BAB II KEBIJAKAN AWAL AMERIKA SERIKAT PASCA PENYERAHAN JEPANG DAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN SEKUTU DI JEPANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KEBIJAKAN AWAL AMERIKA SERIKAT PASCA PENYERAHAN JEPANG DAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN SEKUTU DI JEPANG"

Transkripsi

1 BAB II KEBIJAKAN AWAL AMERIKA SERIKAT PASCA PENYERAHAN JEPANG DAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN SEKUTU DI JEPANG A. Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II Perang Dunia II adalah konflik secara global yang berlangsung pada 1939 hingga Perang ini membentuk dua aliansi militer yang sangat bertentangan, yaitu Sekutu dan Poros. Sekutu terdiri dari Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris Raya, dan Cina serta beberapa negara lainnya yang tergabung dengan blok Sekutu. Sementara blok Poros terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang beserta negara lainnya yang tergabung di blok Poros. Pada hakikatnya terjadinya Perang Dunia II ialah berawal dari kegagalan Liga Bangsa-Bangsa menjalankan tugasnya untuk menciptakan perdamaian dunia, kemudian munculnya Politik Aliansi. Setelah itu berkembangnya berbagai paham pasca Perang Dunia I telah menjadikan Eropa membentuk persekutuan berdasarkan kepentingan ideologi yang berkembang di negara masing-masing. Terjadinya blok-blok ini sebagai akibat timbulnya Politik Aliansi yang sepaham. Hal inilah yang menimbulkan sikap saling mencurigai antar negara. Ketika ketegangan ini mulai menghangat, masing-masing pihak memperkuat diri dan mencari dukungan ke negara lain. Selanjutnya ialah adanya perlombaan senjata pasca Perang Dunia I terutama di negara yang kalah berperang. Negara yang kalah berperang membangun angkatan bersenjata dan teknologi perang, seperti yang dilakukan Jerman dibawah kepempimpinan Adolf Hitler. Terakhir ialah Jerman tidak mengakui perjanjian Versailles. Tidak diakuinya perjanjian Versailles oleh Jerman menyebabkan pasukan Jerman melakukan penyerbuan ke Polandia pada 1 September 1939, diikuti serangkaian pernyataan perang kepada Jerman oleh Perancis dan Inggris Raya. Perang ini adalah perang yang terjadi di Eropa, oleh karena itu bisa disebut juga dengan Perang Eropa. Kemudian perang

2 9 tersebut meluas hingga Asia. Meluasnya perang hingga ke wilayah Asia disebabkan oleh keinginan Jepang yang ingin mendirikan negara Asia Timur Raya yang diilhami dari ajaran Shinto tentang Hakko Ichi-U (dunia sebagai satu negara dibawah pimpinan Jepang) sekaligus ingin mendapatkan legitimasi dari pihak Amerika mengenai keberadaannya di wilayah Asia. Keinginan tersebut tidak lain untuk menggantikan kedudukan bangsa-bangsa Barat di Asia dan membebaskan bangsa Asia dari penjajahan bangsa Barat. Untuk memenuhi keinginan Jepang tersebut, maka dimulailah serangkaian peperangan yang melibatkan Jepang seperti Perang Jepang-Cina pada 1937, Penyerangan Pearl Harbour 1941, dan Perang Pasifik hingga B. Jepang dalam Perang Dunia II Terlibatnya Jepang dalam Perang Dunia II bermula ketika Jepang meyerang Cina pada Hal tersebut dilakukan karena Jepang menganggap Cina sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Sumber daya alam tersebut akan dijadikan sebagai bahan baku untuk industri Jepang. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, Jepang ingin membentuk negara Asia Timur Raya, maka untuk memenuhi keinginannya tersebut memaksa Jepang harus melibatkan diri dalam kancah peperangan di Pasifik. Menurut Amerika, aggresifitas pasukan Jepang pada Perang Dunia II sangatlah membahayakan kondisi dunia pada saat itu, karena Jepang melakukan apapun guna mendapatkan tanah jajahan dan menguasai sumber daya alam (SDA) negara jajahannya yang nantinya akan digunakan sebagai penopang industri dan sebagai pasar industri negara Jepang. Atas aggresifitas pasukan Jepang tersebutlah menyebabkan negara-negara barat termasuk Amerika Serikat melakukan embargo minyak terhadap Jepang. Hal tersebut dilakukan agar Jepang menghentikan aggresi militernya. Namun Jepang tidak gentar dengan hal tersebut, Jepang semakin percaya diri dapat menguasai dan mendirikan

3 10 negara Asia Timur Raya karena pada saat itu negara-negara Eropa sedang sibuk berperang melawan Jerman, sementara Amerika Serikat masih berurusan dengan krisis ekonomi. Ditambah lagi pada saat itu kekuatan Angkatan Laut Jepang adalah yang paling kuat di dunia. Merasa dirinya kuat membuat Jepang melakukan penyerangan ke Pearl Harbour, pangkalan militer milik Amerika Serikat yang berada di kepulaian Hawaii pada 7 Desember Serangan tersebut dilakukan agar tidak ada lagi yang menghalang-halangi keinginan Jepang untuk mendirikan negara Asia Timur Raya. Hal ini mengakibatkan kerusakan parah sekaligus melumpuhkan armada Pasifik Amerika yang ada di Hawaii. Setelah serangan ini, Jepang menyerang Filipina dan koloni-koloni Inggris Raya di Hongkong, Burma dan Malaya yang menyebabkan menyerahnya pasukan Inggris Raya, setelah itu, Jepang menyerang Hindia-Belanda untuk menguasai minyak yang ada disana. Jepang melakukan penyerangan ini tidak lain untuk menguasai tempat-tempat yang hasil buminya melimpah di wilayah Asia guna mendapatkan bahan baku untuk industri-industri Jepang yang sudah maju pada saat itu. Pada awal 1942 Jepang sudah menguasai wilayah Pasifik. Namun mulai pertengahan 1942 hingga awal 1945 pasukan Jepang kewalahan menghadapi gempuran Amerika Serikat yang menyerang balik pasukan Jepang di Pasifik. C. Jepang Kalah Dalam Perang Dunia II Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bertemu kembalinya Jepang dan Amerika Serikat di area peperangan membuat Jepang kewalahan. Hal ini dikarenakan Angkatan Laut Jepang dan pasukan Jepang sudah melemah karena pada saat itu Amerika sudah dapat mengimbangi kekuatan Jepang. Meskipun sudah dalam posisi yang tejepit dan sudah dipastikan kalah, Jepang masih saja belum menyerah, padahal rekan sekutu yang lain seperti Italia dan Jerman sudah menyerah kepada Sekutu. Oleh karena itu pada 26 Juli 1945 diadakanlah konferensi Postdam

4 11 yang diikuti oleh ketiga pemimpin dari Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Cina. Pokok permasalahan yang dibahas adalah menghentikan aggresifitas Jepang dengan memaksa Jepang untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Deklarasi Postdam adalah sebuah ultimatum yang diberikan sekutu kepada Jepang untuk segera mengakhiri perang atau memilih untuk kehancuran total. Namun Jepang mengabaikan ultimatum tersebut dan tetap akan berperang hingga titik darah penghabisan. Atas sikap Jepang tersebutlah menyebabkan Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Jepang, masing-masing pada 6 dan 9 Agustus 1945 di kota Hiroshima dan Nagasaki. Akhirnya pada 14 Agustus 1945 Jepang bersedia menerima Deklarasi Postdam dan menyerah kepada sekutu. Kemudian keesokan harinya secara resmi kaisar Hirohito melalui siaran radio mengumumkan perang telah berakhir kepada masyarakat Jepang. Siaran radio tersebut disiarkan ke seluruh negeri Jepang. D. Pendudukan Sekutu di Jepang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, menyebabkan Jepang harus menerima dan menanggung akibat dari agresi militernya selama Perang Dunia II. Caranya adalah menerima Deklarasi Postdam agar terhindar dari penghancuran secara besar-besaran yang akan dilakukan oleh sekutu. Atas dasar itulah pada 14 Agustus 1945 Jepang menerima Deklarasi Postdam dan menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Kemudian keesokan harinya secara resmi kaisar Hirohito melalui siaran radio mengumumkan perang telah berakhir kepada masyarakat Jepang. Siaran radio tersebut disiarkan ke seluruh negeri Jepang. Dua minggu kemudian, tepatnya pada 30 Agustus 1945 sekutu kembali mendatangi Jepang bersama dengan Angkatan Udara Amerika tiba di bandara Atsugi dekat Yokohama (Dower, 1999:40). Penilaian rakyat Jepang terhadap sosok baru tersebut ialah angkuh dan berwibawa. Sosok baru tersebut adalah Jenderal Douglas MacArthur, Jenderal yang ditunjuk Presiden Harry S. Truman menjadi Panglima Tertinggi Pasukan

5 12 Sekutu (SCAP). Sejak saat itu dimulailah masa pendudukan sekutu. Kemudian pada 2 September 1945 MacArthur sebagai perwakilan dari pasukan sekutu bersama perwakilan dari pemerintah Jepang melaksanakan upacara penyerahan dan menandatangani dokumen penyerahan. Upacara penyerahan tersebut dilaksanakan diatas kapal perang Amerika Missouri yang berlabuh di teluk Tokyo. Dengan ditandatanganinya dokumen penyerahan tersebut, maka secara resmi perang telah berakhir. Setelah dilakukannya upacara penyerahan dan penendatanganan dokumen penyerahan, maka dibentuklah beberapa organisasi yang akan bertugas melaksanakan pemerintahan pendudukan sekutu di Jepang. Pada 6 September 1945, dibentuklah Panglima Tertinggi Sekutu (Supreme Commander of the Allied Powers), dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur dari Amerika Serikat. SCAP adalah organisasi pendudukan yang memiliki kekuasaan tertinggi di Jepang dan bertanggung jawab penuh dalam memberikan perintah dan mengawasi pelaksanaan kebijakankebijakan pemerintahan pendudukan sekutu di Jepang. Pembentukan SCAP sebagai organisasi tertinggi pendudukan disetujui oleh Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman untuk mengatur dan mengawasi pemerintahan pendudukan di Jepang. Pemerintah Jepang harus mematuhi perintah dan petunjuk yang diberikan oleh SCAP serta pemerintah Jepang hanyalah sebagai pelaksana dari seluruh kebijakan yang disampaikan oleh SCAP. Selanjutnya, untuk melaksanakan tugasnya tersebut, maka SCAP membentuk beberapa badan yang bertugas di bidangnya masing-masing untuk membantu pemerintah Jepang dalam melaksanakan perintah dari SCAP, terdiri dari 1. The Economic and Scientific Section bertugas dalam bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan. 2. The Civil Information and Education Section bertugas dalam bidang informasi publik dan pendidikan.

6 13 3. The Natural Resources Section bertugas dalam bidang sumber daya alam, seperti pertanian, perikanan, kehutanan dan pertambangan. 4. The Public Health And Welfare Section bertugas dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 5. The GovernmentSection bertugas dalam mengawasi struktur pemerintahan sipil di Jepang. 6. The Legal Section bertugas dalam bidang hukum. 7. The International Prosecution Section bertugas dalam menuntut para penjahat perang. 8. The Civil Communication Section bertugas dalam bidang komunikasi seperti radio, pos dan telegram. 9. The Stasical And Report Section bertugas dalam mengumpulkan dan memeriksa data statistik serta laporan. 10. The Counter Intelligence Section bertugas dalam bidang keamanan. 11. The Civil Intelligence Section bertugas dalam mengawasi keamanan public 12. The Diplomatic Section bertugas dalam bidang diplomasi dan hubungan Jepang dengan negara lain (Departement of state, United states of America, 1969:15). Setelah pembentukan badan-badan yang bertugas dalam membantu pemerintah Jepang, didirikanlah Markas Besar Sekutu (General Headquarters) secara resmi pada 2 Oktober 1945 di Tokyo. Kemudian, setelah pendirian markas besar tersebut, ada dua badan multinasional yang dibentuk lagi oleh pemerintahan pendudukan. Kedua badan multinasional tersebut ialah Komisi Timur Jauh (Far Eastern Commission /FEC) dan Dewan Sekutu untuk Jepang (Allied Council For Japan). FEC pun dipimpin oleh Amerika Serikat dan tugasnya menetapkan kebijakan pendudukan secara garis besar yang nantinya akan disampaikan kepada MacArthur sebagai pimpinan dari SCAP, sementara Allied Council for Japan bertugas untuk memberikan nasihat kepada SCAP. Kedua badan

7 14 multinasional tersebut berhubungan dengan pengawasan dan pelaksanaan kebijakan pendudukan. FEC dibentuk di Washington, Amerika Serikat pada 27 Desember Pada awalnya, FEC terdiri dari 11 negara yang tergabung dengan sekutu, terdiri dari Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Soviet, Cina, Belanda, Australia, Perancis, Kanada, Selandia Baru, India dan Filipina. Perwakilannya bertambah menjadi 13 ketika Burma dan Pakistan bergabung pada FEC bertanggung jawab atas penentuan keputusan sekutu di Jepang dan kemudian SCAP lah yang menjalankan keputusan tersebut. Garis besar kebijakan yang dibuat FEC tidak langsung disampaikan kepada SCAP, tetapi harus melalui pemerintah Amerika Serikat. Dengan kata lain seluruh kebijakan FEC harus disampaikan terlebih dahulu kepada pemerintah Amerika Serikat, namun pihak Amerika Serikat tidak secara langsung menentukan garis kebijakan pendudukan sekutu di Jepang. Berdasarkan perjanjian moskow, pemerintah Amerika Serikat memiliki kuasa untuk mengeluarkan perintah sementara SCAP apabila terjadi masalah dalam kebijakan pendudukan sekutu yang belum diputuskan oleh FEC. Selain pembentukan FEC, sekutu juga membentuk Allied Council For Japan yang bertugas sebagai dewan penasehat untuk Jepang di dalam pelaksanaan kebijakan sekutu di Jepang. Terdiri dari wakil-wakil Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Soviet dan Cina. Tugas dari dewan sekutu ialah memberi nasihat dan saran kepada SCAP. Hal ini mencerminkan secara tidak langsung pendudukan sekutu dikuasai oleh pihak Amerika Serikat. Pemberian nama pendudukan atas nama sekutu hanyalah suatu kedok pihak Amerika serikat untuk menguasai Jepang. Jadi, struktur pemerintahan pendudukan sekutu di Jepang terdiri dari Komisi Timur Jauh (FEC), pemerintah Amerika Serikat, Panglima Tertinggi Sekutu (SCAP), Dewan Sekutu untuk Jepang dan Pemerintah Jepang. Garis besar kebijakan sekutu ditentukan oleh FEC. Kemudian disampaikan kepada pemerintah Amerika Serikat. Selanjutnya pemerintah

8 15 Amerika Serikat menyampaikan kebijakan tersebut secara garis besar kepada SCAP. SCAP sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Jepang memberikan instruksi kepada pemerintah Jepang untuk melaksanakan kebijakan pendudukan sekutu. Di dalam pelaksanaannya, Dewan Sekutu untuk Jepang bertugas sebagai badan penasehat bagi SCAP. Pada pembahasan berikutnya, penulis akan menguraikan mengenai kebijakan awal pendudukan sekutu dan pelaksanaan pendudukan sekutu terhadap Jepang pada masa pendudukan sekutu di Jepang Kebijakan Awal Amerika Serikat Pasca Penyerahan Jepang Berdasarkan isi dari Deklarasi Postdam, maksud kedatangan pasukan sekutu ke Jepang adalah untuk membentuk pemerintahan pendudukan bagi Jepang. Tujuan utama dari pelaksanaan pemerintahan pendudukan terhadap Jepang yang dilakukan oleh sekutu ialah mengubah Jepang agar tidak lagi mengancam perdamaian dan keamanan dunia. Demi terwujudnya tujuan tersebut, pihak sekutu melaksanakan agenda demokratisasi dan demiliterisasi melalui kebijakan pendudukan sekutu di Jepang. Agenda tersebut perlu dilaksanakan oleh sekutu, mengingat selama Perang Dunia II peran dan kekuatan militer Jepang mempengaruhi agresi yang dilakukan militer Jepang terhadap negara-negara lain. Sebagai pemenang dan negara yang pernah merasakan agresi militer Jepang, Amerika Serikat ingin memiliki peran utama dalam proses perubahan dan reformasi di Jepang, Selain itu, Amerika Serikat juga berhak mengatur Jepang sesuai dengan kepentingan Amerika Serikat. Meskipun pendudukan terhadap Jepang atas nama sekutu, tetapi pada kenyataanya, Jepang hanya dikendalikan oleh Amerika Serikat. Dari awal sampai akhir pendudukan, Amerika Serikat sendirilah yang menentukan kebijakan dasar dan mencoba untuk menjalankan seluruh aspek pendudukan di Jepang. Hal ini dapat dilihat dari dominasi kekuasan Amerika Serikat sebagai pimpinan Komisi Timur Jauh (Far

9 16 Eastern Commision) di Washington dan sebagai Panglima Tertinggi Sekutu (Supreme Comander Allied Powers) yang memegang kekuasaan tertinggi pendudukan di Jepang. Dengan demikian, Amerika sangatlah mendominasi pendudukan di Jepang dalam hal melakukan reformasi dan mengatur Jepang sesuai dengan kebijakan dan kepentingan Amerika di Jepang. Amerika Serikat sebagai pemenang dalam perang melawan Jepang berasumsi bahwa Jepang sebagai negara militer dapat mengancam perdamaian dan keamanan dunia harus diubah menjadi negara yang lebih demokratis dan menjunjung tinggi perdamaian dunia. (Dower, 1999:73) Pada awal masa pendudukan sekutu di Jepang, fokus kebijakan sekutu masih pada demiliterisasi dan demokratisasi. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang sesuai dengan Deklarasi Postdam. Kebijakan tersebut adalah kebijakan utama yang dijalankan sekutu untuk menjamin perdamaian dan keamanan dunia. Untuk mendukung proses demiliterisasi dan demokratisasi terhadap Jepang tesebut, maka Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu menginstruksikan pemerintah Jepang untuk melaksanankan kebijkan Reformasi Lima Besar (Five Great Reform/godai kaikaku). Yang terdiri dari : 1. Persamaan hak bagi wanita. 2. Jaminan hak bagi buruh untuk berserikat. 3. Demokratisasi dan reformasi pendidikan. 4. Penghapusan sistem pemerintahan yang otoriter. 5. Demokratisasi ekonomi. Berdasarkan perintah kebijakan Reformasi Lima Besar itu, pemerintah Jepang harus melakukan perubahan dan pembaharuan di segala bidang. Hal inilah yang menyebabkan Jepang mengalami reformasi politik, ekonomi dan sosial. Kemudian Jepang diarahkan oleh sekutu untuk menjadi negara yang damai dan demokratis. Secara garis besar, kebijakan pendudukan sekutu terhadap Jepang ditentukan oleh Komisi Timur Jauh (FEC), namun pada kenyataannya, peran

10 17 pemerintah Amerika Serikat jauh lebih dominan dari FEC. Hal ini disebabkan oleh jika terjadi masalah pendudukan di Jepang, pemerintah Amerika Serikat mempunyai hak mengambil keputusan sementara, lalu disampaikan kepada SCAP tanpa harus menunggu keputusan dari FEC. Dengan kata lain Amerika Serikat ingin pengaruh dan kebijakan-kebijakannya benar-benar dilaksanakan di Jepang. Alhasil, dengan melihat keadaan seperti ini maka sebagian besar dan garis besar arah kebijakan pendudukan sekutu di Jepang ditentukan oleh Amerika Serikat (Setiawan, 2009:16-17). 2. Pelaksanaan Kebijakan Awal Amerika Serikat Pasca Penyerahan Sekutu Setelah upacara penyerahan, sebuah dokumen yang disetujui oleh Presiden Truman diserahkan kepada Jenderal MacArthur sebagai pimpinan SCAP. Dokumen tersebut bernama Kebijakan Awal Amerika Serikat bagi Jepang pasca Penyerahan (United States Intial Post-Surrender Policy for Japan) yang dibuat pada 29 Agustus Dokumen tersebut merupakan kebijakan dasar terkait dengan penyerahan Jepang. Berdasarkn dokumen tersebut, terdapat empat bagian mengenai pelaksanaan kebijakan sekutu terhadap Jepang. Terdiri dari : a. Bagian pertama mengenai tujuan utama pendudukan sekutu Tujuan utama dari pendudukan sekutu terhadap Jepang ialah 1) Untuk menjamin bahwa Jepang tidak akan lagi mengancam perdamaian dan keamanan dunia. 2) Untuk pembentukan pemerintahan yang demokratis dan damai di Jepang sesuai dengan kebebasan dan kehendak rakyat Jepang yang menghormati hak-hak negara lain, dan mendukung tujuan PBB. Tujuan utama tersebut dicapai dengan mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :

11 18 a) Kedaulatan wilayah Jepang terdiri dari pulau Honshu, Shikoku, Kyushu dan Hokkaido serta beberapa pulau kecil disekitarnya yang ditetapkan oleh sekutu b) Jepang dilucuti senjatanya dan didemiliterisasi oleh sekutu. Kekuasaan dan pengaruh militer dihapuskan dari bidang politik, ekonomi, dan sosial. c) Masyarakat Jepang didukung untuk mengembangkan kebebasan individu yang menghormati hak asasi manusia seperti kebebasan agama, berserikat, berbicara, dan berkumpul. Hal tersebut juga didukung dengan demokrasi dan organisasi politik. d) Rakyat Jepang diberikan kesempatan untuk mengembangkan ekonomi yang tidak bertentangan dengan perdamaian. b. Bagian kedua mengenai kekuasaan sekutu di Jepang 1) Pendudukan Sekutu di Jepang Cara sekutu menduduki Jepang ialah dengan mengirimkan pasukan militer ke Jepang untuk menjadi pemegang kekuasaan di Jepang. Kekuasaan tertinggi dalam pendudukan tersebut berada di tangan Supreme Comander Allied Powers (SCAP). Meskipun kekuasaan tertinggi ada di tangan militer, tetapi pelaksanaan pendudukannya pun masih bersifat sipil atau dilaksanakan oleh pemerintah Jepang sesuai perintah dari SCAP. 2) Hubungan sekutu dengan pemerintah Jepang Kekuasaan kaisar dan pemerintah Jepang diatur oleh SCAP. 3) Publikasi Kebijakan Proses dan tujuan pelaksanaan pemerintahan pendudukan sekutu di Jepang akan disampaikan kepada masyarakat Jepang dan dunia internasional.

12 19 c. Bagian ketiga mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah politik 1) Demiliterisasi Demiliterisasi adalah tujuan utama sekutu menduduki Jepang. Semua militer dan kepolisian yang ada di Jepang harus dibubarkan. Doktrin militer dan paham ultranasionalis pun harus dihapuskan dari bidang pendidikan. 2) Penjahat perang Para tokoh politik dan penjahat perang yang menyebabkan Jepang ikut serta dalam perang ditangkap, diadili, dan dihukum. 3) Demokrasi Kebebasan beragama diumumkan pada awal masa pendudukan. Selain itu juga diumumkan pelararangan paham militer dan ultranasionalis. Kebebasan individu seperti beragama, berserikat, berbicara dan berkumpul dijamin oleh perundangundangan. d. Bagian keempat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi 1) Penghapusan sistim ekonomi yang mendukung kekuatan militer Keberadaan sektor ekonomi yang mendukung kekuatan militer harus dilenyapkan, dan tidak diizinkan untuk didirikan kembali. Agenda ini dilanjutkan dengan penghentian dan pelarangan terhadap produksi yang berhubungan dengan militer. 2) Dukungan terhadap demokrasi Dukungan akan diberikan terhadap perkembangan organisasi tenaga kerja, industri, dan pertanian yang berdasarkan nilainilai demokrasi.

13 20 3) Perekonomian yang mendukung perdamaian. 1. Mencegah kelesuan perekonomian. 2. Menjamin sistem distribusi barang yang adil 3. Memulihkan perekonomian Jepang sesuai tujuan utama pendudukan. Dibawah instruksi SCAP, pemerintah Jepang harus bertanggung jawab menjalankan perekonomian yang sesuai dengan tujuan utama pendudukan. 4) Pampasan perang Pampasan perang ditentukan sesuai dengan keputusan dari sekutu. 5) Kebijakan fiskal, moneter, dan bank Sesuai dengan perintah dari SCAP, maka pemerintah Jepang bertanggung jawab melaksanakan kebijakan fiskal, moneter dan bank. 6) Perdagangan Internasional Di dalam pengawasan sekutu, Jepang masih diizinkan untuk melakukan perdagangan dengan luar negeri, seperti ekspor dan impor. 7) Aset Jepang di luar negeri Keberadaan aset-aset Jepang di luar negeri diserahkan kepada sekutu. 8) Usaha dan bisnis di Jepang Pemerintah diharuskan memberikan kesempatan yang sama untuk perusahaan-perusahaan asing yang akan berbisnis di Jepang. 9) Anggaran dan hak milik kekaisaran Anggaran dan hak milik kekaisaran diatur oleh sekutu dalam menyelesaikan tujuan pendudukan (Setiawan, 2009:17-21).

14 21 Kebijakan awal ini (United States Intial Post-Surrender Policy for Japan) dijadikan sebagai pedoman dari penentuan garis besar dan arah kebijakan sekutu yang nantinya akan disampaikan kepada masyarakat melalui Jenderal Douglas MacArthur selaku pimpinan SCAP. Kebijakan awal ini juga merupakan kerjasama kedua pihak Amerika dan Jepang dalam mencapai tujuan utama dari pendudukan. Setelah kebijakan awal ini, SCAP mengeluarkan Perintah Awal bagi SCAP dalam pendudukan dan pengendalian Jepang pasca penyerahan (Basic Initial Post-Surrender Directive to the Supreme Commander for Alied Powers for Occupation and Control Japan) yang dileluarkan pada November Dengan demikian pemerintah Jepang tidak lagi memiliki kedaulatan untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mereka harus menjalankan pemerintahan berdasarkan perintah dari sekutu. Berdasarkan Deklarasi Postdam, pendudukan sekutu di Jepang memiliki tiga tujuan utama yaitu, demiliterisasi, demokratisasi dan pembaharuan perekonomian yang berbasis dengan perdamaian. 3. Tujuan Pendudukan Sekutu Tujuan sekutu menduduki Jepang ialah untuk menghukum Jepang atas aggresifitasnya selama Perang Dunia II. Tujuan tersebut terdapat pada Deklarasi Postdam. Di dalam Deklarasi Postdam terdapat 3 hal utama yang menjadi fokus dari pendudukan sekutu di Jepang. Ketiga hal tersebut ialah, demiliterisasi, demokratisasi dan demokratisasi ekonomi. a. Demiliterisasi Demiliterisasi adalah upaya pengurangan pengaruh lembaga dan nilai-nilai militer dalam suatu organisasi atau negara serta proses pembebasan dari ikatan atau sifat-sifat yang berkaitan dengan militer. Biasanya upaya ini dilakukan berdasarkan hasil dari perjanjian damai untuk mengakhiri konflik. Pada awal pendudukan

15 22 sekutu terhadap Jepang, salah satu tujuan utama dari pendudukan tersebut ialah demiliterisasi. Demiliterisasi dilakukan sebagai upaya untuk melemahkan militer Jepang agar Jepang terbebas dari militerisme yang selama ini dianggap sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan dunia. Hal ini dilakukan agar masyarakat Jepang dapat dikendalikan dan dihindarkan dari militerisme dengan tujuan bersama yaitu menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Upaya ini dilakukan dengan cara menyita dan menghancurkan barang-barang untuk perang, termasuk senjata api yang dimiliki oleh masyarakat Jepang pun tak luput dari penyitaan yang dilakukan oleh sekutu. Selanjutnya, angkatan bersenjata Jepang dilucuti, lalu dibubarkan. Para penjahat perang ditangkap, diadili dan dihukum oleh mahkamah militer sekutu. Para pejabat pemerintahan Jepang yang membawa Jepang kedalam peperangan juga diberhentikan oleh pihak sekutu. Demiliterisasi juga dilakukan pada bidang ekonomi, yaitu dengan cara membubarkan zaibatsu karena dinilai sebagai sumber dari perekonomian kaum militer. Kemudian industri senjata dan industri keperluan militer pun ditutup pada masa pendudukan sekutu. Seluruh pabrik dan laboratorium riset yang berhubungan dengan penciptaan peralatan militer harus dihancurkan. Setelah pelarangan produksi yang berhubungan dengan militer, sekutu juga membatasi industri-industri berat seperti kimia, besi baja dan perkapalan. Sehingga sekutu melarang keras dan mengawasi seluruh kegiatan perekonomian Jepang yang berhubungan dengan militer. Dengan demikian dapat dilihat dengan jelas bagaimana garis besar dan arah kebijakan sekutu pada awal pendudukan ialah melaksanakan agenda demiliterisasi yang kemudian dilanjutkan

16 23 oleh reformasi bidang ekonomi yang megarah pada penghancuran militerisme Jepang. b. Demokratisasi Selain agenda demiliterisasi yang harus dilaksanakan di Jepang, adapula agenda demokratisasi yang merupakan penunjang dari pelaksananan agenda demiliterisasi di Jepang. Demokratisasi adalah suatu perubahan baik secara perlahan maupun secara cepat kearah demokrasi. Dalam hal ini SCAP berkeinginan mengubah struktur pemerintahan Jepang agar lebih demokratis. Hal ini dilakukan agar Jepang dapat menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Dalam mendukung demokratisasi di Jepang, maka SCAP memerintahkan pemerintah Jepang mereformasi berbagai bidang berdasarkan perintah Reformasi Lima Besar. Dalam bidang politik, SCAP mengubah hukum dan lembaga politik Jepang untuk mendukung demokrasi. Untuk mendukung upaya demokrasi di Jepang, maka undang-undang yang membatasi kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berserikat dicabut. Kemudian hasil dari upaya SCAP dalam mereformasi bidang politik adalah munculnya Undang-undang dasar baru negara Jepang pada 1946 yang nantinya resmi digunakan pada tahun berikutnya. Undangundang baru tersebut memiliki tiga prinsip dasar yaitu pengakuan pada hak-hak warga negara, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan paham demokrasi yang mendukung perdamaian (Setiawan, 2009:24). Dengan adanya undang-undang baru tersebut memberikan keistimewaan pada kaum perempuan, karena hak suara bagi kaum perempuan diperbolehkan dalam mengikuti pemilu dan hak bagi perempuan untuk menduduki jabatan umum pun diakui. Kemudian

17 24 undang-undang baru tersebut menjamin kebebasan-kebebasan masyarkat sipil, seperti : kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berserikat. Gelar kebangsawanan seperti kaisar dihapuskan, dan yang lebih penting lagi dari undang-undang baru tersebut adalah menjadikan kaisar hanya sebagai simbol dari negara dan menyingkirkannya dari dunia politik. Dalam bidang sosial dan pendidikan, SCAP mereformasi organisasi sosial dan sistem pendidikan di Jepang. Reformasi dalam organisasi sosial seperti: pembentukan organisasi pekerja dalam sektor industri dan pertanian di Jepang. Tujuannya ialah memperkenalkan sistem demokrasi kepada Jepang. Sedangkan reformasi dalam bidang pendidikan ialah untuk mencegah pahampaham militerisme didalam kurikulum sekolah Jepang selain itu diberikan kebebasan kepada para siswa untuk menganut agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. c. Demokratisasi Ekonomi Semasa perang, militer Jepang mendapat bantuan dana dari pihak zaibatsu, selain itu banyak dari industri-industri Jepang yang membantu militerisme Jepang seperti industri senjata, pesawat tempur dan kapal perang. Hal inilah yang menyebabkan SCAP perlu melakukan demokratisasi ekonomi Jepang. Caranya ialah pertama, menghentikan dan melarang produksi untuk militerisme, kedua memperkenalkan sistem demokrasi kepada masyarakat Jepang. Cara pertama meliputi larangan armada dan pesawat tempur termasuk pembatasan industri berat dan pembatasan perdagangan kapal. Cara yang kedua meliputi dukungan terhadap serikat buruh dan asosiasi pertanian serta organisasi lainnya. Tujuan utama dari pelaksanaan demokratisasi ekonomi ini adalah mencegah bangkitnya militerisme Jepang dengan bantuan dari ekonomi zaibatsu. Sebagaimana yang diketahui pada masa

18 25 Perang Dunia II, kaum militer Jepang dibantu oleh zaibatsu. Oleh karena itu untuk mencegah bengkitnya kembali militerisme Jepang seperti masa Perang Dunia II, maka sekutu dalam hal ini SCAP berusaha menghapus kekuatan ekonomi yang mendukung militerisme Jepang. Caranya ialah membubarkan zaibatsu. Sebagai gantinya, mereka mencoba mengembangkan perekonomian Jepang yang mendukung perdamaian dan keamanan dunia. Selama menduduki Jepang, SCAP memerintahkan pemerintah Jepang untuk melaksanakan berbagai kebijakan ekonomi. Secara garis besar arah kebijakan ekonomi di Jepang ditentukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Arah kebijakan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh situasi dan kondisi internasional, seperti perang dingin, komunisme di Cina dan perang Korea. Sehingga perubahan arah kebijakan ekonomi tersebut mempengaruhi pemulihan perekonomian Jepang pasca Perang Dunia II. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan demokratisasi ekonomi Jepang meliputi : 1) Reformasi Tanah (Land Reform) Kebijakan reformasi tanah yang dikeluarkan oleh SCAP bertujuan untuk memindahkan kepemilikan tanah kepada petani penggarap yang melakukan kegiatan bercocok tanam dan memperbaiki praktik sewa menyewa tanah bagi orang yang menggantungkan kehidupannya dari praktik penggarapan tanah dengan cara menyewa tanah dari tuan tanah (Kunio, 1983: 103). 2) Dekonsentrasi Ekonomi Langkah pertama yang dilakukan oleh SCAP untuk melaksanakan dekonsentrasi ekonomi ialah dengan cara memecah zaibatsu. Tujuannya ialah memberikan kesempatan bagi industri dan perusahaan yang baru agar bersaing secara sehat tanpa ada tekanan dari zaibatsu. Kemudian,

19 26 membubarkan kartel (gabungan perusahaan-perusahaan besar) serta asosiasi-asosiasi yang menguasai perusahaan-perusahaan tersebut. Terakhir, pembersihan pemimpin bisnis yang bekerjasama dengan pemerintah Jepang. Para pemimpin dan anggota keluarga pendiri bisnis tersebut dilarang melakukan berbagai aktivitas dalam dunia bisnis dan ekonomi (Kunio, 1983:104). 3) Reformasi Tenaga Kerja Ada berbagai masalah yang dihadapi Jepang mengenai tenaga kerja pada masa perang. Meliputi, gaji yang kecil, kesejahteraan pekerja, dan diskriminasi wanita dalam pekerjaan. Hal tersebut membuat SCAP memerintahkan untuk melakukan demokratisasi ekomomi di Jepang untuk perbaikan kesejahteraan bagi tenaga kerja. SCAP memerintahkan pemerintah Jepang untuk membuat landasan hukum tentang hubungan para pekerja dengan industri serta perusahaan dengan merancang undang-undang yang menjamin hak-hak dasar bagi para pekerja. Undang-undang Serikat Pekerja tersebut disahkan pada Selain itu SCAP juga mendukung gerakan serikat para pekerja yang demokratis untuk memperjuangkan hak para pekerja selama tidak mengganggu atau mengancam kebijakan SCAP.

2. PEMERINTAH PENDUDUKAN DAN KEBIJAKAN SEKUTU SERTA PELAKSANAANNYA DI JEPANG

2. PEMERINTAH PENDUDUKAN DAN KEBIJAKAN SEKUTU SERTA PELAKSANAANNYA DI JEPANG 2. PEMERINTAH PENDUDUKAN DAN KEBIJAKAN SEKUTU SERTA PELAKSANAANNYA DI JEPANG 2.1 Pembentukan Struktur Pemerintahan Pendudukan Sekutu di Jepang Jepang sebagai negara yang kalah dalam Perang Dunia II harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan negara ini kehilangan kedaulatannya dan dikuasai oleh Sekutu. Berdasarkan isi dari Deklarasi Potsdam, Sekutu sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 26 Juli 1945, diumumkanlah Deklarasi Potsdam untuk Jepang, yang ditandatangani oleh ketiga pemimpin pemerintahan negara Sekutu yaitu Amerika Serikat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang dikalahkan oleh Sekutu. Kekalahan tersebut membawa Jepang ke dalam masa pendudukan oleh Sekutu.

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

BAB III PERANG DUNIA II

BAB III PERANG DUNIA II Page1 BAB III PERANG DUNIA II I. Sebab Tidak Langsung 1. Lahirnya negara totalitarian Nazisme Jerman (Adolf Hitler), Fasisme Italia (Benito Mussolini) dan Militerisme 2. Munculnya chauvinisme (nasionalisme

Lebih terperinci

Jepang Abad NIHON/NIPPON I

Jepang Abad NIHON/NIPPON I Jepang Abad 18-19 NIHON/NIPPON I Sejarah Asia Timur Pendidikan Sejarah Pertemuan 12,13 Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd Email: ariayuliantri@uny.ac.id Abad 18 Shogun ke delapan Eyoshimune, keadaan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II. Pertemuan ke 2

SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II. Pertemuan ke 2 SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II Pertemuan ke 2 BAB II PERANG DUNIA II Jepang merupakan salah satu negara yang terlibat dalam perang dunia. Gambar di atas merupakan serangan kamikaze yang dilakukan oleh Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.4

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.4 SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.4 1. LBB dainggap tidak bisa bekerja karena telah terjadi perang dunia II.Sehingga setelah perang dunia II reda kemudian didirikan organisasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB II. Perekonomian Negara Jepang. sumber daya alam yang dimiliki oleh Negara Jepang, namun negara ini dapat

BAB II. Perekonomian Negara Jepang. sumber daya alam yang dimiliki oleh Negara Jepang, namun negara ini dapat BAB II Perekonomian Negara Jepang Jepang merupakan negara yang dikenal dengan perekonomian yang maju walaupun dengan keterbatasan sumber daya alam. Walaupun dengan keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki

Lebih terperinci

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Setelah Perang Dunia ke II (PD II) berakhir, negara-negara di kawasan Asia Tenggara mulai dihadapkan pada dua kondisi yang berbeda. Kondisi pertama,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial K e l a s : IX (sembilan) Semester : 5 (lima) Tahun Pelajaran : 2014/2015

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial K e l a s : IX (sembilan) Semester : 5 (lima) Tahun Pelajaran : 2014/2015 tri.kepseksmpn2parenggean.th 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 2 PARENGGEAN Jalan SP 4.G Desa Mekar Jaya Telp : 0531-6731222 Kec. Parenggean Kab. Kotawaringin Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II 101 BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II A. Awal Kedatangan Jepang Awal mula ekspansi Jepang ke wilayah Papua didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan perang. Menipisnya

Lebih terperinci

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Amerika 1776 Perang Sipil di Amerika 1861-1845 Perkembangan Amerika Serikat dan Amerika Latin Amerika Serikat Sebagai

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

3. KEBIJAKAN EKONOMI JEPANG PADA MASA PENDUDUKAN SEKUTU

3. KEBIJAKAN EKONOMI JEPANG PADA MASA PENDUDUKAN SEKUTU 3. KEBIJAKAN EKONOMI JEPANG PADA MASA PENDUDUKAN SEKUTU 3.1 Kebijakan Demokratisasi Ekonomi Ada beberapa masalah perekonomian yang muncul setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Masalah yang pertama

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N0. 177 A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara Anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) merupakan organisasi perdamaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi yang berjudul Blokade Ekonomi Napoleon Bonaparte dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Inggris

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

1 BAB I 2 PENDAHULUAN 1 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2.1 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan diplomatik yang terjadi antara dua negara tentu dapat meningkatkan keuntungan antara kedua belah pihak negara dan berjalan dengan lancar.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN www.bimbinganalumniui.com 1. Perang Dingin a. Perang terbuka antara Blok Barat dan Blok Timur b. Ketegangan antara Blok Barat dalam masa ideologi c. Persaingan militer antara Amerika Uni di Timur Tengah

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya Spanyol pada Perang Dunia II tahun 1939-1945 merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA Jepang sebagaimana yang disebutkan pada bab pendahuluan, melakukan pendudukan di Indonesia bersamaan dengan keterlibatannya dalam Perang Dunia II. Karena keterlibatannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di dunia. Negara para mullah ini menduduki posisi ke-5 didunia setelah mengalahkan negara

Lebih terperinci

BAB 1 PERANG DUNIA I

BAB 1 PERANG DUNIA I Page1 BAB 1 PERANG DUNIA I I. Penyebab Langsung a. 28 Juni 1914: Terbunuhnya Franz Ferdinand (pewaris tahta kerajaan Austria-Hongaria) dan istrinya karena ditembak oleh Gavrilo Princip (anggota teroris

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni BAB VI KESIMPULAN Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni sejak tahun 1961 hingga 1963, akan tetapi Kennedy tetap mampu membuat kebijakan-kebijakan penting yang memiliki dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia.

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia. BAB VI KESIMPULAN Malcolm Fraser dilahirkan 21 mei 1930, dari keluarga petani dan peternak domba yang kaya, kakeknya Sir Simon Fraser adalah salah seorang pertama-tama dipilih sebagai senator mewakili

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Mukadimah Negara-negara Pihak Kovenan ini, Menimbang, bahwa sesuai dengan prinsip-prinsip yang diumumkan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA PERTEMUAN KHUSUS PARA PEMIMPIN NEGARA-NEGARA ASEAN, NEGARA-NEGARA LAIN, DAN ORGANISASI-ORGANISASI INTERNASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian dunia. Jepang dewasa ini menjadi negara yang paling maju di Asia bahkan di

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 SEJARAH PEAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Perang 30 Tahun & Perang Napoleon Perang Dunia I & Perang Dunia II Perang Dingin & Perang Global Melawan Terorisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat

Lebih terperinci

INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL NUREMBERG

INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL NUREMBERG PENGADILAN HAM A. INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL (IMT) NUREMBERG B. INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL FOR THE FAR EAST (IMTFE TOKYO C. INTERNATIONAL TRIBUNAL FOR THE PROSECUTION OF PERSONS RESPONSIBLE FOR

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II 1.1 Latar Belakang Masalah Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah kehancuran fisik diperkirakan sama dengan kira-kira dua kali GNP untuk 1948 s/d

I. PENDAHULUAN. Jumlah kehancuran fisik diperkirakan sama dengan kira-kira dua kali GNP untuk 1948 s/d I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang Dunia II dapat dikatakan melumpuhkan ekonomi Jepang secara total. Produksi di sektor pertambangan dan manufaktur tinggal sepertujuh dari tingkat tahun 1941.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Untuk mengarahkan deskripsi kepada kesimpulan penelitian terhadap respon

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, namun merupakan puncak dari suatu proses. Berkembangnya negara-negara fasis

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 1958 TENTANG PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 1958 TENTANG PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 1958 TENTANG PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan-peraturan penerbangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia pada

Lebih terperinci

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions) Fakta dan Kekeliruan April 2009 DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions) Kekeliruan 1: Bergabung dengan Konvensi Munisi Tandan (CCM) menimbulkan ancaman

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata 12 Februari 2002 Negara-negara yang turut serta dalam Protokol ini,terdorong oleh dukungan yang melimpah atas Konvensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK KOREA (TREATY ON EXTRADITION BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE

Lebih terperinci

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut. BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Aung San Suu Kyi Dalam Memperjuangkan Demokrasi di Myanmar tahun 1988-2010. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang Dampak Kebijakan Imperialisme Jepang di Indonesia Uji Kompetensi 2. Kemampuan memahami

Lebih terperinci

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA I. UMUM Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

Eropa Pasca Perang Dingin.

Eropa Pasca Perang Dingin. Eropa Pasca Perang Dingin sudrajat@uny.ac.id/ Konstelasi Politik Global Runtuhnya Uni Soviet mengubah peta politik dunia dari bipolar menjadi multipolar. Amerika Serikat menjadi polisi dunia yang berusaha

Lebih terperinci

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2000/09

REGULASI NO. 2000/09 UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration in East Timor NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/9 25 February 2000 REGULASI

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar

Lebih terperinci

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA PORTUGAL IRLANDIA LUKSEMBURG INGGRIS BELGIA SPANYOL BELANDA PERANCIS DENMARK JERMAN SLOVENIA AUSTRIA ITALIA POLANDIA KROASIA RUMANIA BULGARIA YUNANI ESTONIA LATVIA LITHUANIA

Lebih terperinci

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan Terlibat Dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act Lord s Resistance Army (LRA) suatu kelompok pemberontak

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci