DAFTAR PUSTAKA. Brunvard, J. H The Study of American Folklore:An The Introduction. (W.W. Norton & Company)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. Brunvard, J. H The Study of American Folklore:An The Introduction. (W.W. Norton & Company)"

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA Arif, S. S Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ayu, B. E Skripsi: Cerita Rakyat dan Upacara Adat Tradisional Dhugderan di Kota Semarang (Tinjauan Folklor). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Brunvard, J. H The Study of American Folklore:An The Introduction. (W.W. Norton & Company) Damono, S. D Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pengantar Ringkas Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Danandjaja, J Folklor Indonesia: Ilmu gossip, dongeng, dan lain-lain). Jakarta: Grafiti Pers Folklor Indonesia (ilmu gossip, dongeng, dan lain-lain). Jakarta: Grafiti. Didipu, H Sastra Daerah (Konsep Dasar, Penelitian dan Pengkajiannya ). Gorontalo: UNG. Djamaris, E Menggali Khazanah Sastra Melayu Klasik (Sastra Indonesia Lama). Jakarta: Balai Pustaka. Endraswara, S MetodologiPenelitianSosiologiSastra. Yogyakarta: CAPS. Faruk Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gaffar, dkk Struktur Sastra Lisan Musi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Gencarella, S. O Gramsci, Good Sense, and Critical Folklore Studies. Journal of Folklore Research.

2 Guba & Lincoln Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey Bass Publisher. Hendarto, H Mengenal Konsep Hegemoni Gramsci: dalam Diskursus Kemasyarakatan dan Kemanusiaan. Jakarta: Gramedia. Kosasih, E Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya. Lanua, R. A. M Skripsi: Hegemoni Kekuasaan Dalam Naskah Ketoprak Lurah Ganjur Karya Trisno Santosa (Sebuah Tinjauan Strukturalisme). Moleong, L. J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Dunia Pustaka Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung PT Remaja: Rosdakarya. Patria, N Antonio Gramsci: Negara dan Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (edisi keempat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ratna, N. K Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu. Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratri, S. D. P Skripsi: Cerita Rakyat dan Upacara Tradisional Perang Obor di Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah (Tinjauan Folklor). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Rusyana, Yus. (1975). Peranan dan Kedudukan Sastra Lisan dalam Pengembangan Sastra Indonesia (Makalah Seminar). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Salamini, L Theledge & Keagen Pu Sociology of Political Praxis:An Introduction to Gramsci s Theory. London: Routledge & Keagen Paul. Sangidu Penelitian Sastra: Pendekatan, ateori, Metode, Teknik dan Kiat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semi, A Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. Sutopo, H. B Pengantar Penelitian Kulaitatif Dasar Teoritis dan Praktis. Surakarta: UNS Press.

3 Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi/Tugas Akhir. Surakarta: UNS Press. Thoha, M Perilaku ORGANISASI (Konsep Dasar dan Aplikasinya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wellek, R & Warren A Theory of Literature. New York: A Harvest Book. Wijaya, M. A Skripsi: Aspek Kultural dan Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Onggoloco di Dusun Duren, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (sebuah tinjauan folklor). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

4 LAMPIRAN

5 SINOPSIS Ki Ageng Pengging Sepuh, atau Pengaren Handayaningrat, adalah ayah sekaligus kakak seperguruan Kebo Kanigara, serta ayah Kebo Kenanga, dan Kebo Amiluhur. Sedangkan Kebo Kenanga adalah ayah Karebet atau Jaka Tingkir yang kemudian menjadi Sultan Pajang, dan dalam kisah SH Mintardja itu memiliki ilmu kebal Lembu Sekilan dan Aji Rog-Rog Asem. Pangeran Handayaningrat menikah dengan Retno Pembayun, puteri sulung Brawijaya Pamungkas atau Brawijaya V, Raja terakhir Majapahit. Dari perkawinan itu lahir Kebo Kanigara, Kebo Kenanga, dan Kebo Amiluhur. Sumber lain menyebutkan ia memiliki lima anak, yaitu Retno Pandan Kuning, Retno Pandansari, Kebo Kanigara, Kebo Kenanga, dan Kebo Sulastri. Pangeran Handayaningrat merupakan kepala tanah perdikan Pengging dan dikenal sebagai Ki Ageng Pengging Sepuh setelah ia wafat dan Ki Kebo Kenanga menggantikannya. Beliau tewas setelah tertusuk keris Sunan Ngudung, ayah Sunan Kudus, pada perang antara Demak dan Majapahit. Akhirnya Sunan Ngudung kemudian tewas oleh Adipati Terung.Mungkin karena Ki Ageng Pengging Sepuh tewas karena racun warangan keris, maka Mahesa Jenar dikisahkan oleh SH Mintardja sebagai orang yang kebal segala macam racun, yang paling kuat sekalipun. Itu karena ia telah mendapat sari pati bisa ular Gundala Seta dari Ki Ageng Sela, sahabatnya. Ajaran dan tokoh Syekh Siti Jenar juga menjadi sumber kegalauan Sultan Demak dan para wali, yang bukan saja ajaran itu dianggap menyimpang dari ajaran baku dan karenanya dituduh menyesatkan, namun ajaran itu juga dianggap menanam bibit pembangkangan pada legitimasi kekuasaan Kesultanan Demak Bintoro yang tengah dibangun oleh sultan dan para wali.karena menjadi murid Syekh Siti Jenar dan tidak mau tunduk pada kekuasaan Sultan Demak, Kebo Kenanga dijatuhi hukuman mati oleh Sultan Demak, sebagaimana dialami oleh

6 Syekh Siti Jenar. Kisah kematian Kebo Kenanga dan Syekh Siti Jenar dan dialog yang menyertainya menjadi cerita klasik yang selalu menarik untuk dibaca. Keputusan Ki Ageng memilih mati dengan memutus tali sukmanya sendiri (versi lain meminta Sunan Kudus menusuk titik kelemahannya di siku), menjadi simbol kerelaannya untuk mengalah pada urusan dunia dan tetap memegang teguh prinsip kesederajatan manusia dengan menolak tunduk kepada sultan, sesuai ajaran Syekh Siti Jenar.Setelah kematian Ki Ageng Pengging, kekuasaan Demak tak berlangsung lama dan digantikan Kesultanan Pajang yang didirikan Karebet, anak Kebo Kenanga. Kesultanan Pajang juga tak berumur panjang dan digantikan Mataram yang didirikan Sutawijaya dan Ki Ageng Pemanahan. Sutawijaya adalah cucu Ki Ageng Henis atau cucu buyut Ki Ageng Sela yang juga keturunan langsung Raja Brawijaya V.

7

8 DAFTAR PERTANYAAN 1. Apa yang anda ketahui tentang Cerita Rakyat Kyai Ageng Pengging? 2. Dari siapa anda mengetahui Cerita Rakyat Kyai Ageng Pengging? 3. Sudah berapa lama anda mengetahui tempat tersebut? 4. Apakah anda masih sering datang ke tempat tersebut? 5. Apa tujuan anda ke Makam Kyai Ageng Pengging? 6. Apakah anda percaya dengan Cerita Rakyat Kyai Ageng Pengging? 7. Apakah masih banyak pendatang yang mendatangi Makam Kyai Ageng Pengging? 8. Apakah ada pendatang yang datang ke tempat tersebut dengan tujuan mencari berkah? 9. Jika ada, berhasilkah orang yang datang itu? 10. Apakah ada acara ritual yang khusus diadakan oleh masyarakat setempat? 11. Jika ada, untuk memperingati apakah upacara ritual itu dilaksanakan? 12. Kapan acara ritual tersebut dilaksanakan? 13. Apa saja sesaji/ubarampe yang terdapat dalam ritual tersebut? 14. Apakah anda sering mengikuti upacara ritual tersebut? 15. Apakah tujuan anda mengikuti upacara ritual tersebut? 16. Bagaimana menurut pendapat anda dengan diadakan upacara ritual tersebut. Apakah upacara ritual itu harus dilaksanakan terus atau tidak, alasannya mengapa?

9 REKAMAN 01 Mbok menawi wonten kekiranganipun nggeh mung sak pangertosan kula, sebabe sing nyritakne niku wonten mriki. Sejarahe enten kalih versi utawi kalih pendapat. Niku nggeh ingkang kula mangertosi eyang niku wayahipun eyang Brawijaya kaping V saking Majapahit, lajeng menika kagungan putri. Putri menika ratnamaipun, putri ingkang bajeng, menika sejarahipun ngeten. Rumiyin majapahit menika dipun keseser kaliyan tiyang ingkang ngiyak badhe ngreboso, ngreboso menika badhe njajah badhe merangi brawijaya, mampir keseser terus lajeng eyang brawijaya menika ngawontenaken sayembara sok sinten sapa ingkang ngalahke huru hara sing badhe ngawonaken majapahit menika, eyang brawijaya menika. Niku upami saget ngawonaken, upami putra niku dipun gathukaken putrinipun. Nek menawi putri menika dipunparingi, dipunaku sedulur sinara weti. Lajeng eyang prabu sri makurung nglamar menika sayembara menika lajeng inkang badhe ngreboso menika istilahe nandhingi melawan eyang brawijaya niku saged dikawonaken kaliyan eyang prabu sri makurung. Lajeng menika dipunparingi putri nipun ingkang asma retna pembayun. Hla menika terus lajeng niku tasih wonten majapahit lajeng dipunparingi bumi pengging terus wonten mriki dipun paringi asma jejuluk prabu sri makurung, nek saderengipun niki sakjane prabu sri makurung handayaningrat menika setelah pikantuk putrinipun retno pembayun. Nek asmane sakderenge kula kesupen. Terus niku terus enten bumi pengging, pengging ing pengging malangan, pengging sepuh ngoten hle. Nek sing pengging sepuh malangan kidu mriku, nek pengging nem niku mriki. Terus nika prabu eyang sri makurung menika kagungan putra 3, asmane ingkang sepindhah menika eyang kebo kanigara, niku nek niki dalemipun niku ingkang putri wonten tingkir menika. Terus nek makomipun niki wonten pojok selo wonten, pantaran wonten, watu klir weru nggih wonten. Kebo

