TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Modul PEMODELAN SISTEM 2017/2018. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Modul PEMODELAN SISTEM 2017/2018. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia"

Transkripsi

1 TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER /2018 Modul PEMODELAN SISTEM Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia

2 BAB I PEMODELAN SISTEM 1.1.TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat memahami konsep dan definisi Sistem serta tujuan dan manfaat studi Sistem. 2. Praktikan dapat memahami konsep-konsep dasar pemodelan sistem meliputi identifikasi masalah, karakterisasi sistem, representasinya ke dalam model baik konseptual maupun matematik. 3. Praktikan dapat memahami konsep tentang Sistem dan Model beserta aplikasinya untuk menyelesaikan suatu masalah. 4. Praktikan mampu merepresentasikan suatu sistem ke dalam model riil. 5. Praktikanmampu memahami dan mendefinisikan jenis-jenis model dan mengaplikasikannya untuk menyelesaikan permasalahan PENDEKATAN SISTEM Untuk mempelajari, mengamati, dan memahami suatu sistem tertentu,maka pengetahuan tentang pendekatan sistem sangat membantu. Mueller-Merbach (1994) menyatakan, bahwa pendekatan sistem memusatkan perhatian pada keseluruhan (whole) sistem dan interaksinya. Dengan demikian, sudah semestinya jika pendekatan sistem bersifat komprehensif, holistik, dan lintas disiplin. Dyer (1993) mengatakan bahwa dua tema pokok dari pendekatan sistem adalah : 1. Mengelola apa yang ada pada saat ini (managing the present) dan 2. Merancang apa yang diinginkan pada masa yang akan datang (redesigning the future). Sedangkan tipologi dari pendekatan sistem sendiri ada dua. Mueller-Merbach (1994) menamakannya dengan pendekatan sistematikyang dipelopori oleh kaum western dan pendekatan sistemikyang dijiwai oleh filosofi orang timur. Pendekatan sistematik digolongkan menjadi tiga pendekatan yaitu : Introspeksi, Ekstraspeksi, dan Konstruksi. Ketiga pendekatan sistem tersebut Halaman 2

3 memiliki perbedaan pada faktor-faktor yang ada pada peneliti sistem seperti superioritas peneliti, independensi, lintas disiplin, maupun cara pembagian tugas dalam penelitian akan sistem tersebut. Sedang pendekatan sistemik disebut juga sebagai pendekatan kontemplasi yang didasari filosofi bahwa sesuatu yang ada di dunia ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Dan jika peneliti mencoba untuk memisah-misahkan berarti dia telah menghancurkan sistem tersebut. Untuk itu peneliti harus menyatu (identik) dengan sistem yang ditelitinya untuk mengetahui karakteristik sistem yang diamati untuk selanjutnya mengambil langkah-langkah pengembangan bagi sistem tersebut. Disini peneliti berusaha mengidentikkan dirinya dengan sistem yang diamati SISTEM Definisi Sistem Open University (1993) mengemukakan bahwa sistem merupakan kesatuan dari objekobjek (elemen-elemen) yang terhubung melalui sebuah mekanisme tertentu dan terikat dalam hubungan interdependensi, yang mempunyai tujuan bersama. Dengan demikian, setidaknya ada tiga hal penting berkaitan dengan sistem yaitu objek atau elemen, interdependensi, dan tujuan Karakteristik Sistem Antar objek di dalam sistem maupun dengan objek di luar sistem terdapat hubungan yang bersifat umpan balik yang menyebabkan sistem senantiasa bersifat dinamis. Sedangkan lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang tidak merupakan bagian dari sistem, tetapi keberadaannya dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi sistem. Sistem disebut terbuka jika ada objek di luar sistem yang mempengaruhi objek di dalam sistem, dalam hal sebaliknya, sistem disebut tertutup. Karakteristik yang lain: sistem bersifat continuous atau discrete bergantung kepada apakah variabel yang diamati mempunyai nilai pada setiap titik waktu atau hanya pada setiap perode waktu tertentu, atau bersifat deterministik atau stokastik jika tidak ada atau setidaknya satu variabel yang probabilistik. Proses karakterisasi sistem ini juga diharapkan memberikan gambaran model konseptual sistem tersebut, faktor input yang berpengaruh pada sistem (decision variable) dan output variables yang akan diukur untuk mengevaluasi kinerja sistem tersebut. Halaman 3

4 1.4. MODEL Definisi Model Model merupakan suatu representasi dari sistem. Representasi dapat berbentuk scaleddown version, pictorial, verbal, schematic maupun simbol - simbol abstrak (formulasi matematik) yang dikenal dengan model matematik. Jika model yang diformulasikan sederhana maka solusinya cukup diperoleh secara anailitis (disebut model analitik) tetapi jika sangat kompleks, solusinya harus menggunakan teknik komputasi numeris (disebut dengan model simulasi). Dari sistem yang sama dapat dibangun model yang sederhana sampai model yang kompleks tergantung pada persepsi, kemampuan, dan sudut pandang analis/peneliti sistem yang bersangkutan. Dalam pemodelan model dirancang sebagai penggambaran operasi dari suatu sistem nyata secara ideal guna menjelaskan atau menunjukkan hubungan - hubungan yang penting Karakteristik Model Ali Basyah Siregar (1991), mengemukakan bahwa karakteristik model yang baik sebagai ukuran tujuan pemodelan yaitu : 1. Tingkat generalisasi yang tinggi. Makin tinggi tingkat generalisasi model, maka model tersebut akan dapat memecahkan masalah yang semakin besar 2. Mekanisme transparansi. Model dapat menjelaskan dinamika sistem secara rinci 3. Potensial untuk dikembangkan. Membangkitkan minat peneliti lain untuk menyelidikinya lebih lanjut 4. Peka terhadap perubahan asumsi. Hal ini menunjukkan bahwa proses pemodelan tidak pernah selesai (peka terhadap perubahan lingkungan). Halaman 4

5 Prinsip-prinsip Pemodelan Sistem I. Elaborasi. Pengembangan model dilakukan secara bertahap dimulai dari model sederhana hingga diperoleh model yang lebih representatif II. Sinektik. Pengembangan model yang dilakukan secara analogis (kesamaan-kesamaan) III. Iteratif. Pengembangan model yang dilakukan secara berulang-ulang dan peninjauan kembali Blok-blok Diagram dalam Pemodelan Berikut ini adalah beberapa blok diagram yang digunakan untuk memodelkan sebuah sistem dalam bentuk diagram : Garis Koneksi Gambar 1.1 Blok Blok Diagram Flowchart Halaman 5

