V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

Transkripsi

1 V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharian, pola penggunaan lahan, dan kepemilikan ternak Kondisi Fisik Daerah Desa Kalisari yang terkenal dengan sentra industri tahu di Kabupaten Banyumas pada mulanya merupakan penggabungan dari dua desa yaitu Desa Karangsari dan Desa Kalikidang yang dilakukan pada tahun Secara administratif Desa Kalisari termasuk dalam wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, terletak di Banyumas bagian barat dari ibukota Kecamatan Cilongok. Jarak dari pusat Kabupaten Banyumas dengan Desa Kalisari sekitar 17 km, dengan waktu tempuh sekitar 35 menit. Desa Kalisari terdiri atas dua dusun yaitu Dusun I yang terletak di sebelah timur yang terbagi atas dua RW dan Dusun II yang terletak di sebelah barat yang terbagi atas dua RW. Luas wilayah Desa Kalisari yaitu 204,355 ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Desa Karang Tengah b. Sebelah Barat : Desa Cikembulan c. Sebelah Selatan : Desa Lesmana d. Sebelah Timur : Desa Karanglo Desa Kalisari memiliki topografi berupa dataran rendah dengan ketinggian sekitar 220 m diatas permukaaan laut (mdpl) sehingga tergolong dataran rendah.

2 Sebagian tanah di Desa Kalisari merupakan areal pertanian. Curah hujan di Desa Kalisari rata-rata mm/ /tahun Kondisi Sosial Ekonomi Desa Kalisarii Menurut data monografi yang diperoleh dari Kantor Desa Kalisari (2007), jumlah penduduk yang tercatat yaitu sebesar 1269 KK, yang terdiri atas 2471 laki- laki dan 2422 perempuan, rata-rata setiap keluarga terdiri dari empat anggota keluarga. Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar berikut : >60 tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun Laki laki Perempuan Sumber : Data Sekunder diolah (2011) Gambar 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Tingkat pendidikan di Desa Kalisari tergolong sedang, hal inii didukung dengan adanya fasilitass pendidikann yaitu tersedianya tiga Taman Kanak-kanak (TK), satu Sekolah Dasar (SD), dan satu Madrasah Ibtidaiyah (MI). Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat padaa gambar berikut. 45

3 0.43% 0.13% 0.13% % Tidak Tamat SD 0.05% 7.19% 8. 60% 8.38% Belum Tamat SD 9.22% Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA D % D2 D1 S1 S2 Sumber : Data Sekunder, diolah (2011) Gambar 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan : Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa mayoritas tingkat pendidikan penduduk Desa Kalisari adalah tamatan SD yaitu sekitar 64,54% %. Sisanya merupakan belum tamat SD, tamatan SLTP, SLTA, D1, D2, D3, S1, dan S2. Jumlah yang paling sedikit yaitu tamatan S2 yaitu sebesar 0,13%. Berdasarkan data monografi yang didapat tercatat bahwa sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh industri. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat padaa gambar berikut : 0.37% 2.95% 5.26% 2.12% 1.11% 0.92% 12% 11.45% 24.01% 34.53% 0% 1.20% Petani sendiri Petani buruh Nelayan Pengusaha Buruh industri Buruh bangunan Pedagang Pengangkutan Sumber : Data Sekunder, diolah (2011) Gambar 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 46

4 Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Kalisarii adalah petani yaitu sebesar 34,53% %. Sisanya merupakan petani buruh, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, pengusaha, dan pengangkutan. Luas Desa Kalisari seluruhnya mencapai 204,355 ha. Penggunaan lahan di Desa Kalisari diperuntukkan bagi pertanian, pemukiman, pekarangan, dan sisanya adalah tanah untuk pendidikan, lapangan, jalan, dan pemakaman. Komposisi pola penggunaan lahan di Desa Kalisari dapat dilihat pada gambar berikut ini % % 14.70% 63.61% Tanah sawah Tanah pemukiman Tanah pekarangan Lain lainn Sumber : Data Sekunder, diolah (2011) Gambar 7. Komposisi Pola Penggunaan Lahan Dari gambar di atas terlihat bahwa mayoritas lahan di Desa Kalisari diperuntukkan bagi kegiatan pertanian yaitu sebesar 63,61%. Sisanya adalah untuk pemukiman, pemakaman, dan lain-lain. Selain sebagai petani, buruh tani dan pengrajin tahu, pada umumnya penduduk Desa Kalisari juga memelihara binatang ternak. Pemeliharaan ternak dipilih penduduk desa sebagai tabungan hidup yang juga digunakan untuk memanfaatkan lahan dan memanfaatkan hasil-hasil tanaman pertanian dan perkebunan, sehingga pakan ternak cukup mudah untuk didapatkan. Jenis ternak 47

5 yang dipelihara antaraa lain sapi, kambing, kelinci, ayam, babi dan bebek. Komposisi kepemilikan ternak dapat dilihat pada gambar berikut. 7.78% 2.93% 0.36% 0.39% 1.35% 87.25% Sapi Kerbau Kelinci Ayam Bebek Babi Sumber : Data Sekunder, diolah (2011) Gambar 8. Komposisi Kepemilikan Ternak Berdasarkan gambar di atas mayoritas ternak yang ada di Desa Kalisari adalah ayam yaitu sebesar 87,25% %. Selanjutnya diikuti dengan bebek, babi, kelinci, sapi, dan kerbau Karakteristik Responden Responden padaa penelitian ini merupakan masyarakat Desa Kalisari yang bermata pencaharian sebagai pengrajin tahu dan melakukan pengolahan limbah cair dengan biogas serta masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pengrajin tahu dan tidak melakukan pengelolaan limbah cair dengann biogas. Karakteristik sosial ekonomi responden dapat dilihat pada beberapa kriteria berikut ini Usia Tingkat usia pada respondenn cukup bervariasi yaitu berkisar antara usia 20 tahun sampai diatas usia 62 tahun. Sebanyak 38,33% atau sebanyak 23 orang berada padaa kisaran usia tahun. Sebanyak 26,67% atau sebanyak 16 orang berada padaa kisaran usia tahun. Pada kisaran usia tahun terdapat 25 % atau sebanyak 15 orang. Sebanyak 6,67% atau sebanyak empat orang berada 48

6 pada kisaran usia tahun. Sedangkan pada kisaran usia tahun hanya sebanyak 3, 33 % atau sebanyak dua orang. Perbandingan persentasi tingkat usia responden dapat dilihat pada Gambar 9. 25% 3.33% 6.67% 26.67% tahun tahun 38.33% tahun tahun tahun Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden di Desa Kalisari bervariasi antara tamatan SD, SMP, dan SMA. Sebanyak 71,67% atau sebanyak 43 orang menempuh pendidikan formal sampai jenjang SD, 16,67% atau sebanyak 10 orang menempuh pendidikan formal sampai jenjang SMA, dan sebanyak 11,67% atau sebanyak tujuh orang menempuh pendidikan formal sampai jenjang SMP % 11.67% 71.67% SD SMP SMA Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa mayoritas respondenn memiliki tingkat pendidikan formal sampai dengan tingkat SD. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden yang diwawancara beradaa pada usia diatas 40 tahun dimana pada masa tersebut tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan 49

7 formal masih rendah serta kondisi perekonomian yang masih kurang memungkinkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi Status Pernikahan Status pernikahan respondenn yang ada di Desa Kalisari mayoritas sudah menikah yaitu sebesar 98,33 % atau sebanyak 59 orang dan sebesar 1,67 % atau sebanyak satu orang berstatus belum menikah. Komposisi responden berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Gambar % 98.33% Menikah Tidak Menikah Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan Berdasarkan gambar di atas mayoritas responden yang berstatus menikah. Hal ini disebabkan karena para pengrajin tahu yang diwawancara sudah berusia diatas 25 tahun yang merupakan usia yang ideal untuk menikah dan banyak responden yang memang sudah menjalankan usaha sejak lebih dari 20 tahun Lama Menjalankan Usahaa Distribusi responden yang menjalankan usaha tahu berada di kisaran 0-20 tahun yaitu sebanyak 60% atau sebanyak 36 orang, sebanyak 36,67% atau sebanyak 222 orang berada pada kisaran tahun, dan terakhir berada pada kisaran tahun sebanyak 3,33% atau sebanyak dua orang. Karakteristik responden berdasarkan lama usaha dapat dilihat pada Gambar

8 3.33% 36.67% 60% 0 20 tahun tahun tahun Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Usaha Lama Manjalankan Berdasarkan gambar di atas terlihat jelas bahwa paling banyak responden menjalankann usaha berada pada kisaran 0-20 tahun. Hal ini disebabkan karena mereka sudah menjalankan usahaa secara turun-temurunn dan mereka sudah menjalankann usaha tahu semenjak mereka tamatt SD Jumlah Tanggungan Distribusi jumlah tanggungan respondenn berada pada kisaran satu sampai dua orang sebanyak 5% atau sebanyak tiga orang, tiga sampai empat orang sebanyak 66,67% atau sebanyak 40 orang, lima sampai enam orang sebanyak 25% atau sebanyak 15 orang, dan tujuh sampai delapan orang sebanyak 3,33% atau sebanyak dua orang. Karakteristik k respondenn berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat pada Gambar % 25% 5% 66.67% 1 2 orang 3 4 orang 5 6 orang 7 8 orang Gambar 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan 51

9 Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa mayoritas responden yang memiliki tanggungan berkisar antara tiga sampai empat orang yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua sampai tiga orang anak. Hal ini disebabkan karenaa penduduk Desa Kalisari sudah menerapkan Keluarga Berencana semenjak dahulu, dan kesadaran mereka akan mengikuti KB sangat tinggi, disamping kondisi perekonomian yang kurang memungkinkan jika mereka memiliki anak banyak Jarak Tempat Usaha ke Sungai Distribusi jarak tempat usaha responden dengann sungai berada pada kisaran m sebanyak 91,67% atau sebanyak 55 orang, m sebanyak 5% atau sebanyak tiga orang, dan m sebanyak 3,33% atau sebanyak dua orang. Komposisi responden berdasarkan jarak tempat usaha ke sungai dapat dilihat pada gambar 14. 5% 3.33% 91.67% 0 20 meter meter meter Gambar 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Tempat Usaha dengan Sungai Berdasarkan gambar terlihat bahwa mayoritas responden memiliki jarak tempat usaha dengan sungai berkisar antara 0-20 m. Oleh sebab itu mayoritas pengrajin tahu di Desa Kalisari membuang limbah ke sungai Persepsi Responden Persepsi responden yang dikaji meliputii dampak negative dari limbah cair tahu serta manfaat pengolahan limbah padat tahu. Penilaian persepsi responden ini 52

10 bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan para pengrajin tahu mengenai dampak limbah tahu yang mereka hasilkan dari proses produksi tahu Dampak Negatif dari Limbah Cair Tahu Persepsi responden mengenai dampak negatif dari limbah cair tahu diketahui melalui apakah responden merasakan adanya dampak negatif dari limbah cair tahu bagi kesehatan maupun lingkungan mereka. Distribusi persepsi responden mengenai dampak negatif dari limbah cair tahu dapat dilihat dari Gambar % 71.67% Ada Tidak ada Gambar 15. Persepsi Respondenn Mengenai Dampak Cair Tahu Negatif dari Limbah Berdasarkan Gambar 15 terlihat bahwaa sebanyak 71,67% atau sebanyak 43 orang berpendapat bahwa mereka merasakan dampak dari limbah cair tahu baik bagi kesehatan maupun bagi lingkungan perairan dalam hal ini sungai maupun selokan. Sebanyak 28,33% atau sebanyak 17 orang berpendapat bahwa tidak ada dampak negatif yang mereka rasakan dari limbah cair tahu, baik bagi kesehatan maupun bagi lingkungan mereka. Hal ini disebabkan karena limbah cair yang mereka buang ke sungai selalu terbawa aliran sungai sehingga tidak menumpuk dan menyebabkan bau. Mayoritas responden yang berpendapat bahwa tidak adanya dampak negatif dari limbah cair tahu adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan formal terakhir SD yaitu sebanyak 94,12% atau 53

11 sebanyak 16 orang, sisanya sebanyak 5,88% atau sebanyak satu orang adalah tamatan SMA. Pengetahuan yang masih terbatas ternyata cukup mempengaruhi persepsi responden mengenai dampak negatif dari limbah Manfaat Pengolahan Limbah Padat Tahu Manfaat yang didapat dari pengolahan limbah padat tahu yaitu ampas tahu yang digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku pembuatan keripik ampas tahu. Distribusi persepsi respondenn mengenai manfaat pengolahan limbah padat tahu dapat dilihat pada Gambar % Pakan Ternak 96.67% Pakan Ternak Ampas Tahu dan Keripik Gambar 16. Persepsi Respondenn Mengenai Dampak Cair Tahu Negatif dari Limbah Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa sebanyak 96,,67% atau sebanyak 58 orang mengatakan bahwa manfaat dari limbah padat tahu yaitu sebagai pakan ternak yang mereka jual. Sebanyak 3,33% atau sebanyak dua orang mengatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari pengolahan limbah padat tahu yaitu sebagai pakan ternak dan sebagai bahan baku pembuatan keripik ampas tahu. Dari 60 respondenn yang diwawancara baru dua orang yang memanfaatkan limbah padat tahu sebagai bahan baku pembuatan keripik ampas tahu, hal ini disebabkan karena di dalam melakukan pengolahan ampas tahu menjadi keripik ampas tahu membutuhkan jumlah elpiji yang tidak sedikit. Untuk perebusan diperlukan 15 tabung elpiji/bulan yang berukuran 3 kg, sedangkan untuk 54

12 kebutuhan rumah tangga membutuhkan tiga sampai empat tabung elpiji/bulan. Kebutuhan elpiji yang tidak sedikit ini membuat pengusaha tahu menjadi enggan untuk mengolah ampas tahu menjadi keripik tahu. 55