LAMPIRAN. Universita Sumatera Utara
|
|
- Utami Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN
2 Lampiran 1. Contoh Alat Ukur Liebowitz Social Anxiety Scale for Children and Adolescents Petunjuk: Untuk setiap situasi, isilah dengan angka berikut yang menunjukkan seberapa besar ketakutan yang kamu rasakan (0= tidak takut sama sekali, 1 = sedikit takut, 2 = takut, 3 = sangat takut) dan seberapa sering kamu menghindari situasi tersebut (0 = tidak pernah, 1 = terkadang, 2 = sering, 3 = selalu). Situation Column 1. Fear or anxiety Column 2. Avoidance Column 3.Add Berbicara dengan teman atau orang lain di telepon 2. Bekerja kelompok bersama teman sekelas 3. Makan di hadapan orang lain (misalnya: di kantin sekolah) 4. Meminta pertolongan orang dewasa yang belum dikenal dengan baik (misalnya: penjaga toko atau petugas polisi) 5. Melakukan presentasi atau melaporkan tugas di hadapan teman-teman sekelas 6. Menghadiri pesta atau kegiatan lainnya di sekolah 7. Menulis di papan tulis atau di hadapan teman-teman sekelas 8. Berbicara dengan anak sebaya lainnya yang belum dikenal dengan baik 9. Memulai percakapan dengan orang lain yang belum dikenal dengan baik 10. Menggunakan kamar mandi di sekolah atau tempat umum 11. Memasuki kelas atau sebuah ruangan saat semua orang sudah duduk di kursinya masing-masing 12. Menjadi pusat perhatian (misalnya ketika mengadakan pesta ulang tahun)
3 13. Mengajukan pertanyaan di hadapan teman-teman sekelas 14. Menjawab pertanyaan di hadapan teman-teman sekelas 15. Membaca dengan suara keras agar dapat didengar oleh teman-teman sekelas 16. Mengikuti ujian 17. Mengatakan tidak saat seseorang memintamu melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan (misalnya: saat seorang teman ingin menyontek pekerjaanmu) 18. Mengatakan bahwa kamu tidak suka atau sedang marah kepada temanmu 19. Menatap langsung orang lain yang belum dikenal dengan baik 20. Mengembalikan atau menukar barang ke toko 21. Tampil di hadapan orang lain (misalnya: menyanyi, menari) 22. Mengikuti sebuah perkumpulan atau kelompok 23. Bertemu dengan orang yang sama sekali belum kamu kenal 24. Meminta izin kepada guru untuk keluar kelas (misalnya: ingin ke kamar mandi atau merasa kurang sehat) Total Score (add up all Column 3 scores) Scoring: Moderate social phobia Marked social phobia Severe social phobia Above 95 Very severe social phobia
4 Lampiran 2. Contoh Alat Ukur The Subjective Units of Distress Scale Tidak Cemas Sangat Cemas
5 Lampiran 3: Thought Monitoring Subjek 1 Pra Intervensi Di Rumah Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Senin/20 Mei Tamu datang ke rumah dan disuruh membukakan pintu Saya tidak tahu harus berbicara apa dengan tamu tersebut, takut dimarahi oleh tamu tersebut Apa yang dirasakan Merasa takut dan cemas Respon Membuka pintu lalu masuk ke belakang tanpa berkata apapun Konsekuensi Orang tua dan majikan memarahi, merasa sedih karena dimarahi orang tua dan majikan Selasa/21 Mei Ada acara di rumah dan ibu menyuruh untuk membantu mengambilkan piring Saya takut orangorang akan memperhatikan dan melakukan kesalahan Merasa takut dan cemas Menolak untuk melakukannya Ibu memarahi karena tidak mau membantunya, merasa takut karena dimarahi orang tua Di Sekolah Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Rabu/22 Mei Saat jam istirahat semua anak bermain di luar dan teman dekat tidak masuk sekolah - Saya tidak punya teman - Anak-anak lain akan menganggu - Anak-anak Apa yang dirasakan Merasa takut, cemas dan malu Respon - Duduk di kelas sambil membaca buku - Tidak pergi untuk jajan Konsekuensi - Merasa kesepian - Lapar
6 Kamis/23 Mei Guru menyuruh maju ke depan kelas lain akan mendorong Saya akan melakukan kesalahan, ibu guru akan memarahi, teman-teman akan mengejek dan mentertawakan Merasa takut dan cemas dan malu Meminta teman dekat menemani maju ke depan, tangan dingin, berkeringat Teman-teman mengejek karena tidak berani maju sendirian Di Playground Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Jumat/24 Mei Melihat anakanak lain yang sedang bermain Mereka akan pergi kalau ikut bermain dengan mereka, mereka tidak mau berteman dengan Apa yang dirasakan Merasa takut, cemas dan malu Respon Diam membisu dan menyendiri Konsekuensi - Ditegur oleh orang tua karena tidak mau bermain dengan anakanak lainnya. - Kesepian karena tidak punya teman bermain
7 Lampiran 4. Thought Monitoring Subjek 2 Pra Intervensi Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Senin/20 Mei Selasa/21 Mei Saat belajar iqra di kelas, satu persatu murid disuruh membaca di depan guru. Saya melewati meja guru piket dan guru itu memanggil dan mengajak bicara - Saya akan salah membaca - Ibu guru akan memarahi - Teman-teman akan mengejek - Teman-teman akan menganggap tidak pandai membaca iqra - Suara tidak bisa keras di sekolah - Saya sudah terbiasa bicara dengan suara di Apa yang dirasakan Takut, khawatir dan malu Merasa malu Respon - Membaca dengan suara yang sangat - Berbicara dengan suara sangat Konsekuensi - Teman-teman tidak mendengarkan suara - Saya tidak merasa terlalu malu ketika salah bacaan - Teman-teman tidak memperhatikan karena suara - Ibu guru tidak memarahi atas suara bising di kelas karena suara - Guru piket mendekat agar bisa mendengar suara - Guru piket meminta untuk
8 Rabu/22 Mei Kamis/23 Mei Saat sedang berbicara dengan teman Ibu guru menyuruh menyampaikan pesan kepada salah seorang guru lainnya sekolah - Guru akan mendekat kepada karena suara tidak terdengar - Saya sudah terbiasa bicara dengan suara - Suara tidak bisa keras di sekolah - Saya ingin teman senang agar tetap mau berteman dengan - Saya berbeda dengan teman - Saya sudah terbiasa bicara dengan suara - Suara tidak bisa keras di sekolah - Saya tidak Merasa khawatir dan malu Merasa khawatir dan malu - Berbicara dengan suara - Berbicara dengan suara berbicara lebih keras - Teman tidak terlalu memperhatikan karena suara - Teman lebih banyak bercerita karena suara - Ibu guru mendekat agar bisa mendengar suara
9 Jumat/24 Mei Saat belajar di kelas, ibu guru menyuruh maju ke depan untuk mempraktikkan gerakan shalat dan bacaannya ingin dimarahi oleh guru - Teman-teman akan mengejek - Suara tidak bisa keras di sekolah - Ibu guru akan marah pada - Teman-teman akan melihat Merasa takut dan malu - Berbicara dengan suara - Teman-teman tidak terlalu memperhatikan karena suara - Ibu guru mendekat agar bisa mendengar suara - Teman-teman sibuk sendiri sehingga tidak memperhatikan
10 Lampiran 5 Rancangan Intervensi Program Coping Cat Kendall pada anak dengan Social Phobia Sesi Tahapan Komponen Tujuan Kegiatan PSIKOEDUKASI DENGAN ORANG TUA Pertemuan dengan Psikoedukasi a. Memberikan informasi a. Memberikan penjelasan orang tua mengenai kecemasan mengenai kecemasan dan subjek terhadap situasi sosial dan faktor-faktor mekanismenya. b. Memberikan penjelasan yang menyebabkannya. b. Memberikan informasi tentang perbedaan kecemasan dengan gangguan kecemasan. mengenai bagaimana c. Memberikan penjelasan orang tua dapat berperan membantu subjek untuk mengendalikan ketakutannya. c. Memberikan informasi mengenai bagaimana subjek dapat belajar untuk mengendalikan kecemasannya melalui program terapi yang akan dijalankan tentang bentuk-bentuk gangguan kecemasan, yaitu salah satunya social phobia. d. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya gejala social phobia pada anak. e. Menjelaskan peran orang tua untuk membantu anak mengatasi ketakutannya. f. Menjelaskan tentang program terapi yang akan dijalankan. Membina rapport dan orientasi terapi Rapport PENGENALAN PROGRAM Mengenal satu sama lain dan menjelaskan informasi dasar mengenai program terapi. a. Mengawali percakapan dengan topik yang ringan dan aktivitas yang menyenangkan.