6 Rich Picture Diagram Langkah pertama ketika mendapatkan permasalahan adalah mendekatkan diri dengan situasi tersebut. Proses, struktur, orang yang terlibat, sumber data, informasi, dan lain-lain yang bisa mendeskripsikan situasi permasalahan tsb. Cara yang efektif untuk melukiskan situasi kompleks tersebutdengan menggambar sebuah Rich Picture Diagram (RPD). RPD merupakan suatu gambaran sistem yang diwujudkan dengan gambar-gambar sehingga terlihat seperti pengaplikasian model yang sesungguhnya. Aplikasi RPD misalnya untuk menggambarkansebuah proses manufaktur digambarkan dengan flow diagram untuk mengetahui bagaimana perputaran bahan baku (satu stasiun ke stasiun lainnya), perfomansi tiap stasiun kerja, lokasi dimana data akan dikumpulkan dan diproses, dan lain-lain. Ada tiga point penting untuk membuat RPD : a. Elemen struktur meliputi aspek fisik dan komponen dari situasi yang relatif stabil atau dapat berubah namun sangat pelan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh situasi yang bersangkutan. Dapat juga berupa peralatan, bangunan, produk, fungsi, dan lainlain. b. Elemen proses meliputi aspek yang terdapat pada situasi yang berangkutan yang mengalami perubahan atau bisa saja berfluktuasi seperti aktivitas yang terus berlangsung dalam aliran, proses, informasi dan aktivitas lain. c. Hubungan antara struktur dengan proses. menggambarkanbagaimana struktur tersebut dapat mempengaruhi yang lain. Beberapa kesalahan yang terjadi dalam membuat RPD adalah setiap item gambar tidak dihubungkan dengan item lain. RPD akan selesai jika setiap item sudah terhubung dengan item lain baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa aturan dalam pembuatan RPD : 1. Untuk membantu menafsirkan situasi, pilih simbol, adegan atau gambar yang mewakili situasi. Halaman 6

7 2. Hindari terlalu banyak menulis, baik sebagai komentar atau sebagai keterangan (tetapiringkasan singkat mungkin dapat membantu menjelaskan kepada orang lain ). 3. Hubungkan komponen satu dengan komponen lainya, sesuai dengan hubungan komponen pada sistem yang sebenarnya. 4. Usahakan untuk tidak memasukkan batasan-batasan sistem. (itulah kenapa disebutkan bahwa pada dasarnya RPD tidak ada akhirnya). Gambar 1.2Rich Picture Diagram Manual Halaman 7

8 Gambar 1.3Rich Picture DiagramDengan Tools Visio 1.5. MATHEMATICAL MODELLING Matematika berusaha mempelajari keteraturan hubungan antar lambang atau simbol atau unsur yang mempunyai arti (mewakili suatu obyek tertentu) dengan aturan aturan tertentu dan membuat perampatan (generalisasi). Hubungan hubungan tersebut bisa terjadi pada obyek obyek dunia nyata maupun obyek obyek yang abstrak, non empiris dan tidak bernyawa. Hasil perampatan ini digunakan sebagai titik tolak untuk memetakkan atribut atribut sistem nyata menjadi simbol simbol yang disebut variabel. Kumpulan keterkaitan variabel variabel yang berbentuk formulasi atau fungsi persamaan dan atau pertidaksamaan yang mengekspresikan sifat pokok dari sistem atau proses fisis dalam istilah matematika disebut model matamatika. Analisis matematika dapat digunakan dalam pengambilan keputusan antara lain untuk keperluan optimasi (menarik manfaat yang sebesar besarnya) yakni untuk menemukan kombinasi yang optimum dari faktor faktor yang berhubungan satu sama lain dalam jumlah yang sangat besar sekali. Model matematis yaitu model yang mewakili sebuah sistem secara simbol matematis, dalam bentuk rumus dan nilai nilai. Atribut-atribut dinyatakan dengan variable-variabel dan aktivitas- Halaman 8

9 aktivitas dinyatakan dengan fungsi-fungsi matematik yang menjelaskan hubungan antar variabel variabel tersebut. Beberapa pengertian dasar yang perlu dipahami dalam analisis matematika 1. Relasi atau hubungan : segala sesuatu (biasanya dinamakan obyek, variabel, benda dan lain sebagainya) satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Hubungan hubungan inilah yang menjadi studi pokok matematika. 2. Fungsi : adanya suatu pola hubungan tertentu yang terdapat antara dua himpunan obyek atau variabel. Contoh: rumus 0 = f ( I ), dibaca 0 adalah fungsi dari I, atau 0 tergantung dari I. 3. Variabel, konstanta dan parameter : variabel yaitu lambang yang memiliki unsur - unsur dalam suatu himpunan dari suatu atribut sistem. Konstanta yaitu lambang yang mewakili unsur dalam suatu himpunan berunsur tunggal. Parameter adalah lambang yang mewakili unsur dalam himpunan konstanta. Contoh : 0 = f ( I ), I dan 0 adalah variabel yang mewakili input dan output. 4. Himpunan atau set : kumpulan sesutu yang disebut unsur (element) yang karena sesuatu maksud dan tujuan kita jadikan satu. 5. Pernyataan (statement) : disebut juga alat komunikasi,bila pernyataan pernyataan dalam matematika hanya bernilai benar atau salah saja maka disebut pernyataan tertutu. 6. Sistem ; setiap sesuatu yang terdiri atas obyek-obyek atau unsur-unsur yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain sehingga membentuk suatu kesatuan pemrosesan untuk mencapoai suatu tujuan tertentu dalam suatu lingkunagan. 7. Model : suatu wakil atau replika dari suatu realitas hidup yang rumit yang dibuat dan dirumus secara abstrak. Membangun model matematika dimulai dengan dugaan atau terkaan tentang suatu fenomena. Selanjutnya mencoba membuat masalah seteliti mungkin sehingga membantu pemahaman mengenai kata kata dan konsep yang digunakan. Langkah ketiga yaitu proses kreatif untuk menyatakan semua situasi dalam istilah simbolis, jadi model nyata dapat berubah jadi model Halaman 9

