BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pracaya (1999), kata kol berasal dari Bahasa Belanda kool

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pracaya (1999), kata kol berasal dari Bahasa Belanda kool"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Kol Menurut Pracaya (1999), kata kol berasal dari Bahasa Belanda kool sedangkan kubis berasal dari Bahasa inggris yaitu cabbage. Kubis yang juga disebut kol di beberapa daerah di Indonesia adalah sayuran yang dapat membentuk telur yang umumnya bentuknya seperti kepala. Awalnya kubis banyak terdapat di alam liar di sepanjang pantai laut Tengah, pantai barat Perancis sebelah utara dan di karang-karang pantai Inggris dan Denmark. Tanaman kubis mulai ditanam di Indonesia diperkirakan ketika bangsa Eropa mulai tinggal dan berdagang di Indonesia pada abad ke 16 atau 17. Kubis merupakan jenis tanaman hortikultura yang paling baik ditanam di daerah yang bersuhu rendah dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Namun harus mendapatkan cukup air juga tapi jangan sampai tergenang. Kubis mengandung banyak vitamin dan mineral yang berperan penting bagi kesehatan manusia. Manfaat kubis bagi tubuh manusia adalah dapat membantu dalam mencerna makanan, menetralisirkan zat-zat asam dan mempermudah membuang kotoran yang banyak mengandung serat. Kebaikan yang ada didalam kubis antara lain vitamin C, A,,, Niacin, mineral-mineral dan protein.

2 2.1.2 Permintaan Teori Permintaan Permintaan (demand) adalah jumlah barang-barang yang pembeli bersedia membelinya pada tingkat harga yang berlaku pada suatu pasar tertentu dan dalam waktu tertentu pula (Rosyidi, 1996). Permintaan atau dalam Bahasa inggris disebut Demand biasanya dilambangkan dengan huruf D. Jumlah permintaan menerangkan sejumlah barang yang dapat atau mampu dibeli oleh konsumen di pasar. Permintaan terhadap sesuatu barang biasanya tergantung kepada beberapa faktor, terutama faktor harga. Permintaan terbagi kepada permintaan individu dan permintaan pasar. Permintaan individu adalah sejumlah barang yang dibeli oleh seorang konsumen di pasar. Sementara permintaan pasar adalah total seluruh permintaan individu yang ada di pasar. Di dalam teori permintaan terungkap bahwa konsumen cenderung mengharapkan harga barang turun sehingga jumlah barang yang mampu dibeli oleh konsumen akan semakin banyak. Hal tersebut dinamakan expected demand atau permintaan yang diharapkan oleh konsumen sehingga konsumen akan mendapatkan keuntungan (consumer surplus). Namun dalam kenyataannya, yang terjadi adalah harga barang akan terus menaik. Permintaan seseorang dalam membeli suatu barang ditentukan oleh berbagai faktor-faktor, seperti:

3 1. Harga barang itu sendiri (P). Harga atau dalam Bahasa Inggris disebut Price memiliki arti sejumlah uang yang dibayar oleh seseorang untuk memperoleh suatu barang/jasa. Dalam faktor yang mempengaruhi permintaan ini, apabila harga suatu barang/jasa semakin tinggi, maka permintaannya akan semakin rendah. Dan sebaliknya, apabila harga suatu barang/jasa semakin rendah, maka permintaan suatu barang akan semakin tinggi. 2. Pendapatan konsumen (Y). Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima oleh seseorang sebagai gaji/upah dari pekerjaan yang dilakoninya. Apabila pendapatan seseorang semakin tinggi, maka daya belinya akan suatu barang juga akan semakin tinggi dan apabila pendapatan seseorang semakin rendah maka daya belinya akan suatu barang juga akan semakin sedikit. 3. Jumlah tanggungan keluarga/number of family dependants ( ). Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang biaya hidupnya masih ditanggung oleh pencari nafkah yang masih aktif didalam suatu keluarga. Apabila jumlah tanggungan keluarga dari seorang konsumen semakin banyak, maka permintaannya akan suatu barang akan semakin tinggi tergantung dengan jenis barang yang akan dibelinya. Dan apabila jumlah tanggungannya semakin rendah maka jumlah barang yang akan dibelinya semakin sedikit, namun tetap tergantung pada jenis barang yang dibelinya juga.

