BAB V KEBIJAKAN DAN PROGRAM CSR PT INDOCEMENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KEBIJAKAN DAN PROGRAM CSR PT INDOCEMENT"

Transkripsi

1 BAB V KEBIJAKAN DAN PROGRAM CSR PT INDOCEMENT Analisis mengenai kebijakan dan program CSR PT Indocement akan dijelaskan secara mendalam dalam bab ini. Kebijakan dalam hal ini adalah komitmen perusahaan dalam melaksanakan CSR yang mempertimbangkan prinsip triple bottom lines yaitu aspek lingkungan (planet), sosial-masyarakat (people), dan ekonomi (profit). Kebijakan yang dianalisis tidak hanya mencakup komitmen secara tertulis, namun bagaimana komitmen tersebut diimplementasikan dengan aksi nyata sejalan dengan lingkup tanggungjawab sosial perusahaan (CSR). 5.1 Pandangan dan Alasan PT Indocement Melakukan CSR PT Indocement menyadari bahwa CSR adalah suatu kewajiban dan tanggungjawab moral dan sosial perusahaan pada masyarakat, baik masyarakat lokal dimana perusahaan beroperasi maupun masyarakat secara luas yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan operasi perusahaan. Selain itu, hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat, khususnya masyarakat lokal sangat dibutuhkan agar kegiatan operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar serta sebagai wujud terima kasih bagi masyarakat yang telah mendukung kegiatan usaha perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Caroll (2003) bahwa CSR adalah nilai moral atau kebajikan yang dilakukan perusahaan bagi kesejahteraan masyarakat baik ke dalam maupun ke luar perusahaan. CSR bagi PT Indocement merupakan suatu kebijakan pimpinan puncak perusahaan dan dilakukan in-line dengan kegiatan usaha perusahaan serta dijalankan terintegrasi dalam kelembagaan perusahaan. Dalam konteks pengembangan masyarakat dan kesehatan, keamanan dan keselamatn kerja karyawan dibentuk kelembagaan khusus untuk menyusun, menjalankan dan melakukan evaluasi atas setiap program CSR bagi masyarakat dan bagi karyawan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat dan karyawan, skala prioritas dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, kesiapan dana yang mendukung program CSR perusahaan telah

2 50 menjadi bagian dari kegitan operasi perusahaan yang direncanakan dan dibelanjakan secara berkesinambungan bukan sebagai biaya tetapi sebagai bagian dari investasi. Seperti yang diungkapkan informan: CSR jangan hanya diukur dari besaran uang yang dikeluarkan, yang penting kita harus melihat apakah CSR yang dilakukan itu memberdayakan masyarakat dan menciptakan nilai. Arahnya harus selalu pada value creation bukan terhadap uang yang kita dikeluarkan (Bapak KU). Menurut PT Indocement, CSR yang benar adalah suatu kegiatan dengan prinsip triple bottom lines dan bukan lagi filantropis. Memang filantropis tetap kita butuhkan karena ada aspek-aspek tertentu yang perlu kita berikan, tapi bukan berarti filanropi melulu. Dengan berpedoman pada triple bottom lines yang bermula dari pemikiran Elkington J (1994), maka program CSR itu ada kaitannya dengan operasional dan tujuan perusahaan sehingga kegiatan dapat berjalan secara sustainable dan memberikan manfaat baik kepada perusahaan dan masyarakat atau stakeholders lainnya. Salah seorang informan juga menambahkan bahwa: Bagi kami CSR bukan lagi kesekedar kegiatan filantropis yang bersifat pamer dan menghabiskan anggaran namun CSR adalah komitmen dalam penciptaan nilai tambah secara berkesinambungan. Walaupun kita secara perlahan mengurangi program yang sifatnya filantropis tetapi bukan langsung dihilangkan begitu saja. Masih terdapat beberapa hal yang harus kita bantu, seperti pembangunan infrastruktur, perbaikan gedung ibadah, penyediaan air bersih, sarana MCK, pemberian layanan kesehatan, posyandu, beasiswa, penyuluhan HIV/AIDS dan lainnya (Bapak AL). Sebenarnya PT Indocement telah menjalankan program CSR sejak perusahaan berdiri tahun 1985, walaupun pada saat itu di titik beratkan pada ekspansi usaha. Sejak tahun 1990-an kegiatan CD (Community Development) sudah dilaksanakan dan saat ini telah mulai terbentuk serta terarah pelaksanaannya yang meliputi Program Lima Pilar Pengembangan Masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan bahwa:

