BABII KAJIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BABII KAJIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BABII KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bibliometrika Penelitian ini merupakan bidang kajian bibliometrika. Pritchard dalam Nicholas dan Ritchie(1978 : 1) menyatakan istilah bibliometrika dalam definisi yang luas, yaitu : The defenition and purpose of bibliometrics is to shed light on the process of written cortiifiumcation and of the nature and course of development of a discipline (is so far as this displayed through written communication) by means of counting and analyzing the various facats of written communication. ban pemyataan di atas dapat diartikan bahwa untuk memberikan keterangan dalam proses komunikasi tertulis pada dasarnya dan tentu saja pengembangan suatu disiplin (sejauh ini dapat dipaparkan melalui komunikasi tertulis) dengan memakai perhitungan dan analisis berbagai fase komunikasi tertulis. Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan sebelumnya Pritchard dalam Gliinzel (2006 : 1) menyatakan, "The term bibliometrics as the application of mathematical and statistical methods to books and other media of communication". Dalam definisi tersebut, metode matematika dan statistika dapat diterapkan dalam segala bentuk media komunikasi yang telah direkam dalam arti luas, baik cetak maupun elektronik. Sementara itu ada pandangan yang lain yang menyatakan bahwa : Dalam bibliometrika yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya dalam bentuk grafis, dengan demikian objeknya mungkin buku, majalah, laporan penelitian, disertasi dan sebagainya. Namun sampai saat ini, kajian bibliometrika lebih banyak ditujukan kepada majalah ilmiah karena dianggap menduduki peran terpenting dalam komunikasi ilmiah (Sulistyo-Basuki, 1990 : 16). Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa kajian bibliometrika adalah fokus pada informasi terekam. Akan tetapi, dalam kajian bibliometrika tersebut lebih diutamakan kepada majalah ilmiah karena majalah tersebut dianggap informasi terekam yang paling utama dan populer dalam berkomunikasi secara ilmiah. Oleh sebab itu, dari uraian terse but dapat dinyatakan bahwa bibliometrika merupakan penggunaan metode statistika dan matematika yang mengkaji mengenai informasi terekam yang bersifat ilmiah yang digunakan dalam proses komunikasi ilmiah. Kajian bibliometrika ini dapat 5

2 dilakukan melalui beberapa penelitian seperti pola penyebaran artikel di berbagai jurnal, core journal (jurnal inti) maupun kolaborasi pengarang. Manfaat analisis bibliometrika bagi perpustakaan, menurut Ishak (2005 : 18) adalah : a. MengidentifIkasi majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu b. IdentifIkasi arah dan gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu c. Menduga keluasan literatur sekunder d. Mengenali pemakai berbagai subjek e. Mengenali kepengataiigart dan atah gejalanya pada dokumen berbagai subjek f. Mengukur manfaat jasa SOl ad-hoc dan retrospektif g. Meramaikan arah geja1a perkembangan masa la1~ sekarang dan mendatang h. Mengatur arus masuk infonnasi dan komunikasi 1. Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah J. Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin ilmu 2.2 Dalil Dasar Bibliometrika Bibliometrika yang mengkaji penyebaran artikel merupakan kajian kuantitatif terhadap literatur. Hal ini dapat diketahui dengan munculnya tiga dalil dasar bibliometrika (Ishak, 2005 : 18), yaitu : a. Dalil Lotka. Oalil Lotka yang dikenal dengan hukum Lotka dapat digunakan untuk menghitung produktivitas berbagai pengarang. b. Oalil Zipf merupakan dalil yang dapat digunakan untuk memberi peringkat kata dan frekuensi kata dalam literatur. c. Dalil Bradford, dikenal sebagai hukum Bradford yang digunakan untuk rneiieiitukart cote joilnal (jurnal inti) suam subjek terteiitu. Dari ketiga dalil tersebut, salah satu diantaranya, yaitu hukum Bradford yang akan digunakan dalam metode penelitian ini, yaitu pola penyebaran artikel di berbagai jurnal Hukum Bradford Hukum Bradford pertama sekali dicetuskan oleh Samuel C. Bradford, seorang pustakawan pada Science Museum Library london ( ) mengemukakan suatu rumusan tentang penyebaran artikel yang terdapat di berbagai jurnal dengan cara verbal. 6

3 Secara verbal Bradford dalam Mustafa (2002 : 1) menyatakan : If scientific jounials are arranged in order of decreasing productivity of articles on a given subject, they may be divided into a nucleus of periodicals more particularly devoted to the subject and several groups or zones containing the Same ntiifiber of articles as the nucleus, when the numbers of periodicals in the nucleus and suceedingzone will be as 1 : n : n 2 ~. Dari pemyataan di atas dapat diartikan bahwa umumnya kebanyakan subjek dapat dikelompokkan dalam koleksi jurnal inti I h dari jumlah artikel yang ditemukan, I h berikutnya menunjukkan kelompok jumal menengah dan 113 berikutnya menunjukkan kelompok jumal yang luas (Mustafa dalam Ishak, 2005 : 18). Hukum Bradford dapat dikenal dengan rumus : 1 : n : n 2 : n 3 : : nn Di mana, angka 1 merupakan bilangan konstanta dan variabel n adalah pengganda Bradford yang dapat diketahui melalui kumulatif dari perbandingan antara jumlah jumal yang terdapat pada daerah 2 dan 1, perbandingan antara jumlah jumal pada daerah 3 dan 2 dan seterusnya Sementara im, eksponen n menyatakan bilangan tak hingga (l,2,3,...,dan seterusnya). Drott dalam Mustafa (2002 : 3) menyatakan, " As far as the distribution of,articles over journal titles is concerned, the outcome of this process is predictable". Dari pemyataan Drott, dapat diartikan bahwa sepanjang adanya penyebaran artikel di berbagai jurnal hasilnya akan dapat diprediksi atau dapat diramalkan. Brookes bahkan lebih maju dengan menggunakan rumus berikut: R(n) = k log Dis Rumus tersebut digunakan untuk menduga jumlah kumulatif artikel yang akan ditemukan, dimana n adalah peringkat jumal; k dan s adalah bilangan konstanta. Dengan memilih sembarang n sesuai dengan jumlah jurnal, maka rumus di atas dapat digunakan untuk menghitung nilai R(n). Setelah Drott melakukan penelitian, maka diperoleh nilai k = 140 dan s = 1. Untuk lebih jelas maka di bawah ini peneliti mencoba untuk mengkaji dan menerapkan hukum Bradford dengan contoh yang diperoleh dari penelitian Ishak (2005 : 17) dengan judul "Analisis Bibliometrika Terhadap Artikel Penelitian Penyakit Malaria Di Indonesia Tahun Menggunakan Database PubMed'. Peneliti mengumpulkan data dan menyusunnya pada suatu tabel sebagai berikut berikut: 7

4 ... Tabell Tabel Jumlah Jurnal dan Jumlah Artikel Yang Dimuat Disusun Menurut Peringkat Jurnal Peringkat Judul Jumal ~ Jumlah Artikel Jtirtilah KliIrtlilatif PerseiitaSi Kumulatif Yang Dimuat Mikel Artikel , , , , ,18 8. ".._ _.- -_ ?~.4? ,7 1 i4j 58, , , , , , Dari tabel di atas dapat diarnati bahwa sebanyak 41 artikel atau 16,8% diperoleh dari 1 judul jurnal, yaitu pada peringkat pertama. Sebanyak 120 artikel atau 49,18%. diperoleh dari lima judul jumal. Bahkan 244 artikel diperoleh dari 74 jumal. Data pada Tabel 1 kemudian dikelompokkan menjadi tiga pembagian daerah (zones) menurut Bradford dan hasilnya seperti pada tabel di bawah ini. Tabel2 Tabel Pembagian Daerah Juma1 Menurut Hukum Bradford Daerah Jumlah Artikel Jumlah Jurnal Pengganda Bradford (n) , ,5 Rata-rata 81 5,5 Jika dikaitkan dengan rumus awal Bradford yang menyatakan perbandingan jumlah jurnal yang memuat artikel kurang lebih sarna. Dalarn penelitian ini, jurnal yang memuat artikel kurang lebih sarna adalah rata-rata 81. Sementara itu agar dapat dimasukkkan ke dalarn rumus Bradford pengganda bradford n, diperoleh dari kumulatif 8

5 terhadap perbandingan antara jumlah jurnal pada daerah 2 dengan jumlah jurnal pada daerah 1 (llh=5,5) serta perbandingan antara jumlah jurnal pada daerah 3 dengan jumlah jurnal pada daerah 2 (61/11=5,5). Sehingga menghasilkan nilai n yaitu 5,5. Kemudian peneliti memasukkan nilai-nilai ke dalam rumus, yaitu 1 :n:n 2 menjadi 1 :5,5:5,5 2 dan hasilnya 1 : 5,5 : 30,25. Oleh sebab itu, pengujian hukum awal Bardford yang menyatakan perbandingan hasil 1 : 5,5 : 30,25 pada artikel dengan subjek penyakit malaria, dapat teruji melalui perhitungan n yang dilakukan dengan perolehan perbandingan 1 : 5,5 : 30,25. Artinya bahwa dari 244 artikel yang ditemukan, sebanyak 81 artikel atau cantuman terdapat pada 2 jurnal inti (core journal), selanjutnya 82 artikel atau cantuman terdapat pada jurnal semi inti dan terakhir diperoleh 81 artikel atau cantuman terdapat pada 61 jurnal pelengkap. Untuk menduga jumlah kumulatif artikel yang akan ditemukan selanjutnya peneliti menggunakan rumus yang diajukan oleh Brookes. Peneliti akan memasukkan nilai n dari 1 sampai 74 (sesuai dengan jumlah jurnal) maka akan diperoleh nilai R(n). Jika n = 5, maka : R(n) = k log n/& = 140 x log 5/1 = 98. Terlihat bahwa nilai dugaan (98) sedikit lebih rendah daripada nilai pengamatan (120). Dengan selisih 22 atau 18,3% maka penyimpangan ini dianggap cukup baik untuk penelitian dalam bidang sosial atau tidak disarankan untuk penelitian dalam bidang ilmu eksakta. Untuk mengetahui ketepatan rata-rata antara nilai pendugaan terhadap pengamatan maka disarankan untuk membuat suatu lrurva perbandingan. Banyak usaha yang telah dilakukan oleh pakar dalam bidang ini untuk menanggulangi kesenjangan yang terdapat pada penyimpangan tersebut. Masingmasing menurunkan rumus Bradford dengan versi yang bervariasi yang menurut mereka lebih sesuai dengan pengamatan empiris. Setelah melakukan perhitungan matematika atau statistika dengan memanfaatkan fasilitas komputer pada zaman itu, Drott dalam Mustafa (2002 : 5) sampai pada kesimpulan, "Pada setiap kasus yang diteliti, persamaan hukum Bradford sesuai dengan data pengamatan empiris pada taraf kepercayaan 92 persen". Brookes dalam Mustafa (2002 : 1) menyimpulkan bahwa, "Semakin banyak penelitian yang dilakukan, semakin yakin kita akan kebenaran hukum empiris tersebut". Untuk membuktikan hukum Bradford ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu : 9

6 a. Subjek yang dipilih cukup sempit b. Kurun waktu penelitian c. Sumber daya penelitian cukup lengkap Manfaat Hukum B~dford Brookes, pustakawan yang paling. banyak memberikan perhatian terhadap hukum Bradford menyatakan bahwa setidaknya ada beberapa pustakawan atau dokumentalis yang dapat menggunakan hukum Bradford untuk berbagai kepeduan seperti: a. Menguji kelengkapan suatu bibliografi o. Mengukut efektivitas Jjenggunrum jui'ila1 c. Merancang suatu sistem jaringan perpustakaan dalam suatu organisasi d. Mengukur kecennatan dalam penelusuran literatur e. Menetapkan keb1jakan daiam pembinaan koieksl (Mustafa, 2002 : 2) 2.3 Database Jurnal Online ProQuest ProQuest Pro Quest adalah database (pangkalan data) jurnal online yang berpusat di Ann Arbor USA, menyediakan sumber infonnasi ilmiah bagi peneliti dan mahasiswa dalam berbagai disiplin ilmu. Perpusatakaan (USU) melanggan Pro Quest sejak tabun 2003 hingga saat ini. Setiap mahasiswa dan dosen berhak untuk mengakses jutaan artikel ilmiah mutakhir ProQuest secara gratis. Database yang dilanggan adalah: a. Business-ABIIINFORM Dateline b. Business-ABIIINFORM Global c. Business-ABIIinfonn Trade and Industry d. Interdisciplinary-Academic Research Library e. Medical Science-AMA Titles f. Medical Science-AMA Titles: Abstract and Indexing g. Medical Science-ProQuest Medical Library h. News-U.S. National Newspaper Abstracts 1. Science-ProQuest Science Journals J. Science-ProQuest Agriculture Journals 10

7 Akses database dapat dilakukan dengan dua eara, yaitu dari dalarn dan dari luar Kampus USU melalui situs web perpustakaan a. Intranet (dalam jaringan kampus USU), saat ini tidak diperlukan password b. Internet (luar jaringan kampus USU), menggunakan password Account ID dan password akan diberikan seeara cuma-euma kepada setiap pengguna dan akan diperbaharui setiap tiga bulan sekali. Jurnal online ProQuest yang dilanggan oleh perpustakaan juga terdapat dalam bentuk CD. Pengggunaan CD memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dibandingkan dengan penelusuran secara online. Permintaan artikel melalui CD Pro Quest akan dibantu oleh petugas layanan digital Artikel Penelitian Secara umum artikel merupakan bentuk karya tulis yang bermanfaat untuk menyebarkan informasi kepada khalayak rarnai yang menggambarkan suatu kegiatan (Anwar, 2006 : 1). Sementara itu penelitian adalah proses untuk pemecahan masalah untuk rnencari kebenaran. Sehingga artikel penelitian rnerupakan suatu bentuk karya tulis yang disajikan kblayak umum berisikan hasil-hasil penelitian yang diungkapkan dalam sebuah tulisan dan bersifat ilrniah. 2.4 Kolaborasi Pengertian Kolaborasi Suatu penelitian ilrniah eenderung dilakukan oleh seorang peneliti. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa seorang peneliti juga makhluk sosial yang berarti membutuhkan orang atau beberapa orang figur untuk rnernbantunya dalam proses penelitian. Peneliti ternama seperti White dan McCain bekerja sarna dalam menemukan makna dari istilah bibliornetrika rnelalui penelitian yang mereka lakukan secara bersama. Hal ini menunjukkan bahwa diakui atau tidak, senantiasa adanya sifat kolaborasi di dalam ilmu pengetahuan, terlebih lagi untuk perkernbangan ilrnu pengetahuan yang akan datang. Menurut Sulistyo-Basuki (1990 : 12), "Kolaborasi merupakan terjemahan dari kata collaboration. Istilah ini ada yang menerjernahkan dengan karya sarna, namun dalam hal ini lebih tepat digunakan istilah kolaborasi karena dalam berbagai kejadian, khususnya sejarah, dikenal istilah kolaborasi". 11

8 Sementara pengertian yang lain tentang kolaborasi adalah Salah satu bentuk keija sarna yang lebih agresif melebihi dari sekedar keija bersama Tiap orang membawa sesuatu dalam forum itu yang dapat meningkatkan nilai, baik dalam bentuk hubungan maupun sinergi pada tim efek berganda ini yang diinginkan terbentuk dalam mengatasi permasalahan yang kompleks balk dalam lingkup besar seperti negara, organisasi, kelompok atau mungkin rumah tangga atau collaboration is multiplication (Hwnas KAMMI Jepang , ). Dalarn pengamatan kerja yang dilakukan secara kolaborasi, mau tidak mau harus mengamati personel yang terlibat dalam kegiatan kolaborasi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan terhadap personel yang terlibat. Seorang yang melakukan kolaborasi atau yang disebut dengan istilah kolaboratif, cenderung untuk selalu saling melengkapi untuk mencapai tujuan daripada saling berkompetisi. Bagi sebagian orang cenderung untuk selalu menonjolkan dirinya dan mendahulukan sikap ego yang dimilikinya sebagai manusia. Sikap yang seperti ini akan terus menimbulkan adanya sifat persaingan diantara sesamanya. Benar, seseorang yang merasa bahwa dirinya lebih kuat atau lebih hebat dalarn segal a hal tentunya tidak memerlukan orang lain. Namun perlu diingat sikap seperti ini akan berbalik apabila mengadopsi cara berpikir saling melengkapi daripada berkompetisi dengan yang lain. Kecenderungan seperti ini akan bisa dikurangi. Bahkan bisa ditingkatkan menjadi kecenderungan yang saling memberikan motivasi. Apabila kita memiliki kepercayaan terhadap orang lain maka ini akan berpengaruh pada cara bersikap kita. Sehingga kita cenderung untuk melakukan hubungan yang lebih baik dan selanjutnya tidak sulit untuk melakukan hubungan kerja sama. Namun di sisi lain istilah win-win solution sangat membantu iklim keija yang bersifat kolaborasi. Menurut Prihanto (2002 : 1) adalah Yang dimaksud dengan kolaborasi (collaboration) adalah kerja sarna antara lebih dari satu orang atau lebih dari satu lembaga dalam sebuah kegiafan, baik kegiatan penelitian maupun kegiatan pendidikan. Jadi kolaborasi dalam penelitian tersebut berlangsung bila dua peneliti atau lebih bekeija sarna, dalam sehuail kegiatan masing-masing memherikan sumbangan sumber daya dan usaha baik intelektual maupun fisiko 12

9 Peneliti tidak selalu meneliti secara sendiri-sendiri atau pribadi, tetapi seringkali mereka meneliti dengan peneliti-peneliti yang lain dalam mengembangkan ilmu. pengetahuan. Secara umum peneliti juga bagian dari masyarakat luas yang bekerja sarna dalarn menjajaki dan menguak misteri alarn yang belum pemah terjawab. IImu pengetahuan lebih cepat tersebar dibandingkan dengan teknologi. Oleh sebab' itu, konsep kolaborasi sangat diperlukan dalam kehidupan khususnya dalarn bidang iimu pengetahuan. Menurut Subramanyarn (1983 : 34) adalah Karya sarna atau kolaborasi dalarn penelitian adalah apabila dua atu lebih peneliti bekerja sarna dalarn suatu kegiatan penelitian dengan memberikan sumbangan baik dalarn bentuk ilmu pengetahuan dan tindakan, baik yang sifatnya intelektual maupun material. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kolaborasi pengarang merupakan suatu bentukn kerja sarna yang dilakukan antara dua orang atau lebih pengarang atau peneliti dalam melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu tujuan tertentu, dalarn hal ini tujuan tersebut adalah menghasilkan suatu karya bersama Alasan Berkolaborasi Dari uraian beberapa pengertian kolaborasi di atas maka dapat diketahui bahwa adanya beberapa alasan untuk melakukan kolaborasi, yaitu : a. Konsep kolaborasi tumbuh dari anggapan bahwa adakalanya sebuah karya atau artikel tidak dapat ditangani sendiri oleh peneliti sehingga ia memerlukan bantuan orang lain. b. Adanya pandangan bahwa suatu karya atau kegiatan yang dilakukan secara bersama dengan kewenangan yang jelas lebih baik dilakukan dari pada dilakukan secara sendiri-sendiri Jenis-jenis Kolaborasi Menurut Subramanyam dalam Prihanto (2002 : 2), kolaborasi terbagi atas enam jenis. Secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut : a. Kolaborasi dosen-mahasiswa. 13

10 b. Kolaborasi sesama rekan. c. Kolaborasi penyelia (supervisor)-asisten. d. Kolabolasi peneliti-konsultan. e. Kolaborasi antarlembaga. f. Kolaborasi intemasional. Dari pembagian jenis-jenis kolaborasi menurut Subramanyarn dalarn Prihanto tersebut dapat dijelaskan secara singkat bahwa : a Kolaborasi dosen-mahasiswa. Kolaborasi lid senng ditemukan pada perguruan tinggi. Pada kolaborasi ini dosen memberikan araban, gagasan, petunjuk, ataupun biaya penelitian dan mahasiswa yang melakukannya. Oleh karena itu nama penulis yang tercantum pada laporan penelitian tersebut adalah nama dosen dan mahasiswa yang bersangkutan. b. Kolaborasi sesama rekan. Kolaborasi jenis ini biasa dilakukan di lembaga penelitian. Dalarn hal ini, penelitian dilakukan oleh sekelompok peneliti, masing-masing anggota memberikan sumbangan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki dalam berbagai aspek penelitian. c. Kolaborasi penye1ia (supervisor)-asisten. Kolaborasi ini biasa dilakukan antarpeneliti senior dengan peneliti junior (asistennya). Kasus yang paling umum pada kolaborasi ini biasanya dilakukan oleh peneliti di laboratorium. Pada penelitian di laboratorium biasanya seorang peneliti dibantu oleh laboran teknisi. d. Kolaborasi peneliti-konsultan. Kolaborasi jenis ini banyak dilakukan oleh proyek penelitian berskala besar. Tim peneliti pada proyek ini menggunakan jasa dari lembaga atau perusahaan lain sebagai konsultan khusus dalarn rangka pengumpulan, pengolahan dan analisis data. e. Kolaborasi antarlembaga. Kolaborasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dan teknisi dari berbagai lembaga penelitian yang bekeija sarna dalam proyek bersama, dengan menggunakan peralatan khusus yang dimiliki lembaga lain. f. Kolaborasi intemasional Kolaborasi jenis ini melibatkan beberapa negara atau antarpeneliti dari beberapa negara yang berkaitan dengan penelitian. 14

11 2.4.4 Penentuan Tingkat Kolaborasi F ormulasi yang digunakan untuk menentukan tingkat kolaborasi peneliti dalarn suatu bidang penelitian pada tahun tertentu adalah metode Subramanyam (Prihanto, 2002), sebagai berikut : c;;;; Nm Nm+Ns C = tingkat kolaborasi peneliti, nilai C berada pada interval 0 sarnpai 1 N m Ns = total hasil penelitian dari peneliti dalam subjek tertentu pada tahun tertentu yang dilakukan secara kolaborasi = total hasil penelitian dari peneliti dalam subjek tertentu yang dilakukan secara individual Besamya nilai C merupakan tingkat kolaborasi peneliti tersebut. Oleh sebab itu Subramanyam dalarn Prihanto (2002 : 4) menginterpretasikan nilai C dengan ketentuan sebagai berikut : a. Apabila C = 0 maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara individu (peneliti tunggal). Berarti penelitian tidak membutuhkan bantuan atau pendekatan dari disiplin ilmu yang lain. b. Apabila O<C<1 h maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian paaa bidang tersebut dilakukan secara individual lebih besar dibanding dengan berkolaborasl Jadi pelaksanaan penelitian pada bidang tersebut tidak semuanya memerlukan bantuan atau pendekatan disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian lain. c. Apabila C = 1/2 maka banyaknya hasil penelitian yang dihasilkan secara individu sarna dengan secara kolaborasi. Jadi pelaksanaan penelitian pada bidang tersebut sarna-sarna memerlukan bantuan dari disiplin ilmu yang lain. d. Apabila 1/2<C<1 maka hasil peneiitian pada bidang tersebut yang dilakukan secara individu lebih sedikit jika dibandingkan dengan berkolaborasi. Penelitian pada bidang tersebut sangat memerlukan bantuan dari disiplin ilmu yang lain. e. Apabila C = 1 maka hasil penelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara berkolaborasi. Artinya penelitian pada bidang tersebut secara keseluruhan memerlukan bantuan- disiplin llmu yang -lain atau lembaga penelitian lain. 15

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Bibliometrika terhadap Artikel Penelitian Penyakit Malaria di Indonesia Tahun 1970 April 2004 Menggunakan Database Online PubMed

Analisis Bibliometrika terhadap Artikel Penelitian Penyakit Malaria di Indonesia Tahun 1970 April 2004 Menggunakan Database Online PubMed Analisis Bibliometrika terhadap Artikel Penelitian Penyakit Malaria di Indonesia Tahun 1970 April 2004 Menggunakan Database Online PubMed Ishak Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab I (satu) ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah penelitian, keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sementara itu Sulistyo-Basuki (1990:16) menyatakan bahwa:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sementara itu Sulistyo-Basuki (1990:16) menyatakan bahwa: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 BIBLIOMETRIKA 2.1.1 Pengertian Bibliometrika Bibliometrik merupakan salah satu cabang paling tua dari ilmu perpustakaan. Sebagai kajian ilmiah, cabang ini berkembang karena ada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Pengertian lain menurut Koswara (2003, 3) bahwa:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Pengertian lain menurut Koswara (2003, 3) bahwa: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Jurnal Ilmiah Jurnal ilmiah sejak tahun 1665 sudah dikenal dalam lingkungan akademik. Jurnal ilmiah berisi data dan informasi yang bersifat ilmiah. Pengertian jurnal ilmiah menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) yang pesat dewasa ini telah menjadikan TI sebagai kekuatan pendorong bagi reformasi di berbagai bidang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pola produktivitas pengarang...,malta Nelisa, FIB Universitas UI, 2009 Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pola produktivitas pengarang...,malta Nelisa, FIB Universitas UI, 2009 Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu perpustakaan dan informasi di Indonesia mulai tumbuh dengan diselenggarakannya Kursus Pendidikan Pegawai Perpustakaan tahun 1952 di Universitas Indonesia (Sulistyo-Basuki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Sebagai bagian dari pengetahuan, ilmu pengetahuan lebih bersifat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bibliometrika berasal dari kata biblio atau bibliography dan metrics, biblio

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bibliometrika berasal dari kata biblio atau bibliography dan metrics, biblio 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bibliometrika 2.1.1 Pengertian Bibliometrika Bibliometrika berasal dari kata biblio atau bibliography dan metrics, biblio berarti buku dan metris yitu berkaitan dengan mengukur.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Bibliomerika 2.1.1 Sejarah Ringkas dan Pengertian Bibliometrika Bibliometrika berasal dari kata biblio atau bibliography dan metrics, biblio berkaitan dengan mengukur. Jadi bibliometrics

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi dunia telah memasuki era globalisasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Hal ini membawa perubahan dalam pengelolaan

Lebih terperinci

Analisis Bibliometrika terhadap Publikasi Hasil Penelitian AIDS di Indonesia

Analisis Bibliometrika terhadap Publikasi Hasil Penelitian AIDS di Indonesia LAPORAN PENELITIAN Analisis Bibliometrika terhadap Publikasi Hasil Penelitian AIDS di Indonesia Oleh Drs.Jonner Hasugian, M.Si Ishak, S.S., M.Hum UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA MEDAN 2009 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada permulaan dasawarsa 1960-an, beberapa perpustakaan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris telah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk

Lebih terperinci

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU A. Ridwan Siregar Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Kerjasama merupakan suatu fenomena sosial

Lebih terperinci

Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun

Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun 2014 2015 Putu Gede Krisna Yudhi Kartika 1, Richard Togaranta Ginting 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah era globalisasi, pengguna lebih tertarik untuk mencari dan menggunakan berbagai alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan adalah salah satu media perantara yang penting menyangkut rantai penyebaran informasi. Dalam perkembangan informasi digital peran perpustakaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan informasi untuk memperkaya ilmu pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam melaksanakan aktivitasnya, seperti dosen,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pemustaka dari luar Universitas Gadjah Mada yang berkunjung ke perpustakaan

BAB V PENUTUP. pemustaka dari luar Universitas Gadjah Mada yang berkunjung ke perpustakaan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari Kuliah Kerja Pusdokinfo yang penulis laksanakan di perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, penulis dapat memberi kesimpulan, antara lain: Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini menimbulkan berbagai dampak yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I. Universitas Sumatera Utara

BAB I. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jurnal merupakan salah satu jenis koleksi perpustakaan yang wajib ada, terutama pada perpustakaan perguruan tinggi. Dalam jurnal terdapat beberapa artikel hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain dan Jenis Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian menurut Sugiyono (2011: 3) pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

KAJIAN KORELASI ANTARA KOLABORASI PENELITI DAN PRODUKTIVITAS PENELITI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN. Remi Sormin

KAJIAN KORELASI ANTARA KOLABORASI PENELITI DAN PRODUKTIVITAS PENELITI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN. Remi Sormin KAJIAN KORELASI ANTARA KOLABORASI PENELITI DAN PRODUKTIVITAS PENELITI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN Remi Sormin Pusat Perpustakaan dan Penyebaran teknologi Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor

Lebih terperinci

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik.

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koleksi Terbitan Berseri Koleksi terbitan berseri merupakan salah satu koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Lasa (1994) bahwa terbitan berseri biasanya direncanakan untuk

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 26 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Oleh: Sulastuti Sophia Pusat Perpustakaan dan PenyebaranTeknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2002

Lebih terperinci

KOLABORASI KEPAKARAN PENELITI PADA JURNAL ILMIAH LIPI BIDANG INFORMATIKA DAN KEBUMIAN

KOLABORASI KEPAKARAN PENELITI PADA JURNAL ILMIAH LIPI BIDANG INFORMATIKA DAN KEBUMIAN Abstrak KOLABORASI KEPAKARAN PENELITI PADA JURNAL ILMIAH BIDANG INFORMATIKA DAN KEBUMIAN Abdurrakhman Prasetyadi dan D.W. Ari Nugroho Unit Pelaksana Teknis Balai Informasi Teknologi Jln.Cisitu-Sangkuriang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu besar terhadap berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu besar terhadap berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa dampak yang begitu besar terhadap berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali perpustakaan. Seiring

Lebih terperinci

ANALISIS BIBLIOMETRIKA MENGGUNAKAN KAIDAH LOTKA PADA PRODUKTIVITAS PENULIS ARTIKEL BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA PEGGY ANTONETTE SOPLANTILA

ANALISIS BIBLIOMETRIKA MENGGUNAKAN KAIDAH LOTKA PADA PRODUKTIVITAS PENULIS ARTIKEL BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA PEGGY ANTONETTE SOPLANTILA ANALISIS BIBLIOMETRIKA MENGGUNAKAN KAIDAH LOTKA PADA PRODUKTIVITAS PENULIS ARTIKEL BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA PEGGY ANTONETTE SOPLANTILA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya)

ANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya) ANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya) Anne Parlina, Sjaeful Afandi, Rima Octavia Abstrak Analisis sitiran adalah cabang dari bibliometrika

Lebih terperinci

PEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

PEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG PEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG Uci Oktaviani 1, Marlini 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wulan ABSTRAK

Oleh: Sri Wulan ABSTRAK Produktivitas Dan Tingkat Kolaborasi Penulis Dalam Karya Tulis Ilmiah Peneliti Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI 2005-2010 Oleh: Sri Wulan Pustakawan Muda pada Pusat Penelitian Biologi-LIPI ABSTRAK Kajian

Lebih terperinci

L/O/G/O. Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, Mei 2014 OLEH : ADRIATI

L/O/G/O. Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, Mei 2014 OLEH : ADRIATI L/O/G/O Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, 20 21 Mei 2014 OLEH : ADRIATI BIODATA Nama : Dra. Adriati, M.Hum. Tempat Lahir : Batu Sangkar, Sumatra Barat Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS

PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS Sutardji Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya Kendal Payak, Kotak Pos

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dokumen yang banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dokumen yang banyak digunakan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bibliometrika merupakan metode statistik dan matematika terhadap buku dan media dari informasi terekam (Prithchard, 1969:349). Cabang ilmu tertua dari ilmu perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Sitiran Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang dimaksud dengan sitiran adalah suatu catatan yang merujuk pada suatu karya yang dikutip atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Hasan (2002:22), penelitian deskriptif adalah penelitian yang melukiskan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi merupakan tempat untuk menghimpun, mengolah serta menyebarkan informasi yang relevan yang mampu menunjang pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai salah satu pusat sumber informasi bagi masyarakat luas. Siap menampung serta mengelola sumber-sumber informasi tersebut sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu ilmu sangat dipengaruhi oleh aktivitas penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di bidang ilmu yang bersangkutan. Perkataan Isaac Newton yang terkenal

Lebih terperinci

ANALISIS PARO HIDUP LITERATUR PADA JURNAL INFORMATION RESEARCH PERIODE

ANALISIS PARO HIDUP LITERATUR PADA JURNAL INFORMATION RESEARCH PERIODE ANALISIS PARO HIDUP LITERATUR PADA JURNAL INFORMATION RESEARCH PERIODE 2008-2011 ( STUDI KAJIAN BIBLIOMETRIKA PADA INFORMATION RESEARCH : AN INTERNATIONAL ELECTRONIC JOURNAL ) Oleh Venny Vania Annora Manullang

Lebih terperinci

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA Kamariah Tambunan 1 kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this study is to find out information of economic science in Indonesian

Lebih terperinci

Zulmaisar. St 1, Elva Rahmah 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Zulmaisar. St 1, Elva Rahmah 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang ANALISIS SITIRAN TERHADAP TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG TAHUN 2010 2012 Zulmaisar. St 1, Elva Rahmah 2

Lebih terperinci

Chiftul Mawalia Anwar ( ) ABSTRAK ABSTRACT

Chiftul Mawalia Anwar ( ) ABSTRAK ABSTRACT POLA PRODUKTIVITAS PENGARANG DALAM JURNAL DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN 2009-2012 (Suatu Kajian Bibliometrika dengan Hukum Lotka) Chiftul Mawalia Anwar (070916008)

Lebih terperinci

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE 2009-2010 Rochani Nani Rahayu 1 dan Tupan 2 1 Pustakawan Madya PDII-LIPI 2 Pustakawan Madya PDII-LIPI *Korespondensi: nanipdii@yahoo.com ABSTRACT This study

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PENGARANG ARTIKEL BIDANG ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI INDONESIA TAHUN : ANALISIS BIBLIOMETRIKA MENGGUNAKAN HUKUM LOTKA

PRODUKTIVITAS PENGARANG ARTIKEL BIDANG ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI INDONESIA TAHUN : ANALISIS BIBLIOMETRIKA MENGGUNAKAN HUKUM LOTKA PRODUKTIVITAS PENGARANG ARTIKEL BIDANG ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI INDONESIA TAHUN 1978-2007: ANALISIS BIBLIOMETRIKA MENGGUNAKAN HUKUM LOTKA Malta Nelisa 1 maltanelisa@yahoo.com.sg ABSTRACT The

Lebih terperinci

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan Nurul Alifah Rahmawati Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstrak Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran matematika untuk Anak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran matematika untuk Anak BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kajian Literatur Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran matematika untuk Anak Usia Dini melalui pengenalan konsep bentuk geometri. Permasalahan ini diawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa dan telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini telah memberikan dampak yang begitu besar terhadap berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali bidang

Lebih terperinci

PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM

PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM Ide Yunianto 2016 Discovery Search merupakan layanan pencarian koleksi terintegrasi. Layanan ini digunakan untuk mempermudah pencarian koleksi dari sumber sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan (UNIMED merupakan salah satu perguruan tinggi, memiliki tiga landasan perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas akademika

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. Rochani Nani Rahayu 1*, Tupan 1*, Mardiana 2

ABSTRACT ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. Rochani Nani Rahayu 1*, Tupan 1*, Mardiana 2 ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI: STUDI KASUS LAPORAN AKHIR RISET KOMPETITIF LIPI 2003 2007 BIDANG KALIMANTAN TIMUR & BANGKA BELITUNG, PRODUK KOMODITAS & TEKNOLOGI, dan WILAYAH PERBATASAN NTT Rochani Nani

Lebih terperinci

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI KB 1. PENGERTIAN TERBITAN BERSERI * Terbitan Berseri berisi tulisan atau informasi orisinil dan biasanya belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN 1. Indeks Artikel tahun 1999 2003 2. Indeks Artikel tahun 2007 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Albert Einstein percaya bahwa ilmu pengetahuan tidaklah lebih dari suatu penyempurnaan

Lebih terperinci

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal Pola J. Perpus. rujukan Pert. sumber Vol. acuan 22 No. pada 2 Oktober jurnal... 2013: 45-49 POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited

Lebih terperinci

Sumber Informasi Biomedis. dr. Diani Puspa Wijaya MMedEd Blok Introduksi 1.1

Sumber Informasi Biomedis. dr. Diani Puspa Wijaya MMedEd Blok Introduksi 1.1 Sumber Informasi Biomedis dr. Diani Puspa Wijaya MMedEd Blok Introduksi 1.1 1 Sumber informasi biomedis Text book Berisi prinsip dasar subjek pengetahuan yg disusun secara komprehensif dan sistematis 3

Lebih terperinci

RISET UNGGULAN TERPADU: KAJIAN BIBLIOMETRIKA

RISET UNGGULAN TERPADU: KAJIAN BIBLIOMETRIKA RISET UNGGULAN TERPADU: KAJIAN BIBLIOMETRIKA Kamariah Tambunan Pustakawan Madya PDII-LIPI Korespondensi: kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT This study aims to know the results of integrated featured research

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya

Lebih terperinci

ANALISIS SITIRAN JURNAL PADA SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN TAHUN 2014 DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO

ANALISIS SITIRAN JURNAL PADA SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN TAHUN 2014 DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISIS SITIRAN JURNAL PADA SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN TAHUN 2014 DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO Zakaria Guninda *), Rukiyah, Lydia Christiani Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PRODUKTIVITAS PENULIS ARTIKEL BIDANG PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI INDONESIA : SUATU KAJIAN BIBLIOMETRIKA

ANALISIS POLA PRODUKTIVITAS PENULIS ARTIKEL BIDANG PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI INDONESIA : SUATU KAJIAN BIBLIOMETRIKA ANALISIS POLA PRODUKTIVITAS PENULIS ARTIKEL BIDANG PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI INDONESIA : SUATU KAJIAN BIBLIOMETRIKA Agus Wahyudi 1, Aziz Kustiyo 2, Sulistyo Basuki 3 1Mahsiswa Pasca Sarjana IPB Program

Lebih terperinci

BAB VII TEMUAN, KESIMPULAN, DAN SARAN. Temuan yang didapatkan dari penelitian terhadap 290 tesis mahasiswa S-2 MIP

BAB VII TEMUAN, KESIMPULAN, DAN SARAN. Temuan yang didapatkan dari penelitian terhadap 290 tesis mahasiswa S-2 MIP BAB VII TEMUAN, KESIMPULAN, DAN SARAN dan saran. Bab VII (tujuh) ini merupakan bab yang membahas mengenai temuan, kesimpulan, 7.1 Temuan Temuan yang didapatkan dari penelitian terhadap 290 tesis mahasiswa

Lebih terperinci

Seleksi Koleksi : Langkah Pengembangan Menuju Kualitas Layanan Perpustakaan Akademik. Abstrak. Kata Kunci : Seleksi, Pengembangan Koleksi

Seleksi Koleksi : Langkah Pengembangan Menuju Kualitas Layanan Perpustakaan Akademik. Abstrak. Kata Kunci : Seleksi, Pengembangan Koleksi Seleksi Koleksi : Langkah Pengembangan Menuju Kualitas Layanan Perpustakaan Akademik Syukrinur Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstrak Tulisan ini berjudul

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada. umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan

BABI PENDAHULUAN. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada. umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR 8 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Sitiran Dalam ilmu perpustakaan dan informasi dikenal adanya istilah sitiran. Kata sitiran berasal dari bahasa Inggris yaitu citation. Sitiran memiliki makna

Lebih terperinci

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM Tulisan ini disusun sebagai tugas pengembangan deskripsi statistik penelusuran terbitan berkala pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang 56 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan secara berturut-turut akan diuraikan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel

Lebih terperinci

PRODUKTIFITAS PENULIS ARTIKEL MAJALAH ILMIAH PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA MENGGUNAKAN DALIL LOTKA

PRODUKTIFITAS PENULIS ARTIKEL MAJALAH ILMIAH PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA MENGGUNAKAN DALIL LOTKA Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 13, No. 2, Desember 2017, Hal. 205-216 DOI: http:// 10.22146/bip.26312 ISSN 1693-7740 (Print), ISSN 2477-0361 (Online) Tersedia online di https://jurnal.ugm.ac.id/bip

Lebih terperinci

Hukum Bradford Mengenai Penyebaran Artikel pada Jurnal. Oleh; B. Mustafa dan

Hukum Bradford Mengenai Penyebaran Artikel pada Jurnal. Oleh; B. Mustafa dan Hukum Bradford Mengenai Penyebaran Artikel pada Jurnal Oleh; B. Mustafa mus@ipb.ac.id dan mustafa.mustari@gmail.com Samuel Clement Bradford, 1948, direktur Science Museum Library menggunakan data kuantitatif

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

PANDUAN AKSES E-JOURNAL. Oleh: Evi Yulfimar, S.Sos Pustakawan Muda

PANDUAN AKSES E-JOURNAL. Oleh: Evi Yulfimar, S.Sos Pustakawan Muda PANDUAN AKSES E-JOURNAL Oleh: Evi Yulfimar, S.Sos Pustakawan Muda PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 PANDUAN AKSES E-JOURNAL 1. Akses dalam jaringan kampus USU 2. Akses luar jaringan kampus

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Bibliomerika 2.1.1 Sejarah Ringkas dan Pengertian Bibliometrika Sebelum ada istilah Bibliometrika terlebih dahulu dikenal istilah Statistical Bibliography yang dikembangkan oleh

Lebih terperinci

STUDI BIBLIOMETRI MEDIA KOMUNIKASI ILMIAH BERKALA ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

STUDI BIBLIOMETRI MEDIA KOMUNIKASI ILMIAH BERKALA ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI STUDI BIBLIOMETRI MEDIA KOMUNIKASI ILMIAH BERKALA ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI BIBLIOMETRIC STUDY OFSCIENTIFIC COMMUNICATION MEDIA BERKALA ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Pergola Irianti Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga pendidikan menyediakan sarana untuk proses belajar mengajar. Pendidikan tinggi adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan yang diselenggarakan dalam perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai institusi yang menyediakan koleksi bahan pustaka tertulis, tercetak dan terekam, yang didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian

Lebih terperinci

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 Dipersiapkan untuk Dewan Asosiasi Pustakawan khusus/sla oleh Komite Khusus mengenai Kompetensi untuk Pustakawan Khusus Joanne Marshall; Linda Moulton; dan Roberta

Lebih terperinci

Mengoptimalkan Pengembangan Koleksi

Mengoptimalkan Pengembangan Koleksi Mengoptimalkan Pengembangan Koleksi Oleh : Aa Kosasih, S.Sos. / Pustakawan Pertama aakosasih_library@yahoo.com/handarukosasih@gmail.com Abstrak. Setiap perpustakaan tentunya mempunyai visi yang berbeda,

Lebih terperinci

PENELUSURAN EJOURNAL Institut Teknologi Bandung. Yoka Adam N. / Bagian Layanan Referensi dan Pemanduan

PENELUSURAN EJOURNAL Institut Teknologi Bandung. Yoka Adam N. / Bagian Layanan Referensi dan Pemanduan PENELUSURAN EJOURNAL Institut Teknologi Bandung Yoka Adam N. / Bagian Layanan Referensi dan Pemanduan Standar Nasional Indonesia SNI 7330:2009 Perpustakaan PerguruanTinggi 5.7 Materi Perpustakaan Elektronik

Lebih terperinci

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Jongga Manullang Abstrak Kegiatan-kegiatan pengembangan, penyebarluasan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan sangat menentukan kualitas perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan informetrik untuk menggambarkan perkembangan suatu ilmu pengetahuan berdasarkan analisis

Lebih terperinci

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Peranan User Education Dalam Memahami Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Abstrak : Pendidikan pemustaka adalah salah satu faktor dominan untuk membantu pemustaka melakukan penelusuran secara cepat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menulis dan mencatat peristiwa-peristiwa yang dianggap penting (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya peradaban

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PEMANFAATAN SITUS WEB PERPUSTAKAAN USU UNTUK KEGIATAN AKADEMIK : STUDI KASUS PENGGUNA LAYANAN DIGITAL PERPUSTAKAAN USU

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PEMANFAATAN SITUS WEB PERPUSTAKAAN USU UNTUK KEGIATAN AKADEMIK : STUDI KASUS PENGGUNA LAYANAN DIGITAL PERPUSTAKAAN USU Lampiran-1 No: Diisi oleh Peneliti KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PEMANFAATAN SITUS WEB PERPUSTAKAAN USU UNTUK KEGIATAN AKADEMIK : STUDI KASUS PENGGUNA LAYANAN DIGITAL PERPUSTAKAAN USU Dengan hormat, Saya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Bibliometrika 2.1.1 Sejarah Bibliometrika Bibliometrika merupakan salah satu topik penelitian informasi dalam bidang ilmu perpustakaan. Kajian topik ini dilakukan pada literatur

Lebih terperinci

PERLUASAN GEDUNG LANTAI I PERPUSTAKAAN USU

PERLUASAN GEDUNG LANTAI I PERPUSTAKAAN USU PROPOSAL IMAJINER: PERLUASAN GEDUNG LANTAI I PERPUSTAKAAN USU Oleh : Fahrizal Halomoan, S.Sos. Pustakawan Penyelia pada Perpustakaan USU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI 2008

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran sebuah media massa tentunya diharapkan sebagai salah satu media penyebaran informasi untuk khalayak ramai. Informasi yang ditampilkan tersebut muncul atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyebaran informasi saat ini begitu pesat dengan adanya perangkat teknologi elektronik, sehingga informasi elektronik disebarkan tidak mengenal batas waktu

Lebih terperinci

Jaringan Online Kesehatan

Jaringan Online Kesehatan Jaringan Online Kesehatan Zainul Bakri, Indra Kurniawan 1 Pendahuluan. Saat ini, tidak begitu mudah untuk segera mendapatkan informasi kesehatan yang akurat. Hasil penelitian, baik yang sudah dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom Perpustakaan IM Telkom merupakan fasilitas yang diperuntukkan bagi mahasiswa dan para dosen IM

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN JURNAL ELEKTRONIK PROQUEST MEDICAL LIBRARY

ANALISIS PEMANFAATAN JURNAL ELEKTRONIK PROQUEST MEDICAL LIBRARY ANALISIS PEMANFAATAN JURNAL ELEKTRONIK PROQUEST MEDICAL LIBRARY UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS PADA LAYANAN DIGITAL PERPUSTAKAAN USU SKRIPSI Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. politeknik, dan akademi. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai bagian atau unit

BAB 1 PENDAHULUAN. politeknik, dan akademi. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai bagian atau unit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan salah satu unsur penunjang yang perlu ada pada semua bentuk perguruan tinggi, mulai dari universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik,

Lebih terperinci

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

AUTOMASI PERPUSTAKAAN A. Pendahuluan AUTOMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Gatot Subrata, S.Kom Abstrak. Sistem Automasi Perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi pada pekerjaan administratif di perpustakaan agar lebih efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti keahlian, namun pada perkembangannya seni juga dapat diartikan sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 39 BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai cara-cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Untuk memulai penelitian diawali dengan menentukan tipe dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi memungkinkan memodifikasi hampir semua format dokumen. Kemajuan tersebut secara tidak langsung turut berdampak pada format dokumen dalam

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu dengan pendekatan korelasional sebab-akibat yakni untuk meneliti sejauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan salah satu Eselon I (satu) di Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ditandai dengan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Ilmu pengetahuan dapat mengalami penyempurnaan atau

Lebih terperinci