HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL PEUBAH. Penelitian ini bermaksud melakukan verifikasi, sehingga dalam prosesnya dimulai
|
|
- Harjanti Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL PEUBAH Penelitian ini bermaksud melakukan verifikasi, sehingga dalam prosesnya dimulai dari mengidentifikasi masalah, menetapkan peubah penelitian serta menganalisis hubungan antar peubah. Karena itu diperlukan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementam terhadap pernyataan tentang hubungan peubah, yang kemudian diuji secara empiris melalui data yang dikumpulkan dari lapangan. Peubah-peubah penelitian secara garis besarnya telah dikemukakan dalam kerangka pemikiran. Gambar 4 menunjukkan hubungan antara peubah tersebut, baik antara sesama peubah bebas maupun antar peubah bebas dengan peubah tidak bebas atau peubah respon. Hipotesis Utama Berdasarkan model kerangka pemikiran seperti pada Gambar 4, rumusan hipotesis utama atau hipotesis pokok dalam penelitian ini adalah: I. Penampilan tujuh peranan pemimpin informal berkenaan dengan pembangunan, mempunyai pengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. 11. Karakteristik pribadi pemimpin informal mempunyai pengaruh nyata terhadap penampilan peranan pemimpin menggerakkan partisipasi warga masyarakat untuk 111. Penampilan peranan pemimpin informal dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa berpengaruh nyata terhadap hasil pelaksanaan pemba- ngunan. 77
2 78 IV. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, mempunyai pengaruh nyata terhadap hasil pelaksanaan pembangunan. Hipotesis Kerja Berdasarkan hipotesis utama di atas diturunkan hipotesis-hipotesis kerja sebagai berikut : 1. Penampilan peranan pemimpin informal dalam menyadarkan pengikut akan masalah yang dihadapi, berpengaruh nyata terhadap partisipasi rnasyarakat dalam 2. Pernberian berbagai informasi tentang pembangunan oleh pemimpin informal kepada pengikut, berpengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam 3. Penampilan peranan pemimpin informal dalam memotivasi pengikut agar melakukan kegiatan pembangunan, berpengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam 4. Penampilan peranan pernimpin informal dalam memberi pengarahan kepada pengikut, mempunyai pengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam 5. Penampilan peranan pemimpin informal dalam membina kerja sama di antara sesama pengikut, mempunyai pengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam 6. Pemberian ganjaran/sanksi oleh pemimpin informal kepada pengikut, mempunyai pengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam
3 7. Penampilan peranan pemimpin informal sebagai penghubung antar-sistem, mempunyai pengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. 8. Karakteristik pribadi pemimpin informal berpengaruh nyata terhadap penampilan peranan pemimpin menggerakkan partisipasi masayarakat dalam pembangunan desa. 9. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa mempunyai pengaruh nyata terhadap hasil pelaksanaan pembangunan. 79 Definisi Operasional Peubah Pada beberapa bagian dari kerangka pemikiran telah dikemukakan peubah-peubah penelitian, yang diperoleh melalui abstraksi dari fenomena kepemimpinan, khususnya pemimpin informal di pedesaan. Beberapa definisi operasional yang dipandang perlu dikemukakan, terutama tentang definisi peubah penelitian, adalah sebagai berikut : 1. Peranan pemimpin, adalah tujuh jenis tugas/fbngsi pemimpin yang muncul (satu atau lebih) ketika pemimpin informal berinteraksi dengan pengikut dengan maksud mendorong pengikut agar melakukan kegiatan (action) yang berorientasi pa& 2. Pemimpin informal adalah semua pemimpin lokal di pedesaan di luar pemimpin formal yang kepemimpinanya diakui dan diterima oleh pengikut dalarn arti ia berpengaruh sehingga arahan dan petunjuknya diikuti oleh pengikut. 3. Menyadarkan akan masalah adalah upaya-upaya pemimpin informal dalam mengidentifikasi masalah-masalah desa yang nyata dan memberitahu kepada pe-
4 ngikut, sampai mereka juga mengakui dan menerima masalah-masalah tersebut; upaya-upaya ini dicirikan oleh kegiatan: (1) mengunjungi dusun-dusun (hula) di lingkungan desa, (2) berdialog dengan warga di dusun, (3) menyebutkan masalah dalam pertemuaddiskusi, (4) menjawab pertanyaan pengikut tentang masalah, dan (5) mengajak pengikut membanding ke atau dengan desa lain. 4. Memberi informasi adalah upaya-upaya yang nyata dari pemimpin informal dalam mencari informasi tentang pembaharuadperubahan yang berwujud pembangunan dan berguna bagi pemecahan masalah desa, untuk diteruskan kepada pengikut, sampai bisa dimengerti oleh pengikut; kegiatan ini meliputi: (1) mengakses ke sumber informasi (cetak dan elektronik), (2) berdiskusi tentang informasi bersama pemimpin lain, (3) menyampaikan informasi kepada pengikut, dan (4) mengajak pengikut menyebarluaskan informasi yang bermanfaat ke warga desa. 5. Memotivasi pengikut adalah kegiatan-kegiatan konkrit pemimpin informal dalam mendorong dan membujuk pengkut, sampai akhirnya mereka bergerak melakukan pembaharuanlperubahan untuk memecahkan masalah; aktivitas ini berbentuk: (1) memberi penjelasan tentang manfaat mengimplementasi pembaharuan dalam usaha, (2) mengajak pengikut melakukan percobaan kecil-kecilan yang bercorak pembaharuan, (3) menunjuk penduduk atau warga yang berhasil dalam usaha (untuk dicontoh), (3) menjadikan dirinya sebagai contoh dalam adopsi suatu inovasi, (4) meminta penyuluh mendemonstrasikan inovasi dan (5) menunjukkan warga atau kelompok di desa lain yang telah berhasil dalam usaha yang sarna. 6. Merlgarahkan kegiatan adalah kegiatan memberi petunjuk sambil memperlihatkan dengan perbuatan nyata kepada pengikut, tentang cara-cara melaksanakan pembaharuan/perubahan dalam usaha dan sebagainya, sampai pengikut dapat me-
5 lakukannya secsva benar; kegiatan ini berwujud: (I) menghadiri permintaan pengikut yang sedang melakukan kegiatan tertentu untuk memberi petunjuk, (2) mengundang pengikut ke tempat terjadinya suatu kegiatan pembaharuan atau percobaan, (3) mengajak pengikut melihat kegiatan pembaharuan yang dilakukan (a) pemimpin informal atau (b) warga lain sambil diberi penjelasan, dan (4) meminta bantuan penyuluh untuk memberi petunjuk atau pengarahan kepada pengikut atau warga yang memerlukannya, terutarna tentang penerapan pembaharuan. 7. Membina kerja m a adalah upaya membentuk dan mengaktipkan kelompok-kelompok serta mengajak pengikut agar secara bersarna dan ding menolong dalam mengerjakan atau mengimplernentasi suatu pembaharuan; kegiatan ini berbentuk: (1) pembentukan kelompok-kelompok usaha, (2) mendinamisasi kelompok, (3) mengajak pengikut bekerja bersama (gotong-royong), (4) mendorong pengikut ding memberitahu kesulitanjmasalah dalam usaha, (5) mengajak pengikut agar saling membantu dalam berbagai bentuk, dan (6) mencegah dan menyelesaikan kontlik antar pengikut. 8. Memberi grmjmcm/h adalah mengidentifikasi pengikut yang wajar diberi hadiahlganjaran atau yang seharusnya mendapat sanksimukuman untuk diberi hadiah atau sanksi; kegiatan ini berbentuk: (1) mengadakan kunjungan (bincangbincang) dengan pengikut yang berhasiysukses berusaha, (2) mengadakan perlombaan keberhasilan, (3) memberi hadiah kepada yang berhasil (3) mengidentifikasi pengkut yang kegiatan atau perilakunya lcurang terpuji, dan (4) menegur atau memberinya sanksi. 9. Penghubung anta)cszstem adalah upaya-upaya pemimpin informal menghubungi dan menemui bdagai pihak atau orang di "luar desa" untuk meghubungkan 8 1
6 orang tersebut dengan desa, demi kepentingan pembangunan desa, serta aktip membantu pengikut menyelesaikan urusan mereka (pribadi) ke pejabatlorang di luar desa; kegiatan ini ditunjukkan oleh: (1) pertemuan dengan pengikut untuk membicarakan urgensi menghubungi pihak luar, (2) mengidentifikasi pihakjorang yang perlu dihubungi, (3) aktivitas menghubungi, (4) berdiskusi dengan pengikut tentang hasil kunjungan ke luar desa, dan (5) mengurus keperluan pengikut ke luar desa. lo. Karakeristik pribadi pemimpin informal adalah umur atau usia, pendidikan, lama memimpin atau masa kepemimpinannya, kekosmopolitan, optimisme dan empati pemimpin informal terhadap pengikut. 11. Partisipsi pengikut dalam pembangunan adalah keikutsertaan pengikut dalam tahapan-tahapan kegiatan pembangunan desa khususnya ketika melakukan pembaharuan, yang berbentuk: (1) dorongan dari pemimpin agar pengikut berpartisipasi, (2) kegiatan pengikut mencari dan memberi informasi, (3) aktivitas pengikut memberi pendapat dan pikiran, (4) keikutsertaan pengikut dalam menyusun rencana atau pengambilan keputusan, (5) keikutsertaan pengikut dalam melaksanakan rencana, dan (6) keikutsertaan pengikut dalam memanfaatkan hasil-hasil dari pembangunan yang telah dicapai selama ini. 12. Pengikut adalah sejurnlah penduduk desa yang mengakui kepemimpinan dari seorang pemimpin informal karena kekuatan pribadinya dan yang qtia mengikuti arahan, dorongan dan petunjuk dari pemimpin. yang bersangkutan. Pengikut ini pada hakekatnya juga menjadi warga desa yang bersangkutan, sehingga beberapa orang pengikut telah mewakili atau merupakan masyarakat desa. 82
7 13. Hasil pelahnuan pembangunan adalah pertambahan dan perbaikan sarana fisik desa dan peningkatan pemanfaatannya, pertambahan penduduk yang dapat meningkatkan usahanya, pertarnbahan penduduk yang dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan, serta penduduk yang memiliki kelengkapan alat rumah tangga, peningkatan jumlah dan pemanfaatan bank, koperasi dan lembaga lain, peningkatan kegiatan sosial dan keagamaan dan konsistensi pengikut mempertahankan kedudukan pemimpinnya (pemimpin informal). 83
PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penelusuran terhadap makna pembangunan, tidak dapat dilepaskan dari manusia
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelusuran terhadap makna pembangunan, tidak dapat dilepaskan dari manusia yang sering dipandang sebagai subyek maupun obyek pembangunan. Titik tolak dari falsafah pembangunan
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan. dari interaksi mereka sehari-hari dengan pengikut. Sebagian perilaku pemimpin
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesim~ulan Umum 1. Pemimpin informal di pedesaan masih menunjukkan perilaku kepemimpinan, tercermin dari interaksi mereka sehari-hari dengan pengikut. Sebagian perilaku
Lebih terperinciHubungan Karakteristik Individual Anggota Masyarakat dengan Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Hutan
101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDUAL DAN SOSIAL EKONOMI ANGGOTA MASYARAKAT SERTA DUKUNGAN PEMIMPIN, PROGRAM DAN KELEMBAGAAN NON FORMAL DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN HUTAN Kajian hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mengaktualisasikan kepentingannya guna menjawab kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa sebagai salah satu pemerintahan terendah dengan jumlah penduduk yang merupakan kesatuan masyarakat dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang merupakan kesatuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan melihat kondisi pembelajaran kemampuan belajar siswa kelas VI MIN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Pada awal penelitian ini peneliti memulai dengan mengumpulkan data awal dengan melihat kondisi pembelajaran kemampuan belajar siswa kelas
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. Pembangunan Masyarakat Desa. Pengertian pembangunan masyarakat desa sebagai suatu proses di mana anggota-anggota
KERANGKA PEMIKIRAN Pembangunan Masyarakat Desa Pengertian pembangunan masyarakat desa sebagai suatu proses di mana anggota-anggota masyarakat desa, pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
111 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan saran sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang
Lebih terperinciLANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN
e) Memantau realisasi dan penggunaa dana dan sarana IV. LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN Posdaya merupakan gagasan baru menyambut anjuran pemerintah untuk membangun sumber daya manusia dengan prioritas
Lebih terperinci5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya
5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara materil
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu isu penting dalam pelaksanaan pembangunan, bukan hanya di Indonesia melainkan hampir di semua negara di dunia. Dalam Deklarasi Millenium Perserikatan
Lebih terperinciSKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)
SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP :. (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya) Petunjuk : Angket ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja kepala sekolah yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai analisis sebagai hasil dari penelitian ini yaitu peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepala desa merupakan pimpinan penyelenggara desa berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala desa merupakan pimpinan penyelenggara desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD ( Badan Permusyawaratan Desa ), perangkat desa tersebut bertugas
Lebih terperinciKUESIONER A. IDENTITAS RESPONDEN. Nama : Umur : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : 1. Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang terbagi dalam dua
124 KUESIONER A. IDENTITAS RESPONDEN Nama : Umur : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : 1. Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang terbagi dalam dua bagian. 2. Jawaban setiap pertanyaan telah disediakan.
Lebih terperinciDalam keberlangsungannya,
Pada dasarnya pembangunan merupakan upaya yang ber- sifat perbailcan dan peningkatan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dalam keberlangsungannya, partisipasi masyarakat merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari masyarakat desa itu sendiri sesuai dengan apa yang sudah disepakati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yaitu melalui program pembangunan desa, tercermin dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong yang berasal dari masyarakat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tugas pokok penyuluh pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurbaiti Rahmah, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah yang di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Tiga komponen
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 7
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciMATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK
MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Defenisi Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia
Lebih terperinciVisi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun
Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun 2016-2021 Terwujudnya Ketahanan Pangan bagi Masyarakat Kabupaten Kediri yang Religius, Cerdas, Sehat, Sejahtera, Kreatif, dan Berkeadilan, yang didukung oleh
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN
FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN A. Lembaga dan Peranannya Lembaga: organisasi atau kaidah, baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas desentralisasi dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan
Lebih terperinciKerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik
Kerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik The Medical Leadership Competency Framework (MLCF) Dibuat atas dasar konsep kepemimpinan bersama di mana kepemimpinan tidak terbatas hanya pada pemimpin saja, dan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGUATAN KESETIAKAWANAN SOSIAL
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGUATAN KESETIAKAWANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era reformsi telah banyak perubahan di segala bidang termasuk reformasi Undang Undang No. 5 tahun 1974 tentang pemerintahan daerah yang diubah dengan Undang Undang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dalam penelitian, berdasar pada pertanyaan penelitian serta pembahasan penelitian. Berikut hasil penelitian yang dapat disimpulkan
Lebih terperinci2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.225, 2017 PEMERINTAHAN DAERAH. Penyelenggaraan. Partisipasi Masyarakat. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6133) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciPERANAN KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian dan berbagai kelembagaan penunjang pertanian
PERANAN KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian dan berbagai kelembagaan penunjang pertanian Kelembaga (institution) Kelembagaan : a.sebagai Aturan main,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank yang ada mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan mampu membawa perusahaan menuju
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan Kesadaran Tolong Menolong 1. Pengertian Peranan Secara umum peranan adalah perilaku yang dilakukan
Lebih terperinciDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : PENYULUHAN PERTANIAN KOMPETENSI KEAHLIAN : PENYULUHAN
Lebih terperinciKomitmen itu diperbaharui
POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran. KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA NEGERI 4 BANDUNG : FISIKA : X : HUKUM NEWTON TENTANG GERAK : 9 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI KI 1 : Menghayati
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja, pengentasan
Lebih terperinciA. LAMPIRAN 1. MATRIK REALISASI PROGRAM (PROGJA) BERDASARKAN JENIS KEGIATAN KKN
A. LAMPIRAN 1. MATRIK REALISASI PROGRAM (PROGJA) BERDASARKAN JENIS KEGIATAN KKN Nama : Satria Caniago NIM : 1201102010200 Fakultas/Jurusan : Ekonomi/manajemen LAMPIRAN 1. MATRIK REALISASI PROGRAM (PROGJA)
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan modal dasar pembangunan nasional. Oleh karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA. No Tanggal Waktu Jenis Kegiatan Lokasi Kendala Solusi Hasil 1 Minggu, 24 Juli 2016
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA No Tanggal Waktu Jenis Kegiatan Lokasi Kendala Solusi Hasil 1 Minggu, 24 Juli 21.00 Pembagian KK oleh Kepala Dusun Jempanang sekaligus mengunjungi
Lebih terperinciPembangunan Desa di Era Otonomi Daerah
Seiring dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka Penyelenggaraan pemerintahan di daerah khususnya kabupaten/kota dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah
Lebih terperinciPusat Pelatihan Gender Dan Peningkatan Kualitas Perempuan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Jakarta, 2008
PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM KESEHATAN REPRODUKSI YANG RESPONSIF GENDER Pusat Pelatihan Gender Dan Peningkatan Kualitas Perempuan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Jakarta, 2008 PENGERTIAN TOKOH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (GBHN 1973).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar manusia untuk mengembangkan kepribadian di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (GBHN 1973).
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.157, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN. Penanganan. Fakir Miskin. Pendekatan Wilayah. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449) PERATURAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyaluran
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Peternakan sapi potong merupakan salah satu sektor penyedia bahan
PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan sapi potong merupakan salah satu sektor penyedia bahan pangan protein hewani bagi manusia. Akan tetapi jika tidak didukung dengan produktivitas ternak akan terjadi
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT BACA SISWA MELALUI PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 2 TAKENGON
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Kuesioner : PENINGKATAN MINAT BACA SISWA MELALUI PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 2 TAKENGON Dengan hormat, Dalam rangka untuk memperoleh data pada penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian nasional yang dibangun dan bertumpu pada perindustrian manufaktur, yang sebagian besar menggunakan bahan baku impor ketika terjadi krisis nilai tukar mata uang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. bagi masyarakat peternak di Kabupaten Pandeglang. Usaha peternakan kerbau di
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Pandeglang merupakan sentra populasi kerbau di Provinsi Banten dengan jumlah populasi kerbau sebesar 29.106 ekor pada tahun 2012 (Arfiani, 2016). Beternak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai suatu alat, sarana atau proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai suatu alat, sarana atau proses untuk membujuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Peran kelembagaan dalam membangun dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Simpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat
Lebih terperinci2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Bantuan Sosial adalah bantuan berupa uang, barang,
No.156, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Non Tunai. Bantuan Sosial. Penyaluran. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
251 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab terakhir ini diuraikan beberapa kesimpulan, mengacu pada rumusan masalah yang dikemukakan di Bab I, dan rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait
Lebih terperinciBAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH Beberapa usulan program yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban masalah yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Wayan Sanglah diantaranya adalah sebagai berikut. 3.1
Lebih terperinciBAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN
BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN 5.1 Faktor Internal Menurut Pangestu (1995) dalam Aprianto (2008), faktor internal yaitu mencakup karakteristik individu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut diberlakukannya Undang-Undang
Lebih terperinciPENGUATAN KESETIAKAWANAN SOSIAL MELALUI PROGRAM SAUDARA ANGKAT
A. Latar Belakang PENGUATAN KESETIAKAWANAN SOSIAL MELALUI PROGRAM SAUDARA ANGKAT 1. Semakin meningkatnya jumlah penyandang masalah sosial di Indonesia terutama disebabkan oleh serangkaian faktor-faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuju proses pendewasaan. Oleh karena itu setiap guru. mengajarkan pemecahan masalah ( problem solving) tidak hanya untuk
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Guru memandang siswa adalah individu yang terus berkembang menuju proses pendewasaan. Oleh karena itu setiap guru selalu memberi tantangan dengan menyodorkan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN
Pertemuan 4 Ekonomi Pertanian FAKTOR-FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN Oleh : Agustina BIDARTI, S.P., M.Si. Sosek Pertanian FP Unsri Definisi Aspek kelembagaan yg mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciSUPERVISI PENDIDIKAN. Pendekatan humanistik. Profesionalisasi. guru 2/12/2012. Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan
SUPERVISI PENDIDIKAN Disiapkan oleh: Setya Raharja AP FIP UNY SUPERVISI PENDIDIKAN Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan Profesionalisasi guru Kualitas pembelajaran Pembelajaran Efektif
Lebih terperincid) mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan e) membina pemerintahan kelurahan di wilayah kerjanya.
FUNGSI DAN TUGAS 1. Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi pada Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung adalah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang II, pembangunan sektor pertanian
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan jangka panjang II, pembangunan sektor pertanian khususnya sub sektor peternakan terus digalakan melalui usaha intensifikasi, ektensifikasi dan diversifikasi
Lebih terperinciBAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN
158 BAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN A. Masyarakat Juga Bisa Melakukan Penelitian Dari dua program yang sudah dijalankan, banyak hal yang peneliti dan masyarakat dapatkan. Karena
Lebih terperinciBAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH
BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH 1.1 Tema dan Judul Kegiatan Kegiatan KKN RM yang dilaksanakan di Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli ini memiliki tema Indonesia Bersih, Indonesia Tertib
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK i ABSTRACT ii KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL DAN GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyaluran
Lebih terperincikepemimpinan partisipatif cenderung melakukan tugasnya dengan maksimal dibandingkan karyawan yang psikologisnya tidak diberdayakan. 2. Pemberdayaan ps
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Setelah dilakukan penelitian mengenai bagaimana gaya kepemimpinan partisipatif dan pemberdayaan psikologis pengaruhnya terhadap komitmen afektif yang dilakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan PKBM merupakan sebuah lembaga pendidikan nonformal yang lahir dari kesadaran tentang betapa
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE
77 STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE Alat yang digunakan untuk menganalisis permasalahan adalah analisis Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan kelima
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan
Lebih terperinciMETODE DEMONSTRASI. Oleh :Tuty Herawati
METODE DEMONSTRASI Oleh :Tuty Herawati Metode demonstrasi sering kali dipandang sebagai metode yang paling efektif, karena metode seperti ini sesuai dengan kata pepatah seeing is believing yang dapat diartikan
Lebih terperinciKELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL
KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL SD Negeri 21 Palembang (Sabtu, 2 Oktober 2010) I. Pendahuluan Observasi dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2010 di kelas IVA SD Negeri 21 Palembang. Pokok bahasan yang diajarkan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.
KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR Diarsi Eka Yani 1 Pepi Rospina Pertiwi 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil laporan, deskripsi dan pembahasan penelitian pada bab IV mengambil kesimpulan sesuai dengan data dan fakta yang diteliti. Maka pada bab V ini dirumuskan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/2 Materi Pokok : OPTIK GEOMETRI Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati
Lebih terperinciINDIKATOR PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA ( PKK )
INDIKATOR PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA ( PKK ) a. Kelembagaan Berdasarkan data kelembagaan Tim Penggerak PKK Kelurahan Kedungmundu, dapat kami laporkan sebagai berikut : TP.PKK ANGGOTA JUMLAH
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR
IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : IRMA NURYANI L2D 001 436 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 55,2012 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MELESTARIKAN TRADISI GOTONG ROYONG DI DESA TABA PASEMAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MELESTARIKAN TRADISI GOTONG ROYONG DI DESA TABA PASEMAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH Oleh: Evsa Wulan Suri ABSTRAKSI Gotong royong adalah ciri dari kehidupan bangsa
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan dijelaskan mengenai simpulan, keterbatasan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Tugas pokok penyuluhan pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan petani dalam menguasai, memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mentransfer nilai-nilai moral. Maka dalam pelaksanaannya, ketiga kegiatan tadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih. Kegiatan tersebut kita laksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia kurang lebih 60%, melakukan pertanian sebagai mata pencarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh setiap negara baik untuk negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang. Oleh karena itu, agar menciptakan
Lebih terperinci