LAMPIRAN Draff Form Tes Kecerdasan M ajemuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN Draff Form Tes Kecerdasan M ajemuk"

Transkripsi

1 LAMPIRAN Draff Form Tes Kecerdasan M ajemuk M ultiple Intelligences Test 1=sangat tidak setuju; 2=sedikit tidak setuju; 3=sedikit setuju; 4= sangat setuju Nama: Tulis angka 1, 2,3, atau 4 hanya di kotak yang berw arna terang Saya dapat bermain alat musik Sering ada potongan lagu muncul di pikiran saya Saya mudah mengarang cerita Saya berlari, melompat dan memiliki keseimbangan yang baik Musik sangat penting buat saya Saya pembohong yang hebat (jika saya mau) Saya senang berolahraga atau menari Saya senang bersama-sama dengan orang lain Saya lebih mudah memahami sesuatu dengan gambar, grafik, dan diagram Saya mudah mengingat kutipan penggalan, kalimat, puisi atau kata-kata dalam lagu Saya selalu mengenali tempat-tempat yang pernah saya kunjungi Ketika saya berkonsentrasi, saya cenderung seolah-olah menggambar sesuatu di otak saya atau mencoret-coret Saya dapat menghitung cepat dalam pikiran saya Salah satu pelajaran kesenangan saya adalah pelajaran bahasa Saya menyelesaikan masalah dengan hati-hati dengan mempertimbangkan akibatnya Saya akan senang dan berani melakukan olahraga yang berbahaya Saya senang berolahraga sendiri (renang, lari, jogging) Saya mudah mengingat nomor telepon Saya selalu punya tujuan dan rencana untuk hari esok Saya tahu jika seseorang suka atau tidak suka dengan saya Saya hanya perlu terlibat dan mencoba, saat belajar sesuatu yang baru Saya dapat membayangkan suatu gambar saat sedang menutup mata Saya menghitung tanpa menggunakan jari Kelas: 47

2 Saya senang pelajaran musik di sekolah Saya melakukan permainan yang menggunakan bola dengan mudah dan menyenangkan Saya senang pelajaran Matematika di sekolah Saya selalu tahu bagaimana perasaan saya Saya menulis diari Pelajaran yang paling saya senangi adalah Art Saya sangat senang membaca Saya merasa bersalah jika melihat seseorang menangis namun tidak dapat membantu apa-apa Saya senang olahraga beregu Bernyanyi membuat hati saya senang Saya senang saat sendirian Teman-teman selalu datang pada saya untuk minta nasehat Jenis Kecerdasan Jumlah Keseluruhan Bahasa 0 Logika matematika-matematika 0 Musik 0 Olah-Raga 0 Ruang 0 Antarpribadi 0 Intrapribadi 0 48

3 LAMPIRAN Contoh Pengisian dan Penghitungan Tes Kecerdasan M ajemuk oleh Didik M ultiple Intelligences Test 1=sangat tidak setuju; 2=sedikit tidak setuju; 3=sedikit setuju; 4= sangat setuju Nama: FO Tulis angka 1, 2,3, atau 4 hanya di kotak yang berw arna terang Saya dapat bermain alat musik 4 Sering ada potongan lagu muncul di pikiran saya 1 Saya mudah mengarang cerita 3 Saya berlari, melompat dan memiliki keseimbangan yang baik Musik sangat penting buat saya 3 Saya pembohong yang hebat (jika saya mau) 1 49 Kelas: 4 Glow ing Saya senang berolahraga atau menari 4 Saya senang bersama-sama dengan orang lain 4 Saya lebih mudah memahami sesuatu dengan gambar, grafik, dan diagram Saya mudah mengingat kutipan penggalan, kalimat, puisi atau kata-kata dalam lagu Saya selalu mengenali tempat-tempat yang pernah saya kunjungi Ketika saya berkonsentrasi, saya cenderung seolaholah menggambar sesuatu di otak saya atau mencoret-coret Saya dapat menghitung cepat dalam pikiran saya 4 Salah satu pelajaran kesenangan saya adalah pelajaran Bahasa Saya menyelesaikan masalah dengan hati-hati dengan mempertimbangkan akibatnya Saya akan senang dan berani melakukan olahraga yang berbahaya (seperti di acara Fear Factor) Saya senang berolahraga sendiri (renang, lari, jogging) Saya mudah mengingat nomor telepon 1 Saya selalu punya tujuan dan rencana untuk hari esok Saya tahu jika seseorang suka atau tidak suka dengan saya Saya hanya perlu terlibat dan mencoba, saat belajar sesuatu yang baru

4 Saya dapat membayangkan suatu gambar saat sedang menutup mata Saya menghitung tanpa menggunakan jari 3 Saya senang pelajaran Musik di sekolah 4 Saya melakukan permainan yang menggunakan bola dengan mudah dan menyenangkan Saya senang pelajaran Matematika di sekolah 4 Saya selalu tahu bagaimana perasaan saya 4 Saya menulis diari 2 Pelajaran yang paling saya senangi adalah Art 3 Saya sangat senang membaca 3 Saya merasa bersalah jika melihat seseorang menangis namun tidak dapat membantu apa-apa Saya senang olahraga beregu 4 Bernyanyi membuat hati saya senang 1 Saya senang saat sendirian 1 Teman-teman selalu datang pada saya untuk minta nasehat Jenis Kecerdasan Bahasa Logika matematika-matematika Musik Olah-Raga Ruang Antarpribadi Intrapribadi 1 5 Jumlah Keseluruhan

5 LAMPIRAN NAMA Daftar Jenis Kecerdasan M ajemuk Didik Kelas 4 dan 5 Logika matematika Bahasa Musik Kinestetik Spasial Antar Pribadi Intra Pribadi AAR CDS EJB FO LB MSKS NPS PCC RAH SBW VA AEK AAN CDC CADS FH FO MZO MBS MRP SGW SAS CTS EAS GSW JSC JLW JAR KAN MZS MY NVVR NHC AAM AMH AKP AFAS 51

6 FAW GNTB NWL PVA RN VDH Jumlah

7 LAMPIRAN PEDOMAN PERENCANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Oleh: Dewangga Putra NPM PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA W ACANA SALATIGA 53

8 PEDOMA N PERENCA NAA N KEGIA TA N EKSTRAKURIKULER Pedoman ini merupakan implementasi perencanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk. Pedoman perencanaan kegiatan ekstrakurikuler ini meliputi: 1. Latar Belakang Diskusi Konsep awal mengenai pengukuran kecerdasan manusia sudah menjadi perhatian tersendiri bagi para peneliti, sebagaimana dikemukakan oleh Spearman (1927), bahwa kemampuan manusia dalam bidang matematika dan kebahasaan memegang peranan kunci dalam penentuan tingkat kecerdasan setiap individu. Teori ini berkembang di masyarakat dan dianggap sebagai cara terbaik untuk menilai kecerdasan manusia. Sampai pada tahun 1983 dimana seorang Profesor Penan dari Universitas Harvard yang bernama Howard Gardnerd berpendapat bahwa setiap peserta adalah individu yang unik dan bervariasi. Oleh karena itu Gardner merumuskan suatu teori yang mendobrak definisi mengenai kecerdasan yang terbatas pada kemampuan di bidang matematika dan kebahasaan. Gardner merumuskan teori bahwa daripada membatasi kecerdasan peserta menjadi dua kategori saja, pengelompokan kecerdasan peserta menjadi tujuh kategori (linguistik, logika matematika-matematika, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, dan intrapersonal) akan memberikan penjelasan yang lebih akurat mengenai berbagai cara peserta mendapatkan dan menggunakan pengetahuan. Di dalam dunia penan pun peserta membutuhkan kecerdasan yang kuat untuk menjadikan peserta pribadi yang unggul. mempunyai hak untuk mengembangkan kecerdasan melalui pengembangan bakat dan minatnya sesuai dengan kecerdasan yang dia miliki dan sudah menjadi tugas guru untuk mengembangkan potensi setiap peserta sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki. Dengan mengerti kecerdasan yang dimiliki dan bagaimana cara masing-masing peserta belajar, guru akan dapat menilai perkembangan setiap peserta secara tepat (Lazear, 1992). Terlebih lagi, dengan mengoptimalkan setiap kecerdasan yang dimiliki, peserta akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berkembang menjadi individu yang memiliki kemampuan yang mumpuni di dalam menghadapi dunia nyata. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan peserta adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah tempat selain penan dalam kelas yang dapat mengasah kemampuan peserta (Morrissey, 2005). Partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah cara yang produktif untuk mengisi waktu luang peserta dan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi tumbuh kembang peserta (Eccles & Gootman, 2002; Larson, 2000). Kegiatan ekstrakurikuler adalah program yang dipilih peserta berdasarkan bakat, minat, serta keunikannya meraih prestasi yang bermakna bagi diri dan masa depannya. 54

9 Meskipun demikian, di dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dewasa ini mengalami penurunan tingkat keaktifan partisipannya. Sebanyak 36,2% peserta yang sudah terdaftar sebagai peserta kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya masing-masing, tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya sebagaimana yang dikemukakan oleh Badan Statistik Penan Nasional dalam Depdikbud (2009). Hal ini tentu berimbas pada penurunan pencapaian peserta dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dimana tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut tidak hanya sebagai wadah penyaluran bakat dan minat peserta, tetapi juga sebagai tempat pematangan agar peserta bisa berprestasi di luar kegiatan akademik melalui pembimbingan di kegiatankegiatan ekstrakurikuler tersebut. Penelitian Eccles (2003) juga mengindikasikan pentingnya peran tingkat partisipasi peserta dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap perkembangan mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tingkat keaktifan peserta dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pun beragam, seperti faktor kelelahan karena mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah yang terlampau padat, maupun tingginya biaya tambahan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Lebih dalam lagi, Wilson (2009) mengungkapkan fakta bahwa faktor utama penyebab menurunnya antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah karena mereka merasa kegiatan ekstrakurikuler tersebut tidak dapat memenuhi ekspektasi peserta. Ekspektasi peserta terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang tidak terpenuhi ini tak lepas dari sistem perencanaan kegiatan ekstrakurikuler. Kebanyakan peserta tidak memiliki alasan yang mendasar untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler tersebut, sehingga dalam perjalanannya banyak dari mereka yang memutuskan untuk berhenti atau mengurangi keaktifan mereka dalam kegiatan ekstrakurikuler. biasanya belum mengetahui secara pasti mengenai kecerdasan apakah yang mereka miliki. Kurang berjalannya kegiatan ekstrakurikuler didasari terbatasnya jenis kegiatan ekstrakurikuler yang yang dapat dipilih oleh peserta dimana kegiatan ekstrakurikuler yang ada tidak sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki peserta. Berangkat dari masalah tersebut, dibutuhkan suatu instrumen untuk mengetahui dimanakah kecerdasan peserta terletak untuk kemudian dikembangkan perencanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan hasil tes tersebut. McKenzie (1999) mengembangkan instrumen yang ditemukan oleh Gardner menjadi tes kecerdasan majemuk. Tes kecerdasan majemuk ini dapat memberikan interpretasi yang lebih akurat dalam mendeskripsikan dan mengelompokkan kecerdasan individu. Lebih dalam lagi, keseluruhan kecerdasan majemuk yang dimiliki manusia tersebut dapat tersalurkan melalui berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler berbasis kecerdasan majemuk. 55

10 Berdasarkan latar belakang di atas, sekolah mengadakan diskusi yang melibatkan peserta, orang tua perserta, komite sekolah, kepala sekolah, guru dan karyawan yang terlibat di dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler untuk memberikan timbangan mengenai perencanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran / Aturan Diskusi Diskusi perencanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk akan efektif apabila: (1) setiap peserta diskusi mengikuti keseluruhan sesi; (2) diharapkan hadir tepat waktu; (3) setiap peserta diharapkan saling berbagi pendapat dan pikiran untuk memberikan timbangan yang bermakna; (4) setiap peserta mencari solusi bersama untuk menyempurkanakan rencana kegiatan ekstrakurikuler. 3. Komposisi Diskusi diskusi merupakan pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan esktrakurikuler yang akan berjalan. Adapun peserta diskusi terdiri dari: orang tua peserta, komite sekolah, Kepala Sekolah, Kepala Disdikpora Kecamatan Tingkir, serta guru dan karyawan sekolah. 4. Deskripsi Peran Peneliti mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk, mendiskusikan tentang materi-materi, strategi, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang dipakai. Peneliti melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan rencana kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk, seperti: a), sebagai pihak yang akan secara langsung mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang akan berjalan. b) Orang tua peserta, yang berperan sebagai pengarah dan pemberi motivasi kepada peserta untuk dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan maksimal. c) Komite sekolah, yang berperan sebagai penghubung antara pihak sekolah dengan orang tua peserta untuk menjembatani lalu lintas kritik, saran, dan pendapat yang mungkin muncul saat rencana kegiatan ekstrakurikuler berjalan. d) Kepala Sekolah, selaku penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler yang akan berjalan. e) Kepala Disdikpora Kecamatan Tingkir, yang akan memvalidasi setiap pertimbangan yang ada untuk menyempurnakan rencana kegiatan ekstrakurikuler. f) Guru dan staf, yang ikut serta secara aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sebagai pembina atau pelaksana di lapangan. 56

11 5. Prakondisi Kecerdasan majemuk memandang setiap peserta sebagai individu yang unik, yang memiliki kecerdasannya masing-masing. diskusi perlu disadarkan pentingnya menyediakan layanan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memfasilitasi kecerdasan yang dimiliki tiap-tiap peserta, mengingat masih kurang maksimalnya tingkat kehadiran dan capaian peserta dalam kegiatan ekstrakurikuler pada tahun ajaran 2013/ (data terlampir). 6. Gambaran Diskusi Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler a) Persiapan Persiapan dalam rangka diskusi perencanaan kegiatan ekstrakurikuler dideskripsikan sebagai berikut: 1. Materi dan bahan diskusi Materi dan bahan yang dipersiapkan untuk proses dikusi meliputi: Mendata tingkat kehadiran dan capaian peserta pada kegiatan ekstrakurikuler tahun ajaran 2013/. Melaksanakan tes kecerdasan majemuk kepada peserta untuk mengetahui tiga kecerdasan tertinggi yang dimiliki tiap-tiap peserta. Menyusun rencana kegiatan berdasarkan hasil tes kecerdasan majemuk peserta. 2. Fasilitas Fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan diskusi perencanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut: pertemuan yang dapat menampung setidaknya 100 orang. Perlengkapan audio visual seperti LCD dan sound system untuk mendukung jalannya proses diskusi, serta kamera dan alat perekam suara untuk memantau serta merekam jalannya diskusi. b) Pelaksanaan Pelaksanaan diskusi perencanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk dideskripsikan sebagai berikut: 1. Sharing Langkah awal dalam pelaksanaan diskusi perencanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah berbicara secara terbuka dengan orang tua peserta dan komite sekolah. Dalam sharing ini, peserta, orang tua dan komite sekolah akan diberikan pertanyaan mengenai bagaimana kegiatan ekstrakurikuler yang selama ini sudah berjalan sebatas pengetahuan mereka. Kemudian akan disajikan data mengenai tingkat kehadiran dan capaian peserta selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler beserta dengan alasan yang melarbelakanginya (data terlampir). 57

12 Sharing dilakukan untuk: (1) mempersiapkan peserta diskusi terhadap kondisi kegiatan ekstrakurikuler yang berlangsung pada tahun ajaran 2013/, (2) membekali peserta diskusi dengan gambaran kegiatan ekstrakurikuler. 2. Diskusi Perencanaan Kegiatan Peranan peneliti dalam pelaksanaan diskusi perencanaan kegiatan dideskripsikan sebagai berikut: Sesi Satu. Peneliti memberikan gambaran kepada peserta mengenai konsep kecerdasan majemuk serta kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk. Media yang dipakai adalah video dan tayangan singkat sejarah kecerdasan majemuk beserta implementasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tujuannya adalah pemaparan pentingnya mengembangkan kercerdasan peserta melalui kegiatan ekstrakurikuler. Sesi Dua. Peneliti memaparkan rencana kegiatan ektrakurikuler memasak kepada peserta. Termasuk di dalam pemaparan ini adalah standar kompetensi kegiatan, jadwal kegiatan per pertemuan, sistem, dan penilaian kegiatan. Media yang dipakai adalah rincian kegiatan ekstrakurikuler memasak. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler memasak kepada peserta diskusi. Sesi Tiga. Peneliti memaparkan rencana kegiatan ektrakurikuler futsal kepada peserta. Termasuk di dalam pemaparan ini adalah standar kompetensi kegiatan, jadwal kegiatan per pertemuan, sistem, dan penilaian kegiatan. Media yang dipakai adalah rincian kegiatan ekstrakurikuler futsal. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler memasak kepada peserta diskusi. Sesi Empat. Peneliti memaparkan rencana kegiatan ektrakurikuler menari kepada peserta. Termasuk di dalam pemaparan ini adalah standar kompetensi kegiatan, jadwal kegiatan per pertemuan, sistem, dan penilaian kegiatan. Media yang dipakai adalah rincian kegiatan ekstrakurikuler menari. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler memasak kepada peserta diskusi. Sesi Lima. Peneliti memaparkan rencana kegiatan ektrakurikuler drama kepada peserta. Termasuk di dalam pemaparan ini adalah standar kompetensi kegiatan, jadwal kegiatan per pertemuan, sistem, dan penilaian kegiatan. Media yang dipakai adalah rincian kegiatan ekstrakurikuler drama. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler memasak kepada peserta diskusi. Sesi Enam. Peneliti memaparkan rencana kegiatan ektrakurikuler sains kepada peserta. Termasuk di dalam 58

13 pemaparan ini adalah standar kompetensi kegiatan, jadwal kegiatan per pertemuan, sistem, dan penilaian kegiatan. Media yang dipakai adalah rincian kegiatan ekstrakurikuler sains. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler memasak kepada peserta diskusi. Sesi Tujuh. Peneliti memaparkan rencana kegiatan ektrakurikuler band kepada peserta. Termasuk di dalam pemaparan ini adalah standar kompetensi kegiatan, jadwal kegiatan per pertemuan, sistem, dan penilaian kegiatan. Media yang dipakai adalah rincian kegiatan ekstrakurikuler band. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler memasak kepada peserta diskusi. Sesi Delapan. Peneliti mengajak orang tua untuk memotivasi anak-anaknya untuk mengembangkan kecerdasan yang mereka miliki melalui kegiatan ekstrakurikuler. Media yang dipakai adalah hasil tes kecerdasan majemuk beserta rekomendasi jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki. Tujuannya adalah mempersiapkan mental dan pemberian konsep kepada peserta mengenai kecerdasan majemuk yang mereka miliki beserta jenis kegiatan yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan mereka. Peneliti berperan sebagai pemandu jalannya diskusi. Peneliti juga mengobservasi dan menampung setiap timbangan yang berguna untuk penyempurnaan rencana kegiatan. 3. Pemantauan Pelaksanaan Pemantauan pelaksanaan diskusi rencana kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk dilakukan dengan tanya jawab, yang dideskripsikan sebagai berikut: Menggali pengetahuan dasar peserta diskusi mengenai konsep kegiatan ekstrakurikuler, kecerdasan majemuk, dan kegiatan ekstrakurikuler berdasakan kecerdasan majemuk. Mempersiapkan peserta tentang kecerdasan yang dimiliki serta memberikan motivasi untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki. Memilah usulan dan timbangan yang bersifat membangun dalam upaya penyempurnaan rencana kegiatan. 59

14 A. PANDUA N DISKUSI 1. Pelaksanaan Diskusi Rencana Kegiatan Ekstrakurikuler Berdasarkan Kecerdasan Majemuk Pelaksanaan diskusi rencana kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk terdiri dari delapan sesi, yang meliputi: a. Sesi satu, pemberian gambaran kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk. Tujuannya adalah pemaparan pentingnya mengembangkan kercerdasan peserta melalui kegiatan ekstrakurikuler. b. Sesi dua, pemaparan rencana kegiatan ektrakurikuler memasak. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler memasak kepada peserta diskusi. c. Sesi tiga, pemaparan rencana kegiatan ektrakurikuler futsal. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler futsal kepada peserta diskusi. d. Sesi empat, pemaparan rencana kegiatan ektrakurikuler menari. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler menari kepada peserta diskusi. e. Sesi lima, pemaparan rencana kegiatan ektrakurikuler drama. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler drama kepada peserta diskusi. f. Sesi enam, pemaparan rencana kegiatan ektrakurikuler sains. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler sains kepada peserta diskusi. g. Sesi tujuh, pemaparan rencana kegiatan ektrakurikuler band. Tujuannya adalah mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler band kepada peserta diskusi. h. Sesi delapan, pemberian motivasi kepada peserta. Tujuannya adalah mempersiapkan mental dan pemberian konsep kepada peserta mengenai kecerdasan majemuk yang mereka miliki beserta jenis kegiatan yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan mereka. 2. Pelaksanaan Sesi-Sesi Diskusi Rencana Kegiatan Ekstrakurikuler Berdasarkan Kecerdasan Majemuk Pelaksanaan diskusi rencana kegiatan berdasarkan kecerdasan majemuk terdiri atas sesi satu sampai sesi delapan, meliputi nama kegiatan, tujuan, waktu, aktivitas, tujuan teknik dan sasaran pencapaian, media, serta evaluasi keberhasilan untuk setiap sesi, dideskripsikan sebagai berikut. 60

15 Sesi 1 Nama Kegiatan : Kegiatan ekstrakurikuler dan kecerdasan majemuk Tujuan : Memberikan gambaran pentingnya mengembangkan kecerdasan melalui kegiatan ekstrakurikuler Waktu : 10 menit Aktivitas : 1. Peneliti menayangkan video dan memaparkan sejarah singkat kecerdasan majemuk. 2. Peneliti mejelaskan konsep kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memfasilitasi peserta untuk mengembangkan kecerdasan yang mereka miliki. 3. Proses tanya jawab. Materi Kegiatan : 1. Kecerdasan Mejemuk Tahun 1904, menteri penan Perancis meminta psikolog Alfred Binet dan lainnya mengembangkan suatu alat untuk menentukan peserta SD mana yang beresiko mengalami kegagalan, agar mereka diberi perhatian khusus. Hasil penelitian Binet menghasilkan tes kecerdasan yang pertama. Beberapa tahun kemudian di Amerika tes kecerdasan tersebut berkembang luas. Masyarakat beranggapan bahwa kecerdasan dapat diukur secara obyektif dan dapat dinyatakan dalam satu angka atau nilai IQ. Hampir delapan puluh tahun kemudian, Howard Gardner, psikolog Harvard, mempersoalkan pengertian kecerdasan yang diyakini masyarakat. Dia mengatakan bahwa penafsiran kecerdasan di kebudayaan kita terlalu sempit. Menurut Gardner, sekurangnya ada tujuh kecerdasan dasar. Dengan teori Kecerdasan Majemuk, Gardner berusaha memperluas lingkup potensi manusia melampaui batas nilai IQ. Konsep Kecerdasan Majemuk, menurut Gardner (1983) dalam bukunya Frame of Mind: The Theory of Multiple intelegences, ada tujuh jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu yaitu linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, dan intrapersonal. Melalui tujuh jenis kecerdasan ini, setiap individu mengakses informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Karena itu Amrstrong (1993) menyebutkan, kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap peserta dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas. Sebelum menerapkan Kecerdasan Mejemuk sebagai suatu strategi dalam pengembangan potensi seseorang, perlu kita kenali atau pahami ciri-ciri yang dimiliki seseorang. Gardner memetakan ada tujuh kecerdasan dasar: 1. Kecerdasan Linguistik, umumnya memiliki ciri antara lain (a) suka menulis kreatif, (b) suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-teki silang, (f) menikmati dengan 61

16 cara mendengarkan, (g) unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi). Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa, dimensi pragmatic atau penggunaaan bahasa. 2. Kecerdasan Logika matematika-matematika, cirinya antara lain: (a) menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli dalam permainan catur, halma, dan lain sebagainya, (d) mampu menjelaskan masalah secara logis, (d) suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan permainan logika matematika seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat), fungsi logis dan abstraksi lain. 3. Kecerdasan Spasial dicirikan antara lain: (a) memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau diagram, (c) menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya, (e) sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f) suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah, (h) lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur tersebut. 4. Kecerdasan Kinestetik, memiliki ciri: (a) banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d) menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, (e) memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, (f) pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau perilaku orang lain, (g) bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat kompetitif. Kecerdasan ini berhubungan dengan keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan ketrampilan mengunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu dan hal-hal yang berkaitan dengan sentuhan (taktil). 5. Kecerdasan Musikal memiliki ciri antara lain: (a) suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa belajar dengan iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama musik, (f) mempunyai suara bagus untuk 62

17 bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan irama, pola titinada atau melodi, warna nada warna suara suatu lagu. 6. Kecerdasan Interpersonal memiliki ciri antara lain: (a) mempunyai banyak teman, (b) suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c) banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya, (e) berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara gerak-isyarat, kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal, dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu 7. Kecerdasan Intrapersonal memiliki ciri antara lain: (a) memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d) banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri), kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri. Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah, setiap kecerdasan dalam upaya mengelola informasi bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia. Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan jenis kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang dibutuhkan. 2. Kegiatan Ekstrakurikuler Berbasis Kecerdasan Majemuk Banyak macam kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan di sekolah, yang tentu saja berbeda-beda antar sekolah. Perbedaan itu bisa dimengerti karena terdapatnya perbedaan minat dan kebutuhan peserta, sarana dan prasarana, potensi sekolah dan potensi daerah yang bersangkutan. Pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler sekolah berada dalam struktur kepengurusan sekolah serta ditangani oleh guru atau pembina yang menguasai bidang ekstrakurikuler tersebut. Bukan hanya minat dan kebutuhan peserta harus terakomodir oleh kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah, tetapi juga kecerdasan peserta. Karena itulah sekolah merumuskan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memenuhi kecerdasan peserta yang beraneka ragam. 63

18 Proses Diskusi : TAHAP AWAL a. Peneliti mengajak peserta untuk melihat fakta dari kegiatan ekstrakurikuler yang sudah berjalan pada tahun ajaran 2013/ b. Peneliti mengajak peserta untuk mendiskusikan penyebab masalah yang terdapt pada kegiatan ekstrakurikuler tahun ajaran 2013/ c. Peneliti meyakinkan peserta bahwa dibutuhkan suatu perencanaan kegiatan untuk menghasilkan kegiatan ekstrakurikuler yang lebih baik TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN PENCAPAIAN a. Tujuannya adalah peserta dapat mengetahui manfaat kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk b. Sasarannya adalah penerimaan konsep peserta TAHAP PENYAMPAIAN KONSEP a. Peneliti memberikan gambaran mengenai kecerdasan majemuk untuk meningkatkan wawasan peserta mengenai kecerdasan majemuk b. Peneliti menjelaskan konsep kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk MEDIA a. Absensi dan nilai kegiatan ekstrakurikuler tahun ajaran 2013/ b. Video dan tayangan mengenai kecerdasan majemuk TAHAP AKHIR a. Peneliti membuka tanya jawab untuk melihat konsep yang didapat peserta tentang kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk EVALUASI Keberhasilan sesi ini terpantau dari kemampuan peserta menerima konsep rencana kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk 64

19 Sesi 2 Nama Kegiatan : Pemaparan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas memasak Tujuan : Mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas memasak kepada peserta Waktu : 30 menit Aktivitas : 1. Peneliti menjelaskan deskripsi singkat kegiatan kelas memasak. 2. Peneliti menjelaskan rencana kegiatan per pertemuan. 3. Peneliti menunjukkan rencana penilaian kegiatan. 4. Proses tanya jawab. Materi Kegiatan : 1. Deskripsi kegiatan Dalam kelas memasak, peserta akan dihadapkan pada situasi dimana mereka harus bisa membuat suatu produk masakan tertentu berdasarkan resep dan bahan-bahan yang tersedia. Di dalam kelas memasak, dibutuhkan kecerdasan untuk membaca resep (linguistik), kemudian membaginya dalam bentuk beberapa bagian (logika matematika), mengembangkan menu yang dapat membangkitkan selera semua konsumen (interpersonal), dan menempatkan rasa yang dapat dinikmati secara personal (intrapersonal). 2. Rencana Kegiatan Kelas Memasak Per Pertemuan No. Waktu Kegiatan 1. Minggu 1 Agustus 2. Minggu 2 Agustus 3. Minggu 3 Agustus 4. Minggu 4 Agustus Sasaran Rangkaian Kegiatan Pengenalan peralatan memasak sederhana Pengenalan bumbubumbu dapur Keterampilan menggunaka n pisau untuk memotong: membuat sup buah Keterampilan mengupas: membuat salad buah dan sayur Keterampilan merebus: membuat pasta 65 Tempat Kegiatan Memasak Memasak Memasak Memasak Peralatan Yang Digunakan Kompor, wajan, panci, pisau, bumbubumbu dapur Pisau, buah, sirup Pisau, buah, sayur, mayonnaise Kompor, panci, pasta Pelaksana

20 5. Minggu 1 September 6. Minggu 2 September 7. Minggu 3 September 8. Minggu 3 Oktober 9. Minggu 5 Oktober 10. Minggu 1 November 11. Minggu 2 November 12. Minggu 3 November 13. Minggu 4 November Keterampilan menggoreng : omelet Keterampilan mengukus: membuat bolu kukus Keterampilan menanak: memasak nasi kuning Keterampilan membakar: membuat barbeque Keterampilan memanggan g: membuat kue Table manner: kunjungan ke Grand Wahid Salatiga Kunjungan ke Courme House Semarang Mengikuti kompetisi memasak dalam rangka Open House Sekolah Anak Terang Salatiga Evaluasi Memasak Memasak Memasak Memasak Memasak Grand Wahid Hotel Salatiga Courme House Semarang Memasak Memasak Kompor, wajan, minyak goring, telur Kompor, dandang, tepung terigu, soda kue Kompor, dandang, beras, kunir Kompor arang, tusuk sate, saos barbeque, daging, nanas, tahu, tempe Oven, tepung terigu, gula, garam - - Peralatan memasak sesuai kebutuhan Peralatan memasak sesuai kebutuhan 66

21 3. Rencana penilaian kegiatan STUDENT S EXTRACURRICULAR REPORT FIRST SEMESTER OF THE ACADEMIC YEAR /2015 Name : NIS : NISN : Grade : COOKING CLASS LEARNING OUTCOMES Needs Improvement Average Good Very Good Excellent 1. Membaca prosedur pembuatan masakan dalam resep < Membagi bahan ke dalam takaran yang sesuai 3. Menempatkan rasa yang dapat dinikmati secara personal 4. Menyajikan masakan dengan presentasi yang sesuai 5. Practical Test Rata-Rata Nilai Teacher ( ) 67

22 Proses Diskusi : TAHAP AWAL a. Peneliti mengajak peserta untuk melihat deskripsi singkat mengenai kegiatan ekstrakurikuler memasak TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN PENCAPAIAN a. Tujuannya adalah peserta dapat mengetahui rincian kegiatan ekstrakurikuler memasak b. Sasarannya adalah penerimaan umpan balik dari peserta TAHAP PENYAMPAIAN KONSEP a. Peneliti memberikan gambaran mengenai rencana kegiatan per pertemuan b. Peneliti menjelaskan konsep penilaian kegiatan MEDIA a. Deskripsi kegiatan b. Rencana kegiatan per pertemuan c. Rencana penilaian kegiatan TAHAP AKHIR a. Peneliti membuka tanya jawab untuk mendapatkan timbangan dan masukan serta pendapat dari peserta dalam rangka penyempurnaan rencana kegiatan EVALUASI Keberhasilan sesi ini terpantau dari umpan balik atau masukan yang diberikan peserta untuk penyempurnaan rencana kegiatan 68

23 Sesi 3 Nama Kegiatan : Pemaparan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas futsal Tujuan : Mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas futsal kepada peserta Waktu : 30 menit Aktivitas : 1. Peneliti menjelaskan deskripsi singkat kegiatan kelas futsal. 2. Peneliti menjelaskan rencana kegiatan per pertemuan. 3. Peneliti menunjukkan rencana penilaian kegiatan. 4. Proses tanya jawab. Materi Kegiatan : 1. Deskripsi kegiatan Dalam kelas futsal, peserta akan dilatih dasar-dasar bermain futsal, baik itu teknik maupun teknisnya untuk diterapkan pada suatu pertandingan. Di dalam kelas futsal dibutuhkan kecerdasan kinestetik (untuk berlari, menendang, dan menangkap bola), kecerdasan spasial (memperkirakan datangnya bola dan jarak tendangan), dan kecerdasan linguistik dan interpersonal (dalam mengargumentasikan point yang didapat dengan cara yang dapat diterima oleh diri sendiri ataupun oleh tim). 2. Rencana Kegiatan Kelas Futsal Per Pertemuan No. Waktu Kegiatan Sasaran Rangkaian Kegiatan Tempat Kegiatan 1. Minggu 1 Agustus 2. Minggu 2 Agustus 3. Minggu 3 Agustus 4. Minggu 4 Agustus 5. Minggu 1 September Pengenalan aturan-aturan dasar bermain futsal Permainan futsal bebas Pelatihan tehnik dasar mengoper bola Permainan futsal bebas Pelatihan tehnik dasar menerima bola Permainan futsal bebas Pelatihan tehnik dasar menendang bola Permainan futsal bebas Pertandingan persahabatan dengan SD 69 Lapangan Futsal Lapangan Futsal Lapangan Futsal Lapangan Futsal Lapangan Futsal Peralatan Yang Digunakan Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone Pelaksana

24 6. Minggu 2 September 7. Minggu 3 September 8. Minggu 3 Oktober 9. Minggu 5 Oktober 10. Minggu 1 November 11. Minggu 2 November 12. Minggu 3 November 13. Minggu 4 November Kristen 3 Pelatihan tehnik dasar menggiring bola Permainan futsal bebas Pelatihan tehnik dasar menyundul bola Permainan futsal bebas Permainan tehnik dasar permainan beregu Permainan futsal bebas Pertandingan persahabatan SD Mountain View Pertandingan persahabatan dengan SD Marsudirini 77 Seleksi dan pengelompoka n peserta ke dalam tim khusus Mengikuti kompetisi futsal SD se- Salatiga dalam rangka HUT SD Tes praktek: penilaian tehnik dasar bermain futsal secara individu Lapangan Futsal Lapangan Futsal Lapangan Futsal Lapangan Futsal Lapangan Futsal Lapangan Futsal Lapangan Futsal Lapangan Futsal Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone Bola, seragam, peluit, cone 70

25 3. Rencana penilaian kegiatan STUDENT S EXTRACURRICULAR REPORT FIRST SEMESTER OF THE ACADEMIC YEAR /2015 Name : NIS : NISN : Grade : FUTSAL CLASS LEARNING OUTCOMES Needs Improvement Average Good Very Good Excellent < Mengoper bola 2. Menendang bola 3. Mengontrol bola 4. Memainkan permainan futsal secara beregu 5. Practical Test Rata-Rata Nilai Teacher ( ) 71

26 Proses Diskusi : TAHAP AWAL a. Peneliti mengajak peserta untuk melihat deskripsi singkat mengenai kegiatan ekstrakurikuler futsal TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN PENCAPAIAN a. Tujuannya adalah peserta dapat mengetahui rincian kegiatan ekstrakurikuler futsal b. Sasarannya adalah penerimaan umpan balik dari peserta TAHAP PENYAMPAIAN KONSEP a. Peneliti memberikan gambaran mengenai rencana kegiatan per pertemuan b. Peneliti menjelaskan konsep penilaian kegiatan MEDIA a. Deskripsi kegiatan b. Rencana kegiatan per pertemuan c. Rencana penilaian kegiatan TAHAP AKHIR a. Peneliti membuka tanya jawab untuk mendapatkan timbangan dan masukan serta pendapat dari peserta dalam rangka penyempurnaan rencana kegiatan EVALUASI Keberhasilan sesi ini terpantau dari umpan balik atau masukan yang diberikan peserta untuk penyempurnaan rencana kegiatan 72

27 Sesi 4 Nama Kegiatan : Pemaparan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas tari Tujuan : Mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas tari kepada peserta Waktu : 30 menit Aktivitas : 1. Peneliti menjelaskan deskripsi singkat kegiatan kelas tari. 2. Peneliti menjelaskan rencana kegiatan per pertemuan. 3. Peneliti menunjukkan rencana penilaian kegiatan. 4. Proses tanya jawab. Materi Kegiatan : 1. Deskripsi kegiatan Dalam kelas tari peserta akan dilatih untuk memadukan gerakan tubuh mereka dengan alunan lagu untuk kemudian dipraktekkan dalam pementasan tari. Di dalam kelas tari dibutuhkan kecerdasan kinestetik untuk melakukan gerakan-gerakan yang rumit, kecerdasan musikal untuk memadupadankan gerakan tubuh dengan alunan lagu, serta kecerdasan interpersonal untuk membuat penonton tertarik kepada tarian yang disampaikan. 2. Rencana Kegiatan Kelas Tari Per Pertemuan No. Waktu Kegiatan Sasaran Rangkaian Kegiatan Tempat Kegiatan 1. Minggu 1 Agustus 2. Minggu 2 Agustus 3. Minggu 3 Agustus 4. Minggu 4 Agustus 5. Minggu 1 September Pengenalan konsep kegiatan Pengenalan tari tradisional Indonesia Latihan dasar gerakan menari Latihan dasar lanjutan gerakan menari Penentuan jenis tarian yang akan diajarkan Rehearsal 1 Rehearsal 2 73 Tari Tari Tari Tari Tari Peralatan Yang Digunakan Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari Pelaksana

28 6. Minggu 2 September 7. Minggu 3 September 8. Minggu 3 Oktober 9. Minggu 5 Oktober 10. Minggu 1 November 11. Minggu 2 November 12. Minggu 3 November 13. Minggu 4 November Rehearsal 3 Kunjungan dan praktek tari ke Sanggar Tari Sawitri Salatiga Rehearsal 4 Rehearsal 5 Performance di Annual Drama Rehearsal 6 Performance di Open House Evaluasi Tari Sanggar Tari Sawitri Salatiga Tari Tari Hall Tari Tari Tari Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari Sound system, seragam tari 74

29 3. Rencana penilaian kegiatan STUDENT S EXTRACURRICULAR REPORT FIRST SEMESTER OF THE ACADEMIC YEAR /2015 Name : NIS : NISN : Grade : DANCING CLASS LEARNING OUTCOMES Needs Improvement Average Good Very Good Excellent 1. Melakukan gerakan tari yang sesuai dengan alunan musik 2. Menyajikan ekspresi yang sesuai dengan tema tarian < Practical Test Rata-Rata Nilai Teacher ( ) 75

30 Proses Diskusi : TAHAP AWAL a. Peneliti mengajak peserta untuk melihat deskripsi singkat mengenai kegiatan ekstrakurikuler tari TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN PENCAPAIAN a. Tujuannya adalah peserta dapat mengetahui rincian kegiatan ekstrakurikuler tari b. Sasarannya adalah penerimaan umpan balik dari peserta TAHAP PENYAMPAIAN KONSEP a. Peneliti memberikan gambaran mengenai rencana kegiatan per pertemuan b. Peneliti menjelaskan konsep penilaian kegiatan MEDIA a. Deskripsi kegiatan b. Rencana kegiatan per pertemuan c. Rencana penilaian kegiatan TAHAP AKHIR a. Peneliti membuka tanya jawab untuk mendapatkan timbangan dan masukan serta pendapat dari peserta dalam rangka penyempurnaan rencana kegiatan EVALUASI Keberhasilan sesi ini terpantau dari umpan balik atau masukan yang diberikan peserta untuk penyempurnaan rencana kegiatan 76

31 Sesi 5 Nama Kegiatan : Pemaparan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas drama Tujuan : Mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas drama kepada peserta Waktu : 30 menit Aktivitas : 1. Peneliti menjelaskan deskripsi singkat kegiatan kelas drama. 2. Peneliti menjelaskan rencana kegiatan per pertemuan. 3. Peneliti menunjukkan rencana penilaian kegiatan. 4. Proses tanya jawab. Materi Kegiatan : 1. Deskripsi kegiatan Dalam kelas drama peserta akan dilatih untuk membaca suatu teks drama dengan intonasi dan ekspresi yang tepat, untuk kemudian menyajikannya dalam bentuk pementasan drama. Di dalam kelas drama ini dibutuhkan kecerdasan intrapersonal untuk menghayati teks drama, kecerdasan linguistik untuk memaparkan teks drama, kecerdasan interpersonal untuk menyalurkan setiap emosi yang tercipta kepada penonton. 2. Rencana Kegiatan Kelas Drama Per Pertemuan No. Waktu Kegiatan Sasaran Rangkaian Kegiatan Tempat Kegiatan 1. Minggu 1 Agustus 2. Minggu 2 Agustus 3. Minggu 3 Agustus 4. Minggu 4 Agustus 5. Minggu 1 September 6. Minggu 2 September Pengenalan konsep drama Deskripsi sejarah drama Latihan intonasi Pelatihan ekspresi wajah Pelatihan gesture Reader s theatre (praktek) Penentuan tema drama Pembagian peran 77 drama drama drama drama drama drama Peralatan Yang Digunakan Sound system Teks drama Teks drama Teks drama Teks drama Teks drama 7. Minggu 3 Rehearsal 1 Teks drama, Pelaksana

32 September 8. Minggu 3 Oktober 9. Minggu 5 Oktober 10. Minggu 1 November 11. Minggu 2 November 12. Minggu 3 November 13. Minggu 4 November Rehearsal 2 Rehearsal 3 Performance di Annual Drama Rehearsal 4 Performance di Open House Evaluasi drama drama drama Hall drama Hall drama property drama Teks drama, property drama Teks drama, property drama Teks drama, property drama Teks drama, property drama Teks drama, property drama Teks drama, property drama 78

33 3. Rencana penilaian kegiatan STUDENT S EXTRACURRICULAR REPORT FIRST SEMESTER OF THE ACADEMIC YEAR /2015 Name : NIS : NISN : Grade : DRAMA CLASS LEARNING OUTCOMES Needs Improvement Average Good Very Good Excellent 1. Membaca teks drama dengan intonasi yang tepat 2. Membaca teks drama dengan ekspresi wajah yang tepat < Menghafalkan teks drama 4. Melakukan gesture yang sesuai dengan jalannya cerita dalam drama 5. Practical Test Rata-Rata Nilai Teacher ( ) 79

34 Proses Diskusi : TAHAP AWAL a. Peneliti mengajak peserta untuk melihat deskripsi singkat mengenai kegiatan ekstrakurikuler drama TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN PENCAPAIAN a. Tujuannya adalah peserta dapat mengetahui rincian kegiatan ekstrakurikuler drama b. Sasarannya adalah penerimaan umpan balik dari peserta TAHAP PENYAMPAIAN KONSEP a. Peneliti memberikan gambaran mengenai rencana kegiatan per pertemuan b. Peneliti menjelaskan konsep penilaian kegiatan MEDIA a. Deskripsi kegiatan b. Rencana kegiatan per pertemuan c. Rencana penilaian kegiatan TAHAP AKHIR a. Peneliti membuka tanya jawab untuk mendapatkan timbangan dan masukan serta pendapat dari peserta dalam rangka penyempurnaan rencana kegiatan EVALUASI Keberhasilan sesi ini terpantau dari umpan balik atau masukan yang diberikan peserta untuk penyempurnaan rencana kegiatan 80

35 Sesi 6 Nama Kegiatan : Pemaparan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas sains Tujuan : Mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas sains kepada peserta Waktu : 30 menit Aktivitas : 1. Peneliti menjelaskan deskripsi singkat kegiatan kelas sains. 2. Peneliti menjelaskan rencana kegiatan per pertemuan. 3. Peneliti menunjukkan rencana penilaian kegiatan. 4. Proses tanya jawab. Materi Kegiatan : 1. Deskripsi kegiatan Dalam kelas sains peserta akan dilatih untuk melakukan berbagai macam percobaan sederhana berdasarkan ilmuilmu pengetahuan alam. Dalam kelas sains ini dibutuhkan kecerdasan logika matematika untuk menganalisis percobaan yang akan dilakukan serta kecerdasan interpersonal untuk merenungi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di dalam percobaan tersebut, serta kecerdasan spasial untuk menyusun perangkat percobaan yang ada. 2. Rencana Kegiatan Kelas Drama Per Pertemuan No. Waktu Kegiatan Sasara n Rangkaian Kegiatan Tempat Kegiatan 1. Minggu 1 Agustus 2. Minggu 2 Agustus 3. Minggu 3 Agustus 4. Minggu 4 Agustus 5. Minggu 1 Septembe r 6. Minggu 2 Septembe Pengenalan konsep kegiatan Pembagian kelompok praktikum Pengenalan alat-alat praktikum Percobaan 1: perpindahan panas Percobaan 2: pemantulan bunyi Percobaan 3: membuat kincir angin dan kincir air Percobaan 4: cakram warna 81 Ruang sains Ruang sains Ruang sains Ruang sains Ruang sains Ruang sains Peralatan Yang Digunaka n Alat-alat praktikum Alat-alat praktikum Alat-alat praktikum Alat-alat praktikum Alat-alat praktikum Alat-alat praktikum Pelaksan a

36 r 7. Minggu 3 Septembe r 8. Minggu 3 Oktober 9. Minggu 5 Oktober 10. Minggu 1 November 11. Minggu 2 November 12. Minggu 3 November 13. Minggu 4 November Percobaan 5: membuat replika paruparu Pembimbinga n 1 Pembimbinga n 2 Pembimbinga n 3 Seleksi peserta untuk lomba Lomba sains Ruang sains Ruang sains Ruang sains Ruang sains Ruang sains SD Laboraturiu m Salatiga Alat-alat praktikum Alat-alat praktikum Alat-alat praktikum Alat-alat praktikum Alat-alat praktikum Alat-alat praktikum Evaluasi Ruang sains Alat-alat praktikum 82

37 3. Rencana penilaian kegiatan STUDENT S EXTRACURRICULAR REPORT FIRST SEMESTER OF THE ACADEMIC YEAR /2015 Name : NIS : NISN : Grade : SCIENCE CLASS LEARNING OUTCOMES Needs Improvement Average Good Very Good Excellent < Menganalisis percobaan 2. Menyusun hipotesis percobaan 3. Menyusun perangkat percobaan 4. Melakukan percobaan 5. Practical Test Rata-Rata Nilai Teacher ( ) 83

38 Proses Diskusi : TAHAP AWAL a. Peneliti mengajak peserta untuk melihat deskripsi singkat mengenai kegiatan ekstrakurikuler sains TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN PENCAPAIAN a. Tujuannya adalah peserta dapat mengetahui rincian kegiatan ekstrakurikuler sains b. Sasarannya adalah penerimaan umpan balik dari peserta TAHAP PENYAMPAIAN KONSEP a. Peneliti memberikan gambaran mengenai rencana kegiatan per pertemuan b. Peneliti menjelaskan konsep penilaian kegiatan MEDIA a. Deskripsi kegiatan b. Rencana kegiatan per pertemuan c. Rencana penilaian kegiatan TAHAP AKHIR a. Peneliti membuka tanya jawab untuk mendapatkan timbangan dan masukan serta pendapat dari peserta dalam rangka penyempurnaan rencana kegiatan EVALUASI Keberhasilan sesi ini terpantau dari umpan balik atau masukan yang diberikan peserta untuk penyempurnaan rencana kegiatan 84

39 Sesi 7 Nama Kegiatan : Pemaparan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas band Tujuan : Mensosialisasikan rencana kegiatan ekstrakurikuler kelas band kepada peserta Waktu : 30 menit Aktivitas : 1. Peneliti menjelaskan deskripsi singkat kegiatan kelas band. 2. Peneliti menjelaskan rencana kegiatan per pertemuan. 3. Peneliti menunjukkan rencana penilaian kegiatan. 4. Proses tanya jawab. Materi Kegiatan : 1. Deskripsi kegiatan Di dalam kelas band ini peserta akan dipandu untuk memainkan alat musik sehingga membentuk suatu simfoni. Di dalam kelas band ini peserta membutuhkan kecerdasan musikal untuk memainkan alat musik, kecerdasan logika matematika untuk membaca notasi, kecerdasan intrapersonal untuk menuangkan emosinya ke dalam musik, serta kecerdasan intrerpersonal untuk bekerja sama dengan peserta yang lain dalam membentuk suatu simfoni. 2. Rencana Kegiatan Kelas Drama Per Pertemuan No. Waktu Kegiatan Sasaran Rangkaian Kegiatan Tempat Kegiatan 1. Minggu 1 Agustus 2. Minggu 2 Agustus 3. Minggu 3 Agustus Pengenalan konsep kegiatan Unjuk gigi peserta Pembagian instrument musik Pengenalan lagu Mighty to Save Aransemen lagu Mighty to Save 85 Studio Musik Studio Musik Studio Musik Peralatan Yang Digunakan Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) 4. Minggu 4 Rehearsal Studio Peralatan Pelaksana

40 Agustus 5. Minggu 1 September 6. Minggu 2 September 7. Minggu 3 September 8. Minggu 3 Oktober 9. Minggu 5 Oktober 10. Minggu 1 November Pengenalan lagu King of Majesty Aransemen lagu King of Majesty Rehearsal Pengenalan lagu When I Say That I love You Aransemen lagu When I Say That I love You Rehearsal lagu Mighty to Save, King Of Majesty, dan When I Say That I love You Performance di Annual Drama Musik Studio Musik Studio Musik Studio Musik Studio Musik Studio Musik Hall Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) 86

41 11. Minggu 2 November 12. Minggu 3 November 13. Minggu 4 November Rehearsal Performance di Open House Evaluasi Studio Musik Hall Studio Musik Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) Peralatan Full Band (Gitar, Bass, Drum, Keyboard, Microphone, Sound System) 87

42 3. Rencana penilaian kegiatan STUDENT S EXTRACURRICULAR REPORT FIRST SEMESTER OF THE ACADEMIC YEAR /2015 Name : NIS : NISN : Grade : BAND CLASS LEARNING OUTCOMES Needs Improvement Average Good Very Good Excellent < Memainkan alat musik 2. Membaca notasi nada 3. Memainkan lagu di dalam kelompok band 4. Practical Test Rata-Rata Nilai Teacher ( ) 88

43 Proses Diskusi : TAHAP AWAL a. Peneliti mengajak peserta untuk melihat deskripsi singkat mengenai kegiatan ekstrakurikuler band TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN PENCAPAIAN a. Tujuannya adalah peserta dapat mengetahui rincian kegiatan ekstrakurikuler band b. Sasarannya adalah penerimaan umpan balik dari peserta TAHAP PENYAMPAIAN KONSEP a. Peneliti memberikan gambaran mengenai rencana kegiatan per pertemuan b. Peneliti menjelaskan konsep penilaian kegiatan MEDIA a. Deskripsi kegiatan b. Rencana kegiatan per pertemuan c. Rencana penilaian kegiatan TAHAP AKHIR a. Peneliti membuka tanya jawab untuk mendapatkan timbangan dan masukan serta pendapat dari peserta dalam rangka penyempurnaan rencana kegiatan EVALUASI Keberhasilan sesi ini terpantau dari umpan balik atau masukan yang diberikan peserta untuk penyempurnaan rencana kegiatan 89

44 Sesi 8 Nama Kegiatan : Pemberian motivasi kepada peserta Tujuan : Mempersiapkan mental dan pemberian konsep kepada peserta mengenai kecerdasan majemuk yang mereka miliki beserta jenis kegiatan yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan mereka Waktu : 30 menit Aktivitas : 1. Peneliti memberikan pertanyaan kepada orang tua mengenai perkiraan jenis kecerdasan yang dimiliki anakanak mereka. 2. Peneliti menjelaskan prosedur tes kecerdasan majemuk yang sudah dilakukan oleh anak-anak mereka. 3. Peneliti mensosialisasikan secara umum jenis kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia di tahun ajaran / Peneliti membagikan hasil tes kecerdasan majemuk kepada tiap-tiap peserta beserta dengan rekomendasi jenis kegiatan yang sesuai dengan kecerdasan peserta. 5. Peneliti meminta orang tua untuk memotivasi anakanaknya agar dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sudah direkomendasikan secara akfif. 6. Peneliti memberikan waktu kepada orang tua untuk berdiskusi dengan anak-anaknya. 7. Peneliti memberikan lembar komitmen mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Materi Kegiatan : Draff Form Tes Kecerdasan Majemuk Multiple Intelligences Test 1=sangat tidak setuju; 2=sedikit tidak setuju; 3=sedikit setuju; 4= sangat setuju Nama: Tulis angka 1, 2,3, atau 4 hanya di kotak yang berwarna terang Saya dapat bermain alat musik Sering ada potongan lagu muncul di pikiran saya Saya mudah mengarang cerita Saya berlari, melompat dan memiliki keseimbangan yang baik Musik sangat penting buat saya Saya pembohong yang hebat (jika saya mau) Saya senang berolahraga atau menari Saya senang bersama-sama dengan orang lain Saya lebih mudah memahami sesuatu dengan gambar, 90 Kelas:

45 grafik, dan diagram Saya mudah mengingat kutipan penggalan, kalimat, puisi atau kata-kata dalam lagu Saya selalu mengenali tempat-tempat yang pernah saya kunjungi Ketika saya berkonsentrasi, saya cenderung seolah-olah menggambar sesuatu di otak saya atau mencoret-coret Saya dapat menghitung cepat dalam pikiran saya Salah satu pelajaran kesenangan saya adalah pelajaran bahasa Saya menyelesaikan masalah dengan hati-hati dengan mempertimbangkan akibatnya Saya akan senang dan berani melakukan olahraga yang berbahaya Saya senang berolahraga sendiri (renang, lari, jogging) Saya mudah mengingat nomor telepon Saya selalu punya tujuan dan rencana untuk hari esok Saya tahu jika seseorang suka atau tidak suka dengan saya Saya hanya perlu terlibat dan mencoba, saat belajar sesuatu yang baru Saya dapat membayangkan suatu gambar saat sedang menutup mata Saya menghitung tanpa menggunakan jari Saya senang pelajaran musik di sekolah Saya melakukan permainan yang menggunakan bola dengan mudah dan menyenangkan Saya senang pelajaran Matematika di sekolah Saya selalu tahu bagaimana perasaan saya Saya menulis diari Pelajaran yang paling saya senangi adalah Art Saya sangat senang membaca Saya merasa bersalah jika melihat seseorang menangis namun tidak dapat membantu apa-apa Saya senang olahraga beregu Bernyanyi membuat hati saya senang Saya senang saat sendirian Teman-teman selalu datang pada saya untuk minta nasehat Jenis Kecerdasan Jumlah Keseluruhan Bahasa 0 Logika matematika-matematika 0 Musik 0 Olah-Raga 0 Ruang 0 Antarpribadi 0 Intrapribadi 0 91

46 Kegiatan Ekstrakurikuler Tahun /2015 No. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Jenis Kecerdasan yang Dibutuhkan 1. Kelas memasak linguistik logika matematika interpersonal intrapersonal 2. Kelas futsal kinestetik spasial linguistic interpersonal 3. Kelas tari kinestetik musikal interpersonal 4. Kelas drama intrapersonal linguistik interpersonal 5. Kelas sains logika matematika interpersonal spasial 6. Kelas band musikal logika matematika intrapersonal intrerpersonal Contoh Hasil Tes Kecerdasan Majemuk Didik Nama Didik : Kelas : 4 Glowing Jenis Kecerdasan (skor) : - Kinestetik (17) - Bahasa (15) - Logika-Matematika (15) Rekomendasi Kegiatan : Kelas Futsal Lembar Komitmen Yang berkomitmen di bawah ini, Nama :... Nama Orang Tua :... Jenis kegiatan yang dipilih :... Dengan ini menyatakan : Bersedia mengikuti keseluruhan kegiatan ekstrakurikuler selama tahun ajaran /2015 dan bersedia menerima sanksi yang sudah ditetapkan pihak sekolah atas tindakan indisipliner yang diperbuat. Komitmen ini saya lakukan secara sadar dengan tulus, jujur, dan benar. TTD TTD TTD () (Orang Tua) (Kepala Sekolah) 92

47 Proses Diskusi : TAHAP AWAL a. Peneliti memberikan pertanyaan pancingan kepada orang tua mengenai perkiraan jenis kecerdasan yang dimiliki anak-anaknya b. Peneliti menerangkan prosedur tes kecerdasan majemuk yang sudah dilakukan peserta TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN PENCAPAIAN a. Tujuannya adalah peserta dapat mengikuti rekomendasi tentang jenis kegiatan yang sesuai dengan kecerdasan peserta b. Sasarannya adalah penerimaan peserta tentang konsep kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk TAHAP PENYAMPAIAN KONSEP a. Peneliti mensosialisasikan jenis kegiatan yang tersedia di tahun ajaran /2015 b. Peneliti membagikan hasil tes kecerdasan majemuk dan rekomendasi jenis kegiatan MEDIA a. Tayangan prosedur tes b. Hasil tes kecerdasan majemuk c. Lembar komitmen peserta TAHAP AKHIR a. Peneliti meminta orang tua memotivasi anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan sesuai dengan rekomendasi b. mengisi lembar komitmen mengikuti kegiatan ekstrakurikuler EVALUASI Keberhasilan sesi ini terpantau dari pilihan peserta mengenai jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih, apakah sesuai dengan rekomendasi peneliti atau tidak 93

48 LAMPIRAN DRAFF PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TAHUN AJARAN /2015 BAB I PENDAHULUAN A. LANDASAN 1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Penan Nasional: 1. Pasal 3 bahwa penan nasional bertujuan untuk berkembang nya potensi murid, 2. Pasal 4 ayat (4) bahwa penan di selenggarakan dengan memberi keteladanan. 3. Pasal 12 ayat (1b) menyatakan bahwa setiap murid pada setiap satuan penan berhak mendapatkan pendididkan yang sesuai dengan bakatnya, minat, dan kemampuan 2. Visi Terwujudnya sekolah sebagai institusi penan yang menjadi idaman dan terpercaya bagi peserta maupun masyarakat untuk menimba ilmu yang berdasar pada nilai-nilai kekristenan. 3. Misi 1. Membangun generasi yang memiliki keunggulan intelektual kecerdasan emosional, kecakapan/ketrampilan, budi pekerti luhur dan iman terhadap Tuhan Yesus Kristus. 2. Menciptakan dan mengembangkan masyarakat belajar yang kondusif, kreatif, inovatif dan agamis. 3. Mewujudkan hubungan harmonis antarwarga sekolah, komite sekolah, dan masyarakat. B. STRUKTUR KEGIATAN EKSTRAKURIKULER 1. Pengertian kegiatan ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan penan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan murid sesuai dengan kebutuhan, potensi, 94

49 bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh sekolah 2. Visi dan Misi ekstrakurikuler a. Visi Kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat, dan minat secara optimal serta tumbuhnya kemandirian peserta. b. Misi 1. Memfasilitasi sejumlah kegiatan yang dapat ditentukan oleh sekolah untuk memenuhi kebutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta. 2. Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta mengekspresikan diri secara bebas dan bertanggung jawab melalui kegiatan mandiri atau kelompok. 3. Berorientasi pada prestasi dengan mengedepankan nilai-nilai kekristenan. C. TUJUAN 1. Tujuan umum Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian murid berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, dan kegiatan belajar, serta kegiatan ekstrakurikuler untuk pengembangan talenta peserta. Adapun tujuan pelaksanaan ektrakurikuler di sekolah: 1. Kegiatan ektrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi. 2. Tujuan khusus Pengembangan diri yang berlandaskan nilai-nilai kekristenan dengan bertujuan menunjang penan peserta dalam mengembangkan: 1. Bakat 95

50 2. Minat 3. Kreatifitas 4. Kompetensi kehidupan 5. Kecakapan sosial 6. Kecerdasan emosional 7. Kompetensi ilmiah 8. Wawasan dan pengembangan teknologi informasi (IT) 9. Kemampuan pemecahan masalah 10. Kemandirian D. FUNGSI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER 1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas murid sesuai dengan potensi bakat dan minat mereka 2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta 3. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan, danmenyenagkan bagi murid yang menunjang proses perkembangan E. PRINSIP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER 1. Indvidual, yaitu prinsip kegiatan eksrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa masing-masing. 2. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan murid secara penuh 3. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan murid. 4. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta untuk berlatih dan beraktivitas secara optimal. 96

51 5. Wajib, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler harus diikuti oleh seluruh peserta. BAB II PROGRAM KEGIATAN A. RUANG LINGKUP Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan kegiatan yang sesuai dengan jenis kecerdasan yang dimiliki oleh peserta. B. JENIS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER 1. Kelas memasak 2. Kelas futsal 3. Kelas tari 4. Kelas drama 5. Kelas sains 6. Kelas band C. BENTUK KEGIATAN 1. Klub hobi, yaitu kegiatan di luar bidang akademik untuk mengembangkan kemampuan sosial peserta. 2. Kinestetik beregu, yaitu bentuk kegiatan beregu yang mengedepankan kemampuan fisik dan motorik. 3. Kinestetik perorangan, yaitu bentuk kegiatan individual yang mengedepankan kemampuan fisik dan motorik. 4. Klub drama, yaitu kegiatan yang melatih serta mengasah kemampuan peserta dalam mengekspresikan diri ke dalam peran orang lain. 5. Klub akademik, yaitu kegiatan yang mengedepankan nilai-nilai akademis. 6. Kelas band, yaitu kegiatan yang mewajibkan peserta memainkan simfoni di dalam suatu kelompok. D. BENTUK-BENTUK PELAKSANAAN 97

52 Kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh peserta kelas 4 dan 5 adalah: 1. Kelas memasak 2. Kelas futsal 3. Kelas tari 4. Kelas drama 5. Kelas sains 6. Kelas band BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN A. KETENTUAN EKSTRAKURIKULER Jenis kegiatan ekstrakurikuler ditentukan oleh sekolah dan disesuaikan dengan kebutuhan atau hasil usulan dari guru atau siswa. 1. Dilaksanakan setelah atau sesudah jam pelajaran (KBM) berlangsung. 2. Setiap kegiatan ekstrakurikuler harus mendapat persetujuan pimpinan sekolah. 3. Kegiatan ekstrakurikuler di liburkan satu minggu menjelang ulangan tengah semestar, ulangan akhir semester, dan ujian. 4. Kegiatan ekstrakurikuler wajib didampingi oleh pembina/pelatih yang kompeten di bidangnya. B. PERENCANAAN KEGIATAN Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang memuat unsur unsur: 1. Sasaran kegiatan 2. Substansi kegiatan 3. Pelaksanaan kegiatan dan pihak pihak terkait, serta keorganisasiannya 4. Waktu dan tempat 5. Sarana 98

53 C. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan oleh guru pembina dan pelatih. 2. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam KMB selama 120 menit 3. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat dan pelaksanaan sebagai mana yang telah di rencanakan. F. PENILAIAN KEGIATAN Hasil dan proses kegiatan ekstrakurikuler dinilai secara kualititatif dan dilaporkan kepada kepala sekolah dan bidang kegiatan kurikulum. G. PENDANAAN Sumber dana kegiatan ekstrakurikuler: Yayasan Anak Terang Salatiga atau partisipan H. PENGAWASAN KEGIATAN 1. Pengawasan kegiatan ekstrakurikuler di lakukan secara: a. Internal, oleh Kepala Sekolah b. Eksternal, oleh pihak yang secara struktural/fungsional memiliki kewenangan membina kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud. 2. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. BAB IV PENUTUP Demikian uraian singkat tentang pedoman kegiatan ekstrakurikuler. Diharapkan dengan pedoman ini, sekolah mempunyai acuan standar dan target yang jelas serta terstruktur dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler. Pedoman ini hanya memuat hal-hal pokok dan standar minimal sehingga sangat mungkin untuk dikembangkan dan diuraikan lebih jelas dalam 99

54 inplementsinya di sekolah. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan penyusunan pedoman kegiatan ekstrakurikuler ini sangat di perlukan. 100

55 LAMPIRAN 10 CEK PLAGIARITAS Hasil Cek Plagiasi Bab I Hasil Cek Plagiasi Bab II 101

56 Hasil Cek Plagiasi Bab III Hasil Cek Plagiasi Bab IV 102

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep awal mengenai pengukuran kecerdasan manusia sudah menjadi perhatian tersendiri bagi para peneliti, sebagaimana dikemukakan oleh Spearman (1927), bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah sekolah yang berdiri sejak tahun 2007 yang berada di tanah milik seluas 1625 m 2 dengan luas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan mengenai teori yang sesuai dengan permasalahan yang di teliti. Berbagai aspek yang terkait dengan salah satu unsur manajemen pendidikan yaitu kegiatan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom.

Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom. Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom. Suka menulis kreatif Menonjol dalam kelas seni di sekolah Mengarang kisah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat 2. Bidang : Karir 3. Tujuan a. Tujuan Umum : Memberikan pemahaman kepada siswa mengenai bakat dan macam-macam kecerdasan b. Tujuan

Lebih terperinci

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah Rita Eka Izzaty, M.Si, Psi (Psikolog Psikologi Perkembangan Anak) Dosen Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UNY Anggota

Lebih terperinci

MULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA

MULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA Vol,1, Vol. 1, Desember 2015 Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu http:/jurnal.faiunwir.ac.id MULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA Oleh : Nurlaeliyah, M.Pd.I Abstrak

Lebih terperinci

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI Tuti Utami Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya.

Lebih terperinci

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Dengan apakah Siswa Anda CERDAS? PENDAHULUAN Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Apakah ada yang mahir dibidang olah raga yang mampu membuat gerakan gerakan fisik

Lebih terperinci

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE APE SESUAI DENGAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN OLEH : Ana, M.Pd. PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SKM (SEDERHANA, KREATIF DAN MANDIRI) BAGI TUTOR PAUD DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Suatu Upaya

Lebih terperinci

APLIKASI ALAT BANTU PENENTU BAKAT DAN MINAT ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES ABSTRAK

APLIKASI ALAT BANTU PENENTU BAKAT DAN MINAT ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES ABSTRAK APLIKASI ALAT BANTU PENENTU BAKAT DAN MINAT ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES Andri Sukmaindrayana 1, Sarmidi 2 1) Prodi Informatika STMIK DCI Kp. Cibinuang RT/RW 17/03 Ds Sukamahi Kec. Sukaratu Kab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam hal hasil belajar terutama di bidang matematika dan sains. Menurut Eriba dkk (Lisma, 2009)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh Linda Kholidatunnur 82321112083 Abstrak Beragam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu merupakan anugerah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*) PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh Isniatun Munawaroh,M.Pd*) Salah satu implikasi yang paling provokatif dalam teori Multiple Intelligence adalah

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI

OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI Riskha Arfiyanti Mira Nuryanti Universitas Swadaya Gunung Djati Cirebon Abstrak Literasi menjadi salah satu keterampilan yang harus dimiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR 113 PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR Nur Samsiyah Abstrak Multiple intelegensi ialah kecerdasan ganda yang dimiliki oleh seseorang. Intelegensi adalah sehimpunan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL

SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL Disusun oleh: Fu adi, S.Sn., M.A Disusun oleh: Fu adi, S.Sn., M.A NIP 19781202 200501

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama, karena anak lahir dalam keluarga dan anak dibesarkan oleh keluarga. Apa yang dilihat, didengar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan

Lebih terperinci

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda) MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda) Anak bahagia disekolah sudah disosialisasikan lewat Quantum Learning, Joy in School dan Super Learning. Alasan lewat penelitian menunjukkan bahwa apabila anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan anak usia dini sudah dirasakan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini. Hal ini berdampak pada keinginan orang tua untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pendidikan bagi pembinaan sumber daya manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pendidikan bagi pembinaan sumber daya manusia sangat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pentingnya pendidikan bagi pembinaan sumber daya manusia sangat diharapkan oleh setiap orang. Karena melalui pendidikan akan tercipta seorang manusia yang cakap,

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK?

BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK? BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK? MIF Baihaqi Acara: Super Amazing Seminar untuk Orangtua dan Guru Plaza Seno Medika, Jl. Ahmad Yani, Bandung Sabtu, 21 November 2009 Kontak: 0852 2003 5242

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai dengan kepemilikan akal berikut kecerdasannya. Dengan akal ini manusia bisa melakukan banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan

Lebih terperinci

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di kelas pasti ada masalah yang dihadapi guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK Aisyiyah 16 Ngringo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian merupakan salah satu aspek yang penting dalam pendidikan. Menurut Sumarna Surapranata (2004: 19), penilaian pendidikan erat kaitannya dengan academic

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemodelan Matematika Model sebagai kata benda dalam kamus besar bahasa indonesia merupakan pola dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, tujuan dari pendidikan anak usia dini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Mahmudi (2009) menyatakan bahwa, komunikasi matematis mencakup komunikasi tertulis maupun lisan. Komunikasi tertulis dapat

Lebih terperinci

ANAK BERBAKAT. Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung

ANAK BERBAKAT. Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung ANAK BERBAKAT Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung A. Bakat, kemampuan dan prestasi Bakat (Aptitude) diartikan sebagi kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN Ali Mohtarom 187 PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN Oleh: Ali Mohtarom Universitas Yudharta Pasuruan Abstrak: Manusia dibekali

Lebih terperinci

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD JURNAL INOVASI PENDIDIKAN Volume 1 Nomer 2, September 2017, Halaman 1-6 ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD Dian Ika Kusumaningtyas 1) dan Maharani Putri Kumalasani

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI i PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF 291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 2/2 Tema : Peristiwa yang Mengesankan Standar Kompetensi : Seni Rupa 8. Mengapresiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Lembang. Lembaga formal dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya berada pada rentang usia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memperoleh sebagian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN ANAK BERBAKAT TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM: Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat memahami karakteristik dan jenis-jenis keberbakatan guna melakukan deteksi dini TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti bahwa musik menjadi salah satu faktor

Lebih terperinci

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang 54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu bentuk pembinaan kesiswaan. Berdasarkan Permendiknas No 39 Tahun 2008 tujuan dari pembinaan kesiswaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN L A M P I R A N Lampiran 1. RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar : SMP. Smaratungga : Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) dirasakan penting untuk dipelajari karena materi-materi tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Kelas/Semester : 2 / 1 Tema : Kasih Sayang Alokasi Waktu : 2 Minggu Pelaksanaan : Minggu ke-1 s.d. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik A. Kompetensi Dasar Mengenal

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi fisika dalam IPA terpadu pada dasarnya merupakan salah satu pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang menganggap pelajaran

Lebih terperinci

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar Yulisetiana Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya Yulisetiana73@yahoo.com Abstrak Melihat pentingnya pendidikan seni musik untuk siswa Sekolah Dasar, maka guru musik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan bagi anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi perkembangan sosialnya karena tingkat kecerdasan anak yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Kecerdasan Logis Matematis Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional mengamanatkan negara menjamin hak dasar setiap warga negara terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan serta pengembangan diri dan memperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Alur dari penelitian thesis ini adalah sebagai berikut : Pada tahap ini dilakukan study literatur dari jurnal-jurnal yang ada untuk

BAB 3 METODOLOGI. Alur dari penelitian thesis ini adalah sebagai berikut : Pada tahap ini dilakukan study literatur dari jurnal-jurnal yang ada untuk 15 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Alur dari penelitian thesis ini adalah sebagai berikut : 1. Study Literatur Pada tahap ini dilakukan study literatur dari jurnal-jurnal yang ada untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSEP KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS KONSEP KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB IV ANALISIS KONSEP KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Analisis Konsep Kecerdasan Menurut Howard Gardner Konsep tentang Intelligence Quotient

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Terdapat tiga kategori utama yang berkaitan dengan teori belajar, diantaranya adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

Lebih terperinci

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY) PENDEKATAN INTELEGENSI GANDA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FT-UNY Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Anak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi proses perkembangan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 49. Angkasa 2008), hlm Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008),

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 49. Angkasa 2008), hlm Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah bagian dari kecerdasan majemuk. Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan kemampuan untuk menghadapi setiap perubahan yang

Lebih terperinci

Mengembangkan Bakat Anak

Mengembangkan Bakat Anak A. Artikel Mengembangkan Bakat Anak Oleh: Andi Sri Suriati Amal Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak -anak usia dini, yaitu anak -anak yang berusia 0-6 tahun sering disebut sedang berada pada masa usia emas atau golden age. Masa usia emas atau golden age

Lebih terperinci

MENGGALI KEMAMPUAN AKADEMIK PESERTA DIDIK MELALUI APLIKASI MULTIPLE INTELEGENSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

MENGGALI KEMAMPUAN AKADEMIK PESERTA DIDIK MELALUI APLIKASI MULTIPLE INTELEGENSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGALI KEMAMPUAN AKADEMIK PESERTA DIDIK MELALUI APLIKASI MULTIPLE INTELEGENSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh : Fransisca Valeria Sunartini MKU- UNY ( email: Fransiscadenok@yahoo.co.id) Abstrak : Pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE) Lely Halimah

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE) Lely Halimah IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE) Lely Halimah ABSTRAK Teori kecerdasan majemuk ini, merupakan salah satu teori yang saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih kepekaan dan keterampilan melalui media suara. Unsur-unsur musik menurut Jamalus (1998 :

Lebih terperinci

BE POSITIVE THD ANAK

BE POSITIVE THD ANAK Oleh: Budi Hermawan BE POSITIVE THD ANAK SEMUA ANAK CERDAS PADA BIDANGNYA MASING-MASING SETIAP ANAK BERBAKAT SEMUA ANAK UNIK DAN MERUPAKAN ORANG YANG SANGAT ISTIMEWA SEMUA ANAK MEMILIKI KEBUTUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang dialami setiap manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAHAGIA BELAJAR BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT TUJUAN HIDUP MANUSIA

BAHAGIA BELAJAR BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT TUJUAN HIDUP MANUSIA BAHAGIA TUJUAN HIDUP MANUSIA BAHAGIA TUJUAN UTAMA PENDIDIKAN BELAJAR SALAH SATU KUNCI BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT Filosofi kata bimba Prosesnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan pendidikan lanjutan, hal ini menyebabkan beberapa mahasiswa baru mengalami kegagalan dalam belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan seseorang masih diartikan secara sempit oleh banyak kalangan. Kecerdasan masih dianggap sebagai tingkat intelektualitas seseorang dalam hal akademis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1) KARAKTERISTIK SISWA PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1) proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) Sekolah : SMP Negeri 2 Gerokgak Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Pertemuan ke : 1-2 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Satandar

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kecerdasan merupakan hal yang dimiliki oleh setiap manusia. Banyak anggapan kecerdasan tersebut hanya terpaku kepada kemampuan seseorang dalam belajar. Apabila

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma terkini tentang pendidikan bagi anak usia dini telah menumbuhkan pendekatan yang holistik. Anak dipandang sebagai individu yang utuh sehingga membutuhkan

Lebih terperinci