BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Indocement

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Indocement"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Indocement PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk. memperoleh status sebagai badan hukum berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C HT TH.85 pada tanggal 17 mei Pabrik-pabrik yang saat ini dimiliki PT. Indocment berawal dari PT. Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE), pada tahun 1973 mulai dibangun tanur putar pertama dengan kapasitas terpasang sebesar ton semen abu-abu per tahun. Pembangunan tanur pertama ini selesai pada tahun 1975 dan diresmikan pada tanggal 4 Agustus 1975 oleh Presiden RI saat itu, Bapak Soeharto. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Indocement. Tanur pertama kemudian menjadi pabrik semen pertama yang dimiliki Indocement. Produksi komersialnya dimulai pada tahun yang sama. Seiring dengan meningkatkan kebutuhan semen di Indonesia, Indocement mendirikan perusahaan baru. Pada mulanya semua pabrik yang dimiliki Indocement tersebut dikelola dan dioperasikan oleh enam perusahaan, yang kemudian pada tahun 1985 perusahaanperusahaan tersebut bergabung menjadi Indocement. Kedelapan pabrik tersebut terdapat di daerah Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Selanjutnya, pabrik ke-9 teletak di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat. Pabrik ini berasal dari PT. Tridaya Manunggal Perkasa Cement (TMCP) yang diambil alih Indocement pada tahun Sedangkan pada tahun 1996, Indocement menyelesaikan pabrik ke- 10 dengan lokasi dan kapasitas yang sama dengan pabrik ke-9. Pabrik ke-11 terletak di Citeureup, Bogor, Jawa Barat yang

2 diresmikan pada tanggal 1 Maret 1999 dengan kapasitas terpasang sebesar ton klinker per tahun. Sebagai hasil merger antara Indocement dengan PT Indocement Investama dan PT Indo Kodeco Cement (IKC) pada tahun 29 Desember 2000, maka Indocement menjadi pabrik di Tarjun, Kota baru, Kalimantan Selatan (Sebelumnya oleh IKC) pabrik tersebut menjadi pabrik ke-12. Hingga saat ini Indocement telah memiliki 12 pabrik. Pabrik ke 1-8 dan pabrik ke-11 berada di Citeureup, Bogor. Pabrik ke-9 dan ke- 10 berada di Cirebon. Sedangkan pabrik ke-12 berada di Tarjun, Kota Baru, Kalimantan Selatan. Status Indocement sejak 5 Desember 1989 adalah perusahaan publik. Dengan status sebagai perusahaan publik, maka nama Indocement ditambah dengan Tbk yang artinya terbuka. Selanjutnya pada tanggal 16 September 1994 Indocement mencatat seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Tanggal 18 April 2001, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd anak perusahaan Heidelberg Cement Group telah membeli seluruh saham Indocement milik Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan PT Holdiko Perkasa. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kimmeridge menjadi pemegang 45,48% saham Indocement. Heidelberg Cement Group adalah produsen semen yang berpusat di Jerman menjadi saham pengendali Indocement. Dengan masuknya Indocement ke Heidelberg Cement Group, Indocement memperoleh manfaat keahlian teknis dan keuangan bertaraf internasional, serta dukungan jaringan global di bidang pemasaran. Saham Indocement tecatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapasitas kapitalisasi sebesar Rp miliar pada akhir tahun 2007 dengan jumlah karyawan mencapai orang Tahun selanjutnya, Indocement menerima Emisi Reduksi yang di sertifikasi Certtified Emission Reduction (CER) untuk pertama

3 kalinya dalam kerangka mekanisme pembangunan bersih untuk proyek penggunaan bahan bakar alternatif. Indocement menerima peringkat hijau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) untuk periode , untuk pabrik Citeureup dan peringkat biru untuk pabrik Palimanan. Dalam rangka restrukturisasi internal, Heidelberg Cement pemegang saham utama Indocement mengalihkan seluruh sahamnya di Indocement kepada Birchwood Omnia Limited, yang dimiliki 100% oleh Heidelberg Cement Group. Indocement meraih peringkat tertinggi, yaitu peringkat emas, pada program PROPER Peringkat tersebut diraih oleh Pabrik Citeureup, Bogor. Indocement merupakan perusahaan kedua di Indonesia yang meraih peringkat emas sejak program PROPER dimulai tahun Pabrik Palimanan, Cirebon, memperoleh peringkat hijau pada program PROPER (annual report Indocement tahun 2010) Logo Perusahaan GAMBAR 1.1 LOGO PT. INDOCEMENT Sumber: (diakses pada 11 Januari 2013) a. Visi Pemimpin pasar semen yang berkualitas dan pemain penting di bidang beton siap pakai di dalam negeri.

4 b. Misi Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan dan bahan bangunan terkait semen yang bermutu, dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Indocement Berdasarkan annual report Indocement tahun 2012, menjelaskan program-program CSR yang sudah dijalankan perusahaan, antara lain: 1. Pusat Pelatihan Dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) a. Perusahaan bekerjasama dengan instansi pemerintah dan pendidikan terkait untuk mendirikan P3M, tujuannya adalah untuk membantu masyarakat memberdayakan diri dalam bidang usaha pertanian, perikanan, dan peternakan. b. P3M ini dibangun diatas lahan eks-tambang dan lahan lainnya yang berada di area perusahaan. P3M dijalankan dengan polakerjasama perusahaan dengan institusi pendidikan dan dinas pemerintahan terkait. 2. Program Pemanfaatan Kotoran Sapi Menjadi Bio Gas a. Program pemanfaatan kotoran sapi menjadi energi biogas memberikan alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari hari ditengah melonjaknya harga minyak tanah. Lokasi penerapan tersebar di Citeureup, Cirebon, Tarjun dan Lombok. b. Pengembangan program Biogas adalah menciptakan linkages biogas dengan usaha UKM dan biogas untuk penerangan. 3. Flora Energy Corps Indocement memiliki lahan marjinal bekas tambang yang sudah tidak digunakan lagi yang ada di tiga lokasi pabrik. Program tanaman penghasil energi alternatif merupakan langkah untuk

5 meningkatkan kesuburan tanah, memperluas area resapan air, menyerap CO2 dan buah - bagian tanamannya dapat dijadikan alternative fuels dalam produksi semen karena nilai kalorinya cukup memadai. 4. Program Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Produktif Indocement peduli untuk membantu masyarakat memberdayakan diri mengelola sampah secara mandiri sehingga nilai ekonomisnya dapat dimanfaatkan. Produk yang dihasilkan adalah kompos organik, pupuk cair. 5. Program Bengkel Terpadu Bengkel terpadu adalah program pelatihan yang bersifat on the job training bagi masyarakat untuk menciptakan tenaga handal dalam bidang perbengkelan sehingga dapat diserap oleh usaha bengkel yang ada atau mendirikan usaha perbengkelan sendiri 6. Pilar Pendidikan a. Bantuan pembangunan sekolah b. Program Anak asuh & Beasiswa c. Bantuan sarana pendidikan d. Pendidikan ketrampilanpraktis untuk usaha kecil e. Perpustakaan Mandiri 7. Pilar Kesehatan a. Puskesmas keliling dan Penyuluhan Kesehatan b. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) c. Operasi katarak d. Khitanan Massal e. Pembangunan Sarana air bersih (SAB) f. Sarana MCK g. Kampanye berupa seminar HIV/AIDS & Narkoba. 8. Pilar Ekonomi a. Program Pemberian modal kerja bergulir

6 b. Pemberdayaan tenaga kerja/kontraktor lokal c. Pemberdayaan UMKM desa binaan melalui program local purchase d. Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) kerjasama dengan Bank Mandiri 9. Pilar Sosial, Budaya, Agama dan Olah Raga a. Pembangunan sarana dan prasarana umum b. Pembinaan olahraga c. Pembangunan sarana ibadah d. Program Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) 10. Pilar Keamanan a. Program pembinaan SDM keamanan lingkungan b. Program pembangunan pos keamanan lingkungan c. Program bantuan seragam dan kelengkapan SDM keamanan lingkungan 1.2 Latar Belakang Masalah Penerapan prinsip Good Corporate governance (GCG) menjadi salah satu landasan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan CSR. Salah satu prinsip pada GCG adalah responsibility yang dijadikan perusahaan pedoman dalam kepatuhan pada peraturan perundangundangan tentang proteksi kesehatan, keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan. Kesadaran perusahaan akan kepentingan penerapan GCG tidak lagi pada tindakan reaktif tetapi juga sudah pada tindakan pencegahan maupun proteksi. Pengertian corporate sosial responsibility (CSR) atau sering kali disebut sebagai tanggung jawab sosial Perusahaan telah banyak disampaikan oleh para pakar maupun lembaga internasional. McWilliams dan Siegel (dalam Tirta, Fadhil, & Iman, 2011:23)

7 mendefinisikan CSR sebagai serangkaian tindakan perusahaan yang muncul untuk meningkatkan produk sosialnya, memperluas jangkauannya melebihi kepentingan ekonomi eksplisit perusahaan, dengan pertimbangan tindakan semacam ini tidak disyaratkan oleh peraturan hukum. Magnan dan Ferrel (dalam Tirta, Fadhil & Iman, 2011:23) mengartikan sebagai perilaku bisnis, di mana pengambilan keputusannya mempertimbangkan tanggung jawab sosial dan memberikan perhatian secara lebih seimbang terhadap kepentingan stakeholder yang beragam. Turut sertanya dunia usaha dalam mewujudkan kesejahteraan sosial ini dapat diwujudkan melalui CSR. Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan ini dikukuhkan dengan keluarnya ISO ISO digunakan sebagai standar pelaksaan tanggung jawab sosial yang diluncurkan pada Secara lengkap definisi tanggung jawab sosial menurut ISO adalah: Responsibility of an organization for impact of decision and activities on society and the environment, through transparent and ethical behavior that contributes to sustainable development, health and welfare of society; takes into account the expectations of stakeholders; is in compliance with applicable law and consistent with internasional norms af behavior; and is integrated throughout the organization and practiced in its relationship. Tanggung jawab perusahaan atau dikenal dengan CSR adalah tanggung jawab suatu organisasi yang atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis; yang Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder; sesuai hukum yang berlaku dan konsisten sesuai dengan norma-norma internasional; Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, alam

8 pengertian ini meliputi baik kegiatan produk maupun jasa, ungkap Jalal (2010;1). Di Indonesia sendiri, sejak tahun 2003 Kementrian Sosial mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada perusahaan nasional. Pada tahun 2007 pelaksanaan CSR untuk dunia usaha sudah diwujudkan melalui UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli Pasal 74 UU PT yang berisi: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungannya, (2) Tanggung Jawab sosial Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan kepatutan dan kewajaran, (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, setiap perusahaan kini wajib mengeluarkan dana perusahaannya untuk mendanai kegiatankegiatan masyarakat. Beberapa perusahaan besar yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya alam telah mampu mengembangkan bentuk-bentuk kegiatan CSR nya dengan baik. Namun beberapa perusahaan lainnya ada juga yang belum mampu mengefektifkan pelaksanaan kegiatan CSR sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini didorong oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak mampu menarik simpati dan partisipasi masyarakat untuk ikut menyukseskan program-program CSR tersebut. Faktor tersebut pada akhirnya pelaksanaan kegiatan CSR tidak mampu berkembang secara efektif

9 untuk mencapai tujuannya, yakni memberdayakan masyarakat dan lingkungannya. Pada tanggal 22 Febuari 2006 terjadi permasalahan yang disebabkan tidak pekanya perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Dalam hal ini 500 warga Kampung Kali Kabur dan Banti, Tembagapura, menutup ruas jalan dan pemukiman karyawan PT. Freeport ke lokasi pengolahan dan penambangan Grazberg. Akibatnya, PT. Freeport Indonesia menutup semenatara kegiatan kantornya dan menghentikan produksi. Kerusakan lingkungan yang sangat tragis terjadi pula pada lokasi penambangan timah inkonvesional di bibir pantai pulau Bangka, Belitung, dengan terjadinya pencemaran air di permukaan laut dan perairan umum, selain itu lahan menjadi tandus, sehingga terjadi abrasi pantai, dan kerusakan cagar alam yang diperkirakan butuh waktu 150 tahun untuk pemulihannya, Sutopoyudo (2009:109). Permasalahan lingkungan yang dihadapi perusahaan-perusahaan tersebut harus menjadi perhatian bagi perusahaan lain. Semakin berkembang suatu perusahaan, maka kemungkinan terjadinya kerusakan semakin besar, karena perusahaan membutuhkan sumber daya yang lebih banyak lagi dari lingkungan di sekitarnya. Sumber daya tersebut tidak hanya berupa bahan baku produksi berupa material, tetapi juga tenaga kerja. Eksploitasi sumber-sumber alam yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan, telah memicu untuk mengurangi dampak negatif ini. Penerapan tanggung jawab sosial atau lebih di kenal dengan CSR menjadi salah satu cara perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut. CSR menunjukan bahwa perusahaan tidak hanya memikirkan kepentingan perusahaan, tetapi

10 juga kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas. Pihak-pihak tersebut adalah semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, yaitu pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah dan pemasok bahkan pesaing. Program-program tersebut dapat berupa kesehatan, pembangunan, sarana-prasarana umum, pemberian bantuan secara tunai, pembayaran beasiswa dan berbagai jenis bantuan lainnya. Kegagalan demi kegagalan yang dirasakan oleh beberapa perusahaan yang tidak mampu mengefektifkan kegiatan CSR dengan mendapatkan simpati serta partisipasi yang minim dari masyarakat tersebut, tidak bisa dilepaskan dari pengaruh keefektifan organisasi yang terdapat dalam perusahaan itu sendiri, Reza Rahman (2009:57). Pengelolaan organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dan program-program yang terkait dengan kegiatan CSR menuntut pembentukan desain atau model pekerjaan terlebih dahulu bagi karyawan ataupun stakeholders didalam perusahaan itu. Model tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal permasalahan dari dalam ataupun luar perusahaan, diantaranya kepentingan perusahaan, struktur organisasi, iklim internal diperusahaan itu sendiri, dan sebagainya, tata kelola yang organisasi perusahaan yang diiringi oleh fungsi regulasi dan manajerial yang baik tidak mampu merencakan, membuat, dan melaksanakan dengan baik program-program CSR yang dapat menyentuh hati dan menarik simpati serta partisipasi masyarakat. PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang ekstraktif atau pertambangan di Indonesia. Indocement memiliki dan telah menjalankan programprogram CSR dengan baik yang bertujuan untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi yang akan datang.

11 Keberhasilan program CSR yang dijalankan oleh Indocement ini telah mendapatkan penganugerahan penghargaan yakni sebagai peraih penghargaan emas dan penghargaan terbaik 1 Indonesia CSR Award 2008 dan Peraih Emas PROPER dari Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2009 (annual report Indocement tahun 2009). Sebagai salah satu perusahaan yang telah menerapkan CSR dan pelaksanaannya berdasarkan pada konsep triple bottom line adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk. Indocement berusaha melaksanakan CSR dengan dasar filosofi pembangunan berkelanjutan. Secara ekonomi perusahaan berusaha menciptakan pertumbuhan dan keuntungan, secara sosial perusahaan bertanggung jawab untuk menciptakan kesejahteraan bagi karyawan dan masyarakat serta secara lingkungan masyarakat serta secara lingkungan perusahaan berusaha menjalankan operasional usahanya dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Filosofi pembangunan berkelanjutan ini kemudian di terapkan Indocement ke dalam kebijakan umum perusahaan. Kebijakan yang terikat dengan filosofi pembangunan berkelanjutan dijelaskan dalam poin keselamatan dan kesehatan kerja, keamanan, lingkungan, dan komunitas. Indocement berkomitmen untuk senantiasa mematuhi undang-undang, mengendalikan resiko dalam operasionalnya, berupaya mengehemat sumber daya alam dan mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan senantiasa berusaha meningkatan program untuk menciptakan hubungan kerja sama dengan lingkungan sekitar. Sebagai sebuah perusahaan yang berorientasi lingkungan, Indocement mempunyai CSR dalam mendukung kualitas

12 kesejahteraan masyarakat, sehingga masyarakat dapat merasakan kehadiran Indoecement di lingkungannya. Untuk itu, maka dibentuk corporate CSR departmen yang berada di bawah Corporate Public and Internal Affairs Division. Secara umum tugas CSR adalah sebagai berikut: 1. Membantu meningkatkan kualitas program CSR yang dijalankan oleh CSR unit agar efektitifitas program dapat tercapai demi kesejahteraan komunitas, khususnya lokal yang berada di sekitar wilayah operasi Indocement, sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara keduanya 2. Menciptakan sinergi komunikasi dua arah yang efektif dengan cara pemegang kepentingan stakeholder, terutama komunitas lokal, dengan tujuan menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi kelancaran perusahaan. 3. Menjaga dan meningkatkan citra perusahaan yang positif sebagai perusahaan yang peduli pada kondisi komunitas. 4. Mengembangkan kegiatan CSR yang mengarah pada upaya pembangunan yang berkelanjutan dan menunjang core business perusahaan. Untuk menjalankan tugas tersebut, CSR unit Citeureup mempunyai kegiatan: Program 5 pilar dan sustainable devepoment program (SDP). Program 5 pilar ini terdiri dari program pendidikan, kesehatan, ekonomi, SOSBUDAGOR, dan keamanan. Sedangkan suistanable development program adalah program pemberdayaan