11 1 Mengenali perasaan cemas SKILLS TRAINING (FEAR) F (FEELING FRIGHTENED?) Affective education a. Mengenali berbagai bentuk emosi yang berbeda-beda beserta ekspresi yang dimunculkan. b. Membedakan antara kecemasan dengan bentuk emosi lainnya dan mengenali reaksi fisiknya saat cemas c. Menyusun hirarki situasi pemicu kecemasan b. Melakukan permainan personal facts agar lebih mengenal satu sama lain. c. Memperkenalkan konsep perasaan dan pikiran. d. Menjelaskan program yang akan dijalani kepada subjek secara singkat. e. Memberikan homework f. Menetapkan daftar hadiah sebelumnya dan memberikan stiker b. Membuat daftar berbagai bentuk perasaan dan menggunakan gambar wajah yang menunjukkan berbagai ekspresi. c. Bermain Feeling Charades yaitu role play tentang berbagai bentuk ekspresi emosi dan saling menebak ekspresi yang ditampilkan d. Membahas mengenai kecemasan yang dirasakan subjek, pada saat kapan kecemasan itu muncul, reaksi subjek saat cemas, dan respon terhadap situasi tersebut.
12 2 Mengenali respon somatis saat cemas Awareness of bodily reactions when anxious Mengenali secara spesifik respon somatis saat cemas 3 Latihan relaksasi Somatic management Melakukan latihan relaksasi sederhana untuk membantu mengurangi ketegangan saat sedang merasa cemas/takut. e. Memperkenalkan Feelings Thermometer yang dapat membantu menentukan situasi mana yang dapat lebih memicu kecemasan subjek. f. Menyusun hirarki situasi pemicu kecemasan subjek g. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker. b. Memperkenalkan berbagai respon somatis c. Latihan mengenali respon somatis melalui Coping modeling dan role play pada situasi yang ditakuti oleh anak d. Memperkenalkan anak pada strategi FEAR yang pertama e. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker. b. Melakukan penukaran hadiah c. Subjek diminta untuk membayangkan situasi pemicu kecemasan dan fokus pada bagian tubuhnya yang terasa tegang. d. Melakukan latihan relaksasi
13 4 Mengenali dan memodifikasi anxious self talk 5 Mengembangkan keterampilan problem solving E (Expecting bad things to happen? Identification and a. Memahami fungsi self modification of anxious self talk dan pengaruhnya talk terhadap respon yang muncul saat cemas b. Mengidentifikasi anxious self talk Mengembangkan coping self talk (isi pikiran yang dapat membantu mengatasi rasa cemas) A (Attitudes and actions that can help) Problem solving a. Memahami konsep problem solving b. Menggunakan strategi problem solving untuk dengan prosedur deep breathing dan progressive muscle relaxation e. Terapis menjadi coping model dan mencontohkan prosedur relaksasi kemudian ajak anak untuk berpartisipasi. f. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker. b. Memperkenalkan konsep self talk (isi pikiran) c. Membuat self talk pada situasi pemicu kecemasan subjek d. Memperkenalkan perbedaan antara anxious self talk dengan coping self talk e. Memperkenalkan strategi FEAR yang kedua f. Latihan membuat coping self talk g. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker b. Memperkenalkan strategi
14 6 Memperkenalkan konsep self-rating dan reward 7 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada mengendalikan kecemasan R (Results and Rewards) Self reward Memahami konsep evaluasi diri dan dapat memberikan reward terhadap diri sendiri berdasarkan usaha dan performa. Imaginal exposure, in vivo exposure SKILLS PRACTICE Memberikan kesempatan subjek untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau FEAR yang ketiga c. Memperkenalkan konsep problem solving dan tahaptahapnya d. Latihan membuat tahapan problem solving e. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker b. Menukar stiker dengan hadiah c. Menjelaskan konsep evaluasi diri dan self reward d. Menetapkan daftar reward yang mungkin diperoleh subjek e. Latihan membuat self rating dan self reward f. Meninjau keseluruhan strategi TAKUT g. Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya h. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker. b. Latihan imaginal exposure
15 di posisi terendah dari fear ladder 8 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi kedua dari fear ladder 9 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi ketiga dari fear ladder 10 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada Imaginal exposure, in vivo exposure Imaginal exposure, in vivo exposure Imaginal exposure, in vivo exposure nyata secara bertahap c. Latihan in vivo exposure Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya d. Memberikan homework Memberikan subjek kesempatan untuk sebelumnya dan menerapkan strategi FEAR memberikan stiker dalam situasi simulasi atau b. Latihan imaginal exposure nyata secara bertahap c. Latihan in vivo exposure Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya d. Memberikan homework Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau sebelumnya dan memberikan stiker b. Latihan imaginal exposure c. Latihan in vivo exposure Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya d. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker b. Latihan imaginal exposure
