BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
|
|
- Inge Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah banyak dibangun industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berkembangnya industri tentu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga menimbulkan dampak negatif lewat limbah produksi yang dihasilkan, salah satunya adalah limbah cair. Limbah cair adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat atau industri yang mengandung hampir 0,1% benda-benda padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik (Mahida, 1984). Limbah cair tersebut dihasilkan dari pelepasan zat warna ke lingkungan oleh industri tekstil, makanan, kulit dan kertas. Limbah yang dihasilkan dari industri tekstil kebanyakan limbah cair berwarna yang sukar untuk dihilangkan. Salah satu contoh zat warna yang banyak digunakan industri tekstil adalah metilen biru. Metilen biru digunakan sebagai model pewarna kationik berwarna biru yang banyak digunakan untuk pewarna kapas, kertas dan rambut (Alzaydien, 2009). Senyawa ini hanya digunakan sekitar 5% dalam pewarnaan sedangkan sisanya sebesar 95% akan dibuang sebagai limbah. Senyawa ini cukup stabil di alam dan berbahaya bagi lingkungan terutama dalam konsentrasi yang sangat besar karena dapat menaikkan COD (Chemical Oxygen Demand). Hal ini tentu saja dapat merusak keseimbangan ekosistem lingkungan yang ditandai dengan matinya organisme perairan di sekitar lokasi pembuangan limbah sehingga perlu pengolahan lebih lanjut agar limbah tekstil ini aman bagi lingkungan (Riyanto et al., 2009). Pengolahan limbah cair yang telah banyak adalah filtrasi, adsorpsi serta degradasi secara biologi (Mahardani et al, 2010). Adsorbsi menggunakan zeolit dan kitosan menghasilkan limbah padat adsorben yang terisi polutan (Hwang et al., 2009). Beberapa penelitian memanfaatkan semikonduktor fotokatalis sebagai cara pengolahan limbah untuk mendegradasi zat warna dengan metode degradasi 1
2 fotokatalis, elektrokatalis dan fotoelektrokatalis (Rahmawati et al., 2012; Wahyuningsih et al., 2014; Wijaya et al., 2006; Hamadanian et al., 2010). Pada prosesnya, penggunaan material fotokatalis sangat terbatas karena hanya dapat menyerap 5% sinar ultraviolet dari matahari dengan band gap yang lebar yaitu 3,0 3,2 ev ( Ni et al., 2007). Sehingga perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan sifat optik dalam kisaran cahaya tampak (visible). Modifikasi untuk mengurangi band gap dari TiO 2 dapat menggunakan cara hidrogenasi (Chen et al., 2011; Xia et al., 2013), doping logam (Chen et al., 2005; Binas et al., 2011; Deng et al., 2011), doping non logam (Chen et al., 2008; Gole et al., 2004), menggunakan material semikonduktor dengan band gap rendah atau dari molekul zat warna (Gratzel et al., 2001). TiO 2 dapat dimodifikasi dengan cara mengoptimasi komposisi raw material dan penambahan logam tertentu. Salah satu penambahan yang dapat digunakan untuk modifikasi TiO 2 adalah logam transisi. Penambahan logam dengan konsentrasi tinggi juga dapat menjadikan TiO 2 berubah menjadi konduktor dengan ditandai band gapnya lebih kecil daripada band gap minimal untuk semikonduktor TiO 2. Penambahan logam Cd ke dalam TiO 2 menyebabkan penurunan band gap pada TiO 2 /CdS (Li et al., 2014) dan meningkatkan aktivitas fotokatalis pada cahaya visible (Shi et al., 2012). Penurunan band gap pada TiO 2 dan peningkatan aktivitas fotokatalis pada cahaya visible juga dilaporkan dengan penambahan logam Co (Miao et al., 2014; Yang et al., 2007) dan logam Mn (Papadimitriou et al., 2011; Wang et al., 2015; Binas et al., 2012; Deng et al., 2011). Dilakukan variasi kadar penambahan logam optimal untuk mengetahui pengaruhnya terhadap reaksi degradasi fotokatalis senyawa berwarna metilen biru dan kristalinitasnya. B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Semikonduktor TiO 2 memiliki 3 jenis kristal, yaitu rutil, anatase dan brookit. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh hasil semikonduktor TiO 2 fase kristal anatase yang dapat memberikan hasil 2
3 terbaik dibandingkan dua fase kristal yang lain. TiO 2 fase anatase memiliki band gap sebesar 3,2 ev yang setara dengan energi gelombang cahaya UV. Namun menurut Ni et al. (2007), dalam penggunaannya sebagai bahan fotokatalis cahaya visible akan terbatas, karena hanya akan menyerap sekitar 5% dari cahaya matahari yang spektrumnya di daerah UV. Sehingga diperlukan upaya untuk menurunkan band gap untuk meningkatkan sifat optik di kisaran cahaya tampak (visible). Untuk menurunkan band gap tersebut dapat dilakukan dengan penambahan logam pada TiO 2. Prekursor Ti yang biasa digunakan dalam sintesis TiO 2 -M (M= ion logam transisi) antara lain titanium(iv) isopropoxide (Li et al., 2014), tetraethyl orthotitanate (Ti(OC 2 H 5 ) 4 ) (Dragan et al., 2014), tetrabutyl titanate (Ti(Obu) 4 ) (Deng et al., 2011). Titanium(IV) isopropoxide dipilih sebagai prekursor dalam penelitian ini karena memiliki gugus alkoksi yang banyak dan bercabang seperti iso-propoxides yang akan memperlambat proses hidrolisis dan kondensasi sehingga memberikan kesempatan pembentukan gugus koloid yang kecil dan berujung pada terbentuknya partikel nano dengan ukuran yang seragam (Wang et al., 1999). Telah dibuktikan bahwa Cd, Co, dan Mn dapat digunakan dalam proses fotokatalis karena ketiga logam tersebut dapat menurunkan energi bandgap dari semikonduktor TiO 2, mempengaruhi pertumbuhan ukuran kristal dan mempengaruhi volume dan ukuran pori karena logam tersebut memiliki jarijari ion lebih besar dibanding Ti 4+ dan memiliki orbital d yang masih kosong sehingga dapat membentuk ikatan dengan TiO 2 (Devi et al., 2009; Li et al., 2014; Dragan et al., 2014 dan Deng et al., 2011). Beberapa metode yang digunakan untuk mensintesis TiO 2 -M (Cd, Co, Mn) yaitu metode sol-gel pada pembuatan TiO 2 doping Co (Dragan et al., 2014; Mugundan et al., 2015), pembuatan TiO 2 doping Mn (Deng et al., 2011), pembuatan Co/TiO 2 (Katarzyna et al., 2014), metode deposition-precipitation (DP) pada pembuatan Mn/TiO 2 (Sankar et al., 2015). Dalam penelitian ini digunakan metode sol-gel, metode ini dipilih karena memiliki keuntungan yaitu lebih murah, lebih mudah, tidak memerlukan suhu tinggi, memberikan kemurnian kristal yang tinggi dan diperoleh pencampuran yang sempurna dan homogen (Liqun et al., 2005) 3
4 Proses pembentukan TiO 2 dipengaruhi temperatur, waktu pemanasan dan ph. Proses sintesis dengan variasi temperatur dapat menghasilkan ukuran partikel yang berbeda-beda, hal tersebut dilakukan untuk membentuk inti-inti dari bidang kristal. Pada sintesis TiO 2 didapatkan hasil bahwa semakin tinggi temperatur dan waktu pemanasan, maka ukuran partikel yang dihasilkan akan semakin kecil (Rahman, 2008). Aktivitas katalitik dari TiO 2 -M (M =Cd, Co, Mn) akan dipengaruhi oleh rasio perbandingan komposisi dari bahan penyusunnya. Sehingga dilakukan pembuatan TiO 2 dengan perbandingan yang berbeda antara rasio mol Ti dan mol M untuk menentukan aktivitas katalitik. TiO 2 dengan variasi penambahan konsentrasi Mn memberikan hasil yang berbeda-beda pada proses degradasi metilen biru menggunakan sinar UV (Binas, et al., 2011). Degradasi fotokatalitik merupakan proses degradasi yang melibatkan aktivitas katalis dengan bantuan cahaya. Proses fotokatalis dekomposisi senyawa organik dan anorganik adalah melalui pertukaran pasangan elektron-hole. Ketika fotokatalis semikonduktor diterangi dengan cahaya dari energi yang lebih tinggi dari band gap-nya, elektron tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi, meninggalkan lubang di pita valensi. Foto-eksitasi elektron dan lubang bisa membantu untuk menghilangkan oksigen atau mengoksidasi adsorbates pada permukaan katalis. Metilen biru cenderung lebih baik dilakukan proses degradasi fotokatalis pada ph larutan basa karena metilen biru yang memiliki ikatan S + akan mudah berinteraksi dengan TiO 2 yang bermuatan negatif. Interaksi elektrostatik akan meningkat antara metilen biru dengan TiO 2, kemudian dengan ditambahkan energi cahaya (foton) molekul MB akan dipecah oleh radikal hidroksil (OH ) yang terdapat dalam larutan. Proses degradasi fotokatalis pada penelitian ini dilakukan selama 150 menit dengan hasil akhir penurunan konsentrasi MB sebesar 61,50%. Hal ini tidak efektif karena membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan proses degradasi terhadap senyawa MB (Palupi, 2006). 4
5 2. Batasan Masalah a. Sintesis TiO 2 dilakukan dengan metode sol-gel dengan prekursor titanium(iv) isopropoksida (TTIP). b. Metode pembuatan TiO 2 -M (M = Cd, Co, Mn) adalah metode sol-gel yang dilakukan pada suhu 90 o C dengan variasi perbandingan mol Ti : M (M = Cd, Co, Mn) masing-masing adalah 3:1 ; 2:1 ; 1:1 ; 1:2 ; 1:3 dengan suhu kalsinasi 400 o C. c. TiO 2 -M (M = Cd, Co, Mn) dilakukan untuk degradasi fotokatalitik metilen biru dengan waktu penyinaran selama 5, 10, 15, 20, 25, 30 menit. 3. Rumusan Masalah a. Bagaimana pengaruh perbedaan penambahan logam (Cd, Co, Mn) pada TiO 2 terhadap semikonduktor TiO 2? b. Bagaimana pengaruh perbedaan komposisi dan lama waktu penyinaran terhadap degradasi zat warna metilen biru menggunakan TiO 2 -M (M = Cd, Co, Mn)? C. Tujuan Penelitian 1. Mempelajari pengaruh perbedaan penambahan logam (Cd, Co, Mn) pada TiO 2 terhadap semikonduktor TiO 2 2. Mempelajari pengaruh perbedaan komposisi dan lama waktu penyinaran terhadap degradasi senyawa berwarna metilen biru menggunakan TiO 2 -M (M = Cd, Co, Mn) D. Manfaat Penelitian Memberikan metode alternatif lain untuk pengembangan sintesis TiO 2 dalam menangani masalah limbah cair industri tekstil dengan menggunakan penambahan logam (Cd, Co, Mn) dengan metode sol-gel dan diaplikasikan terhadap senyawa berwarna metilen biru untuk mengetahui aktivitas fotokatalis pada daerah visible. 5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan TiO 2 sebagai fotokatalis diperkenalkan pertama kali oleh Fujishima dan Honda tahun 1972 mengenai pemecahan air menjadi oksigen dan hidrogen secara fotoelektrokimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotokatalis telah mendapat banyak perhatian selama tiga dekade terakhir sebagai solusi yang menjanjikan baik untuk mengatasi masalah energi maupun lingkungan. Sejak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Katalis merupakan suatu zat yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang dapat digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan banyak limbah organik golongan senyawa azo, yang akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenol merupakan senyawa organik yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang bersifat karsinogenik,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon pada cincin benzene dan merupakan senyawa yang bersifat toksik, sumber pencemaran
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis
Lebih terperinciBAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Limbah dari berbagai industri mengandung zat pewarna berbahaya, yang harus dihilangkan untuk menjaga kualitas lingkungan. Limbah zat warna, timbul sebagai akibat langsung
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA. Oleh STEFANI KRISTA BP :
SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA Oleh STEFANI KRISTA BP : 0910412029 JURUSAN S1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan industri tekstil selain menguntungkan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini diulas dalam tiga subbab. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam, yaitu SEM-EDS, XRD dan DRS. Karakterisasi
Lebih terperinciADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam industri tekstil, kertas, kulit, plastik, cat, farmasi dan makanan yang digunakan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan nanoteknologi tersebut berbagai aspek persoalan dapat kita selesaikan (Anonim A, 2012). Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titanium dioksida (TiO 2 ) sejak beberapa tahun terakhir banyak digunakan dalam berbagai bidang anatas anatara lain sebagai pigmen, bakterisida, pasta gigi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Titanium dioksida atau TiO 2 merupakan material semikonduktor yang banyak dimanfaatkan untuk fotokatalis, mikroelektronik, sel optik, inaktivasi mikroorganisme,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan oleh zat warna yang berasal dari industri tekstil dan pewarnaan (dying) serta pencemaran logam berat Cu(II) dari kegiatan electroplating
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahan material dalam skala nano yang dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sintesis material, beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material. Perbaikan kinerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi nano yang semakin populer beberapa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanoteknologi merupakan teknologi nano yang semakin populer beberapa tahun ini (Saas, 2007). Disebut nano karena ukuran partikel-partikel penyusunnya sangat kecil. Istilah
Lebih terperinciI. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT
I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT Tujuan Berdasarkan metode ph-metri akan ditunjukkan bahwa ion metalik terhidrat memiliki perilaku seperti suatu mono asam dengan konstanta keasaman yang tergantung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan logam berat sebagai polutan bagi lingkungan hidup diawali dengan meningkatnya populasi dan industrialisasi dari proses modernisasi manusia dan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material mesopori menjadi hal yang menarik untuk dipelajari terutama setelah ditemukannya material mesopori berstruktur nano yang kemudian dikenal sebagai bahan M41S
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI. elektron valensi memiliki tingkat energi yang disebut energi valensi.
BAB III DASAR TEORI 3.1 Semikonduktor Semikonduktor adalah bahan yang mempunyai energi celah (Eg) antara 2-3,9 elektron volt. Bahan dengan energi celah diatas kisaran energi celah semikonduktor adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam bidang sintesis material, memacu para peneliti untuk mengembangkan atau memodifikasi metode preparasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspek Kimia CO 2 Karbon dioksida adalah produk akhir oksidasi senyawa organik dan karena itu dianggap sebagai senyawa yang stabil. Senyawa ini dapat diproses secara kimiawi
Lebih terperinciJurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 3 No.5, Juni 2005 ISSN X
17 Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Vol. 3 No.5, Juni 5 ISSN 1693248X Saifuddin, Kombinasi Berbagai Oksidator Untuk Mendegradasi 2Chlorobifenil Dalam Sistem UV/TiO 2 /Oksidant KOMBINASI BERBAGAI OKSIDATOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar misalnya pencemaran oleh limbah industri dimana limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan senyawa kompleks yang didopingkan pada material semikonduktor semakin banyak dilakukan dalam rangka mendapatkan material semikonduktor rekaan. Penggunaan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan
OP-015 PENGARUH BERAT TiO 2 ANATASE, KECEPATAN PENGADUKAN DAN ph DALAM DEGRADASI SENYAWA FENOL Zulkarnaini 1, Yeggi Darnas 2, Nofriya 3 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Unversitas Andalas Kampus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Energi cahaya matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik melalui suatu sistem yang disebut sel surya. Peluang dalam memanfaatkan energi matahari masih
Lebih terperinciBENTUK KRISTAL TITANIUM DIOKSIDA
BENTUK KRISTAL TITANIUM DIOKSIDA TiO2 memiliki tiga macam bentuk kristal : Anatase rutil brukit namun yang memiliki aktivitas fotokatalis terbaik adalah anatase. Bentuk kristal anatase diamati terjadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang
I.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Limbah cair yang mengandung zat warna telah banyak dihasilkan oleh beberapa industri domestik seperti industri tekstil dan laboratorium kimia. Industri-industri tekstil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.1 Latar Belakang Pasir besi merupakan salah satu sumber besi yang dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. rasa mual pada lambung, muntah, dan diare. Bahan ini juga bila terkena mata dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Congo Red Congo Red merupakan bahan kimia yang memiliki potensi berbahaya terhadap kesehatan tubuh manusia, diantaranya bila tertelan dapat mengakibatkan rasa mual pada lambung,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah berkembang suatu mekanisme fotokatalis yang menerapkan pemanfaatan radiasi ultraviolet dan bahan semikonduktor sebagai fotokatalis, umumnya menggunakan bahan TiO2
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan melahirkan revolusi industri baru di abad 21 (Anonim, 2011). Sekarang ini nanoteknologi memiliki
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN Variasi kecepatan stiring 800 rpm, variasi temperatur sintering 700, 800, 900 C Variasi temperatur 700 C = struktur kristal tetragonal, fase nya anatase, no PDF 01-086-1156,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat telah memaksa riset dalam segala bidang ilmu dan teknologi untuk terus berinovasi. Tak terkecuali teknologi dalam bidang penyimpanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. alkohol, dan fenol alkohol (Nair et al, 2008). Fenol memiliki rumus struktur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fenol Fenol (C 6 H 6 OH) merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksil yang terikat pada cincin benzena. Senyawa fenol memiliki beberapa nama lain seperti asam karbolik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan, karena dalam prosesnya akan dihasilkan produk utama dan juga produk samping berupa limbah produksi, baik limbah
Lebih terperinciSINTESIS TiO 2 M (Cd, Co, Mn) SEBAGAI FOTOKATALIS DEGRADASI ZAT WARNA METILEN BIRU
SINTESIS TiO 2 M (Cd, Co, Mn) SEBAGAI FOTOKATALIS DEGRADASI ZAT WARNA METILEN BIRU Disusun Oleh: DWITA NUR AISYAH M0311023 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Proses pembangunan disegala bidang selain membawa kemajuan terhadap kehidupan manusia, tetapi juga akan membawa dampak negative bagi lingkungan hidup. Industrialisasi
Lebih terperinciTiO 2 jatuh pada 650 nm sedangkan pada kompleks itu sendiri jatuh pada 600 nm, dengan konstanta laju injeksi elektron sekitar 5,5 x 10 8 s -1 sampai
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Transfer elektron antara material semikonduktor nanopartikel dengan sensitiser, yaitu suatu senyawa berwarna (dye) yang didopingkan pada semikonduktor merupakan subyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Semikonduktor sangat berperan besar dalam perkembangan teknologi dewasa ini khususnya untuk teknologi solar cell, fotokatalis maupun material sensor. Karena nilai
Lebih terperinciadsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang industri sampai saat ini masih menjadi tolak ukur perkembangan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Kemajuan dalam bidang industri ini ternyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia, termasuk di Yogyakarta, selain membawa dampak positif juga menimbulkan dampak negatif, seperti terjadinya peningkatan jumlah limbah
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS FOTOKATALIS SENYAWA Ca1-xCoxTiO3 PADA PROSES DEGRADASI METILEN BIRU DENGAN SINAR UV DAN SINAR TAMPAK
UJI AKTIVITAS FOTOKATALIS SENYAWA Ca1-xCoxTiO3 PADA PROSES DEGRADASI METILEN BIRU DENGAN SINAR UV DAN SINAR TAMPAK PHOTOCATALYTIC ACTIVITY OF Ca1-xCoxTiO3 IN DEGRADATION OF METHYLENE BLUE BY USING UV AND
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong pesatnya perkembangan di berbagai sektor kehidupan manusia terutama sektor industri. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Saat ini biomassa telah banyak menarik perhatian para peneliti. Hal ini
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini biomassa telah banyak menarik perhatian para peneliti. Hal ini dikarenakan sifatnya yang ramah terhadap lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintesis semikonduktor hibrid menggunakan material semikonduktor oksida dengan cara mendopingkan sensitiser pada material tersebut telah banyak diteliti. Sayo,
Lebih terperinciBAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN
29 BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian XRD Hasil Pengeringan Pada pengujian XRD material TiO 2 hasil proses sol-gel hanya sampai proses pengeringan ini, akan dibandingkan pengaruh perbedaan molaritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel surya merupakan suatu piranti elektronik yang mampu mengkonversi energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan dampak buruk terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. 1.1 Latar Belakang Masalah Mineral besi oksida merupakan komponen utama dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembuatan lapis tipis semikonduktor merupakan salah satu cara untuk memudahkan aplikasi semikonduktor baik sebagai solar sel maupun fotokatalis dalam degradasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan
dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung bahan anorganik yang berisi kumpulan mineral-mineral berdiameter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah lempung mempunyai cadangan yang cukup besar di hampir seluruh wilayah Indonesia namum pemanfaatannya masih belum optimal. Tanah lempung merupakan bahan alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan energi matahari di muka bumi sangat besar yakni mencapai 3x10 24 J/tahun atau sekitar 10.000 kali lebih banyak dari energi yang dibutuhkan makhluk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh kesetimbangan dinamik dan interaksi fisika-kimia. Logam berat dalam perairan antara lain
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Degradasi Fotokatalitik Degradasi fotokatalitik merupakan proses reaksi yang melibatkan cahaya (foton) dan katalis. Dalam media air, senyawa organik dapat dioksidasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit
Lebih terperinci2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL
3 2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL Pendahuluan Bahan semikonduktor titanium oxide (TiO 2 ) merupakan material yang banyak digunakan dalam berbagai
Lebih terperinciUntuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam
Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara
Lebih terperinciPENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 2, No. 2, pp. 576-582, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 26 September 2014, Accepted 26 September 2014, Published online 28 September 2014 PENGARUH PENAMBAHAN HIDROGEN PEROKSIDA
Lebih terperinciPENGARUH NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA RESIN SEBAGAI MATERIAL TRANSPARAN ANTI UV DAN SELF CLEANING MATERIAL SKRIPSI LAILA SARI
PENGARUH NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA RESIN SEBAGAI MATERIAL TRANSPARAN ANTI UV DAN SELF CLEANING MATERIAL SKRIPSI LAILA SARI 0810442038 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi membran telah banyak digunakan pada berbagai proses pemisahan dan sangat spesifik terhadap molekul-molekul dengan ukuran tertentu. Selektifitas membran ini
Lebih terperinciKERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd.
KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd. m.sukar1982xx@gmail.com A. Keramik Bahan keramik merupakan senyawa antara logam dan bukan logam. Senyawa ini mempunyai ikatan ionik dan atau ikatan kovalen. Jadi sifat-sifatnya
Lebih terperinciPENGARUH ph TERHADAP PRODUKSI ASETON DARI LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN FOTOKATALIS TiO2-Mn
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara penghasil tebu yang cukup besar di dunia. Menurut data FAO tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat ke-9 dengan produksi tebu per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia mengarah kepada era industrialisasi. Terdapat puluhan ribu industri beroperasi di Indonesia, dan dari tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran lingkungan karena logam berat merupakan masalah yang sangat serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan uraian tentang permasalahan yang melatarbelakangi penelitian sintesis magnetit yang terlapis asam humat (Fe 3 O 4 -HA) dengan metode kopresipitasi sebagai adsorben
Lebih terperinciSintesa dan Karakterisasi Nanokomposit ZnO-Silika sebagai Fotokatalis dengan Metode Sonikasi
Sintesa dan Karakterisasi Nanokomposit ZnO-Silika sebagai Fotokatalis dengan Metode Sonikasi Penyusun: Mohammad Rahmatullah (2309 100 097) Septono Sanny Putro (2310 106 012) Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Sugeng
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap
Lebih terperinciKata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol
PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi pada bidang material dewasa ini sedang mengarah pada revolusi nanopartikel dimana dalam periode ini tejadi percepatan luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciEfek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO
Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO Ira Olimpiani,*, Astuti Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.
10 larutan elektrolit yang homogen. Pada larutan yang telah homogen dengan laju stirring yang sama ditambahkan larutan elektrolit KI+I 2 sebanyak 10 ml dengan konsentrasi 0.3 M tanpa annealing. Setelah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Kitosan Spektrum FT-IR kitosan yang digunakan untuk mensintesis karboksimetil kitosan (KMK) dapat dilihat pada Gambar 8 dan terlihat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini salah satu jenis material aplikasi yang terus dikembangkan adalah komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan atau lebih
Lebih terperinciIMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI
IMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI Oleh Angga Pradana NIM 061810301045 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perkembangan industri, semakin menimbulkan masalah. Karena limbah yang dihasilkan di sekitar lingkungan hidup menyebabkan timbulnya pencemaran udara, air
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING
PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING I Dewa Gede Panca Suwirta 2710100004 Dosen Pembimbing Hariyati Purwaningsih,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 disintesis dengan metode kopresipitasi dengan rasio fasa aktif Cu, promotor ZnO, penyangga dan Al 2 O 3 yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam menjadi pendorong bagi manusia untuk mencari sumber energi alternatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras yang berasal dari tanaman padi merupakan bahan makanan pokok bagi setengah penduduk dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu, tanaman padi banyak dibudidayakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lapisan tipis merupakan suatu lapisan dari bahan organik, anorganik, metal,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lapisan tipis merupakan suatu lapisan dari bahan organik, anorganik, metal, maupun campuran metal-organik yang dapat memiliki sifat-sifat sebagai konduktor, semikonduktor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Emas merupakan salah satu logam mulia yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki banyak kegunaan. Sifatnya yang tahan korosi dan memiliki penampilan menarik membuat
Lebih terperinci