DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI DAFTAR ISI"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... B. MAKSUD DAN TUJUAN... C. SEJARAH KOTA SEMARANG... D. KONDISI GEOGRAFIS KOTA SEMARANG... 5 E. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI KOTA SEMARANG... 6 F. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS... 8 G. STRUKTUR ORGANISASI... BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 3 A. VISI B. MISI... 4 C. TUJUAN DAN SASARAN... 5 D. UTAMA E. PERJANJIAN KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. RINGKASAN PENCAPAIAN KINERJA IKU... B. RINGKASAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA... 3 C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA... 6 MISI I Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas MISI II Mewujudkan Pemerintahan Yang Semakin Handal Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik... 6 MISI III Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan MISI IV Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal Dan Membangun Iklim Usaha Yang Kondusif D. AKUNTABILITAS KEUANGAN Pengelolaan Pendapatan Daerah... 5 Pengelolaan Belanja Daerah Pembiayaan Daerah SILPA Anggaran Tahun BAB IV PENUTUP LAMPIRAN DAFTAR ISI i

2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada tanggal 7 Februari 6 bertempat di Simpang Lima telah dilaksanakan pelantikan Walikota dan Bupati se Jawa Tengah oleh Gubernur Jawa Tengah atas nama Presiden, dan selanjutnya dilakukan serah terima jabatan Walikota Semarang dari Pj Walikota Semarang Bp. Drs Tavip Supriyanto, Msi., kepada Walikota terpilih, Bp. Hendrar Prihadi SE, MM (Hendi), bersama Wakil Walikota terpilih Ibu Hevearita G Rahayu. Jadi tahun 6 ini merupakan tahun transisi. Kebijakan arahan pembangunan untuk tahun 6 tertuang dalam Peraturan Walikota Semarang Nomor 9 Tahun 5 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Tahun 6 disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 5-5, karena belum adanya RPJMD 6- Dengan dikeluarkanya Peraturan Walikota Semarang Nomor 8 Tahun 6 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 9 Tahun 5 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 6, maka kebijakan arahan pembangunan telah disesuaikan dengan RPJMD Tahun 6- Dalam RPJMD Tahun 6-, tahun 6 merupakan tahun dasar (baseline) bagi pelaksanaan pembangunan untuk lima tahun ke depan. Program dan kegiatan di tahun 6 disusun dalam rangka menyiapkan landasan bagi pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota sampai dengan tahun sesuai dengan target-target dalam RPJMD Tahun 6- yang merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan periode ketiga pada RPJPD Tahun 5-5. Penyusunan merupakan amanat dari Undang Undang 3 Tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 6 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKjIP dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 4 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 4 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 4, LKjIP tingkat Pemerintah Kota disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan PENDAHULUAN

3 Aparatur Negara dan Refornasi Birokrasi selambat lambatnya tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari penyusunan ini selain untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang juga sebagai bentuk pertanggungjawaban atau akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Semarang dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah diperjanjikan serta sebagai wujud transparansi atau keterbukaan publik terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan selama tahun 6. Tujuan dari penyusunan penyusunan ini adalah : Untuk bahan Laporan Kinerja. Untuk alat ukur pelaksanaan dan pencapaian tujuan, sasaran, program dan 3. kegiatan yang dilaksanakan selama (satu) tahun. Untuk bahan evaluasi pencapaian target kinerja yang sudah yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Untuk alat kendali / controlling bagi Kepala Daerah untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi. Untuk bahan masukan demi perbaikan kinerja pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang berkelanjutan. C. SEJARAH KOTA SEMARANG Sejarah Kota Semarang dimulai sejak kedatangan seseorang yang berasal dari Kesultanan Demak bernama Pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan Arang, yang meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat (daerah tersebut yang kemudian bernama Pulau Tirang). Di daerah itu Pangeran dan putranya membuka hutan dan kemudian mendirikan pesantren untuk menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke waktu daerah itu menjadi semakin subur. Dari sela-sela kesuburan muncullah pohon pohon asam yang jarang (bahasa Jawa : Asem Arang), sehingga mereka memberikan nama daerah itu menjadi Semarang. Sebagai pendiri daerah, kemudian beliau menjadi kepala daerah setempat dengan gelar Kyai Pandan Arang I yang kemudian dilanjutkan oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II. Perkembangan daerah Semarang makin menunjukkan pertumbuhan yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Akhirnya Pandan Arang II oleh Sultan Pajang melalui konsultasi dengan Sultan Kalijaga dinobatkan menjadi Bupati Semarang yang pertama. Penobatan tersebut bertepatan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW tanggal Rabiul Awal 954 H atau bertepatan dengan tanggal Mei 547 M. Pada tanggal tersebut secara adat dan politis berdirilah Kabupaten Semarang. Berdasarkan momentum itulah oleh Pemerintah Kota Semarang dengan persetujuan DPRD dalam sidangnya pada tanggal 9 April 978, maka pada setiap tanggal Mei diperingati sebagai Hari Jadi Kota Semarang. PENDAHULUAN

4 Masa pemerintahan Raden Pandan Arang II menunjukkan kemakmuran dan kesejahteraan yang dapat dinikmati penduduknya. Kawasan Semarang pada waktu itu meliputi: Inderono (Gisik Drono), Tirang Amper, Jurang Suru, Tinjomoyo, Wotgalih, Gajah Mungkur, Sejonilo dan Gedung Batu. Sesudah Bupati Pandan Arang II lalu diganti oleh Raden Ketib, Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III ( ), kemudian disusul pengganti berikutnya yaitu Mas R. Tumenggung Tambi ( ), Mas Tumenggung Wongsorejo ( ), Mas Tumenggung Prawiprojo (66667), Mas Tumenggung Alap-Alap (67-674), Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (674-7), Raden Martoyudo (74375), Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Raden Martoyudo (743-75), Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadimenggolo (75-773), Surohadimenggolo IV ( ), Adipati Surohadimenggolo V atau Kanjeng Terboyo (778-84), Raden Tumenggung Surohadiningrat (84), Putro Surohadimenggolo (84-855), Mas Ngabehi Reksonegoro (855-86), RTP Suryokusumo (86-887), RTP Reksodirjo (887-89), RMTA Purbaningrat (8989), Raden Cokrodipuro (89-97), RM Soebiyono (897-97), RM Amin Suyitno (97-94). Pada periode 5-7 Masehi, Kota Semarang mulai dikenal, terutama oleh orang-orang asing yang singgah dan berdagang di pelabuhan Semarang. Status kawasan yang semula berada dibawah kekuasaan Susuhunan Surakarta akhirnya berubah mejadi daerah kekuasaan Belanda. Karena letaknya yang strategis, maka pada tahun 678 Kota Semarang dijadikan tempat pertahanan militer dan daerah perniagaan. Kemudian untuk kepentingan politik kolonial Belanda, Kota Semarang dijadikan kota kedua setelah Batavia. Pada periode 7-96, Kota Semarang mulai menampakkan dirinya sebagai bentuk fisik sebuah kota. Wilayah pemukimannya semakin diperluas dengan adanya Kampung Jawa di Kaligawe, Pengapon, dan Poncol, Kampung Pecinan di sekitar Bubakan, Kampung Melayu di Melayu Darat. Peristiwa penting yang terjadi pada masa itu adalah pelantikan Kyai Adipati Surahadimenggolo ke IV menjadi Bupati Semarang ke oleh pihak Belanda pada tanggal 6 Juli 74. Pada pertengahan abad ke 8, perkembangan Kota Semarang semakin pesat yaitu dengan tumbuhnya perkantoran-perkantoran Pemerintahan Belanda. Kantor-kantor dagang, fasilitas-fasilitas sosial dan lain-lain. Dengan demikian pemerintahan pada masa itu terdiri dari pemerintahan pribumi dan pemerintahan Gubernur Jenderal Belanda di dalam benteng kota yang bernama Gubernur Jenderal Jawa Utara. Pada tahun 864 Nederlandsch Indisch Spoorrwagen (NIS), membangun jalan kereta api yang pertama kali di indonesia, yaitu rute Semarang-Yogyakarta, dengan stasiunnya di Tambak Sari. Kemudian pada tahun 87 telah dibangun jalan kereta api jurusan Semarang-Kedung Jati dan Solo dengan mempertimbangkan transportasi tradisional yang semakin pesat. Pada tahun 9, jumlah ekspor meningkat, sehingga membuat kota perdagangan Semarang menjadi semakin makmur. Jaringan kereta api ditambah yaitu jurusan Semarang-Juwana dan Semarang-Cirebon. Pada tanggal April 96 dengan Statblat PENDAHULUAN 3

5 Nomor tahun 96 dibentuk dan diresmikanlah Pemerintah Gemeente, yang berarti Semarang menjadi Kotapraja (Stads Gemeente Van Semarang). Sehingga sejak saat itu Kota Semarang terlepas dari Kabupaten dan memiliki batas kekuasaan Pemerintah Kotapraja. Terdapat keterangan bahwa adanya Gemeente itu maka sejak tahun 96 Semarang dipimpin oleh dua macam Pemerintahan. Yang menyangkut Pemerintahan Bumiputra dikepalai oleh Bupati, sedang yang menyangkut pemerintah Kota Semarang dikepalai oleh Burgermeester (Walikota). Pemerintah Kota Besar Semarang buatan Belanda ini berakhir ketika tentara Jepang menduduki Indonesia tahun 94 Tentara Jepang membentuk Pemerintahan Daerah Semarang yang dipimpin seorang militer (Shitjo). Didampingi dua orang wakil, seorang Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Pemerintahan dijalankan secara sentral dibawah pimpinan Kepala Daerah Karesidenan, sehingga Bupati Semarang saat itu RMAA Sukarman Mertohadinegoro (94-945) tidak mempunyai kedudukan atau tugas sama sekali. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 7 Agustus 945, tidak lama kemudian yaitu tanggal 4 sampai Oktober 945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan bala tentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari. Pada tanggal 6 Mei 946, Inggris atas nama Sekutu menyerahkan Kota Semarang kepada pihak Belanda. Pada tanggal 3 Juni 946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, Walikota Semarang sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda hingga pemulihan kedaulatan yaitu tanggal 7 Desember 949 tidak ada Pemerintahan Daerah di Kota Semarang. Pemerintah Daerah Kota Semarang dalam pengungsian tersebut dapat berjalan hingga bulan Desember 949, berpindah-pindah mulai dari daerah Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturutturut dipegang oleh R. Patah, R. Prawoto Soedibyo dan Mr. Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti dimasa kolonial dahulu di bawah pimpinan R. Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena pada masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 95 Mayor Suhardi, Komandan KMKB menyerahkan kepemimpinan Pemerintah Daerah Semarang kepada Mr. Koesoebijono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta. Beliau menyusun kembali Pemerintahan Daerah Kota Besar Semarang sampai terbentuknya Undang-undang Nomor 6 Tahun 95 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan Kota Semarang, maka saat kepemimpinan Walikotamadya Kol. Hadijanto Kotamadya Semarang dimekarkan dari 5 Kecamatan menjadi 9 Kecamatan yaitu pada tanggal 9 Juni 976 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dimana pemekaran tersebut sampai ke wilayah Tugu, Gunung Pati, Mijen, PENDAHULUAN 4

6 dan Genuk. Kemudian berlanjut dengan terbitnya Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 99 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah, dimana secara administratif dari 9 Kecamatan yang ada di Kota Semarang diadakan penataan menjadi 6 Kecamatan. D. KONDISI GEOGRAFIS KOTA SEMARANG Batas dan Luas Wilayah Kota Semarang adalah ibukota pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah sebesar 373,7 km (BPS, 6) yang lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten Demak di sebelah timur dan Laut Jawa di sebelah utara dengan panjang garis pantai berkisar 3,6 km. Kota Semarang terletak antara garis 6º 5-7º Lintang Selatan dan garis 9º 5 - º 35 Bujur Timur. Secara administratif Kota Semarang terdiri atas 6 wilayah kecamatan dan 77 Kelurahan. Topografi Secara topografi, Kota Semarang memiliki keunikan karena terdiri dari daerah pantai dan daerah perbukitan, dengan elevasi topografi berada pada ketinggian antara,75 m sampai sekitar 35 m diatas permukaan laut. Daerah pesisir pantai merupakan wilayah terendah di Kota Semarang yang dibatasi Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 3,6 Km. Luas daerah pantai di Kota Semarang adalah dari luas wilayah total dengan ketinggian -,75 m dpl (diatas permukaan laut). Daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian tengah, seperti daerah simpang lima dan pusat kota, dengan kemiringan antara 5 dan ketinggian antara,75 3,5 m dpl seluas 33 dari luas wilayah total. Sedangkan wilayah dataran tinggi di Kota Semarang seluas 66 dari luas wilayah dengan ketinggian antara m dpl. Daerah ini memiliki ketinggian yang bervariasi, seperti 36 m dpl di wilayah Jatingaleh, 53 m dpl di wilayah Mijen, serta 59 dan 348 m dpl di wilayah Gunungpati. Ketinggian Kota Semarang yang bervariasi ini menjadikan pemanfaatan bagian atas PENDAHULUAN 5

7 Kota Semarang lebih difungsikan sebagai daerah konservasi untuk melindungi Kota Semarang bagian bawah. E. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI KOTA SEMARANG Secara demografi, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun 6 berjumlah jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah jiwa (49,7) dan penduduk perempuan sejumlah jiwa (5,9). Jika dibandingkan dengan penduduk di tahun 5, penduduk di tahun 6 mengalami pertumbuhan sebesar,6 atau bertambah 9.5 jiwa. Dari sebaran penduduk per kecamatan, Kecamatan Pedurungan adalah kecamatan dengan penduduk terbanyak, dan Kecamatan Tugu adalah kecamatan dengan penduduk paling sedikit. Secara rinci, sebaran penduduk di tiap kecamatan terlihat pada tabel berikut: JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG PER KECAMATAN NO KECAMATAN Kecamatan Semarang Selatan Kecamatan Semarang Utara Kecamatan Semarang Barat Kecamatan Semarang Timur Kecamatan Semarang Tengah Kecamatan Gunungpati Kecamatan Tugu Kecamatan Mijen Kecamatan Genuk Kecamatan Gajahmungkur Kecamatan Tembalang Kecamatan Candisari Kecamatan Banyumanik Kecamatan Ngaliyan Kecamatan Gayamsari Kecamatan Pedurungan JUMLAH JUMLAH (JIWA) PERSENTASE () ,35 8,,6 5, 4,64 4,77,95 3,59 5,8 4,7 9, 5,5 8,5 7,7 4,74, , Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 6 (data sementara, data diolah) JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR KELOMPOK UMUR KONDISI KELOMPOK UMUR JUMLAH (JIWA) PERSENTASE () , , , , , , , , , , , , , ,7 JUMLAH 64.49, Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 6 (data sementara, data diolah) Jika dilihat dari sebaran penduduk berdasarkan kelompok umurnya, jumlah penduduk usia produktif (usia 5-64 tahun) di tahun 6 sejumlah 47.5 jiwa, dan jumlah penduduk usia tidak produktif (-5 tahun dan 65 tahun keatas) sejumlah PENDAHULUAN 6

8 jiwa. Dengan membandingkan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan penduduk yang produktif, maka akan dapat diketahui Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio). Angka beban ketergantungan Kota Semarang pada tahun 6 adalah sebesar 8,47. Berdasarkan tingkat pendidikannya, komposisi penduduk Kota Semarang hampir merata pada pendidikan dasar dan menengah (SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat, SMA/MA sederajat) dengan persentase terbesar adalah tamatan SD/MI sederajat sebesar,88. Sedangkan penduduk yang menamatkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi jumlahnya hanya sekitar 8,78, yang terdiri dari tamatan Diploma I/II/III sebesar 4,33 dan tamatan D IV, S, S, dan S3 sebesar 4,44. Berikut ini tabel penduduk Kota Semarang dirinci berdasar tingkat pendidikan formal. JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR PENDIDIKAN NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (JIWA) Tidak / belum sekolah Tidak / belum tamat SD 38 Tamat SD/MI sederajat Tamat SLTP/MTs / sederajat Tamat SLTA/MA / sederajat 3934 Tamat Diploma I / II / III 64.3 Tamat D IV / S / S / S JUMLAH 477. Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 6 (data sementara, data diolah) PERSENTASE () 6,54,4,88,9, 4,34 4,44, Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk Kota Semarang sebagian besar bekerja sebagai buruh industri (5,69), PNS/TNI/POLRI (3,77), pedagang (,53) dan buruh bangunan (,3). Sementara itu, jenis mata pencaharian petani dan buruh tani (3,9) serta nelayan (,37) adalah mata pencaharian yang paling sedikit di Kota Semarang. Jumlah penduduk menurut mata pencahariannya secara lengkap dapat terlihat pada tabel di bawah ini : JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN NO JENIS MATA PENCAHARIAN Petani Sendiri Buruh Tani Nelayan Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Angkutan PNS/TNI/POLRI Pensiunan Lainnya JUMLAH JUMLAH PERSENTASE (JIWA) () ,89,67,36 7,73 5,7,3,53 3,7 3,78 5,76,86 786, Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 6 (data sementara, data diolah) Untuk mengukur kualitas hidup, terutama yang terkait dengan kualitas pembangunan manusia di suatu wilayah, digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM dapat menentukan peringkat atau level PENDAHULUAN 7

9 pembangunansuatu wilayah/negara.di tahun 6, diperkirakan nilai IPM Kota Semarang meningkat menjadi 8,8. GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA SEMARANG *) Keterangan : *) Target pada RPJMD 6- Sumber : BPS Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang ( data diolah ) F. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS Permasalahan Pembangunan Daerah merupakan kesenjangan antara sasaran pembangunan yang ingin dicapai di masa mendatang dengan kondisi riil saat perencanaan pembangunan disusun. Untuk meminimalisir kesenjangan tersebut dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih, maka diperlukan perumusan yang tepat terkait analisis permasalahan daerah. Berdasarkan hasil analisis permasalahan pembangunan daerah pada masing-masing bidang urusan sesuai dengan kondisi objektif Daerah, serta kesepakatan dari para pemangku kepentingan (stakeholder) pembangunan daerah maka diketahui permasalahan utama Kota Semarang. Permasalahan utama ini dijabarkan ke dalam 4 (empat) pokok permasalahan sebagai berikut : Kualitas Sumber Daya Manusia yang masih perlu ditingkatkan. Adapun rumusan permasalahan atas Kualitas Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut : a. Kualitas kelulusan pendidikan yang masih perlu ditingkatkan b. Belum seluruh lapisan masyarakat mendapat akses ke pelayanan kesehatan yang bermutu. c. Tingginya tingkat pengangguran terbuka. d. Masih belum tuntasnya pengentasan kemiskinan e. Pengembangan kekayaaan dan keragaman budaya masih perlu ditingkatkan f. Perlu peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan Penyelenggaraan Pemerintahan Tata Kelola yang baik (Good Governance) masih belum sesuai harapan. Rumusan permasalahan dari Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan adalah sebagai berikut : a. Upaya pengawasan masih perlu ditingkatkan b. Perlu peningkatan disiplin aparatur c. Masih terdapat sarana dan prasarana yang belum sesuai standar d. Masih tingginya jumlah pelanggaran Perda PENDAHULUAN 8

10 3. 4. Belum Optimalnya Penyediaan Infrastruktur Dasar dan Penataan Ruang. Rumusan Permasalahan dalam penyediaan Infrastruktur & Penataan Ruang sebagai berikut : a. Belum optimalnya pemanfaatan tata ruang yang sesuai dengan arahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) maupun daya dukung lingkungan b. c. Masih terjadinya genangan banjir dan rob. Belum optimalnya pengembangan sistem transportasi terpadu. d. e. Belum seluruh Rumah Tangga memiliki sanitasi yang baik. Kurangnya penanganan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor perekonomian masih perlu ditingkatkan. Rumusan permasalahan Inovasi dan daya saing nilai tambah adalah sebagai berikut : a. Belum optimalnya pemanfaatan tata ruang yang sesuai dengan arahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) maupun daya dukung lingkungan b. Masih terjadinya genangan banjir dan rob c. Belum optimalnya pengembangan sistem transportasi terpadu. d. Belum seluruh Rumah Tangga memiliki sanitasi yang baik e. Kurangnya penanganan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan Dari 4 pokok permasalahan tersebut, terdapat isu-isu strategis terkait pembangunan jangka menengah Pemerintah Kota Semarang antara lain : Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat dengan Peningkatan pelayanan pendidikan 3. Peningkatan pelayanan kesehatan 4. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran Tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi Peningkatan pelayanan publik Penanganan rob dan banjir Peningkatan infrastruktur berkelanjutan Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup Peningkatan ekonomi dan daya saing G. a. STRUKTUR ORGANISASI Struktur Organisasi Pemerintah Kota Semarang dipimpin oleh seorang Walikota dengan dibantu oleh seorang Wakil Walikota dan perangkat daerah. Organisasi perangkat daerah Kota Searang terdiri dari : a. Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, sebagai unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi Walikota Semarang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor Tahun 8. Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah dan terdiri dari 3 bagian. PENDAHULUAN 9

11 b. Dinas Daerah, sebagai unsur pelaksana urusan daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor Tahun 8 c. Lembaga Teknis Daerah, sebagai unsur pendukung tugas Walikota dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 8. d. Kecamatan dan Kelurahan, sebagai unsur kewilayahan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 8. e. Perubahan pada Peraturan Daerah Nomor Tahun 8 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang dan menerbitkan Peraturan Daerah Nomor Tahun, guna membentuk lembaga baru yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang. Adapun secara lengkap struktur organisasi Pemerintah Kota Semarang adalah sebagai berikut : b. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Semarang memiliki PNS sebanyak 74 orang dengan perimbangan laki laki sebanyak 6.75 orang dan perempuan sebanyak yang menunjukkan perimbangan gender yang baik sebagaimana nampak dalam grafik berikut: JUMLAH PNS BERDASARKAN GENDER Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender LAKI - LAKI PEREMPUAN PENDAHULUAN

12 JUMLAH PNS BERDASARKAN USIA -3 Th; Th; Th; 59-3 Th 3-4 Th 4-5 Th 5-6 Th 4-5 Th; 399 RANGE USIA -3 Th 3-4 Th 4-5 Th 5-6 Th JUMLAH JUMLAH PNS BERDASARKAN PENDIDIKAN Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Tamat SD atau Sederajat 3. SMP dan Sederajat 4. SMA dan Sederajat 5. Akademi (DI, DII dan DIII) 6. Sarjana (S) 7. Magister (S) 8. Doktor (S3) JUMLAH PNS BERDASARKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Tamat SD atau Sederajat 3. SMP dan Sederajat 4. SMA dan Sederajat 5. Akademi (DI, DII dan DIII) 6. Sarjana (S) 7. Magister (S) 8. Doktor (S3) PENDAHULUAN JUMLAH

13 JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN GOLONGAN 9 3 Golongan I Golongan II 3. Golongan III 4. Golongan IV 49 GOLONGAN Golongan I Golongan II 3. Golongan III 4. Golongan IV JUMLAH JUMLAH PNS BERDASARKAN JENIS JABATAN Eselon II ; Eselon III ; 89 Eselon I ; 4. Eselon IV ; 6 7. Pejabat Fungsional Tertentu; 667 JENIS JABATAN Eselon I Eselon II 3. Eselon III 4. Eselon IV 5. Eselon V 6. Pejabat Fungsional Umum 7. Pejabat Fungsional Tertentu PENDAHULUAN 5. Eselon V ; Pejabat Fungsional Umum; 3674 JUMLAH

14 BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA A. VISI Suatu wilayah atau kota harus memiliki visi dan misi untuk perencananaan jangka panjang yang tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), maupun jangka menengah yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD kemudian dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan dokumen perencanaan untuk periode satu tahun. LKj-IP ini berisi laporan penyelenggaraan pemerintahan Kota Semarang selama tahun 6, dan merupakan tahun akhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 6 Sebagaimana tertuang dalam RPJMD periode 6-, visi Pemerintah Kota Semarang adalah : SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan dan jasa, dengan dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan politik, keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya. HEBAT, mengandung arti masyarakat Kota Semarang yang bergerak untuk mencapai keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif dan modern dengan tetap memperhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan perdagangan dan jasa. Semarang yang Hebat dapat terlihat antara lain melalui kontribusi kategori-kategori yang terkait dengan perdagangan dan jasa-jasa terhadap BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 3

15 PDRB dan kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB yang semakin meningkat, nilai investasi yang semakin besar, laju pertumbuhan ekonomi yang tiap tahun terus meningkat, serta luas genangan banjir dan rob yang semakin menurun. SEJAHTERA, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan masyarakat Kota Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar maupun sarana dan prasarana penunjang. Peningkatan kesejahteraan tersebut antara lain ditunjukkan melalui peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) serta penurunan angka kemiskinan, dan tingkat pengangguran. B. MISI Untuk mewujudkan Visi SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN dirumuskan 4 (empat) misi pembangunan daerah sebagai berikut: SEJAHTERA MISI Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi serta menjunjung tinggi budaya asli Kota Semarang. MISI Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah secara nyata, efektif,efisien dan akuntabeldengan menerapkan prinsipprinsiptata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia. MISI 3 Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan Pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang terencana, selaras, serasi, seimbang dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. MISI 4 Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan dansektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional serta meningkatkan investasi pada sektor industri besar untuk menyerap tenaga kerja (Penanaman Modal Asing) yang didukung oleh keberadaan kawasan berikat, kawasan industri dan pergudangan serta dibangunnya sentra-sentra industri kecil dan rumah tangga. BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 4

16 Pesan mendasar visi yang dijabarkan dalam misi-misi pembangunan Kota Semarang dalam waktu lima tahun kedepan adalah untuk membuat masyarakat semakin sejahtera, maka upaya untuk meningkatkan pelayanan publik, pengembangan kehidupan berdemokrasi, pemerataan dan keadilan harus benar-benar dilaksanakan secara konsisten di daerah. Karena itulah, dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi diperlukan semangat baru dalam pelaksanaan pembangunan yang berlandaskan nilai dasar bangsa Indonesia dan masyarakat Semarang khususnya, yakni kegotongroyongan. Semangat baru tersebut tertuang dalam slogan: BERGERAK BERSAMA MEMBANGUN SEMARANG Makna slogan Bergerak Bersama Membangun Semarang diartikan satu sikap yang terwujud dalam bentuk inisiatif dan penuh semangat untuk menyumbangsihkan tenaga dan pikiran dalam rangka membangun Kota Semarang. Sikap ini diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan aparatur dan masyarakat akan kotanya. Melalui pernyataan ini akan timbul sikap kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk menjaga kotanya dan melakukan inovasi dan kreativitas dalam membangun kota dengan tidak meninggalkan budaya dan karakter lokal. C. TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Selaras. dengan penggunaan paradigma penganggaran berbasis kinerja maka perencanaan pembangunan daerah pun menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan daerah lebih ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran dari suatu kegiatan, program, dan sasaran. SASARAN adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Hasil rumusan tujuan dan sasaran pembangunan Kota Semarang sebagai berikut : MISI PEMERINTAH KOTA SEMARANG TUJUAN SASARAN Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Meningkatkan Kualitas Pendidikan Masyarakat KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia TAGLINE : SEMARANG SEHAT DAN CERDAS 3. Meningkatnya Kualitas Saing Tenaga Kerja 4. Meningkatnya Masyarakat Daya Kesejahteraan 5. Meningkatnya Pembangunan yang berperspektife Gender dan Kapasitas Pemberdayaan Masyarakat Meningkatkan Nilainilai Budaya Masyarakat 6. Terwujudnya Pelestarian dan Pengembangan Warisan Budaya Lokal BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 5

17 MISI PEMERINTAH KOTA SEMARANG MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK TAGLINE : SEMARANG MELAYANI MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN TAGLINE : SEMARANG TANGGUH MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF TUJUAN 3. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan melayani SASARAN 7. Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN 8. Meningkatkan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 9. Meningkatkan Integritas Aparatur 4. Kualitas Pelayanan Publik. Terwujudnya Pelayanan Prima 5. Mewujudkan Kota Semarang yang Tentram, Tertib, dan Nyaman Meningkatkan Ketentraman dan Kenyamanan Masyarakat 6. Mewujudkan Tata Ruang yang Terpadu dan Berkelanjutan Meningkatkanya Keterpaduan Rencana Tata Ruang 7. Mewujudkan Sistem Pengelolaan Drainase Kota Semarang yang Terintegrasi 3. Menurunnya Genangan Banjir dan Rob 8. Mewujudkan Sistem Transportasi Kota Semarang yang Terintegrasi dan Berkelanjutan 4. Menurunya Kemacetan Jalan 9. Meningkatkan Pelayanan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan 5. Terwujudnya Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan yang Berkualitas. Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan 6. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Menjamin Ketahanan Pangan bagi Penduduk 7. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Ketersediaan Pangan 8. Meningkatnya Pendapatan Petani 9. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Pelaku Usaha Perikanan Meningkatkan Sektor Perdagangan dan Jasa Meningkatnya Sektor Barang dan Jasa Unggulan 3. Mendorong TAGLINE : Pengembangan SEMARANG BERDAYA SAING Investasi dan Ekonomi Lokal Berdaya Saing Global Meningkatnya Produk-produk Unggulan Daerah Meningkatnya Daya Tarik Wisata (DTW) 3. Meningkatnya Iklim Investasi Kota BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 6

18 D. UTAMA KOTA SEMARANG MISI : MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS TAGLINE : SEMARANG SEHAT DAN CERDAS NO SASARAN STRATEGIS NO Meningkatkan kualitas Sumber Daya SATUAN TAHUN 6 Poin 8,8 Per. penduduk 98,6 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) Meningkatnya Kualitas Daya Saing Tenaga Kerja 3 Tingkat Pengangguran Terbuka 5,57 3 Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat 4 Angka Kemiskinan 4,99 MISI : MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDALUNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK TAGLINE : SEMARANG MELAYANI 4 Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 5 Opini BPK Opini/ Predikat WDP 5 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja 6 Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas penetapan SAKIP) Kategori/ Nilai CC 6 Terwujudnya Pelayanan Prima 7 Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Angka Indeks /OPD 77/ MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN TAGLINE : SEMARANG TANGGUH 7 Menurunnya luas genangan banjir dan rob 8 Prosentase luas genangan banjir dan rob Persen 4,7 8 Terwujudnya sarana dan prasarana dasar perkotaan yang berkualitas 9 Luas Lingkungan Pemukiman Kumuh Persen,8 9 Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Skor 45,38 MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF TAGLINE : SEMARANG BERDAYA SAING Meningkatnya sektor perdagangan dan jasa unggulan Kontribusi kategori perdagangan dan jasa terhadap PDRB 3,6 Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,85 7,34 Rupiah (dalam juta).5. Meningkatnya produkproduk unggulan daerah 3 Kontribusi kategori sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB Meningkatnya iklim investasi kota 4 Nilai investasi BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 7

19 E. NO 3. PERJANJIAN KINERJA KOTA SEMARANG SASARAN Meningkatkan kualitas Sumber Daya NO SATUAN Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Poin 8,8 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 77, 3. Angka Kematian Bayi (AKB) Kasus 5 4. Angka Kematian Balita (AKBa) Per KH 5. Persentase Gizi,39 6. Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) Per. penduduk 98,6 Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat 7. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun,35 8. Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 4,36 Meningkatnya kualitas daya saing tenaga kerja 9. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63,35. Tingkat Pengangguran Terbuka 5,57 4,99 4. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Angka Kemiskinan 5. Meningkatnya pembangunan yang berprespektif gender Indeks Pembangunan Gender (IPG) Poin 95,65 3. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Poin 76,58 6. Terwujudnya pelestarian dan pengembangan warisan budaya lokal 4. Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan Unit 7. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 5. Opini BPK Opini/ Predikat WDP 8. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja 6. Predikat Akuntabilitas Kinerja Kategori/Nilai Pemerintah Daerah (Evaluasi atas penetapan SAKIP) 9. Meningkatnya integritas aparatur 7. Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Terwujudnya Pelayanan Prima 8. Meningkatnya ketentraman dan kenyamanan masyarakat CC Kategori /Nilai Kota dengan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Terbaik Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Angka Indeks /OPD 77/ 9. Angka Kriminalitas Angka Kriminalitas 5 Meningkatnya keterpaduan rencana tata ruang Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang dengan perencanaan Tata Ruang (simpangan) 5,4 3. Menurunnya luas genangan banjir dan rob Prosentase luas genangan banjir dan rob Persen 4,7 4. Menurunnya kemacetan jalan Jumlah simpul kemacetan Simpul 8 5. Terwujudnya sarana dan prasarana dasar perkotaan yang berkualitas 3. Persentase rumah tangga pengguna air minum / jumlah seluruh rumah tangga x Persen 88,5 4. Persentase rumah tangga ber sanitasi Persen 85,8 5. Luas Lingkungan Kumuh Persen,8 BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 8

20 NO SASARAN NO SATUAN Skor 45,38 6. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup 6. Indeks Kulaitas Lingkungan Hidup (IKLH) 7. Meningkatnya kualitas dan kuantitas ketersediaan pangan 7. Ketersediaan pangan penduduk Kkl/Kapita /hari Meningkatnya pendapatan petani 8. Pendapatan rumah tangga petani Rp/tahun Meningkatnya kesejahteraan masyarakat pelaku usaha perikanan 9. Jumlah pendapatan per kapita nelayan Rp/tahun 8.. Meningkatnya sektor perdagangan dan jasa unggulan 3. Kontribusi kategori perdagangan dan jasa terhadap PDRB 3,6 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,85 Meningkatnya produkproduk unggulan daerah 3 Kontribusi kategori sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB 7,34 Meningkatnya Daya Tarik Wisata (DTW) 33. Jumlah kunjungan wisata Orang Meningkatnya iklim investasi kota 34. Nilai investasi Rupiah (dalam juta).5. BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 9

21 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas adalah suatu wujud pertanggungjawaban dari suatu instansi pemerintah atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam waktu satu tahun yang disusun melalui media pelaporan. ini disusun dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan, sasaran, kebijakan, dan program. LKjIP Kota Semarang Tahun 6 ini menyajikan data capaian kinerja setiap sasaran yang tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan. Pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Selain capaian setiap sasaran LKjIP Kota Semarang Tahun 6 juga menyajikan capaian kinerja kegiatan tahun 6 yang dibiayai dari dana APBD Kota Semarang. Penetapan indikator kinerja pada tingkat sasaran, program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan pada awal tahun melalui Perencanaan Kinerja (Performance Plan). Selanjutnya pada akhir tahun 6 target kinerja tersebut dibandingkan dengan realisasinya, sehingga diketahui celah kinerja (Performance Gap). Selisih yang timbul akan dianalisis guna menetapkan strategi untuk peningkatan kinerja di masa mendatang (Performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja setiap indikator, dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran dengan menggunakan pijakan Permendagri nomor 54 Tahun sebagai berikut : NO INTERVAL NILAI KINERJA 9< 76 < 9 66 < 75 5 < 65 < 5 KRITERIA Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber : Permendagri 54 Tahun, diolah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

22 A. RINGKASAN PENCAPAIAN KINERJA UTAMA Bagian ini akan menguraikan ringkasan pencapaian kinerja indikator kinerja utama sebagai berikut : NO Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) Tingkat Pengangguran Terbuka Angka Kemiskinan Opini BPK Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas SAKIP) Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Persentase Luas Genangan Banjir dan Rob Luas lingkungan permukiman kumuh Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan Kontribusi kategori-kategori perdagangan dan jasa-jasa terhadap PDRB Laju Pertumbuhan Ekonomi Kontribusi kategori-kategori sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB Investasi Kota Semarang 8,8 CAPAIAN KINERJA SKOR 8,8 8,3 98,5 Per. penduduk 5,57 5, Per. penduduk 5,77 39,56 3,59 98,6 Per. penduduk 5,77 4,99 WDP CC 4,97 WDP CC,4,, 5,4 WDP CC 77/ 78/,3 75/5 4,7 35 5,3 4,6,8 ha,79 ha 5,6,99 ha 44,84 44,84-3,6 3,75 76,46 Tinggi 3,99 5,85 7,34 5,79 7,55 98,97,77 5,79 7, , Di tahun 6, diperkirakan nilai IPM Kota Semarang meningkat menjadi 8,8. Pengukuran IPM dilihat dengan menggunakan metode pengukuran yang berbeda dari sebelumnya. Jika sebelumnya IPM diukur dengan Angka Melek Huruf (AMH), Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-Rata Lama Sekolah dan Konsumsi Per Kapita, mulai dari tahun 4 digunakan indikator Angka Harapan Hidup (AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan Paritas Daya Beli. Tahun 6 pertama kalinya dalam tahun terakhir IR DBD Kota Semarang dibawah IR DBD Jawa Tengah. Incidence rate DBD Kota Semarang 5, per. penduduk atau 47,5 lebih rendah dari IR DBD Jawa Tengah yang mencapai 48, per. penduduk. Hal tersebut merupakan salah satu bukti kontribusi penempatan petugas surveilan kesehatan (Gasurkes) mulai tahun 5 dan 6 dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat untuk pengendalian kegiatan demam berdarah. 3. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 6 sebesar 5,77. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio perbandingan jumlah penganggur usia angkatan kerja dengan jumlah angkatan kerja. 4. Angka Kesmiskinan Kota Semarang menurut BPS pada tahun 6 sebesar 4,97 (angka sangat sementara). Pemerintah Kota Semarang telah membangun web site BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

23 mengenai Sistem Informasi Manajemen Warga Misikin (SIMGAKIN) yaitu Pendataan Warga Miskin dilaksanakan (dua) tahun sekali. Pendataan terakhir dilakukan pada tahun 5, diperoleh data warga miskin Kota Semarang sebesar KK/ jiwa dengan rincian Penduduk Hampir Miskin sejumlah KK/33.58 Jiwa, Penduduk Miskin sejumlah KK/ Jiwa, dan Penduduk Sangat Miskin sejumlah 39 KK /5 Jiwa. 5. Hasil Pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Kota Semarang Tahun 5, Pemerintah Kota Semarang belum mampu mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk LKPD tahun 5, Pemerintah Kota Semarang mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Opini dari BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 6 belum diketahui, karena baru dalam proses pemeriksaan oleh BPK RI. 6. Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas penerapan SAKIP) dari yang ditargetkan CC menjadi CC, atau berhasil mencapai target sejumlah. NO a b c d e KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Internal Capaian Kinerja Nilai Hasil Evaluasi Tingkat Akuntabilitas Kinerja NILAI 5 9, 9,7 8,79 5,55 9,9 5,43 CC 6 8,4, 9,35 5,66,4 55,94 CC Hasil evaluasi di atas menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Semarang Semarang memperoleh nilai 55,94 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 5 sebesar 5, Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan indeks nilai Survey Kepuasan Masyarakat dari yang ditargetkan sebesar 77 menjadi 78 atau berhasil melebihi target 9 dan berhasil melampaui target pada indikator 8. Terkait dengan penanganan rob dan banjir, pada tahun 6 persentase luas genangan banjir dan rob mengalami penurunan menjadi hanya 35 dari 4,6 pada tahun 5. Upaya pengendalian banjir dan rob dilaksanakan melalui peningkatan kapasitas pompa air, operasionalisasi polder seperti polder Kali Banger dan Kali Semarang, serta Pemeliharaan sarana dan prasarana Drainase/gorong-gorong Pengendali Banjir. 9. Persentase luas lingkungan permukiman kumuh yang ditargetkan.8 berkurang menjadi.79 atau berhasil mencapai target sebesar 7, hal ini menunjukan adanya pengurangan presentase luas lingkungan permukiman kumuh dari tahun 5 sebesar.99 menjadi.79 atau berkurang sebesar.. Indeks Kualitas Lingkungan Hduo (IKLH) bertujuan memberikan informasi tentang kondisi lingkungan hidup di suatu daerah. Struktur IKLH terdiri dari BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

24 Indeks Pencemaran Air (IPA), Indeks Pencemaran Udara (IPU) dan Indeks Tutupan Hutan (ITH). Dari table di atas maka IKLH Kota Semarang tahun 6 adalah 44,84. Pembangunan sektor perdagangan difokuskan pada koordinasi bidang ekonomi keuangan dan industri perdagangan, peningkatan Produk Unggulan Daerah dan Penguatan Kelembagaan Perekonomian dalam kebijakan Pengembangan Ekonomi Daerah. Pertumbuhan perdagangan dapat dilihat dari kontribusi PDRB kategori perdagangan dan jasa terhadap PDRB dimana pada tahun 6 sebesar 3,75 dari total PDRB Atas Harga Berlaku sebesar 5.56,34 milyar rupiah. Peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), dimana pada tahun 5 LPE Kota Semarang mencapai 5,8, maka pada tahun 6 angka LPE mencapai 5,85. Angka ini lebih tinggi dibandingkan LPE nasional 5, dan LPE Provinsi Jawa Tengah 5,8. 3. Pembangunan industri diarahkan untuk menumbuh kembangkan industri secara intensif dengan mengutamakan industri/usaha kecil dan menengah melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia. Perkembangan urusan industri dilihat dari kontribusi sektor industri terhadap PDRB dimana pada tahun 6 sebesar 7,55 atau 3.777,45 milyar rupiah dari total PDRB sebesar 5.56,34 milyar rupiah. 4. Pada tahun 6, investasi di Kota Semarang sampai dengan bulan Desember mencapai sebesar Rp atau sudah melebihi target yang sudah ditetapkan pada tahun 6 yaitu mencapai sebanyak Rp B. RINGKASAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA CAPAIAN KINERJA MISI I MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS TUJUAN MENINGKATKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS SASARAN : MENINGKATNYA DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Angka Harapan Hidup (AHH) Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKBa) Persentase Gizi Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) 8,8 77, 5 kasus per KH,39 98,5 Per. penduduk 8,8 77,8 kasus 8,8 per KH,9 5, Per. penduduk Rata-rata Capaian Sasaran 99,96,67 55,95 5,64 39,56 76,55 8,3 77,8 9 kasus,35 per KH,4 98,6 Per. penduduk SASARAN : MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MASYARAKAT Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata Capaian Sasaran,35 4,36,94 4,33 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 5,36 99,79 7,57, 4,33 3

