KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan. dari interaksi mereka sehari-hari dengan pengikut. Sebagian perilaku pemimpin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan. dari interaksi mereka sehari-hari dengan pengikut. Sebagian perilaku pemimpin"

Transkripsi

1 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesim~ulan Umum 1. Pemimpin informal di pedesaan masih menunjukkan perilaku kepemimpinan, tercermin dari interaksi mereka sehari-hari dengan pengikut. Sebagian perilaku pemimpin telah berorientasi pada pembangunan dalarn arti mendorong pengikut melakukan perbaikan hidup dan sebagian masih tetap bersifat tradisional. 2. Penampilan peranan pemimpin informal dalam menggerakkan partisipasi masyarakat, lebih berdasar pada tanggungjawab moril dan komitmen terhadap amanah leluhur; pemimpin memandang penampilan peranannya sebagai panggilan. 3. Perwujudan kepemimpinan dari pemimpin informal ditunjang oleh karakteristik pribadi yang dimiliki oleh pemimpin yang bersangkutan yang kemudian mampu meningkatkan kelancaran hubungan pemimpin dengan pengikut. 4. Pertumbuhan perilaku masyarakat yang secara umum cenderung mengarah ke terbentuknya sifat-sifat manusia moderen seperti: (a) kesediaan menerima sesuatu keadaan yang baru, (b) mempunyai pendapat tentang sesuatu, (c) berorientasi ke depan dan menghargai waktu, serta (d) melihat pentingnya kedudukan uang kare- ;a tuntutan keadaan dan sebagainya, sedilcit banyaknya telah menjadi tantangan bagi pemimpin informal, khususnya pemimpin informal tradisional; mereka dituntut agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. 5. Pengikut masih mengakui dan menerima kepexgimpinan dari pemimpin informal sebagai orang yang arahannya patut diikuti, karena kearifan berpikir dan pandangan-pandangannya yang luas serta tanggungjawab morilnya untuk memajukan desa sesuai dengan amanah leluhur.

2 211 Kesim~ulan Khusus 1. Diantara tujuh peranan pemimpin informal yang ditampilkan dan seharusnya berpengaruh terhadap upaya menggerakkan masyarakat dalam pembangunan desa, terdapat gt~ peranan yang penampilannya terbukti paling menonjol serta berpengaruh nyata dalam menggerakkan partisipasi masyarakat, yaitu memoti- vasi pengikut. Penampilan peranan ini selain berpengaruh terhadap upaya meng- gerakkan partisipasi masyarakat, juga mampu membantu tampilan beberapa pe- ranan lain dalam menggerakkan rnasyarakat. Namun demikian penampilan pera- nan memotivasi pengikut belum optimal clan karenanya perlu ditingkatkan. Implikasi ke venyuluhan: Untuk mengoptimalkan penampilan peranan pe- mimpin informal dalam memotivasi pengikut agar mau melakukan berbagai upa- ya pembaharuan yang berorientasi pernbangunan di pedesaan, kegiatan penyu- luhan kepada pemimpin informal seyogianya diarahkan untuk meningkatkan pe- ngetahuan dan penguasaan mereka tentang berbagai teknik dan strategi memoti- vasi pengikut, sesuai dengan situasi warga masyarakat pedesaan. 2. Keberhasilan penampilan peranan pemimpin informal sebagai penghubung antar sistem ditentukan oleh sejauh mana pihak "luar desa" yang dihubungi bersedia memberi bantuan kepada masyarakat untuk keperluan pembangunan desa. Jika pemimpin informal berhasil menarik simpati pihak luar untuk membantu, ha1 ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan berbagai upaya perbaikan usaha yang mereka kelola, yang juga bermakna pembangunan. Wa- laupun penampilan peranan ini telah berpengaruh nyata terhadap partisipasi ma- syarakat, tetapi kinerja pemimpin dalam ha1 ini belum maksimal.

3 Implikasi ke penpluhan: Pilihan pihak-pihak luar yang dihubungi dalam arti ketepatan pihak yang dihubungi serta banyaknya pihak atau orang yang dapat dihubungi untuk menarik simpati dan bantuan, akan dapat meningkatkan penam- pilan peranan pemimpin sebagai penghubung antar-sistem. Penyuluhan dapat di- arahkan sedemikian rupa sehingga pemimpin berkemampuan dalam mengidenti- fikasi pihak "luar desa" yang potensial, serta terampil mengadakan pendekatan terhadap mereka. Melalui penyuluhan juga dapat ditingkatkan kemampuan pe- mimpin dalarn menyusun rencana pembangunan desa dengan baik sehingga da- pat menggugah minat pihak luar untuk membantu. 3. Terdapat tiga peranan pernimpin informal yang berpengaruh tidak langsung ter- hadap upaya menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa; tiga peranan tersebut adalah: (a) menyampaikan informasi, (b) mengarahkan ke- giatan, dan (c) membina kerja sama. Tiga peranan ini jika berkomplemen dengan peranan memotivasi pengikut, akan kelihatan pengaruhnya (secara tidak lang- sung) terhadap partisipasi masyarakat. Im~lika~i ke venwluhan: Penyuluhan dapat membantu meningkatkan ke- mampuan pernimpin informal untuk menyampaikan informasi kepada pengikut melalui penyediaan berbagai sumber informasi. Informasi ini dapat diteruskan- nya ke pengikut. Idorrnasi yang disampaikan melalui penyuluhan adalah yang berguna bagi pemimpin untuk menyadarkan pengikut tentang masaiah-masalah yang mereka hadapi. Idormasi tentang inovai yang disampaikan rnisalnya, da- pat membuat mereka lebih mampu mengarahkan kegiatan pengikut. Penyuluhan.. juga dapat diarahkan pada pembentukan kemampuan pemimpin informal dalam membina dan mengelola kelompok, sehingga kerja sama antara sesama anggota 2 12

4 atau sesama pengikut be rjalan lancar. Pemimpin informal dapat dibekali dengan prinsip-prinsip dinamika kelompok, khususnya dalam kelompok usaha. Dengan demikian melalui penyuluhan, tiga peranan yang berpengaruh tidak langsung tersebut dapat ditingkatkan atau berubah menjadi peranan yang berpengaruh langsung terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan 4. Terdapat tiga faktor internal yang menyebabkan penampilan peranan pemimpin informal belum sesuai dengan yang diperkirakan sebelumnya (secara teori), ya- itu: (a) kurangnya pengetahuan pemimpin tentang peranan apa saja yang harus mereka tampilkan dan bagaimana menampilkannya, (b) tidak mengetahui bah- wa mereka juga sewa tidak langsung diharapkan ikut berperanan dalam meng- gerakkan masyarakat dalam pembangunan, dan (c) kecenderungan menurunnya wibawa pemimpin karena ketidak konsekuenan mereka melaksanakan atau men- jalankan apa yang dikatakan atau dianjurkannya sendiri. Im~likasi ke ~enyuluhan: Penyuluhan kepada pemimpin informal, khusus- nya dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan pembangunan mereka, harus mencakup pembentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap atau kesa- daran mereka tentang kedudulcan dan tugas-tugasnya sebagai pemimpin. Kawas an pengetahuan mencakup bidang atau peranan yang harus ditampilkan, dan ka- wasan keterarnpilan meliputi cara-cara atau teknik menampilkan peranan terse- but. Kawasan sikap mental mencakup upaya mengubah sikap agar konsekuen terhadap apa yang dikatakan atau dianjurkannya. 5. Tiga faktor eksternal utama yang menghambat kinerja pemimpin informal da- lam menggerakkan partisipasi masyarakat, yaitu: (a) terbatasnya kesempatan menjalankan kepemimpinan akibat ada kecurigaan pihak "atas desa", terutama

5 yang dihubungkan dengan dugaan keterlibatan pemimpin informal dalam G30Sl PKI tahun 1965, (b) besarnya pengaruh perantau yang tadinya berasal dari daerah ini yang menyantuni hidup pengikut, sehingga mereka hidup berkecukupan. Karena itu, mereka yang keadaannya seperti ini sukar diajak berpartisipasi melakukan perbaikan usaha yang berorientasi pada peningkatan pendapatan, dan (c) hang mendapat kemudahan dari pihak luar atau pejabat "atas desa" dalam upaya pemimpin membantu pengikut memenuhi keperluan modal usaha, saprodi, pe nyediaan lahan dan sejenisnya. Implikasi ke penyuluhan: Penyuluhan kepada pemimpin informal dilakukan melalui kerja sama dengan instansi-instansi terkait. Untuk itu terlebih dahulu hams diusahakan agar terdapat kesamaan persepsi tentang kegiatan yang perlu dilakukan serta rnateri apa yang akan disampaikan dalam penyuluhan tersebut. Perimbangan kontribusi semua pihak dalam berbagai hal, juga perlu disepakati terlebih dahulu. 6. Karakteristik pribadi pemimpin informal yang secara nyata ikut berpengaruh terhadap penampilan peranan pemimpin informal adalah: (a) pendidikan pemimpin, (b) lama memimpin, dan (c) empati pemimpin terhadap pengikut. Tiga karakteristik ini berpengaruh terhadap penampilan peranan pemimpin di dalarn (1) memotivasi pengikut, (2) mengarahkan kegiatan, dan (3) sebagai penghubung antar-sistem. Implikasi ke penyuluhan: Karakteristik pribadi pemimpin merupakan sesuatu yang memang sudah demikian adanya. Dengan kata lain, sukar mengubah atau meningkatkan kualitas karakteristik pribadi pemimpik kecuali melatih atau mengembangkan refleksi dari beberapa karakteristik pribadi. Refleksi pendidik- 2 14

6 an pemimpin (yang relatip tinggi), dapat berwujud minat yang permanen untuk selalu mencari informasi, termasuk informasi pembangunan sehingga pengetahuannya terus bertambah, berwawasan luas dan toleran terhadap pendapat orang lain, dan sejenisnya. Penyuluhan dapat menambah deretan dari refleksi ini, seperti kemampuan memilih cara menampilkan peranan yang disesuaikan dengan kondisi pengikut. Empati merupakan karakteristik pribadi yang berhubungan dengan sikap mental seseorang. Karena itu refleksinya dapat ditambah antara lain dengan menganjurkan pemimpin agar: (a) mempunyai perhatian penuh terhadap pengikut, (b) melayani dengan ramah, (c) bersikap penuh simpati, (d) sering berkomunikasi, dan (e) mampu memahami kebutuhan pengikut. 7. Tiga karakteristik pribadi pemimpin yang belum menunjukkan pengaruh nyata secara langsung terhadap penampilan peranan mereka dalam menggerakkan partisipasi masyarakat, yaitu (a) umur pemimpin, (b) kekosmopolitan, dan (c) optimisme pemimpin. Implikasi ke penyuluhan: Melalui penyuluhan refleksi dari umur yang sudah tinggi (lanjut usia) seperti kematangan dalam berpikir, kebijakan yang mantap dan sejenisnya dapat dilatih. Kekosmopolitan dapat dibantu melalui diskusidiskusi tentang kehidupan moderen atau kekotaan, sehingga terbentuk sifat-sifat manusia moderen. Optimisme pemimpin terbentuk melalui peningkatan kernampuannya membuat prediksi masa depan yang lebih baik. Hal seperti ini dapat dilatih melalui penggunaan berbagai metode penyuluhan. 8. Hasil pelaksanaan pembangunan sukar dapat dicapai tanpa menggerakkan partisi pasi masyarakat. Peranan pemimpin, baik yang sewa langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap upaya menggerakkan partisipasi masyarakat,

7 ternyata mempunyai pengaruh terhadap hasil pelaksanaan pembangunan yang dirasakan oleh pengikut. Imolikasi ke penyuluhan: Program penyuluhan yang dirancang hendaknya mampu mendorong pemimpin informal untuk dapat menggunakan berbagai cara dan strategi menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Pernimpin diberi kemampuan untuk menunjukkan kepada pengikut bahwa melalui partisipasi dalam menerapkan berbagai upaya perbaikan usaha atau pembaharuan (pembangunan) dapat meningkatkan perolehan hasil usaha. 9. Penampilan peranan pemimpin dalam mengarahkan kegiatan pengikut serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, berpengaruh langsung secara nyata terhadap hasil pelaksanaan pembangunan. Imvlikasi ke ~enyduhan: Program penyuluhan has dapat meningkatkan keterampilan pemimpin informal dalam memberi petunjuk dan pengarahan kepada pengikut, khususnya dalam implementasi suatu inovasi. Sebelum mereka berkemampuan memberi pengarahan, terlebih dahulu pemimpin informal perlu disuluh agar dapat memahami dan menguasai implementasi suatu inovasi atau yang sejenis dengan itu. Saran-Saran Perlu upaya secara sistematis dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemimpin informal di pedesaan, yang diawali oleh kemampuan dalam pendekatan komunitas, yang dapat dilakukan melalui pemberian penyuluhan, 2. Sebagai kelanjutan upaya meningkatkan kemampuan pemimpin dalam pendekatan komunitas (rekayasa sosial), pemberian penyuluhan juga hams dapat me-

8 ningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemimpin dalam menampilkan peranan pembangunan yang mampu menggerakkan partisipasi masyarakat. 3. Untuk memantapkan upaya pemberdayaan pemimpin informal, terutarna pada saat awal rekayasa dilakukan, penyuluh perlu mendampinginya sambil terns meningkatkan kemampuan pemimpin mengelola kelompok usaha tertentu. 4. Perlu diberi kesempatan lebih besar kepada pemimpin informal di desa untuk melakukan interaksi dengan pengikutnya tanpa banyak "dicurigai" sehingga rasa tanggung jawab moril yang masih ada, dapat dirnanfaatkan untuk meningkatkan gerak pembangunan desa ke arah kemajuan. 5. Perlu upaya intensip dalam mensosialisasikan konsep serta falsafah penyuluhan sehingga pihak-pihak tertentu seperti peranantau yang berhasil di daerah lain dapat memahami makna penyuluhan dan tidak menghambat jalannya kegiatan menggerakkan masyarakat dalam pembangunan, sebagai salah satu misi penyuluhan pembangunan. 6. Mengingat masih strategisnya kedudukan dan perananan pemimpin informal dimasa datang, khususnya di wilayah pedesaan, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi perananan pemimpin yang tipist, sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal. 217

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penelusuran terhadap makna pembangunan, tidak dapat dilepaskan dari manusia

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penelusuran terhadap makna pembangunan, tidak dapat dilepaskan dari manusia PENDAHULUAN Latar Belakang Penelusuran terhadap makna pembangunan, tidak dapat dilepaskan dari manusia yang sering dipandang sebagai subyek maupun obyek pembangunan. Titik tolak dari falsafah pembangunan

Lebih terperinci

HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL PEUBAH. Penelitian ini bermaksud melakukan verifikasi, sehingga dalam prosesnya dimulai

HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL PEUBAH. Penelitian ini bermaksud melakukan verifikasi, sehingga dalam prosesnya dimulai HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL PEUBAH Penelitian ini bermaksud melakukan verifikasi, sehingga dalam prosesnya dimulai dari mengidentifikasi masalah, menetapkan peubah penelitian serta menganalisis

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.686, 2017 KEMENSOS. Kawasan Ramah Lanjut Usia. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN RAMAH LANJUT

Lebih terperinci

1, Latar Belakang, Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

1, Latar Belakang, Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian I, PENDAHULUAN 1, Latar Belakang, Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian Di dalam Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Kope- rasi dalam PELITA IV dinyatakan, bahwa sampai dengan akhir PELITA I11

Lebih terperinci

Para Hadirin yang saya hormati, Pemimpin adalah orang yang diberi wewenang untuk mengelola organisasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dan

Para Hadirin yang saya hormati, Pemimpin adalah orang yang diberi wewenang untuk mengelola organisasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dan SAMBUTAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN XXII, DIKLAT MANAJEMEN KUA, DIKLAT TEKNIS KEHUMASAN DAN DIKLAT KOMPETENSI PENYULUH AGAMA SE-KALIMANTAN SELATAN, TENGAH, TIMUR DAN UTARA TANGGAL 18 JULI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Pada masa pembangunan seperti ini, Pemerintah sangat memperhatikan pendidikan bagi petani. Pendidikan yang cocok bagi mereka adalah

Lebih terperinci

Love Lifts Us Up Where We Belong. A. Soehartono H.

Love Lifts Us Up Where We Belong. A. Soehartono H. Love Lifts Us Up Where We Belong A. Soehartono H. A. Soehartono H. SEKILAS TENTANG KACAMATA BARUKU Apakah Anda pernah atau sedang merasakan keadaan tidak nyaman, gelisah, ra gu-ragu, hilang semangat,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa dapat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Lahirnya Kelembagaan Lahirnya kelembagaan diawali dari kesamaan karakteristik dan tujuan masing-masing orang dalam kelompok tersebut. Kesamaan kepentingan menyebabkan adanya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional

Lebih terperinci

STUD1 PERBANDINGAN DI DESA I(EDUMGPDH DAN DESA PllANGREJO KEGCiMATAN NGLIPAR MABUPATEN GUNUNG KlDUL DAERAH ISTIMEWA YDGYAKARTA.

STUD1 PERBANDINGAN DI DESA I(EDUMGPDH DAN DESA PllANGREJO KEGCiMATAN NGLIPAR MABUPATEN GUNUNG KlDUL DAERAH ISTIMEWA YDGYAKARTA. PBR'TISIPASI PSfWlMPIN WANlBA DALAM KEQIATAN PZN'PUL'JHAM KELUARGA BEQ;LENCANA/C1Z! TERPWDU STUD1 PERBANDINGAN DI DESA I(EDUMGPDH DAN DESA PllANGREJO KEGCiMATAN NGLIPAR MABUPATEN GUNUNG KlDUL DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

STUD1 PERBANDINGAN DI DESA I(EDUMGPDH DAN DESA PllANGREJO KEGCiMATAN NGLIPAR MABUPATEN GUNUNG KlDUL DAERAH ISTIMEWA YDGYAKARTA.

STUD1 PERBANDINGAN DI DESA I(EDUMGPDH DAN DESA PllANGREJO KEGCiMATAN NGLIPAR MABUPATEN GUNUNG KlDUL DAERAH ISTIMEWA YDGYAKARTA. PBR'TISIPASI PSfWlMPIN WANlBA DALAM KEQIATAN PZN'PUL'JHAM KELUARGA BEQ;LENCANA/C1Z! TERPWDU STUD1 PERBANDINGAN DI DESA I(EDUMGPDH DAN DESA PllANGREJO KEGCiMATAN NGLIPAR MABUPATEN GUNUNG KlDUL DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

BAB III Tahapan Pendampingan KTH

BAB III Tahapan Pendampingan KTH BAB III Tahapan Pendampingan KTH Teknik Pendampingan KTH 15 Pelaksanaan kegiatan pendampingan KTH sangat tergantung pada kondisi KTH, kebutuhan dan permasalahan riil yang dihadapi oleh KTH dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2014 1. Visi Untuk melaksanakan tugas dan fungsi serta menjawab tantangan lingkungan stratejik yang dihadapi, Dinas Kean mempunyai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tantangan utama pembangunan peternakan sapi potong dewasa ini adalah permintaan kebutuhan daging terus meningkat sebagai akibat dari tuntutan masyarakat terhadap pemenuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013 2.1.1 Visi Untuk melaksanakan tugas dan fungsi serta menjawab tantangan lingkungan stratejik yang dihadapi,

Lebih terperinci

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013 2.1.1 Visi Untuk melaksanakan tugas dan fungsi serta menjawab tantangan lingkungan stratejik yang dihadapi,

Lebih terperinci

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Bab IV ini mempakan deskripsi temuan penelitian yang mencakup masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola yang baik (good governance) adalah suatu sistem manajemen pemerintah yang dapat merespon aspirasi masyarakat sekaligus meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di kalangan birokrat, politisi,

Lebih terperinci

Pembangunan perekonomian seperti digariskan Garis-garis Besar Haluan. Negara adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global

Pembangunan perekonomian seperti digariskan Garis-garis Besar Haluan. Negara adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan perekonomian seperti digariskan Garis-garis Besar Haluan Negara 1999-2004 adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan telcnologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pembangunan Masyarakat Desa. Pengertian pembangunan masyarakat desa sebagai suatu proses di mana anggota-anggota

KERANGKA PEMIKIRAN. Pembangunan Masyarakat Desa. Pengertian pembangunan masyarakat desa sebagai suatu proses di mana anggota-anggota KERANGKA PEMIKIRAN Pembangunan Masyarakat Desa Pengertian pembangunan masyarakat desa sebagai suatu proses di mana anggota-anggota masyarakat desa, pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Bagian ini akan menjelaskan kesimpulan hasil penelitian, implikasi dan beberapa rekomendasi tentang Pembinaan Kemampuan Profesional Guru SD di Kecamatan Bekasi

Lebih terperinci

2017, No masyarakat terhadap pelaksanaan penegakan hukum oleh Kejaksaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

2017, No masyarakat terhadap pelaksanaan penegakan hukum oleh Kejaksaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, No.1632, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEJAGUNG. Strategi Kepemimpinan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-013/A/JA/11/2017 TENTANG STRATEGI KEPEMIMPINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota

Lebih terperinci

BUDAYA KERJA MERUBAH MINDSET APARATUR

BUDAYA KERJA MERUBAH MINDSET APARATUR Padang, (29/08/2017) BUDAYA KERJA MERUBAH MINDSET APARATUR TAP MPR Nomor VI Tahun 2002 merekomendasikan kepada Presiden untuk membangun kultur birokrasi ( budaya kerja ) yang transparan, akuntabel, bersih,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal 117 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Dengan mengacu pada data penelitian, dan basil analisis statistik baik secara

Dengan mengacu pada data penelitian, dan basil analisis statistik baik secara BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Dengan mengacu pada data penelitian, dan basil analisis statistik baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama mempengaruhi prstasi kerja guru. Maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah diselesaikannya penyusunan Laporan Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara di STPP Medan periode semester

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan saran sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing

Lebih terperinci

pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-per

pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-per BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN ULASAN KETERBATASAN PENELITIAN" Bab V ini adalah sebagai bab terakhir, menyajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian. Kesimpulan tersebut pada dasarnya merupakan jawaban

Lebih terperinci

I MJLIK PERPUSTAf{AA.N!

I MJLIK PERPUSTAf{AA.N! BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN I MJLIK PERPUSTAf{AA.N! u Nlll! En : '--'---------- --------- A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, dapat dikemukakan

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah membuat perubahan yang sangat mendasar dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sistem pengelolaan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PERJANJIAN KINERJA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, 2016 Kata Pengantar Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pendidikan senantiasa menjadi bagian yang strategis dalam pencapaian kemajuan suatu bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas

Lebih terperinci

Dalam keberlangsungannya,

Dalam keberlangsungannya, Pada dasarnya pembangunan merupakan upaya yang ber- sifat perbailcan dan peningkatan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dalam keberlangsungannya, partisipasi masyarakat merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 Tanggal 5 Juni Presiden Republik Indonesia,

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 Tanggal 5 Juni Presiden Republik Indonesia, Menimbang : ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 Tanggal 5 Juni 1986 Presiden Republik Indonesia, a. bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan modal dasar pembangunan nasional. Oleh karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar

Lebih terperinci

Bab IV tampak belajar kelompok mempunyai tujuan, gram dan target yang jelas. Mahasiswa terlebih dahulu

Bab IV tampak belajar kelompok mempunyai tujuan, gram dan target yang jelas. Mahasiswa terlebih dahulu BAB V PENEMUAN DAN DISKUSI Dari hasil analisis data yang dikemukakan dalam Bab IV tampak belajar kelompok mempunyai tujuan, pro gram dan target yang jelas. Mahasiswa terlebih dahulu merumuskan program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara.

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat explanatory (penjelasan) dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara variabel-variabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba, baik

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian terhadap penjaminan mutu telah menjadi isu penting di hampir seluruh organisasi baik organisasi yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba, baik sektor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis 2.1.1. Pengertian Partisipasi atau keadaan mengambil bagian dalam suatu aktivitas untuk mencapai suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 75 TAHUN 2017 PEDOMAN PELAKSANAAN BUDAYA KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA GURU DAN KARYAWAN SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA GURU DAN KARYAWAN SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA GURU DAN KARYAWAN SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan swasta maupun pemerintah berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa ha1 yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai

KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa ha1 yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai KESIMPULAN DAN SARAN * Kesimpulnn Beberapa ha1 yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Secaras umum, kinerja pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan menunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan sesunguhnya akan terjadi apabila ada interaksi antara tenaga pendidik dengan peserta didik. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan perekonomian Indonesia secara keseluruhan ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas pertanian tertentu, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Amandemen ke-empat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Terdapat pengaruh langsung positif antara persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 400 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik kepemimpinan

Lebih terperinci

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU 15 PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU Kausar \ Cepriadi ^, Taufik Riaunika ^, Lena Marjelita^ Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dinamika dan perkembangan sistem pemerintahan mengalami perubahan yang sangat pesat sejalan dengan perubahan paradigma yang berkembang di masyarakat. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam abad informasi dan teknologi seperti sekarang ini, modernisasi dan globalisasi adalah hal yang tidak dapat terelakan lagi dalam semua aspek kehidupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi kompleks dan unik, yang memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Sehingga tercapainya tujuan sekolah

Lebih terperinci

Ikhtiar untuk melahirkan insan yang beretos kerja profesional dengan

Ikhtiar untuk melahirkan insan yang beretos kerja profesional dengan BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir ini akan diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi penelitian, sesuai dengan perumusan masalah, tujuan dan temuantemuan penelitian. A.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang PENYUSUN LAPORAN 1. Ketua Lembaga Penjaminan Mutu : Dr. Ary Susatyo Nugroho, M.Si. 2. Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu : Drs. Djoko Purnomo, MM. 3. Kepala Pusat Penjaminan Mutu Internal : Endah Rita

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa. adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik maka tidak akan

BABI PENDAHULUAN. alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa. adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik maka tidak akan BABI PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah Sumber daya manusia tidak dapat diabaikan begitu saja, meskipun komputer dan alat - alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa adanya pengelolaan sumber

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN 221 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Tingkat partisipasi petani sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri rakyat tergolong rendah dan bersifat parsial atau tidak ideal, di mana hanya dua tahapan partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua kesuksesan. Guru merupakan salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah daerah kabupaten/kota memiliki keleluasaan untuk mengelola daerah dan sumberdaya alam yang ada di daerahnya. Dengan keleluasaan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah. A. MENGENALI KONSEP RENCANA 2 STRATEGIS DAERAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI KONSEP RENCANA STRATEGIS DAERAH : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. :

Lebih terperinci

TERM of REFERENCE JUMLAH DESA MANDIRI PANGAN YANG DIBERDAYAKAN TAHUN Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pertanian

TERM of REFERENCE JUMLAH DESA MANDIRI PANGAN YANG DIBERDAYAKAN TAHUN Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pertanian TERM of REFERENCE JUMLAH DESA MANDIRI PANGAN YANG DIBERDAYAKAN TAHUN 2013 Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pertanian Unit Eselon I : Badan Ketahanan Pangan Program : Peningkatan Diversifikasi dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI 341 BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI Berdasarkan permasalahan kajian penelitian ini, maka ditarik beberapa kesimpulan bagi penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah, khususnya program pendidikan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di 63 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil analisis kesesuaian, pengaruh proses pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende dapat dibahas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam melaksanakan berbagai tugas merupakan pencerminan kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam melaksanakan berbagai tugas merupakan pencerminan kinerja BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam sebuah organisasi, sumber daya manusia

Lebih terperinci

JURNAL P ENYULUHAN PEMAHAMAN DIRI, POTENSI/KESIAPAN DIRI, DAN PENGENALAN INOVASI. Prabowo Tjitropranoto. Diseminasi Teknologi Pertanian

JURNAL P ENYULUHAN PEMAHAMAN DIRI, POTENSI/KESIAPAN DIRI, DAN PENGENALAN INOVASI. Prabowo Tjitropranoto. Diseminasi Teknologi Pertanian JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 September 2005, Vol. 1, No.1 KONSEP PEMAHAMAN DIRI, POTENSI/KESIAPAN DIRI, DAN PENGENALAN INOVASI Prabowo Tjitropranoto Konsep yang akan disajikan pada bahasan ini adalah

Lebih terperinci

KAPASITAS SUMBER DAYA PERANGKAT DESA DI DESA PABIAN KABUPATEN SUMENEP ABSTRAK. Kata kunci: kapasitas, perangkat desa, pemerintahan desa

KAPASITAS SUMBER DAYA PERANGKAT DESA DI DESA PABIAN KABUPATEN SUMENEP ABSTRAK. Kata kunci: kapasitas, perangkat desa, pemerintahan desa KAPASITAS SUMBER DAYA PERANGKAT DESA DI DESA PABIAN KABUPATEN SUMENEP Rillia Aisyah Haris rilliaharis@gmail.com Dosen Fisip Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Peningkatan kapasitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta

BAB l PENDAHULUAN.  Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta desentralisasi, dituntut adanya pelayanan publik yang cepat, tepat dan akurat. Dalam program pembangunan

Lebih terperinci

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Dari uraian-uraian dan analisis data di atas, pe nelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengetahuan tentang Pancasila yang diberikan mela

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah desa merupakan simbol formil kesatuan masyarakat desa. Pemerintah desa sebagai badan kekuasaan terendah selain memiliki wewenang asli untuk mengatur

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 57 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan sebuah proses untuk meningkatkan kapasitas dan peningkatan kemampuan yang ada pada masyarakat baik dilihat

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat : a. bahwa pendidikan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci