BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Teguh Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi. Menurut (Kasmir, 2008) pembiayaan adalah: Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.. Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pendanaan atau penyediaan uang dimana didasari oleh kesepakatan atau persetujuan antara bank dan pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan oleh pihak lain yang memerlukan dana dengan jangka waktu yang telah disepakati. 2. Pembiayaan Bank Syariah Pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif dan aktiva tidak produktif, namun dalam praktiknya pembiayaan lebih banyak diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif. Pengertian aktiva produktif menurut (Mahmoeddin, 2010) 9
2 10 adalah: Semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 25 Tentang Perbankan Syariah yang dimaksud dengan pembiayaan adalah: Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya biltamlik; c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna ; d. transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ijarah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembiayaan bank syariah adalah semua pendanaan yang dilakukan oleh bank syariah kepada nasabahnya untuk mendukung investasi dan memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.
3 11 3. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah Sesuai dengan akad pengembangan produk, maka bank syariah memiliki banyak jenis pembiayaan. Jenis-jenis pembiayaan menurut (Rivai dan Arviyan, 2010) pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek, di antaranya: a. Pembiayaan Menurut Tujuan Pembiayaan menurut tujuannya dibedakan menjadi: 1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha. 2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif. b. Pembiayaan Menurut Jangka Waktu Pembiayaan menurut jangka waktunya dibedakan menjadi: 1) Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktusatu bulan sampai dengan satu tahun. 2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu satu tahun sampai dengan lima tahun. 3) Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu lebih dari lima tahun. Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif dan aktiva tidak produktif, yaitu:
4 12 1) Jenis aktiva produktif pada bank syariah, dialokasikan dalam bentuk pembiayaan sebagai berikut: a) Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil (1) Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. (2) Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah adalah perjanjian di antara para pemilik dana atau modal untuk mencampurkan dana atau modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik dana atau modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. b) Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli (1) Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dan nasabah di mana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan
5 13 ditambah dengan margin atau keuntungan yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah. (2) Pembiayaan Salam Pembiayaan Salam adalah perjanjian jual-beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga terlebih dulu. (3) Pembiayaan Istishna Pembiayaan Istishna adalah perjanjian jual-beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual. c) Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (1) Pembiayaan Ijarah Pembiayaan Ijarah adalah perjanjian sewa-menyewa suatu barang antara bank dengan penyewa dalam waktu tertentu, setelah masa sewa berakhir maka barang sewaan dikembalikan kepada pihak bank. Ijarah sama dengan prinsip jual-beli hanya saja yang menjadi objek adalah dalam bentuk manfaat. (2) Pembiayaan Ijarah Muntahiya Biltamlik/Wa Iqtina Pembiayaan Ijarah Muntahiya Biltamlik/Wa Iqtina adalah perjanjian sewa-menyewa suatu barang yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan barang dari pihak yang memberikan sewa (bank) kepada pihak penyewa.