10 kanigara puniki petilasanipun kathah sanget. Anu, mbah rowo, rowo pening nika nggeh wonten dadose niku. Terus sing nomer kalih niku eyang ki ageng kebo kenongo. Eyang kebo kenongo niku dalemipun mriki, nggeh makom mriki. Rumiyin dereng wonten makamipun ning rumiyin ing kulon kula rumiyin enten wit sawo kecik menika ageng sanget. Ageng upami dirangkul tiyang sekawan ngoten sok mungkin dereng cekap, niku estu. Ambruk e niku kenging puting beliung, puting beliung menika tahun 1964 menika. Niku ambruke kalih sekalian niku bareng. Brekk!! Ambruk sing setunggal rongkat, sing setunggal putus ngoten. Terus eyang mriki, eyang kebo kenongo niku ingkang peputra namung setunggil, menika mas karebet. Lajeng inkang nomer tiga niku eyang kebo amiluhur. Niku makomipun niku ten timur. Makomipun wonten ing malangan, pengging malangan. Lajeng ketiga-ketigane niku putrane ingkang saged nerusaken wonten riwayat iku naming eyang kebo kenongo mriki. Yaiku ingkang kagengan putro mas karebet menika. Niku rikala rumiyin pengging niku lak riwayatipun eyang mriki niku rumiyin tasih hindu. Hindu lajeng dirawuhipun eyang syekh siti jenar. Niku tukar ilmu, tukar pengalaman, tukar kawruh kejawen ning mboten wonten dalemipun ning wonten sanggar pamujan. Sanggar pamujan rumiyin niku nek cara sakniki vihara ngoten niku hle nek rumiyin sanggar pamujan. Lajeng eyang mriki dipun rujuk niku supados ngrasuk islam hla lajeng eyang kersa ngrasuk islam. Terus lajeng eyang, penggenan sanggar pamujan niku dipun damel mesjid. Dadose mesjid gedong wonten mriki niku sing damel eyang. Mesjid niku rumiyin semenjak 1964 atau 1965 sakderenge geger pki nika, mesjid niku mpun dados di rehab menika. Rumiyin mesjidipun joglo. Joglo nggeh saka sekawan usuk e mubeng kados ruji payung. Tur riyin niku rada gawat. Pas jaman nem-neman kula nika ingkang tiyang bibar ngusungi lethong apa piye dha mboten purun adus ngoten niku jane kula mpun sanjang nek umpami mlebu mesjid kudu adus ndase dicegur nyelem enten blumbang diresiki ngoten hle. Enten sok-sok sing mboten purun, niku terjadi kala mben, niku bar ngusungi lethong jaran dingge ngobong bata ngoten nggeh. Niku terjadi diwedeni lah srek pyur, niku diwedeni drijine gedhe-gedhe sak gedang ngono kae, tangane mpun ageng sanget trus niku do

11 mlayu kula sanjang iki mau mesti enek sing rung adus. ho.o aku mau rung adus, wis adem ra wani. Mesjid lawas niku wonten cara sak niki nggeh enten sing jaga tiyang sing mboten katon ngeten hle sebabe niku kan mesjide Gusti Allah, ning malah do nyepelekne. Sak niki mboten patos gawat. Rumiyin niku pas bongkar wonten selo. Selo niku cemeng utawi watu krikil cether wonten ing jubin. Cether ngoten niku mboten purun mlayu, begitu ther langsung mandeg hla terus kula pendhet kula lebetke nggen kanthong kain putih. Kula centelke wonten sing nggen dingge sholat griyane etan mesjid etan blumbang nika. Riyin nggene pak Mustahal, niku Pak Modin desa mriki... Lajeng eyang mriki istilahe dangu-dangu kiyat, lha diprasangka Demak niku ajeng ngrebasa niku wani kalih Demak, makane amargi eyang mriki mboten purun asok glondhong pengareng-areng niku istilahipun pajek ngoten. Lha terus diprasangka Demak niku badhe wantun nyusun kekuatan ngoten, ning sejatose eyang mriki mboten. Ora ngepengenke lungguh kursi dadi ratu ngoten niku. Lajeng sing Demak mrika terus, utusan Sunan Kudus ngapurih nek purun diajak sowan mrika, nek mboten purun purbawasesa menika kapurih merjaya menika.

12

13

14

15

16 Gambar 1. Juru kunci sedang berdoa Gambar 2. Makam yang berada di dalam bangunan

17 Gambar 3. Juru kunci (Bapak Karsino) Gambar 4. Juru kunci dan peneliti

18 Gambar 5. Makam yang berada di dalam bangunan Gambar 6. Para peziarah Gambar 7. Area makam di luar bangunan

19 Gambar 8. Silsilah keluarga Kyai Ageng Pengging Gambar 9. Prasasti peninggalan kerajaan Majapahit Gambar 10. Masjid yang dibangun Kyai Ageng Pengging sebagai tempat mengajar agama Islam

BAB II PEMBAHASAN A. Bentuk dan Struktur cerita Kyai Ageng Pengging 1. Bentuk Cerita Kyai Ageng Pengging

BAB II PEMBAHASAN A. Bentuk dan Struktur cerita Kyai Ageng Pengging 1. Bentuk Cerita Kyai Ageng Pengging BAB II PEMBAHASAN A. Bentuk dan Struktur cerita Kyai Ageng Pengging 1. Bentuk Cerita Kyai Ageng Pengging a) Kedudukan dan Fungsi Cerita Rakyat Kyai Ageng Pengging Cerita rakyat Kyai Ageng Pengging adalah

Lebih terperinci

HEGEMONI KEKUASAAN DALAM CERITA RAKYAT KYAI AGENG PENGGING DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra )

HEGEMONI KEKUASAAN DALAM CERITA RAKYAT KYAI AGENG PENGGING DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra ) HEGEMONI KEKUASAAN DALAM CERITA RAKYAT KYAI AGENG PENGGING DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Dialog Presiden - Peninjauan Program dan Kampung KB, Bantul, 10 Oktober 2016 Senin, 10 Oktober 2016

Dialog Presiden - Peninjauan Program dan Kampung KB, Bantul, 10 Oktober 2016 Senin, 10 Oktober 2016 Dialog Presiden - Peninjauan Program dan Kampung KB, Bantul, 10 Oktober 2016 Senin, 10 Oktober 2016 DIALOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENINJAUAN PROGRAM DAN KAMPUNG KB (KELUARGA BERENCANA) DUSUN JASEM,

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. perah di Desa Krisik Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo? kotorannya menjadi sumber energi alternatif (biogas)?

DAFTAR PERTANYAAN. perah di Desa Krisik Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo? kotorannya menjadi sumber energi alternatif (biogas)? DAFTAR PERTANYAAN 1. Bagaimana Peranan Pemerintah Desa dalam memanfaatkan limbah kotoran sapi perah di Desa Krisik Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo? 2. Apakah pemerintah desa krisik pernah mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian sastra lisan sangat penting untuk dilakukan sebagai perlindungan dan pemeliharaan tradisi, pengembangan dan revitalisasi, melestarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 1979:1). Faruk (2010:40) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 1979:1). Faruk (2010:40) menyatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 1979:1). Faruk (2010:40) menyatakan bahwa karya sastra merupakan

Lebih terperinci

CATATAN LAPANGAN OBSERVASI 01

CATATAN LAPANGAN OBSERVASI 01 LAMPIRAN CATATAN LAPANGAN OBSERVASI 01 Hari/tanggal : Kamis/ 28 April 2011 Waktu : 10.00 WIB Tempat : Makam Panembahan Senopati, Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Topik : deskripsi

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Table 4.1. Demografi Patisipan

Table 4.1. Demografi Patisipan Lampiran 1 : Table 4.1 Demografi atisipan N Nama Umur Hubungan partisipan Diagnosa Medis Lama dirawat saat Ruang di rawat o. partisipan artisipan dengan klien wawancara 1. Ny A 47 tahun Adik klien Kanker

Lebih terperinci

menyusun teks lisan sesuai unggahungguh. berbagai keperluan. C. Tujuan Pembelajaran

menyusun teks lisan sesuai unggahungguh. berbagai keperluan. C. Tujuan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP N 4 WATES Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi Pokok : Unggah-ungguh Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (80 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Masyarakat Kabupaten Brebes mayoritas beragama Islam, kekayaan folklor yang dimiliki daerah tersebut adalah CRJP. Tokoh Jaka Poleng bekerja sebagai pengurus kuda bupati K.A.Arya

Lebih terperinci

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Kompetensi Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Prambanan Klaten : Pendidikan Bahasa Jawa : VII/satu : Teks Cerita

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Kalimat Teks Pidato Berbahasa Jawa Siswa Kelas IX di SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pembelajaran 2014/2015

Analisis Kesalahan Kalimat Teks Pidato Berbahasa Jawa Siswa Kelas IX di SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pembelajaran 2014/2015 Analisis Kesalahan Kalimat Teks Pidato Berbahasa Jawa Siswa Kelas IX di SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pembelajaran 2014/2015 Oleh : Rani Aryanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bloomfield, Leonard Language. New York: Henry Holt and Company

DAFTAR PUSTAKA. Bloomfield, Leonard Language. New York: Henry Holt and Company 241 DAFTAR PUSTAKA Bloomfield, Leonard. 1958. Language. New York: Henry Holt and Company Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Colemen, Simon dan Watson Helen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Terlebih bila, sudah dihadapkan oleh beberapa orang ahli.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Terlebih bila, sudah dihadapkan oleh beberapa orang ahli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan karya imajinatif yang menggambarkan kehidupan bermasyarakat yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat. Hasil dari

Lebih terperinci

ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA

ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Palur Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng siang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng siang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA SMK MA ARIF I WATES NAMPI SERTIFIKAT SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO : 9001 : 2008 SAKING PT. TUV RHEINLAND INDONESIA LAN NGEPYAKAKEN GEDUNG ENGGAL Wates, 26 Februari

Lebih terperinci

ASPEK KULTURAL DAN NILAI-NILAI KEARIFAN

ASPEK KULTURAL DAN NILAI-NILAI KEARIFAN ASPEK KULTURAL DAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM CERITA RAKYAT ONGGOLOCO DI DUSUN DUREN, DESA BEJI, KECAMATAN NGAWEN, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ( SEBUAH TINJAUAN FOLKLOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ungkapannya (Sudjiman, 1990:71). Sastra juga dapat digunakan oleh semua yang

BAB I PENDAHULUAN. ungkapannya (Sudjiman, 1990:71). Sastra juga dapat digunakan oleh semua yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan karya lisan atau berupa tulisan yang memiliki berbagai ciri, keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan dan keindahan dalam isi dan ungkapannya

Lebih terperinci

STRATEGI KESOPANAN BERTUTUR DALAM WAWANCARA DENGAN NARASUMBER GUNUNG PEGAT-PONOROGO

STRATEGI KESOPANAN BERTUTUR DALAM WAWANCARA DENGAN NARASUMBER GUNUNG PEGAT-PONOROGO STRATEGI KESOPANAN BERTUTUR DALAM WAWANCARA DENGAN NARASUMBER GUNUNG PEGAT-PONOROGO Dian Karina Rachmawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN TRANSKRIP WAWANCARA. Pihak Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Giriwoyo. : Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Giriwoyo

LAMPIRAN TRANSKRIP WAWANCARA. Pihak Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Giriwoyo. : Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Giriwoyo LAMPIRAN TRANSKRIP WAWANCARA Pihak Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Giriwoyo Nama Jabatan : Sitam S.TP : Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Giriwoyo 1. Bagaimana perencanaan program penyuluhan

Lebih terperinci

Etos Kerja dan Kinerja Istri Nelayan dalam Menopang Ekonomi Rumah Tangga

Etos Kerja dan Kinerja Istri Nelayan dalam Menopang Ekonomi Rumah Tangga Bab 6 Etos Kerja dan Kinerja Istri Nelayan dalam Menopang Ekonomi Rumah Tangga Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Tradisional Kehidupan ekonomi rumah tangga nelayan tradisional di lokasi penelitian

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT KI HONGGOLONO DI DESA GOLAN DAN MIRAH KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO (Tinjauan Resepsi Sastra)

CERITA RAKYAT KI HONGGOLONO DI DESA GOLAN DAN MIRAH KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO (Tinjauan Resepsi Sastra) CERITA RAKYAT KI HONGGOLONO DI DESA GOLAN DAN MIRAH KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO (Tinjauan Resepsi Sastra) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Penyerahan Kartu ASPDB, KIP, KIS, dan KKS, di BlitarJatim, tgl 1 Juni 2015 Senin, 01 Juni 2015

Sambutan Presiden RI pd Penyerahan Kartu ASPDB, KIP, KIS, dan KKS, di BlitarJatim, tgl 1 Juni 2015 Senin, 01 Juni 2015 Sambutan Presiden RI pd Penyerahan Kartu ASPDB, KIP, KIS, dan KKS, di BlitarJatim, tgl 1 Juni 2015 Senin, 01 Juni 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENYERAHAN KARTU ASISTENSI SOSIAL PENYANDANG

Lebih terperinci

Mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

Mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA MBIKAK UNDIAN KUPON BLONJO MIRAH ING BALAI DESA NOMPOREJO, GALUR Assalamu alaikum Wr. Wb. Wates, 5 Maret 2011 Mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA MUSYAWARAH CABANG VII GABUNGAN PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA (GAPENSI) KABUPATEN KULONPROGO Wates, 12 Februari 2011 Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL SISTEM SETON PADA POHON WOLO DI DESA SUMURGUNG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL SISTEM SETON PADA POHON WOLO DI DESA SUMURGUNG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL SISTEM SETON PADA POHON WOLO DI DESA SUMURGUNG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN A. Gambaran Umum Obyek (daerah) Penelitian 1. Keadaan Geografis Desa Sumurgung

Lebih terperinci

LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA

LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah islam si pulau Jawa telah berlangsung sangat lama. Selama perjalanan tersebut banyak hal-hal yang terjadi pada masa itu, diantaranya yaitu dialog antar kebudayaan.

Lebih terperinci

Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook

Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook oleh : Sundari Andayani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sundari0492@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

POROS KEBUDAYAAN JAWA

POROS KEBUDAYAAN JAWA POROS KEBUDAYAAN JAWA Oleh : Dr. Sutiyono Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Mitos-Mitos Di Gunung Lawu: Analisis Struktur, Nilai Budaya, dan Kepercayaan Mirza Krisna Gita Pratiwi

Mitos-Mitos Di Gunung Lawu: Analisis Struktur, Nilai Budaya, dan Kepercayaan Mirza Krisna Gita Pratiwi Mitos-Mitos Di Gunung Lawu: Analisis Struktur, Nilai Budaya, dan Kepercayaan Mirza Krisna Gita Pratiwi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

BAB IV AKHIR KONFLIK TAHUN 1549

BAB IV AKHIR KONFLIK TAHUN 1549 46 BAB IV AKHIR KONFLIK TAHUN 1549 A. Kematian Arya Penangsang Pada Tahun 1549 Pada tahun 1549, konflik yang terjadi di kerajaan Demak telah berakhir. Persekutuan Jaka Tingkir, Ki Ageng Pamanahan, Raden

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DAN SOSIOLOGI NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

ANALISIS NILAI MORAL DAN SOSIOLOGI NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA ANALISIS NILAI MORAL DAN SOSIOLOGI NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Ika Putri Mei Wulandari pendidikan bahasa dan sastra jawa Princess_29@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB XI. Konflik dalam Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (HKm)

BAB XI. Konflik dalam Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (HKm) . BAB XI. Konflik dalam Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Pokok bahasan Perundangan yang berlaku di Indonesia sekarang ini adalah UUPK 41/99 sebagai pengganti UUPK 5/67. UUPK 41/99 ini dikatakan lebih

Lebih terperinci

ANALISIS NASIONALISME NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA SKRIPSI

ANALISIS NASIONALISME NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA SKRIPSI ANALISIS NASIONALISME NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP N 4 WATES Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi Pokok : Unggah-ungguh Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (80 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta Unit Budhi Luhur. 3. Mengamati Pelaksanaan Home Care Service dalam kaitannya dengan

PEDOMAN OBSERVASI. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta Unit Budhi Luhur. 3. Mengamati Pelaksanaan Home Care Service dalam kaitannya dengan Lampiran 1. Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI 1. Mencari informasi dalam kaitannya dengan wilayah atau lokasi penelitian Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta Unit Budhi Luhur. 2. Mengamati kondisi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Verbatim Penelitian

Lampiran 1. Verbatim Penelitian Lampiran 1 Verbatim Penelitian Peneliti : pertanyaane kan namung setunggal bagaimana pengalaman keluarga niki ndukung dek windu dari awal ngertos dek windu kados ngeten, ngantos sak meniko niku pripun?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarahsejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya

Lebih terperinci

ANALISIS SOSIOLINGUISTIK BENTUK BAHASA PENOLAKAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR KLEWER SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS SOSIOLINGUISTIK BENTUK BAHASA PENOLAKAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR KLEWER SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SOSIOLINGUISTIK BENTUK BAHASA PENOLAKAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR KLEWER SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Drajat S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks sastra adalah teks artistik yang disusun dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, ada sastra

Lebih terperinci

TRANSKIP WAWANCARA. A. Riset Partisipan 2 Inisial : Ny. K (Ibu Pasien Mas S) Tanggal Wawancara : 3,6,19 Agustus 2015 Keterangan :

TRANSKIP WAWANCARA. A. Riset Partisipan 2 Inisial : Ny. K (Ibu Pasien Mas S) Tanggal Wawancara : 3,6,19 Agustus 2015 Keterangan : Lampiran 2 TRANSKI WAWANCARA A. Riset artisipan 2 Inisial : Ny. K (Ibu asien Mas S) Usia : 57 tahun Agama : Kristen Tanggal Wawancara : 3,6,19 Agustus 2015 Keterangan : S R1 : Subjek : eneliti : Riset

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan catatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sidomukti yang terdapat di Kota Salatiga. Kecamatan Sidomukti

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT SAMIN DI DUSUN JEPANG KECAMATAN MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT SAMIN DI DUSUN JEPANG KECAMATAN MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017, 1020-1035 PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT SAMIN DI DUSUN JEPANG KECAMATAN MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO Nadrotun Na im 13040254024 (PPKn,

Lebih terperinci

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin Sunan Ampel pada masa kecilnya menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, bernama Raden Rahmat, lahir pada tahun 1401 di Champa. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama

Lebih terperinci

SINOPSIS. Kyai Ageng Sutawijaya merupakan keturunan Raja Majapahit Brawijaya. V, pada waktu kerajaan Majapahit runtuh beliau meninggalkan istana dan

SINOPSIS. Kyai Ageng Sutawijaya merupakan keturunan Raja Majapahit Brawijaya. V, pada waktu kerajaan Majapahit runtuh beliau meninggalkan istana dan 109 SINOPSIS Kyai Ageng Sutawijaya merupakan keturunan Raja Majapahit Brawijaya V, pada waktu kerajaan Majapahit runtuh beliau meninggalkan istana dan melarikan diri bersama saudara-saudaranya, kemudian

Lebih terperinci

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA SERAT SITI JENAR

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA SERAT SITI JENAR LAMPIRAN RINGKASAN CERITA SERAT SITI JENAR I. Sinom Cerita diawali ketika konflik antara Ki Ageng Pengging dengan Sultan Bintara akan berlangsung. Konflik inilah yang membawa Sèh Siti Jenar bertemu dengan

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN NONKONVENSIONAL DALAM WACANA PERTEMUAN DI KALANGAN IBU-IBU PKK DI DESA JATIREJO KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

IMPLIKATUR PERCAKAPAN NONKONVENSIONAL DALAM WACANA PERTEMUAN DI KALANGAN IBU-IBU PKK DI DESA JATIREJO KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR Artikel Publikasi IMPLIKATUR PERCAKAPAN NONKONVENSIONAL DALAM WACANA PERTEMUAN DI KALANGAN IBU-IBU PKK DI DESA JATIREJO KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA

STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Oleh Galih Mardiyoga 2102406566 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian Ziarah merupakan istilah yang tidak asing di masyarakat. Ziarah adalah salah satu bentuk kegiatan berdoa yang identitik dengan hal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu Kemampuan berbahasa : SMP N 4 Wates : Bahasa Jawa : VIII/ Gasal : 1 (satu) : 2 x 40 menit :

Lebih terperinci

BAB II KERUNTUHAN DEMAK

BAB II KERUNTUHAN DEMAK 10 BAB II KERUNTUHAN DEMAK A. Sultan Trenggana Penguasa Terakhir Demak Sultan Trenggana merupakan Sultan ke-3 dari Kesultann Demak. Sultan Trenggana merupakan penerus Adipati Yunus, yaitu kakaknya yang

Lebih terperinci

ASAL MULA NAMA PANTARAN

ASAL MULA NAMA PANTARAN ASAL MULA NAMA PANTARAN Suatu daearah di kaki Lereng Gunung Merbabu sebelah timur tanahnya berbukit-bukit serta hawanya dingin. Tanahnya yang gembur sehingga subur tanaman yang ada terbentang luas menyelimuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota batik dengan julukan keindahan Asia yang tiada akhir pernah menjadi destinasi dunia yang harus dikunjungi menurut New York

Lebih terperinci

menyusun teks lisan sesuai unggahungguh. berbagai keperluan.

menyusun teks lisan sesuai unggahungguh. berbagai keperluan. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP N 4 WATES Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi Pokok : Unggah-ungguh Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (80 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA

STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA Oleh : Rita Setyawati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa putriragil256@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

NILAI-NILAI KULTURAL JAWA DALAM KEHIDUPAN WONG CILIK PADA NOVEL CANTING KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA) SKRIPSI

NILAI-NILAI KULTURAL JAWA DALAM KEHIDUPAN WONG CILIK PADA NOVEL CANTING KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA) SKRIPSI NILAI-NILAI KULTURAL JAWA DALAM KEHIDUPAN WONG CILIK PADA NOVEL CANTING KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA) SKRIPSI OLEH: ULUL FITRIYAH 08340078 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIK SOSIAL PADA RUBRIK WAYANG DURANGPO KARYA SUJIWO TEJO DALAM SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2011 SKRIPSI

ANALISIS KRITIK SOSIAL PADA RUBRIK WAYANG DURANGPO KARYA SUJIWO TEJO DALAM SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2011 SKRIPSI ANALISIS KRITIK SOSIAL PADA RUBRIK WAYANG DURANGPO KARYA SUJIWO TEJO DALAM SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2011 SKRIPSI OLEH: IDAH ROYANI 08340074 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI (SEBUAH PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI

ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI (SEBUAH PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI (SEBUAH PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI Disusun Oleh: DEVIA DWI RIKI WARDANI NIM. 08340034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kajian Moral Cerita Rakyat Pangeran Elor Lan Pangeran Wetan Karya Anie Soemarno Dalam Majalah Jaya Baya Edisi Maret 2009-April 2009

Kajian Moral Cerita Rakyat Pangeran Elor Lan Pangeran Wetan Karya Anie Soemarno Dalam Majalah Jaya Baya Edisi Maret 2009-April 2009 Kajian Moral Cerita Rakyat Pangeran Elor Lan Pangeran Wetan Karya Anie Soemarno Dalam Majalah Jaya Baya Edisi Maret 2009-April 2009 Oleh: Siswo Mardi Saputro Program setudi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB III ASAL USUL SULTAN HADIWIJAYA

BAB III ASAL USUL SULTAN HADIWIJAYA 21 BAB III ASAL USUL SULTAN HADIWIJAYA A. Genealogi Sultan Hadiwijaya Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya adalah Tokoh penting di Jawa, mengingat kedudukannya sebagai Sultan yang meneruskan Dinasti Kesultanan

Lebih terperinci

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA Oleh : Desy Dwijayanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Cahyo_desy@yahoo.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5 BAB II DESA SENDANGDUWUR A. Letak Geografis desa Sendangduwur Desa Sendangduwur ini merupakan salah satu Desa yang terletak di Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, B. (2003). Patu mbojo: struktur, konteks pertunjukan, proses penciptaan, dan fungsi. Disertasi, Universitas Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, B. (2003). Patu mbojo: struktur, konteks pertunjukan, proses penciptaan, dan fungsi. Disertasi, Universitas Indonesia. 192 DAFTAR PUSTAKA Abubakar. (2010). Model pendidikan karakter berbasis kearifan lokal masyarakat gayo [online]. Tersedia di http://www.lintasgayo.com/24853. Ahmad, B. (2003). Patu mbojo: struktur, konteks

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 4 WATES : VII/ Gasal : Bahasa Jawa : Unggah-ungguh : 80 menit A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

M I S T E R I. Publication : 1436 H_2015 M MISTERI SYEKH SITI JENAR

M I S T E R I. Publication : 1436 H_2015 M MISTERI SYEKH SITI JENAR M I S T E R I Syekh SITI JENAR حفظه هللا Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin Publication : 1436 H_2015 M MISTERI SYEKH SITI JENAR حفظه هللا Oleh : Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin Sumber: Majalah al-furqon

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian yang ada di Jawa. Sebelum daerah ini menjadi salah satu kerajaan yang berbasis Islam, di daerah

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Plan International PU Kebumen, seperti Mengadakan Training (pelatihan),

BAB IV KESIMPULAN. Plan International PU Kebumen, seperti Mengadakan Training (pelatihan), BAB IV KESIMPULAN A. KESIMPULAN Dalam program pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak Plan International PU Kebumen terhadap anak anak di desa Logandu ini mengalami kendala, terutama kurang partisipasinya

Lebih terperinci

1. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk berpamitan. 2. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk menyapa. 3. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk berkenalan.

1. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk berpamitan. 2. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk menyapa. 3. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk berkenalan. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP N 4 WATES Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi Pokok : Unggah-ungguh Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (80 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

NASKAH DRAMA SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN DEMAK

NASKAH DRAMA SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN DEMAK NASKAH DRAMA SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN DEMAK Kerajaan Majapahit berada di ambang kehancuran. Keadaan pemerintahan kacau balau. Para pejabat kerajaan saling berebut kekuasaan dan kekayaan. Rakyat kecil

Lebih terperinci

Sambutan dan Wawancara Presiden RI dg Petani pd Panen Raya Jagung, di Jatim, tgl. 10 Mar 2015 Jumat, 06 Maret 2015

Sambutan dan Wawancara Presiden RI dg Petani pd Panen Raya Jagung, di Jatim, tgl. 10 Mar 2015 Jumat, 06 Maret 2015 Sambutan dan Wawancara Presiden RI dg Petani pd Panen Raya Jagung, di Jatim, tgl. 10 Mar 2015 Jumat, 06 Maret 2015 SAMBUTAN DAN WAWANCARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PETANI PADA PANEN RAYA JAGUNG

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : SASTRA NUSANTARA KODE : IN 109 Dr. Tedi Permadi, M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 Tujuan Pembelajaran Khusus Pertemuan ke-1: Pertemuan ke-2:

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP N 8 YOGYAKARTA : Bahasa Jawa : IX/1 : 2 X 40 ( 1 pertemuan) A. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran, pendapat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makam Kotagede atau sering disebut juga dengan Sargede adalah sebuah makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar Sutawijaya, pendiri kerajaan

Lebih terperinci

PROBLEM SOSIAL YANG TERCERMIN DALAM PERTUNJUKAN WAYANG KAMPUNG SEBELAH LAKON YANG ATAS MENGGANAS YANG BAWAH BERINGAS KARYA KI JLITHENG SUPARMAN

PROBLEM SOSIAL YANG TERCERMIN DALAM PERTUNJUKAN WAYANG KAMPUNG SEBELAH LAKON YANG ATAS MENGGANAS YANG BAWAH BERINGAS KARYA KI JLITHENG SUPARMAN PROBLEM SOSIAL YANG TERCERMIN DALAM PERTUNJUKAN WAYANG KAMPUNG SEBELAH LAKON YANG ATAS MENGGANAS YANG BAWAH BERINGAS KARYA KI JLITHENG SUPARMAN (Sebuah Tinjauan Struktural) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 4 WATES : VII/ Gasal : Bahasa Jawa : Unggah-ungguh : 80 menit A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia di SMA/SMK

Bahasa Indonesia di SMA/SMK TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF DALAM PELAYANAN DI BIDANG KESEHATAN DI LINGKUNGAN PUSKESMAS BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMA/SMK Bahasa Indonesia di

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN AKTIVITAS MENONTON TELEVISI DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KARIMUNAWA KABUPATEN JEPARA

ANALISIS HUBUNGAN AKTIVITAS MENONTON TELEVISI DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KARIMUNAWA KABUPATEN JEPARA BAB IV ANALISIS HUBUNGAN AKTIVITAS MENONTON TELEVISI DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KARIMUNAWA KABUPATEN JEPARA 4.1. AKTIVITAS MENONTON TELEVISI MASYARAKAT KARIMUNJAWA Televisi sebagai

Lebih terperinci

Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo

Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo Oleh: Ari Fariza Ma rifati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa afaryza@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Warak Desa Warak RW VI secara geografis berada di kelurahan Dukuh, kecematan Sidomukti kota Salatiga Jawa Tengah dengan batas-batas sebagai berikut 1 : a.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan hasil penelitian dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan hasil penelitian dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menggunakan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada tiga partisipan selama kurang lebih dua bulan. Penyajian data hasil

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: Program P2WKSS adalah melakukan kegiatan sehari-hari yang berkaitan

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: Program P2WKSS adalah melakukan kegiatan sehari-hari yang berkaitan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Peran Perempuan dalam Meningkatkan Perekonomian Keluarga melalui

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT SENDANG KASIHAN DI DESA TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

CERITA RAKYAT SENDANG KASIHAN DI DESA TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CERITA RAKYAT SENDANG KASIHAN DI DESA TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Sebuah Tinjauan Folklor) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

PROFIL POTENSI KAMPOENG AIR DESA WATU GENUK KELURAHAN KRAGILAN KECAMATAN MOJOSONGO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

PROFIL POTENSI KAMPOENG AIR DESA WATU GENUK KELURAHAN KRAGILAN KECAMATAN MOJOSONGO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH PROFIL POTENSI KAMPOENG AIR DESA WATU GENUK KELURAHAN KRAGILAN KECAMATAN MOJOSONGO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

KEBERMAKNAAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PERANG KARYA PUTU WIJAYA TINJAUAN TEORI LOGOTERAPI SKRIPSI

KEBERMAKNAAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PERANG KARYA PUTU WIJAYA TINJAUAN TEORI LOGOTERAPI SKRIPSI 1 KEBERMAKNAAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PERANG KARYA PUTU WIJAYA TINJAUAN TEORI LOGOTERAPI SKRIPSI Oleh SATRIA NOFEBRIANSYAH NIM 201010080311062 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok : SMP N 2 Ngemplak : VII/1 : Bahasa Jawa : Unggah-ungguh dalam kehidupan A. Kompetensi Inti 1. Menghargai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konsep diri remaja Muslim pengguna Bahasa Jawa Krama (Studi Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konsep diri remaja Muslim pengguna Bahasa Jawa Krama (Studi Deskriptif BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, Peneliti menguraikan data dan hasil penelitian tentang konsep diri remaja Muslim pengguna Bahasa Jawa Krama (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Siswa

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT KI AGENG BALAK DI KABUPATEN SUKOHARJO DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT PEMILIKNYA: TINJAUAN RESEPTIF

CERITA RAKYAT KI AGENG BALAK DI KABUPATEN SUKOHARJO DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT PEMILIKNYA: TINJAUAN RESEPTIF CERITA RAKYAT KI AGENG BALAK DI KABUPATEN SUKOHARJO DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT PEMILIKNYA: TINJAUAN RESEPTIF SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan. merupakan panglima yang tinggal di Desa Sei Nagalawan. Tokoh Panglima Besar

Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan. merupakan panglima yang tinggal di Desa Sei Nagalawan. Tokoh Panglima Besar LAMPIRAN 1 Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan Bagi sebagian masyarakat di Desa Sei Nagalawan cerita Panglima Besar ini tidak asing lagi, banyak orang berpendapat bahwasannya

Lebih terperinci

DOKUMENTASI PENELITIAN. Lokasi Pertambangan. Kondisi tanah yang ditambang

DOKUMENTASI PENELITIAN. Lokasi Pertambangan. Kondisi tanah yang ditambang DOKUMENTASI PENELITIAN Lokasi Pertambangan Kondisi tanah yang ditambang Peneliti saat mengukur kedalaman taah yang ditambang Peneliti saat di lokasi pertambangan Wawancara dengan salah satu petani yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kebudayaan yang masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebelum datangnya Islam masyarakat Indonesia masih percaya akan kekuatan roh nenek moyang yang merupakan sebuah kepercayaan lokal yaitu animisme dan dinamisme.

Lebih terperinci

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda!

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda! 1. Diskusikan bersama kelompok Anda permajasan dan penyiasatan struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda! BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan rumusan

Lebih terperinci

DAERAH GROBOGAN DI AWAL SEJARAH

DAERAH GROBOGAN DI AWAL SEJARAH DAERAH GROBOGAN DI AWAL SEJARAH Berdasarkan isi dan pola penyajian, yang bersumber pada Serat Sindula atau serat Babad Pajajaran Kuda Laleyan dan Serat Witoradyo, cerita Aji Saka merupakan cerita legendaris,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBALAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBALAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBALAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Ke : SMP N 2 Ngemplak : Bahasa Jawa : VIII/ Ganjil : 1 X Pertemuan Standar Kompetensi : 2. Mampu mengungkapkan pikiran

Lebih terperinci

FENOMENA TINGKAT TUTUR DALAM BAHASA JAWA AKIBAT TINGKAT SOSIAL MASYARAKAT

FENOMENA TINGKAT TUTUR DALAM BAHASA JAWA AKIBAT TINGKAT SOSIAL MASYARAKAT FENOMENA TINGKAT TUTUR DALAM BAHASA JAWA AKIBAT TINGKAT SOSIAL MASYARAKAT Bayu Indrayanto, Kinasih Yuliastuti* Abstrak : Masyarakat Jawa menggunakan bahasa Jawa harus mengenal unggah - ungguh, akan tetapi

Lebih terperinci