3 51 Sekitar empat tahun belakang ini, kami bersama Manajemen ITP telah lebih memantapkan kebijakan CD yang ada selama ini dalam wujud kebijakan CSR perusahaan yang didasarkan pada kepentingan triple bottom lines. Namun tidak berarti bahwa kegiatan CD perusahaan yang selama ini telah dilakukan akan ditinggalkan begitu saja, karena masih merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Akan tetapi, secara bertahap kami arahkan pada pemberdayaan masyarakat (empowerment) (Bapak AL). Cara PT Indocement memandang CSR atau alasan PT Indocement melaksakan praktik CSR dapat dikategorikan kedalam beyond compliance, karena perusahaan tidak hanya melakukan praktik CSR sebagai upaya memenuhi kewajiban terhadap hukum yang memaksanya. Namun dilakukan karena ada komitmen yang tulus untuk berbuat lebih (beyond complinace) atau memaksimalkan manfaat positif kepada stakeholders. Tentu semua program CSR harus memberikan manfaat bagi stakeholders karena ujung dari kegiatan CSR adalah memberikan atau membantu meningkatkan kesejahteraan stakeholders termasuk masyarakat dan pada akhirnya mencipatakan hubungan harmonis dengan lingkungan (masyarakat). Program CSR juga harus bisa memberdayakan masyarakat yang pada akhirnya membuat masyarakat mandiri dan tidak tergantung pada perusahaan. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah memberikan kontribusi dalam menjaga kelestarian dan mencegah kerusakan lingkungan. Secara langsung atau tidak, program CSR juga harus mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Sejalan dengan triple bottom lines yang dijalankan maka setiap program CSR dikaitkan dengn manfaat yang juga dirasakan perusahaan sehingga kegiatan CSR turut menjadi pilar penopang kegiatan usaha. 5.2 Kebijakan CSR PT Indocement terhadap Lingkungan (Planet) Komitmen PT Indocement dalam melestarikan lingkungan tertulis dalam kebijakan perusahaan yang menyatakan bahwa Senantiasa menjalankan perusahaan untuk selalu mematuhi undang-undang, peraturan yang berlaku dan standar yang relevan (Tabel 5). Hal tersebut ditunjukkan PT Indocement dengan memenuhi dan mentaati standar hukum dan perundang-undangan yang berlaku di

4 52 Indonesia. PT Indocement telah memperoleh ijin operasional lingkungan yang dituangkan dalam Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang menjadi bagian dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di setiap pabrik. Selain itu, sebagai inisiatif dalam pengendalian polusi dan kualitas udara, PT Indocement ikut ambil bagian dalam PROPER dan Program Langit Biru dari pemerintah Indonesia. Kemudian sebagai pemenuhan kewajiban pada pemerintah Indonesia, PT Indocement mempertahankan akreditasi ISO 14001: Sistem Manajemen Lingkungan. Sistem Manajemen Lingkungan ini merupakan verifikasi dari pihak ketiga. Selain itu, PT Indocement secara tertulis berkomitmen untuk Senantiasa berupaya menghemat sumber daya alam, mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja serta mengendalikan dan mengurangi dampak lingkungan terutama emisi debu melalui kegiatan perbaikan secara terus menerus. PT Indocement tunjukkan dengan dilakukannya pemantauan polusi debu, pemantauan tingkat kebisingan dan pemantauan polusi gas rumah kaca untuk mengendalikan dan meminimalkan dampak terhadap lingkungan (Tabel 5). Pemantauan polusi debu dilakukan secara terus menerus dengan memasang alat penangkap debu elektrostatik (Elektronic Precipitator), alat pemantau partikel kontinu (Continuous Particel Monitoring), dan kantong penyaring debu pada tiap cerobong. Upaya meredam tingkat kebisingan dilakukan dengan cara memberikan penutup atau pelindung kedap suara pada ban berjalan. Kemudian pemantau polusi gas rumah dilakukan melalui program Mekanisme Pembagunan Bersih (MPB) yang sesuai dengan Protokol Kyoto, dimana gas-gas berbahaya seperti CO 2, SO 2, SO X, dan NO X secara berkala diaudit oleh Quality Sysytem Management. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen PT Indocement terhadap keberlanjutan lingkungan tidak hanya secara tertulis saja. Komitmen tertulis tersebut ditunjukkan dengan berbagai upaya nyata untuk mengendalikan, mengelola dan meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Atas komitmen perusahaan dalam pengelolaan lingkungan, pabrik PT Indocement unit operasi Citeurep telah diaudit pada tahun 2004 dan 2005 dan berhasil meraih peringkat hijau karena melampaui dan memenuhi standar PROPER (Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan).

5 Kebijakan CSR PT Indocement terhadap Sosial (People) Komitmen PT Indocement terhadap pemangku kepentingan (khususnya masyarakat tempatan) tertulis dalam kebijakan perusahaan yang menyatakan bahwa Senantiasa berupaya meningkatkan program untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis dengan lingkungan sekitar. CSR bagi PT Indocement merupakan tanggungjawab sosial perusahaan terhadap peningkatan nilai dan kualitas hidup pemangku kepentingan (stakeholders) sehingga penting untuk terus berupaya meningkatkan manfaat bagi karyawan, supplier, konsumen, media massa (pers), dunia pendidikan dan masyarakat binaaan (Tabel 6). Sejumlah prinsip pokok dijadikan panduan bagi upaya PT Indocement untuk pengembangan dan pelayanan masyarakat. PT Indocement memfokuskan pada upaya yang bersentuhan dengan masyarakat yang berhubungan dengan isu lingkungan. Kunci utama adalah turut melibatkan masyarakat dengan sejumlah kebutuhan dalam melindungi lingkungan dan kualitas kehidupan bersama. PT Indocement selalu berhubungan dengan tokoh masyarakat sekitar untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat, salah satunya melalui kegiatan Bilikom (Bina Lingkungan dan Komunikasi). Saat ini PT Indocement di unit operasi Citeureup mempunyai program community development (Program Lima Pilar) yang dilakukan di 12 Desa Binaan. Pengembangan utama pada masyarakat mencakup pendidikan, kesempatan kerja, nilai budaya dan sosial, infrastruktur, dan kesehatan masyarakat. PT Indocement menyadari bahwa dialog dan kepercayaan adalah yang hal yang sangat penting. Kepercayaan dibangun dengan mengadakan kegiatan Bilikom dan menerapkan keterbukaan dalam berbagi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa PT Indocement menyadari masyarakat disekitar operasi khususnya, merupakan stakeholders penting karena dukungan dan partisipasi mereka sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup serta perkembangan perusahaan. Sehingga sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat sekitar, PT Indocement berkomitmen dan berkontribusi memaksimalkan dampak positif kepada masyarakat.

6 Kebijakan CSR PT Indocement terhadap Ekonomi (Profit) Komitmen atau kebijakan CSR PT Indocement dalam aspek ekonomi (profit) adalah Senantiasa menjalankan seluruh kegaitan usaha dengan tetap memperhatikan pembangunan bisnis perusahaan secara berkelanjutan (Table 7). Pada awal tahun 2004, PT Indocement masih menanggung beban utang sejumlah Rp miliar akibat krisis keuangan Asia, sekalipun sejumlah Rp miliar dari utangnya telah diselesaikan pada tahun sebelumnya. PT Indocement juga membayar utang sejumlah Rp 681 miliar pada tahun 2004 sehingga PT Indocement berfokus pada pemulihan kondisi kesehatan keuangan yang berkesinambunga. Pada tahun 2005, kondisi keuangan mulai membaik ditunjukkan dengan pengurangan beban utang sebesar Rp 739 miliar menjadi Rp miliar. Kemudian pada akhir tahun 2006 jumlah utang PT Indocement menurun menjadi Rp miliar dan pada tahun 2007 PT Indocement telah menyelesaikan keseluruhan utang serta menyisakan US$ 150 juta atas pinjamannya (PT Indocement, 2008). Menguatnya arus kas dari tahun ke tahun, menunjukkan kesehatan keuangan PT Indocement yang semakin membaik dan stabil. Arus kas yang sehat menghasilkan dana internal yang memadai bagi perseroan untuk melaksanakan berbagai program pengembangan berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi. Adanya peningkatan ekonomi secara bertahap menunjukkan komitmen PT Indocement untuk tetap memperhatikan pengembangan kapasitas untuk mempertahankan pertumbuhan dan keunggulan perseroan dengan memanfaatkan peluang secara tepat di masa depan. PT Indocement telah memberi kontribusi nyata dalam aspek ekonomi perusahaan dan ekonomi negara., juga ekonomi bagi karyawan dan masyarakat sekitar. Total keuntungan PT Indocement pada tahun 2007 adalah sekitar Rp 1 triliun, dengan total pajak penghasilan yang diserahkan kepada pemerintah sekitar Rp 435 milyar (Tabel 5). Kaitannya dengan pendanaan program CSR bagi masyarakat, baik dalam Program Lima Pilar maupun Proyek Pembangunan Berkelanjutan, selama tiga tahun terakhir PT Indocement mengalokasikan dana sebesar Rp 4 milyar rata-rata per tahun (PT Indocement, 2008). PT Indocement menganggap pengeluaran ini sebagai investasi, bukan sebagai biaya operasional.

7 55 Tabel 5. Konsistensi Kebijakan dan Implementasi CSR PT Indocement pada Aspek Lingkungan (Planet) ASPEK TRIPLE BOTTOM LINES LINGKUNGAN (PLANET) KEBIJAKAN Visi: Membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunias, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi sehingga tercipta hubungan yang harmonis Misi: Menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly) Komitmen lainnya: 1. Menjalankan perusahaan untuk selalu mematuhi undang-undang, peraturan yang berlaku dan standar yang relevan 2. Menjalankan perusahaan dengan melaksanakan pengendalian risiko untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, selamat, dan sehat 3. Berupaya untuk menghemat sumber daya alam, mengutamakan keselamatan kerja serta mengendalikan dan mengurangi dampak terutama emisi debu melalui kegiatan perbaikan secara terus menerus IMPLEMENTASI 1. Pemantauan polusi debu Dipasang alat Penangkap Debu Elektrostatik, pemantauan partikel kontinu dan peyaring debu di setiap cerobong. 2. Pemantauan tingkat kebisingan Memberikan penutup atau pelindung kedap suara pada ban berjalan. 3. Pemantauan polusi gas rumah kaca Melaksanan Program Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) sesuai Protokol Kyoto. 4. Standar PROPER Meraih Peringkat Hijau tahun 2004 karena melampaui dan memenuhi standar PROPER. 5. Jatropha (Jarak Pagar) Biji jarak itu dipakai sebagai bahan bakar alternative (biofuel) dalam proses pembakaran indocement. 6. Waste Energy Menghasilkan biomas (bahan bakar alternatif) dan kompos (pupuk). 7. Proyek Konversi Energi Pemanfaatan energi yang berasal dari kotoran sapi yang diubah menjadi biogas. Mengurangi emisi gas methan yang merusak ozon.