6 14 d) Surat Berharga Islam Surat berharga Islam adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip Islam yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal, antara lain wesel, obligasi Islam, sertifikat dana Islam, dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip Islam. e) Penempatan Penempatan adalah penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya antara lain dalam bentuk giro, dan/atau tabungan wadiah, dan bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip Islam. f) Penyertaan Modal Penyertaan modal adalah penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah, termasuk penanaman dana dalam bentuk surat utang konversi dengan opsi saham atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip Islam yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah. g) Penyertaan Modal Sementara Penyertaan modal sementara adalah penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan/atau piutang sebagaimana dimaksud dalam ketentuan bank Indonesia yang berlaku, termasuk
7 15 dalam surat utang konversi dengan opsi saham atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah. h) Transaksi Rekening Administratif Transaksi rekening administratif adalah komitmen dan kontinjensi berdasarkan prinsip Islam yang terdiri atas bank garansi, akseptasi/endosemen, Irrevocable Letter of Credit (L/C) yang masih berjalan, dan garansi lain berdasarkan prinsip Islam. i) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah. 2) Jenis aktiva tidak produktif (a) Pinjaman Qardh Pinjaman Qardh atau talangan adalah penyediaan dana dan/atau tagihan antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus ataupun secara berangsur. 4. Pembiayaan Jual beli Pembiayaan jual beli yang dimaksud di sini adalah pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dengan prinsip murabahah, salam dan istishna. Total pembiayaan jual beli diukur dengan logaritma natural dari nilai pembiayaan jual beli pada akhir tiap tahun. Penggunaan
8 16 logaritma natural bertujuan agar hasilnya tidak menimbulkan bias, mengingat besarnya nilai pembiayaan jual beli antar bank syariah yang berbeda-beda. Selain itu, dimaksudkan agar data total pembiayaan jual beli dapat terdistribusi normal dan memiliki standar eror koefisien regresi minimal. Menurut (Rahman dan Ridha, 2012) dalam Total Pembiayaan Jual Beli dirumuskan sebagai berikut : Total Pembiayaan jual beli = Ln (Pembiayaan Prinsip Murabahah + Pembiayaan Prinsip Salam + Pembiayaan Prinsip Istishna ). 5. Non Performing Financing (NPF) Non Performing Financing (NPF) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya NPF yang baik adalah dibawah 5%, jika nilai NPF diatas 5% maka dapat dikatakan tidak sehat karena semakin tinggi rasio NPF maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar dan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Pembiayaan yang dimaksud dalam hal ini adalah pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain. NPF = Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomer 17/19/DPUM tanggal 8 Juli 2015
9 17 6. Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan pembiayaan dan perdagangan surat-surat berharga. Bank yang memiliki kecukupan modal yang tinggi maka akan meningkatkan kepercayaan diri dalam menyalurkan pembiayaan atau pendanaan. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, nilai batas minimum CAR yang baik adalah 8%. Jika nilai CAR suatu perusahaan berada dibawah 8% maka perusahaan tersebut tidak sehat. Rasio CAR dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut resiko. Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri diperoleh dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasi. Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasa dan pinjaman subordinasi. CAR = Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001.
10 18 7. Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing To Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. Kebutuhan likuiditas suatu bank berbedabeda tergantung pada bank itu sendiri seperti usaha bank, dan besarnya bank. Dengan kata lain Financing To Deposit Ratio (FDR) adalah rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan bank tersebut dalam membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali pada deposannya, serta dapat memenuhi permintaan pembiayaan yang diajukan. FDR = Sumber: Rivai dan Arviyan, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Efisiensi operasional sangat penting bagi bank untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang dicapai. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan. Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001.
11 19 9. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan, untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva, atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (profit) setinggi-tingginya. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin tingginya profitabilitas (Ummah, 2015). Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat kinerja keungan adalah Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar Return on Assets (ROA), semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik. Sesuai dengan Bank Indonesia, nilai batal minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada dibawah 1% maka perusahaan tersebut berada pada zona tidak aman atau tidak sehat. ROA Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001.
12 20 B. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank di Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Nomer Peneliti Judul Hasil 1 Rahman, Aulia Fuad dan Ridha Rochmatika (2012) 2 Haq, Nadia Arin (2015) 3 Tritiningtyas, Vita dan Osmad, Mutaher (2013) 4 Sabir, dkk (2012) Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Rasio NPF terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Pengaruh Pembiayaan dan Efesiensi terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Anlisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia. Pembiayaan Jual Beli berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Pembiayaan Murabahah berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. FDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
13 21 C. Kerangka Pemikiran 1. Hubungan Pembiayaan Jual Beli, NPF, CAR, FDR dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Penelitian Riyadi dan Agung (2014) mengungkapkan bahwa hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara bersama antara Pembiayaan Jual Beli, FDR dan NPF berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA). Hal ini menunjukan adanya pengaruh secara bersama-sama antar Pembiayaan Jual Beli, FDR dan NPF berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA). 2. Hubungan Pembiayaan Jual Beli terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Pengelolaan pembiayaan jual beli yang merupakan salah satu penyusunana aset terbesar pada perbankan syariah akan menghasilkan pendapatan berupa margin/markup. Dengan diperolehnya pendapatan mark up tersebut, maka akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank syariah. Serta pada akhirnya mampu mempengaruhi peningkatan profitablitas yang tercermin dari ROA (Return On Asset). Semakin besar pembiayaan jual beli maka profitabilitas semakin tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan Ridha (2012) menyatakan bahwa Pembiayaan Jual Beli berpengaruh Positif signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).
14 22 3. Hubungan NPF terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. NPF merupakan perbandingan antara total pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada debitur. Semakin tinggi nilai NPF maka kinerja bank semakin buruk dan profitabilitasnya rendah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tritiningtyas dan Oesmad (2013) menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). 4. Hubungan CAR terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. CAR (Capital Adequacy Ratio) digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko. Apabila nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8% berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, maka keadaan yang menguntungkan tersebut mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tritiningtyas dan Oesmad (2013) menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). 5. Hubungan FDR terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.
15 23 FDR (Financing To Deposit Ratio) yaitu perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank. Semakin rendah FDR menunjukan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Sebaliknya semakin tinggi FDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan bank yang bersangkutan, karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayaan menjadi semakin besar. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sabir, dkk (2012) menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). 6. Hubungan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Jika rasio ini rendah maka kinerja bank yang bersangkutan menunjukan tingkat efisiensi yang tinggi. Sedangkan semakin tinggi biaya pendapatan bank berarti kegiatan operasionalnya semakin tidak efisien sehingga pendapatannya juga semakin kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Sabir, dkk (2012), menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).
16 24 Gambar 1: Kerangka Pemikiran H1 PJB (X1) H2 (+) NPF (X3) CAR (X4) FDR (X5) H3 (-) H4 (+) H5 (+) Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (ROA) BOPO (X6) H6 (-) D. HIPOTESIS Hipotesis studi ini dibagungun dari latar belakang masalah, dan tinjauan pustaka sebagaimana dikemukakan terdahulu. Untuk itu hipotesis diajukan studi ini adalah : H1 : Pembiayaan jual beli, NPF, CAR, FDR, BOPO berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). H2 : Pembiayaan jual beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). H3 : NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
17 25 H4 : H5 : H6 : CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan Syariah Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah (BUS),
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam. Dalam pasal 1 ayat (1) UU No.21 tentang Bank Syariah, dinyatakan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Bank Pengertian bank yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah penghimpun dana dari masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dikembangkan berlandaskan Al-qur an dan hadist Nabi Muhammad SAW untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Aktiva bank terdiri dari aktiva produktif (earning assets) dan aktiva
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 1. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Aktiva bank terdiri dari aktiva produktif (earning assets) dan aktiva nonproduktif (non
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Bank Syariah Menurut Undang undang nomor 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.
BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan a. Definisi Perbankan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mempermudah proses pengalihan dana dari pihak yang kelebihan dana pada pihak yang membutuhkan dana, untuk melakukan proses tersebut, perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga yang mempunyai peran utama dalam pembangunan suatu negara. Peran ini terwujud dalam fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan
Lebih terperincihidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pengaruh CAMEL tehadap Penyaluran Dana seperti halnya penelitian Wahyudi
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu mengkaji tentang pengaruh CAMEL tehadap Penyaluran Dana seperti halnya penelitian Wahyudi (2010) tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perekonomian dunia saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dilihat dari pendanaan, hampir semua aktivitas pendanaan menggunakan perbankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa berdasarkan prinsip syariah yang sesuai dengan prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam, (Kamaen dan Antonio, 1992:1). Secara formal perkembangan perbankan Islam di Indonesia baru dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan
i BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang no 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang no 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan merupakan industri yang penuh dengan resiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Signal Teori yang menjelaskan pentingnya pengukuran kinerja ialah teori signal (signalling theory). Teori signal menyarankan perusahaan yang percaya bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Perusahaan merupakan entitas yang harus memberikan manfaat kepada stakeholders tidak hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah dalam beberapa tahun belakangan mengakibatkan persaingan diantara lembaga keuangan dengan basis syariah maupun konvensional. Bank
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Syariah Perbankan syariah dalam dunia internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang kemudian diperkokoh dengan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak
Lebih terperinciBAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Pendapatan/Laba Teori Pendapatan/Laba adalah pendapatan bersih yang di lihat dari selisih antara pendapatan total perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak
Lebih terperinciLEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihindari keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Productive Theory of Credit (Commercial Loan Theory)
47 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Productive Theory
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perbankan Syariah Perbankan syariah bergerak menggunakan sistem berbasis ekonomi Islam. Muhammad (2013:178) menjelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai lembaga intermediasi mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perekonomian agar tumbuh dan berkembang, dan juga sebagai gambaran ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perbankan Syariah Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan Syariah Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21 Tahun 2008 perngertian Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. Perkembangan perbankan syariah di indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
x BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Bank Syariah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun
Lebih terperinci55,049 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-May-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Jan-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciTOTAL ASET ,708,580
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Jan-2018 (dalam jutaan rupiah) POS
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 28-Feb-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang didasarkan pada prinsip syariah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank syariah adalah bank yang didasarkan pada prinsip syariah yang mengedepankan prinsip muamalah, keadilan dan kebersamaan dalam berusaha, baik dalam memperoleh
Lebih terperinciTOTAL ASET ,901,863
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Mar-2018 (dalam jutaan rupiah) POS
Lebih terperinciTOTAL ASET ,610,946
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 28-Feb-2018 (dalam jutaan rupiah) POS
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 30-Nov-16 POS-POS (dalam
Lebih terperinci96,876 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 30-Sep-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinci42,611 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 30-Apr-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciTOTAL ASET ,099,545
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 30-Apr-2018 (dalam jutaan rupiah) POS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan sangat penting peranannya dalam perekonomian suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Dalam industri perbankan sendiri, bank memiliki peranan
Lebih terperinci65,104 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Jul-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Dec-16 (dalam jutaan rupiah) POS -
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Mar-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Oct-16 POS-POS (dalam
Lebih terperinci: BANK JTRUST INDONESIA, Tbk. (dalam jutaan rupiah) BANK Posisi Tgl. Laporan. POS - POS Sandi
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Dec-2017 (dalam jutaan rupiah) POS
Lebih terperinci85,243 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Aug-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu menghimpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan kegiatan
Lebih terperinciTOTAL ASET ,799,495
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA, Tbk. Tanggal : Thursday, November 30, 2017 (dalam jutaan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank
Lebih terperinci106,620 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : Tuesday, October 31, 2017
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian dan perdagangan di suatu negara. Dalam dunia perbankan terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan syariah di Indonesia telah diperkenalkan selama lebih dari dua dekade, metode pendekatan syariah islam dapat memberikan alternatif bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, perbankan syariah telah mampu memperlihatkan kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi islam, terutama dalam bidang keuangan yang dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan muamalah, keadilan dan kebersamaan dalam berusaha, baik perolehan keuntungan maupun dalam menghadapi
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RENCANA BISNIS BPRS TAHUN ALAMAT :.. :.. :.. DAFTAR ISI Halaman Data Umum BPRS..
Lebih terperincimemenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.
A. Pengertian Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan. 19 Usaha
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Tanggal : 31 Juli 2015 (dalam jutaan rupiah) POS - POS
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah Indonesia dengan perbankan syariah Malaysia pada tahun 2010 2013 telah dilakukan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif
Lebih terperinciLaporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 30 April 2015 1 Kas 8,309 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 1,130,985 3 Penempatan Pada
Lebih terperinciBank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari
Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indikator
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sejak dikeluarkannya fatwa bunga bank haram dari MUI pada tahun 2003. Banyak lembaga keuangan yang menerapkan prinsip perbankan dengan berlandaskan sistem syariah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 7,590 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Jan-16 POS-POS (dalam
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 23,230 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Mar-16 POS-POS (dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah dirumuskan pada bab satu juga berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab empat dan dengan
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Tanggal : 31 Agustus 2015 (dalam jutaan rupiah) POS -
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Oct-15 POS-POS (dalam
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 Bank : JTRUST INDONESIA Periode : AGUSTUS 2017 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN POS-POS (dalam
Lebih terperinci