BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. Indonesia. Untuk mengetahui lebih lengkapnya tentang PT Garuda Indonesia Tbk dapat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. Indonesia. Untuk mengetahui lebih lengkapnya tentang PT Garuda Indonesia Tbk dapat"

Transkripsi

1 36 BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN 3.1 Profil Perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk PT. Garuda Indonesia Tbk merupakan perusahaan maskapai penerbangan nasional Indonesia. Untuk mengetahui lebih lengkapnya tentang PT Garuda Indonesia Tbk dapat dilihat dari beberapa penjelasan dibawah ini: Sejarah Perusahaan Sejarah penerbangan komersial di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari masa-masa perjuangan rakyat Indonesia dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sejarah ini dimulai ketika pada tahun 1948, guna menunjang mobilitas pemimpin pemerintahan, Presiden Soekarno menghimbau kepada pengusaha dan rakyat Aceh untuk menghimpun dana guna pembelian pesawat terbang.terkumpulah sejumlah uang untuk membeli pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota yang kemudian diberikan registrasi R1-001 diberi nama Seulawah yang berarti Gunung Emas. Adapun nama Garuda diberikan oleh Presiden Soekarno sendiri yang mengutip bahasa Belanda Ik ben Garuda, Vishnoe s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw einladen, yang artinya Aku adalah Garuda, burung milik Wishnu yang membentang sayapnya menjulang tinggi diatas

2 37 kepulauanmu. Tanggal 28 Desember 1949 pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo Garuda Indonesian Airways terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput pertama kali dengan Garuda Indonesian Airways. Garuda Indonesia kemudian resmi menjadi Perusahaan Negara pada tahun Pada saat itu Garuda Indonesia memiliki 38 buah pesawat yang terdiri 22 jenis DC-3, 8 pesawat laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada perusahaan terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun 1956, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah. Sepanjang tahun 80an, armada Garuda Indonesia dan operasionalnya mengalami resrtukturisasi besar-besaran yang menuntut perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia Training Centre (GITC) yang terletak di Jakarta Barat. Selain pusat pelatihan, Garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan Pesawat, Garuda Maintenance Facility (GMF) di bandara internasional Soekarno-Hatta di masa itu. Di awal masa 90an, strategi jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga melampaui tahun Armada juga terus ditingkatkan sehingga di masa itu, Garuda Indonesia termasuk dalam 30 besar dunia. Sejak awal tahun 2005 tim manajemen yang baru mulai membuat perencanaan bagi masa depan Garuda Indonesia. Di bawah kendali manajemen

3 38 baru, Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang terpenting adalah memperbaharui dan membangkitkan semangat Garuda Indonesia. Bagi perusahaan, pelayanan dalam kegiatan operasional merupakan kunci indikator kinerja. Pengukuran strategi yang melibatkan restrukturisasi pada seluruh rantai pelayanan (service chain) menegaskan komitmen perusahaan untuk menjadi perusahaan yang berorientasi pada pelanggan. Garuda Indonesia memiliki gedung manajemen baru di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Garuda Indonesia saat ini di dukung oleh orang karyawan yang tersebar di kantor pusat dan 43 kantor cabang. Pada akhir Desember 2009, Garuda Indonesia mengoperasikan 70 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing , 6 pesawat jenis Airbus , 4 pesawat jenis Airbus dan 57 pesawat jenis B-737 (seri 300, 400, 500& 800). Pesawat-pesawat ini melayani lebih dari 50 rute tujuan domestic dan internasional serta lebih dari 10 juta pelanggan Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memliki 4 anak perusahaan yang fokus pada produk /jasa pendukung bisnis perusahaan induk, yaitu PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aerowisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asiadan PT Aero Systems Indonesia.

4 Visi, Misi, Nilai & Tujuan Perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk secara konsisten mengarahkan strategi dan inisiatifnya untuk mencapai tujuan perusahaan dan mewujudkan misinya menjadi perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa. Berikut adalah visi, misi, nilai dan tujuan PT. Garuda Indonesia Tbk: Visi Perusahaan : Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia. Misi Perusahaan : Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang professional. Nilai Perusahaan : Tata nilai perusahaan yang disebut sebagai FLY-HI (efficient & effective, Loyalty, customer centricity, Honesty & openness, Integrity)

5 40 efficient & effective : Insan Garuda Indonesia senantiasa melakukan tugas yang diembannya secara teliti, tepat, dan akurat dalam waktu sesingkat mungkin dan tenaga serta biaya seefisien mungkin tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin pelanggan memperoleh layanan yang berkualitas. Loyalty : Insan Garuda Indonesia dapat melaksanakan setiap tugas yang didelegasikan kepadanya dengan penuh dedikasi, tanggung jawab dan disiplin. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin konsistensi kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. customer centricity : Insan Garuda Indonesia senantiasa penuh perhatian, siap membantu dan melayani. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menempatkan pelanggan sebagai pusat perhatian. Honesty & openness : Insan Garuda Indonesia harus jujur, tulus dan ikhlas dalam menjalankan seluruh aktivitasnya dan melakukan komunikasi dua arah yang jelas dan transparan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta tetap

6 menjaga kerahasiaan. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan pelanggan. 41 Integrity : Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin layanan dan relasinya dengan pelanggan berjalan bersih secara hukum dan moral. Tujuan Perusahaan : Untuk mencapai visi perusahaan maka tujuan perusahaan adalah menjadi maskapai penerbangan terkemuka dengan reputasi yang sejajar dengan maskapai kelas dunia lainnya. Sedangkan sasaran perusahaan yang hendak dicapai adalah menciptakan perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan keuntungan yang berkelanjutan Logo Perusahaan Berikut ini merupakan logo maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk sebagai flag carrier kebanggaan Indonesia :

7 42 Gambar 3.1 Logo PT Garuda Indonesia Tbk Sumber : PT. Garuda Indonesia Tbk, 2011 Logo tersebut dibuat oleh Landor Associates pada tahun 1985, namun kembali diperbaharui pada tahun Identitas Perusahaan Head Office : Alamat : Jalan Kebon Sirih No.44 Jakarta Telp : Fax :

8 43 Contact Address Corporate Communication : Alamat : Management Building Ground Floor Garuda City Soekarno-Hatta International Airport, Cengkareng Telp : Fax : corpcomm@garuda-indonesia.com Web : Operasional Perusahaan Persaingan yang tajam di industri penerbangan yang tidak hanya berasal dari maskapai asing namun juga maskapai domestik telah mempengaruhi kinerja operasional perusahaan. Persaingan ini kian dipertajam dengan semakin agresifnya maskapai penerbangan berbiaya murah Rute dan Jaringan Pada tahun 2009 perusahaan menutup beberapa rute yang tidak menguntungkan dan membuka rute-rute baru yang diharapkan dapat memberikan keuntungan yang optimal. Selain itu, PT Garuda Indonesia Tbk juga meningkatkan frekuensi penerbangan pada rute-rute tertentu Berikut ini merupakan gambar spesifikasi rute-rute penerbangan

9 domestik dan internasional maskapai PT Garuda Indonesia Tbk, yang dapat dilihat pada halaman lampiran Armada Pengembangan rute dan frekuensi penerbangan yang dilakukan akan menghasilkan pertumbuhan penumpang dan kargo yang harus diimbangi oleh penambahan armada. Oleh sebab itu, PT Garuda Indonesia Tbk terus melakukan penambahan armada pesawatnya dengan mendatangkan 19 buah armada baru yang terdiri dari 15 buah pesawat dengan daya jelajah midrange pesawat Boeing New Generation (NG) dan 4 buah pesawat berbadan lebar Airbus untuk melayani penerbangan mainbrand. Di samping itu PT Garuda Indonesia Tbk juga mengembalikan sebuah pesawat Boeing kepada lessor karena masa sewanya telah berakhir. Penambahan armada pesawat juga dilakukan untuk mendukung pengembangan rute yang dilakukan oleh low cost carrier (Citilink). Adapun penjelasan gambar mengenai armada pesawat Garuda Indonesia dengan penerbangan regular dan juga penerbangan haji, yang dapat dilihat pada halaman lampiran Utilasi Pesawat Tingkat utilisasi pesawat di tahun 2009 tercatat rata-rata 9:00 jam per hari, menurun dari 9:50 jam per hari sebagai akibat dari keterbatasan

10 45 jumlah awak pesawat (crew shortage) karena masuknya beberapa pesawat baru seperti Airbus dan Boeing NG serta melemahnya permintaan di beberapa rute domestik. Selain itu, penurunan ini juga disebabkan oleh adanya pesawat yang sedang menjalani pemeliharaan (Boeing ). Sedangkan menurunnya utilisasi pesawat Boeing disebabkan oleh rencana persiapan penjualan pesawat ini. Utilisasi pesawat Boeing mengalami penurunan karena mengalami keterbatasan awak pesawat dan sebagai pesawat cadangan (standby) untuk penerbangan charter. Sedangkan pesawat Boeing NG tingkat utilisasinya juga menurun karena adanya penambahan jumlah pesawat. Di masa datang, untuk menaikkan tingkat utilisasi pesawat, PT Garuda Indonesia Tbk akan terus mengembangkan rute dan jaringan penerbangannya ke seluruh propinsi di Indonesia selain melakukan rekruitmen untuk awak pesawat Penghargaan dan Sertifikasi Di bawah ini adalah beberapa penghargaan yang diterima oleh PT Garuda Indonesia Tbk pada tahun : - The Most Indonesia Admirable Company: Economic Challenge Award dari Metro TV.

11 46 - Good Corporate Governance Award 2009, Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) Assessment dari Majalah SWA dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG). - Marketer of The Year Indonesia 2009 Automotive, Transportation & Logistics dari Mark Plus Inc., Desember Marketer of The Year Indonesia 2009, dari Mark Plus Inc - 4 Star Airline, SKYTRAX World Airline, Winner SKYTRAX Awards Good Corporate Governance Awards 2010, Indonesia Most Trusted Companies Peserta Terbaik dalam Penilaian Makalah CGPI IATA Operational Safety, Audit Program (IOSA) renewal - Annual Report Award, Peringkat 1 Kategori BUMN/D Non Keuangan Non Listed. - Centre of Asia Pacific Aviation, Airline Turnaround of the Year IMAC 2010, The Most Sustainable Corporate Image

12 Struktur Organisasi Perusahaan Di bawah ini merupakan gambar struktur organisasi perusahaan milik negara PT. Garuda Indonesia Tbk. Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia Tbk STRUKTUR ORGANISASI Sumber : PT.Garuda Indonesia Tbk, 2009

13 48 Dewan Komisaris & Direksi : 1. Komisaris Utama : Hadiyanto 2. Komisaris : Abdulgani 3. Komisaris : Adi Rahman Adiwoso 4. Komisaris : Sahala Lumban Gaol 5. Komisaris : Wendy Aritenang 6. Direktur Utama : Emirsyah Satar 7. Direktur SDM & Umum : Achirina 8. Direktur Niaga : Agus Priyanto 9. Direktur Operasi : Ari Sapari 10. Direktur Keuangan : Eddy Porwanto 11. Direktur Strategi & TI : Elisa Lumbantoruan 12. Direktur Teknik : Hadinoto Soedigno Struktur Organisasi Corporate Communication PT Garuda Indonesia Tbk Corporate communication adalah divisi dalam suatu perusahaan yang menangani berbagai macam bentuk isu komunikasi perusahaan dengan publiknya. Corporate

14 communication dalam kedudukannya sebagai mediator melakukan kegiatannya dalam bentuk sebagai berikut : Membantu manajemen untuk memonitor isu-isu yang sedang berkembang 2. Membantu manajemen dalam membangun opini publik 3. Membantu manajemen dalam memanfaatkan teknik-teknik komunikasi dalam upaya membangun citra perusahaan. Dalam corporate communication terdapat beberapa tugas komunikasi perusahaan, strategi perusahaan, dan sasaran sebagai aspek komunikasi dalam menangani krisis yaitu : 1) Tugas Komunikasi Perusahaan : - Mengaktifkan dan mengelola media center sebagai pusat informasi bagi media massa. - Bertindak sebagai juru bicara (spoke person) perusahaan. - Menyampaikan penjelasan pertama mengenai accident yang terjadi sesegera mungkin; dan memberikan updated informasi kepada media sesuai perkembangan penanganan accident. - Menyiapkan atau membuat statement bagi CEO berkaitan dengan accident yang terjadi. - Menyiapkan atau membuat berita pers secara berkelanjutan sesuai perkembangan penanganan accident. - Menyelenggarakan konferensi pers sesuai perkembangan yang tejadi.

15 50 - Memonitor perkembangan pemberitaan media. - Menganalisa pemberitaan media. - Menyampaikan pemberitaan atau informasi kepada publik internal menyangkut accident yang terjadi. 2) Strategi : - Mengaktifkan communication team sesuai perincian tugas dan tanggungjawabnya. - Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam penanganan accident. - Menjadi sumber informasi yang cepat, akurat serta menyampaikan informasi yang penting dan mengurangi situasi ketidakpastian. - Bersikap penuh perhatian, jujur, terbuka, serta tidak berspekulatif. - Memahami data atau informasi tentang aspek safety dan prosedur dalam penanganan accident. 3) Sasaran : - Secara bertahap mampu menciptakan (merubah) situasi ketidakpastian menjadi kondisi yang pasti. - Membantu media massa untuk senantiasa fokus terhadap data dan fakta yang ada, sesuai perkembangan penanganan accident.

16 - Menjaga kepercayaan publik bahwa penerbangan merupakan moda transportasi yang aman dan mengutamakan aspek safety Menciptakan kondisi atau gambaran bahwa PT Garuda Indonesia Tbk merupakan penerbangan yang safe dan perusahaan menunjukan sikap yang caring terhadap para korban dan anggota keluarganya. Adapun struktur organisasi dari Corporate Communications PT. Garuda Indonesia Tbk adalah sebagai berikut : Gambar 3.3 Struktur Organisasi Corporate Communications CORPORATE COMMUNICATIONS Vice President Corporate Communications Senior Manager Senior Manager Senior Manager Senior Manager Public Relations Employee Communication Corp. Identity management Corp. Social Responsibility Sumber : PT.Garuda Indonesia Tbk, 2011 Corporate communication dalam PT. Garuda Indonesia Tbk memiliki vice president dan juga 4 senior manager untuk mendukung program kerjanya yaitu, Senior Manager Public Relations, Senior Manager Employee Communication, Senior Manager Corporate Identity Management, Senior Manager Corporate

17 Social Responsibility. Vice president dan keempat Senior Manager mempunyai tugas masing-masing dalam menjalankan pekerjaan sebagai berikut : 52 1) Vice President Corporate Communication : Menjamin terciptanya reputasi perusahaan yang positif dan tersedianya informasi mengenai perusahaan bagi stakeholders/shareholder secara cepat dan uptodate melalui perencanaan, koordinasi, pengendalian dan evaluasi strategis serta program komunikasi perusahaan yang meliputi public relations, media relations, employee communication, corporate identity, corporate data center, dan Corporate Social Responsibility (CSR) termasuk didalamnya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), sesuai ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). 2) Senior Manager Public Relations : Memastikan penyelenggaraan komunikasi eksternal perusahaan yang efektif melalui penerapan strategi Public Relations (Internal & Eksternal) guna mendukung peningkatan produktivitas karyawan dan image/reputasi perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG). 3) Senior Manager Employee Communication : Memastikan penyelenggaraan komunikasi perusahaan melalui penerapan strategi komunikasi internal yang efektif guna mendukung peningkatan

18 produktivitas karyawan dan image/reputasi perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG). 53 4) Senior Manager Corporate Identity Management : Memastikan penyelenggaraan komunikasi perusahaan melalui penerapan strategi Corporate Identity Management yang efektif guna mendukung peningkatan priduktivitas karyawan dan image/ reputasi perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG). 5) Senior Manager Corporate Social Responsibility : Memastikan terlaksananya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporate Social Responsibility (CSR), melalui penyaluran dana dan hibah serta program-program yang memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha Perusahaan guna mendukung pencapaian sasaran perusahaan berdasarkan /sesuai peraturan perundangan dan prinsip Good Corporate Governance (GCG). 3.3 Prosedur resmi menangani krisis PT. Garuda Indonesia Tbk memiliki beberapa prosedur dalam aktivitas penanganan informasi mengenai krisis accident yang terjadi yaitu sebagai berikut : - Menyampaikan berita pers secara berkala berupa updated report (sebanyak 13 berita pers).

19 54 - Menyelenggarakan 4 kali konferensi pers (3 kali di hari pertama kejadian atau pada tanggal 7 Maret 2007; dan 1 kali di saat preliminary report KNKT/ 11 April 2007). - Penyampaian informasi mengenai nomor-nomor telepon yang dapat dihubungi untuk membantu para keluarga korban. - Penyampaian penjelasan mengenai accident GA-200 oleh Presiden dan CEO PT Garuda Indonesia Tbk di tempat kejadian (Yogyakarta) pada 7 Maret Menyelenggarakan atau mengkoordinasikan talkshow di 3 stasiun TV dengan nara sumber Presiden dan CEO Garuda Indonesia (Metro TV dan Trans TV (7 Maret 2007) serta SCTV (8 Maret 2007). - Membuat Corporate-Ad Ucapan Duka-Cita Garuda di Metro TV (ditayangkan sejak hari pertama kejadian; dan di media cetak local / 8 Maret 2007). - Penyampaian informasi mengenai perkembangan penanganan accident secara live melalui radio station network (ElShinta, Trijaya FM, dll). - Mengkoordinasikan pelaksanaan talkshow Kecelakaan Pesawat di Trijaya FM dengan nara sumber Direktur Operasi Garuda Indonesia (10 Maret 2007). - Melakasanakan atau mengkoordinir liputan penyerahan Uang Simpati Garuda ke rumah para penumpang GA-200 (10 Maret 2007 : Jakarta,

20 Yogyakarta, Solo, Klaten, Kebumen, Magelang, Surabaya, Pekanbaru, Denpasar, Hiroshima, Singapura, dan Australia) Melaksanakan liputan penyerahan jenazah korban GA-200 dari Garuda ke keluarga korban di Terminal Haji Bandara Soekarno-Hatta (mulai 8 Maret 2007). - Melaksanakan liputan penyerahan uang santunan asuransi kepada korban meninggal dunia sebesar Rp 600 juta (mulai 15 Maret 2007). - Mengkoordinasikan liputan mengenai flight safety Garuda Indonesia oleh TV Al Jazeera pada 16 Maret 2007 dan Channel 9 TV Australia pada 30 Maret Metode Penelitian Dalam penelitian dengan metode kualitatif, dikenal beberapa teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan juga dari penelaahan dokumentasi. Sebagai peneliti ilmu komunikasi atau public relations dengan metode kualitatif, dalam analisis datanya tidak menggunakan bantuan ilmu statiska, tetapi menggunakan rumus 5 W + 1 H, yaitu: what (data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian) who (siapa saja yang menjadi informan kunci dalam penelitian)

21 56 where (di mana sumber informasi penelitian itu bisa digali atau ditemukan) when (kapan sumber informasi itu bisa ditemukan) why (analisis lebih dalam atau penafsiran /intrepretasi lebih dalam ada apa dibalik fakta dan data hasil penelitian itu, mengapa bisa terjadi seperti itu) how (bagaimana proses data itu berlangsung) (Ardianto, 2010: 58-59) Dalam kutipan yang penulis kutip dari Danim dalam Ardianto (2010: 59) menyatakan, Kepedulian utama penelitian kualitatif adalah bahwa keterbatasan objektivitas dan kontrol sosial sangat esensial, yang berangkat dari ilmu perilaku dan ilmu sosial. Esensinya adalah sebagai sebuah metode pemahaman atas keunikan, dinamika, dan hakikat holistik dari kehadiran manusia dan interaksinya di lingkungan. Peneliti percaya sebuah kebenaran (truth) adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang dalam interaksinya dengan situasi sosial kesejahteraan Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif ini menggunakan metode pengumpulan data melalui cara, yaitu wawancara, pengamatan (observasi) dan penelaahan

22 dokumentasi (documentary historical). Ketiga metode tersebut satu sama lain saling berkaitan, untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasannya : 57 a. Wawancara Metode pengumpulan data yang yang digunakan untuk wawancara adalah penulis melakukan wawancara secara mendalam dengan key informan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pertanyaan yang akan ditanya pada saat wawancara. Ada tiga macam pendekatan dalam wawancara menurut Nasution dalam Ardianto (2010: 185) yaitu : (a) dalam bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur spontanitas, santai tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya; (b) menggunakan lembaran berisi gari besar pokok-pokok, topic atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan; (c) menggunakan daftar pertanyaan yang lebih perinci, namun bersifat terbuka yang telah dipersiapkan lebih dahulu dan akan diajukan menurut urutan dan rumusan yang tercantum. Pertanyaan yang diberikan melalui wawancara akan dikaitkan dengan permasalahan yang akan dibahas. Penulis akan memberikan pertanyaan atau melakukan wawancara dengan informan yang terkait yaitu dengan Vice President Corporate Communications PT Garuda Indonesia Tbk Bapak Pujobroto sebagai public relations yang menjamin citra perusahaan agar tetap terjaga, Senior Manager Public Relations Bapak Ikhsan Rosan sebagai public relations eksternal yang memastikan terlaksananya media relations untuk crisis management, public relations officer eksternal Bapak Resno sebagai karyawan yang ikut serta ketika menangani krisis dengan mengelola hubungan dengan media dan pers. Peneliti

23 menjadikan seorang pelanggan PT Garuda Indonesia Tbk sebagai informan yang akan dimintai tanggapannya mengenai krisis yang terjadi. 58 b. Observasi Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelitinya. Dan juga pengumpulan data dari lapangan yang kemudian dapat ditanyakan pada saat wawancara. Observasi dilakukan pada PT. Garuda Indonesia Tbk bagian corporate communication mulai tanggal 21 Februari 2011 sampai dengan 13 Mei c. Documentary historical (Penelaahan dokumentasi) Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui peristiwa sejarah yang terjadi pada saat kejadian krisis tersebut. Dokumentasi yang dipergunakan dalam metode ini, yaitu 1) data archival (arsif) 2) dokumen (sejarah) milik lembaga atau pribadi, 3) dokumentasi publik, seperti data atau informasi yang tercantum di berbagai media massa, kepustakaan, bahan publikasi instansi dan pengumuman publik (Ruslan, 2010: ). 3.5 Permasalahan yang dibahas PT. Garuda Indonesia Tbk merupakan suatu perusahaan yang termasuk dalam Badan Usaha Miik Negara yaitu menyediakan layanan jasa transportasi udara. Sebagai perusahaan maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk sangat mendahulukan pelayanan terbaik untuk pelanggannya. Namun sebagai perusahaan penerbangan pasti

24 pernah mengalami krisis. Peranan public relations sangat dibutuhkan dalam proses penyelesaian krisis tersebut. Krisis memang datang tanpa diduga-duga. 59 Seperti krisis yang dialami oleh PT Garuda Indonesia Tbk yaitu terjadinya kecelakaan pesawat pada tanggal 7 Maret 2007 lalu, kejadian ini mengakibatkan adanya korban jiwa. Pesawat GA-200 rute Jakarta-Yogyakarta meluncur ke luar landasan, terbakar dan meledak sesaat setelah mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Dengan adanya kejadian krisis seperti itu bisa mengancam citra perusahaan. Permasalahan yang disimpulkan oleh penulis adalah suatu krisis memang datang tanpa disengaja yang mampu memperburuk suatu keadaan. Berkaitan dengan kejadian krisis itu, permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Peranan public relations ketika menghadapi krisis kecelakaan pada pesawat Garuda Indonesia 2. Peranan public relations dalam mempertahankan citra pasca krisis yang terjadi 3. Pemecahan masalah ketika menghadapi krisis 3.6 Alternatif Pemecah Masalah Setelah penulis menyimpulkan permasalahan, kemudian penulis memberikan alternatif pemecahan masalah yang terjadi pada PT. Garuda Indonesia Tbk. Dalam kaitannya dengan permasalahan mengenai peranan public relations dalam penanganan

25 krisis yang merupakan upaya memperbaiki atau mempertahankan citra perusahaan di 60 mata publik. Dengan demikian alternatif pemecah masalahnya adalah dengan membentuk unit kendali krisis yang bertugas untuk mempertahankan citra PT Garuda Indonesia Tbk. Unit kendali krisis ini adalah sebuah pusat pengendalian krisis dari peristiwa kecelakaan pesawat yang terjadi. Penggunaan unit kendali krisis ini merupakan layanan yang diberikan public relations dalam menghadapi krisis perusahaan. Layanan yang diberikan unit kendali krisis bermacam-macam yaitu berupa pusat pengendali krisis dengan memberikan informasi pelayanan ketika ada kerabat atau keluarga korban yang ingin mengetahui informasi kejadian, sebagai penghubung antara publik yang menjadi korban dengan pihak perusahaan, menangani keluhan mengenai krisis dan juga layanan darurat lainnya. Upaya ini dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan Garuda Indonesia yang terkena bencana. Untuk mempertahankan citra agar tetap baik di mata publiknya, perusahaan memberikan upaya sebaik-baiknya agar pelanggan tetap percaya dengan PT Garuda Indonesia Tbk. Tindakan upaya membentuk unit kendali krisis ini sebagai bentuk tanggung jawab PT Garuda Indonesia Tbk dan juga merupakan bagian dari peranan public relations dalam membantu pimpinan organisasi sebagai penasihat, mencarikan solusi penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya, mengkomunikasikan publiknya melalui informasi yang terpercaya kebenarannya, serta menjalin hubungan baik dengan media. Manfaat yang dapat diperoleh dengan membentuk unit kendali krisis ini adalah:

26 61 1) Mempermudah publik dalam mendapatkan informasi yang akurat 2) Perusahaan tidak perlu melibatkan banyak pihak lagi cukup konsentrasi dengan membentuk unit kendali krisis ketika mengelola krisis 3) Public relations mampu menjalankan peranannya ketika keadaan sedang darurat, karena citra perusahaan menjadi baik atau buruk tergantung dari penyelesaian krisis. 4) Pelayanan unit kendali krisis ini diharapkan mampu mempertahankan citra PT Garuda Indonesia Tbk agar tetap baik di mata publiknya. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai pembentukan unit kendali krisis yang berpengaruh dalam mempertahankan citra perusahaan. Public relations membuat kesepakatan dengan pimpinan perusahaan dengan membentuk unit kendali krisis PT Garuda Indonesia Tbk, sebagai solusi penyelesaian masalah dengan publiknya dan juga sebagai wujud tanggung jawab perusahaan. Yaitu dengan memberikan layanan kebutuhan informasi kepada publik. Dengan begitu publik akan kembali mempercayai PT Garuda Indonesia Tbk karena mampu menangani krisis dengan baik. Proses pembentukan unit kendali krisis yang berpengaruh dalam mempertahankan citra perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk, seperti yang penulis gambarkan dibawah ini

27 Gambar 3.4 Alternatif Pemecah Masalah dengan Unit Kendali Krisis 62

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pada Bab ini peneliti akan menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Pada bagian pertama akan dijabarkan mengenai profil perusahaan dimana memuat sejarah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang

Lebih terperinci

Wawancara dengan Bapak Pujobroto sebagai Vice President Corporate. Communications PT Garuda Indonesia Tbk. Wawancara dilakukan pada hari Senin 4

Wawancara dengan Bapak Pujobroto sebagai Vice President Corporate. Communications PT Garuda Indonesia Tbk. Wawancara dilakukan pada hari Senin 4 Daftar Pertanyaan Wawancara Wawancara dengan Bapak Pujobroto sebagai Vice President Corporate Communications PT Garuda Indonesia Tbk. Wawancara dilakukan pada hari Senin 4 April 2011 pukul 16.04 wib, di

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk didirikan berdasarkan akta notaris Raden Kadiman No. 137 tanggal 31 Maret

Lebih terperinci

GARUDA DIMILIKI PUBLIK By : Berton Manurung

GARUDA DIMILIKI PUBLIK By : Berton Manurung GARUDA DIMILIKI PUBLIK By : Berton Manurung Company Profile Sejarah perkembangan komersial di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari masamasa perjungan rakyat Indonesia dalam usaha mempertahankan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III. 1 Objek Penelitian III. 1. 1. Sejarah Singkat Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama Indonesian Airways. Pesawat pertama yang dimiliki

Lebih terperinci

JURNAL JEMEN SISTEM. Dosen : Disusun oleh : KELAS 2DB01 JURUSAN

JURNAL JEMEN SISTEM. Dosen : Disusun oleh : KELAS 2DB01 JURUSAN JURNAL SISTEM INFORMASI MANAJ JEMEN 1 JURNAL PERUSAHAAN PT.GARUDAA INDONESIA (PERSERO). Tbk Dosen : Masimbangan Susannaa Herawati Disusun oleh : WAHYU EDI SANTOSO ( 39113197 ) uyhaw.ok@gmail.comm KELAS

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. sejarah PT Garuda Indonesia sebagai induk dari SBU Citilink. Sebagai national

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. sejarah PT Garuda Indonesia sebagai induk dari SBU Citilink. Sebagai national 8 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Sebelum masuk ke SBU Citilink yang merupakan unit usaha mandiri yang berada didalam lingkup perusahaan PT Garuda Indonesia maka perlu melihat sejarah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian 1.1.1 PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk PT Garuda Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Garuda Indonesia (persero) Tbk adalah maskapai penerbangan milik negara atau bisa disebut juga perusahaan BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan modern perkembangan masyarakat telah memasuki era globalisasi, seiring perkembangan era globalisasi berinteraksi dengan orang lain (berkomunikasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Garuda Indonesia Sejarah penerbangan komersial di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari masa-masa perjuangan rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak hanya produk berupa barang yang banyak memberikan manfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Di era modern dan perkembangan teknologi serta meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

Media Relations. Menyusun Perencanaan Program Media Relations (2) Anindita, S.Pd, M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

Media Relations. Menyusun Perencanaan Program Media Relations (2) Anindita, S.Pd, M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Media Relations Modul ke: Menyusun Perencanaan Program Media Relations (2) Fakultas Ilmu Komunikasi Anindita, S.Pd, M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Perencanaan Program Media

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 SEJARAH DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Penerbangan Indonesia dari masa ke masa: a. Tahun 1913: Penerbangan Pertama di Indonesia Pada tanggal 19 Februari

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada saat ini, sektor transportasi nasional khususnya jasa udara dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat ketat. Kondisi tersebut mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berorientasi pada keuntungan selalu mengharapkan profit dari usaha yang mereka keluarkan, profit tersebut digunakan baik untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Peranan pesawat terbang sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 16 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan teknologi dunia yang semakin tinggi. Indonesia saat ini tergolong sebagai negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia Tbk Gambar 1.1 Logo Garuda Indonesia Sumber: www.garuda-indonesia.com (05 November 2015) PT. Garuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian signifikan merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi industri transportasi dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatannya, setiap perusahaan selalu melibatkan lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran lingkungan sekitar sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 50 IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Profil PT. Garuda Indonesia Airlines PT. Garuda Indonesia Airlines adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai Full Service Airlines (maskapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industry jasa, di sisi lain meningkatnya keperluan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Komunikasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Komunikasi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sebuah organisasi atau perusahaan, komunikasi merupakan kunci untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Komunikasi tersebut digunakan untuk menjalin

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang untuk kemerdekaannya.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan P.T. Sriwijaya Air atau lebih dikenal dengan nama Sriwijaya Air adalah perusahaan penerbangan swasta nasional yang saat ini eksis meramaikan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana penerbangan adalah salah satu sarana pengangkutan yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Sarana penerbangan adalah salah satu sarana pengangkutan yang perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana penerbangan adalah salah satu sarana pengangkutan yang perlu diperhatikan dan sangat penting peranannya. Pengangkutan udara mempermudah dalam melakukan transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa transportasi udara sejak awal berkembang dalam menanggapi peningkatan potensi pergerakan manusia yang tersebar dalam berbagai segmentasi masyarakat, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri penerbangan di Indonesia kian kompetitif seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri penerbangan di Indonesia kian kompetitif seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri penerbangan di Indonesia kian kompetitif seiring dengan dilonggarkannya peraturan pemerintah mengenai penerbangan di Indonesia pada tahun 2000 lalu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tahun-tahun mendatang muncul suatu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap Badan Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang kurang lebih dari 240 juta jiwa dan termasuk negara yang memiliki banyak pulau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Industri penerbangan Indonesia adalah industri yang memiliki persaingan yang kompetitif. Persaingan yang kompetitif ini dialami tidak hanya dengan maskapai

Lebih terperinci

11 Media Relations. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

11 Media Relations. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Manajemen Isu dan Manajemen Krisis Modul ke: 11 Media Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan 11 Media Relations

Lebih terperinci

STRATEGI CORPORATE COMMUNICATIONS PT

STRATEGI CORPORATE COMMUNICATIONS PT STRATEGI CORPORATE COMMUNICATIONS PT. GARUDA INDONESIA TBK DALAM LAYANAN BARU GARUDA EXPERIENCE INDONESIA HOSPITALITY UNTUK MENUNJANG CITRA PERUSAHAAN ( PERIODE 2010 / 2011) SKRIPSI Diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Garuda Indonesia (SBU Cargo)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Garuda Indonesia (SBU Cargo) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum Garuda Indonesia (SBU Cargo) Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan kita. Salah satu alasan kenapa komunikasi merupakan hal yang penting adalah karena kita hidup bersosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 3 INTI PENELITIAN

BAB 3 INTI PENELITIAN BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Sejarah PT.Sriwijaya Air Sriwijaya Air berdiri tepat pada Hari Pahlawan, yaitu 10 November tahun 2003.Dengan bermodalkan satu armada pesawat Boeing 737-200,Sriwijaya memulai penerbangan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Sejarah penerbangan komersial di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari masa-masa perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga tempat

Lebih terperinci

Visi Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan

Visi Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan i Visi Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan Tangguh: 1. Pertumbuhan perusahaan maksimal (company s value growth) 2. Center of Excellence usaha pelayaran naisonal : SDM,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perpindahan barang dan orang terbesar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan yang bergerak di industri airlines, produk utama yang dijual kepada konsumen adalah: tempat, waktu dan tujuan perjalanan yang disebut dengan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi, semua bidang industri saling bersaing untuk memperebutkan pasar. Tingginya tingkat persaingan dalam suatu industri mendorong perusahaan

Lebih terperinci

KOMPENSASI PESAWAT DELAY DI PT. GARUDA INDONESIA. Oleh. Sri Susanty Dosen PNS dpk pada Akademi Pariwisata Mataram

KOMPENSASI PESAWAT DELAY DI PT. GARUDA INDONESIA. Oleh. Sri Susanty Dosen PNS dpk pada Akademi Pariwisata Mataram ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah33 KOMPENSASI PESAWAT DELAY DI PT. GARUDA INDONESIA Oleh Sri Susanty Dosen PNS dpk pada Akademi Pariwisata Mataram Abstrak: Delay adalah keterlambatan atau penundaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pernah menyatakan bahwa kegiatan public relations (PR) pada dasarnya. bisnis sebuah perusahaan (Newsom dkk, 2012 : 2).

BAB I PENDAHULUAN. pernah menyatakan bahwa kegiatan public relations (PR) pada dasarnya. bisnis sebuah perusahaan (Newsom dkk, 2012 : 2). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indira Abidin, Managing Director PR Fortune mengatakan bahwa dunia bisnis semakin kompetitif dan dinamis, masyarakat semakin pintar untuk memilih maka public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, transportasi di Indonesia semakin diperlukan bagi semua kalangan. Keberadaan sebuah sarana transportasi dalam kehidupan manusia menjadi

Lebih terperinci

Manajemen E-Business pada PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk.

Manajemen E-Business pada PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. Manajemen E-Business pada PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. Tugas UAS Mata Kuliah : Pengetahuan Manajemen dan E-Bisnis Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Disusun oleh : Alvin Soesilo (01-2014-024)

Lebih terperinci

AKTIFITAS CORPORATE COMMUNICATION PT GARUDA INDONESIA Tbk DALAM MENANGANI KASUS LARANGAN TERBANG KE EROPA

AKTIFITAS CORPORATE COMMUNICATION PT GARUDA INDONESIA Tbk DALAM MENANGANI KASUS LARANGAN TERBANG KE EROPA AKTIFITAS CORPORATE COMMUNICATION PT GARUDA INDONESIA Tbk DALAM MENANGANI KASUS LARANGAN TERBANG KE EROPA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sekilas Tentang Angkasa Pura II Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis yang disebabkan oleh internal maupun eksternal, entah itu krisis yang diakibatkan

Lebih terperinci

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia L1 TRANSKIP WAWANCARA Nama : Adhi Pratama Jabatan : Public Relations Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia (Persero), tbk Tanggal : 10 Mei 2011 Tipe : Face Two Face (F2F)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri jasa penerbangan di Indonesia, khususnya untuk penerbangan komersial berjadwal semakin marak sejak dikeluarkannya deregulasi yang mengatur transportasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan faktor internal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pasar penerbangan di Indonesia adalah pasar yang potensial, hal ini didasarkan pada karakteristik demografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Selain

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jasa transportasi udara di era globalisasi ini meningkat pesat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di Indonesia. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. seluruh kota besar di Indonesia dan juga kota-kota di luar negeri.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. seluruh kota besar di Indonesia dan juga kota-kota di luar negeri. 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Garuda Indonesia Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Garuda Indonesia

Lebih terperinci

pengangkutan udara dilakukan oleh perusahaan penerbangan dapat dirasakan

pengangkutan udara dilakukan oleh perusahaan penerbangan dapat dirasakan tanpa didukung adanya jasa angkutan udara, sebab dampak dari adanya pengangkutan udara dilakukan oleh perusahaan penerbangan dapat dirasakan secara langsung, antara lain perhubungan yang cepat, efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 2012,seperti yang tercantum pada theglobal-review.com menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PROPOSAL KERJA PRAKTEK 1 PROPOSAL KERJA PRAKTEK I. JUDUL KERJA PRAKTEK Kegiatan ini dinamakan Kerja Praktek di PT. GMF Aeroasia II. LATAR BELAKANG Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, dimana tuntutan

Lebih terperinci

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS presented by : B.Natalia Sari Pujiastuti, S.Psi, M.Si Exclusive for YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL KARANGTURI SEMARANG 2015 KONSEP DASAR PUBLIC RELATIONS

Lebih terperinci

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Bentuk Khusus Media Komunikasi Pemasaran Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Marketing Public Relation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Effendy, 2011 :11)

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Effendy, 2011 :11) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik berupa verbal maupun non verbal oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, pendapat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Deasy Mayasari F 100 040 172 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN PT. GARUDA INDONESIA BANDARA INTERNATIONAL SOEKARNO-HATTA JAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN PT. GARUDA INDONESIA BANDARA INTERNATIONAL SOEKARNO-HATTA JAKARTA. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN PT. GARUDA INDONESIA BANDARA INTERNATIONAL SOEKARNO-HATTA JAKARTA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1 Pernyataan tersebut secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau. Kondisi geografis yang sedemikian rupa menyebabkan alat-alat transportasi baik transportasi darat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik Indonesia dan, sebagaimana perusahaan ini tumbuh, jaringan

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik Indonesia dan, sebagaimana perusahaan ini tumbuh, jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garuda Indonesia sebagai national flag carrier kini melayani lebih dari 50% pasar domestik Indonesia dan, sebagaimana perusahaan ini tumbuh, jaringan customer service

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak

BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak 9 BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC)

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha penerbangan saat ini telah berkembang pesat dengan berbagai perubahan strategi bagi operator dalam menggunakan berbagai model penerbangan salah satu

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. Sesuai dengan objek penelitian, yaitu website perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

BAB II DESKRIPSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. Sesuai dengan objek penelitian, yaitu website perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BAB II DESKRIPSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Dalam bab II ini berisi paparan tentang deskripsi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sesuai dengan objek penelitian, yaitu website perusahaan PT Bank Mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.pelayanan adalah

Lebih terperinci

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI 1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat Modul Diklat Junior PKP-PK 1.1 Lokasi penting dalam penanggulangan gawat darurat 1.1.1 Rendezpous point Adalah tempat tertentu di bandar udara yang disediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju kehidupan sosial masyarakat. Para pelaku bisnis kegiatannya makin menggeliat, tidak terkecuali

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), untuk selanjutnya disebut PT Pelindo III (Persero), adalah Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maskapai Garuda 7,665,390 8,398,017 9,993,272 13,701,879 15,304,472

BAB I PENDAHULUAN. Maskapai Garuda 7,665,390 8,398,017 9,993,272 13,701,879 15,304,472 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kebutuhan mobilitas jarak jauh penduduk Indonesia akan membuat industri penerbangan kembali bertumbuh pesat pada tahun 2013. Pertumbuhan jumlah penumpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebersamaan dengan seseorang. Yakni berbagi informasi, ide atau sikap.

BAB I PENDAHULUAN. kebersamaan dengan seseorang. Yakni berbagi informasi, ide atau sikap. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi berasal dari bahasa latin Common yang berarti umum atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

II. PT. BANK GANESHA

II. PT. BANK GANESHA II. PT. BANK GANESHA 2.1 Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Bank Ganesha adalah perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Keuangan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Bank, yaitu sebagai

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KATEGORI ORGANISASI MENENGAH DAN BESAR JASA Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional Gedung BPPT I Lantai 11 Jl. MH Thamrin No. 8

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Kilas Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Kilas Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Kilas Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di industri penerbangan Indonesia semakin meningkat, ditunjukkan dengan semakin banyak pemain maskapai penerbangan yang masuk ke pasar Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Lebih terperinci