BAB I PENDAHULUAN I.1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN I.1"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Limbah merupakan zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari kegiatan manusia. Bahan buangan yang dihasilkan dari kegiatan laboratorium kimia merupakan zat yang telah tercampur dengan zat kimia berbahaya. Kandungan zat kimia (anion) yang ada di dalam limbah umumnya berupa halida, sianida, asetat dan dihidrogenfosfat. Mengingat tingginya bahaya zat kimia jika masuk ke dalam organ manusia, maka mendorong ahli kimia untuk mengembangkan suatu senyawa yang dapat mendeteksi anion yang terkandung di dalam limbah. Suatu bahan atau alat yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia disebut sensor. Oleh karena itu, pengembangan sensor sangat penting. Banyak upaya telah dilakukan untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini, baik untuk mendeteksi anion, kation atau bahkan molekul netral. Kemosensor merupakan senyawa kimia yang mengalami perubahan energi karena berbagai macam keadaan, antara lain disebabkan oleh cahaya (photochromism), temperatur (thermochromism), ph (halochromism), listrik (electrochromism), ion (ionochromism) dan pelarut (solvatochromism) (Bamfield, 2001). Sensor harus dapat memberikan sinyal ketika berinteraksi dengan analit. Sinyal yang dihasilkan dari interaksi sensor analit berupa energi yang terukur disebut transduksi sinyal. Pada penelitian ini akan dibahas metode pendeteksian anion yang sederhana dan dapat dilakukan dengan memanfaatkan senyawa sensor kolorimetri (Rezaeian dan Khanmohammadi, 2014). Sensor anion mempunyai dua bagian utama, yaitu sisi interaksi/ikat dan sisi sinyal seperti yang terlihat pada Gambar I.1. Sisi interaksi/ikat melibatkan sisi pengikat yang akan berinteraksi dengan anion baik secara elektrostatis maupun ikatan hidrogen. Sisi sinyal merupakan bagian-bagian sinyal yang terhubung ke sisi interaksi baik secara langsung maupun dengan intramolekular terkait. Contoh gugus fungsi yang dapat digunakan sebagai sisi sinyal adalah gugus kromofor dan aromatik. Kromofor tersebut menunjukkan terjadinya perubahan warna dalam 1

2 2 proses interaksi dengan anion, sedangkan gugus fungsi yang dapat digunakan sebagai sisi interaksi/ikat pada sensor anion yaitu imina, urea, tiourea, amida, pirol, imidaolium, hidrazon dan hidroksil. Gugus fungsi tersebut dapat melakukan donor hidrogen sehingga proses interaksi dengan anion dapat terjadi. senyawa sensor anion interaksi senyawa sensor-anion Gambar I.1 Interaksi antara senyawa sensor anion dengan anion (Martinez- Manez, 2003) Interaksi ini dapat terjadi jika pada senyawa sensor terdapat sisi ikat yang berperan sebagai gugus pendonor ikatan hidrogen seperti OH atau NH dan anion yang bersifat basa sebagai gugus penerima ikatan hidrogen (Reena dkk., 2013). Interaksi antara sensor dengan anion juga dapat terjadi melalui deprotonasi sisi ikat oleh anion (Pandurangan dkk., 2013). Perubahan warna yang kuat akan dihasilkan oleh sensor kimia apabila sistem delokalisasi elektron semakin panjang sehingga menyebabkan perubahan spektra UV-vis dengan pergeseran batokromik (Purwono dan Mahardiani, 2009). Selain melalui interaksi ikatan hidrogen dan deprotonasi, senyawa sensor juga dapat mengalami reaksi adisi nukleofilik terhadap gugus ikat oleh anion menghasilkan fenomena chemodosimeter. Perubahan warna yang terjadi disebabkan oleh terhentinya delokalisasi elektron sehingga perubahan spektra UVvis berupa pergeseran hipsokromik. Benzaldehida merupakan salah satu senyawa yang potensial untuk dikembangkan sebagai senyawa sensor karena strukturnya yang memiliki gugus karbonil (C=O) serta cincin benzena yang dapat dimodifikasi sebagai sisi sinyal yang kuat. Selain itu cincin benzena tidak memiliki gugus lain yang membuat cincin tersebut susah untuk tersubstitusi. Benzaldehida sendiri bukan merupakan senyawa kemosensor karena tidak memiliki gugus ikat dan gugus sinyal kolorimetri. Desain senyawa sensor dapat dilakukan dengan mengubah gugus (C=O) pada benzaldehida menjadi gugus disianovinil (-C=C-(CN)2) seperti yang dapat dilihat pada

3 3 Gambar I.2. Gugus disianovinil memiliki gugus ikat yang dapat berpengaruh dalam pendeteksian anion melalui fenomena chemodosimeter yaitu interaksi adisi nukleofilik oleh anion (Yang dkk., 2013) dan dapat menghasilkan perubahan warna yang teramati langsung dengan mata. Gambar I.2 Reaksi pembentukan senyawa target (1) Desain senyawa sensor juga dapat dilakukan dengan mereaksikan turunan disianovinil (senyawa target 1) dengan natrium azida yang akan membentuk cincin 1H-tetrazol (Tisseh dkk., 2012) (Gambar I.3). Cincin 1H-tetrazol juga dapat berperan sebagai senyawa sensor anion kolorimetri (Li dkk., 2013). Terbentuknya cincin 1H-tetrazol pada benzaldehida menyebabkan senyawa sensor memiliki dua gugus sisi ikat sensor yang dapat berinteraksi melalui ikatan hidrogen maupun melalui fenomena chemodosimeter. Gambar I.3 Reaksi pembentukan senyawa target (2) Hasil senyawa target (2) yang mengandung cincin 1H-tetrazol jika dibandingkan dengan struktur senyawa benzaldehida, terlihat terjadi peningkatan delokalisasi ke arah cincin 1H-tetrazol. Oleh karena itu senyawa kemosensor (1)

4 4 dan (2) akan dibandingkan kemampuan sebagai senyawa sensor anion kolorimetri terhadap anion F -, Cl -, Br -, I -, CN -, H2PO4 -, SO4 2- dan SO3 2-. I.2 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan senyawa sensor anion kolorimetri dari bahan dasar benzaldehida dengan sensitivitas dan selektivitas yang lebih baik. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain: 1. Mensintesis turunan senyawa disianovinil (1) dan senyawa 1H-tetrazol (2) dari benzaldehida sebagai senyawa sensor anion kolorimetri. 2. Mempelajari pengaruh pelarut (solvatochromic) terhadap perubahan warna dan aktivitas senyawa sensor terhadap anion (ionochromic). 3. Menentukan nilai limit deteksi turunan senyawa disianovinil (1) dan senyawa 1H-tetrazol (2) terhadap jumlah penambahan anion. I.3 Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi pada perkembangan desain dan sintesis senyawa organik sebagai sensor anion kolorimetri.

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS II.1 Tinjauan Pustaka II.1.1 Senyawa sensor anion kolorimetri Sensor merupakan suatu sistem yang bekerja akibat adanya stimulus dan memiliki karakteristik tertentu. Sensor kimia mampu memberikan sinyal tertentu dari adanya suatu spesies kimia. Salah satunya melalui fenomena perubahan warna (chromism) (Bamfield, 2001). Perubahan warna yang dihasilkan oleh senyawa sensor dapat digunakan dalam identifikasi atau analisis kualitatif. Perubahan warna yang dapat diamati kasat mata (kolorimetri) membuat proses identifikasi menjadi lebih praktis tanpa membutuhkan penggunaan instrumen (Martinez-Manez, 2003). Suatu senyawa kimia dapat digunakan sebagai sensor anion apabila dapat mengalami perubahan struktur saat berinteraksi dengan anion dan dapat diamati perubahan warna maupun pergeseran panjang gelombangnya. Perubahan struktur tersebut dapat terjadi jika suatu senyawa kimia memiliki dua sisi aktif yaitu sisi ikat dan sisi sinyal yang saling terhubung secara kovalen. Sisi sinyal berupa gugus kromofor berperan sebagai penanda perubahan warna dalam proses pendeteksian anion sementara sisi ikat pada senyawa berperan dalam berinteraksi atau berikatan dengan anion (Okudan dkk., 2013). Sisi ikat akan berinteraksi dengan anion baik secara elektrostatik ataupun melalui ikatan hidrogen. Adanya interaksi melalui ikatan hidrogen dapat dikatakan terjadi apabila gugus fungsi yang dapat berpotensi sebagai sisi ikat dapat berperan sebagai donor ikatan hidrogen (Reena dkk., 2013). Selain melalui interaksi ikatan hidrogen, interaksi dengan anion juga dapat melalui kemodosimeter (chemodosimeter) yang melibatkan reaksi kimia yang bersifat irreversibel (adisi nukleofilik) (Xu dkk., 2010). Fenomena kemodosimeter umumnya melibatkan anion dengan sifat nukleofilisitas yang tinggi seperti sianida (CN - ) (Park dkk., 2012). Gugus kromofor yang berperan sebagai sisi sinyal dapat berupa gugus kovalen tak jenuh dengan sistem terkonjugasi. Struktur yang memiliki sistem 5

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PEDAHULUA I.1 Latar Belakang Monitoring zat kimia berbahaya dalam lingkungan sangat penting dilakukan mengingat bahaya dari zat kimia sangat merugikan bagi kesehatan. Kandungan zat kimia di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pelepasan logam berat ke lingkungan dapat disebabkan oleh beberapa proses seperti pembuangan limbah dari proses penyepuhan, pertambangan, dan electroplating yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB I PEDAULUA I.1 Latar Belakang Penanganan masalah limbah melibatkan proses identifikasi terhadap kandungan spesies kimia seperti kation dan anion. Proses identifikasi yang umum dilakukan adalah metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah suatu industri salah satunya memiliki sifat toksik yang dapat merusak bahkan mematikan organisme hidup. Kandungan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian tentang sensor molekular (chemosensor) untuk anion telah berkembang pesat dan mendapat perhatian besar para peneliti untuk mendeteksi anion tertentu yang

Lebih terperinci

I BAB I PENDAHULUAN I.1

I BAB I PENDAHULUAN I.1 I BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan penanganan pencemaran lingkungan mulai dari limbah industri maupun kegiatan rumah tangga belum dapat ditangani dengan baik hingga saat ini. Berbagai

Lebih terperinci

Elusidasi struktur. Ultraviolet - visibel

Elusidasi struktur. Ultraviolet - visibel Elusidasi struktur Ultraviolet - visibel Data yang diperoleh dari spektra uv-vis 1. Bentuk spektra 2. Panjang gelombang maksimum 3. Intensitas pita Proses Eksitasi Definisi absorbansi Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan

Lebih terperinci

Penentuan struktur senyawa organik

Penentuan struktur senyawa organik Penentuan struktur senyawa organik Tujuan Umum: memahami metoda penentuan struktur senyawa organik moderen, yaitu dengan metoda spektroskopi Tujuan Umum: mampu membaca dan menginterpretasikan data spektrum

Lebih terperinci

REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL

REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL BAB 5 REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL Dalam bab ini akan dibahas mengenai reaksi substitusi alfa. Ciri utama dari reaksi ini adalah terjadi melalui pembentukan intermediet enol atau ion enolat. 5.1. Keto-enol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang memiliki peranan penting dalam metabolisme tubuh manusia. Reaksi oksidasi ini disebabkan oleh senyawa reactive oxygen species

Lebih terperinci

kamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode

kamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode BAB 1 PEDAULUA Pengembangan suatu senyawa aktif dapat dilakukan dengan memodifikasi struktur suatu senyawa aktif atau memodifikasi senyawa induk dengan dasar pemilihan gugus atau substituen secara rasional.

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Nurrahmi Handayani

Lebih terperinci

(2) kekuatan ikatan yang dibentuk untuk karbon;

(2) kekuatan ikatan yang dibentuk untuk karbon; Reaksi Subsitusi Nukleofilik Alifatik Reaksi yang berlangsung karena penggantian satu atau lebih atom atau gugus dari suatu senyawa oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi. Bila reaksi substitusi

Lebih terperinci

III. SIFAT KIMIA SENYAWA FENOLIK

III. SIFAT KIMIA SENYAWA FENOLIK Senyawa Fenolik pada Sayuran Indigenous III. SIFAT KIMIA SENYAWA FENOLIK A. Kerangka Fenolik Senyawa fenolik, seperti telah dijelaskan pada Bab I, memiliki sekurang kurangnya satu gugus fenol. Gugus fenol

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK DAN DASAR-DASAR REAKSI ORGANIK

PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK DAN DASAR-DASAR REAKSI ORGANIK ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK DAN DASAR-DASAR REAKSI ORGANIK PENDAHULUAN Oleh: C. Budimarwanti, M.Si Senyawa organik terlibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras yang berasal dari tanaman padi merupakan bahan makanan pokok bagi setengah penduduk dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu, tanaman padi banyak dibudidayakan

Lebih terperinci

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Pengantar Gugus fungsi dari asam karboksilat terdiri atas ikatan C=O dengan OH pada karbon yang sama. Gugus karboksil biasanya ditulis -COOH. Asam alifatik memiliki gugus alkil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Udara

I. PENDAHULUAN. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Udara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Udara mengandung sejumlah oksigen, yang merupakan komponen esensial bagi kehidupan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian diperoleh persentase siswa SMA Negeri 1 Limboto yang menjawab benar dan salah untuk setiap aspek pemahaman

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuat, mengisolasi dan mengkarakterisasi derivat akrilamida. Penelitian diawali dengan mereaksikan akrilamida dengan anilin sulfat.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri

Lebih terperinci

DR. Harrizul Rivai, M.S. Lektor Kepala Kimia Analitik Fakultas Farmasi Universitas Andalas. 28/03/2013 Harrizul Rivai

DR. Harrizul Rivai, M.S. Lektor Kepala Kimia Analitik Fakultas Farmasi Universitas Andalas. 28/03/2013 Harrizul Rivai DR. Harrizul Rivai, M.S. Lektor Kepala Kimia Analitik Fakultas Farmasi Universitas Andalas 28/03/2013 Harrizul Rivai 1 Penggunaan Spektrofotometri UV-Vis Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif 28/03/2013

Lebih terperinci

Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian)

Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian) Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian) Suatu atom/gugus di dalam suatu senyawa diganti oleh suatu atom/gugus lain dari senyawa yang lain. Konsep dasarnya adalah

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals

1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals 1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Reaktivitas dan Mekanisme, mahasiswa

Lebih terperinci

telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti

telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti BAB 1 PEDAHULUA Sesuai perkembangan ilmu pengetahuan kimia organik saat ini banyak senyawa senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai penyakit, salah satunya

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan sifat asam serta basa. 2. Memahami teori

Lebih terperinci

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS Anggota Kelompok : Azizah Puspitasari 4301412042 Rouf Khoironi 4301412050 Nur Fatimah 4301412057 Singgih Ade Triawan 4301412079 PENGERTIAN DAN PRINSIP

Lebih terperinci

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam Memiliki rasa masam; misalnya cuka mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun

Lebih terperinci

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP PENDAHULUAN Kalian pasti mendengar penyedap makanan. Penyedap makanan yang sering digunakan adalah vitsin. Penyedap ini mengandung monosodium glutamat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Benzena A. STRUKTUR DAN SIFAT BENZENA. Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6

KIMIA. Sesi. Benzena A. STRUKTUR DAN SIFAT BENZENA. Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 18 Sesi NGAN Benzena Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6 dengan struktur berbentuk cincin (siklik) segienam beraturan. Struktur kimia

Lebih terperinci

BAB VIII ALKENA DAN ALKUNA

BAB VIII ALKENA DAN ALKUNA BAB VIII ALKENA DAN ALKUNA 1. Ikatan dalam alkena dan alkuna Keasaman : Alkuna> Alkena> Alkana (sp > sp 2 > sp 3 ) Karena untuk sp karakter s = 50% dan p = 50%, sehingga elektron dalam orbital lebih dekat

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

AROMATISITAS, BENZENA DAN BENZENA TERSUBSTITUSI ACHMAD SYAHRANI ORGANIC CHEMISTRY, FESSENDEN DAN FESSENDEN, THIRD EDITION

AROMATISITAS, BENZENA DAN BENZENA TERSUBSTITUSI ACHMAD SYAHRANI ORGANIC CHEMISTRY, FESSENDEN DAN FESSENDEN, THIRD EDITION AROMATISITAS, BENZENA DAN BENZENA TERSUBSTITUSI ACHMAD SYAHRANI ORGANIC CHEMISTRY, FESSENDEN DAN FESSENDEN, THIRD EDITION 1 BENZENA PERTAMA KALI DIISOLASI OLEH MICHAEL FARADAY, 1825 DARI RESIDU BERMINYAK

Lebih terperinci

SENYAWA ORGANIK HIDROKARBON DENGAN KARBON ELEKTROFILIK

SENYAWA ORGANIK HIDROKARBON DENGAN KARBON ELEKTROFILIK SENYAWA ORGANIK HIDROKARBON DENGAN KARBON ELEKTROFILIK Aromatisitas Seperti yang dibicarakan pada kimia organik I., senyawa hidrokarbon adalah kelompok zat organik yang hanya terdiri dari unsur karbon

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll LOGO Bab 08 Asam Basa Apa yang terjadi? - Koma - Tulang keropos - Sesak napas - dll 1 Ikhtisar Teori Asam Basa Sifat Asam-Basa dari Air ph-suatu ukuran keasaman Kesetimbangan Asam-Basa Lemah dan Garam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan berlangsung selama sintesis, serta alat-alat yang diperlukan untuk sintesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan berlangsung selama sintesis, serta alat-alat yang diperlukan untuk sintesis. II TINJUN PUSTK 2.1 Rancangan nalisis Dalam sintesis suatu senyawa kimia atau senyawa obat yang baik, diperlukan beberapa persiapan. Persiapan tersebut antara lain berupa bahan dasar sintesis, pereaksi,

Lebih terperinci

BANK SOAL KIMIA ORGANIK I UJIAN MID SEMESTER GANJIL 2002/2003

BANK SOAL KIMIA ORGANIK I UJIAN MID SEMESTER GANJIL 2002/2003 BANK SOAL KIMIA ORGANIK I UJIAN MID SEMESTER GANJIL 2002/2003 1. Terangkan dengan jelas bagaimana terjadinya ikatan sigma dan pi antara atom-atom pada periode II yaitu atom boron, karbon, dan nitrogen.

Lebih terperinci

Senyawa Halogen Organik (organohalogen) Tim Dosen Kimia FTP - UB

Senyawa Halogen Organik (organohalogen) Tim Dosen Kimia FTP - UB Senyawa alogen Organik (organohalogen) Tim Dosen Kimia FTP - UB Pendahuluan Organohalogen sebagai pelarut, insektisida, dan bahan sintesis organik. Beberapa organohalogen bersifat racun, sehingga harus

Lebih terperinci

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak

Lebih terperinci

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga disebut juga larutan penahan atau larutan dapar atau buffer.

Lebih terperinci

Pengantar KO2 (Kimia Organik Gugus Fungsi)

Pengantar KO2 (Kimia Organik Gugus Fungsi) Pengantar KO2 (Kimia Organik Gugus Fungsi) Sasaran : pengenalan gugus fungsi. Mengetahui sifat fisika dan kimia suatu bahan yang digunakan sebagai obat, kosmetika, bahan makanan dan minuman. Untuk digunaka

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap

Lebih terperinci

KIMIAWI SENYAWA KARBONIL

KIMIAWI SENYAWA KARBONIL BAB 1 KIMIAWI SENYAWA KARBONIL Senyawa karbonil adalah kelompok senyawaan organik yang mengandung gugus karbonil, C=O, gugus fungsional yang paling penting dalam kimia organik. Senyawa karbonil ada di

Lebih terperinci

MAKALAH PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TEORI ASAM - BASA. Oleh : M. PRANJOTO UTOMO

MAKALAH PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TEORI ASAM - BASA. Oleh : M. PRANJOTO UTOMO MAKALA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TEORI ASAM - BASA Oleh : M. PRANJOTO UTOMO Makalah ini disampaikan pada kegiatan: Pelatihan Olimpiade SMAN 7 Purworejo Di SMAN 7 Purworejo Pada tanggal 26 28 Februari

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia IKATAN KIMIA IKATAN KIMIA Gaya yang memegangi atom atau ion membentuk molekul atau kristal disebut Ikatan Kimia. Elektron memegang peran penting dalam pembentukan ikatan kimia. Peranan elektron dalam pembentukan

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB 7. ASAM DAN BASA BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI

Lebih terperinci

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks)

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks) 97 Nama : Kelompok : Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X 5 /2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit. Materi pokok : Konsep Redoks Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sintesis Cairan Ionik Turunan Imidazolin. Dalam penelitian ini, cairan ionik turunan imidazolin yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sintesis Cairan Ionik Turunan Imidazolin. Dalam penelitian ini, cairan ionik turunan imidazolin yang digunakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Cairan Ionik Turunan Imidazolin Dalam penelitian ini, cairan ionik turunan imidazolin yang digunakan sebagai inhibitor korosi baja karbon pada kondisi pertambangan

Lebih terperinci

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator Sumber Belajar

INTRUKSI Kompetensi Dasar  Indikator   Sumber Belajar Lampiran 3 117 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun yang ada dalam LKS ini dengan seksama. 2. Setelah membacanya, jawablah pertanyaan menurut prosedur yang ada. 3. Setelah mengisinya dengan

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 12

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 12 A. BENZENA 1. Rumus a. Rumus molekul : C 6H 6 b. Rumus bangun : 2. Hibridisasi Struktur Kekule, setiap atom C dalam benzena membentuk 3 ikatan sigma = ( sp 2 ) 3 dan 1 ikatan phi = ( p-p ) 1. Hal ini dapat

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan, karena dalam prosesnya akan dihasilkan produk utama dan juga produk samping berupa limbah produksi, baik limbah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mutschler, 1991). Tuberculosis (TB) menyebar antar individu terutama

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR I SENTESIS BENZIL ALKOHOL DAN ASAM BENZOAT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR I SENTESIS BENZIL ALKOHOL DAN ASAM BENZOAT LAPRAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA RGANIK DASAR I SENTESIS BENZIL ALKL DAN ASAM BENZAT LABRATRIUM KIMIA RGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM UNIVERSITAS GADJA MADA YGYAKARTA 2005 SINTESIS BENZIL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan obat saat ini tengah mengalami kemajuan yang cukup pesat dengan semakin banyaknya peneliti yang melakukan penelitian dan menciptakan berbagai macam obat

Lebih terperinci

Penataan Ulang Beckmann

Penataan Ulang Beckmann Penataan Ulang Beckmann Penulis: Cyntia Stiani Anggraini 10512081; K-01; Kelompok VI cyntia_sa@yahoo.co.id Abstrak Di dalam laporan ini dibahas mengenai reaksi yang melibatkan penataan ulang Beckmann,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan,

BAB I PENDAHULUAN. hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sinar matahari selain merupakan sumber energi bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan, antara lain menyebabkan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry Untuk memahami konsep larutan buffer perlu diketahui konsep asam basa. Konsep asam basa ada tiga yaitu menurut Arrhenius, Bronsted

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) Yogyakarta Mei Lembar Jawab.

OLIMPIADE SAINS NASIONAL CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) Yogyakarta Mei Lembar Jawab. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2016 Yogyakarta 18-24 Mei 2015 Lembar Jawab Kimia TEORI Waktu: 240 menit KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI KNSEP DASAR KIMIA RGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI 1. Kekhasan Atom Karbon Atom karbon adalah atom yang memiliki enam elektron dengan dengan konfigurasi 1s 2 2s 2 2p 2. Empat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 RPP/KIC215/ 03 2. Mata kuliah & Kode : Kimia Analisis Instrumen /KIC215 5. Kompetensi Dasar : menjelaskan metoda analisis kolorimetri dan aplikasinya 6. Indikator Ketercapaian :Dapat menjelaskan prinsip

Lebih terperinci

Partikel Materi. Partikel Materi

Partikel Materi. Partikel Materi Bab 4 Partikel Materi Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: menjelaskan konsep atom, ion, dan molekul; menghubungkan konsep atom, ion, dan molekul dengan produk kimia

Lebih terperinci

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON Kelompok VII: 1. Anggi Cahaya Nirwana (F1C116012) 2. Eko Prastyo (F1C116022) 3. Mardiana (F1C116023) 4. Mutiara Sarah H. (F1C116029)

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 LARUTAN PENYANGGA [Yea r] LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 MARI BELAJAR Indikator Produk Menjelaskan komponen pembentuk larutan penyangga dengan berpikir kritis. Menjelaskan

Lebih terperinci

D. 8 mol S E. 4 mol Fe(OH) 3 C. 6 mol S Kunci : B Penyelesaian : Reaksi :

D. 8 mol S E. 4 mol Fe(OH) 3 C. 6 mol S Kunci : B Penyelesaian : Reaksi : 1. Perhatikan reaksi, 2 Fe 2 S 3 + 3O 2 + 6 H 2 O 4 Fe(OH) 3 + 6S Jika 2 mol Fe 2 S 3, 2 mol O 2 dan 3 mol H 2 O bereaksi dengan sempurna, akan dihasilkan : A. 3 mol Fe(OH) 3 B. 2 mol Fe(OH) 3 D. 8 mol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari uraian latar belakang diatas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dari uraian latar belakang diatas dirumuskan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai senyawa, baik senyawa organik maupun anorganik. Senyawa organik sangat banyak jenisnya, sehingga perlu adanya penggolongan

Lebih terperinci

Senyawa Koordinasi (senyawa kompleks)

Senyawa Koordinasi (senyawa kompleks) Senyawa Koordinasi (senyawa kompleks) Salah satu keistimewaan logam transisi adalah dapat membentuk senyawa klompeks, yaitu senyawa yang paling sedikit terdiri dari satu ion kompleks (terdiri dari kation

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2014 Page 1 1. MATERI: STOIKIOMETRI Reaksi kondensasi berkaitan dengan reaksi pembentukan polimer, di samping ada juga yang mengalami reaksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LARUTAN BUFFER

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LARUTAN BUFFER LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LARUTAN BUFFER Nama : Fathul Muin NIM : 12/334686/PA/14919 LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA DASAR

Lebih terperinci

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013 Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam

Lebih terperinci

Kelompok G : Nicolas oerip ( ) Filia irawati ( ) Ayndri Nico P ( )

Kelompok G : Nicolas oerip ( ) Filia irawati ( ) Ayndri Nico P ( ) Kelompok G : Nicolas oerip (5203011028) Filia irawati (5203011029) Ayndri Nico P (5203011040) Mempelajari reaksi esterifikasi Apa sih reaksi esterifikasi itu? Bagaimana reaksi esterifikasi itu? Reaksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,

Lebih terperinci

2. Substitusi dengan kelompok halogen OH. Halogen gugus-oh diganti dengan menggunakan pereaksi atau PCl5 PCL3:

2. Substitusi dengan kelompok halogen OH. Halogen gugus-oh diganti dengan menggunakan pereaksi atau PCl5 PCL3: Analisa gugus fungsi Reaksi Kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya reaksi antar ion, sedangkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 5 Alkohol dan Fenol: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia DIAH RATNA SARI 11609010 KELOMPOK I Tanggal Percobaan : 27 Oktober 2010 Shift Rabu Siang (13.00 17.00

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah banyak dibangun industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berkembangnya industri tentu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga menimbulkan

Lebih terperinci

TEORI ASAM BASA Secara Umum :

TEORI ASAM BASA Secara Umum : TEORI ASAM BASA Secara Umum : Asam Basa : : Cairan berasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biru Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah Garam : Cairan yang berasa asin TEORI

Lebih terperinci

dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat

dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat BAB 1 PENDAHULUAN Saat ini banyak terdapat senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis serta digunakan untuk mengobati berbagai penyakit yang timbul pada masyarakat. Berbagai macam senyawa hasil

Lebih terperinci

parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan BAB 1 PENDAHULUAN Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang farmasi dan obat-obatan, menyebabkan perlunya pengembangan obat baru untuk memenuhi kebutuhan pasar. Salah satu upaya

Lebih terperinci

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). HIDROKARBON Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya Bab V Ikatan Kimia Sebagian besar unsur yang ada di alam mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi (berikatan) dengan unsur lain. Hal itu dilakukan karena unsur tersebut ingin mencapai kestabilan. Cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PEDAHULUA A. Latar Belakang Senyawa kovalen koordinasi terbentuk antara ion logam yang memiliki orbital d yang belum terisi penuh (umumnya ion logam transisi) dengan ligan yang memiliki pasangan

Lebih terperinci

MAKALAH LARUTAN ASAM DAN BASA

MAKALAH LARUTAN ASAM DAN BASA MAKALAH LARUTAN ASAM DAN BASA OLEH: IRMA MULYANI (1313031073) MARIA VERONIKA (1613031041) NI MADE DWI RIANTI AGUSTINI (1613031024) NI NENGAH PRATIWI CAHYANI (1613031015) RINDA HENDRIKA UTAMI MAHMUDA (1613031028)

Lebih terperinci