BAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, prosedur penelitian dan analisa data yang digunakan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, prosedur penelitian dan analisa data yang digunakan."

Transkripsi

1 53 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian, yang terdiri dari variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, desain penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penelitian dan analisa data yang digunakan. A. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi dalam penelitian karena diduga memiliki pengaruh terhadap variabel lain, sedangkan variabel terikat adalah respon subjek penelitian yang diukur pengaruhnya dari variabel bebas (Seniati, Yulianto & Setiadi, 2011). Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung : Kecemasan 2. Variabel bebas : Terapi menulis ekspresif B. Definisi Operasional 1. Kecemasan adalah perasaan takut dan khawatir disertai dengan gejala fisik, kognitif dan perilaku terhadap situasi yang dialaminya. Tingkat kecemasan diukur menggunakan skala kecemasan yang disusun dengan mengadaptasi dan memodifikasi Spence Children s Anxiety Scale (SCAS) oleh Susan H. Spence pada tahun Tingkat kecemasan dinilai dari simtom kecemasan yang diperlihatkan anak pada enam area kecemasan yaitu general anxiety,

2 54 panic/agoraphobia, separation anxiety, social phobia, obsessive compulsive, fear of physical injury. Semakin tinggi skor kecemasan yang diperoleh, maka semakin tinggi simptom kecemasan yang dimiliki. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor kecemasan, maka semakin rendah pula simptom kecemasan. 2. Terapi menulis ekspresif adalah suatu proses terapeutik melalui kegiatan menulis yang dilakukan oleh anak sebagai bentuk refleksi dan ekspresi pikiran dan perasaannya tentang peristiwa bullying yang dialami dengan tujuan untuk membantu anak mengekspresikan emosi yang berlebihan, menurunkan ketegangan sebagai akibat dari peristiwa bullying yang dialami, dilakukan dengan empat tahap yaitu: recognition, examination, feedback, application to the self. C. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pretest Posttest Control Group Design yang merupakan desain eksperimen dengan melakukan pengukuran atau observasi awal sebelum dan setelah perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Latipun, 2004: 123). Adapun skema desain penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut: Tabel 3.1. Skema desain penelitian Kelompok Pengukuran (Pretest) Perlakuan Pengukuran (Posttest) KE O 1 X O 2 KK O 1 -X O 2

3 55 Keterangan: KE = Kelompok eksperimen KK = Kelompok kontrol O 1 = kecemasan sebelum perlakuan X = Pemberian terapi menulis ekspresif -X = Tanpa pemberian terapi menulis ekspresif O 2 = kecemasan setelah perlakuan D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak yang menjadi korban bullying. Karakteristik dari subjek penelitian ini adalah: 1. Berusia 9-12 tahun. Allen & Marotz (2010) mengatakan bahwa pada masa kanak-kanak akhir, anak mulai menyenangi keterampilan menulis untuk kegiatan yang tidak berhubungan dengan akademik. 2. Memiliki IQ normal. Papalia (2010) mengatakan bahwa perkembangan keterampilan menulis bergerak beriringan dengan perkembangan bahasa dan menuru Yusuf (2008) salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adalah IQ 3. Memiliki skor kecemasan pada kategori sedang (38 X < 76) dan kategori tinggi (X 76) E. Metode Penggumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara, yaitu: a. Kuisoner bullying, digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang menjadi korban bullying. Kuisoner bullying disusun dengan mengadaptasi dan memodifikasi The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire yang dikembangkan oleh Dan Olweus pada tahun Kuisoner bullying pada

4 56 penelitian ini terdiri dari 4 pertanyaan yang menanyakan keterlibatan siswa sebagai korban bullying. b. Skala kecemasan, digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan pada anak korban bullying. Skala ini disusun dengan mengadaptasi dan memodifikasi Spence Children s Anxiety Scale (SCAS). Skala kecemasan ini terdiri dari 38 aitem yang mencerminkan simptom kecemasan dari enam area kecemasan yaitu general anxiety, social anxiety, panic/agoraphobia, obsessive compulsive dan fear of physical injury dengan pilihan jawaban terdiri dari tidak pernah, kadangkadang, sering dan selalu. c. Tes Colour Progressive Matriks (CPM), digunakan untuk mengetahui golongan intelektual anak. d. Lembar tugas Pengumpulan data lain diperoleh dari lembar tugas yang diberikan kepada subjek selama proses intervensi berlangsung dan akan dianalisis secara kualitatif untuk memperkaya data kualitatif. F. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian. Berikut ini uraian mengenai kedua tahapan penelitian: F.1. Tahap Persiapan Penelitian Langkah-langkah yang dilakuan dalam tahap persiapan ini adalah: a. Penyusunan skala kecemasan

5 57 Skala kecemasan bertujuan untuk mengungkap tingkat kecemasan subjek yang diperlihatkan dari simptom-simptom kecemasan dari enam area kecemasan yaitu: 1. separation anxiety, Kecemasan yang berlebihan terhadap perpisahan dari orangorang yang memiliki kedekatan emosional. 2. social anxiety, Ketakutan yang menetap dan bertahan dari situasi sosial yang dapat menimbulkan perasaan malu. 3. panic/agoraphobia, Panic yaitu periode dari ketakutan yang intens atau ketidaknyamanan yang disertai dengan simptom somatik dan kognitif, Agoraphobia yaitu kecemasan berada di tempat atau situasi yang sulit untuk melarikan diri. 4. obsessive compulsive, Kecemasan dimana pikiran dipenuhi oleh gagasan yang menetap dan tidak terkontrol, menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu berulang-ulang sehingga menimbulkan stres dan menggangu fungsi kehidupan sehari-hari. 5. fear of physical injury, ketakutan yang menetap dan bertahan terhadap sesuatu yang dapat dilihat dengan jelas, objek yang terbatas atau situasi tertentu. 6. general anxiety, kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan tentang sejumlah situasi atau aktivitas, dimana individu sulit untuk mengontrol kekhawatiran tersebut. Skala dibuat dengan mengadaptasi dan memodifikasi Spence Children s Anxiety Scale (SCAS). Distribusi aitem untuk skala kecemasan diuraikan dalam tabel 3.2. berikut ini:

6 58 Tabel 3.2. Blue print skala kecemasan No Tipe kecemasan Nomer aitem Jumlah 1. Separation anxiety 5, 8, 11, 14, 15, Social phobia 6, 7, 9, 10, 26, Obsessive compulsive 13, 17, 24, 35, 36, Panic/agoraphobia 12, 19, 25, 27, 28, 30, 32, 33, Fear of physical injury 2, 16, 21, 23, General anxiety 1, 3, 4, 18, 20, 22 6 Jumlah 38 Berdasarkan tabel 3.2 di atas, jumlah aitem dalam skala kecemasan adalah 38 aitem. Pilihan jawaban terdiri dari tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Penilaian untuk setiap aitem adalah skor 0 untuk tidak pernah, skor 1 untuk kadangkadang, skor 2 untuk sering dan skor 3 untuk selalu. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan. Sebaliknya, semakin rendah skor jawaban berarti semakin rendah tingkat kecemasan. b. Uji coba skala kecemasan Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan atau ketelitian pengukuran atau menunjukkan keadaan sebenarnya (Azwar, 2007). Uji coba skala kecemasan dilakukan dengan menyebarkan skala kecemasan kepada 52 orang anak dengan rentang usia 9-12 tahun yang mengalami bullying. Dari data yang terkumpul, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Daya beda aitem Uji daya beda aitem dalam penelitian ini diperlukan karena melalui daya beda aitem dapat diketahui seberapa cermat suatu alat ukur melakukan fungsinya. Daya beda aitem adalah sejauhmana aitem mampu membedakan antara individu atau

7 59 kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya beda aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total (r ix ) (Azwar. 2007). Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total menggunakan batasan r ix Apabila aitem yang memiliki indeks daya beda sama dengan atau lebih besar daripada 0.30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi aitem tertinggi. Sebaliknya apabila aitem-aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0.30 menjadi 0.25 atau 0.2 (Azwar. 2007). Pada penelitian ini, koefisien korelasi aitem total (r ix ) yang digunakan sebagai batas kriteria adalan r ix 0.30, maka diperoleh hasil sebanyak 29 aitem memiliki r ix 0.3 dan 9 aitem memiliki r ix < 0.3. Berikut ini adalah distribusi aitem setelah dilakukan uji daya beda aitem: Tabel 3.3. Distribusi aitem setelah uji daya beda aitem No Tipe Kecemasan Nomer aitem r ix 0.3 r ix < Separation anxiety 5, 8, 11, 14, 15, Social anxiety 6, 7, 10, 26, Obsessive compulsive , Panic/agoraphobia 19, 25, 28, 30, 32, 12, 27, Fear of physical injury 2, 16, 21, General anxiety 1, 4, 20, 22 3, 18 Jumlah 29 9

8 60 2. Validitas dan reliabilitas Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam menjalankan fungsi pengukuran. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur tersebut dapat memberikan hasil pengukuran yang sesuai dengan maksud dan tujuan diadakannya pengukuran (Azwar, 2010). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas content. Validitas content dilakukan melalui professional judgement dari dosen pembimbing dalam proses penyusunan dan telaah aitem sehingga aitem yang dikembangkan memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (Suryabrata, 2000). Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang dari 0 sampai 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas yaitu mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya semakin rendah koefisien yaitu mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2010). Pada penelitian ini reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas skor komposit. Nilai reliabilitas skor skala kecemasan diperoleh dengan menggunakan rumus: Keterangan: W j W k S j S k r jj = bobot relatif komponen j = bobot relatif komponen k = deviasi standar komponen j = deviasi standar komponen k = koefisien reliabilitas tiap komponen

9 61 r jk = koefisien reliabilitas antar dua komponen yan berbeda Maka, nilai koefisien reliabilitas skala kecemasan pada penelitian ini adalah r ix = c. Penyusunan modul terapi menulis ekspresif Pedoman pelaksanaan intervensi disusun oleh peneliti berdasarkan tahapan proses terapi menulis ekspresif. Adapun topik yang akan dibahas dan tahapan proses pelaksanaan selama intervensi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.4 dan tabel 3.5 di bawah ini: Tabel 3.4. Topik terapi menulis ekspresif Topik Tujuan kegiatan Tujuan Terapeutik Pengalaman dibully bullying fisik bullying verbal bullying relasi a. Mengungkap bentuk bullying yang dialami. b. Mengeksplor dan megekspresikan pikiran dan perasaan saat mengalami bullying. c. Mengetahui perasaan dan pikiran yang menyebabkan munculnya kecemasan karena mengalami bullying. a. Mengungkap bentuk bullying fisik yang dialami. b. Mengeksplor dan megekspresikan pikiran dan perasaan saat mengalami bullying fisik. c. Mengetahui perasaan dan pikiran yang menyebabkan munculnya kecemasan karena mengalami bully fisik. a. Mengungkap bentuk bullying verbal yang dialami. b. Mengeksplor dan megekspresikan pikiran dan perasaan saat mengalami bullying verbal. c. Mengetahui perasaan dan pikiran yang menyebabkan munculnya kecemasan karena mengalami bully verbal a. Mengungkap bentuk bullying relasi yang dialami. b. Mengeksplor dan megekspresikan pikiran Sarana Katarsis dan ekspresi emosi Sarana Katarsis dan ekspresi emosi Sarana Katarsis dan ekspresi emosi Sarana Katarsis dan ekspresi emosi

10 62 dan perasaan saat mengalami bullying relasi. c. Mengetahui perasaan dan pikiran yang menyebabkan munculnya kecemasan karena mengalami bully relasi. Tabel 3.5. Blue print modul terapi menulis ekspresif Pertemuan Sesi Kegiatan Tujuan Waktu I 1 Perkenalan (bermain game) Membangun rapport. Menyampaikan tujuan 15 menit II III 2 Menulis tentang pengalaman pertama di kelas baru 1 Menonton video tentang bullying 2 Menulis bentuk bullying yang dialami Menulis pengalaman bullying yang dialami Berdiskusi tentang pengalaman bullying dan perasaan setelah menuliskannya pelaksanaan terapi. Mengekspresikan perasaan dan pikiran melalui tulisan. Memunculkan kembali informasi tentang pengalaman bullying Memfokuskan perhatian terhadap bentuk-bentuk bullying yang dialami Mengeksplor pikiran dan perasaan saat mengalami bullying Mengetaui pikiran dan perasaan yang menyebabkan munculnya kecemasan ketika dibully dan perubahan yang dirasakan setelah menuliskannya. Mengakhiri 3 Mengakhiri pertemuan pertemuan I 1 Bermain puzzle Memunculkan informasi tentang pengalaman bullying fisik yang dialami 2 Menulis bentuk bullying fisik yang dialami Memfokuskan perhatian terhadap bentuk-bentuk bullying fisik yang 20 menit 15 menit 70 menit 5 menit 20 menit 70 menit

11 63 IV V Menuliskan pengalaman bullying fisik yang dialami Berdiskusi tentang pengalaman bullying fisik dan perasaan setelah menuliskannya 3 Mengakhiri pertemuan 1 Mereview kegiatan yang dilakukan sebelumnya dan bermain meyusun gambar Menulis bentuk bullying verbal yang dialami 2 Menulis pengalaman bullying verbal yang dialami Berdiskusi tentang pengalaman bullying verbal dan perasaan setelah menuliskannya 3 Mengakhiri pertemuan 1 Mereview kegiatan yang dilakukan sebelumnya 2 Menulis bentuk bullying relasi yang dialami dialami Mengeksplor pikiran dan perasaan saat mengalami bully fisik Mengetaui pikiran dan perasaan yang menyebabkan munculnya kecemasan ketika dibully fisik dan perubahan yang dirasakan setelah menuliskannya. Megakhiri pertemuan II Memunculkan informasi tentang pengalaman bully verbal yang dialami Memfokuskan perhatian terhadap bentuk-bentuk bullying verbal yang dialami Mengeksplor pikiran dan perasaan saat mengalami bully fisik Mengetaui pikiran dan perasaan yang menyebabkan munculnya kecemasan ketika dibully verbal dan perubahan yang dirasakan setelah menuliskannya. Megakhiri pertemuan II Memunculkan informasi tentang pengalaman bully relasi yang dialami Memfokuskan perhatian terhadap bentuk-bentuk 5 menit 15 menit 70 menit 5 menit 15 menit 70 menit

12 64 Menulis pengalaman bullying relasi yang dialami Berdiskusi tentang pengalaman bullying relasi dan perasaan setelah menuliskannya bullying relasi yang dialami Mengeksplor pikiran dan perasaan saat mengalami bully relasi Mengetaui pikiran dan perasaan yang menyebabkan munculnya kecemasan ketika dibully relasi dan perubahan yang dirasakan setelah menuliskannya. Megakhiri pertemuan 3 Mengakhiri pertemuan II VI 1 Evaluasi Mengetahui kondisi subjek setelah intervensi berakhir 5 menit 30 menit d. Uji coba modul terapi menulis ekspresif Uji coba modul dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai waktu yang dibutuhkan untuk setiap sesinya serta mengetahui apakah subjek penelitian memahami materi dan instruksi yang disampaikan. Uji coba hanya bersifat kualitatif artinya tidak dengan kondisi sebenarnya. Berdasarkan evaluasi ada beberap hal yang diperbaiki untuk menyempurnakan modul, yaitu: 1. Penambahan sesi menulis untuk menstimulus subjek sebelum memulai menuliskan perasaan dan pikiran. Dari hasil try out, subjek kesulitan untuk memulai menulis, sehingga peneliti menambahkan sesi menulis dengan topik yang berbeda dari pertemuan selanjutnya, yaitu dengan topik kenaikan kelas pada pertemuan pertama.

13 65 F.2. Tahap Pelaksanaan Prosedur pelaksaan pada penelitian ini, dibagi menjadi 2 tahapan. Diamana tahap awal adalah tahapan screening dan pemilihan subjek. Setelah ditetapkan siswa yang akan menjadi subjek penelitian, maka tahapan dilanjutkan ke proses pelaksanaan intervensi. Berikut uraian dari kedua tahapan tersebut. a. Screening dan pemilihan subjek penelitian Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan screening terhadap siswa kelas 4,5 dan 6 dengan rentang usia 9-12 tahun di salah satu Sekolah Dasar (SD) di kota Pekanbaru. Proses screening dilakukan pada tanggal 21 November 2016 sampai 30 November Dari 75 orang siswa yang mengisi kuisoner bullying, diperoleh sebanyak 23 orang siswa terindiksi sebagai korban bullying. Selanjutnya kepada 23 orang siswa terebut akan mengisi skala kecemasan untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa. Skor kecemasan yang diperoleh setiap siswa akan dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan: 1. Penyusunan norma kategorisasi skala kecemasan Penyusunan norma dimasksudkan untuk mempermudah peneliti dalam menginterpretasi skor kecemasan yang diperoleh subjek sehingga peneliti dapat mengkategorisasikan tingkat kecemasan pada subjek penelitian. Dari skor kecemasan siswa di peroleh gambaran skor kecemasan siswa korban bullying sebagai beriku:

14 66 Tabel 3.6. Gambaran skor kecemasan anak korban bullying berdasarkan skor empirik Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi Kecemasan ,04 18,24 Vaid N (listwise) 23 Dari tabel 3.6 di atas diperoleh mean dengan nilai terendah 14 dan tertinggi 94. Selanjutnya juga diperoleh gambaran skor kecemasan anak korban bullying berdasarkan skor hipotetik, sebagai berikut: yaitu: Tabel 3.7. Gambaran skor kecemasan anak korban bullying berdasarkan skor hipotetik Varaibel N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi Kecemasan Selanjutnya akan dilakukan pengelompokan skor kecemasan menjadi 3 kategari, Tabel 3.8. Norma kategori kecemasan Rentang Nilai Kategori X < -1SD + M rendah -1SD + M X < 1SD + M sedang X 1SD + M tinggi Tabel 3.9. Kategori skor kecemasan Variabel Kategori Frekuensi Persentase Rendah % Kecemasan Sedang % Tinggi 1 4,35% Total % Dari tabel 3.9 di atas, diketahui bahwa sebanya 1 orang siswa kecemasan tinggi, 9 orang siswa memiliki kecemasan yang sedang dan 13 siswa lainnya memiliki kecemasan yang rendah. 2. Menentukan subjek penelitian Dari 23 orang siswa yang terindikasi sebagai subjek penelitian, selanjutnya berdasarkan skor kecemasan yang diperoleh setiap siswa akan dikelompokkan ke dalam

15 67 tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Maka diperoleh gambaran jumlah siswa pada setiap kategori yaitu 13 orang memiliki skor kecemasan berada pada kategori rendah, 9 orang memiliki skor kecemasan berada pada kategori sedang dan 1 orang memiliki kecemasan berada pada kategori tinggi. Kepada 10 orang siswa yang memiliki kecemasan sedang dan tinggi, dilakukan tes IQ menggunakan tes CPM. Diperoleh hasil bahwa kesepuluh siswa tersebut memiliki IQ yang tergolong normal (diatas grade III, berdasarkan norma CPM). Setelah meminta persetujuan siswa, maka kesepeluh siswa tersebut menjadi subjek dalam penelitian ini. Namun saat proses terapi berlangsung, 2 orang siswa tidak hadir, sehingga hanya 8 siswa yang mengikuti semua rangkaian intervensi. Secara ringkas proses screening dalam pemilihan subjek penelitian dapat dilihat dari skema di bawah ini: Jumlah siswa 75 orang diberikan kuisoner bullying Bukan korban 52 orang Korban 23 orang diberikan skala stres dilakukan tes IQ Kecemasan tinggi 1 orang Kecemasan sedang 9 orang Kecemasan rendah 15 orang grade III 10 orang Subjek penelitian 8 orang 2 subjek tidak mengikuti intervensi Gambar 3.1. Skema screening dan pemilihan subjek penelitian

16 68 b. Proses pelaksanaan intervensi Intervensi dilakukan kepada 8 orang siswa yang terindikasi sebagai korban bullying memiliki tingkat kecemasan tinggi di salah satu Sekolah Dasar (SD) di kota Pekanbaru. 8 orang subjek tersebut dibagi ke dalam kelompok eksperimen sebanyak 4 orang dan kelompok kontrol sebanyak 4 orang. Pelakasanaan intervensi di lakukan di sekolah pada pukul WIB dan berlangsung selama 6 kali pertemuan dari tanggal 4 Desember 2016 sampai tanggal 9 Desember Penjelasan pada setiap pertemuan akan dibahas pada bab IV. G. Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistika non parametrik dengan menggunakan uji Mann Whitney dan (Field, 2005). Analisis data dengan teknik Mann-Whitney digunakan untuk menguji perbedaan skor antara dua sampel yang independent (unrelated sample) yaitu untuk menguji apakah ada perbedaan kecemasan pada saat pretest, dan posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data dengan menggunakan teknik Wilcoxon digunakan untuk menguji beda skor dari dua sampel yang berpasangan (related sample) yaitu untuk melihat apakah ada perbedaan kecemasan antara pretest dengan posttest.

17 69 BAB IV HASIL PENELITTIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini berjumlah 8 orang yang terbagi ke dalam kelompok eksperimen sebanyak 4 orang dan kelompok kontrol sebanyak 4 orang. Penempatan subjek dalam kedua kempok dilakukan secara random. Adapun gambaran umum subjek penelitian dapat dilihat dari hasil tabel-tabel di bawah ini: Karakteristik Usia Pendidikan Jenis kelamin Jenis bullying Frekuensi bullying Tabel 4.1. Karakteristik subjek penelitian Kelompok Eksperimen Kontrol 9 tahun - 1 orang 10 tahun 2 orang 1 orang 11 tahun 1 orang 1 orang 12 tahun 1 orang 1 orang 4 SD - 2 orang 5 SD 3 orang 1 orang 6 SD 1 orang 1 orang Laki-laki 3 orang 3 orang perempuan 1 orang 1 orang fisik 4 orang 4 orang verbal 4 orang 4 orang relasi 4 orang 4 orang 1 kali seminggu atau 3 kali semingu 3 orang 3 orang Setiap hari 1 orang 1 orang B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 kali pertemuan, dimana pertemuan pertemuan adalah pembukaan, pertemuan kedua sampai kelima adalah proses pelaksanaan intervensi yaitu terapi menulis ekspresif dan pada pertemuan keenam adalah evaluasi

18 70 terhadap proses terapi yang telah dilakukan, berlangsung dari tanggal 4 Desember 2016 sampai 9 Desember Pelaksanaan intervensi dilakukan di ruang kelas dimulai pukul hingga WIB. Sebelum dilakukan intervensi, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada pihak sekolah, tentang rencana intervensi yang akan dilakukan. Dari hasil screening diperoleh 10 orang siswa yang memenuhi karakteristik subjek penelitiaan. 10 subjek tersebut kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Akan tetapi 2 diantaranya tidak dapat mengikuti proses intervensi dikarenakan orangtua tidak dapat menjemput setelah pelaksanaan intevensi berakhir. Berikut uraian tentang proses pelaksanaan intervensi yaiut terapi menulis ekspresif. 1. Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 4 Desember 2016, dimulai setelah jam pulang sekolah pada pukul WIB, dilakukan di salah satu ruang kelas dengan posisi duduk subjek membentuk lingkaran. Uraian pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Proses pelaksanaan pertemuan pertema Kegiatan Hasil pelaksanaan Observasi 1. Perkenalan Terbentuknya rapport antara peneliti dan subjek 1. Subjek dapat mengikuti instruksi permainan perkenalan yang peneliti berikan. 2. Tidak terlihat sikap canggung atau malu-malu antara subjek satu dengan yang lainnya. 3. Subjek C terlihat lebih dominan dibandingkan dengan subjek yang 2. Mengenal reaksi kecemasan Subjek mampu mengenali reaksireaksi kecemasan yang dirasakan, seperti merasa takut, lain, 1. Subjek tidak ragu-ragu menjawab bahwa sering merasa cemas. 2. Beberapa subjek menjelaskan reaksi yang dirasakan saat cemas, seperti subjek C ketika cemas, ia merasa

19 71 3. Menulis perasaan dan pikiran ketika naik kelas 2. Hari kedua berkeringat, jantung berdetak kencang dan merasa gugup Subjek mampu mengekspresikan perasaan dan pikirannya ketika naik kelas jantungnya berdetak cepat. Subjek A merasa takut bertemu dengan orang yang mengganggunya. 1. Subjek D tiba-tiba merasa tidak enak badan, dan tidak menuliskan perasaan dan pikirannya ketika naik kelas. 2. Subjek B dan C terlihat cukup akrab, mereka terkadang menulis sambil sesekali mengobrol. Berbeda dengan subjek A yang lebih banyak diam selama mengikuti kegiatan. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 5 Desember 2016 setelah jam pulang sekolah, yaitu pukul WIB dilaksanakan di salah satu ruang kelas. Subjek duduk melingkar, namun ketika masuk ke sesi menulis subjek diberi kebebasan untuk memilih tempat duduk. Uraian proses pelaksanaan intervensi dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut: Tabel 4.3. Proses pelaksanaan pertemnuan kedua Kegiatan Hasil Pelaksanaan Observasi Menonton video 1. Menulis bentuk-bentuk bullying yang dialami 2. Menuliskan perasaan dan pikiran Subjek mampu menceritakan kembali video bullying yang ditonton. Subjek dapat menuliskan bentuk-bentuk bullying yang dialami Subjek dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka saat mengalami bullying. Mereka Subjek secara bergantian menceritakan kembali tentang video yang ditonton. Subjek secara bersamaan mengatakan bahwa mereka pernah mengalami kejadian seperti video yang ditonton Setelah subjek menonton video tentang bullying, subjek mengatakan mereka juga sering mengalami hal seperti di dalam video. Mereka juga menyebutkan perasaan saat mereka dibully sambil memperlihatkan ekspresi marah. 1. Saat menulis subjek A memilih untuk menjauh dari subjek lainnya dan begitu pula dengan subjek

20 72 3. Menemukan pikiran positif mengatakan tidak mengalami kesulitan untuk menuliskannya, merasa senang karena dapat menuliskan perasaan dan pikiran mereka ketika dibully, serta perasaan marah dan kesal yang dirasa sedikit berkurang. Dua orang subjek mampu mengungkapkan pikiran positifnya untuk mengurangi rasa cemas karena dibully, yaitu 1. Subjek C: bahwa ia akan mengatakan kepada dirinya ketika akan pergi ke sekolah, meskipun nanti ia marah-marah, ia harus tetap sabar dan tidak perlu mendengarkan apa yang dikatakan teman yang membullynya. Ketika ia berpapasan dengan teman yang membully, subjek akan mengatakan pada dirinya jangan takut, anggap saja dia tidak ada lalu mengatakan kepada teman yang membully kenapa ganggu-ganggu. 2. Subjek B: mengatakan bahwa ia akan mengatakan kepada dirinya tidak usah takut, anggap saja angin lalu yang akan pergi. Jika ia bertemu dengan teman yang membully ia akan mengatakan apa kau. 3. Subjek A dan D belum mampu mengungkapkan pikiran positinya. C. Sedangkan subjek B dan D tidak berpindah tempat duduk. 2. Semua subjek terlihat fokus saat menulis, sesekali mereka juga terlihat saling mengobrol sambil terus menulis. 3. Mereka menyelesaikan menulis dalam waktu yang relatif sebentar. Subjek C terlihat lebih menguasai situasi intervensi dibandingkan subjek lain. ia selalu menjawab setiap pertanyaan dari peneliti, secara spontan tanpa menunggu peneliti memberi kesempatan kepadanya. Berbeda dengan subjek A dan D. ia lebih banyak diam, dan ikut berbicara ketika peneliti memberinya kesempatan. Subjek B cukup aktif selama proses intervensi.

21 73 3. Hari Ketiga Pertemuan dilakukan pada tanggal 6 Desember Dilaksanakan di salah satu ruang kelas. Pertemuan dimulai pada pukul WIB setelah jam pulang sekolah yang diikuti oleh semua subjek penelitian. Uraian proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat di bawahh ini. Tabel 4.4. Proses pelaksanaan pertemuan ketiga Kegiatan Hasil pelaksanaan Obsevasi Bermain puzzle Subjek mampu menjelaskan mengenai gambar-gambar pada puzzle yang disusun Subjek terlihat senang dan antusias menyelesaikan puzzle yang diberikan. Subjek juga mengatakan mereka pernah mengalami hal seperti pada Menulis bentuk-bentukbentuk bully fisik Menulis pikiran dan perasaan ketika mengalami bully fisik Menemukan pikiran positif Subjek mampu mengingat dan menuliskan bentuk-bentuk bully fisik yang dialami. Subjek mampu mengekspresikan dan mengungkapkan perasaan melalui cerita yang ditulis. Meskipun harus kembali mengingat kejadian bullying yang telah mereka alami, mereka mengatakan tidak mengalami kesulitan untuk mengingat dan menuliskannya Keempat subjek sudah dapat mengungkapkan pikiran positif ketika mengalami bullying. 1. Subjek A mengatakan ia tidak gambar. Subjek menjawab dengan spontan sambil berkata sering mengalami bully fisik. Subjek menulis dengan fokus dan tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya. Subjek A memilih menjauh dari subjek lain saat menulis dan terlihat fokus saat menulis. Selama proses intervesi berlangsung subjek A juga terlihat tidak terlalu aktif dibandingkan subjek lainnya. Subjek terlihat relaks saat menulis, mereka sesekali terlihat mengobrol saat menulis. Subjek B terlihat kurang nyaman dengan sikap subjek C yaitu mengkritik apa yang dikatakan oleh subjek B. Subjek D sudah lebih aktif dibandingkan dari pertemuan sebelumnya. Setelah peneliti memberikan pertanyaan untuk membantu subjek menemukan pikiran positif, ketiga subjek yaitu

22 74 akan menghiraukan teman yang membullyinya, ia akan diam saja ketika dipanggil oleh temannya tersebut. 2. Ketika akan berangkat sekolah subjek B akan mengatakan kepada dirinya tidak perlu takut terhadap teman yang membullynya. tidak perlu mendengarkan ejekan teman tersebut. 3. Subjek C juga mengatakan hal yang sama seperti subjek A dan B, ia akan mengatakan kepada dirinya ketika akan berangkat ke sekolah, bahwa ia tidak perlu takut jika bertemu teman yang membully, tidak perlu perlu memperdulikan ejekan mereka, karena jika mereka mengejek, mereka yang akan berdosa. Saat ia bertemu dengan teman yang membully tersebut, ia tidak perlu memperdulikan mereka. 4. Subjek D, mengatakan ia akan bersikap cuek saat bertemu dengan teman yang membullynya dan mengatakan kepada mereka untuk berhenti mengejek dan mengganggu dirinya. subjek B, C dan D menjawab serentak dan saling setuju dengan jawaban yang diberikan subjek lain. Subjek A terlihat menghindari pembicaraan tentang teman yang membullynya, ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. 4. Hari Keempat Pertemuan keempat dilakukan pada tanggal 7 Desember Sama seperti pada tiga pertemuan sebelumnya, pertemuan keempat juga dimulai pada pukul WIB di salah satu ruang kelas. Uraian kegiatan yang dilakukan pada pertemuan keempat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

