebal menunjukkan bahwa data tersebut stasioner pada taraf nyata 5%. Hasil Uji Lag Optimum Penentuan lag optimum berguna untuk menunjukkan berapa lama reaksi suatu variabel terhadap variabel lainnya dan untuk menghilangkan masalah autokorelasi dalam sebuah sistem VAR. Pengujian panjang lag optimum dapat dilakukan yaitu menggunakan Akaike Information Criterion (AIC), Schwartz Criterion (SC), dan Hannan-Quinn (HQ). Pengujian lag optimum dalam penelitian ini menggunakan kriteria SC. Berdasarkan Tabel 5, nilai SC terkecil terdapat pada lag satu sebesar Tabel 5 Hasil uji lag optimum Lag LR FPE AIC SC HQ 0 NA 4.74E E E E E Keterangan: Cetak tebal menunjukkan lag optimum berdasarkan kriteria. Hasil Uji Stabilitas Sistem VAR Setelah pengujian lag optimum, uji stabilitas VAR dilakukan untuk menguji kestabilan dari sistem VAR pada lag optimum tersebut. Estimasi VAR dapat dikatakan stabil apabila seluruh roots-nya memiliki modulus lebih kecil dari satu dan terletak di dalam unit circle-nya (Firdaus 2011). Hasil uji stabilitas VAR dalam penelitian menunjukkan nilai modulus yang berkisar antara sampai Hal ini menunjukkan bahwa model VAR dalam penelitian bersifat stabil, sehingga Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) dianggap valid.

27 17 Hasil Uji Kointegrasi Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan apakah variabel-variabel yang terintegrasi pada derajat yang sama terkointegrasi atau tidak. Pada penelitian ini, dimana semua variabel terintegrasi pada derajat I (First Difference), maka dapat dilakukan uji kointegrasi. Kointegrasi menggambarkan hubungan keseimbangan jangka panjang. Uji kointegrasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Johansen yaitu membandingkan antara trace statistic dengan critical value yang digunakan (yaitu 5%). Apabila trace statistic lebih besar dari critical value, terdapat kointegrasi dalam sistem persamaan tersebut. Tabel 6 Hasil Johansen Cointegration Test Hypothesized Eigenvalue Trace 0.05 Prob.** No. of CE(s) Statistic Critical Value None * At most 1 * At most 2 * At most 3 * At most 4 * At most At most At most 7 * Keterangan: Tanda bintang menunjukkan adanya kointegrasi. Berdasarkan hasil pengujian kointegrasi pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini terdapat enam persamaan kointegrasi. Persamaan kointegrasi ini menunjukkan bahwa secara multivariate terdapat persamaan linear jangka panjang yang terdapat di dalam model. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil Faktor-faktor yang memengaruhi pembiayaan bagi hasil dilihat dari hasil estimasi VECM. Model VECM memberikan output estimasi utama, yaitu mengetahui hubungan jangka panjang antar variabel. Dalam penelitian ini, penentuan signifikansi variabel berdasarkan taraf nyata sebesar 5%, dan t-tabel Tabel 7 Hasil estimasi VECM jangka panjang JANGKA PANJANG VARIABEL KOEFISIEN LNDPK(-1) NPF(-1) FDR(-1) ROA(-1) CAR(-1) BOPO(-1) ERP(-1) C Keterangan: Cetak tebal menunjukkan bahwa variabel signifikan pada taraf nyata 5%.

28 18 Hasil estimasi VECM pada Tabel 7 menunjukkan pengaruh jangka panjang. Angka yang dicetak tebal menunjukkan variabel-variabel yang signifikan.variabel yang signifikan memengaruhi pembiayaan bagi hasil (LNPBH) dalam jangka panjang adalah dana pihak ketiga (LNDPK), non performing financing (NPF), finance to deposit ratio (FDR), return on asset (ROA), capital adequacy ratio (CAR), dan equivalent rate pembiayaan (ERP). Sedangkan variabel yang tidak signifikan berpengaruh terhadap pembiayaan BPRS yakni BOPO. Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap pembiayaan bagi hasil. Hasil estimasi VECM menunjukkan ketika terjadi kenaikan sebesar 1% pada DPK, maka akan menaikkan pembiayaan bagi hasil sebesar % saat variabel lain dianggap konstan. Dana pihak ketiga merupakan sumber dana bagi pembiayaan, semakin besar jumlah DPK maka akan meningkatkan jumlah pembiayaan yang diberikan, termasuk pembiayaan bagi hasil. Hal ini berarti dalam jangka panjang perubahan tingkat DPK mampu memengaruhi pembiayaan bagi hasil. Hal ini sesuai dengan penelitian Nugraha (2014), Sukmayasa (2014), Adzimatinur (2014), dan Rahayu (2015) bahwa DPK memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan. Non Performing Financing Non performing financing (NPF) berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap pembiayaan bagi hasil dalam jangka panjang. Hasil estimasi VECM menunjukkan ketika terjadi kenaikan sebesar 1% pada NPF, maka akan menaikkan pembiayaan bagi hasil sebesar % saat variabel lain dianggap konstan. Hasil temuan ini tidak sejalan dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara NPF dengan pembiayaan bagi hasil namun sejalan dengan hasil penelitian Nugraha (2014) dan Kamillia (2016). NPF adalah rasio pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan dan merupakan salah satu variabel yang menunjukkan kinerja perbankan syariah. Tingkat NPF pada BPRS relatif besar yaitu sebesar 8.20% pada tahun 2015, namun porsi pembiayaan bagi hasil masih rendah yaitu sebesar 14.23% dari total pembiayaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, NPF pada pembiayaan bagi hasil dinilai tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap pembiayaan sehingga BPRS tetap fokus dalam menyalurkan pembiayaan secara keseluruhan. Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap pembiayaan bagi hasil. Hasil estimasi VECM menunjukkan ketika terjadi kenaikan sebesar 1% pada FDR, akan menurunkan pembiayaan bagi hasil sebesar % saat variabel lain dianggap konstan. FDR merupakan rasio likuiditas yang membandingkan antara pembiayaan dengan dana pihak ketiga. Apabila FDR mengalami penurunan atau peningkatan, maka akan memengaruhi pembiayaan bagi hasil. Hal ini sejalan dengan penelitian Adzimatinur (2014), Rahayu (2015), dan Kamillia (2016) yang mengatakan bahwa nilai FDR dan ROA menggambarkan tingkat kesehatan dan kinerja yang dihitung dari internal BPRS, semakin tinggi nilainya mengindikasikan kinerja BPRS yang lebih baik.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penilitian ini adalah pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA FACTORS AFFECTING THE AMOUNT OF FINANCING ISLAMIC BANKING IN INDONESIA Fauziyah Adzimatinur 1, Sri Hartoyo 2, Ranti Wiliasih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mempermudah proses pengalihan dana dari pihak yang kelebihan dana pada pihak yang membutuhkan dana, untuk melakukan proses tersebut, perbankan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Bank Syariah Menurut Undang undang nomor 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. Perkembangan perbankan syariah di indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran perbankan berfungsi melayani masyarakat di daerah pedesaan atau pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di ndonesia, rural banking diakomodasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai lembaga intermediasi mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perekonomian agar tumbuh dan berkembang, dan juga sebagai gambaran ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan perekonomian di dunia sampai saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Lembaga keuangan bank di Indonesia ada dua macam,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang undang Nomor 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh CAR, NPF, FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. Sebagaimana telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut : BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang kemudian diperkokoh dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi islam, terutama dalam bidang keuangan yang dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, perbankan syariah telah mampu memperlihatkan kemajuan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN FAUZIYAH ADZIMATINUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN FAUZIYAH ADZIMATINUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BESARAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2010-2013 FAUZIYAH ADZIMATINUR DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBIAYAAN SEKTOR JASA DUNIA USAHA BPRS DI INDONESIA ARNO NUGROHO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBIAYAAN SEKTOR JASA DUNIA USAHA BPRS DI INDONESIA ARNO NUGROHO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBIAYAAN SEKTOR JASA DUNIA USAHA BPRS DI INDONESIA ARNO NUGROHO PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah Perkembangan sistem ekonomi syariah di Indonesia terlihat semakin pesat. Fenomena perbankan syariah di Indonesia dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perhatian yang serius dan bersungguh sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan ekonomi syariah. Perkembangan bank syariah di Indonesia secara umum cukup menggembirakan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sistem perbankan Islam atau lebih dikenal dengan bank syariah merupakan bank yang kegiatannya tidak menggunakan prinsip berdasarkan bunga, melainkan menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian dan perdagangan di suatu negara. Dalam dunia perbankan terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 69 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian menggunakan data sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data sekunder dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara terutama Indonesia diharapkan akan lebih maju dengan keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia, peningkatan pertumbuhan pada sektor ekonomi perbankan juga terjadi. Saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan i BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif dengan hubungan kausal dimana terdapat variabel bebas dan terikat.dilihat dari data yang diperoleh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa yang pola operasinya mengikuti prinsip-prinsip syariah. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. biasa yang pola operasinya mengikuti prinsip-prinsip syariah. Menurut UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa BPR adalah lembaga kauangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvesional atau berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank BAB II TUJUAN PUSTAKA 2.1 Tinjuan Pustaka 1. Tinjuan umum perbankan syariah a. Pengertian bank syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan

Lebih terperinci