BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terjemahan merupakan salah satu aspek yang penting pada era globalisasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terjemahan merupakan salah satu aspek yang penting pada era globalisasi"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terjemahan Terjemahan merupakan salah satu aspek yang penting pada era globalisasi seperti saat ini. Hal ini timbul karena banyaknya informasi asing yang masuk ke dalam negara kita yang berasal dari berbagai negara maju di dunia, sehingga terjemahan diperlukan untuk memudahkan seseorang dalam mengetahui dan memahami infromasi yang masuk dari satu bahasa (BSu) ke dalam bahasa lainnya (BSa). Menurut Bell (1991:6) bahwa terjemahan adalah penggantian sebuah representasi teks yang sama dalam bahasa kedua. Kedua teks tersebut memiliki bahasa yang berbeda namun dalam bentuk yang sama. Ditambahkan pula oleh Bell (1991:6) yang menyatakan bahwa terjemahan merupakan pergantian representasi teks yang sama ke dalam teks bahasa kedua khususnya yang berkaitan dengan kesamaan konteks, semantik, tata bahasa, leksis, dan sebagainya. Larson (1984:3) menyebutkan bahwa terjemahan merupakan pemindahan makna bahasa pertama ke dalam bentuk bahasa kedua dengan memperhatikan struktur semantiknya. Para pakar tersebut telah menyetujui bahwa dua bahasa yang dimaksud adalah bahasa sumber (BSu) sebagai bahasa sumber dari teks dan bahasa sasaran (BSa) sebagai bahasa sasaran dari teks terjemahan. Larson (1998:17) membagi terjemahan menjadi dua tipe utama yakni terjemahan berdasarkan bentuk (form-based transalation) yang lebih dikenal dengan terjemahan literal, yaitu terjemahan yang berdasarkan bentuk dan

2 mengikuti teks bahasa sumber (BSu), dan terjemahan idiomatik (Meaning based transalation) yaitu suatu terjemahan yang berdasarkan makna yang cenderung mengkomunikasikan makna teks bahasa sumber dalam bahasa sasaran secara alami dan sering disebut sebagai terjemahan berdasarkan makna. Catford (1965:20-21) juga mengatakan bahwa penerjemahan sebagai penempatan teks bahasa sumber dengan teks yang ekuivalen dalam bahasa sasaran, The replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL) and the term equivalent is a clearly a key term. Meskipun pada hakikatnya sangat jarang terdapat kesepadanan suatu kata dalam bahasa sumber yang memiliki arti sama dengan bahasa sasaran, namun keduanya dapat difungsikan dengan saling dipertukarkan (interchangeable). Menurut Nababan (2010) terjemahan adalah transfer makna dari bahasa sumber (source language) ke bahasa sasaran (target language), dengan keakuratan pesan, keterbacaan, dan keberterimaan produk. Dari sudut pandang yang berbeda, Ernst dan Gutt dalam Hickey (1998: 52) menjelaskan bahwa penerjemahan sebagai suatu upaya yang dimaksudkan untuk pernyataan ulang (restate) apa yang telah dinyatakan atau dituliskan oleh seseorang dalam suatu bahasa ke dalam bahasa lainnya, The translation is intended to restate in one language what someone else said or wrote in another language. Berdasarkan definisi di atas mengenai pengertian terjemahan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang menyangkut keterikatan antara dua bahasa atau lebih (multy-language) yang kemudian ditransfer maknanya dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa), dengan

3 keakuratan pesan, keterbacaan, dan keberterimaan yang akan menghasilkan suatu produk terjemahan yang baik. Sebagaimana yang telah dikemukakan Halliday dalam Steiner (2001:17) bahwa terjemahan yang baik adalah suatu teks yang merupakan terjemahan ekuivalen terkait dengan fitur-fitur linguistik yang bernilai dalam konteks penerjemahan, A good translation is a text which is a translation (i.e.is equivalent) in respect of those linguistic features which are most valued in the given translation. 2.2 Frasa Frasa merupakan salah satu konstituen yang dapat dianalisis berdasarkan kelas katanya. Frasa tidak menyerupai sebuah kalimat walau dalam bentuk aslinya sebuah frasa berperan sebagai konstituen dalam pembentukan kalimat. Pada tata bahasa, sebuah frasa terdiri atas kata tunggal ataupun lebih dari satu kata. Hal ini diperkuat oleh pendapat Etson dan Pickett (1987:81) yang menyatakan bahwa, frasa adalah sebuah unit yang secara potensial terbentuk dari dua kata atau lebih, tetapi tidak memiliki ciri proposisi sebuah kalimat. Sehingga bisa saja sebuah frasa dapat terdiri atas satu kata saja. Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non-predikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Kridalaksana (1993:59) menegaskan bahwa frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan ini dapat ditulis rapat, ataupun renggang. Ditambahkan pula oleh Radford (1981:86), mengatakan bahwa frasa adalah perangkat elemen yang membentuk sebuah konstituen tanpa dibatasi oleh jumlah elemen.

4 Sama halnya dengan yang dikatakan oleh Chaer (2007:222) bahwa frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat. Menurut Chaer (2007: ) frasa terbagi menjadi: 1) Frasa eksosentrik Frasa eksosentrik adalah frasa yang komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhan. Contoh frasa eksosentrik adalah : Dia berdagang di pasar Secara keseluruhan atau secara utuh frasa ini dapat mengisi fungsi keterangan, tetapi baik komponen di maupun pasar tidak dapat menduduki fungsi keterangan dalam kalimat di atas. Frasa eksosentrik terbagi menjadi dua yakni direktif dan non-direktif. Frasa eksosentrik yang direktif komponen pertamanya berupa preposisi dan komponen keduanya berupa nomina. Sedangkan frasa eksosentris non-direktif adalah komponen pertamanya berupa artikulus. 2) Frasa endosentrik Frasa endosentrik adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya, artinya salah satu komponen dapat kedudukan keseluruhannya. Misalnya: a. Harga buku itu mahal sekali b. Frasa mahal sekali dalam kalimat di atas dapat digantikan oleh komponen pertamanya yaitu mahal, sehingga menjadi kalimat: c. Harga buku itu mahal

5 3) Frasa Koordinatif Frasa koordinatif adalah frasa yang komponen pembentuknya terdiri atas dua komponen atau lebih yang sama dan sederajat, dan secara potensial dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, baik yang tunggal seperti dan, atau, tetapi, maupun konjungsi terbagi seperti baik baik, makin. Makin, dan baik. maupun. Frasa koordinatif ini mempunyai kategori sesuai dengan kategori komponen pembentuknya, contoh : sehat dan kuat, buruh dan majikan, makin terang makin baik, dan dari, oleh, dan untuk rakyat. 4) Frasa Apositif Frasa apositif adalah frasa koordinatif yang kedua komponennya saling merujuk sesamanya; dan oleh karena itu, urutan komponennya dapat dipertukarkan. Contoh frasa apositif terdapat pada kalimat berikut: a. Sukarno, presiden pertama RI, telah tiada b. Dika menulis surat kepada Nita, kakaknya c. Alat komunikasi internasional, bahasa Inggris, banyak dipelajari orang. Ditambahkan pula oleh Supriyadi (2014:8) bahwa frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satukata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi tertentu.dalam bahasa perilaku suatu frasa memiliki bentuk yang berbeda-beda. Dalam kajian ilmu kebahasaan dan segi persamaan distribusi dengan golongan suatu frasa digolongkan menjadi lima golongan yakni frasa nomina (FN), frasa adjektiva (FA), frasa adverb (Fad), frasa verba (FV), frasa preposisi (FP). a) Frasa Nomina Frasa nomina adalah suatu frasa yang memiliki bentuk nomina atau kata benda. Pada dasarnya frasa nomina memiliki ciri yang sama baik dalam bahasa

6 Inggris maupun bahasa Indonesia. Suatu frasa nomina dapat dilihat dengan jelas pada kalimat. 1) TSu : I think you said she was a widow, Sir? (p.59) TSa : Kalau tidak salah, Anda tadi mengatakan bahwa beliau adalah seorang janda, Sir? (P.105) 2) TSu : She is a most charming young lady indeed. (P.59) TSa : Dia gadis yang sangat menawan. ( P.106) Frasa seorang janda yang terdapat pada TSa pada contoh (1) memiliki inti yang berupa nomina, yaitu janda. Kata janda termasuk nomina, karena itu frasa seorang janda termasuk golongan frasa nomina. Pada contoh (2) dalam TSa frasa nomina terdapat dalam kalimat gadis yang sangat menawan.dalam kalimat ini nomina inti adalah gadis dan kata yang sangat menawan merupakan kalimat penjelas yang menerangkan tentang gadis tersebut. b) Frasa Verba Frasa verba adalah frasa yang mempunyai inti berupa verba. Hal ini dapat dilihat dari jajaran kalimat. 1) TSu :. Always wanting me to play and sing(p.22) TSa : Aku menyiapkan pianonya (P.39) 2) TSu : You saw me dance at Meryton, I belive, Sir (P.23) TSa : Saya yakin Anda pernah melihat saya berdansa di Meryton. (P.41) Frasa verba pada contoh (1) yang terdapat pada TSa menyiapkan pianonya memiliki inti verba terhadap nomina pianonya. Dan pada contoh (2) pada TSa inti verba terlihat dari kata melihat pada kalimat pernah melihat saya, hal ini

7 dikarenakan saya berfungsi sebagai nomina dan pernah merupakan kata keterangan. c) Frasa Numeralia Frasa numeralia adalah frasa yang mempunyai inti berupa numeralia. Contohnya sebagai berikut: 1) TSu : Yes, these four evenings have enabled them. (P.21) TSa : Ya, keempat malam itu telah berhasil meyakinkan mereka (hal. 37) 2) TSu : After a song or two and before she cloud.. (P.23) TSa : Setelah satu atau dua lagu dan sebelumnya dia. (hal. 40) Dari contoh (1) dan (2) diatas, frasa numeralia sangat terlihat jelas pada masing-masing TSa yaitu : keempat malam, satu atau dua lagu. Dari sini dilihat bahwa setelah ada penanda dari numeralia diikuti dengan nomina yang berfungsi sebagai atribut. d) Frasa Keterangan Frasa keterangan adalah frasa yang memiliki fungsi yang sama dengan kata keterangan, yaitu kata yang memiliki fungsi keterangan pada suatu kalimat. Pada bahasa Indonesia jumlah frasa keterangan tidak banyak karena jumlah kata keterangan juga sangat terbatas sangat berbeda jika dibandingkan dengan jumlah frasa keterangan pada bahasa Inggris. Contoh frasa keterangan pada bahasa Indonesia dan bahasa Inggris adalah sebagai berikut: Kemarin pagi, siang, sore, malam, tadi malam, pagi, sore, siang, yesterday, tomorrow, last year, two years ago, next time, next week, etc. e) Frasa Adjektiva

8 Frasa adjektiva adalah frasa yang mempunyai inti berupa adjektiva. Dalam bahasa Inggris contoh frasa adjektiva adalah sebagai berikut : TSu : Their visits to Mrs. Philips were now productive of the most interesting intelligence. (P.26) TSa : Kunjungan-kunjungan mereka ke rumah Mrs. Phipils sekarang diwarnai berbagai kabar menarik (hal. 46) TSu : Mr. Bannet coolly observed(p.26) TSa : Mr Bannet dengan santai menanggapi. (hal. 46) Dari contoh (1) diatas inti dari frasa adjektiva berada pada kata menarik dimana keterangan berbagai dan nomina kabar hanya berfungsi sebagai atribut yang terdapat dalam TSa. Sama halnya dalam contoh (2) frasa adjektiva pada TSa lebih mudah dikenali karena kata santai menjadi inti dari frasa itu sendiri, dan kata dengan dan menanggapi hanya berperan sebagai penguat dari inti tersebut. f) Frasa Preposisi Frasa preposisi adalah frasa yang diawali oleh suatu penanda preposisi dan diikuti oleh kata atau frasa kategori nomina, verba numerial atau keterangan sebagai penanda atau aksisnya. Umumnya dalam bahasa Indonesia sebuah frasa preposisi dapat dijumpai dengan awalan di, dengan, untuk, ke, dari dan lain-lain. Namun dalam bahasa Inggris penanda suatu preposisi antara lain: to, of, in, on, from, after, at, after,during, out of, towards dan sebagainya. Dalam bahasa Inggris frasa preposisi terbagi menjadi beberapa bagian.

9 2.3. Frasa Preposisi Frasa preposisi memiliki perbedaan dengan frasa yang lainnya antara hubungan preposisi dengan konstitusi frasa yang lain. Contohnya; the book on the table (the book merupakan frasa nomina, dan on the table merupakan frasa preposisi yang mengikuti). Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Quirk and Greenbaum, (1985: 657) A prepositional phrase consists of preposition followed by prepositional complement, which is characteristically a noun phrase or whclause or v-ing. Dari banyak frasa preposisi yang ada, hanya ada beberapa frasa preposisi yang mampu berdiri sebagai post-modifier. Suatu penanda utama sebuah frasa disebut dengan form, yang memiliki fungsi sebagai pelengkap. Dengan kata lain, pelengkap preposisi yang berada dalam frasa preposisi dapat dijelaskan sebagai preposisi + frasa preposisi. Foley and Hall (2003: 285) berpendapat bahwa suatu frasa preposisi terdiri atas sebuah preposisi dan kata (kata-kata) yang mengikutinya. Kata-kata yang paling sering mengikuti preposisi ialah kata benda (noun) dan kata ganti (pronoun). Preposisi merupakan kelas kata yang merupakan penghubung dengan kata lainnya dan biasanya digunakan sebelum kata benda dan berfungsi sebagai kata ganti penunjuk untuk klausa lainnya. Hal ini sama seperti yang terdapat pada Encarta Dictionary Tools (2006) preposition is a member of a set of words used in close connection with, and usually before nouns, and pronouns to show their relation to another part of a clause.

10 Pengertian ini diperkuat kembali oleh Quirk and Grenbaun (1985: 673) yang menyebutkan bahwa preposition expresses a relation between two entities and one being that represented by the prepositional compliment. Dalam sebuah jurnal disebutkan pula bahwa : A prepositionshows the relationship between a noun, pronoun, or another word in the sentence. It establishes the relationship between its object and another part of the sentence such as space or time. Menurut Alwi dkk (2003:296) preposisi juga disebut kata depan yang menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya. Bila dikaji dalam segi sintaksis preposisi berada di depan adjektiva, kata keterangan, dan nomina. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Beratha (1988) argued that English prepositions have several different functions. On the other hand, different prepositions have very similar use. Hal ini dikarenakan penggunaan preposisi pada TSu ke dalam TSa memiliki kesulitan untuk dipahami dengan tepat, karena nomina, adjektiva dan verba menggunakan preposisi tertentu. Menurut Beratha (1988) bahwa fungsi preposisi dalam bahasa Indonesia kurang dari fungsi preposisi pada bahasa Inggris. Hal ini timbul karena pada bahasa Inggris adanya penggabungan antara verba dengan preposisi sangat umum terjadi, contohnya; look at, get in, knock on. Warriner (2005) menyebutkan bahwa preposisi adalah kata yang menunjukkan hubungan antara nomina atau kata ganti dan kata yang mengikutinya dalam satu kalimat. Quirk dan Grenbaun (1990:190) menyebutkan bahwa preposisi dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

11 1. Preposisi sederhana. Preposisi sederhana adalah preposisi yang terdiri atas satu preposisi seperti at, on, in, over, by. Dalam bahasa Indonesia preposisi sederhana juga dikenal dengan preposisi tunggal, sama halnya dengan yang dikatakan oleh Alwi (2013: 288) preposisi tuggal adalah preposisi yang terdiri atas satu suku kata. Bentuk preposisi tunggal tersebut dapat berupa kata dasar dan kata berafiks. Menurut Effendi dan Aritnonang (1993: 16-17) preposisi tunggal ini dapat terbentuk menjadi frasa preposisi apabila frasa preposisi tersebut diikuti oleh kelas kata lain yakni: nomina, pronomina, numerial, adjektiva, dan verba. Dalam bahasa Inggris contoh preposisi sederhana antara lain: aboard about above across after against among along around at before behind below beneath beside besides between beyond but by concerning down during except for from in into Like near of off on out over toward past since through till to with under until up upon Contoh preposisi sederhana dalam bahasa Inggris adalah: 1. There is a latter for you 2. Steel is made from iron 3. Berikut daftar preposisi bahasa Indonesia yang termasuk dalam preposisi tunggal.

12 akan dari ke sedari sebab akibat dekat kecuali sejak buat antar dalam lewat seperti antara demi oleh tentang atas dengan pada untuk berkat di sama hingga Contoh penggunaan preposisi sederhana dalam bahasa Indonesia adalah: 1. Rahma pergi dengan orang tuanya. 2. Jakarta menjadi sepi selama libur akhir pekan. 2. Preposisi komplek. Preposisi komplek adalah preposisi yang terdiri atas preposisi sederhana dan preposisi gabungan sehingga membentuk satu kesatuan makna, contohnya antara lain: at the back of, at the end of.close to, along with, in accordance with. Dalam bahasa inggris contoh kalimat yang menggunakan preposisi komplek antara lain: (1) Too see what is in front of one s nose needs constant struggle (2) Her name is Miss May. She owns all the land for miles around, as well as the house in which we live. 3. Preposisi gabungan. Preposisi gabungan adalah preposisi yang terdiri atas satu atau dua morfem yang digunakan sehingga membentuk satu kesatuan makna, seperti : afterward, within, without. Dalam bahasa Inggris contoh preposisi gabungan antara lain: according to, ahead of, along with, apart from, as for, a side from, as to, away from, because of, but for, close to, depending on, due to, except for, further for, near to, next to, up to, up until, up againts. 1. According to Jhon, her boss is a real leader.

13 2. We sat next to each other Menurut Effendi dan Aritonang (1993: 18) menjelaskan bahwa preposisi gabungan dapat juga terbentuk menjadi frasa preposisi apabila preposisi telah diikuti oleh kelas kata lain, yakni: pronomina, nomina, numerial, adjektiva, adverbia dan verba. Ditambahkan pula oleh Alwi (2003: 290) dalam bahasa Indonesia preposisi gabungan terdiri atas (1) dua preposisi yang berdampingan dan (2) dua prpeosisi yang berkolerasi. (1) Preposisi yang berdampingan. Preposisi yang berdampingan merupkan jenis preposisi gabungan pertama yang terdiri atas dua preposisi yang letaknya berurutan,seperti: daripada, kepada, oleh karena, oleh sebab, sampai ke, sampai dengan. Contohnya: 1. Pergantian kabinet kerja sampai ke tahap Menteri 2. Harga bahan pokok bulan ini lebih mahal daripada bulan lalu (2) Preposisi yang berkolerasi. Preposisi yang berkolerasi adalah preposisi gabugan jenis kedua terdiri atas dua unsur yang dipakai berpasangan tetapi dipisah oleh kata atau frasa lain, seperti: antara.dengan, antara dan, dari.hingga, dari.ke, sejak... hingga. Contoh: 1. Ayahnya telah bekerja dari pagi hingga petang 2. Perjalanan yang ia tempuh sungguh berat dari desa ke puncak Gunung Kelud Selanjutnya, perlu juga diketahui fungsi frasa preposisi dalam bahasa Inggris. Menurut Quirk and Grenbaun fungsi frasa preposisi antara lain menjelaskan tentang: Time, Space, Position and direction, Relative position,

14 Passage, Metaphorical extension with spatial prepositions, Cause and purpose, From means and stimulus, dan Accompaniment. 1. Time Menurut Quirk and Greenbaun (1990:196) preposisi yang menjelaskan tentang waktu terbagi menjadi dua, hal ini dikarenakan adanya perbedaan pemakaian penanda preposisi yang terdapat dalam kalimat. a. Time Position Suatu penanda preposisi yang digunakan untuk menyatakan waktu untuk menjawab pertanyaan yang dimulai dengan when?, Quirk dan Greenbaun (1990:196) menjelaskan ada tiga penanda preposisi yang digunakan dalam time position antara lain: in adalah penanda waktu yang digunakan untuk menjelaskan tentang waktu yang cakupannya lebih luas. At adalah penanda waktu yang digunakan untuk menjelaskan waktu yang lebih spesifik, dan on adalah preposisi yang digunakan untuk menggambarkan waktu yang lebih spesifik dari kata in. Preposisi on lebih sering digunakan untuk menyatakan tanggal karena tingkatannya lebih spesifik dibandingkan dengan tahun. Contoh fungsi time position adalah: 1) The film will begin at 7.20 p.m 2) I saw her in June b. Time Duration Preposisi yang digunakan untuk menjawab satuan waktu berapa lama atau how long. Penanda preposisi dalam time duration antara lain: from to. yang digunakan untuk mengukur durasi waktu dari awal hingga akhir, between and yang digunakan untuk jeda waktu yang lebih umum, over digunakan untuk

15 periode yang berhubungan dengan pembagian, dan by, bofere, after, from, since, till, until, up,to digunakan untuk melihat dimulainya durasi suatu pusat waktu. Contoh fungsi time duration adalah: 1) We stayed in a rented cottage for the summer 2) The office will be open from Monday to Friday 2. Space a. Position and direction Quirk and Greenbaun (1990:192) menjelaskan bahwa between the notions of directional movement and static position there is a cause-and-effect relation which is applies equally to (a) the positive prepositions and (b) the negative preposition. Contoh dalam fungsi ini adalah: to, from, at, in, and on.contoh fungsi preposisi position and direction antara lain: 1) Jack ran to the corner and the stood at the corner 2) Bayu moved from Lembang last year and enjoys living away from the city center b. Relative position Digunakan untuk menggambarkan hubungan posisi suatu benda dengan benda lainnya, menyatakan dalam, menghubungkan dua objek, menyatukan posisi yang terletak di antara banyak tempat, dan posisi terjangkaunya suatu benda. Penanda preposisi tersebut antara lain: above, in front of, behind, below, by, with, beside, between, among, dan around.contoh fungsi preposisi relative position antara lain: 1) The police station is opposite my house 2) There were trees around the house

16 c. Passage Digunakan untuk menyatakan kombinasi suatu posisi, gerakan dan tujuan suatu perpindahan tempat. Pada fungsi ini penanda preposisi antara lain: on, in, acroos, through.contoh fungsi passage adalah: 1) I love walking through woods in spring 2) The children were playing around the park 3. Metaphorical extension with spatial prepositions Dalam bukunya Quirk and Greenbaun (1990:196) menjelaskan bahwa with many spatial preposition, metaphor enables similar but abstract relation to be expressed. Dalam contoh penenada preposisi tersebut antara lain: beneath the brances, under the floorboards, downhill, dan lain-lain. Contoh fungsi Metaphorical extension with spatial prepositions adalah: 1) The cow is in calf 2) The office is out of envelopes 4. Cause and purpose Suatu preposisi yang digunakan untuk menyatakan alasan, penyebab, dan akibat, pada fungsi ini penanda preposisi adalah because of, on account of, fro, out of. Preposisi yang digunakan untuk menyatakan alasan, tujuan dan target adalah for, sedangkan untuk menyatakan agen penerima dan penyebab digunakan penanda to dan at.contoh fungsi Cause and purpose adalah: 1) He lost his jobs because of his laziness 2) She was fined for dangerous driving 5. From means and stimulus

17 Gambaran tentang hubungan yang dinyatakan dengan preposisi yang meliputi cara, alat, pelaku (agen), dan hasil. Preposisi ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan how. Preposisi yang digunakan adalah: by, with, at, about, in, of, and to.contoh fungsi From means and stimulus adalah: 1) I go to work by car 2) Please send this to the Jakarta Post by Feedex 6. Accompaniment Preposisi yang digunakan untuk menyatakan ajakan yang digunakan untuk meminta seseorang dalam menemani kita.penanda preposisi yang digunakan adalah with dan without.contoh fungsi Accompanimentadalah: 1) I hope you will come to dinner with your husband 2) For once, Jill went without her husband 2.4. Pergeseran Terjemahan Pengertian Pergeseran Newmark (1988: 85-86) memberi batasan pergeseran dalam hal tata bahasa saja, yang selanjutnya diuraikan dalam tiga tipe, yakni: 1) pergeseran dari bentuk tunggal ke jamak; 2) perubahan yang diakibatkan ketidaktersediaan struktur dalam bahasa sasaran (SL grammatical structure does not exist in the TL); dan 3) pergeseran yang diakibatkan memungkinkannya proses penerjemahan literal secara gramatikal namun tidak selaras dengan penggunaan secara natural dalam bahasa sasaran. Catford (1965:73) menuliskan pergeseran pada terjemahan terdiri atas dua jenis yaitu; (1) Pergeseran Tingkat (level shift), merupakan jenis pergeseran yang terjadi dan muncul di permukaan dalam bentuk item bahasa (BSu) pada level

18 linguistik yang memiliki kesepadanan yang dapat ditemui pada level yang berbeda (tataran grammar berpadanan dengan leksis) dan (2) Pergeseran Bentuk (category shift)ialah istilah umum suatu pergeseran yang meliputi empat kategori, yakni (a) pergeseran struktur (Sturcture Shift) yang meliputi perubahan grammatikal antara struktur teks sumber (TSu) dengan teks sasaran (TSa), (b) pergeseran kelas (class shifts) dimana bahasa sumber dipadankan dengan bahasa target yang memiliki kelas gramatikal yang berbeda seperti misalnya sebuah verba diterjemahkan dengan nomina, (c) pergeseran unit (unit shift) yang menyangkut perubahan rank, dan (d) pergeseran intra-sistem (inter-system shift) yang terjadi bila secara formal bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa) memiliki kondisi terlihat sejajar tetapi secara konstituen memiliki perbedaan (misalnya tata urutan konstituen berbeda antara BSu) dengan padanannya dalam bentuk tunggal (singular) bahasa sumber (BSu) menjadi jamak (plural) dalam bahasa sasaran (BSa) Jenis Pergeseran Menurut Catford (1965:75) jenis pergeseran dalam terjemahan terdiri atas: 1. Pergeseran Tingkat (Level Shift) Catford menyatakan bahwa level shift terjadi ketika suatu ekspresi dalam BSu memiliki padanan dalam BSa pada level yang berbeda. Catford menjelaskan sebelumnya (1965:3) bahwa yang dimaksud dengan level di sini adalah strukturisasi dimensi bahasa berdasarkan pada substansi fonik, substansi grafik, dan substansi situasi.

19 Level shift yang dimaksudkan adalah pergeseran yang terjadi dari tingkatan grammar ke lexis atau sebaliknya. Artinya bahwa suatu tatanan gramatik dalam suatu bahasa (misalnya pembentukan kala prefektif bahasa Inggris dengan pola have + V3), karena perbedaan tata bahasa, akan harus diterjemahkan menjadi tingkat kata (lexis) dalam bahasa lain (misalnya dalam Bahasa Indonesia), dengan menggunakan kata sudah atau telah (Machali, 1998:14). Contoh Tsu: John has stopped smoking. Tsa: John sudah berhenti merokok. Penanda gramatikal perfektif has stopped dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi kata (lexis) sudah dalam bahasa Indonesia. 2. Pergeseran Bentuk (Category Shift) Category shift terjadi ketika terdapat perubahan atau pergeseran terjemahan dari korespondensi formal, dari bentuk yang setara antara bahasa sumber dan bahasa sasaran, seperti contoh yang di atas, dimana terjemahan itu setara sampai pada tingkatan kata atau bahkan morfem. Dalam hal ini tidak perlu ada pergeseran atau shift apapun, karena masing-masing kata dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran memiliki padanan yang berkorespondensi secara formal. Bentuk ini dibedakan menjadi empat jenis: (a) structure shift, (b) class shift, (c) unit shift, dan (d) intra-system shift 1. Pergeseran Struktur (Structure Shift) Pergeseran struktur ini terjadi karena adanya perubahan susunan gramatikal atau urutan kata dalam kalimat. Pergeseran ini bisa terjadi karena tuntutan tata bahasa sehingga bersifat wajib, namun dapat pula bersifat mana-suka, yakni

20 karena selera penerjemah atau karena mengikuti gaya penulisan (style) tertentu. Perhatikan contoh contoh berikut ini: Tsa1: pabrik mainan Tsu1: toy factory Tsa2: stolen jewelry Tsu2: perhiasan yang dicuri 2. Pergeseran kelas (Class Shift) Class shift terjadi jika terdapat pergeseran pada kelas kata (jenis kata) dalam penerjemahan. Kelas-kelas kata ini bisa jadi berbeda-beda antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. Misalnya, dalam bahasa Inggris ada kelas kata adverbia yang biasanya dipadankan dengan frasa dalam bahasa Indonesia.Contoh: Tsu1: mechanical engineering (kata sifat) Tsa1: teknik mesin (kata benda) Tsu2: for the pursuit of happines (kata benda) Tsa2: untuk mengejar kebahagiaan (kata kerja) Tsu3: for good (kata sifat) Tsa3: untuk selamanya (kata keterangan) 3. Pergeseran Unit (Unit Shift) Machali (2000: 20-23), sebagaimana banyak ahli bahasa lainnya, menyatakan bahwa setiap bahasa mempunyai pola atau sistem tata bahasa yang mengandung hierarki lima satuan bahasa, yaitu: (1) morfem; (2) kata; (3) frasa; (4) klausa; dan (5) kalimat. Selanjutnya pada tataran yang lebih tinggi satuan bahasa terbagi menjadi dua yakni (1) paragraf dan (2) teks.

21 Ketika penerjemahan yang dilakukan menjadikan adanya perubahan pada tataran satuan bahasa dari ungkapan Bsu ke BSa, maka terjadilah unit shift atau rank shift. Bila pergeseran itu terjadi dari satuan yang lebih rendah ke satuan yang lebih tinggi (1 ke 2, 1 ke 3, 2 ke 4, dan sebagainya) disebut upward rank shift, sebaliknya bila pergeseran itu terjadi dari satuan yang lebih tinggi ke satuan yang lebih rendah (3 ke 2, 4 ke 3, 3 ke 1, dan sebagainya) disebut downward rank shift. Contoh: Tsu: gravity Tsa: gaya tarik bumi Kata dalam BSu diterjemahkan menjadi frasa dalam BSa. Kata gravity sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, yaitu gravitasi. Berarti, penerjemah melakukan translation shift berupa upward rank shift bukan karena keharusan tata bahasa, tetapi karena pilihan kata yang dikehendakinya sendiri. 4. Pergeseran Intra-Sistem (Intra-system Shift) Catford (1965:80) menggunakan istilah intra-system shifts ini untuk kasuskasus dimana terjadi pergeseran karena disebabkan oleh tata bahasa yang berbeda dari kedua bahasa yang terlibat. Dalam hal ini, kedua BSu dan BSa memiliki sistem yang sepadan secara formal antara satu sama lain, namun penerjemahan yang dilakukan mengharuskan terjadinya pergeseran karena kelaziman ekspresi yang berkorespondensi itu menjadi tidak berterima. Ketidakberterimaan itu disebabkan oleh ketentuan tata bahasa dalam Bsa itu sendiri. Penelitian ini menggunakan klasifikasi Catford untuk menganalisis pergeseran bentuk pada terjemahan dalam novel Pride and Prejudice.

22 2.5 Keakuratan Istilah keakuratan merupakan istilah yang digunakan untuk mengevaluasi suatu terjemahan sebagai acuan apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan atau belum. Menurut Nababan (2012:44) mengatakan konsep kesepadanan mengarah pada kesamaan isi atau pesan antar keduanya, suatu teks dapat disebut sebagai suatu terjemahan jika teks tersebut mempunyai makna atau pesan yang sama dengan teks sumber. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa keakuratan suatu teks terjemahan berhubungan dengan ketepatan pengalihan pesan atau makna asli yang terkandung di dalam teks sumber ke dalam teks sasaran. Keakuratan dapat pula dikatakan sebagai kesesuaian atau kesamaan informasi antara hasil terjemahan dengan teks sumber, atau tidak ada penyimpangan pesan.menurut Machali (2000:110) ketepatan suatu kesepadanan katadapat dilihat dari aspek linguistik, semantik, dan pragmatik.hal ini dikarenakan suatu keakuratan tidak hanya dapat dilihat dari ketepatan pemilihan kata tetapi juga ketepatan gramatikal, kesepadanan makna dan pragmatik. Baker (1992:57) menambahkan: Accuracy is no doubt an important aim in translation, but it is also important to bear in mind that the use of common target-language patterns which are familiar to the target reader plays an important role in keeping the communication channels open. Dalam mengukur tingkat keakuratan suatu teks terjemahan digunakan instrumen tersebut yang menjadi pengukur dalam penilaian.

23 Instrumen Pengukur Tingkat Keakuratan Terjemahan Skala Indikator Kesimpulan 3 Makna terjemahan frasa preposisi yang terdapat pada kalimat dalam bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama Akurat sekali tidak terjadi disortasi makna. 2 Sebagian besar makna frasa preposisi bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau ada Kurang Akurat makna yang dihilangkan, yang menggangu keutuhan pesan. 1 Makna frasa preposisi bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (Deletion). Tidak Akurat Sumber Nababan (2012) dalam Silalahi (2012) dengan modifikasi Suatu terjemahan dapat dikatakan akurat jika terjemahan tersebut tidak mengalami distorsi makna.maksudnya adalah makna frasa, yang ada di bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran.jika suatu terjemahan diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa sasaran tanpa ada penambahan ataupun penghilangan informasi yang tidak sesuai dengan teks sumbernya, maka terjemahan yang dihasilkan adalah terjemahan yang akurat. Jika di dalam suatu terjemahan ditemukan makna frasa pada TSu-nya mengalami distorsi makna (terjemahan ganda) ataupun ada makna yang dihilangkan dan mengangu keutuhan pesan, maka terjemahan tersebut dikatakan terjemahan kurang akurat Sementara itu, suatu terjemahan dikatakan terjemahan tidak akurat adalah jika makna frasa preposisi pada TSu dialihkan secara tidak akurat kedalam Bsa atau dihilangkan sehingga keutuhan pesan yang ada Bsu tidak diterjemahkan ke dalam TSa. Hal tersebut dapat terjadi jika: 1) tidak menemukan pemadanan kata yang tepat, 2) melakukan penghilangan yang tidak perlu, 3) melakukan

24 penambahan yang tidak perlu dan 4) adanya pergeseran yang dapat menyebabkan distorsi makna. 2.6 Novel Salah satu bagian dari sastra adalah novel, novel merupakan jenis bagian sastra yang menggambarkan tentang persoalan kehidupan secara luas. Menurut Quinn (1955:43) novel merupakan narasi prosa rekaan tulis yang menggambarkan suatu dunia yang sebagian atau sepenuhnya tercipta dari para tokoh, satu atau lebih memiliki interioritas, bertindak dalam ruang dan waktu yang dibedakan dengan cermat. Nurgiyantoro (1998:3) menambahkan bahwa sebuah novel mampu membuat pengahayatan dan perenungan secara intens, penuh kesadaran, dan tanggung jawab pengarang terhadap hakikat hidup dan kehidupan. KBBI (2007:788) menegaskan bahwa novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat-sifat setiap pelaku. Novel merupakan karya imajinatif yang mempunyai dunia tersendiri dengan mekanisme dan realitasnya sendiri, ketika membacanya terkadang dirasakan ada jarak antara kenyataan dan realitas yang digambarkan novel tersebut. Novel menawarkan model-model kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh si pengarang sekaligus menunjukkan sosoknya sebagai karya sastra yang estetis, sehingga membaca sebuah novel berarti menikmati sebuah cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasan batin. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa novel bukanlah sesuatu yang sangat jauh dari realitas hidup dan kehidupan yang ada dalam diri manusia.

25 Gambaran dari sebuah novel biasanya diusahakan oleh pengarang agar menjadi seolah-olah gambaran kehidupan nyata. 2.7 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan adalah suatu penelitian yang memiliki hubungan dan digunakan untuk menunjukkan keaslian suatu penelitan tersebut dan untuk menjadi rujukan dari penelitian yang terdahulu. Penelitian yang relevan digunakan untuk melihat persaman dan perbedaan antara penelitian yang sedang dilakukan dengan penelitian terdahulu terkait dengan terjemahan frasa preposisi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu melihat jenis-jenis pergeseran bentuk yang terjadi pada terjemahan frasa preposisi, dan tingkat keakuratan terjemahan frasa preposisi itu sendiri dalam novel Pride and Prejudice. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Susana (2013) dalam tesisnya yang berjudul Shifts In Translation Of Locative Prepositional Phrases With Reference To Steve Jobs Biography Penelitian tersebut difokuskan pada pergeseran frasa preposisi locatife (tempat) dalam penerjemahan, dan pengurangan dan penambahan informasi. Penelitian tersebut memiliki keterkaiatan dengan penelitian ini dari segi teori frasa preposisi yang digunakan yaitu Quirk (1973) serta teori pergeseran terjemahan yang menggunakan teori Catford (1965). Hasil dari penelitian ini adalah penerjemahan frasa preposisi lokatif (tempat) dapat memunculkan pengurangan dan penambahan informasi beserta alasannya, alasan mengapa ada data yang tidak megalami pergeseran serta dengan tidak diterjemahkannya unsur vital penyusunan frasa di dalam bahasa sasaran yaitu preposisi itu

26 sendiri. Penelitian Susana sangat bermanfaat bagi penelitian ini dikarenakan terdapatnya fokus penelitian yang sama yakni berupa frasa preposisi. Dalam penelitiannya Susana menjabarkan tentang frasa preposisi lokatif, sedangkan penelitian ini berfokus pada seluruh jenis frasa preposisi dan pergeseran bentuk frasa preposisi yang terdapat dalam novel Pride and Prejudice. 2) Mulyadi (2010) dalam jurnalnya yang berjudul Frasa Preposisi Bahasa Indonesia: Analisis X-Bar di. Penelitian ini berfokus pada struktur internal frasa preposisi dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan teori X-Bar. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa struktur F.Prep bahasa Indonesia dibentuk oleh komplemen, keterangan, dan spesifier. Kaidah pembentukannya dirumuskan sebagaiberikut: (t) FP = P', Spes; P'= P', Kornp, (z) Fp = p', Spes; p'= p', Ket; p'= P, Komp, (9 FP = P', Spes; FP = P',Spes; P'= P, Ket;y= p, Komp.Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi mengenai frasa preposisi dengan menggunakan teori x-bar, sangat bermanfaat terhadap penelitian ini dikarenakan penjelasan frasa preposisi pada bahasa Indonesia yang menjadi bahasa sasaran (BSa) dalam penelitian ini. 3) Rehatta (2014) dalam jurnalnya yang berjudul Frasa Preposisi Dalam Artikel Jurnal Akademik Pada English Teaching Forum Volume 41, No.4, Tahun Hasil penelitiannya terdapat 280 frasa preposisi yang diklasifikasikan menjadi frasa preposisi yang mengikuti nomina, klausa pertanyaan, Verba-ing, kata ganti. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rehatta menjadi salah satu kajian pada penelitian ini dalam melihat jenis preposisi apa saja yang terdapat dalam novel pride and prejudice yang mengikuti nomina, klausa, maupun verba-ing.

27 4) Astuti (2014) dalam e-journalnya yang berjudul Frasa Preposisi Dalam Kumpulan Cerpen Anak Let s Smile, Delia! Karya Wanda Amyra Mayshara. Fokus penelitiannya adalah jenis preposisi, pola frasa preposisi, dan makna frasa preposisi yang terdapat dalam cerpen anak bahasa Indonesia dengan judul Let s Smile, Delia!. Dalam penelitian ini, terdapat 2 jenis preposisi, 5 macam pola frasa preposisi, dan 16 makna frasa preposisi. Jenis preposisi yang ditemukan yaitu jenis preposisi tunggal dan jenis preposisi majemuk Pola frasa preposisi yang ditemukan yaitu preposisi + nomina/ frasa nomina, preposisi + adjektiva/ frasa adjektiva, preposisi + verba/ frasa verba, preposisi+ pronomina persona, dan preposisi + pronomina penunjuk. Penelitian yang dilakukan oleh Wiji diharapkan dapat membantu memberikan konstribusi bagi penelitian ini dalam segi menentukan makna, jenis dan pola frasa preposisi. 2.8 Kerangka Pikir Tujuan kerangka pikir adalah untuk melihat alur pikir dan arah dari penelitian. Sejalan dengan ini, Sutopo (2006:141) menjelaskan bahwa tujuan dari kerangka pikir adalah menggambarkan secara jelas bagaimana kerangka pikir yang akan digunakan peneliti dalam mengkaji dan memahami permasalahan yang akan diteliti. Salah satu manfaat adanya kerangka pikir adalah untuk menggambarkan secara jelas dan empiris bagaimana pola pikir yang digunakan oleh seorang peneliti dalam mengkaji dan memahami permasalahan yang terdapat dalam penelitian tersebut. Berikut ini ditampilkan diagram kerangka pikir penelitian.

28 Sumber Data ( NovelPride andprejudice) Bahasa Sumber (Bahasa Inggris) Bahasa Sasaran (Bahasa Indonesia) Data Frasa Preposisi (Quirk, 1990:189) Analisis Data Pergeseran Terjemahan (Catford (1965:73)) Keakuratan (Silalahi, 2012: 74)) Kesimpulan Gambar 2.1 Kerangka Pikir

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

Lebih terperinci

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA Dewi Nurmala 1, Alfitriana Purba 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Jl. Garu II No. 93 Medan Sumatera Utara email:

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

- Dalam kalimat Bahasa Inggris sedikitnya mempunyai 1 SUBJEK dan 1 KATA KERJA - Mencari Subjek dan Kata Kerja dalam kalimat

- Dalam kalimat Bahasa Inggris sedikitnya mempunyai 1 SUBJEK dan 1 KATA KERJA - Mencari Subjek dan Kata Kerja dalam kalimat JURUS 1 : SUBJEK DAN KATA KERJA (SUBJECTS DAN VERBS) Secara umum, kalimat dalam Bahasa Inggris seharusnya mempunyai Satu Subjek dan Satu Kata Kerja. Pertanyaan yang sering muncul dalam soal-soal TOEFL

Lebih terperinci

Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia

Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia Universitas Indonesia Library >> UI - Disertasi (Membership) Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia Deskripsi Lengkap: http://lib.ui.ac.id/abstrakpdfdetail.jsp?id=20425348&lokasi=lokal ------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Lesson 24: Prepositions of Time. (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu

Lesson 24: Prepositions of Time. (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu Lesson 24: Prepositions of Time (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu Cara menggunakan preposisi waktu Reading (Membaca) I was born in 2000. ( Saya lahir

Lebih terperinci

TERJEMAHAN FRASA PREPOSISI PADA NOVEL PRIDE AND PREJUDICE DALAM BAHASA INDONESIA TESIS. Oleh NUR KHANIFAH RIZKY LUBIS /LNG

TERJEMAHAN FRASA PREPOSISI PADA NOVEL PRIDE AND PREJUDICE DALAM BAHASA INDONESIA TESIS. Oleh NUR KHANIFAH RIZKY LUBIS /LNG TERJEMAHAN FRASA PREPOSISI PADA NOVEL PRIDE AND PREJUDICE DALAM BAHASA INDONESIA TESIS Oleh NUR KHANIFAH RIZKY LUBIS 137009015/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 TERJEMAHAN

Lebih terperinci

KETERANGAN WAKTU, KATA DEPAN & KATA PENGUHUBUNG NO KATA BHS INGGRIS

KETERANGAN WAKTU, KATA DEPAN & KATA PENGUHUBUNG NO KATA BHS INGGRIS 1 akhir pekan ini this weekend 2 akhir-akhir ini lately 3 akhir-akhir ini nowadays 4 asalkan provided (that) 5 bahkan even 6 banyak a lot 7 banyak much 8 banyak many 9 barangkali probably 10 baru saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting dalam interaksi antar manusia. Manusia melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa juga dipandang sebagai cermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Lesson 27: Prepositions of Direction (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Bagaimana Menggunakan Kata Depan untuk Arah Reading (Membaca) I come from Austria. ( Saya datang

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Frasa Verba Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional components yang lebih luas secara struktur di antara grup lainnya, sebagaimana yang

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 1. Text for questions 1 and 2 To : Fahmi (The chair student of 8 B) 06/01/2017 Please forward to your classmates. During the long holiday, all

Lebih terperinci

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST 198111022008122002 DESCRIBING HABITS Topic : Daily Habits Last night i went to bed around 11.00. you know, i usually go to bed at 9.30 p.m. I do

Lebih terperinci

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Lesson 26: Prepositions of inter-place (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Cara menggunakan preposisi antar-tempat. Reading (Membaca) He traveled across

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 169~182 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Mohammad Khoir e-mail: choir_yan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat Jenis dan Contoh Noun Noun merupakan salah satu part of speech ( unsur kalimat dalam bahasa Inggris) yang berupa orang atau sesuatu seperti benda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan sistematis untuk menemukan jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran

Lebih terperinci

Adverbia Temporal (AT) Berpreposisi dalam Bahasa Inggris. Adverbia Temporal (AT) Berpreposisi dalam Bahasa Inggris Lily Marliah

Adverbia Temporal (AT) Berpreposisi dalam Bahasa Inggris. Adverbia Temporal (AT) Berpreposisi dalam Bahasa Inggris Lily Marliah Aderbia Temporal (AT) Berpreposisi dalam Bahasa Inggris Lily Marliah ABSTRACT The title of this research is called Aderbia Temporal Berpreposisi dalam Bahasa Inggris or The Prepositional Phrase of Aderb

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN Usulan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu frasa, FP, kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan bahasa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang lain. Jika tidak ada penerjemah, maka sebuah text BSu akan sulit untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang lain. Jika tidak ada penerjemah, maka sebuah text BSu akan sulit untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penerjemahan Pada dewasa ini kegiatan penerjemahan merupakan sebuah kegiatan yang penting untuk mentransfer makna dari BSu ke BSa. Penerjemahan sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa Lesson 21: Who Pelajaran 21: Siapa Reading (Membaca) Who are your friends? (Siapa temanmu?) Who is your new boss? (Siapa bos barumu?) Who is your English teacher? (Siapa guru Bahasa Inggrismu?) Who was

Lebih terperinci

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya.

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya. Lesson 28: Other Prepositions (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain Cara menggunakan preposisi lainnya. Reading (Membaca) I go to school by bus. ( Saya pergi ke sekolah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sering kali kita temukan banyak informasi yang dituliskan di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

THE TRANSLATION OF PREPOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS

THE TRANSLATION OF PREPOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS THE TRANSLATION OF REOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS Made Jaya Maharani 1* utu Ayu Asty Senja ratiwi 2 I Made Sena Darmasetiyawan 3 [123] English Department Faculty

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan pleh akal budi

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan pleh akal budi BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 :588) gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan kesalingtergantungan antar bangsa serta derasnya arus informasi yang menembus batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang penerjemah karya sastra selain harus menguasai aspek-aspek kebahasaan antara

BAB I PENDAHULUAN. Seorang penerjemah karya sastra selain harus menguasai aspek-aspek kebahasaan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan karya sastra bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan. Karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan bahasa, tetapi juga menyangkut masalah budaya. Seorang

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapisan bentuk dan lapisan arti (Ramlan, 1985: 48). Lapisan bentuk ini terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. lapisan bentuk dan lapisan arti (Ramlan, 1985: 48). Lapisan bentuk ini terdiri dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu media yang paling penting dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi. Bahasa terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan

Lebih terperinci

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Lesson 26: Prepositions of inter-place (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Cara menggunakan preposisi antar-tempat. Reading (Membaca) You must go across

Lebih terperinci

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Interferensi Bahasa Indonesia dalam Pemakaian Bahasa (Lilik Uzlifatul Jannah) 81 INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Lilik Uzlifatul Jannah Alumni Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, 2008:143). Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

THE TRANSLATION OF ENGLISH PREPOSITIONS IN, TO, AND FOR IN THE FISHERMAN DAUGHTHER NOVEL INTO INDONESIAN

THE TRANSLATION OF ENGLISH PREPOSITIONS IN, TO, AND FOR IN THE FISHERMAN DAUGHTHER NOVEL INTO INDONESIAN THE TRANSLATION OF ENGLISH PREPOSITIONS IN, TO, AND FOR IN THE FISHERMAN DAUGHTHER NOVEL INTO INDONESIAN BY Putu Purnia Savitri email: purniasavitri@yahoo.co.id English Department, Faculty of Letters and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling penting dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mengungkapkan buah pikirannya, perasaannya,

Lebih terperinci

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Lesson 31: Interrogative form of Will Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Reading (Membaca) Will it be sunny tomorrow? ( Apakah akan cerah besok?) Will you lend her the car? (Apakah kamu akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai,

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, misalnya I wake

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap Lesson 58 : everything, anything each, every Pelajaran 58 : semuanya, apapun Masing-masing/sesuatu, setiap Reading (Membaca) Is everything okay? (Apakah semuanya baikbaik?) Don t worry, everything will

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

Lesson 35: Gerund 2. Pelajaran 35: Gerund 2

Lesson 35: Gerund 2. Pelajaran 35: Gerund 2 Lesson 35: Gerund 2 Pelajaran 35: Gerund 2 Reading (Membaca) His job is driving a bus. ( Pekerjaannya adalah mengemudikan bus ) Thank you for choosing my lesson. ( Terima kasih telah memilih kelas saya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam membahas masalah yang diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA THE RAINBOW TROOPS

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA THE RAINBOW TROOPS Linguistika Akademia Vol.1, No.2, 2012, pp. 205~218 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA THE RAINBOW TROOPS Winda Ratna Wulandari

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSLATION SHIFT DALAM PENERJEMAHAN BILINGUAL BAHASA INGGRIS BAHASA INDONESIA

ANALISIS TRANSLATION SHIFT DALAM PENERJEMAHAN BILINGUAL BAHASA INGGRIS BAHASA INDONESIA ANALISIS TRANSLATION SHIFT DALAM PENERJEMAHAN BILINGUAL BAHASA INGGRIS BAHASA INDONESIA Yosa Abduh Alzuhdy ABSTRAK Meskipun dianggap merupakan konsep yang klasik, teori pergeseran terjemahan (translation

Lebih terperinci

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Lesson 30: will, will not Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Reading (Membaca) I hope you will visit me one day. ( Aku harap kamu akan mengunjungi saya satu hari ) I think your sister will like that cellphone.

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mendukung terjalinnya komunikasi di antara semua orang dari berbagai belahan dunia yang berbeda. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi bagi kehidupan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa juga menjadi alat komunikasi yang efektif untuk menyampaikan

Lebih terperinci

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI SENIN 01 DESEMBER 2008 Adi Cahyono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

Marilah kita lihat contoh berikut :

Marilah kita lihat contoh berikut : Sekarang kita menginjak ke tahapan penting kedua pelajaran kita. Dalam pelajaran IV ini, kita akan mempelajari pengungkapan kalimat yang TIDAK menggunakan AKAN, SUDAH, SEDANG. Kalimat yang kita buat disini

Lebih terperinci

Lesson 32: Future tense expressed by. be going to, not going to. Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be. going to, not going to

Lesson 32: Future tense expressed by. be going to, not going to. Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be. going to, not going to Lesson 32: Future tense expressed by be going to, not going to be verb~ing, not + be verb~ing Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be going to, not going to be verb~ing, not + be verb~ing

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (kelas kontrol)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (kelas kontrol) 88 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (kelas kontrol) I. Identitas Satuan pendidikan : SMPN 2 IV Koto Aur Malintang Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/Semester : VIII / 1I Materi : Recount Text Topic

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Madrasah Kelas Mata Pelajaran Semester Standar : MI IMAMI : V (Lima) : BAHASA INGGRIS : 1 (Satu) : Mendengarkan 1. Memahami instruksi dengan tindakan dalam konteks sekolah Materi

Lebih terperinci

Bayu Ardianto LPMP Sulawesi Barat ABSTRAK

Bayu Ardianto LPMP Sulawesi Barat   ABSTRAK Naskah diterbitkan: 30 Juni 2017 DOI: doi.org/10.21009/aksis.010102 PENGGUNAAN STRUKTUR FRASE EKSOSENTRIS DIREKTIF DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA (A. FUADI) DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. iii. Mohammad Nuh. Bahasa Inggris When English Rings the Bell

Kata Pengantar. iii. Mohammad Nuh. Bahasa Inggris When English Rings the Bell Kata Pengantar Bahasa Inggris tidak dapat dipungkiri adalah bahasa utama komunikasi antarbangsa dan sangat diperlukan untuk berpartisipasi dalam pergaulan dunia. Makin datarnya dunia dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 16 Discussing a tour

English for Tourism Lesson 16 Discussing a tour English for Tourism Lesson 16 Discussing a tour Pelajaran 16: Membicarakan Perjalanan Wisata L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-16: Membicarakan Perjalanan

Lebih terperinci

Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future

Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future Pelajaran 33: Bentuk Kata Tanya "be going to, be verb ~ ing" untuk Mengekspresikan Waktu yang Akan Segera Datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klausa merupakan satuan sintaksis yang memiliki ciri seperti kalimat, tapi klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya agar dapat membentuk

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

Callista Sulaiman

Callista Sulaiman Callista Sulaiman 2011-031-070 T : Ok, Good afternoon, guys. So, today I will teach you and today we will do a listening again. So, as usual, there will be a song, first. I ll give you the lyric. (distributing)

Lebih terperinci