23 75 Tabel 4.5. Proses pelaksanaan pertemuan keempat Kegiatan Hasil pelaksanaan Observasi Memilih gambar yang memiliki kesamaan Subjek menjelaskan tentang 2 gambar yang memiliki kesamaan. Subjek B dan C bekerjasama menyelesaikan permainan, selain itu jua terlihat bahwa subjek B jua membantu subje A dan D untuk menyelesaikan permainan. Subjek B, C dan D secara bergantian menjelaskan gambar Menulis bentuk-bentuk bully verbal yang dialmi Menulis pikiran dan perasaan ketika mengalami bullying verbal Menemukan pikiran positif 5. Hari kelima Subjek dapat mengingat dan menuliskan bentuk-bentuk bully verbal yang dialami. Subjek mampu mengekspresi perasaan dan pikirannya ketika dibully melalu cerita yan dituliskan. Subjek C mengatakan ia akan menganggap apa yang dilakukan teman terhadap dirinya seperti angin yang lewat, sehingga tidak perlu dihiraukan. Subjek B dan D memberikan jawaban yang sama dengan subjek C. bullying verbal. Subjek A dan D secara spontan mengangkat tangan sambil berkata pernah mengalami bully verbal. Subjek C terlihat membutuhkan waktu untuk mengingat, ia terlihat diam beberapa saat sebelum menulis dan saat menulis. Subjek A dan B memilih menjauh dari subjek lain saat menulis. sedangkan subjek C dan subjek D tidak berpindah tempat duduk. Berbeda dari pertemuan sebelumnya, subjek C tidak langsung menulis, ia terlihat diam beberapa saat seperti sedang mengingat sesuatu sebelum mulai menulis. Pertemuan kelima dilaksanakan pada tanggal 8 Desember Berbededa dari pertemuan sebelumnya, pertemuan kelima dilakukan pada pukul WIB. Uraian pelaksanaan intervensi dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

24 76 Tabel 4.6. Proses pelaksanaan pertemuan kelima Kegiatan Hasil pelaksanaan Observasi Membaca cerita tentang bully relasi. 1. Menulis bentukbentuk bully relasi yang dialami 2. Menulis pengalaman dan pikiran ketika mengalami bully relasi 3. Menemukan pikiran positif subjek menyebutkan bahwa mereka juga pernah mengalami kejadian seperti cerita yang dibacakan. subjek dapat mengingat dan menuliskan bentukbentuk bully relasi yang dialami, Subjek C dan subjek B hanya mengungkapkan emosi negatif yang dirasakannya ketika mengalami bullying, tanpa menuliskan bagaimana kejadian tersebut terjadi dan apa yang ia pikirkan saat itu. Sedangkan pada subjek A dan D mereka mampu mengekspresikan pengalaman bullying yang dialami dengan lebih rinci dibandingkan subjek B dan subjek D. Subjek mengungkapkan pikiran positif yang sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Subjek B mengatakan bahwa ia pernah difitnah mencuri uang teman sekelas. Subjek C dan D spontan mengatakan mereka pernah mengalaminya. Begitu pula dengan subjek B, ia bahkan menjelaskan bully relasi yang dialami. Mereka terlihat tidak senang dan kesal dengan kejadian terebut. Sedangkan subjek A hanya diam sambil mendengarkan subjek lain berbicara. Subjek terlihat itdak nyaman saat mengikuti proses intervensi ketika salah seorang siswa mencoba melihat kegiatan yang sedang dilakukan. Subjek A hanya diam, saat peneliti menanyakan mengenai pikirannya ketika ia merasa cemas karena dibully. 6. Hari keenam Pada pertemuan keenam, peneliti melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan intervensi yang telah dilakukan dan mengukur kecemasan subjek setelah intervensi. Pertemuan ini dilakukan pada tanggal 9 Desember 2016, pada pukul

25 77 WIB. Peneliti meminta setiap subjek untuk mengisi lembar evaluasi, setelah itu dilanjutkan dengan mengisi skala kecemasan. Pada pertemuan ini diketahui bahwa subjek, masih mengalami bullying saat intervensi dilakukan. Selain itu, juga diketahui bahwa tidak semua subjek mencoba untuk mempraktekkan pikiran positif yang dikatakannya saat intervensi berlangsung. C. Hasil Analisa Data Data yang diperoleh akan dianalisa dengan uji analisis secara nonparametrik menggunaan uji Mann-Whitney untuk menguji apakah ada perbedaan skor kecemasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selain itu juga dilakukan uji analisa dengan mennggunakan uji Wilcoxon untuk melihat apakah ada perbedaan skor kecemasan antara kondisi pretest dengan posttest pada masing-masing kelompok. Urain hasil analisis data dibagi menjadi dua bagian, yaitu hasil analis data kelompok dan hasil analisa data individual. C.1. Hasil analisis data kelompok Dari hasil pemberian skala kecemasan pada saat sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dilkukannya intervensi kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka skor yang diperoleh setiap subjek sebagai berikut: Tabel 4.7. Distribusi skor kecemasan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Kelompok eksperimen Kelompok kontrol Subjek skor skor Subjek Pretest Postets Pretest Postets A E B F C G D H 38 45

26 78 Berdasarkan statistik deskriptif dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tabel 4.7, terlihat bahwa terdapat perbedaan rerata (mean) pretest dan posttest baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa skor kecemasan masing-masing kelompok dalam setiap tes berbeda. Tabel 4.8. Statistik deskriptf kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Kondisi pengukuran Kelompok N Mean SD Max Min Pretest Eksperimen Kontrol Posttest Eksperimen 4 66, Kontrol Selanjutnya dilakukan uji komparatif (Mann Whitney) terhadap data penelitian kecemasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dilakukan terapi menulis ekspresif. Selain itu juga dilakukan uji komporatif (Wilcoxon) antara kondisi sebelum (pretest) dan (posttest) pada masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji analisa dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9. Hasil uji komporatif skor kecemasan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Uji statistik Kelompok Kondisi pengukuran Effect size (r) P Kesimpulan pretest Mann (p < 0.05) signifikan Whitney Tidak posttest (p > 0.05) signifikan Wilcoxon Eksperimen Tidak (p > 0.05) signifikan Kontrol Tidak (p > 0.05) signifikan Dari tabel di atas menunjukkan adanya perbedaan signifikan kecemasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan terapi menulis ekspresif (p < 0.05). Sementara itu, tidak ada perbedaan kecemasan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan terapi menulis ekspresif

27 79 (p > 0.05). Sedangkan dari uji Wilcoxon diperoleh hasil bahwa pada kelompok eksperimen tidak terdapat perbedaan kecemasan yang signifikan antara kondisi sebelum dan sesudah dilakukan terapi menulis ekspreif (p > 0.05). Hal yang sama juga terlihat pada kelompok kontrol, yaitu tidak ada perbedaan kecemasan yang signifikan antara kondisi sebelum dan sesudah dilakukan terapi menulis ekspresif (p > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa terapi menulis ekspresif tidak efektif menurunkan kecemasan pada anak korban bullying. C.2. Hasil analisa data individual Analisa individual dilakukan dengan membandingkan skor kecemasan yang diperoleh setiap subjek dengan skor rata-rata kelompok terapi menulis ekspreif pada saat pretest dan posttest. Hasil analisis ini akan disajikan dalam bentuk grafik. Selain itu hasil analisa individual juga dilengkapi dengan data yang diperoleh dari lembar kerja subjek. Setiap subjek diberi inisial huruf abjad secara berurutan, yaitu subjek A, B, C dan D. Berikut adalah gambaran perbandingan skor kecemasan setiap subjek dengan rata-rata kelompok.

28 80 Gambar 4.1. Perbandingan skor kecemasan subjek dengan skor rata-rata kelompok Dari grafik di atas terlihat bahwa pada kondisi pretest skor kecemasan 3 orang subjek yaitu subjek A, C dan D berada di bawa rata-rata skor kecemasan kelompok. Begitu pula pada kondisi posttest subjek A, C dan juga memiliki skor kecemasan di bawah rata-rata skor kecemasan kelompok. Namun bila melihat skor kecemasan masing-masing subjek, maka terlihat bahwa hanya subjek D yang memperlihatkan penurunan skor kecemasan pada kondisi pretest dan posttest. Dari skala kecemasan yang diberikan kepada subjek juga diperoleh gambaran skor kecemasan subjek berdasarkan tipe kecemasan pada saat kondisi sebelum (pretest) dan setelah (posttest) dilakukan terapi menulis ekspresif. Berikut distribusi skor kecemasan berdasarkan tipe kecemasan.

29 81 Tabel Skor kecemasan berdasarkan tipe kecemasan Tipe kecemasan Kondisi Subjek pengukuran A B C D Separation anxiety Pretest posttest Social Phobia Pretest posttest Obsessivecompulsive Pretest posttest Panic/agoraphobia Pretest posttest Fear of physical injury Pretest posttest General anxiety Pretest posttest a. Subjek A Subjek A merupakan siswa di salah satu sekolah dasar. Saat ini ia duduk di kelas 6 dan berusia 12 tahun. A adalah seorang anak yang pendiam, sedikit tertutup dan kurang ekspresif. A juga termasuk anak yang lamban terutama dalam menyelesaikan tugas sekolah jika dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya yang lain. Ketika A memiliki masalah, A lebih memilih untuk menghindar dari pada menyelesaikannya, seperti ketika ia diganggu oleh teman, A tidak berani melawan terutama jika teman yang mengganggu lebih kuat dibandingkan dirinya. Perlakuan bullying yang A alami sudah terjadi cukup lama sebelum A duduk di kelas 6. Hal tersebut membuat ia merasa takut dan cemas, sehingga A tidak pernah memberitau guru ataupun orangtua. A takut dipukul lagi oleh teman yang membullynya, jika ia memberitahu guru atau orangtua. Saat di rumah subjek A terkadang juga mengalami perlakuan kasar. Hal ini mempengaruhi keberanian A untuk membela diri ketika berhadapan dengan orang yang lebih kuat darinya. Ketika A ditegur oleh gurupun, hal tersebut membuat A merasa takut, bahkan subjek A tidak berani untuk pulang ke rumah. Saat A merasa cemas dan

30 82 takut untuk pergi ke sekolah, A berpura-pura sakit agar tidak pergi ke sekolah. subjek A merupakan salah satu korban bullying di sekolahnya. A mengalami bullying hampir setiap hari dan mengalami bully baik secara fisik, verbal maupun relasi. Dari gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa pada saat pretest skor kecemasan A adalah 51 (kategori sedang). Pada saat posttest terlihat adanya peningkatan skor kecemasan yaitu menjadi 55, namun masih berada pada kategori sedang. Terlihat juga bahwa pada saat pretest dan posttest A memperoleh skor di bawah rata-rata skor kecemasan kelompok, hal ini menunjukkan bahwa dalam kelompok terapi menulis ekspresif, subjek A memiliki kecemasan di bawah rata-rata. Selain itu juga diperoleh gambaran perbedaan skor kecemasan subjek A berdasarkan tipe kecemasan antara sebelum dan sesudah diberikan menulis ekspresif, seperti pada gambar 4.2. berikut ini: Gambar 4.2. Perbandingan skor kecemasan subjek A berdasarkan tipe kecemasan pada kondisi pretest dan posttest Dari gambar 4.2 di atas terlihat bahwa adanya peningkatan skor pada tipe kecemasasan social phobia, obsessive compulsive, panic/agoraphobia dan general anxiety pada kondisi pretest dan posttest. Peningkatan skor yang paling tinggi terjadi

31 83 pada tipe general anxiety sebesar 7 poin, yaitu skor pada saat pretest sebesar 4 poin dan saat posttest meningkat menjadi 11 poin. Sedangkan pada tipe kecemasan fear of physical injury tidak terjadi perubahan skor baik pada kondisi pretest maupun posttest. Selain itu juga terlihat adanya penurunan skor pada tipe kecemasan separation anxiety sebesar 3 poin dari kondisi pretest dan posttest. Berdasarkan lembar kerja pada saat intervensi, diketahui bahwa kejadian bullying yang dialami subjek A diantaranya, dipukul, dilempar, diancam, dicubit, diejek dan difitnah. Dari hasil cerita yang ditulis oleh A pada buku rahasia, A mengungkapkan perasaan dan pikirannya saat mengalami bullying. Dari cerita yang ditulis A, A merasa takut, sedih dan marah karena kejadian bullying yang dialaminya. Selain itu diketahui juga bahwa A pernah mencoba untuk melawan dengan bertanya mengapa ia didorong, bukannya mendapat jawaban, tetapi A malah dipukul dan diejek oleh temannya tersebut. Selain secara verbal, A juga pernah mencoba untuk melawan secara fisik yaitu berkelahi dengan teman yang membullynya, namun A kembali mendapat tekanan berupa ancaman dari temannya tersebut. Kejadian tersebut membuat A merasa takut, A juga tidak berani untuk memberitahu guru ataupun orangtuanya. Tidak adanya support dari orangtua menambah rasa takut A untuk memberitahu kejadian bullying yang dialaminya. Subjek A menuliskan bahwa jika orangtua mengetahui ia terlibat masalah, ia akan dimarahi. Pada tahap juxtapisition dan application to the self, A berahasil menyampaikan kecemasan yang dirasakannya, yaitu mengapa ia selalu diganggu, ketakutannya jika bertemu dengan teman yang membullynya dan ketakutannya jika kejadian bullying yang disampaikannya diketahui oleh orang lain. Saat A mencoba menemukan pikiran positif

32 84 saat ia merasa cemas karena bullying, awalnya ia belum mampu menemukan pikiran positif tersebut, namun pada pertemuan selanjutnya A sudah mampu melakukannya. Sebelum berangkat ke sekolah, ia akan mengatakan kepada dirinya jika nanti ia berjumpa dengan teman yang membullynya tersebut, ia tidak akan memperdulikannya meskipun ia dipanggil oleh temannya tersebut. Akan tetapi A masih terlihat belum mampu menggungkapkan pikiran dan perasaannya jika berhadapan dengan temannya tersebut. A mengatakan, jika ia bertemu dengan teman yang membullynya tersebut, ia hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa. A juga mengatakan, jika ia merasa cemas dengan kejadian bullying yang dialaminya, ia akan mencoba untuk bersikap tenang, dan tidak memikirkan hal-hal negatif atau yang aneh-aneh. Dari hasil observasi selama intervensi berlangsung, diketahui bahwa A adala satu-satunya subjek laki-laki, subjek A lebih banyak diam saat intervensi berlangsung. Ia hanya berbicara ketika peneliti bertanya kepadanya. Subjek A juga terlihat berusaha untuk menghindarai pembicaraan tentang bullying yang dialami, ia mencoba menghindar dengan bertanya tentang hal lain yang tidak ada hubungannya dengan kejadian bullying yang dialami. Subjek A selalu pindah tempat duduk ketika mulai menulis, dibandingkan dengan subjek yang lain, cerita yang dituliskan oleh subjek lebih singkat dan terlihat tidak banyak perasaan dan pikirannya yang terkesplor saat menulis. Pada tahap evaluasi, diketahui bahwa subjek A masih mengalami bullying, ketika ia dibully A hanya diam dan tidak melawan. A juga diketahui tidak mempraktekkan pikiran posistif yang telah diungkapannya selama intervensi berlangsung. Selain itu, A mengatakan bahwa perasaan kesalnya sedikit berkurang,

33 85 meskipun terkadang subjek A masih merasa takut, namun setelah mengikuti intervensi, ketakutannya sedikit berkurang. b. Subjek B Subjek B adalah salah satu siswi di sekolah dasar di Pekanbaru. Saat ini B duduk di kelas 5 dan berusia 10 tahun. B memiliki tubuh yang cukup besar dibandingkan dengan teman sekelasnya yang lain. Kemampuan akademik B tergolong rata-rata jika dibandingkan dengan teman sekelasnya yang lain. Hanya saja sikapnya yang tidak fokus dan cenderung mengerjakan hal lain saat belajar, membuatnya lamban dalam mengerjakan tugas. B memiliki sikap kekanak-kanakan, ketika menyampaikan sesuatu, B terkesesan berlebihan dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian dari lawan bicaranya. Sikap B yang demikian, membuatnya cukup memiliki banyak masalah dengan teman-teman, ia cukup sering diganggu oleh temannya. B merupakan salah satu korban bullying di sekolahnya. Bullying yang dialami oleh B sudah berlangsung cukup lama yaitu sebelum B duduk di kelas 5. Sebelumnya B pernah berpura-pura sakit agar tidak pergi ke sekolah, hal ini subjek B lakukan beberapa kali, karena perlakuan bullying yang dialami. Meskipun sekarang subjek B sudah mulai berani untuk membalas, namun hal tersebut tidak membuat teman-teman berhenti membullynya. Subjek B agak sering mengalami bullying yaitu sekitar 2 atau 3 kali dalam seminggu dan mengalami bullying baik secara fisik, verbal maupun relasi. Dari gambar 4.1. di atas, terlihat bahwa pada kondisi pretest skor kecemasan subjek B adalah 94 (kategori tinggi) dan pada kondisi posttest terjadi peningkatan skor sebesar 3 poin, yaitu menjadi 97 (kategori tinggi). Selain itu terlihat juga bahwa pada

34 86 kedua kondisi yaitu kondisi pretest dan posttest subjek B memperoleh skor di atas ratarata skor kelompok terapi menulis ekspresif (mean pretest = 66 dan mean posttest = 66,5). Hal ini berarti bahwa tidak terjadi penurunan kecemasan pada subjek B baik dilihat berdasarkan skor kecemasan yang diperoleh maupun berdasarkan kategori kecemasan pada saat pretest dan posttest. Begitu pula saat dibandingkan dengan ratarata skor kecemasan kelompok. Berdasarkan skor yang diperoleh subjek B pada skala kecemasan, juga diperoleh gambaran perbedaan skor kecemasan subjek B berdasarkan tipe kecemasan anatra kondisi pretest dan posttest, seperti pada gambar 4.3 berikut ini: Gambar 4.3. Perbandingan skor kecemasan subjek B berdasarkan tipe kecemasan pada kondisi pretest dan posttest Dari gambar 4.3 di atas, penurun skor kecemasan pada tipe kecemasan obsessive compulsive dan fear of physical injury yaitu masing-masing sebesar 1 poin (pretest = 14, posttest = 13). Namun pada empat tipe kecemasan lainnya terlihat peningkatan skor

35 87 kecemasan, yaitu yaitu pada separation anxiety, social anxiety, dan general anxiety. Sedangkan pada tipe obsessive compulsive, panic/agoraphobia dan fear of physical injury terjadi penurunan skor antara kondisi pretest dan posttest. Pada tipe obsessive compulsive skor kecemasan subjek menurun sebesar 1 poin (pretest = 14, posttest = 13), tipe kecemasan panic/agoraphobia skor kecemasan subjek B menurun sebesar 7 poin (pretest = 27, posttest = 20. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan intervensi menulis ekspresif, terjadi penurunan simptom kecemasan pada tipe kecemasan obsessive compulsive dan fear of physical injury. Berdasarkan lembar kerja pada saat proses intervensi berlangsung, diketahui bentuk-bentuk bullying yang dialami oleh subjek B, diantaranya dipukul, dicubit, diejek, dimintai uang dan ditarik jilbab. Dari cerita yang dituliskan B pada buku rahasia, diketahui bahwa B mampu mengungkapkan perasaannya saat dibully yaitu B merasa benci dengan teman yang membullynya tersebut. B juga sulit untuk memaafkan mereka. Hingga pertemuan terakhir, B masih mengatakan bahwa ia tidak bisa memaafkan teman yang sudah bersikap keterlaluan kepadanya dan masih menyimpan perasaan benci dan marah. saat mengungkapkan hal tersebut, terdengar adanya tekanan pada intonasi suara B. Selain itu, dari hasil cerita yang ditulis oleh B juga diketahui bahwa tidak terlihat usaha B untuk menghentikan teman yang membullynya tersebut atau menuliskan pikirannya tentang apa yang ingin dan akan ia lakukan agar tidak dibully lagi. B menuliskan ia tidak memberitahu orangtua tentang kejadian bullying yang dialaminya karena takut teman yang membullynya akan dimarahi. B juga menuliskan bahwa ia merasa kasihan kepada teman yang membullynya tersebut, jika orangtuanya benarbenar memarahi temannya tersebut.

36 88 Pada tahap juxtaposition dan application to the self, B mengungkapkan pikiran positif untuk mengurangi kecemasannya, melalui pertanyaan yang peneliti berikan. B mengatakan saat dia akan berangkat ke sekolah, ia berkata kepada dirinya untuk tidak perlu takut terhadap teman yang membullynya, tidak perlu mendengarkan dan memperdulikan apa yang mereka katakan atau ia akan langsung bertanya kepada teman yang membully, mengapa mereka mengganggu dirinya. Selain itu, subjek B mampu menemukan cara untuk mengalihkan pikiran dan perasaannya dengan melakukan kegiatan yang ia senangi, salah satunya dengan menggambar. Dari hasil observasi selama proses intervensi berlangsung, terlihat bahwa subjek merasa tidak senang dengan sikap subjek C yang selalu mengkritik apa yang diungkapkan oleh subjek B, seperti saat B memberikan jawaban yang sama dengan C, maka C mengatakan B meniru jawaban dirinya. Sikap subjek B yang tidak fokus selama intervensi, terkadang menjadi bahan lelucon bagi subjek C. Subjek B juga terlihat beberapa kali keluar ruangan selama prooses intervensi, tanpa meminta izin peneliti. Saat B mengungkapkan pikiran positif, jika berhadapan dengan teman yang membully, sebelum pelaksanaan dilakukan terlihat subjek B sedang diganggu oleh beberapa orang temannya, dan subjek B terlihat mencoba untuk melawan. Selama proses intervensi berlangsung, B mengatakan bahwa ia masih mengalami bullying. Dari lembar evaluasi yang diberikan, B mengatakan bahwa ia merasa senang menuliskan tentang perasaannya tentang perlakuan bullying yang dialaminya, meskipun demikian hal tersebut tidak mengurangi perasaan marah dan benci terhadap teman yang membullynya. Subjek B menyebutkan bahwa ia masih benci dan marah dengan teman yang membullynya.

LAMPIRAN B. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN B. Universitas Sumatera Utara 108 LAMPIRAN B 109 SKALA PENELITIAN UNIERSITAS SUMATERA UTARA IDENTITAS Nama : Kelas/Sekolah : Tempat/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : 110 PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Jadi, variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian 18 BAB III A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi untuk mengetahui akibat manipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Stres kerja 2. Variabel bebas : Pelatihan kebersyukuran B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel tergantung Variabel bebas : caregiver burden : supportive group therapy B. Definisi Operasional Variabel Berikut adalah definisi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama 2. Variabel bebas : Terapi Tadabbur Al-quran B. Definisi Operasional 1. Kecemasan

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian tentang efektivitas teknik restrukturisasi kognitif dalam mereduksi kecemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian pada pendekatan ini adalah kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak mengunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Seniati, dkk, 2011). Kerlinger (2000) menambahkan bahwa desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (True Experimental Research) yaitu suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (True Experimental Research) yaitu suatu penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis eksperimen dengan cara memberi perlakuan sesuatu pada situasi tertentu, kemudian membandingkan hasil tersebut

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penunjang dan Kuesioner Self Esteem dan Jealousy. Frekuensi bertemu dengan pasangan : Sering ( setiap hari )

Lampiran 1. Data Penunjang dan Kuesioner Self Esteem dan Jealousy. Frekuensi bertemu dengan pasangan : Sering ( setiap hari ) Lampiran 1. Data Penunjang dan Kuesioner Self Esteem dan Jealousy DATA PRIBADI Nama ( inisial ) : Jenis Kelamin : Usia : Fakultas : Frekuensi bertemu dengan pasangan : Sering ( setiap hari ) Kadang-kadang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanaan di SMP Negeri 2 Ambarawa Kabupaten Semarang. Lokasi penelitian tersebut berada di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian komparasi atau perbedaan, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel tergantung. Shaughnessy, Zeichmester, dan Zeichmester (2012)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung (dependent) : Kecemasan ibu hamil hipertensi 2. Variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Azwar (2013), variabel adalah simbol yang nilainya dapat bervariasi, yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kuantitatif yang mempunyai tata cara dengan pengambilan keputusan interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. karena tidak memenuhi tiga syarat utama dari suatu penelitian eksperimen. rendah di PAUD AN Nur Kecamatan Kemiling.

III. METODELOGI PENELITIAN. karena tidak memenuhi tiga syarat utama dari suatu penelitian eksperimen. rendah di PAUD AN Nur Kecamatan Kemiling. III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan jenis eksperimen kuasi. Seniati (2005: 37) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel Tergantung : Penerimaan Diri 2. Variabel Bebas : Pelatihan Konsep Diri B. Definisi Operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel tergantung Variabel bebas : Empati : Bermain peran (roleplay) B. Definisi Operasional 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. panelitian kami adalah kemandirian dalam belajar. Sedangkan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. panelitian kami adalah kemandirian dalam belajar. Sedangkan variabel 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Identivikasi Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang sebab perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan LAMPIRAN 1. Informed Consent 152 153 154 LAMPIRAN 2. Modul Psikoedukasi 155 MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI Sesi 1 Tema Tujuan : ice breaking : Menjalin rapport

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen. Arikunto (2006: 5) mengemukakan pendapatnya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen. Arikunto (2006: 5) mengemukakan pendapatnya BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksperimen. Arikunto (2006: 5) mengemukakan pendapatnya mengenai penelitian

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang. variabel bebasnya adalah pola asuh orang tua.

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang. variabel bebasnya adalah pola asuh orang tua. 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1) Variabel Widoyoko (2014) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel bebas (Independent

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universita Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universita Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Contoh Alat Ukur Liebowitz Social Anxiety Scale for Children and Adolescents Petunjuk: Untuk setiap situasi, isilah dengan angka berikut yang menunjukkan seberapa besar ketakutan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Konsep Diri dan. Skala Motivasi Berprestasi

LAMPIRAN A. Skala Konsep Diri dan. Skala Motivasi Berprestasi 96 LAMPIRAN A Skala Konsep Diri dan Skala Motivasi Berprestasi 97 Instrumen Penelitian Variabel Skala X A. Blue Print ASPEK INDIKATOR AITEM NO F/U 1. Kondisi Pandangan 1. Saya mampu hidup mandiri 1 F yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulakan data yang berupa angka. Data tersebut kemudian diolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen non-randomized pretest posttest control group design. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen non-randomized pretest posttest control group design. Desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Pada penelitian ini digunakan desain eksperimen non-randomized

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian dan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IX A dan Kelas IX B yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisis data, dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk pendekatan penelitian kuantitatif yang menekankan pada analisis data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini. Adapun desain yang dilakukan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini. Adapun desain yang dilakukan adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptive dengan pendekatan kuantitatif karena dari beberapa metode penelitian yang ada, peneliti merasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi menggunakan analisis komparasi yaitu bentuk analisis variabel (data) u ntuk

Lebih terperinci

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Self Esteem Korban Bullying 115 SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Stefi Gresia 1 Dr. Gantina Komalasari, M. Psi 2 Karsih, M. Pd 3 Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimen dengan model rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design (Neuman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan bagian metode penelitian yang terdiri atas desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitafif korelasional dengan melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu atau

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. perolehan dari lokasi penelitian, yaitu di Pondok Pesantren Teknologi Riau.

BAB III PENYAJIAN DATA. perolehan dari lokasi penelitian, yaitu di Pondok Pesantren Teknologi Riau. BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini penulis akan memaparkan data yang menulis perolehan dari lokasi penelitian, yaitu di Pondok Pesantren Teknologi Riau. Adapun data yang menulis paparkan disini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subjek hadir saat penelitian. Berikut ini merupakan data siswa yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subjek hadir saat penelitian. Berikut ini merupakan data siswa yang A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian berjumlah 80 anak, memilliki kriteria inklusi, meliputi: siswa yang menduduki kelas XI Madrasah Aliyah Darul Ulum, siswa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda, Aceh Tamiang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan kinerja pegawai pria dan pegawai wanita Kantor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII G dan VII C SMP Negeri 9 Salatiga yang memiliki keterampilan sosial rendah yang masing-masing berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya layanan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya layanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya layanan pendidikan yang efektif

Lebih terperinci

D. Hipotesis Penelitian. social emotional learning dalam menurunkan tingkat agresivitas pada siswa sekolah

D. Hipotesis Penelitian. social emotional learning dalam menurunkan tingkat agresivitas pada siswa sekolah 61 D. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah adanya pengaruh pelatihan social emotional learning dalam menurunkan tingkat agresivitas pada siswa sekolah dasar H Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2017 hingga 5 Maret 2017 di Panti Wreda Pengayoman Semarang. Adapun rincian pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. dapat dibedakan menjadi dua yakni variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. dapat dibedakan menjadi dua yakni variabel bebas dan variabel terikat 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah suatu konsep yang memiliki variasi nilai. Konsep apa saja asalkan memiliki variasi nilai dapat disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan hardiness mahasiswa lakilaki dan mahasiswa perempuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dan Identifikasi Variabel Pendekatan penelitian ini menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis, atau biasa disebut pendekaan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen Semu dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian pada tanggal 3 Maret 2012 penulis terlebih dahulu meminta surat ijin penelitian dari Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN [ BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kesalahan dalam pemilihan metode

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN VISUALISASI TERHADAP PENURUNAN STRES PADA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI. Oleh : Firman M2A

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN VISUALISASI TERHADAP PENURUNAN STRES PADA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI. Oleh : Firman M2A PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN VISUALISASI TERHADAP PENURUNAN STRES PADA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI Oleh : Firman M2A 099 033 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai. 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA Ertik Indrawati, Setyorini dan Sumardjono Padmomartono Program Studi S1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif korelasional yang melihat hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan antara keterbukaan diri (X), dengan keakraban (Y). Maka dapat dinyatakan bahwa skema

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model penelitian korelasional. Pendekatan kuantitatif menekankan analisa pada data angka yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitan Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA N 1 Getasan Tahun Pelajaran 2012/2013. Siswa kelas XI IPS berjumlah 51 siswa terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan 38 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Waktu penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. B. Metode Penelitian Metode penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri

Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri Lampiran 1 Uji validitas dan reliabilitas Hasil try out Penyesuaian diri No Uji Validitas Keterangan 1 0.382 Diterima 2 0.362 Diterima 3 0.232 Ditolak 4 0.411 Diterima 5 0.317 Diterima 6 0.324 Diterima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Varibabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying 2. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A ALAT UKUR SKALA MANAJEMEN WAKTU Nama : Periode Penilaian : Fasilitator : Tanggal Penilaian : PETUNJUK PENGERJAAN 1. Bacalah pernyataan pada lembar berikut ini dengan cermat dan jujur.

Lebih terperinci