Q** U!, d^t,1frery,!,i. n(,*,,6. (e.k^fu1 ARTIKEL NOFRIAL NPM:10(K0151 GI]RUN PANJA}IG I$CAMATAN BAYAT\IG KABI]PATDN PESISIR SELATAN

Transkripsi

1 t\ F'AKTOR PENYEBAB PERILAKU AGRE,SIF REMAJA DI KENAGARIAN GI]RUN PANJA}IG I$CAMATAN BAYAT\IG KABI]PATDN PESISIR SELATAN ARTIKEL Q** ( U!, d^t,1frery,!,i n(,*,,6 a4ui (e.k^fu1 L- NOFRIAL NPM:10(K0151 PBOGRAM STUIII BIMBINGAN NAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAIT DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI STIMATERA BARAT PADAI\IG 2016

2 FAKTOR PENYEBAB PERILAKU AGRESIF REMAJA DI KENAGARIAN GURUN PANJANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: *Student **Lectures Nofrial* Dra. Hj. Fitria Kasih, M. Pd., Kons Rila Rama Mulyani, M.Psi.Psikolog The Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT This research is motivated by the conditions encountered in the field that, their causative factors of aggressive behavior of teenagers. Consisting of instinctive behavior, learned behavior, direct provocation, the group's influence, family influence and the influence of school. The purpose of this study was to determine how the causes of aggressive behavior of teenagers in Kenagarian Long Desert District of Bayang South Coastal District. This research is a quantitative descriptive study, with the whole study population adolescents in Kenagarian Desert Panjang Pesisir Selatan subdistrict Bayang as many as 35 teenagers. Samples were taken with total sampling technique. The instrument used in this study was a questionnaire, while for the use of data analysis techniques percentage. The results of the researchers revealed that the causes of aggressive behavior of teenagers in Kenagarian Desert Panjang Pesisir Selatan subdistrict Bayang in general are in the category of "a lot". Our research found that: 1) the causes of adolescent aggressive behavior seen from a psychological aspect consisting of behavioral factors instinctive and learned behavior, in general, are in the category of "a lot". 2) the causes of adolescent aggressive behavior seen from a social aspect which consists of direct provocation factors and the influence of groups that are in the category of "a lot". 3) factors causing adolescent aggressive behavior from the aspects of environment consisting of family and school factors, in general, are in the category of "a lot". Researchers advise parents to pay more attention to adolescent development, as well as for teenagers to be more selective in the mix either to friends or the environment. Keyword : Teenager, Aggressive behavior, Psychologis, Social, Environment.

3 FAKTOR PENYEBAB PERILAKU AGRESIF REMAJA DI KENAGARIAN GURUN PANJANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Nofrial * Dra. Hj. Fitria Kasih, M. Pd., Kons ** Rila Rama Mulyani, M.Psi.Psikolog ** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Nofrial@yahoo.com ABSTRAK NOFRIAL (NPM: ), Faktor Penyebab Perilaku Agresif Remaja di Pesisir Selatan, Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi yang ditemui di lapangan bahwa, adanya Faktor penyebab perilaku agresif remaja. Yang terdiri dari perilaku naluriah, perilaku yang dipelajari, provokasi langsung, pengaruh kelompok, pengaruh keluarga dan pengaruh sekolah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana faktor penyebab perilaku agresif remaja di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dengan populasi penelitian seluruh remaja yang ada di Pesisir Selatan yaitu sebanyak 35 orang remaja. Sampel diambil dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, sedangkan untuk analisis data digunakan teknik persentase. Hasil peneliti mengungkapkan bahwa faktor penyebab perilaku agresif remaja di Pesisir Selatan secara umum berada pada kategori banyak. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: 1) faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek psikologis terdiri dari faktor perilaku naluriah dan perilaku yang dipelajari, secara umum berada pada kategori banyak. 2) faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek sosial yang terdiri dari faktor provokasi langsung dan pengaruh kelompok berada pada kategori banyak. 3) faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek lingkungan yang terdiri dari faktor keluarga dan sekolah, secara umum berada pada kategori banyak. Peneliti menyarankan kepada orang tua untuk lebih memperhatikan perkembangan remaja, serta untuk remaja agar lebih selektif dalam bergaul baik kepada teman maupun lingkungan. Kata kunci : Remaja, perilaku agresif

4 PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam bennteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang hendak dicapainya. Manusia ketika dilahirkan di dunia sudah membutuhkan bantuan dan bimbingan dari orang lain terutama bimbingan dari orang tua. Semua orang memerlukan orang lain. Tiada seorang pun memperoleh kehidupan yang menyenangkan dan membahagiakan apabila orang tidak pernah berperanan terhadapnya. Tinjauan agama, Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan Tuhan memerlukan kawan maka diciptakan Siti Hawa. Kemudian keturunan Adam dan Hawa saling berinteraksi sesamanya mewujudkan keberadaan dan kehidupan mereka di dunia dari bayi lahir sampai meninggal dunia (Prayitno, 2004:13). Kehidupan manusia ditandai oleh beberapa fase salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal dan kejahatan seks dan tugas perkembangan timbul pada periode tertentu dalam kehidupan individu. Jika tugas itu berhasil akan menimbulkan kebahagiaan individu. Sebaliknya jika tugas itu gagal akan menimbulkan kesulitan baginya pada masa mendatang. Tugas perkembangan yang tidak terselesaikan di masa sebelum remaja merupakan penyebab utama timbulnya kelainan-kelainan tingkah laku seperti salah suai dalam bentuk kenakalan remaja dan bahkan kejahatan (Willis, 2010: 16) Kelainan tingkah laku remaja ditentukan oleh sikap serta pandangan anggota masyarakat di lingkungan tempat remaja itu hidup dan berkembang. Sebagai contoh, kelainan tingkah laku ialah kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan atribut yang diberikan oleh masyarakat terhadap tingkah laku remaja yang menyimpang dari aturanaturan normatif yang dianut oleh masyarakat tempat remaja itu hidup. Agresif merupakan bentuk kelainan dari penyimpangan tingkah laku remaja, karena agresif merupakan hasil dari proses kemarahan yang memuncak yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. More dan Fine, 1968 (Koeswara, 1988: 5) mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau objek-objek. Selanjutnya Willis (2010: 121) menjelaskan agresi jika dipandang dari definisi emosional, pengertian agresi adalah hasil dari proses kemarahan yang memuncak, sedangkan dari definisi motivasional perbuatan agresif adalah perbuatan yang bertujuan untuk menyakiti orang lain, dan dari pengertian behavioral perbuatan agresif adalah sebagai respon dari perangsangan yang disampaikan oleh organisme lain. Koeswara (1988: 60) menjelaskan pembagian agresi tersebut tidak terlepas dari cara pengendalian agresi, baik melalui penanaman nilainilai di lingkungan keluarga maupun di luar lingkungan keluarga. Keberhasilan suatu masyarakat dalam mengendalikan tingkah laku agresif tergantung kepada usaha masyarakat bekerjasama dengan ahli profesional (konselor dan psikolog) dalam mengendalikan tingkah laku agresif tersebut. Hidayat (2013: 114) menjelaskan profesi konselor di sekolah memiliki peran untuk mendorong perkembangan individu, membantu memecahkan masalah, dan mendorong tercapainya kesejahteraan individu secara fisik,

5 psikologis, intelektual, emosional ataupun spiritual. Untuk bekerja efektif sebagai konselor, diperlukan pendidikan khusus dalam bidang pengembangan manusia dan konseling. Di dalam ajaran Islam pun ada dua tata hubungan yang harus dipelajari oleh pemeluknya, yaitu Hablumminallah dan Habluminannas, yang artinya hubungan antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia. Kedua hubungan itu harus berjalan secara serentak, selama ia masih hidup didunia. Maka untuk mencapai tujuan Hablumminallah dan Hablumminannas, dibutuhkan ilmu pengetahuan untuk membina hubungan dengan Allah dan manusia, dan akan memberikan hubungan yang memperkuat hubungan kasih sayang antara sesama manusia. Umat islam itu bersaudara dan saling tolong menolong. Menurut Hurlock (2002:204) masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak4ianak dan masa dewasa. Sebagai periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, remaja berada dalam tahap pencarian identitas diri. Identitas yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat, dan kemana arah hidupnya nanti. Secara keseluruhan apakah ia akan berhasil atau gagal. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 12 Mei 2015 terlihat bahwa ada remaja suka memukul temannya, menghina orang lain, memaki temannya tanpa sebab, marah yang berlebihan, mendorong teman dengan sengaja, berkelahi dengan teman sebaya, serta menendang teman dengan kasar. Sementara hasil wawancara dengan beberapa orang remaja di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 12 Mei 2015, diperoleh informasi bahwa remaja sering berkelahi, berkata kotor, mudah kesal, kasar terhadap teman, dan berkelahi antar kelompok yang menyebakan dampak yang tidak baik untuk remaja itu sendiri kedepannya. Berdasarkan fenomena yang ada di lapangan, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang faktorfaktor apa saja penyebab perilaku agresif remaja di Pesisir Selatan tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka di dapatkan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Adanya remaja yang suka memukul temannya. 2. Adanya remaja yang suka menghina temannya saat berbicara. 3. Adanya remaja yang suka memaki temannya tanpa sebab. 4. Adanya remaja yang suka mendorong temannya dengan sengaja. 5. Adanya remaja yang suka menendang temannya dengan kasar. 6. Adanya remaja yang suka mengancam temannya. 7. Adanya remaja yang suka mengejek temannya sampai berkelahi. Berdasarkan identifikasi masalah dapat dibatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek psikologis 2. Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek sosial

6 3. Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek lingkungan Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan : 1. Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek psikologis 2. Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek sosial 3. Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek lingkungan METODE PENELITIAN Adapun waktu penelitian yang dilakukan peneliti memulai observasi pada tanggal 29 Januari 2016 sampai 8 Februari 2016, sedangkan tempat atau lokasi penelitian dilaksanakan di Kenagarian Gumn Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Alasan peneliti memilih tempat penelitian disini adalah karena masalah yang peneliti teliti dalam penelitian ini terdapat perilaku agresif remaja di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Menurut Yusuf (2007:183) populasi adalah totalitas semua nilainilai yang mungkin dan pada karakteristik tertentu sejumlah objek yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Arikunto (2010:173) berpendapat populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sejalan dengan itu menurut Sugiyono (Rid uwan, 2010:54) juga mendefinisikan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang menjadi kuantitas dan katakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang berusia antara tahun di Pesisir Selatan. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Sampel yang dipilih harus representatif atau menggambarkan keseluruhan karakteristik dari suatu populasi. Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono (2012:81) bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi sebayak 35 orang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Menurut Sugiyono (2012 : 85) teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel, maka sampel penelitian ini adalah semua remaja di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 35 orang. Instrumen penelitian ini adalah teknik dan alat pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Menurut Iskandar (2009:77) menyatakan ' kuesioner/angket adalah seperangkat pernyataan yang disusun secara logis, sistematis tentang konsep yang menerangkan variabel-variabel yang di teliti. Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk isian tertutup, dimana jawaban dari perayataan yang diajukan telah disediakan, dan responden tinggal memilih salah satu altematif jawaban, berupa perayataan positif dan perayataan negatif. Masing-masing skor jawaban

7 positif responden adalah 5,4,3,2,1 dan untuk skor item negatif jawaban responden adalah 1,2,3,4,5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data yang di kumpulkan mengenai Faktor Penyebab Perilaku Agresif Remaja Dilihat dari Aspek Psikologis Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor penyebab perilaku agresif remaja di Pesisir Selatan, terkait dengan faktor psikologis berada pada kategori banyak dengan persentase 77,14%, yang artinya faktor psikologis penyebab perilaku agresif remaja di Pesisir Selatan di kategori banyak dalam hal perilaku naluriah dan perilaku yang dipelajari. Menurut Antasari (2006:115) perilaku agresif adalah segala bentuk perilaku yang disengaja terhadap orang lain atau objek lain dengan tujuan merugikan, mengganggu, melukai, ataupun mencelakakan korban baik secara fisik maupun secara psikis, langsung maupun tidak langsung. Agresif seperti dikemukakan para ahli tersebut di atas tampak memiliki persamaan yang mendasar yaitu pada tingkah laku yang merusak baik fisik psikis maupun benda-benda yang ada di sekitrnya. Agresif juga melekat pada setiap individu termasuk juga remaja. Remaja yang masih dalam proses perkembangan mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok terutama kebutuhan rasa aman kasih sayang dan kebutuhan harga diri. Pada prinsipnya manusia ingin memiliki kebutuhannya dengan cara yang dipilih. Kemungkinan remaja akan mengalami frustasi atau perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Selanjutnya situasi frustasi akan membuat orang, marah dan akan memperbesar kemungkinan mereka melakukan perilaku agresif. 2. Data yang di kumpulkan Faktor Penyebab Perilaku Agresif Remaja Dilihat dari Aspek Sosial Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor penyebab perilaku agresif remaja di Kenagarian Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, terkait dengan faktor sosial berada pada kategori banyak dengan persentase 65,71%, yang artinya faktor sosial penyebab perilaku agresif remaja di Pesisir Selatan di kategori banyak dalam hal provokasi langsung dan pengaruh kelompok. Masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal dan kejahatan seks dan tugas perkembangan timbul pada periode tertentu dalam kehidupan individu. Jika tugas itu berhasil akan menimbulkan kebahagiaan individu. Sebaliknya jika tugas itu gagal akan menimbulkan kesulitan baginya pada masa mendatang. Tugas perkembangan yang tidak terselesaikan di masa sebelum remaja merupakan penyebab utama timbulnya kelainan-kelainan tingkah laku seperti salah suai dalam bentuk

8 kenakalan remaja dan bahkan kejahatan (Willis, 2010: 16). 3. Data yang dikumpulkan mengenai Faktor Penyebab Perilaku Agresif Remaja Dilihat dari Aspek Lingkungan berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor penyebab perilaku agresif remaja di Pesisir Selatan, terkait dengan faktor lingkungan berada pada kategori banyak dengan persentase 57,14%, yang artinya faktor lingkungan penyebab perilaku agresif remaja di Pesisir Selatan di kategori banyak dalam hal keluarga dan sekolah. Menurut Baron (2005:155) relasi antara suhu panas dengan kekerasan juga merefleksikan frustasi. Bahkan dalam tulisan bangsa romawi kuno, suhu panas dicatat sebagai penyebab naiknya prilaku agresif. Suhu panas meningkatkan emosi permusuhan terhadap pihak lain. Selain itu ketidaknyamanan dan kejengkelan yang menyertai suhu panas mungkin menimbulkan ketegangan antarpersonal, yang bisa melahirkan agresi. Berkowitz (Sobur, 2003:243) menekankan bahwa perilaku agresif merupakan suatu bentuk menyakiti orang lain yang dapat meyebabkan kerusakan fisik maupun mental. Perilaku agresif dapat dilakukan karena adanya tujuan tertentu ataupun tidak adanya tujuan tertentu hanya untuk pelampiasan semata. Secara khusus perilaku-perilaku tersebut menunjukkan gangguan-ganguan yang disebabkan oleh proses belajar yang tidak semestinya, seperti gangguan mempelajari jenis-jenis kemampuan yang diperlukan seperti mencintai lawan jenis, memiliki konsep diri yang positif, atau terlanjur mempelajari bentuk-bentuk perilaku yang maladaptif misalnya, anak yang tumbuh menjadi remaja agresif karena meniru perilaku orangtua dan tekanan keadaan di dalam keluarga atau lingkungan yang tidak harmonis. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan temuan hasil penelitian mengenai Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek psikologis dapat disimpulkan secara umum berada pada kategori banyak. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan sub variabel atau batasan masalah yang terkait dengan yaitu: 1) Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek psikologis. 2) Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek sosial. 3) Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek lingkungan., dapat simpulkan sebagai berikut: 1. Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek psikologis berada pada kategori banyak. 2. Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek sosial berada pada kategori banyak. 3. Faktor penyebab perilaku agresif remaja dilihat dari aspek lingkungan berada pada kategori banyak. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pembaca, yaitu sebagai berikut:

9 1. Remaja, agar bisa mengendalikan emosi yang dimilikinya agar tidak terjadi sikap yang berlebihan di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan sekolah. Remaja juga diharapkan bisa mengontrol sikap dan tindakan, sehingga peserta didik bisa mengendalikan diri atau mengontrol dirinya ke arah yang lebih baik. 2. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat untuk lebih menambah wawasan dan pengembangan teori-teori tentang emosi dalam mempersiapkan mahasiswa prodi BK. 3. Peneliti selanjutnya, agar menjadikan penelitian ini sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya mengenai emosi dari aspek lain, menambah wawasan dan pemahaman dalam melaksanakan penelitian. KEPUSTAKAAN Koeswara, E Agresi Manusia. Bandung: Eresco. Prayitno & Erman Amti Dasardasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Riduwan Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. Robert A. Baron, Donn Byrne Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Sudijono, Anas Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wirawan Psikologi Sosial Jakarta: Balai Pustaka. Willis Remaja & Masalahnya, Bandung: Alfabeta. Yusuf, A. Muri Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta. Antasari Menyikapi Prilaku Agesif. Yogyakarta: Kanisius. Baron. (2005). Psikologi sosial Jakarta: Erlangga Berkowitz Agresif: Sebab & Akibatnya. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Hidayat Perkembangan Remaja (Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Prilaku) Alih Bahasa: Jakarta: Arca. Hurlock, Elizabeth Psikologi Perkembangan Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Koeswara Agresi Manusia. Bandung: PT. Eresco