13 masyarakat agar dapat menjadi mandiri secara berkesinambungan dengan mengacu pada beberapa isu/masalah lingkungan. Dalam perencaan dan pelaksaannya, 2 program CSR Indocement unit di Citeureup ini mengacu kepada tujuan pembangunan Milenium Development Goals (MDGs), dengan fokus utama pada tujuan: memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan untuk semua, mendorong kesejahteraan jender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak; meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya; memastikan kelestarian lingkungan hidup; mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Pelaksaan tersebut melibatkan komunitas/masyarakat, guna meperbesar potensi pemberdayaan. SDP lebih mengarah kepada program yang bersifat jangka panjang. Program-program terdiri dari program budi daya jarak, program pengolahan sampah (UPK), program alternatif fuel, pusat pelatihan dan pemberdayaan masyarakat serta pusat bengkel terpadu. Untuk menunjang dari tujuan MDGs maka CSR mempunyai dasar-dasar penyusunan program, yaitu 5 pilar. Sasaran dari pelaksanaan program tersebut adalah pemberdayaan masyarakat di 12 desa binaan dan membangun daerah dengan melakukan kontribusi pembangunan berkelanjutan dengan baik dari segi fisik berupa perbaikan atau pembangunan infrastruktur dan non fisik seperti pendidikan dan pelatihan agar masyarakat tidak memiliki ketergantungan dengan perusahaan. Program pemberdayaan masyarakat yang terdiri dari 5 pilar utama bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan, pendidikan, dan

14 lingkungan. Gambar 1.2 berikut akan menggambarkan tentang program 5 pilar sebagai fokus utama MDGs: GAMBAR 1.2 LAMBANG FOKUS UTAMA MDGs/DEKLARASI MILLENIUM PROGRAM 5 PILAR Sumber: CSR PT. Indocement Banyak sekali faktor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Faktor-faktor tersebut diantaranya rendahnya sarana dan prasarana, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan ( diakses tanggal 13 Maret 2013). Selain itu menurut UNESCO, badan PBB yang menangani pendidikan menyerukan, bahwa pendidikan adalah kunci menuju perbaikan peradaban. Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, mengatakan akan mewujudkan pendidikan Indonesia sebagai proses pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya.

15 TABEL 1.1 DEMOGRAFI 12 DESA BINAAN No Desa Laki-laki Perempuan Total Pengangguran 1 Bantarjati 3,656 3,453 7, Citeureup 8,822 8,419 17,241 1,549 3 Gunung Puteri 7,391 7,239 14, Gunung Sari 6,113 5,940 12,053 1,920 5 Hambalang 5,675 5,253 10, Leuwikaret 3,395 3,054 6,449 1,891 7 Lulut 6,493 6,340 12,833 2,208 8 Nambo 4,519 4,318 8,837 2,404 9 Pasir Mukti 4,783 4,724 9, Puspanegara 9,473 9,142 18, Tajur 6,365 6,094 12,459 1, Tarikolot 10,074 9,965 20,039 8,034 TOTAL 76,759 73, ,700 21,449 Sumber : CSR Indocement (Sensus Penduduk, 2012) Tentunya, tujuan dan sasaran pendidikan dari pemerintah tersebut akan tercapai melalui peran aktif dari semua pihak, baik pemerintah maupun swasta. Dari bahasan tersebut penulis mencermati bahwa pendidikan sangatlah penting, karena pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan bangsa dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik. Hal ini dilatar belakangi oleh sensus terakhir mengenai tingkat pendidikan di 12 desa binaan (Lampiran 1). Dari data tersebut terlihat bahwa sebagian masyarakat yang berdomisili di daerah 12 desa binaan masih banyak yang memiliki standar pendidikan dibawah kualitas pemerintah, yaitu program belajar 9 tahun dan juga terlihatnya strata pendidikan yang masih sangat rendah (tamat SD dan SMP), dan angka putus sekolah yang relatif masih tinggi. Sehingga jumlah angka pengangguran pun semakin besar karena kurangnya strata pendidikan di 12 desa binaan. Dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan upaya turut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menyukseskan wajib belajar 9 tahun dan memberikan latihan pemberdayaan untuk

16 meningkatkan keterampilan masyarakat desa binaan. Melalui program CSR Indocement telah memberikan andil dalam dunia pendidikan salah satunya pemberian beasiswa. Pemberian beasiswa diberikan kepada anak SMU kelas 1, 2, dan 3 di 12 desa binaan yang masing-masing telah lulus seleksi yang diberikan oleh Indocement. Selain anak-anak SMU kelas 1, 2, dan 3 di berikan pula beasiswa untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri. Adapun program anak unggulan SLTP/MTS berupa pemberian dan penghargaan bagi siswa maupun siswi berprestasi terbaik ke 1 dan ke 2 pada setiap sekolah SD/MI yang melanjutkan ke tingkat SLTP/MTS. Dengan pengelolaan yang baik, konsep yang jelas dan tepat sasaran, maka program 5 Pilar tersebut dapat menciptakan dampak positif bagi perusahaan, khususnya corporate image perusahaan itu sendiri. Karena dengan program CSR yang ada, akan terbentuk di benak masyarakat bahwa perusahaan tidak hanya memikirkan keuntungan semata, tetapi juga perusahaan yang peduli kesejahteraan masyarakat yang dibinanya. Terutama dalam era globalisasi sekarang ini, masyarakat semakin menaruh perhatian dan memberi nilai lebih pada perusahaan yang memiliki image sosial yang positif dengan melakukan tanggung jawab sosialnya.terutama dalam bidang pendidikan yang bertujuan agar masyarakat di 12 desa binaan mendapatkan pendidikan yang layak dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga dapat memperbaiki presntase sarana pendidikan yang rendah di 12 desa binaan. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian mengenai Pengaruh Program Corporate Sosial Responsibility Indocement Pilar Pendidikan Terhadap Corporate Image PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk (studi kasus pada penerima beasiswa di 12 desa binaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk. di Unit Citeureup, Bogor).

17 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang telah dituangkan dalam sub-bab 1.2dan didukung dengan teori-teori serta dilengkapi dengan data dan fakta yang ada, maka dibuatlah rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun perumusan masalah didalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana penerapan kegiatan Corporate Sosial Responsibility Indocement pilar pendidikan beasiswa dalam mendukung program Corporate Social Responsibility pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk di Citeureup, Bogor? 2. Bagaimana corporate image PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk dari sudut pandang penerima beasiswa di 12 desa binaan Indocement unit Citeureup? 3. Seberapa besar pengaruh program Corporate Sosial Responsibility Indocement pilar pendidikan pada penerima beasiswa di 12 desa binaan terhadap Corporate Image PT.Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk di Citeureup, Bogor? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian harus mampu menjawab rumusan masalah di atas. Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain: 1. Untuk mengetahui penerapan kegiatan corporate sosial responsibility Indocement pilar pendidikan beasiswa dalam mendukung corporate cocial Responsibility pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk di Citeureup, Bogor. 2. Untuk mengetahui corporate image PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk dari sudut pandang penerima beasiswa di 12 desa binaan Indocement unit Citeureup. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program corporate sosial responsibility Indocement pilar pendidikan pada penerima

18 beasiswa di 12 desa binaan terhadap corporate image PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk di Citeureup, Bogor. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Kegunaan dari penelitian ini diantaranya : 1. Kegunaan Akademis Menambah pengetahuan mengenai penelitian evaluative terhadap suatu program CSR dan juga menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai CSR yang sesuai dengan realita yang terjadi di masyarakat secara umum serta memberikan pengalaman nyata dan pengetahuan di bidang manajerial tentang ilmu dan teori teori yang diperoleh selama perkuliahan. 2. Kegunaan Praktis Sebagai masukan bagi perancang dan pelaksana program CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk Citeureup, Bogor dalam melakukan perbaikan atau penyempurnaan program CSR di masa yang akan datang. 3. Kegunaan Umum Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian lanjutan atau penelitian yang sejenis. 1.6 Sistematika Penelitian Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. 1. BAB I PENDAHULUAN, pada bab I berisi mengenai profil perusahaan, latar belakang masalah, perumusan masalah,

19 tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN, pada bab II berisi landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian. 3. BAB III METODE PENELITIAN, pada bab III berisi mengenai jenis penelitian, variabel operasional dan skala pengukuran, data dan tekhnik pengumpulan, tekhnik sampling, analisis data, dan pengujian hipotesis. 4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, pada bab IV dijelaskan mengenai hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan mengenai analisis dari hasil penelitian. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, pada bab V berisi mengenai kesimpulan dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, saran yang diberikan bersifat akademis dan saran bersifat praktis.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu dalam dasawarsa terakhir ini, konsep mengenai programprogram Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi yang

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan), yang dalam Pedoman ini disebut BADAN, adalah badan hukum publik yang dibentuk dengan

Lebih terperinci

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF 40 BAB V STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF Perencanaan strategi dalam hubungan masyarakat melibatkan pengambilan keputusan tentang tujuan dan sasaran program,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. secara terpadu. Perusahaan ini termasuk perusahaan perseroan terbatas dengan

5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. secara terpadu. Perusahaan ini termasuk perusahaan perseroan terbatas dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opini publik merupakan sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama yang berhubungan dengan arah opini, pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dikendalikan oleh sistem yang dinamis dalam melakukan kegiatan operasionalnya untuk mempertahankan keberadaan dan menjalankan fungsinya. Selain mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat perusahaan mulai berkembang, kesadaran dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan operasional perusahaan perlu ditingkatkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini, kebutuhan informasi dan teknologi semakin meningkat sejalan dengan persaingan semakin ketat pada setiap sektor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.(Indocement) adalah salah satu BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Kegiatan bisnis tersebut memiliki tujuan untuk. sumber daya alam dan lingkungan di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Kegiatan bisnis tersebut memiliki tujuan untuk. sumber daya alam dan lingkungan di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebuah perusahaan atau badan usaha memiliki kegiatan bisnis dalam menjalankan usahanya. Kegiatan bisnis tersebut memiliki tujuan untuk memperoleh laba dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam film yang berjudul Inconvience Truth digambarkan dengan jelas

I. PENDAHULUAN. Dalam film yang berjudul Inconvience Truth digambarkan dengan jelas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam film yang berjudul Inconvience Truth digambarkan dengan jelas dan logik oleh Al Gore, seorang peneliti lingkungan dan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Negara tersebut. Salah satu dampak positif dari pekembangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Profitabilitas

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang ada pada saat ini tidak dapat lepas dari pertumbuhan infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PT INDOCEMENT

BAB IV GAMBARAN UMUM PT INDOCEMENT BAB IV GAMBARAN UMUM PT INDOCEMENT 4.1 Sejarah dan Perkembangan PT Indocement Pada tahun 1973, Empat Sekawan yaitu Soedono Salim, Djuhar Sutanto, Sudwikatmono dan Ibrahim Risjid sepakat untuk membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan bisnis pada perusahaan manufaktur merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan bisnis pada perusahaan manufaktur merupakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan bisnis pada perusahaan manufaktur merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, Tingkat persaingan bisnis akan makin meningkat dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) masih menjadi fokus utama dalam pengembangan usaha di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing perusahaan beradu strategi dan inovasi untuk menarik konsumen. Persaingan ketat yang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Semen Tiga Roda adalah sebuah merek semen yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Perusahaan ini menjadi salah satu produsen utama semen

Lebih terperinci

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY STRATEGI DAN KEBIJAKAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY STRATEGI DAN KEBIJAKAN Tanggung jawab perusahaan tersebut dituangkan dalam bentuk kepedulian Bank Riau Kepri dengan menyediakan dana bagi kepentingan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bersifat jangka panjang. Untuk itu dibutuhkan proses komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bersifat jangka panjang. Untuk itu dibutuhkan proses komunikasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang berdiri di tengah masyarakat mempunyai tanggung jawab sosial yang besar terhadap masyarakat yang ada disekitarnya. Hal ini penting

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. karet. Dan secara efektif mulai beroperasi pada 09 April 1996 dengan kantor

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. karet. Dan secara efektif mulai beroperasi pada 09 April 1996 dengan kantor BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru, Menurut sejarah perusahaan ini merupakan perusahaan BUMN perkebunan pengembangan PTP II, PTP IV, PTP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menyebabkan hasil produksi menjadi berkurang sehingga perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menyebabkan hasil produksi menjadi berkurang sehingga perusahaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dan pengendalian persediaan adalah unsur yang sangat penting bagi suatu perusahaan industri. Tanpa adanya persediaan yang cukup maka dapat menghambat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat ketat, hal itu juga berdampak pada perubahan tingkat kesadaran masyarakat mengenai perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik Good Corporate Governance (GCG), sedangakan di luar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik Good Corporate Governance (GCG), sedangakan di luar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu menyeimbangkan kepentingan, baik kepentingan di dalam perusahaan maupun kepentingan di luar perusahaan. Kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) yang berkembang sangat cepat telah memasuki hampir semua bidang kehidupan, salah satunya dalam dunia bisnis. Penerapan TI dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan dewasa ini telah banyak dirasakan dampak paham ekonomi kapitalis. Banyak perusahaan yang dalam kegiatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, perusahaan perusahaan multinasional saat ini semakin banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan kinerjanya demi persaingan global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menjaga image dan reputasi perusahaan dimata masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menjaga image dan reputasi perusahaan dimata masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini Public Relations (PR) tidak dapat dipandang sebelah mata. Kehadiranya sebagai bridge communication/jembatan komunikasi antara organisasi/perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya kegiatan usaha dari perusahaan di suatu negara akan melibatkan pihak-pihak atau lingkungan sekitarnya sebagai penunjang bergeraknya kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan isu yang sangat penting bagi perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan masyarakat dan lingkungan, dampak

Lebih terperinci

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai program corporate social responsibility (CSR) yang ada di PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Program tersebut dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarkat luas, sehingga suatu perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk

Lebih terperinci

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS) KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS) LATAR BELAKANG KONDISI KABUPATEN MAROS PASCA MDGs (RPJMD PERIODE 2010 2015) DATA CAPAIAN INDIKATOR MDGs TAHUN 2010 2015 MENUNJUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT. TELKOM CDC PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi dan keterbukaan pasar membuat perusahaan harus secara serius dan terbuka memperhatikan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan dan tantangan yang semakin ketat. Untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan dan tantangan yang semakin ketat. Untuk menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Lapangan Seiring perkembangan zaman yang sangat pesat pada saat ini, menimbulkan persaingan dan tantangan yang semakin ketat. Untuk menghadapi hal tersebut

Lebih terperinci

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari pemangku kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selatan pulau Jawa, Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, sekitar 30 km arah

BAB 1 PENDAHULUAN. selatan pulau Jawa, Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, sekitar 30 km arah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PLTU Sudimoro Pacitan dibangun diatas lahan seluas 65 ha, terletak di laut selatan pulau Jawa, Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, sekitar 30 km arah timur Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada saat ini semakin tumbuh dan berkembang, baik di dalam jumlah maupun jenis usaha yang dijalankan. Pada umumnya, tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian penting dari strategi bisnis berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global warming telah menggerakkan pemerintah negara-negara maju dan berkembang untuk ambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia seharusnya dapat di akses oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. Tapi

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO 4.1. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit Citeureup 4.1.1. Sejarah Perusahaan dan Peristiwa Penting 9 PT. Indocement adalah salah satu produsen semen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di kalangan bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi adalah sesuatu hal yang pasti. Perkembangan teknologi semakin lama semakin berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan masyarakat merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha (swasta dan koperasi), serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini mencakup pemerintah

Lebih terperinci

Kantor Perjuangan: Komplek Pemerintah Kota Bekasi, Jln. Ir. H. Juanda 100 Kota Bekasi Telepon/ Fax :

Kantor Perjuangan: Komplek Pemerintah Kota Bekasi, Jln. Ir. H. Juanda 100 Kota Bekasi Telepon/ Fax : Endorsed by: Supported by: Pemerintah Kota Bekasi Kadinda Kota Bekasi Kantor Perjuangan: Komplek Pemerintah Kota Bekasi, Jln. Ir. H. Juanda 100 Kota Bekasi Telepon/ Fax : 021 8801339 E-mail : bsr.@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai

Lebih terperinci

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi membuat kesadaran akan penerapan tanggung jawab sosial menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan arti keseimbangan antar aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan akhir-akhir ini semakin marak dibahas di dunia baik di media cetak, elektronik,

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maju perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, mempermudah perusahaan perusahaan dalam memproses sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang dikelola oleh unit Community Development Center (CDC) telah melaksanakan tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Isu tanggung jawab sosial perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR), sudah lama muncul di berbagai negara, terlihat dari praktik-praktik penerapan

Lebih terperinci

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND SOCIAL ACCOUNTING)

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND SOCIAL ACCOUNTING) ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND SOCIAL ACCOUNTING) Studi Kasus Pada PT. JAMSOSTEK (Persero) Kantor Cabang Surakarta SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan sekarang ini, perusahaan tidak lagi berhadapan pada tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan 6 PT Indocement Tunggal Prakarsa didirikan pada tahun 1985 melalui penggabungan usaha enam perusahaan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD , RPJMD ,

BAB I PENDAHULUAN. strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD , RPJMD , BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD 2005-2025, RPJMD 2011-2016, Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci