BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan
|
|
- Ridwan Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah sarana yang melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima pada jangka waktu tertentu.(cahyani, 1994 : 46) Kalau dilihat dari pendapat di atas, tentulah kita beranggapan yang disebut di atas terlalu sempit, sebab kehidupan sosial ekonomi itu pada dasarnya hampir meliputi seluruh kebutuhan hidup manusia. Kedudukan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya dipengaruhi oleh penghasilan atau pendapatan, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Dengan demikian tiga hal yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat di atas sangat menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. Hal ini disebabkan siapa saja dari anggota masyarakat yang memiliki ketiga hal tersebut dalam jumlah banyak, akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki tingkatan atau lapisan sosial yang tinggi dalam stratifikasi sosial dan begitu sebaliknya. Dari paparan di atas, dapatlah kita ketahui bahwa seseorang itu termasuk ke dalam tingkatan sosial ekonomi yang tinggi, sedang, rendah dalam lapisan masyarakat adalah berdasarkan banyak tidaknya bentuk penghargaan masyarakat kepadanya.
2 B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkatan Sosial Ekonomi Masyarakat B. 1. Pekerjaan Manusia sebagai makhluk hidup, adalah makhluk yang berkembang dan makhluk yang aktif. Manusia disebut juga makhluk yang tidak bisa diam dan disebut orang yang suka bekerja. Adapun motivasi seseorang bekerja dalah dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga karena pada dasarnya manusia cenderung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan pokok (basic human needs ) seperti makanan, pakaian, sandang dan papan dan kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi, kendaraan, alat hiburan dan lain-lainnya (Mulyanto,1995 : 2). Namun demikian dibalik tujuan yang tidak langsung tersebut, orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang berupa upah finansial yang akan menggantungkan hidup dimana ia bekerja. Oleh karena itu, pada hakikatnya bekerja tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidup, tetapi juga bertujuan untuk mencapai tarap hidup yang lebih baik serta diakui status sosialnya. Selain aspek ekonomi yang terpenting, yaitu memproduksi barang-barang dan jasa serta mendapatkan sesuatu yang bersifat financial, masih ada fungsi sosial yang lain, yaitu mendapatkan status, untuk diterima menjadi bagian integrasi dari satu unit untuk memainkan sesuatu peranan (Kartono, 1991 : 21). Uraian di atas menunjukkan bahwa bekerja didefenisikan sebagai aktivitas seosial yang disebabkan adanya dorongan yang memberikan makna pada setiap
3 manusia, kesenangan dan kepuasan dari hasil pekerjaannya, serta berarti bagi kehidupan dan mengikatkan diri pada pribadi lain. Kebutuhan-kebutuhan yang dipuaskan dalam bekerja adalah : 1) Kebutuhan fisik dan keamanan Yaitu menyangkut kebutuhan fisik atau biologis seperti makan, minum, tempat tinggal dan semacamnya, di samping kebutuhan rasa aman. 2) Kebutuhan sosial Karena manusia tergantung satu sama lain, maka terdapat berbagai kebutuhan yang hanya dipuaskan apabila masing-masing individu ditolong atau diakui oleh orang lain. 3) Kebutuhan egoistik Yaitu keinginan orang untuk bebas, untuk mengerjakan sesuatu sendiri dan untuk puas karena berhasil menyelesaikannya. Kepuasan-kepuasan ini ada yang dinikmati di luar pekerjaan dan lewat pekerjaan. (Ketaren, 2004 : 98). Di sektor manapun seseorang berkerja, tindakan seseorang tidak akan terlepas dari kebutuhannya. Dorongan yang ada pada diri individu itu dinamakan motifasi. Motivasi yaitu gambaran penyebab yang akan menimbulkan tingkah laku menuju sasaran tertentu. Jadi, hal itu merupakan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat ( Kartono, 1991 : 92 ). Adapun sarana agar kebutuhan hidup dapat dipenuhi individu melalui aktivitas berusaha dan bekerja. Bekerja merupakan suatu proses dimana manusia atas kemauannya sendiri memulai, mengatur, mengontrol metabolisme antara
4 dirinya dengan alam. Dengan demikian bekerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Sebagai kegiatan sadar yang tercermin dalam proses dan tujuan bekerja 2. Mempunyai objek yang menyangkut alat eksternal 3. Alat kerja yang membantu dalam produksi (Soekanto, 1990 : 142). Bekerja merupakan gambaran dari eksistensi diri seseorang. Gambaran keberadaan diri manusia tersebut tercermin dari prestasi eksternal atau hasil pekerjaan seseorang pekerja. Dengan demikian akan memungkinkan terdapatnya perbedaan hakekat bekerja antara individu yang satu dengan yang lain. Beranekaragamnya bentuk dan nilai pekerjaan yang dijumpai sehari-hari seperti berdagang, buruh, pegawai, pekerjaan legal maupun ilegal merupakan fakta dari pemikiran tersebut. Pokok-pokok perumusan bekerja dapat disebutkan melalui. 1. Para pelaku yang mempunyai peranan itu mengeluarkan energi. 2. Para pelaku memberikan sumbangan dalam produksi barang dan jasa. 3. Para pelaku menjalankan suatu pola interaksi sosial dengan lingkungan dan memperoleh status. 4. Para pelaku mendapatkan hasil yang mempunyai nilai waktu (Pujiwati dalam Boserup, 1988 : 47). Dalam menjelaskan pekerjaan, pemahaman tentang hakekat manusia harus dijadikan dasar pemikiran, sehingga setiap pekerjaan manusia senantiasa mengandung motivasi jasmani, sosial dan rohani. Motivasi jasmani merupakan motivasi ekonomi yang menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin hidup tanpa pangan, sandang dan papan. Motivasi sosial menunjukkan bahwa manusia tidak
5 mungkin hidup tanpa berhubungan dengan objek di luar dirinya berupa alam dan manusia lainnya. Sedangkan motivasi rohani adalah motivasi yang berasal dari nilai-nilai kepercayaan dan agama manusia ( Sedarmayanti, 1995 : 83 ). Pemahaman tentang hakekat bekerja seperti yang dikemukakan di atas berbeda dengan pemahaman sehari-hari. Pemahaman sehari-hari bekerja diartikan sebagai aktivitas mencari makan dan melihat pekerjaan sebagai aktivitas fisik semata. Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang keliru sebab hanya cocok untuk hewan dan tumbuhan. Bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan mengandung arti meningkatkan kemampuan untuk pemenuhan dan pemuasan kebutuhan dasar, yakni pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan. B. 2. Pendidikan Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat atau kebudayaan. Bagaimana sederhananya peradaban suatu masyarakat di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Pendidikan telah ada sepanjang peradaban manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan manusia melestarikan hidupnya (Vaizey,1989: 64). Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendidikan merupakan aktivitas manusia dalam usahanya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
6 2. membina usaha manusia untuk mengembangkan kepribadiannya dengan membina potensi-potensi pribadinya, baik jasmani maupun rohani dan berlangsung seumur hidup. 3. Pendidikan juga berarti sebagai lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi maupun sistem pendidikan tersebut. Dalam hal ini tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari nilainilai, cita-cita dan falsafah yang dimiliki oleh masyarakat ( bangsa ) yang bersangkutan. 4. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan pribadi dan kemampuan seseorang yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Berdasarkan isi program dan penyelenggaraannya, pendidikan dibedakan menjadi pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal (Ngadiyono, 1998 : 46 ). Pendidikan formal merupakan pendidikan resmi di sekolah-sekolah, penyelenggaraannya teratur dengan penjenjangan yang tegas, persyaratan tegas disertai peraturan yang ketat, pendidikan ini didasarkan sistem yang tegas. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh dari hasil pengalaman, baik yang diterima dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Penjenjangan dan aturan penyelenggaraannya tidak ada, sistemnya tidak diformulasikan. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah, penyelenggaraannya teratur. Isi pendidikannya tidak seluas pendidikan formal, demikian juga peraturannya.
7 Adapun lembaga pelaksanaan dan wahana pendidikan, meliputi : 1. Lingkungan sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal. 2. Lingkungan rumah tangga ( keluarga ) sebagai lembaga pendidikan informal dan merupakan unit masyarakat pertama dan utama. 3. Lingkungan masyarakat sebagai lembaga dan lingkungan pendidikan non formal ( Ngadiyono, 1998 : 127 ). Dalam hal ini, lembaga penanggung jawab pendidikan yang mencakup kewajiban dan kerja sama ketiga lembaga tersebut adalah lembaga sekolah, lembaga keluarga ( orang tua ) dan lembaga masyarakat sebagai keseluruhan tata keseluruhan, tata kehidupan dalam negara. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan mengenai konsepsi pendidikan yakni pendidikan itu tidak hanya di sekolah namun bisa terjadi dalam keluarga dan masyarakat. Namun kesemuanya bertujuan bagi perkembangan individu dan masyarakat. Seseorang yang telah mengecap pendidikan diharapkan kepribadian, kemampuan dan keterampilannya semakin baik sehingga ia dapat bergaul dan beradaptasi di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Hal ini akan mempermudah seseorang tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Abdullah, 1993 : 327 ). Melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dapat dimanfaatkannya secara langsung dalam mengantisipasi kebutuhan hidupnya, dan lebih dari pada itu dapat pula menyesuaikan diri dengan arus perubahan yang terjadi dalam masyarakat serta
8 diharapkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah lebih baik dari orang yang tidak mengecap pendidikan. B. 3. Penghasilan Pendapatan Pendapatan merupakan sesuatu yang diperoleh dari pekerjaan pokok, yang diperoleh dari pekerjaan sampingan dan yang diperoleh dari usaha subsistem dari semua anggota rumah tangga ( Mulyanto, 1995 : 257 ). Untuk memperoleh pendapatan/penghasilan, manusia harus bekerja dalam bentuk dan jenis apapun. Namun jika ditinjau dari pendapatan pribadi dengan pengukuran pendapatan perkapita maka dapat dikatakan bahwa pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan sesuatu kegiatan apapun termasuk pendapatan/penghasilan. Pendapatan/penghasilan ini sangat berpengaruh dengan jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang untuk mencari pekerjaan. Pekerjaan yang baik jelas akan memperoleh pendapatan/penghasilan yang lumayan. Bentuk pendapatan/penghasilan ini dapat diukur dengan nilai uang yang diterima. Pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam rumah tangga ( Budihardjo, 2005 : 122 ). Pendapatan rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, pendapatan informal dan pendapatan subsistem. Pendapatan formal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan pokok. Pendapatan informal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan di luar pekerjaan
9 pokoknya. Sedangkan pendapatan subsistem adalah penghasilan yang diperoleh dari sektor produksi dengan nilai uang. C. Status Sosial Ekonomi Ikut sertanya seseorang untuk berperan di dalam suatu kegiatan dipengaruhi oleh status yang diberikan masyarakat kepadanya. Status atau kedudukan dapat diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang di dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok lainnya dalam kelompok yang lebih besar ( Soekanto, 1990 : 264 ). Bila mereka menempati kedudukan-kedudukan tertentu maka mereka merasa bahwa setiap kedudukan yang mereka tempati itu menimbulkan harapanharapan tertentu dari orang-orang sekitarnya dalam peranan yang berhubungan dengan pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajibannya yang berhubungan dengan pekerjaan yang dimilikinya. Harapan-harapan tersebut merupakan sumbangan dari norma-norma di dalam masyarakat, maksudnya seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaan, keluarga dan di dalam peranan-peranan lainnya. Status sosial ( kedudukan sosial ) dapat diartikan sebagai tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajiban (Soekanto, 1990 : 265). Secara umum status seseorang dalam masyarakat terdiri dari tiga bentuk yaitu:
10 1. Ascribed status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran. 2. Achieved status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja. Kedudukan ini diperoleh tergantung kepada kemampuan masing-masing individu dalam mengejar dan mencapai tujuannya. 3. Assigned status yaitu kedudukan yang diberikan. Assigned status tersebut sering mempunyai arti bahwa hubungan yang erat dengan achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi dan demi kepentingan masyarakat ( Soekanto, 1990 : 267 ). Status sosial ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktural sosial masyarakat yang disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi pula oleh si pembawa status. Untuk melihat apakah seseorang memiliki status ekonomi yang tinggi, sedang dan rendah di dalam suatu masyarakat didasarkan pada banyak tidaknya bentuk penghargaan masyarakat terhadapnya. Artinya semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang maka semakin banyak pula bentuk penghargaan masyarakat yang diterimanya. Bentuk penghargaan masyarakat yang dipengaruhi status sosial ekonomi seseorang adalah pekerjaan yang dimilikinya, tingkat pendidikan, pendapatan,
11 keturunan, kepangkatan, kekayaan, bentuk rumah, lokasi rumah, dan lain-lain. Faktor ini dapat menyebabkan terjadinya lapisan ataupun stratifikasi di dalam masyarakat, baik dalam arti sosial maupun ekonomi. D. Kerangka Pemikiran Seperti yang dikemukakan para ahli bahwa tingkat sosial ekonomi merupakan suatu penggolongan pembagian tingkatan status individu dalam suatu kelompok masyarakat yang dipengaruhi oleh unsur pendapatan, pendidikan dan pekerjaan. Semikin tinggi pendapatan, pendidikan dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula status sosial ekonominya dalam masyarakat. Tingkat sosial ekonomi merupakan ukuran bagi seseorang untuk menempatkannya pada posisi tertentu di dalam lingkungan sosialnya. Sebab pada dasarnya status sosial ekonomi diperoleh melalui ascribed status, yakni status yang diperoleh dari usaha dan perjuangan yang dilakukan (Soekanto, 1990 : 13). Status yang diperoleh tersebut dapat berupa jabatan, peran di dalam masyarakat, tempat tinggal, kepemimpinan dan lain-lain. Berbicara mengenai tingkat sosial ekonomi, tidak akan terpisahkan dari pembicaraan tingkat kesejahteraan. Pada hakekatnya tingkat hidup atau kesejahteraan tercermin pada tingkat pola yang meliputi unsur pangan, sandang, pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Selanjutnya menurutnya tingkat sosial ekonomi atau tingkat kesejahteraan mengandung arti kemampuan untuk meningkatkan kebutuhan-kebutuhan manusia berdasarkan sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Kemampuan untuk memuaskan atau memenuhi
12 kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas sangat bergantung pada tingkat pekerjaan dan pendapatan yang diterima individu ( Djoyohadikusumo, 1985 : 3 ) Selanjutnya bila kita lihat lebih jauh, tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap tingkat pekerjaan seseorang dan seterusnya berpengaruh pula terhadap tingkat pendapatannya. Pendapatan atau penghasilan yang dimaksud bukan saja dari satu segi kegiatan dan pekerjaan saja, namun dapat dari berbagai jenis kegiatan atau pekerjaan yang dapat menghasilkan. Demikian juga dengan anggota keluarga, bukan saja orang tua yang boleh menghasilkan, namun juga oleh anggota keluarga lain. Kegiatan ekonomi rumah tangga yang hanya mengandalkan satu bidang saja sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga akan menentukan tingkat pendapatan rumah tangga yang diperoleh. Semakin banyak jenis pekerjaan yang dapat dilakukan anggota rumah tangga maka semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh rumah tangga (Marnis, 1987 : 21). Besarnya pendapatan seseorang dapat menentukan pola bergaul dan berhubungan dengan anggota masyarakat lainnya. Disamping itu pendapatan yang diterima oleh seseorang dapat memberikan gambaran akan kedudukan sosial ekonominya di dalam suatu lingkungan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut ini :
13 Skema I Kerangka Pemikiran Masyarakat Tingkat Sosial Ekonomi : 1. Pendidikan 2. Pekerjaaan 3. Pendapatan Status Sosial E. Defenisi Konsep Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaaan kelompok atau individu tertentu (Singarimbun, 1989 : 32). Dalam hal ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian. Maka defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: 1. Faktor adalah sesuatu hal, keadaan, peristiwa dan sebagainya yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu. 2. Tingkat sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi sosial ekonomi yang dimaksud adalah pekerjaan, pendidikan dan pendapatan. 3. Masyarakat adalah kumpulan dari sejumlah orang dalam suatu tempat tertentu yang menunjukkan adanya pemulihan atas norma-norma hidup
14 bersama walaupun di dalamnya terdapat berbagai lapisan atau lingkungan sosial. F. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989 :46). Dalam penelitian ini ada beberapa yang akan dilacak dan di analisis, yaitu : a.faktor-faktor Sosial Masyarakat : Warisan Jenis Pekerjaan Tingkat Pendidikan Keterampilan Partisipasi anggota rumah tangga dalam ekonomi keluarga b. Tingkat Social Ekonomi Masyarakat : Tingkat Pendapatan Keluarga Tingkat Pendapatan Perkapita Status Kepemilikan Klasifikasi Rumah Sumber Penerangan
STRATIFIKASI SOSIAL. Oleh: Lia Aulia Fachrial, M.Si
STRATIFIKASI SOSIAL Oleh: Lia Aulia Fachrial, M.Si Pengantar Selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai sistem pelapisan sosial (Social Stratification) Kata Stratification berasal dari stratum lapisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas adalah dunia pendidikan. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan, meningkatkan
Lebih terperinciOleh : Bustanul Arifin K BAB I PENDAHULUAN
Kepedulian terhadap sanitasi lingkungan diprediksi dari tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga pada keluarga sejahtera I kelurahan Kerten kecamatan Laweyan kota Surakarta Oleh : Bustanul Arifin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehiduan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat. total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Penggolongan pertanian terbagi atas dua macam, yakni
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting, sebab maju atau tidaknya suatu bangsa tergantung pada pendidikan. Siapa pun yang mendapat pendidikan yang baik akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bersaing menunjukan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia pada hakikatnya merupakan salah satu modal dasar untuk pembangunan nasional. Dalam era globalisasi saat ini, segala aspek kehidupan dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Manusia merupakan makhluk individu dan juga makhluk sosial yang hidup saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial manusia saling berinteraksi satu dengan lainnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB II PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
BAB II PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP A. Status Sosial Ekonomi 1. Pengertian PRESTASI BELAJAR Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mengamati adanya perbedaan status antarwarga baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan lebih tinggi dari sekedar untuk tetap hidup,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. makna yang berbeda-beda. Status adalah penempatan orang pada
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Status Sosial Ekonomi Orang Tua 2.1.1 Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi berasal dari tiga buah kata yang memiliki makna yang berbeda-beda. Status adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Nelayan Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Pada dasarnya yang menjadi tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik perusahaan besar, UMKM, swasta maupun pemerintah mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Pada dasarnya yang menjadi tujuan utama perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan dengan dibekali potensi yang luar biasa oleh Sang Pencipta, baik aspek-aspek yang berkaitan dengan jasmaniah maupun rohaniah. Kenyataannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global, keberadaan sumber daya manusia yang handal memiliki peran yang lebih strategis dibandingkan sumber daya yang lain. Sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang keras seperti saat ini seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang keras seperti saat ini seseorang sangat membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Tetapi kita juga
Lebih terperinciOleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Hubungan antara kreativitas dan persepsi peluang kerja dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2006/2007 Oleh : Sri Admawati K7403187 BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Peranan bagi wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulia dan dijunjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi adalah proses segala hal yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (SR. Parker, 1992:78).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebab keadaan ekonomi yang belum stabil dan banyaknya orang yang ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang bisnis banyak sekali macamnya, salah satunya adalah usaha dalam bidang jasa peminjaman modal atau uang. Saat ini usaha di bidang jasa peminjaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena manusia melangsungkan hidupnya dengan cara berinteraksi di. Kondisi sosial ekonomi menunjukkan tingkat kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi geografi merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, diantaranya kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Perbedaan kondisi sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh
I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kemiskinan Nelayan Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis terbentuk paling dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitan Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang saat ini masih dialami oleh negara-negara berkembang yang ada di dunia, termasuk negara Indonesia. Banyak
Lebih terperinciT H E S I S. Oleh : SUNDAHYANI. NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sistem
PENGARUH KEBUTUHAN BERPRESTASI, BERAFILIASI DAN BERKUASA TERHADAP MINAT MASYARAKAT MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI SEKOLAH DASAR NEGERI 02 SELOKATON KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR T H E S I S Oleh : SUNDAHYANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei09.pdf). kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah angkatan kerja Indonesia berjumlah 107,7 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, yang bekerja sebagai buruh sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Pendidikan dari segi kehidupan dirasakan sangat
Lebih terperinciDisusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A
PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa Setiap warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan
Lebih terperinciGumgum Gumilar, M.Si. Jurnalistik Fikom Unpad
Gumgum Gumilar, M.Si. Jurnalistik Fikom Unpad Sistem lapisan sosial dalam sosiologi dikenal dengan istilah Social Stratification yang merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan suatu ilmu yang mencoba mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan untuk membeli produk tertentu. Suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri dan tentang dunia tempat mereka hidup. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan, dan pengetahuan. Dalam arti luas, pendidikan formal maupun informal meliputi segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap manusia hidup mempunyai cara-cara tersendiri dalam memperoleh kehidupannya. Pola
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pola Hidup Setiap manusia hidup mempunyai cara-cara tersendiri dalam memperoleh kehidupannya. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak pihak yang cukup memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di bidang pendidikan. Melalui kegiatan pendidikanakant erbentuk kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentukan sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana pengembangan potensi diri dalam meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kesenjangan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini
BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenjangan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini merupakan suatu gejala sosial yang perlu diperhatikan dalam perkembangan ekonomi di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, juga guna meningkatkan mutu dan relevansi
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian Aspek Sosial Ekonomi TKI dengan Life History
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Kajian Aspek Sosial Ekonomi TKI dengan Life History Life History merupakan cerita nyata kehidupan/riwayat hidup seseorang yang diungkapkan melalui wawancara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Mengacu pada keadaan itu, maka mutlak diperlukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. Atas dasar. pembangunan dan pertumbuhan sosial ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kehidupan koperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab bagi masyarakat Indonesia hidup berkoperasi berarti membangun perekonomiannya. Pemerintah merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan pembagunan nasional, baik itu dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia indoesia seutuhnya,
Lebih terperincipendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Hal tersebut diungkapkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Rupublik
Lebih terperinciBAB 7. ASPEK EKONOMI & SOSIAL
BAB 7. ASPEK EKONOMI & SOSIAL A. PENGERTIAN ASPEK EKONOMI & SOSIAL Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan negative. Dampak posittif dan negative ini akan dapat dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
MAKALAH HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan SD Disusun Oleh: -----CONTOH----- PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS
Lebih terperinci2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah, keluarga sekolah maupun masyarakat dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yaitu menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Orang tua merupakan sosok penting bagi setiap keberhasilan pendidikan dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi panutan bagi anak-anaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari waktu kewaktu perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin pesat. Arus globalisasi juga semakin hebat. Akibat dari fanomena ini muncul persaingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori
Lebih terperinciHUKUM SEBAGAI FENOMENA SOSIAL. A. Masyarakat Dan Sistem Sosialnya
HUKUM SEBAGAI FENOMENA SOSIAL A. Masyarakat Dan Sistem Sosialnya Manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan agar dapat berperan dalam pembangunan negara. Untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan sebagai organisasi yang mempunyai pengaruh besar menunjang pembangunan agar dapat berperan dalam pembangunan negara. Untuk itu diperlukan adanya usaha manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan keluarga
Lebih terperinciInisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT
Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang semakin ketat menjadikan setiap organisasi harus menghadapi tantangan yang menuntut sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan. pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia dewasa ini,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia dewasa ini, menuntut semua pihak untuk terlibat didalamnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR SUKADANA SURAKARTA
ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR SUKADANA SURAKARTA T E S I S OLEH : SRI RAHARDJO NIM : P 100030100 MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS
Lebih terperincisiswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas masalah pendidikan tidak dapat terlepas dari pengertian pendidikan secara umum. Pendidikan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Pendidikan pada
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pemerintahan daerah bersifat otonomi daerah, dimana setiap pemerintah daerah dapat mengatur sendiri daerah yang dipimpinnya untuk memajukan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS
BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh (Adikampana dkk, 2014) yang berjudul Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat didukung oleh arus globalisasi yang hebat memunculkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan, permasalahan, dan faktor lain yang dimiliki oleh pelakunya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses adaptasi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Untuk dapat bertahan hidup di dalam lingkungannya manusia harus mampu beradaptasi. Proses adaptasi satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indikator pekerjaan, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era globalisasi yang semakin berkembang maka pertumbuhan ekonomi semakin meningkat, hal ini menyebabkan taraf memenuhi kebutuhan hidup dan angka pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain, dimana setiap manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain dan hidup dengan manusia lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan lebih tinggi dari sekedar untuk tetap
Lebih terperinciMOTIVASI DAN KOMUNIKASI
MOTIVASI DAN KOMUNIKASI Oleh: Ir. Rinaldo, MM Widyaiswara Madya Pusdiklat BPS RI PENDAHULUAN Dalam suatu kantor/ satuan kerja, baik itu di instansi pemerintah/ swasta maupun di organisasi kemasyarakatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi kini menjadi hal penting dalam era globalisasi. Beberapa negara bahkan memiliki lembaga formal untuk mengatur segala hal mengenai informasi. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus. Selaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam memajukan peradaban suatu bangsa. Melalui pendidikan, manusia akan tumbuh dan berkembang membangun daya intelektualnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Motivasi Perawat 1. Definisi Sarwono (2000) dalam Sunaryo (2004) mengemukakan, motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif
Lebih terperinciHuman Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat
Human Relations Modul ke: Kebudayaan dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Istilah kebudayaan merupakan tejemahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anak-anak yang putus sekolah karena kurang biaya sehingga. dan buruh pabrik tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan cita-cita bangsa Indonesia namun hal itu belum terwujud dengan baik, karena masih banyak rakyat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.
Lebih terperinci