10 matematis dimana proses nyata digantikan oleh simbol simbol dan operasi matematika. Setelah diubah menjadi simbolik sistem matematika yag dihasilkan dipelajari dengan menggunakan ide ide atau teknik teknik Matematika yang tepat. Langkah terakhir yaitu pembandingan hasil hasil yang diperkirakan berdasarkan kerja matematika dengan dunia nyata. Langkah ini disebut juga validasi model. Model matematika didefinisikan secara luas sebagai rumus atau persamaan yang menyatakan ciri pokok sistem fisik atau proses dalam bahasa matematika. Model matematis suatu sistem: kumpulan persamaan yang menggambarkan dinamika suatu sistem secara memadai sedangkan Pemodelan matematika dari suatu masalah adalah langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh dan memanfaatkan persamaan atau fungsi metematika dari suatu masalah. Secara sederhana, proses pemodelan matematika merupakan sebuah siklus dengan empat tahap sebagai berikut : 1. Tahap pertama, kita namakan abstraksi, adalah menerjemahkan realitas kompleks ke dalam realitas matematika. Di sini kita merumuskan variabel-variabel yang diperlukan serta relasi di antara variabel-variabel tersebut.. Penyederhanaan dilakukan dengan mengambil asumsi. Hasil yang diperoleh adalah model matematika. 2. Tahap keduaanalisis, adalah mencari penyelesaian untuk model matematika yang telah kita peroleh dalam aktivitas pertama. Dalamketerbatasan pengetahuan matematika yang tersedia, kita bisa mencari penyelesaian numerik sebagai hampiran penyelesaian eksak. 3. Tahap ketigainterpretasi, adalah menerjemahkan kembali penyelesaian matematika yang telah diperoleh ke dalam situasi realita semula. Penerjemahan ini dapat bersifat prediktif. 4. Sebagai penutup sebuah siklus, kita melakukan validasi. Dalam tahap ini, kita menilai kelayakan model matematika yang telah kita bangun. Kita dapat memanfaatkan aspek prediktif penyelesaian matematika dari model kita dalam tahap ini. Dari tahap validasi Halaman 10

11 kita dapat menetukan apakah model kita sudah cukup memuaskan atau perlu diperbaiki. Bila model perlu kita perbaiki, kita ulangi lagi keempat tahap dalam siklus pemodelan matematika. Model dapat diwakili sebagai hubungan fungsional berbentuk: Variabel tak bebas : Variabel variabel fungsi = f, parameter, tak bebas bebas penggerak karakteristik yang biasanya mencerminkan perilaku atau keadaan sistem Variabel bebas : biasanya dimensi, seperti waktu dan ruang, sepanjang mana perilaku sistemditentukan Parameter : merupakan cerminan sifat-sifat atau komposisi sistem Fungsi penggerak : pengaruh luar yang bekerja pada sistem. Sebagai contoh Hukum Newton II (tentang gerak): laju perubahan momentum sebuah benda sama dengan gaya resultante yang bekerja padanya. dalam format persamaan diatas: F = m.a a = f /m a = variabel tak bebas yang mencerminkan perilaku sistem F = fungsi penggerak m = parameter yang mewakili sifat sistem Untuk kasus sederhana seperti ini tidak ada variabel bebas karena kita tidak memprediksibagaimana percepatan berubah dalam waktu atau ruang. Halaman 11

12 1.6. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI Ketika berbicara masalah simulasi sistem ada tiga konsep dasar yang harus dipahami terlebih dahulu, yaitu sistem, model dan simulasi itu sendiri. Pada umumnya literatur tentang model sepakat untuk mendefinisikan model sebagai suatu representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu dari suatu sistem nyata. Adapun sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan, sistem yang dijadikan titik perhatian dan dipermasalahkan. Model membantu memecahkan masalah yang sederhana ataupun kompleks dalam bidang manajemen dengan memperhatikan beberapa bagian atau beberapa ciri utama daripada memperhatikan semua detail sistem nyata. Model tidak mungkin berisikan semua aspek sistem nyata karena banyaknya karakteristik sistem nyata yang selalu berubah dan tidak semua faktor atau variabel relevan untuk dianalisis. Sistem didefinisikan sebagai suatu koleksi entitas, misal manusia atau mesin, yang bertindak dan berinteraksi bersama menuju penyelesaian dari beberapa logika akhir sedangkan simulasi digunakan untuk menyelesaikan persoalan dalam sistem yang sangat kompleks sehingga sangat sulit untuk diselesaikan secara analitis dan matematis. Suatu solusi analitis dari sebuah sistem yang digunakan untuk memecahkan berbagai masalah atau menguraikan persoalanpersoalan dalam kehidupan nyata yang penuh dengan ketidakpastian ketika solusi matematis tidak memadai, dengan menggunakan model atau metode tertentu dan lebih ditekankan pada pemakaian komputer untuk mendapatkan solusinya, simulasi ini hanya merupakan alatpendukung keputusan. Aplikasi simulasi dapat dilakukan pada beberapa permasalahan sistem, diantaranya : Desain dan analisa sistem manufaktur, evaluasi suatu senjata militer baru atau taktik strategi peperangan, penetapan kebijakan pemesanan dan sistem persediaan, desain sistem komunikasi, desain dan operasi fasilitas transportasi, dan analisa keuangan atau sistem ekonomi. Halaman 12

13 Bagan Hubungan antara model, sistem dan simulasi Representasi SISTEM MODEL SIMULASI GOAL - Evaluasi - Peningkatan Performansi - Analisis Performansi Gambar 1.4 Hubungan Model, Sistem, dan Simulasi Keuntungan Simulasi : 1. Menghemat waktu : apabila langsung dilakukan pada system nyatanya akan memakan waktu tahunan tetapi kemudian dapat disimulasikan hanya dalam beberapa menit, bahkan dalam beberapa kasus hanya dalam hitungan detik. 2. Dapat melebar-luaskan waktu 3. Dapat mengawasi sumber-sumber yang bervariasi 4. Mengkoreksi kesalahan-kesalahan perhitungan Kerugian Simulasi : 1. Memerlukan masukan managerial yang baik 2. Tidak menghasilkan langsung,solusi yang optimal 3. Tidak immune terhadap GIGO (Garbage In Garbage Out). Artinya apabila kitamemasukkan data yang salah, maka kita akan mendapatkan output simulasi yang salahjuga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil simulasi tergantung dari input yang kitamasukkan. Halaman 13

14 Model Simulasi Dalam melakukan studi sistem bahwa sebenarnya simulasi merupakan turunan dari model matematik dimana sistem sendiri dikategorikan menjadi 2, yaitu sistem diskret dan sistem kontinyu. Sistem diskret mempunyai maksud bahwa jika keadaan variabel-variabel dalam sistem berubah seketika itu juga pada poin waktu terpisah, misalnya pada sebuah bank dimana variabelnya adalah jumlah nasabah yang akan berubah hanya ketika nasabah datang atau setelah selesai dilayani dan pergi. Sedangkan Sistem kontinyu mempunyai arti jika keadaan variabelvariabel dalam sistem berubah secara terus menerus (kontinyu) mengikuti jalannya waktu, misalnya pesawat terbang yang bergerak diudara dimana variabelnya seperti posisi dan kecepatannya akan terus dan bergerak Metodologi Studi Simulasi Langkah-langkah simulasi seperti pada Gambar dibawah ini : Halaman 14

15 Gambar 1.5 Flowchart Simulasi Halaman 15

16 1. Formulasi masalah Setiap studi selalu dimulai dengan suatu pernyataan yang jelas tentang tujuan yang hendak dicapai. Secara keseluruhan harus direncanakan pula variabel-variabel yang terdapat dalam sistem obyek. 2. Pengumpulan data Informasi dan data sebaiknya dikumpulkan secara terpusat dan digunakan untuk melakukan spesifikasi prosedur operasi dan distribusi probabilitas untuk variabel random yang terdapat dalam model. Data yang dikumpulkan meliputi : - Data Waktu proses - Data Waktu transfer - Data Penjadwalan bahan baku dan penjadwalan mesin - Data lain yang berhubungan dengan system nyata. 3. Validasi data input Meskipun kita yakin bahwa validasi adalah sesuatu yang sebaiknya dilakukan setelah model simulasi dijalankan namun ada beberapa keuntungan jika dilakukan diawal. Diantaranya adalah kita yakin terlebih dahulu bahwa distribusi data, keragaman data, dan aktualitas variabel yang lain yang mendukung model sudah benar/sah. 4. Pembuatan program komputer & verifikasi Pemodel simulasi harus menentukan program apakah yang akan digunakan untuk menguji dan menjalankan model. Dalam praktikum ini ada dua program simulasi yang digunakan yaitu Microsoft Excell dan PROMODEL. Selama melakukan translasi model kedalam program yang dipilih dilakukan verifikasi model terhadap sistem nyata apakah bentuk fisik model sudah seperti sistem nyatanya. 5. Jalankan program Dengan bantuan software simulasi model yang telah dibuat dijalankan (run) untuk melihat hasilnya. Halaman 16

17 6. Validasi Program yang dijalankan dapat digunakan untuk menguji sensitivitas hasil dari model terhadap perubahan kecil pada parameter masukan. Jika hasilnya berubah secara ekstrim maka suatu estimasi yang baik harus diambil. Jika sistem nampak sama dengan yang ada saat ini, data hasil dari program simulasi dapat dibandingkan dengan sistem nyatanya. Jika hasilnya baik maka program simulasi dinyatakan valid dan model dianggap representasi dari sistem nyata. 7. Mendesain (model) eksperimen Jika program simulasi sudah dinyatakan valid maka pemodel dapat melakukan berbagai eksperimen terhadap program/model tersebut sesuai dengan tujuan penelitiannya. 8. Jalankan model eksperimen Mengulangi langkah 5 sesuai dengan panjang simulasi yang telah ditentukan sebelumnya. 9. Analisa data output Mengingat faktor-faktor input bersifat random (probabilistik), maka digunakanlah teknik-teknik statistik untuk melakukan analisa data yang dihasilkan. Kemudian berdasarkan output hasil simulasi tersebut, maka performansi yang berbeda-beda untuk setiap desain dapat diketahui sehingga model simulasi terbaik sesuai tujuan yang hendak dicapai. 10. Implementasi Halaman 17

18 1.6.3 Bagian-bagian Model Simulasi Beberapa bagian model simulasi yang berupa istilah-istilah asing perlu dipahami oleh pemodel karena bagian-bagian ini sangat penting dalam menyusun suatu model simulasi. a. Entitas (entity) Kebanyakan simulasi melibatkan pemain yang disebut entitas yang bergerak, merubah status, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh entitas yang lain serta mempengaruhi hasil pengukuran kinerja sistem. Entitas merupakan obyek yang dinamis dalam simulasi. b. Atribut (attribute) Setiap entitas memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik yang dimiliki oleh setiap entitas disebut dengan atribut. Satu hal yang perlu diingat bahwa nilai atribut mengikat entitas tertentu. Sebuah part (entitas) memiliki atribut (arrival time, due date, priority, dancolor ) yang berbeda dengan part yang lain. c. Variabel (variable) Variabel merupakan potongan informasi yang mencerminkan karakteristik suatu sistem. Variabel berbeda dengan atribut karena dia tidak mengikat suatu entitas melainkan sistem secara keseluruhan sehingga semua entitas dapat mengandung variabel yang sama. Misalnya, panjang antrian, work in process, dan sebagainya. d. Sumber daya (Resource) Entitas-entitas seringkali saling bersaing untuk mendapat pelayanan dari resource yang ditunjukkan oleh operator, peralatan, atau ruangan penyimpanan yang terbatas. Suatu resource dapat berupa grup atau pelayanan individu. e. Antrian (Queue) Ketika entitas tidak bergerak (diam) hal ini dimungkinkan karena resource menahan (seize) suatu entitas sehingga membuat entitas yang lain untuk menunggu. Jika Halaman 18

19 resource telah kosong (melepas satu entitas) maka entitas yang lain bergerak kembali dan seterusnya demikian. f. Kejadian (Event) Kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada waktu tertentu yang kemungkinan menyebabkan perubahan terhadap atribut atau variabel. Ada tiga kejadian umum dalam simulasi, yaitu Arrival (kedatangan), Departure (entitas meninggalkan sistem), dan The End (simulasi berhenti). g. Simulation Clock Nilai sekarang dari waktu dalam simulasi yang dipengaruhi oleh variabel disebut sebagai Simulation Clock. Ketika simulasi berjalan dan pada kejadian tertentu waktu dihentikan untuk melihat nilai saat itu maka nilai tersebut adalah nilai simulasi pada saat tersebut h. Replikasi Replikasi mempunyai pengertian bahwa setiap menjalankan dan menghentikan simulasi dengan cara yang sama dan menggunakan set parameter input yang sama pula ( identical part), tapi menggunakan masukan bilangan random yang terpisah ( independent part) untuk membangkitkan waktu antar-kedatangan dan pelayanan (hasil-hasil simulasi). Sedangkan panjang waktu simulasi yang diinginkan untuk setiap replikasi disebut length of replication. Halaman 19

20 1.7 VERIFIKASI DAN VALIDASI Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa ketika kita mengerjakan suatu model dan kadangkala disaat kita membangun model tersebut maka disanalah waktu untuk untuk melakukan verifikasi dan validasi terhadap model tersebut. Verifikasi adalah suatu langkah untuk meyakinkan bahwa model berkelakuan/bersifat seperti yang dikehendaki, bisa dijalankan di komputer. Validasi merupakan langkah untuk meyakinkan bahwa model berkelakuan/bersifat seperti sistem nyatanya. Halaman 20

21 STUDI KASUS PT. Jernih Sehat merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air mineral galon. Belakangan ini perusahaan yang menjadi pesaing utama menutup pabriknya, sehingga omzet penjualan air mineral meningkat. Untuk menyikapi penigkatan volume produksi dengan tetap memperhatikan kualitas produk, perusahaan akan melakukan simulasi yaitu dengan menggunakan Promodel 7.0. Adapun proses produksi yang ingin dianalisa dengan cara disimulasikan adalah mulai dari kedatangan bahan baku berupa galon datang ke gudang galon Galon setelah masuk ke gudang akan dibawa ke tempat pencucian. Setelah melakukan proses pencucian galon dibawa menggunakan conveyor ke proses pengisian untuk diisi air, air itu sendiri datang dari gudang air. Setelah proses pengisian galon selesai kemudian galon tersebut dibawa dengan menggunakan conveyor ke proses pemasangan tutup galon untuk di tutup rapat agar terhindar dari kuman, kotoran, dsb. Kemudian proses selanjutnya adalah galon dibawa menggunakan conveyor ke proses pemasangan label produk Jernih Sehat. Apabila pemasangan label sedang dipergunakan, maka galon air akan ditampung di buffer yang kapasitasnya tidak terbatas. Jika pemasangan label sudah tidak dipakai maka air galon dari buffer akan langsung ke pemasangan label. setelah proses pemasangan label selesai, galon tersebut dibawa ke proses pemeriksaan (QC) untuk diperiksa oleh inspector untuk menentukan kualitas produk yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh perusahaan. Kemudian setelah selesai diperiksa galon yang lulus pemeriksaan akan di bawa ke gudang produk baik dan siap di distribusikan tetapi lain halnya dengan produk yang tidak lulus pemeriksaan akan dibawa ke gudang produk cacat. Selama ini perusahaan memproduksi dua jenis gallon, yaitu gallon ukuran besar dan gallon ukuran kecil. Untuk gallon ukuran besar ( A ) dan gallon ukuran kecil ( B ). Untuk gallon ukuran besar (A) membutuhkan 7 sumber daya 1 dan 6 unit sumber daya 2, sedangkan untuk gallon ukuran kecil (B) membutuhkan 5 unit sumber daya 1, dan 6 unit sumber daya 2. Banyaknya sumber daya 1 dan sumber daya 2 yang tersedia masing-masing adalah 1700 dan 1900 unit. Setiap jenis gallon yaitu untuk gallon ukuran besar ( A ) dan gallon ukuran kecil ( B ) masing-masing memberikan keuntungan sebesar Rp 300,00 dan Rp 500,00. Yang menjadi masalah bagi perusahaan adalah Halaman 21

22 berapa jumlah gallon ukuran besar dan gallon ukuran kecil yang harus dijual agar keuntungannya maksimum? Tugas Anda adalah!! 1. Modelkan sistem produksi diatas ke dalam model flowchart (event oriented). 2. Buat RPD (Rich Picture Diagram) dari sistem. 3. Identifikasi komponen-komponen sistem diatas. 4. Pecahkan masalah diatas menggunakan Mathematical Modeling (linear programming) bolehdengan metode grafik, substitusi, atau eliminasi Halaman 22

23 1. Flowchart: LANGKAH PENGERJAAN STUDI KASUS Gudang galon pencucian Conveyor Gudang air Pengisisan Conveyor Pemasangan tutup galon Conveyor Pemasangan label galon baik Inspeksi? cacat Gudang produk Gudang produk baik cacat Gambar Flowchart Proses Produksi Air Mieneral Galon Halaman 23

24 2. RPD Halaman 24

25 3. Komponen komponen system: 1. Entitas : air, galon, air galon 2. Atribut : kedatangan air, kedatangan galon 3. Aktivitas : pencucian, pengisian air, pemasangan tutup galon, inspeksi (QC) 4. Variable status : Kapasitas Sumber Daya 5. Kejadian : seluruh aktivitas (pengisian air, pemasangan tutup galon, inspeksi (QC)), terbatasnya kapasitas sumber daya 4. Model Matematis Batasan : 7(0) + 5B = A + 5(0) = 1700 B = 340 (0,340) A = 242,85 (242.85,0) 6(0) + 6B = A + 6(0) = 1900 B = 316,67 (0,316.67) A = 316,67 (316.67,0) (0,340) (0,316.67) (242.85,0) (316.67,0) A Metode Eleminasi 7A + 5B = 1700x 6 6A + 6B = 1900x 5 Halaman 25

26 42A + 30B = A + 30B = A = 700 A = 700/12 A = 58.3 Metode Subtitusi Bila A = 58.3, maka B = 7A + 5B = (58.3) + 5B = B = B = Fungsi Maksimal Maks = 300A + 500B = 300 (58.3) (258.38) = = Halaman 26

Karakteristik Model & Struktur Model. Ratih Setyaningrum, MT Hanna Lestari, M.Eng

Karakteristik Model & Struktur Model. Ratih Setyaningrum, MT Hanna Lestari, M.Eng Karakteristik Model & Struktur Model Ratih Setyaningrum, MT Hanna Lestari, M.Eng Referensi Prof Dr Ir Soemarno, MS MALANG, 2007 Pemodelan Proses membangun atau membentuk model dari suatu sistem nyata dalam

Lebih terperinci

Lecture 1: Pemodelan Sistem Pendahuluan. Hanna Lestari, M.Eng

Lecture 1: Pemodelan Sistem Pendahuluan. Hanna Lestari, M.Eng Lecture 1: Pemodelan Sistem Pendahuluan Hanna Lestari, M.Eng Agenda Tujuan Materi Konsep Umum Model Sistem Diskusi Tujuan Konseptual Umum : Memberikan pengetahuan tentang pendekatan sistem, pemodelan sistem

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia DEFINISI MODEL (1) Model adalah representasi sederhana dari sesuatu yang nyata. Model adalah penyederhanaan dari sistem yang akan dipelajari. Model

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. SIMULASI SISTEM Sistem Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Karakteristik Sistem: komponen ; Relasi; Tujuan ; Batasan; Lingkungan; Interface; Input; Output. Cara

Lebih terperinci

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F TEKNIK SIMULASI Nova Nur Hidayati TI 5F 10530982 PENDAHULUAN TUJUAN MEMPELAJARI SIMULASI Melalui kuliah ini diharapkan kita dapat mempelajari suatu sistem dengan memanfaatkan komputer untuk meniru (to

Lebih terperinci

3. KLASIFIKASI MODEL.

3. KLASIFIKASI MODEL. 3. KLASIFIKASI MODEL alsen.medikano@gmail.com (1) KLASIFIKASI MODEL Murdick, Ross, Claggett (1984) dan Ackoff, Gupta, Minas (1962) Kelas I. Fungsi 1. model Diskriptif memberikan gambaran sistem nyata,

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Simulasi 2.1.1 Pengertian Metode Simulasi Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987).

Lebih terperinci

1-2. KONSEP DASAR PEMODELAN.

1-2. KONSEP DASAR PEMODELAN. 1-2. KONSEP DASAR PEMODELAN alsen.medikano@gmail.com 1 KONSEP MODEL Model : suatu representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang disepakati) dari suatu sistem nyata. Sistem Nyata : sistem yang

Lebih terperinci

Sistem berasal dari kata Yunani yaitu systema yang mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan

Sistem berasal dari kata Yunani yaitu systema yang mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan Sistem berasal dari kata Yunani yaitu systema yang mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (a whole) Menurut Gordon B davis

Lebih terperinci

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit Pokok Bahasan Pendahuluan Sistem, Model dan Simulasi Keuntungan dan Kerugian Simulasi Jenis-jenis Simulasi Simulasi Komputer Bahasa Simulasi Tahapan Pemodelan Simulasi 19 20 PENGANTAR PEMODELAN & SIMULASI

Lebih terperinci

BAB II MODEL Fungsi Model

BAB II MODEL Fungsi Model BAB II MODEL Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang lain dengan entitasnya. Model berisi informasi-informasi tentang suatu sistem yang dibuat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

Gambar Skema Proses Pemodelan

Gambar Skema Proses Pemodelan Suatu representasi yang memadai dari suatu sistem. Miniature atau potret atas intisari yang mencerminkan karakteristik yang dipilih dari sistem tersebut. Penyederhanaan dari sistem yang akan dipelajari.

Lebih terperinci

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika Riani L. Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PreTest 1. Apa yang dimaksud dengan simulasi? 2. Berikan contoh simulasi yang saudara ketahui (minimal i 3)! 2 2 Definisi Simulasi (1)

Lebih terperinci

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu

Lebih terperinci

Pertemuan 10. Pengembangan Model SPK

Pertemuan 10. Pengembangan Model SPK Pertemuan 10 Pengembangan Model SPK Konsel Model Secara umum model digunakan untuk memberikan gambaran, memberikan penjelasan dan memberikan perkiraan dari realitas yg diselidiki. Karakteristik model yg

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL. Kosep Dasar Riset Operasional. Disusun oleh: Destianto Anggoro

RISET OPERASIONAL. Kosep Dasar Riset Operasional. Disusun oleh: Destianto Anggoro RISET OPERASIONAL Kosep Dasar Riset Operasional Disusun oleh: Destianto Anggoro SEJARAH RISET OPERASIONAL Pembentukan kelompok formal OR Berlangsung Inggris (1939) Perang Dunia II Amerika mengikuti dengan

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci

Unit 7 PEMODELAN MATEMATIKA. Pendahuluan. Selamat belajar dan tetap bersemangat, Tuhan memberkati. Wahyudi

Unit 7 PEMODELAN MATEMATIKA. Pendahuluan. Selamat belajar dan tetap bersemangat, Tuhan memberkati. Wahyudi Unit 7 PEMODELAN MATEMATIKA Pendahuluan Wahyudi S ebelum mempelajari unit ini, diharapkan anda telah memahami materi yang disajikan pada unit-unit sebelumnya. Kompetensi-kompetensi yang telah anda kuasai

Lebih terperinci

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika Riani L. Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PreTest 1. Apa yang dimaksud dengan model? 2. Apa yang dimaksud dengan pemodelan? 3. Berikan contoh model yang ada disekitar kita (minimal

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Manajemen Sains Pengenalan Riset Operasi Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Pendahuluan Riset Operasi (Operations Research/OR) banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalahmasalah

Lebih terperinci

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi Simulasi dan Pemodelan Analisis lii Model dan Simulasi Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Hanna Lestari, M.Eng Simulasi

Lebih terperinci

Outline 0 PENDAHULUAN 0 BEBERAPA ASPEK MODEL MATEMATIKA 0 PROSES PEMODELAN MATEMATIKA 0 KARAKTERISASI SISTEM 0 SIFAT MODEL MATEMATIKA YANG BAIK

Outline 0 PENDAHULUAN 0 BEBERAPA ASPEK MODEL MATEMATIKA 0 PROSES PEMODELAN MATEMATIKA 0 KARAKTERISASI SISTEM 0 SIFAT MODEL MATEMATIKA YANG BAIK Outline 0 PENDAHULUAN 0 BEBERAPA ASPEK MODEL MATEMATIKA 0 PROSES PEMODELAN MATEMATIKA 0 KARAKTERISASI SISTEM 0 SIFAT MODEL MATEMATIKA YANG BAIK Pendahuluan 0 Masalah yang berhubungan dengan proyek potensial

Lebih terperinci

BAB III SIMULASI Definisi Simulasi Tahapan Simulasi

BAB III SIMULASI Definisi Simulasi Tahapan Simulasi BAB III SIMULASI 3. 1. Definisi Simulasi Simulasi adalah proses merancang model dari suatu sistem yang sebenarnya, mengadakan percobaan-percobaan terhadap model tersebut dan mengevaluasi hasil percobaan

Lebih terperinci

PENGANTAR MODEL STOKASTIK. Teknik Industri 2015

PENGANTAR MODEL STOKASTIK. Teknik Industri 2015 PENGANTAR MODEL STOKASTIK hanna.udinus@gmail.com Teknik Industri 2015 the model must fit the data, not vice versa J.P. Benzecri Agenda Masalah Industri Konsep Model Klasifikasi dan Jenis Model Model Stokastik

Lebih terperinci

OPERATION RESEARCH-1

OPERATION RESEARCH-1 OPERATION RESEARCH-1 Prof.Dr.H.M.Yani Syafei,MT MATERI PERKULIAHAN 1.Pemrograman Linier (Linear Programming) Formulasi Model Penyelesaian dengan Metode Grafis Penyelesaian dengan Algoritma Simplex Penyelesaian

Lebih terperinci

8. MODEL MATEMATIKA.

8. MODEL MATEMATIKA. 8. MODEL MATEMATIKA alsen.medikano@gmail.com 1 1. DEFINISI Matematika, mempelajari keteraturan hubungan antar lambang/simbol/unsur yang mempunyai arti (mewakili obyek tertentu) dengan aturan tertentu dan

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND Aro Manis, Siti Tri Susiati Hutami Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Pada umumnya, bus kampus beroperasi untuk mengantarkan mahasiswa

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu fenomena

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM. Pemodelan & simulasi TM04

PEMODELAN SISTEM. Pemodelan & simulasi TM04 PEMODELAN SISTEM Pemodelan & simulasi TM04 Pemodelan untuk permasalahan apa? Mengetahui tinggi menara Pisa tanpa mengukur secara langsung, Mengetahui lebar sebuah sungai tanpa benar-benar menyeberanginya,

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

Kriteria Model yang Baik

Kriteria Model yang Baik Kriteria Model yang Baik 0 Tingkat generalisasi yang tinggi 0 Makin tinggi makin baik kemampuan pemecahan masalah makin besar 0 Mekanisme transparansi 0 Diketahui mekanisme pemecahan masalah rekonstruksi

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi. Dr. Muljono, S.Si, M.Kom

Pemodelan dan Simulasi. Dr. Muljono, S.Si, M.Kom Pemodelan dan Simulasi Dr. Muljono, S.Si, M.Kom PEMODELAN DAN SIMULASI Diskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang konsep-konsep pemodelan dan simulasi suatu system serta penerapannya dalam

Lebih terperinci

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi T E K N O S I M 008 Yogyakarta, 16 Oktober 008 Irwan Sukendar, Dewi Retno F, Dian Setiadi, Dwi Riyanti, Eko Pramudyo,

Lebih terperinci

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP Pengantar Riset Operasi Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP 1 Kontrak Perkuliahan Keterlambatan 15 menit Mengoperasikan HP dan sejenisnya : di luar kelas Mengerjakan laporan/tugas

Lebih terperinci

BAB 1 SISTEM DAN MODEL

BAB 1 SISTEM DAN MODEL BAB 1 SISTEM DAN MODEL Sistem dan Eksperimen Konsep dari sistem dapat didefinisikan dalam beberapa cara yang berbeda. Disini kita akan menggunakan ini untuk menyatakan sebuah objek atau koleksi dari objek-objek

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-1. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Kosep Dasar Riset Operasional

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-1. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Kosep Dasar Riset Operasional RISET OPERASIONAL MINGGU KE-1 Kosep Dasar Riset Operasional Disusun oleh: SEJARAH RISET OPERASIONAL Perang Dunia II Berlangsung Menentukan utilisasi sumber daya militer yang efektif dan menetapkan alokasi

Lebih terperinci

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. & Ir. R. Sihotang, MS. Mata Kuliah Kode / SKS Mata Kuliah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proposisi adalah pernyataan yang dapat ditentukan nilai kebenarannya, bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya. Sedangkan, Kalkulus Proposisi (Propositional

Lebih terperinci

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika. Teknik Simulasi Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan

Lebih terperinci

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA Masrul Indrayana Teknik Industri, FT, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Email: masrul_indrayana@yahoo.com ABSTRAK Pertumbuhan

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Dosen: Didin Astriani Prassetyowati, M.Stat Silabus MATAKULIAH TI214 TEKNIK RISET OPERASI (2 SKS) TUJUAN Agar mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Heizer & Render (2011, p. 36) manajemen operasi adalah sekumpulan aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SIMULASI SISTEM. TIM PENYUSUN Irwan Sukendar, ST., MT Ali Wedo Sarjono, ST Muchamad Maknun, ST

MODUL PRAKTIKUM SIMULASI SISTEM. TIM PENYUSUN Irwan Sukendar, ST., MT Ali Wedo Sarjono, ST Muchamad Maknun, ST MODUL PRAKTIKUM SIMULASI SISTEM TIM PENYUSUN Irwan Sukendar, ST., MT Ali Wedo Sarjono, ST Muchamad Maknun, ST LABORATORIUM SIMULASI & KOMPUTER JURUSAN TEKNIS INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 2 Model-Model Riset Operasional Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Pendahuluan Model Dalam Riset Operasional Sebuah model keputusan

Lebih terperinci

BAB 2. PROGRAM LINEAR

BAB 2. PROGRAM LINEAR BAB 2. PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI 3.1 Sistem Antrian Incoming Call THE TEMPO GROUP Gambar 3.1 Telepon Operator Secara umum Sistem Antrian Incoming Call di THE TEMPO GROUP dapat digambarkan sebagai berikut

Lebih terperinci

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Bab 4: Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-Hill, Singapore, 2003. Bab 4: Simulasi Event-Diskrit

Lebih terperinci

MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] Ady Daryanto SP MSi E-mail : adydaryanto@yahoo.com MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1 [KODE/SKS : IT011241 / 2 SKS] KONTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 1. Membahas teknik-teknik riset operasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan 2. Konsep dasar ilmu matematika (himpunan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB I. PENDAHULUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB I. PENDAHULUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Model keputusan merupakan alat yang menggambarkan permasalahan keputusan sedemikian rupa sehingga memungkinkan identifikasi dan evaluasi sistematik semua alternatif

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data dan Informasi Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MODEL Elsa Pudji Setiawati

PENYUSUNAN MODEL Elsa Pudji Setiawati PENYUSUNAN MODEL Elsa Pudji Setiawati 140 223 159 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1. Definisi Model.. 2. Alasan Pembuatan Model...... 3. Karakteristik Model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Langkah-Langkah Penelitian Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan kemudian disusun metodologi penelitian yang terdiri dari langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Simulasi 2.1.1 Pengertian Simulasi Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang simulasi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Emshoff dan Simun (1970), simulasi didefinisikan

Lebih terperinci

SISTEM DAN MODEL Tujuan Instruksional Khusus:

SISTEM DAN MODEL Tujuan Instruksional Khusus: SISTEM DAN MODEL Tujuan Instruksional Khusus: Peserta pelatihan dapat: menjelaskan pengertian sistem dan model, menentukan jenis dan klasifikasi model, menjelaskan tahapan permodelan Apa itu sistem? himpunan

Lebih terperinci

Pertemuan 14. Teknik Simulasi

Pertemuan 14. Teknik Simulasi Pertemuan 14 Teknik Simulasi Pengantar Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Simulasi 2.1.1. Pengantar Simulasi Dalam dunia manufaktur, simulasi digunakan untuk menentukan schedule produksi, inventory level, dan prosedur maintenance, merencanakan

Lebih terperinci

Sistem, Model dan Simulasi

Sistem, Model dan Simulasi Sistem, Model dan Simulasi Sistem dan model Sistem merupakan kumpulan elemen ng bekerja bersama untuk mencapai tujuan ng diharapkan. Karakteristik atau ciri-ciri system : Sistem terdiri dari berbagai elemen

Lebih terperinci

Asusmi/Penyederhanaan Sistem

Asusmi/Penyederhanaan Sistem Mata Kuliah : Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XV PEMODELAN e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Model Sistem yang sebenarnya

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Pemodelan Sistem

Dasar-Dasar Pemodelan Sistem Bab 1: Dasar-Dasar Pemodelan Sistem Pemodelan dan Simulasi Sistem Monica A. Kappiantari Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore,

Lebih terperinci

Klasifikasi Model. Teori dan Pemodelan Sistem TIP FTP UB Mas ud Effendi

Klasifikasi Model. Teori dan Pemodelan Sistem TIP FTP UB Mas ud Effendi Klasifikasi Model Teori dan Pemodelan Sistem TIP FTP UB Mas ud Effendi Kriteria Model yang Baik Tingkat generalisasi yang tinggi Makin tinggi makin baik kemampuan pemecahan masalah makin besar Mekanisme

Lebih terperinci

OPTIMASI DAN HEURISTIK DALAM PENDEKATAN SISTEM. Arif Rahman

OPTIMASI DAN HEURISTIK DALAM PENDEKATAN SISTEM. Arif Rahman OPTIMASI DAN HEURISTIK DALAM PENDEKATAN SISTEM Arif Rahman INDUSTRIAL ENGINEERING..is concerned with the design, improvement, and installation of integrated systems of men, materials, information, energy,

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sist

Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sist Pemodelan Simulasi Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sistem, pertimbangan teknis, dan perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi,semua sistem pada bidangbidang tersebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Industri pengolahan roti (bakery) seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan industri ng memiliki bank tuntutan untuk selalu menyediakan produk tepat waktu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN KEASLIAN TA... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya pemberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumusan dari permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Rumusan dari permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ( Cukup 3 paragraf saja ) - Jelaskan mengenai keadaan/masalah perusahaan yang diamati - Uraikan fungsi simulasi untuk mengatasi permasalahan yang ada pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Dari sudut pandang sebuah perusahaan

Lebih terperinci

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233/ 2 SKS]

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233/ 2 SKS] MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233/ 2 SKS] Ady Daryanto SP MSi E-mail : adydaryanto@staff.gunadarma.co.id MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233 / 2 SKS] KONTRAK KULIAH Jumlah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

SUMBER: Arwin DW, TEKNOLOGI SIMULATOR PESAWAT TERBANG DARI MASA KE MASA

SUMBER: Arwin DW, TEKNOLOGI SIMULATOR PESAWAT TERBANG DARI MASA KE MASA DEFINISI DAN ISTILAH PEMODELAN DAN SIMULASI Pemodelan dan Simulasi PEMODELAN DAN SIMULASI MODEL adalah representasi dalam bahasa tertentu dari suatu sistem nyata (realita PEMODELAN adalah tahapan atau

Lebih terperinci

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Causes Problems Actions

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian Modul ke: PEMODELAN Fakultas Program Pasca Sarjana Hamzah Hilal Program Studi Magister Teknik Elektro 9.1 UMUM Model meruakan suatu representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Mata Kuliah : RISET OPERASI (RO) Kode / SKS

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM ANTRIAN SINGLE SERVER. Sistem: himpunan entitas yang terdefinisi dengan jelas. Atribut: nilai data yang mengkarakterisasi entitas.

SIMULASI SISTEM ANTRIAN SINGLE SERVER. Sistem: himpunan entitas yang terdefinisi dengan jelas. Atribut: nilai data yang mengkarakterisasi entitas. SIMULASI SISTEM ANTRIAN SINGLE SERVER Sistem: himpunan entitas yang terdefinisi dengan jelas. Atribut: nilai data yang mengkarakterisasi entitas. List/file/set: entitas-entitas dengan properti yang sama.

Lebih terperinci

BAB 4 FORMULASI MODEL

BAB 4 FORMULASI MODEL BAB 4 FORMULASI MODEL Formulasi model pada Bab 4 ini berisi penjelasan mengenai karakteristik sistem yang diteliti, penjabaran pemodelan matematis dari sistem, model dasar penelitian yang digunakan, beserta

Lebih terperinci

Outline 0 PENDAHULUAN 0 FORMULASI MODEL 0 FORMULASI MODEL DETERMINISTIK 0 FORMULASI MODEL STOKASTIK

Outline 0 PENDAHULUAN 0 FORMULASI MODEL 0 FORMULASI MODEL DETERMINISTIK 0 FORMULASI MODEL STOKASTIK Outline 0 PENDAHULUAN 0 FORMULASI MODEL 0 FORMULASI MODEL DETERMINISTIK 0 FORMULASI MODEL STOKASTIK Pendahuluan 0 Dalam formulasi model, seorang analis dipengaruhi oleh pengalaman dalam bidang profesinya

Lebih terperinci

PRESENTASI. Fakultas Teknik Elektro

PRESENTASI. Fakultas Teknik Elektro PRESENTASI 1 TUJUAN Media melatih kemampuan verbal dalam menyampaikan pokok-pokok pikiran rencana penelitian maupun hasil penelitian (jika telah selesai). Menyampaikan secara lisan proposal penelitian

Lebih terperinci

MODEL DAN PERANAN RO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MODEL DAN PERANAN RO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MODEL DAN PERANAN RO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pertemuan I Ayundyah Kesumawati, M.Si PROGRAM STUDI STATISTIKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2015 Pendahuluan Sejak revolusi industri (1750-1850), dunia usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah antrian adalah masalah umum yang pernah dan akan dialami oleh siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti antrian kendaraan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL III LINEAR PROGRAMMING DAN VISUALISASI

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL III LINEAR PROGRAMMING DAN VISUALISASI PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL III LINEAR PROGRAMMING DAN VISUALISASI LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 MODUL II LINEAR PROGRAMMING DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam membuat model simulasi, perlu diketahui mengenai beberapa teori yang berhubungan dengan pembuatan model dan teori yang berguna untuk menverfikasi model. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak

Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak model telah terbentuk. Banyak model yang tersedia yang

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM LINEAR

BAB 2 PROGRAM LINEAR BAB 2 PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) TM. 091486 - Manufaktur TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) Cipto Adi Pringgodigdo 2104.100.026 Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Mulai Studi Lapangan Studi Pustaka Pengumpulan Data Menentukan bahan baku yang dianalisis

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN CONTENT 1. Pengambilan Keputusan 2. Proses Pemodelan 3. Fase Kecerdasan 4. Fase Desain 5. Fase

Lebih terperinci

Model Matematika dari Sistem Dinamis

Model Matematika dari Sistem Dinamis Model Matematika dari Sistem Dinamis September 2012 () Model Matematika dari Sistem Dinamis September 2012 1 / 60 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya.

Lebih terperinci

PERTEMUAN #7 SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #7 SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer- Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 4 PERTEMUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Blanchard (2000) mendefinisikan sistem sebagai sekumpulan dari elemen-elemen yang mempunyai fungsi bersama untuk mencapai suatu tujuan (Miftahol, 2009). Sedangkan Law (2004)

Lebih terperinci

5/12/2014. Plant PLANT

5/12/2014. Plant PLANT Matakuliah : Teknik Kendali Tahun : 2014 Versi : Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : menjelaskan gambaran umum dan aplikasi sistem pengaturan di industri menunjukkan kegunaan dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Studi literatur mengenai decision support system serta beberapa metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan banyak kriteria, yaitu: metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan penelitian maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci