BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KONDISI UMUM LOKASI"

Transkripsi

1 16 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Deskripsi Umum Taman Impian Jaya Ancol PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan dan jasa konsultasi bidang perencanaan dan pembangunan serta di bidang usaha kawasan pariwisata, perhotelan dan sarana olahraga melalui anak perusahaannya. Taman Impian Jaya Ancol mengelola area pariwisata terintegrasi seluas 552 Ha. Kawasan rekreasi ini dilengkapi dengan fasilitas rekreasi pantai, penginapan, olahraga dan seni, wisata belanja dan wisata pendidikan. PT. Pembangunan Jaya Ancol memilki visi untuk menjadi perusahaan pengembang kawasan wisata terpadu terbesar dan terbaik se-asia Tenggara yang memiliki jaringan sentra rekreasi terluas pada tahun Dengan misinya adalah sebagai komunitas pembaharuan kehidupan masyarakat yang menjadi kebanggaan bangsa dan senantiasa menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik melalui sajian hiburan berkualitas yang berunsur seni, budaya, pengetahuan, dalam rangka mewujudkan komunitas Life Re-Creation yang menjadi kebanggaan bangsa. Sampai bulan Mei 2011 ini, Taman Impian Jaya Ancol telah memiliki fasilitas rekreasi berupa: a. Pantai dan Taman. Pantai dan Taman memiliki 5 pantai (Pantai Festival, Indah, Elok, Ria dan Carnival Beach Club) dan Danau Impian. b. Dunia Fantasi c. Ocean Dream d. Samudra Atlantis e. Sea World f. Putri Duyung Cottages g. Marina Beach h. Pasar Seni i. Hailai Executive Club j. Kereta Gantung (Gondola-sky lift) k. Wisata Kuliner l. Theater 4 dimensi

2 17 Sejak tahun 2010 Taman Impian Jaya Ancol membuat sebuah wahana baru yang diberi nama Ancol Ecopark. Ancol Ecopark merupakan sebuah taman rekreasi yang berbasis ekologi yang menawarkan hiburan bertema pendidikan dan seni bagi pengunjung kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Untuk total luasan Ancol Ecopark sendiri berkisar 33,8 ha yang mengambil lahan bekas lapangan golf. Pengerjaan area ini sudah dimulai dari beberapa bulan yang lalu dan masih terus berjalan hingga saat ini dengan rencana pembukaan tahap pertama pada bulan Juni Pembuatan Ancol Ecopark ini merupakan pengaplikasian langsung tentang kampanye hijau yang sedang digalakkan oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol Sejarah Kawasan Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan data sejarah yang diperoleh dari pengelola dan website resmi Taman Impian Jaya Ancol, pada masa perjuangan dan awal kemerdekaan, Ancol merupakan sebuah kawasan rawa yang tidak terawat dan tempat bersarangnya nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria. Oleh karena itu, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir.Soekarno, menunjuk Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dalam hal ini Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo sebagai gubernur DKI Jakarta saat itu untuk melaksanakan gagasannya, yaitu mengembangkan kawasan Ancol yang meliputi areal seluas 552 ha sebagai daerah wisata. Sejak awal berdirinya di tahun 1966, Ancol Taman Impian atau biasa disebut Ancol sudah ditujukan sebagai sebuah kawasan wisata terpadu oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Pemda DKI menunjuk PT Pembangunan Jaya sebagai Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan peningkatan perekonomian nasional serta daya beli masyarakat. Sejalan dengan perkembangan perusahaan yang semakin meningkat di tahun 1992 status Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol diubah menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol sesuai dengan akta perubahan No. 33 tanggal 10 Juli 1992 sehingga terjadi perubahan kepemilikan dan prosentase kepemilikan saham, yakni 20% dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya dan 80% dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta.

3 18 Pada 2 Juli 2004 Ancol melakukan go public dan mengganti statusnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., dengan kepemilikan saham 72% oleh Pemda DKI Jakarta dan 18% oleh PT Pembangunan Jaya dan 10% oleh masyarakat. Langkah go public ini dilakukan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan, karena akan lebih terkontrol, terukur, efisien dan efektif dengan tingkat profesionalisme yang tinggi serta menciptakan sebuah Good & Clean Governance. Kinerja dan citra yang positif ini akan menjadikan perusahaan terus tumbuh dan berkembang secara sehat di masa depan. 4.3 Struktur Organisasi Perusahaan Ancol Ecopark merupakan salah satu kawasan rekreasi yang berada di kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. PT. Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu anak usaha dari PT. Pembangunan Jaya Ancol yang sekarang berstatus Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). PT. Pembangunan Jaya Ancol merupakan hasil kerjasama Pemda DKI Jakarta dengan PT. Pembangunan Jaya, dengan status kepemilikan 72% Pemda DKI Jakarta, 18% PT. Pembangunan Jaya dan 10% publik. Tingkatan pimpinan di Taman Impian Jaya Ancol ini adalah Direktur Utama, Direktur, Direktorat, Kepala Divisi, Kepala Departemen/General Manager (Lampiran 2). Hingga saat ini, Ancol Ecopark belum memiliki divisi manajemen khusus yang menanganinya. Pembentukan manajemen Ancol Ecopark masih dalam proses penyusunan lebih lanjut. Oleh karenanya, saat ini proses pembangunan Ancol Ecopark masih dipegang oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol. Maka dari itu, mahasiswa melakukan magang di Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol untuk mempelajari tentang proses pembangunan Ancol Ecopark. Pada Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, tingkatan kepemimpinannya adalah Kepala Departemen, Kepala Bidang, Kepala Bagian, dan Kepala Seksi (Lampiran 3). Sementara pada proses magang ini, mahasiswa berada dibawah bimbingan Kepala Bagian Lanskap di Deapartemen Perencanaan Rekreasi dan Resort. Bagian Lanskap di Taman Impian Jaya Ancol lebih fokus pada perencanaan tanaman, sedangkan untuk elemen lainnya bekerjasama dengan bagian arsitektur, sipil dan desain.

4 Letak dan Luas Kawasan Ancol Ecopark Taman Impian Jaya Ancol merupakan kawasan rekreasi yang berada di Jakarta Utara dengan posisi yang berbatasan langsung dengan pantai utara Pulau Jawa. Posisi Ancol Ecopark tidak jauh dari pinggir pantai Festival. Alamatnya terletak di Jalan Lodan Timur, Jakarta Utara. Adapun batasan kawasan Ancol Ecopark adalah sebagi berikut : Utara : Hotel Mercure Selatan : Kali Ancol Barat : Dunia Fantasi dan Hailai Timur : Pasar Seni dan Atlantis Dilihat dari ekosistem lingkungannya yang terletak di dekat pantai, maka sedikit banyak karakteristik ekosistem pantai mempengaruhi lingkungan Ancol Ecopark, seperti kekuatan hembusan angin, kandungan garam pada tanah, serta vegetasi utama daerah pantai yaitu pohon kelapa. Pada konsepnya Green Mission Paintball merupakan bagian dari Ancol Ecopark, namun GM Paintball saat ini telah dibuka dan memiliki loket masuk yang berbeda dengan Ancol Ecopark. Kawasan Ancol Ecopark memiliki luas 33,8 ha (berdasarkan luasan siteplan) dengan sebuah kanal dengan panjang 2,5 km yang berfungsi sebagai tampungan air tadah hujan. Luas Ancol Ecopark memiliki uraian yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Uraian Luas Area Kawasan Ancol Ecopark No Uraian Luas Satuan 1 Kanal 37,645 m² 2 Danau 15,92 m² 3 Pedestrian 14,939 m² 4 Jalur Sepeda 5,254 m² 5 Learning Farm 2,813 m² 6 Aquascan 2,297 m² 7 Toilet Barat, Musholla dan Perkerasan 201 m² 8 Toilet Timur 101 m² 9 Power Plant 171 m² 10 Exhibition Hall 6,372 m² 11 Parkir (perkerasan) 26,095 m² 12 Paintball 11,101 m² 13 Area Hijau 215,381 m² Total 338,291 m² Sumber : Dept. Perencanaan Rekreasi dan Resort Taman Impian Jaya Ancol

5 Aksesibilitas Aksesibilitas dapat dikatakan berupa segala infrastruktur yang transportasi yang mengakomodir wisatawan dari, ke dan selama kegiatan rekreasi di dalam area wisata berlangsung. Taman Impian Jaya Ancol memiliki lokasi yang strategis karena berada dekat dengan pusat Kota Jakarta. Selain lokasinya yang strategis, Taman Impian Jaya Ancol juga dilengkapi kemudahan akses transportasi untuk beberapa jenis transportasi. Bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi, kemudahan akses dapat melalui Jalan Tol Tanjung Priok dan keluar langsung di exit tol Ancol. Setelah itu saat ini pengunjung dapat masuk Taman Impian Jaya Ancol melalui 3 gerbang, yaitu gerbang carnaval, gerbang PMK dan gerbang Hailai (Ancol Barat). Sebenarnya Taman Impian Jaya Ancol memiliki satu gebang lagi yaitu gerbang Ancol Timur yang biasa menjadi gerbang utama, namun saat ini sedang dalam tahap renovasi, sehingga dialihkan ke gerbang PMK. Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum, kemudahan akses dapat dirasakan dengan beroperasinya Transjakarta Busway koridor V jurusan PGC-Ancol dan koridor VII dengan jurusan Kampung Melayu-Ancol. Pemberhentian kedua jalur tersebut berada pada shelter di depan Dunia Fantasi Ancol (DUFAN). Selain itu, ada pula kemudahan transportasi umum yang dapat digunakan pengunjung, yaitu dengan adanya kereta wisata. Pihak PT. Taman Impian Jaya Ancol melakukan kerjasama dengan PT.KAI untuk menyediakan kereta wisata dengan jurusan Bogor-Ancol yang langsung masuk kedalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Namun kereta wisata ini hanya tersedia pada hari Sabtu, Minggu dan Libur. 4.6 Tanah dan Topografi Tanah yang berada di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta pada awalnya berupa tanah rawa. Tanah asli kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta memiliki sifat massa tanah yang mudah terpisah karena memiliki tekstur pasir yang dominan dan miskin terhadap unsur hara. Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan proyek TIJA, Jakarta Baycity, kawasan ini mengalami

6 21 reklamasi dengan menggunakan pasir dari laut Ancol sebanyak 100,7 juta m3 dengan ketebalan mencapai 2,5 m. Proses ini memerlukan waktu hingga 5 tahun, selanjutnya ditimbun kembali dengan tanah urugan dan tanah latosol yang berasal dari Bekasi dan Tengerang. Pada kawasan Ancol Ecopark khususnya, membutuhkan tanah yang lebih stabil yang sesuai untuk habitat tumbuhan. Oleh karenanya, hampir secara keseluruhan tanah rawa eksisting di Kawasan Ancol Ecopark ini ditimbun menggunakan tanah merah super. Tanah merah super sendiri merupakan jenis dari tingkatan kualitas tanah itu sendiri. Topografi di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Baycity relatif datar dengan ketinggian 0-5 mdpl. Di beberapa area TIJA seperti pada kawasan Ancol Ecopark, topografinya di desain berbukit-bukit guna kepentingan estetika dan fungsional. 4.7 Hidrologi Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta mengalami pencampuran air laut sehingga daerah tepi pantai memiliki kandungan garam yang tinggi. Oleh karena itu, air tanah dan air laut yang berada di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol bersifat payau. Kawasan Ancol memiliki dua sistem saluran DAS, yaitu Kali Ancol dan Kali Bintang Mas. Kali Bintang Mas merupakan saluran penting di Kawasan Ancol karena berfungsi sebagai badan penerima air buangan limbah rumah tangga dan banjir kanal dari kawasan Gunung Sahari dan Sungai Ciliwung. Drainase yang terdapat di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol menggunakan sistem drainase terbuka. Pembuangan dari drainase ini menuju ke Kali Martadinata. Untuk kawasan Ancol Ecopark sendiri, drainase berupa kanal dengan air yang berasal dari tadahan air hujan. Namun, karena lokasinya yang berbatasan langsung dengan laut sehingga air yang tertampung pun bersifat payau. Air kanal tersebut biasa digunakan untuk penyiraman beberapa tanaman di Ancol Ecopark. Tetapi beberapa tanaman yang baru di tanam masih membutuhkan adaptasi dengan air payau. Sehingga ada beberapa tanaman di Ancol Ecopark yang harus disiram dengan air yang berasal dari truk air taman yang sumber airnya berasal

7 22 dari PT. PAM. Hal ini terutama dilakukan pada tanaman-tanaman yang letaknya jauh dari kanal. Selain itu pada Ancol Ecopark, terdapat saluran pompa drainase besar yang berfungsi untuk membuang air kanal yang berlebih ke laut. Hal ini terutama terjadi ketika curah hujan tinggi di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Pompa drainase besar tersebut secara otomatis mengalirkan air kanal ke laut ketika jumlah air yang tertampung telah melebihi ambang batas. Pada rencana kedepannya, pola penyiraman tanaman di Ancol Ecopark akan dibantu dengan adanya sprinkler. Dengan adanya sprinkler, penyiraman tanaman akan lebih mudah bagi pemelihara, karena dengan begitu, pemelihara hanya perlu mengaktifkan satu kontrol pusat untuk melakukan penyiraman di seluruh Kawasan Ancol Ecopark. 4.8 Iklim Kondisi iklim Jakarta Utara - Tanjung Priok berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Kemayoran yang terletak pada posisi 6,10º LS dan 106,83º BT dengan ketinggian stasiun pada 2 mdpl menunjukkan Kawasan Ancol memiliki curah hujan rata-rata bulanan selama tahun 2009 sebagai berikut : (Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta, 2011) Gambar 2 Data Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Kawasan Ancol

8 23 Terlihat bahwa curah hujan tertinggi rata-rata terjadi pada bulan Februari sebesar 498,52 mm dan terendah pada bulan Juli sebesar 18,42 mm. Sementara itu untuk suhu udara rata-rata bulanan di kawasan Ancol ini memiliki data sebagai berikut : (Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta, 2011) Gambar 3 Data Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Kawasan Ancol Dari data tersebut terlihat bahwa suhu udara rata-rata bulanan tertinggi di kawasan Ancol terjadi pada bulan September dengan suhu 29,5 ºC dan suhu terendah pada bulan Februari dengan suhu sebesar 27,3ºC. Kemudian untuk data kelembaban rata-rata bulanan pada Kawasan Ancol didapatkan data sebagai berikut : (Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta, 2011) Gambar 4 Data Kelembaban Rata-Rata Bulanan Kawasan Ancol

9 24 Dari data tersebut terlihat bahwa kelembaban rata-rata bulanan tertinggi di Kawasan Ancol terjadi pada bulan Februari dengan kelembaban 82%dan terendah terjadi pada bulan Agustus dan Oktober yaitu sebesar 70% Vegetasi dan Satwa Ancol Ecopark memiliki berbagai koleksi vegetasi yang dapat dikatakan sangat beragam spesiesnya. Secara umum vegetasi yang ada dalam taman ini terdiri dari vegetasi rumput, penutup tanah (ground cover), semak, perdu, tanaman merambat (climber), tanaman air (aquatic), dan pohon. Spesies vegetasinya pun masih terus dikembangkan oleh pihak perencanaannya. Karena Ancol Ecopark ini merupakan lahan bekas lapangan golf, maka vegetasi eksistingnya didominasi oleh pohon kelapa (Cocos nucifera). Ancol Ecopark bertujuan utama sebagai taman ekologi dengan elemen utamanya adalah vegetasi yang bervariasi. Sehingga pada proses perencanaannya banyak sekali ditanam vegetasi baru yang menyesuaikan 4 pilar konsep area pada Ancol Ecopark yaitu Eco Art, Eco Nature, Eco Energy, dan Eco Care. Untuk tanaman yang kurang sesuai dengan konsep, pihak perencanaan melakukan pemindahan tanaman tersebut. Namun ada juga beberapa tanaman yang harus ditiadakan, yaitu tanaman yang tidak sesuai konsep dan kondisinya pun sudah buruk. Untuk daftar nama tanaman yang terdapat di Ancol Ecopark dapat dilihat di Lampiran 4. Sementara, untuk jenis satwa yang sudah ada di Ancol Ecopark saat ini adalah rusa pada deer island, angsa putih, beberapa spesies burung dan monyet liar, ikan-ikan seperti ikan nila, ikan mujair, ikan lele, burung pelikan. Untuk kedepannya masih akan ada lagi satwa-satwa yang dipelihara di Ancol Ecopark yang akan menambah variasi atraksi wisata bagi pengunjung View Pemandangan di dalam kawasan Ancol Ecopark didominasi oleh vegetasi. Bad view dari luar kawasan Ancol Ecopark yang berupa gedung-gedung dan pemukiman pun berusaha ditutupi oleh screen berupa pohon-pohon tinggi yang mengelilingi seluruh kawasan Ancol Ecopark. Kebisingan yang timbul dari Jalan Tol Tanjung Priok pun berusaha diredam dengar deretan pohon-pohon tinggi, dan

10 25 ditutupi oleh Exhibition Hall yang nantinya akan dilapisi vertical garden pada dindingnya. Kondisi hijau seperti itu jelas jarang sekali kita jumpai di tengah padatnya Kota Jakarta ini, sehingga semua pemandangan hijau yang terdapat di Ancol Ecopark bisa dikatakan sebagai Good view yang akan menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya Sosial dan Ekonomi Kondisi saat ini memperlihatkan bahwa kawasan di sekitar lokasi Taman Impian Jaya Ancol telah berkembang menjadi sebuah kawasan yang lebih maju dan padat. Kepadatan ini dapat dilihat dari jumlah pemukiman, pusat perbelanjaan dan kawasan perdagangan yang semakin berkembang di sekitar kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Sebagian besar tenaga kerja di Taman Impian Jaya Ancol merupakan penduduk sekitar lokasi yang merupakan warga Kelurahan Ancol. Terserapnya tenaga kerja lokal yang berasal dari penduduk sekitar lokasi kegiatan kawasan Taman Impian Jaya Ancol merupakan tujuan dan tuntutan diawal pembangunan kawasan ini. Setidaknya 20% dari tenaga kerja di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol merupakan penduduk lokal yang tinggal di sekitar kawasan tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan manfaat dari keberadaan Taman Impian Jaya Ancol bagi warga sekitarnya. Keberadaan Taman Impian Jaya Ancol ditujukan untuk segala lapisan masyarakat dengan berbagai tingkatan umur. Berbagai area yang ada di Taman Impian Jaya Ancol ditujukan untuk dapat mengakomodir segala tujuan wisata bagi setiap pengunjung. Berdasarkan data bulan Mei 2011, harga tiket masuk Taman Impian Jaya Ancol adalah Rp per orang, Rp per mobil serta Rp untuk motor. Ancol Ecopark nantinya pun ditujukan untuk berbagai lapisan masyarakat yang ingin lebih mengenal lingkungan alam. Pihak Pembangunan Jaya Ancol menargetkan bahwa pengunjung yang akan datang ke Ancol Ecopark dapat mencapai 15 juta orang pada tahun pertama pembukaannya, dengan puncak kunjungan pada musim liburan sekolah.

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan masyarakat semakin disibukkan dengan berbagai. yang mampu mengembalikan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan masyarakat semakin disibukkan dengan berbagai. yang mampu mengembalikan produktivitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kehidupan masyarakat semakin disibukkan dengan berbagai aktivitas, khususnya masyarakat di wilayah perkotaan. Tingginya tingkat kesibukan dapat menimbulkan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

PUBLIC EXPOSE. PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk

PUBLIC EXPOSE. PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk PUBLIC EXPOSE PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk 2 AGENDA 1 Profil Singkat Perseroan 2 Kegiatan Usaha Perseroan 3 Kinerja Perseroan Tahun 2016 4 Fokus Strategi Perseroan Tahun 2017 1. PROFIL SINGKAT PERSEROAN

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat 26 KONDISI UMUM Keadaan Geografis Keadaan geografis Kota administrasi Jakarta Pusat yaitu terletak antara 106º.22.42 BT sampai dengan 106º.58.18 BT dan 5º19,12 LS sampai dengan 6º.23 54 LS. Permukaan tanahnya

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inventarisasi Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM TAPAK

IV KONDISI UMUM TAPAK IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di

Lebih terperinci

Data Iklim Rata-Rata Bulanan di Wilayah Penelitian Bulan Curah Hujan (mm)*) Suhu ( C)*)

Data Iklim Rata-Rata Bulanan di Wilayah Penelitian Bulan Curah Hujan (mm)*) Suhu ( C)*) LAMPIRAN 9 Lampiran 1. Tabel Iklim Kawasan GKC Data Iklim RataRata Bulanan di Wilayah Penelitian Bulan Curah Hujan (mm)*) Hari Hujan (Hari)*) Suhu ( C)*) Kelembaban relatif udara (%)*) Lama Penyinaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH. Administrasi dan Teknis

KONDISI UMUM WILAYAH. Administrasi dan Teknis 22 KONDISI UMUM WILAYAH Administrasi dan Teknis Kanal Banjir Timur (KBT) memiliki panjang total ± 23,5 km dengan kedalaman di hulu 3 m dan di hilir 7 m. Kanal Banjir Timur melewati 11 kelurahan di Jakarta

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan Kota Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM Drainase merupakan prasarana suatu kawasan, daerah, atau kota yang berfungsi untuk mengendalikan dan mengalirkan limpasan air hujan yang berlebihan dengan aman, juga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Dalam perencanaan dan perancangan RSUD Jakarta Selatan harus memperhatikan beberapa macam kondisi fisik wilayah secara spesifik

Lebih terperinci

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A34204046 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 1 Juli 2010 hingga tanggal 20 Agustus 2010. Lokasi penelitian terletak di Padang Golf Sukarame. JL. H. Endro Suratmin

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota 23 IV. GAMBARAN UMUM A. Status Hukum Kawasan Kawasan Hutan Kota Srengseng ditetapkan berdasarkan surat keputusan Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun 1995. Hutan Kota Srengseng dalam surat keputusan

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 10 SUMBERDAYA LAHAN Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu ruang di permukaan bumi yang secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Presiden pertama RI Ir. Soekarno pada 1966 menunjuk PT Pembangunan Jaya sebagai badan pelaksana pembangunan proyek ancol.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Ancol Jakarta Bay City A.1 Sejarah Perusahaan PT. Pembangunan Jaya Ancol yang menjadi objek penelitian skripsi ini, merupakan perusahaan patungan antara Pemda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), berdiri sejak tahun 1966, adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), berdiri sejak tahun 1966, adalah UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), berdiri sejak tahun 1966, adalah perusahaan yang menjalankan usaha rekreasi dan property bertema pariwisata. Pengalamannya selama

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 24 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu merupakan kawasan yang berubah peruntukannya dari kebun percobaan tanaman kayu menjadi taman wisata di Kota Palembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berasal dari buku dan sebagian lagi diambil dari website-website. c. Survey lapangan yang dilakukan di Dunia Fantasi

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berasal dari buku dan sebagian lagi diambil dari website-website. c. Survey lapangan yang dilakukan di Dunia Fantasi 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Data untuk menunjang tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber antara lain: a. Data literatur berupa artikel elektronik maupun non-elektronik. Sebagian

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Tujuan Memahami makna dan manfaat hutan kota pada penerapannya untuk Lanskap Kota. Memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata telah menjadi bagian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Setu Babakan-Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa-Kotamadya Jakarta Selatan (Gambar 6), dengan luas kawasan ± 165 ha, meliputi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

RINGKASAN. mendukung keberadaan Taman Laut Banda dengan mempertimbangkan aspek

RINGKASAN. mendukung keberadaan Taman Laut Banda dengan mempertimbangkan aspek RINGKASAN MAISNUN ALBAAR. A 3 1.0655. PERENCANAAN LANSKAP PULAU KECIL. BANDA NAIRA - MALUKU SEBAGAI KAWASAN WISATA. (Di bawah bimbiugan Bapak Bambang Sulistyantara). Studi hi bertujuan membuat rencana

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 33 IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Peta Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Jakarta Timur Kecamatan Ciracas dan Jatinegara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di jakarta

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administratif Kawasan permukiman skala besar Bumi Serpong Damai (BSD City) secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Serpong

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Penulis akan membuat sebuah buku yang berisi tentang museum sejarah jakarta. Buku tersebut akan membahas mengenasi sejarah bangunan, fungsi bangunan pada saat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Objektif Kota Bekasi 5.1.1 Keadaan Geografis Kota Bekasi Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15 LS dengan ketinggian 19 meter diatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Uraian Umum Banjir besar yang terjadi hampir bersamaan di beberapa wilayah di Indonesia telah menelan korban jiwa dan harta benda. Kerugian mencapai trilyunan rupiah berupa rumah,

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

2015 STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki beragam daya tarik wisata baik wisata alam dan wisata budaya yang dapat menarik wisatawan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 F. Iklim 2.9. Kondisi Iklim di Provinsi DKI Jakarta Dengan adanya perubahan iklim menyebabkan hujan ekstrem di Ibu Kota berdampak pada kondisi tanah yang tidak lagi bisa menampung volume air, dimana tanah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 45 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan dataran rendah dan landai dengan ketinggian rata-rata 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan 192 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif antara bauran pemasaran pariwisata dan keputusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III ANALISA. Lokasi masjid BAB III ANALISA 3.1. Analisa Tapak 3.1.1. Lokasi Lokasi : Berada dalam kawasan sivitas akademika Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang KDB : 20% KLB : 0.8 GSB : 10 m Tinggi Bangunan : 3 lantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Berlakunya Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, memiliki implikasi yang sangat luas dan menyeluruh dalam kebijaksanaan dan pengelolaan daerah. Wilayah

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan kepariwisataan di Indonesia yang menjadi faktor penting dalam peningkatan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan di galakkannya kembali pemberdayaan potensi kelautan maka sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN 1.1. Pengertian Judul Judul laporan ini, Re-Desain penekanan pada Aksesibilitas Bangunan. Untuk dapat memahami pengertian dari judul tersebut, perlu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi LS dan

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi LS dan IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak dan Luas Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi 05 33 LS dan 105 15 BT. Pantai Sari Ringgung termasuk dalam wilayah administrasi Desa

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi pengembangan produk wisata bahari dan konservasi penyu di Kabupaten

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran 29 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran 1. Tata Guna Lahan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka beberapa informasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata merupakan salah satu sarana untuk berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1. Penggunaan Lahan 5.1.1. Penggunaan Lahan di DAS Seluruh DAS yang diamati menuju kota Jakarta menjadikan kota Jakarta sebagai hilir dari DAS. Tabel 9 berisi luas DAS yang menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel BAB I 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG Saat ini, berwisata sudah menjadi kebutuhan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Jumlah pengunjung tempat wisata semakin meningkat

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

PENGERTIAN GREEN CITY

PENGERTIAN GREEN CITY PENGERTIAN GREEN CITY Green City (Kota hijau) adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan perekonomian. Hal ini karena Pariwisata merupakan ujung tombak dan kemajuan perekonomian suatu

Lebih terperinci

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan. 23 1. Potensi Wisata Gunung Sulah Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-17 Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta Dwitanti Wahyu Utami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.

Lebih terperinci

AGENDA SEKILAS PERUSAHAAN KEGIATAN USAHA PROSPEK USAHA KINERJA KEUANGAN

AGENDA SEKILAS PERUSAHAAN KEGIATAN USAHA PROSPEK USAHA KINERJA KEUANGAN AGENDA 1 SEKILAS PERUSAHAAN 2 KEGIATAN USAHA 3 PROSPEK USAHA 4 KINERJA KEUANGAN 2 1 SEKILAS PERUSAHAAN 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejak awal berdirinya di tahun 1966, Taman Impian Ancol sudah ditujukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. perancangan. Inventarisasi dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai bulan

III. BAHAN DAN METODE. perancangan. Inventarisasi dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai bulan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap inventarisasi tapak dan tahap perancangan. Inventarisasi dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di jalan bebas hambatan Tol Jagorawi dengan mengambil beberapa segmen jalan yang mewakili karakteristik lanskap jalan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian mengenai elemen ROD pada kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada saat musim hujan. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan ini sampai saat

Lebih terperinci