BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Bambang Darmadi
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan, terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu (Suharso & Retnoningsih, 2014). Musik merupakan produk dari pikiran. Menurut Parker (1990), elemen vibrasi seperti frekuensi, bentuk, amplitudo, dan durasi belum menjadi musik sebelum semua itu diproses secara neurologis dan diinterpretasikan di dalam otak manusia. Seperti menjadi pitch, nada keras atau lembut. Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap masyarakat memiliki apa yang disebut dengan musik (Djohan, 2003). Beberapa kelompok peminat musik yang berbeda dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Minat musik sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi atau memiliki keinginan yang lebih terhadap musik (Suharso & Retnoningsih, 2014). Kelompok tersebut seperti orang-orang yang berminat lebih kepada memainkan alat-alat musik atau membuat lagu-lagu disebut juga dengan
2 12 pemain musik dan ada orang-orang yang suka mendengarkan musik disebut juga dengan pendengar musik (Juslin & Sloboda, 2010). Ada juga orang yang tidak ada minat musik atau disebut juga orang yang tidak berminat memainkan bahkan mendengarkan musik (Djohan, 2003). Berikut beberapa kelompok yang memiliki minat berbeda terhadap musik: a. Pemain Musik Pemain musik disebut juga musisi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia musisi adalah seorang musikus. Pemain musik bisa disebut juga dengan pemusik, yaitu orang yang memainkan alat musik seperti gitar, biola, atau piano (Suharso & Retnoningsih, 2014). Pemain musik adalah orang yang memainkan musik, baik bernyanyi atau memainkan alat musik untuk mengiringi nyanyian tersebut. Alat musik yang dimainkan bisa berupa gitar, piano, drum, dan berbagai alat musik lainnya. Musisi dapat mengkomunikasikan apa yang dirasakannya saat memainkan musik tersebut (Djohan, 2003). b. Pendengar Musik Pendengar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seseorang yang menggunakan alat inderanya untuk mendengarkan sesuatu seperti mendengarkan musik, pidato, ataupun perkuliahan. Sehingga pendengar musik adalah orang yang menggunakan alat inderanya untuk mendengarkan musik melalui proses mendengarkan, musik yang didengar bisa berupa sebuah lagu ataupun nada-nada (Suharso & Retnoningsih, 2014). Lebih banyak orang dapat menikmati musik ketika mendengarkannya. Karena mendengarkan
3 13 musik dapat menimbulkan emosi, seperti aktifnya berbagai kognisi dan perasaan. Pendengar musik juga dapat mengingat dengan baik emosi yang disampaikan dari musik yang didengar daripada tentang pengetahuan musikalnya (Djohan, 2003). c. Tidak Ada Minat Musik Sesuai dengan penjelasan dari kedua kelompok sebelumnya dapat dikatakan bahwa orang yang tidak ada minat musiknya menurut Meyer dapat disebut juga sebagai pendengar yang naif. Orang tersebut hanya mendengar musik karena terdengar secara tidak sengaja bukan karena disengaja ataupun memiliki keinginan yang lebih. Ini terlihat bahwa orang tersebut minat terhadap musiknya tidak ada baik dalam memainkan ataupun dalam mendengarkan musik. Ketika seseorang menjadi pendengar yang naif maka orang tersebut menjadi pendengar yang tidak memiliki pengetahuan ataupun ketertarikan yang lebih terhadap musik (Djohan, 2003). 2. Musik dan Emosi Peran musik untuk membangkitkan emosi tidak diragukan lagi. Beberapa reaksi emosional terhadap musik bisa sangat kuat dan berpengaruh dalam kehidupan seseorang (Juslin & Sloboda, 2010). Dalam psikologi umum dikatakan emosi merupakan suatu hal yang dihasilkan oleh fisiologis yang menyebabkan munculnya reaksi emosi. Reaksi ini tidak dapat dibaca namun hanya dapat dilihat dari ekspresi dan perilakunya saja (Lahey, 2007). Mendengar musik dapat menimbulkan emosi yang dapat dikatakan juga sebagai aktifnya berbagai kognisi dan perasaan. Dilihat dari aspek kognitif dan
4 14 aktivitas otak bisa dikatakan bahwa setiap orang yang sehat dapat bereaksi terhadap musik baik secara fisik maupun psikis. Sementara Kaufmann dan Frisina (1992), menerangkan bahwa dalam penelitian neurologis dikatakan separuh dari otak manusia memiliki tugas untuk memproses berbagai aspek pengalaman musik (Djohan, 2003). B. Kecerdasan Emosional 1. Definisi Kecerdasan Emosional Istilah kecerdasan emosional pertama kali diperkenalkan oleh Salovey dan Mayer pada tahun Salovey dan Mayer (1990), mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai suatu kecerdasan untuk memahami emosi diri sendiri dan emosi orang lain, memilih-milih informasi yang didapat untuk menentukan pikiran dan tindakan yang akan dilakukan. Terdapat empat aspek dasar dari kecerdasan emosional yang diungkapkan oleh Salovey dan Mayer yaitu, mengenali emosi, memahami emosi, mengatur emosi, dan menggunakan emosi (Goleman, 2007). Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk mampu mengenali perasaaan atau emosi pada diri sendiri maupun orang lain, kecerdasan untuk memotivasi diri sendiri, dan kecerdasan untuk mampu mengelola atau mengatur emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam menjalin hubungan dengan orang lain (Goleman, 2007).
5 15 2. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional Menurut Goleman (2007), kecerdasan emosional memiliki lima aspek, yaitu: a. Pengenalan emosi diri sendiri Mengetahui dan memahami perasaan dan emosi diri sendiri. Kemampuan dalam memantau pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri dari waktu ke waktu. Ketika tidak peka terhadap perasaan dan emosi diri sendiri maka dapat menimbulkan perilaku yang buruk. Kemampuan mengenali perasaan dan emosi diri sendiri akan menimbulkan kesadaran pada diri seseorang, mampu mengukur diri sendiri, dan memiliki kepercayaan diri yang baik. b. Pengelolaan emosi Mengelola emosi adalah kemampuan untuk menata dan menangani emosi yang muncul dengan baik. Ketika mengalami emosi negatif seperti sedang mengalami kesedihan, maka akan mencari jalan keluar yang baik dengan tidak melakukan hal-hal buruk yang berakibat tidak baik. Seseorang akan memiliki kemampuan untuk menguasai dan mengendalikan diri ketika dapat mengelola emosinya. Ketika pengelolaan emosinya baik maka akan menjadi lebih transparan dan penyesuaian emosi dirinya menjadi lebih baik. c. Motivasi diri sendiri Seseorang yang dapat memotivasi dirinya sendiri cenderung akan lebih produktif dan efektif ketika melakukan atau mengerjakan sesuatu.
6 16 Keadaan memotivasi diri sendiri terjadi ketika seseorang fokus terhadap apa yang sedang dikerjakan dan dihadapinya, seperti memiliki dorongan untuk berprestasi yang baik. Seseorang yang dapat memotivasi dirinya sendiri cenderung akan lebih positif dalam memandang peristiwa kehidupan yang terjadi pada dirinya. Sehingga dengan motivasi yang baik seseorang dapat memiliki inisiatif yang bagus dan lebih optimis. d. Pengenalan emosi orang lain Mengenali emosi orang lain disebut juga dengan empati. Ketika seseorang memiliki rasa empati terhadap orang lain, maka orang tersebut dapat merasakan apa yang orang lain rasakan. Seseorang yang memiliki kemampuan untuk berempati juga dapat menghormati dan menghargai pendapat dan pandangan orang lain serta dapat melayani. Dapat menyadari keadaan lingkungan sekitar seperti menangkap sinyal tersirat, verbal, dan nonverbal yang orang lain sampaikan juga merupakan kemampuan berempati. e. Kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain Menjalin hubungan dengan orang lain merupakan salah satu dari keterampilan sosial. Ketika seseorang dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain maka hal tersebut dapat mendukung keberhasilannya dalam dunia pergaulan. Seseorang yang baik dalam menjalin hubungan dengan orang lain maka akan memiliki komunikasi yang baik juga dengan orang tersebut. Ketidakmampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain akan dipandang sebagai orang yang tidak dapat bersosialisasi dengan
7 17 pergaulan dan dianggap sombong oleh orang lain. Ketika seseorang dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain maka dapat memiliki jiwa kepemimpinan, manajemen konflik, kolaborasi dan kerjasama yang baik juga. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang (Goleman, 2007), yaitu: a. Internal 1) Usia Kecerdasan emosional seseorang berkembang seiring bertambahnya usia. Perlahan demi perlahan kecerdasan emosinya bertambah. Pada masa remaja terjadi pembentukan kecerdasan emosional yang paling besar. b. Eksternal 1) Pengalaman Kecerdasan emosional tidak ditentukan sejak lahir tetapi dapat dipelajari seiring berjalannya waktu melalui pengalaman-pengalaman dalam kehidupan seseorang, bisa berasal dari lingkungannya. Ketika menghadapi suasana yang menimbulkan emosi senang maka apa yang sebaiknya dilakukan begitu juga sebaliknya. 2) Musik Giles (1991), dalam Journal of Music Therapy menerangkan bahwa musik merupakan rangkaian penting terhadap pertumbuhan emosional. Dalam Jurnal Applications of Research in Music Education (1994), menerangkan
8 18 bahwa rasa empati dan keterampilan sosial dapat ditingkatkan melalui kegiatan bermusik (Djohan, 2003). 4. Karakteristik Kecerdasan Emosional Goleman (2007), menyebutkan beberapa karakteristik orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dan rendah dapat dilihat di tabel 1: Tabel 1. Karakteristik Kecerdasan Emosional No. Tinggi Rendah 1. Mampu memahami apa yang Tidak mampu memahami dirasakan oleh diri sendiri. perasaan diri sendiri. 2. Bertanggung jawab terhadap Menyalahkan orang lain tentang 3. perasaan diri sendiri. Mencari jalan keluar yang baik ketika mengalami emosi negatif. perasaan yang dialami. Memandang emosi negatif secara berlebihan. 4. Dapat merasakan apa yang Tidak mempertimbangkan dan orang lain rasakan. merasakan perasaan orang lain. 5. Menjaga hubungan dan Orang lain harus mengikuti komunikasi yang baik dengan kemauannya, merasa paling hebat. orang lain, tidak suka menggurui. Keterangan: a. Tinggi = Baik b. Rendah = Buruk C. Remaja Remaja berasal dari kata adolescence, yaitu merupakan bahasa latin yang berarti tumbuh untuk mencapai dewasa. Arti ini mencakup kematangan mental, kematangan emosional, kematangan sosial, dan kematangan fisik (Hurlock, 2007). Masa remaja adalah proses panjang yang dialami seseorang dalam kehidupannya. Proses peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang melibatkan perubahan besar dalam aspek fisik, kognitif, dan
9 19 psikososial yang saling berkaitan. Berlangsung dari usia 10 atau 11 sampai usia dua puluhan awal (Papalia, 2009). Beberapa perubahan yang terjadi ketika masa remaja adalah perubahan fisik, perubahan emosi, dan perubahan sosial (Gunarsa, 2003). D. Kecerdasan Emosional Pada Remaja yang Memiliki Minat Musik Berbeda Banyak penelitian yang menyatakan bahwa musik dapat mempengaruhi emosi seseorang. Peran musik untuk membangkitkan emosi tidak diragukan lagi. Orang yang memainkan musik merasakan emosi-emosi tersendiri ketika memainkannya. Beberapa reaksi emosional terhadap musik bisa sangat kuat dan berpengaruh dalam kehidupan seseorang (Juslin & Sloboda, 2010). Beberapa orang memiliki minat musik yang berbeda-beda. Seperti halnya remaja yang menikmati atau mengisi waktu luangnya dengan cara-cara atau kegiatan-kegiatan tertentu. Salah satunya dengan memasuki dunia musik atau bergabung dengan kelompok musik tertentu yang dapat mengasah minat musiknya. Ada remaja yang memiliki minat musik yang lebih kepada memainkan alat-alat musik atau membuat lagu dan ada yang berminat hanya sebatas mendengarkan saja (Juslin & Sloboda, 2010). Bahkan ada juga yang sama sekali minat terhadap musiknya tidak ada (Djohan, 2003). Masa remaja adalah keadaan yang rentan dengan perubahan emosi, dimana emosi mereka masih labil. Perubahan-perubahan ini juga memberikan
10 20 dampak bagi emosi remaja. Seperti remaja yang melakukan aksi tawuran, dan perilaku-perilaku lain yang dapat menyebabkan dampak buruk bagi diri remaja itu sendiri maupun orang lain (Papalia, 2009). Aksi tawuran yang dilakukan oleh remaja bisa disebabkan oleh tekanan emosi yang timbul, sehingga emosi tersebut mendukung remaja untuk melakukan perilaku agresif. Maka dari itu remaja seharusnya sudah mampu berfikir secara abstrak seperti dengan memiliki kecerdasan emosional yang baik agar dapat memahami emosinya sendiri maupun emosi orang lain dengan baik. Kecerdasan emosional dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor usia, pengalaman, dan musik (Goleman, 2007). Pengalaman bisa berupa pengaruh dari lingkungan sekitarnya, seperti berada di dalam dunia musik. Musik seperti sudah dijelaskan dapat mempengaruhi emosi seseorang. Ketika remaja berada di dalam dunia musik maka diharapkan remaja tersebut memiliki kecerdasan emosional yang baik. Ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariani dan Sukmayanti (2013), tentang hubungan intensitas latihan musik gamelan Bali dan kecerdasan emosional, hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas latihan musik gamelan Bali maka semakin sering individu mengasah kecerdasan emosionalnya. Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa musik memiliki hubungan terhadap kecerdasan emosional. Sehingga ketika memiliki kecerdasan emosional yang baik remaja dapat memahami dan mengelola emosi dengan benar. Pengelolaan emosi yang benar dan cerdas ini dapat menghindari remaja dari melakukan aksi-aksi
11 21 merugikan yang tidak bertanggung jawab seperti melakukan tawuran. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia dan Indrijati (2014), juga mengatakan ketika seorang remaja melakukan tawuran maka kecerdasan emosionalnya rendah. Pemaparan ini yang membuat peneliti ingin mengetahui kecerdasan emosional pada remaja yang memiliki minat musik berbeda. E. Hipotesis Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kecerdasan emosional pada remaja yang memiliki minat musik berbeda.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah proses panjang yang dialami seorang individu dalam kehidupannya. Proses peralihan dari masa
Lebih terperinciKecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra. Disusun Oleh : NPM : Jurusan : Psikologi
Kecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra ( Studikasus di Purwacaraka, Cibubur b ) Disusun Oleh : Nama : Bagus aditya Reinovandy Pratama NPM : 1 0 5 0 7 3 1 8 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Warda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap masyarakat memiliki apa yang disebut dengan musik. Perkembangan perilaku musik dalam kenyataannya semakin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIK
BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kesuksesan (keberhasilan, keberuntungan) yang berasal dari dasar kata sukses yang berarti berhasil, beruntung (Kamus Bahasa Indonesia,1998), seringkali menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai
Lebih terperinci2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG
A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN Pengertian Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara untuk menghasilkan komposisi yang mempunyai kesatuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menyanyi adalah kegiatan yang digemari oleh setiap orang, salah satunya digemari oleh anak-anak, di antara mereka banyak yang memiliki suara yang bagus tetapi tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja sejak dahulu dianggap sebagai masa pertumbuhan yang sulit, dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun orang tua. Masa
Lebih terperinciPrinska Damara Sastri, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecerdasan emosional akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang cukup hangat dikalangan masyarakat, karena dari beberapa penelitian kecerdasan emosional memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan paduan suara di Indonesia menunjukkan peningkatan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan paduan suara di Indonesia menunjukkan peningkatan dari hari ke hari. Dapat dikatakan bahwa sekarang negara Indonesia tidak dapat lagi dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan dan Emosi Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi: kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penyesuaian Sosial 2.1.1. Pengertian Penyesuaian Sosial Schneider (1964) mengemukakan tentang penyesuaian sosial bahwa, Sosial adjustment signifies the capacity to react affectively
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan dapat mengembangkan berbagi macam kecerdasan anak. Pendidikan pada anak usia
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK
ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah karya seni yang dapat dinikmati melalui indera pendengaran. Musik terbentuk dari perpaduan unsur suara atau bunyi, irama dan harmoni yang menghasilkan
Lebih terperinciPermasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY
Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Pendahuluan Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stressor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia kerja maupun industri, salah satu hal utama dan penting yang dituntut agar tetap mampu bersaing adalah menjaga produktivitas tetap tinggi. Secara sederhana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah ekologi politik secara etimologis berasal dari dua kata, yaitu ekologi dan politik. Ekologi di sini difokuskan pada konteks sumberdaya alam. Artinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir. 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir Menurut Goleman (2000) kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dari masa kanak-kanak menuju dewasa ditandai dengan adanya masa transisi yang dikenal dengan masa remaja. Remaja berasal dari kata latin adolensence,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Remaja
TINJAUAN PUSTAKA Remaja Remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescent yang mempunyai arti tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Konflik 1. Pengertian Manajemen Konflik Menurut Johnson ( Supraktiknya, 1995) konflik merupakan situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MUSIK YANG MENYENANGKAN. Drs. Heri Yonathan Susanto, M.Sn. Pembelajaran musik di sekolah di sekolah dapat dijadikan media untuk
PEMBELAJARAN MUSIK YANG MENYENANGKAN Drs. Heri Yonathan Susanto, M.Sn Abstrak Pembelajaran musik di sekolah di sekolah dapat dijadikan media untuk pembentukan sikap dan watak yang baik. Pembelajaran musik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam setiap proses kehidupan, manusia mengalami beberapa tahap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap proses kehidupan, manusia mengalami beberapa tahap perkembangan yang merupakan suatu pross alamiah yang menjadikan manusia sebagai mahluk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada suatu objek yang sedang dihadapi. Selaras dengan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. kemampuan memori, kognisi, konsentrasi, dan kreativitas. lebih aman di kepala kita adalah dengan cara memakai musik.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Musik adalah salah satu cabang seni yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Bahkan sejak kita masih bayi, kita sudah dikenalkan dengan seni musik oleh ibu kita, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapakan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur musik,
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis terhadap hasil yang diperoleh, berikut ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian ini. Kesimpulan yang dibuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial dituntut untuk dapat berinteraksi dan senantiasa berusaha untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merantau merupakan salah satu fenomena sosial yang memiliki dampak luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong seseorang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Musik adalah salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam elemen kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat menghipnotis, membawa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. perasaan dan pendapat kepada orang lain tanpa menyinggung perasaan orang itu,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Asertif 2.1.1 Pengertian Asertif Individu yang asertif menurut Sumihardja (Prabowo 2000) mempunyai pengucapan verbal yang jelas, spesifik dan langsung mampu mengungkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai peran penting dalam suatu tatanan kelompok masyarakat mulai dari yang kompleks sampai pada tingkatan yang lebih
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak
7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa yang disertai dengan perubahan. Remaja akan mengalami berbagai perubahan dalam diri mereka antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Hurlock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat penting di dalam perkembangan seorang manusia. Remaja, sebagai anak yang mulai tumbuh untuk menjadi dewasa, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Siswa SMA pada umumnya berusia 16 sampai 19 tahun dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMA pada umumnya berusia 16 sampai 19 tahun dan merupakan individu yang sedang berada pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan konflik, karena
Lebih terperinciPENGARUH MUSIK DALAM MENGEMBANGKAN EMOSI ANAK. Nunung Suryana Jamin Dosen PAUD Universitas Negeri Gorontalo
PENGARUH MUSIK DALAM MENGEMBANGKAN EMOSI ANAK Nunung Suryana Jamin Dosen PAUD Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Musik adalah salah satu bentuk keindahan yang ada di alam semesta. Musik menyatu dengan
Lebih terperinci2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah usia di mana seorang individu yang berada pada masa peralihan. Masa peralihan yang dimaksudkan, adalah di mana siswa
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan normanorma yang menjadi
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA
RINGKASAN SKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dasawarsa terakhir, banyak sekali penelitian yang telah dilakukan terhadap berbagai cara yang memungkinkan bunyi, irama, dan musik meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan musik anak di Indonesia kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan penelitian tentang pengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional Secara umum kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran; waktu atau
Lebih terperinciANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD
ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan musik dan dunia pendidikan musik di Indonesia, akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dan sangat menarik untuk diikuti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, seorang bayi mulai bisa berinteraksi dengan ibunya pada usia 3-4 bulan. Bila ibu merangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi (http://id.wikipedia.org). Mengenyam pendidikan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan mutu pendidikan formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Begitu banyak anak-anak di Nanggroe Aceh Darussalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja selalu menjadi perbincangan yang sangat menarik, orang tua sibuk memikirkan anaknya menginjak masa remaja. Berbicara tentang remaja sangat menarik karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan yang terjadi pada bangsanya. Pola pikir mahasiswa saat ini hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah kunci peradaban dalam suatu negara terutama bagi negara Indonesia, karena mahasiswa adalah tiang penerus bangsa yang akan datang. Namun di zaman sekarang
Lebih terperinciStandar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006
(SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama merupakan pembelajaran dasar yang memberikan satu kontribusi nyata dalam membangun karakter bangsa melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana pembelajaran anak usia belajar. Pembelajaran merupakan proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran tambahan yang sewaktu-waktu bisa saja dihilangkan atau hanya sekedar pengisi waktu luang bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, seseorang tidak pernah lepas dari kehidupan emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai dengan kepemilikan akal berikut kecerdasannya. Dengan akal ini manusia bisa melakukan banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun yang memiliki kesenangan untuk senantiasa bermain, dengan bebagai macam alat permainan. Musik salah sarana bermain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam bentuk bunyi-bunyian yang memiliki unsur-unsur melodi, irama, dan tempo. Musik juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana di dalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk
`BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Kehidupan mereka yang berpindah-pindah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atau balasan. (Batson, 1991) Altruisme adalah sebuah keadaan motivasional
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Altruis 2.1.1 Pengertian Altruis adalah suatu bentuk perilaku menolong berupa kepedulian untuk menolong orang lain dengan sukarela tanpa mengharapkan adanya imbalan atau balasan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap individu pasti mengalami kesulitan karena individu tidak akan terlepas dari berbagai kesulitan dalam kehidupannya. Kesulitan dapat terjadi pada
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh: SISKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan menyenangkan, untuk menggabungkan rangkaian musik dengan baik bahkan mempesona sehingga bunyi merdu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenal awal kehidupannya. Tidak hanya diawal saja atau sejak lahir, tetapi keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang terlahir pada umumnya dapat mengenal lingkungan atau orang lain dari adanya kehadiran keluarga khususnya orangtua yg menjadi media utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Hurlock, 2006). Perubahan psikologis yang terjadi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Kinerja adalah ukuran dari hasil pekerjaan yang telah dilakukan
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Kinerja adalah ukuran dari hasil pekerjaan yang telah dilakukan individu. Untuk mengerti tentang kinerja, individu harus dapat membedakan action dan outcome. Adanya suatu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Masih banyak sekolah yang menerapkan betapa pentingnya kecerdasan IQ (Intelligence Question) sebagai standar dalam kegiatan belajar mengajar. Biasanya, kegiatan belajar mengajar
Lebih terperinciKOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU DAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU DAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK (Studi Kasus Mengenai Peran Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Melalui Metode Belajar Seni Musik di TK Tunas
Lebih terperinciBahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK
Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK A. Pendahuluan Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing siswa menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Anak yang dilahirkan secara sehat baik dalam hal fisik dan psikis
14 BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Anak yang dilahirkan secara sehat baik dalam hal fisik dan psikis merupakan harapan bagi semua orangtua yang sudah menantikan kehadiran anak dalam kehidupan perkawinan
Lebih terperincimanusia dimulai dari keluarga. Menurut Helmawati (2014:1) bahwa Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi pembentukan dan pendidikan anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan manusia. Manusia membutuhkan pendidikan sejak dini. Pada zaman sekarang ini, pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertama meningkatnya jumlah kendaraan di kota Medan sebagai dampak dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemacetan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di kota Medan. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa kemacetan belum teratasi. Pertama meningkatnya jumlah
Lebih terperinci