PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR
|
|
- Budi Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 113 PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR Nur Samsiyah Abstrak Multiple intelegensi ialah kecerdasan ganda yang dimiliki oleh seseorang. Intelegensi adalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Multiple intelegensi terdiri atas sembilan kecerdasan, yakni: kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestik, antarpribadi, interpribadi, naturalis, dan ekstensial. Setiap kecerdasan memiliki karakteristik yang berbeda. Strategi pembelajaran berbasis multiple intelegensi merupakan suatu cara mengakses informasi melalui jalur intelegensi yang ada pada tiap individu. Mengaktifkan multiple intelegensi dari seluruh indra anak dapat dilakukan dengan melatih mendengar, membaca, keterampilan menulis, dan melatih kecerdasan yang berimbang. Penerapan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran dikembangkan oleh guru dengan berorientasi dengan siswa. Langkah dalam menerapkan strategi pembelajaran adalah memberdayakan semua intelegensi tertentu berdasarkan intelegensi yang menonjol pada siswa. Kata Kunci : Multiple Intelegensi, Strategi Pembelajaran PENDAHULUAN Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar-mengajar. Belajar-mengajar di kelas tergantung pada kemampuan guru dalam mengaplikasikan metode pembelajaran. Sarana dan prasarana yang banyak tidak akan berarti di tangan guru
2 114 yang tidak punya kemampuan atau tidak mengefektifkan ke dalam metode yang sesuai. Sebaliknya fasilitas yang kurang memadai di tangan guru yang kreatif dapat diciptakan metode yang diperlukan untuk pengembangan program kegiatan belajar-mengajar dalam meningkatkan kreativitas siswa. Metode yang sama tidak akan membuahkan hasil yang sama di tangan guru yang berbeda. Metode yang kurang baik bagi sebagian guru, belum tentu buruk bagi guru yang menguasai teknik pelaksanaannya. Pada umumnya semua guru harus mempunyai kemampuan melaksanakan proses kegiatan belajar-mengajar, terutama menguasai dan terampil menggunakan semua metode mengajar yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran yang diberikan pada anak didiknya. Masih sering kita jumpai guru yang mengeluh karena tidak menguasai anak nakal atau anak yang kurang mampu dalam belajar. Sehingga masih sering terjadi memvonis anak bodoh atau tidak mampu. Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Guru harus bisa memberikan materi dengan metode yang sesuai dengan kemampuan anak. Bagi anak yang pandai mudah menerima pelajaran hanya dengan penjelasan materi. Namun bagi anak yang kurang mampu sulit menerima materi pelajaran dengan metode ceramah saja. Fanani (2008) menyatakan tugas guru bukan memberikan predikat-predikat yang buruk merendahkan martabat siswa. Tugas guru adalah memberi semangat, agar siswa berjuang sekuat tenaga mengatasi permasalahan, kelemahan, dan menemukan kepercayaan diri karena ia pun mempunyai kemampuan tertentu yang layak dikembangkan. Hal yang terpenting siswa harus didorong untuk menghayati makna sebagai pejuang sejati yang berjiwa pantang menyerah.
3 115 Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak hanya satu intelegensi saja, tetapi lebih dari satu intelegensi atau kecerdasan ganda. Bagaimana meningkatkan intelegensi dalam kegiatan pembelajaran? Pengetahuan tentang intelegensi diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kemampuan anak didik. PEMBAHASAN Dasar Teori Intelegensi Howard Gardner adalah seorang psikolog sekaligus ahli pendidikan. Gardner sangat terkenal dalam lingkungan pendidikan karena teorinya tentang multiple intelegences. Selama dua puluh tahun terakhir, ia bersama rekan-rekannya di proyek Zero telah melakukan percobaan dengan menggunakan alat tes, pelatihan pendidikan, dan penggunaan multiple intelligence. Gardner juga mengadakan penelitian mengenai kognisi dan pemakaian simbolsimbol terhadap anak-anak normal dan anak-anak berbakat dan yang kedua terhadap orang dewasa yang mengalami gegar otak. Howard Gardner membagi multiple intelegence dalam tujuh kecerdasan, yakni: (1) kecerdasan linguistik; (2) kecerdasan logismatematis; (3) kecerdasan spasial; (4) kecerdasan musikal; (5) kecerdasan kinestik; (6) kecerdasan antarpribadi; dan (7) kecerdasan intrapribadi. Sependapat dengan Gardner, tentang pembagian multiple intelegence Padiya (2008) menambahkan satu kecerdasan yakni eksistensial. Dalam penelitian selanjutnya, Gardner menambah lagi dua kecerdasan lain yaitu kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial. Winataputra (2007:55) menyebutkan satu persatu karakteristik kecerdasan tersebut. Intelegensi Berbahasa (Linguistik)
4 116 Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berfikir dengan kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tulisan. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasa tampak: a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng; b. Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing; c. Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tulisan; d. Senang mendengarkan musik dan pandai. Intelegensi Logis-Matematis Intelegensi logis matematis adalah kemampuan berfikir dalam penalaran atau menghitung, seperti kemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah, dan matematis. Karakteristik individu yang memiliki kemampuan ini adalah: a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki; b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka; c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario; d. Mampu berfikir logis, baik induktif maupun deduktif; e. Senang silogisme; f. Senang berfikir abstraksi dan simbolis serta mengoleksi bendabenda. Intelegensi Visual Spasial Kemampuan yang termasuk dalam intelegensi ini adalah kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu obyek. Ciri-ciri yang menunjukkan kemampuan ini, yakni:
5 117 a. Senang merancang gambar, desain dan peka terhadap citra dan warna; b. Pandai memvisualisasikan ide dan imajinasinya aktif; c. Mudah menemukan jalan dalam ruang, mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut dan senang membuat rumahrumahan dari balok; d. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang. Intelegensi Musikal Intelegensi musikal adalah kemampuan berfikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan intelegensi musikal, yakni: a. Pandai mengubah dan menciptakan musik; b. Senang bernyanyi, bersenandung, dan pandai memainkan alat musik; c. Mudah menangkap musik dan peka terhadap suara dan musik; d. Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik dan bergerak sesuai irama. Intelegensi Kinestik Tubuh Intelegensi kinestik yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi kinestik, ialah: a. Senang menari dan acting, pandai dan aktif dalam olah raga tertentu, dan mudah berekpresi dengan tubuh; b. Mampu memainkan mimic dan cenderung menggunakan bahasa tubuh; c. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi; d. Senang dan efektif berfikir sambil berjalan, berlari, dan olah raga;
6 118 e. Pandai merakit sesuatu menjadi produk; f. Senang bergerak dan suka kegiatan di luar rumah. Intelegensi Intrapersonal Intelegensi intrapersonal adalah kemmapuan berfikir untuk memahami diri sendiri, dan melakukan refleksi diri. Kemampuan yang termasuk di dalam intelegensi intrapersonal, yaitu: a. Mampu menilai diri sendiri/intropeksi diri; b. Mudah mengelola dan menguasai perasaannya dan sering mengamati dan mendengarkan; c. Bisa bekerja sendirian dengan baik; d. Mampu mencanangkan tujuan, menusun cita-cita dan rencana hidup; e. Berjiwa independen/bebas, mudah berkonsentrasi dan keseimbangan diri; f. Senang mengekpresikan perasaan yang berbeda dan sadar akan realitas spiritual. Intelegensi Interpersonal Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi, memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi interpersonal, yakni: a. Mampu berorgansasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi; b. Mampu bersosialisasi dan menjadi moderator; c. Senang permainan berkelompok daripada individu; d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain dan mudah mengenal; e. Senang berkomunikasi verbal dan nonverbal; f. Peka terhadap teman dan suka member feedback.
7 119 Intelegensi Naturalis Intelegensi naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegnsi naturalis, ialah: (a) senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang; (b) pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman; dan (c) senang kegiatan di alam terbuka. Intelegensi Eksistensial Intelegensi eksistensial adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam lingkup kosmos yang terjauh dengan makna hidup dan makna kematian. Cara Mengaktifkan Seluruh Indra Lebih lanjut Wintaputra (2007) menyebutkan tiga cara yang dapat dilakukan dalam mengaktifkan seluruh indra anak didik, yaitu: (1) melatih cara mendengar yang efektif; (2) melatih mata untuk membaca cepat dan efektif; dan (3) melatih keterampilan menulis. Selain mengaktifkan indra anak didik juga melatih kecerdasan yang berimbang dengan cara: (1) mengidentifikasi intelegensi primer setiap anak didik misalnya, dengan observasi perilaku siswa baik di kelas atau di luar kelas; (2) menyusun rencana pembelajaran yang dapat mengembangkan beberapa intelegensi, diantaranya dengan cara mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat merangsang indra maksimal, memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh potensi intelegensi, dan merancang / membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh intelegensi; dan (3) melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh intelegensi anak didik.
8 120 Kegiatan ini dilakukan guru dengan cara menerapkan rencana pelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan beberapa intelegensi dan menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan intelegensi anak didik. Penerapan Teori Multiple Intelegensi Untuk menerapkan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran diperlukan usaha yang serius dari guru. Guru harus membiasakan diri mengembangkan program pembelajaran yang berorientasi pada siswa bukan pada materi atau dirinya sendiri. Sehingga anak dapat mengembangkan intelegensi secara maksimal. Terutama anak usia sekolah dasar (SD), karena pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Mulyani dan Syaodih (2007:21) berpendapat guru dalam mengembangkan kecerdasan siswa memiliki tugas, yakni: a. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik; b. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadiannya berkembang; c. Mengembangkan kegiatan yang memberikan pengalaman yang konkrit atau langsung membangun konsep; d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Sudrajat, 2008). Sementara itu Winataputra (2003) mengungkapkan langkah-langkah yang dapat digunakan dalam menerapkan strategi pembelajaran berbasis
9 121 multiple intelegensi, yakni: (1) memberdayakan semua intelegensi yang dimiliki siswa; (2) mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan intelegensi yang menonjol pada setiap siswa. Langkah ini dapat diterapkan jika guru telah mengetahui kecerdasan yang paling menonjol pada siswasiswanya. Dengan demikian strategi pembelajaran yang dipilih lebih bersifat individual. Untuk siswa yang menonjol kecerdasan bahasanya, maka guru merangsang dan mengembangkan intelegensi siswa dalam kemampuan berbahasa dan seterusnya. Pengembangan strategi pembelajaran untuk membantu guru dalam mengembangkan program pembelajaran yang berbasis multiple intelegensi dapat dilakukan dengan cara-cara yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kecerdasan. Intelegensi bahasa dengan cara: (1) menggunakan cara untuk menceritakan kisah untuk menjelaskan kalimat; (2) memimpin sebuah debat dalam kelas; (3) menulis puisi, mitos, legenda, drama pendek, berita tentang kepahlawanan; (4) menceritakan/menghubungkan sebuah cerita dengan kehidupan sehari-hari; (5) menulis surat pada teman; dan (6) menggunakan teknologi untuk menulis berita. Intelegensi logis matematis dengan cara: (1) menceritakan cerita masalah untuk pengalaman; (2) menerjemahkan kalimat ke dalam rumus matematika; (3) menciptakan suatu ketepatan waktu; (4) membuat suatu teknik permainan; (5) merencanakan suatu teknik permainan; dan (6) menggambarkan pola-pola simetri dalam rumus matematika. Intelegensi kinestik dengan cara: (1) bermain peran untuk menirukan cerita rakyat atau drama; (2) menciptakan suatu gerakan atau rangkaian gerakan; dan (3) menciptakan sebuah permainan papan/panggung dari kayu.
10 122 Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dimasukkan dalam menyusun rencana pembelajaran yang dapat diaplikasikan ke dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari aplikasi intelegensi dan strategi pengembangannya seperti Tabel 1. Tabel 1 Aplikasi Intelegensi dan Strategi Pengembangannya Judul pelajaran : Fotosintesa: perubahan sinar matahari menjadi makanan Tujuan pelajaran : Agar siswa mempelajari proses fotosintesa melalui tujuh cara/intelegensi Antisipasi hasil : Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran siswa mampu menjelaskan fotosintesa secara visual dengan logika, ilmu bahasa, maupun musical dan kinestik, intrapersonal, interpersonal untuk mengembangkan konsep transformasi dan mengubah ke dalam kehidupan mereka Sumber materi kelas : Menampilkan poster atau grafik dari fotosintesa, sebuah variasi pita music, atau kelas CD dan alatnya, persediaan cat air, buku teks Kagiatan belajar : Bahasa Membaca buku acuan pada bagian yang menggambarkan fotosintesa dan dengan kosakata yang tepat Logis-Matematis Menciptakan suatu ketepatan waktu dari langkah-langkah fotosintesa Musik Menciptakan suatu karya musik dengan pilihan musik yang berbeda yang menampilkan rangkaian langkah proses fotosintesa Visual Spasial Dengan cat air lukislah proses fotosintesa Kinestesis Bermain peranan, karakter yang terdapat dalam proses fotosintesa Intrapersonal Menulis suatu catatan jurnal yang menggambarkan tentang pengalaman yang sifanya berubah-ubah secara perseorangan dan membandingkannya dengan fotosintesa Interpersonal Dalam kelompok kecil, mendiskusikan peranan yang berubah-ubah dari kloroplasma dalam
11 123 fotosintesa dan gambarkan hubungannya dengan kehidupan siswa Sekuensi pelajaran : 1. Aktivitas kebahasaan 2. Aktivitas logis matematis 3. Aktivitas kinestesis 4. Aktivitas visualisasi 5. Aktivitas bidang musik 6. Aktivitas interpersonal 7. Aktivitas intrapersonal Prosedur penilaian : 1. Tingkat ketepatan waktu bidang matematika atau lukisan 2. Meminta siswa menilai permainan lagu siswa lain Contoh di atas dikembangkan tujuh intelegensi dan untuk mengembangkannya ke dalam rencana pembelajaran, intelegensi tersebut dipersiapkan dengan baik, berupa: 1. Sumber materi berupa buku, pensil warna, kaset, dan tape recorder; 2. Aktivitas-aktivitas untuk menunjang kelima intelegensi tersebut. Untuk mengembangkan intelegensi kebahasaan disusun aktivitas membaca dan berdiskusi, untuk mengembangkan intelegensi visualisasi dikembangkan dengan memberi simbol warna. Intelegensi logis matematis dengan menyelesaikan persamaan yang tidak diketahui dengan menggunakan suatu rangkaian. Sedangkan untuk mengembangkan intelegensi musik dan interpersonal, aktivitas yang dikembangkan adalah menciptakan lirik lagu; 3. Penilaian yang tepat untuk menilai hasil belajar dan pengembangan kelima intelegensi tersebut. Fanani (2008) menyatakan bahwa sikap dasar yang benar dan terpenting dalam mendidik anak, ialah: (1) penerimaan yang tulus; (2) ekspektasi atau visi yang jelas atau harapan yang tinggi terutama pada aspek-aspek moralitas jiwa anak; (3) kebanggaan budaya smart yang dibiasakan dengan berbagai kunci pembuka
12 124 wawasan dan pelejit kecerdasan; (4) beri kesempatan dan kepercayaan untuk berkembang; (5) beri dukungan, jangan mencari kesibukan dengan mencari kelemahan dan kekurangan; (6) berorientasi pada melatih sikap positif, bukan semata-mata hasil; (7) komunikasi hangat sebagai figur lekatan; dan (8) mendoakan peserta didik. KESIMPULAN Setiap anak memiliki kecerdasan, tidak hanya satu kecerdasan/intelegensi. Intelegensi adalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Kecerdasan tersebut terdiri dari beberapa yaitu: kecerdasan berbahasa, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestesis, kecerdasan musikal, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal. Dengan mengasah seluruh intelegensi anak, berarti memberi jalan yang mudah untuk mencapai tujuan hidup dan puncak kariernya. Intelegensi dapat ditingkatkan dengan cara mengaktifkan seluruh indra anak didik, melatih kecerdasan secara berimbang, melatih silang intelegensi yang berbeda. Cara melihat intelegensi adalah mengidentifikasi pendekatan yang dilakukan dalam mempelajari isi / materi / subyek pelajaran. Semua intelegensi tersebut dapat diberdayakan dalam suatu rencana atau program pembelajaran. Jika seluruh intelegensi dioptimalkan, maka diharapkan tujuan pelajaran dapat tercapa. Penerapan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran dapat dikembangkan dengan menggunakan program pembelajaran yang berorientasi pada siswa bukan pada materi.
13 125 DAFTAR RUJUKAN Fanani, R. Z Membangun Budaya Belajar Mandiri Sejak Dini. Makalah disampaikan pada Seminar Pendidikan Nasional Majelis Dikdasmen Depdik DPP Hidayatullah, Ngawi, 8 Juni. Mulyani, dan Syaodih, N. S Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Naisaban, L Para Psikolog Terkemuka Dunia. Jakarta: Grasindo. Padiya Delapan Macam Kecerdasan (Online). ( 2008/04/8.macamkecerdasanuntukberhasil.html., diakses 15 Juli 2007). Sudrajat, A Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran (Online). ( diakses 15 Juli 2007). Winataputra, U Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Winataputra, U Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
METODE PEMBELAJARAN KREATIF DALAM BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BERDASAR MULTIPLE INTELEGENSI 1
METODE PEMBELAJARAN KREATIF DALAM BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BERDASAR MULTIPLE INTELEGENSI 1 Nur Samsiyah 2 IKIP PGRI Madiun ABSTRAK Dalam pendidikan tentu tidak dapat terlepas dari guru sebagai
Lebih terperinciMEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI
MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI Tuti Utami Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, FKIP, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat 2. Bidang : Karir 3. Tujuan a. Tujuan Umum : Memberikan pemahaman kepada siswa mengenai bakat dan macam-macam kecerdasan b. Tujuan
Lebih terperinciMULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)
MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda) Anak bahagia disekolah sudah disosialisasikan lewat Quantum Learning, Joy in School dan Super Learning. Alasan lewat penelitian menunjukkan bahwa apabila anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci kesuksesan pembangunan suatu bangsa, karena itu berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia haruslah merupakan
Lebih terperinciUmi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)
PENDEKATAN INTELEGENSI GANDA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FT-UNY Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY) ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)
PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh Isniatun Munawaroh,M.Pd*) Salah satu implikasi yang paling provokatif dalam teori Multiple Intelligence adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam hal hasil belajar terutama di bidang matematika dan sains. Menurut Eriba dkk (Lisma, 2009)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang
Lebih terperinciDIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE
APE SESUAI DENGAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN OLEH : Ana, M.Pd. PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SKM (SEDERHANA, KREATIF DAN MANDIRI) BAGI TUTOR PAUD DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Suatu Upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap anak selalu memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya.
Lebih terperinciLatar Belakang Pembelajaran Terpadu
Modul 1 Latar Belakang Pembelajaran Terpadu Dra. Titi Chandrawati, M.Ed. S PENDAHULUAN ebagai guru Taman Kanak-kanak (TK), Anda pasti selalu atau sering menggunakan suatu tema sebagai fokus dari kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di kelas pasti ada masalah yang dihadapi guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK Aisyiyah 16 Ngringo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan anak usia dini sudah dirasakan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini. Hal ini berdampak pada keinginan orang tua untuk
Lebih terperinciANAK BERBAKAT. Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung
ANAK BERBAKAT Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung A. Bakat, kemampuan dan prestasi Bakat (Aptitude) diartikan sebagi kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD yaitu suatu upaya
Lebih terperinciMenstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah
Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah Rita Eka Izzaty, M.Si, Psi (Psikolog Psikologi Perkembangan Anak) Dosen Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UNY Anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga mereka
Lebih terperinciAdakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,
Dengan apakah Siswa Anda CERDAS? PENDAHULUAN Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Apakah ada yang mahir dibidang olah raga yang mampu membuat gerakan gerakan fisik
Lebih terperinciBAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK?
BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK? MIF Baihaqi Acara: Super Amazing Seminar untuk Orangtua dan Guru Plaza Seno Medika, Jl. Ahmad Yani, Bandung Sabtu, 21 November 2009 Kontak: 0852 2003 5242
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, tujuan dari pendidikan anak usia dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan kemampuan untuk menghadapi setiap perubahan yang
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI
i PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran. Performance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,
Lebih terperinciPenerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini
Penerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini dapat dimaknai sebagai untuk menyelesaikan masalah. berkaitan dengan daya pikir dan perkembangan kognitif. Pencetus teori perkembangan kognitif adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN
ANAK BERBAKAT TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM: Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat memahami karakteristik dan jenis-jenis keberbakatan guna melakukan deteksi dini TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS:
Lebih terperinci2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran dan pembelajaran erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku dan pola pikir seseorang. Pembelajaran
Lebih terperinciBentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan
Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Pengindraan (sensasi) dan Persepsi O Pengindraan atau sensasi adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa (peserta didik) untuk memperoleh kedewasaan, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memperoleh sebagian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi dan keterampilan
Lebih terperinciPERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK
1 PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK *) Oleh Edi Purwanta **) Pengantar Berbagai pandangan muncul tentang pendidikan, utamanya pendidikan bagi anak.. Masing-masing sangat bergantung pada sudut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan
Lebih terperinciMENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak
MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh Linda Kholidatunnur 82321112083 Abstrak Beragam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu merupakan anugerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Lembang. Lembaga formal dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya berada pada rentang usia antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari, oleh sebab itu matematika diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Pada jenjang sekolah menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciMULTIPLE INTELLIGENCES DAN PERKEMBANGAN ANAK
MULTIPLE INTELLIGENCES DAN PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Tadkiroatun Musfiroh (PAUD lemlit UNY, PBSI FBS-UNY) Pendahuluan Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita menekankan pentingnya bersikap adil dalam menilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan
Lebih terperinci: Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Multiple Intelligences Anak : RIANI SETIAWATI NPM : Pembimbing : Dra. M.M Nilam W.
Judul Nama : Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Multiple Intelligences Anak : RIANI SETIAWATI NPM : 10502213 Pembimbing : Dra. M.M Nilam W. Msi ABSTRAK Pada umumnya dalam hal pendidikan masih banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama, karena anak lahir dalam keluarga dan anak dibesarkan oleh keluarga. Apa yang dilihat, didengar,
Lebih terperinciMULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA
Vol,1, Vol. 1, Desember 2015 Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu http:/jurnal.faiunwir.ac.id MULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA Oleh : Nurlaeliyah, M.Pd.I Abstrak
Lebih terperinciOPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI
OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI Riskha Arfiyanti Mira Nuryanti Universitas Swadaya Gunung Djati Cirebon Abstrak Literasi menjadi salah satu keterampilan yang harus dimiliki
Lebih terperinciBeri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom.
Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom. Suka menulis kreatif Menonjol dalam kelas seni di sekolah Mengarang kisah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KEMAMPUAN SPASIAL Menurut Fahmi (2006) kemampuan spasial adalah kemampuan anak dalam mengenali identitas objek ketika objek tersebut ada dari sudut pandang yang berbeda, dan mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan pendidikan global, pendidikan di Indonesia mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik strategi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan seseorang masih diartikan secara sempit oleh banyak kalangan. Kecerdasan masih dianggap sebagai tingkat intelektualitas seseorang dalam hal akademis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar, sebagai peletak atau fondasi pembentukan karakter dan kepribadian anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa. Kualitas suatu sistem pendidikan dapat memengaruhi kualitas suatu bangsa di masa depan. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciPENGARUH KEGIATAN KOLASE TERHADAP KECERDASAN VISUAL- SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA MASJID AGUNG MEDAN T.A. 2014/2015
PENGARUH KEGIATAN KOLASE TERHADAP KECERDASAN VISUAL- SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA MASJID AGUNG MEDAN T.A. 2014/2015 Dorlince Simatupang, Lady Ema Simatupang_60@yahoo.com Universitas Negeri Medan ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan bagi anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi perkembangan sosialnya karena tingkat kecerdasan anak yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai dengan kepemilikan akal berikut kecerdasannya. Dengan akal ini manusia bisa melakukan banyak
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak -anak usia dini, yaitu anak -anak yang berusia 0-6 tahun sering disebut sedang berada pada masa usia emas atau golden age. Masa usia emas atau golden age
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan karakter bangsa merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara. Secara eksplisit pendidikan karakter adalah amanat Undang-undang Nomor 23
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Hurlock (1980 : 208) mengatakan bahwa masa Sekolah Menengah Atas/SMK adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa awal. Pada masa inilah pembendaharaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah sekolah yang berdiri sejak tahun 2007 yang berada di tanah milik seluas 1625 m 2 dengan luas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi berdampak pada sebagian besar sendi kehidupan salah satunya terhadap dunia pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu negara. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni
Lebih terperinciKECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA
KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA (VISUAL-SPASIAL INTELLIGENCE BUILD SPACE IN UNDERSTANDING DIFFERENCES SEEN FROM MATEMATICS ABILITY)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm. 49. Angkasa 2008), hlm Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah bagian dari kecerdasan majemuk. Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian merupakan salah satu aspek yang penting dalam pendidikan. Menurut Sumarna Surapranata (2004: 19), penilaian pendidikan erat kaitannya dengan academic
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB
STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd PENDAHULUAN PERHATIAN TINGGI TERHADAP PAUD PERAN ORANG TUA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan. perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peguasaan Kosakata 2.1.1 Pengertian Kosakata Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata yang dimiliki
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Kecerdasan Logis Matematis Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan nasional secara bertahap yang dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat (1) mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dituntut untuk dapat belajar atau menuntut ilmu sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan hanya mengetahui jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Tinggi rendahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya orang berpendapat bahwa IQ merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan performansi yang
Lebih terperinciPROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA
Bidang Kajian Jenis Artikel : Pendidikan Matematika : Hasil Penelitian PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA Setyati Puji Wulandari 1), Imam
Lebih terperinciURGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA
URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA Anwardiani Iftaqul Janah Mahasiswa PGPAUD UAD Yogyakarta email: iftaquljanah@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah metakognisi pertama kali dikemukakan oleh Flavell pada tahun 1976. Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing about knowing, yaitu
Lebih terperinciSURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELOMPOK B3 TK ISLAM BAKTI XI SURAKARTAA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam proses pendidikan. Ini berarti bahwa tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bergantung
Lebih terperinciOleh: Khoirul Hidayati K BAB I PENDAHULUAN
Modifikasi permainan tradisional sumbar suru sebagai alternatif model instrumen identifikasi kecerdasan logis matematis anak usia 8-10 tahun di SD Muhammadiyah program khusus Kotabarat Surakarta tahun
Lebih terperinciPengembangan Potensi Olahraga Anak Sekolah Dasar. Wawan S. Suherman FIK UNY 2009
Pengembangan Potensi Olahraga Anak Sekolah Dasar Wawan S. Suherman FIK UNY 2009 Pendidikan Humanistik atau pendidikan positivistik Tumbuh kembang sesuai dengan potensinya Orangtua, guru, dan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mungkin dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan juga berusaha semaksimal mungkin dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis
5 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual Pada deskripsi konseptual ini akan dibahas tentang kemampuan komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiburan dan kebermanfaatan (pinjam istilah Horatio : dulce et utile). Melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni bermedia bahasa yang diciptakan oleh pengarang melalui proses kreatif (Noor, 2010:4). Dalam proses kreatifnya, pengarang mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Febby Achmad Suryadipura, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk memperoleh ilmu agar dapat membentuk peserta didik yang berkarakter sehingga mempunyai pandangan ke depan untuk meraih cita-cita
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG Data yang telah tersusun dari Bab III tentang model pembelajaran pendidikan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
NASKAH PUBLIKASI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai
Lebih terperinciSISWA KELAS XI.MIPA.2 SMA NEGERI 1 MAGETAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGANALISIS TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE SMART LEARNING SISWA KELAS XI.MIPA.2 SMA NEGERI 1 MAGETAN Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Seperti yang disebutkan dalam firman-nya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Lebih terperinci