PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN PENGGUNAAN METODE MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KLS XI IPS SMA N 5 KABUPATEN TEBO

Transkripsi

1 PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN PENGGUNAAN METODE MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KLS XI IPS SMA N 5 KABUPATEN TEBO Anisa Diniatu 1, Alfattory Rheza Syahrul 2, Syailendra Eka Saputra 2 1 Mahasiswa Program StudiPendidikanEkonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen ProgramStudi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat anisadiniatu@gmail.com ABSTRACT The results showed that: the first discipline of learning effect significantly to motivation learned grade XI IPS Tebo Regency 5 SMA N indicated by the coefficient of thitung value > ttabel The two influential learning environment significantly to motivation learned grade XI IPS Tebo Regency 5 SMA N is indicated by the value of the coefficient of thitung > value ttabel The third use of the method of teaching effect learning motivation significantly to grade XI IPS Tebo Regency 5 SMA N is indicated by the value of the coefficient of with value thitung > ttabel The four disciplines of learning, learning environments, and the use of methods of teaching are jointly significant effect against the learning motivation of students of Class XI IPS Tebo Regency 5 SMA N indicated by the value of the Fhitung > Ftabel 2.70 level significant of α = 0.05 < This means the Ha received and H0 rejected. Keywords: Motivation, Learning The Discipline Of Learning, Learning Environments And The Use Of Methods Of Learning PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Dengan adanya pendidikan maka akan sangat membantu seseorang dalam mencapai dan memperoleh kehidupan yang lebih baik kedepannya. Oleh karena itulah, pendidikan menjadi salah satu sasaran pokok pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan rakyatnya. Menurut UU No. 20, tentang sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003 Bab 1, Pasal 3, menggaris pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam proses pembelajaran yang harus diperhatikan dari diri siswa yaitu dapat dilihat dari motivasi belajar siswa apakah berhasil atau tidak. Motivasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu, pengusaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya di tunjukan oleh nilai tes atau

2 angka nilai yang di beriakan oleh guru. telah ditetapkan, dari hasil observasi yang Pada masa sekarang ini banyak anak anak diperoleh bahwa sebagian siswa yang kurang mendapatkan motivasi dalam belajar dan cencerung mengabaikan tujuan pembelajaran yang sedang mereka jalani, mengalami kesulitan dalam meningkatkan motivasi belajar. Kesulitan yang dihadapi siswa tersebut kemungkinan disebabkan untuk pencapaian motivasi belajar ada oleh kedisiplinan belajar serta keadaan beberapa faktor yang mempengaruhinya lingkungan belajar yang kurang baik yaitu faktor dari dalam mencakupi hingga pada akhirnya berdampak pada kesehatan, kecerdasan, perhatian, minat rendahnya motivasi siswa dalam dan bakat, sedangkan faktor dari luar diri siswa yaitu keluarga, sekolah, disiplin yang diterapkan di sekolah, masyarakat, menghadapi pembelajaran. Maka dari itu dapat kita lihat pada tabel 1, yaitu data siswa kelas XII SMA Negeri 5 Kabupaten lingkungan tetangga, dan aktivitas Tebo, menunjukkan hasil MID siswa organisasi. semester 1 kelas XI IPS, yang mana Motivasi siswa dalam belajar banyak siswa yang tidak tuntas motivasi ekonomi dapat diukur dari tercapainya belajar nya atau di bawah kriteria kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ketuntuasan minimum (KKM). Tabel 1. Nilai MID Semester 1, Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 KabupatenTebo Tahun Ajaran 2016/2017 No Kelas Jumlah Tuntas Tidaktuntas KKM Siswa Jumlah % Jumlah % 1 XI IPS ,9 9 28, XI IPS , , XI IPS , , XI IPS , ,2 75 Sumber : Guru SMA Negeri 5 Kabupaten Tebo, 2015 Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa banyak siswa kelas XI yang tidak tuntas pada ujian MID I mata 28,1%, XI 2 mununjukan 18 orang siswa yang tuntas dengan persentase 60,0% dan 12 orang yang tidak tuntas dengan pelajaran Ekonomi, kelas XI 1 persentase 40,0% sedangkan kelas XI 3 menunjukkan 23 orang siswa yang tuntas menunjukan 17 orang siswa yang tuntas dengan persentase 71,9% dan 9 orang dengan persentase 53,1% dan 15 orang yang tidak tuntas dengan persentase yang tidak tuntas dengan persentase 46,9.

3 Sedangkan kelas XI 4 menunjukan 22 orang siswa yang tuntas dengan persentase 68,8% dan 10 orang yang tidak tuntas dengan persentase 31,2%. Dari hasil nilai ulangan harian kelas XI dan MID Semester 1 kelas XI siswa SMA Negeri 5 Kabupaten Teboterlihat bahwa siswa masih belum termotivasi dalam mencapai motivasi belajar yang baik, tentu akan memberi pengaruh pada kualitas pendidikan dari siswa tersebut. Data di atas sangat jelas bahwa motivasi belajar siswa sangatlah rendah, ini disebabkan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar baik dari internal maupun eksternal. Seperti yang peneliti lihat pada observasi yang di SMA Negeri 5 Kabupaten Tebo, siswa yang memiliki disiplinbelajar di sekolah yang masih kurang. Selain disiplin belajar, lingkungan belajar juga merupakan factor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, lingkungan belajar disekolah diduga sangat erat kaitannya dengan semangat dan ketertarikan siswa untuk lebih giat belajar, dimana peoses dan kegiatan belajar siswa lebih banyak dilakukan di sekolah maka lingkungan belajar di sekolah diduga lebih kuat mendorong siswa untuk mencapai hasil dan tujan pembelajaran yang lebih baik. Selain faktor yang telah disebutkan diatas dapat juga dilihat lingkungan belajar yaitu lingkungan yang berada di sekolah tersebut. Jika dilihat dari fenomena yang ada lingkngan terdekat yaitu ruang kelas. Keadaan ruang kelas yang digunakan siswa dengan jumlah siswa yang belajar di dalamnya sudah seimbang namun kondisi fasilitas lainnya seperti meja dan kursi masih terdapat bebrapa yang berada dalam kondisi kurang baik bahkan ada sedikitnya yang tidak layak pakai. Diduga jika lingkungan belajar sangat mendukung, maka siswa akan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran, terutama lingkungan belajar misalnya kondisi gedung dan fasilitas sekolah. Begitu juga sebaliknya jika kondisi lingkungan kurang mendukung dalam proses pembelajaran, maka siswa akan merasa tidak nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran dan berdampak pada semangat dan motivasi siswa dalam belajar. Motivasi siswa untuk belajar sering naik turun sesuai dengan kondisi psikologi siswa. Penggunaan metode mengajar yang bervariasi dalam setiap sesi pelajaran akan sangat membantu siswa mengatasi rasa bosan untk belajar, sehingga motivasi siswa untuk belajar akan selalu muncul karena siswa merasa pelajaran yang disampaikan guru sangatlah menarik. Guru yang terampil akan mentransfer ilmu dengan baik dan sistematis. Ia juga mampu menyusun media pembelajaran yang dapat

4 membantunya dalam menyampaikan materi agar lebih menarik. Sedangkan menurut Uno (2007:23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Sementara Menurut Sudirman (2007:75) motivasi belajar adalah daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai. Ukuran dari motivasi belajar dilihat dari nilai Semester 1, Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 KabupatenTebo Tahun Ajaran 2016/2017. Menurut Arikunto (2001:114) Disiplin belajar adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib kesadaran yang ada pada kata hatinya. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan suatu peraturan atau tata tertib yang dibuat dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggung jawabkan. Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap dan prilaku. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini adalah disiplin yang dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah. Lingkungan dalam pengertian umum berarti situasi di sekitar kita. Dalam pendidikan lingkungan adalah semua faktor yang terdapat di luar diri anak dan yang mempunyai arti bagi pengembangannya serta senantiasa memberikan pengaruh terhadap dirinya Baharudin, (2007:68). Lingkungan belajar sering juga disebut dengan lingkungan pendidikan yang mana adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan. Sedangkan lingkungan pendidikan adalah latar tempat berlangsungnya pendidikanazwar, (2008:74). Berdasarkan dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan lingkungan belajar disekolah adalah semua faktor yang terdapat di luar diri anak dan yang mempunyai arti bagi pengembangannya serta senantiasa memberikan pengaruh terhadap dirinya beserta tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut.

5 Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan. Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar Hasibuan ( 2009:3) Metode mengajar merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Menurut Arikunto (2006:105) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan suatu hal seperti apa adanya. Selanjutnya Arikunto (2006:239) menjelaskan bahwa metode asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa erat hubungannya. Sebagaimana diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh disiplin belajar, lingkungan sekolah dan metode mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 5 Kabupaten Tebo. Penelitian ini dilakukan pada di SMA N 5 Kabupaten Tebo, JL. Pahlawan Unit 9 Rimbo Hulu. Dan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas XI yang terdiri dari 95 orang siswa. Menurut (Arikunto, 2013:131) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.sedangkan populasi menurut Arikunto (2002:108) adalah total semua nilai yang memungkinkan hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya. Jadi dalam penarikan sampel dilakukan secara propotional. Dimana setiap siswa diambil sampel secara random sampling, dengan jumlah populasi terdiri dari 126 orang. Dengan menggunakan nilai kritis 5%. Skala pengukuran data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, skala yang berhubungan dengan pernyataan atau sikap seseorang terhadap sesuatu dengan interval penilaian untuk setiap jawaban responden 1-5.

6 Sebelum angket disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Menurut (Arikunto, 2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan sesuatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut pernyataan dinyatakan valid jika corrected item-total correlation >0,361. Menurut Nullally (dalam Ghozali, 2012:48) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,70. Untuk mengukur reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach Alpha dengan menggunakan bantuan program SPSS versi Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis induktif yang terdiri dari uji likelihood, uji ramsey, uji normalitas, ujimultikolonialitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan regresi linear berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pembentukan model regresi terlihat bahwa nilai konstanta 12,507 artinya adalah ketika seluruh variabel independen yang meliputi disiplin belajar, lingkungan belajar dan penggunaan metode mengajar tidak mengalami perubahan atau bernilai konstan maka motivasi belajar adalah senilai konstanta 12,507. Hasil yang diperoleh menunjukkan disiplin belajar siswa IPS SMA N 5 Kabupaten Tebo cenderung meningkat walaupun tanpa didukung oleh adanya disiplin belajar, lingkungan belajar dan penggunaan metode mengajar. Sesuai dengan pembentukan model regresi berganda terlihat bahwa variabel disiplin belajar (X1) memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,510 nilai koefisien yang diperoleh yang disyaratkan ketika diasumsikan terjadi peningkatan disiplin belajar siswa sebasar satu satuan akan meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 0,510 satuan dengan asumsi faktor lain selain disiplin belajar dianggap tetap atau konstan ataun sebaliknya. Sesuai dengan pembentukan model regresi berganda terlihat bahwa variabel lingkungan belajar (X2) memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,269 nilai koefisien yang diperoleh yang disyaratkan ketika diasumsikan terjadi peningkatan lingkungan belajar siswa sebasar satu satuan akan meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 0,269 satuan dengan asumsi faktor lain selain lingkungan belajar dianggap tetap atau konstan ataun sebaliknya.

7 Sesuai dengan pembentukan model regresi berganda terlihat bahwa variabel penggunaan metode mengajar (X3) memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,226 nilai koefisien yang diperoleh yang disyaratkan ketika diasumsikan terjadi peningkatan penggunaan metode mengajar siswa sebasar satu satuan akan meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 0,226 satuan dengan asumsi faktor lain selain penggunaan metode mengajar dianggap tetap atau konstan ataun sebaliknya. KESIMPULAN Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh signifikan disiplin belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPS SMA N 5 Kabupaten Tebo. 2. Terdapat pengaruh signifikan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPS SMA N 5 Kabupaten Tebo. 3. Terdapat pengaruh signifikan penggunaan metode mengajarterhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPS SMA N 5 Kabupaten Tebo. 4. Terdapat pengaruh disiplin belajar, lingkungan belajar, dan penggunaan metode mengajar secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS SMA N 5 Kabupaten Tebo. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Baharudin Psikologi Pendidikan. Jokjakarta: Ar-Ruzz Media Djamarah, S. B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Fitria. (2014). Pegaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Man Balai Selasa Kecamatan Ranah Pesisi Rkabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Fitriani, Santi. (2009) Pengaruh disiplin belajar, lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa. SMA sekota Padang Panjang Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

8 Lutmaneria, Elen. (2011). Penaruh lingkungan sekolah dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar. SMA N,1. Kecamatan Situjuah Limo Nagari Munib, Achmad Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press Mustofa Setyo Ariwibowo2012 Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar. Vol. 1 No. 2,jurnal.Universitas Ahmad Dahlan Ngalim, Purwanto, Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Ningrum, Bipit Nindya. (2012). Pengaruh lingkungan belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. di MAN Keboan Hasibuan & Mudjiono. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pamassangan, G. (2013). No Title. PIPS FKIP Universitas Tadukalo, Purwanto, N. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sardiman. (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Scubania, D. F., Tampubolon, S. M., Belajar, M., Studi, P., Guru, P., Dasar, S., & Pakuan, U. (2014). Pengaruh disiplin belajar terhadap motivasi belajar siswa. Prodi PGSD FKIP Pakuan. Slameto BeLajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Suryabrata, Sumadi Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada Syah Darwyan, dkk Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Press Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Transiti. Tu u, Tulus Peran Disiplin Pada Prilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo Uno, B. H. (2007). Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Yusuf Metode Penelitian Sosial: Berbagi Alternatif Pendekatan, Jakarta : Prenada Media.