16 di posisi keempat dari fear ladder 11 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi kelima dari fear ladder Imaginal exposure, in vivo exposure nyata secara bertahap c. Latihan in vivo exposure Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya d. Memberikan homework Memberikan subjek kesempatan untuk sebelumnya dan menerapkan strategi FEAR memberikan stiker dalam situasi simulasi atau b. Latihan imaginal exposure nyata secara bertahap c. Latihan in vivo exposure Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya d. Memberikan homework 12 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi tertinggi dari fear ladder Imaginal exposure, in vivo exposure a. Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap b. Menutup terapi sebelumnya dan memberikan stiker b. Melakukan penukaran hadiah c. Latihan imaginal exposure d. Latihan in vivo exposure e. Merangkum keseluruhan proses terapi dan mengakhiri terapi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menulis. Sindrom pemalu, social anxiety dan social avoidance sendiri telah diketahui
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Social Phobia 2.1.1. Definisi Social Phobia Istilah social phobia pertama kali diciptakan oleh Janet pada tahun 1903 (dalam Heimberg dkk, 1995) untuk menggambarkan pasiennya
Lebih terperinciTeknik lainnya dalam modifikasi perilaku
Modul ke: 12 Rizka Fakultas Psikologi Teknik lainnya dalam modifikasi perilaku Restrukturisasi kognisi, relaksasi, dan desensitisasi Putri Utami, M.Psi Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Restukturisasi
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Autistic Social Skill Profile (ASSP) Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN A Autistic Social Skill Profile (ASSP) RAHASIA No. SKALA PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013/2014 Dengan Hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)
BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) A. Teknik Latihan Asertif Latihan asertif atau sering dikenal dengan latihan
Lebih terperinciDr. Noorhana, SpKJ(K)
Dr. Noorhana, SpKJ(K) school phobia specific phobia 1 % dari seluruh populasi 5-7 % terjadi pada anak-anak Pada school phobia anak-anak Definisi : Spesific phobia rasa takut yang menetap dan tidak masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi
Lebih terperinciMODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan
LAMPIRAN 1. Informed Consent 152 153 154 LAMPIRAN 2. Modul Psikoedukasi 155 MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI Sesi 1 Tema Tujuan : ice breaking : Menjalin rapport
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah. Setiap anak pada umumnya senang bergaul dan bermain bersama dengan teman
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Setiap anak pada umumnya senang bergaul dan bermain bersama dengan teman sebayanya. Saat bersama dengan teman, seorang anak biasanya selalu penuh dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING
BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING Setelah menyajikan data hasil lapangan maka peneliti melakukan analisis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi
Lebih terperinciketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna
tema 5 ketertiban gambar 5.1 masuk kelas dengan tertib biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna kamu harus mampu setelah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model
Lebih terperinciBAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS
BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk menurunkan perilaku mengabaikan tugas di kelas pada anak ADHD. Peneliti memberikan intervensi berupa video
PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada perilaku mengabaikan tugas di kelas yang dilakukan oleh anak dengan ADHD. Perilaku mengabaikan tugas merupakan perilaku anak yang tidak bisa memberi
Lebih terperinciMATERI DAN PROSEDUR. Pertemuan I : Pre-Session
MATERI DAN PROSEDUR Pertemuan I : Pre-Session 1. Sesi 1 : Penjelasan tentang program intervensi Tujuan : - Membuat partisipan paham tentang terapi yang akan dilakukan - Memunculkan motivasi pada diri partisipan
Lebih terperinciEdukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini
Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15 Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini PERSETUJUAN DALAM KEADAAN SADAR UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI SUBJEK RISET
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas
44 BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Perijinan Penelitian Langkah yang harus ditempuh penulis sebelum melakukan penelitian adalah melakukan izin pra penelitian dengan
Lebih terperinciSATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I
SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I 1. Topik Permasalahan : Tidak mampu menolak ajakan teman 2. Bidang Bimbingan : Pribadi 3. Kompetensi Dasar : Siswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dan belajar
Lebih terperinciKonsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai
BAB IV ANALISIS ISLAMIC COGNITIVE RESTRUCTURING DALAM MENANGANI KONSEP DIRI RENDAH SEORANG SISWA KELAS VIII DI SMP KHADIJAH SURABAYA A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Seorang Siswa Kelas VIII Mengalami
Lebih terperincio Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi
Skala 1 Skala Kecerdasan Emosional 1. UNFAVORABLE Kesadaran Diri o Saya merasa tidak mengerti perasaan saya sendiri o Saya kurang tahu penyebab kekecewaan yang saya rasakan o Saya malas bergaul dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan saudara kandung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. yang ditandai oleh sikap mengerutkan tubuh untuk menghindari kontak dengan orang lain yang masih
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sifat Pemalu Menurut Prayitno (2004:208) bahwa malu adalah bentuk yang lebih ringan dari rasa takut yang ditandai oleh sikap mengerutkan tubuh untuk menghindari kontak
Lebih terperinciDanang Setyo Budi Baskoro, M.Psi
Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi 1. Menerima rasa sakit karena kehilangan 2. Ekspresi yang terbuka mengenai rasa kehilangan, kesedihan, permusuhan dan rasa bersalah 3. Memahami perasaan yang di alami berhubungan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN
LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
` BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Awal Pra Siklus Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP Negeri 8 Salatiga pada kelas VIII B Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Kelas yang akan digunakan
Lebih terperinciPETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN. pernyataan tersebut. Selanjutnya pilihlah salah satu dari beberapa alternative
Lampiran 10 PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN Pada bagian berikut terdapat beberapa butir pernyataan dengan lima pilihan jawaban. Peserta didik di minta untuk membaca dan memahami pernyataan tersebut.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan
BAB II LANDASAN TEORI A. KECEMASAN AKADEMIS 1. Pengertian Kecemasan Akademis Nevid (2005) menjelaskan bahwa kecemasan sebagai salah satu keadaan emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan
Lebih terperinciKejadian Sehari-hari
Tema 5 Kejadian Sehari-hari Menghormati dan menaati orang tua merupakan salah satu perwujudan perilaku yang mencerminkan harga diri. Berperilaku baik, berarti kita juga mempunyai harga diri yang baik pula
Lebih terperinciSkala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa. Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik
Skala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG Saya memohon bantuan anda untuk membantu saya dalam memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
104 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa
Lebih terperinciSayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus
SATU Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own - ROBERT A. HEINLEIN Kenapa Mama harus pergi? tanya seorang anak berusia sekitar delapan tahun. Mama harus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanaan di SMP Negeri 2 Ambarawa Kabupaten Semarang. Lokasi penelitian tersebut berada di Jl.
Lebih terperinciPELAYANAN ANAK GPdI HALELUYA. Jalan Kolonel Masturi 67 Cimahi Telepon: (022)
PELAYANAN ANAK GPdI HALELUYA Jalan Kolonel Masturi 67 Cimahi Telepon: (022) 6650757 No: XXII/ VIII/ RH/ PELNAP/ 2009 Senin, 17 Agustus 2009 Ulang Tahun?? Mazmur 90: 12 ke- Anton : kapan kamu ulang tahun?
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, prosedur penelitian dan analisa data yang digunakan.
53 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian, yang terdiri dari variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, desain penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stuttering. (1994) istilah stuttering digolongkan ke dalam kategori diagnosa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuttering 1. Definisi Stuttering Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV atau DSM IV (1994) istilah stuttering digolongkan ke dalam kategori diagnosa gangguan komunikasi.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan metode yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti sehingga dapat diperoleh hasil yang sesuia dengan yang diharapkan. Metode
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan
Lebih terperinci8. Apakah Saudara merasa kesulitan dalam mengajar dan mendidik anak didik terkait dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki anak didik?
RAHASIA Lampiran 1 DATA PRIBADI 1. Usia : 2. Jenis kelamin : L / P 3. Latar belakang pendidikan : 4. Status marital : menikah/ belum menikah 5. Lokasi kerja : 6. Lama menjabat sebagai Guru SLB/C : 7. Tugas-tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan didalam perkembangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
89 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Proses penelitian tentang studi kasus perilaku selective mutism (SM) siswa, menghasilkan kesimpulan yang disesuikan dengan fokus penelitian yakni latar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tak akan terlepas dari kodratnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang mana ia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dan sepanjang hidupnya
Lebih terperinciImplementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan
Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan Wahyu Cahyono hanyasatukata@yahoo.com / 0813 140 23 148 Tim Pengembang Dukungan Psikologis Awal Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Outline
Lebih terperinciMei 2017 Undangan Doa Topik: Formasi Spiritual Menyediakan Ruang Bagi Tuhan 11 Mei 2017
Mei 2017 Undangan Doa Topik: Formasi Spiritual Menyediakan Ruang Bagi Tuhan 11 Mei 2017 Bergabunglah bersama YWAMers di seluruh dunia dalam berdoa dan mendengar dari Tuhan. Ia telah mengundang Anda! Menyediakan
Lebih terperinciBAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE
BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng
BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan
Lebih terperinciMODUL TERAPI RELAKSASI ZIKIR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA GAGAL GINJAL. Disusun Oleh : Anggi Permana
122 MODUL TERAPI RELAKSASI ZIKIR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA GAGAL GINJAL Disusun Oleh : Anggi Permana 14320102 123 PENDAHULUAN Manual ini berisikan sebuah panduan terapi yang dirancang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. inklusif MAN Maguwoharjo, D.I. Yogyakarta mengalami masalah dalam
246 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Hasil studi menunjukkan bahwa siswa tunanetra yang bersekolah di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo, D.I. Yogyakarta mengalami masalah dalam berinteraksi sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.
Lebih terperinciBULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017
BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 oleh: Dr. Rohmani Nur Indah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angket 1: Beri tanda berdasarkan pengalaman anda di masa kecil A. Apakah
Lebih terperinciPelajaran untuk Murid STUDENT LESSON BELAJAR ALKITAB DAN BERDOA (Ada Surat untuk Anda) 13 Oktober 2012
Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON BELAJAR ALKITAB DAN BERDOA (Ada Surat untuk Anda) 13 Oktober 2012 AYAT KUNCI: Pilih salah satu teks dari Rabu bagian dari pelajaran. Menulis di sini dan menghafalnya
Lebih terperinciLAMPIRAN B. Universitas Sumatera Utara
108 LAMPIRAN B 109 SKALA PENELITIAN UNIERSITAS SUMATERA UTARA IDENTITAS Nama : Kelas/Sekolah : Tempat/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : 110 PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2017 hingga 5 Maret 2017 di Panti Wreda Pengayoman Semarang. Adapun rincian pelaksanaan
Lebih terperinciSEKOLAH IDEAL. Oleh: Damar Kristianto
1 SEKOLAH IDEAL Oleh: Damar Kristianto Berbicara mengenai Sekolah Ideal, dalam sharing ini saya ingin membicarakan mengenai pandangan saya seperti apa sekolah umum (inklusi) dalam menyelenggarakan pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa
Lebih terperinciLAMPIRAN-LAMPIRAN. Skala Kepercayaan Diri. No Pernyataan SS S TS STS Sangat mudah bagi saya mendapat teman. baru. Saya cemas ketika saya ketahuan guru
83 LAMPIRAN-LAMPIRAN Skala Kepercayaan Diri No Pernyataan SS S TS STS Sangat mudah bagi saya mendapat teman 01 baru. Saya cemas ketika saya ketahuan guru 02 berkelahi dan dipanggil keruang guru. 03 Saya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya
Lebih terperinciLAMPIRAN A. A-1 Skala Penelitian Awal Konformitas A-2 Skala Penelitian Awal Tingkah Laku Menolong
LAMPIRAN 64 65 LAMPIRAN A A-1 Skala Penelitian Awal Konformitas A-2 Skala Penelitian Awal Tingkah Laku Menolong 66 Kelas : L/P : Pekerjaan Orangtua: No. Absen : SKALA PSIKOLOGI Petunjuk Pengisian : 1.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Selamat melayani dan menjadi berkat buat anak-anak
KATA PENGANTAR Salam Orang Eskimo. 40 hari setelah kenaikan Tuhan Yesus, adalah hari Pentakosta (pencurahan Roh Kudus). Ingatkan kepada anak-anak peran Roh Kudus dalam keseharian mereka. Mereka tahu kalau
Lebih terperinciDASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.
DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita
Lebih terperinciMODIFIKASI PERILAKU BAGI ANAK AUTIS *)
MODIFIKASI PERILAKU BAGI ANAK AUTIS *) Oleh Edi Purwanta Staf Pengajar PLB FIP UNY Hakikat pembelajaran tidak lain adalah upaya mengubah perilaku. Perilaku yang diharapkan merupakan tujuan utama dari proses
Lebih terperinciKecakapan Antar Personal
Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan manusia, tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh
Lebih terperinciPendekatan Umum Menuju Pemulihan
Pendekatan Umum Menuju Pemulihan P roses terjadinya gangguan jiwa berlangsung secara pelan pelan dan bertahap. Prosesnya bisa berlangsung berminggu-minggu hingga bertahun-tahun. Sering gejala awal dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Purwanto, 1998). Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang sangat penting dalam
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
58 BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian coping stress pada wanita yang mengalami nyeri menstruasi
Lebih terperinciTERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA
TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA Pendahuluan Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Sebelum melakukan mengajar (PPL) praktikan terlebih dahulu melakukan persiapan-persiapan. Hal ini dimaksudkan agar praktikan bisa beradaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial dituntut untuk dapat berinteraksi dan senantiasa berusaha untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan percaya diri siswa yang rendah. Dari 12 siswa dibagi menjadi
Lebih terperinciGURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.
INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam keseluruhan upaya pendidikan. Siswa dengan segala karakteristiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu memiliki berbagai macam masalah didalam hidupnya, masalah dalam diri individu hadir bila apa yang telah manusia usahakan jauh atau tidak sesuai dengan
Lebih terperinciOleh Nandang Rusmana, M.Pd
APLIKASI COGNITIVE-BEHAVIOR THERAPY DALAM KONSELING TRAUMATIK Oleh Nandang Rusmana, M.Pd Ciri-ciri Individu yang Mengalami Trauma (1) Fisik : Sesak napas, gangguan pencernaan, mudah sakit, dan mudah lelah.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berkomunikasi lisan penting dimiliki setiap manusia untuk berinteraksi atau berhubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berkomunikasi lisan penting dimiliki setiap manusia untuk berinteraksi atau berhubungan dengan manusia yang lain. Ningtiassari (2014) menjelaskan
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan
LAMPIRAN 61 Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan gejala stres No. Variabel Cronbach s Alpha N
Lebih terperinci1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?
Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama
Lebih terperinciTHE COUNSELING INTERVIEW
THE COUNSELING INTERVIEW Setiap orang yang biasa dipanggil sebagai konselor, bertugas untuk membantu subjek memperoleh insight dan kemampuan untuk mengatasi masalah fisik, emosi, finansial, akademis ataupun
Lebih terperinciBLUEPRINT SKALA KECEMASAN TMAS
BLUEPRINT SKALA KECEMASAN TMAS Aspek Favorable Unfavorable Fisiologis 2. Saya terganggu oleh serangan mual 8. Saya sering melihat tangan saya gemetar ketika saya mencoba untuk melakukan sesuatu 10. Saya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak
LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory No : Usia
Lebih terperinciBagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir
Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Trust vs mistrust Aspek kognitif Aspek sosial Aspek pertimbangan Autonomy vs doubt and shame Initiative vs guilt inisiatif Ciri-ciri subjek sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Ketika seorang anak masuk dalam lingkungan sekolah, maka anak berperan sebagai
Lebih terperinci73 Perpustakaan Unika LAMPIRAN
LAMPIRAN 73 74 LAMPIRAN A Skala Penelitian A-1. SKALA SELF EFFICACY A-2. SKALA KEMAMPUAN KOMUNIKASI PERSUASIF 75 A-1. Skala Self Efficacy No. skala :.. 76 PETUNJUK PENGERJAAN Pada skala ini ada beberapa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek yang diambil adalah peserta didik kelas XI PM 2 SMK Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini subjek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melaksanakan penelitian di SMPN 2 Sumbergempol kabupaten Tulungagung, peneliti memperoleh data-data di lapangan melalui wawancara, observasi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut: A. Analisis Pelaksanaan Life-Script Analysis Untuk Meningkatkan
BAB IV ANALISIS DATA Setelah menyajikan data hasil penelitian di lapangan dengan metode observasi, wawancara, serta dokumentasi, maka peneliti memberikan analisis data pada bab ini. Analisis data ini dilakukan
Lebih terperinci