PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY"

Transkripsi

1 PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai program corporate social responsibility (CSR) yang ada di PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Program tersebut dibagi menjadi dua yaitu program community development (CD) dan program sustainable development (SD). Setelah itu akan dijelaskan lebih lanjut mengenai program penanaman jarak pagar, sebagai salah satu program sustainable development yang ada di Desa Lulut. Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarta, Tbk Sebagai salah satu perusahaan tambang yang ada di Indonesia, PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP), Tbk menjadi perusahaan yang turut serta dalam usaha mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dalam setiap kegiatan operasional perusahaan, PT ITP berupaya menyinergikan pengurangan efek gas rumah kaca mulai dari proses input hingga output secara terintegrasi. Filosofi CSR PT ITP sendiri adalah sebagai sebuah perusahaan yang berorientasi lingkungan, Indocement mempunyai tanggung jawab moral dan sosial (CSR) sesuai kemampuan perusahaan dalam mendukung kualitas kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat merasakan manfaatnya dari kehadiran perusahaan di lingkungannya. Misinya adalah menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan. Misi tersebut dicapai dengan visi menjalin hubungan saling mendukung antara perusahaan dan masyarakat, khususnya masyarakat dimana unit operasional perusahaan berdiri melalui keterlibatan yang intens dalam peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dan secara khusus masyarakat lokal, menjadi masyarakat yang mandiri sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis. Konsep pembangunan berkelanjutan menjadi landasan program corporate social responsibility (CSR) dijalankan ITP dengan bertumpu pada tiga pencapaian yang bermanfaat secara ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom lines). ITP juga mendasarkan program ini pada kerangka lima pilar pembangunan berkelanjutan dan tujuan pembangunan milenium PBB (Millenium Development Goals). Landasan inilah yang menjadi model tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan yang diimplementasikan dengan mengacu pada kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan masyarakat (survei sosio-demografi & potensi desa) dipadukan dengan sasaran program CSR dan misi ITP yang akan dicapai serta ulasan dari masyarakat yang dimusyawarahkan melalui forum Bina Lingkungan Komunikasi (Bilikom). Melalui Bilikom ini, dapat diketahui keberhasilan dari program CSR serta permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

2 32 Program CSR Community Development (Lima Pilar) Program CSR PT ITP diberikan kepada 12 desa binaan CSR yaitu Desa Nambo, Lulut, Gunung Putri, Citeureup, Puspanegara, Hambalang, Tajur, Pasirmukti, Tarikolot, Leuwi Karet, Gunung Sari dan Bantarjati. Desa tersebut terpilih karena berada di sekitar pabrik, terkena dampak dari pabrik serta berada pada lahan tambang pabrik. Program ini terdiri dari program pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial-budaya-agama-olahraga-infrastruktur, serta keamanan. Penjelasan singkat mengenai program-program tersebut adalah sebagai berikut. 1. Program pendidikan Mendukung program pemerintah dalam mewujudkan upaya turut mencerdaskan bangsa dengan menyukseskan wajib belajar 9 tahun dan memberikan pendidikan latihan pemberdayaan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat desa binaan. Contohnya ialah dengan memberikan program beasiswa dan anak asuh, pembuatan perpustakaan keliling serta pemberian pendidikan keterampilan praktis. 2. Program kesehatan Mendukung program pemerintah dalam mewujudkan upaya turut mencerdaskan bangsa dengan menyukseskan wajib belajar 9 tahun dan memberikan pendidikan latihan pemberdayaan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat desa binaan. 3. Program ekonomi Mengupayakan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah/umkm khususnya dalam peningkatan ekonomi masyarakat sekaligus menciptakan lapangan usaha dan lapangan kerja bagi komunitas sekitar, program bantuan yang telah dilaksanakan antara lain: bantuan modal bergulir, penyerapan tenaga kerja dan penyerapan potensi desa untuk memenuhi kebutuhan ITP. 4. Program sosial-budaya-agama-olahraga-infrastruktur Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa binaan dengan melakukan pembangunan sarana umum terkait bidang sosial dan budaya, pembangunan sarana ibadah, olahraga, serta infrastruktur seperti jembatan dan pengecoran jalan. 5. Program keamanan Diprioritaskan turut menciptakan kondisi aman di tengah masyarakat melalui pemberdayaan pengamanan lingkungan dan pelatihan Linmas serta bantuan sarana prasarana pengamanan lingkungan, yang pada akhirnya menciptakan lingkungan perusahaan yang aman. Program CSR - Sustainable Development Dalam rangka upaya pencegahan pemanasan global, PT ITP membentuk program sustainable development yang dilakukan secara berkesinambungan menitikberatkan dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial sesuai dengan konsep triple bottom lines. Program ini juga bersinergi dengan program lima pilar serta dengan program sustainable development lainnya. Program ini dijabarkan melalui enam program yaitu P3M, biogas, flora energy crops, UPK produktif, bengkel motor terpadu (BMT) serta rumah seni dan budaya (RSB). Penjelasan mengenai program-program tersebut adalah sebagai berikut.

3 33 1. P3M Tujuannya adalah untuk mengembangkan masyarakat guna memberdayakan dirinya dalam bidang pertanian, perikanan dan peternakan. Kegiatannya ialah dengan memberikan pelatihan di bidang pertanian, perikanan serta peternakan. P3M ini dibangun diatas lahan ekstambang dan lahan lainnya yang berada di area perusahaan. P3M dijalankan dengan pola kerjasama perusahaan dengan institusi pendidikan dan dinas pemerintahan terkait. 2. Biogas Program pemanfaatan kotoran sapi menjadi energi biogas memberikan alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari hari ditengah melonjaknya harga minyak tanah. Pengembangan program biogas adalah menciptakan linkages biogas dengan usaha UKM dan biogas untuk penerangan 3. Flora energy crops Indocement memiliki lahan marjinal bekas tambang yang sudah tidak digunakan lagi yang ada di tiga lokasi pabrik. Program tanaman penghasil energi alternatif merupakan langkah untuk meningkatkan kesuburan tanah, memperluas area resapan air, menyerap CO2 dan buah - bagian tanamannya dapat dijadikan alternative fuels dalam produksi semen karena nilai kalorinya cukup memadai. Tanaman yang ditanam seperti jarak pagar, nyamplung, trembesi, jati, kemiri sunan, besi pantai serta king grass. 4. UPK produktif UPK produktif merupakan program pengelolaan sampah secara mandiri sehingga nilai ekonomisnya dapat dimanfaatkan. Produk yang dihasilkan adalah pupuk cair, kompos serta RDF. 5. Bengkel motor terpadu Bengkel terpadu adalah program pelatihan yang bersifat on the job training bagi masyarakat untuk menciptakan tenaga handal dalam bidang perbengkelan sehingga dapat diserap oleh usaha bengkel yang ada atau mendirikan usaha perbengkelan sendiri 6. Rumah seni dan budaya Indocement berkomitmen untuk ikut melestarikan budaya setempat. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin pesat, pelestarian budaya tradisional Indonesia menjadi penting. Dengan adanya Rumah Seni Budaya (RSB) ini, masyarakat sangat terdukung untuk melestarikan budaya tradisional setempat dan melakukan berbagai aktivitas sosial lainnya. Beberapa program yang dilakukan dalam rumah seni dan budaya adalah program minat baca masyarakat, program senam kesehatan, program budaya lokal serta program budaya pop, drama dan dangdut. Program Penanaman Jarak Pagar (Jathropa curcas) Program corporate social responsibility (CSR) PT ITP yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah program penanaman jarak pagar (Jathropa curcas) pada lahan bekas tambang. Program tersebut merupakan salah satu

4 34 program sustainable development CSR PT ITP. Pembahasan selanjutnya adalah pemaparan mengenai pelaksanaan program mulai dari awal program, implementasi serta hasil dari program tersebut. Berdasarkan tiga pilar CSR, program ini baru saja memenuhi dua kriteria yaitu pilar people dan juga planet, sedangkan untuk pilar profit masih belum terasa manfaatnya. Hal ini dilihat dari bagaimana program: (1) memberikan keuntungan bagi perusahaan; (2) menyejahterakan masyarakat di sekitar; dan juga (3) memperhatikan lingkungan sekitar. Awal Pelaksanaan Program Isu pemanasan global merupakan isu yang sedang hangat saat ini. Sebagai salah satu bentuk ambil andil dalam pencegahannya, PT ITP membentuk sebuah program sustainable development dalam program CSR. Secara garis besar, program ini merupakan bentuk konkret perusahaan untuk mencegah pemanasan global, yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan secara konkrit, dengan menitikberatkan dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial sesuai dengan konsep the triple bottom lines. Tujuan dari program ini adalah sebagai program penghijauan di lahan bekas tambang serta sebagai bentuk keikutsertaan dalam program pemerintah yaitu penanaman jarak sebagai anjuran untuk swadaya BBM. Hal ini dipertegas lagi oleh Bapak USW, koordinator Desa Lulut : Programnya jarak karena anjuran dari pemerintah untuk swadaya BBM, jadi untuk mendukung program ya. Selain itu jarak juga cepet menghasilkan BBM, cepet juga memperbaiki unsur hara di tanah, terus dia juga bisa tumbuh di tempat yang unsur haranya ekstrim, Bapak USW Penanaman jarak ini dilakukan di beberapa tempat, salah satunya di Desa Lulut. Dibandingkan dengan desa lainnya, Lulut memiliki lahan yang lebih luas serta kualitas tanah yang lebih baik sehingga penanaman jarak cukup terkonsentrasi di Lulut. Lahan-lahan tersebut awalnya merupakan sisa bekas tambang yang ditanami oleh penduduk setempat secara tumpang sari.awalnya PT ITP melakukan survei terlebih dahulu terhadap lahan-lahan perusahaan yang dimanfaatkan warga. Setelah itu, PT ITP mencari pihak yang dapat membantu untuk memberikan pengarahan kepada penduduk setempat yang memanfaatkan lahan perusahaan. Pemberitahuan awal dilakukan oleh pihak perantara tersebut yang merupakan penduduk setempat juga. Setelah itu dilakukan pengarahan kepada warga bersama dengan PT ITP. Dalam pengarahan ini warga diberikan informasi terkait penggunaan lahan perusahaan. Warga tidak diperkenankan untuk menanam dan akan diberikan kebijaksanaan atau kompensasi berupa sejumlah dana. Setelah warga sepakat dengan keputusan tersebut, maka dilakukan pencabutan tanaman tumpang sari warga. Penanaman jarak pun dimulai dengan pencarian pekerja. Perekrutan petani dilakukan kepada petani yang sebelumnya mengerjakan lahan perusahaan, sehingga petani-petani tersebut tidak serta merta kehilangan mata pencaharian. Hal ini dipertegas oleh Bapak AI, kepala pekerja lapang tanaman jarak :

5 35 Petaninya ya dari petani yang dulu nanem di sini. Kalo orangnya masih kuat, belum ada kerjaan, ya diajakin. Supaya ada pekerjaannya gitu. Cuman kalo udah ada kerjaan lain, ya dicari yang lain, yang mau. Sebenernya jadi mengurangi penggangguran juga. Penanaman jarak kan bisa sampai 25 tahun jadi untuk kerjaan jadi panjang, Bapak AI Informasi juga diberitahukan melalui ketua LPM serta lewat mulut ke mulut diantara masyarakat sendiri. Para petani inilah yang merupakan peserta dari program penanaman jarak pagar. Para peserta ini kemudian dibedakan tanggung jawabnya masing-masing oleh pihak PT ITP. Peserta dibagi ke dalam tiga bagian yaitu mandor, pekerja gudang dan pekerja di lapangan. Mandor bertanggung jawab dalam hubungannya dengan pihak PT ITP serta mengepalai para pekerja di lapangan dan pekerja gudang. Pekerja gudang bekerja di bagian pengepresan dan pengeringan untuk produksi minyak jarak, sedangkan pekerja di lapangan bekerja dibagian pembibitan hingga pemanenan jarak pagar. Setelah mendapatkan pekerja awal, barulah dilakukan rapat dalam kelompok pekerja ini bersamaan dengan pihak CSR PT ITP serta ahli agronomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam rapat ini dibahas bagaimana cara penanaman jarak yang baik dan benar, dan kemudian dimulailah program penanaman jarak pagar (Jathropa curcas) pada tahun Implementasi Program Implementasi program penanaman jarak ini dilakukan secara mandiri oleh para petani. Ada 29 pekerja dalam program ini, yang dibawahi oleh 5 mandor pekerja. Pekerjaan awal ialah melakukan pengurukan tanah. Pengurukan tanah ini dilakukan karena tanah yang ada di Desa Lulut merupakan tanah berpasir. Setelah pengurukan tanah selesai, maka dilakukan pengukuran tanah untuk penanaman jarak. Ukuran lubang yang disarankan oleh IPB ialah sebesar 40cm x 30cm dengan kedalaman 30 cm. Namun implementasinya tidak seperti itu. Berikut ungkapan dari Bapak AI, kepala pekerja lapang : Kalo yang diajarinnya 40 x 30, tapi baru 15 aja udah kena batu. Jadinya ukurannya ga sesuai, 20 x 15 aja. Itu juga udah kena batu. Belom lagi tanahnya gak tanah semua. Tanah di sini kan campuran juga sama pasir, Bapak AI Walaupun demikian, penanaman jarak pagar tetap dilaksanakan. Pemilihan bibit jarak dilakukan oleh koordinator program yaitu Bapak FJ, dengan membelinya langsung dari IPB. Bibit yang dicari merupakan bibit-bibit unggul yang didatangkan langsung dari NTT. Selain ditanam, bibit tersebut juga disemai agar tidak menerima cahaya matahari yang berlebihan. Penanaman jarak kemudian dilakukan pada lubang-lubang yang telah dibuat. Pada usia 0-1 tahun, tanaman jarak rutin disiram air serta disiangi. Setelah 1 tahun, tanaman jarak tidak terlalu rutin disiram. Bila cuaca panas dan kemarau panjang, barulah tanaman-tanaman disiram air. Setelah itu, setiap sembilan bulan sekali maka akan dilakukan pemanenan buah jarak. Untuk masalah saprotan, semua kebutuhan petani dipenuhi oleh PT ITP. Petani hanya cukup mengerjakan kebun dan juga menginformasikan treatment apa

6 36 yang perlu diberikan kepada tanaman jarak. Hal ini diperkuat juga oleh Bapak YD selaku bagian pembangunan dari Kantor Desa Lulut. Semuanya dikasih dari ITPnya. Jadi petani ini cuman bekerja aja, terus nanti diupah..., Bapak YD Bapak AI pun juga mengemukakan hal yang sama terkait dengan penyediaan saprotan penanaman jarak. Mulai dari pupuk, obat, alat-alat semua dikasih. Tapi kita buat proposal dulu, kira-kira butuhnya apa. Dari jauh-jauh hari udah dibuat. Terus mintanya juga bertahap. Liat, mana dulu yang lebih butuh. Misalnya, oh yang ini butuh pupuk. Yang itu juga butuh obat. Nah lebih penting yang butuh pupuk, jadi proposalnya buat minta pupuk. Nanti setelah itu baru minta obat, Bapak AI Setelah panen, nantinya buah jarak akan diproses lebih lanjut menjadi minyak jarak sebagai biofuel bagi PT ITP. Buah jarak tersebut akan dijemur terlebih dahulu, setelah dijemur lalu dikupas. Hasilnya merupakan biji jarak yang siap diproses menggunakan mesin. Dalam mesin tersebut, biji jarak akan dimasak dan dipres sehingga menghasilkan minyak. Minyak tersebut kemudian disetorkan ke PT ITP dan dijadikan biofuel atau bahan bakar ramah lingkungan. Selama bekerja, para pekerja diupah sebesar Rp per minggunya dan untuk mandor sebesar Rp per minggunya. Pengawasan program dilakukan oleh petugas lapang dari PT ITP, yaitu Bapak FJ. Selain itu pengawasan dilakukan juga oleh kepala pengerja lapang penanaman jarak, Bapak AI. Pengawasan dilakukan dengan memantau bagian mana yang dipanen dan berapa jumlah yang dipanen. Selain itu pemantauan juga dilihat mengenai keadaan tanaman, apakah membutuhkan pupuk, obat ataupun perlakukan lainnya. Evaluasi dilakukan setiap satu bulan sekali di gazebo yang ada di kebun jarak. Dalam evaluasi tersebut, dilakukan tukar pikiran mengenai proses pengerjaan kebun jarak. Evaluasi biasanya dihadiri oleh para mandor dan pekerja, supervisor lapangan dari PT ITP serta penanggung jawab program penanaman jarak pagar dari PT ITP. Hasil dari evaluasi ini nantinya yang akan dijadikan bahan untuk menentukan kegiatan selanjutnya. Ada juga evaluasi mingguan setiap hari kamis, untuk melihat perkembangan pekerjaan selama seminggu. Hasil Program Walaupun membantu mengurangi pengangguran yang ada, nampaknya program penanaman jarak ini nampaknya kurang mencukupi kebutuhan hidup para petani. Hal itu dikeluhkan oleh Bapak AI : Kalo upahnya sih, masih kecil segitu mah. Kalo bisa ya, disesuaikan sama standar UMR. Tapi katanya mau diborongin kerjanya, ya kalo itu mah lumayan lah, lebih untung jadinya. Kan terserah mau kerjanya gimana, yang penting uda dibayar per pohonnya berapa, - Bapak AI.

7 37 Walaupun demikian Bapak AI masih sering mengusahakan hasil upahnya untuk dibelikan ternak agar lebih bermanfaat bagi kedepannya. Namun tidak semua rekan petaninya melakukan hal yang sama. Lain halnya dengan Bapak YD yang merasa bahwa program ini tidak bermanfaat bagi masyarakat. Kalo menurut saya, programnya tidak bermanfaat bagi masyarakat. Soalnya, gak semuanya kedapetan program. Cuman yang dulu petani ajah yang bekerja, yang sisanya banyak yang kerja serabutan aja, Bapak YD Selain itu target penanaman jarak yang berkesinambungan selama 25 tahun juga masih belum tercapai. Buktinya pada tahun keenam ini, tanaman jarak yang sudah ditanam sudah tidak efektif lagi. Puncak berbuah pohon jarak hanya terjadi pada lima tahun pertama. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena tanaman jarak yang tidak tahan dengan cuaca panas sehingga banyak yang mati. Padahal untuk mencapai target dari program ini, masih perlu lahan-lahan untuk ditanami sehingga kebun ini akan bertambah tiap tahunnya. Analisis Program Setiap perusahaan tentunya memiliki pertimbangan tertentu dalam melaksanakan program CSR. Elkington (1997) dalam Susiloadi (2008) mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (profit), masyarakat khususnya komunitas sekitar (people) serta lingkungan hidup (planet). Konsep ini dikenal sebagai The Triple Bottom Line. Konsep inilah yang seharusnya dianut oleh setiap perusahaan, termasuk juga oleh PT ITP.Program penanaman jarak pagar, yang merupakan program CSR dari PT ITP yang seharusnya juga beracuan pada konsep the triple bottom line. Bila dilihat dari segi peningkatan kualitas perusahaan (profit), program penanaman jarak ini belum dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan. Walaupun sebenarnya buah jarak dapat diolah menjadi bio-fuel dan menggantikan bahan bakar operasional perusahaan, namun ternyata produksi buah jarak yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Produksi buah jarak yang cenderung menurun kini tidak lagi efektif sebagai bahan untuk dijadikan biofuel. Hanya pada dua tahun pertama hasil panen dapat memenuhi kebutuhan operasional dari perusahaan. Setelahnya hasil panen terus berkurang sehingga biofuel hanya dijadikan sebagai bahan campuran dengan bahan organik lainnya untuk dijadikan bahan bakar dalam proses operasional PT ITP. Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak FF dan Bapak AI. Selama ini minyak jaraknya dijadikan sebagai bahan bakar untuk di pabrik. Cuma belakangan minyak jaraknya hanya dijadikan sebagai bahan campuran dulu karna hasilnya gak sebanyak dulu... Bapak FF Kalo dulu mah panennya banyak, bisa ampe berkarung-karung. Sekarang mah dikit, satu karung aja udah lumayan... dari bijinya dijadiin minyak itu buat bensin, di press dibawah. Tapi sekarang

8 38 lagi enggak dulu, habis panennya cuma sedikit, jadi minyaknya juga cuma sedikit..., Bapak AI Selain itu, pembuatan bio-fuel ternyata juga memerlukan diesel sebagai bahan bakar pengolahannya, dimana diesel sendiri memiliki harga yang mahal di pasaran. Akibat produktivitas yang kecil, maka pembuatan bio-fuel dalam skala kecil tentu akan merugikan pihak PT ITP sendiri. Berdasarkan hasil analisa tersebut, sebaiknya PT ITP mengkaji lebih lanjut lagi mengenai produktivitas dari pohon jarak terutama pada penanaman di daerah berbatu dan miring. Walaupun menurut praktisi dari IPB produktivitas cenderung menguntungkan untuk 25 tahun, namun ternyata produktivitas tanaman tersebut cenderung menurun. Kajian tersebut tentunya akan memberikan informasi yang penting bagi PT ITP sehingga dapat diketahui apakah penanaman jarak pagar masih menguntungkan bagi PT ITP sendiri. Bila dilihat dari segi perhatian kepada masyarakat sekitar (people), maka program ini sudah melakukan usaha peningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan menyediakan pekerjaan bagi petani yang dulunya pernah bertani di lahan penanaman jarak pagar ini. Program ini juga memberikan kesempatan petani di luar desa untuk bekerja di kebun namun yang diutamakan adalah pekerja dari desa dimana kebun jarak tersebut berada. Walaupun dengan penghasilan yang sedikit, para petani masih tetap bersyukur karena ada pemasukan bagi keluarganya. Kesempatan pekerjaan ini diberikan umumnya untuk kalangan lansia yang dulunya merupakan petani di daerah kebun jarak. Namun tidak menutup kemungkinan juga untuk anak muda bekerja di sini. Hal ini dikemukakan oleh Bapak AHR dan Bapak NDN. Yaa kalau upahnya mah ga seberapa, tapi lumayan buat makan sehari-hari. Daripada bengong di rumah yaa mending kerja, kalo masih kuat mah gak papa. Tinggal naik motor ke sini kan gampang, Bapak AHR Kerja di sini kalo masih kuat ya gak apa-apa. Kan dulunya mah juga nani (bertani) di sini. Sekarang gak bisa lagi tapi diganti jadi kerja di jarak ini. Sama aja cuman tanemannya yang beda, Bapak NDN Bila dilihat dari segi perhatiannya terhadap lingkungan, program ini sudah memberikan kontribusinya terhadap lingkungan. Program penanaman jarak ini sekaligus merupakan program penghijauan yang dilakukan oleh PT ITP pada lahan bekas tambang. Selain itu program ini juga turut menyukseskan usaha pemerintah untuk swasembada bahan bakar yang ramah lingkungan. Swasembada bahan bakar ini bertujuan untuk dapat membantu mengurangi emisi gas karbon di udara. Walaupun belum bisa digunakan dengan maksimal, namun minyak hasil dari buah jarak sudah digunakan sebagai campuran bahan bakar dalam kegiatan operasional PT ITP. Sudah ada juga sebuah mobil yang berbahan bakar bio-fuel, hasil dari pengolahan minyak jarak. Sayangnya akibat produksi buah jarak yang tidak efektif lagi maka minyak jarak yang dihasilkan juga hanya sedikit.

9 39 Ikhtisar Program corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT ITP dilandasi oleh konsep the triple bottom line serta tujuang pembangunan milenium (Millennium Development Goals). Program CSR ini dibagi menjadi dua yaitu program community development yang terdiri dari lima pilar (pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial-budaya-agama-olahraga-infrastruktur dan keamanan) dan program sustainable development yang mana salah satu programnya adalah program flora energy crops yaitu penanaman jarak pagar. Program sustainable development dalam program CSR PT ITP dilakukan sebagai usaha konkret untuk mencegah pemanasan global, dengan berlandaskan pada the tripple bottom line. Namun ternyata program ini baru memenuhi dua pilar dari tiga pilar CSR yaitu pilar people dan planet. Tujuannya ialah untuk penghijauan kembali sekaligus sebagai keikutsertaan dengan program pemerintah penanaman jarak. Pada awal program, lahan yang akan ditanami jarak sebelumnya telah ditanami oleh warga. Kemudian dilakukan konsolidasi dengan memberikan kompensasi pada warga sehingga lahan dapat digunakan oleh perusahaan untuk program penanaman jarak. Setelah itu perekrutan petani dilakukan kepada para petani yang sebelumnya mengolah lahan sehingga mereka tidak kehilangan mata pencaharian. Setelah berdiskusi dengan kelompok dan diajarkan mengenai penanaman jarak, implementasi program pun dilaksanakan. Para petani cukup mengerahkan tenaga saja dan segala saprotan akan disediakan oleh PT ITP. Untuk pengawasan, dilakukan oleh petugas lapang PT ITP dan juga kepala pengerja lapang penanaman jarak pagar ini. Walaupun dapat mengurangi pengangguran, namun program ini kurang memberikan dampak signifikan bagi masyarakat. Para pekerja pun masih merasa upah yang diberikan kurang. Lagipula kini setelah enam tahun program berjalan, tanaman jarak sudah tidak efektif lagi karena produktivitasnya menurun dan banyak yang mati. Bila dianalisis dengan konsep the triple bottom line, sebagai konsep dasar dari tanggung jawab sosial perusahaan, program penanaman jarak ini kurang memberikan keuntungan bagi perusahaan namun sudah memperhatikan kualitas masyarakat sekitar dan lingkungan. Akibat produktivitas hasil panen yang menurun, program ini kurang bisa menyediakan bahan bakar yang maksimal bagi perusahaan namun sudah dapat memberikan pekerjaan bagi masyarakat sekitar serta sudah merupakan usaha untuk penghijauan dan menghasilkan bahan bakar yang ramah lingkungan bagi PT ITP.

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pembahasan ini menguraikan mengenai aspek pembangunan berkelanjutan yang ada dalam program penanaman jarak pagar (Jathropa curcas). World Commission

Lebih terperinci

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF 40 BAB V STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF Perencanaan strategi dalam hubungan masyarakat melibatkan pengambilan keputusan tentang tujuan dan sasaran program,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi

Lampiran 1. Peta Lokasi Lampiran 1. Peta Lokasi 66 Lampiran 2. Daftar Peserta Program No. Nama JenisKelamin RT/RW 1 MAI L 04/08 2 JNI L 04/08 3 ASP L 04/08 4 DHW L 04/08 5 AMD L 03/04 6 ABS L 05/05 7 NDN L 05/07 8 MTN L 05/05

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN DAMPAK PERUSAHAAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN DAMPAK PERUSAHAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN DAMPAK PERUSAHAAN Dalam bagian ini akan dibahas mengenai dampak perusahaan yang diteliti dalam penelitian. Dampak perusahaan merupakan dampak yang diterima

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB VII OPINI PUBLIK TENTANG PT. INDOCEMENT. TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

BAB VII OPINI PUBLIK TENTANG PT. INDOCEMENT. TUNGGAL PRAKARSA Tbk. BAB VII OPINI PUBLIK TENTANG PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. Opini publik tentang PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terdiri dari opini publik tentang keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM Analisis mengenai tingkat partisipasi peserta dalam implementasi program pelatihan montir sepeda motor dan pelatihan membatik limbah kertas semen akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opini publik merupakan sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama yang berhubungan dengan arah opini, pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasional,

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan yang menjadi fokus di Indonesia untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, dari 31,02 juta penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu dalam dasawarsa terakhir ini, konsep mengenai programprogram Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN 36 BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 4.1.1 Sejarah PT Indocement 9 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB V KEBIJAKAN DAN PROGRAM CSR PT INDOCEMENT

BAB V KEBIJAKAN DAN PROGRAM CSR PT INDOCEMENT BAB V KEBIJAKAN DAN PROGRAM CSR PT INDOCEMENT Analisis mengenai kebijakan dan program CSR PT Indocement akan dijelaskan secara mendalam dalam bab ini. Kebijakan dalam hal ini adalah komitmen perusahaan

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Program

Laporan Evaluasi Program PERTAMINA Laporan Evaluasi Program dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Program Community Development PT. PERTAMINA (PERSERO) Terminal BBM Boyolali 2017 EXECUTIVE SUMMARY Corporate Social Responsibility

Lebih terperinci

ProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012

ProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012 ProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012 Krisdinar.wordpress.com Latar belakang Bencana di Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL 5.1 Cara Pandang PT. Astra Internasional Tbk terhadap CSR Tanggung jawab sosial bagi PT. Astra Internasional Tbk. merupakan sebuah proses berkelanjutan dan

Lebih terperinci

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menjaga keberlangsungannya, perusahaan tidak bisa hanya memperhatikan aspek keuangan namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi tiap tahunnya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan ketersediaan akan sumber

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan dan penguatan ekonomi kerakyatan. Program pembangunan yang demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

ProKlim sbg Penguatan Inisiatip Pengelolaan SDH Berbasis Masyarakat

ProKlim sbg Penguatan Inisiatip Pengelolaan SDH Berbasis Masyarakat ProKlim sbg Penguatan Inisiatip Pengelolaan SDH Berbasis Masyarakat Asdep Peningkatan Peran Organisasi Kemasyarakatan Deputi Bidang Komunikasi dan Peningkatan Peranserta Masyarakat Kementrerian Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR VISI DAN MISI VISI Meningkatkan Kebersihan dan Keindahan Kota Denpasar Yang Kreatif dan Berwawasan

Lebih terperinci

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya alam baik hayati maupun non-hayati sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup manusia. Alam memang disediakan untuk memenuhi kebutuhan manusia di bumi,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama

Lebih terperinci

MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA

MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA PKMM-1-6-2 MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA Rahmat Hidayat, M Indriastuti, F Syafrina, SD Arismawati, Babo Sembodo Jurusan Pengelolaan Hutan dan Konservasi Sumberdaya Hutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi sudah ada sejak jaman dahulu. Bumi merupakan sebuah tempat hunian yang di dalamnya terdapat makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Bentuk bumi tidaklah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pengelolaan sampah di Indonesia masih mengalami berbagai kendala dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

Laporan Program (Periode Juni 2012)

Laporan Program (Periode Juni 2012) Laporan Program (Periode Juni 2012) I. Pendahuluan Banyak hal telah kami capai pada bulan ke-7 di tahun ini terkait pada program konservasi mangrove di Krakatoa Nirwana Resort (KNR), Merak Belantung, Lampung

Lebih terperinci

Suplemen Majalah SAINS Indonesia. Edisi Oktober Suplemen Pertanian (MSI 58).indd1 1 28/09/ :21:09

Suplemen Majalah SAINS Indonesia. Edisi Oktober Suplemen Pertanian (MSI 58).indd1 1 28/09/ :21:09 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Edisi Oktober 2016 Suplemen Pertanian (MSI 58).indd1 1 28/09/2016 15:21:09 Edisi Oktober 2016 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 58).indd2 2 28/09/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan isu yang sangat penting bagi perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan pembangunan pertanian dari segi komoditi terutama bersumber pada kenyataan peranan yang besar dari komoditi itu secara nasional atau bagi satu daerah tertentu

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat perusahaan mulai berkembang, kesadaran dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan operasional perusahaan perlu ditingkatkan oleh

Lebih terperinci

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 45 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 6.1. Faktor Individu Responden Penelitian Faktor individu dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keanekaragaman dalam hal adat istiadat, bahasa, kepercayaan, norma, dan nilai budaya lainnya. Tidak hanya dalam hal budaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT 1 Anggraeni Dyah S., 2 Putri Suryandari, 3 Sri Kurniasih Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur anggraeni.dyah@budiluhur.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha tani yang intensif telah mendorong pemakaian pupuk anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan adalah

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh: ISSNNo.2355-9292 JurnalSangkareangMataram 29 PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh: I Made Anggayuda Pramadya 1), I Gusti Lanang Parta Tanaya 2) dan Adinul Yakin 2) 1) Dosen Fakultas

Lebih terperinci

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk ALFARED FERNANDO SIAHAAN DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari keterkaitannya terhadap lingkungan. Lingkungan memberikan berbagai sumberdaya kepada manusia dalam

Lebih terperinci

5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. secara terpadu. Perusahaan ini termasuk perusahaan perseroan terbatas dengan

5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. secara terpadu. Perusahaan ini termasuk perusahaan perseroan terbatas dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN

MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN Kata Pengantar Dunia saat ini sedang mengalami transisi dalam penggunaan energi, dari energi fosil ke

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI A. IDENTITAS PERSEPSIDEN LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian Nama : Umur : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Pekerjaan : PNS Wiraswasta/Pengusaha TNI Pensiunan Jumlah Ternak dimiliki Lainnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di Indonesia dengan komoditas utama yaitu minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO). Minyak sawit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global warming telah menggerakkan pemerintah negara-negara maju dan berkembang untuk ambil

Lebih terperinci

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI M. Christiyanto dan I. Mangisah ABSTRAK Tujuan dari kegiatan ini adalah peningkatan produktivitas ruminansia, penurunan pencemaran

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001). I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian pangan khususnya beras, dalam struktur perekonomian di Indonesia memegang peranan penting sebagai bahan makanan pokok penduduk dan sumber pendapatan sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya tujuan utama yang ingin dicapai oleh semua perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya. Karena keberlangsungan

Lebih terperinci

Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat

Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat A. Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan Sunber daya alam berupa kumpulan beraneka ragam makhluk hidup maupun benda tak hidup

Lebih terperinci

Peresmian Desa Mandiri Energi oleh Menteri Kehutanan RI Bapak Zulkifli Hasan pada tanggal 6 Desember 2009.

Peresmian Desa Mandiri Energi oleh Menteri Kehutanan RI Bapak Zulkifli Hasan pada tanggal 6 Desember 2009. Peresmian Desa Mandiri Energi oleh Menteri Kehutanan RI Bapak Zulkifli Hasan pada tanggal 6 Desember 2009. Indonesia kaya akan sumber-sumber energi alamnya dan tersebar di lautan hingga daratan. Namun

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi beternak babi di Indonesia kebanyakan berasal dari negaranegara sub tropis yang sering kali membutuhkan biaya pemeliharaan yang tinggi. Teknologi beternak babi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Indocement

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Indocement BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian 1.1.1 Indocement PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk. memperoleh status sebagai badan hukum berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2.2876.HT.01.01.TH.85

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 Standar Kompetensi 2. Memahami sumberdaya alam Kompetensi Dasar 2.3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao yang dihasilkan sebanyak 70% diekspor dalam bentuk biji kakao (raw product). Hal ini

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial di dunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya kegiatan usaha dari perusahaan di suatu negara akan melibatkan pihak-pihak atau lingkungan sekitarnya sebagai penunjang bergeraknya kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang dikelola oleh unit Community Development Center (CDC) telah melaksanakan tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

Best Practice. Company Third level

Best Practice. Company Third level Best Practice Company ( Green Third level Companies) Fourth level Lely Riawati, ST, MT SUMBER INDONESIA GREEN COMPANY 2014 Third level Fourth level SUMBER : SWA Ed. 26 ( 8-17 DESEMBER 2014) (2006-2011)

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT

BAB V PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT 38 BAB V PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT 5.1. Sejarah Masuknya Sistem Pertanian Padi Sehat di Kampung Ciburuy Kampung Ciburuy merupakan areal penanaman padi sawah yang cukup potensial. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO 4.1. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit Citeureup 4.1.1. Sejarah Perusahaan dan Peristiwa Penting 9 PT. Indocement adalah salah satu produsen semen

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

LINGKUNGAN BISNIS PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA LINGKUNGAN BISNIS PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA Nama : Budiati Nur Prastiwi NIM : 11.11.4880 Jurusan Kelas : Teknik Informatika : 11-S1TI-04 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Abstrack Kelapa Sawit

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Berdasarkan kondisi umum daerah, permasalahan pembangunan, potensi dan isu-isu strategis Kabupaten Bener Meriah, maka visi pembangunan Kabupaten Bener Meriah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti

Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti Banjir dan sampah tentunya telah menjadi problem yang tidak pernah selesai dan sangat serius di banyak kota besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan arti keseimbangan antar aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak perusahaan yang

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah konsumsi minyak bumi Indonesia sekitar 1,4 juta BOPD (Barrel Oil Per Day), sedangkan produksinya hanya sekitar 810 ribu BOPD (Barrel Oil Per Day). Kesenjangan konsumsi

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER

BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER DALAM PENYELENGGARAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KOMUNITAS PERDESAAN Keberadaan perusahaan dalam lingkungan

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah pemilik, pengembang dan pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu PENDAHULUAN Latar Belakang Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar 288 0 K (15 0 C ), suhu tersebut dapat dipertahankan karena keberadaan sejumlah gas yang berkonsentrasi di atmosfer bumi. Sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) banyak dibahas. Perusahaan di dunia maupun di Indonesia juga semakin banyak

Lebih terperinci

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos Biomas Kayu Pellet Energi Pemanas Rumah Tangga (winter) Energi Dapur Masak Energi Pembangkit Tenaga Listrik Ramah Lingkungan Karbon Neutral Menurunkan Emisi Karbon Oleh FX Tanos Pendahuluan Beberapa tahun

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persoalan lingkungan sudah menjadi persoalan yang menarik dan menjadi isu sentral bagi negara-negara di dunia. Semenjak tahun 1980-1990, wacana CSR

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2013-2018, adalah rencana pelaksanaan tahap ketiga (2013-2018) dari Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci