|
|
- Bambang Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perjalanan waktu, dunia saat ini terus berkembang dan mengalami banyak perubahan. Robbins (1994) menyebutkan bahwa organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Hussey (2000) mengemukakan bahwa perubahan merupakan salah satu aspek yang paling kritis untuk menciptakan manajemen yang efektif. Perubahan yang dialami secara terus menerus oleh oraganisasi dapat diakibatkan oleh beberapa hal seperti laju perkembangan global yang pesat, resiko bisnis yang ditemukan baru ditemukan, kesempatan yang menggairahkan, inovasi dan sistem kepemimpinan yang baru (dalam Madsen, Miller, & John, 2005). Lebih lanjut Hussey (2000) juga menjelaskan beberapa faktor yang mendorong organisasi untuk melakukan perubahan yaitu perubahan organisasi untuk melakukan perubahan teknologi yang terus meningkat, persaingan yang intensif dan global, tuntutan pelanggan, perubahan demografis negara, privatisasi bisnis dan tututan dari pemegang saham yang meminta lebih banyak nilai. Perubahan organisasi tidak akan berhasil tanpa perubahan karyawan dan perubahan karyawan tidak efektif tanpa dipersiapkan terlebih dahulu (Madsen, Miller, & John, 2005). Perubahan menyebabkan karyawan harus bergerak 1
2 2 meninggalkan status qua menuju suatu yang baru sehingga menimbulkan ketakutan dan ketidakjelasan pada karyawan. Karyawan mengalami ketidakpastian dan mulai ketakutan mengenai kemungkinan gagal dalam menghadapi kondisi yang baru (Vakola dan Nikolau, 2005). Kondisi perubahan yang tidak pasti dan menekan dapat mempengaruhi sikap karyawan terhadap perubahan. Pada akhirnya mempengaruhi sikap karyawan terhadap organisasi secara keseluruhan. Sikap karyawan terhadap perubahan juga dipengaruhi oleh proses perubahan yang dilakukan (Oreg, 2006). Organisasi yang akan melakukan perubahan sangat membutuhkan karyawan yang terbuka, mempersiapkan diri dengan baik dan siap untuk berubah (Eby, Adams, Ressel, dan Gaby, 2000). Bernerth (2004) menemukan bahwa faktor keberhasilan perubahan organisasi adalah kesiapan karyawan dalam melakukan perubahan. Holt, Armenakis, Field & Harris (2007) mendefinisikan kesiapan individu untuk berubah sebagai sikap komprehensif yang secara simultan dipengaruhi oleh isi (apa yang berubah), proses (bagaimana perubahan diimplementasikan), konteks (lingkungan dimana perubahan terjadi), dan karakteristik individu (karakteristik individu yang diminta untuk berubah) yang terlibat didalam suatu perubahan. Kesiapan berubah merefleksikan keyakinan, sikap, dan intensi perilaku terhadap usaha perubahan (Desplaces, 2005). Kesiapan untuk berubah juga menjelaskan sebuah kondisi awal atau keadaan yang dibutuhkan oleh individu di dalam organisasi untuk sukses dalam menghadapi perubahan di organisasi tersebut (Holt, 2003). Dengan melihat kesiapan untuk berubah, perusahaan dapat menciptakan situasi dan kondisi
3 3 tertentu yang mendukung bagi para karyawannya untuk melaksanakan perubahan yang diinginkan. Sehingga, dengan kondisi yang mendukung tersebut karyawan dapat melaksanakan perubahan yang diinginkan perusahaan secara lebih efektif. Karyawan yang mempunyai tingkat kesiapan untuk berubah lebih tinggi akan lebih efektif dalam melakukan proses perubahan yang direncanakan dibandingkan karyawan yang mempunyai tingkat kesiapan untuk berubah yang rendah. Perubahan pada perusahaan bisa saja terjadi pada saat kesiapan untuk berubah para karyawan rendah, tetapi penelitian mengindikasikan bahwa kesuksesan dari perubahan akan berkurang ketika kesiapan untuk berubah yang rendah akan menimbulkan rendahnya motivasi untuk berubah atau memunculkan penolakan yang aktif / perlawanan (Backer dalam Madsen, Miller & John, 2005). Melihat krusialnya aspek kesiapan untuk berubah pada perubahan yang dilakukan perusahaan, penting bagi perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan pada aspek kesiapan untuk berubah para karyawannya. Dengan mengetahui faktor tersebut, perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat kesiapan untuk berubah para karyawannya dan merencanakan langkah selanjutnya untuk meningkatkan tingkat kesiapan untuk berubah berdasarkan faktor-faktor tersebut. Menurut peneliti, salah satu faktor yang berhubungan serta berperan penting dalam menentukan tingkat kesiapan untuk berubah adalah faktor kepribadian. Hal ini didukung bahwa adanya beberapa pandangan atau penjelasan yang mengaitkan faktor kepribadian berhubungan dengan kesiapan untuk berubah dan berikut adalah penjelasannya. Holt (2003) menuliskan bahwa kesiapan untuk
4 4 berubah dipengaruhi secara simultan oleh beberapa hal, salah satunya adalah faktor karakteristik dari individu yang diminta untuk melakukan perubahan. Karakteristik individu tersebut salah satunya merupakan faktor kepribadian. Hal ini diperkuat oleh beberapa peneliti yang mengindikasikan bahwa ada sejumlah faktor kepribadian yang mungkin berhubungan dengan kemampuan individu untuk menerima dan menghadapi perubahan (Holt, 2003; Furnham, 2005). Kemudian, berdasarkan teori individual difference, Armenakis dkk. (dalam Madsen, Miller & John, 2005) mengatakan individu-individu akan bereaksi secara berbeda terhadap pesan perubahan yang sama, dikarenakan adanya perbedaan struktur kognitif pada tiap individu. Perbedaan reaksi itu berdasarkan pada banyak hal dan salah satunya adalah faktor kepribadian (Madsen, Miller & John, 2005). Hasil penelitian sebelumnya oleh Madsen, Miller & John (2005) memperlihatkan bahwa individual differences menjadi hal yang penting dalam kesiapan seseorang dalam menghadapi perubahan. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya kesamaan pola yang identik dari pengisian seluruh item alat ukur kesiapan untuk berubah oleh 464 partisipan penelitian mereka. Pendekatan kepribadian dalam pengukuran kesiapan untuk berubah akan berguna untuk menentukan proporsi dari individu yang enggan untuk menerima perubahan yang terdapat di dalam organisasi (Holt, 2003). Holt juga menambahkan bahwa pendekatan kepribadian juga berguna untuk menentukan berbagai macam strategi yang cocok untuk menumbuhkan kesiapan untuk berubah
5 5 dan dalam menentukan seberapa cepat usaha yang dilakukan organisasi untuk mengusahakan perubahan dapat diimplementasikan. Penjelasan - penjelasan di atas membuat peneliti merasa perlu untuk melihat secara lebih jelas hubungan antara faktor kepribadian yang dimiliki individu dengan kesiapan individu tersebut dalam menghadapi perubahan. Ditambah, pada kenyataannya tiap individu mempunyai kepribadiannya sendiri yang unik yang akan berpengaruh pada kesiapannya dalam menghadapi perubahan yang ada. Untuk melihat hubungan faktor kepribadian tersebut dengan kesiapan untuk berubah, peneliti akan menggunakan Openness to experience yang merupakan dimensi dari pendekatan kepribadian the five-factor model. The five-factor model (FFM) atau juga yang dikenal dengan sebutan Big Five Factor adalah pendekatan model tipe kepribadian yang dikembangkan oleh Paul T. Costa, Jr. dan Robert R. McCrae (1986) yang digunakan untuk melihat individual differences di dalam lima domain besar. Model ini mengggunakan lima domain kepribadian (neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness) yang universal dalam riset lintas budaya dan berbentuk inventory dengan sejumlah trait berdimensi bipolar yang dapat dirating oleh diri sendiri atau orang lain dan tidak menghasilkan skor tunggal. Alasan pemilihan Openness to experience merupakan salah satu domain kepribadian dalam Big Five Factor, dimana individu yang mempunyai skor yang tinggi dalam domain kepribadian ini selalu ingin mencoba sesuatu yang baru dan memberikan ide yang baru. Senada dengan itu, Furnham (2005) mengatakan bahwa individu yang dapat melakukan perubahan dengan baik adalah individu -
6 6 individu yang terbuka terhadap sesuatu/hal yang baru bagi dirinya (open to experience), dimana mereka mempunyai sikap yang positif terhadap perubahan secara umum, berkemauan untuk menanggung resiko, dan cukup fleksibel dalam tingkah laku mereka. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melihat kecenderungan bahwa ada sejumlah individu yang mempunyai skor tinggi pada domain openness akan bersikap positif dan menyukai perubahan, apapun bentuk perubahan itu.selain itu, penelitian Judge et al. (dalam Holt, 2003) menemukan bahwa kesiapan seseorang untuk berubah dapat dipengaruhi oleh sejumlah ciri kepribadian, salah satunya adalah openness to experience. Selain dari openness personality, faktor karakter individu yang juga dapat mempengaruhi kesiapan untuk mengadapi perubaan organisasi adalah selfefficacy (Chen, Gully & Eden,2001).Self-efficacy adalah kepercayaan seseorang dalam kemampuannya untuk mencapai hasil yang diinginkan dari tindakan yang dilakukan, hal tersebut merupakan penentu perilaku bagi seseorang ketika memilih apakah seseorang tersebut akan terlibat dan gigih dalam menghadapi rintangan dan tantangan atau sebaliknya (Maddux, 2000). Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Cunningham et al. (2002), bahwa salah satu dari dua faktor yang mempengarui kesiapan individu untuk berubah adalah self-efficacy. Sementara faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nughareni (2012) menunjukkan bahwa selfefficacy memberikan sumbangan sebesar 43,6 % terhadap kesiapan pegawai PLN untuk menghadapi perubahan, dan 23,3% lainnya adalah transformasional leadership.
7 7 Di Indonesia, salah satu sektor yang diperhatikan oleh pemerintah adalah bidang pendidikan. Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun yaitu enam tahun di tingkat sekolah dasar dan tiga tahun di tingkat sekolah menengah pertama. Hal tersebut sudah diatur dalam undang undang nomer 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Di Indonesia pendidikan terbagi menjadi empat jenjang yaitu anak usia dini, dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama sembilan tahun. Yaitu enam tahun ditingkat sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menegah pertama. Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar. Pada tingkat ini pendidikan selama tiga tahun. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup progarm pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi di Indonesia ada dua kategori, yaitu perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri. Salah satu
8 8 perguruan tinggi swasta yang cukup dikenal di Indonesia adalah Universitas Mercu Buana. Universitas Mercu Buana berdiri pada tahun Pendiri Universitas Mercu Buana adalah pengusaha H. Probosutedjo. Seiring perkembangan zaman, Universitas Mercu Buana Jakarta terus berbenah. Kampus ini pun telah mencanangkan untuk menjadi world class university. Oleh sebab itu, fasilitas dan juga kualitas proses pendidikan terus ditingkatkan. "Kita terus meningkatkan kualitas. Kalau kuantitas sudah banyak yang melakukan, tapi kita sekarang fokus pada kualitas untuk menuju world class university," kata Rektor Universitas Mercu Buana Jakarta yaitudr. Ir. Arissetyanto Nugroho, MM saat memberikan pidato pada pelantikan dan peresmian awal perkuliahan mahasiswa baru kelas karyawan angkatan XXI di Atrium Kampus UMB, Jalan Meruya Selatan, Jakarta, Minggu (9/9/2012). World Class University juga kerap didefinisikan pada penilaian, perankingan, dan pengakuan yang berskala internasional pada universitas atau kampus di berbagai negara. Dalam konteks inilah kemandirian dalam mengelola ide dan gagasan tentang kualitas pendidikan, tinggi di Universitas swasta khususnya Universitas Mercu Buana perlu dirumuskan dan disiapkan secara menyeluruh. Menuju world class university mungkin hanya menjadi wasilah, jika tidak ada kesiapan secara matang peningkatan kualitas di berbagai bidang, baik dalam bidang kelembagaan, pembelajaran, SDM, layanan akademik, penelitian, publikasi, jaringan kerjasama, dan seterusnya.
9 9 Publikasi ilmiah di internasional merupakan salah satu luaran dan tolak ukur dari penelitian dan menjadi indikator dalam keberhasilan penelitian sebagaibagian kinerja baik perguruan tinggi dan lembaga litbang. Salah satu output yang harus dicapai oleh perguruan tinggi atau lembaga litbang menuju World Class University dan World Class Research Institution adalah jumlah publikasi ilmiah di internasional dan seberapa banyak publikasi tersebut dimanfaatkan oleh akademisi lain dengan mensitasi tulisan yang dihasilkan ( Menurut data dikti jumlah akademisi di indonesia masih sangat sedikit jumlahnya yang mempunyai penulisan ilmiah pada jurnal international terakreditasi seperti scopus. Namun publikasi Indonesia di Jurnal internasional bereputasi yang terindeks terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang terdapat pada dikti, jumlah publikasi indonesia yang sudah terindeks periode tahun 2010 sampai April 2016 yang berjumlah artikel. Publikasi internasional Indonesia yang terindeks Scopus masih di bawah Malaysia dan Thailand, namun di atas Philipina. Sementara publikasi internasional Indonesia yang terindeks di Web of Science (Thomson) dengan periode 2010-April 2016 berjumlah artikel dengan perbandingan yang sama masih di bawah Malaysia dan Thailand dan di atas Philipina. Perbandingan publikasi ilmiah internasional antara Indonesia dengan Malaysia dan Thailand periode sangatlah timpang sekali. Hal tersebut membuktikan bahwa Peneliti di Malaysia dan Thailand jauh lebih produktif dalam menghasilkan publikasi ilmiah internasional dibandingkan dengan peneliti di Indonesia ( Begitu juga dalam konteks
10 10 Universitas Mercu Buana, hasil wawancara awal ditemukan bahwa target penelitian internal pun masih belum tercapai walaupun Universitas Mercu Buana sudah memberikan dana penelitian, hal ini disebabkan oleh kurangnya selfefficacy terhadap kemampuan meneliti dan kemampuan menulis dalam bahasa inggris. Selain itu dari sisi pegawai selain dosen masih terdapat resistensi terhadap perubaan terutama kesiapan untuk menjadi world class yang mengutamakan kemampuan berbahasa ingris dan kecanggihan teknologi. Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh self-efficacydan openness terhadap readiness for organizational change Universitas Mercu Buana menjadi world class university. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh self-efficacy terhadap readiness for organizational change Universitas Mercu Buana menjadi world class university? 2. Apakah terdapat pengaruh openness terhadap readiness for organizational change Universitas Mercu Buana menjadi world class university? 3. Apakah terdapat pengaruh self-efficacy dan openness terhadap readiness for organizational change Universitas Mercu Buana menjadi world class university?
11 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk : Mengetahui pengaruh self-efficacy dan openness terhadap readiness for organizational change Universitas Mercu Buana menjadi world class university Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis (Ilmiah) a. Hasil penelitian dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah psikologi secara umum dan khususnya di bidang psikologi industri dan organisasi dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada. b. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan informasi bagi penelitian lanjutan di bidang ini. c. Melihat faktor-faktor apa saja yang dapat dijadikan prediktor kesiapan untuk berubah Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan atau sumber informasi bagi karyawan dalam mengatur strategi dalam menghadapi perubahan organisasi yang kemungkinan akan terjadi sehingga dapat merancang intervensi kesiapan menghadapi perubahan
1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berubah atau mati!, adalah kalimat yang diserukan oleh para manajer di seluruh dunia untuk menggambarkan keharusan setiap organisasi atau perusahaan untuk terus
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia
10 2. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini mengulas tentang pelbagai teori dan literatur yang dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun teori-teori tersebut adalah tentang perubahan organisasi (organizational change)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen yang efektif (Hussey, 2000; Wibowo, 2005). Perubahan organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan telah menjadi suatu kebutuhan primer bagi kehidupan organisasi dan merupakan salah satu aspek yang paling kritis untuk menciptakan manajemen yang efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perubahan adalah fenomena yang pasti terjadi, berkesinambungan dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perubahan adalah fenomena yang pasti terjadi, berkesinambungan dan akan terus terjadi. Setiap perusahaan atau organisasi tidak dapat menghindari perkembangan
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui pengaruh self-efficacy dan openness terhadap readiness
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor LSM di Indonesia kini tengah menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini termasuk perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadikannya sebagai insal kamil, manusia utuh atau kaffah. Hal ini dapat terwujud
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Hidayat (2013) pendidikan adalah suatu upaya sadar yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dianugrahkan tuhan kepada manusia dan diarahkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan telah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan organisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan telah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan organisasi. Hussey (2000) mengemukakan bahwa perubahan merupakan salah satu aspek yang paling kritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepemimpinan memiliki arti peran yang sangat strategis untuk mendorong dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang pemimpin dalam
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. mendapatkan pekerjaan, sehingga hal tersebut memberi kesempatan mereka yang tidak
BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Rendahnya tingkat pendidikan seringkali dikatakan mempersempit akses untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga hal tersebut memberi kesempatan mereka yang tidak memiliki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepribadian terhadap OCB dan pengaruh komitmen afektif terhadap OCB, serta pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana individu memperoleh ilmu mengenai kepemimpinan yang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu universitas swasta di Indonesia yang berfokus pada kajian disiplin ilmu manajemen, Universitas Widyatama merupakan tempat dimana individu memperoleh
Lebih terperincipemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong organisasi menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut organisasi untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin meningkat prevalensinya dari tahun ke tahun. Hasil survei yang dilakukan oleh Biro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting untuk menghasilkan tenaga ahli yang tangguh dan kreatif dalam menghadapi tantangan pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah
Lebih terperinci4. METODE PENELITIAN
40 4. METODE PENELITIAN Bab ini terbagi ke dalam empat bagian. Pada bagian pertama, peneliti akan membahas responden penelitian yang meliputi karakteristik responden, teknik pengambilan sampel, jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih berkualitas rendah, terutama SDM yang bekerja di instansi pemerintah. Hal tersebut disebabkan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia bisnis sedang menghadapi adanya perubahan yang terus menerus terjadi dalam kurun waktu yang cukup singkat. Perubahan yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk mengukur perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pada era modern saat ini, orang sudah mulai terlena dengan nilai-nilai moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan permissiveness
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing
67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unversitas X di kota Bandung, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini tes Psikologi bukan merupakan hal yang asing lagi bagi masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam melakukan penilaian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Teori Lima Besar (Big Five Model) 1. Sejarah Big Five Model Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali dilakukan oleh Allport dan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hari Minggu tanggal 29 April 2007 seorang siswa kelas 1 (sebut saja A) SMA swasta di bilangan Jakarta Selatan dianiaya oleh beberapa orang kakak kelasnya. Penganiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa
Lebih terperincimenjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seks pranikah merupakan aktivitas seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia. Hampir seluruh kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia. Hampir seluruh kegiatan pemerintahan dan perekonomian dipusatkan di kota ini. Sebagai kota yang mengakomodir semua
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir dan Konseptual Penelitian.
25 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Konseptual Penelitian. Di dalam menentukan arah dan tujuan kehidupan, manusia kerapkali harus menjalani sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permasalahan sumber daya manusia dapat dianalisa dari dua aspek, yakni dari aspek kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, pada setiap jenjang pendidikan, baik itu Sekolah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, pada setiap jenjang pendidikan, baik itu Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP), Sekolah Menengah Atas(SMA), maupun Perguruan Tinggi(PT),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila. maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Perguruan Tinggi di Indonesia sudah semakin pesat. Berdasarkan data statistik terbaru yang dikeluarkan oleh Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, kecerdasan emosional menjadi bahan pembicaraan yang semakin hangat diperbincangkan. Dalam berbagai teori, kecerdasan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya pengangguran intelektual beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive. Usaha untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Juni sampai dengan 6 Juli 2015. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas karyawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dunia dalam fase globalisasi yang berkembang sangat cepat dengan berbagai perubahan-perubahannya, sehingga organisasi diharuskan untuk selalu siap terhadap
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian
BAB 3 Metode Penelitian 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Terdapat enam variabel dalam penelitian ini, yaitu faktor kepribadian yang terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan mengenai berbagai macam teknologi yang dapat membantu manusia dalam membuat, menyusun,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dan saran dari hasil diskusi yang telah dilakukan. 5.1 Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berperan untuk mempelajari proses mental dan perilaku manusia. Untuk mempelajari perilaku manusia, para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet telah mengubah bisnis organisasi dengan cepat, dengan memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet telah mengubah bisnis organisasi dengan cepat, dengan memberikan komunikasi dan akses informasi dan distribusi. Lebih lanjut internet digunakan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Panjang (RPJP) Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pola pikir masyarakat akan pentingnya kesehatan pada era moderenisasi merupakan landasan terpenting dalam perumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Locus of Control 2.1.1 Definisi Locus of Control Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini walaupun dilahirkan kembar (Sunaryo, 2004). Manusia sebagai makhluk
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap individu adalah unik, artinya bahwa manusia yang satu berbeda dengan manusia yang lain dan tidak ada manusia yang sama persis dimuka bumi ini walaupun dilahirkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian (personality) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kebebasan arus jasa dan kebebasan arus tenaga kerja terdidik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah menghasilkan sumberdaya manusia yang bermutu dan produktif. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini bisa dilihat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam sejarah penyelenggaraan pemerintahan daerah, tidak berubah dan selalu dibutuhkan. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini memiliki dampak yang beragam di masyarakat. Walaupun terdapat sejumlah keuntungan dari melemahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia, aspek paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Pada masa bayi ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit lepas dari belenggu anarkisme, kekerasan, dan perilaku-perilaku yang dapat mengancam ketenangan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Kreativitas menjadi topik yang hangat dan agenda penting dalam dua dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus terhadap kreativitas
Lebih terperinciNURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NURUL ILMI FAJRIN_11410126 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik harus bersikap independen terhadap berbagai kepentingan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemimpin menjadi penentu keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai suatu organisasi di bidang jasa keuangan memiliki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang positif dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (bebas) adalah big five personality yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pertikaian sangat sering terjadi di Indonesia, ada yang mengatasnamakan kelompok bahkan personal. Tiga hal utama yang dapat menimbulkan pertikaian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting, terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus berkembangnya
Lebih terperincivii Universitas Kristen Maranatha
Abstract The purpose of this research is to obtain an overview about the contribution of the five factor of personality/trait (extraversion, neuroticism, agreeableness, openness to experience, and conscientiousness)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya, dan prestasi akhir itulah yang dikenal dengan performance atau
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah Kekuatan setiap organisasi terletak pada sumber daya manusia, sehingga prestasi organisasi tidak terlepas dari prestasi setiap individu yang terlibat didalamnya,
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. dihadapkan dengan kebutuhan untuk menerapkan perubahan dalam
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Situasi lingkungan yang semakin dinamis, menyebabkan organisasi terusmenerus dihadapkan dengan kebutuhan untuk menerapkan perubahan dalam strategi, struktur, proses,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relawan yang nantinya akan diterjunkan ketika Indonesia memasuki masa tanggap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Palang Merah Indonesia adalah organisasi kemanusiaan yang bergerak dalam bidang penanggulangan dan mitigasi bencana alam di Indonesia. Selain itu, Palang Merah Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini setiap individu pasti pernah mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini setiap individu pasti pernah mengalami rasa kesepian dalam dirinya, yang menjadi suatu pembeda adalah kadarnya, lamanya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan dan jasa keuangan, saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat tajam, kompleks dan perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ia berada karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan besar bagi kehidupan bangsa karena pendidikan dapat mendorong serta menentukan maju mundurnya suatu proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab dua (kajian pustaka) telah membahas teori yang telah menjadi dasar penelitian. Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam bab kajian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five
35 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five Personality Terhadap Coping Stress Pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. BUBUNGAN TIIB.,G FlVB FACTOIlSTERBADAP TINGKAT KEPUASAN. PERAWAT RUANGAN PADA PEKERJAANNYA DI RUMAH SAKIT
A/I :: r ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BUBUNGAN TIIB.,G FlVB FACTOIlSTERBADAP TINGKAT KEPUASAN. PERAWAT RUANGAN PADA PEKERJAANNYA DI RUMAH SAKIT ADIHUSADAUNDAAN~ANSURABAYA SKRIPSI (-,\(.. f~- ift? /04
Lebih terperinciInfluence of Personality and Affective Commitment on Organizational Citizenship Behavior. Abstract
Influence of Personality and Affective Commitment on Organizational Citizenship Behavior Abstract This study aims to identify situational factors and the disposition of OCB. In this research, personality
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil penelitian Remus Ilies, et al (2009), yang menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan Oleh: NANANG SHOLIKHIN SURYA PRATAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat membuat pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kehidupan sosial saat ini dapat memudahkan penggunanya dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan serta dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akuntan publik merupakan profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit independen yang penting bagi eksistensi penyajian laporan keuangan suatu perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelajaran matematika merupakan pengetahuan dasar, dan kompetensi penunjang bagi pelajaran lainnya yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Undang undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan perusahaan terus bertambah, sehingga persaingan antar perusahaan tidak dapat dihindari. Melihat iklim persaingan
Lebih terperinciPanduan Program Bantuan Penerbitan Prosiding Seminar/Workshop Internasional Dalam Rangka Program WORLD CLASS UNIVERSITY IPB 2016
Dalam Rangka Program WORLD CLASS UNIVERSITY IPB 2016 Panduan Program Bantuan Penerbitan Prosiding Seminar/Workshop Internasional Dalam Rangka Program WORLD CLASS UNIVERSITY IPB 2016 A. Latar Belakang Kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa terletak pada kemampuan negara untuk menciptakan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Pendidikan bermutu dapat terwujud manakala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sekelompok (peer group) serta kurangnya kepedulian terhadap masalah kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gambaran khas remaja yaitu pencarian identitas, kepedulian akan penampilan, rentan terhadap masalah komersial dan tekanan dari teman sekelompok (peer group)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini didukung pula dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam kajian pustaka diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa bagian, diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk tetap dapat bertahan. Sumber daya manusia memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia menjadi sorotan maupun tumpuan bagi suatu organisasi untuk tetap dapat bertahan. Sumber daya manusia memegang peranan utama dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai suami dan istri dengan tugasnya masing-masing. Pada keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam keluarga, pria dan wanita sebagai individu dewasa yang telah menikah memiliki peran sebagai suami dan istri dengan tugasnya masing-masing. Pada keluarga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Intensi menurut Ajzen & Fishbein (1980) adalah komponen dalam diri
BAB II LANDASAN TEORI A. INTENSI 1. Defenisi Intensi Intensi menurut Ajzen & Fishbein (1980) adalah komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perguruan tinggi swasta sekarang yang semakin pesat dan ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus meningkatkan kemampuannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai customer service. Customer service ini berfungsi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaan besar saat ini tidak sedikit yang membutuhkan tenaga kerja sebagai customer service. Customer service ini berfungsi untuk melayani pelanggan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia sebagai Homo economicus, tidak akan pernah lepas dari pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa hidup yang dijalaninya tidak berarti. Semua hal ini dapat terjadi karena orang tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Rekrutmen adalah proses menemukan dan mendapatkan calon karyawan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rekrutmen adalah proses menemukan dan mendapatkan calon karyawan yang mampu bekerja dalam suatu perusahaan. Sistem rekrutmen harus dilaksanakan dengan baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 153 Tahun 2000 menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prestridge (2012) menyatakan bahwa dengan pengembangan Teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestridge (2012) menyatakan bahwa dengan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan, merupakan suatu bentuk kepercayaan guru tentang
Lebih terperinci