BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen ini dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kedisiplinan belajar melalui bimbingan kelompok. Dalam penelitian eksperimen ini digunakan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan (bimbingan kelompok). Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan sama sekali. Kelompok kontrol diadakan untuk mengetahui perbedaan yang mungkin tampak antara kedua kelompok dan agar kesimpulan yang diambil lebih kuat. Baik kelompok eksperimen yang diberi perlakuan maupun kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan, keduanya diberi test awal (pretest) dan tes akhir (postest). Dalam memberikan perlakuan, kelompok eksperimen dipisahkan dari kelompok kontrol. Model yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Group Pretest Treatment Postest Eksperimen Y1 X Y2 Kontrol Y1 Y2 1

2 Menurut Jacobs (dalam Purwanto, 2008) penelitian eksperimen adalah kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis. Keterangan : Y1 : Pretest tentang kedisiplinan belajar X : Pemberian layanan bimbingan kelompok tentang kedisiplinan belajar yang meliputi aspek-aspek disiplin belajar Y2 : Postes tentang kedisiplinan belajar Tes awal diberikan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemandirian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian pada kelompok ekperimen dikenai variabel perlakuan X (variabel bebas) untuk jangka waktu tertentu. Kemudian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan tes akhir untuk mengukur variabel tergantung atau terikat (kedisiplinan belajar) dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemandirian setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 20 anak asuh usia 7 sampai 12 tahun Pusat Pengembangan Anak IO-970 Abraham yang kedisiplinan belajar rendah. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 anak pada kelompok eksperimen dan 10 anak pada kelompok kontrol. Kedua kelompok ini diambil dari siswa yang memiliki nilai kedisiplinan belajar yang rendah. 2

3 3.3. Variabel Penelitian Ada dua jenis variabel yang populer, yaitu variabel bebas dan variabel terikat atau variabel terpengaruh. Variabel bebas sering pula disebut variabel pengaruh atau variabel antiseden dan variabel terikat sering pula disebut variabel terpengaruh atau konsekuensi (Danim, 2004: 109) 3.4. Definisi Operasional a. Kedisiplinan Belajar Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajarnya. Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif. Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektip dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain. 3

4 b.bimbingan kelompok Bimbingan Kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuantujuan bimbingan dan konseling. Dari layanan bimbingan kelompok ini diharapkan siswa mampu berkomunikasi dengan baik, siswa biasa meningkat komunikasinya kalau siswa mampu berempati terhadap kritik yang diberikan orang lain, merasa setara dengan yang lain, memberikan dukungan, terbuka dalam mengutarakan pendapat dan berfikir positif Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data metode yang digunakan yaitu observasi dalam pengumpulan data karena dalam mengamati siswa tersebut harus bisa di lihat cara belajar siswa yang sangat kreatif. Jika dalam observasi tersebut dapat didefinisikan sebagai untuk mengamati siswa yang sedang melakukan pengamatan atau mengamati siswa secara langsung. Wawancara yang akan di berikan kepada para mentor yang membimbingnya tersebut di dalam PPA itu bertanya soal masalah belajar yangdi hadapi para anak PPA IO 970. Instrumen yang digunakan pada saat dilakukan penelitian tindakan kelas terdiri dari pedoman observasi dan penyebaran skala sikap untuk mengetahui siswa yang mengalami hambatan. Kedisiplinan belajar subjek diukur menggunakan skala sikap yang disusun oleh penulis berdasarkan teori Brown dan Holtzman (1967). Keunggulan skala ini tidak mengukur aspek kemampuan seseorang untuk menjawab 4

5 soal dengan benar berdasarkan pengetahuannya, tetapi bagaimana kebiasaan mereka melakukan aktivitas sehari-hari. Skala sikap ini mengungkap kedisiplinan belajar anak dengan jumlah item sebanyak 45 soal. Dalam skala sikap kedisiplinan belajar, skala yang digunakan penulis dalam pemberian skor adalah skala Likert. Hadi (1997) menjelaskan bahwa skala Likert merupakan skala yang berisi empat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan. Dalam Skala Likert yang asli tingkat kesetujuan responden terhadap pernyataan dalam skala sikap kedisiplinan belajar diklasifikasikan sebagai berikut: a. Untuk soal favorable 1. Sangat sesuai, diberi skor 4 2. Sesuai, diberi skor 3 3. Kurang sesuai, diberi skor 2 4. Tidak sesuai, diberi skor 1 b. Untuk soal unfavorable 1. Sangat sesuai, diberi skor 1 2. Sesuai, diberi skor 2 3. Kurang sesuai, diberi skor 3 4. Tidak sesuai, diberi skor 4 Kisi-kisi ini disusun berdasar Modifikasi dari aspek-aspek kedisiplinan belajar menurut Menurut Ahmadi (1991). 5

6 Skala sikap diadaptasi berdasarkan teorinya dari Masrun ( dalam Pamungkas,2006 : 28) Tabel 3.1. Kisi Kisi Instrumen Kedisiplinan Belajar NO VARIABEL ASPEK INDIKATOR ITEM 1 Kedisiplinan Belajar 1. Kepatuhan mengikuti pelajaran 1. Memperhatikan 2. Mencatat 3. Mengerjakan tugas (6,13,2, 31,32,) 24,23,3 2,14,45 2. Mematuhi tata tertib 1. Buku tugas PPA 2. Masuk tepat waktu 3. Hormat dan santun (5,7,25,29 ) (19,27,35, 39) 3. Belajar Mandiri 1. Jadwal belajar 2. Waktu belajar 3. Tugas-tugas (10,16) (1,7,) 4. Kemampuan belajar 1. Mengingat 2. Menghafal 3. Berkonsentrasi (28,36,39) (15,20,45) 5. Sikap terhadap mata pelajaran 1. Sering bertanya 2. Sering memperhatikan 3. Aktif dan efektif (26,27) (32,40,1,3 0) (40,42,44) F 3.6. Pelaksanaan Uji Coba Pelaksanaan uji coba dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2013 kepada anak di Pusat Pengembangan Anak IO-970 Abraham. Skala sikap penulis bagikan 6

7 kepada anak yang berjumlah 30 anak. Setelah skala sikap dibagikan dapat dilihat hasilnya yang mempunyai kedisiplinan belajar yang rendah ada beberapa anak. Validitas menurut Arikunto (1998) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas dan kesahihan suatu instrumen. Azwar (1997) validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Berikut adalah kriteria untuk menentukan validitas item menurut Ali (1982) sebagai berikut: 0,00 s/d 0,20 : alat tes tidak valid 0,21 s/d 0,40 : validitas rendah 0,41 s/d 0,60 : validitas rendah 0,61 s/d 0,80 : validitas tinggi 0,81 s/d 100 : validitas sempurna Untuk mengukur validitas dari item kedisiplinan belajar peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) Release 16.0 for windows. Menurut Azwar (1997) tidak ada batasan universal yang menunjukkan angka yang harus dipenuhi agar suatu skala psikologi dikatakan valid. Setelah dilakukan perhitungan validitas tidak didapatkan nilai yang negatif. Dengan demikian sesuai pendapat Azwar (1997) item-item dalam inventori dinyatakan sudah memenuhi syarat validitas instrumen. Selain valid, syarat alat ukur yang baik adalah reliabel. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009). Pernyataan ini 7

8 mengandung arti bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang realtif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Menurut Sudijono (2008) dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas atau alfa (α) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut : 1.Apabila (α) sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable). 2. Apabila (α) lebih kecil dari pada 0,70 berarti bahwa tes yang sedang diuji reliabilitas tinggi (unreliable) 3.7. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann Whitney yaitu untuk melihat perbedaan nilai tes akhir tes akhir (post- test) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji Mann Whitney mensyaratkan skala data ordinal dalam pengujiannya Ali (1982) dan skala data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala data ordinal. Dalam analisis ini, penulis dibantu dengan program SPSS 16.0 for windows. 8