8 56 Tabel 6. Konsistensi Kebijakan dan Implementasi CSR PT Indocement pada Aspek Sosial (People) ASPEK TRIPLE BOTTOM LINES SOSIAL (PEOPLE) KEBIJAKAN Visi: Membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunias, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi sehingga tercipta hubungan yang harmonis Misi: Menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome) Komitmen terhadap stakeholders: 1. Karyawan, mencakup : sistem pengupahan, dana pension, K3, meningkatkan bakat karyawan (pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan) 2. Supplier, mencakup kerjasama yang memenuhi standard dan peraturan yang berlaku serta harga bersaing 3. Konsumen, mencakup: kualitas baik, harga yang layak bersaing dan delivering time 4. Media, mencakup: melakukan koordinasi dan gathering dalam informasi yang seimbang 5. Dunia Pendidikan, mencakup kerjasama penelitian magang, pihak independen 6. Masyarakat Binaan, mencakup: meningkatkan program untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis dengan lingkungan sekitar IMPLEMENTASI 1. Karyawan, Mancakup: Dilakukan Berbagai Program Pelatihan Dan Pengembangan SHE (Safety, Health, And Environmental) Dalam Rangka Peningkatan Sumber Daya Manusia Serta Karyawan Dinilai Berdasarkan Pencapaian Prestasi Kerja Jika Dahulu Berdasarkan Loyalitas Terhadap Perushaan. 2. Supplier dan Konsumen, mencakup: membangun kepercayaan dan kerjasama melalui penetapan kualitas dan harga yang saling menguntungkan. 3. Media, mencakup: melakukan kerjasama dengan beberapa media cetak dan elektronik untuk meliputi berbagai kegiatan CSR perusahaan. 4. Dunia Pendidikan, mencakup: melakukan berbagai kerjasama penelitian (contoh: program Jatropha), kerjasama PKL/magang dan sebagai pihak independen (melakukan pmetaan sosial dan evaluasi) 5. Masyarakat Binaan, mancakup implementasi Program Lima Pilar dan Sustainable Developmenet Project (SDP). Program Lima Pilar mencakup kegiatan pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosbudag (sosial, budaya dan olahraga) dan keamanan yang dilakukan setiap tahunya di 12 desa binaan dan cenderung bersifat filantropis. Sedangkan Sustainable Developmenet Project (SDP) merupakan proyek jangka panjang yang in-line dengan core bisnis perusahaan seperti Jatropha, Pengelolaan Sampah (Waste to Energy), Peternakan dan UMKM.

9 57 Tabel 7. Konsistensi Kebijakan dan Implementasi CSR PT Indocement pada Aspek Ekonomi (Profit) ASPEK TRIPLE BOTTOM LINES EKONOMI (PROFIT) KEBIJAKAN Visi: Membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunias, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi sehingga tercipta hubungan yang harmonis Misi: Menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan pembangunan bisnis perusahaan secara berkelanjutan Komitmen lainnya: Besar anggaran didasarkan pada analisa kebutuhan masyarakat dan prioritas kebutuhan tersebut, tidak diukur dari berapa besar manfaat yang diberikan dan dirasakan masyarakat IMPLEMENTASI a. Keuntungan Perusahaan pada tahun 2007 sekitar satu triliun rupiah, dengan total pajak kepada pemerintah sekitar 435 milyar rupiah b. Alokasi dana CSR bagi CD dan SDP sekitar 4 milyar pertahun (4.3 milyar tahun 2006 dan 3.6 milyar tahun 2007) terbagi atas: Pendanaan kegiatan fisik CSR yang telah dianggarkan secara rutin sebagai biaya investasi (Opex). Pendanaan guna membiayai aktivitas yang dianggarkan dalam biaya penyelenggaraan (FOH).

10 58 Berdasarkan tiga tabel diatas (tabel 5, 6 dan 7) memperlihatkan jika PT Indocement telah menetapkan komitmen dan kebijakan CSR secara tertulis lalu diimplementasikan ke dalam berbagai kegiatan dan program. Secara tertulis, kebijakan CSR PT Indocement telah mempertimbangkan prinsip triple bottom lines yaitu turut memperhatikan keberlanjutan pembangunan dalam aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Namun, dalam wujud implementasi CSR belum memberikan perhatian yang maksimal terhadap aspek sosial (planet) dan aspek ekonomi (profit). Tidak ada secara rinci bagaimana bentuk CSR kepada stakeholders eksternal seperti konsumen, pemasok, NGO dan lain-lain serta transparansi terkait dana kepada stakeholders eksternal (masyarakat). Selain itu, masyarakat di 12 desa binaan sendiri merasakan bahwa implementasi program yang telah dilaksanakan belum tepat sasaran. Hal ini mungkin karena PT Indocement belum menetapkan skala prioritas melalui penetapan wilayah Ring 1, 2 dan 3 yang disusun berdasarkan kontribusi dampak negatif yang diterima masyarakat. 5.5 Program CSR PT Indocement di Unit Operasi Citeureup Dalam kaitannya dengan program CSR, PT Indocement memiliki Renstra CSR Renstra CSR PT Indocement diterjemahkan dari visi, misi dan tujuan perusahaan, serta dari visi, misi dan tujuan CSR PT Indocement dengan mempertimbangkan masalah dan kebutuhan stakeholders (Gambar 6). Dalam konteks Bina Lingkungan, program prioritas CSR PT Indocement dikemas dalam Program Lima Pilar Pengembangan Masyarakat, dan Proyek Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Project (SDP). PT Indocement yang beroperasi di Citeureup, memiliki sembilan pabrik yang termasuk ke dalam tiga Kecamatan yang berbeda yaitu Kecamanatan Citeureup, Kecamantan Cileungsi dan Kecamatan Klapanunggal. Dari masingmasing kecamatan tersebut ditentukan desa binaan yang menjadi skala priortias program CSR PT Indocement, yaitu tujuh desa di Kecamatan Citeureup, empat desa di Kecamatan Klapanunggal dan satu desa di Kecamatan Cileungsi sehingga jumlah keseluruhan desa binaan adalah 12 desa. Keduabelas desa binaan tersebut adalah desa Gunung Putri, Citeureup, Puspanegara, Lulut, Leuwi Karet, Nambo,

11 59 Bantarjati, Tarikolot, Gunung Sari, Pasir Mukti, Tajur dan Hambalang. Dasar pertimbangan dalam menentukkan desa binaan adalah desa yang berada disekitar operasi perusahaan (terdekat) serta kemungkinan dampak negatif yang dapat diterima masyarakat desa. Adalah wajar bahkan suatu keharusan menurut Crane, A et al. (2008) bahwa program CSR diprioritaskan kepada masyarakat terdekat dengan perusahaan dan yang mungkin paling rawan berisko. VISI, MISI & TUJUAN PERUSAHAAN TRIPLE BOTTOM LINES RENSTRA CSR 5 TAHUN PROGRAM LIMA PILAR 1. Pendidikan 2. Ekonomi 3. Kesehatan 4. Sosbudag & Olahraga 5. Keamanan PROYEK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 1. Jatropha 2. Waste Energi 3. Peternakan 4. Local Purchase 5. Local Employee 6. UMKM TUJUAN TAHUNAN 2006: Pemetaan sosial dan data dasar 2007: Jatropha, Waste Energi, Local Purchase, Local Employee 2008: Peternakan, UMKM, Komposter, Kampanye AIDS, Edukasi Habit Guru 2009: Lingkungan Masyarakat, Penghijauan Lahan Kosong Pabrik 2010: Lingkungan Masyarakat, Penghijauan Lahan Kosong 3 Kecamatan Gambar 6. Proses Perumusan Program CSR PT Indocement Penentuan program CSR untuk 12 desa binaan terlebih dahulu dilakukan pemetaan sosial oleh pihak perusahaan untuk mendapatkan gambaran atau data yang jelas dan akurat mengenai situasi/kondisi yang ada di masyarakat binaan sehingga bisa menentukan prioritas program yang akan dilaksanakan agar

12 60 program lebih tepat sasaran dan tepat guna sesuai dengan kebutuhan masyarakat binaan. Pemetaan sosial ini dilakukan oleh pihak ketiga (independen) yaitu IPB yang menghasilkan data mengenai: 1) basis data sosiodemografi terkait kependudukan, pendidikan, dan kesehatan, 2) kebutuhan bantuan pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, agama dan lain-lain, 3) potensi desa bidang usaha mikro dan menengah, 4) perilaku masyarakat binaan yang lebih memilih bekerja di perusahaan daripada berusaha mandiri, 5) tingkat persepsi komunitas atas kegiatan CSR perusahaan. Selain dilakukan pemetaan sosial dan survei oleh pihak perusahaan, dilakukan juga dengan mengevaluasi kegiatan CSR tahun lalu, melakukan pertemuan Bilikom (Bina Lingkungan dan Komunikasi) di 12 Desa Binaan untuk mengetahui kebutuhan masyarakat binaan, serta mengacu pada Rencana Pembangunan Desa (Renbangdes) yang merupakan hasil musyawarah rencana pembangunan di tiap desa. Setelah itu, perusahaan menganalisis kebutuhan masyarakat desa binaan dan menetapkan rencana program sesuai dengan skala prioritas (Gambar 7). Kebutuhan Masyarakat BILIKOM Kebijakan CSR PT Indocement Analisis Kebutuhan Renbangdes Rencana Program Kerangka Pemikiran Rencana Tahunan Program CSR Monitoring & Evaluasi Realisasi Program Gambar.7 Tahapan Pelaksanaan Program CSR PT Indocement (Indocement 2008)

13 61 Proses perencanaan program pengembangan masyarakat dalam kerangka CSR yang dilakukan PT Indocement tersebut sejalan dengan prinsip pemberdayaan masyarakat yang diungkap Elyas dkk (2005), yaitu bermula dari komitmen perusahaan, melibatkan partisipasi masyarakat dan stakeholders, berbasis masalah dan kebutuhan masyarakat sasaran, dan dimuali dari dari bawah. Berdasarkan Renstra CSR PT Indocement (PT Indocement, 2009), bidang program dan skala prioritas CSR PT Indocement adalah Program Lima Pilar Pengembangan Masyarakat (Community Developmen), dan Proyek Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Project (SDP). Program Lima Pilar di unit operasi Citeureup dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan di 12 Desa Binaan yang meliputi: 1. Pilar Pendidikan Diprioritaskan untuk mendukung program pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat serta meningkatkan indeks pembangunan manusia di 12 Desa Binaan. Berbagai program yang telah diimplementasikan meliputi pembangunan dan renovasi gedung-gedung sekolah (SD, SMP, dan SMA), beasiswa, latihan-latihan keterampilan melalui Sekolah Magang Indocement (SMI), perpustakaan, dan fasilitas serta perlengkapan lainnya berupa buku-buku, bangku, dan meja.. 2. Pilar Ekonomi Diprioritaskan mengupayakan pemberdayaan UKM yang merupakan landasan perekonomian nasional, khususnya dalam peningkatan ekonomi masyarakat sekaligus menciptakan lapangan usaha dan lapangan kerja bagi komunitas sekitar. Usaha-usaha pemberdayaan itu mencakup serangkaian pelatihan, bimbingan dan arahan tentang bagaimana mengembangkan bisnis mereka itu serta bantuan modal usaha. Kegiatan pemberdayaan ekonomi ini, telah menciptakan kegiatan ekonomi unggulan di bidangnya masing-masing, seperti peternakan ayam, konveksi, pembuatan kue, dan bengkel sepeda motor.

14 62 3. Pilar Kesehatan Diprioritaskan untuk mendukung masyarakat dalam pelayanan kesehatan, khususnya bagi wilayah desa yang masih sulit terjangkau oleh pelayanan kesehatan di tingkat Kecamatan (Puskesmas). Bekerjasama dengan Puskesmas milik pemerintah, PT Indocement mengelola Puskesmas Keliling (PUSLING) guna mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat di 12 Desa Binaan. PT Indocement juga membangun fasilitas-fasilitas kesehatan, operasi katarak, sunatan massal, proyek air bersih,dan proyek lainnya yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. 4. Pilar Sosbudag (Sosial, Budaya, Agama) dan Olahraga Diprioritaskan membantu kesejahteraan masyarakat yang menyangkut pembangunan atau rehabilitasi sarana prasarana lingkungan, pembangunan fasilitas ibadah, kesenian, olahraga dan lain-lain. PT Indocement juga memberikan pembinaan kepada generasi muda melalui pemberian sarana untuk kegiatan olah raga (pembinaan sepak bola Indocement), memelihara budaya lokal, seperti tarian Degung, Reog dan kesenian lokal lainnya. 5. Pilar Keamanan Diprioritaskan untuk turut menciptakan kondisi aman di tengah masyarakat melalui pemberdayaan Pam Swakarsa, yang pada akhirnya menciptakan lingkungan perusahaan yang aman. Hal itu dilaksanakan dengan memberikan pelatihan-pelatihan keamanan kepada masyarakat atau petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di 12 Desa Binaan serta menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung dan peralatan, seperti pos keamanan lingkungan dan seragam petugas keamanan lokal. Berbeda dengan Program Lima Pilar Pengembangan Masyarkat, yang secara lansung merespon kebutuhan dan harapan masyarakat; Proyek Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development Project (SDP) merupakan program rintisan dengan fokus merespon kebutuhan perusahaan sekaligus juga terkait dengan kebutuhan masyarakat. Proyek SDP meliputi:

15 63 1. Jatropha (Jarak Pagar) PT Indocement menjalin kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) di areal bekas penambangan di Citeureup seluas 71,2 Ha dengan melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Proyek ini telah memadukan usaha konservasi lingkungan dengan program pembangunan masyarakat. Perkebunan tersebut telah merehabilitasi sebagian dari areal bekas penambangan PT Indocement. Hasil panenannya diharapkan mengurangi biaya bahan bakar, karena biji-biji jarak itu dipakai sebagai bahan bakar alternatif dalam proses pembakaran pabrik (biofuel). 2. Waste Energy Menjalin kerjasama dengan pemerintah setempat, dimana telah dibangun fasilitas pengolah sampah di Kelurahan Puspanegara yang merupakan salah satu dari 12 Desa Binaan PT Indocement. Dalam rangka proyek tersebut, masyarakat diajak berpartisipasi untuk mengumpulkan sampahsampah rumahtanga untuk diolah di satu fasilitas pengolahan sampah (TPA) berskala kecil. Di TPA ini sampah-sampah tersebut disortir menjadi dua macam, yakni sampah organik dan sampah non-organik. Sampah organik akan diproses lebih lanjut menjadi kompos dan biomas. Hasil kompos itu akan dipakai sebagai pupuk di perkebunan jarak pagar sedangkan biomas digunakan sebagai bahan bakar alternatif dalam proses pembakaran pabrik. 3. Peternakan Bekerjasama dengan pihak Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan ternak sapi dan domba. Ternak sapi untuk percontohan biogas, dan ternak domba untuk kegiatan ekonomi (budidaya domba dan kompos). Teknis pelaksanaan dilakukan masyarakat yang dibina dan dilatih menjadi peternak yang tangguh oleh Tim IPB. Setelah peserta menguasai dengan baik, peternak dapat mengembangkan sendiri peternakan ditempatnya sendiri dengan membawa ternak sesuai pengembangannya.yaitu untuk tujuan ekonomi dan tujuan lingkungan. Pemanfaatan kotoran ternak atau sapi menjadi biogas rumahtanga untuk menghemat pembelian dan penggunaan energi fosil. Penjualan domba

16 64 atau sapi hasil budidaya akan berdampak pada ekonomi rumahtangga; dan pemanfaatan kompos untuk peningkaatn ekonomi rumahtangga dan penghijaun lingkungan. 4. Pembelian dan Tenaga Kerja Lokal serta Pengembangan UMKM Selain proyek jatropha, waste energy dan peternakan sapi/domba, juga dikembangkan kegiatan-kegiatan lain dalam proyek SDP, seperti pembelian barang dan jasa dari karya atau produksi masyarakat lokal (local purchase), dan rekrutmen pekerja dari masyarakat lokal (local employee). Juga bersama masyarakat dikembangkan berbagai usaha mikro kecil mengengah (UMKM) seperti usaha konveksi (sekaligus untuk pembelian seragam karyawan), usaha pembuatan palet kayu termasuk sebagai suplier palet yang dibutuhkan PT Indocement, ternak ayam dan lain sebagainya, yang bermanfaat bagi ekonomi masyarakat dan juga bagi pemenuhan kebutuhan perusahaan Berbagai program dalam Program Lima Pilar dan Proyek Pembangunan Berkelanjutan merupakan wujud integrasi antar kompoen triple bottom lines (3P) seperti diungkap Elkington, J (1994). Misalnya berbagai program pelatihan dalam Pilar Pendidikan (Aspek Sosial dalam 3P) akan berdampak pada peningkatan peluang usaha dan peluang kerja (Aspek Ekonomi dalam 3P). Berbagai kegiaatan dalam Pilar Ekonomi (Aspek Ekonomi dalam 3P) akan berdampak pada peningaktan derajat kesehatan dan pendidikan keluarga (Aspek Sosial dalam 3P). Demikian pula dalam proyek SDP, proyek Jatropa yang menghijaukan lahan kapur dan sumber energi non-fosil, memerlukan pupuk kompos dari ternak domba dan sapi (Aspek Lingkungan dalam 3P) memberikan peluang pekerjaan dan pendapatan bagi para penduduk lokal di dekat areal jarak (Aspek Ekonomi dalam 3P). Proyek pengelolaan sampah dalam waste energy, selain bermanfaat dalam pengelolaan lingkungan kebersihan lingkungan penduduk dan pasar, juga bermanfaat bagi peningkatan ekonomi penduduk dan penghematan energi fosil oleh perusahaan.

17 Ikhtisar Secara ringkas bab ini mengungkap cara PT Indocement memandang CSR tidak hanya sebagai upaya memenuhi kewajiban terhadap hukum yang memaksanya, namun karena ada komitmen yang tulus untuk berbuat lebih (beyond complinace), khususnya memaksimalkan manfaat positif kepada stakeholders. Secara tertulis, PT Indocement telah merumuskan dan menetapkan kebijakan CSR berdasarkan visi, misi dan tujuan perusahaan yang mencakup kebijakan keberlanjutan lingkungan, keberlanjutan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan ekonomi yang sejalan dengan prinsip triple bottom lines. PT Indocement juga dalam implementasi CSR telah berusaha mentaati berbagai peraturan perundangan yang berlaku, seperti berupaya menghemat sumber daya alam, mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja serta mengendalikan dan mengurangi dampak lingkungan secara terus menerus, bahkan berbuat lebih baik sebagai wujud komitmen CSR PT Indocement (merupakan bentuk dari legal responsibilities). Selain itu, kebijakan CSR PT Indocement diimplementasikan dalam Program Lima Pilar Pengembangan Masyarakat, dan Proyek Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Project-SDP). Namun implementasi program CSR belum terasa maksimal, khususnya pada aspek sosial (people) dan ekonomi (profit), khususnya yang berkaitan dengan masyarakat di 12 desa binaan PT Indocement. Masyarakat merasakan bahwa program yang diimplementasikan belum tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini karena PT Indocement mengimplementasikan program lima pilar di 12 desa binaan adalah sama padahal kebutuhan, sumberdaya manusia, dan kontribusi dampak yang diterima setiap desa berbeda. Selain itu, belum ditetapkannya skala prioritas melalui penetapan wilayah desa yang terletak di Ring 1, 2 dan 3 dari operasi perusahaan sehingga desa yang paling banyak berisiko terkena dampak negatif adalah desa yang harus diprioritaskan. Kemudian masih belum adanya transparansi terkait dana CSR kepada masyarakat untuk 12 desa binaan. Jika dilihat dari dana CSR pada tahun 2006 dan 2007 maka terjadi penurunan yaitu 4,3 miliyar menjadi 3,6 miliyar.

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF 40 BAB V STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF Perencanaan strategi dalam hubungan masyarakat melibatkan pengambilan keputusan tentang tujuan dan sasaran program,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM Analisis mengenai tingkat partisipasi peserta dalam implementasi program pelatihan montir sepeda motor dan pelatihan membatik limbah kertas semen akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai program corporate social responsibility (CSR) yang ada di PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Program tersebut dibagi menjadi

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P 4108100055 IKHTISAR Menjadikan galangan kapal menjadi industri yang mampu menerapkan konsep industri hijau.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY STRATEGI DAN KEBIJAKAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY STRATEGI DAN KEBIJAKAN Tanggung jawab perusahaan tersebut dituangkan dalam bentuk kepedulian Bank Riau Kepri dengan menyediakan dana bagi kepentingan pembangunan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL 5.1 Cara Pandang PT. Astra Internasional Tbk terhadap CSR Tanggung jawab sosial bagi PT. Astra Internasional Tbk. merupakan sebuah proses berkelanjutan dan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN 36 BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 4.1.1 Sejarah PT Indocement 9 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian penting dari strategi bisnis berkelanjutan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan LAMPIRAN 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan 25 26 27 28 PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Peningkatan Kesadaran Hukum Pelaku Usaha Kecil

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan), yang dalam Pedoman ini disebut BADAN, adalah badan hukum publik yang dibentuk dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO 4.1. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit Citeureup 4.1.1. Sejarah Perusahaan dan Peristiwa Penting 9 PT. Indocement adalah salah satu produsen semen

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Program

Laporan Evaluasi Program PERTAMINA Laporan Evaluasi Program dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Program Community Development PT. PERTAMINA (PERSERO) Terminal BBM Boyolali 2017 EXECUTIVE SUMMARY Corporate Social Responsibility

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Menurut RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025, berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, maka RPJM ke-2 (2011-2016) ditujukan

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persoalan lingkungan sudah menjadi persoalan yang menarik dan menjadi isu sentral bagi negara-negara di dunia. Semenjak tahun 1980-1990, wacana CSR

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR DAN TARGET KINERJA SERTA PENDANAAN INDIKATIF. A. Program dan Kegiatan BPLH Kota Bandung Tahun B

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR DAN TARGET KINERJA SERTA PENDANAAN INDIKATIF. A. Program dan Kegiatan BPLH Kota Bandung Tahun B Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung Tahun 03-08 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR DAN TARGET KINERJA SERTA PENDANAAN INDIKATIF A. BPLH Kota Bandung Tahun 04-08 B

Lebih terperinci

A. Program dan Kegiatan BPLH Kota Bandung Tahun B

A. Program dan Kegiatan BPLH Kota Bandung Tahun B Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung Tahun 03-08 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR DAN TARGET KINERJA SERTA PENDANAAN INDIKATIF A. BPLH Kota Bandung Tahun 04-08 B

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah pemilik, pengembang dan pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan 6 PT Indocement Tunggal Prakarsa didirikan pada tahun 1985 melalui penggabungan usaha enam perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN STAKEHOLDERS

A. PENGERTIAN STAKEHOLDERS A. PENGERTIAN STAKEHOLDERS Stakeholder dapat diartikan sebagai segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat. Misalnya bilamana isu perikanan, maka stakeholder dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2009

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2009 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT TINGKAT KOTA BOGOR TAHUN 2009 WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (2010) Rp (juta) target. target

Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (2010) Rp (juta) target. target Tabel 5.1 Rencana, Kegiatan, Kinerja, Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan SKPD Badan Hidup Kabupaten Pelalawan (Satuan Dalam Juta Rupiah) 1.1. Meningkatkan 1.1.1. kinerja Membaiknya pelayanan kinerja

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu dalam dasawarsa terakhir ini, konsep mengenai programprogram Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan

Lebih terperinci

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 13 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

II. ISI LAPORAN KEBERLANJUTAN Uraian isi Laporan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada romawi I angka 2 memuat rincian sebagai berikut: A. La

II. ISI LAPORAN KEBERLANJUTAN Uraian isi Laporan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada romawi I angka 2 memuat rincian sebagai berikut: A. La - 20 - LAMPIRAN II PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM 1. Laporan Keberlanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat perusahaan mulai berkembang, kesadaran dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan operasional perusahaan perlu ditingkatkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya tujuan utama yang ingin dicapai oleh semua perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya. Karena keberlangsungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. bahwa Pertamina Rewulu melakukan CSR karena kebijakan mandatori Pertamina

BAB VI KESIMPULAN. bahwa Pertamina Rewulu melakukan CSR karena kebijakan mandatori Pertamina BAB VI KESIMPULAN Berdasarkan metode analisis triangulasi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pertamina Rewulu melakukan CSR karena kebijakan mandatori Pertamina Pusat melalui melalui Undang-Undang No.

Lebih terperinci

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018?

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018? PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei 2018 1. Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018? Target produksi Perseroan untuk tahun 2018 adalah 219.000

Lebih terperinci

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORAN. tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORAN. tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORAN II.1 Pengertian Lingkungan Definisi lingkungan menurut Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tanggung jawab bukan hanya kepada pemegang saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga kepada lingkungan dan

Lebih terperinci

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lamandau Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Lamandau telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opini publik merupakan sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama yang berhubungan dengan arah opini, pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasional,

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN 5.. Rencana Program dan Kegiatan Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi

Lebih terperinci

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH `BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Urusan Bidang Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDAL) Aceh. 2. Realisasi Pelaksanaan

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa sebagai salah

Lebih terperinci

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAGIAN I. PENDAHULUAN BAGIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Kegiatan di sektor ketenagalistrikan sangat berkaitan dengan masyarakat lokal dan Pemerintah Daerah. Selama ini keberadaan industri ketenagalistrikan telah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Isu tanggung jawab sosial perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR), sudah lama muncul di berbagai negara, terlihat dari praktik-praktik penerapan

Lebih terperinci

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF i IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Kediri Tahun 2012 ini disusun dengan menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan di Kabupaten Murung Raya pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya kegiatan usaha dari perusahaan di suatu negara akan melibatkan pihak-pihak atau lingkungan sekitarnya sebagai penunjang bergeraknya kegiatan bisnis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Tanggung Jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

BAB I PENDAHULUAN. saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, sektor bisnis di Indonesia mulai berkembang. Tentu saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian keuntungan semata.

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Tupoksi Badan Lingkungan Hidup Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor: 11 tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya alam baik hayati maupun non-hayati sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup manusia. Alam memang disediakan untuk memenuhi kebutuhan manusia di bumi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan harmonisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarkat luas, sehingga suatu perusahaan tidak

Lebih terperinci

UPT BUPATI PEKALONGAN,

UPT BUPATI PEKALONGAN, DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN UMUM PENDIDIKAN DASAR PENDIDIKAN MENENGAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 2.1. VISI MISI Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 01 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Menimbang BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG 1 Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisis 3 Dimensi Sustainable yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisis 3 Dimensi Sustainable yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisis 3 Dimensi Sustainable yang telah dilakukan pada PT. Pamapersada Nusantara. Kesimpulan hasil analisis yang akan dikemukakan terdiri

Lebih terperinci

Gambar 4. Produk Semen PT Indocement

Gambar 4. Produk Semen PT Indocement 29 BAB IV PROFIL DAN IMPLEMENTASI CSR PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, Tbk 4.1 Sejarah dan Prestasi PT Indocement PT Indocement Tunggal Praksa, Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) STRUKTUR ORGANISASI Unsur organisasi Ba terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu unsur Pimpinan (Kepala Ba), Pembantu Pimpinan (Sekretaris Sub Bagian)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan masyarakat merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha (swasta dan koperasi), serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini mencakup pemerintah

Lebih terperinci

Baharuddin Nurkin, Ph.D Lahir : 24 Febr. 1946, Bantaeng Pendidikan formal: M.Sc (Washington State Univ. USA, 1983); Ph.D (University of Idaho, USA, 19

Baharuddin Nurkin, Ph.D Lahir : 24 Febr. 1946, Bantaeng Pendidikan formal: M.Sc (Washington State Univ. USA, 1983); Ph.D (University of Idaho, USA, 19 PENGERTIAN, PROSES & MANFAAT AMDAL Oleh : Baharuddin Nurkin -Dawn- Baharuddin Nurkin, Ph.D Lahir : 24 Febr. 1946, Bantaeng Pendidikan formal: M.Sc (Washington State Univ. USA, 1983); Ph.D (University of

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN No. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN 1 Kepala Dinas 2 Sekretaris Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan program/kegiatan di bidang sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis dan masyarakat saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lain. Bisnis merupakan bagian dari masyarakat dan masyarakat terlibat dalam keputusan bisnis (Lawrence dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 2 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan, peluang yang ada di Kota Jambi, dan mempertimbangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci