Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi
|
|
- Agus Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan III Kondisi ekonomi makro triwulan IV-2005 dan keseluruhan diperkirakan memburuk, dengan tingkat inflasi dan pengangguran yang meningkat Responden optimis kondisi ekonomi 2006 akan membaik dibanding 2005 Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2005 diperkirakan memburuk Berdasarkan hasil Survei Persepsi Pasar (SPP) triwulan III-2005, kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2005 secara umum diperkirakan memburuk dibandingkan dengan hasil survei triwulan II-2005 yang memperkirakan kondisi ekonomi akan membaik. Memburuknya perekonomian tersebut dicerminkan oleh perkiraan tingkat inflasi yang meningkat, nilai tukar Rp/USD yang melemah, dan surplus transaksi berjalan yang menurun, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tetap. Responden memperkirakan tingkat inflasi akan melampaui 8,0% (atau secara rata-rata diperkirakan sebesar 9,40%) dan nilai tukar Rp/USD masih akan melampaui Rp10.000/USD (rata-rata sebesar Rp10.278/USD). Adapun pertumbuhan ekspor dan impor barang diperkirakan meningkat. No. Tabel 1 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi Triwulanan Perkiraan Tw. I-2005 Realisasi Tw. I-2005 *) Perkiraan Tw. II-2005 Perkiraan Tw. III-2005 Perkiraan Tw. IV Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 6,35 4,1% - 5,0% 2. Inflasi (y-o-y) 6,1% - 7,0% 8,81% 7,1% - 8,0% 7,1% - 8,0% > 8,0% 3. Nilai Tukar Rp/USD > Transaksi Berjalan (% surplus dari PDB) <= 3,0% 0,85 <= 3,0% 3,1% - 4,0% 0,1% - 1,5% 5. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) 0,1% - 5,0% 35,9 10,1% - 15,0% > 15,0% 22,5% Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 5,1% ,4 > 15% > 15,0% 22,5% - 3 Keterangan: *) Angka sementara Indikator Ekonomi Perkiraan Kondisi Ekonomi 2005 Kondisi ekonomi Indonesia pada 2005 diperkirakan memburuk Menurut hasil Survei Persepsi Pasar (SPP) Tw. III-2005, kondisi ekonomi makro Indonesia pada 2005 secara umum diperkirakan akan memburuk dibanding realisasi Tabel 2 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi 2004 dan Perkiraan 2005 Realisasi Perkiraan 2005 No. Indikator Ekonomi Tahun 2004 Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Triwulan I-2005 Triwulan II-2005 Triwulan III Pertumbuhan Ekonomi 5,13% 2. Inflasi 6,40% 6,1% - 7,0% 7,1% - 8,0% > 8,0% 3. Nilai Tukar Rp/USD Transaksi Berjalan (% surplus dari PDB) 1,03% <= 3,0% <= 3,0% 0,1% - 1,5% 5. Pertumbuhan Ekspor Barang 11,28% 10,1% - 15,0% 5,1% - 1 7,6% - 15,0% 6. Pertumbuhan Impor Barang 21,51% > 15% > 15% 22,5% Anggaran (% defisit dari PDB) 1,30% 1,1% - 1,5% 1,1% - 1,5% 1,1% - 1,5% 8. Tingkat Pengangguran 9,80% 9,1% - 1 9,1% ,1% - 11,0% Metodologi Survei Persepsi Pasar merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak Triwulan IV-2001 terhadap responden yang terdiri dari para ekonom, pengamat/peneliti ekonomi, analis pasar uang/modal serta akademisi. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Saat ini responden survei berjumlah 94 orang yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Bandarlampung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manado dan Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui mail, faksimili maupun . Hasil survei disajikan dengan metode pooling (persentase responden yang menjawab paling banyak). Tim Statistik Sektor Riil 1
2 Meski beberapa indikator ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi, surplus transaksi berjalan terhadap PDB, pertumbuhan ekspor dan impor barang, serta defisit anggaran pemerintah terhadap PDB diperkirakan masih berada pada kisaran yang sama dengan realisasi 2004, dengan tingkat inflasi dan tingkat pengangguran yang meningkat, serta nilai tukar Rp/USD yang melemah, secara keseluruhan kondisi perekonomian Indonesia pada 2005 diperkirakan akan memburuk. Memburuknya kondisi perekonomian 2005 ditunjukkan oleh perkiraan perkembangan beberapa indikator ekonomi sbb.: - inflasi diperkirakan meningkat lebih dari 8,0% atau secara rata-rata diperkirakan mencapai 9,45% (pada SPP Tw. II-2005 diperkirakan meningkat pada kisaran 7,1% -8,0%). Peningkatan ini terutama disebabkan antara lain oleh: kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan, pergerakan nilai tukar rupiah, dan adanya ekspektasi kenaikan harga - nilai tukar diperkirakan melemah pada kisaran Rp9.501-Rp per dollar Amerika (sebelumnya pada SPP Tw. II-2005 diperkirakan berada pada kisaran Rp9.001-Rp9.500 per dollar Amerika) - tingkat pengangguran diperkirakan meningkat pada kisaran 10,1%-11,0% (sebelumnya pada SPP Tw. II-2005 diperkirakan berada pada kisaran 9,1%- 1). Pertumbuhan ekonomi 2005 diperkirakan mengalami hambatan disebabkan oleh faktor internal (domestik) antara lain: tingginya laju inflasi, meningkatnya volatilitas nilai Rupiah, inkonsistensi kebijakan pemerintah, lemahnya penegakan dan kepastian hukum, serta tingginya tingkat suku bunga dalam negeri. Sementara itu, perekonomian dunia yang lesu dan tingginya suku bunga luar negeri masih diperkirakan menjadi faktor eksternal yang menghambat pertumbuhan ekonomi I ndonesia 2005 (Tabel 3). Perkiraan Kondisi Ekonomi 2006 Kondisi ekonomi Indonesia 2006 diperkirakan membaik dibanding 2005 Hasil Survei Persepsi Pasar (SPP) Tw. III-2005 memperkirakan kondisi ekonomi makro Indonesia pada 2006 membaik dibanding Pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 5,1% -6,0%, tingkat inflasi diperkirakan berada pada kisaran 7,1% -8,0%, nilai tukar Rp/USD pada kisaran Rp Rp yang berarti melemah dibanding perkiraan 2006 hasil SPP Tw. II-2005, dan tingkat pengangguran pada kisaran 10,1%-11,0% (Tabel 4). Tim Statistik Sektor Riil 2
3 Tabel 3 Perkiraan Beberapa Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi 2005 No. Faktor Penghambat Sangat Lemah Sedang Kuat Sangat Lemah Kuat FAKTOR DOMESTIK (INTERNAL) 1. Laju Inflasi XY 2. Tingkat suku bunga dalam negeri XY 3. Meningkatnya volatilitas nilai tukar Rupiah XY 4. Situasi keamanan dan politik yang belum stabil X Y 5. Kondisi stimulus fiskal yang masih terbatas XY 6. Penurunan kapasitas produksi terpakai XY 7. Inkonsistensi kebijakan pemerintah XY 8. Tingginya upah XY 9. Situasi perburuhan yang belum kondusif Y X 10. Efek Desentralisasi (Masalah yang terkait dengan Otonomi Daerah) Y X 11. Permasalahan restrukturisasi utang swasta dan pemerintah (termasuk yang dikelola BPPN) XY 12. Lemahnya penegakan dan kepastian hukum XY 13. Korupsi XY 14. Koordinasi dalam kabinet Y X 15. Hubungan Eksekutif dan Legislatif XY 16. Dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah XY 17. Dukungan militer terhadap pemerintah XY 18. Tingkat keyakinan konsumen XY 19. Tingkat pengangguran XY 20. Tingkat kemiskinan XY 21. Kemudahan prosedur/perizinan untuk melakukan investasi X Y 22. Kemudahan melakukan repatriasi keuntungan XY 23. Kerusuhan sosial (misal : penjarahan) Y X 24. Ancaman disintegrasi X Y 25. Unjuk rasa yang bersifat anarkis XY 26. Gangguan hubungan diplomatik Y X 27. Tekanan Internasional X Y 28. Ancaman Perang (misal : Konflik Perbatasan) XY 29. Sumber Daya Manusia yang bersih dan profesional XY 30. Transparansi dalam pelaksanaan kebijakan XY 31. Konflik SARA X Y FAKTOR EKSTERNAL 1. Perekonomian dunia yang lesu XY 2. Politik dunia yang tidak stabil dan ancaman perang XY 3. Tingginya tingkat suku bunga internasional XY 4. Wabah Penyakit X Y Keterangan : X = Perkiraan Tahun 2005 berdasarkan hasil Survei Triwulan II-2005 Y = Perkiraan Tahun 2005 berdasarkan hasil Survei Triwulan III-2005 Tabel 4 Perkembangan Perkiraan Beberapa I ndikator Ekonomi 2006 No. Indikator Ekonomi Perkiraan 2006 Menurut Hasil Survei Menurut Hasil Survei Menurut Hasil Survei Triwulan I-2005 Triwulan II-2005 Triwulan III Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 2. Inflasi (y-o-y) 6,1% - 7,0% 6,1% - 7,0% 7,1% -8,0% 3. Nilai Tukar Rp/USD Tingkat Pengangguran 9,1% ,1% - 11,0% 10,1% - 11,0% PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI TRIWULAN IV-2005 Tim Statistik Sektor Riil 3
4 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Sama halnya dengan triwulan III-2005, ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2005 diperkirakan oleh sebagian besar responden (59,7%) tumbuh (y-o-y) pada kisaran 5,1% -6,0% (Grafik 1). Perkiraan Inflasi Pada triwulan IV-2005, 52,8% responden memperkirakan inflasi secara kumulatif akan melampaui 8,0% atau secara rata-rata mencapai 9,40%. Angka inflasi yang relatif tinggi tersebut menurut sebagian besar responden terutama disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan, pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap USD, dan ekspektasi adanya kenaikan harga (Grafik 2). Grafik 1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Grafik 2 Perkiraan Inflasi Triwulanan 6,9% > 6,0% 4,8% 59,7% 66,1% 28,0% 22,2% 4,1% - 5,0% 25,8% 6 9,7% 3,1% - 4,0% 1,6% 8,0% <= 3,0% 1,6% 4,0% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 52,8% > 8,0% 1,6% 9,8% 36,1% 7,1% - 8,0% 5 49,0% 9,7% 6,1% - 7,0% 35,5% 27,5% 8,1% 9,8% <= 5% 4,8% 3,9% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Sebagian besar responden (98,6%) memperkirakan nilai tukar Rp/USD pada triwulan IV akan melampaui Rp9.500/USD. Bahkan sebanyak 56,8% responden memperkirakan nilai tukar Rp/USD akan melampaui Rp /USD atau secara rata -rata diperkirakan mencapai Rp10.278/USD (Grafik 3). Perkiraan Transaksi Berjalan (persentase dari PDB) Pada triwulan IV-2005, sebagian besar responden (98,0%) memperkirakan transaksi berjalan Indonesia akan mengalami surplus di bawah 3,0% terhadap PDB (Grafik 4) atau sebanyak 76,5% responden memperkirakan surplus transaksi berjalan akan berada pada kisaran 0,1% -1,5% terhadap PDB. Grafik 3 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Triwulanan Grafik 4 Perkiraan Surplus Transaksi Berjalan Triwulanan (persentase dari PDB) > ,6% 2,9% 33,9% 66,1% 88,6% 98,6% > 6,0% 4,1% - 5,0% 3,1% - 4,0% 3,3% 2,0% 6,3% 77,1% <= <= 3,0% 19,7% 98,0% 93,8% Tim Statistik Sektor Riil 4
5 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Ekspor barang (migas dan non migas) Indonesia pada triwulan IV-2005 diperkirakan oleh sebagian besar responden (86,1%) akan tumbuh di atas 15,0% (y-o-y), bahkan sebanyak 56,94% responden memperkirakan ekspor barang akan tumbuh pada kisaran 22,5% -3. Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Impor barang (migas dan non migas) pada triwulan IV-2005 diperkirakan oleh 91,7% responden akan tumbuh di atas 15,0% (y-o-y), bahkan sebanyak 72,2% responden memperkirakan impor barang akan tumbuh melebihi 22,5%. Grafik 5 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Triwulanan Grafik 6 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Triwulanan > 15,0% 2,0% 43,6% 86,1% > 15,0% 5 76,0% 91,7% 10,1% - 15,0% 12,5% 18,2% 72,0% 10,1% - 15,0% 8,3% 5,6% 18,0% 5,1% ,9% 22,0% 5,1% - 1 6,0% 27,8% 0,1% - 5,0% 7,3% 4,0% 0,1% - 5,0% 16,7% <= <= 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Perkiraan Kegiatan Investasi Sebagian besar responden (80,6 %) memperkirakan bahwa triwulan IV-2005 belum merupakan saat yang tepat untuk melakukan kegiatan investasi. Kondisi ekonomi yang belum stabil, naiknya harga bahan bakar minyak, dan nilai tukar yang melemah menjadi faktor utama penyebab kurangnya minat investor baik asing maupun dalam negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Grafik 7 Perkiraan Kegiatan Investasi Triwulanan 80,6% Tidak 32,3% 21,6% 19,4% Ya 67,7% 78,4% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Tim Statistik Sektor Riil 5
6 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 2005 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Sebagian besar responden (7) memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2005 akan tumbuh pada kisaran 5,1%-6,0% (y-o-y), sama seperti hasil perkiraan survei triwulan II-2005 (Grafik 8). Perkiraan Inflasi Untuk 2005, 6 responden memperkirakan inflasi akan melampaui 8,0% atau secara rata-rata diperkirakan akan mencapai 9,45%. Tekanan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh dampak kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan, melemahnya nilai tukar Rupiah, dan adanya ekspektasi meningkatnya harga umum (Grafik 9). Grafik 8 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2005 Grafik 9 Perkiraan Inflasi 2005 > 6,0% 4,3% 6,5% 3,9% > 8,0% 1,6% 11,8% 6 62,7% 7 82,3% 7,1% - 8,0% 34,3% 33,3% 53,2% 4,1% - 5,0% 11,3% 25,7% 25,5% 6,1% - 7,0% 5,7% 30,7% 43,1% 3,1% - 4,0% 3,9% 14,5% 11,8% <= 3,0% 3,9% <= 5% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Sebagian besar responden (71,8%) memperkirakan nilai tukar Rp/USD akan berada pada kisaran Rp9.501-Rp per USD, yang berarti semakin melemah dibanding perkiraan pada survei triwulan II-2005 (pada kisaran Rp9.001-Rp9.500). Bahkan sebanyak 22,5% responden memperkirakan nilai tukar Rp/USD akan melampaui Rp10.000/USD atau secara rata-rata diperkirakan mencapai Rp /USD. Perkiraan Transaksi Berjalan (persentase dari PDB) Transaksi berjalan Indonesia 2005 diperkirakan oleh mayoritas responden (98,2%) akan mengalami surplus kurang dari 3,0% terhadap PDB, atau sebanyak 83,9% responden memperkirakan surplus transaksi berjalan Indonesia terhadap PDB akan berada pada kisaran 0,1% - 1,5%. Grafik 10 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 2005 Grafik 11 Perkiraan Surplus Transaksi Berjalan 2005 (% PDB) > ,5% 5,9% 94,4% > 6,0% ,6% 71,0% 64,7% 1,7% ,9% 29,4% 4,1% - 5,0% 2,1% ,6% 3,1% - 4,0% 1,8% 8,5% 4,3% <= <= 3,0% 98,2% 89,8% 93,6% Tim Statistik Sektor Riil 6
7 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Sebagian besar responden (66,2%) memperkirakan ekspor barang baik migas dan non migas Indonesia untuk 2005 akan tumbuh pada kisaran 10,1%-15,0% (y-o-y). Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Impor barang (migas dan non migas) pada 2005 diperkirakan oleh sebagian besar responden (88,6%) akan tumbuh di atas 15,0%, dan bahkan sebanyak 58,5% memperkirakan impor barang akan tumbuh lebih dari 22,5%. Grafik 12 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang 2005 Grafik 13 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang ,4% > 15,0% 2,0% 15,0% 66,2% 10,1% - 15,0% 11,7% 78,0% 5,1% ,3% 18,0% 0,1% - 5,0% 1 2,0% <= 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% > 15,0% 56,9% 88,6% 78,0% 1 10,1% - 15,0% 1,7% 18,0% 5,1% ,5% 4,0% 0,1% - 5,0% 6,9% <= 0% 20% 40% 60% 80% 100% Perkiraan Anggaran Pemerintah Persepsi mayoritas responden survei (63,5%) memperkirakan anggaran penerimaan dan belanja pemerintah pada 2005 akan mengalami defisit berada pada kisaran 1,1%-1,5% terhadap PDB. Perkiraan Tingkat Pengangguran Persepsi sebagian besar responden survei (62,5%) terhadap perkiraan angka pangangguran Indonesia untuk 2005 meningkat menjadi pada kisaran 10,1%-11,0%, yang berarti lebih tinggi dari perkiraan survei triwulan II-2005 yang memperkirakan angka pengangguran akan berada pada kisaran 9,1%-1. Kondisi perekonomian 2005 yang diperkirakan memburuk dikhawatirkan akan semakin menambah jumlah pengangguran di Indonesia hingga akhir Grafik 14 Perkiraan Defisit Anggaran Pemerintah 2005 Grafik 15 Perkiraan Tingkat Pengangguran 2005 > 2,5% 2,1% - 2,5% 1,6% - 2,0% 1,6% 14,3% 8,1% 12,5% > 11,0% 10,1% - 11,0 9,1% - 1 5,6% 3,2% 9,8% 23,5% 32,3% 30,6% 46,8% 51,0% 62,5% 1,1% - 1,5% 42,9% 61,3% 62,5% 8,1% - 9,0% 9,8% 17,7% <= 1,0% 29,0% 25,0% 42,9% <= 8,0% 5,9% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Tim Statistik Sektor Riil 7
8 Perkiraan Kegiatan Investasi Hasil Survei Persepsi Pasar memperkirakan 2005 belum merupakan saat yang tepat untuk melakukan kegiatan investasi. Resiko ketidakpastian dan melemahnya nilai tukar Rupiah menekan minat para investor untuk melakukan investasi di Indonesia. Grafik 16 Perkiraan Kegiatan Investasi 2005 Tidak 1 25,8% 70,4% Ya 29,6% 74,2% 9 Tim Statistik Sektor Riil 8
SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV
SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan IV - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan I-2006 diperkirakan masih sama dengan kondisi ekonomi pada triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi 2006 yang diperkirakan membaik, dianggap
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006
SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan II 2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I- 2006 diperkirakan membaik Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2006 diperkirakan melambat dibanding pertumbuhan triwulan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2007 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II- 2007 diperkirakan membaik? Perkiraan inflasi, pergerakan nilai tukar Rp/USD dan surplus transaksi berjalan yang relatif
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2008 Responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007, namun tingkat inflasi pada triwulan II-2008 diperkirakan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2008 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III-2007, tingkat inflasi diperkirakan diatas 10%, dan nilai tukar
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2008 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV-2008 dan selama tahun 2008 diperkirakan akan mengalami tekanan akibat perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global.
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2010 Aktivitas perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun
Lebih terperinciSURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI
SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan II 2017 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017 Diperkirakan Membaik Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia periode triwulan II-2017 mengindikasikan
Lebih terperinciSURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI
Triwulan I - 215 SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 215 Diperkirakan Meningkat Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia pada triwulan I-215
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... i iii iv vi vii BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF... I-1 A. PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003... I-1 B. TANTANGAN DAN
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I 8 Baik secara triwulanan maupun tahunan, harga Properti Residensial Triwulan I-8 mengalami kenaikan. Kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada Triwulan
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kunci dalam setiap pembicaraan tentang pertumbuhan ekonomi. Menurut penggunaannya investasi diartikan sebagai pembentukan modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, tingkat suku bunga dunia, nilai dollar dalam rupiah, rasio belanja
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 9 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-9 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (,69%) maupun tahunan (,31%). Kenaikan harga yang terjadi
Lebih terperinciBab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA
Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Makroekonomi Perekonomian Terbuka : Konsep Dasar Perekonomian Tertutup dan Terbuka Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak berinteraksi dengan perekonomian lain
Lebih terperinciBAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN
BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002 2004 Bab perkembangan ekonomi makro tahun 2002 2004 dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai prospek ekonomi tahun 2002 dan dua tahun berikutnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001
REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN
PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciSURVEI KONSUMEN. September 2006
SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN September 2006 Indeks keyakinan konsumen menunjukkan trend membaik dan pada bulan September 2006 meningkat 3,0 poin. Tingkat harga pada enam bulan mendatang cenderung menurun,
Lebih terperinciMEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA
MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010
ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 Penyusun: 1. Bilmar Parhusip 2. Basuki Rachmad Lay Out Budi Hartadi Bantuan dan Dukungan Teknis Seluruh Pejabat/Staf Direktorat Akuntansi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor perdagangan di Indonesia. Istilah tekstil yang dikenal saat ini berasal dari bahasa latin, yaitu texere
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) negara dalam perekonomian modern seperti saat ini, pasar modal memiliki peran yang sangat
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan
Lebih terperinciKRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA
KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciSURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen
SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Oktober 2006 Indeks Keyakinan Konsumen naik 5,0 poin dalam tiga bulan terakhir Indeks keyakinan konsumen (IKK) terus mengalami trend membaik Ekspektasi kenaikan harga dan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN
PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN I-2004 Harga properti residensial pada triwulan I-2004 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan II - 21 Harga dan Volume Penjualan Properti Residensial pada triwulan II-21 mengalami kenaikan. Indeks Harga Properti Residensial masih menunjukkan kenaikan,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010
PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perekonomian Indonesia sedang mengalami pertumbuhan industri yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Lebih terperinciBAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004
BAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004 Bab ini membahas prospek ekonomi Indonesia tahun 2004 dalam dua skenario, yaitu skenario dasar dan skenario dimana pemulihan ekonomi berjalan lebih lambat. Dalam skenario
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian di sebuah negara. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting dalam perekonomian setiap negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Krisis ekonomi yang terjadi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan fiskal pemerintah. Pada dasarnya, kebijakan fiskal mempunyai keterkaitan yang erat dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE
BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada perekonomian suatu negara. Gejala-gejala inflasi pada perekonomian ditandai dengan kenaikan harga-harga secara
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Kegiatan usaha pada triwulan II-2003 mengalami ekspansi, demikian juga prakiraan pada triwulan III-2003 Namun sesuai dengan polanya,
Lebih terperinciHerdiansyah Eka Putra B
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai cita cita yang luhur sebagaimana tertuang dalam Pembukuan UUD Tahun 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum menuju masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001
REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang di kawasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, ingin mencoba untuk dapat membangun
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan
Lebih terperinciLPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3
LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q3 sekitar 5.0% (y.o.y) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.2% ŸKeberhasilan program pengampunnan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indikator kemandirian daerah adalah besarnya pendapatan asli daerah (PAD), semakin besar PAD maka daerah tersebut akan semakin mandiri. Salah satu sektor yang dapat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH
PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut, yaitu: 1. Perkembangan Indeks Harga
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN IV-2004 Harga properti residensial meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat. Perkembangan Harga Properti Residensial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi adalah peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan. Pentingnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan
Lebih terperinci