BAB VI IMPLEMENTASI LANSKAP ANCOL ECOPARK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI IMPLEMENTASI LANSKAP ANCOL ECOPARK"

Transkripsi

1 35 BAB VI IMPLEMENTASI LANSKAP ANCOL ECOPARK 6.1 Alur Kerja Pembangunan Ancol Ecopark Ancol Ecopark merupakan salah satu kawasan yang potensial untuk rekreasi alam berbasis ekologi yang ada di Indonesia. Kawasan ini sengaja dibuat oleh pihak pengelola yaitu PT. Pembangunan Jaya Ancol untuk menunjukkan kampanye kepedulian lingkungannya yang saat ini juga sedang menjadi perhatian masyarakat luas. Pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol mempercayakan pembuatan konsep dan ide desain Ancol Ecopark ini kepada konsultan lanskap PT. AECOM yang memiliki lokasi kerja di Singapura. Konsep dan ide desain dari PT.AECOM tersebut tentu saja telah mengalami beberapa revisi dalam penyesuaian konsep sesuai keinginan PT.Pembangunan Jaya Ancol yang bertindak sebagai klien. Kemudian hasil akhir dari konsep desain tersebut dikembangkan kembali oleh pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol sesuai dengan kebutuhan, penyesuaian tapak dan beberapa pertimbangan untuk selanjutnya dibuat gambar kerja final. Gambar kerja itulah yang selanjutnya dicetak untuk dilakukannya pembukaan tender bagi kontraktor yang nantinya akan membangun Ancol Ecopark. Untuk kontraktor lanskap sendiri, pekerjaanya fokus menangani bagian vegetasi yang ada di kawasan Ancol Ecopark. Setelah ditentukan pemenang tender, yaitu kontraktor yang dapat memberikan harga dan kualitas produk yang sesuai dengan yang diinginkan, maka dilakukanlah pembangunan proyek. Pembangunan proyek dilakukan dibawah pengawasan Departemen Pembangunan Rekreasi, Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort serta pengawas dari kontrator Pembangunan Jaya CM. Setiap tender proyek diberlakukan masa garansi maintenance selama 3 bulan kepada kontraktor lanskap. Setelah masa garansi tersebut habis, maka pengelolaan Ancol Ecopark akan diserahkan seluruhnya kepada pihak pengelola Ancol Ecopark dibawah pengawasan PT. Pembangunan Jaya Ancol sebagai pengelola Taman Impian Jaya Ancol. Diagram alur kerja pembangunan Ancol Ecopark dapat dilihat pada Gambar 11.

2 36 Gambar 11 Alur Kerja Pembangunan Ancol Ecopark 6.2 Kontraktor Lanskap Saat ini Ancol Ecopark masih dalam tahap pengembangan pembangunan, dalam tahap pembangunan ini seluruh pekerjaan dilakukan oleh pihak kontraktor. Begitu pula dalam proses pembangunan lanskap, seluruh pembangunannya dikerjakan oleh kontraktor lanskap yang dipilih melalui tender terbuka.

3 37 Kontraktor lanskap tersebut diantaranya adalah CV. Aliansi Global, PT.Pesona Tamanindo, PT. Anugrah Bina Makmur, PT.Yoga, PT. Budimanunggal Primasentosa, dan CV. Dwikarya. Masing-masing kontraktor memiliki wewenang wilayah yang berbeda. Kontraktor lanskap disini fokus dalam hal pekerjaan yang berhubungan dengan vegetasi. Dikarenakan vegetasi merupakan elemen utama yang ditawarkan pada kawasan Ancol Ecopark ini, maka pengerjaannya pun menjadi perhatian utama pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol. Setiap bagian area proyek pengerjaan di Ancol Ecopark ini memiliki nilai tender dibawah 75 juta rupiah 6.3 Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap Pelaksanaan pekerjaan lanskap meliputi proses perencanaan hingga pembangunan. Perencanaan lanskap didasarkan pada gambar akhir yang dibuat oleh Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol yang selanjutnya dilelang kepada kontraktor untuk melakukan pembangunannya. Pelelangan dilakukan dengan tender terbuka oleh Departemen Pelelangan dibawah pengawasan Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort untuk penjelasan spesifikasi gambar kerja yang akan dilelang. Sampai saat ini pembangunan Ancol Ecopark masih dalam proses dan pengembangan lebih lanjut. Lingkup kerja dan proyek bagian lanskap di Taman Impian Jaya Ancol memfokuskan pada elemen softscape yang berupa vegetasi. Penanaman vegetasi sudah dilakukan di seluruh bagian, namun penanaman untuk penambahan dan pengembangan desain penanaman masih terus dilakukan. Secara keseluruhan pekerjaan pembangunan lanskap dilakukan oleh kontraktor lanskap. Pembagian spot area proyek berdasarkan jumlah anggaran, nilai setiap proyek yang ditender nilainya tidak lebih dari 75 juta rupiah. Setiap kontraktor lanskap yang memenangkan proyek harus melaksanakan kontrak kerja sesuai dengan setiap Surat Perintah Kerja (SPK) yang diterbitkan oleh pengelola Taman Impian Jaya Ancol. Selama pekerjaan lanskap dilakukan, pihak kontraktor lanskap diawasi oleh Departemen Pembangunan dan pengawas dari kontraktor Pembangunan Jaya CM. Dalam proses pekerjaan lanskap terjadi beberapa perubahan dalam perencanaannya. Hal ini bisa terjadi akibat penyesuaian tapak

4 38 ataupun keinginan dari pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol dengan pertimbangan yang matang. Perubahan perencanaan ini dilakukan dengan persetujuan pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort terlebih dahulu. Setiap kontraktor lanskap yang melaksanakan pekerjaan lanskap di kawasan Ancol Ecopark bertanggung jawab terhadap kualitas seluruh vegetasi yang ditanam. Untuk penjaminan tersebut, setiap kontraktor lanskap berkewajiban memberikan garansi selama 3 bulan untuk seluruh vegetasi dan 6 bulan khusus untuk penanaman pohon besar. Oleh karena itu, jika terjadi gagal tanam, kerusakan tanaman ataupun spesifikasi yang tidak sesuai dengan perjanjian kontrak, pihak pengelola Ancol Ecopark berhak menuntut pihak kontraktor untuk melakukan ganti rugi. Garansi ini juga berlaku untuk pemeliharaannya. Selama masih dalam masa garansi, pemeliharaan area proyek dipelihara oleh kontraktor masing-masing proyek tersebut Revisi Rencana Lanskap Ancol Ecopark Selain melakukan revisi pada tahap desain oleh konsultan lanskap, perencanaan Ancol Ecopark juga mengalami revisi saat akan dibuat gambar kerja oleh Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol yang didalamnya terdapat bagian lanskap, desain (estetika), arsitektur bangunan, dan sipil. Setiap bagian memiliki porsi kerjanya masing-masing. Seperti bagian lanskap misalnya, di Taman Impian Jaya Ancol, bagian lanskap hanya fokus menangani tanaman dan memberikan pertimbangan penyesuaian elemen lain dengan tanaman pada tapak. Revisi desain kawasan Ancol Ecopark dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain penyesuaian tapak, ketersediaan elemen, perkembangan ide dan keinginan pihak direksi atau yang terkait. Sampai saat ini perencanaan kawasan Ancol Ecopark masih terus dikembangkan oleh Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort. Beberapa area yang mengalami revisi desain, khususnya pada bagian lanskap antara lain penambahan pohon pada area plaza 1, penambahan pohon pada pedestrian area Eco Energy, pulau tengah dan area parkir.

5 39 Gambar 12 Revisi Desain Lanskap Plaza 1 Ancol Ecopark Pada desain lanskap Plaza 1 (Gambar12) dapat dilihat adanya penambahan pohon Pulai (Alstonia scholaris) diantara perkerasannya. Hal ini dilakukan oleh pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort dengan pertimbangan keteduhan dan kenyamanan pengunjung. Dengan ditambahkannya pohon besar diharapkan dapat meminimalisir hawa panas saat siang hari berada di kawasan Ancol Ecopark. Pihak Departemen Perencanaan Taman Impian Jaya Ancol juga berharap dengan penambahan jumlah pohon yang ditanam diharapkan nilai kenyaman iklim mikronya pun akan meningkat. Penambahan pohon ini memilih pohon besar yang memiliki fungsi peneduh. Fungsi peneduh dan jumlah vegetasi ini terkait dengan Faktor kenyamanan iklim. Untuk pertimbangan kondisi kenyaman iklim mikro yang ada saat ini di kawasan Ancol Ecopark, maka dilakukan penghitungan tingkat kenyamanan iklim mikro dengan menggunakan data primer. Faktor kenyamanan iklim diukur dengan menggunakan analisis Temperature Humidity Index (THI) dengan memperhitungkan nilai suhu dan kelembaban pada iklim mikro di Ancol Ecopark. Pengukuran ini bertujuan sebagai kontrol dalam hal rencana penanaman lanskap di Area Ancol Ecopark, pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Pengambilan data suhu dan kelembaban diambil dengan alat hygrometer sederhana.

6 40 Dari data yang diperoleh dan kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan rumus THI dengan perhitungan suhu (T) dan kelembaban (RH) terlebih dahulu sebagai berikut: ( ) ( ) T = 28,5ºC Sedangkan perhitungan kelembaban (RH) adalah ( ) ( ) RH = 82,67% Maka nilai kenyamanan iklim yang didapat adalah sebagai berikut : ( ) ( ) THI = 27,51 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai Temperature Humidity Index (THI) di Kawasan Ancol Ecopark berada diatas batas kenyamanan yaitu sebesar 27. Hal ini kemungkinan besar terjadi akibat banyaknya vegetasi yang baru ditanam sehingga fungsi peneduhnya belum terlalu dirasakan. Dengan semakin banyaknya vegetasi yang ditanam maka dapat menurunkan nilai THI beberapa poin. Menurut Laurie (1986), pengaturan kumpulan vegetasi dan struktur bangunan yang tepat dapat mengalirkan udara maksimum yang dapat mengurangi kelembaban yang berlebih sehingga pengunjung akan merasa nyaman. Besarnya nilai faktor kenyamanan iklim ini bisa menjadi salah satu indikator untuk penanaman vegetasi di kawasan Ancol Ecopark. Dengan nilai kenyamana iklim yang masih dibawah standard bisa menjadi dasar pertimbangan bagi pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol untuk melakukan revisi desain dengan penambahan jumlah dan jenis

7 41 vegetasi yang ada di dalam kawasan Ancol Ecopark saat ini. dengan penambahan jumlah dan jenis vegetasi diharapkan dapat menurunkan suhu mikro, hal ini juga dapat membuat kenyamanan meningkat. Selain itu revisi desain juga terjadi pada penambahan pohon sengon (Albizia falcata) dan trembesi (Samanea saman) di beberapa area seperti area Eco Energy (Gambar 13), area pulau tengah (Gambar 14) dan area parkir (Gambar 15). Penambahan ini juga didasarkan untuk meningkatkan keteduhan pada area-area tersebut dan atas pertimbangan keinginan pihak direksi pengelola Taman Impian Jaya Ancol. Gambar 13 Penambahan Pohon pada Pedestrian di Area Eco Energy Gambar 14 Penambahan Pohon pada Area Pulau Tengah

8 42 Gambar 15 Penambahan Pohon pada Area Parkir Pengawasan Pekerjaan Lanskap Pemeliharaan pada kawasan Ancol Ecopark menggunakan metode kontrak. Oleh karenanya, semua pekerjaan diberikan dan dikerjakan oleh kontraktor pemeliharaan yang bersangkutan. Pekerjaan pemeliharaan Ancol Ecopark meliputi, pemangkasan, pemupukan, penyiraman, serta pekerjaan kebersihan yang meliputi, penyapuan, pengangkutan sampah, dan pembersihan sampah pada kanal. Pengawasan pekerjaan lanskap di Kawasan Ancol Ecopark pada prosesnya diawasi oleh Departemen Pembangunan dan pihak konsultan Pembangunan Jaya CM. Selain itu, pada kondisi di lapangan, pengawasan pekerjaan diawasi secara langsung oleh pengawas kontraktor (mandor). Mandor disini bertanggung jawab atas seluruh proses pengerjaan pemeliharaan baik terhadap tenaga kerja maupun terhadap pihak Taman Impian Jaya Ancol. Tanggung jawab tersebut termasuk mengawasi, mengontrol, menegur tenaga kerja bila melakukan kesalahan, mengatur penjadwalan kerja, dan memberitahu cara-cara pemeliharaan yang benar, termasuk memberikan rekomendasi pemecatan tenaga kerja karena alasan tertentu. 6.4 Pemeliharaan Lanskap dan Kebersihan Ancol Ecopark Pemeliharaan merupakan salah satu bentuk kegiatan fisik yang harus dilakukan dalam mengelola suatu lanskap. Dengan pemeliharaan yang efektif dan

9 43 efisien diharapkan dapat tujuan perencanaan dan desain awal pada suatu tapak dapat tetap terjaga. Analisis kegiatan pemeliharaan mencakup tenaga kerja, kegiatan fisik, kapasitas kerja, pembagian jadwal kerja dan perawatan alat dan bahan pemeliharaan. Pemeliharaan lanskap harus dilakukan sebagian mungkin baik tehadap elemen softscape maupun hardscape. Untuk saat ini pemeliharaan di kawasan Ancol Ecopark masih memfokuskan pada softscape yang ada, karena elemen taman yang sudah dikerjakan mayoritas adalah elemen taman yang berupa softscape Kontraktor Pemeliharaan Lanskap Hingga saat ini, Ancol Ecopark belum memilki sitem pemeliharaan yang baku. Namun, pihak Taman Impian Jaya Ancol telah menunjuk PT. Budimanunggal Primasentosa sebagai kontraktor pemeliharaan bulanan sementara. Berdasarkan Surat Penunjukkan Kerja (SPK) PT.Taman Impian Jaya Ancol No.36/DP-SPK/I/2011, pihak Taman Impian Jaya Ancol menunjuk PT. Budimanunggal Primasentosa sebagai kontraktor sementara pekerjaan perawatan taman dan kebersihan areal Ancol Ecopark periode 1 Januari sampai 31 Januari Kontrak tersebut diperpanjang setiap bulannya hingga bulan Mei Hal ini dilakukan karena proses tender untuk kontraktor pemeliharaan tahunan baru akan dilakukan oleh Departemen Pelelangan pada bulan Juni 2011 nanti. Hal ini terjadi karena masih banyak dilakukan pembangunan terutama dalam bagian lanskap, seperti penanaman tanaman yang masih terus berlangsung. Oleh karenanya, banyak tanaman yang ada di Ancol Ecopark yang masih menjadi tanggungjawab (masa garansi) dari masing-masing kontraktor lanskap yang ada. Masa garansi ini pun bervariasi, untuk rumput, ground cover, semak dan perdu mayoritas masa garansi pemeliharaannya adalah selama 3 bulan. Sedangkan untuk pohon, terutama pohon berukuran besar, masa garansinya adalah 6 bulan. Saat ini pihak kontraktor pemelihara hanya melakukan pemeliharaan pada area dengan vegetasi eksisting, area yang menjadi bagian proyek PT. Budimanunggal Primasentosa sendiri dan area yang telah habis masa garansinya. Surat perintah kerja sebagai perjanjian kontrak dapat dilihat pada Lampiran 16.

10 44 Menurut Arifin dan Arifin (2005), dengan diserahkannya pemeliharaan taman pada kontraktor diharapkan pemeliharaan dapat berjalan lebih intensif dan terjadi koordinasi kerja yang lebih intensif serta dapat dilakukan pengawasan yang lebih baik. Selain itu, pemeliharaan dengan kontraktor diharapkan bisa meminimalisir biaya pemeliharaan karena dengan kontraktor khusus pemeliharaan diharapkan memiliki tenaga kerja pemeliharaan yang lebih berpengalaman dan terampil dibidangnya sehingga efektivitas kerja dapat dimaksimalkan Jadwal Pemeliharaan dan Kebersihan Taman Pada penjadwalan kerja, aktivitas pemeliharaan dilakukan secara terus menerus setiap hari. Sehingga dilakukan pergiliran hari libur bagi seluruh tenaga kerja setiap harinya. Untuk jam kerja, dilakukan mulai pukul dengan jam istirahat pukul , dan tidak diberlakukan sistem shift kerja. Libur kerja masing-masing tenaga kerja dan pengawas pun berbeda dan hanya mendapatkan 1 hari libur dalam seminggu. Menurut Arifin dan Arifin (2005), memperhatikan kebutuhan frekuensi pemeliharaan taman, pengelola taman dapat menyusun jadwal lebih terinci dengan penentuan zona pemeliharaan yang jelas dan jumlah operator yang memadai. Hingga saat ini pengelola Taman Impian Jaya Ancol belum menentukan frekuensi yang baku dalam pemeliharaan Ancol Ecopark. Hal ini akan ditentukan kemudian saat dilakukan penawaran untuk kontraktor pemeliharaan Ancol Ecopark per tahun telah dilakukan. Saat ini, penentuan frekuensi pemeliharaan ini berdasarkan pengalaman pemeliharaan yang sudah bertahun-tahun dilakukan oleh kontraktor pemeliharaan PT. Budimanunggal Primasentosa yang dulu juga merupakan kontraktor pemeliharaan Padang Golf Ancol. Jadwal frekuensi pemeliharaan Ancol Ecopark berdasarkan pengamatan di lapang dan wawancara oleh pengawas pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan pengamatan dan studi pustaka, diketahui bahwa frekuensi pemeliharaan di kawasan Ancol Ecopark mayoritas masih dibawah standard yang seharusnya. Hal ini salah satunya terjadi akibat kurangnya tenaga kerja pemeliharaan sehingga target waktu kerja kurang tercapai.

11 45 Tabel 3 Frekuensi Pemeliharaan Taman di Ancol Ecopark Kegiatan Pemeliharaan Frekuensi Pemeliharaan Harian Mingguan 2 Mingguan Bulanan Insidental Penyapuan jalan Penyiraman Pemangkasan rumput Pemangkasan semak & pohon Pemangkasan Pohon Kelapa Pendangiran dan Penyetikan Pemupukan Pengendalian HPT Pembersihan Kanal Pembuangan Sampah Sumber : Pengamatan di lapang dan Wawancara Pengawas Pemelihara Tenaga Kerja Pemeliharaan Ancol Ecopark Saat ini pihak kontraktor pemeliharaan mempekerjakan 17 orang tenaga kerja pemeliharaan yang meliputi 1 orang pengawas, 1 orang tenaga mekanik, 1 orang supir kendaraan pengangkut sampah, dan 14 orang tanaga pemeliharaan. Hal ini menjadi kendala utama bagi pihak pemelihara dikarenakan jumlah tenaga kerja tersebut masih dirasa sangat kurang untuk memelihara lahan seluas 33,8 ha tersebut. Namun pihak pemelihara tidak bisa berbuat banyak, jumlah tenaga kerja yang dapat dipekerjakan sudah menjadi kebijakan yang sudah ditentukan dari pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol. Semua tenaga kerja pemeliharaan ini merupakan tenaga kerja kontrak yang diberi upah oleh pihak kontraktor setiap 2 minggu sekali. Kebanyakan dari mereka merupakan tenaga kerja pemeliharaan yang memang sudah berpengalaman dan sebelumnya juga merupakan tenaga kerja pemeliharaan di Padang Golf Ancol. Dengan pengalaman dan keterampilan yang dimiliki, diharapkan tenaga kerja dapat memenuhi harapan pengelola akan kondisi pemeliharaan Ancol Ecopark. Contoh absensi tenaga kerja pemeliharaan Ancol Ecopark dapat dilihat pada Lampiran 17.

12 Keselamatan Kerja Pemeliharaan dan Kebersihan Sementara ini, pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol yang secara umum mengelola Ancol Ecopark dan pihak kontraktor pemeliharaan berusaha selalu memperhatikan keselamatan tenaga kerja pemeliharaan dan kebersihan berdasarkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Salah satu bentuk perlindungan keselematan kerja yang dilakukan adalah dengan penyediaan alat keselamatan kerja untuk meminimalisir adanya kejadian yang tidak terduga seperti adanya kecelakaan atau cedera fatal pada tenaga kerja. Peralatan keselematan kerja yang digunakan di Ancol Ecopark antara lain, sarung tangan, sabuk pengaman (safety belt) dan sepatu boot. Walaupun sudah diberikan kepada keseluruhan tenaga kerja pemeliharaan, namun masih terdapat pekerja yang tidak menggunakan perlengkapan keselamatan tersebut. Seperti misalnya tenaga kerja yang melakukan penyapuan rumput dan jalan merasa merasa lebih merasa nyaman menggunakan sandal saat menyapu. Sementara untuk sabuk pengaman, mandor pemeliharaan mewajibkan penggunaannya pada tenaga kerja yang hendak memanjat pohon terutama saat memanjat pohon kelapa. Dengan memandang pentingnya keselamatan kerja, seharusnya para tenaga kerja bisa lebih sadar dan disiplin untuk selalu menggunakan peralatan keselamatan kerja. Selain itu, pengawas (mandor) harus terus memonitor penggunaannya dan melakukan briefing untuk pengarahan kerja dan mengingatkan tentang pentingnya penggunaan peralatan keselamatan kerja Kapasitas Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja Pemeliharaan Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa biaya pemeliharaan taman yang telah dianggarkan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin jika para tenaga kerja bekerja efektif sesuai dengan kemampuan tenaga kerja dan keterampilannya. Dengan mengetahui kapasitas kerja maka dapat direncanakan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan luasan taman yang akan dipelihara. Untuk mengetahui kualitas kerja kontraktor pemeliharaan di Ancol Ecopark dapat dilakukan analisis kapasitas kerja berdasarkan pengamatan di lapangan. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan standard kapasitas kerja ideal berdasarkan Arifin dan Arifin (2005) pada Tabel 4.

13 47 Tabel 4 Kapasitas Tenaga Kerja Pemeliharaan di Ancol Ecopark Kapasitas Kerja/ jam/ orang Kegiatan Pemeliharaan Pengamatan lapang Pembanding* Penyapuan/ pembersihan rumput 350 m² 400 m² Penyapuan jalan/perkerasan 500 m² 800 m² Penyiraman rumput & ground cover dengan selang plastic 180 m² 150 m² Penyiraman rumput & ground cover dengan mobil tangki 600 m² 700 m² Penyiraman pohon dan perdu dengan mobil tangki 120 pohon 150 pohon Pendangiran dan penyiangan rumput 50 m² 40 m² Pemangkasan rumput dengan mesin gendong 350 m² 250 m² Pemangkasan perdu dan pohon kecil dengan gunting pangkas 4 pohon 5 pohon Pemupukan pupuk organik pada rumput 100 m² 100 m² Pemupukan pupuk organik pada pohon 5 pohon 7 pohon Penyemprotan pestisida pada tanaman penutup tanah dan semak dengan sprayer gendong 500 m² 500 m² Penyulaman rumput lempengan 8 m² 10 m² Sumber: Pengamatan lapang (2011) *Arifin dan Arifin (2005) Setiap tenaga kerja pemeliharaan memiliki target kerja setiap harinya yang ditentukan oleh pengawas dan pihak pengelola. Namun demikian, sedikitnya tenaga kerja dan pembagian zona pekerjaan yang belum jelas menjadi salah satu kendala dalam kegiatan pemeliharaan Kawasan Ancol Ecopark ini. Oleh karenanya dibutuhkan analisis terhadap kebutuhan kerja dilakukan dengan perhitungan HOK ideal yang dibutuhkan di Kawasan Ancol Ecopark, perhitungan HOK ini didapatkan dengan memperhitungkan kapasitas kerja, frekuensi pemeliharaan dan luasan area yang dipelihara. Uraian kebutuhan HOK berdasarkan pengamatan di lapang dapat dilihat pada Tabel 5. Dari tabel HOK tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah tenaga kerja pemeliharaan yang dibutuhkan di Ancol Ecopark adalah 194 orang. Sedangkan tenaga kerja pemeliharaan dari kotraktor pemeliharaan PT.Budimanunggal Primasentosa yang tersedia saat ini adalah 17 orang. Hal ini berarti jumlah tersebut masih jauh dari yang seharusnya tersedia. Pihak kontraktor pemeliharaan mengatakan, hal ini terjadi karena masih banyak bagian dari Ancol Ecopark yang

14 48 menjadi tanggungjawab dalam masa garansi masing-masing kontraktor lanskap. Pihak kontraktor pemeliharaan berharap kedepannya pengelola Ancol Ecopark bersedia menambahkan jumlah tenaga kerja pemeliharaan di Kawasan Ancol Ecopark. Selain itu dengan peningkatan teknologi seperti adanya sprinkler, mesin pemotong rumput yang lebih canggih dan peningkatan teknologi lainnya diharapkan dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja. Dengan tercukupinya jumlah tenaga kerja pemeliharaan, diharapkan kapasitas kerja pemeliharaan pun dapat meningkat seiring dengan peningkatan efektivitas kerja pemeliharaan. Masih minimnya jumlah tenaga kerja pemeliharaan lanskap ini juga bisa disebabkan karena masih banyaknya area yang menjadi tanggung jawab garansi bagi masing-masing kontraktor lanskap. Selain itu juga, pihak kontraktor pemeliharaan PT. Budimanunggal Primasentosa juga merupakan kontraktor lanskap di kawasan Ancol Ecopark. Dengan kondisi tersebut, terjadi over lapping dalam manajemen tenaga kerja pada PT.Budimanunggal Primasentosa. Seharusnya hal seperti ini tidak boleh terjadi, dan pihak kontraktor pemeliharaan harus membuat pembagian kerja yang lebih terstruktur. Dengan tercukupinya jumlah tenaga kerja pemeliharaan, meningkatnya kapasitas kerja, dan tercapainya efektivitas kerja pemeliharaan, maka diharapkan kualitas dari Ancol Ecopark pun akan meningkat. Dengan peningkatan kualitas tersebut maka kenyamanan dan kepuasan pengunjung juga akan meningkat. Secara keseluruhan kinerja tenaga kerja internal akan menentukan performance pelayanan dan kenyamanan pada kawasan Ancol Ecopark.

15 49 Tabel 5 Kebutuhan HOK Pemeliharaan di Ancol Ecopark Dalam Satu Tahun Kegiatan Satuan KK per jam Luas area Waktu yang dibutuhkan (jam) HOK per hari Frek per tahun HOK per tahun Kebutuhan pekerja Penyapuan/ pembersihan rumput m² ,05 81, ,89 49,03 Penyapuan jalan/perkerasan m² ,58 13, ,18 16,09 Penyiraman rumput & ground cover dengan selang plastic m² ,7 320,70 45, ,37 3,82 Penyiraman rumput & ground cover dengan mobil tangki m² ,9 255,62 36, ,01 44,43 Penyiraman pohon dan perdu dengan mobil tangki pohon ,83 5, ,60 6,40 Pendangiran dan penyiangan rumput m² , ,02 603, ,65 50,26 Pemangkasan rumput dengan mesin gendong m² ,15 603,15 86, ,09 7,18 Pemupukan pupuk organik pada penutup tanah m² ,18 286, ,31 11,44 Pemupukan pupuk organik pada pohon pohon ,00 126, ,43 5,05 Jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk kegiatan pemeliharaan pada tabel kapasitas kerja 193,71 Pembulatan = 194 Catatan : Tidak termasuk penyiraman rumput dengan sprinkler, penyulaman tanaman dan pemeliharaan elemen keras (hardscape) 49

16 Aktivitas Pemeliharaan Fisik Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan terhadap elemen keras (hardscape) dan elemen lunak (softscape) pada sebuah taman. Pada kondisinya saat ini, pemeliharaan elemen keras di Ancol Ecopark meliputi penyapuan jalan, pengangukutan sampah, dan pembersihan Club House. Sementara pemeliharaan elemen lunak meliputi segala perlakuan terhadap vegetasi di Ancol Ecopark, antara lain pemangkasan, penyiraman, pendangiran, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit.pemeliharaan fisik bertujuan untuk menjaga agar bentuk elemen-elemen yang terdapat pad ataman dapat tetap seperti semula yang diharapkan sejak awal. a. Pemangkasan Pemangkasan dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan tanaman, baik berupa ground cover, semak, perdu, maupun pohon. Hal ini untuk merawat tanaman yang sudah tua, rusak atau mati. Selain itu pemangkasan juga dilakukan untuk menjaga bentuk awal tanaman dan untuk keamanan agar tanaman tidak membahayakan bagi pengunjung. Pemangkasan yang teratur selalu dilakukan oleh pihak Ancol Ecopark agar keindahan tanaman tetap terjaga. Pemangkasan pada tanaman perdu, semak dan herba dimaksudkan agar tanaman bisa berbunga lebih cepat dan lebat serta merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah. Di samping itu, pada jenis tanaman hias daun, pemangkasan tanaman ini bertujuan untuk mempertahankan bentukbentuk yang unik (topiary). Rumput merupakan tanaman yang berfungsi untuk menutupi tanah agar tidak mudah terkikis oleh air hujan. Agar terkesan rapi, rumput tidak boleh dibiarkan berukuran tinggi. Alat utama yang digunakan untuk memangkas rumput mesin potong rumput gendong. Pemangkasan terhadap rumput dilakukan setiap dua minggu sekali, karena pihak pengelola Ancol Ecopark menginginkan kondisi rumput yang baik dengan harapan dapat memiliki kualitas yang tidak jauh dengan rumput golf pada area ini sebelumnya.

17 51 (a) (b) (c) Gambar 16 Aktivitas Pemangkasan di Ancol Ecopark Pemangkasan Rumput dengan Menggunakan Mesin Potong Rumput Gendong (a) Pemangkasan Pohon dengan Gunting Pangkas (b) dan (c) b. Pembersihan Bentuk kegiatan pembersihan yang dimaksudkan disini adalah penyapuan taman. Penyapuan dilakukan pada area rerumputan dan jalanan di sekitar Kawasan Ancol Ecopark. Selain untuk membersihkan sampah, penyapuan pada area rerumputan juga dimaksudkan untuk membersihkan sisa-sisa pemangkasan rumput dan daun-daun atau ranting pohon kering yang gugur. Dengan kondisi yang seperti itu membutuhkan pembersihan taman yang lebih tinggi dalam usaha pembersihannya. Area rerumputan yang bersih dan hijau dapat meningkatkan keindahan kawasan, selain itu dengan rerumputan yang bersih pengunjung juga akan merasa nyaman untuk dudukduduk dirumput sambil menikmati pemandangan sekitar. Penyapuan jalan dilakukan setiap harinya dan penyapuan rumput dilakukan sebanyak dua hari sekali. (a) (b) (c) Gambar 17 Aktivitas Pembersihan Jalan dan Rumput di Ancol Ecopark Penyapuan jalan (a) Penyapuan area parkir (b) Penyapuan rumput (c)

18 52 c. Penyiraman Penyiraman dilakukan kepada seluruh vegetasi yang ada di Kawasan Ancol Ecopark mulai dari tanaman penutup tanah, semak, perdu hingga pohon secara teratur setiap harinya. Penyiraman bertujuan agar media tanam menjadi lebih gembur sehingga akar tanaman akan lebih mudah untuk mengambil unsur hara di dalam media tanam. Sedangkan, untuk tanaman itu sendiri, penyiraman bertujuan untuk menurunkan tingkat penguapan akibat teriknya sinar matahari Sumber air yang digunakan untuk penyiraman ini adalah dengan menggunakan air dari kanal yang dipompa dengan alcon penyiraman dan mobil tangki. Mobil tangki biasanya digunakan untuk tanaman yang baru ditanam, tujuannya adalah untuk adaptasi tanaman baru terhadap kondisi Ancol Ecopark. Untuk kedepannya Kawasan Ancol Ecopark ini akan dilengkapi dengan sprinkler untuk mempermudah penyiraman. Gambar 18 Aktivitas Penyiraman di Ancol Ecopark Menggunakan Mobil Tangki d. Pendangiran dan Penyetikan Pendangiran merupakan upaya pemeliharaan taman yang dilakukan untuk penggemburan tanah dan pemberian aerasi. Penggemburan tanah dilakukan untuk memperbaiki sistem sirkulasi pada daerah perakaran. Pendangiran biasa dilakukan bersamaan dengan proses penyiangan gulma. Pendangiran dan penyiangan gulma harus dilakukan secara teratur agar tidak terjadi pemadatan tanah dan mengendalikan pertumbuhan gulma akibat penyiraman. Kegiatan pendangiran dilakukan dengan menggunakan kape dan gatul sedangkan penyiangan gulma dengan menggunakan tangan.

19 53 Sedangkan penyetikan dilakukan untuk menjaga bentuk bedengan taman tetap rapi dan tanaman merambat ataupun rumput tidak menjuntai ke perkerasan atau jalan. Penyetikan dilakukan dengan gunting rumput dan kape. Pendangiran dan penyetikan dilakukan oleh beberapa tenaga kerja pemeliharaan yang jadwal diinstruksikan langsung oleh mandor pengawas. Luasnya kawasan yang harus dipelihara membuat kegiatan pendangiran, penyiangan dan penyetikan ini harus dilakukan secara terus menerus setiap hari. (a) (b) (c) Gambar 19 Aktivitas Pendangiran dan Penyetikan di Ancol Ecopark Penyiangan Gulma Rumput (a) Penyetikan (b) Penyiangan Gulma (c) e. Pemupukan Tanaman membutuhkan berbagai unsur nutrisi (hara) agar dapat tumbuh dan berbunga dengan indah. Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman memang sudah menyediakan unsur hara, namun ragam dan jumlah yang tersedia mungkin tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Oleh karena itu, pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk menyuplai hara tambahan yang dibutuhkan tanaman. Jenis pupuk di pasaran sangat beragam sehingga pemilihan dan penggunaan pupuk harus disesuaikan dengan kebutuhan tanah dan tanaman. Saat ini pemupukan di Ancol Ecopark dilakuakn setiap satu bulan sekali, hal ini dilakukan karena banyak tanaman baru yang masih beradaptsi dengan lingkungannya sehingga membutuhkan bantuan untuk merangsang pertumbuhannya. Pupuk yang sering diberikan yakni pupuk kompos dan pupuk kandang (organik). Pupuk kompos yang digunakan adalah pupuk yang berasal dari Kebun Raya Bogor, pupuk tersebut dirasa sesuai untuk

20 54 pertumbuhan tanaman di Kawasan Ancol Ecopark. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pupuk kandang tidak dianjurkan di lawn area, baik sebelum penanaman maupun saat pemupukan pemeliharaan rumput karena pertumbuhan rumput akan bersaing dengan gulma yang berasal dari pupuk kandang. f. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit tanaman merupakan suatu upaya untuk mencegah penurunan kualitas dan kuantitas tanaman dan mengurangi kerusakan tanaman akibat hama dan juga penyakit tanaman. Kegiatan ini dilakukan untuk pencegahan maupun untuk pengendalian. Tenaga pemelihara harus cepat tanggap akan gejala hama dan penyakit segera memberi perlakuan kepada tanaman yang menunjukan gejalanya. Menurut pihak pemelihara, di Kawasan Ancol Ecopark belum ditemui suatu hama atau penyakit khusus yang mewabah secara keseluruhan. Hal itu mungkin juga dikarenakan masih banyak tanaman baru yang masih menjadi tanggung jawab dari pihak kontraktor lanskap dan belum diserahkan wewenangnya kepada pihak pemelihara. Hanya ada hama-hama kecil yang kurang berarti seperti ulat pada pohon dan serangan ular rawa. Langkah yang dilakukan untuk mencegah terjadinya hama atau penyakit adalah dengan pestisida yang disemprotkan menggunakan sprayer dan dibuatnya lubang biopori yang disuntikkan pestisida untuk mencegah hama dan penyakit pada pohon besar. Gambar 20 Penanggulangan pada Tanaman Asplenium nidus yang Terserang Hama Ular

21 55 g. Penanganan Sampah Hingga saat ini, pembuangan sampah di Kawasan Ancol Ecopark masih banyak yang berupa bekas barang bangunan dan sisa-sisa tanaman. Hal ini terjadi karena di kawasan ini belum terdapat pengunjung dan proses pembangunan serta penanaman vegetasi masih terus berlangsung. Pada umumnya, pembuangan sampah di Kawasan Ancol Ecopark dilakukan dua kali sehari pada siang dan sore hari dengan truk khusus pengangkut sampah. Pembuangan sampah organik dan anorganik disatukan dalam truk sampah dan langsung di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang telah ditentukan oleh pihak kontraktor. Pengangkutan sampah dilakukan oleh 2 orang, yaitu 1 orang supir dan 1 orang tenaga pemelihara yang mengangkut sampah ke truk. Sebenarnya pihak pengelola Ancol Ecopark telah menyediakan tempat sampah yang memiliki tiga kategori yaitu sampah organik, anorganik dan sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) namun hingga saat ini penggunaannya belum dioptimalkan. (a) (b) (c) Gambar 21 Penanganan Sampah di Kawasan Ancol Ecopark Truk Pengangkut Sampah (a) Tempat Sampah (b) Tempat Sampah Permanen (c) Anggaran Biaya Pemeliharaan Kawasan Ancol Ecopark belum memiliki anggaran biaya pemeliharaan yang pasti setiap bulannya karena belum ditetapkannya kontraktor pemeliharaan yang tetap untuk kawasan ini. Oleh karenanya hingga bulan Mei 2011, kontraktor pemeliharaan sementara PT Budimanunggal Primasentosa masih menggunakan kontrak biaya pemeliharaan bulanan untuk Ancol Ecopark. Seperti misalnya pada bulan Januari 2011 jumlah anggaran biaya pemeliharaan taman dan kebersihan di Kawasan Ancol Ecopark adalah sebesar Rp ,- yang terdiri dari upah tenaga kerja, perlengkapan tenaga kerja, penyewaan alat, kartu masuk Ancol, dan

22 56 pengadaan bahan seprti bahan bakar dan air minum. Contoh bentuk penawaran anggaran biaya Ancol Ecopark terdapat pada Lampiran 18. Anggaran biaya tersebut masih sangat tidak tersusun rapi karena belum terdapatnya perhitungan kapasitas kerja untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja yang sesungguhnya, selain itu juga belum diketahuinya luasan area pasti yang sudah menjadi tanggung jawab kontraktor pemelihara. Rencananya mulai bulan Juni 2011 pihak pengelola Ancol Ecopark akan segera mengadakan pelelangan untuk menentukan kontraktor pemelihara tetap. Setelah mendapatkan kontraktor pemeliharaan dan kebersihan yang tetap, pihak pengeloa akan segera membuat perjanjian kerja dan menentukan standard pekerjaan pemeliharaan dan kebersihan, serta menetukan besarnya anggaran biaya pemeliharaan yang tetap untuk setiap tiga bulan Pengelolaan Peralatan dan Bahan Dalam pelaksanaan pemeliharaan diperlukan alat dan bahan untuk mendukung keberhasilan pemeliharaan. Karena peralatan yang memadai merupakan salah satu faktor untuk menciptakan pemeliharaan dan kebersihan yang optimal sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung. Alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pemeliharaan disediakan oleh kontraktor pemeliharaan Ancol Ecopark. Alat pertamanan ada yang bersifat sementara dan cepat rusak, ada pula yang relatif lama. Masa efektif peralatan tersebut tergantung dari aspek perawatan dan penyimpanan sesudah digunakan. Peralatan dapat tahan lama apabila dirawat dan disimpan secara benar (Arifin dan Arifin, 2005). Pihak PT. Budimanunggal Primasentosa selalu berusaha memenuhi peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Masalah yang kadang terjadi dan tidak bisa dihindari dilapangan adalah adanya kerusakan alat yang sedikit banyak bisa mempengaruhi kapasitas kerja para tenaga kerja pemeliharaan. Apabila terdapat alat dan bahan di lapangan yang kurang dan tidak berfungsi, pekerja wajib melaporkan kepada pengawas untuk pengadaan penambahan alat dan bahan. Tetapi banyak juga peralatan pertamanan lainnya yang relatif tahan lama. Masa efektif peralatan tersebut tergantung dari aspek perawatan dan penyimpanannya

23 57 sesudah digunakan. Peralatan pemeliharaan tersebut antara lain dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Peralatan Pemeliharaan di Ancol Ecopark No. Nama alat Bahan Jumlah Kondisi 1 Pemotong rumput gendong Bensin 7 unit Baik 2 Pemotong rumput dorong Bensin 1 unit Cukup Baik 3 Alcon penyiraman Selang, Solar, Air Kanal 4 unit Baik 4 Truk tangki air Air 1 unit Baik 5 Sapu 9 unit Baik 6 Selang plastik Air Kanal 500 m Baik 7 Cangkul 8 unit Baik 8 Arit 6 unit Baik 9 Gergaji 2 unit Baik 10 Kapak 2 unit Baik 11 Palu 1 unit Baik 12 Gatul 6 unit Baik 13 Kape 6 unit Baik 14 Sprayer Pestisida Pestisida 1 unit Baik 15 Truk sampah Bensin 1 unit Baik Alat dan bahan yang tersedia di Ancol Ecopark secara keseluruhan dapat dikatakan dalam kondisi yang baik dan berfungsi secara optimal. Menurut mandor pemeliharaan Ancol Ecopark, jumlah peralatan dan bahan untuk pemeliharaan ini akan ditambah jika nanti seluruh area di kawasan tersebut telah menjadi tanggung jawab kontraktor pemeliharaan dan masa garansi dari seluruh kontraktor lanskap telah habis waktunya. Pengelolaan terhadap peralatan dan bahan pemeliharaan tentu tidak mengeluarkan biaya yang sedikit, oleh karenanya pihak kontraktor pemelihara hendaknya benar-benar memperhitungkan rencana pengelolaannya. Setiap alat pemeliharaan memiliki masa efektif, masa efektif ini harus diperhatikan untuk mengetahui ketahanan penggunaan alat tersebut. Oleh karena itu, pihak pengeloa Ancol Ecopark harus benar-benar memperhitungkan anggaran dana pembelian peraltan dan bahan beserta anggaran dana untuk perawatan masing-masing peralatan dan biaya pemeliharaan (Bill of Quantity).

24 Fasilitas, Sarana dan Prasarana a. Jalur Sepeda Jalur sepeda merupakan salah satu fasilitas yang bisa dinikmati pengunjung pada Kawasan Ancol Ecopark pengunjung dapat mengelilingi lahan Ancol Ecopark yang luasanya 33,8 Ha itu dengan menggunakan sepeda, dengan track yang didesain dengan bentukan garis organic dengan adanya variasi bentukan elevasi, membuat pengunjung dapat lebih nyaman bersepeda. Lebar jalur sepeda rata-rata adalah 2,5m dengan satu jalur searah. Luas total dari jalur sepeda pada Ancol Ecopark adalah 5254 m 2. Program Eco Bike ini ditawarkan dengan harga Rp ,-/jam pada hari Senin hingga Jumat dan Rp ,-/jam pada hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur bagi Orang Dewasa serta Rp ,-/ jam pada hari Senin hingga Jumat dan Rp ,-/jam pada hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur bagi Anak-anak. Dengan fasilitas sepeda, helm, penitipan barang, dan handuk untuk mandi. b. Pedestrian Pedestrian dibuatuntuk memfasilitasi pengunjung yang ingin berjalanjalan dan atau berolahraga mengelilingi Ancol Ecopark. Pedestrian ini panjangnya sekitar 2,1 km. pada pedestrian ini pihak pengelola Ancol Ecopark menawarkan program Eco Trike yang membuat pengunjung sudah dapat berolahraga mulai pukul WIB. Program Eco Trike ini ditawarkan dengan harga Rp ,-/jam pada hari Senin hingga Jumat dan Rp ,-/jam pada hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur. Fasilitas yang didapatkan adalah Tiket masuk Kawasan Ancol Ecopark, penitipan barang, dan handuk untuk mandi. Dengan adanya program ini pihak Ancol Ecopark berharap masyarakat bisa semakin banyak memiliki pilihan lokasi berolahraga. c. Tribun Fantastique Fantastique merupakan salah satu atraksi utama yang terdapat di Ancol Ecopark. Atraksi rekreasi ini menampilkan pertunjukan permainan air dan cahaya lampu yang didesain sedemikian rupa dengan efek-efek yang luar biasa. Fantastique ini terletak di area Eco Energy. Nantinya pertunjukan

25 59 ini akan memiliki ticket box tersendiri yang tidak bergabung dengan tiket umum Ancol Ecopark. Hingga saat ini pembangunan fasilitas atraksi ini masih terus berlangsung dan ditargetkan untuk dibuka pada akhir Juni d. Musholla Di Kawasan Ancol Ecopark terdapat sebuah musholla yang terletak di sisi barat laut kawasan Ancol Ecopark. Musholla ini tepatnya terletak di area Eco Care di sisi sebelah Dunia Fantasi. Musholla ini dirancang dengan atap yang berhias sabut kelapa dan bentuk dari musholla ini pun dapat dikatakan unik. Selain itu musholla ini juga dirancang denganbentuk terbuka dan beratap tinggi, hal ini baik untuk sirkulasi udara didalamnya. Untuk segi desain, musholla ini sudah dapat dikatakan baik, namun kapasitas di musholla ini hanya bisa memuat sekitar 20 orang, hal ini bisa menyebabkan antrian yang padat bagi pengunjung nantinya. e. Toilet Toilet di Kawasan Ancol Ecopark dapat dikatakan besar sebagai toilet umum, didalamnya terdapat 6 bilik untuk toilet wanita dan 6 bilik untuk toilet pria. Masing-masing toilet tersebut bisa digunakan untuk mandi bagi pengunjung yang habis berolahraga. Desain toilet umum ini juga dapat dikatakan unik, karena di dalam toilet ini terdapat taman kecil dan ukuran toilet umum ini juga cukup besar. f. Dermaga dan Ticket Box Wahana Air Dermaga di Ancol Ecopark ini berfungsi sebagai tempat naik turun untuk atraksi wisata perahu yang nantinya akan diadakan di kawasan ini. Permainan perahu ini nantinya akan menawarkan atraksi berkeliling kanal Ancol Ecopark. Atraksi wisata ini akan lebih menarik pada malam hari dengan banyaknya permainan cahaya lampu di sekitar kanal Ancol Ecopark. Adanya ticket box ini dimaksudkan bahwa jika ingin menikmati atraksi wisata perahu maka pengunjung harus membayar lagi khusus untuk permainan perahu ini. g. Area Parkir Area parkir di Ancol Ecopark bisa dikatakan cukup luas dengan luasan sekitar 2,6 ha. Hal yang sangat disayangkan adalah area parkir ini

26 60 semuanya menggunakan perkerasan dan pepohonan yang ditanam disini masih sangat minim sehingga area parkir ini masih terkesan sangat gersang. Di area parkir ini pun masi dilakukan pembangunan untuk bagian pintu masuk utama Ancol Ecopark. Dan Ancol Ecopark memiliki dua area parkir yaitu di bagian utara dan selatan. Namun area parkir utama difokuskan di bagian selatan. h. Exhibition Hall Exhibition Hall merupakan bangunan utama yang ada di Kawasan Ancol Ecopark. Bangunan ini nantinya akan digunakan untuk penyelenggaraan acara indoor yang akan diadakan di Ancol Ecopark. Hingga saat ini Exhibition Hall masih dalam tahap pengerjaan. Gedung ini memiliki bentuk yang sederhana namun nantinya gedung ini akan didesain dengan adanya vertical garden di sekeliingnya. i. Plaza Plaza yang terdapat di Kawasan Ancol Ecopark antara lain adalah Plaza 1, Plaza 2, Plaza 3 dan Plaza Fantastique. Plaza ini bisa digunakan sebagai meeting point untuk pengunjung. Plaza di Ancol Ecopark terdiri dari perkerasan dan terdapat beberapa pohon palem raja (Roystonea regia) yang ditanam melingkar diantara perkerasan tersebut. j. Signage Dalam Kawasan Ancol Ecopark terdapat beberapa jenis signage. Jenis signage itu antara lain berfungsi sebagi penunjuk arah, larangan aktivitas pada area tertentu, nama suatu area dan peta Kawasan Ancol Ecopark. Signage ini berbahan dasar kayu yang menunjukkan kesan alami dan desain warnanya mengikuti warna identik untuk setiap area. Gambar 22 Konsep Desain Signage Di Kawasan Ancol Ecopark

27 61 k. Club House Club house terletak di bagian utara Ancol Ecopark. Club house ini berfungsi sebagai kantor pengelola Ancol Ecopark dan terdapat café untuk tempat makan bagi pengunjung. Club house ini dahulu juga merupakan kantor pengelola Padang Golf Ancol dan bangunan ini dipertahankan hingga saat ini. i. Shelter dan Bench Shelter dan bench merupakan tempat yang bisa digunakan untuk duduk-duduk dan beristirahat oleh pengunjung. Secara fungsional shelter dan bench memiliki fungsi yang sama namun shelter memiliki atap penaung sehingga bisa melindungi dari panas. Di Kawasan Ancol Ecopark ini sementara terdapat 7 shelter dan 23 bench. (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 23 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Di Kawasan Ancol Ecopark Jalur Pedestrian dan Sepeda (a) Musholla (b) Club House (c) Pembangunan Exhibition Hall (d) Shelter (e) Bench (f) 6. 6 Kendala Permasalahan Selama Proses Pembangunan Masalah dan kendala merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam pengerjaan suatu proyek. Adanya masalah jika tidak dihadapi dengan benar akan memberikan dampak buruk terhadap proses pembangunan itu sendiri. Namun jika diselesaikan dengan benar, adanya masalah ini dapat dijadikan

28 62 evaluasi untuk memperbaiki sistem kerja pembangunan Ancol Ecopark dari waktu ke waktu. Masalah dan kendala dalam proses implementasi perencanaan Ancol Ecopark antara lain sebagai berikut Perbedaan Pendapat Dalam Proses Implementasi Desain Perbedaan pendapat ini dapat dikatakan sering terjadi dalam proses pembangunan Ancol Ecopark. Perbedaan pendapat ini dapat berupa perbedaan tugas yang diberikan oleh pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort dan dari pihak Direksi Taman Impian Jaya Ancol kepada pihak kontraktor lanskap. Terkadang pihak direksi Taman Impian Jaya Ancol atau Departemen Pembangunan Rekreasi membuat keputusan sepihak revisi desain kawasan Ancol Ecopark di lapangan. Mereka kerap menginginkan perubahan-perubahan tata letak tanaman dan elemen lainnya tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu pada Departemen Perencanaan Rekreasi. Wewenang kekuasaan menjadi senjatanya, miskomunikasi kerap kali terjadi, perdebatan pun terkadang tidak terhindarkan saat rapat koordinasi. Seharusnya hal seperti ini tidak terjadi, perubahan desain sepihak tanpa perhitungan matang dapat merubah konsep desain keseluruhan yang akhirnya membuat tujuan desain tidak tercapai. Pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol seharusnya dapat memperbaiki sistem manajemen SDM mereka agar wewenang ntuk memberi keputusan bisa lebih jelas dan terarah. Hal ini dapat menghindarkan pembuatan keputusan perubahan desain oleh pihak yang tidak kompeten di bidangnya Kondisi di lapang Pada beberapa area terdapat revisi desain yang terjadi akibat penyesuaian kondisi di lapang. Penyesuaian tersebut antara lain misalnya karena adanya utilitas didalam tanah sehingga area diatasnya tidak dapat dibangun. Hal ini membuat pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort melakukan sedikit perubahan pada gambar kerja. Selain itu kondisi iklim mikro yang relatif panas pun menjadi dasar pertimbangan, maka untuk mengatasi hal tersebut dilakukanlah penambahan vegetasi. Selain itu, perubahan juga terjadi karena tidak adanya spesifikasi elemen

29 63 taman yang diinginkan. Karena konsultan lanskap yang digunakan merupakan konsultan dari luar negri, maka terkadang ada beberapa referensi elemen taman yang tidak terdapat di Indonesia Kondisi Ekonomi Kondisi ekonomi merupakan suatu faktor penting yang harus diperhitungkan untuk pembangunan sebuah proyek. Pembangunan Ancol Ecopark ini tentu saja memakan biaya yang tidak sedikit. Pihak perencana Ancol Ecopark melakukan perhitungan yang matang dalam menentukan bahan baku pada elemen taman yang akan dibangun, baik dari biaya pembeliannya hingga biaya pemeliharaannya. Pihak konsultan lanskap pun terkadang memberikan spesifikasi bahan baku elemen taman yang memiliki biaya tinggi, oleh karena pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort berusaha mencari bahan pengganti lain yang lebih ekonomis namun fungsi ekologisnya tetap terpenuhi. Kondisi ekonomi juga merupakan hal yang melatarbelakangi pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol dalam menentukan kontraktor lanskap yang memenangkan tender, semakin kecil nilai penawarannya maka akan semakin memungkinkan untuk dipilih sebagai pemenang tender. Selain itu penghematan juga dilakukan dalam hal jumlah tenaga kerja, pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol berusaha memanfaatkan tenaga kerja yang sudah ada dari bidang lain yang kelebihan tenaga kerja untuk kemudian ditempatkan di Ancol Ecopark. 6.7 Perkiraan Pengunjung Jumlah pengunjung pada suatu kawasan rekreasi bisa dijadikan sebagai suatu indikator kesuksesan kawasan rekreasi tersebut dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Taman Impian Jaya Ancol merupakan kawasan rekreasi yang dapat diakui keberhasilannya. Dari segi jumlah pengunjung, kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol cenderung sering dipadati oleh pengunjung terutama pada pekan liburan. Karakteristik dan minat pengunjung diperlukan sebagai masukan dalam menentukan arah perencanaan dari aspek sosial.

30 64 Menurut data pengunjung dari pihak Pengelola Pembangunan Jaya Ancol, didapatkan hasil jumlah pengunjung selama 5 tahun ( ) yaitu sebagai berikut: ( Sumber: PT. Pembangunan Jaya Ancol, 2009 ) Gambar 24 Data Jumlah Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Tahun Dari data tersebut, terlihat bahwa setiap tahunnya pengunjung Taman Impian Jaya Ancol terus meningkat. Peningkatan jumlah pengunjung ini di satu sisi dapat dinilai sebagai suatu hal yang positif yang berarti bahwa promosi yang dilakukan bagian pemasaran dapat dikatakan baik. Namun di sisi lain, peningkatan pengunjung ini bisa memberikan dampak yang yang buruk bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol harus bijaksana dalam menyikapi banyaknya jumlah pengunjung, sehingga dampak negatif yang terjadi dapat diminimalisir dan dampak positifnya dapat terus ditingkatkan Karakteristik Pengunjung Untuk mengetahui karakteristik pengunjung (sampling) yang mengunjungi Taman Impian Jaya, dilakukan penyebaran kuisioner secara acak. Responden yang mengisi kuisioner ditetapkan sejumlah 30 orang terdiri dari 19 orang perempuan dan 11 orang laki-laki. Sebanyak 73% dari jumlah responden berusia 15 hingga 24 tahun, disusul oleh pengunjung dengan usia 25 sampai 55 tahun sebanyak 27% (Gambar

31 65 25). Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung Taman Impian Jaya Ancol rata-rata masih berada dalam usia produktif. Hasil ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh program-program rekreasi yang ada di Taman Impian Jaya Ancol didominasi oleh kegiatan rekreasi aktif yang membutuhkan kesiapan kondisi fisik prima sehingga lebih menarik minat bagi pengunjung yang beradapada usia produktif. Gambar 25 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Usia Berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak 40% responden merupakan lulusan SMA, lulusan S1 sebesar 27%, lulusan SMP 17%, lulusan D3 13%, lulusan S2 sebesar 3% sedangkan lulusan SD, D1, D2, S3 sebesar 0% (Gambar 26). Dengan tingginya tingkat pendidikan seseorang maka diharapkan dapat lebih menjaga tindakannya dan menjaga lingkungannya. Dari hasil survei tersebut dapat dilihat bahwa pengunjung Taman Impian Jaya Ancol dapat dikatakan cukup berpendidikan, maka diharapkan para pengunjung dapat tetap menjaga kelestarian di sekitar kawasan rekreasi ini. Selain itu dengan pengunjung yang dapat menjaga sikapnya juga akan berdampak pada kenyamanan pengunjung lain yang berekreasi bersama. Gambar 26 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol berdasarkan Tingkat Pendidikan

32 66 Berdasarkan pekerjaan, sebanyak 33% responden merupakan mahasiswa, 27% merupakan pegawai swasta, siswa sebanyak 17%, PNS sebesar 13%, lainnya sebesar 7%, pegawai BUMN sebesar 3%. Sementara wirausahawan dan ibu rumah tangga sebesar 0% (Gambar 27). Terlihat bahwa sebagian besar pengunjung Taman Impian Jaya Ancol adalah pelajar dan pekerja. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor bahwa pada hari libur sekolah, akhir pekan atau libur nasional, kepadatan pengunjung di Taman Impian Jaya Ancol akan sangat meningkat. Dengan demikian pihak pengelola harus memberikan pelayanan yang lebih pada hari-hari padat tersebut. Dan kepadatan pengunjung ini pun harus diperhitungkan agar tidak melebihi daya dukung kawasan sehingga nantinya tidak berdampak negatif bagi kelestarian Taman Impian Jaya Ancol sendiri. Gambar 27 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Pekerjaan Sebanyak 60% responden berasal dari luar Jabodetabek dan 40% responden berasal dari Jabodetabek (Gambar 28). Daerah asal luar Jabodetabek berasal tidak hanya dari pulau Jawa, tetapi banyak juga yang berasal dari luar pulau seperti Medan dan Palembang. Hal ini membuktikan bahwa Taman Impian Jaya Ancol tidak hanya diminati warga sekitar DKI Jakarta, namun warga dari kota lain pun sangat berminat untuk mengunjungi kawasan rekreasi ini, walaupun jaraknya jauh namun hal itu bukan kendala bagi pengunjung.

33 67 Gambar 28 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Daerah Asal Berdasarkan survei untuk mengetahui frekuensi kunjungan pengunjung ratarata dalam setahun. Didapatkan data bahwa sebesar 60% responden telah mengunjungi Taman Impian Jaya Ancol sebanyak 2-5 kali dalam setahun, selanjutnya 17% repsonden mengunjungi kawasan rekreasi ini sebanyak 5-10 kali dalam setahun, 13% responden berkunjung sebanyak lebih dari 10 kali dan 10% responden berkunjung sekali dalam setahun (Gambar 29). Hal ini menunjukkan bahwa banyak pengunjung yang berminat untuk mengunjungi kawasan rekreasi ini berkali-kali dalam setahunnya. Hasil ini juga dapat menjadi pertimbangan bagi pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol untuk terus melakukan variasi atraksi wisata yang dapat tetap menarik minat pengunjung dari waktu ke waktu sehingga pengunjung tidak merasa jenuh untuk datang kembali ke Taman Impian Jaya Ancol. Gambar 29 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Per Tahun Berdasarkan hasil survei tujuan rekreasi, didapatkan bahwa sebanyak 40% responden memiliki tujuan rekreasi untuk mengisi waktu luang dan dengan jumlah yang sama responden juga bertujuan untuk menyegarkan pikiran, selanjutnya 10% responden bertujuan untuk mencari inspirasi, 7% bertujuan untuk melakukan sosialisasi atau pergaulan, 3% menjawab lainnya dan 0% yang

34 68 menjawab bertujuan untuk menyalurkan hobi (Gambar 30). Dengan hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas pengunjung mengunjungi kawasan rekreasi ini untuk refreshing di tengah-tengah kepenatan aktivitasnya. Gambar 30 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Tujuan Berkunjung Mayoritas responden yang melakukan kunjungan ke Taman Impian Jaya Ancol selama 4-8 jam dalam sehari, yaitu sebesar 67%. Selain itu 23% responden menghabiskan waktu 2-4 jam dan 10% responden yang menghabiskan waktu lebih dari 8 jam sehari, sedangkan pengunjung yang menghabiskan waktu kurang dari 1 jam atau 1-2 jam sebanyak 0% (Gambar 31). Lamanya kunjungan pengunjung ke Taman Impian Jaya Ancol ini kemungkinan besar salah satunya disebabkan oleh tingginya harga masuk kawasan rekreasi ini. Sehingga pengunjung berusaha mengoptimalkan kunjungannya untuk menikmati suasana kawasan rekreasi ini. Selain itu banyaknya variasi program yang ditawarkan juga menjadi salah satu latar belakang pengunjung untuk bertahan lama di kawasan ini. Lamanya berkunjung juga bisa dijadikan salah satu indikator bahwa pengunjung merasa nyaman berada di kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Gambar 31 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Lama Kunjungan

35 69 Menurut hasil survei pendamping pengunjung saat berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol, sebanyak 40% pengunjung datang bersama keluarga, 37% datang bersama teman dan keluarga sekaligus dan 23% datang bersama teman (Gambar 32). Hal ini memperlihatkan bahwa mayoritas pengunjung datang ke Taman Impian Jaya Ancol beramai-ramai bersama teman dan atau keluarganya. Oleh karenanya bagi pengelola kawasan rekreasi ini dapat lebih banyak menawarkan program rekreasi yang dapat dilakukan secara beramai-ramai agar interaksi antar teman atau keluarga dapat ditingkatkan. Hal ini juga berlaku bagi pengunjung yang datang dengan rombongan kelompok tertentu. Gambar 32 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Pendamping Saat Berkunjung Pada survei kendaraan yang digunakan pengunjung, didapatkan data bahwa jumlah responden yang datang menggunakan mobil pribadi dan Bis Transjakarta adalah sama yaitu 40%, selain itu 10% responden menggunakan motor, 7% responden menggunakan bis rombongan dan 3% lainnya (Gambar 33). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pengunjung dominan menggunakan mobil pribadi dan Bis Transjakarta. Pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol dapat mengoptimalkan sarana dan prasarana bagi mobil pribadi seperti jumlah tempat parkir dan bagi pengguna Bis Transjakarta, seperti shuttle bus untuk berkeliling kawasan ini dapat ditingkatkan jumlahnya agar pengunjung yang tiba di shelter Bis Transjakarta tidak perlu terlalu lama menunggu atau harus menggunakan ojek untuk menuju wahana yang diinginkan.

36 70 Gambar 33 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Kendaraan Yang Digunakan Saat Berkunjung Minat Pengunjung Pada survei pengunjung terhadap pengetahuan pengunjung mengenai pengertian suatu Ecopark didapatkan hasil bahwa 87% responden tidak mengetahui apa itu Ecopark dan 13% lainnya menyatakan mengetahui pengertian Ecopark dengan deskripsi yang singkat (Gambar 34) Mengetahui 26 Tidak mengetahui Gambar 34 Persepsi Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Terhadap Pengertian Ecopark Dari hasil tersebut terlihat bahwa masih banyak sekali pengunjung yang tidak mengerti pengertian dari suatu Ecopark. Ketidaktahuan ini dapat diatasi dengan sosialisasi kepada seluruh pengunjung Taman Impian Jaya Ancol. Dengan meningkatnya pengetahuan pengunjung mengenai pengertian dan pentingnya suatu Ecopark bagi mereka dan lingkungan sekitarnya, hal ini dapat meningkatkan minat pengunjung untuk mengunjungi Ancol Ecopark saat dibuka nantinya. Selanjutnya dilakukan survei terhadap pengetahuan pengunjung mengenai Ancol Ecopark, didapatkan hasil bahwa 90% responden tidak mengetahui

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada

Lebih terperinci

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya. Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya. Pemeliharaan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan disain

Lebih terperinci

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management)

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management) Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management) Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP. MAgr, PhD. Tujuan Memahami dasar pemeliharaan dan pengelolaan lanskap Mengaplikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT. Oleh: RIZKA FITRIYANI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT. Oleh: RIZKA FITRIYANI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT Oleh: RIZKA FITRIYANI A44051893 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004) VII. RENCANA TAPAK Tahap perencanaan ini adalah pengembangan dari konsep menjadi rencana yang dapat mengakomodasi aktivitas, fungsi, dan fasilitas bagi pengguna dan juga makhluk hidup yang lain (vegetasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Pemeliharaan Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru Sistem pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman menggunakan sistem swakelola. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan lanskap merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN Dr KASWANTO M.K. PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN (ARL 521) DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN - INSTITUT PERTANIAN BOGOR Senin, 23 Mei 2016

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansekap Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas visual bentukan lahan, formasi batuan, elemen air, dan pola tanaman yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (a)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (a) 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian mengenai ini dilakukan di tiga lokasi lapangan bola yang dipakai dalam Kompetisi Liga Super (Gambar 10) yaitu Stadion Singaperbangsa yang

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG Tukang Taman Pada Bangunan Gedung MELAKUKAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PENYIRAMAN BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata dan Rekreasi Undang- Undang No.9 Tahun 1990 mendefinisikan wisata sebagai perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 16 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Deskripsi Umum Taman Impian Jaya Ancol PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan dan jasa konsultasi bidang

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak V. KONSEP 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Tapak Konsep perencanaan pada tapak merupakan Konsep Wisata Sejarah Perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep ini dimaksudkan untuk membantu aktivitas interpretasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan studi yang merupakan ringkasan hasil studi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam melakukan studi, serta saran-saran

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2004) metode penelitian adalah suatu cara-cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan suatu data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang berkembang sangat pesat dengan ciri utama pembangunan fisik namun di lain sisi, pemerintah Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 19 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGHIJAUAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

Pengaruh Fungsi Vegetasi terhadap Kenyamanan Termal Lanskap Jalan di Kawasan Kolonial Jalan Besar Idjen, Malang

Pengaruh Fungsi Vegetasi terhadap Kenyamanan Termal Lanskap Jalan di Kawasan Kolonial Jalan Besar Idjen, Malang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pengaruh Fungsi Vegetasi terhadap Kenyamanan Termal Lanskap Jalan di Kawasan Kolonial Jalan Besar Idjen, Malang Rizki Alfian (1), Irawan Setyabudi (2), Rofinus Seri Uran (3) (1)

Lebih terperinci

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S. PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KRISAN POTONG DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TUNAS DAN SISTEM TANAM AWAL DI P4S ASTUTI LESTARI PARONGPONG BANDUNG BARAT Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR.02.6 PEMELIHARAAN RUTIN TAMAN JALAN AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA UPR

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Kuisioner Responden yang terhormat, Agrowisata Salatiga merupakan salah satu agrowisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Welcome area yang ada di agrowisata

Lebih terperinci

sentuhan TROPIS pada DINDING HIJAU

sentuhan TROPIS pada DINDING HIJAU sentuhan TROPIS pada DINDING HIJAU Pe n u lis Viva Rahwidhiyasa Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman Halaman sebuah rumah tinggal menjadi alternatif area beraktivitas keluarga di ruang luar. Khusus untuk

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Tanpa Skala. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian. Gambar 2 Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI. Tanpa Skala. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian. Gambar 2 Lokasi Penelitian 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini yaitu dimulai pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan September 2011. Lokasi yang dipilih

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN Tinjauan Kawasan Kebon Kacang Raya dan Kebon Kacang 30 3.1 Gambaran Kawasan Proyek Nama : Kawasan Kebon Kacang dan sekitarnya. Lokasi : Jl. Kebon Kacang Raya dan Jl.Kebon Kacang

Lebih terperinci

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami bentuk-bentuk ruang dengan tanaman

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan. KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berkembangnya suatu kota membawa konsekuensi terhadap perubahan fisik kota yang biasanya juga dibarengi pertumbuhan penduduk dan pembangunan fasilitas ekonomi yang cukup

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

pagar dengan hand shears Pemangkasan tanaman

pagar dengan hand shears Pemangkasan tanaman BAB VI RENCANA PENGELOLAAN 6.1. Efektifitas Kerja Menurut Sternloff dan Warren (1984), peralatan, anggaran, dan fasilitas akan bermakna kecil seandainya kecakapan manusia dan tenaga kerjanya tidak memadai.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rusa timor (Rusa timorensis Blainville 1822) merupakan salah satu jenis satwa liar yang hidup tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sampai

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN VI.1. KESIMPULAN Kegiatan pasar minggu pagi di kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada diminati oleh kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas sebagai sarana relaksasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian. Februari Maret April Mei Juni. Kegiatan. 1. Penyusunan Proposal. 2. Persiapan. 3. Inventarisasi Data

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian. Februari Maret April Mei Juni. Kegiatan. 1. Penyusunan Proposal. 2. Persiapan. 3. Inventarisasi Data LAMPIRAN 0 1 0 Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian LAMPIRAN No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni 1 3 4 1 3 4 1 3 3 1 3 4 1 3 4 1. Penyusunan Proposal. Persiapan 3. Inventarisasi Data 4. Analisis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan Kota Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat perbankan dan pusat perindustrian menuntut adanya kemajuan teknologi melalui pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya akan memberikan konsekuensi terhadap kebutuhan ruang. Pertumbuhan penduduk di kota besar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang 62 BAB VII PERENCANAAN 7.1 KONSEP PERENCANAAN 7.1.1 Konsep Dasar Perencanaan Penelitian mengenai perencanaan lanskap pasca bencana Situ Gintung ini didasarkan pada tujuan mengembalikan fungsi situ mendekati

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang

Lebih terperinci

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan,S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami kriteria tanaman Lanskap Kota Mengetahui berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota adalah sebuah tempat dimana manusia hidup, menikmati waktu luang, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan manusia lain. Kota juga merupakan wadah dimana keseluruhan

Lebih terperinci

Judul Skripsi: Manajemen Lanskap Permukiman Telaga Golf Sawangan, Depok Oleh : Mutiah Nurjannah (A )

Judul Skripsi: Manajemen Lanskap Permukiman Telaga Golf Sawangan, Depok Oleh : Mutiah Nurjannah (A ) 92 Lampiran 1 Kuisioner Kuisioner Pengelola Telaga Golf Sawangan Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Judul Skripsi: Manajemen Lanskap Permukiman Telaga Golf Sawangan,

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA 14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar

Lebih terperinci