4 4. Harga barang subtitusi atau barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut ( ). Harga barang lain (y) yang berkaitan erat dengan barang yang akan dibeli oleh konsumen berpengaruh negatif terhadap barang yang akan dibelinya (x). Apabila harga barang subtitusi (y) dari suatu barang (x) semakin rendah, maka permintaan seseorang terhadap barang x akan semakin rendah. Sedangkan apabila harga barang x lebih rendah dari barang y maka konsumen akan tetap membeli barang x. 5. Selera masyarakat/taste (T). Selera masyarakat atau cita rasa masyarakat biasanya akan mengikuti tren yang sedang terjadi di masyarakat. Apabila selera masyarakat akan suatu barang semakin tinggi maka permintaan akan barang tersebut juga akan semakin tinggi namun apabila selera masyarakat akan suatu barang semakin rendah maka permintaannyapun akan semakin rendah. 6. Ramalan mengenai keadaan di waktu yang akan datang/expected (E). Isu atau ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang dapat mempengaruhi jumlah permintaan. Apabila isu yang berkembang adalah kenaikan harga di masa yang akan datang maka akan mendorong masyarakat untuk membeli yang lebih banyak di masa yang sekarang. Hal ini tentunya akan meningkatkan permintaan di masa yang sekarang.

5 Faktor-faktor penentu permintaan di atas dapat ditulis menjadi fungsi permintaan, yaitu: Q = f (P, Y,,, T, E) Harga suatu barang dianggap sebagai faktor utama penentu tingkat permintaan suatu barang. Karena itu, jumlah permintaan dan harga barang adalah hal yang terutama di analasis dalam teori permintaan dimana faktor-faktor lain dianggap tetap atau tidak mengalami perubahan yang disebut dengan ceteris paribus (Sumanjaya, Nasution, dan Tarmizi, 2012) Hukum Permintaan Hukum permintaan menjelaskan hubungan mengenai permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut. Hukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah harga dari suatu barang maka permintaan terhadap barang tersebut akan semakin tinggi dan semakin tinggi harga suatu barang maka permintaan terhadap barang tersebut akan semakin sedikit (Sukirno, 2005) Kurva Permintaan Menurut Sukirno (2005), kurva permintaan adalah sebuah kurva yang menggambarkan hubungan antara harga barang dengan jumlah yang diminta oleh pembeli. Karena permintaan ada yang bersifat permintaan individual dan permintaan pasar, maka kurva permintaan individual dengan kurva permintaan pasar juga berbeda, namun prinsipnya sama. Kurva permintaan individual menggambarkan harga barang dengan jumlah yang dibeli oleh seorang konsumen,

6 sedangkan kurva permintaan pasar menggambarkan harga barang dengan jumlah yang dibeli oleh seluruh konsumen di pasar. Dalam perekonomian, baik itu teori permintaan ataupun penawaran, harga dilambangkan dengan huruf P yang berarti Price sedangkan jumlah yang diminta atau yang ditawarkan dilambangkan dengan huruf Q yang berarti Quantity. Dibawah ini adalah contoh permintaan seorang konsumen (individual) terhadap barang X pada berbagai tingkat harga: Tabel 2.1 Permintaan Individual Terhadap Barang X Pada Berbagai Tingkat Harga Harga (rupiah) Jumlah yang diminta (unit)

7 Berdasarkan tabel diatas, maka kurva permintaan individualnya adalah: P D D Q Gambar 2.1 Kurva Permintaan Individual Barang X Digambarkan bahwa pada harga rupiah jumlah permintaan oleh seorang pembeli adalah sebanyak 2 buah, sedangkan pada harga rupiah jumlah permintaan sebanyak 6 buah dan seterusnya. Kemudian di bawah ini akan digambarkan contoh permintaan pasar terhadap buah barang Y: Tabel 2.2 Permintaan Individual dan Permintaan Pasar Terhadap Barang Y Pada Berbagai Tingkat Harga Harga (ribu rupiah) Permintaan Individu (unit) A B C D E Permintaan Pasar (unit)

8 Berdasarkan tabel diatas, maka kurva permintaan pasarnya adalah: 20 Demand 15 Harga (ribu rupiah) 10 5 Demand Kuantitas Gambar 2.2 Kurva Permintaan Pasar Barang Y Kurva-kurva di atas membuktikan bahwa semakin rendah harga maka permintaan yang diminta oleh konsumen akan semakin banyak. Kurva permintaan memiliki slope (kemiringan) yang bersifat negatif dan menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva permintaan bersifat negatif disebabkan karena harga barang dengan jumlah yang dibeli bersifat negatif, apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta akan semakin banyak. Begitu juga sebaliknya, apabila harga menaik maka jumlah barang yang diminta akan semakin sedikit Penawaran Teori Penawaran Adanya permintaan saja, belum cukup untuk mewujudkan sebuah transaksi dalam pasar. Permintaan hanya dapat terpenuhi apabila produsen dapat

9 menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Secara umum penawaran atau dalam Bahasa Inggris supply (S) adalah barang-barang dan atau jasa yang ditawarkan atau diperjualbelikan oleh produsen di pasar. Keinginan para penjual dalam memasarkan barang/jasanya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor-faktor. Namun faktor-faktor yang terpenting adalah: 1. Harga barang tersebut sendiri Apabila harga suatu barang yang akan diproduksi semakin tinggi, maka barang yang akan ditawarkan oleh produsen juga akan semakin meningkat. Sedangkan apabila harga suatu barang yang akan diproduksi semakin rendah maka barang yang akan ditawarkan oleh produsen akan semakin sedikit. 2. Harga barang lain Apabila harga barang subtitusi (y) dari suatu barang yang akan ditawarkan (x) semakin tinggi, maka penawaran barang tersebut juga akan semakin rendah, sedangkan apabila harga barang subtitusi dari suatu barang yang akan ditawarkan semakin rendah, maka penawarang barang x akan semakin meningkat. 3. Biaya produksi Apabila biaya produksi dari suatu barang semakin tinggi maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin rendah sedangkan apabila biaya produksi dari suatu barang semakin rendah maka jumlah barang yang ditawarkannya akan semakin tinggi.

10 4. Tujuan operasi perusahaan Jumlah penawaran dari suatu barang tergantung dari tujuan utama perusahaan. Apabila tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang maksimum maka ia tidak akan memaksimalkan produksinya namun lebih mementingkan laba maksimumnya. Namun apabila tujuan utama dari perusahaan untuk mencapai produksi yang maksimal, maka jumlah barang yang ditawarkannya akan semakin banyak. 5. Tingkat teknologi yang digunakan perusahaan Apabila tingkat teknologi dari suatu barang yang diproduksi semakin baik maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan semakin banyak, namun apabila tingkat teknologi barang yang yang akan diproduksi semakin buruk maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin sedikit. Di dalam teori penawaran, produsen biasanya akan mengharapkan harga barang semakin naik agar produsen juga dapat meningkatkan jumlah barang yang diproduksinya sehingga ia dapat memperoleh laba yang besar (Sukirno, 2005) Hukum Penawaran Hukum penawaran pada dasarnya adalah kebalikan dari hukum permintaan. Dalam hukum permintaan, apabila harga suatu barang turun maka permintaan akan naik sementara dalam hukum penawaran yang terjadi adalah apabila harga suatu barang naik maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan menaik, sebaliknya apabila harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan

11 menurun. Hal ini seperti yang diuraikan di atas dilakukan agar produsen dapat mencapai tujuan utama dari perusahaan, yaitu memperoleh laba yang maksimum Kurva Penawaran Di dalam teori penawaran, slope (kemiringan) kurva adalah positif. Hal ini sesuai dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwa jumlah barang yang ditawarkan positif atau sejalan dengan harga barang itu sendiri. Apabila harga naik maka penawaran naik dan begitu juga sebaliknya. Kurva penawaran sendiri juga menerangkan harga barang yang ditawarkan dengan jumlah yang diminta oleh konsumen. Berikut akan diuraikan contoh tabel dan kurva penawaran barang X pada berbagai tingkat harga: Tabel 2.3 Penawaran Barang X Harga Jumlah yang ditawarkan

12 P H A R G A S Jumlah Q Gambar 2.3 Kurva Penawaran Barang X Pada dasarnya, sesuai dengan hukum permintaan, apabila harga barang meningkat maka permintaan ke atas barang tersebut akan menurun. Namun ada beberapa kasus yang justru berlawanan dengan hal tersebut. Kasus-kasus tersebut adalah: 1. Barang Giffen Barang Giffen adalah barang yang apabila harga turun maka permintaan akan barang tersebut juga akan turun. Namun apabila pendapatan konsumen menaik maka permintaan akan barang tersebut akan menurun. 2. Barang yang bersifat spekulasi Barang spekulasi adalah barang yang permintaannya akan meningkat apabila harga menaik dikarenakan unsur spekulasi. Contohnya adalah, tanah,

13 emas dan saham dan mata uang asing. Pada saat harga barang tersebut naik, para konsumen biasanya akan membeli barang tersebut dengan harapan mereka bisa menjual kembali barang-barang tersebut pada saat harga barang naik lagi. 3. Barang mewah Kasus ini juga hampir sama dengan kasus-kasus yang diatas, apabila pendapatan konsumen menaik, maka konsumsinya akan barang mewah juga semakin meningkat. Hal ini bisa disebabkan karena selera dan juga gengsi ( Keputusan Konsumen Jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu jumlah penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk ini juga akan kian semakin bertambah setiap waktu. Dengan banyaknya jumlah penduduk ini tentu akan menyebabkan meningkatnya segala kebutuhan barang dan jasa, baik itu kebutuhan pangan, sandang papan serta kebutuhan tersier. Jumlah penduduk inilah yang kemudian menjadi konsumen bagi pasar-pasar yang ada di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak tersebut menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat besar dan berpotensial. Berbagai jenis barang dan jasa diperdagangkan di pasar-pasar di Indonesia. Konsumen bebas memilih produk yang akan dibelinya, keputusan dalam membeli

14 ada pada konsumen. Pada umumnya konsumen akan memilih produk yang bermutu dengan harga yang lebih murah, dan sesuai dengan kebutuhannya (Sumarwan, 2002). Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2002), perilaku konsumen adalahperilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka.sedangkan Engel, Blackwell dan Miniard (1993) dalam Sumarwan (2002) mengartikannya sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Dari definisi-definisi tersebut disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah proses psikologis yang mendorong konsumen melakukan kegiatan pada saat sebelum dan ketika membeli, juga mendorong konsumen dalam menggunakan serta menghabiskan produk dan jasa yang mereka beli. Ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih dan membeli barang dan jasa yang mereka konsumsi. Menurut Setiadi (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, faktor sosial (kelompok referensi, keluarga, peran dan status), faktor pribadi (umur, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri), faktor psikologis (motivasi dan persepsi).

15 2.1.5 Pariwisata Hortikultura Pariwisata dapat menjadi sumber ekonomi yang potensial bagi suatu daerah wisata. Pariwisata memiliki banyak keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan sektor-sektor lain seperti industri, pertanian, dll. Pariwisata sendiri dapat mendukung berkembangnya suatu daerah dan mendatangkan banyak wisatawan/orang yang melakukan wisata. Daerah wisata umumnya daerah yang memiliki keunggulan atau keunikan sumber daya alam daripada daerah lainnya. Menurut Wardiyanto (2011), wisatawan sendiri dapat diartikan sebagai orang yang melakukan perjalanan ke tempat pariwisata dengan tujuan rekreasi dan memperoleh kesenangan atau rileksasi. Dengan adanya pariwisata di suatu tempat maka pendapatan daerah lokasi wisata tersebut dapat terbantu dan meningkat akibat dari munculnya wisatawan yang datang ke tempat tersebut. Majunya pariwisata tidak terlepas dari promosi yang dapat dilakukan secara resmi oleh instansi pemerintahan daerah setempat atau dapat dilakukan dari pembicaraan dari mulut ke mulut. Juga kualitas fasilitas yang tersedia dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan itu sendiri, yang berupa fasilitas transportasi, rumah sakit atau klinik-klinik serta penginapan-penginapan yang beragam. Pariwasata hortikultura atau pariwisata berbasis hortikultura adalah kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh orang-orang/wisatawan yang sengaja datang ke tempat penghasil hortikultura tersebut guna dapat membeli produk hortikultura. Pada zaman sekarang ini pariwisata hortikultura sudah biasa dilakukan oleh para

16 wisatawan atau konsumen hortikultura. Tanpa mereka sadari, mereka telah membantu mengembangkan wisata daerah penghasil hortikulturanya. Peningkatan kualitas produk hortikultura juga dapat meningkatkan minat konsumen untuk datang berwisata hortikultura. Selain itu pariwisata hortikultura di suatu daerah akan meningkatkan permintaan buah-buahan, sayuran dan tanaman lokal yang akan membantu pertumbuhan perekonomian daerah. 2.2 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian sejenis yang sudah dilakukan oleh penelitian lain dan dapat mendukung dalam penelitian, penelitian-penelitian itu adalah: (Lestari, 2012) dalam penelitian yang berjudul Analisis Peramalan Permintaan Sayuran Menggunakan Pendekatan Kointegrasi Pada Pt Saung Mirwan, Bogor, Jawa Barat. Dari hasil peramalan permintaan yang dilakukan dari Juli 2011 sampai dengan Juni 2012 terjadi peningkatan nilai hasil prediksi persamaan regresi beda kala, sehingga berpengaruh pada hasil peramalan permintaannya. Berdasarkan hasil analisis Variance Decomposition untuk 50 periode kedepan, pengaruh yang paling dominan pada komoditas kembang kol adalah kembang kol. Hasil dari uji kointegrasi yaitu adanya hubungan kointegrasi pada komoditas sayuran kembang kol, lettuce head dan tomat beef yang menandakan adanya hubungan dalam jangka panjang diantara ketiga komoditaskomoditas tersebut. (Yusuf dan Rahayu, 2012) dalam penelitian yang berjudul Analisis Permintaan Sayuran Dataran Tinggi Oleh RumahTangga di Kota Mataram. Dari

17 hasil penelitian, didapat bahwa jenis sayuran dataran tinggi yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga di komplek perumahan yaitu tomat, sedangkan untuk rumah tangga di perkampungan yaitu bawang putih. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan sayuran dataran tinggi oleh rumahtangga di Kota Mataram adalah nilai pengeluaran sayuran dataran rendah, total pengeluaran daging dan jumlah anggota keluarga. (Hasibuan, 2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Sayuran Organik Studi Kasus: Konsumen Sayuran Organik di Kota Medan). Dari hasil penelitian didapat bahwa secara umum permintaan sawi manis organik dipengaruhi oleh harga sawi manis organik itu sendiri, harga sawis manis nonorganik, pendapatan keluarga, selera dan hari libur. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sawi manis organik tersebut juga berlaku pada patchoi organik, khailan organik, kangkung organik, bayam hijau organik, dan bayam merah organik. Terdapat hubungan yang signikan antara tingkat pendidikan serta pendapatan keluarga dengan tingkat keputusan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sayuran organik namun tidak terdapat hubungan antara umur dan jumlah tanggunan keluarga dengan tingat keputusan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sayuran organik. 2.3 Kerangka Konseptual Analisis permintaan sayuran kol dalam mendukung pariwisata di Kawasan Wisata Berastagi mencakup: harga kol, total pendapatan konsumen dan jumlah tanggungan keluarga konsumen. Juga elastisitas permintaan kol serta produksi

18 permintaan kol di 5 tahun kedepan. Kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.4 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah yang ada dimana kebenarannya masih harus dikaji dan diteliti dengan menggunakan data yang ada. Berdasarkan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut: 1. Harga kol berpengaruh positif terhadap jumlah permintaan kol di kawasan wisata Berastagi.

19 2. Pendapatan konsumen berpengaruh positif terhadap jumlah permintaan kol di kawasan wisata Berastagi. 3. Jumlah tanggungan keluarga konsumen berpengaruh positif terhadap jumlah permintaan kol di kawasan wisata Berastagi. 4. Tingkat produksi kol pada tahun-tahun yang akan datang diprediksikan meningkat.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1 Jenis-jenis produk pangan IPB 2 Jenis produk. Bio yoghurt. Chicken nugget stick & wings Jambu Taiwan IPB 02

PENDAHULUAN. Tabel 1 Jenis-jenis produk pangan IPB 2 Jenis produk. Bio yoghurt. Chicken nugget stick & wings Jambu Taiwan IPB 02 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Petani yang sejahtera, kondisi ketahanan pangan yang baik, dan kemandirian teknologi tentu dapat menjadi pilar yang kokoh dalam memajukan perekonomian nasional (Hatta, 29 November

Lebih terperinci

Harga (Pq) Supply (S)

Harga (Pq) Supply (S) I. MEKANISME HARGA Fokus pembicaraan dalam ekonomi mikro adalah membahas bagaimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dalam memperoleh barang dan jasa. Kesepakatan dalam interaksi ditandai dengan

Lebih terperinci

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan PENDAHULUAN Latar belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tulisan Anonimous (2012) dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia diperlukan asupan gizi yang baik.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara.

Lebih terperinci

FUNGSI PERMINTAAN PENAWARAN DAN EQUILIBRIUM PASAR

FUNGSI PERMINTAAN PENAWARAN DAN EQUILIBRIUM PASAR FUNGSI PERMINTAAN PENAWARAN DAN EQUILIBRIUM PASAR Teori dan Elastisitas Permintaan LINGKUP TEORI PERMINTAAN Teori permintaan menentukan berbagai faktor yang memengaruhi permintaan. Hukum permintaan : Jika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 02Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan tentang Siklus Kegiatan Ekonomi, Teori Permintaan dan Penawaran (Demand &Supply), Kurva Permintaan&Penawaran, Faktor-Faktor Penyebab

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran sebagai Pembentuk Kelembagaan Pasar

Permintaan dan Penawaran sebagai Pembentuk Kelembagaan Pasar Permintaan dan Penawaran sebagai Pembentuk Kelembagaan Pasar Pengantar Ilmu Ekonomi Pertemuan ke-lima Pokok bahasan pertemuan ke-5 Teori permintaan dan kurva permintaan. Efek Perubahan harga dan non harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi permintaan timbul dari perilaku konsumen yaitu karena pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi permintaan timbul dari perilaku konsumen yaitu karena pendapatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Permintaan 2.1.1. Konsep Pengertian Permintaan Fungsi permintaan timbul dari perilaku konsumen yaitu karena pendapatan yang terbatas sementara keinginannya adalah untuk mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan

Lebih terperinci

Pengertian: (QUANTITY DEMANDED) Jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga. Tata Tachman 1

Pengertian: (QUANTITY DEMANDED) Jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga. Tata Tachman 1 PERMINTAAN/ DEMAND Pengertian: KUANTITAS (JUMLAH) YANG DIMINTA (QUANTITY DEMANDED) Jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga Tata Tachman 1 KONSEP Jumlah yang diminta merupakan kuantitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telur Ayam Ras Telur ayam adalah bahan makanan yang dikonsumsi berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Konsumsi telur sebenarnya merupakan salah satu alternatif pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya) 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beras Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya) dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan alat penggiling serta alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Jeruk Menurut Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2006), mengatakan bahwa tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang

Lebih terperinci

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan, Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore Kurva Permintaan, - Demand (Permintaan) adalah kuantitas barang atau jasa yg. rela atau mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu

Lebih terperinci

MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE.

MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA 2011 Permintaan dan penawaran Konsep dasar dari permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Tanaman mangga (Mangifera indica ) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Tanaman mangga (Mangifera indica ) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Mangga Tanaman mangga (Mangifera indica ) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga yang berasal dari pulau Kalimantan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. konsumen akan barang tersebut turun, apabila semua faktor-faktor lain yang

TINJAUAN PUSTAKA. konsumen akan barang tersebut turun, apabila semua faktor-faktor lain yang TINJAUAN PUSTAKA Hukum Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta serta perubahan permintaan akan suatu barang atau

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Penawaran Teori penawaran secara umum menjelaskan ketersediaan produk baik itu barang dan jasa di pasar yang diharapkan dapat memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang menopang kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu terus dikembangkan

Lebih terperinci

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas Geografi Kabupaten Langkat a. Geografi Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara 3 0 14 00 dan 4 0 13 00 Lintang Utara dan antara 97 0 52 00 dan 98 0 45 00 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Bubba s Ice Cream Permintaan dan Jumlah barang yang diminta. Permintaan didefinisikan sebagai berbagai kombinasi harga dan Jumlah barang yang ingin dan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pola Konsumsi Non Beras Sektor pertanian tidak akan pernah lepas dari fungsinya sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpotongan. Titik perpotongan tersebut disebut titik keseimbangan.

BAB I PENDAHULUAN. berpotongan. Titik perpotongan tersebut disebut titik keseimbangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan pasar terjadi apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang diminta konsumen sama persis

Lebih terperinci

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO Yopi Nisa Febianti 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai konsumen selalu melakukan berbagai permintaan untuk berbagai

Lebih terperinci

Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar

Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar Pendahuluan Berbicara tentang interaksi antara pembeli dengan penjual Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli terhadap sesuatu barang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Cabai Merah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Umum Cabai Merah Cabai merah merupakan salah satu komoditi hortikultura yang sangat terkenal di Indonesia bahkan hampir seluruh negara di dunia mengenal cabai merah.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar

Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar Berbicara tentang interaksi antara pembeli dengan penjual Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli terhadap sesuatu barang. Teori

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

Kuliah ke 3, 8 Oktober 2009 Erry Sukriah, SE, MSE MEKANISME PASAR. Permintaan & Penawaran

Kuliah ke 3, 8 Oktober 2009 Erry Sukriah, SE, MSE MEKANISME PASAR. Permintaan & Penawaran Kuliah ke 3, 8 Oktober 2009 Erry Sukriah, SE, MSE MEKANISME PASAR Permintaan & Penawaran AGENDA Mekanisme Pasar Permintaan Barang dan Jasa Penawaran Barang dan Jasa Keseimbangan pasar Circular Flows in

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pangan adalah komoditas strategi karena merupakan kebutuhan dasar manusia. Pangan tidak saja berarti strategis

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN SAYURAN DATARAN TINGGI OLEH RUMAHTANGGA DI KOTA MATARAM

ANALISIS PERMINTAAN SAYURAN DATARAN TINGGI OLEH RUMAHTANGGA DI KOTA MATARAM GaneÇ Swara Vol. 6 No. September 1 ANALISIS PERMINTAAN SAYURAN DATARAN TINGGI OLEH RUMAHTANGGA DI KOTA MATARAM M. YUSUF 1 dan MUJI RAHAYU Fakultas Pertanian UNRAM 1 dan BPTP NTB ABSTRAKSI Penelitian ini

Lebih terperinci

PERMINTAAN BARANG DAN JASA

PERMINTAAN BARANG DAN JASA PERMINTAAN BARANG DAN JASA Kuantitas Barang yang Diminta Barang yang diminta (quantity demanded) adalah jumlah total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga jumlah yang diminta adalah kuantitas yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang luas dan sebagian besar penduduknya adalah petani. Hal ini menyebabkan pertanian merupakan menjadi tulang punggung dalam pembangunan nasional

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Kentang layak untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Kentang layak untuk II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Data Botanis Tanaman Kentang Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peran penting untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Kentang layak untuk diusahakan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Komoditi Pertanian subsektor Peternakan Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan masyarakat.

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X PASAR DAN TERBENTUKNYA HARGA PASAR K-13 KTSP & K-13 A. PERMINTAAN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13

ekonomi Kelas X PASAR DAN TERBENTUKNYA HARGA PASAR K-13 KTSP & K-13 A. PERMINTAAN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13 K-13 KTP & K-13 Kelas X ekonomi PAAR AN TERBENTUKNYA HARGA PAAR emester 1 KelasX MA/MA KTP & K-13 Tujuan Pembelajaran etelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Menjelaskan hukum

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 3 dan 4. Pengantar Ilmu Ekonomi FP UNJA

Pertemuan Ke 3 dan 4. Pengantar Ilmu Ekonomi FP UNJA Pertemuan Ke 3 dan 4 Pengertian dan ruang lingkup ilmu ekonomi Mekanisme Pasar (Permintaan, Penawaran dan Harga) Konsep Elastisitas Teori Konsumsi Teori Produksi Teori Bentuk Pasar Perhitungan Pendapatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Buah jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, birma Utara, dan Cochin Cina. Yang memebudidayakan pertama kali adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian nasional sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan ekonomi nasional, karena selain berperan dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor selama ini telah menunjukkan keberhasilan. Salah satu keberhasilan pembangunan yang dapat dirasakan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ekonomi Teknik. Pertemuan 2 dan 3

Bahan Ajar Ekonomi Teknik. Pertemuan 2 dan 3 Bahan Ajar Ekonomi Teknik PENGANTAR EKONOMI & MANAJEMEN 2 4/2/2015 Universitas Gunadarma Nur RACHMAD Pertemuan 2 dan 3 2.Mekanisme penentuan harga permintaan dan penawaran Sub Pokok Bahasan : Konsep permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan 2.1.1 Sumber Daya Energi Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh negara tersebut. Di Indonesia, sektor pertanian memegang peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kubis atau kol atau engkol yang kita kenal sekarang pada mulanya merupakan tumbuhan liar dari daerah sub tropik. Tanaman

Lebih terperinci

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Pangan merupakan kebutuhan pokok (basic need) yang paling azasi menyangkut kelangsungan kehidupan setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang. menginginkan kepraktisan dalam mengonsumsi makanan dan minuman

I. PENDAHULUAN. dan gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang. menginginkan kepraktisan dalam mengonsumsi makanan dan minuman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Terbukanya peluang bisnis di bidang makanan dan minuman merupakan hal yang sangat menarik bagi para pebisnis untuk memulai usaha dan mendapatkan omset yang

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR Ahmad Ridha Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Email : achmad.ridha@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman hortikultura meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias (bunga). Sayuran merupakan salah satu bahan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh,

Lebih terperinci

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2 MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2 BAB I RUANG LINGKUP EKONOMI 1.1 Definisi dan Metologi Ekonomi Ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal berhubungan dengan kehidupan rumah tangga (bangsa, negara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

Teori & Hukum Permintaan & Penawaran + Kurva

Teori & Hukum Permintaan & Penawaran + Kurva Teori & Hukum Permintaan & Penawaran + Kurva 1. PERMINTAAN Definisi Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan sebagai sumber

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan, II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Permintaan Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber pangan yang diharapkan masyarakat yaitu memiliki nilai gizi tinggi serta menyehatkan. Salah satu sumber gizi yang tinggi terdapat pada bahan pangan kedelai, yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen dan Keputusan Pembelian Hendri, 2005 dalam Purwanti (2011) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli,

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2007

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2007 BPS KOTA TARAKAN No.05/04/6473/Th.I, 17 April 2007 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2007 Inflasi Kota Tarakan bulan Maret 2007 sebesar 0,11%. Kelompok Bahan Makanan mengalami deflasi sebesar 1,14 persen

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A14103687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah semakin banyak. Oleh sebab itu para pemilik tempat wisata bersaing untuk membuat strategi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata saat ini telah menjadi sektor industri yang sangat besar di dunia. Pertumbuhuan pariwisata saat ini merupakan bentuk nyata dari perjalanan

Lebih terperinci

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 11 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN FEBRUARI DEFLASI 0,28 PERSEN Bulan di Kabupaten Magelang

Lebih terperinci

Materi 5 Ekonomi Mikro

Materi 5 Ekonomi Mikro Materi 5 Ekonomi Mikro Mekanisme Pasar : Permintaan dan Penawaran Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dan mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran, dan keseimbangan

Lebih terperinci

PENAWARAN, PERMINTAAN dan PENENTUAN HARGA PASAR

PENAWARAN, PERMINTAAN dan PENENTUAN HARGA PASAR PENAWARAN, PERMINTAAN dan PENENTUAN HARGA PASAR Hukum Penawaran: Makin tinggi harga sesuatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual/produsen dan sebaliknya. Kurva penawaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif, istirahat dan rekreasi yang cukup (Rusilanti, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. positif, istirahat dan rekreasi yang cukup (Rusilanti, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Upaya untuk mencapai hidup sehat dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/05/33.08/Th. II, 10 Mei 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN APRIL 2015 INFLASI 0,27 PERSEN Bulan April 2015 di Kabupaten

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

PERMINTAAN DAN PENAWARAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN DISUSUN OLEH: KELOMPOK II 1. SALMA F. RUMATORAS 201662201012 2. ARYA KURNIAWAN 201662201040 3. NURDIYANTI 201662201026 4. MARSELINA BOTA 201662201008 5. AGNES HERNIANTI 201662201020

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin tinggi, hal tersebut diwujudkan dengan mengkonsumsi asupan-asupan makanan yang rendah zat kimiawi sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI Dalam teori EKONOMI MIKRO yang dibahas adalah proses alokasi sumberdaya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri. EFISIENSI DITINGKAT MIKRO belum tentu baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN 19 3 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Perdagangan Internasional Pola perdagangan antar negara disebabkan oleh perbedaan bawaan faktor (factor endowment), dimana suatu negara akan mengekspor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Permintaan Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu. Rasul et al (2012:23)

Lebih terperinci

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR AgroinovasI SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR Sayuran dan buah merupakan satu dari empat pilar pangan berimbang selain biji-bijian, protein dan sedikit susu yang dianjurkan dalam pemenuhan gizi

Lebih terperinci

berbeda-beda dalam hal Elastisitas terdiri dari Elastis Linier E=1

berbeda-beda dalam hal Elastisitas terdiri dari Elastis Linier E=1 Harga Harga Keseimbangan dibentuk oleh Harga Pendapatan Selera Konsumen Harga Barang Lain Perkiraan dipengaruhi oleh Permintaan dijelaskan oleh Hukum Permintaan berbeda-beda dalam hal Penawaran dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

1.Permintaan Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan Pergeseran kurve permintaan vs pergerakan sepanjang kurve permintaan 2.Penawaran Skedul Penawaran

1.Permintaan Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan Pergeseran kurve permintaan vs pergerakan sepanjang kurve permintaan 2.Penawaran Skedul Penawaran Demand dan Supply 1.ermintaan Skedul ermintaan dan Kurva ermintaan ergeseran kurve permintaan vs pergerakan sepanjang kurve permintaan 2.enawaran Skedul enawaran dan Kurva enawaran ergeseran kurva penawaran

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/05/Th. XIV, 2 Mei 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,78 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 84,25 persen,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KETUJUH: Permintaan Produk Pertanian

PERTEMUAN KETUJUH: Permintaan Produk Pertanian PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Kode PTE- 101002 PERTEMUAN KETUJUH: Permintaan Produk Pertanian Nur Baladina, Tatiek Koerniawati, Sujarwo, Djohar Noeriati, Rini Dwiastuti 2013 TUJUAN PEMBELAJARAN: Pada akhir

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis Kubis juga disebut kol dibeberapa daerah. Kubis merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan pada sektor agribisnis yang dapat memberikan sumbangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Wisatawan Sebagai Konsumen Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan konsumen adalah setiap orang pemakai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta dengan ditandai oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang meningkat dan stabilitas ekonomi yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Setyowati dan Fanny Widadie Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta watikchrisan@yahoo.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Menurut Kotler (1999:4), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017 No.42/08/75/Th.XI. 1 Agustus 2017 Pada bulan Juli 2017, NTP (NTP Umum) Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 103,79 atau mengalami penurunan sebesar -1,35 persen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan manusia, karena di dalam sayuran mengandung berbagai sumber vitamin,

Lebih terperinci