25 CAPAIAN KINERJA SASARAN 3 : MENINGKATNYA KUALITAS DAYA SAING TENAGA KERJA Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka Rata-rata Capaian Sasaran 63,35 5,57 66,96 5,77 5,7 3,59 4,65 63,5 5,77 SASARAN 4 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Angka Kemiskinan Rata-rata Capaian Sasaran 4,99 4,97,4,4 5,4 SASARAN 5 : MENINGKATNYA PEMBANGUNAN YANG BERPRESPEKTIF GENDER DAN KAPASITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Indeks Pembangunan Gender (IPG) 95,65 poin 95,6 poin 99,97 95,6 poin Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 76,58 poin 76,53poin 99,93 76,53 poin 99,95 Rata-rata Capaian Sasaran TUJUAN MENINGKATKAN NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT SASARAN 6 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan Rata-rata Capaian Sasaran unit unit unit MISI MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK. TUJUAN 3 MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN MELAYANI SASARAN 7 TERWUJUDNYA PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN) Opini BPK WDP WDP Rata-rata Capaian Sasaran SASARAN 8, WDP, : MENINGKATNYA KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas SAKIP) CC CC Rata-rata Capaian Sasaran SASARAN 9, CC, besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik, : MENINGKATNYA INTEGRITAS APARATUR Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik Rata-rata Capaian Sasaran TUJUAN 4 MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK SASARAN TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 77/ 78/ Rata-rata Capaian Sasaran,3,3 75/5 TUJUAN 5 MEWUJUDKAN KOTA SEMARANG YANG TENTRAM, TERTIB DAN NYAMAN SASARAN MENINGKATNYA KETENTRAMAN DAN KENYAMANAN PUBLIK Angka kriminalitas 5 85 Rata-rata Capaian Sasaran BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 6,6 79 6,6 4

26 CAPAIAN KINERJA MISI 3 MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN TUJUAN 6 MEWUJUDKAN TATA RUANG YANG TERPADU DAN BERKELANJUTAN SASARAN MENINGKATKAN KETERPADUAN RENCANA TATA RUANG Persentase kesesuaian pemanfaatn ruang sesuai dengan Penataan Tata Ruang (simpangan) 5,4 5,4 Rata-rata Capaian Sasaran 5,4, TUJUAN 7 MEWUJUDKAN SISTEM PENGELOLAAN DRAINASE KOTA SEMARANG YANG TERINTEGRASI SASARAN 3 MENURUNNYA GENANGAN BANJIR DAN ROB Persentase Luas Genangan Banjir dan Rob 4,7 35 Rata-rata Capaian Sasaran 5,3 4,6 5,3 TUJUAN 8 MEWUJUDKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA SEMARANG YANG TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN SASARAN 4 : MENURUNNYA KEMACETAN JALAN Jumlah simpul kemacetan 8 simpul 7 simpul Rata-rata Capaian Sasaran 87,5 8 simpul 87,5 Tinggi TUJUAN 9 MENINGKATKAN PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN SASARAN 5 TERWUJUDNYA SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN YANG BERKUALITAS Persentase rumah tangga pengguna air minum / jumlah seluruh rumah tangga x 88,5 89,56 88,3 Persentase rumah tangga bersanitasi 85,8 85,87,6 85,78 Luas lingkungan permukiman kumuh,8 ha,79 ha 5,6,99 ha,96 Rata-rata Capaian Sasaran TUJUAN MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP PERKOTAAN SASARAN 6 PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan 44,84 44,84 Rata-rata Capaian Sasaran - MISI 4 MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF TUJUAN MENJAMIN KETAHANAN PANGAN BAGI PENDUDUK SASARAN 7 MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS KETERSEDIAAN PANGAN Ketersediaan pangan penduduk (kkal/kapita/hari) 3.5 kkal/kapita per hari 35 kkal/kapita per hari Rata-rata Capaian Sasaran 349 kkal/kapita per hari,, ,34 SASARAN 8 MENINGKATNYA PENDAPATAN PETANI Pendapatan Rumah Tangga Petani Rata-rata Capaian Sasaran BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 5

27 CAPAIAN KINERJA SASARAN 9 MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PELAKU USAHA PERIKANAN Jumlah pendapatan per kapita nelayan Rata-rata Capaian Sasaran 34, ,88 TUJUAN MENINGKATKAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA SASARAN MENINGKATNYA SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA UNGGULAN Kontribusi kategori-kategori perdagangan dan jasajasa terhadap PDRB 3,6 3,75 76,46 3,99 Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,85 5,79 98,97 5,79 Rata-rata Capaian Sasaran 87,7 TUJUAN 3 MENDORONG PENGEMBANGAN INVESTASI DAN EKONOMI LOKAL BERDAYA SAING GLOBAL SASARAN MENINGKATNYA PRODUK PRODUK UNGGULAN DAERAH Kontribusi kategori-kategori sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB 7,34 7,55 Rata-rata Capaian Sasaran,77 7,3,77, orang,49 SASARAN MENINGKATNYA DAYA TARIK WISATA (DTW) Jumlah kunjungan wisata orang orang Rata-rata Capaian Sasaran SASARAN 3 MENINGKATNYA IKLIM INVESTASI KOTA Investasi Kota Semarang Rata-rata Capaian Sasaran C., , ANALISIS CAPAIAN KINERJA MISI I : MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS TAGLINE : SEMARANG SEHAT DAN CERDAS TUJUAN : MENINGKATKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS SASARAN : MENINGKATNYA DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat dengan lima indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 76,55 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 6

28 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Angka Harapan Hidup (AHH) Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKBa) Persentase Gizi Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) CAPAIAN KINERJA 8,8 8,8 77, 77,8 5 kasus kasus per KH 8,8 per KH,39,9 98,5 5, Per. Per. penduduk penduduk Rata-rata Capaian Sasaran 99,96,67 55,95 5,64 39,56 76,55 8,3 77,8 9 kasus,35 per KH,4 98,6 Per. penduduk PENCAPAIAN SASARAN Di tahun 6, diperkirakan nilai IPM Kota Semarang meningkat menjadi 8,8. Pengukuran IPM dilihat dengan menggunakan metode pengukuran yang berbeda dari sebelumnya. Jika sebelumnya IPM diukur dengan Angka Melek Huruf (AMH), Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-Rata Lama Sekolah dan Konsumsi Per Kapita, mulai dari tahun 4 digunakan indikator Angka Harapan Hidup (AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan Paritas Daya Beli. Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. ANGKA HARAPAN HIDUP KOTA SEMARANG NO TAHUN JUMLAH Sumber Data : BPS Kota Semarang Tahun Angka Harapan Hidup Kota Semarang tahun 6 adalah 77.8 tahun artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 6 akan dapat hidup sampai 77 atau 78 tahun lebih tinggi dibandingkan angka harapan hidup Indonesia yaitu 7. tahun. Angka Kematian Bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Jumlah Kematian Bayi di Kota Semarang pada tahun 6 sebesar kasus atau sebesar 7,63 per KH, jika dibandingkan dengan tahun 5 mengalami penurunan, jumlah kematian bayi sebesar 9 kasus atau sebesar 8,4 per KH. Angka Kematian Balita mengalami penurunan yaitu di tahun 5 sebesar,35 per KH ( kasus), dan pada tahun 6 sebesar 8,8 per KH (6 kasus). Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / kelahiran hidup mengalami kenaikan yaitu pada tahun 5 sebesar 9,6/ KH dan pada tahun 6 sebesar 9,48/KH. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 7

29 6. Tahun 5 Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) Kota Semarang 3,4 lebih tinggi dari IR DBD Jawa Tengah dan,4 lebih tinggi dari IR DBD Nasional. Tahun 6 pertama kalinya dalam tahun terakhir IR DBD Kota Semarang dibawah IR DBD Jawa Tengah. Incidence rate DBD Kota Semarang 5, per. penduduk atau 47,5 lebih rendah dari IR DBD Jawa Tengah yang mencapai 48, per. penduduk. Hal tersebut merupakan salah satu bukti kontribusi penempatan petugas surveilan kesehatan (Gasurkes) mulai tahun 5 dan 6 dalam peningkatan pemberdayaan 7. masyarakat untuk pengendalian kegiatan demam berdarah. Prevalensi Gizi buruk,telah dilakukan upaya perbaikan gizi kepada masyarakat yaitu pada tahun 5 sebesar,4 dan pada tahun 6 sebesar,34, dan telah mendapat perawatan. PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program ini diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu melahirkan dan anak, dengan indikator sebagai berikut : Pelayanan Kesehatan Ibu Melahirkan Jumlah Kematian Ibu Maternal Jumlah Kematian Bayi Cakupan komplikasi kebidanan yg 3 ditangani () Cakupan pertolongan persalinan oleh 4 tenaga kesehatan () 5 Kunjungan ibu hamil K-4 6 Persalinan oleh Nakes di Faskes 7 Kunjungan nifas 8 Ibu hamil RESTI yang dirujuk 9 Bumil komplikasi yang ditangani Puskesmas PONED Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 6,,67 99, 35 Kasus 9 Kasus 35 orang 33 Kasus 5 Kasus 33 orang 3 Kasus Kasus 3 orang 97,8 97,58 97,53 95, ,5 5 6 buah 97,5 97,58 88,3 7,4 6 buah 97, buah Berdasarkan data indikator kinerja Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak dapat diketahui bahwa : ) Angka Kematian Ibu ( AKI ) juga menjadi salah satu indikator penting dalam derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yg meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau ) penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau insidentil) selama kehamilan, melahirkan dalam masa nifas (4 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per. kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dapat dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Jumlah Kematian Ibu Maternal (AKI) mengalami penurunan dari tahun 5 sebesar 35 kasus dan pada tahun 6 turun sebesar 3 kasus, hal ini terjadi karena dilakukan berbagai upaya antara lain: (a). Pembinaan Walikota dan Wakil BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 8

30 Walikota kepada Direktur Rumah Sakit, (b). Pembinaan Rumah Sakit PONEK ke Puskesmas PONED, (c). Supervisi fasilitatif ke Bidan Praktek Mandiri (BPM), Puskesmas dan Rumah Sakit, (d). Pemenuhan sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan, (e). Adanya tenaga surveilan kesehatan (GASURKES KIA) untuk memantau dan mendampingi ibu hamil, sampai nifas terutama yang beresiko tinggi, koordinasi dengan anggota profesi terutama POGI, PERSI dan IBI. 3) Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani, masih tetap yaitu pada tahun 5 sebesar dan pada tahun 6 sebesar. 4) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, mengalami penurunan yaitu pada tahun 5 sebesar 97,53 dan pada tahun 6 sebesar 97,58. b. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Jumlah Kematian Bayi Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / kelahiran hidup () 3 Cakupan Kunjungan Bayi 4 Angka Kematian Balita (AKaBa) 5 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita 6 Cak kunjungan Neonatal pertama (KN) Cak Kunjungan Neonatal lengkap (KN 7 lengkap) 8 Cak Neonatal Komplikasi yang di tangani 9 Cak BBLR Kematian Bayi SDIDTK APRAS Cak Penjaringan Kesehatan siswa SD 3 Cak Penjaringan Kesehatan siswa SMP 4 Cak Penjaringan Kesehatan siswa SMA Cak Puskesmas yang Menyelenggarakan 5 Pelayanan Kesehatan Remaja Pencegahan dan penanganan Kekerasan 6 Perempuan & Anak Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 6 5 kasus kasus 9,48 per/ 9,7 per/ KH KH 95,5 98, per KH 8,8 per KH 93,9 93, , ,7,7 55,95,6,74,74 9 kasus 9,6 per/ KH 98,3,35 per KH 93,79 94,56 94,56,85 75,5 8, ,49,9 8, 99, ,3 8 98,4 6,8 5,6,76,76 9,4 8,86,5 8,38 3,93 98,8 93,3 73, ,64 Berdasarkan data indikator kinerja Pelayanan Kesehatan Anak Balita dapat diketahui bahwa : ) Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / kelahiran hidup mengalami kenaikan yaitu pada tahun 5 sebesar 9,6/ KH dan pada tahun 6 sebesar 9,48/KH. ) Angka Kematian Bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. 3) Jumlah Kematian Bayi di Kota Semarang pada tahun 6 sebesar kasus atau sebesar 7,63 per KH, jika dibandingkan dengan tahun 5 mengalami penurunan, jumlah kematian bayi sebesar 9 kasus atau sebesar 8,4 per KH. Angka Kematian Balita mengalami penurunan yaitu di tahun 5 sebesar,35 per KH ( kasus), dan pada tahun 6 sebesar 8,8 per KH (6 kasus). 4) Cakupan BBLR meningkat karena BBLR dipengaruhi keadaan kesehatan ibu saat kehamilan, terutama ibu hamil yang mengalami anemia dan kekurangan energy BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 9

31 kronis (KEK). Dari data yang didapatkan ibu hamil yang anemia meningkat dari tahun 5 yaitu sebesar 8,34 menjadi,9 di tahun 6. Sedangkan ibu hamil KEK meningkat dari 5,7 di tahun 5 menjadi 6,95 di tahun 6. c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) Penemuan dan penanganan penderita DBD () Kasus Demam Berdarah yang dilakukan PE 48 jam Kasus Demam Berdarah yang di fogging sesuai standart 5 hari Case Fatality Rate Demam Berdarah (CFR) Penderita Demam Berdarah yang ditangani Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC, BTA () Angka keberhasilan pengobatan TB Cakupan kelurahan UCI (Universal Child Imunization ) () AFP rate per. penduduk usia <5 th Kelurahan engalami KLB PD3I dan keracunan makanan yang ditangani <4 jam Jejaring surveilens PTM di RS & pusk yang mantap Puskesmas yang melakukan deteksi dini PTM tertentu Ketepatan laporan penyakit tidak menular Kelengkapan laporan penyakit tidak menular Cakupan BIAS Cakupan imunisasi CJH Cakupan pelacakan K3JH Penemuan penderita pneumonia balita (cakupan) Angka kematian Diare Proporsi kasus TB yang berhasil diobati dengan DOTS (suskses rate) Prosentase kasus IMS yang diobati Penderita yang selesai pengobatan Kusta (RFT) Prevelensi HIV/AIDS persen dari total populasi per. penduduk Persentase ODHA yang aktif minum ARV Proporsi penduduk usia 5-4 tahun 6 yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS (5) Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun ,5 5, Per. Per. penduduk penduduk 39,56 98,6 Per. penduduk 6 63,5 5, , 9,46 75,5,5 36,66, 76 78, ,3, , ,4 3,8 74 7,5 Per. penduduk 4,88 Per. penduduk 4 58,66 Per. penduduk ,47 65 Berdasarkan data indikator kinerja Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular dapat diketahui bahwa : ) Tahun 5 Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) Kota Semarang 3,4 lebih tinggi dari IR DBD Jawa Tengah dan,4 lebih tinggi dari IR DBD Nasional. Tahun 6 pertama kalinya dalam tahun terakhir IR DBD Kota Semarang dibawah IR DBD Jawa Tengah. Incidence rate DBD Kota BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3

32 Semarang 5, per. penduduk atau 47,5 lebih rendah dari IR DBD Jawa Tengah yang mencapai 48, per. penduduk. Hal tersebut merupakan salah satu bukti kontribusi penempatan petugas surveilan kesehatan (Gasurkes) mulai tahun 5 dan 6 dalam peningkatan pemberdayaan ) masyarakat untuk pengendalian kegiatan demam berdarah. Incidence Rate DBD Kota Semarang menduduki peringkat ke-9 IR DBD. Hasil tersebut diatas disebabkan karena adanya definisi opersional dari Komisi Ahli DBD (Komli DBD) Jawa Tengah di Tahun 6 yang mengacu pada criteria WHO Tahun 997. Masih terjadi over diagnosis DBD dengan adanya perbedaan pada hemokonsentrasi dari yang sebelumnya dengan dan atau 3) dengan hasil pemeriksaan (+) pada IgG dan IgM. Kasus Demam Berdarah yang di fogging sesuai standart 5 hari pada tahun 6 5) mengalami kenaikan yaitu sebesar 97, dibandingkan pencapaian tahun 5 sebesar 75. Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC, BTA () pada tahun 6 mengalami kenaikan sebesar,63 dari target tahun 6 sebesar 76 menjadi 78 Kegiatan Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Program Pencegahan dan 6) Penanggulangan Penyakit Menular berupa jejaring surveilens PTM di Rumah Sakit dan Puskesmas, deteksi dini PTM tertentu yang di lakukan oleh Puskesmas, ketepatan pelaporan penyakit tidak menular dan kelengkapan penyakit tidak menular telah dicapai dari masing-masing target kegitan tahun 6. Penemuan penderita pneumonia balita, presentase kasus IMS yang diobati, 4) 7) 8) 9) proporsi penduduk usia 5-4 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS (5), dan prosentase penderita yang selesai pengobatan kusta (RFT) mengalami kenaikan rata-rata sebesar,66. Kenaikan persentase tertinggi pada kegiatan pengobatan kusta (RFT) yaitu sebesar 3, 9 dari target tahun 6. Peningkatan realisasi kasus IMS yang diobati menjadi 9 disebabkan karena 37 puskesmas telah dapat melaksanakan pemeriksaan IMS dan 37 Puskesmas telah dilatih LKB. Presentase ODHA yang aktif minum ARV dan proporsi kasus TB yang berhasil di obati dengan DOTS pencapaian sesuai dengan masing-masing target kegiatan tahun 6. Realisasi jumlah kasus HIV/AIDS baik penderita lama dan baru tahun 6 mengalami penurunan yaitu sebesar,88 dibandingkan dengan pencapaian tahun 5 sebesar per. penduduk. d. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan LANSIA Kelompok usia lanjut aktif Persentase Pelayanan Lansia Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun ,78 69,78 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 7,5 7,

33 Berdasarkan data indikator kinerja program peningkatan pelayanan kesehatan lansia dapat diketahui bahwa kelompok usia lanjut aktif pada tahun 5 sebesar 9 dan pada tahun 6 naik sebesar 97,78. e. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Presentase penerapan penggunaan obat rasional Proporsi pelayanan kefarmasian di puskesmas sesuai standar Ketersediaan obat & perbekalan kesehatan 3. sesuai kebutuhan Penerapan Pelayanan Informasi Obat di 4. Puskesmas Persentase Pelayanan Kefarmasian di 5. Apotek yang sesuai standart Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 6 75, 83,5,33 75, 8 8 8, 86 86,5, Tingkat ketersediaan obat sesuai dengan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas tahun 6 sebesar. Angka tersebut diperoleh dari jumlah persediaan obat dari seluruh sumber anggaran pada tahun 6. Perencanaan dan pengadaan obat di Kota Semarang, seluruh jenis obatnya adalah obat esensial dan generik sesuai dengan pedoman pengadaan obat dari kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil kinerja lainnya adalah : ) Presentase penerapan penggunaan obat rasional, pada tahun 5 sebesar 75,dan pada tahun 6 naik sebesar 83,5 ) Ketersediaan obat & perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan pada tahun 5 sebesar,dan pada tahun 6 tetap yaitu sebesar 3) Penerapan Pelayanan Informasi Obat di Puskesmas pada tahun 5 sebesar 86,dan pada tahun 6 naik sebesar 86,5. f. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Jumlah Unit Reaksi Cepat Layanan Kesehatan Jumlah puskesmas Branding 3 Persentase puskesmas prespektif Gender Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 4 satuan penduduk x Rasio Fasilitas Kesehatan Dasar /. 5 penduduk 6 Rasio dokter per satuan penduduk Rasio tenaga medis per satuan penduduk x 7 8 Cakupan puskesmas () 9 Cakupan pembantu puskesmas Proporsi Puskesmas yang telah menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Persentase FKTP yang dibina dan memenuhi standar Presentase tenaga kesehatan yang memiliki ijin Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 6. 5 unit 5 unit,3,8,3 8, 3,3,7,,67,97 98,3 9,9,53,97 3,3,5 3,35 9,45 9,46 3,5 9, Berdasarkan data indikator capaian kinerja Program Upaya Kesehatan Masyarakat dapat diketahui bahwa : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3

34 ) ) 3) Jumlah puskesmas branding sebanyak 4 puskesmas; Capaian jumlah Puskesmas BLUD tahun 6 masih karena masih dalam tahap persiapan dan akan dimulai pada tahun 7. Persentase puskesmas prespektif Gender pada tahun 6 sebesar sama 4) dengan 4 buah puskesmas prespektif gender. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk x, pada tahun 5 5) sama dengan tahun 6 yaitu sebesar,3 Cakupan puskesmas () pada tahun 5 sebesar 3,5 dan pada tahun 6 6) naik menjadi 3,35 Sama halnya dengan Cakupan pembantu puskesmas pada tahun 5 sebesar 7) 9,45 dan pada tahun 6 naik sebesar,5 Rasio Fasilitas Kesehatan Dasar /. penduduk pada tahun 5 sebesar dan mengalami kenaikan pada tahun 6 sebesar g. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Prosentase promosi kesehatan melalui media elektronik Prosentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 6. 8,, 5, 5, 9,9 84,58 9,94 Perkembangan PHBS dari tahun ke tahun telah menunjukan kecenderungan peningkatan hal ini dapat dilihat indikator Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tahun 5 sebesar 9,94 dan target tahun 6 adalah 5. Realisasi tahun 6 sebesar 9,9 (ini merupakan hasil total dari indikator paripurna 7,39 dan indikator utama sebesar 64,9). Dalam melaksanakan survey rumah tangga sehat tidak hanya melibatkan petugas kesehatan saja tetapi juga melibatkan peran serta TPPKK dan hal ini menjadi kinerja pokja IV TPPKK. h. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Angka Bebas Jentik (ABJ) Presentase kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) 3 Cakupan masyarakat miskin yang terlayani jaminan kesehatan Cakupan masyarakat miskin yang dijamin BPJS Rumah sehat Tempat-tempat umum sehat Proporsi kelurahan siaga aktif mandiri Cakupan air bersih Kualitas air minum memenuhi syarat Kualitas air bersih memenuhi syarat Penduduk yang memanfaatkan jamban Rumah yang mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah Tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan Tempat pengelolaan Pestisida sehat Institusi yang di bina Industri rumah tangga makanan minuman yang memenuhi syarat kesehatan Tempat Pengelolaan Makanan Sehat ,9 7, , , ,76 3,65, 5,97 3,, , ,43 6, ,59 5,59 8 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 33

35 ) Angka Bebas Jentik (ABJ) pada tahun 5 sebesar 84 dan pada tahun 6 sebesar 84 hasil ini masih jauh dari angka ideal sebesar 95. Di Kota Semarang presentase kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) tahun 5 sebesar 8 dan naik pada tahun 6 ) sebesar 94 dari target sebesar 8 hal ini disebabkan karena didukung oleh kegiatan Hibah Intensif Kota/Daerah (HIK/HID) yang mewajibkan kelurahan 3) untuk melaksanakan STBM. Cakupan masyarakat miskin yang terlayani jaminan kesehatan dari tahun ketahun 4) tetap yaitu pada tahun 5 sebesar dan pada tahun 6 sebesar Penduduk yang memanfaatkan jamban, keberadaan jamban sehat dan pemanfaatannya juga merupakan barrier bagi penularan penyakit. Kepala Keluarga yang telah memanfaatkan jamban keluarga semakin baik yaitu pada tahun 5 sebesar 96 dan pada tahun 6 naik sebesar 99. Rumah yang mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah pada rumah tangga juga dapat menjadi sumber penularan penyakit, hal ini dapat dicegah melalui pengelolaan sederhana terhadap air limbah tersebut,dimana cakupan mengalami peningkatan dari tahun 5 sebesar 88 dan pada tahun 6 naik sebesar 89. Tempat pengelolaan makanan sehat dari tahun 5 sebesar 8 dan pada tahun 5) 6) 6 naik sebesar 86,59. Upaya penyehatan tempat pengelolaan makanan tidak hanya mengawasi sanitasi dan pengelolaan makanan di restoran/rumah makan serta jasa boga yang sangat mendesak dan penting adalah upaya pengawasan terhadap penggunaan bahan tambahan makanan yang dilarang. i. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Prevalensi balita gizi buruk Persentase puskesmas yang memiliki Gizi Center,39,9 5,64,4 - Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 6. Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau melalui hasil pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dari hasil penimbangan bayi dan balita setiap bulan di posyandu. ) Capaian gizi center masih karena baru akan dimulai di tahun 7 sehingga sekarang sedang dalam tahap persiapan. ) Prevalensi Gizi buruk,telah dilakukan upaya perbaikan gizi kepada masyarakat yaitu pada tahun 5 sebesar,4 dan pada tahun 6 sebesar,34, dan telah mendapat perawatan. 3) Bayi mendapat ASI Eksklusif dari tahun ke tahun semakin baik yaitu pada tahun 5 sebesar 64,69 dan pada tahun 6 sebesar 67,6. 4) Prevalensi Gizi kurang balita mengalami kenaikan dari,67 pada Tahun 5 menjadi, pada tahun 6 karena kasus gizi buruk mengalami penurunan dan menjadi gizi kurang. Dari semua kasus gizi kurang sudah mendapatkan PMT Pemulihan. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 34

36 5) Prevalensi ibu hamil KEK mengalami kenaikan dari 5,7 pada Tahun 5 menjadi 6,95 pada tahun 6 namun telah diupayakan dengan pemberian PMT bagi ibu hamil. Cakupan Anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan dari 8,34 pada tahun 6) 5 menjadi,9 pada tahun 6, walaupun capaian ibu hamil yang mendapat 9 tablet Fe meningkat dari 97,5 pada Tahun 5 menjadi 97,64 pada tahun 6. Hal ini disebabkan oleh kepatuhan ibu dalam meminum tab Fe masih kurang dan adanya faktor-faktor penghambat dalam penyerapan Fe pada ibu hamil (misal kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi teh, mual muntah, atau kurang intake makanan yang mengandung Fe). Namun demikian untuk ibu hamil Anemia telah diupayakan memperoleh PMT ibu hamil. j. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Persentase Industri Rumah Tangga pangan yang menerapkan CPP BIRT Persentase kelulusan peserta penyuluhan kemanan pangan Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 6. ) 8 8,5, Persentase Industri Rumah Tangga pangan yang menerapkan CPP BIRT, pada tahun 5 sebesar 8,dan pada tahun 6 naik sebesar 8,5 Persentase kelulusan peserta penyuluhan kemanan pangan pada tahun 5 sebesar 75,dan pada tahun 6 naik sebesar 83,5 ) k. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Persentase Puskesmas yang telah terakreditasi Persentase puskesmas yang nilai kinerjanya > 8687 Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 6. 35,4, 7,97 35,4 79,7 Program ini bertujuan untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas. Hasil kinerja pada tahun 6 adalah Persentase puskesmas yang telah terakreditasi adalah 35,4 atau sebanyak 3 puskesmas. Sedangkan persentase puskesmas yang nilai kerjanya>8687 adalah 7,97 atau 7 puskesmas. l. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu Dan Jaringannya Persentase puskesmas prespektif Gender Pengadaan Sarana Prasarana Puskesmas 3. Rehab Puskesmas dan Pustu Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 6. paket paket paket paket paket paket Hasil kinerja pada tahun 6 adalah Persentase puskesmas yang sudah prespektif gender sebanyak atau 4 puskesmas. Pengadaan Sarana Prasarana Puskesmas disesuaikan dengan kebutuhan puskesmas dengan memperhatikan usulan-usulan yang berasal dari puskesmas, pada tahun 5 sebesar paket dan pada tahun 6 sebesar paket sesuai dengan target yang telah ditetapkan. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 35

37 m. Program Informasi Kesehatan 3 Jumlah Rumah Sakit yang terkoneksi Database pelayanan kesehatan terpadu Persentase ketersediaan data /Informasi Bidang Kesehatan akurat dan tepat waktu (profil) Persentase ketersediaan profil kesehatan Tk 4 Puskesmas Persentase Puskesmas yang mengisi data / 5 informasi yang lengkap dan valid di Bank Data Kesehatan 6 Pengembangan sistem informasi kesehatan Persentase Permasalahan sistem informasi 7 yang selesai di tangani 8 Jumlah masyarakat yang mendapat informasi Jumlah Penyuluhan melalui media 9 Elektronik Jumlah Penyuluhan melalui media cetak Jumlah Penyuluhan luar gedung Jumlah kegiatan dialog interaktif bidang kesehatan Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 6. unit 5 unit 3 data 3 data ,57 unit 3 data 9 7 4, sistem 8 sistem 86 7,5 sistem 8 6. orang 3 kali orang kali 7, orang kali 3 kali 6 kali kali 4 kali 9 kali 6 kali kali 6 kali kali Berdasarkan data indikator capaian kinerja Program Informasi Kesehatan dapat diketahui bahwa : ) Jumlah Rumah Sakit yang terkoneksi pada Tahun 6 mengalami peningkatan yaitu menjadi 5 unit dibandingkan dengan tahun 5 yaitu sebesar unit, hal ini dikarenakan oleh adanya koordinasi yang baik dengan Rumah Sakit. ) Perhatian puskesmas terhadap pentingnya data kesehatan semakin meningkat, hal ini dapat dilihat oleh adanya peningkatan presentase puskesmas yang mengisi data/informasi yang lengkap dan valid di bank data kesehatan. 3) Upaya promotif dan preventif ditingkatkan melalui promosi dengan media cetak, media elektronik dan dialog interaktif lebih diutamakan sehingga ada dukungan anggaran yang meningkat. n. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata Terpenuhinya sarana dan prasarana RS B Pendidikan 68, 68, 65 Sumber Data :Rumah Sakit Umum Daerah Tahun 6. Program berhasil meningkatkan pelayanan melalui pengembangan dan pengadaan infrastruktur Rumah Sakit diantaranya Pembangunan Gedung Private Wings, Pengadaan Alat Kesehatan dan pengadaan alat Penunjang lainnya. o. Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit Badan Layanan Umum Kinerja BLUID (indeks) 8, 79,4 99,5 8,85 Sumber Data :Rumah Sakit Umum Daerah Tahun 6. Program ini berhasil meningkatkan kualitas pelayanan dengan operasional pelayanan berjalan dengan baik dan lancar sesuai harapan pelanggan. Nilai Indeks Kinerja BLUD pada tahun 6 adalah 79,4 dan pada tahun 5 dengan nilai 8,85 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 36

38 penurunan ini disebabkan adanya penurunan nilai Indikator Kinerja Keuangan terutama masih adanya pituang yang tidak tertagih pada saat tutup buku. Evaluasi kinerja BLUD RSUD Kota Semarang disusun disusun setiap tahun dengan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.64 /MENKES/SK/7 tentang Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit BLU. KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) KEUANGAN KEUANGAN PER DESEMBER 6 NO a. INDIKATOR Return on Invesment (ROI) Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio Lancar (Current Ratio) Periode Penagihan Piutang (Collection Period) Perputaran Persediaan (PP) Total Asset Turn Over (TATO) Ratio Total Modal Sendiri terhadap Total Total Asset (TMS terhadap TA) Jumlah NILAI HAPER NILAI (,34), 89,75 3, 34,77 3, 39,83, 83,79,4 7,44 3, 96,4,8 3,4 PELAYANAN Indikator Kinerja Operasional Kinerja Operasional RSUD Kota Semarang Tahun 6 No. A INDIKATOR PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS Rata-rata kunjungan Rawat Jalan/hari Rata-rata kunjungan Rawat Darurat/hari Pertumbuhan Pasien Rawat Inap Pemeriksaan Radiologi / hari Pemeriksaan Laboratorium / hari Rata-rata operasi / hari Rata-rata rehab medik / hari EFISIENSI PELAYANAN Rasio pasien Rawat Jalan dengan Dokter Rasiopasien Rawat Jalan dengan Perawat Rasio pasien Rawat Darurat dengan Dokter Rasio pasien Rawat Darurat dengan Perawat Rasio pasien Rawat Inap dengan Dokter Rasio pasien Rawat Inap dengan Perawat BOR AVLOS BTO TOI C. PERTUMBUHAN DAYA SAING Sales Growth (SALG) D. PENGEMBANGAN SDM BOBOT NILAI HAPER NILAI RIIL,5,5,,6,,4,,3,9,,6,,,,8, 6,8, 4,39 5,4,,83 8,38 5, 7,58,,,5,5,,5,5,,5,5,5,, B E. Program Pendidikan dan Latihan Penghargaan dan Sanksi ada program dilaksanakan sebagian ada program dilaksanakan sebagian,5,5 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ada program dilaksanakan, Pengembangan sistem manajemen Tidak ada pengembangan sistem manajemen, 3 Peningkatan Penguasaan Teknologi Tidak ada program Peningkatan Penguasaan Teknologi, ADMINISTRASI Rancangan RBA Laporan Triwulan (Ketepatan) 3 Laporan Tahunan (Ketepatan) Total Indikator Kinerja Operasional 4 Tepat waktu, Tepat waktu, Pengembangan produk baru bidang pelayanan F. Tepat waktu, 3,4 Nilai indikator kinerja operasional 6=3,4 x, (nilai koefisien)=3, (Masih berpotensi tinggi untuk tumbuh>,8 s/d 35,) b. Indikator Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat bagi Masyarakat BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 37

39 Nilai Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat bagi Masyarakat Tahun 6 No. A. INDIKATOR BOBOT NILAI HAPER NILAI RIIL MUTU PELAYANAN Emergency respone time 3 5 Menit 3, Angka kematian di gawat darurat 3,34 3, 3 Angka kematian > 48 jam 3 7,3 o 3, 4 Angka pasien rawat inap yang dirujuk 3,8 3, 5 Post Operative Death Rate 3,6 3, 6 Angka infeksi nosokomial 3,37 3, 7 Kecepatan pelayanan resep obat jadi 3 3 Menit, 8 Waktu tunggu sebelum operasi 3 hari, B. EFISIENSI PELAYANAN Pembinaan kepada puskesmas dan sarana kesehatan lain dilaksanakan sebagian,5 Penyuluhan kesehatan (PKRS) dilaksanakan sebagian,5 3 Rasio tempat tidur kelas III 7,97, 4 Pemanfaatan TT (BOR) kelas III 79,6,5 5 Prosentase pasien tidak mampu 3,77, C. KEPUASAN PELANGGAN ada program dilaksanakan semua Prosentase komplain Lama waktu tunggu di poliklinik 3 sd 6 menit,5 3 Kemudahan pelayanan ada petunjuk lengkap, Kebersihan lingkungan,5 ada SOP dilaksanakan seluruhnya,5 Hasil Uji AMDAL,5 ada tindak lanjut sampai selesai D., KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN,5 35, Total Indikator Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat Nilai indikator kinerja mutu pelayanan dan manfaat bagi masyarakat tahun 6 adalah 35, (Termasuk dalam Klafisikasi Tinggi> 7,7). DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD ANGGARAN (Rp) PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () Dinas Kesehatan ,89 Rumah Sakit Umum Daerah , , JUMLAH PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut : Masih tingginya kasus DBD Angka Bebas Jentik ( ABJ ) masih dibawah target 3. Masih tingginya angka kematian Ibu melahirkan 4. Masih banyaknya Maskin yang kurang tertib tentang administrasi kependudukan misalnya mengurus KTP dan KK ketika sakit. 5. Keterbatasan tempat pelayanan penjaminan yang tidak memadai untuk 6. menampung jumlah maskin yang mengurus jamkesmaskot. Pada kegiatan Perubahan APBD Kota Semarang Tahun 6 alokasi anggaran yang bersumber Bantuan Pajak Rokok sebesar Rp. 5...,- (dua puluh lima milyar rupiah) pada Kegiatan Pengadaan Elektronik Rumah Sakit, dan Kegiatan Pengadaan alat kesehatan pajak rokok tidak dapat direalisasikan dikarenakan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 6 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Pajak Rokok untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, hal ini disebabkan bahwa pada saat perencanaan kegiatan anggaran peraturan Menteri BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 38

40 dimaksud belum disosialisasikan di RSUD Kota Semarang sehingga menjadikan SILPA RSUD Kota Semarang cukup besar dan sarana prasarana yang diusulkan menggunakan dana Pajak Rokok yang digunakan sebagian besar melengkapan sarana pelayanan Gedung Private Wings SOLUSI Penegakan Perda DBD ( Pengawasan dan pengendalian DBD di Masyarakat Meningkatkan Peran serta masyarakat Mulai mengimplementasikan PERDA keselamatan ibu dan anak, mengintensifkan Pendampingan Ibu Hamil resiko tinggi sampai nifas oleh petugas Puskesmas, Kader, dan petugas surveilans kesehatan. Meningkatkan pelayanan ANC ( T) pada pelayanan Primer Pemanfaatan ambulance hebat dalam rangka rujukan ibu hamil resiko tinggi ke sarana kesehatan Optimalisasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) melalui forum Kesehatan Kelurahan Optimalisasi kegiatan keluarga ibu hamil dan kelas balita di masyarakat Program Jampersal untuk pembiayaan kesehatan bagi ibu hamil dalam rangka mendekatkan akses ke pelayanan kesehatan Integrasi Jamkesmaskot ke BPJS. Tidak dapat direalisasikannya anggaran Pajak Rokok APBD Perubahan Tahun 6 akan diusulkan kembali terutama yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan gedung Private Wings (Gatotkaca) di Tahun Anggaran 7 melalui dana APBD Kota Semarang. PRESTASI Akreditasi Pelayanan Rumah Sakit LULUS PARIPURNA Penilaian Pelayanan Publik Terbaik No bersama (Dispenduk, BPPT, RSUD Kota Semarang) oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB). SASARAN : MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MASYARAKAT Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatkan Kualitas Pendidikan Masyarakat dengan dua indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 7,57 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat disajikan dalam tabel berikut ini: Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata Capaian Sasaran CAPAIAN KINERJA,35,94 4,36 4,33 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 5,36 99,79 7,57, 4,33 39

41 PENCAPAIAN SASARAN Indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah terdapat peningkatan. Rata-Rata Lama Sekolah dari,35 tahun meningkat menjadi,94 tahun dengan capaian sebesar 5,36, sedang Harapan Lama Sekolah sampai hari ini masih sama dengan tahun 5 yaitu 4,33 karena belum ada data resmi dari BPS untuk Tahun 6. Untuk peningkatan kinerja di bidang pendidikan dapat dilihat antara lain dari Angka Partisipasi Kasar (APK) SD sebesar 3,3, dan Angka Partisipasi Murni (APM)-nya sebesar 96,63, sementara APK SMP menunjukkan angka 8, serta APM sebesar 86,3 dan di tingkat SMA, APK-nya sebesar 8,9 dengan APM 88,6 Adapun angka kelulusan SD sebesar 99,98, SMP sebesar 99,95 dan SMA sebesar 99,9. PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (-6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebihlanjut. Pendidikan PAUD dilayani dengan satuan pendidikan/lembaga Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD sejenis. Salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan program PAUD terutama untuk usia 3-6 tahun dapat diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD.Pada Tahun 5 APK PAUD 6,36 meningkat menjadi 76,78 di tahun 6. Perkembangan PAUD dapat dilihat pada tabel dibawah : APK PAUD 3-6 tahun Jumlah lembaga PAUD Holistik 3 Jumlah Siswa pada jenjang TK / RA Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 6 76,4 76, ,48 6, Pada Tahun 6 ini pendidikan PAUD diarahkan pada pendidikan PAUD holistik integrative yang mengintegrasikan segala aspek dan nilai-nilai dalam pendidikan seperti nilai moral, etis, religius, psikologis, filosofis, dan sosial dalam kesatuan yang dilakukan secara menyeluruh antara jiwa dan badan serta aspek material dan aspek spiritual untuk memenuhi kebutuhan esensial anak. Disebut PAUD holistik integratif karena pelayanan yang diberikan dalam PAUD holistik integratife tidak hanya dalam satu bidang pendidikan saja, akan tetapi pelayanan yang mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi, pola pengasuhan dan perlindungan untuk anak. Satuan PAUD yang melaksanakan pendidikan PAUD Holistik Integratif meningkat pesat pada Tahun 6 sudah ada 6 satuan PAUD. b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Selama tahun 6 hasil yang dicapai yang dihasilkan sangat baik di atas 9. Bisa dilihat antara lain SD berakreditasi minimal B dari target 9, realisasi tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 4

42 6 sebesar 89,65 sehingga capaian kinerja 99,6 Demikian juga SMP berakreditasi Minimal B target yang dipasang 85,4 realisasi tahun 6 sebesar 8,76 capaian kinerjanya sebesar 96,4. Capaian akreditasi dipengaruhi oleh : (i) sekolah SD mengalami merger (ii) Sekolah Baru, (iii) masa berlakunya akreditasi yang harus di tinjau lagi akreditasinya. Bahkan ada yang belum dipasang target akan tetapi tahun 6 sudah ada realisasi. Jumlah SD yang melaksanakan pendidikan karakter Tahun 6 belum dipasang target akan tetapi pendidikan karakter ada di dalam mata pelajaran yang diajarkan di setiap satuan pendidikan. Akan tetapi ada yang capaiannya hanya 5,45 yaitu Jumlah Siswa SMP penerima Beasiswa prestasi/miskin, akan tetapi ini di karenakan jumlah siswa miskin/keluarga miskin yang menerima beasiswa berkurang. Sedangkan bagi yang berprestasi mendapatkan penghargaan pada saat menjuarai lomba prestasi baik tingkat Kota, tingkat Provinsi, tingkat Nasional dan tingkat Internasional SD berakreditasi minimal B SMP berakreditasi Minimal B Jumlah SD yg melaksanakan muatan local pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas Jumlah SMP yg melaksanakan muatan local pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas dan pengembangan nasionalisme substansi Jumlah Siswa SD penerima Beasiswa prestasi/miskin Jumlah Siswa SMP penerima Beasiswa prestasi/miskin Jumlah SD Inklusi Jumlah SMP Inklusi Rasio guru / murid (SD) Rasio guru / murid per rata-rata (SD) Rasio guru/ murid (SMP) Rasio guru / murid per rata-rata (SMP) Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik 4 Kondisi Sekolah SMP/MTs 5 Angka Kelulusan SD/MI () 6 Angka Kelulusan SMP/MTs () Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 6 3 9, 85,4-89,65 8,76 5 sekolah 99,6 96,4 9 85, sekolah siswa miskin 8.8 siswa miskin 6 sekolah 6 sekolah 544,6 (:8),7 (::3) 7,7 (:7),366 (:7:3) 93, siswa miskin 4.48 siswa miskin 5 sekolah 5 sekolah 544,6 (:8),7 (::3) 99, siswa miskin 8.7 siswa miskin 544,6 (:8),7 (::3) 98,48 99,98 99,8 5,4 56,5 83,33 7,7 (:7),366 (:7:3) 7,7 (:7),366 (:7:3) 94,8,93 93,36 98,74 99,98 99,95,6,3 98,43 99,98 99,8 c. Program Pendidikan Menengah Capaian yang dihasilkan pada Tahun 6 program pendidikan menengah sangat tinggi bisa dilihat bahwa capaian program pendidikan menengah diatas 99 atau minimal. Pada sekolah berakreditasi minimal B untuk SMA dari target 69, realisasi tahun 6 sebesar 73,6 sehingga capaian kinerjanya sebesar 6,7 dan untuk SMK pada Tahun 6 dari target 5, realisasi tahun 6 sebesar 78,4 sehingga capaian kinerjanya sebesar 33,6. Ini dikarenakan perhitungan akreditasi SMK berdasarkan akreditasi masing-masing jurusan atau program keahlian pada satuan pendidikan bukan di hitung berdasar satuan pendidikan itu sendiri. Capaian kinerja dapat dilihat seperti dibawah ini : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 4

43 SMA berakreditasi minimal B SMK berakreditasi minimal B Jumlah SMA yg melaksanakan muatan lokal pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas Jumlah SMK yg melaksanakan muatan lokal pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas dan pengembangan nasionalisme substansi Jumlah Siswa SMA/K penerima Beasiswa prestasi/miskin Jumlah SMA Inklusi Jumlah SMK Inklusi Rasio guru / murid (SM) Rasio guru / murid per rata-rata (SM) Kondisi Sekolah SMA/SMK/ MA Angka Kelulusan SMA/SMK/MA () Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 6 69, 5, - 73,6 78,4 73 6,7 33,6 75,3 75, siswa miskin sekolah sekolah 863,93 (:4),88 (:4:3) 99,4 99, siswa miskin sekolah sekolah 863,93 (:4),88 (:4:3) 4,9 95 siswa miskin 863,93 (:4),88 (:4:3) 99,8 99,9,4,5 99,6 99,83 Meskipun sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 5 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pendidikan menengah akan menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Akan tetapi Pemerintah Kota Semarang Pada Tahun 6 tetap memperhatikan dan melaksanakan kewenangan dengan baik, ini dibuktikan dengan besarnya hasil capaian indikator pada Tahun 6. d. Program Pendidikan Non Formal Program Pendidikan Non Formal memberi pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah atau buta aksara, putus sekolah, dan masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui jalur pendidikan formal serta pendidikan life skill. Jumlah Kelurahan VOKASI Penduduk yang berusia> 5 tahun melek huruf (tidak buta aksara) 3 Jumlah Kelembagaan PKBM (akreditasi) Jumlah Lembaga Kursus dan Pelatihan 4 Rujukan Jumlah master penguji dan penguji kursus 5 dan pelatihan mengikuti uji kompetensi Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 6 4 kelurahan 99,96 4 kelurahan 99,96 4 kelurahan 99,96 - kelembagaan Pada Tahun 6 jumlah kelurahan Vokasi masih sama tahun sebelumnya sebanyak 4 kelurahan, Karena mengacu pada pasal 98 ayat (5) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah, Untuk bisa mendapatkan bantuan hibah, lembaga dan organisasi kemasyarakatan harus mengurus legalitas di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Indikator Jumlah kelembagaan PKBM yang terakreditasi ada Lembaga walaupun Tahun 6 belum terpasang target. Jumlah master penguji dan penguji kursus dan pelatihan mengikuti uji kompetensi hasil yang dicapai sebesar. e. Program Peningkatan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Program Peningkatan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan, program ini diarahkan pada mengembangkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 4

44 dalam rangka peningkatan potensi diri, pengetahuan dan keterampilan. Hasil yang dicapai dari masing-masing jenjang diatas 95 bahkan ada yang melebihi seperti terlihat dalam table dibawah : Guru yang memenuhi kualifikasi S/D-IV Jenjang SD / MI Jenjang SMP/MTs Jenjang SMA/SMK/MA Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 6 77,5 9,4 96,3 84,79 9,9 94,89 9,4 99,87 98,54 77,5 9,4 96,3 Peningkatan kualitas pendidik (guru) dan tenaga kependidikan dilaksanakan melalui : (i) penambahan jumlah SDM pendidik (guru) dan tenaga kependidikan; dan/atau (ii) peningkatkan kemampuan dan kapasitas SDM pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (bimbingan teknis/bintek serta pelatihan-pelatihan), dan (iii) Pendidikan/penyesuaian kualifikasi Universitas Terbuka (UT) khususnya Guru SD. Adapun jumlah persentase kualitas dan rasio guru dipengaruh oleh 3 (tiga) faktor, yakni: (i) usia pensiun pegawai; (ii) perpindahan pegawai; dan (iii) kematian pegawai. f. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan. Pelayanan pendidikan di kota semarang pada tahun 6 terbilang baik, ini dapat dilihat bahwa indikator pelayanan pendidikan selama tahun 6 tinggi diatas 9. Angka Partisipasi Kasar (APK) baik jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA diatas, ini menunjukkan di Kota Semarang penduduk usia sekolah semua terlayani pendidikan sesuai jenjangnya. Sedangkan angka putus sekolah sedikit ini bisa dilihat dari realisasinya yang lebih kecil dari target, Angka putus sekolah SD target, dan realisasinya sebesar,, sedangkan angka putus sekolah SMP realisasinya,4 dengan target sebesar,7dan SMA/SMK/MA sebesar,5 target yang ingin di capai sebesar,3 data bisa dilihat sebagaimana di bawah : APM SD/MI APK SD/MI 3 Angka putussekolah SD/MI 4 APM SMP/MTs 5 APK SMP/MTs 6 Angka putus sekolah SMP/MTs 7 Angka melanjutkan SMP/MTs 8 Rasio APM P/L SD/MI 9 Rasio APM P/L SMP/MTs APM SMA/K/MA APK SMA/K/MA Angka putus sekolah SMA/K/MA 3 Angka melanjutkan SMA/K/MA 4 Rasio APM P/L SMA/K/MA Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 6 9, 96,63 3,3,, 8, 86,3 8,,7,4,38 9,9 95, ,6 8,9,3,5 6,6 96,63 5,3 3,3 5, 5,95 8, 4,86,38 9,9 95,7 6,6 8,9 53,3 6,6 96,63 9,8 7,54, 8,4,7,7 4,65 9,,63 76,4 3,8,3 4,95 97, DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD ANGGARAN (Rp) PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () Dinas Pendidikan ,46 JUMLAH ,46 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 43

45 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Kegiatan DAK sesuai Pasal Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 5 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7 Tahun 6 menentukan bahwa pengadaan barang/jasa pada DAK Bidang Pendidikan TA 6 dilakukan dengan mekanisme pembelian langsung (e-purchasing) berdasarkan Katalog Elektronik (e-cata!ogue). Ketentuan ini merupakan tindak lanjut Pasal Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 5 yang mewajibkan pembelian secara e-purchasing apabila barang sebagaimana dimaksud telah tersedia di Katalog Elektronik (e-catalogue) LKPP. Akan tetapi spesifikasi barang yang dibutuhkan tidak tersedia dalam E-Katalog. 3. Ada penolakan dari penyedia barang/jasa pada E-Katalog karena over kapasitas, sehingga tidak melayani sejak tanggal 6 November 6. DAK Luncuran SMP tidak dapat dilaksanakan karena sampai bulan November 6 belum terbit Juklak-juknis DAK. SOLUSI Terbatasnya waktu pelaksanaaan maka Silpa DAK akan dilaksanakan pada APBD Tahun 7. Koordinasi dengan kementerian terkait berkaitan dengan Juklak-Juknis DAK. PRESTASI Kota Semarang dalam penyelenggaraan pendidikan selama kurun waktu satu tahu yaitu tahun 6 telah menorehkan prestasi baik tingkat provinsi maupun Internasional. Perolehan prestasi terdiri 6 medali tingkat provinsi, 39 Medali Tingkat nasional dan 3 medali tingkat Internasional. SASARAN 3 : MENINGKATNYA KUALITAS DAYA SAING TENAGA KERJA Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas Daya Saing Tenaga Kerja dengan dua indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 4,65 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas Daya Saing Tenaga Kerja disajikan dalam tabel berikut ini: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka Rata-rata Capaian Sasaran CAPAIAN KINERJA 63,35 66,96 5,57 5,77 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 5,7 3,59 4,65 63,5 5,77 44

46 PENCAPAIAN SASARAN Jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 6 sebesar 66,96 dibandingkan tahun 5 sebesar 63,5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan rasio perbandingan jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk usia kerja.pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapatmenciptakan kesempatan kerja. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 6 sebesar 5,77. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio perbandingan jumlah penganggur usia angkatan kerja dengan jumlah angkatan kerja. PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja. Pada tahun 6, hasil kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan kompetensi dan keterampilan bagi pencari kerja melalui Pendidikan dan Pelatihan. Adapun hasil kinerjanya sebagai berikut : Persentase tenaga kerja terampil 4, Persentase tenaga kerja kompeten 5, 3 Pengadaan Sarpras Balai Latihan kerja lokasi Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 6 4, 5, lokasi,,, - Pelaksanaan program ini didukung oleh pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : 3 4 Pelatihan ketrampilan bagi Pencari Kerja Fasilitasi pelatihan tenaga kerja Pelatihan berbasis pe-magangan Pelatihan peningkatan produktivitas tenaga kerja 5 Uji kompetensi instruktur LPK Peningkatan profesional-isme pengelola 6 LPK Peningkatan profesional-isme instruktur 7 LPK Sumber data : Disnakertrans Kota Semarang Tahun 6. 4 orang 8 orang 8 orang orang 5 orang 6 orang 6 orang 8 orang orang 8 orang 6 orang 7 orang 4 orang 4 orang orang 4 orang 5 orang 4 orang orang orang Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensiseluruh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja sehingga kualitas dan kompetensi tenagakerja dari Kota Semarang mampu bersaing dan memadai sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. JUMLAH PELATIHAN YANG DILAKSANAKAN NO PELATIHAN Pelatihan yg dilaksanakan BLK Pelatihan yg dilaksanakan Disnakertrans 3. Pelatihan yg dilaksanakan LPK BinaanDisnakertrans Sumber data : Disnakertrans Kota Semarang Tahun 6. 6 (ORG) b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja. Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Dengan demikiankesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Pada tahun 6, hasil kinerja yang dicapai adalah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 45

47 meningkatkan kesempatan kerja bagi pencari kerjamelalui penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja. Penyebarluasan Bursa Informasi Tenaga Kerja dilaksanakan untuk memperoleh informasi pasar kerja yang berisi antara lain tentang pencatatan lowongan kerja dan pencari kerja yang mendaftar. Penyebarluasan Bursa Informasi Tenaga Kerja dilaksanakan melalui pelaksanaan bursa kerja (job fair), dimana Tahun 6 dilaksanakan sebanyak kali di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang. Adapun hasil kinerjanya sebagai berikut : 9,46 Persentase Pencari kerja yang ditempatkan (Jml pencaker ditem-patkan/ Jml pencaker mendaftar x ) Jumlah tenaga kerja yang menda-pat 3 orang pelatihan berbasis kewira-usahaan. Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 6 9,46 34 orang, 99,8 6,5 Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan masyarakat, dengan arahan pada optimalisasi jejaring pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi sertapelatihan berbasis kewirausahaan, meningkatkan jaringan tenaga kerja, dengan arahan padapeningkatan kesempatan kerja serta peningkatan pencari kerja yang ditempatkan. Pelaksanaan program ini didukung oleh pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : Ketersediaan lowongan kerja orang 7.63 orang Pencari kerjayang mendaftar 5. orang orang 3 Penempatan pencari kerja orang orang Penempatan Lokal (AKL).748 orang orang Penempatan Antar Daerah (AKAD) orang 8 orang Penempatan Antar Negara (AKAN) 4 orang 64 orang 4 Pelatihan tenaga kerja siap pakai/tksp 75 orang 6 orang 5 Pemberdayaan masyarakat berwirausaha secara mandiri (dana apbd ) : Pelatihan WUB 8 orang 4 org (8 kelp) (4 kelp) Pelatihan TKM 5 orang 4 orang 6 Penciptaan WUB &Pembina-an TKM (dana dbhcht) : Pelatihan WUB 7 orang org (7 kelp) ( kelp) Pelatihan TKM 5 orang 43 orang 7 Pemberdayaan TKI/W purna penempatan orang orang Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 6 6,9 6,4 77,8 78,4 66,67 68,34 9, , orang 8.5 orang 8.36 orang orang orang 93 orang 5 orang 6 org (6 kelp) 8 org (8 kelp) orang Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan ketersediaan lowongan kerja dari yang ditargetkan sejumlah orang menjadi sejumlah 7.63 orang, berhasil mencapai target tahun 6 sebesar 6,9. Kegiatan ini dilaksanakan melalui Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja. Untuk Pencari kerja yang mendaftar adalah sejumlah orang meningkat sebesar 4,8 dibandingkan dengan tahun 5 sebesar 8.5 orang. Sedangkan Penempatan pencari kerja adalah sejumlah orang meningkat jika dibandingkan tahun 5 sebanyak 8.36 orang. Demikian halnya dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk berwirausaha melalui pelatihan Wira Usaha Baru (WUB, APBD murni) dari yang ditargetkan sejumlah 8 orang menjadi sejumlah 4 orang, berhasil mencapai target tahun 6 sebesar 75.Pemberdayaan masyarakat berwirausaha secara mandiri BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 46

48 (APBD) melalui pelatihan tenaga kerja mandiri (TKM) adalah sejumlah 4 orang. Penciptaan WUB dan pembinaan TKM melalui pengelolaan DBHCHTdengan pelatihan wira usaha baru adalah sejumlah orang, dan melalui pelatihan tenaga kerja mandiri adalah sejumlah 43 orang. c. Program Pembinaan dan Pengembangan Hubungan Industrial Serta Jaminan Sosial. Program ini diarahkan pada pemberian layanan penyelesaian perselisihan dan pembinaan hubungan industrial guna perwujudan kesejahteraan tenaga kerja dan kelangsungan hubungan kerja di perusahaan. Hasil kinerja pada tahun 6 adalah sebagai berikut : Harmonisasi hubungan industrial pekerja pengusaha (perusahaan) Jumlah Penyelesaian perselisihan hubungan industrial PHI/PHK (kasus) Besaran penyelesaian perselisihan hubungan industrial dengan perjanjian bersama (PB) Penanganan mogok kerja/ unjuk rasa Pembinaan pembentukan/ pembaharuan PP/PKB Penyusunan Peraturan Perusahaan (PP) Pembinaan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Pembinaan pembentukan LKS (Lembaga Kerja Sama) Bipartite Pembinaan PWKT (Perjanjian Kinerja Waktu Tertentu) Sosialisasi pelaksanaan peraturan ketenaga-kerjaan 5 persh 4 persh 6,67-8 persh / kasus 3 persh / kasus 8,33 75 kasus 75 kasus 98 kasus 3,67 7 kasus kasus kasus kasus 5 persh 8 persh 38,67 4 persh 3 persh 85 persh 4,3 75 persh persh 3 persh 5 9 persh 3 persh 33 persh 4 persh -- 9 persh persh persh persh 5 persh Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 6. Tahun 6 kinerja yang dicapai pada indikator penyelesaian PHI/ PHK dengan Persetujuan Bersama (PB) adalah berhasil meningkatkan kualitas mediasi hubungan industrial dengan PB sejumlah 98 kasus. Demikian halnya dengan kinerja yang dicapai pada indikator pembinaan pembentukan PP/PKB adalah berhasil meningkatkan pengaturan hubungan kerja antara pekerja dan pengusahadari yang ditargetkan sejumlah 5 perusahaan menjadi 8 perusahaan, terinci dalam bentuk PP sejumlah 85 perusahaan dan PKB sejumlah 3 perusahaan.serta kinerja yang dicapai tahun 6 pada indikator pembentukan Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartite meningkat sejumlah 33 perusahaan dari yang ditargetkan sejumlah 3 perusahaan. Sedangkan untuk sosialisasi pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan dapat dilaksanakan terhadap perusahaan. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 47

49 DATA PENYELESAIAN KASUS PERSELISIHAN URAIAN Jumlah kasus yang ditangani : Penyelesaian : Dalam bentuk PB Tahap anjuran mediator 3 Secara bipartite usai mediasi 4 Diasumsikan selesai bipartite tidak melapor. PENYELESAIAN KASUS PERMASALAHAN Belum optimalnya dalam penyiapan daya saing tenaga kerja/ pencari kerja dalam pasar kerja era MEA maupun global. Masihkurangnya pemahaman pelaku proses produksi dalam mengimplementasikan peraturan ketenagakerjaan guna kelangsungan hubungan kerja. SOLUSI Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pelatihan tenaga kerja/ pencari kerja berbasis kompetensi kebutuhan pasar kerja. 3. Upaya perluasan peluang/ kesempatan kerja bagi pencari kerja dengan peningkatan penyebarluasan informasi pasar kerja. Peningkatan kualitas pembinaan dan sosialisasi kepada pelaku proses produksi tentang pemahaman pembentukan dan fungsi sarana hubungan industrial di perusahaan, serta pelaksanaan ketentuan peraturan ketenagakerjaan. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD ANGGARAN (Rp) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , ,3 PRESTASI Dalam tahun 6 prestasi penghargaan yang diperoleh perusahaan di wilayah Kota Semarang berupa : penghargaan Zero Accident, dimana dalam kurun waktu yang telah ditentukan tidak terjadi kecelakaan kerja bagi pekerjanya. SASARAN 4 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 99 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat disajikan dalam tabel berikut ini: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 48

50 Angka Kemiskinan Rata-rata Capaian Sasaran CAPAIAN KINERJA 4,99 4,97,4,4 5,4 PENCAPAIAN SASARAN Angka Kesmiskinan Kota Semarang menurut BPS pada tahun 6 sebesar 4,97 (angka sangat sementara). Pemerintah Kota Semarang telah membangun web site mengenai Sistem Informasi Manajemen Warga Misikin (SIMGAKIN) yaitu Pendataan Warga Miskin dilaksanakan (dua) tahun sekali. Pendataan terakhir dilakukan pada tahun 5, dengan dikeluarkannya Keputusan Walikota Semarang Nomor 5/68 Tahun 5 Tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang Tahun 5 dimana Hasil Verifikasi dan Identifikasi Warga Miskin Kota Semarang Tahun 5 diperoleh data warga miskin Kota Semarang sebesar KK / jiwa dengan rincian : a. Penduduk Hampir Miskin sejumlah KK / Jiwa b. Penduduk Miskin sejumlah KK / Jiwa c. Penduduk Sangat Miskin sejumlah 39 KK / 5 Jiwa PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil 8, - No Cakupan PMKS yang ditangani Jumlah keluarga miskin yg memperoleh bantuan sosial Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 6 6, 7. orang 4,86 7. orang Indikator cakupan PMKS yang ditangani sangat tinggi yang melibatkan beberapa SKPD antara lain untuk Raskin oleh Bagian Perekonomian dan Data Warga miskin oleh Bappeda. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain pelatihan keterampilan, pemberian dana bantuan lewat PKH, bantuan untuk KUBE. b. Program Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial No Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS PMKS yang memperoleh bantuan sosial 3 orang 3 orang 44, 44, Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 6 Adapun Kegiatan yang mendukung adalah Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS. Dikarenakan mekanisme Hibah dan Bansos yang mengalami penyempurnaan aturan, maka realisasi PMKS yang memperoleh bantuan sosial tidak tercapai. Kegiatan yang mendukung adalah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 49

51 Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS. c. Program Pembinaan Anak Terlantar cakupan anak terlantar yang ditampung dalam panti Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 6 43 orang 43 orang 36 orang Untuk pelaksanaan Program Pembinaan Anak Terlantar dilaksanakan dengan memperoleh hasil dengan cakupan 43 orang mengalami kenaikan dari tahun 5 sebesar 36 orang. Kegiatan yang mendukung antara lain pelatihan keterampilan dan peringatan Hari Anak Nasional. d. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat Dan Trauma 6 orang 6 orang Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan ekstrauma cakupan disabilitas yang mendapat bantuan 6, (6 orang) 6, (6 orang) 5 orang Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 6 Adapun Capaian Indikator atas pelaksanaan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan bagi penyandang cacat dan ekstrauma memperoleh hasil sebesar dan untuk cakupan bantuan yang telah diterima bagi penderita disabilitas sebanyak 6. Sedangkan Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan ekstrauma sebanyak 6 orang atau dari yang ditargetkan. Kegiatan yang mendukung adalah Pelatihan Keterampilan Batik, Pelatihan Kewirausahaan dan Peringatan Hari Disabilitas Internasional tingkat Kota Semarang. e. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo prosentase panti sosial yang memperoleh bantuan Pendidikan dan Pelatihan bagi penghuni panti Asuhan / Jompo Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 6 35, 76 orang 85,7 76 orang 76 orang Panti Rehabilitasi Sosial milik Pemerintah Kota Semarang adalah Panti Rehabilitasi Sosial Among Jiwo. Panti Sosial pada tahun 6 memperoleh bantuan sosial berupa pelatihan ketrampilan untuk meningkatkan kemandirian dan menambah potensi tambahan penghasilan. f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 35, 35, prosentase panti sosial non pemerintah yang memperoleh bantuan Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 6 Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam mendukung Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial antara lain : ) Operasional panti khusus among jiwo ) Penyantunan bagi lanjut usia potensial luar panti 3) Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 5

52 4) 5) 6) Pembinaan dan pengembangan kesetiakawanan sosial serta pelestarian nilai-nilai kepahlawanan Peningkatan petugas pelaksana pengelolaan jaminan kesejahteraan sosial Pemberdayaan dan pengembangan Karang taruna 7) 8) Fasilitasi terhadap Organisasi Sosial Pemberdayaan dan pengembangan Pekerja Sosial Masyarakat g. Program Pembinaan Keagamaan, Kesehatan dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat NO 3. Jumlah kegiatan keagamaan dan pendidik keagamaan Jumlah kegiatan sosial kemasyarakatan Jumlah SDM pembinaan mental dan sosial keagamaan 6 kali kali 73 orang 6 kali kali 73 orang Kebijakan Program ini adalah pengembangan manusia yang berdaya saing, peningkatan interaksi sosial, budaya dan kemasyarakatan serta mewujudkan kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama. Program ini dilaksanakan melalui peningkatan koordinasi dan fasilitasi kegiatan keagamaan, kesehatan dan sosial kemasyarakatan. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD ANGGARAN (Rp) Dinas Sosial, Pemuda dan Olah Raga Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bagian Kesejahteraan Rakyat JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , , , ,93 PERMASALAHAN Penguatan kapasitas PSKS belum simultan dengan kegiatan penanganan PMKS. Pembinaan Tagana, Karang taruna, TKSK yang ditangani Bidang PSKS belum dapat mengimplementasikan kegiatan dan ketrampilan serta pengetahuannya untuk mendukung layanan kesejahteraan sosial PMKS. Masih kurangnya penanganan database yang tertib dan akuntabel, baik database di bidang PMKS/Sosial 3. Panti Rehabilitasi Sosial terpadu di Kota Semarang belum ada SOLUSI Pelaksanaan peningkatan kualitas kelembagaan PSKS dilakukan antara lain dengan pelatihan motivasi PSKS sebagai relawan masyarakat agar dapat membina PMKS yang sudah ditangani. Sehingga penanganan PMKS menjadi lebih berkesinambungan. Pembangunan aplikasi dan Website khusus terkait PMKS dan database pendukungnya secara terencana dan yang tertib dan akuntabel. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 5

53 3. Tindak lanjut permasalahan belum adanya panti rehabsos adalah dengan mengoptimalkan fungsi dan keberadaan Panti Rehabilitasi Among jiwo. Sehingga penanganan PGOT tetap dapat dilaksanakan. PRESTASI DAN PENGHARGAAN Launching Elektronik Warung Gotong Royong (E- Warong) yaitu : Launching (satu) E-Warong Kube di Kelurahan Ngadirgo Kecamatan Mijen oleh Menteri Sosial Republik Indonesia Ibu Khofifah Indar Parawansa pada tanggal Agustus 6. Launching 5 (lima belas) E-Warong KUBE PKH di Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Ibu Puan Maharani pada tanggal 8 Oktober 6. SASARAN 5 : MENINGKATNYA PEMBANGUNAN YANG BERPRESPEKTIF GENDER DAN KAPASITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Pembangunan Yang Berprespektif Gender dan Kapasitas Pemberdayaan Masyarakat dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 99,95 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: CAPAIAN KINERJA Indeks Pembangunan Gender (IPG) 95,65 poin 95,6 poin 99,97 95,6 poin Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 76,58 poin 76,53poin 99,93 76,53 poin Rata-rata Capaian Sasaran 99,95 PENCAPAIAN SASARAN Indeks Pembangunan Gender (IPG) pada tahun 6 sebesar 95,6 poin. IPG merupakan suatu indikator yang menjelaskan bagaimana penduduk suatu wilayah mempunyai kesempatan untuk mengakses hasil dari suatu pembangunan sebagai bagian dari haknya dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya dengan membedakan capaian antara laki-laki dan perempuan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) pada tahun 6 sebesar 76,53 poin. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indeks komposit yang tersusun dari beberapa variabel yang mencerminkan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan dalam bidang politik dan ekonomi. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 5

54 PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan Sumber Data : Bapermasper dan KB Tahun 6 6, 6,7 8,6 6,5 Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan dari yang ditargetkan 6, menjadi 6,7. Program ini didukung oleh kegiatan Perumusan Kebijakan Peningkatan Peran dan Posisi Perempuan di Bidang Politik dan Jabatan Publik. b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak Jumlah organisasi perempuan dalam pembangunan Jumlah kelurahan ramah anak Sumber Data : Bapermasper dan KB Tahun 6 4 organisasi 4 organisasi 4 organisasi Kelurahan 5 Kelurahan 3 Kelurahan Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil memberdayakan organisasi perempuan sebanyak 4 organisasi atau berhasil mencapai target. Pemberdayaan organisasi tersebut meliputi PKK, GOW, Dharma Wanita dan GOP TKI dan fasilitasi kegiatan organisasi-organisasi perempuan seperti PKK, GOW, Dharma Wanita dan GOP TKI, adapun kegiatan - kegiatan yang di fasilitasi Pemerintah Kota Semarang yaitu : ) PKK dengan kegiatan pembinaan administrasi di tingkat Kecamatan maupun Kelurahan ; Terlaksananya Lomba - Lomba Dalam Rangka HKG PKK; Penghargaan Kader Berprestasi; Terlaksananya Talk Show Pola Asuh Anak; Berikut tabel tentang hasil dari fasilitasi kegiatan organisasi perempuan khususnya PKK: DATA UMUM PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) -6 NO DATA UMUM PKK Tim Penggerak PKK Kelurahan Kelompok PKK RW Kelompok PKK RT DasaWisma Jumlahkader PKK : a. Anggota tim penggerak PKK b. Umum DATA KEGIATAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA TIM PENGGERAK PKK -6 NO 3. JENIS DATA KEGIATAN Jumlah Kader : Kader PPBN Kader Kadarkum Kader Pola Asuh Jumlah Kelompok Simulasi : Kelompok Simulasi PPBN Kelompok Simulasi Kadarkum Kelompok Simulasi Pola Asuh Jumlah Pelaksanaan Penyuluhan : Pelaksanaan Penyuluhan PPBN Pelaksanaan Penyuluhan Kadarkum Pelaksanaan Penyuluhan Pola Asuh BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

55 DATA KEGIATAN GOTONG ROYONG TIM PENGGERAK PKK NO JENIS KELOMPOK KEGIATAN Kerja Bakti Rukun Kematian Keagamaan/Rohani Jimpitan Arisan DATA KEGIATAN EKONOMI DAN INDUSTRI PKK TAHUN NO 3 JENIS KADER DAN KEGIATAN Jumlah Kader : Pangan Sandang Perumahan Pemanfaatan Pekarangan : Peternakan Perikanan Warung Hidup TOGA Tanaman Keras Jumlah Industri Rumah Tangga : Pangan Sandang/Konveksi Jasa Lainnya DATA KEGIATAN BIDANG KESEHATAN PEREMPUAN DAN ANAK TIM PENGGERAK PKK TAHUN -6 NO ) 3) 4) c. JENIS KADER DAN KEGIATAN Jumlah Kader : Posyandu Gizi Kesehatan Lingkungan Jumlah POSYANDU Pratama Madya Purnama Mandiri Dharma Wanita Persatuan (DWP) dengan hasil kegiatan adalah Terlaksananya Musyawarah Kota DWP; Pelatihan Ketrampilan (sulam payet); Seminar Kesehatan; Partisipasi dalam kegiatan TMMD I dan II; Pengajian Jum at Legi; Terlaksananya Pelatihan ketrampilan Membuat Nugget Terlaksananya kegiatan donor darah dengan 3 periode pelaksanaan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dengan kegiatan antara lain HUT GOW ke 53; Lomba UP tergiat; Pelatihan IT, melukis diatas kain; Seminar, Leadership, membuat nugget; Partisipasi di TMMD; Terlaksananya Pasar Murah Idul Fitri. GOP TKI dengan melaksanakan kegiatan HUT GOP TKI; Pelatihan Implementasi Pendidikan Karakter PAUD bagi Guru TK; Pelatihan pendidikan yang tepat bagi anak usia dini dan Partisipasi TMMD Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan TAHUN6 Terfasilitasinya kegiatan yang mengarah kesetaraan gender BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 54

56 Cakupan program pengarusutamaan gender Sumber Data : Bapermasper dan KB Tahun Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil memfasilitasi kegiatan yang mengarah ke kesetaraan gender dari yang ditargetkan menjadi. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan : ) ) Seminar Pengarustamaan Gender pada tanggal April 6 dengan peserta 9 peserta, terdiri dari ketua TP PKK Kelurahan dengan narasumber Suwignyo Rahman, MM Direktur IRC Krisis dan Ani Purwanti,SH dari Lembaga Pengabdian Masyarakat UNDIP Semarang bertempat di Gedung Juang 45 Semarang dengan Tema Perempuan danapam mengupayakan Kesetaraan Gender. Bintek PPRG di Gedung PKK Kota Semarang tanggal 9-3 Nopember 6 di Hotel Banaran Resort dengan narasumber dari BP3AKB Provinsi Jawa Tengah, adapun peserta dari kegiatan dimaksud adakah seluruh Kasub bag perencanaan 3) SKPD Kota Semarang. Penyusunan Buku Profil Gender Kota Semarang Tahun 6, buku tersebut bertujuan sebagai salah satu perwujudan komitmen terhadap upaya mendorong kesetaraan gender di Kota Semarang dan diharapkan dapat bermanfaat tentang pencarian solusi dan penerapan rekomendasi yang tepat bagi perbaikan dan kebijakan kesetaraan gender di kota Semarang. d. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 6 orang 6 orang Terfasilitasinya kegiatan yang mengarah ke kesetaraan gender Jumlah petugas perlindungan di kecamatan Penyelesaian pengaduan perlindungan 3. perempuan dan anak dari tindak kekerasan Sumber Data : Bapermasper dan KB Tahun 6 Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan terfasilitasinya kegiatan yang mengarah ke kesetaraan gender menjadi atau berhasil mencapai target. ) Terfasilitasinya penanganan kasus Kekerasan Pemerintah Kota Semarang melalui Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) SERUNI Kota Semarang dan 6 (enam belas) Pusat Pelayanan Terpadu (PPT ) tingkat Kecamatan melakukan advokasi baik litigasimaupun non litigasi terhadap kasus KDRT, Kekerasan dalam pacaran (KDP). Kekerasan terhadap Anak, Pelecehan Seksual, perkosaan dan masalah Anak yang berhadapan dengan hukum. RINCIAN KASUS YANG DITANGANI BAPERMASPER DAN KB KOTA SEMARANG DAN PPT SERUNI NO 3 KASUS Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kekerasan Dalam Pacaran Kekerasan Terhada Anak JUMLAH KASUS 5 TERTANGA NI BAB III AKUNTABILITAS KINERJA JUMLA H KASUS 5 6 TERTANGA NI 5 55

57 ) 3) NO KASUS 4 5 Perkosaan/kekerasan sexual Anak berhadapan dengan hukum JUMLAH JUMLAH KASUS 5 TERTANGA NI JUMLA H KASUS TERTANGA NI 8 85 Terlaksananya Sosialisasi Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSIB), sosialisasi tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 Pebruari 6 di Gedung Komisi A dan D Gedung Moch, Ichsan, dengan jumlah peserta 6 orang terdiri drai Camat dan organisasi masyarakat. Terlaksananya Gerakan Peningkatan Produktifitas Ekonomi Perempuan sebagai pengganti program pengganti PMBG, dilaksanakan selama tahap sesuai dengan pelaksanaan TMMD, yaitu tahap I tanggal Mei 6 di Kelurahan Kedung Pane, peserta 5 orang dengan materi pengelolaan limbah berbahan perca, tahap Iitanggal 3 Oktober 6 di Rusunawa Genuk dengan peserta 5 orang dengan materi pengelolaan bandeng duri lunak. 4) Terlaksananya rakor pemenuhan data pilah gender / SIGA, yaitu Sistem Informasi Gender dan Anak, bertujuan untuk mengetahui ketersediaan data pilah gender dan anak sehingga kesetaraaan gender di Pemerintah Kota Semarang dapat terukur, dilaksanakan tanggal 5 bjuli 6 bertempat di gedung Arsip Kota Semarang. 5) 6) 7) Terlaksananya kegiatan Rakor Pemberdayaan Perempuan pada tanggal 7 Desember 6 bertempat di R. Lokakrida Gd. M Ichsan dengan peserta 5 orang dari organisasi wanita se-kota Semarang. Peringatan Hari Ibu di Kota Semarang Dalam rangka pengembangan Semarang Kota Layak Anak (KLA),Pemerintah Kota Semarang telah melaksanakan beberapa upaya / kegiatan, yaitu : - Terlaksananya penyusunan buku profil anak Kota Semarang tahun 6, buku dimaksud berisi tentang Kebijakan, Program dan Kegiatan yang terintegrasi dan terukur dalam mewujudkan Kota Layak Anak dan buku profil ini merupakan salah satu indikator Kota LayakAnak. - Terfasilitasinya Kecamatan ramah anak,yaitu di duakelurahan di dua kecamatan yang berbedaya itu kelurahan Ngaliyan dan kelurahantugu. - Terfasilitasinya Forum Anak Tingkat Kota dankecamatan, dengan tujuan untuk memberikan ruang dan peluang bagi anak-anak dalam menyampaikan aspirasi kebutuhan dan keinginan dalam pembangunan yang berhubungan anak di lingkungannya melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang ) Pelaksanaan Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 6, yaitu pada tanggal 9 Juli 6 bertempat di Balaikota dengan berbagai kegiatan diantaranya yaitu Lomba senam, lomba pantomim, menyanyi, menari, tembang dolanan. RDRM (Rumah Duta Revolusi Mental) Rumah Duta Revolusi Mental ( RDRM ) yang dibangunoleh Pemerintah Kota Semarang merupakan terobosan inovasi untuk menindaklanjuti arahan Menteri - 8) BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 56

58 Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak Republik Indonesia yang disampaikan dalam acara Rakor Forum Pimpinan/ Wakil Pimpinan Daerah Perempuan se-indonesia di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta padatanggal 8 September 6. Sampai dengan bulan Desember 6 ini, Pemerintah Kota Semarang telah membangun sarana dan prasarana guna mendukung berhasilnya program RDRM ini dengan : a) Pembangunan gedung RDRM, di Jl. Simongan raya Nomor 49 Semarang (ex Kantor Kelurahan Panjangan ) b) Bintek Kompetensi Psikologi, dilaksanakan tanggal 6 Desember 6, di Hotel Siliwangi dengan peserta Full Timer dan SKPD terkait, c) Bintek Penyusunan SOP Penanganan Kasus dan SOP Pendampingan Korban dilaksanakan pada tanggal 6-9 Desember 6 di hotel d) e) f) Siliwangi Semarang Sosialisasi Program RDRM pada stakeholder terkait, pada tanggal 5 Desember 6 di Gd. Balaikota Semarang Bintek Kompetensi Mediasi dan Advokasi Perempuan dan Anak dengan peserta Full Timer dan Guru BK SMP dan SMA se-kota Semarang, dilaksanakan tanggal 7 - Desember di Hotel Siliwangi Semarang. Launching RDRM, bertempat di gedung RDRM, Jl. Simongan Raya No. 49 Semarang, dihadiri oleh unsur pimpinan di Kota Semarang. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD ANGGARAN (Rp) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB JUMLAH ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE () 93, 93, PERMASALAHAN Belum semua pemangku kepentingan/pengelola pembangunan yang memahami Pengarustamaan Gender sebagi sebuah strategi pembangunan. SOLUSI Melaksanakan sosialisasi tentang anggaran resposif gender ke seluruh pemangku kepentingan/pengelola pembangunan dan Meningkatkan kualitas SDM dalam perencanaan anggaran responsif gender TUJUAN : MENINGKATKAN NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT SASARAN 6 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Pembangunan Yang Berprespektif Gender dan Kapasitas Pemberdayaan Masyarakat dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar dengan kategori predikat sangat tinggi. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 57

59 Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan Rata-rata Capaian Sasaran CAPAIAN KINERJA unit unit unit PENCAPAIAN SASARAN Hasil kinerja sasaran ini dapat dilihat dari jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan sebanyak unit. Adapun seni budaya dan tradisi yang dilestarikan adalah : Wayang Kulit Sesaji Rewanda Dugderan Gambang Semarang Keroncong Ketoprak Atraksi Budaya Wayang Orang 9.. Pengantin Semarangan Permainan Tradisional PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Pengembangan Nilai Budaya unit unit Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan Persentase Pelestarian Budaya Lokal 64 Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 6 64 unit 6 Hasil kinerja penyelenggaraan program ini dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan kegiatan kebudayaan yang dapat meningkatkan kepedulian masyarakat dan pelestarian terhadap tradisi budaya dengan capaian pelestarian budaya lokal mencapai 64. Kegiatan pengembangan nilai kebudayaan yang dilaksanakan seperti kegiatan Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah, Penyelenggaraan Upacara Tradisional Dugderan, dan Penyelenggaraan Simfoni Kota Lama. b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Kawasan Kawasan Jumlah Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Jumlah Situs Budaya yang dilestarikan Lokasi 3 Lokasi Jumlah Bangunan Cagar Budaya yang Bangunan 35 Bangunan dilestarikan Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 6 kawasan 3 lokasi 35 Bangunan Pada tahun 6 untuk Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan sebanyak Kawasan dimana sebelumnya kawasan yang dilestarikan Kawasan (tidak ada BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 58

60 penambahan), sedangkan untuk Situs Budaya yang dilestarikan mengalami penambahan lokasi sebanyak lokasi disbanding tahun 5 yaitu : Untuk Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan yaitu : Kota Lama; Pecinan; Jalan Petudungan; Kampong Kulitan; Tugu Muda; Taman Diponegoro; Perumahan PJKA (Gergadji Wooning Park); Kampong Melayu; Kampong Kauman; Kampong Mlaten; Perumahan Sompok dan Kampong Karang Barat Kegiatan yang mendukung keberhasilan pelaksanaan Pengelolaan Kekayaan Budaya adalah Fasilitasi Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kekayaan Budaya; Sosialisasi Pengelolaan Kekayaan Budaya Lokal Daerah; Pengelolaan dan Pengembangan Pelestarian Peninggalan Sejarah Purbakala, Museum dan Peninggalan Bawah Air; Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata serta Pengembangan Nilai dan Geografi Sejarah. c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya 3. Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya Jumlah Sarana Penyeleggaraan Seni dan Budaya Jumlah Kelompok yang dibina Kegiatan 8 Kegiatan,7 33 Kegiatan 74 Kegiatan Kegiatan 6,44 74 Kegiatan 48 Group 48 Group,38 48 Group Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 6 Untuk Capaian Kinerja pada Program Pengelolaan Keragaman Budaya difokuskan melalui Indikator Kinerja penyelenggaraan Festival Kesenian Budaya dan Pembinaan Kelompok Seni Budaya serta sarana pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan seni dan budaya, dimana dari hasil capaian kinerja mengalami peningkatan di tahun 6. Capaian kinerja berdasarkan target tersebut dapat dikatakan baik, karena telah melebihi target. JENIS KEGIATAN JENIS PAGELARAN/ FESTIVAL/ PENTAS SENI DAN BUDAYA Pentas Wayang kulit 8 Pentas Wayang orang Pentas Kethoprak Pameran Tosan Aji 5. Festival Silat Pantai 6. Pentas Jathilan 7. Pagelaran Musik Tradisi 8. Pentas Tari Pameran Seni Lukis. Pentas Band/Vokal Grup Lomba mewarnai JUMLAH KEGIATAN UNTUK MENGEMBANGKAN KESENIAN DAN KEBUDAYAAN Sarasehan dan Temu Pelaku Budaya Dialog Kebudayaan 3. Pameran Promosi Kesenian/ Kebudayaan Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 6 d. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya 4 Kegiatan Jumlah Pentas Seni dalam rangka Promosi Seni Budaya Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 6 4 Kegiatan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 4 Kegiatan 59

61 Pemerintah Kota Semarang pada tahun 6 telah memberikan dukungan terhadap pengembangan dan pelestarian kesenian dan budaya daerah dengan memfasilitasi penyelenggarakan pagelaran/ festival /pentas seni dan budaya. Adapun Indikator kinerja pada program ini adalah jumlah pentas seni dalam rangka promosi seni budaya sebanyak 4 kegiatan yaitu : ) Promosi Pentas Seni di TMII Jakarta; Pentas Seni dan Pameran Seni Budaya di ) Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah, Mei 6) Pelaksanaan Pameran di Yogyakarta; Pameran Seni Budaya pada enent EATOF (East Asia Inter Regional Tourism (Exhibition And Forum) Expo 6 di Jogja Expo Center Yogyakarata, Tanggal 3 Oktober 6) 3) 4) Pelaksanaan Pameran di Semarang; Pameran Seni Budaya di event Semarang TC (Tourism Craft and Invesment) Expo 6 di Java Supermal, Tanggal 3 6 November 6) Pelaksanaan Pameran di Jakarta. Pameran dan pentas seni pada event Gebyar Wisata Budaya Nusantara 6 di Jakarta Convention Center, Tanggal 6 9 Mei 6. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA JUMLAH ANGGARAN PERSEN (Rp) ANGGARAN (Rp) TASE () , ,55 PERMASALAHAN Kurangnya minat dan kepedulian generasi muda terhadap seni budaya tradisional sehingga sulit untuk menelurkan generasi penerus khususnya terhadap seni tradisi dan regenerasi anggota komunitas seni terkait dengan kurangnya minat dan kepedulian generasi muda terhadap seni budaya. Perlunya sinergi antara komunitas seni dengan media TV atau radio untuk mempromosikan komunitas seni. 3. Regenerasi anggota komunitas seni terkait dengan kurangnya minat dan kepedulian generasi muda terhadap seni budaya. SOLUSI Peningkatan penyelenggaraan gelar seni dengan melibatkan generasi muda. Ketersediaan sajian seni untuk duta seni dalam rangka pengenalan seni tradisi ke luar daerah/ luar negeri. 3. Ketersediaan kegiatan pagelaran seni dalam rangka pengenalan seni dengan menggandeng generasi muda supaya termotivasi untuk bergabung menjadi anggota komunitas seni. PRESTASI Juara II Lomba Keroncong Tingkat Jawa Tengah. Juara I Penampil Terbaik Parade Seni Budaya Jawa Tengah Juara Harapan II Jogya Fashion Week 6 Kategori Lomba Carnaval Agustus 6. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 6

62 MISI : MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK. TAGLINE : SEMARANG MELAYANI TUJUAN 3 : MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN MELAYANI SASARAN 7 : TERWUJUDNYA PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN) Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar, dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Opini BPK Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA WDP WDP,, WDP PENCAPAIAN SASARAN Hasil Pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Kota Semarang Tahun 5, Pemerintah Kota Semarang belum mampu mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk LKPD tahun 5, Pemerintah Kota Semarang mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Opini dari BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 6 belum diketahui, karena baru dalam proses pemeriksaan oleh BPK RI. PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Pengelolaan Aset Daerah Terwujudnya pengelolaan aset daerah yang optimal, tertib, dan akuntabel sesuai peraturan perundang-undangan Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil peningkatan kualitas pengelolaan aset daerah melalui penelusuran aset daerah, pensertifikatan dan pengadministrasian aset daerah, pengamanan aset daerah, penghapusan aset daerah, serta peningkatan tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah semakin meningkat dan berjalan dengan lancar dan baik dari target yang ditetapkan dengan realiasasi rata-rata mencapai. MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 6

63 b. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/ Kota Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan kabupaten/kota Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil dalam peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah melalui asistensi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah kepada SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Semarang dari target yang ditetapkan dengan realiasasi rata-rata mencapai semakin meningkat dan berjalan dengan lancar dan baik. c. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Dok Dok Peningkatan pengelolaan keuangan daerah Ketersediaan pranata standarisasi harga dalam pelaksanaan APBD Jumlah dokumen pengelolaan barang milik 3 8 Dok daerah (BMD) Tingkat kemandirian keuangan daerah 4 35,48 (Rasio PAD dibandingkan pendapatan daerah) Sumber Data : DPKAD Kota Semarang dan Bagian Perlengkapan Tahun 6 8 Dok 36,39 Dok 8 Dok,56 36,7 Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah dari target yang ditetapkan dengan realisasi rata-rata mencapai. Program kegiatan ini mendukung dalam pencapaian kenaikan PAD yang secara signifikan mampu memberikan konstribusi bagi pendapatan daerah adalah optimalisasi pendapatan daerah dari sektor pajak daerah dengan tercapai target yang ditetapkan, program dan kegiatan telah dilaksanakan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan berhasil dengan baik. Ketersediaan pranata standarisasi harga dalam pelaksanaan APBD dibantu dengan penyusunan Standar Satuan Harga (SSH) Kota Semarang dan Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Semarang. Salah sumber Pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah. Pada tahun 6 (PAD) Kota Semarang adalah sebesar Rp , dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar itu, maka tingkat kemandirian daerah Pemerintah Kota Semarang Tahun 6 sebesar 36,39 persen. d. Program Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Daerah Tersusunnya Pranata, koordinasi dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di Kota Semarang secara baik dan tepat waktu Terselenggaranya koordinasi dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan secara periodik Fasilitasi Penyelenggaraan dan Pengelolaan pembangunan sarana dan prasaran umum Optimalisasi Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULP) serta terlaksananya pengadaan melalui LPSE,,,,,,,, Sebagai sarana pendukung dalam peningkatan kualitas pengadaan barang/jasa dan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, persaingan sehat dan MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 6

64 akuntabilitas, pada tahun 6 telah disusun buku pedoman pengadaan barang dan jasa pemerintah di lingkungan Pemerintah Kota Semarang yang didistribusikan kepada semua SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang dan Buku Analisa Harga Satuan Bahan dan Upah untuk kegiatan pembangunan (Konstruksi) dan Buku Pedoman Pelaksanaan APBD. Pada tahun 6, pengadaan barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kota Semarang jumlah SKPD yang melakukan pelelangan melalui ULP pada tahun 6 sebanyak 9 SKPD dengan jumlah paket yang dilelangkan sebanyak 479 paket dan yang gagal lelang serta kembali ke SKPD sebanyak 8 paket. Sedangkan pada tahun 5 Jumlah SKPD yang melakukan pelelangan melalui Unit Layanan pengadaan (ULP) sebanyak 3 SKPD dengan jumlah yang dilelangkan sebanyak 396 paket, dengan perincian bahwa 355 paket selesai lelang, dan sisanya yang sebanyak 3 paket mengalami gagal lelang serta sebanyak 8 paket kembali ke SKPD. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , ,33 ANGGARAN (Rp) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah JUMLAH PERMASALAHAN Penyajian pelaporan keuangan daerah dari unit kerja yang kurang tepat waktu. Masih banyaknya permintaan pembayaran mayoritas bertumpu di akhir tahun. 3. Dalam penelusuran aset daerah saksi-saksi atas keberadaaan aset/alas hak sulit ditemui dan bukti administrasi atas alas hak aset sulit ditemukan. SOLUSI Diadakannya bimbingan teknis dan kaderisasi dibidang akuntansi dan pengelolaan keuangan daerah. Diadakan sosialisasi agar dalam permintaan pembayaran tidak bertumpu di akhir tahun dan dokumen persyaratan harus lengkap dan benar. 3. Intensif melakukan penelusuran dan pendekatan kepada tokoh masyarakat. SASARAN 8 : MENINGKATNYA KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar, dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas SAKIP) Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA CC CC, CC, MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 63

65 PENCAPAIAN SASARAN Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas penerapan Sakip) dari yang ditargetkan CC menjadi CC, atau berhasil mencapai target sejumlah. NO a b c d e KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Internal Capaian Kinerja Nilai Hasil Evaluasi Tingkat Akuntabilitas Kinerja NILAI 5 9, 9,7 8,79 5,55 9,9 5,43 CC 6 8,4, 9,35 5,66,4 55,94 CC Hasil evaluasi di atas menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Semarang Semarang memperoleh nilai 55,94 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 5 sebesar 5,43. PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Kesesuaian Program di RPJMD dengan Program di RKPD tahunan Kesesuaian Program di RKPD tahunan dengan Program di APBD tahunan Kesesuaian kegiatan di RKPD tahunan 3. dengan kegiatan di APBD tahunan Ketepatan waktu penetapan dokumen 4. perencanaan sesuai ketentuan Ketepatan pelaksanaan tahapan 5. penyusunan perencanaan pembangunan Sumber Data : BAPPEDA Tahun ,63,7 99, 99,87,76 99,8 66,67 66, ,69 Program ini diarahkan pada peningkatan kesesuaian program dan kegiatan antar dokumen perencanaan serta antara dokumen perencanaan dengan dokumen pelaksanaan. Pada tahun 6, kesesuaian Program pada RPJMD dengan Program di RKPD Tahunan mencapai 99,63 dari yang ditargetkan sebesar 9, dimana program RKPD yang sesuai program RPJMD tahun berkenaan adalah 68 program dari total 69 program yang terdapat pada RPJMD tahun berkenaan. Capaian ini meningkat jika dibandingkan capaian pada tahun sebelumnya sebesar 89,69. Sedangkan kesesuaian Program pada RKPD Tahunan dibanding dengan Program di APBD Tahunan mencapai. Kesesuaian Kegiatan di RKPD Tahunan dengan Kegiatan di APBD Tahunan mencapai 99,87 dari target sebesar 99,. Capaian ini meningkat jika dibandingkan capaian pada tahun sebelumnya sebesar 99,8. b. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas penerapan Sakip) Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah CC CC besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik CC besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 64

66 3. 4. Tersusunnya Laporan Kinerja Pemerintah Daerah yang baik, benar dan tepat waktu (LKPJ ATA/AMA, LKJiP, LPPD, ILPPD) Persentase Perangkat Daerah yang mempunyai akuntabilitas baik dalam Penyelenggaraan Pemerintahan 4 laporan 7 4 laporan 73, 4 Pada tahun 6 kinerja juga berhasil meningkatkan Persentase Perangkat Daerah yang mempunyai akuntabilitas baik dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dari yang ditargetkan 7 menjadi 73, atau mencapai target sejumlah 73. Terkait dengan kewajiban penyusunan Laporan Kinerja Walikota Semarang, pada tahun 6 kinerja yang juga dicapai adalah berhasil meningkatkan Tersusunnya Laporan Kinerja Pemerintah Daerah yang baik, benar dan tepat waktu (LKPJ ATA/AMA, LKJiP, LPPD, ILPPD) dari yang ditargetkan 4 laporan menjadi 4 laporan, atau berhasil mencapai target sejumlah. Berkaitan dengan kewajiban pelaporan penyelenggaraan pemerintahan daerah, pada tahun 6 telah disusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang dan telah disampaikan dengan tepat waktu kepada DPRD serta telah dilakukan pembahasan, sedangkan untuk Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), telah disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri. Selain itu, Kewajiban pelaporan lain yang telah berhasil dilaksanakan adalah terkait dengan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah, dimana pada tahun 5 telah berhasil disusun dan disampaikan dokumen Laporan Akuntabilitas Instansi pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Semarang Tahun 5 ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Bagian Otonomi Daerah BAPPEDA JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , , ANGGARAN (Rp) PERMASALAHAN Perlunya koordinasi dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang berkualitas dan tepat waktu. Proses Penyusunan RKPD Perubahan Tahun 6 tidak dapat dilaksanakan tepat waktu dikarenakan menunggu penetapan Perda RPJMD Kota Semarang Tahun 6- untuk menyelaraskan dengan visi misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih. Hal ini kemudian berimbas pada Penyusunan KUA PPAS Perubahan yang harus menunggu penetapan Perwal RKPD Perubahan Tahun 6. SOLUSI Penyusunan aplikasi E-SAKIP dan E-Laporan yang terintegrasi dan terpadu. Dalam mengatasi hal tersebut, langkah yang telah dilakukan adalah setelah Perda RPJMD Kota Semarang Tahun 6- ditetapkan pada tanggal 6 Agustus 6, segera disusun Perwal Nomor 8 Tahun 6 tentang Perubahan Atas MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 65

67 Perwal Nomor 9 Tahun 5 tentang RKPD Kota Semarang Tahun 6 pada tanggal 3 Agustus 6. Selanjutnya segera dilakukan penyusunan SASARAN 9 : MENINGKATNYA INTEGRITAS APARATUR Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya Integritas Aparatur dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar, dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah CAPAIAN KINERJA besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik Rata-rata Capaian besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik, PENCAPAIAN SASARAN Pada tahun 6 Pemerintah Kota Semarang meraih Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik dan Kota Semarang telah 3 tahun berturut turut meraih Penghargaan dengan Predikat Kota dengan Penyelenggaraan Pemerintahan Terbaik Nasional. PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK, Inspektorat provinsi,inspektorat kota Tingkat Maturitas SPIP 75, 75,,8 85,37 Untuk Tingkat maturitas SPIP, Kota Semarang telah mencapai tingkat melampaui dari target yang ditetapkan. Istilah Maturitas SPIP menunjukkan ukuran kualitas dari sistem pengendalian intern organisasi itu. Maturitas sendiri berarti kematangan atau kedewasaaan. Adapun penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 6 Tahun 8 dengan berpedoman pada peraturan Kepala BPKP Nomor 4 Tahun 6 dengan penilaian meliputi unsur unsur Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi serta Pemantauan yang dirinci menjadi 5 fokus penilaian maturitas. Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance), salah satu hal yang harus dilakukan adalah peningkatan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan, baik secara ekstern maupun intern. Secara Intern, pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan oleh Inspektorat. Pada MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 66

68 tahun 6, Inspektorat Kota Semarang telah melakukan pemeriksaan internal secara berkala (reguler) di 6 obyek pemeriksaan dan 6 kali pemeriksaan kasus/khusus. b. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Tingkat leveling kapabilitas APIP level level Untuk meningkatkan leveling kapabilitas APIP diperlukan dukungan dan komitmen dari seluruh pimpinan kementerian, lembaga, pemerintah daerah sebagai stakeholders APIP, serta pimpinan APIP sendiri. Adapun tiga variabel utama yang mempengaruhi kapabilita APIP adalah aktivitas audit internal, lingkungan organisasi di mana unit audit internal bernaung, lingkungan sektor public di suatu Negara/pemerintahan. Untuk Kota Semarang, pada tahun 6 kondisi leveling IACM yaitu : Peran dan Layanan (Level ); Manajemen Sumber Daya Manusia (Level ); Praktik Profesional (Level ); Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas (Level ); Hubungan dan Budaya Organisasi (Level ); Struktur Tata Kelola (Level ). Terkait dengan peningkatan kualitas pengawasan, salah satunya dilakukan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM pengawas intern melalui Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja sebanyak 85 orang, yang diselenggarakan oleh Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah, BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Inspektorat Kota Semarang dan Kantor Diklat Kota Semarang. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Inspektorat JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , ,46 ANGGARAN (Rp) PERMASALAHAN Munculnya regulasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Banyaknya aparat pengawas lain seperti Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Irjen 3. Kementerian, BPKP dan BPK, yang waktu pemeriksaannya masih bersamaan dengan pemeriksaan Inspektorat Kota Semarang. Perubahan struktur organisasi, yaitu Pejabat Eselon IV dibawah Inspektur Pembantu Wilayah menjadi Fungsional Pengawas Pemerintah Urusan Pemerintahan Daerah (PUPD). SOLUSI Perlu diadakan peningkatan pengetahuan tentang regulasi yang terbaru secara terus menerus kepada aparatur Inspektorat baik melalui Pendidikan dan Pelatihan. MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 67

69 Meningkatkan berkoordinasi dengan Aparat Pengawas lain melalui forum Rakorwas. Meningkatkan kualitas para Pejabat Fungsional PUPD dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. 3. PRESTASI Parasamya Purna Karya Nugraha. Kota Semarang 3 tahun berturut turut meraih Penghargaan dengan Predikat Kota dengan Penyelenggaraan Pemerintahan Terbaik Nasional. Penghargaan diberikan oleh Wakil Presiden pada tanggal 5 April 6. TUJUAN 4 : MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK SASARAN : TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran terwujudnya Pelayanan Prima dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar,3 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA 77/ 78/,3,3 75/5 PENCAPAIAN SASARAN Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan indeks nilai Survey Kepuasan Masyarakat dari yang ditargetkan sebesar 77 menjadi 78 atau berhasil melebihi target 9 dan berhasil melampaui target pada indikator PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Prosentase Pengaduan Masyarakat yang tertangani dan terselesaikan Sumber Data : Bagian Organisasi Tahun 6 Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Penanganan Pengaduan Masyarakat secara transparan dan akuntabel dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik. Dalam rangka meningkatkan kualitas penanganan pengaduan masyarakat, Pemerintah Kota Semarang telah memiliki Pusat Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (P3M) dan LAPOR HENDI. MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 68

70 Adapun pada tahun 6, Pusat Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (P3M) Pemerintah Kota Semarang telah menerima pengaduan masyarakat atas pelaksanaan pelayanan publik sebanyak 36 pengaduan. Dari 36 pengaduan tersebut yang telah ditindaklanjuti oleh SKPD yang bersangkutan sebanyak 36 pengaduan atau. b. Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat Daerah 3. Survey Kepuasan Masyarakat Tersedia pranata dlm penataan / peningkatan organisasi / kelembagaan perangkat daerah Perangkat Daerah yang menerapkan Standar Pelayanan (SP), dan Standar Operasional Prosedur (SOP) 77/ 78/ 8 Dokumen 9 Dokumen 5 SKPD 5 SKPD,3 75/5 5 SKPD Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah Tersedianya pranata dalam peningkatan organisasi / kelembagaan pemerintahan dan Pedoman Pelaksanaan Reformasi Pemerintah Kota Semarang dari yang ditargetkan sebanyak 8 dokumen menjadi 8 dokumen. Tersedianya pranata dalam peningkatan organisasi / kelembagaan pemerintahan dan Pedoman Pelaksanaan Reformasi Pemerintah Kota Semarang sebanyak 9 dokumen. Dan berhasil meningkatkan Persentase PD yg menerapkan SPM dan sesuai peraturan mengenai kewenangan Pemerintah Kota Semarang dari yang ditargetkan Na dan Raperda Revisi Perda kewenangan, Data Inventarisasi P3D berhasil mencapai target sejumlah. Demikian juga kinerja yang dicapai dalam meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pemerintah Kota Semarang dari yang ditargetkan 5 SPM menjadi 5 SPM, atau berhasil mencapai target sejumlah. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Bagian Organisasi JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , ,77 ANGGARAN (Rp) PERMASALAHAN Meskipun telah melakukan peningkatan pelayanan publik secara terus menerus namun Pemerintah Kota Semarang belum sepenuhnya dapat menyediakan kualitas pelayanan publik sesuai dengan tantangan yang dihadapi, yaitu perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin maju dan persaingan global yang semakin ketat; Belum semua unit pelayanan publik menerapkan standar pelayanan secara jelas dan transparan, memberitahukan hak dan kewajiban masyarakat sebagai penerima pelayanan publik, serta belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan pelayanan publik yang cepat, murah, transparan dan akuntabel MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 69

71 SOLUSI Akan melakukan inovasi-inovasi dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan peningkatan pelayanan publik sesuai dengan perkembangan jaman; Akan memacu unit-unit pelayanan publik untuk menerapkan pelayanan sesuai dengan standar operasional yang telah ditetapkan serta memanfaatkan teknologi informasi sebagai salah satu standar pelayanan PRESTASI Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi kembali mendapatkan penghargaan sebagai Kepala Daerah Inovatif tahun (KDI) 6 dalam kategori Tata Kelola Pemerintahan. Hendi, sapaan akrabnya, dianggap memiliki dedikasi, loyalitas serta inovatif untuk kemajuan Kota Semarang. Anugerah Jawa Tengah Naik Kelas 6 kepada Hendrar Prihadi selaku Walikota Semarang dalam Penguatan Pelayanan Publik Kota Semarang TUJUAN 5 : MEWUJUDKAN KOTA SEMARANG YANG TENTRAM, TERTIB DAN NYAMAN SASARAN : MENINGKATNYA KETENTRAMAN DAN KENYAMANAN PUBLIK Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya ketentraman dan kenyamanan publik dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 6,6 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Angka kriminalitas Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA ,6 6,6 79 PENCAPAIAN SASARAN Penurunan angka kriminalitas dari target maksimal kejadian kriminalitas di Kota Semarang sebesar 5 kejadian tapi pada kenyataannya hanya terjadi 85 kejadian kriminalitas di Kota Semarang selam tahun 6. Menurun dibandingkan kejadian kriminalitas Kota Semarang Tahun 5 yang mencapai angka 79 PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Peningkatan Ketentraman dan Kenyamanan Lingkungan Jumlah kejadian konflik sosial yang berlatar MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 7

72 belakang suku agama ras dan antar golongan Jumlah kejadian gangguan stabilitas Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama yang berdampak terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat jumlah analisa intelijen sosial politik dengan 3. 8 kejadian ancaman, tantangan, gangguan dan hambatan terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan Sumber : Badan Kesbangpoldagri Kota Semarang Tahun 6 ) 75 93,75 7 Jumlah kejadian konflik social yang berlatar belakang suku, agama, ras dan atar golongan yang ditargetkan maksimal kejadian setiap tahunnya tapi pada kenyataannya, pada tahun 6 ini di Kota Semarang tidak terjadi konflik social ) b. yang berlatar belakang suku,agam,ras,dan atar golongan. Hal ini sama dengan capaian pada tahun 5 sebanyak kehadian konflik social yang berlatar belakang suku,agam,ras,dan atar golongan. Jumlah gangguan stabilitas ideologi, poltik,ekonomi dan agama berdampak pada kehidupan dan penghidupan masyarakat dari yang ditargetkan menjadi pada tahun 6. Capaian ini sama dengan capaian tahun 5 sebersar kejadian. Program Peningkatan Ketentraman dan Kenyamanan Lingkungan Cakupan petugas perlindungan masyarakat / Linmas) petugas linmas tiap RT 8.8 Petugas Linmas 7.8 Petugas Linmas Sumber : Satpol PP Kota Semarang Tahun 6 Indikator kinerja dalam program ini adalah terpenuhinya Anggota Satlinmas. Jumlah anggota Satlinmas sampai dengan tahun 6 adalah sebanyak 7.8 orang yang tersebar di 77 Kelurahan. Jumlah tersebut bertambah sebanyak 44 orang dari capaian tahun 5 sebanyak orang. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 tahun 4 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat, pengertian Perlindungan Masyarakat adalah suatu keadaan dinamis dimana warga masyarakat disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan. Organisasi yang menyelenggarakan Perlindungan Masyarakat adalah Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas). c. Program Pengendalian dan Penanganan Ketentraman dan Ketertiban Umum Cakupan penanganan gangguan trantibum Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per jumlah. penduduk Cakupan patroli siaga ketertiban umum 3. dan ketentraman masyarakat 4. Jumlah unjuk rasa Peningkatan jumlah wilayah tertib dan 5. tenteram masyarakat Sumber : Satpol PP Kota Semarang Tahun 6 78,54 78,4 9, patroli 4.3 patroli 3.6 patroli 8 kejadian 3 lokasi 6 kejadian 9 lokasi 33 9 kejadian 3 lokasi MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 7

73 Capaian untuk Program Pengendalian dan Penanganan Trantibum ditandai dengan tercapainya indikator program yaitu : ) peningkatan jumlah wilayah tertib dan tentram masyarakat. Indikator ini telah tercapai pada tahun 6 yaitu sebanyak 3 ruas jalan protokol, meningkat dari tahun 5 dengan capaian 9 ruas jalan protokol. Salah satu indikator program ini adalah rasio jumlah Polisi Pamong Praja yaitu ) jumlah dari pegawai di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas sebagai penegak peraturan daerah dan penyelenggara ketertiban umum dan ketentaraman masyarakat diluar tenaga administrasi /kesekretariatan. Kondisi ideal untuk Pemerintah Kota Semarang adalah 35 orang, namun saat ini hanya tersedia 7 orang. Peningkatan jumlah wilayah tertib dan tentram masyarakat. Indikator ini telah 3) tercapai pada tahun 6 yaitu sebanyak 3 ruas jalan protokol, meningkat dari tahun 5 dengan capaian 9 ruas jalan protokol. Kegiatan pendukung dari pencapaian program adalah jumlah petugas Tibum, pengamanan objek vital maupun pengamanan kegiatan, dan juga jumlah masyarakat yang dilibatkan d. Program Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah Jumlah peraturan perundang - undangan daerah yang ditegakkan Sumber : Satpol PP Kota Semarang Tahun 6 6 Peraturan Daerah 6 Peraturan Daerah 5 Peraturan Daerah Capaian untuk Program Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah ditandai dengan tercapainya indikator program yaitu Cakupan penegakan peraturan perundang-undangan daerah sebanyak 6 Perda yang ditegakkan pada tahun 6. Jumlah tersebut meningkat dari capaian 5 sebanyak 5 Perda. Pada tahun 6 tercatat kegiatan penegakan perda sebanyak 438 operasi penertiban, sedangkan penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda yang dilanjutkan dengan sidang di tempat kejadian sebanyak 3 kali. e. Program Pengembanganpotensi Dan Pemberdayaan Satlinmas Jumlah anggota Linmas yang difasilitasi dan diberdayakan Menurunnya angka kriminalitas 3. Jumlah Linmas per jumlah. penduduk 4. Rasio Siskamling per jumlah Kelurahan Cakupan rasio petugas perlindungan 5. masyarakat (Linmas) di Kota Prosentase kejadian gangguan keamanan dan 6. kenyamanan yang dilaporkan dibandingkan yang ditindaklanjuti per tahun Prosentase keikutsertaan dalam kegiatan 7. pelatihan yang diselenggarakan Provinsi per tahun Jumlah pos kamling yang telah 8. melaksanakan sistem keamanan lingkungan Jumlah Linmas yang dibina dan diberi 9. pelatihan peningkatan SDM Linmas Sumber : Satpol PP Kota Semarang Tahun anggota 3.6 anggota linmas Linmas 5 Kejadian 5 kejadian 49,67 48,67 3,7 3,66,84, anggota Linmas 79 kejadian 48,46 3,7, siskamling 5.63 siskamling 5.63 siskamling 77 orang 69 orang 9 77 orang MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 7

74 Capaian untuk Program Program Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Satlinmas ditandai dengan : ) Peningkatan pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skill) anggota Linmas. Sampai dengan tahun 6 anggota Linmas yang telah difasilitasi dan dipenuhi kebutuhannya tersebut sebanyak 3.6 orang atau sebanyak 46 dari keseluruhan anggota Linmas. ) Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) telah diterapkan oleh anggota Linmas untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dengan sarana pendukung berupa Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) yang tersebar hampir di setiap RW di seluruh Kota Semarang sejumlah 5.63 pos/siskamling. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Badan Kesbang, Politik dan Linmas Kantor Satuan Polisi Pamong Praja JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , , ,98 ANGGARAN (Rp) PERMASALAHAN Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan daerah, menciptakan ketertiban umum ketenteraman masyakat serta perlindungan masyarakat (setelah dilakukan penertiban, pelanggaran terus diulang). Belum optimalnya koordinasi dalam penyelenggaraan ketertiban umum, ketentraman masyarakat, perlindungan masyarakat dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota. Tidak adanya ketersediaan dan sinergi data permasalahan pada masing masing SKPD. Belum optimalnya pencapaian SPM (pelaksanaan patroli 3xsehari dalam satu wilayah dan pemenuhan ( Linmas/RT), dikarenakan kurangnya sarana dan personil. SOLUSI Pelaksanaan kegiatan penertiban sesuai pengaduan, sidang tindak pidana ringan, pengawasan pelanggaran perda serta patroli secara intensif (3xsehari) pada wilayah rawan. Pelaksanaan koordinasi Ketentraman, Ketertiban Umum dan Penegakan Perda. 3. Pelaksanaan pengendalian data Tibum tranmas, Gakda dan Linmas. 4. Pengajuan sarana dan prasarana, pemberian pakaian serta peningkatan SDM Linmas. PRESTASI Juara I Lomba Parade dan Defile Dalam Rangka HUT Linmas Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Juara III Lomba Parade dan Defile Dalam Rangka HUT Satpol PP Tingkat Provinsi Jawa Tengah. MISI :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 73

75 MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN BERWAWASAN LINGKUNGAN YANG DINAMIS DAN TAGLINE : SEMARANG TANGGUH TUJUAN 6 : MEWUJUDKAN TATA RUANG YANG TERPADU DAN BERKELANJUTAN SASARAN : MENINGKATKAN KETERPADUAN RENCANA TATA RUANG Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatkan keterpaduan rencana tata ruang dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar, dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Persentase kesesuaian pemanfaatn ruang sesuai dengan Penataan Tata Ruang (simpangan) Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA 5,4 5,4 5,4, PENCAPAIAN SASARAN Persentase kesesuaian pemanfaatn ruang sesuai dengan Penataan Tata Ruang (simpangan) Kota Semarang pada tahun 6 adalah 5,4 sama dengan capaian pada tahun 5. PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Perencanaan Tata Ruang. Jumlah Dokumen Perencanaan Tata Ruang yang disusun Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan Tahun 6 Dokumen 5 Dokumen 5 9 Jumlah dokumen perencanaan Tata Ruang yang telah disusun Pemerintah Kota Semarang selama tahun 6 melalui Program Perencanaan Tata Ruang sebanyak 5 Dokumen melebihi dari target dokumen, terdiri dari dokumen RTBL Mijen, Dokumen RTBL Batas Kota dan Tambaklorok, Dokumen Peta Planing, Dokumen DED RTH Tambaklorok dan Dokumen DED Pasar Tradisional Tambaklorok. b. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Rasio Ruang Terbuka Hijau Presentase Bangunan ber-imb per jumlah bangunan Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan Tahun MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 74

76 Persentase bangunan di Kota Semarang yang telah memiliki ijin ber IMB pada tahun 5 sebesar 53,5 mengalami kenaikan di tahun 6 sebesar. menjadi c. Program Pengelola Reklame Jumlah seluruh titik reklame yang telah terpasang dan terpelihara Jumlah reklame yang ditertibkan/dibongkar Jumlah kegiatan penertiban reklame 435 titik 63 titik titik Kegiatan 6 Kegiatan 6 Kegiatan Kali Kali Kali Sosialisasi Kebijakan tentang Reklame Sumber : Dinas Penerangan Jalan dan Papan Reklame Dari hasil kegiatan operasi penertiban reklame yang telah habis masa ijin dan tidak berijin selama tahun 6 sebanyak reklame yang tersebar dibeberapa titik. Operasi Penertiban tersebut mengalami peningkatan Capaian Kinerja dibandingkan hasil realisasi pada tahun 5 sebanyak 7.3 reklame. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Dinas Tata Kota dan Perumahan Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame JUMLAH ANGGARAN (Rp) PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , , ,39 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Kurangnya sumber daya manusia yang merupakan modal dasar bagi kelangsungan aktivitas kerja organisasi ; Kurangnya perhatian/dukungan dari masyarakat dalam hal pemasangan reklame dan penerangan jalan umum. SOLUSI Perlunya peningkatan sumber daya manusia dalam hal ini kualitas dan kuantitas manusianya, karena suatu organisasi akan mampu mengembangkan potensinya hal ini sangat ditentukan oleh seberapa jauh kemampuan sumber daya manusianya. Dan yang lebih penting adalah bagaimana sumber daya yang dimiliki dapat didayagunakan secara tepat ; Perlunya sosialisasi kepada masyarakat umum terutama dalam hal pemasangan reklame dan penerangan jalan umum untuk menghindari maraknya pemasangan reklame dan penerangan jalan umum illegal. MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 75

77 TUJUAN 7 : MEWUJUDKAN SISTEM PENGELOLAAN DRAINASE KOTA SEMARANG YANG TERINTEGRASI SASARAN 3 : MENURUNNYA GENANGAN BANJIR DAN ROB Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran menurunnya genangan rob dan banjir dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 5,3 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: CAPAIAN KINERJA Persentase Luas Genangan Banjir dan Rob 4,7 35 Rata-rata Capaian 5,3 5,3 4,6 PENCAPAIAN SASARAN Terkait dengan penanganan rob dan banjir, pada tahun 6 persentase luas genangan banjir dan rob mengalami penurunan menjadi hanya 35 dari 4,6 pada tahun 5. Upaya pengendalian banjir dan rob dilaksanakan melalui peningkatan kapasitas pompa air, operasionalisasi polder seperti polder Kali Banger dan Kali Semarang, serta Pemeliharaan sarana dan prasarana Drainase/gorong-gorong Pengendali Banjir. PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Pengendalian Banjir Dan Rob Persentase wilayah bebas banjir Prosentase luas genangan banjir dan rob Sumber Data : Dinas PSDA dab ESDM Tahun 6 8 4, , ,6 Pada tahun 6 kinerja yang dicapai yaitu Persentase wilayah bebas banjir adalah berhasil meningkatkan 8 dari yang ditargetkan 8 atau berhasil mencapai target sejumlah. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 5 sebesar 79,5 Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu : ) Peningkatan Pembangunan Pusat-pusat Pengendali Banjir ) 3) 4) 5) 6) Pembangunan Sistem Polder Kali Banger Operasional dan Pemeliharaan Sistem Polder Kali Banger Operasional Sistem Polder Kali Semarang O dan P Pompa Banjir O dan P Pintu Air dan Polder MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 76

78 Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong Gorong b. Prosentase jumlah masyarakat yang terlayani pada akhir tahun terhadap jumlah masyarakat yang seharusnya mendapatkan pelayanan sistem drainase. Sumber Data : Dinas PSDA dab ESDM Tahun 6 59,5 55 9,44 - Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah Prosentase jumlah masyarakat yang terlayani pada akhir tahun terhadap jumlah masyarakat yang seharusnya mendapatkan pelayanan sistem drainase berhasil meningkatkan sebesar 55 dari yang ditargetkan Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 5. Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu : ) Perbaikan Saluran Drainase/gorong-gorong Sistem Wilayah Timur meliputi Pembangunan Saluran Drainase Kaw sigarbencah, Peningkatan Saluran Jl. tlogosari raya I/II, Peningkatan Saluran Jl Fatmawati Perbaikan Saluran Drainase/gorong-gorong Sistem Wilayah Barat meliputi Peningkatan Saluran Tugurejo dan Peningkatan Saluran Gatot Subroto Perbaikan Saluran Drainase/gorong-gorong Sistem Wilayah Mangkang meliputi Pembangunan saluran kali tapak dan pembangunan saluran kawasan industri ) 3) wijaya kusuma. Program Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Lainnya c. Jumlah jaringan irigasi yang berfungsi baik dibandingkan jumlah jaringan irigasi yang ada Luas irigasi Kota dalam kondisi baik Drainase dalam kondisi baik / pembuangan 3. aliran air tidak tersumbat Sempadan sungai yang dipakai bangunan 4. liar Sumber Data : Dinas PSDA dab ESDM Tahun Pada tahun 6 kinerja yang dicapai pada Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu : a) Perencanaan Tehnis b) Rehabilitasi / Pemeliharaan Jaringan Irigasi c) Operasional dan Pemeliharaan Drainase Kota d) Pemeliharaan Saluran Drainase Wilayah Kerja UPTD d. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Drainase tersedianya prasarana drainase Sumber Data : Dinas PSDA dab ESDM Tahun 6 5 Unit 53 unit,9 - Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah tersedianya prasarana drainase sebanyak 53 unit. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Pengairan; Pengadaan Alat Alat Berat dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Drainase Dan Pengendalian Banjir. MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 77

79 DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD ANGGARAN (Rp) DINAS PSDA DAN ESDM JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , ,53 PERMASALAHAN Pembebasan tanah bagi kepentingan umum dalam rangka penanganan banjir dan rob merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai tingkat kesulitan tertentu. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan di luar konstruksi, namun merupakan sarana pendukung kegiatan fisik yang harus dilalui. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi sulit diukur dan diperkirakan. SOLUSI Perlu adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia pada personil yang menangani kegiatan pembebasan tanah terutama tentang pembebasan tanah bagi kepentingan umum, sebagai landasan perencanaan pengadaan lahan. PRESTASI : Penghargaan Jalan Hijau Indonesia Periode November 6 Tingkat Nasional TUJUAN 8 : MEWUJUDKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA SEMARANG YANG TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN SASARAN 4 : MENURUNNYA KEMACETAN JALAN Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran menurunnya kemacetan jalan yang terintegrasi dan berkelanjutan dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 87,5 dengan kategori predikat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Jumlah simpul kemacetan Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA 8 simpul 7 simpul 87,5 87,5 8 simpul PENCAPAIAN SASARAN Untuk pembangunan di bidang perhubungan, Selama tahun 6 berhasil menurunkan simpul kemacetan menjadi 7 simpul. Upaya yang telah dilakukan dalam penataan sistem transportasi antara lain pengoperasian ATCS (Area Traffic Control System), dimana telah bertambah menjadi 5 simpang pada tahun 6, pengadaan rambu rambu lalu lintas, marka jalan, pagar pengamanan jalan, traffic cone dan lampu flashing. MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 78

80 PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Tingkat fasilitas transportasi terpantau Studi transportasi lokal 3 Rencana Pembangunan MRT/LRT 4 Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis Sumber data: Dishubkominfo Kota Semarang tahun 6 ). 3 dok 3 dok dok dok Tingkat fasilitas transportasi terpantau tercapai melalui kegiatan : Pemantauan Traffic Light Pemantauan / Pendataan Lalu lintas dan penumpang Kapal/pesawat Survey inventarisasi kapal (gt<7) dan survey lokasi kebutuhan navigasi pelayaran / penerbangan ) Studi transportasi lokal mengalami dicapai melalui pembuatan studi-studi manajaemen transportasi seperti : Kajian Perlintasan Sebidang DED Perlintasan Sebidang FS Fasilitas Parkir Terboyo DED Fasilitas Parkir Terboyo FS Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Penggaron DED Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Penggaron Studi Evaluasi Pelayanan Angkutan FS Parkir Meter Kajian CCTV Kemanan Kota Untuk kajian rencana pembangunan MRT/LRT terdapat dokumen FS MRT Jumlah pelabuhan laut / udara / terminal bus masih tetap sama yaitu : Pelabuhan Tanjung Mas, Bandara A. Yani, Terminal Mangkang, Terminal Terboyo, Terminal Penggaron, Terminal Cangkiran, dan Terminal Gunungpati. 3) 4) b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Llaj orang orang Jumlah arus penumpang angkutan umum di Terminal Persentase Sarana dan Prasarana 485 Perhubungan dalam Kondisi Baik 3 Jumlah arus angkutan penumpang umum 63.4 orang Sumber data: Dishubkominfo Kota Semarang tahun 6, orang 4,85 4, orang 93, orang Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa penumpang di terminal meningkat dari tahun 5 sebanyak orang menjadi orang pada tahun 6. ) Jumlah arus penumpang yang naik dan turun di terminal bus sudah sesuai dengan harapan, hal ini dikarenakan pelayanan di terminal-terminal sudah berjalan dengan baik. ) Untuk total arus penumpang angkutan umum belum sesuai harapan dikarenakan target penumpang bus BRT yang belum bisa terpenuhnya sebagai akibat dari ditundanya pengoperasian BRT Koridor 5 dan 6. MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 79

81 c. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Jumlah trayek utama Jumlah trayek cabang 3 Jumlah trayek ranting 4 Jumlah koridor BRT 5 Jumlah penumpang BRT 6 Rasio ijin trayek 7 Parkir on street 8 Parkir off street Sumber data: Dishubkominfo Kota Semarang tahun 6 ) 33 trayek trayek 5 trayek 6 koridor ,8 5 titik ,747 5 titik ,75 66,67 78,93 86,59 94, ,8 7 titik titik Jumlah trayek ranting mengalami penurunan dikarenakan banyak pengusaha angkutan kota yang tidak mampu meremajakan armadanya sehingga trayek yang sudah ada menjadi kosong / tidak aktif lagi. Hal ini juga berpengaruh terhadap ) d. rasio ijin trayek yang juga menurun. Pada tahun 6 direncakan beroperasi BRT Koridor 5 dan 6 namun dalam perjalanan proses pengoperasian terdapat kendala berupa jalan yang rencana dilalui sedang dalam perbaikan disamping itu terjadi gagal lelang pengadaan jasa operator. Sehingga pengoperasian BRT kor 5 dan 6 ditunda pada tahun 7. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Jumlah halte BRT Sumberdata: Dishubkominfo Kota Semarang tahun 6 3 unit 39 unit 3, 3 unit Pada tahun 6 telah dibangun 43 halte / shelter BRT. Shelter-shelter tersebut berupa shelter permanen maupun portable yang difungsikan untuk mendukung pelayanan BRT koridor lama maupun untuk mendukung rencana pengoperasian BRT koridor 5 dan 6. Disamping pengadaan / pembangunan shelter baru pemerintah juga melaksanakan perbaikan / perawatan shelter lama yang mengalami kerusakan guna mendukung pelayanan BRT. e. Program Pelayanan BLU UPTD Terminal Mangkang Tersedianya pendukung pelayanan BRT Jumlah penumpang BRT Sumberdata: Dishubkominfo Kota Semarang tahun org , Dalam program ini kegiatan difokuskan pada pendukung pelayanan BRT antara lain biaya rutin perkantoran BLU/BRT, gaji karyawan tidak tetap, perawatan peralatan, perawatan shelter dan biaya operasioanal BRT kor Sebagian besar kegiatan pendukung pelayanan BRT tersebut telah dilaksanakan dengan baik. Pada program ini pendanaan berasal dari pemasukan tiket pengguna BRT. f. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Hasil kinerja program peningkatan dan pengamanan lalu lintas, dapat dilihat beberapa indikator kinerja yaitu tingkat ruas simpul kemacetan lalu lintas. Adapun hasil kinerjanya sebagai berikut : MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 8

82 55. 55, Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrill) APIL (alat pemberi isyarat lalu lintas 8 3 Jumlah simpang ATCS simpang 4 Jumlah simpul kemacetan 8 simpul 5 Pemasangan rambu-rambu 3.3 Sumberdata: Dishubkominfo Kota Semarang Tahun simpang 7 simpul ,64 87,5,7 8 simpang 8 simpul 3.3 Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : ) Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan melalui antara lain pengadaan ramburambu lalu lintas, marka jalan, pagar pengaman jalan, Traffic Cone dan Lampu Flashing; ) Penurunan simpul kemacetan menjadi 7 simpul; 3) Pengoperasian ATCS (Area Traffic Control System) pada persimpangan pada tahun 5 telah bertambah persimpangan pada tahun 6 sehingga secara keseluruhan jumlah persimpangan yang dilengkapi dengan ATCS berjumlah 5 simpang yang dikendalikan dari CC Room ATCS. Masyarakat juga dapat mengakses pantauan lalu lintas di persimpangan yang dilengkapi dengan ATCS secara live menggunakan android dengan mengunduh aplikasi ATCS Lalin Semarang di play store; g. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Jumlah kendaraan lulus uji laik jalan kendaraan Jumlah uji kir angkutan umum Kepemilikan KIR angkutan umum Biaya pengujian kelaikan angkutan umum Rp 3. Sumberdata: Dishubkominfo Kota Semarang Tahun kendaraan ,53 83,67 65, Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor pada tahun 6 mengalami penurunan jumlah kendaraan yang diuji sebesar 547 kendaraan (,7), dimana pada tahun 5 kendaraan yang diuji sebesar 966 kendaraan menjadi 9.4 kendaraan pada tahun 6. Penurunan ini disebabkan beberapa hal antara lain banyaknya kendaraan angkutan umum yang secara fisik maupun aturan sudah tidak layak lagi beroperasi. Di samping itu juga terdapat banyak kendaraan yang melakukan numpang uji di luar daerah. h. Program Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informatika Tingkat ketertiban pembangunan tower telekomunikasi Sumberdata: Dishubkominfo Kota Semarang Tahun 6.,, Ketertiban pembangunan menara telekomunikasi baru di Kota Semarang sudah berjalan dengan baik. Hal ini berarti tidak ada pembangunan tower di luar masterplan yang sudah ditetapkan. Kegiatan yang mendukung antara lain melalui pengendalian tower bersama dan pembinaan jaringan komunikasi dan informatika (penyuluhan wartel, warnet dam jastip). MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 8

83 DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Dinas Perhubungan JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , ,6 ANGGARAN (Rp) PERMASALAHAN Masih terdapat simpang / ruas jalan rawan kemacetan. Masih terdapat fasilitas perhubungan khususnya bangunan fisik terminal yang kurang layak sehingga kurang maksimal dalam melayani masyarakat. 3. Banyaknya permintaan masyarakat akan penambahan pelayanan transportasi umum massal. SOLUSI Pengembangan simpang ATCS dan Penerapan jalan Sistem Satu Arah (SSA) di beberapa ruas jalan rawan kemacetan lalu lintas. Disamping itu juga dilaksanakan 3. patroli pengaturan lalu lintas oleh petugas. Rehab / pembangunan bangunan terminal type C. Pengembangan koridor baru BRT dan penyusunan perencanaan pembangunan angkutan umum massal berbasis rel (LRT) PRESTASI Penghargaan Wahana Tata Nugraha yang merupakan penghargaan dibidang tertib lalu lintas dan angkutan tingkat nasional untuk kategori Kota Metropolitan. (Keputusan Menteri Perhubungan No: KP 588 Tahun 6 tentang Penerima Penghargaan Wahana Tata Nugraha Untuk Pemerintah Provinsi Kabupaten/Kota Tahun 6). Penghargaan ini telah diraih selama 6 kali berturut-turut. Hal ini menunjukkan Kota Semarang sebagai kota yang tertib di bidang lalu lintas dan angkutan. TUJUAN 9 : MENINGKATKAN PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN SASARAN 5 : TERWUJUDNYA SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN YANG BERKUALITAS Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran terwujudnya sarana dan prasarana dasar perkotaan yang berkualitas dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 87,7 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 8

84 Persentase rumah tangga pengguna air minum / jumlah seluruh rumah tangga x Persentase rumah tangga bersanitasi Luas lingkungan permukiman kumuh Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA 88, ,8,8 ha 85,87,79 ha,56 88,3,6 5,6,96 85,78,99 ha PENCAPAIAN SASARAN ) Persentase rumah tangga pengguna air minum mencapai 89 dari jumlah seluruh tumah tangga, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 5 sebesar 88,3. ) Persentase rumah tangga bersanitasi yang ditargetkan 85.8 bertambah menjadi atau berhasil mencapai target sebesar.6, hal ini menunjukkan adanya peningkatan presentase rumah tangga bersanitasi dari tahun 5 sebanyak menjadi atau meningkat sebesar.9. Persentase luas lingkungan permukiman kumuh yang ditargetkan.8 berkurang 3) menjadi.79 atau berhasil mencapai target sebesar 7, hal ini menunjukan adanya pengurangan presentase luas lingkungan permukiman kumuh dari tahun 5 sebesar.99 menjadi.79 atau berkurang sebesar. PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Lingkungan Sehat Perumahan Tertatanya perumahan yang sehat Tertanganinya RTLH Tertanganinya Kawasan Kumuh Penurunan Kawasan Kumuh Persentase Luas Lingkungan Pemukiman Kumuh 6 Terwujudnya Rumah Tangga Bersanitasi 7 Persentase Rumah Tangga Bersanitasi Persentase rumah tangga pengguna air 8 minum Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Perumahan unit Ha Ha Unit unit 39.4 Ha 6.79 Ha unit Ha.37.6, unit ) Tertanganinya Kawasan kumuh yang pada kondisi awal tahun 5 seluas Ha berkurang 6.79 Ha menjadi 39.4 Ha ditahun 6, dimana target capaian kinerja pada tahun 6 sebesar Ha dapat terealisasi sebesar 6.79 Ha ( capaian 34 ) ) Terwujudnya rumah tangga bersanitasi yang ditargetkan Unit bertambah menjadi unit atau berhasil mencapai target sebesar.37, hal ini menunjukan adanya peningkatan rumah tangga bersanitasi dari tahun 5 sebanyak unit menjadi unit atau bertambah sebesar 7.9 unit. Program Lingkungan Sehat Perumahan, meliputi kegiatan : ) Penanganan jalan dan saluran di kawasan Pasar Waru di kelurahan Kaligawe. MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 83

85 ) Infrastruktur sanitasi, Pendampingan Infrastruktur Sanitasi, Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh, Pembangunan dan perbaikan MCK, Monitoring dan Evaluasi IPALKomunal Skala Kawasan, 3) Pendampingan fasilitas program urban sanitasi and rural infrastruktur (USRI) suport to PNPM, Pendampingan kegiatan Neighborhood Urban Shelter Project (NUSP). 4) Peningkatan dan penanganan sarana prasarana lingkungan permukiman, Optimalisasi pengelolaan sarpras lingkungan permukiman, Pemeliharaan dan perbaikan sarana prasarana lingkungan permukiman, DED kawasan permukiman. 5) Perbaikan dan peningkatan sarpras lingkungan pemukiman di kecamatan Gunungpati, Tembalang dan Banyumanik serta perbaikan dan peningkatan sarpras lingkungan permukiman di Kota Semarang. b. Program Penyedia dan Pengelola Air Baku Presentase tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari Persentase rumah tangga pengguna air minum / jumlah seluruh rumah tangga x Sumber Data : Dinas PSDA dab ESDM Tahun ,5, ,56 87 Pada tahun 6 kinerja yang dicapai yaitu Presentase tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari mencapai 87,5 dari yang ditargetkan 87 atau berhasil meningkat,5. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 5 sebesar 87. Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu : ) Pembangunan Sumur-sumur Air Tanah ) Peningkatan Sumur-sumur Dalam 3) Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum Sederhana c. Program Pengembangan Perumahan Terpeliharanya Rusun dan Rusunawa yang layak huni Tertanganinya Rumah Tidak Layak Huni Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Perumahan 6 8 Twinblok 8 Twinblok Unit - Unit Unit Pemeliharaan Rusun dan Rusunawa di 8 twinblok meliputi Rusun Kudu (5 Twinblok), Kaligawe ( Twinblok), Karangroto ( Twinblok) dan Rusun Jrakah ( Twinblok) yang berupa perbaikan atap, kamar mandi, jalan masuk rusun dan garasi motor. Pada tahun 6, Program Pengembangan Perumahan dilaksanakan melalui kegiatan : ) Kegiatan Updating Data Perumahan dan Permukiman melalui pelaksanaan pendataanjumlah lokasi Kecamatan RTLH, Dokumen DED dan studi jumlah pengembang di Kota Semarang. ) Kegiatan Pembangunan dan Peningkatan Sarpras Rusun, Rusunawa dan Rumah Pondok Boro / Sosial dengan hasil terwujudnya bangunan dan sarpras rusun dan MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 84

86 rusunawa sebanyak 8 rusun serta rumah pondok borososial yang nyaman, aman dan bersih 3) Pemeliharaan Rusun, Rusunawa dan Rumah Pondok Boro / Sosial d. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan Terwujudnya tertib adminis- trasi Rusun/ Rusunawa Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Perumahan Program ini bertujuan untuk mewujudkan tertib administrasi Rusun/Rusunawa dengan hasil kinerja 6 pada tahun 6. Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung kegiatan ini adalah Fasilitasi Peningkatan Pemahaman Kebijakan Perumahan dan Permukiman dan Pembinaan Penghuni Rumah Sewa / Rusunawa. e. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan Pemenuhan sarpras gedung dan sarpras dasar perkotaan yang representatif Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Perumahan 6 7 unit 4 unit 4,8 unit Terdiri dari Pembangunan kantor Kelurahan, kantor Kecamatan dan Gedung Kantor pemerintah kota dan Fasilitas Publik Pembangunan Kantor Kelurahan unit : Kantor Kelurahan Kramas Kantor Kelurahan Wonoplumbon Kantor Kelurahan Srondol Wetan Kantor Kelurahan Pandansari Kantor & Balai Kelurahan Wonosari Kantor Kelurahan Kebonagung Kantor Kelurahan Kalibanteng Kidul Kantor Kelurahan Tambakrejo Kantor Kelurahan Dadapsari Kantor Kelurahan Bendan Duwur Pembangunan Kantor Kelurahan unit : pembangunan gedung kantor dan sarpras kecamatan Pembangunan Gedung Kantor ( lantai) dan Sarpras Tembalang Kec. Semarang Utara Pembangunan Gedung dan Kantor Aset Pemerimtahan unit : Renovasi gedung pramuka Perbaikan gudang kpu Rehabilitasi gor tri lomba juang tahap iii Pembuatan garasi mobil jenazah Pembangunan sarpras kantor diklat Pembangunan gedung upt metrologi Pembangunan gedung asrama 3 lantai, gedung Pelaksanaan pembangunan gedung BLK perpustakaan dan kantin kantor Diklat Kota Semarang Disnakertrans kota semarang Pembangunan Gedung Basecamp / Gudang Terpadu di Renovasi rumah Dinas Walikota ( renovasi aula dan Banjardowo taman belakang aula ) Pembangunan gedung aula dan sarpras Perbaikan loby driving range lapangan golf gombel BAPERMASPER f. Program Pengembangan Teknologi Dan Jasa Konstruksi Ijin Usaha Jasa Konstruksi yang dikeluarkan Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Perumahan 6 7 ijin 75 ijin 53, ijin Ijin Usaha Jasa Konstruksi yang dikeluarkan sejumlah 75 ijin atau berhasil mencapai target sebesar 53,57, hal ini menunjukkan adanya peningkatan Ijin Usaha Jasa Konstruksi dari tahun sebelumnya sebesar 375 ijin Program Pengembangan teknologi dan jasa konstruksi, meliputi kegiatan Workshop peningkatan SDM pengadaan barang jasa yang sudah bersertifikat; Sosialisasi peraturan perundang-undangan untuk Asosiasi Jasa Konstruksi; Monitoring bidang jasa MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 85

87 konstruksi; Bintek tenaga pelaksana bangunan; Operasional IPTB (Ijin Bekerja Pelaku Teknis Bangunan Gedung); Bintek dan ujian sertifikasi tenaga ahli dan tenaga teknis DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , ,44 SKPD ANGGARAN (Rp) Dinas Tata Kota dan Perumahan JUMLAH PERMASALAHAN Tidak tercapainya target indikator Tertanganinya rumah tidak layak huni dan indikator Presentase jumlah rumah layak huni karena pada tahun anggaran 6 kegiatan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni tidak dianggarkan, hal ini dikarenakan Penyusunan Peraturan Walikota tentang Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni sebagai dasar hukum pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Rumah tidak layak huni belum selesai. SOLUSI Untuk menindaklanjuti kendala tersebut, maka ditahun 6 ditargetkan untuk penyelesaian penyusunan Perwal pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Rumah tidak layak huni dan pada tahun anggaran 7 sudah dianggarakan untuk kegiatan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni sehingga diharapkan capaian indikator pada tahun 7 bisa direalisasikan. TUJUAN : MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP PERKOTAAN SASARAN 6 : PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar,77 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Indeks Kualitas Lingkungan Perkotaan Rata-rata Capaian Hidup CAPAIAN KINERJA 44,84 44,84 - PENCAPAIAN SASARAN Indeks Kualitas Lingkungan Hduo (IKLH) bertujuan memberikan informasi tentang kondisi lingkungan hidup di suatu daerah. Struktur IKLH terdiri dari Indeks Pencemaran Air (IPA), Indeks Pencemaran Udara (IPU) dan Indeks Tutupan Hutan (ITH). Dari table di atas maka IKLH Kota Semarang tahun 6 adalah 44,84. MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 86

88 PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Jumlah usaha dan atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL Dokumen Perlindungan dan pengelolaan 3 lingkungan hidup Persentase jumlah titik pantau Adipura yang 4 tertangani Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Tahun 6 ) ) 7 Perusahaan 7 perusahaan 5 Dokumen 5 dokumen Dokumen dokumen 99,69 99,69 Meningkatnya jumlah industri dan/atau kegiatan usaha yang mentaati pesyaratan administrasi dan teknis pencegahan air dan udara dari tahun sebelumnya sebesar Meningkatnya jumlah perusahaan yang mengikuti penilaian kinerja perusahaan tingkat nasional (PROPERNAS) sebanyak 4 industri 3) Terlaksananya koordinasi penilaian dan pemeriksaan dokumen kajian lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, SPPL) 4) Meningkatnya jumlah industry / kegiatan usaha yang menaati peraturan perundangan yang berlaku. b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup ) Terpeliharanya kebersihan dan RTH di wilayah Kota Semarang melalui pencapaian Anugerah Adipura Kirana pada Tahun 6. PERSENTASE JUMLAH TITIK PANTAU ADIPURA YANG TERTANGANI NO ) 3) KECAMATAN Kecamatan Semarang Selatan Kecamatan Semarang Utara Kecamatan Semarang Barat Kecamatan Semarang Timur Kecamatan Semarang Tengah Kecamatan Gunung Pati Kecamatan Tugu Kecamatan Mijen Kecamatan Genuk Kecamatan Gajahmungkur Kecamatan Tembalang Kecamatan Candisari Kecamatan Banyumanik Kecamatan Ngaliyan Kecamatan Gayamsari Kecamatan Pedurungan JUMLAH 39 titik pantau 3 titik pantau 4 titik pantau 3 titik pantau 9 titik pantau titik pantau 3 titik pantau 5 titik pantau titik pantau 8 titik pantau titik pantau 3 titik pantau 6 titik pantau titik pantau titik pantau 6 titik pantau Terlaksananya penerapan SPM Pengendalian Pencemaran Udara. Kota Semarang memperoleh penghargaan dalam Public Expose Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan Tahun 6 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Kota Bersih nomor dua setelah Palembang. Terlaksananya penerapan SPM pengendalianpencemaran air Di Tahun 6, Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang telah melakukan pengawasan dan pemantauan industri di 36 (tiga ratus enam puluh) industri MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 87

89 potensi pencemar yang ada di Kota Semarang dan hasilnya adalah sebagai berikut : a) Meningkatnya jumlah industri dan/atau kegiatan usaha yang mentaati pesyaratan administrasi dan teknis pencegahan air dan udara dari tahun b) 4) sebelumnya sebesar 4 Meningkatnya jumlah perusahaan yang mengikuti penilaian kinerja perusahaan tingkat nasional (PROPERNAS) sebanyak 4 industri Kajian / Penelitian /Perencanaan Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang pada tahun 6 adalah sebagai berikut : a) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kota Semarang 5) 6) 7) b) c) Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Kota Semarang Kajian Penyusunan Peta Ekoregion Kota Semarang d) e) f) g) h) Kajian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa di Kecamatan Tembalang Kajian Daya Dukung Sungai Kaligarang Kajian Kualitas Badan Air di Kota Semarang Kajian Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Sungai Tapak DED Pembangunan Bank Sampah i) j) k) l) m) DED Rumah Kompos Penyusunan Data Base Lingkungan Hidup Penyusunan Laporan Inventarisasi GRK Tersusunnya Buku Laporan Status Lingkungan Hidup Kota Semarang Uji kualitas udara ambient n) Penyusunan Kajian Pesisir Terwujudnya peningkatan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan kota Semarang yang bersih, hijau dan nyaman, melalui : a) Meningkatnya jumlah Kelurahan Ramah Lingkungan di Kota Semarang dari 8 Kelurahan pada tahun 5 menjadi 96 Kelurahan pada tahun 6. b) Meningkatnya jumlah Bank Sampah dari 5 buah pada tahun 5 menjadi 65 buah pada tahun 6 Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan melalui penaatan dan penanganan kasus pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti pada tahun 6 sebanyak 44 kasus. Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan melalui pencegahan, pengendalian, pengawasan dan pemantauan kualitas lingkungan, dengan hasil sebagai berikut ; a) Cakupan pelaksanaan pengawasan Amdal yang dilaksanakan pada tahun 6 sebesar 435 industri/kegiatan. b) Meningkatnya jumlah industri/kegiatan usaha yang telah menyusun dokumen kajian lingkungan dari 9 industri/kegiatan pada tahun 5 menjadi 435 industri/kegiatan usaha pada tahun 6. MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 88

90 c. Program Perlindungan dan Konservasi SDA 4 Ha Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang Tahun 6 4 Ha - ) Meningkatnya kapasitas laboratorium lingkungan BLH dalam melaksanakan ) pemantauan kualitas lingkungan. Meningkatnya upaya pemulihan cadangan air tanah pada daerah tangkapan air. 3) Meningkatnya pengelolaan kualiats lingkungan kegiatan usaha penambangan minerba dan pemanfaatan air bawah tanah (ABT) serta pengelolaan kegiatan reklamasi pantai. 4) Terlaksananya penerapan SPM informasi status kerusakan tanah untuk produksi biomassa. 5) Terwujudnya penyelenggaraan pembangunan yang memperhatikan daya tampung lingkungan yang serasi dan keberlanjutan Terlaksananya kegiatan pengendalian dan perlindungan SDALH Meningkatnya jumlah DED Pembangunan Bank Sampah dan DED Rumah Kompos yang disusun Terwujudnya peningkatan mitigasi/adaptasi daerah rawan kekeringan akibat dampak perubahan iklim dengan dibangunnya Rain Harvesting / pemanen air hujan dari 65 unit pada tahun 5 menjadi 73 unit pada tahun 6 Meningkatnya cadangan sumber daya air melalui pembuatan sumur resapan sebanyak 8unit di seluruh wilayah Kota Semarang 6) 7) 8) 9) ) Meningkatnya cakupan wilayah yang melaksanakan program Biopori dari 33 pada tahun 5 menjadi 36 pada tahun 6 d. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam Laporan inventarisasi penurunan GRK Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Tahun 6 ) Dokumen dokumen - Tersedianya indikator kinerja utama urusan lingkungan hidup sebagai tolak ukur capaian kinerja BLH; Tersedianya dokumen perencanaan lingkungan hidup yang berkelanjutan Tersedianya laporan inventarisasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di Kota Semarang Tersedianya data base capaian kinerja pengelolaan lingkungan hidup Kota Semarang Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA Dan LH ) 3) e. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Tahun 6 44,84 44,84 - Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil ; ) Penerbitan Buletin Lingkungan Hidup Green 6 kali/tahun MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 89

91 ) 3) 4) Penerbitan leaflet bidang lingkungan hidup Sosialiasasi/penyebaran informasi lingkungan melalui media massa Harian Kompas Pembuatan iklan layanan masyarakat Public Service Advertisement (PSA) 5) Program Kantong Plastik Berbayar yang ditayangkan di Kompas TV Pembuatan film dokumentasi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 6) Pembuatan Banner Pelayanan Publik dan Program-Program Kegiatan BLH Kota Semarang 7) Jaringan internet dan Website Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang 8) Jaringan internet BLH Kota Semarang merupakan sarana teknologi informasi yang digunakan untuk menghubungkan seluruh bidang di lingkungan Badan Lingkungan Kota Semarang. f. Program Pengendalian Polusi Jumlah Bank Sampah yang terbangun 7 unit Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang Tahun 6 9 unit 8,57 Unit Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah ) Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan melalui penerapan hari bebas kendaraan bermotor (car free day) di kawasan Simpanglima, Jl. Pemuda dan Jl. Pahlawan setiap minggu sekali atau sebanyak 5 kali dalam setahun. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan mencegah polusi udara dari sumber bergerak. ) Terwujudnya penurunan tingkat pencemaran limbah padat dan limbah cair kegiatan domestik, dengan hasil : g. Terlaksananya sosialisasi pengembangan teknologi Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menerapkan pilah dan olah sampah di 96 kelurahan Pendampingan dan desiminasi untuk Komposting dan Bank Sampah Pembangunan instalasi biogas Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 87,5 Tingkat Cakupan Pelayanan Penanganan Sampah Persentase vol sampah terangkut dari TPS ke TPA (di 6 kecamatan) Sumber Data : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Tahun 6 87, , m Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah ) Kemampuan pelayanan persampahan di Kota Semarang meningkat dari 87 pada tahun 5 menjadi 87,5 di tahun 6 dimana volume sampah yang terangkut sebesar m3/hari pada tahun 5 meningkat menjadi m3/hari pada tahun 6. MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 9

92 ) Jumlah total produksi sampah di Kota Semarang meningkat dari m3/hari di tahun 5 menjadi m3/hari pada tahun 6. Pemerintah Kota Semarang hanya memiliki sebuah TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) yaitu TPA Jatibarang. Sedangkan TPA Jatibarang mempunyai luas 46,83 ha dengan pembagian 7,798 ha untuk lahan buang dan 8,473 ha untuk infrastruktur kolam lindi (leachate), sabuk hijau dan lahan cover sedangkan daya tampung TPA mencapai 4,5 juta m3 namun saat ini sampah yang tertimbun melebihi kapasitas sehingga perlu penerapan sistem 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) 3) secara intens. Jumlah kelurahan yang terlayani sebanyak 34 kelurahan dari 77 kelurahan serta ada kecamatan yang belum terlayani yaitu Kecamatan Gunungpati dan Kecamatan Mijen karena di kedua kecamatan tersebut lahan yang tersedia masih 4) h. luas sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat setempat. Pengelolahan sampah di Kota Semarang melbatkan 6 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Program Pengelolaan RTH Terbangunnya dan terpeliharanya taman 44 taman 44 taman taman di setiap wilayah Sumber Data : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Tahun 6 - Pada tahun 6 kinerja yang dicapai Urusan Wajib Lingkungan Hidup adalah peningkatan jumlah pengelolaan RTH, khususnya RTH Publik Taman Kota. Taman yang seyogyanya menjadi salah satu ruang publik dengan fungsi ekologis dan estetika untuk lingkungan sekitarnya menjadi ruang pembentuk lingkungan sosial. Ruang ini dapat menjadi ruang bagi masyarakat kota untuk mendapatkan nilai ekologis yang ada pada lingkungan sekitar aktivitas mereka, di Kota Semarang dalam meningkatkan RTH melalui peningkatan penghijauan turus jalan dan peningkatan taman-taman kota sebagai sarana publik, Trobosan yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang diantaranya adalah dengan merehabilitasi dan meningkatkan fungsi taman kota berupa mainan anak anak di Taman Lalu lintas. Jumlah taman yang dikekola oleh Pemerintah Kota Semarang sebanyak 44 taman yang meliputi taman aktif maupun pasif. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Badan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihan dan Pertamanan JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , , ,9 ANGGARAN (Rp) PERMASALAHAN Belum optimalnya penerapan sanksi bagi pelaku kegiatan usaha yang tidak menerapkan kaidah konservasi didalam melaksanakan penambangan minerba eks galian C di wilayah Kota Semarang MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 9

93 Belum optimalnya pelaksanaan penanganan pemulihan kerusakan lingkungan hidup dan konservasi SDA. SOLUSI 3. Melakukan penyelidikan perkara kasus penambangan minerba eks galian C Pengajuan usulan penambahan jumlah personil / SDM Badan Lingkungan Hidup yang mempunyai kompetensi dan keahlian teknis Menggerakkan peran serta sektor swasta dalam penanganan pemulihan kerusakan lingkungan serta konservasi sumberdaya alam melalui CSR serta mendorong peran SKPD untuk mainstreaming kebijakan yang pro llingkungan hidup, khususnya terhadap issue perubahan iklim. PRESTASI Anugerah Adipura Kirana sebagai Kota Metropolitan terbersih. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional yang diberikan kepada sekolah yang dinilai berjasa dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup, yaitu kepada: a. SD Antonius b. SD Lamper Kidul c. SD K Sang Timur d. SD Srondol Wetan e. SD Kalicari f. SD Al Azhar 9 g. SD Padangsari h. SD Srondol Wetan i. SD Sarirejo j. SMP N 33 k. SMA N 7 l. SMA N m. SMA N 4 3. Penghargaan Kalpataru Tingkat Provinsi diberikan kepada tokoh yang berjasa dalam perlindungan lingkungan hidup adalah sebagai berikut : a. Penghargaan Kalpataru Sebagai Pembina Lingkungan Hidup Tahun 6 Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Dr. Lianah dari UIN Walisongo b. Penghargaan Kalpataru Sebagai Pengabdi Lingkungan Hidup Tahun 6 c. d. Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Bapak Suparno, SH, Lurah Krobokan. Penghargaan Kalpataru Sebagai Perintis Lingkungan Hidup Tahun 6 Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Ibu Ika Yudha Kurniasari, SKM Penghargaan Kalpataru Sebagai Perintis Lingkungan Hidup Tahun 6 Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Ibu Mulyani, seorang guru dari Gunungpati. MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 9

94 MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF TAGLINE : SEMARANG BERDAYA SAING TUJUAN : MENJAMIN KETAHANAN PANGAN BAGI PENDUDUK SASARAN 7 : MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS KETERSEDIAAN PANGAN Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas ketersediaan pangan dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar, dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Ketersediaan pangan penduduk (kkal/kapita/hari) CAPAIAN KINERJA kkal/kapita per kkal/kapita per hari hari Rata-rata Capaian 349 kkal/kapita per hari, PENCAPAIAN SASARAN Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan ketersediaan pangan penduduk berdasarkan 9 kelompok pangan menjadi 3.5 kkal/kapita/hari, atau berhasil mencapai target ketersediaan pangan penduduk sejumlah, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 5 sebesar 3.49 kkal/kapita/hari PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Ketahanan Pangan Ketersediaan pangan penduduk (kkal/kapita/hari) Pola Pangan Harapan (satuan skor) 3.5 kkal/kapita per hari 9, Ketersediaan pangan utama (beras) 978,8 (kg/ (kg/ penduduk) penduduk) 4 Ketersediaan pangan utama (beras)(ton) ton Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan Tahun kkal/kapita per hari (kg/ penduduk) ton 99,89,, 349 kkal/kapita per hari 9,9 976 (kg/ penduduk) ton Capaian ketersediaan pangan utama tahun 6 menjadi 93.4 kg/ penduduk, lebih tinggi daripada tahun 5 sebesar 976 kg/ penduduk. Kegiatan yang mendukung pelaksanaan program ini ada\ah sebagai berikut ; ) Pengembangan konsumsi dan penganekaragaman pangan dengan hasil skor pola pangan harapan (PPH) 9 dan tingkat konsumsi energi rata-rata sebesar 99,6 kkal/kapita/hari, meningkat dibandingkan dengan capaian tahun 5 yang besarnya 979,3. Capaian ini didukung oleh adanya pelatihan optimalisasi pemanfaatan pekarangan dalam rangka peningkatan kualitas pangan di tingkat MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 93

95 rumah tangga, pelatihan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dalam upaya edukasi peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani dan sayurbuah. Pengembangan distribusi dan peningkatan akses pangan melalui pemantauan harga ) pangan sehingga tersedia informasi harga bahan pangan bulanan dan tahunan, Penyusunan peta Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi dan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan sebagai dasar pengambilan kebijakan penanganan daerah rentan rawan pangan serta pembinaan Kelompok Distribusi Pangan Masyarakat dalam rangka peningkatan akses pangan bagi masyarakat. Pembinaan dan fasilitasi penanganan mutu dan keamanan pangan melalui survei 3) keamanan pangan dengan tingkat keamanan pangan 88,3. b. Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Penanganan Daerah Rentan Rawan Pangan Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan Tahun 6 Pada tahun 6 kinerja 88 kelurahan 89 kelurahan yang dicapai adalah,4 berhasil 78 kelurahan meningkatkan penanganan kelurahan rentan rawan pangan dari tahun 5 sebanyak 78 kelurahan menjadi 89 kelurahan pada tahun 6. Kegiatan yang mendukung pelaksanaan program ini adalah Aksi Desa Mandiri melalui pelatihan teknis pengembangan pangan sebanyak kegiatan, pelatihan manajemen warung desa kegiatan, pelatihan manajemen ekonomi rumah tangga kegiatan, pembinaan produk pangan lokal sebanyak kegiatan yang diarahkan pada penanganan daerah rentan rawan pangan. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Kantor Ketahanan Pangan JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , ,7 ANGGARAN (Rp) PERMASALAHAN Kota Semarang bukan daerah produksi pangan, sehingga ketersediaan pangan sangat bergantung dari pasokan daerah sekitar Masih banyak beredar bahan pangan yang kurang memenuhi standar mutu pangan, terutama penggunaan bahan tambahan non pangan yang ditambahkan ke dalam jajanan anak sekolah. 3. Masih adanya kelurahan yang rentan rawan pangan. SOLUSI Koordinasi yang intensif dan pemantauan secara kontinyu untuk memastikan pasokan pangan lancar. Pengawasan dan pembinaan bagi pedagang agar menggunakan bahan tambahan yang aman pada makanan yang dijual serta edukasi pada masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih pangan. MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 94

96 3. Pemberdayaan kelurahan rentan rawan pangan dengan berbagai pembekalan, keterampilan dan motivasi agar konsumsi pangan meningkat dengan meningkatkan pakan pangan lokal. PRESTASI Pada tanggal 8-9 Mei 6 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengadakan Lomba Makanan Khas Jawa Tengah bertempat di Anjungan Jawa Tengah TMII dan Kota Semarang mendapatkan prestasi sebagai Juara II Kategori Beras dan Juara II Kategori Non Beras Lomba Makanan Khas Jawa Tengah. SASARAN 8 : MENINGKATNYA PENDAPATAN PETANI Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya pendapatan petani dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar,34 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Pendapatan Rumah Tangga Petani Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA ,34, PENCAPAIAN SASARAN Salah satu indikator kesejahteraan petani adalah tingkat pendapatan yang meningkat Tingkat pendapatan Rumah Tangga Petani pada tahun 6 sebesar Rp meningkat dibandingkan tahun 5 sebesar Peningkatan pendapatan dapat diperoleh dengan penganekaragaman usahatani serta adanya pendapatan lain di luar usahatani. Untuk meningkatkan pendapatan petani dilakukan dengan melaksanakan upaya peningkatan produksi dan perbaikan kualitas hasil PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Jumlah kelompok tani yang telah melakukan diversivikasi usaha pertanian sampai dengan pemasaran 33 kelompok tani 33 kelompok tani 3 kelompok tani Pada tahun 6 kinerja yang dicapai Urusan pilihan Pertanian berhasil mencapai jumlah kelompok tani yang telah melakukan diversifikasi usaha sampai dengan pemasaran sesuai yang ditargetkan yaitu 33 kelompok, atau berhasil mencapai target. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 5 sebesar. Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu promosi atas hasil produksi pertanian/ perkebunan unggulan daerah. MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 95

97 b. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Jumlah Produksi hasil pertanian dan perkebunan Jumlah Wilayah Pengem-bangan Pertanian Perkotaan Tingkat produksi pertanian Produksi tanaman pangan Produksi tanaman hortikultura Produksi tanaman perkebunan , Ton 54,978,9 ton 5 wilayah 5 wilayah , Ton 44.6, Ton.567, Ton 48, Ton ,9 Ton 43.64,9 Ton.546, Ton 789,8 Ton , 4 wilayah 98,83 99,8 38, , Ton Ton.46 Ton Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil mencapai jumlah wilayah pengembangan pertanian perkotaan sesuai yang ditargetkan yaitu 5 wilayah kelurahan, atau berhasil mencapai target. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 5 sebesar Kinerja yang belum berhasil dicapai yaitu produksi pertanian khususnya produksi tanaman pangan dari yang ditargetkan 44.6, ton menjadi 43.64,9 ton atau mencapai target 98,83 dan produksi tanaman hortikultura dari yang ditargetkan.567, ton menjadi.546, ton atau mencapai target 99,8. Indikator tersebut gagal dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu pengembangan sarana dan prasarana pertanian yang dimaksudkan untuk pengembangan infrastruktur pertanian terutama irigasi dan jalan pertanian baru dapat diselesaikan pada bulan-bulan terakhir tahun 6 sehingga belum bisa memberikan dampak bagi peningkatan produksi pertanian. Selain itu faktor iklim basah (curah hujan tinggi) menyebabkan peningkatan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik tanaman pangan maupun hortikultura sehingga produktivitas turun. c. Program Pengembangan SDM Pertanian Jumlah SDM pertanian (petani & penyuluh) yang ditingkatkan kapasitasnya 557 orang 596 orang 7 36 Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah jumlah SDM pertanian yang ditingkatkan kapasitasnya dari yang ditargetkan 557 orang menjadi 596 orang, atau berhasil mencapai target 7. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 5 sebesar 65. Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu : () pembinaan dan pendampingan petani, () peningkatan SDM petani, dan (3) peningkatan SDM penyuluh. d. Program Penjamin Bahan Asal Hewan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) Jumlah sertifikat dan rekomendasi penjaminan BAH (sertifikat NKV) 5 sertifikat 5 sertifikat - Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil mencapai jumlah sertifikat dan rekomendasi penjaminan BAH (sertifikat NKV) sesuai yang ditargetkan yaitu 5 sertifikat, atau berhasil mencapai target. Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu pemeriksaan bahan asal hewan (BAH). MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 96

98 e. Program Peningkatan Usaha Peternakan dan Kesejahteraan Petani Peternak Jumlah sertifikat dan rekomendasi penjaminan BAH (sertifikat NKV) kelompok kelompok - Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil mencapai jumlah kelompok tani ternak yang difasilitasi sesuai yang ditargetkan yaitu kelompok, atau berhasil mencapai target. Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu fasilitasi pemasaran produk peternakan. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN JUMLAH ANGGARAN (Rp) PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , ,4 PERMASALAHAN Meskipun secara teknis budidaya banyak petani yang kemampuannya sudah bagus tetapi secara kelembagaan sistem organisasi dan manajemen kelompok tani belum berjalan maksimal. Hal ini terlihat dari meskipun jumlah kelompok tani bertambah tetapi dari segi kualitas kelembagaan masih relatif rendah. Keterbatasan sumber daya penyuluh pertanian menyebabkan keterbatasan juga dalam pembinaan petani. Berkurangnya lahan pertanian karena alih fungsi lahan ke penggunaan non pertanian seperti pemukiman dan kawasan bisnis. Infrastruktur pertanian seperti irigasi, transportasi, dan unit pengolahan belum optimal. SOLUSI Meningkatkan kemampuan berorganisasi dan managerial kelompok tani. Memberdayakan penyuluh-penyuluh swadaya yang berasal dari kalangan petani sendiri. Memanfaatkan lahan-lahan pekarangan terutama di kawasan perkotaan untuk budidaya pertanian. Meningkatkan insfrastruktur pertanian melalui pembangunan dan rehabilitasi terutama pada jaringan irigasi dan jalan pertanian. PRESTASI Juara 3 Lomba Kelompok Tani Ternak Tingkat Nasional yang diraih oleh PKT Kuncen Farm Kelurahan Bubakan Kecamatan Mijen. Juara 3 Lomba Kelompok Tani Ternak Kerbau Tingkat Propinsi Jawa Tengah yang diraih oleh PKT Mbangun Karso Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen. MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 97

99 SASARAN 9 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PELAKU USAHA PERIKANAN Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya kesejahteraan masyarakat pelaku usaha perikanan dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 34,88 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Jumlah pendapatan per kapita nelayan Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA ,88 34, PENCAPAIAN SASARAN Jumlah pendapatan per kapita nelayan mengalami peningkatan, pada tahun 5 sebesar Rp. 7.5.,- atau sebesar Rp. 333.,-/kapita/th dan meningkat pada tahun 6 sebesar Rp ,-. Atau sebesar Rp. 3.9,-/kapita/th Pencapaian indikator sasaran ini dilaksanakan melalui peningkatan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan melalui peningkatan kualitas SDM, pengelolaan potensi kelautan dan perikanan dan pengembangan perikanan. PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Kelompok pelaku usaha perikanan 388 Kelompok Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun kelompok 37 kelompok Pada tahun 6 hasil kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan target pembinaan kelompok pelaku usaha perikanan, dimana pada tahun 5 sebesar 37 kelompok meningkat menjadi 388 kelompok pada Tahun 6. Kelompok pelaku usaha perikanan ini meliputi Pengelolaan usaha perikanan terpadu, mulai dari pembudidayaan, pengolahan dan pemasaran pada satu daerah tertentu. Secara umum data pelaku bidang perikanan sebagai berikut : ) Jumlah nelayan di Kota Semarang pada tahun 5 sebanyak 44 orang dan di tahun 6 sebanyak 566 orang. ) Adapun rata-rata pendapatan nelayan mengalami peningkatan, pada tahun 5 sebesar Rp. 333.,-/kapita/th dan meningkat pada tahun 6 sebesar Rp. 3.9,-/kapita/th. 3) Sedangkan rata-rata pendapatan tenaga kerja yang bekerja di sektor kelautan dan perikanan selain nelayan sebagai berikut : Petambak, pada tahun 5 memiliki rata-rata pendapatan sebesar Rp. 933.,- per orang per bulan meningkat menjadi sebesar Rp. 68.3,- per orang per bulan pada tahun 6. MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 98

100 Pengolah, pada tahun 5 memiliki rata-rata pendapatan sebesar Rp ,- per orang per bulan meningkat menjadi sebesar Rp. 39.,- per orang per bulan pada tahun 6. Petani ikan, pada tahun 5 memiliki rata-rata pendapatan sebesar Rp. 73,- per orang per bulan meningkat menjadi sebesar Rp. 857,- per orang per bulan pada tahun 6. b. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Jumlah produksi perikanan budidaya Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 6 84,44 ton 3.,57 ton,68 75, 9 Ton Capaian kinerja pada program ini adalah berhasil meningkatkan produksi perikanan budidaya baik hasil budidaya air tawar berupa kolam maupun budidaya air payau berupa tambak, dari yang ditargetkan 84,44 ton tercapai 3.,57 ton, atau berhasil mencapai target produksi perikanan budidaya sebesar,68. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 5 sebesar 75,9 ton. Nilai hasil perikanan darat meningkat 67, dari Rp ,- pada tahun 5 menjadi Rp ,- pada tahun 6. Luas lahan budidaya perikanan berupa kolam dan tambak, dengan luas kolam meningkat,47 dari 58,56 ha menjadi 59,4 ha, sedangkan luas tambak berkurang dari 57 ha pada tahun 5 menjadi 548,6 ha pada tahun 6. Berkurangnya luas tambak disebabkan abrasi. c. Program Pengembangan Perikanan Tangkap Jumlah produksi perikanan tangkap Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 6 43, 39,56 6,66 36,9 Ton Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan produksi perikanan hasil tangkap oleh nelayan dari yang ditargetkan 43, ton menjadi 39,56 ton, atau berhasil mencapai target produksi perikanan tangkap sejumlah 6,66. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 5 sebesar 36,9 ton. Peningkatan nilai ikan hasil tangkapan dari laut sebesar 7,5, dari Rp ,- pada tahun 5 menjadi Rp ,-pada tahun 6. Jumlah pengolah hasil laut pada tahun 5 sebanyak 55 orang dan pada tahun 6 jumlahnya meningkat sebanyak 6 orang mencakup 4 jenis usaha. d. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Peningkatan konsumsi ikan perkapita 3,7 Kg/ kapita/tahun 3,94 Kg /kapita /tahun,7 3,6 Kg/ kapita /tahun Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 6 Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan konsumsi ikan perkapita masyarakat Kota Semarang dari yang ditargetkan 3,7 Kg/kapita/tahun menjadi 3,94 Kg/kapita/tahun, atau berhasil mencapai target konsumsi ikan perkapita sejumlah,74. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 5 sebesar 3,6 Kg/kapita/tahun. Adapun kegiatan promosi ikan produk perikanan MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 99

101 dilaksanakan melalui lomba masak ikan, pameran produksi hasil perikanan dan pelaksanaan FORIKAN. e. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Produk olahan hasil perikanan 5.885,65 ton Kelompok pelaku usaha perikanan. 388 kelompok Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 6 Pada tahun 6 kinerja yang dicapai 6.47,9 ton 388 kelompok adalah 3,4 5.65,89 ton 37 berhasil meningkatkan produksi pengolahan hasil perikanan dari tahun 5 sebesar 5.65,89 ton menjadi 6.47,9 ton. f. Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Luas lahan konservasi (hektar) Pengelolaan lahan () Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 6 5 Hektar 4 Pada tahun 6 kinerja yang ingin dicapai adalah menyiapkan Tim Persiapan Pengadaan Lahan yang ditargetkan untuk pengadaan lahan ekoeduwisata di Kelurahan Trimulyo Kecamatan Genuk, serta tersedianya dokumen kajian penanganan kerusakan pesisir. Panjang garis pantai yang rawan abrasi di Kota Semarang pada tahun 5 adalah 36,63 km dan pada tahun 6 menjadi 3, km. Luas keseluruhan hutan mangrove yang ada di Kota Semarang yang ditangani oleh Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang pada tahun 5 adalah 96,89 ha dan pada tahun 6 luasnya 86,7 ha. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Dinas Kelautan dan Perikanan JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , ,8 ANGGARAN (Rp) PERMASALAHAN Dengan tidak adanya pemberian bantuan peralatan pada masyarakat pesisir setelah diberi pelatihan dikhawatirkan ilmu selama pelatihan tidak dapat digunakan untuk wirausaha karena tidak ada bantuan peralatan, sedangkan masyarakat tidak memiliki modal untuk wirausaha. Kurangnya pemanfaatan lahan tidur untuk perikanan darat terutama lahan-lahan yang memiliki sumber air untuk kegiatan perikanan sehingga produksi perikanan budidaya air tawar belum optimal. Dengan dibangunnya kawasan kampung bahari memiliki dampak bagi penghasilan nelayan karena pembangunan kawasan tersebut menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai sehingga perahu nelayan sulit untuk keluar masuk TPI. Masih kurangnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan terutama bagi kalangan anak-anak, sehingga diperlukan berbagai upaya penyuluhan yang menarik minat anak-anak. MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF

102 SOLUSI Membantu kelompok-kelompok pelaku usaha perikanan untuk mengurus badan hukum berdirinya kelompok supaya memenuhi syarat menerima bantuan dari pemerintah. Dilakukan identifikasi lahan-lahan tidur yang dekat dengan sumber air untuk dapat dikembangkan sebagai lahan budidaya ikan air tawar, serta memberikan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan budidaya ikan pada masyarakat dengan membentuk kelompok-kelompok pembudidaya ikan Mengadakan koordinasi dengan BBWS dalam menangani pendangkalan alur pelayaran kapal-kapal nelayan, dan telah dilakukan pengerukan pada alur muara dan alur pelayaran menuju TPI. Untuk meningkatkan konsumsi ikan perkapita dilakukan inovasi pengolahan hasil perikanan dengan membuat aneka jenis menu olahan berbahan ikan dan mensosialisasikan danmemberi pelatihan pada masyarakat. TUJUAN : MENINGKATKAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA SASARAN : MENINGKATNYA SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA UNGGULAN Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya sektor perdagangan dan jasa unggulan dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 87,7 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Kontribusi kategori-kategori perdagangan dan jasa-jasa terhadap PDRB Laju Pertumbuhan Ekonomi Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA 3,6 3,75 5,85 5,79 76,46 3,99 98,97 87,7 5,79 PENCAPAIAN SASARAN Pembangunan sektor perdagangan difokuskan pada koordinasi bidang ekonomi keuangan dan industri perdagangan, peningkatan Produk Unggulan Daerah dan Penguatan Kelembagaan Perekonomian dalam kebijakan Pengembangan Ekonomi Daerah. Pertumbuhan perdagangan dapat dilihat dari kontribusi PDRB kategori perdagangan dan jasa terhadap PDRB dimana pada tahun 6 sebesar 3,75 dari total PDRB Atas Harga Berlaku sebesar 5.56,34 milyar rupiah. Peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), dimana pada tahun 5 LPE Kota Semarang mencapai 5,8, maka pada tahun 6 angka LPE mencapai 5,85. Angka ini lebih tinggi dibandingkan LPE nasional 5, dan LPE Provinsi Jawa Tengah 5,8. MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF

103 PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Peningkatan nilai ekspor ($,) Neraca perdagangan - Nilai total ekspor - Nilai total impor - Nilai ekspor non-migas - Nilai impor non-migas Nilai ekspor komoditi non-migas USD USD USD USD USD USD USD USD, USD USD USD USD Total USD USD ,83 USD Furniture ,8 USD ,8 USD 46.4, USD Pakaian Jadi ,58 USD ,58 USD ,4 USD ,6 USD ,6 USD ,3 USD ,56 USD ,99 USD Hasil laut Suku cadang elektronik , USD , USD Produk plastik ,8 USD ,8 USD Hasil perkebunan ,3 USD ,3 USD 4.995,84 USD , USD Komoditi lainnya Negara yang menjadi tujuan ekspor China, Amerika, 3 dengan nominal yang cukup besar Jerman 4 Tingkat inflasi,56 Jumlah toko swalayan (pusat buah perbelanjaan/mall, minimarket, department store, hypermart) Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun , USD ,97 USD China, Amerika, Jerman, buah China, Amerika, Jerman,56 58 buah Melihat dari data tabel di atas nilai ekspor Kota Semarang Tahun 6 sebesar US$ mengalami kenaikan dibanding Tahun 5 yang hanya US$. Dengan kenaikan nilai ekspor maka tingkat ekonmi masyarakat menjadi lebih baik. b. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri pasar pasar Tingkat ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan yang representatif Jumlah IKM yang produk produknya 44 IKM 44 IKM dipasarkan Sumber data : Dinas Pasar dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 6 9 pasar - Pada tahun 6 kinerja tentang pasar adalah meningkatkan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana perdaganagan yang representatif dari yang 9 pasar pada tahun 5 menjadi pasar, terlaksananya pembangunan Pasar Peterongan sebagai Pasar Bangunan Cagar Budaya, pembangunan Pasar Pedurungan, penyempurnaan Pasar Purwogondo, Pasar Dargo dan dilakukannya perbaikan pasar-pasar di beberapa pasar Kota Semarang. c. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan 375 Unit 6, Jumlah komoditas yang diawasi Persentase alat UTTP (Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya) yang sesuai standar Program dan kegiatan untuk melindungi 3. 4 kegiatan kepentingan konsumen 4. Jumlah Penyelesaian Sengketa Konsumen 9 kali 5. Jumlah Pengawasan Barang yang beredar 4 kali Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun Unit 6, - 4 kegiatan 3 kegiatan 9 kali 4 kali kali 6 kali MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF

104 Kegiatan untuk melindungi konsumen dilakukan melalui kegiatan Pengawasan kemetrologian, pengawasan barang yang beredar dari berbagai komoditas dan penyelesaian sengketa konsumen yang dilakukan oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). Penyerahan urusan metrologi legal berupa pelayanan tera dan pengawasan sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah saat ini sudah ditindaklanjuti dengan : Penyerahan Personil, Pendanaan, Sarana dan Prasarana serta Dokumen (P3D) dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ke Pemerintah Kota Semarang pada tanggal 6 September 6. Kota Semarang sudah membentuk UPTD Metrologi Legal dan saat ini sudah beroperasional. d. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal Sumber data : Dinas Pasar Kota Semarang 6 sentra 6 sentra 5 sentra Pada tahun 6 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan cakupan bina kelompok pedagang/usaha formal menjadi 6 sentra atau berhasil mencapai target sejumlah. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 5 sebanyak 5 sentra. Dalam tahun 6 pelaksanaannya penataan PKL Pasar Kembang Kali Sari dan pembuatan shelter PKL samping di kantor diklat, shelter PKL Kelurahan Bulu Lor serta pembangunan pagar tembok shelter Suryokusumo. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Bagian Perekonomian Dinas Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan JUMLAH ANGGARAN (Rp) PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , , , ,5 PERMASALAHAN Pada tahun 6 ada satu kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yaitu pembangunan Pasar Karangayu, hal tersebut dikarenakan adanya penolakan warga Kelurahan Karangayu tentang tempat relokasi sementara, yang rencananya di lapangan sepak bola Kenconowungu dan Jalan Cempolorejo. SOLUSI Untuk mengatasi permasalahan pembangunan Pasar Karangayu pada anggaran perubahan APBD Tahun 6 dilakukan review terhadap DED Pembangunan Pasar Karangayu, kajian lingkungan dan kajian lalu lintas pasar Karangayu. Sedangkan untuk pelaksanaan pembangunan fisik Pasar Karangayu dilaksanakan dengan mekanisme tahun jamak. MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 3

105 PRESTASI Indonesia's Attractivenness Award 6 yang diselenggarakan atas kerjasama antara Tempo Media Group dengan Frontier Consulting Group di Hotel Mulia Jakarta, Kamis Malam (/9). Penilaian Indonesia's Attractiveness Index dilakukan terhadap kabupaten/kota dengan melihat indikator besaran pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut, dan kontribusinya bagi PDRB Provinsi. Dari penilaian tersebut, terdapat 99 kabupaten dan 38 kota yang lolos nominasi. TUJUAN 3 : MENDORONG PENGEMBANGAN INVESTASI DAN EKONOMI LOKAL BERDAYA SAING GLOBAL SASARAN : MENINGKATNYA PRODUK PRODUK UNGGULAN DAERAH Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya produk produk unggulan daerah dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar,77 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Kontribusi kategori-kategori sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA 7,34 7,55,77 7,3,77 PENCAPAIAN SASARAN Pembangunan industri diarahkan untuk menumbuh kembangkan industri secara intensif dengan mengutamakan industri/usaha kecil dan menengah melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia. Perkembangan urusan industri dilihat dari kontribusi sektor industri terhadap PDRB dimana pada tahun 6 sebesar 7,55 atau 3.777,45 milyar rupiah dari total PDRB sebesar 5.56,34 milyar rupiah PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah 76 IKM 76 IKM Peningkatan industri kecil menjadi industri menengah Jumlah Usaha Industri 3.67 unit Laju pertumbuhan industri kecil dan 3,7 menengah Volume ekspor produk industri dalam total 4 ekspor daerah Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun unit, unit, 6.45 Meningkatnya jumlah industri yang ada di Kota Semarang, tahun 5 sebesar unit sedangkan tahun 6 sebesar 3.67 unit terdapat peningkatan sebesar 8 unit MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 4

106 usaha. Pada tahun 6, peningkatan industri kecil menjadi industri menengah sebanyak 76 IKM. Pembinaan terhadap IKM melalui pelatihan, dimana pada tahun 6 sebanyak 4 IKM telah mengikuti diklat dan kegiatan penyuluhan di tahun 6 diadakan sebanyak kali kegiatan. b. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 4 IKM Bertambahnya peman-faatan teknologi industri Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 6 4 IKM Kegiatan yang mendukung adalah Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri yang di dalamnya memuat kegiatan Sosialisasi SNI, sosialisasi barcode, lomba karya teknologi industri serta mengadakan pelatihan-pelatihan. Semua kegiatan yang ada dalam kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan menambah wawasan IKM terhadap pemanfaatan teknologi industri. Mengingat kegiatan pemanfaatan teknologi industri baru dilaksanakan di Tahun 6 sehingga realisasi Tahun 5 belum ada kegiatan tersebut sehingga tidak bisa dilaporkan dalam laporan pertanggungjawaban di Tahun 6. c. Program Peningkatan Struktur Industri 76 orang 76 orang 3 kali 3 kali Tercapainya pembinaan lingkungan sosial Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Cukai Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 6 47 kali Penumbuhan wirausaha baru dilakukan dengan mengadakan berbagai macam pelatihan antara lain sebagai berikut : pelatihan menjahit, lukis kain, membatik, pengolahan makanan/minuman, membuat design batik serta pelatihan kain perca. Untuk kegiatan pengawasan cukai sendiri diadakan supaya masyarakat khususnya para produsen serta konsumen produk rokok dihimbau agar tidak membuat/memasarkan rokok dengan cukai ilegal. Minimal dengan adanya pengawasan cukai rokok ilegal ini dapat menekan dan membuat efek jera pada para pelakunya. d. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Penguatan Sentra Industri yang ada sentra Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 6 5 sentra 5 sentra Pembinaan penguatan sentra pada tahun 6 ada 5 sentra sebagai berikut sentra olahan pangan Kandri, sentra batu bata Pedurungan Kidul, sentra tempe miroto dan sekayu, sentra ikan asap Bandarharjo dan sentra bandeng Krobokan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan populasi sentra-sentra industri potensial. Kegiatan yang mendukung antara lain : ) Kegiatan Penyediaan Sarana Informasi yang dapat Diakses Masyarakat melalui pembuatan leaflet/brosur sebanyak 5 buah, pengembangan dan pembinaan sentra industri. ) Kegiatan Penyusunan Data Informasi Industri dan Perdagangan Kota Semarang dengan hasil Buku Informasi Industri dan Perdagangan dan pengelolaan website. MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 5

107 DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD Bagian Perekonomian Setda Dinas Perindustrian dan Perdagangan JUMLAH PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , , ,34 ANGGARAN (Rp) PERMASALAHAN Infrastruktur terutama jalan di dalam wilayah kawasan industri beserta fasilitasnya banyak yang rusak. Kawasan industri banyak yang ditinggalkan pengelola kawasan. 3. Pemasaran hasil produk IKM belum mempunyai tempat showroom ruang pamer dan promosi yang memadai. SOLUSI Menyarankan agar infrastruktur terutama jalan yang ada di wilayah kawasan 3. industri diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah kota Semarang agar dapat diperbaiki oleh pemerintah kota Sosialisasi peraturan PP 4 Tahun 6 tentang kawasan industri agar kawasan industri menjadi tanggung jawab pengelola kawasan sesuai dengan ijin kawasan industri yang dimiliki. Mengusulkan kepada pemerintah kota tempat display promosi berupa ruang pamer di tempat yang strategis. PRESTASI Penganugrahan Penghargaan Bidang Industri Tahun 6 berupa Anugrah Cinta Karya Bangsa dari Kementerian Perindustrian. SASARAN : MENINGKATNYA DAYA TARIK WISATA (DTW) Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya daya tarik wisata (DTW) dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar,49 dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Jumlah kunjungan wisata Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA orang orang, orang,49 PENCAPAIAN SASARAN Dari data tersebut diatas menunjukan adanya perkembangan yang positif pada bidang pariwisata di Kota Semarang dari tahun ke tahun. Dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 6 sebanyak orang, sedangkan target kunjungan wisatawan tahun 6 adalah sebanyak orang, berarti melebihi target sebesar MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 6

108 ,49. Kondisi kepariwisataan kota Semarang dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir, dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) adalah sebagai berikut NO TAHUN JUMLAH Tahun orang Tahun.96 orang 3 Tahun 744 orang 4 Tahun orang 5 Tahun orang 6 Tahun orang 7 Tahun orang Sumber data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 6 PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Jumlah kunjungan wisata orang orang Persentase peningkatan kunjungan wisata 6,5 7, Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 6,49 7, orang 6,5 Persentase kenaikan peningkatan kunjungan wisata mencapai 7, kenaikan tersebut tidak lepas dari usaha Pemerintah Kota Semarang dalam mengembangkan mendorong kemajuan Pariwisata yang ada di Kota Semarang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melalui Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata pada tahun 6 secara terus menerus melakukan berbagai promosi dalam memperkenalkan Daerah Wisata untuk menarik Wisatawan baik Domestik maupun Luar Negeri seperti tercantum pada tabel dibawah ini : - SARANA PROMOSI Situs Online - Buku - - Brosur / Leaflet Kota Lama Wisata Kota semarang Peta Wisata DVD Wisata Kota Semarang Baliho Majalah Penerbangan 5 semarang.net Guide book & Kalender Event : 75 buku Direktori Kebudayaan dan Pariwisata 5 ; 7 buku Guide book&kalender event : buku Buku Direktori Kebudayaan dan Pariwisata 6, 5 buku 5 lembar 5 lembar 7 lembar kegiatan 5 lembar 6 lembar. lembar kegiatan 6 kegiatan kegiatan 7 kegiatan kegiatan Majalah Pariwisata kegiatan kegiatan Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang tahun 6 Kegiatan pameran pemasaran pariwisata yang diselenggarakan atau diikuti oleh Pemerintah Kota Semarang selama tahun 6 antara lain ; ) Borobudur travel mart and expo 6 ) Pameran kepariwisataan pecan raya Sulawesi Selatan 6 3) Medan TTI expo 6 4) Batam IITT expo 6 MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 7

109 Selain melakukan Promosi seperti tersebut di atas Pemerintah Kota Semarang dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga melakukan pelatihan untuk menambah Sumber Daya Manusia bagi masyarakat serta membina wilayah-wilayah potensial yang dapat mendukung dan mempromosikan Kota Semarang sebagai Kota Tujuan Wisata. b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 63 Buah 64 Buah Jumlah obyek wisata yang dikelola dengan baik Jumlah Sarpras MICE 75 Buah 3 Jumlah Event MICE Kegiatan Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 6,59 63 Buah 75 Buah Kegiatan 75 Buah Kegiatan Pada tahun 6 kinerja yang dicapai pada program ini adalah pengelolaan obyek wisata sebanyak 64 buah. DESTINASI PARIWISATA 6 KATEGORI A. B. WISATA ALAM WISATA BUDAYA NAMA DAYA TARIK WISATA ALAMAT GOA KREO Desa Talun Kacang Kandri HUTAN WISATA TINJOMOYO Desa Tinjomoyo Sukorejo Gunungpati 3 PANTAI MARINA Jl. Villa Marina Kompleks Taman Sari 4 MANGROVE EDUCATION CENTER Jl. Tapak Tugurejo Tugu Semarang 5 DESA WISATA KANDRI Desa Talun Kacang Kandri Gunungpati 6 DESA WISATA WONOLOPO Desa Wonolopo Mijen 7 DESA WISATA NONGKOSAWIT Desa Nongkosawit Gunungpati 8 DESA WISATA JAMALSARI Desa Jamalsari Kel. Kedungpane 9 DESA WISATA JATIREJO Desa Jatirejo Gunungpati Semarang KEBUN AGRO BISNIS Desa Cepoko Gunungpati RIVER TUBING NGITIR KALIJOGO KANDRI Desa Kandri Gunungpati TAMAN BUDAYA RADEN SALEH Jl. Sriwijaya No. 9 Semarang 3 GEREJA BLENDUK/KAWASAN KOTA LAMA Jl. Letjen Suprapto No. 3 Semarang 4 GEDUNG LAWANG SEWU Jl.Pemuda Kompleks Tugu Muda 5 MASJID AGUNG JAWA TENGAH Jalan Gajah 6 KLENTENG SAM POO KONG GEDUNGBATU Jl. Simongan No.9 Semarang 7 MUSEUM JAMU NYONYA MENEER Jl. Raya Kaligawe KM. 4 Semarang 8 VIHARA MAHAVIRA Kompleks Marina Semarang 9 PURI AGUNG GIRINATHA Jl. Sumbing Semarang MUSEUM MANDALA BHAKTI Jl. Tugu Muda No. Semarang MUSEUM MURI DAN JAMU JAGO Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 4 Semarang PAGODA AVALOKITESVARA Jl. Perintis Kemerdekaan 3 MAKAM KI AGENG PANDANARAN Jl. Mugas Dalam No.4 Mugasari 4 MUSEUM PERADABAN ISLAM Jl. Gajah Raya Gayamsari Semarang 5 WIDYA MITRA PUSAT KEBUDAYAAN BELANDA Jl. MT. Haryono No. 36 Semarang 6 SEMARANG ART GALERY Jl. Letjen Suprapto Taman Srigunting No.5-6 Semarang 7 MASJID LAYUR KAMPUNG MELAYU Jl. Layur Dadapsari Semarang 8 PETILASAN WASIS JOYO KUSUMO Desa Mundingan Kel. Cepogo Gunungpati 9 MAKAN KYAI SAFI I WONOSARI Desa Plalangan Gunungpati 3 MAKAM RAJA PRAGOLAPATI GUNUNGPATI Desa Karanganyar Gunungpati 3 MAKAM PANGERAN HARTO GUMILAR NONGKO Kelurahan Nongkosawit 3 KAWASAN PECIANAN TAY KAK SI Gg. Lombok Semarang 33 MAKAM SYECH JUMAIDIL QUBRO Jl. Yos Sudarso No. Terboyo 34 MUSEUM RONGGOWARSITO Jl. Abdul Rahman Saleh No. Semarang 35 GEDUNG SOBOKARTI Jl. Dr. Cipto No Semarang MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 8

110 KATEGORI C. WISATA BUATAN NAMA DAYA TARIK WISATA ALAMAT 36 TUGU MUDA Kompleks Tugu Muda Semarang 37 TAMAN MARGASATWA SEMARANG Jl. Raya Mangkang Semarang 38 KAMPOENG WISATA TAMAN LELE Jl. Raya Tugu KM. Semarang 39 KAWASAN SIMPANG LIMA Kompleks Simpang Lima 4 WATER BLASTER Jl. Bukit Candi Golf No.7 Semarang 4 TAMAN REKREASI MARINA Jl. Villa Marina Kompleks Taman Sari 4 BANDENG PRESTO Jl. Pandanaran Semarang 43 LOENPIA EXPRESS Jl. Gajahmada Semarang 45 WINGKO BABAT Jl. Teungku Umar 46 MALL PARAGON Jl. Pemuda No. 8 Semarang 47 MALL CIPUTRA Jl. Simpang Lima No. Semarang 48 DP MALL Jl. Pemuda No.5 49 JAVA MALL Jl. MT. Haryono No Semarang 5 KAMPOENG BATIK Jl. Batik Bubakan Semarang 5 PURI BATIK Jl. Dr. Sutomo No. Semarang 5 KAMPOENG SEMARANG Jl. Kaligawe KM. No.98 Semarang 53 PLAY SETOZ INDOOR THEME PARK Jl. Inspeksi Gajahmada Semarang 54 CLUB MERBY Jl. MT. Haryono No.653 Semarang 55 PUSAT OLEH OLEH PANDANARAN Jl. Pandanaran Semarang 56 WARUNG SEMAWIS PECINAN Gang Waru Pecinan Kranggan Semarang 57 KAMPUNG LAUT Jl. Komplek PRPP Maerokoco Semarang 58 WONDERIA Jl. Sriwijaya No.9 Semarang 59 GARDU PANDANG Taman Tabanas Gombel 6 WISATA MICE (EVENT-EVENT DI KOTA SEMARANG) Semarang Night Carnival,Semarang Great Sale,Symphoni Kota Lama, Dugderan Semarang, Festival Perahu Warak, Mahakarya Legenda Goa Kreo 6 PUJASERA SIMPANG LIMA Kawasan Simpang Lima Semarang 6 PUJASERA TAMAN MENTERI SUPENO Jl. Menteri Supeno Semarang 63 GALERI BUNGA POJOK TAMAN KB Jl. Menteri Supeno 64 JUNGLE TOON Perumahan Graha Wahid Manyaran Adapun obyek wisata yang potensial tersebut terus dikembangkan dan dikemas dalam Program Ayo Wisata Ke Semarang, antara lain : ) Wisata Sejarah, seperti Lawang Sewu, Tugu Muda, Kawasan Kota Lama, Museum Ronggowarsito, Museum Mandala Bhakti, Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, Replika Kapal Laksamana Cheng Ho, dan sebagainya ; ) Wisata Religi, seperti Masjid Agung Kauman, MAJT, Gereja Blenduk, Klenteng Gedung Batu / Sam Poo Kong, Klenteng Tay Kak Sie, Vihara Avalokiteswara, Makam Ki Ageng Pandanaran, Makam Kyai Soleh Darat, Makam Syech Jumadil Kubro, dan sebagainya ; 3) Wisata Alam, seperti Goa Kreo, Taman Margasatwa Wonosari (Bonbin Mangkang), Kampoeng Wisata Taman Lele, Agrowisata Sodong, Pantai Marina, Pantai Maron, Kampung Laut, Danau Bukit Semarang Baru (BSB), Taman Tabanas, dan sebagainya ; 4) Wisata Tradisi/ Budaya, seperti Upacara Dugderan dengan Warak Ngendhog, Sesaji Rewandha, Upacara Apitan/ Merpi Deso/ Sedekah Bumi, Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), PRPP/ Taman Mini Jateng, Ibu Suri Huang Dai Ho Gallery Dekranasda Kota Semarang, Gallery Kriya Megrania, dan sebagainya ; 5) Wisata Kuliner, seperti Pusat Oleh-oleh Makanan Khas Semarang Jl.Pandanaran, Pujasera Simpang Lima, Pujasera Taman Menteri Soepeno, berbagai makanan MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 9

111 6) khas yakni Lunpia, Bandeng Presto, Wingko Babat, Warung Semawis dengan aneka makanan tempo dulu (wedang tahu, ganjel rel), dan sebagainya ; Wisata Belanja, seperti, Pusat Batik Semarangan (Kp. Batik, Sobokarti), Pusat Souvenir Khas Semarang, Kaos Sembarangan, Pasar Johar, Pasar Ikan Higienis, Sango Ceramics, Webe Tas, Pusat Tas Elisabeth, Paragon Mal, DP Mal/ Care Four, Java Mal, Swalayan Ada, dan sebagainya ; 7) 8) Wisata Permainan, seperti Out Bond Tinjomoyo, Wonderia, Istana Majapahit, Water Blaster di Bukit Candi Golf, Water Park Kampoeng Semawis, Bukit Kali Pancur, Bukit Wahid Manyaran, dan sebagainya ; Wisata Edukasi, seperti Melihat langsung proses cetak koran Suara Merdeka, proses pembuatan mie instan (Indo Mie), Agrowisata Tanaman Obat PT. Sido Muncul, Museum Jamu Ny Meneer, Museum Muri dan Museum Jamu Jago, dan 9) sebagainya. Wisata Event, seperti Pandanaran Art Festival, Pemilihan Denok Kenang, Semarang Night Carnival, Semarang Great Sale, dan sebagainya. c. Program Pengembangan Kemitraan Jumlah SDM pariwisata yang dibina 5 Orang 8 Orang Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 6 53,85 5 Orang Pelaksanaan program ini didukung melalui kegiatan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata dengan hasil sebagai berikut : ) Terlaksananya Bina Pelaku Usaha Pariwisata; Pembinaan pelaku usaha pariwisata dalam rangka menghadapi MEA. ) Peningkatan SDM Pariwisata; Pelatihan untuk pemandu wisata yang menjadi anggota Himpunan Pariwisata Indonesia. 3) Pelayanan Usaha Pariwisata; Tanda Daftar Usaha Pariwisata jumlah perijinan yang dikeluarkan selama tahun 6 sebanyak 884 ijin. 4) Kajian Kepuasan Masyarkat terhadap pelayanan publik. Pemerintah Kota Semarang menyadari bahwa upaya pengembangan kepariwisataan tidak mungkin dapat dilakukan tanpa campur tangan para stakeholder daerah, untuk itu perlu dilakukan sinkronisasi kerjasama pengembangan kepariwisataan dengan berbagai pihak termasuk asosiasi pelaku pariwisata di Kota Semarang, sehingga peran serta masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan dapat semakin tumbuh dan terarah sesuai dengan kebijakan pemerintah. PERMASALAHAN Belum adanya branding yang secara masif disosialisasikan untuk meningkatkan citra Kota Semarang. Sumber Daya Manusia SKPD belum mempunyai yang berlatar belakang pendidikan teknik sehingga dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur kesulitan. 3. Kurangnya kajian tentang pemasaran sehingga target pasar kurang fokus. MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF

112 4. Kesulitan pengembangan UPTD karena keterbatasan dalam hal investasi. SOLUSI Segera diintrusikan untuk menetapkan dan mensosialisasikan branding Kota Semarang. Menempatkan Sumber Daya Manusia dengan latar belakang pendidikan teknik yang sesuai dengan pembangunan insfrastruktur Meningkatkan kajian pemasaran. Kerjasama dengan pihak ke tiga dengan terlebih dahulu UPTD dikelola BUMD. PRESTASI Juara I Stand Terbaik Pameran Gebyar Wisata Budaya Nusantara di Jakarta Juara III Stand Terbaik Pameran EATOF Expo 6 di Yogyakarta. Juara II Stand Terbaik Pameran Semarang Tourism Craft and Expo 6 di Java Mall Semarang. Juara III Stand Terbaik Batam Indonesia Invesment Tourism and Trade Expo 6 Juara Hararpan I Stand Terbaik Pameran Pekan Raya Sumsel 6. Juara II Stand Terbaik Expo di Borobudur Travel Mart 6. Anugerah Indeks Pariwisata Indonesia dari Kementerian Pariwisata, Kota Semarang peringkat ke 5 dari Peringkat Tertinggi Indeks Pariwisata. SASARAN 3 : MENINGKATNYA IKLIM INVESTASI KOTA Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya iklim investasi kota dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar, dengan kategori predikat sangat tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: Investasi Kota Semarang Rata-rata Capaian CAPAIAN KINERJA TAHUN TAHUN TAHUN 5,, PENCAPAIAN SASARAN Pada tahun 6, investasi di Kota Semarang sampai dengan bulan Desember mencapai sebesar Rp atau sudah melebihi target yang sudah ditetapkan pada tahun 6 yaitu mencapai sebanyak Rp PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN a. Program Peningkatan Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Nilai Realisasi PMDN dan PMA Jumlah Investor MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF

113 Pada tahun 6 kinerja yang dicapai sampai dengan bulan Desember adalah investor atau sudah mencapai 97 dari target Tahun 6 sebanyak b. Jenis dan jumlah potensi investasi di Kota Semarang Peningkatan promosi dan kerjasama investasi Jumlah kegiatan dan jenis promosi untuk mendatangkan investasi (Forum PPTSP, RKPPMD, Sem BIZ, Temu Bisnis dll) Laju pertumbuhan investasi Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) SATUAN Jumlah potensi Jumlah kegiatan 6 3 Peru sahaan Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Investasi Kota Semarang.5... Peningkatan Nilai Investasi Sumber Data : BPPT Kota Semarang dan RPJMD Kota Semarang , Pada tahun 6 kinerja yang dicapai sampai dengan bulan Desember adalah sebesar Rp atau sudah melebihi target yang sudah ditetapkan pada tahun 6 yaitu mencapai sebanyak Rp $ SATUAN Jumlah tenaga kerja yang terserap (RPJMD) Jumlah jenis perijinan yang mendapatkan pengakuan ISO 9 : 8 Jumlah dan nilai persetujuan investasi selama setahun - Penanaman Modal Asing (PMA) - Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Jumlah permohonan penanaman modal penanaman modal asing (PMA) penanaman modal dalam negeri (PMDN) Nilai investasi penanaman modal asing (PMA) Nilai investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) Jumlah persetujuan investasi yang diterbitkan (IKK) Jumlah Perijinan yang dilayani Investasi Non Investasi orang Jumlah per ijinan Jumlah rupiah Permohonan Rupiah Rupiah ijin ijin JUMLAH PELAYANAN PERIJINAN NO JUMLAH PERMOHONAN PELAYANAN PERIJINAN TOTAL PERIJINAN Bidang Kesra dan Lingkungan Bidang Perekonomian 3. Bidang Pembangunan Sumber Data : BPPT Kota Semarang Tahun 6 c PELAYANAN PERIJINAN YANG DITERBITKAN TAHUN Program Penyiapan Potensi Sumber Daya Sarana dan Prasarana Daerah Jumlah Pranata dokumen Sumber Data : BPPT Kota Semarang dan RPJMD Kota Semarang dokumen dokumen Pada Tahun 6 Realisasi Jumlah Pranata adalah dokumen sesuai dengan yang direncanakan yaitu dokumen atau. Faktor-faktor penyebab terpenuhinya target kinerja program/kegiatan adalah adanya perencanaan yang matang dalam penyusunan MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF

114 rencana kinerja untuk tahun yang bersangkutan sehingga target kinerja dapat dicapai sesuai harapan. Dalam hal ini koordinasi dan pemahaman tugas sangat perlu guna penyeimbangan dalam pelaksanaan program/kegiatan yang terarah serta elevansi antara program dan pagu anggaran yang tersedia. DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN SKPD BPPT BagianPerekonomian BagianKerjasama JUMLAH ANGGARAN (Rp) PERSEN ANGGARAN (Rp) TASE () , , ,9 PERMASALAHAN Masih perlunya peningkatan infrastruktur khususnya gedung kantor yang kurang representative dalam menunjang pelaksanaan pelayanan perijinan. Masih perlunya identifikasi potensi dan promosi investasi yang lebih mengarah pada upaya percepatan peningkatan invenstasi. SOLUSI Diusulkan untuk dibuatkan gedung kantor baru yang representatif. Pelaksanaan kajian potensi investasi dan inovasi bentuk dan pola promosi yang lebih efektif dan efisien. PRESTASI Prestasi dan penghargaan pada tingkat Provinsi Jawa Tengah. Nasional dan Internasional yang diperoleh pada tahun 6 adalah : Penghargaan Kota Pro Investasi se Jawa Tengah dengan Kategori Istimewa. Mempertahankan Sertifikasi ISO 9:8. MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 3

115 D. AKUNTABILITAS KEUANGAN Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundangan-undangan. Sasaran pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan dan peraturan perundangundangan yang berlaku mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh instansi pemerintah sedangkan transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan. Implementasinya adalah seluruh pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan daerah hendaknya diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual sebagaimana dipersyaratkan oleh PP No. 7 Tahun tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 5 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 34 ayat () dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 6 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang terakhir kali diubah dengan Permendagri Nomor Tahun tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 6 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 83 mengamanatkan bahwa Kepala Daerah menyusun rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Penyusunan APBD Tahun Anggaran 6 diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 5 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 6. Dalam penyusunan APBD Pemerintah sesuai mekanismenya maka terlebih dahulu disusun Dokumen KUA. Dokumen KUA Tahun Anggaran 6 Kota Semarang disusun berdasarkan RKPD Kota Semarang Tahun 6 yang merupakan RKPD yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kota Semarang Tahun 5 5 karena RPJMD periode ketiga (6-) belum ditetapkan. Dokumen KUA merupakan dokumen yang memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program dan kegiatan pembangunan pada tahun 6 untuk setiap urusan Pemerintahan Daerah. Dokumen KUA juga memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya yang memuat langkah- langkah konkrit dalam pencapaian target yang ditetapkan. AKUNTABILITAS KEUANGAN 4

116 A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Anggaran Pendapatan Daerah Kota Semarang tahun 6, terdiri dari: Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp ,- Dana Perimbangan sebesar Rp ,- 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Rp ,Total Pendapatan Daerah sebesar Rp ,- Kebijakan Pendapatan Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah Kebijakan APBD perubahan Tahun 6 adalah sebagai berikut : ) Melakukan optimalisasi peningkatan pendapatan melalui perkiraan yang terukur secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi pendapatan asli daerah sampai dengan semester I tahun 6; ) Penyesuaian kebijakan dana perimbangan yang bersumber dari pemerintah pusat maupun provinsi. Pada Perubahan APBD TA 6 ini terdapat pemangkasan dana transfer sebesar total Rp yang meliputi Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil. 3) Penyesuaian terhadap alokasi Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah yang belum dimasukkan pada APBD TA 6 karena APBD TA 6 Kota Semarang yang ditetapkan lebih dulu daripada APBD TA 6 Provinsi Jawa Tengah. 4) Penyesuaian terhadap Hibah dari Pemerintah Pusat untuk penyelesaian utang PDAM. Target dan Realisasi Pendapatan Upaya-upaya untuk mencapai target pendapatan daerah pada tahun 6 dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut: ) Meningkatkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang dengan memerhatikan potensi pendapatan yang ada dengan tetap mendasarkan kepada aspek pelayanan, keadilan, serta kepentingan umum; ) Meningkatkan kualitas pelayanan melalui penyediaan sarana dan prasarana untuk memudahkan masyarakat dalam membayarkan kewajibannya kepada Pemerintah Kota Semarang 3) Meningkatkan kapasitas aparatur pemungut serta sistem prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah yang cepat, sederhana dan akuntabel; AKUNTABILITAS KEUANGAN 5

117 4) Meningkatkan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat dan wajib pajak/retribusi untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak dan retribusi daerah sesuai ketentuan yang berlaku; 5) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan; 6) Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah; 7) Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan Rencana Bisnis Anggaran untuk berkontribusi terhadap pendapatan Pemerintah Kota Semarang. Upaya-upaya yang dilakukan dalam pencapaian target pendapatan daerah adalah sebagai berikut : Membenahi manajemen data penerimaan Pendapatan Asli Daerah; Secara umum di Tahun 6 Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota Semarang telah mencapai target, bahkan beberapa pendapatan realisasinya melampaui target. Namun masih terdapat jenis pendapatan yang realisasinya belum mencapai target. Adapun Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 6 sebagai berikut : Target Pendapatan Rp ,- Realisasi Pendapatan Rp ,- _ Selisih lebih Rp ,- Realisasi Pendapatan mencapai 8,9 dari target Pendapatan Tahun 6. Target dan Realisasi pendapatan secara rincian adalah sebagai berikut : JENIS PERSEN ANGGARAN 6 6 SELISIH PENDAPATAN TASE Pendapatan Asli ,56 Daerah Dana ,58 Perimbangan 3. Lain-lain ( ) 98,38 Pendapatan yang Sah. JUMLAH ,9 PENDAPATAN DAERAH Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 NO a) Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan pendapatan yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- _ Selisih Lebih Rp ,- AKUNTABILITAS KEUANGAN 6

118 Realisasi PAD mencapai,56 dari target PAD Tahun 6. JENIS ANGGARAN 6 SELISIH PENDAPATAN 6 Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi ( ) Daerah 3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 4. Lain-lain PAD yang Sah JENIS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 NO PERSEN TASE 3, , , ,, Rincian Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut : ) Pajak Daerah : Pajak Daerah adalah PAD yang tarifnya diatur dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang.Pengelolaan Pajak dilakukan oleh SKPD Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang. Adapun Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah tahun 6 adalah : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- _ Selisih lebih Rp ,- Realisasi Pajak Daerah mencapai 3,48 dari target Pajak Daerah Tahun 6. Rincian Pajak Daerah adalah sebagai berikut : NO JENIS PENDAPATAN ANGGARAN SELISIH Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Pajak Pengambilan Bahan (94..5) Galian Golongan C 7. Pajak Parkir Pajak Air Tanah Pajak Sarang Burung (49.5.) Walet. Pajak BPHTB Pajak PBB PAJAK DAERAH Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 ) PERSEN TASE 7,78 4,9 3,54 4,6,9 53, ,8 7,84, ,37 8,5 3, Retribusi Daerah Retribusi Daerah adalah PAD yang tarifnya telah diatur dengan Perda dan pemungutan Retribusi ini berhubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang. Pengelolaan Pendapatan Retribusi dan Pemungutannya dilakukan oleh SKPD penghasil. AKUNTABILITAS KEUANGAN 7

119 Target dan Realisasi Retribusi Daerah adalah : Target Rp. 7.56,- Realisasi Rp ,- _ Selisih kurang Rp. ( ,-) Realisasi Retribusi Daerah mencapai 94,98 dari target Retribusi Daerah Tahun 6. Rincian Penerimaan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut : NO URAIAN DINAS KESEHATAN Retribusi Pelayanan Kesehatan DINAS BINA MARGA Retr. Ijin Persewaan Alat Berat DINAS PSDA & ESDM Retr. Ijin Persewaan Alat Berat DINAS KEBAKARAN Retr.Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah DINAS TATA KOTA & PERUMAHAN Retr.Pelayanan Pemakaman & Pengabuan Myt Retr.Penggantian Biaya Cetak Peta Retr. Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah Retr. Ijin Mendirikan Bangunan Retr. Ijin Gangguan / Keramaian PENERANGAN JALAN & P. REKLAME Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah DISHUB KOMINFO Retr. Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum Retr. Pengujian Kendaraan Bermotor Retr. Pengendalian Menara Telekomunikasi Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah Retr. Terminal Retr.Tempat Khusus Parkir Retr. Ijin Trayek BADAN LINGKUNGAN HIDUP Retr.Hasil Sewa Laboratorium Air DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN Retr.Pelayanan Persampahan Retr. Penyedotan Kakus Retr. Sewa Lapangan Simpang Lima D. SOSIAL PEMUDA & OLAHRAGA Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah PERSEN TASE 9,5 9, ,, ,74 55, , ( ) 75, , (364.) 8, , ( ) 73, ( ) 66, , , (557.55) ( ) 88,3 78, , (539.85) 4,38, , ( ) (46.4.) 78,83 84, ,56 33, , , , (84..) 8, , , ANGGARAN 6 6 AKUNTABILITAS KEUANGAN SELISIH

120 (4.45.) PERSEN TASE 97, ( ) 97, ( ) 97, ( ) 97, , (96.8.) 79, (4.466.) 73, , 8, , DPKAD Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retr.Sewa Aset Tanah Retr.Sewa Lahan Jembatan Ciputa-Anggrek Sewa Lahan Jembatan Ciputa-Achmad Dahlan Retr.Kerjasama Lantai dasar Pertokoan Simp.5 Retr.Kerjasana Bengkok Pujasera Ngaliyan Retr.Kerjasana PT NARPATI Retr.Sewa Lahan Sam Po Kong Retr.Sewa Lahan Tk. Roti Purimas Retr.Sewa Lapangan Golf Retr.Sewa Lahan Dr.Cipto PT.Indosat Retr.Sewa Lahan PT Tirto Podo Moro Retr.Sewa Lahan PT. XL Axiata Tbk Retr.Sewa Lahan Hotel Tentrem 6. DINAS KELAUTAN & PERIKANAN Pemakaian Kekayaan Daerah Retr. Tempat pelelangan Ikan 7. DINAS PASAR (789.8) Retr. Pelayanan Pasar ( ) Retr.Pemakaian Kekayaan ( ) Daerah RETRIBUSI DAERAH ( ) Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 4,3 4, ,9, , , ,4 4. 3, 337,5 493,4 4,8,. 85,59,, 4, , , , 99,3 68, , NO URAIAN Retr.Tempat Rekreasi & Olah Raga DINAS TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI Retr. Perpanjangan Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah Retr.Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa Retr.Tempat Rekreasi & Olahraga SEKRETARIAT Retr. Pemakaian Kekayaan Daerah Retr.Tempat Penginapan / Villa ANGGARAN ) SELISIH Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah (HPKD) yang dipisahkan : Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan adalah PAD yang berasal dari pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kota Semarang AKUNTABILITAS KEUANGAN 9

121 pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah.Pendapatan ini dikelola dan diterima melalui Sekretariat Daerah Kota Semarang. Target dan Realisasi HPKD yang dipisahkan adalah : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- - Selisih lebih Rp ,- Realisasi HPKD mencapai,64 dari target HPKD yang dipisahkan Tahun 6. Rincian Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan adalah sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN PERSEN TASE ( ) 5,75 Perusahaan Daerah RPH & BHP Perusahaan Daerah ( ) Percetakan 3 Perusahaan Daerah Bank ( ) Pasar 4 Perusahaan Daerah BPR / ( ) BKK 5 Bank Jateng Cabang Semarang JUMLAH Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 4) 5 SELISIH 57, , , , , Lain-lain PAD yang Sah : Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah adalah penerimaan yang berasal dari 7 (tujuh) Satuan Perangkat Kerja (SKPD) Kota Semarang yaitu Dinas Kesehatan Kota, RSUD, Dinas Perhubungan dan Kominfo, Dinas Sosial, Pemuda dan Olah raga, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Pertanian Target Rp ,- Realisasi Rp ,- Selisih lebih Rp ,- Realisasi Lain-lain PAD yang Sah mencapai 5, dari target Lain lain PAD yang sah Tahun 6. Lain lain PAD yang Sah dapat dirinci sebagai berikut : NO URAIAN DINAS KESEHATAN KOTA Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP RUMAH SAKIT UMUM Pendapatan BLUD RSUD Kota Semarang DISHUB KOMINFO Fasilitas Umum Penr.lain BLU 3. ANGGARAN PERSEN TASE , , ( ) ( ) 98,69 98, ( ) (6.755) ( ) 8,7 9,38 8, AKUNTABILITAS KEUANGAN SELISIH

122 NO ANGGARAN URAIAN PERSEN TASE (4.9.) 78,58 SELISIH DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Pendapatan Denda (4.9.) Administrasi Kependudukan 5. D P K A D Pelepasan Hak Atas Tanah.. (..) Penj.Peralatan/ Perlengk.Kant. Yg tdk terpakai Jasa Giro Kas Daerah Rekening Deposito pada Bank Pendapatan dari Pengembalian kerugian daerah Pendapatan dari 5.4. (5.4.) Pengembalian hibah KPU Hasil Pengelolaan Dana Bergulir dari Kel Masy. Denda Pajak Lain-lain DPKAD DINAS KELAUTAN & PERIKANAN Penjualan Hasil Perikanan DINAS PERTANIAN Penjualan Hasil Pertanian Penjualan Hasil Peternakan PENERIMAAN LAIN LAIN PAD YANG SAH Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun , ,4, 689, ,54 4, , -, - 5, ,, 56, ,9 88,68, 99, 5, b) Dana Perimbangan Dana Perimbangan adalah dana yang berasal dari Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Target dan Realisasi Dana Perimbangan adalah : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- - Selisih lebih Rp ,- Realisasi Dana Perimbangan mencapai 3,58 dari target Dana Perimbangan Tahun 6. Rincian Dana Perimbangan adalah sebagai berikut : NO URAIAN Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum. Dana Alokasi Khusus Dana Perimbangan 3. 4 ANGGARAN PERSEN TASE ( ) 93,5 ( ) 88,43 SELISIH ( ) , 96,56 3, Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 AKUNTABILITAS KEUANGAN

123 ) Bagi Hasil Pajak : Dana Bagi Hasil Pajak adalah dana yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal, DBHCHT dan Pajak Penghasilan Pasal 5 dan Pasal 9. Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak adalah : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- - Selisih kurang Rp. ( ,-) Atau realisasi Bagi Hasil Pajak mencapai 93,5 dari target Bagi Hasil Pajak Tahun 6. Adapun Rincian Bagi Hasil Pajak adalah sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN PERSEN TASE , , ,77,79 93, SELISIH Bagi Hasil Pajak Bumi & Bangunan Bagi Hasil dari PPH OPDN ( ) & Pasal. 3 PPH Pasal 5/ DBHCHT Bagi Hasil Pajak ( ) Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 ) Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam (BHBP / SDA) : Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam adalah dana yang berasal dari Penerimaan SDA Kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi. Target dan Realisasi BHBP / SDA adalah : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- - Selisih kurang Rp. ( ,-) Atau realisasi BHBP/SDA mencapai 88,43 dari target BHBP / SDA Tahun 6. Rincian Penerimaan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam adalah sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN SELISIH Pertambangan Umum (.) Panas Bumi Minyak Bumi ( ) 4 Gas Bumi Kehutanan ( ) 6 Perikanan ( ) ( ) Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 3) PERSEN TASE 65,3 5,79 5,64 8,9 9,5 4,5 88, Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari pendapatanapbn yang dialokasikan dengan tujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dalam rangka mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi. AKUNTABILITAS KEUANGAN

124 Target Rp ,- Realisasi Rp ,- - Selisih lebih Rp ,- Atau realisasi Dana Alokasi Umum mencapai, dari target Dana Alokasi Umum Tahun 6. Rincian Dana Alokasi Umum adalah sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN PERSEN TASE , , SELISIH Dana Alokasi Umum Jumlah Dana Alokasi Umum (DAU) Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 Pelampauan pencapaian Target Pendapatan DAU adalah karena terbitnya PMK 5/PMK.7/6 tentang Penundaan Penyaluran sebagian DAU Tahun 6, dimana untuk Kota Semarang ditunda untuk 4 bulan (mulai September Desember) sehingga Pemkot Semarang menurunkan Target Pendapatan DAU pada Perubahan APBD 6 sesuai dengan besaran penundaan, namun ternyata penundaan hanya untuk bulan September dan Oktober 6, sedangkan DAU bulan Nopember dan Desember tidak ada penundaan. Adapun penundaan bulan September dan Oktober telah ditransfer oleh Pemerintah Pusat pada 3 Desember 6. 4) Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu yang bertujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus adalah : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- - Selisih Kurang Rp. ( ,- ) Realisasi Dana Alokasi Khusus mencapai dari target Dana Alokasi Khusus Tahun 6. Rincian Dana Alokasi Khusus adalah sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN PERSEN TASE 85,85 ( ) ,3 SELISIH Dana Alokasi Khusus Fisik Dana Alokasi Khusus Non Fisik Dana Alokasi Khusus ( ) (DAK) Jumlah Dana Alokasi Khusus ( ) (DAK) Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 AKUNTABILITAS KEUANGAN 5 96, ,

125 Lain lain Pendapatan Daerah Yang Sah c) Lain lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan daerah yang berasal dari sumber lain yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Target dan Realisasi Lain lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- Selisih kurang Rp ,- Realisasi Lain lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 98,38 dari target Lain lain Pendapatan Daerah yang sah Tahun 6. Rincian Lain lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN PERSEN TASE , SELISIH Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat Dana Bagi Hasil dari Provinsi ( ) dan Pemerintah Daerah Lainnya 3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 4 Bantuan Keuangan dari (85.) Propinsi 5 Dana Insentif Daerah Lain lain Pendapatan ( ) Daerah Yang Sah Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 ) 5 95, , , , 98, Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat Adanya pendapatan hibah dari pemerintah pusat adalah berdasarkan Permendagri RI Nomor 48 Tahun 5 tentang pedoman penerimaan hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dan penyertaan Modal pemerintah Daerah PDAM dalam rangka penyelesaian hutang PDAM kepada Pemerintah Pusat secara Non Kas. Target dan Realisasi Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat adalah : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- _ Selisih lebih Rp ,- Realisasi Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat mencapai, dari target Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat Tahun 6. Rincian Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat adalah sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN SELISIH PERSEN TASE, REALISAS I 5,, Hibah Non Kas dari Pemerintah Pusat Hibah dari Pemerintah Pusat Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 AKUNTABILITAS KEUANGAN 4

126 Hibah Non Kas sebesar Rp ,- merupakan Dana Hibah Non Kas yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kota Semarang untuk digunakan sebagai dasar penyertaan modal kepada PDAM dalam rangka mengoptimalkan perbaikan kondisi keuangan PDAM dan penyelesaian piutang negara kepada PDAM. Sedangkan Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp ,- terdiri dari : a. Program hibah air minum bantuan bantuan Pemerintah Australia Tahap II Kota Semarang sebesar Rp.337..,- b. Program hibah air minum APBN Tahun 6 Kota Semarang sebesar Rp.3.6..,- ) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi adalah dana yang berasal dari pendapatan APBD Provinsi yang dialokasikan kepada kabupaten/kota se Provinsi yang bersangkutan berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah. Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya adalah : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- Selisih kurang Rp ,- Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya mencapai 95,48 dari target Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Tahun 6. Rincian Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya adalah sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN PERSEN TASE , ,99 83, , 5, 95, SELISIH Pajak Kendaraan Bermotor BBNKB ( ) 3. Bahan Bakar Kendaraan ( ) Bermotor 4. P & PAP Bagi Hasil Pajak Rokok Bagi Hasil Pajak dari ( ) Propinsi dan Pemda Lainnya Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 3) Dana Penyesuaian Dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu sesuai dengan peraturan perundangundangan yang terdiri dari Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Tunjangan Profesi. Mulai Tahun 6 Dana Tambahan Penghasilan AKUNTABILITAS KEUANGAN 5

127 Guru ( DTP-Guru PNSD ) dan Dana Tunjangan Profesi Guru ( Dana TP Guru PNSD) menjadi DAK Non Fisik, hal ini berdasarkan Perpres Nomor 37/5 tentang rincian APBN Tahun 6. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dirinci sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN 6 6 SELISIH PERSEN TASE, , Tambahan Penghasilan Guru PNSD dan Tunj. Prof Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) tanggal 6 Agustus 6 nomor S-579/PK/6 tentang Penyampaian Informasi kepada Daerah tentang penghentian penyaluran Dana Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan Tahun Anggaran 6 untuk triwulan III & IV, dikarenakan masih ada SILPA Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD. Tahun 6 yang diperhitungkan oleh Pemerintah Pusat masih cukup untuk membayar Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD sampai dengan akhir Tahun 6 sehingga kekurangan pembayaran TPG PNSD menggunakan SILPA Tahun 5 sebesar Rp ,4) Bantuan Keuangan Provinsi Bantuan keuangan provinsi adalah bantuan dalam penggunaannya dan teknis penganggarannya dibedakan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus. Bantuan ini diberikan provinsi kepada kabupaten/kota dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan. Target dan Realisasi Bantuan Keuangan Provinsi adalah : Target Rp ,- Realisasi Rp ,- _ Selisih kurang Rp. (85.,-) Bantuan Keuangan Provinsi mencapai 97,48 dari target Tahun 6. Adapun rincian dari Bantuan Keuangan adalah sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN PERSEN TASE (85.) 97,48 SELISIH Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari (85.) Propinsi Tk.I Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 AKUNTABILITAS KEUANGAN 97,

128 5) Dana Insentif Daerah Dana Insentif Daerah adalah dana yang bersumber dari APBN yang bertujuan memberikan reward kepada pemerintah daerah atas penilaian capaian kinerja-nya di atas rata-rata nasional, dan digunakan dalam rangka pelaksanaan fungsi pendidikan yang menjadi urusan / kewenangan daerah. Untuk tahun 6 penggunaan DID tidak terikat pada pendidikan. Kriteria pengalokasian DID yaitu : ). Kriteria Utama : kriteria yang harus dimiliki oleh suatu daerah sebagai penentu kelayakan daerah penerima yang terdiri atas : * Opini BPK atas LKPD : WTP atau WDP. * Penetapan APBD tepat waktu. ). Kriteria Kinerja : kriteria penilaian terhadap kinerja daerah terdiri dari : * Kesehatan Fiskal dan pengelolaan keuangan daerah (termasuk pengelolaan pajak dan retribusi daerah ) dengan bobot 5 * Pelayanan dasar publik, yang meliputi pendidikan, Kesehatan, Air Minum Layak, Sanitasi untuk masyarakat dengan bobot 5 * Ekonomi dan kesejahteraan (termasuk pengendalian tingkat inflasi) dengan bobot 5. Namun untuk tahun 6 Pemerintah Kota Semarang tidak memperoleh Dana Insentif Daerah (DID) karena opini BPK atas Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Semarang Tahun 5 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Adapun rincian dari Dana Insentif Daerah adalah sebagai berikut : NO URAIAN ANGGARAN 6 6 SELISIH PERSEN TASE, Dana Insentif Daerah Dana Insentif, Daerah Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun Permasalahan dan Solusi Pencapaian Pendapatan Daerah Dalam upaya mengoptimalisasi mengelola pendapatan daerah Pemerintah Kota Semarang sering mengalami berbagai permasalahan. Adapun permasalahan yang timbul pada setiap optimalisasi pendapatan dan solusinya sebagai berikut : a. Permasalahan Pendapatan dan Solusi pada PAD a) Permasalahan Pajak Daerah ) Kurangnya kesadaran dan transparansi sebagai wajib pajak dalam melaporkan besaran pendapatan dan besaran pembayaran pajaknya. ) Keterbatasan aparat/sdm Pemeriksa Pajak yang memenuhi kriteria pemeriksa pajak yang bersertifikat dan latar belakang pendidikan yang sesuai. AKUNTABILITAS KEUANGAN 7

129 3) Kesulitan dalam pemungutan Pajak Daerah yang tidak jelas kepemilikannya. 4) Peraturan Daerah terkait pajak daerah yang sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini 5) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C tidak mencapai target karena wilayah di Kota Semarang hanya ada (dua) obyek pajak yang bisa dikenakan pajak yaitu PT.Dibya Jaya Makmur dan PT.Berkah Rowosari Indah. Pajak yang ada pada Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan termasuk yang harus diatur terkait dengan lingkungan (ijin) dan dimana semua usaha yang terkait dengan mineral bukan logam dan bantuan harus dipungut pajak secara adil. Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor Tahun tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Provinsi Jawa Tengah, Bupati/Walikota menerbitkan WIUP Mineral Bukan Logam dan atau Batuan setelah mendapat rekomendasi teknis dari Gubernur. 6) Pajak Sarang Burung Walet realisasinya tidak mencapai target dikarenakan banyak obyek sarang burung walet yang tidak diketahui pemiliknya/pengelolanya. b) Solusi yang diupayakan sebagai berikut : ) Dilaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga dengan pemasangan on line sistem (pembayaran dan pelaporan melalui sistem elektronik) terhadap Wajib Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan akan dilakukan terhadap obyek pajak lain yaitu Pajak Hotel dan Pajak Parkir. ) Diselenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan terkait pengelolaan dan pemeriksaan pajak daerah bagi pegawai di lingkungan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang 3) Melakukan perubahan data obyek pajak secara berkala, dengan melakukan updating Pajak Daerah dan telah dilaksanakan yustisi pajak daerah bagi wajib pajak yang telah melalaikan kewajibannya. 4) Telah diselesaikannya 5 (lima) Rancangan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan telah diusulkan untuk dibahas dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda) Tahun 7. 5) a). Melakukan sosialisasi terhadap aktifitas/kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan agar mengajukan ijin ke Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah. AKUNTABILITAS KEUANGAN 8

130 b). Berkoordinasi dengan Kecamatan untuk memberikan data obyek Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan yang ada di wilayah kecamatan masing-masing. 6) Bekerjasama dengan kecamatan untuk mendata dan mengetahui alamat pemiliknya/pengelolanya. b. Permasalahan Retribusi Daerah Upaya pengelolaan Retribusi Daerah secara optimal sering terjadi permasalahan dan kendala yang dihadapi SKPD pengelola Retribusi Daerah bersangkutan. Adapun permasalahan Retribusi Daerah setiap SKPD sebagai berikut : Dinas Tata Kota dan Perumahan Permasalahan : ) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Penggantian Cetak Peta dikarenakan : a) Pada tahun 6 pengajuan ijin didominasi oleh pemohon perorangan/perumahan kecil. b) Pada tahun 6 pengajuan permohonan KRK dari sektor kegiatan usaha dan industri sedikit. ) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan dikarenakan : a. Wajib Retribusi IMB yang masuk pada TA 6 sebagian besar nilai retribusinya kecil (rata-rata sekitar Rp..,- per meter). b. Banyak berkas yang berhenti karena persyaratan belum lengkap, terutama terkait persyaratan rekomendasi dari instansi lain. c. Proses IMB yang masih rumit dan tidak sesuai SPM, sehingga masyarakat enggan mengurus IMB. d. Dalam memproses IMB belum memanfaatkan IT secara maksimal sehingga efisien dan efektifitas masih kurang. e. Banyak berkas yang masuk dalam kondisi pengecekan di lapangan terdapat banyak pelanggaran, sehingga berkas tidak bisa diproses. f. Personil yang menangani sangat terbatas. ) Tidak tercapainya Target Pendapatan Retribusi Ijin Gangguan (HO) dikarenakan : a. Sesuai Peraturan Daerah Nomor Tahun tentang Ijin Gangguan dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun tentang Retribusi Perijinan Tertentu bahwa permohonan daftar ulang bagi pemohon Ijin Gangguan tidak dikenakan pembayaran retribusi kembali. AKUNTABILITAS KEUANGAN 9

131 b. Pemberlakuan peraturan baru/edaran mengenai persyaratan yang harus dilengkapi dalam permohonan Ijin Gangguan menjadi hambatan bagi pengajuan penerbitan Ijin Gangguan maupun daftar ulang Ijin Gangguan, karena belum didukung peraturan teknis pelaksanaannya di daerah. Solusi yang diupayakan sebagai berikut : ) Sosialisasi berkaitan dengan perijinaan (KRK, IMB, HO dan Pelayanan Pemakaman) perlu ditingkatkan dari tingkat kelurahan dan kecamatan. ) Perlu adanya monitoring dan evaluasi setiap bulan terhadap prosedur perijinan yang berlaku. Dinas Perhubungan, Komunikasi& Informatika Permasalahan : ) Tidak tercapainya target pendapatan parkir tepi jalan umum dikarenakan banyak jalan yang direnovasi dan adanya perubahan lahan parkir. ) Tidak tercapainya target retribusi pengendalian menara telekomunikasi karena : a) Menara Telekomunikasi di Kota Semarang ada yang tidak ada identitas b) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah retribusi baru, karena waktunya sangat sempit sehingga perlu sosialisasi kepada pemilik Menara Telekomunikasi c) 3) Pencairan Anggaran sosialiasi II baru diterima tanggal 5 Desember 6 Tidak tercapainya target retribusi terminal dikarenakan : a) Terminal Terboyo, Jalan Kaligawe menuju Terminal Terboyo tergenang air/rob. Pintu akses masuk Terminal banjir dan rusak. Hal ini mengakibatkan bus tidak bisa masuk terminal dan kios/warung banyak yang tutup. b) Terminal Penggaron, penarikan retribusi tidak di depan pintu terminal sehingga angkutan banyak yang putar balik untuk menghindari petugas di lapangan dengan alasan kondisi didalam terminal sepi/tidak ada penumpang. c) Terminal Mangkang, berkurangnya bus kota dengan alasan sudah tidak layak pakai, bus besar sulit diarahkan masuk ke dalam terminal dengan alasan jalan didalam terminal rusak parah, serta penerangan jalan banyak yang sudah mati sampai sekarang, beroperasinya kembali agen-agen bus di wilayah Krapyak dan sekitarnya, belum maksimal pemanfaatan terhadap Terminal Mangkang dan hanya digunakan sebagai lintasan saja jadi jarang bus-bus yang istirahat/menginap. AKUNTABILITAS KEUANGAN 3

132 d) Terminal Cangkiran, banyaknya bus angkutan yang tidak beroperasi/berkurang dengan alasan Buku KIR dan KP yang habis masa berlakunya, bertambahnya Bus BRT sehingga mengurangi jumlah bus kota. Solusi yang diupayakan sebagai berikut : ) Parkir di tepi jalan umum a) Koordinasi dengan instansi terkait b) Mencari titik-titik parkir yang belum terdata ) c) Menaikkan target per titik parkir a) Sudah ada himbauan secara lisan maupun tertulis dari Dinas kepada pemilik Menara Telekomunikasi tetapi belum ditindak lanjuti. Data Mentel dan operator sangat dinamis, sehingga diperlukan data dari pemilik menara b) Sosialisasi I sudah dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 6, namun peserta belum bisa menyampaikan data mentel yang dimilikinya 3) c) Sosialisasi II dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 6 Desember 6 a) Terminal Terboyo : akan dialihfungsikan untuk parkir angkutan barang. b) Terminal Penggaron : Penertiban di depan gapura/gerbang terminal setiap bulan, memberi sosialisasi peraturan-peraturan terminal dan tata tertib pada sopir-sopir dan PO yang ada di terminal. c) Terminal Penggaron : Petugas sudah berupaya memasukkan bus-bus penumpang yang melintas untuk diarahkan masuk ke dalam terminal namun sulit karena faktor-faktor tersebut. d) Terminal Cangkiran : Melakukan/mengadakan sosialisasi peraturanperaturan terminal dan tata tertib kepada para sopir dan PO yang ada di terminal dan petugas mengupayakan supaya bus penumpang untuk masuk dalam terminal. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Permasalahan : Retribusi Sewa Lapangan Simpang Lima tidak mencapai target dikarenakan di tahun 6 tidak ada pemohon untuk menggunakan Lapangan Simpang Lima. Solusi yang diupayakan sebagai berikut : Dalam memberikan ijin sewa Lapangan Simpang Lima lebih selektif dan diprioritaskan pada kegiatan yang tidak bersifat komersil. Dinas Sosial, Pemuda dan Olah Raga Permasalahan : Tidak tercapainya retribusi pemakaian kekayaan daerah dikarenakan : AKUNTABILITAS KEUANGAN 3

133 ) Berkurangnya obyek retribusi akibat adanya pinjam pakai lapangan Citarum ) Adanya obyek retribusi yaitu GOR Trilomba Juang yang masih dalam taraf perbaikan atau pembangunan sehingga tidak dapat dioperasionalkan Solusi yang diupayakan sebagai berikut : Obyek retribusi yang masih dalam perbaikan apabila sudah selesai agar segera dioperasionalkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Permasalahan : ) Masa perpanjangan telah habis, sehingga untuk kembali bekerja di kota Semarang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bersangkutan harus mengurus ijin baru ke Jakarta dimana DPKK dibayarkan di BNI sesuai dengan rekening Kementerian. ) Ada beberapa Tenaga Kerja Asing (TKA) yang kontraknya tidak diperpanjang oleh perusahaan. 3) Tenaga Kerja Asing (TKA) pindah lokasi kerja di luar kota Semarang. Solusi yang diupayakan sebagai berikut : Sebenarnya Retribusi Perpanjangan Tenaga Kerja Asing tidak bisa ditarget karena Tenaga Kerja Asing yang ada baru bisa ditarik retribusi di tahun ke- (dua) setelah ijin dikeluarkan dari Kementerian, itupun kalau diperpanjang. Jadi kondisi yang ada boleh dikatakan secara kebetulan ada Tenaga Kerja Asing di Kota Semarang, di samping itu Pemerintah Kota Semarang tidak ada kewenangan untuk memperlama Tenaga Kerja Asing. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Permasalahan : ) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa tidak memenuhi target dikarenakan akses masuk ke Hotel Taman Lele dari arah barat tertutup media jalan, sehingga pengunjung dari arah barat harus memutar sejauh ± 3 km sampai daerah Jerakah dan adanya pekerjaan bongkar pasang pipa PGN (Perusahaan Gas Negara) dan pembuatan saluran air yang letaknya tepat di depan Kampoeng Wisata Taman Lele ) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga a) Retribusi Tempat Rekreasi di Taman Lele tidak dapat memenuhi Target dikarenakan akses masuk ke obyek wisata Taman Lele dari arah barat tertutup media jalan, sehingga pengunjung dari arah barat harus memutar sejauh ± 3 km sampai daerah Jerakah dan adanya pekerjaan bongkar pasang pipa PGN (Perusahaan Gas Negara) dan pembuatan AKUNTABILITAS KEUANGAN 3

134 saluran air yang letaknya tepat di depan Kampoeng Wisata Taman Lele. b) Target Obyek Wisata Taman Margasatwa dan Goa Kreo terlalu tinggi sedangkan Perda Retribusi Jasa Usaha belum disahkan sehingga tiket masuk belum naik dan di Taman Margasatwa naik tiket arena permainan maupun tiket menaiki hewan masih belum naik Solusi yang diupayakan sebagai berikut : ) Mengkoordinasikan kepada Dinas Perhubungan agar dapat membuka median jalan yang tepat di depan Taman Lele ) a) Mengkoordinasikan kepada Dinas Perhubungan agar dapat membuka median jalan yang tepat di depan Taman Lele b) Mengajukan Perda Kenaikan Harga Karcis yang sekarang sedang dalam proses Dinas Pasar : Permasalahan : Tidak tercapainya Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dikarenakan : ) Pungutan retribusi PKL belum sesuai dengan Perda sehingga perhitungan potensi retribusi PKL masih kurang dari target yang ditetapkan ) Pengelolaan dan pungutan retribusi PKL pada lima belas kecamatan dan break down ke kelurahan-kelurahan bahwa dengan ketiadaan (MOU) antara Dinas Pasar dengan wilayah maka hasilnya tidak optimal bahkan jauh dari target 3) Banyak toko yang ditutup Solusi yang diupayakan sebagai berikut : ) Menghitung potensi retribusi PKL dengan updating data ) Sosialisasi kepada pedagang kaki lima tentang tarif PKL sesuai Perda 3) Membuat surat peringatan kepada pedagang pasar yang tidak aktif, dan dibuatkan surat untuk diambil tindakan. c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Permasalahan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan : Perusda Percetakan Pada tahun 6 ada pengeluaran yang tidak dianggarkan sebesar Rp ,- yaitu untuk membayar biaya pesangon karyawan yang perusda yang purna tugas sebanyak 4 orang dan orang karyawan yang meninggal dunia. Solusi yang diupayakan sebagai berikut: AKUNTABILITAS KEUANGAN 33

135 Pemberian pesangon terhadap karyawan yang purna tugas dan meninggal dunia terakhir diberikan pada tahun 6 ini. Mulai tahun 7 dan seterusnya, pemberian dana pesangon akan dicadangkan setiap tahunnya sehingga tidak membebani laba/rugi tahun bersangkutan. Perusda RPH dan BHP Panen budidaya sapi yang ditargetkan 3 kali dalam tahun hanya tercapai kali karena lelang pengadaan hewan sapi 4 bulan dan memperoleh sapi bakalan dengan bobot 5 kg dari rencana 4 kg maka waktu pemeliharaan menjadi mundur dari rencana hanya 4 bulan menjadi 6 bulan Solusi yang diupayakan sebagai berikut: Membongkar monopoli harga sapi siap potong dengan cara memotong sendiri dan menjual daging sendiri langsung ke user (bakso, rumah makan, rumah sakit, Hotel, Cafe) PD. BPR Bank Pasar PD BPR Bank Pasar tidak mencapai target di tahun 6 karena : ) Penyertaan modal Pemerintah Kota Semarang sebesar Rp...,pada akhir bulan Desember 5 yang rencananya untuk modal kerja tahun 5 belum dapat digunakan untuk operasional tahun 5 karena masih menunggu persetujuan dari OJK. ) Persaingan anatar BPR, Bank umum, lembaga keuangan lainnya dan koperasi yang semakin kompetitif di Kota Semarang. 3) Efisiensi jaringan pelayanan kantor yang sulit diakses oleh nasabah UMKM disebabkan belum adanya jaringan pelayanan lain sehingga pemanfaatan SDM kurang efisien. Solusi yang diupayakan sebagai berikut: ) Modal disetor tahun 5 mendapat persetujuan OJK berdasar surat Nomor S-36/KR.4/6 tanggal 9 Januari 6 dan surat persetujuan pencairan atas modal disetor Nomor: S-85/KR.3/6 tanggal 3 Juni 6, sehingga saat ini modal sdh bisa digunakan Bank. ) Untuk menghadapi persaingan yang makin tajam bank berusaha mengembangkan produk baru sehingga tenaga pemasaran dana bias cross selling untuk produk kredit sehingga dapat meningkatkan penjualan kredit. Di samping itu bank juga menekan harga bunga kredit agar dapat bersaing dengan competitor yang ada yang semula,5 menjadi,5 anuitas, serta membuka kantor baru. 3) Pengembangan jaringan kantor mengalami hambatan bekaitan susunan pengurus yang belum lengkap (Dewan Pengawas masih ). Bank telah AKUNTABILITAS KEUANGAN 34

136 mengajukan Calon Dewan Pengawas ke OJK dengan surat Nomor: 37/BPSMG/X/6 tanggal 4 Oktober 6 dan telah mendapatkan undangan klarifikasi (fit and Proper test) dari OJK dalam surat nomor: S4/KR.3/6 tanggal November 6; namun sampai saat ini belum mendapatkan hasil/jawaban dari OJK. PD. BPR BKK Kota Semarang PD BPR BKK Kota Semarang tidak mencapai target di tahun 6 karena outsanding kredit tidak tercapai dikarenakan persaingan pasar yang cukup ketat, adanya koreksi PPAP dari OJK sebesar Rp..,- akibat pemberlakuan PBI 3/6 tentang KAP dan PPAP, adanya koreksi fiskal PPh Ps 5 (Pajak Badan) oleh Akuntan Publik sebesar Rp...,-, adanya denda pajak tahun lalu sebesar Rp.39.9.,- dan pemberian pesangon kepada 3 karyawan yang mengundurkan diri sebesar Rp.5.,Solusi yang diupayakan sebagai berikut: Melakukan promosi pemasaran kredit berupa : ) Menurunkan tingkat suku bunga kredit ) Jangka waktu kredit yang diperpanjang 3) Memperlakukan suku bunga deposito sesuai maksimal yang ditentukan LPS 4) Penyesuaian suku bunga tabungan dengan rate diatas lebih tinggi dibanding dengan bank umum 5) Melakukan efisiensi tehadap biaya operasional perusahaan. d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah RSUD Pendapatan BLUD RSUD tidak mencapai target disebabkan klaim belum terbayar yaitu : ) BPJS ii. bulan Oktober 6 sebesar Rp ) Jamkesda iii. Jamkesmas bulan September 6 sebesar Rp iv. Jamkesda bulan Oktober 6 sebesar Rp Jamkesmas bulan September dan Oktober tersebut klaimnya belum terbayar karena terlambatnya verifikasi dari DKK karena dana dari pusat dropingnya terlambat sehingga tidak bisa membayar klaim tepat waktu sesuai perjanjian. Solusi yang diupayakan sebagai berikut: ) BPJS harus membayar klaim tepat waktu ) Ke depan verifikasi dari DKK tidak terlambat sehingga pembayaran klaim tepat waktu AKUNTABILITAS KEUANGAN 35

137 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Penerimaan lain-lain BLU tidak memenuhi target karena : ) Fasilitas Umum tidak mencapai target karena banyaknya fasilitas umum yang belum dimanfaatkan (kurang peminat) ) Retribusi Penumpang BRT a) Koridor 5 dan 6 belum beroperasi dikarenakan adanya jalan di rute tersebut dalam perbaikan sehingga tidak layak untuk dilewati b) Kekurangan armada di koridor sampai 4 c) Gagal lelang untuk pengadaan operator Solusi yang diupayakan sebagai berikut: ) Dilaksanakan sosialisasi dan memberikan potongan/disetor sewa ) a) Segera mengoperasionalkan Koridor 5 dan 6 dengan memperbaiki jalan rute koridor 5 dan 6 b) Menambah jumlah armada yang saat ini masih kurang terutama koridor, dan 4 dan diharapkan tahun 7 sudah dapat dioperasionalkan. c) Lelang untuk pengadaan operator dilaksanakan 7 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Permasalahan tidak tercapainya penerimaan denda disebabkan karena ada pembebasan denda pengurusan akta kelahiran dan akta kematian dalam rangka HUT Kota Semarang ke 469 dan HUT Kemerdekaan Indonesia sampai dengan 3 Desember 6. Solusi yang diupayakan sebagai berikut: Membebaskan denda dengan keputusan Walikota Semarang nomor 477//7 tanggal 3 Januari 7 tentang pembebasan denda administratif terhadap keterlambatan pelaporan dokumen kependudukan di kota Semarang. DPKAD Pelepasan hak atas tanah tidak terealisasi karena di tahun 6 tidak ada permohonan pelepasan hak atas tanah. Kegiatan tersebut dianggarkan dengan maksud untuk mengakomodir jika ada permohonan pelepasan hak atas tanah untuk jalan, waduk, tol, dsb. Namun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun tentang Pengadaan Tanah, jika ada permohonan pelepasan hak atas tanah harus diganti dalam bentuk tanah, sehingga Pemerintah Kota tidak menerima ganti rugi berupa uang. Pendapatan dari Pengembalian Hibah KPU realisasi karena pengembalian dana dari KPU sebesar Rp.5.4.,- secara otomatis mengurangi belanja di tahun 6. AKUNTABILITAS KEUANGAN 36

138 Solusi yang diupayakan sebagai berikut: Sesuai Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun tentang Pengadaan Tanah, kegiatan pelepasan hak atas tanah akibat terkena proyek/kegiatan untuk kepentingan publik tidak dianggarkan dalam APBD. Pendapatan pengembalian hibah KPU tidak akan dianggarkan dalam pendapatan karena apabila ada pengembalian akan secara otomatis mengurangi belanja. e. Pendapatan Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak Pusat yang terdiri dari : - PPh. Ps. - PPh. Ps. 5/9 - PBB - SDA tidak mencapai target dikarenakan : ) Transfer triwulan IV tahun 6 belum disalurkan sampai dengan 3 Desember 6 dan kebijakan tersebut berlaku secara Nasional. Pemerintah Pusat akan menyalurkan kekurangan tersebut di tahun 7. ) Target penerimaan pajak pusat tidak tercapai sehingga realisasi bagi hasil pajak kepada daerah juga tidak tercapai, karena bagi hasil pajak perhitungannya berdasarkan realisasi penerimaan pajak pusat. Solusi yang diupayakan sebagai berikut: Perlu meningkatkan upaya dalam rangka optimalisasi penerimaan Bagi Hasil Pajak yaitu dengan implementasi perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kota Semarang dengan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I tentang Optimalisasi Pajak Penghasilan (PPh Pasal dan PPH WPOPDN Pasal 5/9), sehingga apabila ada kebijakan Pemerintah Pusat tentang penundaan penyaluran transfer, tidak berpengaruh pada pencapaian target Pendapatan Bagi Hasil Pajak pada APBD. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) tidak mencapai target dikarenakan : ) Transfer triwulan IV tahun 6 belum disalurkan sampai dengan 3 Desember 6 dan rencana Pemerintah Pusat akan menyalurkan kekurangan tersebut di tahun 7 sesuai PMK Nomor 48/PMK.7/5 dengan mekanisme kurang bayar. ) Harga minyak mentah dunia masih sangat rendah, sehingga realisasi tidak tercapai. AKUNTABILITAS KEUANGAN 37

139 Solusi yang diupayakan sebagai berikut : Terkait dengan harga minyak mentah dunia, Pemerintah Kota sifatnya hanya menerima, namun setiap triwulan rekonsiliasi lifting (penjualan) migas antara Kementrian ESDM Migas dengan DJPK, DJA, Kemendagri dan daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian ESDM. Dana Alokasi Khusus tidak mencapai target karena : Tidak tercapainya pendapatan dari DAK Tahun 6 yang terdiri dari DAK Reguler dan Infrastruktur Publik Daerah (IPD) adalah karena : ) Adanya kegiatan yang terlambat dilaksanakan karena ada Surat Edaran Menteri Kauangan nomor SE-/MK.7/6 tanggal 8 April 6 tentang pengurangan / pemotongan DAK Fisik secara mandiri Tahun Anggaran 6 sehingga menyebabkan mundunya pelaksanaan. ) Beberapa SKPD antara lain Dinas Bina Marga kurang cepat menyerap dana DAK yang disebabkan lelang ulang, Dinas Pendidikan tidak sesuai Juknis sehingga capaian output kegiatan sesuai tahapan triwulan tidak dapat dipenuhi. Solusi yang diupayakan sebagai berikut : SKPD pelaksana DAK harus dipacu untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan tepat waktu sehingga penyerapan bisa lebih cepat dan minimal penyerapan 75 atau 9 untuk capaian output kegiatan triwulan II atau III yang merupakan syarat pengajuan pencairan tahap selanjutnya dapat dipenuhi. f. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi tidak mencapai target dikarenakan: ) Khususnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) tidak tercapai target pendapatan karena masyarakat beralih pada pembelian mobil murah dan ada program pembebasan BBNKB di tahun 6 untuk kendaraan dari luar kota, sehingga realisasi pendapatan BBNKB menjadi lebih kecil. ) Dan untuk PBBKB tidak tercapai karena ada penundaan penyaluran pada bulan Nopember 6. Solusi yang diupayakan sebagai berikut : Terkait dengan daya beli dan selera masyarakat dalam pembelian mobil murah, Pemerintah Provinsi berupaya memonitor ketepatan data, sehingga diharapkan WP BBNKB dapat terjaring semua dan meningkatkan koordinasi dengan Provinsi. Bantuan Keuangan dari Propinsi Realisasi Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi terserap sebesar 97,48 dari target yang ditetapkan, hal tersebut disebabkan karena : AKUNTABILITAS KEUANGAN 38

140 ) Kegiatan tidak dapat dilaksanakan berdasar Surat Walikota Semarang Nomor 978.3/79 tanggal 3 Juni 6 perihal kegiatan bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 6 yang tidak dapat dilaksanakan antara lain karena : v. Nomenklatur tidak sesuai vi. Sudah dianggarkan di APBD vii. Kesalahan kode rekening belanja viii. Regulasi hibah bansos yang belum memungkinkan ) Bantuan Beasiswa SMA/SMK untuk keluarga kurang mampu yang tidak dapat diserap sebesar Rp. 84..,- karena banyak siswa yang telah mendapatkan Dana Program Indonesia Pintar (PIP) dari Pemerintah Pusat. Solusi yang diupayakan sebagai berikut : ) SKPD melaksanakan kegiatan lebih responsif dan perencanaan pelaksanaan lebih baik dan tepat waktu. sehingga dapat mengantisipasi adanya gagal lelang dan penyerapan anggaran optimal. ) Memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Provinsi agar penetapan APBD Provinsi lebih awal baik murni maupun perubahan, sehingga Pemerintah Kota tidak terkendala dalam pelaksanaan proses lelang serta terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan. B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH Pengelolaan Belanja Daerah Pemerintah Kota Semarang disusun berdasarkan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian target kinerja terukur yang ditetapkan untuk meningkatkan akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran guna peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Orientasi anggaran berbasis kinerja adalah pencapaian keluaran dan hasil (output dan outcome) dari masukan (input) yang dimanfaatkan untuk pencapaian target kinerja Pemerintah Kota Semarang dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai tugas pokok, fungsi dan kewenangan yang dimiliki. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. KEBIJAKAN BELANJA DAERAH Kebijakan belanja daerah pada tahun 6 disusun dengan memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 5 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 6 AKUNTABILITAS KEUANGAN 39

141 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah disusun dengan berbasis kinerja dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kota, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Kebijakan belanja daerah pada tahun 6 ( APBD murni ) disusun dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Kebijakan belanja di tahun 6 diarahkan pada: Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang, dengan peningkatan proporsi belanja program dan kegiatan yang berdampak langsung kepada publik terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dengan memerhatikan visi dan misi pada RPJPD Tahun 5-5. Belanja daerah disusun berdasarkan prioritas pembangunan tahun 6 yang tercantum dalam RKPD Tahun 6, terutama untuk urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal. 3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi kepada pencapaian indikator kinerja yang direncanakan untuk meningkatkan akuntabilitas serta efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. 4. Dana DAK yang telah disalurkan oleh Pemerintah kepada Pemerintah Kota Semarang dan belum seluruhnya digunakan atau dihabiskan akan dianggarkan kembali dalam APBD Tahun Anggaran 6. Perubahan Kebijakan Belanja Daerah Tahun 6 Keterbatasan kemampuan keuangan pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 6 perlu dilaksanakan kebijakan belanja daerah yang diarahkan pada: Penyesuaian terhadap kebijakan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat. Efisiensi terhadap belanja daerah yang memungkinkan untuk dilakukan efisiensi dengan tetap mengutamakan pelayanan ke masyarakat. 3. Belanja yang berasal dari dana perimbangan dan bantuan keuangan Provinsi dialokasikan sesuai peruntukaannya dengan mengacu pada ketentuan pennggunaan dana tersebut. 4. Belanja yang berasal dari SiLPA APBD Tahun Anggaran 5 yang telah ditetapkan penggunaannya, dialokasikan sesuai dengan ketentuan tentang petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku. 5. Pergeseran anggaran antar SKPD, antar kegiatan dan antar jenis belanja, antar obyek belanja dan antar rincian obyek yang disebabkan capaian target kinerja AKUNTABILITAS KEUANGAN 4

142 program dan kegiatan yang harus dikurangi atau ditambah dalam perubahan APBD apabila asumsi kebijakan umum anggaran tidak dapat tercapai atau melampaui asumsi KUA. Penganggaran Belanja Daerah tahun 5 terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Kebijakan Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan Dan Belanja Tidak Terduga. Kebijakan untuk belanja tidak langsung tahun 6, diarahkan pada hal-hal sebagai berikut: Gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dianggarkan dengan berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan dalam Peratutan Pemerintah tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. Di tahun 6 belanja gaji PNSD disusun dengan mengantisipasi rencana pemberian gaji ke-3 dan gaji ke-4, accress dan kenaikan tunjangan-tunjangan. Anggaran untuk Tunjangan Perbaikan Penghasilan PNS di tahun 6 direncanakan naik rata-rata sebesar 75 dengan berpedoman pada ketetapan tentang tambahan penghasilan bagi PNS dan CPNS di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. TPP ini diberikan kepada PNS dengan memperhatikan kinerja pegawai yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemberian TPP ini merupakan rintisan bagi pemberlakuan remunerasi berdasarkan ketentuan yang berlaku. 3. Belanja Tidak Terduga merupakan anggaran penyediaan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tida biasa/tanggap darurat yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh Pemerintah. Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 5 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya. 4. Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial dilaksanakan berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor Tahun tentang tata cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaliasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 6 Tahun 3 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor Tahun tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari AKUNTABILITAS KEUANGAN 4

143 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Penganggaran Hibah dan Bansos di tahun 6 dilaksanakan dengan mempertimbangkan ketentuan dalam UU No. 3 Tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah. Kebijakan Belanja Langsung Belanja Langsung pada Tahun Anggaran 6 diarahkan melalui kebijakan sebagai berikut : Penganggaran Belanja Langsung diimplementasikan melalui program dan kegiatan berdasarkan prioritas pembangunan yang tertuang dalam RKPD 6 dan RPJPD 5-5 dengan memperhatikan isu-isu strategis dan permasalahan mendesak yang harus ditangani di tahun 6. Penganggaran Belanja Langsung disusun berdasarkan target capaian kinerja yang jelas dan terukur yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas serta efisiensi penggunaan anggaran. 3. Penganggaran Belanja Langsung disusun dengan memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, dan rasionalitas dalam rangka pencapaian sasaran program dan kegiatan secara efektif dan efisien. 4. Dalam rangka mendukung tercapainya keterpaduan kebijakan dan prioritas pembangunan Kota Semarang dengan kebijakan dan prioritas pembangunan di Provinsi dan Nasional, dilakukan sinkronisasi dengan kebijakan dan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional di Tahun Pekerjaan pengadaan serta biaya-biaya yang berkaitan dengan proses pengadaan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perubahan Kebijakan Belanja Langsung Tahun Anggaran 6 diarahkan dengan kebijakan sebagai berikut : Penambahan, pengurangan, dan penggeseran program/kegiatan Belanja Langsung disusun secara selektif berdasarkan prioritas untuk melaksanakan: Program/kegiatan yang berasal dari SiLPA APBD TA 5. Program/kegiatan yang telah ditentukan penggunaannya yang bersumber dari dana transfer dan Bantuan Keuangan Provinsi. Program/kegiatan yang merupakan komitmen dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Program/kegiatan yang mendukung capaian kinerja RPJMD Tahun 6 Kewajiban Pemerintah Kota terhadap keputusan pengadilan yang harus dilaksanakan terkait dengan pengembalian barang bukti Kejaksaan. AKUNTABILITAS KEUANGAN 4

144 Kewajiban pembayaran lahan yang telah ditentukan besarannya. Pelaksanaan program/kegiatan harus memperhatikan sisa waktu pelaksanaan pada tahun anggaran 6. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Pembangunan Daerah dan Prioritas Pembangunan Daerah Yang Disusun Secara Terintegrasi Dengan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional Yang Akan Dilaksanakan di Daerah Selain untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang ada di RPJPD 5-5, terutama di lima tahun ketiga, belanja daerah juga disusun dengan mempertimbangkan kebijakan dan prioritas pembangunan Pemerintah Pusat yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 6 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 6. Sinkronisasi dilakukan melalui proses komunikasi, konsultasi, dan koordinasi dengan pemangku kepentingan, Kementerian dan SKPD terkait di Provinsi dengan mengedepankan sinergitas pelaksanaan pembangunan nasional. Prioritas Pembangunan Daerah Prioritas pembangunan pada RKPD Kota Semarang Tahun 6 dirumuskan dengan mempertimbangkan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan Kota Semarang, berbagai isu strategi serta permasalahan-permasalahan pembangunan daerah. Mengacu pada isu-isu strategis dalam RPJPD Kota Semarang Tahun 5-5 dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 6, maka Prioritas Pembangunan Kota Semarang Tahun 6 adalah: Peningkatan Kualitas SDM; Peningkatan Pelayanan Kesehatan; 3. Peningkatan Pelayanan Pendidikan; 4. Pengembangan Sistem Transportasi Berkelanjutan; 5. Tata Kelola & Reformasi Birokrasi; 6. Peningkatan Infrastruktur, Ekonomi & Daya Saing Daerah; 7. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup; 8. Pengembangan Teknologi dan Informasi; 9. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran. Berdasarkan prioritas pembangunan dalam mewujudkannya, maka pada tahun 6 ditetapkan beberapa kebijakan sebagai berikut : Mewujudkan Sumberdaya Manusia Kota Semarang Yang Berkualitas, dengan arahan prioritas sebagai berikut : a. Peningkatan Kualitas Pendidikan; AKUNTABILITAS KEUANGAN 43

145 b. Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan RSUD; c. Menuju Semarang Kota Sehat; d. Peningkatan Kualitas Hidup Bermasyarakat; e. Peningkatan Kegiatan dan Aktivitas Kemasyarakatan. Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang baik (good governance) dan kehidupan politik yang demokratis dan bertanggung jawab, dengan arahan prioritas sebagai berikut : 3. a. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan; b. Keterbukaan Informasi Publik; c. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur; d. Peningkatan Sarana Prasarana dan Pelayanan Publik Berbasis IT. Mewujudkan Kemandirian dan Daya Saing Daerah, dengan arahan prioritas untuk peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan lokal yang difokuskan pada : a. Peningkatan produksi perikanan dan pertanian; b. Pemberdayaan nelayan dan petani lokal; c. Pemberdayaan dan peningkatan daya saing wirausaha, UMKM dan Koperasi; d. Pengembangan industry kecil dan menengah; e. Peningkatan pasar-pasar tradisional; f. Peningkatan kualitas destinasi wisata serta daya saingnya berbasis keunggulan dan potensi yang dimiliki; g. Peningkatan ketahanan pangan dengan memperhatikan perubahan pola konsumsi dan budaya lokal masyarakat. 4. Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur yang berkelanjutan, dengan arahan prioritas sebagai berikut : a. Peningkatan Infrastruktur, yang difokuskan pada Pengembangan Wilayah Strategi dan Wilayah Pengembangan, Pengembangan Dekorasi Kota, Peningkatan Layanan Air Minum; b. Peningkatan dan Pengoptimalan sarana dan prasarana pengendalian banjir dan rob; c. Peningkatan Kualitas Wilayah, yang difokuskan pada Peningkatan RTH, Peningkatan Pengelolaan Persampahan; d. Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut, yang difokuskan pada Pengadaan Lahan Pesisir, Konservasi Pesisir; AKUNTABILITAS KEUANGAN 44

146 e. Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Hidup, yang difokuskan pada Pengurangan Resiko Bencana, Adaptasi dan Mitigasi Dampak Perubahan Iklim, Pengembangan Ekowisata; f. Pengembangan Transportasi Massal, yang difokuskan pada Peningkatan Layanan Angkutan Massal/ Bus Rapid Transfer (BRT), Pengadaan Bus Sharing melalui Pengadaan Bus Sekolah; g. Peningkatan Sarpras & Manajemen Transportasi, dengan fokus pada kegiatan Pengoptimalan Terminal, Peningkatan ATCS, Rambu, APILL, dan Peningkatan Pemanfaatan Kendaraan Tidak Bermotor. 5. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat, dengan arahan prioritas sebagai berikut : 3. a. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Warga Miskin; b. Peningkatan Akses Modal & Peralatan bagi Usaha Produktif Warga Miskin; c. Pemantapan Penurunan Angka Pengangguran; d. Peningkatan Kesetaraan & Keadilan Gender. DAN BELANJA DAERAH Target dan Realisasi Belanja Daerah adalah Anggaran Rp ,- Realisasi Rp ,- _ Selisih kurang Rp. (4876.9,-) Realisasi belanja sebesar 89,7 atau kurang belanja sebesar,93 dari Anggaran Belanja Tahun 6 NO URAIAN ANGGARAN 6 6 PERSEN 5 TASE ( ) 9, SELISIH Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung ( ) Belanja (4876.9) Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 87, 89, Target dan Realisasi Belanja dapat dirinci sebagai berikut : a. BELANJA TIDAK LANGSUNG Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung adalah : Anggaran Rp ,- Realisasi Rp ,- _ Selisih kurang Rp ( ,-) Realisasi sebesar 9,5 atau kurang belanja sebesar 7,49 dari Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun 6. AKUNTABILITAS KEUANGAN 45

147 NO URAIAN ANGGARAN 6 6 SELISIH Belanja Pegawai ( ) Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah ( ) Belanja Bantuan Sosial (8.69.7) Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan (86.65) Keuangan 8 Belanja Tidak terduga ( ) Belanja Tidak ( ) Langsung Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 PERSEN 5 TASE 93, ,, 95, , , 9, , , Adapun selisih kurang Belanja pada Belanja Tidak langsung dapat diuraikan sebagai berikut : a) Belanja Pegawai : Selisih kurang diakibatkan adanya pegawai pensiun, mutasi pegawai, pegawai yang cuti dan meninggal. Kurang Belanja Pegawai terdapat pada setiap SKPD dengan selisih terkecil di SKPD Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan terbesar di SKPD Kecamatan Tugu. b) Belanja Bunga : Belanja Bunga tidak dianggarkan. c) Belanja Subsidi Belanja subsidi tidak dianggarkan. d) Belanja Hibah Pemberian hibah berdasarkan pada Permendagri nomor 39 tahun sebagai perubahan Permendagri nomor 3 tahun tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Serta ketentuan pasal 98 ayat (5) huruf d Undang-Undang Nomor 3 tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 5 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 3 Tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah, maka organisasi kemasyarakatan yang diperbolehkan untuk menerima hibah adalah organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia. Sehingga dikarenakan peraturan tersebut, maka SKPD pengelola Hibah lebih berhati-hati dalam mengajukan pencairan Hibah. Di tahun 6 selisih kurang hibah disebabkan karena pencairan dana Hibah KONI yang sesuai dengan kebutuhan, dan Pencairan Hibah OP PAUD terdapat 8 (delapan) lembaga PAUD yang mengundurkan diri. e) Belanja Bantuan Sosial : Belanja bantuan sosial diberikan sesuai dengan ketentuan Permendagri nomor 39 tahun sebagai perubahan Permendagri nomor 3 tahun tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan AKUNTABILITAS KEUANGAN 46

148 Belanja Daerah. Kebijakan Pemerintah dalam pemberian bantuan sosial diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat (pemberian bersifat tidak wajib dan tidak harus diberikan tiap tahun), kecuali dalam keadaan tertentu serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Di tahun 6 selisih kurang berasal dari pencairan bantuan sosial bersifat insidentil, hanya diberikan kepada warga semarang yang telah terdaftar sebagai warga miskin meninggal dunia, warga kota Semarang yang terkena musibah bencana alam. Sedangkan dana bantuan sosial Beasiswa Fasilitasi SPP/SPI bagi siswa SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK tidak terserap secara keseluruhan disebabkan karena banyak siswa yang telah mendapatkan Dana Program Indonesia Pintar (PIP) dari Pemerintah pusat. f) Belanja Bantuan Keuangan : Selisih kurang Belanja Bantuan Keuangan dikarenakan Partai Persatuan Pembangunan tidak mengajukan permohonan pencairan disebabkan persyaratan yang tidak lengkap yaitu kepengurusan partai yang belum definitif karena menunggu surat dari Kemenkumham mengenai penetapan kepengurusan partai secara definitif. g) Belanja Tidak Terduga : Belanja Tidak Terduga digunakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup. B. BELANJA LANGSUNG Target dan Realisasi Belanja Langsung adalah : Anggaran Rp ,- Realisasi Rp ,- - Selisih kurang Rp. ( ,-) Atau kurang sebesar 87, dari target Belanja Langsung Tahun 6: NO URAIAN ANGGARAN 6 6 SELISIH 3 Belanja Pegawai ( ) Belanja Barang dan Jasa ( ) Belanja Modal ( ) Belanja Langsung ( ) Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 PERSE N TASE 9,75 89,5 83,48 87, Keterangan kurang belanja pada Belanja Langsung sebagai berikut : a) Belanja Pegawai : Selisih kurang belanja pegawai disebabkan karena : AKUNTABILITAS KEUANGAN 47

149 Sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan masing-masing SKPD. Kurang Belanja Langsung Pegawai antara lain terdapat pada SKPD Sekretariat DPRD, Dinas Bina Marga, Dinas PJPR, Dinas PSDA dan ESDM, Bappeda, Dishubkominfo, Disnakertrans, DPKAD, dan RSUD. b) Belanja Barang dan Jasa : Pada belanja barang dan jasa selisih kurang disebabkan karena : ) Belanja barang jasa disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan yang dilaksanakan. ) Pemakaian telepon, listrik, dan air disesuaikan dengan kebutuhan kedinasan. 3) Pengadaan dan penyediaan ATK, komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, dan pengadaan dan penyediaan peralatan gedung kantor disesuaikan dengan harga pasar dan menyesuaikan dengan E-Catalog. 4) Adanya kegiatan yang dilaksanakan tetapi target dan penyerapan belanjanya tidak mencapai dan ada beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan atau. Kurang Belanja Barang dan Jasa antara lain terdapat pada SKPD Dinas PSDA dan ESDM, Sekretariat DPRD, Dinas Pasar, Dinas Kebakaran,Dinas Pendidikan, Bappeda, Dishubkominfo, DPKAD,Kesbangpolinmas, Disnakertrans, Bina Marga dan Sekretariat Daerah c) Belanja Modal : Pada belanja modal selisih kurang belanja disebabkan karena : ) Pembelian barang modal memiliki kualitas, kuantitas dan pelaksanaannya di bawah standar indeks harga yang sudah ditentukan. ) Belanja modal pengadaannya dilakukan secara selektif yaitu dengan melakukan perbandingan harga yang menguntungkan bagi pemerintah daerah yaitu melalui mekanisme lelang. 3) Belanja modal pengeluarannya sesuai kebutuhan. 4) Kegiatan yang tidak mencapai antara lain terdiri dari SKPD : Dinas Pendidikan, Dinas PSDA dan ESDM, RSUD, Bappeda, Disperindag, Dishubkominfo, Sekretariat Daerah, DPKAD,Kecamatan Pedurungan, Sekretariat DPRD, Disnakertrans, Dinas Bina Marga, DKK, sedangkan kegiatan yang tidak dilaksanakan () yaitu dari SKPD : Dinas Bina Marga, Dinas PSDA dan ESDM, RSUD, Dinas Tata Kota dan Perumahan, Dinas Pasar, Sekretariat DPRD, Dinas PJPR, Bappeda dan Kecamatan Gajahmungkur. 4. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan Belanja daerah yang timbul dalam pelaksanaan Tahun Anggaran 6 adalah masih adanya beberapa program dan kegiatan dari pusat AKUNTABILITAS KEUANGAN 48

150 yang ditetapkan belum diikuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan tepat waktu sehingga bila direalisasikan pelaksanaannya sering terbentur dengan waktu dan kondisi di lapangan. Solusi dalam Pengelolaan Belanja Daerah adalah melakukan koordinasi dan komunikasi dalam rangka sinkronisasi program dan kegiatan dengan Petunjuk Pelaksanaan (juklak) dari pusat. C. PEMBIAYAAN DAERAH Pembiayaan daerah merupakan pembiayaan yang disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya. Pembiayaan dalam struktur APBD merupakan akibat dari penerapan surplus/defisit anggaran. Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran disebut sebagai penerimaan pembiayaan, sedangkan pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut pengeluaran pembiayaan. Sehingga penyusunan anggaran pembiayaan daerah akan dipengaruhi oleh kondisi surplus/defisit anggaran. PENERIMAAN PEMBIAYAAN a. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan daerah pada tahun anggaran 6 direncanakan akan berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah (SiLPA). Penganggaran SilPA Tahun Anggaran 6 didasarkan pada : Penghitungan SiLPA mengikat, yaitu SilLPA kegiatan di tahun anggaran 5 yang telah ditentukan peruntukkannya dan harus dianggarkan kembali; Perkiraan pelampauan pendapatan daerah di tahun 5; Perkiraan efisiensi belanja daerah dan yang tidak terserap sampai dengan akhir tahun anggaran 5. b. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Anggaran Rp ,- Realisasi Rp ,- _ Selisih kurang Rp,- Atau mencapai dari Target Penerimaan Pembiayaan Tahun 6. Penerimaan Pembiayaan adalah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun 5, yaitu sebesar Rp ,-. AKUNTABILITAS KEUANGAN 49

151 NO URAIAN ANGGARAN 6 6 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Pencairan Dana Cadangan 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4 Penerimaan Pinjaman Daerah 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 6 Penerimaan Piutang Daerah Penerimaan Pembiayaan Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 6 PENGELUARAN PEMBIAYAAN a. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan PERSEN TASE, SELISIH ,,,,,, Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran berkenaan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Kebijakan pengeluaran pembiayaan dilaksanakan dengan tujuan tertentu sehingga terdapat keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah. b. Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Anggaran Rp ,- Realisasi Rp ,- - Selisih Rp.,- Atau mencapai sebesar dari Target Pengeluaran Pembiayaan Tahun 6. NO URAIAN ANGGARAN PERSEN TASE,,, SELISIH Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Bank Jateng) Penyertaan Modal (Dana Bergulir UKM, LKM,dan Koperasi 4 Penyertaan Modal (PDAM) Penyertaan Modal BPR/BKK...., 6 Penyertaan Modal Bank Pasar...., 7 Penyertaan Modal (Perusda Percetakan) 9 Pembayaran Pokok Utang(Pembayaran pengembalian barang bukti perkara pidana) Pemberian Pinjaman Daerah Pengeluaran Pembiayaan Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun ,,,,, ,, D. SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN Kebijakan SILPA Tahun Berjalan. Kebijakan SILPA pada tahun berjalan bahwa SILPA tahun berjalan dijadikan pedoman dasar untuk pengambilan kebijakan pada perhitungan penyusunan RAPBD. Apabila menghasilkan SILPA tahun berjalan positif, pemerintah daerah memanfaatkan untuk menambah program dan kegiatan sesuai skala prioritas yang dibutuhkan dan/atau pengeluaran pembiayan. Dan apabila SILPA tahun berjalan terjadi negatif maka pemerintah daerah mengurangi bahkan menghapus pengeluaran pembiayaan yang bukan AKUNTABILITAS KEUANGAN 5

152 merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 6. sebagai berikut : a. b. c. Realisasi Pendapatan Rp Realisasi Belanja Rp Surplus Anggaran Rp. Realisasi Penerimaan Pembiayaan Rp Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Rp Surplus Pembiayaan Rp Sisa Lebih Pembiayaan Rp Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 6 sebesar Rp ,terdiri dari : ) Over Target Pendapatan sebesar Rp ,- ) Sisa Belanja sebesar Rp ,- terdiri dari : a. Sisa belanja Dana Perimbangan/Dana Transfer sebesar yang berasal dari dana-dana yang sifatnya khusus dan sesuai dengan ketentuan tidak dapat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan yang lain maupun sisa dana yang bersifat umum atau bebas penggunaannya untuk mendanai program dan kegiatan. Rincian Silpa dari Dana Perimbangan/Dana Transfer adalah sebagai berikut : Silpa DBHCHT tahun 6 sebesar Rp ,- akan dianggarkan kembali pada APBD perubahan 7. Silpa DAK terdiri dari : a). Bidang Pendidikan, pada Dinas Pendidikan. ) DAK Fisik - silpa dari tahun 5 sebesar Rp ,- yang dianggarkan dan dilaksanakan tahun 6, masih terdapat silpa Rp ,- yang terdiri : SD Rp ,- dan SMP Rp ,-. - Silpa tahun 6 sebesar Rp ,-. ) DAK Non Fisik - Dana Tunjangan Profesi Guru ( Dana TP Guru ) PNSD Tahun 6 terdapat silpa sebesar Rp ,-. - Dana Tambahan Penghasilan Guru ( DTP Guru ) PNSD tahun 6 terdapat silpa sebesar Rp ,-. AKUNTABILITAS KEUANGAN 5

153 - PAUD tahun 6 terdapat silpa sebesar Rp ,-. b) Bidang Kesehatan pada : ) RSUD. a. Silpa DAK Tambahan 5 yang dianggarkan dan dilaksanakan tahun 6 yang terdiri dari : - UD (Urusan Daerah), sebesar Rp. 8...,- setelah dilaksanakan di 6 masih terdapat silpa Rp ,- P3K (Program Percepatan Pembangunan Kabinet Kerja), tahun 5 sebesar Rp ,- setelah dilaksanakan di 6 masih terdapat silpa Rp ,b. Silpa DAK Fisik tahun 6 sebesar Rp ,- Seluruh silpa RSUD tersebut akan dianggarkan kembali pada APBD perubahan tahun 7 yaitu sebesar Rp ,) DKK. a. DAK Non Fisik Tahun 6 terdapat silpa dak Non Fisik sebesar Rp.,945.89,- dengan rincian sebagai berikut : BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Rp , Akreditasi Puskesmas Rp ,3. Jampersal Rp ,- b. DAK Fisik Tahun 6 terdapat silpa sebesar Rp ,- Seluruh silpa tersebut akan dinggarkan kembali pada APBD perubahan 7. 3) Bapermas a. DAK Non Fisik yaitu BOKB (Bantuan Operasional Keluarga Berencana) tahun 6 terdapat silpa Rp. 94.7,- b. DAK Fisik, tahun 6 terdapat silpa Rp. 58.,Seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali di APBD Perubahan tahun 7. c). Bidang Infrastruktur Air Minum. Pada PSDA Silpa tahun 5 Rp ,- yang telah dianggarkan pada APBD Perubahan 6 tidak dilaksanakan karena rencana akan digunakan bersama anggaran DAK tahun 6, namun berdasarkan SE Menteri Keuangan Nomor SE. /MK. 7/6 tentang Pengurangan /Pemotongan Dana Alokasi Khusus Fisik secara mandiri Tahun Anggaran 6 maka Walikota Semarang membuat AKUNTABILITAS KEUANGAN 5

154 surat kepada DJPK dengan Nomor 9/8 tanggal 8 April 6 tentang Pemotongan DAK maka untuk bidang tersebut di nolkan. d). Bidang Infrastruktur, pada Dinas Bina Marga. Silpa 5 yang dilaksanakan pada APBD Perubahan 6 sebesar Rp ,- masih terdapat silpa Rp., Untuk DAK IPD (Infrastruktur Publik Daerah) tahun 6 dari alokasi anggaran Rp ,- Pemerintah Kota Semarang hanya bisa menyerap anggaran s/d triwulan III yaitu sebesar Rp. 6.,- namun dari anggaran Output telah tercapai dan masih terdapat silpa Rp ,e). Bidang Transportasi pada Dinas Perhubungan, melaksanakan silpa akumulasi s/d tahun 5 ditambah dari silpa bidang-bidang lain total sebesar Rp ,- di tahun 6 dan masih terdapat silpa Rp , Untuk pelaksanaan alokasi DAK tahun 6, terdapat silpa sebesar Rp ,- seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali pada APBD Perubahan 7. f). Bidang Lingkungan Hidup pada BLH Silpa tahun 5 yang dianggarkan dan dilaksanakan di tahun 6 masih terdapat silpa Rp , Alokasi DAK tahun 6 masih terdapat silpa Rp , Seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali pada perubahan APBD 7. g). Bidang Kehutanan pada bidang Dinas Pertanian. Melaksanakan silpa akumulasi s/d 5 ditambah dari silpa bidang lain, total silpa Rp ,- yang dianggarkan dan dilaksanaka di tahun 6. Serta masih terdapat silpa di tahun 6 Rp ,h). Bidang Perdagangan pada Dinas Perdagangan. Pelaksanaan alokasi DAK tahun 6 sebesar Rp ,masih terdapat silpa Rp ,3. Dana Bantuan Keuangan Provinsi. ) Silpa Luncuran tahun 3 yaitu sebesar Rp ,- yang dilaksanakan tahun 6, masih terdapat silpa Rp. 3.89,dengan penjelasan kegiatan bantuan fasilitasi penelitian IPA & IPS siswa SMA, RSBI sebesar Rp. 4..,- tidak dapat dilaksanakan karena terkendala nomenklatur kegiatan dan kegiatan bantuan pembangunan RKB SMA/SMK sebesar Rp. 9..,-. Tidak dapat AKUNTABILITAS KEUANGAN 53

155 dilaksanakan karena keterbatasan waktu pelaksanaan, mengingat penganggaran silpa ada pada APBD Perubahan 6. Sedangkan silpa Rp. 89,- merupakan efisiensi kegiatan. ) Silpa Luncuran Tahun 4 sebesar Rp. 4..,-, dianggarkan pada APBD perubahan 6, hanya terealisasi Rp. 4..,-, sehingga masih terdapat silpa Rp. 36..,- dengan penjelasan keterbatasan waktu pelaksanaan & regulasi belum memungkinkan. 3) Silpa Luncuran Tahun 5 sebesar Rp. 4..,- dianggarkan pada APBD perubahan 6, masih terdapat silpa Rp.,karena efisiensi kegiatan. 4) Tahun 6, dari realisasi Bantuan keuangan sebesar Rp ,-, masih terdapat silpa Rp ,-, dengan penjelasan adanya efisiensi kegiatan sebesar Rp ,- dan Rp. 9..,- tidak dilaksanakan adalah karena bantuan tersebut untuk SMA& SMK yang fungsinya beralih ke Provinsi. 4. Pajak Rokok Silpa Pajak Rokok sampai dengan tahun 6 sebesar Rp ,dan belum dianggarkan kembali di tahun 7 terdiri : ) Silpa s/d tahun 5 Rp ,- baru dianggarkan pada APBD murni 6 sebesar Rp ,- sehingga masih ada silpa sebesar Rp ,) Silpa 6 sebesar Rp ,- karena pada tahun 6, baru mengalokasikan anggaran belanja dari pajak rokok sebesar Rp ,5. Dana Insentif Daerah (DID) Dari Silpa tahun 5 Rp ,-, dianggarkan dan dilaksanakan di tahun 6 oleh Dinas Pendidikan masih terdapat silpa Rp. 75.4,B. Sisa belanja diluar Dana Perimbangan/Dana Transfer sebesar Rp ,8.754,- terdiri dari : - Kegiatan yang tidak dilaksanakan () sebesar Rp ,- antara lain pada SKPD Dinas PSDA dan ESDM, Dinas Bina Marga, Sekretariat DPRD, Dinas Pasar, Dinas PJPR, Bappeda, RSUD dan Kecamatan Gajahmungkur. - Selisih HPS dengan nilai kontrak sebesar Rp ,- Efisiensi atau sisa dari program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh SKPD sebesar Rp ,- AKUNTABILITAS KEUANGAN 54

156 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Instansi Pemerintah (LKj-IP) Kota Semarang Tahun 6 yang telah selesai disusun menunjukkan bagaimana kualitas kinerja seluruh elemen Pemerintah Kota Semarang. Seluruh kerja keras yang dilakukan untuk mencapai visi dan misi Pemerintah Kota Semarang melalui program dan kegiatan serta alur proses manajemen yang baik, mulai dari perencanaan yang matang hingga evaluasi yang efektif. Pencapaian kinerja diukur dengan pencapaian Tujuan Strategis dan Sasaran Strategis, yang mengacu pada Indikator Kinerja Pemerintah Kota Semarang berdasarkan realisasi tahun 6 dengan hasil sangat baik. 3. Secara keseluruhan, rekapitulasi capaian Kinerja Pemerintah Kota Semarang pada tahun 6 dengan capaian sebagai berikut : CAPAIAN KINERJA MISI I MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS TUJUAN MENINGKATKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS SASARAN : MENINGKATNYA DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Angka Harapan Hidup (AHH) Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKBa) Persentase Gizi Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) 8,8 77, 5 kasus per KH,39 98,5 Per. penduduk 8,8 77,8 kasus 8,8 per KH,9 5, Per. penduduk Rata-rata Capaian Sasaran 99,96,67 55,95 5,64 39,56 76,55 8,3 77,8 9 kasus,35 per KH,4 98,6 Per. penduduk SASARAN : MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MASYARAKAT Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata Capaian Sasaran,35 4,36,94 4,33 5,36 99,79 7,57, 4,33 SASARAN 3 : MENINGKATNYA KUALITAS DAYA SAING TENAGA KERJA Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka Rata-rata Capaian Sasaran 63,35 5,57 66,96 5,77 5,7 3,59 4,65 63,5 5,77 SASARAN 4 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Angka Kemiskinan Rata-rata Capaian Sasaran 4,99 4,97,4,4 5,4 SASARAN 5 : MENINGKATNYA PEMBANGUNAN YANG BERPRESPEKTIF GENDER DAN KAPASITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Indeks Pembangunan Gender (IPG) 95,65 poin 95,6 poin 99,97 95,6 poin Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 76,58 poin 76,53poin 99,93 76,53 poin 99,95 Rata-rata Capaian Sasaran TUJUAN MENINGKATKAN NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT SASARAN 6 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan Rata-rata Capaian Sasaran unit PENUTUP unit unit

157 CAPAIAN KINERJA MISI MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK. TUJUAN 3 MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN MELAYANI SASARAN 7 : TERWUJUDNYA PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN) Opini BPK WDP WDP Rata-rata Capaian Sasaran, WDP, SASARAN 8 : MENINGKATNYA KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas SAKIP) CC CC Rata-rata Capaian Sasaran SASARAN 9, CC, besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik, : MENINGKATNYA INTEGRITAS APARATUR Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terbaik Rata-rata Capaian Sasaran TUJUAN 4 MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK SASARAN : TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 77/ 78/,3 Rata-rata Capaian Sasaran,3 75/5 TUJUAN 5 MEWUJUDKAN KOTA SEMARANG YANG TENTRAM, TERTIB DAN NYAMAN SASARAN : MENINGKATNYA KETENTRAMAN DAN KENYAMANAN PUBLIK Angka kriminalitas 5 85 Rata-rata Capaian Sasaran 6,6 79 6,6 MISI 3 MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN TUJUAN 6 MEWUJUDKAN TATA RUANG YANG TERPADU DAN BERKELANJUTAN SASARAN : MENINGKATKAN KETERPADUAN RENCANA TATA RUANG Persentase kesesuaian pemanfaatn ruang sesuai dengan Penataan Tata Ruang (simpangan) 5,4 5,4 Rata-rata Capaian Sasaran 5,4, TUJUAN 7 MEWUJUDKAN SISTEM PENGELOLAAN DRAINASE KOTA SEMARANG YANG TERINTEGRASI SASARAN 3 : MENURUNNYA GENANGAN BANJIR DAN ROB Persentase Luas Genangan Banjir dan Rob 4,7 35 Rata-rata Capaian Sasaran 5,3 4,6 5,3 TUJUAN 8 MEWUJUDKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA SEMARANG YANG TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN SASARAN 4 : MENURUNNYA KEMACETAN JALAN Jumlah simpul kemacetan 8 simpul Rata-rata Capaian Sasaran 7 simpul 87,5 8 simpul 87,5 Tinggi TUJUAN 9 MENINGKATKAN PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN PENUTUP

158 CAPAIAN KINERJA SASARAN 5 : TERWUJUDNYA SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN YANG BERKUALITAS Persentase rumah tangga pengguna air minum / jumlah seluruh rumah tangga x 88,5 89,56 88,3 Persentase rumah tangga bersanitasi 85,8 85,87,6 85,78 Luas lingkungan permukiman kumuh,8 ha,79 ha 5,6,99 ha,96 Rata-rata Capaian Sasaran TUJUAN MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP PERKOTAAN SASARAN 6 : PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan 44,84 44,84 Rata-rata Capaian Sasaran - MISI 4 MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF TUJUAN MENJAMIN KETAHANAN PANGAN BAGI PENDUDUK SASARAN 7 : MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS KETERSEDIAAN PANGAN Ketersediaan pangan penduduk (kkal/kapita/hari) 3.5 kkal/kapita per hari 35 kkal/kapita per hari Rata-rata Capaian Sasaran 349 kkal/kapita per hari,, ,34 SASARAN 8 : MENINGKATNYA PENDAPATAN PETANI Pendapatan Rumah Tangga Petani Rata-rata Capaian Sasaran SASARAN 9 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PELAKU USAHA PERIKANAN Jumlah pendapatan per kapita nelayan Rata-rata Capaian Sasaran 34, ,88 TUJUAN MENINGKATKAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA SASARAN : MENINGKATNYA SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA UNGGULAN Kontribusi kategori-kategori perdagangan dan jasajasa terhadap PDRB 3,6 3,75 76,46 3,99 Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,85 5,79 98,97 5,79 Rata-rata Capaian Sasaran 87,7 TUJUAN 3 MENDORONG PENGEMBANGAN INVESTASI DAN EKONOMI LOKAL BERDAYA SAING GLOBAL SASARAN : MENINGKATNYA PRODUK PRODUK UNGGULAN DAERAH Kontribusi kategori-kategori sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB 7,34 7,55 Rata-rata Capaian Sasaran,77 7,3,77 SASARAN : MENINGKATNYA DAYA TARIK WISATA (DTW) Jumlah kunjungan wisata orang orang Rata-rata Capaian Sasaran, orang,49 SASARAN 3 : MENINGKATNYA IKLIM INVESTASI KOTA Investasi Kota Semarang.5... Rata-rata Capaian Sasaran , , Dengan hasil tersebut diatas, kinerja Pemerintah Kota Semarang pada tahun 6 dapat dinilai berhasil. Hal ini tentunya tidak hanya melihat pencapaian PENUTUP

159 angka semata, namun ini sebuah hasil karya nyata bahwa keseriusan seluruh elemen 4. Beberapa program dan kegiatan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Semarang yang sukses dilaksanakan merupakan hasil dari adanya sinergitas dan harmonisasi hubungan serta dukungan dari anggota DPRD dan masyarakat Kota Semarang. B. UPAYA PERBAIKAN KE DEPAN Mengingat masih terdapat beberapa masalah yang belum dapat terselesaikan secara maksimal dikarenakan berbagai keterbatasan dalam pelaksanaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada, maka dibutuhkan upaya perbaikan dan pembenahan di segala lini dan bidang untuk mencapai kinerja yang optimal seperti yang diharapkan Kami memiliki harapan besar bahwa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat menjadi media informasi kepada masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Semarang serta dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah Kota Semarang di masa yang akan datang dalam mewujudkan Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat menuju Masyarakat Semakin Sejahtera PENUTUP

160

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR TENTANG PENETAPAN UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengukuran dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan

Lebih terperinci

SEJARAH KOTA SEMARANG

SEJARAH KOTA SEMARANG SEJARAH KOTA SEMARANG Sebagai salah satu kota besar di Indonesia dan telah menyandang kota metropolitan, lbu Kota Provinsi Jawa Tengah ini memiliki sejarah yang panjang. Mulanya dari dataran lumpur, yang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS Disampaikan oleh Drs. Ika Darmaiswara Kepala Bappeda Kabupaten Ciamis Pada Acara Penguatan SAKIP Ciamis, 20 Oktober

Lebih terperinci

BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna

Lebih terperinci

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY 2017-2022 Visi dalam RPJMD DIY 2017-2022 Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja Misi 1. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode VISI, MISI dan AGENDA PRIORITAS Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Periode 2016-2021 1 INDIKATOR MAKRO KOTA SAMARINDA TARGET TAHAP 3 RPJPD KOTA SAMARINDA 2005-2025 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS KOTA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA

Lebih terperinci

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 9 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau 2005-2025, maka Visi Pembangunan

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi ini dibuat sebagai pedoman dalam penetapan arah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN k e g i a t a n K O N S U L T A S I P U B L I K PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 - S e m a r a n g, 0 3 M e i 2 0 1 7-1 K e r a n g k a p e n y a j i a n 2 2 1. Berdasarkan HASIL EVALUASI

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2007-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD "Terwujudnya Kota Cirebon Yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018" Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD Misi 1 Mewujudkan Aparatur Pemerintahan dan Masyarakat Kota Cirebon

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA VISI : TERWUJUDNYA KABUPATEN BIMA YANG RAMAH RELIGIUS, AMAN, MAKMUR, AMANAH DAN HANDAL

PENGUKURAN KINERJA VISI : TERWUJUDNYA KABUPATEN BIMA YANG RAMAH RELIGIUS, AMAN, MAKMUR, AMANAH DAN HANDAL PENGUKURAN KINERJA KABUPATEN : BIMA TAHUN ANGGARAN : 2016 VISI : TERWUJUDNYA KABUPATEN BIMA YANG RAMAH RELIGIUS, AMAN, MAKMUR, AMANAH DAN HANDAL Misi 1 : Meningkatkan Masyarakat Yang Berkualitas Melalui

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Malang 2014 SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1 Penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI PARIGI MOUTONG NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGII MOUTONG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN BAB V VISI DAN MISI Secara Nasional, isu strategis yang telah dirumuskan pada RPJM nasionaldalam sembilan agenda prioritas dan dikenal dengan Nawa Cita adalah sebagai berikut: 1. Menghadirkan kembali Negara

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj-IP) KOTA SEMARANG TAHUN 2015 DAFTAR ISI

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj-IP) KOTA SEMARANG TAHUN 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 C. SEJARAH KOTA SEMARANG... 2 D. KONDISI GEOGRAFIS KOTA SEMARANG... 5 E. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI KOTA SEMARANG...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kerangka mewujudkan cita-cita bernegara sesuai dengan konstitusi negara Republik Indonesia setiap penyelenggara pemerintahan, baik Pusat maupun Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota),

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1 Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta NO 2016 2017 2018 2019 2020 A. 1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pertumbuhan ekonomi/pdrb

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 VISI Visi Kabupaten Bintan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : Menuju Bintan Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya A. Bintan Yang Maju : Bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia,

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia, KATA PENGANTAR Dengan niat yang tulus, segala bentuk kebijakan, program dan kegiatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan dengan harapan semoga gerak langkah kita selalu diberkahi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

BAB III VISI DAN MISI

BAB III VISI DAN MISI BAB III VISI DAN MISI 3.1 Visi Berdasarkan capaian pembangunan yang telah diraih pada periode sebelumnya dan tantangan pembangunan yang masih dihadapi, maka dalam kurun waktu periode 2010 2015 mendatang

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 disebutkankan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : H.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : Bali Mandara Jilid 2, Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan,, Indikator dan Target Visi : " Mandara Jilid 2", yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera No 1 Misi Mewujudkan yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern Tujuan Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang terletak 6 55-7 6 LS dan 110 15-110 31 BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah utara : Laut Jawa sebelah selatan : Kabupaten

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci