SURVEI PERSEPSI PASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI PERSEPSI PASAR"

Transkripsi

1 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2008 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV-2008 dan selama tahun 2008 diperkirakan akan mengalami tekanan akibat perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global. Meskipun demikian, mayoritas responden masih optimis asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 6,4% akan tercapai. Tingkat inflasi secara tahunan diperkirakan akan berada pada level 11,1-12,0% dan nilai tukar rupiah terhadap USD sedikit terdepresiasi dan berada pada kisaran Rp Kondisi ekonomi makro tahun 2009 diperkirakan akan lebih baik dari perkiraan kondisi ekonomi makro tahun 2008, dimana tingkat inflasi diperkirakan berkisar 6,6-7,0%. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap tumbuh sebesar 6,1-6,5% dan nilai tukar rupiah terhadap USD diperkirakan masih berada dalam kisaran Rp Pertumbuhan Ekonomi pada triwulan IV-2008 diperkirakan masih tumbuh meskipun dalam tekanan akibat perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV-2008 Hasil Survei Persepsi Pasar (SPP-BI) pada triwulan III-2008 memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) di triwulan IV-2008 sebesar 6,1-6,5%, nilai tukar rupiah berada dalam kisaran Rp , ekspor dan impor barang diperkirakan masih akan tumbuh. Sebanyak 48,6% responden mengemukakan opini mereka bahwa pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2008 akan berada pada kisaran 6,1-6,5% atau relatif sama dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya (6,25%). Terpaan badai krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan memberikan dampak pada nilai tukar rupiah terhadap USD. Sebanyak 44,3% responden memperkirakan rupiah masih akan mampu bertahan pada kisaran Rp /USD, namun sebanyak 47,1% responden lainnya memperkirakan nilai tukar akan tertekan lebih dalam yaitu lebih dari Rp 9.500/USD. Di sisi neraca perdagangan, pertumbuhan impor barang diperkirakan akan lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor barang. Terdapat 57,1% responden yang memperkirakan impor barang di triwulan IV-2008 akan tumbuh lebih dari 22,6%. Sementara itu, sebanyak 51,4% responden berpendapat ekspor barang akan tumbuh 22,6-30,0% dan sisanya memperkirakan ekspor barang akan tumbuh dibawah itu. Kondisi ini menghasilkan muara yang bercabang pada perkiraan transaksi berjalan (% dari PDB). Sebanyak 52,9% responden memperkirakan akan mengalami surplus dan 47,1% sisanya memperkirakan defisit. Meskipun demikian, nilai surplus/defisit transaksi berjalan (% dari PDB) berada pada kisaran yang sama yaitu 0,1-1,5%. Tabel 1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Triwulanan No. Indikator Ekonomi Realisasi Perkiraan Tw. I-2008 Tw. II-2008 Tw. III-2008 Tw. I-2008 Tw. II-2008 Tw. III-2008 Tw. III Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 6,32%*** 6,39%*** n/a 6,1-6,5% 6,1-6,5% 6,1-6,5% 6,1-6,5% 2. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 2,31% -1,10% n/a 1,5-3,0% 1,5-3,0% 1,5-3,0% 0,1-1,5% 4. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) 29,30% 27,58% n/a 7,6-15,0% 15,1-22,5% 15,1-22,5% 22,6-30,0% 5. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 42,08% 51,23% n/a 7,6-15,0% 7,6-15,0% 15,1-22,5% 22,6-30,0% Keterangan : ***) : angka sangat sangat sementara n/a : data belum tersedia Metodologi Survei Persepsi Pasar merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak Triwulan IV-2001 terhadap responden yang terdiri dari para ekonom, pengamat/peneliti Tim Statistik Sektor ekonomi, Riil analis pasar uang/modal serta akademisi. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Saat ini responden survei 1 berjumlah sekitar 100 orang yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Bandar Lampung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manado dan Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui mail, faksimili maupun . Hasil survei disajikan dengan metode pooling (persentase responden yang menjawab paling banyak).

2 Kondisi ekonomi makro 2008 masih mengalami tekanan ekonomi global Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 2008 Perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global diperkirakan akan membawa tekanan yang cukup berat terhadap kondisi ekonomi makro Indonesia selama Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 6,1-6,5%, sebagaimana asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBN-P 2008 akan tercapai (6,40%). Selain faktor eksternal tersebut, beberapa faktor internal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi 2008 untuk dapat tumbuh lebih tinggi, a.l.: lemahnya penegakan hukum, korupsi, tingkat suku bunga dalam negeri, volatilitas nilai tukar rupiah, masalah kemiskinan, rumitnya prosedur/perizinan untuk melakukan investasi, masalah pengangguran dan laju inflasi. Tabel 2 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi 2007, Perkiraan 2008 dan Asumsi Makro APBN-P 2008 Realisasi Perkiraan 2007 Perkiraan 2008 Asumsi Makro No. Indikator Ekonomi Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei APBN-P 2007 Triwulan III-2007 Triwulan IV-2007 Triwulan I-2008 Triwulan II-2008 Triwulan III Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 6,32% ** 6,1-7,0% 6,1-6,5% 6,1-6,5% 6,1-6,5% 6,1-6,5% 6,40% 2. Inflasi (y-o-y) 6,59% 6,1-7,0% 6,6-7,0% 6,6-7,0% >10,1% 11,1-12,0% 6,50% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Transaksi Berjalan (% surplus dari PDB) 2,86% 1,5-3,0% 1,5-3,0% 1,5-3,0% 1,5-3,0% 0,1-1,5% - 5. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) 13,99% 15,1-22,5% 15,1-22,5% 7,6-15,0% 15,1-22,5% 22,6-30,0% - 6. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 14,98% 7,6-15,0% 7,6-15,0% 7,6-15,0% 15,1-22,5% >30,0% - 7. Anggaran Pemerintah (% defisit dari PDB) 1,55% 2,1-2,5% 1,1-1,5% 1,6-2,0% 2,1-2,5% 1,1-1,5% - 8. Tingkat Pengangguran 9,11% 10,1-11,0% 9,1-10,0% 9,1-10,0% 9,1-10,0% 9,1-10,0% - Keterangan : **) : angka sangat sementara Tingkat inflasi pada tahun 2008 diperkirakan berada pada level 11,1-12,0%, lebih tinggi dari asumsi APBN-P 2008 (6,5%). Menurut responden faktor ekspektasi kenaikan harga, faktor pergerakan nilai tukar rupiah terhadap USD dan faktor kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di tahun Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap USD juga diperkirakan akan mengalami tekanan. Responden memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap USD berada pada range Rp atau sedikit terdepresiasi dibandingkan tahun sebelumnya. Mulai turunnya harga minyak dunia diperkirakan akan membawa angin segar bagi kondisi keuangan pemerintah, dimana 49,2% responden memperkirakan defisit fiskal (% PDB) akan berkurang dan berada pada kisaran 1,1-1,5% pada tahun Pada bagian neraca perdagangan, impor barang diperkirakan masih akan lebih tinggi dari ekspor barang dan tingkat pengangguran diperkirakan akan relatif sama dengan kondisi tahun sebelumnya yaitu berada pada level 9,1-10,0%. Tim Statistik Sektor Riil 2

3 Tabel 3 Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor Risiko 2008 FAKTOR PENGHAMBAT PERTUMBUHAN EKONOMI Pengaruh faktor-faktor internal/ekstenal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2008 Tidak Kurang Cukup (% Responden) Sangat A.FAKTOR INTERNAL 1. Laju Inflasi 1,43 11,43 35,71 40,00 11,43 2. Tingkat suku bunga dalam negeri 2,86 7,14 32,86 44,29 12,86 3. Volatilitas nilai tukar Rupiah 0,00 15,71 25,71 45,71 12,86 4. Kondisi stimulus fiskal yang masih terbatas 0,00 8,57 40,00 45,71 5,71 5. Penurunan kapasitas produksi terpakai 1,45 11,59 43,48 39,13 4,35 6. Tingkat keyakinan konsumen 2,86 18,57 47,14 28,57 2,86 7. Tingkat pengangguran 1,43 12,86 34,29 48,57 2,86 8. Situasi perburuhan yang belum kondusif 0,00 21,43 40,00 31,43 7,14 9. Tingkat upah 1,43 27,14 41,43 28,57 1, Tingkat kemiskinan 1,43 12,86 28,57 45,71 11, Prosedur/perizinan untuk melakukan investasi 2,86 10,00 32,86 44,29 10, Prosedur melakukan repatriasi keuntungan 5,71 30,00 37,14 25,71 1, Kerusuhan sosial (misal : penjarahan) 11,43 37,14 22,86 20,00 8, Unjuk rasa yang bersifat anarkis 10,00 32,86 30,00 15,71 11, Ancaman disintegrasi 25,71 35,71 21,43 10,00 7, Korupsi 1,45 11,59 17,39 34,78 34, Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional 4,35 10,14 33,33 34,78 17, Konflik SARA 11,59 42,03 21,74 17,39 7, Lemahnya penegakan hukum 0,00 7,46 20,90 38,81 32,84 Pengaruh faktor-faktor internal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2008* 4,53 19,17 31,94 33,64 10,72 B. FAKTOR EKSTERNAL 1. Perekonomian dunia yang lesu 0,00 2,86 18,57 47,14 31,43 2. Politik dunia yang tidak stabil dan ancaman perang 5,71 37,14 30,00 24,29 2,86 3. Tingkat suku bunga internasional 2,86 25,71 35,71 28,57 7,14 4. Wabah Penyakit 22,86 37,14 28,57 10,00 1,43 5. Lainnya (krisis keuangan global) 0,00 14,29 14,29 35,71 35,71 Pengaruh faktor-faktor eksternal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2008* 6,29 23,43 25,43 29,14 15,71 Pengaruh faktor-faktor risiko politik selama 2008 FAKTOR RISIKO Tidak Kurang Cukup (% Responden) Sangat 1. Koordinasi dalam kabinet 4,35 28,99 26,09 33,33 7,25 2. Hubungan Eksekutif dan Legislatif 1,43 20,00 34,29 32,86 11,43 3. Dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah 1,43 22,86 37,14 30,00 8,57 4. Dukungan militer terhadap pemerintah 20,00 48,57 18,57 11,43 1,43 5. Inkonsistensi kebijakan pemerintah 1,43 11,43 37,14 31,43 18,57 6. Transparansi dalam pelaksanaan kebijakan 2,86 14,29 41,43 27,14 14,29 7. Efek Desentralisasi (Masalah yang terkait dengan Otonomi Daerah) 4,29 14,29 40,00 31,43 10,00 8. Situasi keamanan dan politik yang belum stabil 5,71 37,14 34,29 18,57 4,29 9. Gangguan hubungan diplomatik 25,71 40,00 28,57 4,29 1, Tekanan Internasional 14,49 39,13 23,19 11,59 11, Ancaman Perang (misal : Konflik Perbatasan) 34,33 38,81 16,42 8,96 1, Lainnya (kondisi politik menjelang pemilu 2009) 14,29 14,29 14,29 42,86 14,29 Kondisi faktor-faktor risiko politik tersebut secara umum pada 2008* 10,86 27,48 29,28 23,66 8,72 * dihitung dengan metode rata-rata Tim Statistik Sektor Riil 3

4 Kondisi ekonomi makro 2009 diperkirakan lebih baik dari perkiraan tahun 2008 Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 2009 Dengan melihat perkembangan ekonomi makro s.d triwulan III-2008, sebagian besar responden SPP menyatakan bahwa kondisi ekonomi makro pada tahun 2009 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun 2008, dimana tingkat inflasi diperkirakan berkisar antara 6,6-7,0%, jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan tahun 2008 (11,1-12,0%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap berada pada kisaran 6,1-6,5%, nilai tukar rupiah terhadap USD berada dalam kisaran Rp dan tingkat pengangguran berkisar antara 9,1-10,0%. Tabel 4 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi 2009 No. Indikator Ekonomi Perkiraan 2009 Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Triwulan IV-2007 Triwulan I-2008 Triwulan II-2008 Triwulan III Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 6,6-7,0% 6,1-6,5% 6,1-6,5% 6,1-6,5% 2. Inflasi (y-o-y) 6,1-6,5% 6,1-6,5% 6,6-7,0% 6,6-7,0% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Tingkat Pengangguran 9,1-10,0% 9,1-10,0% 9,1-10,0% 9,1-10,0% Tim Statistik Sektor Riil 4

5 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI TRIWULANAN Grafik 1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (yoy) Grafik 2 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Triwulanan 7,1-7,5% >Rp ,6-7,0% 6,1-6,5% 5,6-6,0% 5,1-5,5% <=5,1% 2.9% 5.5% 12.8% 15.7% 10.4% 9.6% 6.4% 23.3% 23.1% % 48.6% 45.5% 60.3% 56.4% Rp Rp Rp Rp Rp % 7.1% 6.6% 34.3% 31.6% 27.3% 29.5% 44.3% 59.2% 64.1% 70.1% Tw IV-2008 Tw III-2008 Tw II-2008 Tw I-2008 Pertumbuhan ekonomi (y-o-y) pada triwulan IV diperkirakan pada kisaran 6,1-6,5% oleh 48,6% responden. Grafik 3 Perkiraan Surplus Transaksi Berjalan Triwulanan (% dari PDB) 80% Nilai tukar Rp/USD pada triwulan IV-2008 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 44,3% responden. Grafik 4 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Tahunan 3,1-4,5% 1,5-3,0% 0,1-1,5% < 0,1% 2.8% 12.3% % 43.2% % 84.5% 84.3% >30,0% 22,6-30,0% 15,1-22,5% 7,6-15,0% <7,6% 20.0% 19.7% 27.1% 31.6% 36.4% % % 62.3% 80% 90% 100% Transaksi berjalan pada triwulan IV-2008 diperkirakan mengalami surplus pada kisaran 0,1-1,5% terhadap PDB oleh 51,4% responden. Grafik 5 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Tahunan Pertumbuhan tahunan (y-o-y) ekspor barang pada triwulan IV-2008 diperkirakan pada kisaran 22,6-30,0-% oleh 51,4% responden. Grafik 6 Perkiraan Kegiatan Investasi >30,0% 22,6-30,0% 5.1% 16.9% 27.1% 30.0% 28.6% Tidak 72.9% 67.5% 64.0% 15,1-22,5% 7,6-15,0% <7,6% 10.4% 20.0% 26.3% % 41.6% % Ya 44.9% 27.1% 32.5% 36.0% 55.1% 80% 80% 90% Sebanyak 30,0% responden memperkirakan pertumbuhan tahunan (y-o-y) impor barang pada triwulan IV-2008 pada kisaran 22,6-30,0%. Hanya sebanyak 27,1% responden menyatakan bahwa triwulan IV-2008 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Tim Statistik Sektor Riil 5

6 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 2008 Grafik 7 Grafik 8 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Perkiraan Inflasi ,1-7,5% 1.5% >13,0% 7.4% 6,6-7,0% 6,1-6,5% 5,6-6,0% 5,1-5,5% <=5,1% 2.9% 6.6% 3.8% 17.9% 7.8% 13.2% 11.8% 7.7% 6.5% 0.0% 35.1% 29.4% 34.2% 46.1% 52.9% 50.6% 70.5% 12,1-13,0% 11,1-12,0% 10,1-11,0% 9,1-10,0% <9,1% 8.8% 19.1% 17.6% 20.6% 30.9% 80% Survei Tw III-2008 Survei Tw II-2008 Survei Tw I-2008 Survei Tw IV % 10% 20% 30% 40% Survei Tw. II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2008 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,1-6,5% (y-o-y) oleh 52,9% responden. Laju inflasi tahun 2008 diperkirakan akan berada pada range 11,1-12,0% oleh 30,9% responden. Grafik 9 Grafik 10 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Perkiraan Surplus Transaksi Berjalan 2008 (% dari PDB) Rp rb Rp Rp Rp Rp % 10.0% 6.4% 20.0% 33.3% 30.3% 35.1% % 55.8% 57.7% 3,1% - 4,5% 1,5% - 3,0% 0,1% - 1,5% < 0,1% 8.1% 3.8% 4.3% 32.4% 25.3% 23.1% 15.7% 5.4% 54.1% 70.7% 73.1% 80.0% 80% 90% 100% Nilai tukar Rp/USD tahun 2008 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 61,4% responden. Grafik 11 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang 2008 Surplus transaksi berjalan tahun 2008 diperkirakan akan berada pada kisaran 0,1-1,5% oleh 54,1% responden. Grafik 12 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang 2008 >30,0% >30,0% 31.9% 22,6-30,0% 15,1-22,5% 7,6-15,0% <7,6% 18.7% 9.3% 27.5% 32.1% 18.8% 13.3% 14.7% 0.0% 50.7% 68.0% 66.7% 76.0% 22,6-30,0% 15,1-22,5% 7,6-15,0% <7,6% 9.3% 3.8% 29.0% 20.3% 28.2% % 25.3% 40.0% 45.3% 50.7% 66.7% 80% 90% Survei Tw. III-2008 Survei Tw II-2008 Survei Tw I-2008 Survei Tw IV-2007 Ekspor barang tahun 2008 diperkirakan tumbuh pada kisaran 22,6-30,0% oleh 50,7% responden. Impor barang tahun 2008 diperkirakan tumbuh >30% oleh 31,9% responden. 1 Sejak survei triwulan IV-2007 range jawaban untuk pertanyaan pertumbuhan ekonomi diperkecil 2 Sejak survei triwulan II-2008 range jawaban untuk pertanyaan inflasi disesuaikan Tim Statistik Sektor Riil 6

7 Grafik 13 Perkiraan Defisit Anggaran Pemerintah 2008 Grafik 14 Perkiraan Tingkat Pengangguran 2008 > 2,5% 2,1-2,5% 1,6-2,0% 1,1-1,5% <1,1% 1.6% 7.0% 5.4% 2.8% 3.3% 2.8% 2.8% 16.4% 33.8% 23.0% 29.5% 26.8% 44.6% 15.5% 49.2% 29.6% 24.3% 78.9% 80% 90% >11,0% 10,1-11,0% 9,1-10,0% 8,1-9.0% 2.9% 6.7% 5.3% 14.7% % 25.3% 7.9% 34.2% % 67.5% % 80% Anggaran penerimaan dan belanja Pemerintah tahun 2008 diperkirakan akan mengalami defisit pada kisaran 1,1-1,5% terhadap PDB oleh 49,2% responden. Tingkat pengangguran tahun 2008 diperkirakan akan berada pada kisaran 9,1-10,0% oleh 42,6% responden. Grafik 15 Perkiraan Kegiatan Investasi 2008 Tidak 26.9% 68.6% 61.0% 54.0% Ya % 46.0% 73.1% 80% 90% Hanya sebanyak 31,4% responden menyatakan bahwa tahun 2008 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Tim Statistik Sektor Riil 7

8 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 2009 Grafik 16 Grafik 17 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Perkiraan Inflasi ,1-7,5% 6,6-7,0% 6,1-6,5% 5,6-6,0% 5,1-5,5% <=5,1% 5.8% 9.1% 5.5% 16.9% 16.4% 14.3% 14.5% 23.3% 32.5% 34.8% 43.5% 49.4% 49.3% 58.4% >10,1% 9,6% - 10,0% 9,1% - 9,5% 8,6% - 9,0% 8,1% - 8,5% 7,6% - 8,0% 7,1% - 7,5% 6,6% - 7,0% 6,1% - 6,5% < 6,1% 7.2% 9.5% 8.7% 4.1% 5.8% 8.1% 5.8% 9.5% 10.8% 11.6% 13.5% 14.5% 14.9% 7.2% 9.5% 18.8% 20.3% 18.9% 0% 10% 20% 30% Survei Tw III-2008 Survei Tw II-2008 Survei Tw I-2008 Survei Tw IV-2007 Survei Tw. III-2008 Survei Tw. II-2008 Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,1-6,5% (y-o-y) oleh 43,5% responden. Laju inflasi tahun 2009 diperkirakan akan berada pada kisaran 6,6-7,0% oleh 20,3% responden. Grafik 18 Grafik 19 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Perkiraan Tingkat Pengangguran % >Rp % Rp % Rp % 6.5% 10.4% 47.1% Rp % 42.1% 42.9% 25.0% Rp % 54.5% 36.4% 1.5% Rp % 6.5% 9.1% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 4.5% >11,0% 7.8% 17.9% 22.4% 10,1-11,0% 27.3% 31.2% 44.8% 43.4% 9,1-10,0% 53.2% 41.6% % 8,1-9.0% 11.7% 18.2% 1.5% 5.3% <8,1% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Nilai tukar Rp/USD tahun 2009 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 47,1% responden. Tingkat pengangguran tahun 2009 diperkirakan akan berada pada kisaran 9,1-10,0% oleh 44,8% responden. 3 Sejak survei triwulan IV-2007 range jawaban untuk pertanyaan pertumbuhan ekonomi dan inflasi diperkecil 4 Sejak survei triwulan II-2008 range jawaban untuk pertanyaan inflasi disesuaikan Tim Statistik Sektor Riil 8

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2008 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III-2007, tingkat inflasi diperkirakan diatas 10%, dan nilai tukar

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2008 Responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007, namun tingkat inflasi pada triwulan II-2008 diperkirakan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2010 Aktivitas perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006 SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan II 2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I- 2006 diperkirakan membaik Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2006 diperkirakan melambat dibanding pertumbuhan triwulan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan IV - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan I-2006 diperkirakan masih sama dengan kondisi ekonomi pada triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi 2006 yang diperkirakan membaik, dianggap

Lebih terperinci

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan III - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan IV-2005 dan keseluruhan diperkirakan memburuk, dengan tingkat inflasi dan pengangguran yang meningkat Responden optimis kondisi

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2007 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II- 2007 diperkirakan membaik? Perkiraan inflasi, pergerakan nilai tukar Rp/USD dan surplus transaksi berjalan yang relatif

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik

Lebih terperinci

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan II 2017 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017 Diperkirakan Membaik Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia periode triwulan II-2017 mengindikasikan

Lebih terperinci

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan I - 215 SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 215 Diperkirakan Meningkat Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia pada triwulan I-215

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 9 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-9 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (,69%) maupun tahunan (,31%). Kenaikan harga yang terjadi

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I 8 Baik secara triwulanan maupun tahunan, harga Properti Residensial Triwulan I-8 mengalami kenaikan. Kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada Triwulan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan II - 21 Harga dan Volume Penjualan Properti Residensial pada triwulan II-21 mengalami kenaikan. Indeks Harga Properti Residensial masih menunjukkan kenaikan,

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN I-2004 Harga properti residensial pada triwulan I-2004 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... i iii iv vi vii BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF... I-1 A. PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003... I-1 B. TANTANGAN DAN

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN IV-2004 Harga properti residensial meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat. Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 Penyusun: 1. Bilmar Parhusip 2. Basuki Rachmad Lay Out Budi Hartadi Bantuan dan Dukungan Teknis Seluruh Pejabat/Staf Direktorat Akuntansi

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Keterbukaan Indonesia terhadap modal asing baik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada perekonomian suatu negara. Gejala-gejala inflasi pada perekonomian ditandai dengan kenaikan harga-harga secara

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan II 2006 Harga properti residensial di triwulan II melambat Pada triwulan III mendatang diperkirakan harga properti akan meningkat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III 2006 Harga properti residensial di triwulan III meningkat Pada triwulan IV mendatang diperkirakan harga properti akan melambat

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN IV-2003 Harga properti residensial pada triwulan IV-2003 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, tingkat suku bunga dunia, nilai dollar dalam rupiah, rasio belanja

Lebih terperinci

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang dip erkirakan harga properti tumbuh melambat Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia diperhadapkan pada masalah krisis ekonomi global yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika sehingga akan berdampak buruk

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. September 2006

SURVEI KONSUMEN. September 2006 SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN September 2006 Indeks keyakinan konsumen menunjukkan trend membaik dan pada bulan September 2006 meningkat 3,0 poin. Tingkat harga pada enam bulan mendatang cenderung menurun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q3 sekitar 5.0% (y.o.y) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.2% ŸKeberhasilan program pengampunnan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN III-2004 Harga properti residensial pada Triwulan III-2004 meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Makroekonomi Perekonomian Terbuka : Konsep Dasar Perekonomian Tertutup dan Terbuka Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak berinteraksi dengan perekonomian lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan I 2006 Harga properti residensial melambat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih melambat Perkembangan Harga

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q2 sekitar 5.0% (yoy) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.0-5.3% (yoy) ŸPertumbuhan didominasi oleh

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Kegiatan usaha pada triwulan II-2003 mengalami ekspansi, demikian juga prakiraan pada triwulan III-2003 Namun sesuai dengan polanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002 2004 Bab perkembangan ekonomi makro tahun 2002 2004 dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai prospek ekonomi tahun 2002 dan dua tahun berikutnya.

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Oktober 2006 Indeks Keyakinan Konsumen naik 5,0 poin dalam tiga bulan terakhir Indeks keyakinan konsumen (IKK) terus mengalami trend membaik Ekspektasi kenaikan harga dan

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Indonesia sedang mengalami penyesuaian ekonomi yang cukup berarti yang didorong oleh perlemahan neraca eksternalnya yang membawa perlambatan pertumbuhan dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menunjukan kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu,

Lebih terperinci

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel Gejolak krisis ekonomi global mulai dirasakan dampaknya di Kalimantan Selatan. Tentu saja sektor perbankan juga tidak luput dari pengaruh krisis ini. Dalam rangka mengidentifikasi pengaruh krisis ekonomi

Lebih terperinci

BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH JAWA TENGAH

BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH JAWA TENGAH BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH JAWA TENGAH Krisis finansial global yang dipicu oleh krisis perumahan di AS (sub prime mortgage) sejak pertengahan

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN

SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN C O N S U M E R SURVEI KONSUMEN S U R V E Y Januari 23 Juni 24 Keyakinan konsumen terus meningkat Prospek ekonomi diperkirakan akan terus membaik Indeks Keyakinan Konsumen terus meningkat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Kegiatan usaha pada triwulan II-2004 mengalami ekspansi yang cukup signifikan dan diperkirakan berlanjut pada triwulan berikutnya.

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN I- Sesuai pola musimannya kegiatan usaha pada triwulan I- mengalami kontraksi Namun diprakirakan kembali mengalami ekspansi pada triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y Triwulan I-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru mengalami peningkatan, namun mengalami perlambatan yang cukup besar Kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan perdagangan internasional yang dilakukan oleh suatu negara seringkali menggunakan perhitungan mengenai keuntungan dan kerugian yang dilihat dari

Lebih terperinci

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu kondisi utama bagi kelangsungan ekonomi di Indonesia atau suatu negara, sehingga pertumbuhan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Desember 2006 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun tipis, kembali ke level pesimis, setelah pada November 2006 lalu sempat menyentuh level optimis Ekspektasi kenaikan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci