BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kerangka mewujudkan cita-cita bernegara sesuai dengan konstitusi negara Republik Indonesia setiap penyelenggara pemerintahan, baik Pusat maupun Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota), wajib menyelenggarakan kepemerintahan yang baik. Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang pelaksanaannya, sistem tersebut dikenal dengan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sistem ini mencakup Perencanaan Strategis, Perencanaan Kinerja, Perjanjian Kinerja, Pengukurn Kinerja dan Pelaporan Kinerja. Penyusunan SAKIP didasarkan pada Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan mengelola sumber daya yang dimilikinya. Pertanggungjawaban tersebut disajikan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan LKIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Selain itu, penyusunan LKIP mengacu pada dokumen Perencanaan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun , Rencana Kinerja Tahun 2016, Perjanjian Kinerja Tahun 1

2 2016 serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) APBD Tahun Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi Jawa Barat tahun 2016 dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja organisasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan. Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi Jawa Barat adalah sebagai sarana bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh pemangku kepentingan (presiden, DPRD dan masyarakat) atas pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan pengelolaan sumberdaya yang telah dipercayakan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selain sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, LKIP diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka : 1. Mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk dapat melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar, yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat di seluruh Jawa Barat; 2. Menjadikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang akuntabel, sehingga dapat berperan secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan yang tentram, tertib, dan kondusif; 3. Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat guna membantu pelayanan kepada masyarakat lebih baik; 4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat di Jawa Barat terhadap penyelenggara Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2

3 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Tahun Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu Rencana Strategis Instansi Pemerintah yang setidaknya memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya. Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, penyusunan Rencana Strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar dalam 5 tahun ke depan mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, namun berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui pendekatan Perencanaan Strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah dapat lebih menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kinerjanya Visi dan Misi Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Jawa Barat serta mempertimbangkan budaya yang terdapat dalam masyarakat Jawa Barat, maka Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun yang merupakan tahap ketiga Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Tahun

4 2025, yaitu: Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua Memperhatikan Visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Provinsi Jawa Barat mampu menjadi daerah terunggul di Indonesia dalam berbagai aspek terutama terutama aspek sumber daya manusia, ekonomi, pemerintahan, sosial, budaya dan lingkungan hidup. Penjabaran makna dari Visi Jawa Barat tersebut adalah sebagai berikut: Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial. Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan. Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat. Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut: 4

5 M i s i 1. Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing 2. Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan 3. Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik 4. Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan 5. Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan dengan memperhatikan pada isu-isu dan analisis stratejik. Tujuan akan memberi arahan untuk perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sedangkan sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dapat dicapai dan berorientasi pada hasil dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran dilengkapi indikator sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan pada tahun yang bersangkutan. Setiap indikator sasaran dilengkapi dengan tingkat capaian (target) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu sampai dengan satu tahun secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam Rencana Stratejik. 5

6 Tujuan dan sasaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun berdasarkan misi yang telah di rumuskan adalah sebagai berikut: MISI - 1 : Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing TUJUAN 1. Membangun sumber daya manusia Jawa Barat yang menguasai IPTEK, senantiasa berkarya, kompetitif, dengan tetap mempertahankan identitas dan ciri khas masyarakat yang santun dan berbudaya. SASARAN 1. Meningkatnya Aksesibilitas Dan Kualitas Pendidikan Yang Unggul, Terjangkau Dan Merata Indikator sasaran: IPM Indeks Pendidikan 2. Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan Bagi Semua Serta Perluasan Akses Pelayanan Yang Terjangkau Dan Merata Indikator sasaran: Indek Kesehatan AHH (Angka Harapan Hidup) 4. Meningkatnya Kualitas Ketahanan Keluarga Indikator sasaran: Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) MISI - 2 : Membangun Perkonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan TUJUAN Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah. SASARAN 1. Jawa Barat Sebagai Daerah Pertanian Berbasis Agrikultur 6

7 Indikator sasaran: Skor Pola Pangan Harapan 2. Meningkatnya Daya Saing Petani Indikator sasaran: Nilai Tukar Petani (NTP) 3. Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi. Indikator sasaran: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja PDRB Per Kapita (ADHB) Laju Pertumbuhan Ekspor Nilai Investasi PMA PMDN Nilai Investasi/PMTB adhb Inflasi 4. Meningkatnya jumlah dan kualitas wirausahawan. Indikator sasaran: Indeks Daya beli 5. Meningkatnya pembangunan ekonomi perdesaan dan regional Indikator sasaran: Laju Pertumbuhan Ekonomi Indeks Gini MISI - 3 : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik. TUJUAN 1. Meningkatkan kualitas birokrasi yang profesional dan akuntabel dalam rangka peningkatkan kualitas pelayanan publik serta pembangunan partisipatif. 2. Terwujudnya Pemerintahan yang modern. 3. Terwujudnya profesionalisme Pemerintahan yang didukung oleh aparatur yang kompeten. 4. Meningkatkan stabilitas di daerah. 7

8 SASARAN 1. Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintahan serta mewujudkan perluasan partisipasi publik Indikator sasaran: Indikator Daya Saing Provinsi Pendapatan Asli Daerah 2. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan berbasis IPTEK Indikator sasaran: Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan Indeks Keterbukaan Informasi Publik Indeks Persepsi Korupsi 4, Meningkatnya stabilitas tibumtranmas, kesadaran politik dan hukum Indikator sasaran: Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Barat MISI - 4 : Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan TUJUAN 1. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan keberlanjutan pembangunan. 2. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktivitas ekonomi, dan pelayanan dasar. SASARAN 1. Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas penanganan bencana. Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah 2. Meningkatnya kualitas pemenuhan infrastruktur dasar masyarakat. Indikator sasaran: Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Rasio Elektrifikasi Rumah Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan 3. Meningkatnya percepatan pembangunan infrastruktur strategis 8

9 MISI - 5 : Indikator sasaran: Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang) Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal TUJUAN 1. Mewujudkan kesejahteraan para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); 2. Mewujudkan pemuda yang tangguh dan berdaya saing serta meningkatnya prestasi olahraga; 3. Melestarikan seni dan budaya berbasis kearifan lokal dan mengembangkan pariwisata yang berdaya saing; 4. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar dan hak dasar manusia. SASARAN 1. Pencegahan dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Indikator sasaran: Angka Kemiskinan Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Meningkatnya peran pemuda, organisasi kemasyarakatan dan prestasi olah raga serta penanganan komunitas tertentu. Indikator sasaran: Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional 3. Meningkatnya Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Olahraga, Seni Budaya Dan Pariwisata. Indikator sasaran: Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional 9

10 Isu Strategis Tahun 2016 Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Penetapan isu startegis didasarkan pada situasi dan kondisi yang akan dihadapi pada tahun 2015 dan 2016, serta mempertimbangkan hasil evaluasi pembangunan dan pencapaian indikator pembangunan tahun Dengan memperhatikan situasi dan kondisi, serta hasil evaluasi pembagunan Provinsi Jawa Barat, maka isiu strategis pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, yaitu: Bidang Pemerintahan: 1)Kualitas demokrasi; 2)Pemerintahan yang akuntabel dan inovatif; 3)Keamanan dan ketertiban daerah; 4)Kualitas kesejahteraan aparatur berbasis kinerja; 5)Beberapa kebijakan pascapenetapan Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 6)Penataan Daerah Otonom Baru; 7)Harmonisasi produk peraturan perundangundangan daerah; 8)Pengembangan Teknologi Informasi dalam berbagai aspek; 9)Sinergitas pembangunan desa-kota; serta 10)Peran dan fungsi balai untuk pelayanan sosial. Bidang Perekonomian: 1)Peningkatan dan Pemerataan Pendapatan Masyarakat; 2)Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Pertanian dan Perikanan; 3)Pengembangan Perekonomian Wilayah Perbatasan; 4)Pengembangan Industri Wisata Jawa Barat; 5)Ketahanan Pangan; 6)Peningkatan Investasi; 7)Peningkatan Peran dan daya saing BUMD; serta 8)Peningkatan Kerjasama Business to Business. Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup: 1)Kualitas, Kuantitas, dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar (jalan, air bersih, air limbah, drainase, listrik, dan persampahan); 2)Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur strategis (jalan tol, kereta api, pelabuhan, bandara); 3)Penurunan 10

11 Kualitas Lingkungan Hidup; 4)Pengendalian dan pengawasan Penataan Ruang; serta 5)Alih Fungsi Lahan. Bidang Sosial Budaya: 1)Pertumbuhan penduduk dan persebarannya; 2)Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan; 3)Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas tenaga kerja; 4)Kecepatan dan ketepatan penanganan bencana serta adaptasi masyarakat terhadap bencana; 5)Pelestarian nilai nilai dan warisan budaya lokal; 6)Penanggulangan penduduk miskin; 7)Pencegahan dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); serta 8)Pembangunan pusat seni, budaya dan stadion olah raga di kabupaten/kota Indikator Kinerja Utama Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator. Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah provinsi Jawa Barat menetapkan IKU dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 061/Kep.1409-Org/2015 Tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Provinsi Dan Organisasi Perangkat Daerah Di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat : Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Tahun No MISI INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET 2016 AKHIR THN RPJMD MISI PERTAMA : Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) poin 76,00-77,00 77,00-78,00 11

12 No MISI INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET 2016 AKHIR THN RPJMD MISI KEDUA : Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan 3. MISI KETIGA : Meningkatkan kinerja pemerintahan, profesionalisme aparatur dan perluasan partisipasi publik 2. Indek Pendidikan Poin 88, Indek kesehatan Poin 78 81,91-83,51 2. AHH (Angka Harapan Hidup) Tahun 70,75-71, Indek Pemberdayaan Gender (IPG) Poin 73, Skor pola pangan harapan Poin Nilai Tukar Petani (NTP) Poin Tingkat partisipasi 66,00 - % angkatan kerja 67, PDRB Perkapita (ADHB) Juta 24,00 - Rupiah 26,00 28,00-30,00 3. PDRB Perkapita (ADHK) Juta 11,00 - Rupiah 13,00 15,00-17,00 4. Laju pertumbuhan ekspor % 7,0-7,5 8 8,5 5. Nilai investasi PMA-PMDN Trilyun Rupiah 6. Nilai investasi/ PMTB Trilyun adhb Rupiah 107,79-121,80 226,40 246,40 138,85-154,00 315,3 335,3 7. Inflasi % 4,5 5,5 4,0-5,0 Indek daya beli Poin 65, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) %/Thn 6,3-6,9 6,4-7,0 2. Indeks Gini Poin 0,35-0,34 0,34-0,33 1. Indikator daya saing provinsi Rangking Pendapatan Asli Daerah Trilyun Rupiah 15 17,70 1. Skala komunikasi organisasi pemerintahan Skala Indeks keterbukaan informasi publik Poin Indeks persepsi korupsi Poin Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum % Indeks Demokrasi Poin 67,50 68,00 68,50-69,00 1. MISI KEEMPAT : Capaian fungsi kawasan Persen ,54 12

13 No MISI INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET 2016 AKHIR THN RPJMD Mewujudkan Jawa lindung terhadap luas wilayah Barat yang nyaman dan pembangunan infrastruktur strategis yang berkelanjutan 1. Tingkat ketersediaan fasilitas perlengkapan Persen 21 67,51-80,00 jalan provinsi 2. Tingkat Kondisi baik jaringan irigasi di Daerah irigasi kewenangan Persen provinsi 3. Rasio elektrifikasi rumah tangga Persen Cakupan pelayanan persampahan perkotaan Persen Pencapaian status mutu sungai utama dan waduk besar dengan tingkat cemar sedang Persen 11,2-11,7 12, MISI KELIMA : Meningkatkan kehidupan sosial, seni dan budaya, peran pemuda dan olah raga serta pengembangan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal 2. Tingkat kemantapan jalan provinsi (kondisi baik dan sedang) 1. Angka kemiskinan 2. Tingkat pengangguran terbuka 1. Jumlah pemuda berprestasi skala internasional 2. Jumlah karya seni dan budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional Persen 98,15-98,25 97,5-98 Persen 5,00-4,10 5,00-4,1 Persen 7,00-6,50 6,50-6,00 Orang 4 5 Buah

14 2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji kinerja tahunan sangat penting yang perlu dilakukan oleh pimpinan instansi dilingkungan Pemerintahan, karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspketif mengenai apa yang akan diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas, Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan focus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah. Penyusunan Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengacu pada dokumen RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun , dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) perubahan Tahun 2016, dan dokumen Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan tahun Pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat telah menyusun Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2016 dengan uraian sbb : Tabel 2.2 PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata 2. Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan Bagi Seluruh Masyarakat, Serta Perluasan Akses Pelayanan Yang Terjangkau Dan Merata 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) poin 76,00-77,00 2. Indeks Pendidikan Poin 88,00 1 Indeks Kesehatan Poin 78 2 AHH (Angka Harapan Hidup) Tahun 70,75-71,5 3. Meningkatnya Kualitas Ketahanan Keluarga - Indeks Pembangunan Gender Poin 73,5 14

15 4. Jawa Barat Sebagai Daerah Pertanian Berbasis Agrikultur 5. Meningkatnya Daya Saing Petani 6. Meningkatnya Kualitas Iklim Usaha Dan Investasi - Skor pola pangan harapan Poin Nilai Tukar Petani (NTP) Poin Tingkat Partisipasi Angkatan % 66,00-67,00 Kerja 2. PDRB Per Kapita (ADHB) Juta Rupiah 24,00-26,00 3. PDRB Per Kapita (ADHK) Juta Rupiah 11,00-13,00 4. Laju Pertumbuhan Ekspor % 7,0-7,5 7. Meningkatnya Jumlah Dan Kualitas Wirausahawan 8. Meningkatnya Pembangunan Ekonomi Perdesaan Dan Regional 9. Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas Layanan Pemerintahan Serta Mewujudkan Perluasan Partisipasi Publik 10. Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IPTEK 5. Nilai Investasi PMA PMDN Trilyun 107,79-121,80 Rupiah 6. Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun 226,40 246,40 Rupiah 7. Inflasi % 4,5 5,5 - Indeks Daya beli Poin 65,5 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi %/Thn 6,3-6,9 2. Indeks Gini Poin 0,35-0,34 1. Indikator Daya Saing Provinsi Rangking 2 2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Trilyun Rupiah 1. Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan 2. Indeks Keterbukaan Informasi Publik 15 Skala Poin Indeks Persepsi Korupsi Poin Meningkatnya Stabilitas Tibumtranmas, Kesadaran Politik Dan Hukum 12. Meningkatnya Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Serta Kualitas Penanganan Bencana 1. Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum 2. Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Barat - Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah % 68 Poin 67,50 68,00 Persen Meningkatnya Kualitas Pemenuhan Infrastruktur Dasar Masyarakat 14. Meningkatnya Percepatan Pembangunan Infrastruktur Strategis 1. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi 2. Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi 3. Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga 4. Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan 1. Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang 2. Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang) Persen 21 Persen Persen Persen Persen 11,2-11,7 Persen 98,15-98,25 15

16 15. Pencegahan Dan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 16. Meningkatnya Peran Pemuda, Organisasi Kemasyarakatan Dan Prestasi Olah Raga Serta Penanganan Komunitas Tertentu 17. Meningkatnya Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Olah Raga, Seni, Budaya Dan Pariwisata 1. Angka Kemiskinan Persen 5,00-4,10 2. Tingkat Pengangguran Terbuka - Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional - Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional Persen 7,00-6,50 Orang 4 Buah 9 Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun dan Buku Data LKPJ Tahun Rencana Anggaran Tahun 2016 Selama tahun 2016 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta mewujudkan target kinerja yang ingin dicapai Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan total belanja langsung urusan wajib dan non urusan sebesar Rp. 6,68 Trilyun dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp Trilyun Anggaran belanja langsung merupakan bagian dari APBD Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, komposisi belanja sebagai berikut : Tabel 2.3 Rencana Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2016 NO URAIAN RENCANA (RP) % 1 Belanja Tidak Langsung ,33 2 Belanja Langsung ,67 Jumlah Sumber : Biro Keuangan SETDA Provinsi Jawa Barat 16

17 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan/percepatan atau kegagalan/perlambatan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Provini Jawa Barat sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam PERPRES Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran strategis yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD Tahun , RKT Tahun 2016, RKPD Tahun 2016 dan PK Tahun Pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (performance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja terebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa mendatang (Performance improvement). 17

18 Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Sasaran Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 No. Nilai Angka Interpretasi Warna 1 > 80 Sangat Baik ,9 Baik ,9 Sedang ,9 Kurang 5 0 Data Tidak Lengkap Sumber : Aplikasi esakip Jabar 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Dalam rangka mengukur dan meningkatkan kinerja serta lebih meningkatkannya akuntabilitas kinerja, setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan IKU untuk Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Tingkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 061/Kep org/2015 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Dan Organisasi Perangkat Daerah Di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Hasil pengukuran atas IKU Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2016 menunjukan hasil sebagai berikut : 18

19 Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN Misi 1 : Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Poin 76,00-77,00 70,19 (Metode Baru) 2. Indeks Pendidikan Poin 89,00/ 61,39 101,86 (Metode Baru) 3. Indeks Kesehatan Poin 79/ 81,91-83,51 4. AHH (Angka Harapan Hidup) Tahun ,05 (Metode Baru) 72,68 (Metode Baru) 100,91 102,03 99,85 102,37 5. Indeks Pembangunan Gender Poin 75 68,87 91,83 Rata-Rata Capaian Misi 99,40 MISI 2 : Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan 1. Skor pola pangan harapan Poin 82 78,3 95,49 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Poin ,84 91,96 3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 82 60,65 73,96 4. PDRB Per Kapita (ADHB) Juta Rupiah 5. PDRB Per Kapita (ADHK) Juta Rupiah 28,00-30,00 34,88 124,57 15,00-17,00 26,92 179,47 6. Laju Pertumbuhan Ekspor % 8 8,5 3,34 41,75 7. Nilai Investasi PMA PMDN Trilyun Rupiah 8. Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun Rupiah 138,85-154,00 143,04 103,02 315,3 335,3 412,30 130,54 9. Inflasi % 4,0-5,0 2,75 145, Indeks Daya beli Poin 66 69,51 105, Laju Pertumbuhan Ekonomi %/Thn 6,4-7,0 5,67 88, Indeks Gini Poin 0,34-0,33 0,41 82,93 Rata-Rata Capaian Misi 105,25 MISI 3 : Meningkatkan kinerja pemerintahan, profesionalisme aparatur dan perluasan partisipasi public 1. Indikator Daya Saing Provinsi Rangking ,67 2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Trilyun Rupiah 17,70 17,04 113,6 3. Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan Skala 1-7 3,4/ 6 2,74 80,59 4. Indeks Keterbukaan Informasi Publik Poin 85 76, Indeks Persepsi Korupsi Poin 8 n/a Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum % Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Barat Poin 68,50-69,00 73,04 106,63 19

20 Rata-Rata Capaian Misi 76,24 MISI 4 : Mewujudkan Jawa Barat yang nyaman dan pembangunan infrastruktur strategis yang berkelanjutan 1. Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah Persen ,2 90,73 2. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi 3. Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Persen 21 20,03 95,38 Persen ,06 83,79 4. Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga Persen ,87 111,22 5. Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan 6. Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang Persen ,26 98,89 Persen 12, ,12 456,26 7. Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang) Persen 97, ,8 100,31 Rata-Rata Capaian Misi 148,08 MISI 5 : Meningkatkan kehidupan sosial, seni dan budaya, peran pemuda dan olah raga serta pengembangan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal 1. Angka Kemiskinan Persen 5,00-4,1 8, Tingkat Pengangguran Terbuka 3. Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional Persen 6,50-6,00 8,89 73 Orang Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional Buah Rata-Rata Capaian Misi 82 Gambar 3.1. Capaian Misi Pada Indikator Kinerja Utama Capaian Misi pada Indikator Kinerja Utama Baik 20% Sangat Baik 80% 20

21 3.2 Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Kinerja Sasaran Strategis Pengukuran kinerja sasaran strategis Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD tahun maupun RKPD tahun Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan/percepatan dan kegagalan/perlambatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi instansi pemerintah. Pelaporan kinerja ini didasarkan pada Perjanjian Kinerja (PK) Perubahan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 dan IKU telah ditetapkan 17 (tujuh belas) sasaran strategis dengan 35 (tiga puluh lima) indikator kinerja (outcome) dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Provinsi Jawa Barat Tahun SASARAN URAIAN JML INDIKATOR Sasaran 1 Sasaran 2 Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan Bagi Seluruh Masyarakat, Serta Perluasan Akses Pelayanan Yang Terjangkau Dan Merata 2 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2. Indeks Pendidikan 2 1. Indeks Kesehatan 2. AHH (Angka Harapan Hidup) Sasaran 3 Meningkatnya Kualitas Ketahanan Keluarga 1 Indeks Pembangunan Gender Sasaran 4 Jawa Barat Sebagai Daerah 1 Skor pola pangan harapan Pertanian Berbasis Agrikultur Sasaran 5 Meningkatnya Daya Saing Petani 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Sasaran 6 Meningkatnya Kualitas Iklim Usaha Dan Investasi 7 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 2. PDRB Per Kapita (ADHB) 3. PDRB Per Kapita (ADHK) 4. Laju Pertumbuhan Ekspor 5. Nilai Investasi PMA PMDN 6. Nilai Investasi/PMTB adhb 7. Inflasi 21

22 Sasaran 7 Sasaran 8 Sasaran 9 Sasaran 10 Sasaran 11 Sasaran 12 Sasaran 13 Sasaran 14 Meningkatnya Jumlah Dan Kualitas Wirausahawan Meningkatnya Pembangunan Ekonomi Perdesaan Dan Regional Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas Layanan Pemerintahan Serta Mewujudkan Perluasan Partisipasi Publik Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IPTEK Meningkatnya Stabilitas Tibumtranmas, Kesadaran Politik Dan Hukum Meningkatnya Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Serta Kualitas Penanganan Bencana Meningkatnya Kualitas Pemenuhan Infrastruktur Dasar Masyarakat Meningkatnya Percepatan Pembangunan Infrastruktur Strategis 1 Indeks Daya beli 2 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi 2. Indeks Gini 2 1. Indikator Daya Saing Provinsi 2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 3 1. Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan 2. Indeks Keterbukaan Informasi Publik 3. Indeks Persepsi Korupsi 2 1. Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum 2. Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Barat 1 Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah 4 1. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi 2. Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi 3. Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga 4. Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan 2 1. Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang 2. Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang) Sasaran 15 Sasaran 16 Sasaran 17 Pencegahan Dan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Meningkatnya Peran Pemuda, Organisasi Kemasyarakatan Dan Prestasi Olah Raga Serta Penanganan Komunitas Tertentu Meningkatnya Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Olah Raga, Seni, Budaya Dan Pariwisata Angka Kemiskinan 2. Tingkat Pengangguran Terbuka Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional 22

23 3.3. Capaian Kinerja Tahun Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016 Secara umum Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah mendapatkan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun dan PK perubahan Tahun 2016 sebagai berikut : Tabel 3.4 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA (%) INTERPRETASI MISI PERTAMA : MEMBANGUN MASYARAKAT YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan yang Unggul, Terjangkau Dan Merata 1 IPM (Metode Lama) Poin 76,00-77, IPM (Metode Baru) Poin 69,56-70,91 70,19 100,90 SANGAT BAIK 2 Indeks Pendidikan Poin Indeks Pendidikan (Metode Baru) Poin 60,17-62,04 61,39 101,86 SANGAT BAIK Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan Bagi Semua serta Perluasan Akses Pelayanan yang Terjangkau dan Merata 1. Indek Kesehatan (Metode Lama) Poin Indek Kesehatan (Metode Baru) Poin 81,17-82,74 81,05 99,85 SANGAT BAIK 2. AHH (Angka Harapan Hidup), Metode Lama Tahun 70,75-71, AHH (Angka Harapan Hidup), Metode Baru Tahun 72,76-73,78 72,68 99,89 SANGAT BAIK Sasaran 4: Meningkatnya Kualitas Ketahanan Keluarga 1. Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) Poin 73 69,02 94,54 SANGAT BAIK MISI KEDUA : MEMBANGUN PEREKONOMIAN YANG KOKOH DAN BERKEADILAN Sasaran 1: Jawa Barat Sebagai Daerah Pertanian Berbasis Agrikultur 1. Skor Pola Pangan Harapan Poin 80 78,3 97,87 SANGAT BAIK Sasaran 2: Meningkatnya Daya Saing Petani 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Poin ,84 93,61 SANGAT BAIK Sasaran 3: Meningkatnya Kualitas Iklim Usaha dan Investasi 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 66,00-67,00 60,65 91,89 SANGAT BAIK 2. PDRB Per Kapita (ADHB) Juta Rupiah 24,00-26, SANGAT BAIK 3. PDRB Per Kapita (ADHK) Juta Rupiah 11,00-13, SANGAT BAIK 4. Laju Pertumbuhan Ekspor Persen 7,0-7, KURANG 23

24 5. Nilai Investasi PMA PMDN 6. Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun Rupiah Trilyun Rupiah 107,79-121,80 143,04 132,7 SANGAT BAIK 226,40-246, SANGAT BAIK 7. Inflasi Persen 4,5-5,5 2,75 163,64 Sasaran 4: Meningkatnya Jumlah dan Kualitas Wirausahawan SANGAT BAIK 1. Indeks Daya Beli Poin 65,5 69,51 106,12 SANGAT BAIK Sasaran 5: Meningkatnya Pembangunan Ekonomi Perdesaan dan Regional 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi %/Thn 6,3-6, SANGAT BAIK 2. Indeks Gini Poin 0,35-0,34 0,41 86,37 SANGAT BAIK MISI KETIGA : MENINGKATKAN KINERJA PEMERINTAHAN, PROFESIONALISME APARATUR, DAN PERLUASAN PARTISIPASI PUBLIK Sasaran 1: Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas Layanan Pemerintahan serta Mewujudkan Perluan Partisipasi Publik 1. Indikator Daya Saing Provinsi Rangking ,67 BAIK 2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rangking 15 17,04 113,6 SANGAT BAIK Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Iptek 1 2 Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan Indeks Keterbukaan Informasi Publik (Skala 1-7) (Skala 1-4) 2,85 2,74 96,14 SANGAT BAIK Poin 75 76,5 102 SANGAT BAIK 3 Indeks Persepsi Korupsi Poin 8 n/a n/a Sasaran 4: Meningkatnya Stabilitas Tibumtranmas, Kesadaran Politik dan Hukum 1 2 Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Barat Persen KURANG Poin 67,50-68,00 73,04 108,20 SANGAT BAIK MISI KEEMPAT : MEWUJUDKAN JAWA BARAT YANG NYAMAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS YANG BERKELANJUTAN Sasaran 1: Meningkatnya Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan serta Kualitas Penanganan Bencana 1. Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Pemenuhan Infrastruktur Dasar Masyarakat Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Persen ,2 90,73 SANGAT BAIK Persen 21 20,03 95,38 SANGAT BAIK Persen ,06 88,96 SANGAT BAIK 3. Rasio Elektrifikasi Rumah Persen , SANGAT BAIK 4. Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan Sasaran 3: Meningkatnya Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang) Persen ,89 SANGAT BAIK Persen 11,2-11,7 56, SANGAT BAIK Persen 98,15-98,25 97,8 98,01 SANGAT BAIK MISI KELIMA : MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN DAERAH DAN KUALITAS DEMOKRASI Sasaran 1: Pencegahan dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 1. Angka Kemiskinan Persen 5,00-4,10 8,77 51,01 SEDANG 2. Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 7,00-6,50 8,89 78,74 BAIK 24

25 Sasaran 2: Meningkatnya Peran Pemuda, Organisasi Kemasyarakatan dan Prestasi Olahraga serta Penanganan Komunitas Tertentu Jumlah Pemuda Berprestasi 1. Orang SANGAT BAIK Skala Internasional Sasaran 3: Meningkatnya Peran Masyarakat dalam Pembangunan Olahraga, Seni Budaya dan Pariwisata 1. Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun dan Buku Data LKPJ Tahun 2016, diolah Keterangan : N/A : Not Available Data (Data tidak tersedia) Buah ,89 SANGAT BAIK RATA-RATA 118,20 SANGAT BAIK Berdasarkan tabel 3,5 dapat terlihat bahwa rata-rata capaian kinerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 adalah 111,56 dengan kategori sangat baik. Hal ini terutama didukung oleh 12 (dua belas) indikator yang mendapat capaian kinerja yang jauh melebihi dari target yang telah ditetapkan yaitu; IPM, Indeks Pendidikan, Capaian Kinerja Tahun ,86 2,86 5,71 5,71 82,86 SANGAT BAIK BAIK SEDANG KURANG Data Tdk Lengkap PDRB Per Kapita (ADHB), PDRB Per Kapita (ADHK), Nilai Investasi/PMTB adhb, Inflasi, Indeks Daya Beli, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Barat, Rasio Elektrifikasi Rumah, Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang, dan Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional. Sedangkan untuk indikator kinerja yang mendapat kategori baik sebanyak 19 (sembilan belas) indikator, dan untuk yang berkategori sedang, kurang, sangat kurang masing-masing 1 (satu) indikator. 25

26 Tabel 3.5 Pencapaian Kinerja Sasaran Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 NO PREDIKAT RATA RATA % CAPAIAN JUMLAH INDIKATOR 1 Sangat Baik 121, Baik 78, Sedang 58, Kurang 47, Data Tidak Lengkap Perbandingan Capaian Kinerja Tabel 3.6 PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN DAN CAPAIAN TERHADAP RPJMD TAHUN 2018 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISASI TARGET RPJMD TH MISI PERTAMA : MEMBANGUN MASYARAKAT YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan yang Unggul, Terjangkau Dan Merata CAPAIAN 2016 THD RPJMD 1 IPM (Metode Lama) Poin 73,4 74,28 74,42-77,00-78,00 - IPM (Metode Baru) Poin 68,25 68,80 69,50 70,19 70,52-73,00 100,91 2 Indeks Pendidikan (Metode Lama) Poin 82,31 83,36 83, Indeks Pendidikan (Metode Baru) Poin ,39 61,61-63,91 102,03 Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan Bagi Semua Serta Perluasan Akses Pelayanan Yang Terjangkau Dan Merata 1. Indek Kesehatan (Metode Lama) Poin 72,99 74,01 73,66 81,05 81,91-83,51 - Indek Kesehatan (Metode Baru) Poin ,05 81,91-83,51 99,85 2. AHH (Angka Harapan Hidup), Metode Lama Tahun 68,8 68,83-72, AHH (Angka Harapan Hidup), Metode Baru Tahun ,68 73,24-74,28 102,37 Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Ketahanan Keluarga 1. Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) Poin 68,62 70,68 68,87 69, ,83 MISI KEDUA : MEMBANGUN PEREKONOMIAN YANG KOKOH DAN BERKEADILAN Sasaran 1: Jawa Barat Sebagai Daerah Pertanian Berbasis Agrikultur 1 Skor Pola Pangan Harapan Poin 74, ,3 78, ,49 Sasaran 2: Meningkatnya Daya Saing Petani 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Poin ,16 105,06 104, ,96 Sasaran 3: Meningkatnya Kualitas Iklim Usaha Dan Investasi 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 63,01 62,77 60,34 60, ,96 26

27 2. PDRB Per Kapita (ADHB) Juta Rupiah 23,6 30,14 32, ,00-30,00 124,57 3. PDRB Per Kapita (ADHK) Juta Rupiah 8,53 24,94 25, ,00-17,00 179,47 4. Laju Pertumbuhan Ekspor Persen 5,5 14,83 15,05-8 8,5 41,75 5. Nilai Investasi PMA PMDN Trilyun 138,85-67,5 62,83 121, Rupiah 154,00 103,02 6 Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun 315,3 194,33 305,99 396, Rupiah 335,3 130,54 7 Inflasi Persen 8,18 7,41 2,73 2,75 4,0-5,0 145,45 Sasaran 4: Meningkatnya Jumlah Dan Kualitas Wirausahawan 1 Indeks Daya beli Poin 65,08 65,47 66,16 69, ,32 Sasaran 5: Meningkatnya Pembangunan Ekonomi Perdesaan Dan Regional 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi %/Thn 6,06 5,07 5, ,4-7,0 88,59 2. Indeks Gini Poin 0,41 0,4 0,41 0,41 0,34-0,33 82,93 MISI KETIGA : MENINGKATKAN KINERJA PEMERINTAHAN, PROFESIONALISME APARATUR, DAN PERLUASAN PARTISIPASI PUBLIK Sasaran 1: Meningkatnya Kualitas Dan Akuntabilitas Layanan Pemerintahan Serta Mewujudkan Perluasan Partisipasi Publik 1. Indikator Daya Saing Provinsi Rangking 6 5 n/a ,67 2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Trilyun Rupiah 12,36 15,038 16,263 17,04 17,70 96,27 Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Iptek 1. Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan (Skala 1-7) N/A N/A Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan (Skala 1-4) N/A N/A 2,74 2,74 3,4 80,59 2. Indeks Keterbukaan Informasi Publik Poin , Indeks Persepsi Korupsi Poin 5,5 3,7 n/a n/a 8 - Sasaran 4 : Meningkatnya Stabilitas Tibumtranmas, Kesadaran Politik Dan Hukum 1. Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum Persen 57 71,3 62, Indeks Demokrasi Poin 65,18 65,18 73,04 73,04 68,50-69,00 106,63 MISI KEEMPAT : MEWUJUDKAN JAWA BARAT YANG NYAMAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS YANG BERKELANJUTAN 1. Sasaran 1: Meningkatnya Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Serta Kualitas Penanganan Bencana Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Pemenuhan Infrastruktur Dasar Masyarakat Persen 0 37,2 37,2 37, ,73 1. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi Persen 15,83 17,02 19,06 20, ,38 2. Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Persen 65,98 67,37 69,65 72, ,79 3. Rasio Elektrifikasi Rumah Persen 80,05 83, , ,22 4. Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan Persen 64,7 64,88 65,65 66, , Sasaran 3:Meningkatnya Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang Persen 0 13,4 23,45 56,12 12, ,26 Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang) Persen 97,56 97,68 97,8 98,01 97, ,98 MISI KELIMA : MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN DAERAH DAN KUALITAS DEMOKRASI Sasaran 1 : Pencegahan Dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 1. Angka Kemiskinan Persen 9,61 9,44 9,57 8,77 5,00-4,1 57,01 2. Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 9,22 8,45 8,72 8,89 6,50-6,00 73,12 Sasaran 2 : Meningkatnya Peran Pemuda, Organisasi Kemasyarakatan Dan Prestasi Olahraga Serta Penanganan Komunitas Tertentu 1. Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional Orang N/A N/A Sasaran 3 : Meningkatnya Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Olahraga, Seni Budaya Dan Pariwisata 27

28 2. Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional Buah Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun dan Buku Data LKPJ Tahun 2016, diolah Keterangan : N/A : Not Available Data (Data tidak tersedia) N/A ,73 RATA-RATA 103,11 Berdasarkan pengukuran capaian kinerja indikator terhadap target yang ditetapkan dalam RPJMD , rata-rata capaian kinerja Tahun 2016 sudah mencapai 90,99% dari target akhir RPJMD Tahun 2018 dengan kategori Sangat Baik. Terdapat capaian kinerja yang sudah jauh melampaui target akhir RPJMD yang mencapai 190,65% diatas target, yaitu untuk indikator Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang. Tabel 3.7 PERBANDINGAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014, 2015 DAN TAHUN 2016 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN CAPAIAN KINERJA (%) PERCEPATAN (PERLAMBATAN) MISI PERTAMA : MEMBANGUN MASYARAKAT YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan yang Unggul, Terjangkau Dan Merata 1. IPM (Metode Lama) Poin 100,04 99, IPM (Metode Baru) Poin 99,56 100,44 0,88 2. Indeks Pendidikan (Metode Lama) Poin 98,48 98, Indeks Pendidikan (Metode Baru) Poin 98,00 100,31 3,86 Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan Bagi Semua Serta Perluasan Akses Pelayanan Yang Terjangkau Dan Merata 1. Indek Kesehatan (Metode Lama) Poin 97,4 96,25 103,91-2. Indek Kesehatan (Metode Baru) Poin 96,25 98,89 2,64 AHH (Angka Harapan Hidup), Metode Lama AHH (Angka Harapan Hidup), Metode Baru Tahun Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Ketahanan Keluarga 99,75 103,60 102,91 - Tahun 103,60 99,25-4,35 1 Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) Poin 100,97 95,63 94,54-0,09 MISI KEDUA : MEMBANGUN PEREKONOMIAN YANG KOKOH DAN BERKEADILAN Sasaran 1 : Jawa Barat Sebagai Daerah Pertanian Berbasis Agrikultur 1 Skor Pola Pangan Harapan Poin ,03 97,87-5,16 Sasaran 2 : Meningkatnya Daya Saing Petani 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 95,6 94,65 104,31-1,04 Sasaran 3: Meningkatnya Kualitas Iklim Usaha Dan Investasi 28

29 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 98,08 92,83 91,89-0,94 2. PDRB Per Kapita (ADHB) 3. PDRB Per Kapita (ADHK) Juta Rupiah Juta Rupiah 139,63 148,41 145,33-3,08 277,11 272,00 244,73-27,27 4. Laju Pertumbuhan Ekspor Persen 247,17 231, ,83 5. Nilai Investasi PMA PMDN 6 Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun Rupiah Trilyun Rupiah 73,44 126,81 95,77-31,04 175,65 199,58 182,11-17,47 7 Inflasi Persen 123,5 267,40 163,64-103,76 Sasaran 4: Meningkatnya Jumlah Dan Kualitas Wirausahawan 1 Indeks Daya Beli Poin 102,3 102,65 106,12 3,47 Sasaran 5: Meningkatnya Pembangunan Ekonomi Perdesaan Dan Regional 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi %/Thn 85,93 81,13 90,00 8,87 2. Indeks Gini Poin 110,53 90,24 86,37-4,87 MISI KETIGA : MENINGKATKAN KINERJA PEMERINTAHAN, PROFESIONALISME APARATUR, DAN PERLUASAN PARTISIPASI PUBLIK Sasaran 1: Meningkatnya Kualitas Dan Akuntabilitas Layanan Pemerintahan Serta Mewujudkan Perluasan Partisipasi Publik 1. Indikator Daya Saing Provinsi Rangking 100 n/a Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1. Trilyun Rupiah Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Iptek Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan 105,17 122,28 113,6-8,68 (Skala 1-7) n/a 78, (Skala 1-4) 78,29 96,14 17,85 2. Indeks Keterbukaan Informasi Publik Poin , ,09 3. Indeks Persepsi Korupsi Poin 61,67 n/a n/a --- Sasaran 4 : Meningkatnya Stabilitas Tibumtranmas, Kesadaran Politik Dan Hukum 1. Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum Persen 118,83 99,33 0,00-99,33 2. Indeks Demokrasi Poin 98,02 109,01 108,21-0, MISI KEEMPAT : MEWUJUDKAN JAWA BARAT YANG NYAMAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS YANG BERKELANJUTAN Sasaran 1: Meningkatnya Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Serta Kualitas Penanganan Bencana Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah Persen 100,54 97,89 90,73-7,16 Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Pemenuhan Infrastruktur Dasar Masyarakat Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Persen Persen 100,12 102,08 75,97 95,38 19,41 103,96 88,96-15,00 3. Rasio Elektrifikasi Rumah Persen 100,93 114, , Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan Sasaran 3: Meningkatnya Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang) Persen 101,38 101,00 98,89-2,11 Persen 128,85 217, ,87 Persen 100,6 100,62 99,64-0,98 MISI KELIMA : MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN DAERAH DAN KUALITAS DEMOKRASI Sasaran 1 : Pencegahan Dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 1. Angka Kemiskinan Persen 84,97 71,06 57,01-14,05 2. Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 99,41 91,74 78,74-13,00 29

30 Sasaran 2 : Meningkatnya Peran Pemuda, Organisasi Kemasyarakatan Dan Prestasi Olahraga Serta Penanganan Komunitas Tertentu 1. Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional Orang n/a 0, Sasaran 3 : Meningkatnya Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Olahraga, Seni Budaya Dan Pariwisata Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional Buah ,00 88,89-71,11 RATA - RATA 113,10 110,80 105,95 1,77 Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun dan Buku Data LKPJ Tahun 2016, diolah Keterangan : N/A : Not Available Data (Data tidak tersedia) Berdasarkan perbandingan capaian kinerja tahun 2015 dengan tahun 2016 terhadap 35 (tiga puluh lima) Indikator Kinerja Utama, disimpulkan bahwa terjadi Perlambatan pencapaian kinerja sebesar rata-rata 2,07%. Hasil ini berdasarkan pengukuran kinerja, yang menunjukan 11 (sebelas) indikator menunjukan percepatan, 23 (dua puluh enam) indikator kinerja mengalami perlambatan, dan 1 (satu) indikator datanya tidak tersedia (n/a). No Indikator Kinerja Satuan Tabel PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2016 DENGAN NASIONAL DAN PROVINSI DI PULAU JAWA Jawa Barat Indonesia DKI Jakarta Konstelasi Nasional Jawa Tengah DI Yogya karta Jawa Timur Banten Keterangan Indeks Pembangunan Manusia Poin 69,50 69,55 78,99 69,49 77,59 68,95 70,27 2 Indeks Pendidikan Poin 59,95 61,00 70,66 57,82 71,75 58,98 61,86 3 Indeks Kesehatan Poin 80,63 78,12 80,66 83,01 84,12 77,97 76,05 4 AHH (Angka Harapan Hidup) Tahun 72,41 70,78 72,43 73,96 74,68 70,68 69,43 7 Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 104,84 101,65-100,10 104,69 104,63 102,36 BPS 8 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 9 PDRB Per Kapita (ADHB) 10 PDRB Per Kapita (ADHK) Persen 60,65 66,34 66,91 67,15 71,96 66,14 63,66 juta rupiah juta rupiah 34,88 47,96 207,99 32,10 29,59 47,47 42,31 26,92 36,46 147,06 24,96 23,56 35,96 11 Laju Pertumbuhan Ekspor Persen ,83 12 Nilai Investasi PMA - PMDN 13 Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun Rupiah Trilyun Rupiah BPS, metode Baru tahun 2015 BPS, metode Baru tahun 2015 BPS, metode Baru tahun 2015 BPS, metode Baru tahun 2015 BPS, BRS bulan November 2016 BPS, BRS bulan Februari 2017 BPS, BRS bulan Februari 2017 BPS, BRS bulan Februari ,23 602,03 57,48 37,80 1,21 72,19 51,22 BKPM , , ,51 33,43 518,53 29,45 14 Inflasi Persen 2,75 3,02 2,37 2,36 2,29 2,74 2,94 15 Indeks Daya Beli Poin 69,45 70,59 86,49 69,92 77,40 71,29 73,77 16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen per Tahun 5,67 5,02 5,85 5,28 5,05 5,55 5,26 BPS, BRS bulan Februari 2016 BPS, BRS bulan Januari 2017 BPS, metode Baru tahun 2015 BPS, BRS bulan Februari

31 17 Indeks Gini Poin 0,41 0,40 0,41 0,37 0,42 0,40 0,39 BPS Pusat, Februari Angka Kemiskinan Persen 8,77 10,70 3,75 13,19 13,10 11,85 5,36 BPS 19 Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 8,89 5,61 6,12 4,63 2,72 4,21 8,92 BPS Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun , Buku Data LKPJ Tahun 2016 dan media elektronik, diolah Keterangan : N/A : Not Available Data (Data tidak tersedia) Dalam konstelasi regional Pulau Jawa, dari beberapa indikator yang dapat diperbandingkan, rata-rata capaian kinerja Provinsi Jawa Barat berada pada posisi pertengahan 3.3. ANALISIS/PENJELASAN CAPAIAN KINERJA Capaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis disesuaikan dengan hasil pengukuran kinerja, untuk setiap indikator kinerja sasaran dilakukan analisis/penjelasan capaian kinerja disesuaikan dengan Misi yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun MISI I : Membangun Masyarakat Yang Berkualitas Dan Berdaya Saing Misi ini terdiri dari 3 (tiga) sasaran strategis, dan diukur melalui 5 (lima) indikator. Rata-rata capaian kinerja misi adalah sebesar 96,51%, atau termasuk kategori Sangat Baik. 1) Sasaran 1: Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan yang Unggul, Terjangkau Dan Merata, mendapat kategori Sangat Baik dengan capaian kinerja sebesar 101,38%. Hasil pengukuran melalui 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kategori baik. Kedua indikator tersebut adalah : (1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Permasalahan yang seringkali muncul dari hasil pelaksanaan pembangunan adanya kesenjangan yang cukup besar antara pembangunan fisik dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), dimana pembangunan fisik lebih besar hasilnya dibandingkan dengan 31

32 pembangunan SDM. Padahal keberhasilan pembangunan SDM akan menguatkan sendi-sendi perekonomian secara menyeluruh, karena memberikan dampak positif ke berbagai bidang. Untuk dapat melihat perkembangan SDM di suatu daerah melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu mencakup dimensi umur panjang, dimensi sehat; pengetahuan, dan dimensi kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak. 32

33 Menurut hasil perhitungan BPPAPD Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 IPM Provinsi Jawa Barat sebesar 70,19 poin (data sementara dengan perhitungan metode lama) dari target 76,00-77,00 poin dengan capaian kinerja 92,36% atau kategori Baik dan mengalami perlambatan sebesar 7,20% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 99,56%. Namun dengan menggunakan metode baru; capaian kinerja untuk IPM tahun 2016 sebesar 100,90% dan mengalami percepatan sebesar 0,88 point. Bila dibandingan dengan provinsi lain, IPM Provinsi Jawa Barat masih dibawah IPM DKI Jakarta (78,99), DI Yogyakarta (77,59), Banten (70,27) dan sama dengan IPM Nasional (69). 33

34 (2) Indeks Pendidikan Indeks pendidikan merupakan perwujudan dimensi pengetahuan (knowledge). Percepatan capaian kinerja pada bidang pendidikan mencerminkan keberhasilan Pemerintah Daerah atas layanan dasar di bidang pendidikan yang akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan masyarakat. Menurut hasil perhitungan BPPAPD Bappeda Provinsi Jawa Barat indeks pendidikan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 61,39 poin (data sementara dengan perhitungan metode baru) dari target 88,00 poin (metode lama) dengan capaian kinerja 69,76% atau kategori Cukup dan mengalami perlambatan sebesar 28,24 poin dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 98,00%. Sedangkan berdasarkan target metode baru, capaian kinerja tahun 2016 sebesar 101,86 dan mengalami percepatan 3,86 point. Komponen pendidikan direpresentasikan oleh Harapan Lama Sekolah (HLS), yang didefinisikan sebagai lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada usia tertentu dimasa 34

35 mendatang dan dihitung pada usia tujuh tahun ke atas serta mengakomodir siswa yang bersekolah di pesantren. Kemudian dipresentasikan juga dengan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS). Bila dibandingkan dengan provinsi-provinsi di Pulau Jawa, Indeks Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 masih dibawah DI Yogyakarta (71,75) dan DKI Jakarta (70,66) dan juga masih di dibawah Nasional (61). 2) Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan Bagi Semua serta Perluasan Akses Pelayanan yang Terjangkau dan Merata, mendapat kategori Sangat Baik dengan capaian kinerja sebesar 99,87%, dari hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kedua indikator kategori baik. Kedua Indikator tersebut adalah: (1) Indeks Kesehatan Indeks kesehatan merupakan tolok ukur yang menunjukan capaian dalam dimensi kesehatan dan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Menurut hasil perhitungan BPPAPD Bappeda Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016, Indeks Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebesar 81,05 poin (data sementara dengan perhitungan motode baru) dari target 78 poin (metode lama). Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, Indeks Kesehatan Provinsi Jawa Barat masih dibawah D.I Yogyakarta (84,12), Jawa Tengah (83,66), DKI Jakarta (80,66), dan diatas rata-rata Nasional (78,12), Jawa Timur (77,97) dan Banten (76,05). 35

36 (2) Angka Harapan Hidup (AHH) Angka Harapan hidup diinterpretasikan sebagai dimensi umur panjang dan sehat, dihitung dari anak yang lahir hidup dan anak yang masih hidup dari seorang wanita yang telah nikah. Berdasarkan hasil perhitungan BPPAPD Bappeda Provinsi Jawa Barat (data sementara dengan perhitungan metode baru) tahun 2016, AHH Provinsi Jawa Barat sebesar 72,68 tahun dari target 72,76 tahun dengan capaian kinerja 99,25% (Sangat Baik) dan mengalami perlambatan sebesar 4,357% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 103,60%. AHH Provinsi Jawa Barat tersebut berada diatas rata-rata nasional 36

37 (70,78) dan lebih baik dari Jawa Timur (70,68) dan Banten (69,43), meskipun masih dibawah D.I Yogyakarta (73,62), Jawa Tengah (73,96) dan DKI Jakarta (72,43). 3) Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Ketahanan Keluarga, mendapat kategori Sangat Baik dengan capaian kinerja sebesar 88,29%. Nilai tersebut merupakan hasil pengukuran 1 (satu) indikator kinerja yaitu Indeks Pemberdayaan Gender (IPG). IPG diarahkan dalam rangka kesetaraan dan keadilan gender, yang dapat dimaknai sebagai porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang dan harmonis, tanpa ada salah satu pihak yang merasa dirugikan atau diuntungkan. Indeks Pemberdayaan Gender IPG Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2016, berdasarkan data dari BP3AKB Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 69,02 poin dengan capaian kinerja 93,90 yaitu dalam kategori Sangat Baik. Bila dibanding dengan realisasi tahun 2015 yang sebesar 68,87 poin, kinerja tahun 2016 mengalami pelambatan 1,73 %. IPG Provinsi Jawa Barat lebih baik dari Jawa Timur (68,17), D.I Yogyakarta (66,90) dan Banten (66,91), namun masih dibawah DKI Jakarta (71,19), Jawa Tengah (74,46), dan rata-rata Nasional (70,68). 37

38 MISI II : Membangun Perekonomian Yang Kokoh Dan Berkeadilan Misi ini terdiri dari 5 (lima) sasaran strategis, dan diukur melalui 12 (dua belas) indikator. Rata-rata capaian kinerja misi adalah sebesar 127,04%, atau termasuk kategori Sangat Baik. 1) Sasaran 1 : Jawa Barat Sebagai Daerah Pertanian Berbasis Agrikultur, mendapat kategori Sangat Baik dengan capaian 97,87%. Nilai ini berasal dari hasil pengukuran kinerja terhadap 1 (satu) indikator Skor Pola Pangan Harapan dengan capaian di atas target. Indikator tersebut menggambarkan keanekaragaman konsumsi pangan, dalam upaya untuk memantapkan atau membudayakan pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan seimbang serta aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup. Indikator tersebut guna mengukur tingkat keanekaragaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH), Menurut hasil perhitungan BPPAPD Bappeda Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016, Skor Pola Pangan Harapan sebesar 78,3 poin dari target 80 poin dengan capaian kinerja 97,87% (kategori Baik). 2) Sasaran 2 : Meningkatnya Daya Saing Petani, mendapat kategori Sangat Baik dengan capaian kinerja pada tahun 2016 sebesar 93,61%. Hal ini ditunjukan dari hasil pengukuran kinerja terhadap 1 (satu) indikator yaitu Nilai Tukar Petani (NTP) dengan realisasi sebesar 104,84 pada tahun Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 mengalami pelambatan sebesar 1,04%, hal ini dikarenakan pada tahun 2016 tiga Subsektor pertanian mengalami penurunan NTP yaitu NTP Subsektor Peternakan turun 0,44 persen dari 113,73 menjadi 113,23, NTP Subsektor Hortikultura turun 38

39 0,39 persen dari 111,02 menjadi 110,58, dan NTP Subsektor Perikanan turun 0,19 persen dari 99,24 menjadi 99,05. 3) Sasaran 3 : Meningkatnya Kualitas Iklim Usaha dan Investasi, mendapat kategori Sangat Baik dengan rata-rata capaian sebesar 127,76%. Hal ini ditunjukan dari hasil pengukuran kinerja terhadap 7 (tujuh) indikator, dengan rincian 4 (empat) indikator diatas target, 2 (dua) indikator sesuai target dan 1 (satu) indikator dibawah target. Indikator tersebut adalah: (1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pembangunan bidang ketenagakerjaan bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dengan harapan jumlah penganggur dan setengah penganggur dapat ditekan atau diperkecil. Sehubungan dengan hal tersebut kondisi permasalahan ketenagakerjaan ternyata sangat terkait erat dengan keadaan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi terkait erat terhadap dunia usaha, bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akan berpengaruh pada terciptanya iklim usaha yang kondusif, yang terlihat dari investasi yang ditanamkan oleh para investor, sehingga akhirnya akan berdampak pada perluasan kesempatan kerja. Sebaliknya, menurunnya pertumbuhan ekonomi juga akan berdampak negatif terhadap bidang ketenagakerjaan. Keterbatasan perkembangan ekonomi dalam negeri mendorong pemerintah dan masyarakat memanfaatkan peluang kerja di luar negeri, sebagai salah satu upaya yang cukup strategis, guna menangani masalah pengangguran di dalam negeri. Selain kondisi dunia usaha yang belum kondusif, minimnya informasi pasar kerja baik dalam maupun luar negeri merupakan salah satu kendala dalam upaya menangani masalah pengangguran. Disatu sisi pencari kerja tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan kompetensinya, disisi lain para pengguna juga sulit mendapatkan pekerja sesuai dengan pekerjaan yang dibutuhkan. 39

40 Melihat kenyataan tersebut masalah ketenagakerjaan khususnya penanganan pengangguran terbuka (open unemployment) merupakan masalah yang serius dan harus segera dipecahkan bersama baik antara pihak pemerintah dan swasta, maupun antar instansi pemerintah. Dalam hal ini pemerintah mempunyai peranan sangat penting, yaitu disamping sebagai penggerak, juga ikut serta menciptakan perluasan kesempatan kerja dan penanganan masalah pengurangan pengangguran. Keberhasilan capaian indikator ini dapat terlihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Berdasarkan data BPS tahun 2016, TPAK Provinsi Jawa Barat sebesar 60,65% dari target 66% dengan capaian kinerja 91,89% (Sangat Baik). TPAK Jawa Barat mengalami perlambatan sebesar 0,94% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 92,83%. TPAK Provinsi Jawa Barat masih dibawah D.I Yogyakarta (71,96), Jawa Tengah (67,15), DKI Jakarta (66,91), Jawa Timur (66,14), Banten (63,66) dan rata-rata TPAK Nasional (66,34). Untuk itu perlu adanya percepatan pencapaian kinerja TPAK di Provinsi Jawa Barat untuk tahun selanjutnya. 40

41 (2) PDRB Per Kapita (ADHB) Kinerja perekonomian Jawa Barat diukur dengan besaran produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita atas dasar harga berlaku (adhb). PDRB per kapita dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menghitung pendapatan per kapita (per capita income) dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer-out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer-in). PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat (berdasarkan data BPS tahun 2016) sebesar Rp. 34,88 juta dari target Rp. 24 juta dengan capaian kinerja 145,33%, atau kategori Sangat Baik. Dengan capaian tersebut, PDRB Jawa Barat mengalami pelambatan 3,08% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 148,41%. Dalam konstelasi nasional, PDRB per kapita (ADHB) Provinsi Jawa Barat masih dibawah DKI Jakarta (Rp. 207,99 juta), Nasional sebesar (47,96), Banten (42,31), namun berada diatas D.I Yogyakarta (29,59), Jawa Tengah (32,1). (3) PDRB Per Kapita (ADHK) PDRB perkapita atas dasar harga konstan (ADHK)-2010 Provinsi Jawa Barat ditargetkan sebesar Rp. 11 Juta, dengan realisasi mencapai Rp.26,92 juta, sehingga capaian kinerja mencapai 244,73% (Sangat Baik). Capaian kinerja tersebut melambat sebesar 27,27% dibandingkan capaian tahun 2015, yang sebesar 272%. Nilai PDRB per kapita ADHK Jawa Barat masih berada dibawah DKI Jakarta (Rp. 147,06 juta) serta di atas Nasional (36,46). 41

42 PDRB Per Kapita (ADHK) Jawa Barat dalam konstelasi Nasional (4) Laju Pertumbuhan Ekspor Pada umumnya negara-negara sedang berkembang mengandalkan kelancaran arus pendapatan devisa dan kegiatan ekonominya yang berasal dari ekspor. Keberhasilan dalam meningkatkan ekspor dapat menjadi cerminan peningkatan daya saing dan sekaligus merupakan jalan satu indikasi dari tumbuhnya dinamika positif dalam kewirausahaan suatu negara. Beradarkan hal ini, peningkatan ekspor bulan lagi sekedar pilihan melainkan merupakan suatu keharusan. Nilai ekspor Jawa Barat periode Januari-Desember 2016 tercatat sebesar USD 25,73 milyar, naik tipis 0,13 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2015 yang mencapai USD 25,69 milyar. Secara year-on-year (rentang Desember 2016 terhadap Desember 2015), nilai ekspor nonmigas mencapai titik terendah pada Juli 2016 senilai USD 1,52 milyar, sedangkan ekspor tertinggi tercatat pada April 2016 dengan nilai USD 2,60 milyar. Sementara itu nilai ekspor migas terendah sebesar USD 10,53 juta terjadi pada November 2016 dan tertinggi senilai USD 72,37 juta terjadi pada Maret Keberhasilan Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan ekspor juga mencerminkan peningkatan daya saing dan sekaligus merupakan satu indikasi dari tumbuhnya kewirausahaan. Terkait hal itu 42

43 peningkatan ekspor bukan lagi sekedar pilihan melainkan merupakan suatu keharusan. Memasarkan produk di luar negeri berbeda dengan memasarkannya di dalam negeri, di pasar luar negeri sangat kompetitif sehingga hanya pengusaha yang mempunyai daya saing yang tinggi akan berhasil dalam persaingan serta berhasil mendapatkan pangsa pasar. Dalam usaha untuk menciptakan daya saing maka perbaikan mutu produk ekspor perlu ditingkatkan, sehingga dapat menghindari adaya penolakan dari negara tujuan ekspor. Walaupun nilai ekspor Jawa Barat meningkat dibandingkan dengan tahun lalu namun untuk laju pertumbuhan ekspor mengalami penurunan yang cukup tinggi. Berdasarkan data dari BPS Laju Pertumbuhan Ekspor pada tahun 2016 sebesar 3,34% dari target 7% dengan capaian kinerja 47,71%, atau kategori Kurang. Laju Pertumbuhan Ekspor Jawa Barat mengalami perlambatan sebesar 183,83 % dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 231,54%. Walaupun mengalami perlambatan tetapi kinerja Jawa Barat masih jauh diatas Laju Pertumbuhan Ekspor provinsiprovinsi di Pulau Jawa yang beberapa diantaranya mendapat nilai minus, yaitu baik DKI Jakarta (-0,42), D.I Yogyakarta (-0,35), Jawa 43

44 Tengah (11,10), bahkan dengan nasional (-1,74). (5) Nilai Investasi PMA PMDN : Berdasarkan data dari BPMPT Provinsi Jawa Barat sampai dengan bulan Januari 2016 nilai investasi PMA-PMDN sebesar Rp. 143,40 trilyun dari target Rp. 107,79 trilyun dengan capaian kinerja 133,04% (kategori Sangat Baik), dan mengalami percepatan 53,37% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 73,44%. Porsi Penanaman Modal Asing (PMA) yang mendominasi berdampak signifikan terhadap peringkat Jawa Barat sebagai tujuan utama investasi di Indonesia. Kontribusi PMA di Jawa Barat mencapai Rp 22,52 triliun, sedangkan sisanya Rp 6,08 triliun merupakan kontribusi dari Penanaman Modal Dalam Negeri. Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat kedua dengan total 960 proyek di bawah DKI Jakarta dengan total proyek proyek. Jakarta memiliki jumlah proyek investasi terbesar diikuti oleh Jawa Barat dan Banten. Jumlah proyek ini penting untuk menunjukkan secara kuantitatif proyek investasi yang direalisasikan di suatu daerah. Indikator kinerja jumlah nilai investasi di Jawa Barat dari target sebesar Rp. 107,79 Trilyun dapat terealisasi sebesar Rp. 143,04 Trilyun sehingga realisasi pencapaian targetnya sebesar 133,04 %. Jika dibandingkan dengan realisasi investasi PMA dan PMDN di Jawa 44

45 Barat Tahun 2015 juga mengalami peningkatan sebesar 6,64 % yaitu dari realisasi sebesar Rp. 121,52 Trilyun pada Tahun 2015 meningkat menjadi Rp. 143,04 Trilyun pada Tahun NO Tabel 3.9 Realisasi Investasi berdasarkan Jumlah Proyek, Investasi PMA/PMDN dan Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2016 TAHUN LAJU JENIS INFORMASI PERTUMBUHAN (%) Jumlah Total Proyek (buah) ,27 a. PMA (buah) ,96 b. PMDN (buah) ,09 Jumlah Total Investasi PMA dan PMDN (Rp) a. PMA (Rp) b. PMDN (Rp) 121,516 Trilyun 71,73 Trilyun 49,78 Trilyun 143,04 Trilyun 74,99 Trilyun 68,05 Trilyun 17,71 4,54 26,85 Penyerapan Tenaga Kerja (Orang) ,32 a. PMA (orang) ,91 b. PMDN (orang) ,95 Sumber : BPMPT Bidang Pengendalian Tahun 2016 (berdasarkan data SPIPISE s/d 31Desember 2016) Jumlah proyek (lapangan usaha) PMA/PMDN tahun 2016 sebanyak proyek/usaha. Terjadi peningkatan jumlah proyek baik PMA maupun PMDN sebesar 2,27 % dibandingkan dengan jumlah proyek pada tahun 2015 sebanyak proyek/usaha. Untuk serapan tenaga kerja tahun 2016 sebanyak orang, dimana jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 37,32 % dibanding tahun 2015 sebanyak orang. Berdasarkan rumpun sektor lapangan usaha yang berkontribusi terhadap realisasi investasi di Jawa Barat tahun 2016 PMA dan PMDN meliputi 24 sektor usaha, dengan 5 sektor yang merupakan peringkat 5 (lima) besar diantaranya : sektor perdagangan & reparasi dengan nilai 45

46 investasi Rp. 39,1 Trilyun ; sektor Industri kendaraan bermotor & alat transportasi lain dengan nilai investasi Rp. 30,7 Trilyun ; sektor Industri Logam, Mesin & Elektronika dengan nilai investasi Rp. 12,4 Trilyun ; sektor Industri makanan dengan nilai investasi Rp. 11,7 Trilyun dan kelima terbesar adalah sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran dengan nilai investasi Rp. 11,01 Trilyun Secara rinci dapat terlihat pada gambar berikut. Gambar 3.1 Investasi Berdasarkan Rumpun Sektor Usaha Jika dilihat realisasi investasi berdasarkan lokasi, realisasi investasi terbesar terdapat di Kabupaten Bekasi sebesar 39,57 % dari total nilai realisasi investasi di Jawa Barat disusul dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kota Bandung. Sebaran investasi berdasarkan lokasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.10 Realisasi investasi berdasarkan lokasi No. KAB./KOTA Jumlah LKPM Tenaga Kerja (orang) Jumlah Investasi (Rp.) Rasio (%) 1 Kab Bekasi Kab Karawang ,57 19,12 46

47 3 Kab Bogor Kota Bekasi Kota Bandung Kab Purwakarta Kab Subang Kab Cirebon Kota Depok Kota Cimahi Kab Cianjur Kab Bandung Barat Kota Bogor Kab Sukabumi Kab Bandung Kab Sumedang Kota Cirebon Kab Garut Kab Majalengka Kab Kuningan Kab. Pangandaran Kab Ciamis Kab Indramayu Kota Banjar Kota Tasikmalaya Kab Tasikmalaya Kota Sukabumi Total ,42 6,06 5,06 3,36 2,18 1,85 1,69 1,57 1,16 1,08 0,85 0,82 0,77 0,73 0,65 0,55 0,40 0,29 0,17 0,15 0,11 0,10 0,09 0,09 0, Berdasarkan data BKPM RI, nilai realisasi investasi PMA di Jawa Barat mencapai 5.470,6 juta US $ lebih tinggi dari realisasi investasi PMA di DKI Jakarta sebesar 3.398,2 juta US $, Banten sebesar 2.912,1 juta US $, Sumatera Selatan sebesar 2.793,5 juta US $ serta Jawa Timur sebesar 1.941,0 juta US $. Dari total realisasi investasi PMA Tahun 2016 di Indonesia sebesar ,1 juta US $, Jawa Barat berkontribusi 47

48 sebesar 18,9 %. Realisasi investasi PMA Tahun 2016 berdasarkan lokasi di Indonesia dapat dilihat pada diagram di bawah ini : Gambar 3.3 Realisasi Investasi PMA Tahun 2016 berdasarkan Lokasi Sumber : BKPM RI Tahun 2016 Berdasarkan data BKPM RI, realisasi investasi PMDN di Jawa Barat sebesar Rp ,2 milyar, berada di bawah realisasi investasi PMDN Provinsi Jawa Timur sebesar Rp ,6 milyar, namun masih berada di atas realisasi investasi Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp ,4 milyar, Provinsi Banten sebesar Rp ,3 milyar serta Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp ,9 milyar. Realisasi investasi PMA Tahun 2016 berdasarkan lokasi di Indonesia dapat dilihat pada diagram di bawah ini : 48

49 Gambar 3.4 Realisasi Investasi PMDN Tahun 2016 berdasarkan Lokasi Sumber : BKPM RI Tahun 2016 (6) Nilai Investasi/PMTB (ADHB) Perkembangan investasi swasta di Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu indikasi pertumbuhan dunia usaha, sebagai motor penggerak pembangunan daerah. Pertumbuhan investasi swasta di daerah dapat dilihat dari nilai pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTB) maupun realisasi investasi penanaman modal di daerah. Berdasarkan data BPS bulan tahun 2016 nilai nominal PMTB Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 412,30 triliun dari target sebesar Rp.226,40 trilyun. Sehingga capaian kinerja adalah sebesar 182,11% (kategori Sangat Baik). Dibandingkan dengan 49

50 capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 199,58%, terdapat perlambatan sebesar 27,27%. Dalam konstelasi nasional, nilai Investasi di Jawa Barat cukup dengan posisi di bawah nasional (4040,5), DKI Jakarta (854,18), Jawa Timur dan (518,53) dan lebih tinggi bila dibandingkann dengan Jawa Tengah (333,51), D.I.Yogyakarta (33,43) dan Banten (29,45). (7) Inflasi Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, inflasi dari Januari hingga Desember 2016 sebesar 2,75% dari target 4,5%. Dengan realisasi tersebut, capaian kinerja adalah sebesar 163,64% (kategori Sangat Baik). Capaian kinerja tersebut mengalami pelambatan sebesar 103,76% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 267,40%. Sedangkan capaian tahun 2016 terhadap target RPJMD Tahun 2018 adalah 146,45%. Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa Provinsi Jawa Barat telah dapat menjaga nilai inflasi dengan sangat baik dalam kurun waktu 2015 sampai dengan 2016 dimana nilai inflasi dibawah 3%. Terkendalinya inflasi pada level tersebut tidak lepas dari peran kelompok administered price dan terjaganya core inflation di tengah peningkatan tekanan inflasi volatile food. Hubungan koordinasi antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia dalam tatanan Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi dapat menahan laju harga. Hal itu dapat dilakukan melalui beberapa program dalam upaya meningkatkan produksi komoditas pangan strategis dan menjaga ekspektasi masyarakat melalui kegiatan operasi pasar murah. Komponen inti inflasi di Jawa Barat cenderung menetap atau di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, yaitu: 1. Interaksi permintaan-penawaran 2. Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, 50

51 inflasi mitra dagang 3. Ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen Inflasi Jawa Barat lebih rendah bila dibandingkan dengan Provinsi Banten (2,94%) dan rata-rata Nasional (3,02), namun lebih tinggi bila dibandingkan dengan Jawa Timur (2,74), DKI (2,37%), Jawa Tengah (2,36) dan DI.Yogyakarta (2,29%). 4) Sasaran 4 : Meningkatnya Jumlah dan Kualitas Wirausahawan, mendapat kategori Sangat Baik dengan capaian sebesar 106,12% yang didapatkan dari pengukuran kinerja melalui 1 (satu) indikator yaitu Indeks Daya Beli. Indeks Daya Beli Daya beli masyarakat merupakan hal yang krusial dalam proses pembangunan ekonomi, karena menyangkut kemampuan masyarakat secara keseluruhan untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkannya. Gambaran daya beli masyarakat merupakan indikasi pembangunan ekonomi. Faktor penentu daya beli adalah pendapatan dan inflasi. Faktor pertama terkait dengan kemampuan mendapatkan sejumlah uang, sedangkan faktor kedua menyangkut kinerja makro ekonomi aspek 51

52 stabilitas harga. Ketika harga barang secara umum mengalami kenaikan atau terjadi inflasi, maka kemampuan mendapatkan barang-barang akan menurun jika besarnya pendapatan tetap. Agar daya beli tetap maka harus terjadi kenaikan pendapatan yang melebihi besarnya tingkat inflasi. Kondisi yang lebih baik adalah pendapatan terus meningkat, dan disisi lain terdapat stabilitas harga. Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Barat Indeks Daya Beli (IDB) Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 adalah sebesar 69,51 poin dari target 65,5 poin. Dengan hasil tersebut, capaian kinerja adalah sebesar 106,12% (kategori Sangat Baik). Capaian IDB tersebut mengalami percepatan sebesar 3,47% dari capaian tahun 2015, yang sebesar 102,65%. Namun dengan hasil tersebut, IDB Jabar paling rendah diantara provinsi di pulau Jawa dan rata-rata nasional; DKI (86,49 poin), D.I Yogyakarta (77,4), Banten (73,77), Jatim (67,92), dan rata-rata Nasional (70,59). 5) Sasaran 5 : Meningkatnya Pembangunan Ekonomi Perdesaan dan Regional, mendapat kategori Sangat Baik dengan capaian sebesar 86,37%. Hasil ini diperoleh dari pengukuran kinerja melalui 2 (dua) indikator yaitu Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Indeks Gini. 52

53 (1) Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, LPE Jawa Barat Tahun 2016 adalah sebesar 5,67% pertahun dari target 6,3% pertahun, sehingga capaian kinerja adalah sebesar 90% (kategori Tinggi). Kinerja LPE mengalami percepatan sebesar 8,87% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 81,13%. Angka LPE Jawa Barat hampir sebanding dengan provinsi lain dan tumbuh diatas LPE Nasional yang hanya 5,02%. Sementara itu, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi, sebesar 13,66%, sedangkan dari sisi pengeluaran dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh 13,08%. Sumber laju pertumbuhan, atau Source of growth (SOG) secara year-on-year (yoy) dari sisi lapangan usaha, yang memberikan andil pertumbuhan terbesar adalah lapangan usaha industri pengolahan, yaitu sebesar 1,96%, sedangkan dari sisi pengeluaran, andil positif terhadap pertumbuhan adalah komponen ekspor barang dan jasa sebesar 4,65%. (2) Indeks Gini Salah satu indikator yang menjadi indikasi ketimpangan pendapatan adalah Indeks Gini (Gini-Ratio). Besaran Indeks Gini berkisar antara 0 sampai 1. Nilai indeks mendekati 1 artinya distribusi pendapatan 53

54 semakin tidak merata. Berdasarkan data BPS, Indeks Gini Provinsi Jawa Barat tahun 2016 adalah sebesar 0,41 poin dibawah target yang sebesar 0,35 poin. Dengan nilai tersebut, capaian kinerja adalah sebesar 89,37% (kategori Sangat Baik). Dalam konstelasi nasional, posisi Jawa Barat sama dengan rata-rata nasional, tetapi lebih baik dari DKI (0,43 poin), D.I Yogyakarta (0,43) dan Jatim (0,42), namun masih dibawah Jateng (0,38) dan Banten (0,40). MISI III: Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik. Misi ini terdiri dari 3 (tiga) sasaran strategis, dan diukur melalui 7 (tujuh) indikator. Rata-rata capaian kinerja misi adalah sebesar 81,15%, atau termasuk kategori Sangat Baik. 1) Sasaran 1: Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas Layanan Pemerintahan serta Mewujudkan Perluan Partisipasi Publik, mendapat kategori Sangat Baik dengan skor capaian sebesar 108,4%, berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada 2 (dua) indikator, yaitu: Indikator Daya Saing Provinsi dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 54

55 (1) Indikator Daya Saing Provinsi Daya saing telah digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui tingkat kemajuan suatu entitas tertentu termasuk negara, terutama untuk mengukur tingkat kesiapan inovasi, terlebih setelah komunitas bangsabangsa semakin terbuka dalam persaingan global yang ketat dan tajam. Demikian pula, Globalisasi telah menjadi keniscayaan bagi suatu negara karena batas-batas bangsa semakin terbuka, akan menggilas negara yang tidak siap menghadapi fenomena ini. Indikator Daya Saing menunjukkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan nilai tambah guna mencapai kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Dalam mengukur daya saing regional Indonesia, ACI menggunakan 4 variable penting, 12 sub variable dan 103 indikator. Keempat variable itu adalah: (1) Kestabilan Makroekonomi (Macroeconomy Stability), (2) Pemerintah dan pengaturan Kelembagaan (Government and Institutional Setting), (3) Kondisi Tenaga Kerja, Keuangan dan Usaha (Financial, Business and Manpower Conditions), dan (4) Pengembangan Infrastruktur dan Kualitas Hidup (Quality of Life and Infrastructure Development). Laporan peringkat daya saing regional Indonesia yang dipublikasikan Asean Competitiveness Institute (ACI) tahun 2016 menunjukkan bahwa 5 provinsi dengan peringkat daya saing terbaik adalah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Berdasarkan hasil survey ACI pada tahun 2016, Daya Saing Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 berada pada posisi ke-3 (tiga) dari target ranking ke-2, sehingga capaian kinerja adalah 67%. (2) Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan data BPKAD Provinsi Jawa Barat, Pendapatan Asli Daerah tahun 2016 mencapai Rp. 17,04 trilyun lebih. Realisasi ini melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar Rp. 15 trilyun. Dengan realisasi tersebut maka capaian kinerja mencapai 113,6%, 55

56 atau kategori Sangat Baik. Dibandingkan tahun lalu, capaian kinerja tahun 2016 mengalami perlambatan sebesar 8,68%. Sedangkan dibandingkan dengan target RPJMD, nilai realisasi tersebut sudah mencapai 96,27%. 2) Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Iptek, mendapat kategori Sangat Baik dengan rata-rata capaian sebesar 93,70%. Capaiannya ini berdasarkan hasil pengukuran terhadap 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian 2 (dua) indikator hampir mencapai target dan 1 (satu) indikator tidak dapat diukur (data n/a). (1) Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan Komunikasi organisasi di pemerintahan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan yang meliputi iklim komunikasi organisasi, aliran informasi organisasi dan teknologi informasi organisasi. Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh terhadap komunikasi. Sedangkan aliran komunikasi yang lancar jelas dan sampai sesuai dengan kebutuhan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Kelancaran aliran informasi organisasi menyebabkan karyawan bisa dengan mudah memahami perintah dan tanggung jawab kerja, tanpa harus bersusah-susah menemui untuk sekedar minta penjelasan mengenai perintah yang diberikan. Selanjutnya Teknologi Informasi Organisasi seperti komunikasi computer, surat elektronik ( ), video conferencing, voice massaging, faksimil, dan papan buletin komputer (computer bulletin board) mengubah cara kita bekerja. Komunikasi bermedia komputer memegang peranan sentral dalam transformasi organisasi. Skala Komunikasi Organisasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 tercapai 2,74 point (dengan skala 1-4) dari target 2,85 (skala 1-4) dengan capaian kinerja sebesar 96,14%, atau kategori Sangat Baik. 56

57 (1) Indeks Keterbukaan Informasi Publik Indeks Keterbukaan Informasi Publik Provinsi Jawa Barat, yang menggambarkan ketersediaan dan aksesibilitas informasi lembaga pemerintahan baik eksekutif, legislatif, yudikatif, berdasarkan data dari KPID Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 76,5 poin. Nilai ini telah melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 1,5 poin, sehingga capaian kinerja adalah sebesar 102%, atau kategori Sangat Baik. Terdapat perlambatan kinerja, yaitu sebesar 2,29% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 104,29%. (2) Indeks Persepsi Korupsi (IPK) IPK adalah instrumen pengukuran tingkat korupsi yang bisa dipertanggungjawabkan dan memberikan arah dalam menyusun skala prioritas pencegahan maupun penindakan korupsi. Korupsi ternyata masih menjadi masalah paling utama bagi para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha di Indonesia. Hal ini terlihat paling utama dalam menjalankan usaha, mengalahkan infrastruktur yang tidak memadai, birokrasi yang tidak efisien, dan ketidakstabilan politik. Survei IPK Indonesia menunjukkan bahwa bagi kalangan usaha, lembaga kepolisian, pajak, dan Pengadilan serta Kejaksanaan merupakan lembaga-lembaga publik yang menjadai prioritas dalam pemberantasan korupsi. IPK Provinsi Jawa Barat tahun 2016 tidak tersedia datanya, dengan target 8 poin. Dengan demikian capaian kinerja IPK tahun 2016 tidak dapat dihitung. 2) Sasaran 4 : Meningkatnya Stabilitas Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, Kesadaran Politik dan Hukum, mendapat kategori Sedang dengan rata-rata capaian sebesar 54,1%. Nilai ini berdasarkan hasil pengukuran 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian 1 (satu) indikator di atas target dan 1 (satu) indikator di jauh dibawah target yang masingmasing indikator, yaitu: 57

58 1) Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum Berdasarkan data KPU Jawa Barat tahun 2016 Tingkat partisipasi pemilihan umum di Jawa Barat sebesar 0% dari target 68% dengan capaian kinerja 0% mengalami keterlambatan 99,33% dari capaian kinerja tahun 2015 sebesar 99,33%. Hal ini dikarenakan pada tahun 2016 tidak ada pemilihan kepala daerah di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan kepala daerah akan mulai dilaksanakan lagi pada tahun selanjutnya. 2) Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Barat Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Barat atau biasa disebut dengan IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi indonesia. IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi dan dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi di Jawa Barat. IDI merupakan indikator yang tidak hanya melihat gambaran demokrasi yang berasal dari sisi kinerja pemerintah saja namun juga melihat perkembangan demokrasi peranan masyarakat, lembaga legislatif, Partai Politik, Lembaga Peradilan dan Penegak Hukum. Indek demokrasi di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 73,04 poin dari target 67,5 poin, sehingga capaian kinerja adalah sebesar 108,20% (kategori Sangat Baik). Dibandingkan tahun lalu terdapat pelambatan capaian kinerja sebesar 0,8% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 109,01%. Indeks ini diukur dari komponen kebebasan sipil, hak-hak politik, dan institusi demokratis. 58

59 Dari diagram batang diatas dapat terlihat nilai IDI Jawa Barat masih di bawah DKI (84,7), D.I Yogyakarta (82,71), Jateng (77,44), dan Banten (75,5), tetapi lebih baik dari rata-rata nasional (71,52). MISI IV : Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. Misi ini terdiri dari 3 (tiga) sasaran strategis, dan diukur melalui 7 (tujuh) indikator. Rata-rata capaian kinerja misi adalah sebesar 163,48%, atau termasuk kategori Sangat Baik. 1) Sasaran 1 : Meningkatnya Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan serta Kualitas Penanganan Bencana, mendapat kategori Sedang dengan capaian sebesar 90,73%. Angka ini diperoleh dari hasil pengukuran 1 (satu) indikator, yang capaiannya dibawah target, yaitu : Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah. Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah di Jawa Barat Berdasarkan data Bappeda Provinsi Jawa Barat luas kawasan lindung Tahun 2015 adalah sebesar 37,20%, dengan target 41% dari luas wilayah, sehingga capaian kinerja adalah sebesar 90,73% (kategori Sangat Baik). 59

60 Selama kurun waktu 3 (tiga) tahun berturut-turut yaitu tahun 2014 sampai dengan 2016, luas kawasan lindung pada posisi yang sama yaitu 37,20%. Dibandingkan tahun lalu, terjadi perlambatan kinerja sebesar 7,16% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 97,89%. Hal ini disebabkan : a) Terdapat lahan kritis di kawasan lindung yang meliputi kawasan lindung di dalam kawasan hutan dan kawasan lindung di luar kawasan hutan; b) Penanganan lahan kritis di kawasan hutan merupakan bagian dari kewenangan Pemerintah Pusat (Perhutani dan BKSDA), sehingga tidak dapat diintervensi oleh Pemerintah Provinsi; c) Budidaya pertanian di luar kawasan hutan, masih kurang memperhatikan kaidah konservasi sehingga mengurangi fungsi kawasan lindung di area kawasan tersebut. 3) Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Pemenuhan Infrastruktur Dasar Masyarakat, mendapat kategori Sangat Baikn dengan rata-rata capaian hampir mendekati 100% yaitu sebesar 99,4%. Nilai ini berdasarkan hasil pengukuran terhadap 4 (empat) indikator, dengan 1 (satu) indikator capaiannya diatas target dan 3 (tiga) indikator dibawah target, yaitu: (1) Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi Pembangunan prasarana keselamatan jalan merupakan sebagian dari pembangunan Infrastruktur tranportasi dengan, tingkat kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas keselamatan jalan. Berdasarkan data Dinas Perhubungan, Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi pada tahun 2016 adalah sebesar 20,03% dari target 21%, sehingga capaian kinerja adalah sebesar 95,38% (kategori Sangat Baik). Terjadi percepatan sebesar 19,41% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 75,97%. (2) Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Tingkat kondisi baik jaringan irigasi di Daerah Irigasi yang menjadi 60

61 kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 adalah sebesar 72,06% dari target sebesar 81%, sehingga capaian kinerja adalah sebesar 88,96% (kategori Sangat Baik). Dibandingkan tahun lalu, terdapat pelambatan kinerja sebesar 15% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 103,96%. Pemerintah provinsi mengelola sebanyak 103 daerah irigasi dengan total panjang saluran primer/induk 518,95 km dan sekunder 1.025,16 km. (3) Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga Rasio Elektrifikasi Jawa Barat dalam kurun waktu menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Tahun 2013, rasio elektrifikasi Jawa Barat 80,05%, sedangkan pada tahun 2016 telah terealisasi sebesar 97,87% dari target sebesar 84%, atau capaian kinerja sebesar 115% (predikat Sangat Baik). Terdapat percepatan kinerja sebesar 0,07% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 114,28%. Peningkatan rasio elektrifikasi Jawa Barat tersebut adalah hasil dari kinerja program listrik perdesaan yang dilaksanakan selama bertahun-tahun sebagai bentuk konsistensi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam penyediaan sarana listrik sampai ke rumha-rumah. Program listrik perdesaan yang digulirkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, ditujukan untuk meningkatkan akses listrik 61

62 masyarakat di perdesaan, khususnya masyarakat tidak mampu, melalui perluasan jaringan PLN. Dari 27 (dua puluh tujuh) kabupatem/kota di Provinsi Jawa Barat, sembilan daerah yang sudah mencatatkan rasio hingga 100 persen yaitu Kabupaten Bogor, Purwakarta, Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Tasikmalaya, serta Kota Banjar. (4) Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan Berdasarkan data Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016, Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan adalah sebesar 66,26% dari target 67%, sehingga capaian kinerja adalah sebesar 98,89% (kategori Sangat Baik). Dibandingkan tahun lalu terdapat sedikit perlambatan kinerja sebesar 2,11% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 101%. Ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu aspek krusial dalam pengelolaan persampahan. Infrastruktur dimaksud meliputi infrastruktur yang pengumpulan dan pengangkutan sampah harus senantiasa dilakukan oleh masing-masing lembaga pengelola persampahan di Kabupaten/ Kota. Terkait dengan infrastruktur 62

63 pembuangan akhir sampah, Kota Bandung yang memiliki persoalan keterbatasan lahan untuk TPA bekerja sama dengan Provinsi Jawa Barat dalam hal pengadaan TPA. Demikian pula halnya dengan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat. Ketiga Pemerintah Kabupaten/Kota bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengelola sampah melalui TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung. TPA Sarimukti dikelola oleh Balai Pengelolaan Sampah Regional (BPSR) - Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. 4) Sasaran 3 : Meningkatnya Percepatan Pembangunan Infrastruktur, mendapat kategori Sangat Baik dengan rata-rata capaian sebesar 300,32%. Nilai ini berdasarkan hasil pengukuran terhadap 1 (satu) indikator jauh lebih tinggi diatas target dan 1 (satu) indikator hampir mencapai target, yaitu: (1) Pencapaian Status Mutu Sungai Utama Dan Waduk Besar Dengan Tingkat Cemar Sedang Berdasarkan data BPLHD Provinsi Jawa Barat, nilai Capaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat Cemar Sedang pada tahun 2016 adalah sebesar 56,12% dari target sebesar 11,2%. Dengan hasil tersebut, capaian kinerja adalah sebesar 501% (kategori Sangat Baik). Dibandingkan tahun lalu, Status Mutu Sungai mengalami percepatan kinerja sebesar 283,87% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 217,13%. Data status mutu didapatkan dari hasil pemantauan 2016 yang dilakukan terhadap 11 DAS yaitu Cisadane, Ciliwung, Citarum, Citanduy, Cibuni, Cipunagara, Cilaki, Ciwaringin, Cileungsi, Cilamaya dan Cimanuk. Analisis kualitas air sungai yaitu capaian status mutu sungai utama dan waduk besar, dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air kelas II. Air kelas II adalah air yang 63

64 peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Peraturan tersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Nomor 69 tahun 2005 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu air, dimana status mutu air dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu memenuhi baku mutu, cemar ringan, cemar sedang dan cemar berat. Perhitungan dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP), dengan klasifikasi sebagai berikut: a) Memenuhi baku mutu adalah status mutu air: Skor 0 IP 1.0, b) Cemar ringan adalah status mutu air: Skor 1.0 < IP 5.0, c) Cemar sedang adalah status mutu air: 5.0 < IP 10, d) Cemar berat adalah status mutu air: skor IP > 10. (5) Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang) Berdasarkan data Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang) tahun 2016 mencapai 97,8% dari target 98,15%. Dibandingkan dengan kinerja tahun 2015 mengalami pelambatan sebesar 0,98% dengan capaian kinerja di tahun 2015 sebesar 100,62. Angka kemantapan jalan provinsi pada 2015 lalu sudah menyentuh 98%. Namun, tahun ini pemerintah pusat mengambil alih ruas provinsi sepanjang 200 kilometer beralih status menjadi jalan nasional. Bila dibandingkan dengan target RPJMD yang sebesar 97,5, tingkat kemantapan jalan provinsi di Jawa Barat telah melebihi target yaitu 64

65 mencapai 100,31%. Jalan yang dikategorikan mantap adalah ruas jalan dengan kondisi baik dan sedang. Sedangkan jalan dengan kondisi tidak mantap adalah ruas jalan yang masih berfungsi melayani lalu lintas dengan kondisi rusak ringan dan rusak berat. MISI V :Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni Dan Budaya, Peran Pemuda Dan Olah Raga Serta Pengembangan Pariwisata Dalam Bingkai Kearifan Lokal Misi ini terdiri dari 3 (tiga) sasaran strategis, dan diukur melalui 4 (empat) indikator. Rata-rata capaian kinerja misi ini adalah 121,43% dengan rincian capaian; 1 (satu) indikator mencapai kinerja dengan kategori Sangat Baik, 1 (satu) indikator berkategori baik, 1 (satu) indikator berkategori sedang dan 1 (satu) indikator lagi berkategori kurang. 1. Sasaran 1 : Pencegahan dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), mendapat kategori Sedang dengan rata-rata capaian sebesar 64,88%. Penilaian ini didapatkan dari hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indikator, yaitu: (1) Angka Kemiskinan Berdasarkan data BPS tahun 2016, angka kemiskinan di Jawa Barat Tahun 2016 adalah sebesar 8,77% dari target 5%. Dengan angka tersebut, capaian adalah maka kinerja sebesar 67,87% (kategori Baik). Dibandingkan tahun mengalami lalu perlambatan kinerja sebesar 14,05% dari capaian kinerja Angka Kemiskinan di Jawa Barat dalam Konstelasi Nasional Tahun

66 2015, yang sebesar 57,01%. Meskipun melambat, dalam konstelasi regional kinerja pengentasan kemiskinan di Jawa Barat masih lebih baik dibandingkan rata-rata Nasional (10,7%), Jateng (13,19%), D.I Yogyakarta (13,1%), Jatim (121,85%), tetapi masih dibawah DKI (3,75%) dan Banten (5,36%). (2) Tingkat Pengangguran Terbuka Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Barat pada Agustus 2016 diperkirakan sebanyak 34,75 juta orang, bertambah 630 ribu orang dibandingkan Agustus tahun sebelumnya. Dari Jumlah tersebut, 21,08 juta diantaranya termasuk angkatan kerja, mengakibatkan Tingkat Partisiasi Angkatan Kerja pada tahun 2016 menjadi 60,65, meningkat dari periode tahun sebelumnya yang sebesar 60,34 persen. Penduduk yang bekerja diperkirakan mencapai 19,20 juta orang, meningkat 410 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah ini mencerminkan banyaknya lapangan pekerjaan baru yang tercipta sebagai akibat dari ekspansi perekonomian selama kurun waktu Agustus 2015 ke Agustus Walaupun terjadi peningkatan penduduk yang bekerja pada Agustus 2016, perekonomian Jawa Barat masih menyisakan penduduk tidak bekerja atau pengangguran sebanyak 1,87 juta orang, meningkat 78,99 ribu orang dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat pada tahun 2016 adalah sebesar 8,89% dari target 7,00%. Dengan angka tersebut, capaian kinerja adalah 78,74% atau kategori Baik. Dibandingkan tahun lalu, tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat mengalami perlambatan kinerja sebesar 13,00% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 91,74%. 66

67 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Jawa Barat dalam Konstelasi Nasional Tahun 2016 Banten Jawa Timur DI Yogyakarta Jawa tengah DKI Jakarta Indonesia Jawa Barat Dalam konstelasi regional, tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat lebih rendah sedikit dibandingkan Banten (8,92%), tetapi lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional (5,61%) maupun provinsi lainnya di Pulau Jawa. 2. Sasaran 2 : Meningkatnya Peran Pemuda, Organisasi Kemasyarakatan dan Prestasi Olahraga serta Penanganan Komunitas Tertentu, pada tahun 2016 capaian kinerja indikator ini 175% dengan kategori Sangat Baik. Capaian kinerja sasaran ini merupakan hasil pengukuran 1 (satu) indikator yaitu Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional sebanyak 7 (tujuh) orang, dengan target sebanyak 4 orang. Dibandingkan dengan tahun 2015 yang tidak ada realisasi, capaian kinerja indikator ini pada tahun 2016 mengalami percepatan 175% dan bila dibandingkan dengan target RPJMD telah mencapai 140%. Rincian pemuda berprestasi skala internasional tahun 2016 sebagai berikut: 1. 6 pemuda lolos seleksi untuk mengikuti pertukaran pemuda ke luar negeri orang pemudi meraih medali di Olimpiade Rio de Jenairo Brazil sebagai atlet angkat berat 67

68 3. Sasaran 3 : Meningkatnya Peran Masyarakat dalam Pembangunan Olahraga, Seni Budaya dan Pariwisata, memperoleh capaian sebesar 88,89% atau kategori Sangat Baik. Hasil ini berdasarkan pengukuran terhadap 1 (satu) indikator yaitu Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional. Dari target sebanyak 9 (lima) buah karya pada tahun 2016, berhasil terealisasi sebanyak 8 (delapan) buah Dibandingkan tahun lalu, terdapat pelambatan kinerja sebesar 71,11% dari capaian kinerja tahun 2015, yang sebesar 160% Keberhasilan/Percepatan dan Permasalahan/Perlambatan Kinerja serta Alternatif Solusi Yang Telah Dilakukan A. KEBERHASILAN/PERCEPATAN Faktor penyebab keberhasilan/percepatan pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, berdasarkan Sasaran Misi sebagai berikut : Misi Pertama: Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing Dalam upaya meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata, penyelenggaraan pendidikan dasar, menengah dan tinggi diarahkan pada menurunnya angka putus sekolah jenjang dasar. 68

69 Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut didukung oleh program: 1. Wajib Belajar Pendidian Dasar; 2. Pendidikan Menengah dan Tinggi; 3. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan; 4. Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal; 5. Manajemen Pelayanan Pendidikan; 6. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Kemudian untuk meningkatnya kualitas layanan kesehatan bagi semua masyarakat, serta perluasan akses pelayanan yang terjangkau dan merata, diarahkan pada penguatan pelayanan kesehatan, pencegahan, pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Pencapaian sasaran tersebut didukung oleh program: 1. Pelayanan Kesehatan; 2. Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular; 3. Sumber Daya Kesehatan; 4. Manajemen Kesehatan. Selanjutnya dalam upaya meningkatnya kualitas ketahanan keluarga, diarahkan melalui upaya peningkatan pemberdayaan, pengetahuan, keterampilan dan kemandirian perempuan dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas hidup perempuan serta perlindungan perempuan dan anak. Didukung oleh program: 1. Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak; 2. Peningkatan peran serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan. 69

70 Misi Kedua: Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan Jawa Barat sebagai Daerah Pertanian Berbasis Agrikultur, diarahkan untuk mencetak lahan sawah baru guna mencapai lahan pertanian berkelanjutan. Dilaksanakan melalui Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian. Selanjutnya dalam rangka Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi, diarahkan dalam rangka menciptakan iklim usaha yang kondusif; meningkatkan peran, dan daya saing BUMD dalam pengelolaan ekonomi Jawa Barat. Didukung oleh program: 1. Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi; 2. Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan. Capaian keberhasilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dalam peningkatan daya saing daerah ditunjukkan dengan capaian realisasi investasi di Jawa Barat pada Tahun 2016 dengan nilai Penanaman Modal Asing dan nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMA-PMDN) sebesar Rp. 143,04 triliun berdasarkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB); Nilai Investasi (PMTB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 412,30 triliun. Meningkatnya jumlah dan kualitas wirausahawan, diarahkan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi dan UMKM, serta perlindungan dan dukungan dan dukungan usaha bagi koperasi dan UMKM; peningkatan kualitas SDM, akses pasar, teknologi, kualitas produk, pembiayaan bagi koperasi dan UMKM; meningkatkan unit usaha industri kecil dan menengah serta kemitraan antar industri; meningkatkan produksi dan kualitas industri unggulan (industri kreatif, industri telematika, industri agro, industri tekstil, industri komponen otomotif 70

71 serta industri alas kaki. Didukung oleh program: 1. Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Kopersi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; 2. Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Koperasi, Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Menengah; 3. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; Penataan Struktur dan Peningkatan teknologi Industri Kemudian guna meningkatkan pembangunan ekonomi perdesaan dan regional, diarahkan untuk meningkatkan ketersediaan, penguatan cadangan, distribusi, akses dan penganekaragaman pangan, serta keamanan konsumsi pangan masyarakat dan penanganan daerah rawan pangan, penempatan dan perluasan kesempatan kerja, dukungan pembangunan jalan di sentra pertanian, wisata dan industri manufaktur, dukungan sarana irigasi di sentra lahan sawah, meningkatkan perdagangan ekspor dan pengembangan pasar luar negeri, peningkatan distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang strategis serta menata distribusi barang yang efektif dan efisien, penggunaan produk dalam negeri, peningkatan pengembangan dan perlindungan sarana dan prasarana perdagangan dan pasar tradisional, pengembangan pariwisata dan produk wisata (alam, budaya, ziarah) dalam konteks destinasi Jawa-Bali; pengembangan metropolitan BODEBEKKARPUR, Metropolitan Bandung Raya dan Metropolitan Cirebon Raya; pengembangan pusat pertumbuhan Pangandaran, Pelabuhan Ratu dan Rancabuaya. Didukung oleh program: 1. Peningkatan Ketahanan Pangan; 2. Peningkatan Kesempatan Kerja; 3. Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan; 4. Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya; 5. Peningkatan dan Pengembangan Ekpor; 6. Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam Negeri; 7. Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan; 8. Pengembangan Destinasi Wisata; Penataan Ruang; 71

72 Misi Ketiga: Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Melalui Profesionalisme Aparatur dan Perluasan Partisipasi Publik Keberhasilan dalam mewujudkan Misi dicapai melalui sasaran: 1) Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintahan serta mewujudkan perluasan partisipasi publik, diarahkan dalam rangka penataan organisasi yang profesional; penuntasan kejelasan batas administrasi percepatan pelayanan daerah, penanganan kepada masyarakat. Didukung oleh program: Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah; 2) Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan berbasis IPTEK, diarahkan untuk pengembangan teknologi informasi dalam manajemen pemerintahan; peningkatan penggunaan teknologi informasi, komunikasi pelayanan publik menuju cyber province. Didukung oleh program: Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi; 3) Meningkatnya stabilitas tibumtranmas, kesadaran politik dan hukum, diarahkan untuk menyediakan produk hukum daerah untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan; peningkatan penyelarasan PERDA, peningkatan sinergitas penanganan perkara dengan lembaga lainnya; peningkatan pemanfaatan masyarakat akan peraturan perundangan dan HAM; penigkatan pembinaan TIBUMTRANMAS, satuan perlindungan masyarakat dan unsur rakyat terlatih lainnya; meningkatkan fungsi partai politik dalam pendidikan politik; peningkatan peran serta masyarakat dalam 72

73 pembangunan politik; peningkatan peran serta masyarakat dalam PEMILLU; peningkatan kapasitas lembaga legislatif dan intensitas komunikasi antara PEMDA dan DPRD. Didukung oleh program: 1. Penataan Peraturan Perundang-undangan, kesadaran hukum dan HAM; 2. Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat; 3. Pendidikan Politik Masyarakat; 4. Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Misi Keempat: Mewujudkan Jawa Barat Yang Nyaman dengan Pembangunan Infrastruktur Strategis Yang Berkelanjutan Keberhasilan dalam mewujudkan Misi dicapai melalui sasaran: 1) Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas penanganan bencana, diarahkan untuk meningkatkan kinerja penataan ruang; peningkatan pengendalian pencemaran air, udara dan tanah, serta penerapan teknologi bersih untuk industri; peningkatan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim; peningkatan kualitas pengelolaan kawasan lindung hutan dan non hutan; peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati; peningatan upaya rehabilitasi dan konservasi kawasan pesisir dan laut; peningkatan pengembangan energi baru dan terbarukan; peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan sumber energi panas bumi; peningkatan upaya pengembangan Didukung oleh program: (1) Penataan Ruang; sumberdaya mineral, geologi, dan air tanah. (2) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (3) Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim; (4) Pengelolaan Kawasan Lindung; (5) Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; (6) Pembinaan, Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan 73

74 Energi; (7) Pengembangan Panas Bumi dan Migas; (8) Pembinaan Pengembangan Sumberdaya Mineral, Geologi dan Air Tanah; 2) Meningkatnya percepatan pembangunan infrastruktur strategis, diarahkan untuk pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan jalan dan jembatan untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat; pembangunan infrastruktur sumber daya air dan irigasi; peningkatan akses masyarakat terhadap air minum regional; peningkatan pengolahan sampah skala regional; pengembangan sistem transportasi udara; pengembangan sistem transportasi laut, sungai, danau, dan angkutan perairan lainnya; serta pengembangan sistem transportasi darat dan perkerataapian serta sistem transportasi masal. Didukung oleh program: (1) Pembangunan Jalan dan Jembatan; (2) Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumberdaya Air lainnya; (3) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan; (4) Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman; (5) Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan. Misi Kelima: Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata Dalam Bingkai Kearifan Lokal Keberhasilan dalam mewujudkan Misi dicapai melalui sasaran: 1) Pencegahan dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial 74

75 (PMKS), diarahkan untuk meningkatkan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial terhadap PMKS dan penghargaan kepada para perintis kemerdekaan RI; pendayagunaan dan pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS dan pembangunan kesejahtaraan sosial; penanggulangan bencana. Didukung oleh program: (1) Pelayanan dan rehabilitasi Sosial; (2) Pemberdayaan Sosial; (3) Perlindungan Sosial; (4) Penanggulangan Bencana Alam dan Perlindungan Masyarakat; (5) Pendayagunaan dan Pemberdayaan PSKS; (6) Penanggulangan Bencana Alam dan Perlindungan Masyarakat. 2) Meningkatnya peran pemuda, organisasi kemasyarakatan dan prestasi olah raga serta penanganan komunitas tertentu, diarahkan pada pendukungan pembangunan gelanggang olahraga di Kota/Kabupaten; peningkatan pembinaan olahraga; peningkatan partisipasi masyarakat dalam berolahraga. Didukung oleh program: Pembinaan, Pemasyarakatan dan Pengembangan Olahraga dan Peningkatan Pembinaan Peran Serta Pemuda; 3) Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan olah raga, seni, budaya dan pariwisata, diarahkan untuk peningkatan pelestarian budaya lokal; terwujudnya Jawa Barat sebagai pusat budaya; peningkatan pelestarian seni dan perfilman daerah serta meningkatnya kualitas dan kuantitas pusat gelar karya seni dan budaya; peningkatan perlindungan dan pengakuan atas seni dan budaya Jawa Barat; peningkatan penghargaan kepada seniman, budayawan, komunitas seni, budaya dan pariwisata. Didukung oleh program: 75

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS Disampaikan oleh Drs. Ika Darmaiswara Kepala Bappeda Kabupaten Ciamis Pada Acara Penguatan SAKIP Ciamis, 20 Oktober

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

BAB III VISI DAN MISI

BAB III VISI DAN MISI BAB III VISI DAN MISI 3.1 Visi Pembangunan di Jawa Barat pada tahap kedua RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2008-2013 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan,

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 disebutkankan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 9 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau 2005-2025, maka Visi Pembangunan

Lebih terperinci

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Ir. Yerry Yanuar, MM. KEPALA BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT VISI PEMBANGUNAN JAWA BARAT 2013 2018 : JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PEMERINTAH

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

good governance dan clean government; (4) aspek sosial dan budaya ditunjukkan oleh keadaan politik yang stabil, derajat kehidupan sosial

good governance dan clean government; (4) aspek sosial dan budaya ditunjukkan oleh keadaan politik yang stabil, derajat kehidupan sosial 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan isu kritis terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance dan clean government), Pemerintah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran ke depan Kabupaten Wonosobo pada kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk periode RPJMD Tahun 2016-2021. Gambaran tentang

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN k e g i a t a n K O N S U L T A S I P U B L I K PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 - S e m a r a n g, 0 3 M e i 2 0 1 7-1 K e r a n g k a p e n y a j i a n 2 2 1. Berdasarkan HASIL EVALUASI

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Biro Organisasi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN RPJMD Kabupaten Sumedang merupakan tahap ketiga dari RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025. Sesuai dengan RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025, RPJMD tahap

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi ini dibuat sebagai pedoman dalam penetapan arah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN 2011-2015 5.1. Visi Paradigma pembangunan moderen yang dipandang paling efektif dan dikembangkan di banyak kawasan untuk merebut peluang dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah BAB. 3 AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUATAN IMPLEMENTASI SAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai rencana strategis

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2018

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2018 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 disusun

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR TENTANG PENETAPAN UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengukuran dan peningkatan

Lebih terperinci

E X E C U T I V E S U M M A R Y

E X E C U T I V E S U M M A R Y E X E C U T I V E S U M M A R Y pada telah melaksanakan kewajiban berakuntabilitas kinerja dengan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diperuntukkan bagi para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator Kinerja Utama ( IKU ) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan upaya membangun sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekretariat Daerah merupakan salah satu unsur perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 DAFTAR TABEL. xiii. Hal DAFTAR TABEL

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 DAFTAR TABEL. xiii. Hal DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Dasar Hukum Pembentukan Wilayah Administrasi Provinsi Lampung... 9 Tabel 1.2 Data Wilayah Administrasi Provinsi Lampung... 10 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Provinsi Lampung Menurut Kabupaten/Kota,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

RANCANGAN RKPD KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2018

RANCANGAN RKPD KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2018 RANCANGAN RKPD KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2018 Disampaikan pada : Musrenbang Tahun 2017 Untuk Penyusunan RKPD Tahun 2018 Oleh: Drs. ACHMAD ZAINI, MM. Kepala Bappeda Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,, DAN SASARAN 5.1 VISI Visi dalam RPJMD merupakan visi Bupati/Wakil Bupati terpilih, sebagaimana yang telah disampaikan pada saat penyampaian visi dan misi calon Bupati/Wakil Bupati di

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan upaya membangun sistem manajemen

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN BAB V VISI DAN MISI Secara Nasional, isu strategis yang telah dirumuskan pada RPJM nasionaldalam sembilan agenda prioritas dan dikenal dengan Nawa Cita adalah sebagai berikut: 1. Menghadirkan kembali Negara

Lebih terperinci

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah PAPARAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 Bekasi, 18 Maret 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY 2017-2022 Visi dalam RPJMD DIY 2017-2022 Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja Misi 1. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya

Lebih terperinci

VISI DAN MISI. "Terwujudnya Garut yang Mandiri dalam Ekonomi, Adil dalam Budaya dan Demokratis dalam Politik Menuju Ridlo Allah SWT.

VISI DAN MISI. Terwujudnya Garut yang Mandiri dalam Ekonomi, Adil dalam Budaya dan Demokratis dalam Politik Menuju Ridlo Allah SWT. VISI DAN MISI 3.1 Visi Secara teoritik, perumusan rencana kerja terlebih dulu diawali oleh proses analisis mendalam terhadap persoalan yang muncul atau diperkirakan terdapat dalam dinamika pencapaian visi

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Menurut RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025, berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, maka RPJM ke-2 (2011-2016) ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma dari manajemen tradisional menjadi manajemen modern menjawab tuntutan percepatan dan keakuratan penyelesaian masalah dan pelayanan sistem birokrasi

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas dan sasaran pembangunan merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. Penetapan prioritas

Lebih terperinci

Menjadi Lembaga Terkemuka dalam Penelitian Kreatif dan Penerapan Iptek untuk Percepatan Pembangunan Jawa Barat.

Menjadi Lembaga Terkemuka dalam Penelitian Kreatif dan Penerapan Iptek untuk Percepatan Pembangunan Jawa Barat. IKHTISAR EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 6 Tahun 2014 Seri E Nomor 3 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2015-2019 Diundangkan dalam

Lebih terperinci

BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI RIAU TAHUN Disampaikan pada acara : MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR TAHUN

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI RIAU TAHUN Disampaikan pada acara : MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR TAHUN ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014-2019 Disampaikan pada acara : MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2017-2022 PEMERINTAH PROVINSI RIAU PEKANBARU, 5 OKTOBER 2017 INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. Tinjauan Substansi RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci