BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BALUMBANG JAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BALUMBANG JAYA"

Transkripsi

1 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BALUMBANG JAYA 4.1 Keadaan Umum Kelurahan Balumbang Jaya Dalam subbab ini, dipaparkan tiga kelompok karakteristik Kelurahan Balumbang Jaya. Karakteristik tersebut dilihat dari (1) kondisi geografis, (2) sumberdaya alam (SDA), serta (3) kondisi demografi Kelurahan Balumbang Jaya Kondisi Geografis Kelurahan Balumbang Jaya berada dalam wilayah administratif Kecamatan Bogor Barat. Secara geografis, kelurahan ini terletak pada 106,48 o Bujur Timur (BT) dan 60,36 o Lintang Selatan (LS). Ketinggiannya adalah 200 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan curah hujan 2,5 mili meter kubik (mm 3 ). Kelurahan Balumbang Jaya memiliki luas total hektar (ha) serta terdiri atas 38 Rukun Tetangga (RT) dan 12 Rukun Warga (RW). Dalam hal batas wilayah, Kelurahan Balumbang Jaya berbatasan dengan satu desa dan tiga kelurahan lainnya. Batas wilayah Kelurahan Balumbang Jaya tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Situ Gede. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Margajaya. 3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Babakan. 4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Bubulak. Adapun jarak kantor Kelurahan Balumbang Jaya ke Ibu Kota Kecamatan Bogor Barat, Ibu Kota Bogor, Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, dan Ibu Kota Negara adalah: 1. Ibu Kota Kecamatan Bogor Barat 6 kilo meter (km). 2. Ibu Kota Bogor 12 km. 3. Ibu Kota Provinsi Jawa Barat 120 km. 4. Ibu Kota Negara 60 km. Berkenaan dengan akses kendaraan menuju Kantor Kelurahan Balumbang Jaya, lokasi ini dapat ditempuh dengan menaiki tiga kali kendaraan umum dari Kota Bogor. Pertama, angkutan umum bernomor 03. Setelah berhenti di Terminal

2 45 Laladon atau pun Bubulak, masyarakat yang ingin mengunjungi kantor kelurahan dapat menaiki angkutan umum dengan rute Kampus Dalam. Kendaraan ini berhenti di pangkalan angkutan umum yang dekat dengan Kampus IPB Dramaga. Selanjutnya, masyarakat dapat menggunakan jasa ojek dengan tarif Rp ,00 (tiga ribu rupiah). Kantor Kelurahan Balumbang Jaya terletak di tengah pemukiman warga Sumberdaya Alam (SDA) Di Kelurahan Balumbang Jaya, ada empat jenis peruntukkan (penggunaan) lahan. Penggunaan itu meliputi pemanfaatan lahan untuk (1) perumahan (pemukiman) dan pekarangan, (2) jalan, (3) sawah, dan (4) perkebunan. Pemanfaatan lahan untuk kawasan perumahan dan pekarangan menempati persentase terbesar, yaitu sekitar 66 persen. Disusul oleh penggunaan lahan untuk prasarana jalan, yakni lebih kurang 15 persen. Penggunaan lahan bagi keperluan pertanian (sawah) dan perkebunan memiliki jumlah yang relatif kecil, yaitu masing-masing sekitar 15 persen dan 2 persen. Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Balumbang Jaya yang dulunya cukup terkenal sebagai kawasan pertanian, kini justru memiliki lahan sawah dan perkebunan yang relatif sedikit. Jumlah penduduk yang semakin bertambah mengakibatkan sangat dibutuhkannya lahan untuk perumahan. Sawah dan perkebunan pun dikonversi menjadi perumahan penduduk. Selain itu, cukup banyak pula yang dibangun menjadi kos-kosan mahasiswa. Selanjutnya, baik penduduk asli Kelurahan Balumbang Jaya maupun pendatang (misalnya, mahasiswa) tentu membutuhkan prasarana jalan yang kondisinya baik. Hal ini guna mendukung kegiatan sehari-hari warga dan memudahkan akses orang luar untuk masuk ke wilayah Kelurahan Balumbang Jaya. Maka, semakin berkuranglah sawah dan perkebunan karena makin banyak yang dialihfungsikan menjadi prasarana jalan.

3 46 Tabel berikut ini merupakan jumlah dan persentase penggunaan lahan di Kelurahan Balumbang Jaya. Tabel 1. Penggunaan Lahan di Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2009 Lahan/Penggunaan Luas (ha) Persentase (%) Perumahan/Pemukiman dan Pekarangan 82,277 66,68 Sawah 18,596 15,07 Jalan 19,5 15,80 Perkebunan 3 2,43 Total 123, Sumber: Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya Kondisi Demografi Penduduk Kelurahan Balumbang Jaya sampai akhir bulan Desember tahun 2009 tercatat sebanyak jiwa. Jumlah ini terdiri atas orang laki-laki dan jiwa perempuan. Berdasarkan angka ini, kepadatan penduduk di Kelurahan Balumbang Jaya dicatat mencapai 756 jiwa/km dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak Di bawah ini adalah tabel yang memperlihatkan jumlah dan persentase penduduk Kelurahan Balumbang Jaya menurut kelompok usia. Tabel 2. Jumlah Penduduk Kelurahan Balumbang Jaya Menurut Kelompok Umur Tahun 2009 Kelompok Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) , , , , , , , , , , , , ,47 Total Sumber: Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya. Berdasarkan data monografi ini, terlihat bahwa mayoritas warga di Kelurahan Balumbang Jaya merupakan penduduk usia produktif. Penduduk usia

4 tahun memiliki jumlah terbesar dengan persentase sekitar 12 persen. Persentase terbesar kedua ditempati oleh penduduk dengan usia produktif tahun, yaitu lebih kurang 10 persen. Berbicara mengenai agama, mayoritas penduduk Kelurahan Balumbang Jaya beragama Islam, yakni sebanyak orang (99,07 persen). Selain itu, terdapat penduduk yang beragama Kristen (0,65 persen), Katolik (0,24 persen), dan Hindu (0,021 persen). Kehidupan beragama yang harmonis sangat diterapkan di wilayah Kelurahan Balumbang Jaya. Jika ada acara atau kegiatan di kelurahan ini (agama, pernikahan, kerja bakti, dan sebagainya), anggota masyarakat saling membantu. Aspek demografi berikutnya di Kelurahan Balumbang Jaya, yang sangat erat dengan kondisi SDA, adalah mata pencaharian penduduk. Sebagaimana yang telah disebutkan pada subbab sebelumnya, sawah dan perkebunan sebagian besar telah dikonversi menjadi kawasan perumahan dan pekarangan serta prasarana jalan. Hal ini berarti bahwa telah terjadi penyempitan lahan pertanian dimana penyempitan itu mengakibatkan para petani kehilangan mata pencaharian. Dengan kata lain, sebagian besar penduduk Kelurahan Balumbang Jaya tidak lagi memiliki pekerjaan. Banyaknya penduduk yang menganggur tersebut lebih kurang 25 persen. Tabel 3. Mata Pencaharian Masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2009 Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Petani 432 7,18 Wiraswasta/Pedagang ,67 Buruh ,65 Swasta/BUMN/BUMD ,96 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 96 0,16 TNI/Polri 10 0,16 Pensiunan 523 8,70 Tidak bekerja ,06 Sumber: Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya. Masih dalam hal mata pencaharian, jumlah terbesar kedua ditempati oleh penduduk yang berprofesi sebagai buruh dengan persentase sekitar 20 persen. Di Kelurahan Balumbang Jaya, orang-orang yang telah kehilangan pekerjaan pada sektor pertanian, terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), atau pun yang tidak

5 48 memiliki sumberdaya pribadi yang tinggi (pendidikan, keterampilan, dan modal) memilih bekerja sebagai seorang buruh. Sebagian besar buruh di Kelurahan Balumbang Jaya merupakan buruh bangunan dan pengangkut pasir. Jenis pekerjaan ini dilakoni oleh kaum laki-laki, sedangkan buruh perempuan bekerja sebagai tukang cuci dan Pembantu Rumah Tangga (PRT). Berbeda dengan buruh laki-laki yang cenderung bekerja serabutan (tidak tentu/pasti waktu dan penghasilannya), kondisi buruh perempuan lebih baik (pekerjaan rutin dan menerima bayaran per bulan). Buruh cuci di Kelurahan Balumbang Jaya sebagian besar bekerja di Asrama IPB, sedangkan PRT bekerja di kos-kosan atau pun perumahan di sekitar kelurahan tersebut. Selain pengangguran dan buruh, jenis pekerjaan lainnya yang mendominasi di Kelurahan Balumbang Jaya adalah pedagang (±17 persen). Sebagian besar penduduk yang memiliki profesi seperti ini bukanlah pedagang besar. Dengan kata lain, pedagang skala mikro (kecil). Ada yang berjualan gorengan (pisang, ubi, tahu, tempe, dan sebagainya), sayur (kangkung dan bayam), atau pun makanan ringan (cemilan) di sekolah-sekolah. Menurut pengakuan salah seorang penduduk yang berprofesi sebagai pedagang seperti ini, penghasilan yang diterima tidak pantas disebut keuntungan (laba). Jumlahnya yang sangat kecil hanya dianggap sebagai uang jajan sehari-hari, bahkan lebih banyak terpakai lagi seluruhnya untuk membeli bahan baku (salah satunya tepung). Aspek demografi terakhir yang dibahas adalah tingkat pendidikan. Penduduk di Kelurahan Balumbang Jaya rata-rata merupakan lulusan SD/Sederajat. Kondisi ekonomi yang sangat serba kekurangan mengakibatkan sebagian besar penduduk di kelurahan tersebut tidak dapat mengakses fasilitas pendidikan. Beruntung sejak beberapa tahun terakhir ini pemerintah mengadakan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sekolah-sekolah negeri membebaskan biaya pangkal (uang gedung) dan bulanan (SPP) untuk para muridnya. Bagi para orang tua di Kelurahan Balumbang Jaya, program ini sangat membantu meringankan beban rumah tangga terkait dengan anggaran untuk kebutuhan pendidikan anak-anak. Walaupun masih harus membayar uang buku

6 49 dan seragam, setidaknya program ini telah membantu dalam meringankan setengah beban rumah tangga miskin di kelurahan tersebut. Terkait dengan kebutuhan pendidikan, salah satu hal yang berpegaruh adalah ketersediaan fasilitas pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini, Kelurahan Balumbang Jaya memiliki gedung SD sebanyak 3 buah, sedangkan gedung SLTP ada 1 buah. Adapun jumlah gedung Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kelurahan Balumbang Jaya masingmasing adalah 1 buah. Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2009 Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Tamatan SD/ Sederajat ,70 Tamatan SLTP/ Sederajat ,20 Tamatan SLTA/ Sederajat ,12 Tamatan Akademi/D1 D3 46 1,35 Tamatan Perguruan Tinggi/S1 S2 60 1,77 Total Sumber: Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya. 4.2 Karakteristik RTSM Responden Ciri-ciri khas rumah tangga responden juga dilihat dari tiga komponen. Komponen itu berupa (1) status bekerja/aspek ekonomi suami isteri, (2) rasio tingkat pendidikan suami isteri, dan (3) kriteria RTSM penerima PKH menurut RTSM responden sendiri Status Bekerja (Aspek Ekonomi) Suami Isteri Kategori pada status bekerja RTSM responden terdiri atas dua klasifikasi, yaitu (1) salah satu pihak berkontribusi dalam rumah tangga (isteri tidak bekerja suami bekerja dan isteri bekerja suami tidak bekerja) serta (2) suami isteri sama-sama berkontribusi dalam rumah tangga. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan jumlah RTSM responden menurut status bekerja suami isteri.

7 50 Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan jumlah dan persentase RTSM responden berdasarkan kontribusi ekonomi suami isteri dalam rumah tangga yang dilihat dari status bekerja. Tabel 5. Jumlah RTSM Responden Menurut Status Bekerja Suami Isteri Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2009 Status Bekerja Jumlah RTSM Persentase (%) Isteri Tidak Bekerja Suami 11 37,93 Bekerja Isteri Bekerja Suami Tidak 5 17,24 Bekerja Suami Isteri Sama-Sama 13 44,83 Bekerja Total Pada Tabel 5, terlihat bahwa RTSM responden didominasi oleh rumah tangga dengan tipe suami isteri sama-sama bekerja. Rumah tangga ini, dalam periode Februari 2009 hingga Februari 2010, memiliki pekerjaan produktif (menghasilkan uang). Alasan mengapa isteri bekerja adalah ingin membantu suami. Isteri tidak mendapatkan tekanan atau paksaan dari siapa pun untuk bekerja. Kaum isteri dari RTSM dengan tipe suami isteri sama-sama bekerja tidak setuju terhadap anggapan hanya laki-laki atau suami yang pantas dan mampu melakukan kerja produktif. Salah satu RTSM responden memberikan tanggapan mengenai hal ini, yaitu: Wah, enggak ah Neng, enggak setuju! (Tertawa). Kerja apa aja, selagi halal, badan juga masih sehat, kenapa enggak?? Malah kan bisa punya duit buat keluarga juga. (RTSM 6: BR; 39 tahun; membuka usaha warung) Jumlah terbesar kedua ditempati oleh RTSM responden dengan tipe hanya suami yang bekerja. Dalam rumah tangga ini, kaum isteri tidak bekerja secara produktif. Oleh karena, isteri beranggapan seorang perempuan lebih baik berada di rumah, mengurus suami dan anak, serta mengatur rumah tangga. BM (RTSM 7; 46 tahun) menuturkan:

8 51 Mau jaga anak aja. Dia sih enggak pernah minta saya buat gimana-gimana. Emang sayanya yang mau di rumah. Ngurus suami, beres-beres rumah, sama ngejaga anak-anak. Makanya ada PKH gini, ya kebantu. Kan dulu mah semuanya harus dari uang suami, tapi sekarang dibantu sama PKH buat kebutuhan anak sekolah. [ ]. Tipe lain yang ditemukan pada RTSM responden dalam rentang waktu Februari 2009 hingga Februari 2010 adalah rumah tangga dimana hanya isteri yang bekerja. BE (RTSM 2; 44 tahun) yang bekerja sebagai buruh cuci di Asrama IPB Dramaga berkata bahwa suami beliau menganggur sejak tahun Namun, sebelum suami menganggur, BE memang telah bekerja sebagai buruh cuci. Suami BE pada awalnya bekerja di salah satu toko, tapi terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Berikut penuturan BE: Bapak nganggur, Neng. Udah tiga tahunan. Dulu kerja sama orang, kena PHK. Ya udah, enggak dapet kerja lagi. Cuma bantu-bantu Ibu aja sekarang. [ ]. Menurut BE, tidak semua kebutuhan sekolah anak dan rumah tangga dapat terpenuhi dari penghasilan beliau atau pun dana bantuan PKH. Namun, masih menurut beliau, PKH membantu dalam meringankan setengah beban rumah tangga. Di bawah ini adalah ungkapan beliau mengenai hal tersebut: Maunya Ibu dari dulu. Kalau mau nurutin enaknya sih, ya di rumah aja. Kayak yang orang kaya, Neng. Istrinya di rumah, cuma tinggal nerima duit. Tapi, kita kan bukan orang kaya. Kalau Ibu di rumah, bapak juga dulu tiap bulannya kecil banget dapetnya, jadi gimana buat makan sama sekolahnya anak-anak?? Kayak gini deh. Ini aja masih susah. PKH Alhamdulillah ngebantu setengahnya. Tapi, kan kebutuhan mah makin banyak, makin mahal. Sama seperti RTSM 2 di atas, BE (RTSM 4; 50 tahun), BH (RTSM 13; 54 tahun), BS (RTSM 30; 31 tahun), dan BA (RTSM 25; 42 tahun) hanya bekerja sendiri. Suami BE, PK (83 tahun), sakit sejak beberapa tahun lalu. Begitu pula dengan suami BH dan suami BS, yang masing-masing mengalami sakit batu ginjal dan paru-paru sejak lebih kurang dua tahun silam. Suami BA sendiri, PS (52 tahun), terkena PHK sejak tahun Berbeda dengan BE (RTSM 2), BE

9 52 (RTSM 4), BH, dan BS yang memang telah memiliki pekerjaan produktif sebelum suami terkena PHK atau sakit, BA baru bekerja sejak PS di-phk. Jenis pekerjaan RTSM responden cenderung homogen, yaitu buruh bangunan dan buruh pencari pasir (suami) serta buruh cuci dan Pembantu Rumah Tangga/PRT (isteri). Sebagai seorang buruh, penghasilan yang diterima oleh kaum suami tentu tidak menentu. Hal ini bergantung pada ada tidaknya panggilan kerja. Berbeda dengan suami, kaum isteri menerima penghasilan setiap bulan (gaji) dari pekerjaan sebagai tukang cuci atau PRT. Kondisi ini dapat dilihat pada salah satu RTSM responden, yaitu BM (55 tahun) dan PS (60 tahun). BM bekerja sebagai buruh cuci pada salah satu rumah yang ada di sebuah kawasan perumahan, sedangkan PS merupakan seorang pencari pasir. Pendapatan BM tiap bulan adalah Rp ,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). PS sendiri dalam periode Februari 2009 sampai Februari 2010 mendapatkan tiga kali panggilan kerja dan menerima upah Rp ,00 (enam ratus ribu rupiah) dalam jangka waktu tersebut. Salah seorang anak perempuan dari pasangan suami isteri ini juga bekerja dan menerima gaji. Namun, jumlahnya yang sedikit membuat BM dan PS tidak pernah menuntut apa pun dari gaji tersebut. Berikut ini merupakan penuturan BM (RTSM 1): Ibu dua setengah tiap bulan, itu emang cuma kerja di satu rumah aja. Kalau bapak, kan tahun kemaren mah ada tiga kali kerjaan. Dapet enem ratus semuanya. Sama yang PKH doang. Gajinya Isna mah enggak pernah Ibu sama bapak minta-minta. Kita malah kasian, Neng. Uangnya sedikit, jadi ya udah buat dia aja. Baik, Neng. Sayang sama orang tua [ ]. Berbeda dengan pasangan suami isteri di atas, BN (39 tahun) dan PD (40 tahun) masing-masing bekerja sebagai buruh cuci di Asrama IPB Dramaga dan penjual sayur. Pendapatan BN sebesar Rp ,00/bulan (tiga ratus ribu rupiah per bulan), sementara itu PD bisa membawa pulang uang tiap bulan lebih kurang Rp ,00 (tiga puluh ribu rupiah). Berikut ini adalah penjelasan yang diungkapkan oleh BN (RTSM 14):

10 53 Iya! (Tertawa). Enggak sampe gede-gede kok jumlahnya. Di bawah lima puluh lah. Yaaaa, emmmm, tulis aja tiga puluan Teh. (Tertawa). Kalau Ibu sih, Alhamdulillah agak gede an dikit. Tiga ratus lah tiap bulan. [ ]. Ada pula salah satu RTSM responden yang bekerja sebagai penjual gorengan. Namun, jualan tersebut tidak dijajakan sendiri. BE (50 tahun) merasakan kondisi fisik yang lemah, selain itu suami beliau (PK, 83 tahun) menderita sakit sejak beberapa tahun lalu. Hal-hal ini yang mengakibatkan BE menitipkan dagangan kepada orang lain untuk dijual. Berikut ini ungkapan beliau (RTSM 4): (Tertawa), iya enggak apa-apa. Ya kan cuma lima hari jualan aja setiap minggu. Kadang dapet sepuluh, dua limaan, ya kadang dua tiga. Ya seringnya antara dua puluan lebih dikit lah. Ya sok atuh, diitung aja sebulan mah Ibu dapet berapa, kecil! (Tertawa). [ ]. Berdasarkan penuturan di atas, dapat disimpulkan bahwa penghasilan yang diterima oleh BE lebih kurang Rp ,00/bulan (empat ratus ribu rupiah tiap bulan). Menurut BE, jumlah ini bukan keuntungan yang sebenarnya. Tapi, hanya sebatas balik modal. Uang tersebut tidak benar-benar dapat menopang kehidupan rumah tangga. Hal ini karena sebagian besar dari jumlah tersebut digunakan kembali untuk membeli bahan dagangan. Rumah tangga responden lainnya, BR (34 tahun) dan PA (44 tahun), masing-masing bekerja sebagai buruh cuci di sekitar tempat tinggal beliau dan tukang servis alat elektronik (kipas angin, radio, televisi). Jika sang Istri menerima pendapatan Rp ,00/bulan (tiga ratus lima puluh ribu rupiah per bulan), PA bisa memperoleh Rp ,00/bulan (dua ratus ribu rupiah tiap bulan). Hal ini diutarakan oleh BR (RTSM 6): [ ] dikit. Suami mah sebulan bisa dua ratus ribu. Kalau saya, yaaaa lebih seratus lima puluh lah! (Tertawa). Udah sih, sama yang uang PKH aja. Adapun pasangan BI (29 tahun) dan PM (28 tahun) yang masing-masing memiliki pekerjaan sebagai cleaning service di Kampus IPB Dramaga dan buruh bangunan, sang Istri berpenghasilan Rp ,00/bulan (dua ratus ribu rupiah tiap

11 54 bulan). Sementara itu, PM mendapatkan tiga kali panggilan kerja dalam periode Februari 2009 sampai dengan Februari 2010 sehingga penghasilan beliau sebesar Rp ,00 (sembilan ratus ribu rupiah) selama rentang waktu tersebut. Berikut penuturan pasangan suami isteri ini (RTSM 29): (BI) Sebulannya kecil, Neng. Cuma dua ratus. (PM) Saya Alhamdulillah tahun kemaren ada tiga kali panggilan kerja. Sebulan dapetnya seratus, jadi bisa ada sembilan ratus lah tahun kemaren. Sekarang aja nih, lagi sepi panggilan. (Tertawa). Rumah tangga responden bernomor 28 (dua puluh delapan), BS dan PS, masing-masing bekerja sebagai buruh cuci dan supir pribadi (terkadang supir mobil bak). Pekerjaan sebagai supir dilakukan oleh PS hanya jika ada panggilan kerja. Bila tidak ada, sang Istri yang akan bekerja. Hal tersebut berarti bahwa RTSM ini tidak menerima penghasilan setiap bulan. Pendapatan yang diterima oleh PS sekali panggilan kerja adalah Rp ,00 (tiga puluh ribu rupiah), sedangkan sang Istri mendapatkan Rp ,00/kerja (lima puluh lima ribu rupiah per satu kali mencuci). Di bawah ini merupakan penjelasan BS dan PS: (PS) Bapak cuma yaaa tiga puluan, kecil ya Neng? (Tertawa). (BS) Ibu Alhamdulillah gede an dikit, tapi dikiiiiiit aja. Cuma sekitar lima-lima sekali nyuci. Enggak tentu, kadang sebulan enggak kerja si Bapak, jadi Ibu yang nyuci. Kalo bapak kerja, ya Ibu enggak. Kan jaga si Ade kecil. Sama dapet dari PKH. Enggak ada lagi. Emang cuman ini, Neng Rasio Tingkat Pendidikan Suami Isteri Ada dua kategori yang menjadi karakteristik rasio jenjang pendidikan RTSM responden. Variasi nilai tersebut, antara lain (1) isteri rendah suami rendah (sama-sama tamatan SD) dan (2) salah satu pihak lebih tinggi (tingkat pendidikan isteri tidak sama dengan suami/sd SMP, SD SMA, serta SMP SD).

12 55 Berikut ini tabel yang memperlihatkan jumlah RTSM responden berdasarkan tingkat pendidikan suami isteri. Tabel 6. Jumlah RTSM Responden Berdasarkan Rasio Tingkat Pendidikan Suami Isteri Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2009 Rasio Tingkat Pendidikan Jumlah RTSM Persentase (%) Isteri Rendah Suami 23 79,31 Rendah Isteri Rendah Suami 1 3,45 Sedang Isteri Rendah Suami 3 10,34 Tinggi Isteri Sedang Suami 2 6,90 Rendah Total Hampir semua RTSM responden berpendapat bahwa pendidikan memiliki peranan penting baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Rumah tangga responden merasa sangat rugi dengan jenjang sekolah formal yang pernah dikenyam. Tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan pasangan suami isteri tersebut, dua diantaranya, sulit mengakses jenis pekerjaan produktif yang bergaji tinggi serta kesulitan untuk memberikan pengajaran kepada anak dalam hal mata pelajaran sekolah. Namun, hampir seluruh RTSM responden juga lebih memilih anak laki-laki untuk disekolahkan, jika dana yang dimiliki sangat terbatas. Alasan yang dikemukakan, tentu saja, karena anak laki-laki dianggap akan menjadi seorang kepala rumah tangga. Untuk bisa memasuki dunia kerja yang layak, si Anak harus mengenyam pendidikan yang tinggi pula. Sementara itu, anak perempuan masih bisa diajarkan memasak dan mengurus rumah. Berikut penuturan salah satu RTSM responden: Sama aja sih. Tapi, kalau perempuan kan masih bisa diajarin masak. Jadi, kalau enggak ada duit, ya udah diajarin masak aja. (RTSM 8: BR; tamatan SD) Kriteria RTSM Penerima PKH Semua RTSM responden memiliki kesamaan pendapat mengenai siapa yang berhak untuk menjadi peserta PKH. Berbagai kriteria tersebut adalah memiliki rumah yang kurang baik kondisinya, suami isteri bekerja sebagai buruh,

13 56 memiliki anak balita/ibu hamil/ibu melahirkan dan/atau anak usia sekolah, serta mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Hampir semua rumah RTSM responden memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu tanpa teras dan pagar, beratapkan seng, dindingnya terbuat dari triplek, dan lantai berupa semen. Di dalam rumah, bagian depan merupakan ruang tamu dan terdapat paling banyak dua kamar tidur. Sementara itu, pada bagian belakang rumah, terdapat dapur dan kamar mandi. Rumah-rumah tersebut berukuran sangat sederhana. Adapun kepemilikan barang elektronik, hampir seluruh RTSM responden telah dan hanya memiliki satu buah televisi.

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA 5.1 Kelembagaan PKH Pemilihan rumah tangga untuk menjadi peserta PKH dilakukan berdasarkan kriteria BPS. Ada 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Balumbang Jaya Kondisi Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Balumbang Jaya Kondisi Geografis 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Balumbang Jaya 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Balumbang Jaya merupakan salah satu kelurahan yang berada dalam wilayah administratif

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan, IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini

Lebih terperinci

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 39 Peluang Bekerja dan Berusaha Wanita Kepala Rumah Tangga (WKRT) Peluang bekerja dan berusaha adalah

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Trimurti memiliki luas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS EFEKTIVITAS MANFAAT PKH

BAB VI ANALISIS EFEKTIVITAS MANFAAT PKH BAB VI ANALISIS EFEKTIVITAS MANFAAT PKH 6.1 Efektivitas Manfaat PKH Dalam subbab ini, dipaparkan dua hal utama. Beberapa hal yang berhubungan dengan efektivitas manfaat PKH tersebut adalah (1) definisi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KAMPOENG HORTI, PENINGKATAN KEMANDIRIAN PANGAN KELUARGA MELALUI PEMANFAATAN PEKARANGAN DAN LAHAN TIDUR DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA KECAMATAN BOGOR BARAT BIDANG

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah

Lebih terperinci

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI 46 REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Kesejahteraan Petani Reforma agraria merupakan suatu alat untuk menyejahterakan rakyat. Akan tetapi, tidak serta merta begitu saja kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RESPONDEN

KARAKTERISTIK RESPONDEN 18 KARAKTERISTIK RESPONDEN Bab ini menjelaskan mengenai karakteristik lansia yang menjadi responden. Adapun data karakteristik yang dimaksud meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status perkawinan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DESA CIARUTEUN ILIR, KECAMATAN CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR

GAMBARAN UMUM DESA CIARUTEUN ILIR, KECAMATAN CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR 27 GAMBARAN UMUM DESA CIARUTEUN ILIR, KECAMATAN CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR Kondisi Geografis Secara geografis, Desa Ciauteun Ilir terletak di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Penarikan kesimpulan yang mencakup verifikasi atas kesimpulan terhadap data yang dianalisis agar menjadi lebih rinci. Data kuantitatif diolah dengan proses editing, coding, scoring, entry, dan analisis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI WILAYAH Hasil survei ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini juga diperoleh dengan mengacu

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 29 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan 4.1.1 Batas Wilayah Desa Mulyaharja terbentuk dari pemekaran Desa Sukaharja. Desa Sukaharja termasuk bagian dari Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Brebes Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes Gambar 4.1 Peta Administratif Kabupaten Brebes 4.1.1 Geografi Kabupaten Brebes sebagai

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL

BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL 31 BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL Lee (1984) dalam teorinya Dorong-Tarik (Push-Pull Theory) berpendapat bahwa migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh faktor pendorong

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI 4.1 Profil Desa Tanjungsari 4.1.1 Letak Geografis Desa Tanjungsari Desa Tanjungsari merupakan salah satu dari delapan Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sukaresik,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini akan membahas Kelurahan Setiamanah secara umum sebagai wilayah studi. Kelurahan Setiamanah merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Cimahi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Keadaan topografi dan letak wilayah Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k 13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik melalui wawancara, curah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Ciamis Berdasarkan data geografis, wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 20' sampai dengan 108 40' Bujur Timur dan 7 40'20" Lintang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Gambaran Kelurahan Cikaret Kelurahan Cikaret merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kelurahan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kecamatan Bogor Barat Wilayah administrasi Kecamatan Bogor Barat hingga akhir Desember 2008 yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah 52 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah Ripah Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Desa Pagelaran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Luas Wilayah dan Batas Kelurahan Wilayah Kecamatan Rajabasa semula adalah merupakan pemekaran dari Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI

BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI 55 BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI A. Kondisi Geografis Desa Gemeksekti Kondisi geografis, sosial dan ekonomi, sedikit banyak memberikan terhadap daya kreatif dan imajinasi pada suatu komunitas masyarakat.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang II. KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN Kabupaten Brebes terletak di sepanjang pantai utara Laut Jawa, merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah, memanjang keselatan berbatasan dengan wilayah

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL

BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL 25 BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL Umur dan Tingkat Pendidikan Responden Data primer di lapangan menunjukkan bahwa dari 35 responden pedagang makanan di Jalan Babakan, umur rata-rata

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1 BAB II DESA BERINGIN JAYA A. Geografis Desa Beringin Jaya secara geografis terletak di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, dengan luas daerah 35 km 2. Desa Beringin Jaya berbatasan langsung

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar 57.482 Ha yang terdiri dari 17 Kecamatan yaitu Mayudan, Godean, Minggir, Gamping, Segeyan, Ngaglik, Mlati,

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan demografi Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Kapur IX adalah salah satu dari tiga

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

IV. DESA BABAKAN DALAM KONTEKS LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA

IV. DESA BABAKAN DALAM KONTEKS LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA IV. DESA BABAKAN DALAM KONTEKS LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA Gambaran Umum Desa Babakan adalah satu diantara 14 desa yang ditetapkan oleh IPB sebagai bagian dari Wilayah Lingkar Kampus (WLK) IPB Darmaga.

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 31 Ideologi Gender Ideologi gender adalah suatu pemikiran yang dianut oleh masyarakat yang mempengaruhi WKRT (Wanita Kepala Rumah Tangga)

Lebih terperinci

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan 50 BAB II PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan 1. Keadaan Geografis Karang Kembang merupakan salah satu desa dari 23 desa yang berada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Desa Argomulyo merupakan salah satu desa di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, 35 VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Pada bab ini akan disajikan hasil temuan data yang didapat dari lapangan dengan mendeskripsikan profil lokasi penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN BAB III PELAKSANAAN AKAD UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Tanjung merupakan salah satu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Purbolinggo Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan Purbolinggo sebelum pemekaran kabupaten,

Lebih terperinci