APLIKASI ALAT BANTU PENENTU BAKAT DAN MINAT ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI ALAT BANTU PENENTU BAKAT DAN MINAT ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES ABSTRAK"

Transkripsi

1 APLIKASI ALAT BANTU PENENTU BAKAT DAN MINAT ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES Andri Sukmaindrayana 1, Sarmidi 2 1) Prodi Informatika STMIK DCI Kp. Cibinuang RT/RW 17/03 Ds Sukamahi Kec. Sukaratu Kab. Tasikmalaya sukmaindrayana@gmail.com 2) Prodi Sistem Informasi STMIK DCI Kp. Tanjungsari RT/RW 02/01 Kel.Suakanagara Kec. Purbaratu Kota Tasikmalaya sarmidi_wj@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan antara orang tua dan anak dalam hal penentuan bakat dan minat anak. Seperti kita tahu bahwa bakat dan minat adalah hal yang sangat penting yang ada pada diri setiap manusia, apalagi dalam diri anak yang perlu kita ketahui sedini mungkin untuk selanjutnya dilakukan pengembanan dan pengarahan kegiatan pada anak agar anak tersebut memiliki semangat dan kenyamanan menjalani kegiatan disetiap harinya. Tapi terdapat beberapa masalah yang timbul pada diri anak, yang merasa tertekan atau tidak mendapat kebebasan untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Itu karena kurang sadarnya orang tua bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda. Semua orang tua menginginkan anaknya unggul dalam segi akademis yang menuntut anak untuk mendapat peringkat teratas disekolahnya. Padahal potensi anak bukan hanya dari sisi akademis saja, yaitu setiap anak memiliki kecenderungan bakat, minat dan potensi tersendiri yang anak miliki. Penulis melakukan penelitian untuk membantu orang tua dalam memutuskan penentuan bakat dan minat anak. Bakat dan minat anak dapat ditentukan salah satunya dengan melakukan test pada anak yang nantinya orang tua akan mengetahui potensai apa saja yang dimiliki anak tersebut. Penentuan bakat dan minat anak akan sangat berguna untuk masa yang akan datang, anak akan merasa nyaman, bahagia, terarahkan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dengan menggunakan metode bayes yang bertujuan meningkatkan kepercayaan terhadap hasil yang telah didapat dan nantinya akan dibandingkan dengan aktivitas anak sehari-hari sehingga lebih mudah dalam Kata Kunci: Bakat, Bayes, Psikologi I. PENDAHULUAN Teknologi informasi yang semakin berkembang disetiap detiknya telah banyak menciptakan sarana-sarana baru yang membantu dalam penyampaian informasi yang cepat dan tepat. Perlunya informasi juga salah satunya berguna untuk membantu mengambil suatu keputusan. Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu tindakan dalam pemecahan masalah. Untuk membantu dalam pengambilan keputusan diperlukan suatu aplikasi yang mampu menganalisa prospek dimasa yang akan datang. Kemajuan teknologi Informasi khususnya komputer telah merata di segala bidang termasuk dalam bidang psikologi bagi anak. Untuk mendukung pemilihan 11

2 keputusan dibidang ini yaitu membutuhkan aplikasi yang dapat menunjang pemilihan keputusan yang tepat dan cepat bagi orang tua untuk perkembangan anaknya dalam penentuan minat dan bakat anak. Proses menentukan minat dan bakat biasanya yaitu orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada anaknya atau orang tua yang mengarahkan anak untuk menjadi apa yang mereka inginkan tanpa orang tua sadari apa yang dilakukan anak bukan merupakan keinginan anak tersebut. Ada masalah lain seperti pengkategorian usia anak yang cenderung berimbas kepada keputusankeputusan orang tua untuk menentukan dari mana karakter dan bakat seseorang anak mulai terbentuk. Kesalahan pemikiran seperti itu yang sering menyebabkan konflik antara orang tua dengan anak. Kecenderungan orang tua memaksakan kehendaknya dapat mengakibatkan anak akan merasa tertekan, kehilangan semangat belajar sehingga anak akan cenderung menjadi malas dalam belajar. Agar permasalahan tersebut dapat diatasi maka penulis mencoba membangun Aplikasi Alat Bantu Penentuan Bakat dan Minat Anak dengan Menggunakan Metode Bayes dimana aplikasi ini diharapkan mampu memberikan informasi sebagai alternatif solusi dalam menentukan bakat dan minat, karena kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidak pastian didalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. II. LANDASAN TEORI 2.1 Bakat Bakat merupakan potensi yang dimiliki manusia sejak lahir (potensi bawaan). Dan bakat merupakan sesuatu yang perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Melalui bakat, seseorang akan memperoleh keuntungan dari pelatihannya sampai tingkat tertentu. Namun, bakat bukan sesuatu yang jelas-jelas terlihat, bakat lebih merupakan sesuatu yang masih harus diwujudkan. Bakat merupakan aktivitas yang disukai anak dan berasal dari gen atau bawaan dalam diri anak yang sudah ada sejak lahir. 2.2 Pengertian Minat Minat dalam kamus bahasa Indonesia memiliki makna kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Seperti yang dikemukakan oleh Oktavia Pramono, bahwa Minat adalah aktivitas atau tugastugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Adapun menurut pendapat Munif Chatib, Sesuatu yang membuat anak tertarik untuk melakukan aktivitas yang disukainya dan membuatnya membutuhkan aktivitas tersebut. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu dimana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan bak apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuninya. 2.3 Pengertian Umum tentang Anak Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus memerlukan pembinaan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang. Saat dalam masa pertumbuhan, anak-anak selalu penasaran dengan apa yang ada di sekitar mereka. Disanalah 12

3 sesungguhnya kita mulai menemukan titiktitik penting yang sebetulnya sangat berperan besar dalam pengembangan karakter anak. Pada usia dini, anak-anak juga membutuhkan bimbingan yang diharapkan sempurna sehingga mengembangkan diri secara mandiri. Seorang anak mestinya sudah menunjukan minat-minat tertentu pada satu atau banyak hal. Orang tua dapat mengamati hal itu. Namun, banyak juga orang tua yang mengalami kesulitan untuk memahami minat seorang anak. Karena pada dasarnya, dunia anak ibarat kertas kosong yang perlahan-lahan mulai diisi dan diwarnai oleh lingkungan sekitar. 2.4 Mengenali Bakat Anak Multiple intelligences merupakan teori kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang psikologi dari Harvard University, bahwa setiap anak punya kecenderungan kecerdasan dari sembilan kecerdasan, yaitu : 1) Kecerdasan Linguistik Kemampuan menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dalam bicara. 2) Kecerdasan matematis-logis Kemampuan menangani bilangan, perhitungan, pola, serta pemikiran logis dan ilmiah. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para ilmuan atau filsuf. 3) Kecerdasan visual-spasial Kemampuan melihat secara detail sehingga bisa menggunakan kemampuan ini untuk melihat segala objek yang diamati. Lebih dari itu, kecerdasan ini bisa merekam semua yang diamati dan mampu melukiskannya kembali. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para insinyur (terutama arsitek), pilot, navigator atau penemu. 4) Kecerdasan kinestetis Kemampuan menggunakan anggota tubuh untuk segala kebutuhan atau kepentingan hidup. Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa mewujudkan ide atau gagasannya melalui erak fisik. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para penari atau atlet. 5) Kecerdasan musikal Kemampuan menyimpan nada atau irama musik dalam memori. Orang yang memiliki kecerdasan ini lebih mudah mengingat sesuatu jika diiringi dengan irama musik. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para musisi, seniman atau budayawan. 6) Kecerdasan interpersonal Kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan orang-orang disekitarnya sehingga dia bisa merasakan secara emosional: tempramen, suasana hati, maksud serta kehendak orang lain. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para sosiolog, psikolog atau konselor (konsultan). 7) Kecerdasan intrapersonal Kemampuan mengenali dan memahami diri sendiri serta berani bertanggungjawab atas perbuatan sendiri. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para ahli bidang ilmu tertentu, filsuf, trainer atau motivator. 8) Kecerdasan naturalis Kemampuan mengenali lingkungan dan memperlakukannya secara proporsional. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para neorolog, antropolog, arkeolog atau pecinta lingkungan. 9) Kecerdasan eksistensial 13

4 Kemampuan merasakan dan menghayati berbagai pengalaman rohani atas pelajaran atau pemahaman sesuai keyakinan kepada Tuhan. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para ahli spiritual (sufi), ruhaniawan (tokoh agama) atau filsuf. 2.5 Metode Bayes Teorema Bayes adalah sebuah teorema dengan dua penafsiran berbeda. Dalam penafsiran Bayes, teorema ini menyatakan seberapa jauh derajat kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional ketika ada petunjuk baru. Dalam penafsiran frekuentis teorema ini menjelaskan representasi invers probabilitas dua kejadian. Teorema ini merupakan dasar dari statistika Bayes dan memiliki penerapan dalam sains, rekayasa, ilmu ekonomi (terutama ilmu ekonomi mikro), teori permainan, kedokteran dan hukum. Penerapan teorema Bayes untuk memperbarui kepercayaan dinamakan inferens Bayes. - Probabilitas Metode Bayes - Perhitungan dengan Metode - Bayes 1) Menentukan P(E Hi) Bobot untuk ciri kecerdasan setiap kecerdasan yaitu, dengan probabilitas berikut : Tabel 2.1 Tabel Bobot Ciri Kecerdasan No. Kecerdasan Jumlah Ciri setiap Kecerdasan Bobot 1 Kecerdasan Linguistik 8 0,125 2 Kecerdasan matematis-logis 7 0, Kecerdasan visual-spasial 9 0, Kecerdasan musikal 9 0, Kecerdasan kinestetis 7 0, Kecerdasan interpersonal 7 0, Kecerdasan Intrapersonal 6 0, Kecerdasan naturalis 6 0, Kecerdasan eksistensial 5 0, 2 2) Kemudian mencari nilai semesta dengan menjumlahkan dari hipotesa diatas : 3) Setelah hasil penjumlahan di atas diketahui, maka didapatlah rumus untuk menghitung nilai semesta: 4) Setelah nilai P(Hi) diketahui, probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence apapun. 5) Langkah selanjutnya ialah mencari nilai P(Hi E) atau probabilitas hipotesis Hi benar jika diberikan evidence E 6) Setelah seluruh nilai P(Hi E) diketahui, tentukan nilai bayes Kelebihan dan Kekurangan Metode Bayes Bayesian theory mempunyai berbagai keuntungan jika dibandingkan dengan beberapa teori lainnya, yaitu: a. Interpolation, metode bayes menghubungkan segala hal dengan teori-teori engineering. Pada saat berhadapan dengan suatu problem, terdapat pilihan mengenai seberapa besar waktu dan usaha yang dilakukan oleh manusia dengan komputer. Pada saat membuat suatu sistem, terlebih 14

5 dahulu diharuskan untuk membuat sebuah model keseluruhan dan ditentukan faktor pengontrol pada model tersebut. Bayesian method menghubungkan perbedaan yang besar karena Bayesian prior dapat menjadi sebuah delta function dari suatu model yang luas. b. Language, Bayesian method mempunyai bahasa tersendiri untuk menetapkan hal-hal yang prior dan posterior. Hal ini secara signifikan membantu pada saat menyelesaikan bagian yang sulit dari sebuah solusi. c. Intuitions, Bayesian method melibatkan prior dan integration, dua aktivitas yang berguna secara luas. Dengan keuntungan-keuntungan di atas, dapat dikatakan bahwa Bayesian merupakan suatu metode yg cukup kuat. Namun, terdapat beberapa kekurangan yg signifikan, yaitu: a. Information theoretically infeasible. Pada kenyataannya menentukan prior pada Bayesian method merupakan hal yang cukup sulit. Kita harus menentukan angka yang riil untuk semua parameter pada model keseluruhan. Banyak orang yang menggunakan Bayesian seringkali tidak menyadari hal ini karena dua hal: - mereka mengetahui bahwa spesifikasi prior membutuhkan usaha yang cukup signifikan - mereka tidak mencantumkan prior aktual pada model mereka, tetapi lebih memilih prior yang lebih tidak menyusahkan. b. Computionally infeasible. Walaupun dapat ditentukan prior secara akurat, namun proses perhitungan posterior kemungkinan sangatlah sulit. Kesulitan ini membutuhkan perkiraan komputasional. c. Unautomatic. Selama terdapat problem-problem baru, selalu terdapat kebutuhan akan adanya ahli-ahli Bayesian untuk menyelesaikannya. d. Dibutuhkan banyak hitungan komputasional yang sulit untuk menjalankan metode ini. III. ANALISA MASALAH Analisis Data yang akan Digunakan Dalam pembuatan aplikasi ini, fakta dan pengetahuan yang berhubungan dengan bakat dan minat anak digunakan dalam mengambil suatu kesimpulan. Fakta tersebut diambil dari buku dan internet. Fakta dan pengetahuan yang telah didapatkan akan diterjemahkan oleh pembuat sistem ( knowlage engineer) menjadi basis pengetahuan yang tersimpan dalam sebuah sistem. Tabel 3.1 Tabel Pertanyaan Kode Kode_Ciri Pertanyaan P1 C1 Suka menulis kreatif P2 C2 Suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon P3 C3 Sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil P4 C4 Suka membaca di waktu senggang P5 C5 Suka mengeja kata dengan tepat dan mudah P6 C6 Suka mengisi teka-teki silang P7 C7 Suka menikmati sesuatu dengan cara mendengarkan 15

6 P8 Unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis C8 dan berkomunikasi). P9 Suka menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar C9 kepala P10 Suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya C10 mengapa hujan turun? P11 C11 Ahli dalam permainan catur P12 C12 Mampu menjelaskan masalah secara logis atau jelas P13 C13 Suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu P14 C14 Suka mengisi teka-teki silang P15 C15 Berprestasi dalam Matematika dan IPA. P16 C16 Memberikan gambaran yang jelas ketika menjelaskan sesuatu P17 C17 Mudah membaca peta atau diagram P18 C18 Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya P19 C19 Senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya P20 C20 Sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya P21 C21 Suka melamun dan berfantasi P22 C22 Suka mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah P23 Lebih memahamai informasi lewat gambar daripada katakata C23 atau uraian P24 C24 Menonjol dalam mata pelajaran seni P25 Suka banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan C25 sesuatu P26 Aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking C26 dsb P27 C27 Perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya P28 Menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik C28 lainnya P29 Suka memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan C29 tangan seperti mengukir, menjahit, memahat P30 C30 Pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain P31 Suka bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang C31 dihadapinya P32 Suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya C32 lagi P33 Berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat C33 kompetitif. P34 C34 Suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah P35 C35 Suka dengan mudah mengingat melodi suatu lagu P36 C36 Lebih bisa belajar dengan iringan musik 16

7 P37 Suka bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau C37 orang lain P38 C38 Suka dengan mudah mengikuti irama musik P39 C39 Mempunyai suara bagus untuk bernyanyi P40 C40 Berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik P41 C41 Mempunyai banyak teman P42 Suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat C42 tinggal P43 C43 Banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah P44 Berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antar C44 teman P45 Memiliki peduli besar terhadap perasaan atau penderitaan C45 orang lain P46 C46 Sangat menikmati jika mengajari orang lain P47 C47 Berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial. P48 C48 Suka memperlihatkan sikap kemauan yang kuat P49 C49 Merasa baik jika bekerja atau belajar seorang diri P50 C50 Memiliki rasa percaya diri yang tinggi P51 C51 Banyak belajar dari kesalahan masa lalu P52 C52 Berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan P53 C53 Banyak melakukan hobi yang dikerjakan sendiri P54 C54 Suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan P55 C55 Sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka P56 C56 Suka berkebun atau dekat dengan taman P57 C57 Memelihara binatang P58 C58 Suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya P59 C59 Berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup P60 C60 Berperilaku ramah P61 C61 Rajin menjalankan ibadah P62 C62 Memiliki sifat penyabar P63 C63 Memiliki kesadaran diri yang tinggi P64 C64 Memiliki kasih sayang yang tinggi terhadap sesama 17

8 IV. PERANCANGAN SISTEM Diagram konteks DFD Level 1 V. IMPLEMENTASI PROGRAM Gambar 5.1 Antar muka system 18

9 1. Tampilan Form Data Referensi Halaman Input Data Kecerdasan Gambar 5.2 Halaman Input Data Kecerdasan Halaman Input Data Ciri Kecerdasan Gambar 5.3Halaman Input Data Ciri Kecerdasan VI. KESIMPULAN Berdasarkan pengembangan yang telah dilakukan selama proses perancangan hingga implementasi aplikasi alat bantu penentuan bakat dan minat anak dengan menggunakan metode bayes, maka dapat diambil kesimpulan keseluruhan sebagai berikut: 1. Dengan adanya program aplikasi yang penulis buat, diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah yang ada sebelumnya untuk dapat mengetahui kecerdasan apa saja yang dominan pada diri anak. 2. Dalam hal ini terdapat hasil berupa laporan yang dapat mempermudah 19

10 orang tua atau anak atau pihak terkait dalam menentukan keputusan dalam hal bakat dan minat anak. 3. Sistem dapat menghasilkan nilai yang valid yang sama dengan perhitungan manual, sehingga proses menenukan bakat dan minat anak dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. VII. DAFTAR PUSTAKA Chatib Munif. Orang tuanya manusia. Bandung : Kaifa Pramono Octavia. Keajaiban Potensi Anak Anda. Yogyakarta : IN AzNa Books Mubayidh Makmun. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Muhammad Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi ayes 3/pengertian-aplikasi-komputer.html rkenalan_dengan_statistika_probabilitas 20

Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom.

Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom. Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom. Suka menulis kreatif Menonjol dalam kelas seni di sekolah Mengarang kisah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat 2. Bidang : Karir 3. Tujuan a. Tujuan Umum : Memberikan pemahaman kepada siswa mengenai bakat dan macam-macam kecerdasan b. Tujuan

Lebih terperinci

MULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA

MULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA Vol,1, Vol. 1, Desember 2015 Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu http:/jurnal.faiunwir.ac.id MULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA Oleh : Nurlaeliyah, M.Pd.I Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan mengenai teori yang sesuai dengan permasalahan yang di teliti. Berbagai aspek yang terkait dengan salah satu unsur manajemen pendidikan yaitu kegiatan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI Tuti Utami Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh Linda Kholidatunnur 82321112083 Abstrak Beragam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu merupakan anugerah

Lebih terperinci

Mengembangkan Bakat Anak

Mengembangkan Bakat Anak A. Artikel Mengembangkan Bakat Anak Oleh: Andi Sri Suriati Amal Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama, karena anak lahir dalam keluarga dan anak dibesarkan oleh keluarga. Apa yang dilihat, didengar,

Lebih terperinci

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Dengan apakah Siswa Anda CERDAS? PENDAHULUAN Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Apakah ada yang mahir dibidang olah raga yang mampu membuat gerakan gerakan fisik

Lebih terperinci

BE POSITIVE THD ANAK

BE POSITIVE THD ANAK Oleh: Budi Hermawan BE POSITIVE THD ANAK SEMUA ANAK CERDAS PADA BIDANGNYA MASING-MASING SETIAP ANAK BERBAKAT SEMUA ANAK UNIK DAN MERUPAKAN ORANG YANG SANGAT ISTIMEWA SEMUA ANAK MEMILIKI KEBUTUHAN YANG

Lebih terperinci

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE APE SESUAI DENGAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN OLEH : Ana, M.Pd. PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SKM (SEDERHANA, KREATIF DAN MANDIRI) BAGI TUTOR PAUD DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Suatu Upaya

Lebih terperinci

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah Rita Eka Izzaty, M.Si, Psi (Psikolog Psikologi Perkembangan Anak) Dosen Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UNY Anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD yaitu suatu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI

OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI Riskha Arfiyanti Mira Nuryanti Universitas Swadaya Gunung Djati Cirebon Abstrak Literasi menjadi salah satu keterampilan yang harus dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih kepekaan dan keterampilan melalui media suara. Unsur-unsur musik menurut Jamalus (1998 :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang 9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Kecerdasan Naturalis A. Hakekat Kecerdasan Naturalis Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan kemampuan untuk menghadapi setiap perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci kesuksesan pembangunan suatu bangsa, karena itu berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia haruslah merupakan

Lebih terperinci

ANAK BERBAKAT. Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung

ANAK BERBAKAT. Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung ANAK BERBAKAT Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung A. Bakat, kemampuan dan prestasi Bakat (Aptitude) diartikan sebagi kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSEP KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS KONSEP KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB IV ANALISIS KONSEP KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Analisis Konsep Kecerdasan Menurut Howard Gardner Konsep tentang Intelligence Quotient

Lebih terperinci

Modul ke: ETIK UMB. Memahami Potensi Diri. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer. Saputra, S.Pd, M.Si. Program Studi Informatika

Modul ke: ETIK UMB. Memahami Potensi Diri. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer. Saputra, S.Pd, M.Si. Program Studi Informatika Modul ke: 02 Inggar Fakultas Fakultas Ilmu Komputer ETIK UMB Memahami Potensi Diri Saputra, S.Pd, M.Si Program Studi Informatika Latar Belakang Setiap individu memiliki permasalahan dalam hidupnya. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap anak selalu memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya.

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak -anak usia dini, yaitu anak -anak yang berusia 0-6 tahun sering disebut sedang berada pada masa usia emas atau golden age. Masa usia emas atau golden age

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam hal hasil belajar terutama di bidang matematika dan sains. Menurut Eriba dkk (Lisma, 2009)

Lebih terperinci

MENGGALI KEMAMPUAN AKADEMIK PESERTA DIDIK MELALUI APLIKASI MULTIPLE INTELEGENSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

MENGGALI KEMAMPUAN AKADEMIK PESERTA DIDIK MELALUI APLIKASI MULTIPLE INTELEGENSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGALI KEMAMPUAN AKADEMIK PESERTA DIDIK MELALUI APLIKASI MULTIPLE INTELEGENSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh : Fransisca Valeria Sunartini MKU- UNY ( email: Fransiscadenok@yahoo.co.id) Abstrak : Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi fisika dalam IPA terpadu pada dasarnya merupakan salah satu pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang menganggap pelajaran

Lebih terperinci

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda) MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda) Anak bahagia disekolah sudah disosialisasikan lewat Quantum Learning, Joy in School dan Super Learning. Alasan lewat penelitian menunjukkan bahwa apabila anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan bagi anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi perkembangan sosialnya karena tingkat kecerdasan anak yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiburan dan kebermanfaatan (pinjam istilah Horatio : dulce et utile). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. hiburan dan kebermanfaatan (pinjam istilah Horatio : dulce et utile). Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni bermedia bahasa yang diciptakan oleh pengarang melalui proses kreatif (Noor, 2010:4). Dalam proses kreatifnya, pengarang mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG Data yang telah tersusun dari Bab III tentang model pembelajaran pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*) PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh Isniatun Munawaroh,M.Pd*) Salah satu implikasi yang paling provokatif dalam teori Multiple Intelligence adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan anak usia dini sudah dirasakan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini. Hal ini berdampak pada keinginan orang tua untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR 113 PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR Nur Samsiyah Abstrak Multiple intelegensi ialah kecerdasan ganda yang dimiliki oleh seseorang. Intelegensi adalah sehimpunan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat, ini dapat dilihat dari kemunculan berbagai aplikasi-aplikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat, ini dapat dilihat dari kemunculan berbagai aplikasi-aplikasi yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi perangkat lunak pada masa sekarang ini sangatlah pesat, ini dapat dilihat dari kemunculan berbagai aplikasi-aplikasi yang dapat memudahkan user

Lebih terperinci

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI FEB. Manajemen. Modul ke: Fakultas SYAHLAN A.SUME,SE,MM. Program Studi

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI FEB. Manajemen. Modul ke: Fakultas SYAHLAN A.SUME,SE,MM. Program Studi ETIK UMB Modul ke: MENGENAL POTENSI DIRI FEB Fakultas SYAHLAN A.SUME,SE,MM Program Studi Manajemen Passion adalah : Bisa disebut juga panggilan jiwa, atau bisa diartikan hasrat diri dan gairah, orientasi

Lebih terperinci

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN ANAK BERBAKAT TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM: Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat memahami karakteristik dan jenis-jenis keberbakatan guna melakukan deteksi dini TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi perangkat lunak pada masa sekarang ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi perangkat lunak pada masa sekarang ini sangatlah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi perangkat lunak pada masa sekarang ini sangatlah pesat, ini dapat dilihat dari kemunculan berbagai aplikasi-aplikasi yang dapat memudahkan user

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN Ali Mohtarom 187 PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN Oleh: Ali Mohtarom Universitas Yudharta Pasuruan Abstrak: Manusia dibekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) diajarkan secara terpadu dalam mata pelajaran IPA Terpadu. IPA Terpadu merupakan

Lebih terperinci

berbagai macam aktivitas sosial serta ketaknyamanan dalam kesendirian dan menyendiri.

berbagai macam aktivitas sosial serta ketaknyamanan dalam kesendirian dan menyendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilihan dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Maka kuncinya kemajuan bangsa dapat diukur dari kualitas pendidikannya sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa. Kualitas suatu sistem pendidikan dapat memengaruhi kualitas suatu bangsa di masa depan. Perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi NASKAH PUBLIKASI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

MULTIPLE INTELLIGENCES DAN PERKEMBANGAN ANAK

MULTIPLE INTELLIGENCES DAN PERKEMBANGAN ANAK MULTIPLE INTELLIGENCES DAN PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Tadkiroatun Musfiroh (PAUD lemlit UNY, PBSI FBS-UNY) Pendahuluan Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita menekankan pentingnya bersikap adil dalam menilai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Kecerdasan Logis Matematis Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran. Performance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Alur dari penelitian thesis ini adalah sebagai berikut : Pada tahap ini dilakukan study literatur dari jurnal-jurnal yang ada untuk

BAB 3 METODOLOGI. Alur dari penelitian thesis ini adalah sebagai berikut : Pada tahap ini dilakukan study literatur dari jurnal-jurnal yang ada untuk 15 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Alur dari penelitian thesis ini adalah sebagai berikut : 1. Study Literatur Pada tahap ini dilakukan study literatur dari jurnal-jurnal yang ada untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY) PENDEKATAN INTELEGENSI GANDA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FT-UNY Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

APLIKASI BANTU PEMINATAN SMK MENGGUNAKAN METODE BAYES. Wanda Kunia Hermawan A

APLIKASI BANTU PEMINATAN SMK MENGGUNAKAN METODE BAYES. Wanda Kunia Hermawan A APLIKASI BANTU PEMINATAN SMK MENGGUNAKAN METODE BAYES Wanda Kunia Hermawan A11.2009.04690 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dia Nuswantoro, Jl. Nakula no 5-11, Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Pengindraan (sensasi) dan Persepsi O Pengindraan atau sensasi adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang menginginkan dirinya tergolong manusia yang cerdas, di kalangan masyarakat menilai tingkatan sekolah dianggap sebagai tolak ukur kecerdasan, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada harus dapat mengoptimalkan fungsi mereka sebagai agen of change. sekaligus pembimbing bagi pendidikan moral peserta didiknya.

BAB I PENDAHULUAN. ada harus dapat mengoptimalkan fungsi mereka sebagai agen of change. sekaligus pembimbing bagi pendidikan moral peserta didiknya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wahana perubahan tingkah laku manusia adalah "pendidikan", baik formal, nonformal, maupun informal. Jika tujuan pendidikan nasional ingin dicapai dengan maksimal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan pendidikan global, pendidikan di Indonesia mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik strategi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi pilar utama dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep awal mengenai pengukuran kecerdasan manusia sudah menjadi perhatian tersendiri bagi para peneliti, sebagaimana dikemukakan oleh Spearman (1927), bahwa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Lembang. Lembaga formal dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya berada pada rentang usia antara

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI i PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang LANDASAN TEORETIK-KONSEPTUAL Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran Nyoman S. Degeng Teknolog Pembelajaran Universitas Negeri Malang Kita ada di mana sekarang????????????? Era pertanian Era industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai dengan kepemilikan akal berikut kecerdasannya. Dengan akal ini manusia bisa melakukan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi sukses seseorang harus memiliki kecerdasan lainnya seperti kecerdasan sosial, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual dll. Salah satu kecerdasan yang

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd PENDAHULUAN PERHATIAN TINGGI TERHADAP PAUD PERAN ORANG TUA

Lebih terperinci

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI Asep Ardiyanto PGSD FIP Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK?

BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK? BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK? MIF Baihaqi Acara: Super Amazing Seminar untuk Orangtua dan Guru Plaza Seno Medika, Jl. Ahmad Yani, Bandung Sabtu, 21 November 2009 Kontak: 0852 2003 5242

Lebih terperinci

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit PENDAHULUAN 1 Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit 2 Setiap siswa memproses informasi secara berbeda Jika guru hanya menggunakan satu gaya belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berfungsi membantu siswa dalam perkembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif baik

Lebih terperinci

PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ANAK (PEDAGOGIK): Disajikan Pada Konversi Hasil Diklat Gadik PAUD PLS FIP UPI 19 Oktober 2008

PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ANAK (PEDAGOGIK): Disajikan Pada Konversi Hasil Diklat Gadik PAUD PLS FIP UPI 19 Oktober 2008 PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ANAK (PEDAGOGIK): Disajikan Pada Konversi Hasil Diklat Gadik PAUD PLS FIP UPI 19 Oktober 2008 PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ANAK (PEDAGOGIK): (dalam upaya mengkaji pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ika Atikah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ika Atikah, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari, oleh sebab itu matematika diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Pada jenjang sekolah menengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Mahmudi (2009) menyatakan bahwa, komunikasi matematis mencakup komunikasi tertulis maupun lisan. Komunikasi tertulis dapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Masih banyak sekolah yang menerapkan betapa pentingnya kecerdasan IQ (Intelligence Question) sebagai standar dalam kegiatan belajar mengajar. Biasanya, kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma terkini tentang pendidikan bagi anak usia dini telah menumbuhkan pendekatan yang holistik. Anak dipandang sebagai individu yang utuh sehingga membutuhkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE) Lely Halimah

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE) Lely Halimah IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE) Lely Halimah ABSTRAK Teori kecerdasan majemuk ini, merupakan salah satu teori yang saat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis 5 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual Pada deskripsi konseptual ini akan dibahas tentang kemampuan komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam proses pendidikan. Ini berarti bahwa tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bergantung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas manusia menyongsong kehidupan masa depan dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu pranata sosial yang menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa. Keberhasilan pendidikan ini didukung dengan adanya

Lebih terperinci