KAJIAN KORELASI ANTARA KOLABORASI PENELITI DAN PRODUKTIVITAS PENELITI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN. Remi Sormin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN KORELASI ANTARA KOLABORASI PENELITI DAN PRODUKTIVITAS PENELITI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN. Remi Sormin"

Transkripsi

1 KAJIAN KORELASI ANTARA KOLABORASI PENELITI DAN PRODUKTIVITAS PENELITI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN Remi Sormin Pusat Perpustakaan dan Penyebaran teknologi Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor Telp. (0251) , faks.: (0251) , ABSTRACT Kolaborasi dalam kegiatan penelitian menciptakan kesempatan berbagi atau transfer pengetahuan, keahlian dan tehnik tertentu dalam suatu ilmu, pembagian kerja dan pemanfaatan keahlian secara efektif, serta peningkatan produktivitas. Dalam kajian ini kegiatan kolaborasi diekspresikan dalam penulisan karya ilmiah antara para ilmuwan/peneliti bidang pertanian. Pengukuran tingkat kolaborasi menggunakan metode bibliometrik, berupa kajian dengan mengaplikasikan metode statistik dan matematik untuk mengukur perubahan baik kuantitatif maupun kualitatif pada sekumpulan dokumen atau media lain. Kajian bertujuan mengungkapkan tingkat kolaborasi peneliti Badan Litbang Pertanian berdasarkan populasi data artikel yang dipublikasikan periode tahun , dan hubungan kolaborasi dengan produktivitas peneliti melalui artikel hasil penelitian yang terhimpun dalam pangkalan data AGRIS tahun Metode kajian yang digunakan kuantitatif dengan pengukuran frekuensi dan intensitas variabel penelitian pertanian. Data dikelompokkan kedalam sembilan rumpun disiplin dalam ilmu pertanian. Berdasarkan metode penghitungan Subramanyam terungkap bahwa tingkat kolaborasi penulisan karya ilmiah di Badan Litbang Pertanian mencapai 71-80% dibanding penulisan secara individu. Tingkat yang paling tinggi terdapat dalam rumpun alat dan mesin pertanian. Korelasi kolaborasi dengan produktivitas sangat kuat, mencapai nilai koefisien 0,88-0,97. ABSTRAK Study on correlation between collaboration researchers at the Agency for Agricultural Research and Development Collaboration in research activities will transfer of knowledge, skill and certain technique in certain field, work distribution and effective expertise utilization and productivity increase. In this study, collaboration activities was expressed in scientific writing among researcher/scientists in agricultural field. Collaboration level was estimated using bibliometeric method. The study aimed at revealing collaboration level of the AARD researchers based on articles published in , and correlation between collaboration and productivity of researcher through articles compiled at AGRIS databases Data were grouped into nine disciplines of agricultural field. Based on Subramanyam calculation method, it was revealed that collaboration level of scientific writings by AARD researchers was 71-80% with article in agricultural machinery and engineering was the highest. Researcher collaboration was highly correlated with productivity with coefficient Keywords: Scientific writing, agricultural research result, research collaboration, research result article, bibliometrics, researcher, productivity PENDAHULUAN Dalam kehidupan modern, kemajuan suatu bangsa berkaitan erat dengan kemajuan teknologi dan penelitian termasuk penelitian pertanian. Sedangkan kemajuan teknologi itu sendiri selalu berawal dari kegiatan penelitian. Dalam bidang pertanian kegiatan penelitian yang kuat dan maju, yang didukung oleh peneliti yang berkarakter merupakan prasyarat bagi kemajuan pertanian nasional. Untuk menanggulangi permasalahan yang semakin kompleks perlu melakukan kerja sama dengan didasarkan berbagai latar belakang keahlian. Melalui kerja sama penelitian permasalahan dapat dipecahkan dan sekaligus dapat menciptakan hasil penelitian yang baik. Kerja sama dalam kegiatan penelitian disebut juga kolaborasi. Dalam hal ini masing-masing memberikan sumbangan sumber daya dan usaha baik intelektual maupun fisik (Prihantono 2002) Banyak keuntungan yang diperoleh dengan berkolaborasi, seperti dijelaskan dalam Katz dan Martin (1997), antara lain terciptanya kesempatan untuk berbagi pengetahuan, keahlian dan teknik tertentu dalam sebuah ilmu. Dengan berkolaborasi akan terjadi pembagian kerja dan penggunaan secara efektif setiap kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing peneliti. Keuntungan peneliti berkolaborasi adalah: 1. Transfer pengetahuan dan keahlian. Upaya untuk memperbaharui pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat memakan waktu dan terbentur beberapa masalah. Didokumentasikannya sebagian ilmu dan perkembangan terbarunya menyebabkan penge- Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1,

2 tahuan menjadi bersifat tacit, tidak menyebar dan tetap dalam kondisi seperti itu sampai ilmuwan yang menguasainya mempunyai waktu untuk menuliskan dan mempublikasikan. 2. Pertukaran ide dari berbagai ilmu yang akan menambah wawasan dan perspektif baru seseorang, sehingga dapat mendorong tumbuhnya kreatifitas. Efeknya akan lebih tinggi jika terjadi diantara orangorang dari berbagai latar belakang ilmu yang berbeda. 3. Membuka kesempatan persahabatan intelektual. Peneliti akan membangun hubungan tidak hanya dengan kelompoknya yang terlibat dalam penelitian yang sedang dilakukan, tetapi juga akan berupaya memasuki jaringan yang lebih luas dalam komunikasi penelitian. 4. Peningkatan produktivitas: Kolaborasi menstimulasi peneliti untuk berkarya bersama secara produktif. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara produktivitas dan kolaborasi. Disamping karena keuntungan yang dapat diperoleh, seperti dijelaskan oleh Beaver (2001) masih ada berbagai alasan lain yang mendorong peneliti berkolaborasi, yaitu: 1. Akses untuk keahlian. 2. Akses untuk peralatan, sumber daya atau bahan yang tidak dimiliki. 3. Akses keuangan. 4. Untuk mendapatkan penghargaan (prestise) pada peningkatan keahlian. 5. Efisiensi dalam arti koordinasi diantara berbagai peneliti dari latar belakang ilmu yang berbeda (multidisiplin) dapat terlaksana secara efisien. 6. Mendapatkan kemajuan dengan cepat. 7. Mengatasi masalah yang besar, lebih penting, lebih sulit, lebih global dapat diatasi. 8. Menambah atau meningkatkan produktifitas. 9. Menciptakan jaringan informasi antarpeneliti. 10. Sebagai alat belajar kemampuan atau teknik baru. 11. Untuk memuaskan keingintahuan yang berhubung an dengan keahlian. 12. Berbagi pikiran dan perasaan dengan orang lain. 13. Untuk mengurangi kesalahan dan pendapat yang salah atau kekeliruan. 14. Target penelitian yang lebih terfokus, sehingga tidak terjadi penelitian dengan subjek yang sama diteliti didua tempat. 15. Mengurangi kesendirian (isolasi). 16. Untuk mendidik (siswa, diri sendiri). 17. Meningkatkan pengetahuan dan terus belajar. 18. Untuk kesenangan dan hiburan. Kegiatan kolaborasi dalam penelitian secara umum dapat dilihat dalam kegiatan penulisan suatu karya yang melibatkan banyak pengarang atau ko-pengarang, sehingga disebut kepengarangan kolaborasi. Meskipun masih ada perdebatan mengenai sejauh mana kopengarang mencerminkan kegiatan kolaborasi dari sebuah penelitian (Laudel 2001). Menurut Gordon dalam Surtikanti (2004) asumsi yang digunakan untuk melakukan analisis ko-pengarang adalah: 1. Jumlah makalah yang dihasilkan oleh sekelompok ilmuwan sebanding dengan aktifitas penelitian mereka. Semua karya kolaborasi muncul dalam satu artikel atau lebih. 2. Frekuensi relatif dari ko-kepengarangan dalam kelompok sebanding dengan tingkat kolaborasi ilmiahnya. 3. Frekuensi relatif dari produksi makalah ilmiah dengan tingkat kepengarangan ganda yang berbeda-beda (misalnya 1 pengarang, 2 pengarang dan sebagainya), sebanding dengan frekuensi penerbitan makalah dalam majalah ilmiah oleh kelompok. 4. Didasarkan atas aturan mengenai kepengarangan, diasumsikan setiap ko-pengarang mempunyai porsi kontribusi penting pada proyek penelitian dan dinyatakan dalam dokumentasi laporan akhirnya. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menghitung tingkat kolaborasi adalah bibliometrik yang merupakan kajian yang mengaplikasikan metode matematika dan statistik untuk mengukur suatu perubahan baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada sekumpulan dokumen maupun media lainnya. Metode ini memanfaatkan data bibliografis dari dokumen penelitian sebagai masukan indikator kolaborasi (Sulistyo-Basuki 2002). Katz dan Martin (1997) memberikan batasan bahwa seorang peneliti dapat dikatakan atau disebut berkolaborasi (kolaborator) apabila orang tersebut bekerja sama dalam suatu penelitian dan ikut memberikan kontribusi penting berkali-kali; namanya muncul dalam proposal penelitian asli; bertanggung jawab pada satu atau lebih elemen utama penelitian, pelaksanaan eksperimen, analisis dan interpretasi data, penulisan laporan hasil penelitian; bertanggung jawab pada tahap-tahap penting penelitian (pencetus ide, hipotesis asli, atau interpretasi teori); dan sebagai pemilik proposal proyek asli atau penyandang dana, meskipun kontribusi utamanya hanya pada manajemen penelitian (misalnya ketua tim) bukan pada penelitiannya. Mereka yang tidak termasuk kolaborator adalah orang yang memberi 2 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1, 2009

3 kontribusi relatif sedikit dalam proses penelitian dan teknisi atau asisten peneliti. Badan Litbang Pertanian merupakan institusi yang mempunyai tugas melakukan penelitian dan pengembangan pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya Badan Litbang Pertanian didukung oleh orang yang orang diantaranya merupakan tenaga fungsional termasuk peneliti sebanyak orang dengan latar belakang dari berbagai disiplin ilmu dan keahlian yang berbeda. Hasil penelitian Badan Litbang Pertanian diterbitkan dalam berbagai publikasi seperti laporan hasil penelitian, prosiding/lokakarya, majalah ilmiah, buletin, dan sebagainya. Artikel-artikel hasil penelitian dalam berbagai publikasi tersebut kemudian dihimpun oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran teknologi Pertanian (PUSTAKA) dalam pangkalan data AGRIS (The International Information System for Agricultural Science and Technology) yang merupakan jaringan kerja sama informasi pertanian internasional yang sampai tahun 2008 tercatat berang-gotakan 240 negara anggota FAO, dan sejak tahun 1975 PUSTAKA ditunjuk sebagai Pusat Nasional AGRIS di Indonesia dalam bidang pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: tingkat kolaborasi peneliti pertanian di Badan Litbang Pertanian periode tahun ; hubungan antara kolaborasi dan produktivitas peneliti melalui artikel hasil penelitian yang dihimpun di pangkalan data AGRIS periode tahun METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan memusatkan perhatian pada hal-hal yang dapat diukur dengan nyata atau angka-angka berdasarkan dan pengukuran frekuensi dan intensitas variabel penelitian sehingga mudah difahami. Secara umum hal ini menjadi ciri penelitian bibliometrik, meskipun pada saat interpretasi data akhirnya harus dapat dinyatakan dalam istilah-istilah kualitatif. Hasil penelitian diungkapkan secara deskriptif untuk memberikan gambaran tentang subyek penelitian, yaitu mengenai tingkat kolaborasi peneliti pada instansi lingkup Badan Litbang Pertanian. Obyek penelitian adalah artikel hasil penelitian yang diterbitkan pada periode tahun dan ada pada pangkalan data AGRIS di PUSTAKA tahun Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus tahun Populasi yang digunakan dalam penelitian yaitu semua artikel karya peneliti Badan Litbang Pertanian tahun yang diasumsikan terhimpun pada pangkalan data AGRIS. karya tulis hasil penelitian yang dikaji dikelompokkan berdasarkan rumpun disiplin ilmu sesuai pengelompokan AGRIS/CARIS Categorization Scheme yang diterbitkan oleh FAO (Food and Agriculture Organization) (Prince-Perciballi 1990). Pengumpulan data dilakukan dengan memeriksa secara sistematis populasi hasil penelitian, kemudian ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan data yang meliputi nama peneliti dan kerja sama yang dilakukan berdasarkan penulisan suatu artikel secara bersama (kopengarang). Data dikelompokkan ke dalam 9 rumpun disiplin dalam ilmu pertanian yaitu: (1) ekonomi pertanian, pembangunan dan sosiologi pedesaan; (2) ilmu dan produksi tanaman; (3) perlindungan tanaman; (4) teknologi Pascapanen; (5) ilmu, produksi, dan perlindungan ternak; (6) perikanan dan aquakultur; (7) alat dan mesin pertanian; (8) sumber daya alam dan lingkungan; (9) pengolahan hasil pertanian. Metode Analisis (1) Penentuan tingkat kolaborasi peneliti Badan Litbang Pertanian pada periode tahun dengan penerapan formulasi metode Subramanyam (1983) sebagai berikut: N m C = N m + N s Dimana: C = tingkat kolaborasi peneliti dalam suatu disiplin ilmu, nilai C berada pada interval nol sampai dengan satu, atau [0, 1]. N m = total hasil penelitian dari peneliti dalam suatu disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara berkolaborasi. N s = total hasil penelitian dari peneliti dalam suatu disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara individual. Dalam hal ini besarnya nilai C yang merupakan tingkat kolaborasi peneliti tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Apabila nilai C sama dengan 0 (C = 0) maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian seluruhnya Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1,

4 dilakukan secara individual (peneliti tunggal), berarti tidak ada satupun hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Berarti pelaksanaan penelitian sama sekali tidak memerlukan bantuan atau pendekatan dari disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian lain, dan memang masih dapat dilakukan secara individual 2. Apabila nilai C lebih besar dari 0 dan kurang dari setengah (0 < C < 0,5) maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara individual lebih besar dibanding dengan hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Jadi pelaksanaan penelitian tidak semuanya memerlukan bantuan atau pendekatan dari disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian lain. 3. Apabila nilai C sama dengan setengah (C = 0,5) maka dapat dikatakan bahwa banyaknya hasil penelitian dilakukan secara individu sama banyaknya dengan penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Jadi pelaksanaan penelitian pada bidang tersebut sama-sama memerlukan bantuan dari disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian lain. 4. Apabila nilai C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu (0,5 < C < 1) maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dilakukan secara individual lebih sedikit dibanding hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Jadi pelaksanaan penelitian memang sangat memerlukan bantuan dari disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian lain. (2) Hubungan antara kolaborasi peneliti dengan produktivitas peneliti dalam penulisan karya ilmiah, dilakukan melalui Uji Korelasi Rank Spearman (Siegel 1990). Dalam hal ini formulasi Spearman disajikan sebagai berikut: N 2 6 Σ d i i = 1 r s = 1 - N 3 - N Dengan ketentuan bahwa: r s = koefisien korelasi peringkat Spearman, dengan nilai antara [-1, 1]. d i = selisih antara kedua peringkat pasangan data X dan Y, dimana Y = produktivitas peneliti dan X = kolaborasi peneliti (artikel yang ditulis secara berkolaborasi). N = banyaknya pasangan data. Dari hasil penghitungan yang diperoleh disimpulkan bahwa apabila r s = +1 atau -1 maka disimpulkan ada hubungan sempurna antara X dan Y. Apabila nilai r s mendekati nol, maka disimpulkan antara X dan Y tidak berkorelasi. Sebaliknya apabila nilai r s mendekati satu, maka X dan Y memiliki korelasi yang sangat tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kolaborasi Peneliti Langkah pertama yang dilakukan untuk penghitungan tingkat kolaborasi peneliti dengan metode Subramanyam adalah memeriksa setiap judul hasil penelitian kemudian ditabulasikan berdasarkan jumlah keanggotaan penulis, satu orang, dua orang, tiga orang, dan seterusnya. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa persentase keanggotaan penulis tiga orang lebih tinggi untuk delapan rumpun disiplin ilmu, hanya rumpun disiplin ilmu teknologi pascapanen yang mempunyai persentase keanggotaan jumlah penulis 2 orang lebih tinggi dari 3 orang. Dari hasil pemeriksaan setiap judul hasil penelitian, jumlah keanggotaan penulis dengan keanggotaan 6-10 orang sangat sedikit sehingga dalam gambar tidak ditampilkan. Dari beberapa literatur disebutkan bahwa permasalahan yang sulit bila dikerjakan atau dipandang dari sudut bidang keahlian yang beragam akan lebih efektif dan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada harus dikerjakan oleh satu orang. Disamping banyak keuntungan yang diperoleh pihak yang saling bekerja sama. Hal ini sudah dilakukan peneliti di Badan Litbang Pertanian, terlihat dari data yang diperoleh bahwa persentase keanggotaan yang berkolaborasi tertinggi dilakukan oleh 3 orang disusul oleh dua orang dan seterusnya. Hasil penghitungan dengan metode Subramanyam menunjukkan bahwa tingkat kolaborasi peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian berkisar antara 0,71-0,80 (Tabel 1). Hal ini dapat diartikan bahwa hasil penelitian yang dilakukan dengan berkolaborasi lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan secara individual. Dari Tabel 1 tampak bahwa tidak ada perbedaan tingkat kolaborasi untuk semua rumpun disiplin ilmu. Hal ini bisa terjadi karena kegiatan penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian termasuk juga yang dilaksanakan secara bekerja sama dengan instansi lain, seperti perguruan tinggi harus selalu direncanakan secara jelas dan terkoordinasi dalam suatu proposal tertulis yang disebut RPTP (Rencana penelitian Tingkat Peneliti). 4 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1, 2009

5 40 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang ,65 25,50 26,6 28,98 27,53 28,86 27,63 22,9 19,47 25,44 22,99 29,46 22,71 31,88 26,43 27,39 24,77 25, ,93 5,31 14,54 4,83 10,83 4,36 14,62 2,23 15,61 E F H J L M N P Q Rumpun disiplin ilmu 7,42 13,18 6,72 13,97 6,55 14,01 4,14 14,9 6,64 Gambar 1 Persentase jumlah keanggotaan peneliti yang berkolaborasi dalam menulis hasil penelitian untuk sembilan rumpun disiplin ilmu Tabel 1. Tingkat kolaborasi peneliti untuk sembilan rumpun disiplin ilmu yang diteliti periode tahun di Badan Litbang Pertanian Rumpun disiplin ilmu Ns Nm C(%) Ekonomi pertanian, pembangunan dan sosiologi pedesaan (E) Ilmu dan produksi tanaman (F) Perlindungan tanaman (H) Teknologi pascapanen (J) Ilmu, produksi, dan perlindungan ternak (L) Perikanan dan aquakultur (M) Alat dan mesin Pertanian (N) Sumber daya alam dan lingkungan (P) Pengolahan hasil pertanian (Q) Keterangan: Ns = hasil penelitian yang dilakukan secara individual; Nm = hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi dalam proposal tersebut harus disebutkan dan diupayakan keterlibatan beberapa peneliti dari berbagai bidang keilmuan sesuai kebutuhan objek, masalah, dan komoditas yang akan diteliti. Hubungan antara kolaborasi peneliti dan produktivitas peneliti Untuk mengetahui hubungan antara kolaborasi dengan produktivitas peneliti dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Data yang dikorelasikan adalah jumlah hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi (x), sedang produktivitas peneliti berupa jumlah semua hasil penelitian yang dilakukan baik secara berkolaborasi maupun yang dilakukan secara individu (y). Dari hasil analisis diketahui bahwa koefisien korelasi berkisar antara 0,88 sampai 0,97, angka ini menunjukkan korelasi yang sangat kuat (Tabel 2). Korelasi memiliki pola positif atau searah, dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa apabila peneliti sering berkolaborasi maka nilai produktivitas peneliti juga akan tinggi. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1,

6 Tabel 2. Hasil analisis uji Korelasi Rank Spearman untuk 9 rumpun disiplin ilmu periode tahun Rumpun disiplin ilmu Koefisien korelasi Ekonomi pertanian, pembangunan dan sosiologi pedesaan (E) 0,881** Ilmu dan produksi tanaman (F) 0,952** Perlindungan tanaman (H) 0,960** Teknologi pascapanen (J) 0,947** Ilmu, produksi, dan perlindungan ternak (L) 0,905** Perikanan dan aquakultur (M) 0,927** Alat dan mesin pertanian (N) 0,917** Sumber daya alam dan lingkungan (P) 0,970** Pengolahan hasil pertanian (Q) 0,975** **Signifikan pada taraf kepercayaan 95% disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan penelitian peneliti sangat memerlukan kerja sama dengan peneliti lain.tingkat kolaborasi paling tinggi adalah rumpun disiplin ilmu alat dan mesin pertanian yaitu 80% dan yang paling rendah (71%) adalah rumpun disiplin ilmu ekonomi pertanian, pembangunan dan sosiologi pedesaan. Hubungan antara kolaborasi dan produktivitas peneliti menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat dengan nilai koefisien korelasi berkisar antara 0,88 sampai 0,97. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin sering peneliti berkolaborasi maka produktivitasnya makin meningkat. DAFTAR PUSTAKA Artinya semakin sering peneliti berkolaborasi maka kualitas dan kuantitas karya tulis ilmiah yang dipublikasikan akan semakin bermutu. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya dorongan atau motivasi pertukaran ide dan interaksi antara peneliti bersangkutan dengan ilmuwan lain yang mampu menambah wawasan dan perspektif baru bagi peneliti yang melakukan kolaborasi. Di samping itu, kolaborasi juga mampu mendorong kreativitas dari peneliti untuk terus berkreasi dalam penelitian dan penulisan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas pada bagian sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat kolaborasi peneliti Badan Litbang Pertanian dalam karya tulis ilmiah pada semua rumpun disiplin ilmu yang dikaji berkisar antara 0,71-0,80. Dengan demikian dapat Beaver D.B Reflection on scientific collaboration (and its study):past, present and future. Scientometrics, 52(3): Katz, J.S and Martin, B.R, What is research collaboration.in research policy, sylvank/pubs/res col9.pdf. [6 Juli 2007]. Laudel, G What do we measure by co-authorship? Proceeding of The 8 th International Conference on Scientometrics and Infometrics.Sidney.Birg. Prihantono, I.G Graf Komunikasi. Kumpulan kursus bibliometrika. Universitas Indonesia, Jakarta. Prince-Perciballi, I AGRIS/CARIS: Categorization Scheme. Food and Agricultural Organization of the United Nation. Rome Siegel, S Statistik non parametrik untuk ilmu-ilmu sosial. Gramedia Sulistyo-Basuki Bibliometrics, scientometrics dan infometrics. Kumpulan kursus bibliometika. Universitas Indonesia, Jakarta. Sumbramanyam, K Bibliometrics Studies of Research Collaboration: a Review. Journal of Information Science, 6(1): 34 6 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1, 2009

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sementara itu Sulistyo-Basuki (1990:16) menyatakan bahwa:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sementara itu Sulistyo-Basuki (1990:16) menyatakan bahwa: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 BIBLIOMETRIKA 2.1.1 Pengertian Bibliometrika Bibliometrik merupakan salah satu cabang paling tua dari ilmu perpustakaan. Sebagai kajian ilmiah, cabang ini berkembang karena ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan berkembang dalam sebuah proses yang berlangsung secara bertahap dan berubah secara perlahan-lahan. Secara konsisten dan sistematis, ilmu disusun

Lebih terperinci

KOLABORASI KEPAKARAN PENELITI PADA JURNAL ILMIAH LIPI BIDANG INFORMATIKA DAN KEBUMIAN

KOLABORASI KEPAKARAN PENELITI PADA JURNAL ILMIAH LIPI BIDANG INFORMATIKA DAN KEBUMIAN Abstrak KOLABORASI KEPAKARAN PENELITI PADA JURNAL ILMIAH BIDANG INFORMATIKA DAN KEBUMIAN Abdurrakhman Prasetyadi dan D.W. Ari Nugroho Unit Pelaksana Teknis Balai Informasi Teknologi Jln.Cisitu-Sangkuriang,

Lebih terperinci

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH 1 ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2004-2006 VIVIT WARDAH RUFAIDAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH 1 ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2004-2006 VIVIT WARDAH RUFAIDAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wulan ABSTRAK

Oleh: Sri Wulan ABSTRAK Produktivitas Dan Tingkat Kolaborasi Penulis Dalam Karya Tulis Ilmiah Peneliti Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI 2005-2010 Oleh: Sri Wulan Pustakawan Muda pada Pusat Penelitian Biologi-LIPI ABSTRAK Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN PROFIL ARTIKEL DAN PRODUKTIvITAS PENULIS PADA WARTA KEBUN RAyA

KAJIAN PROFIL ARTIKEL DAN PRODUKTIvITAS PENULIS PADA WARTA KEBUN RAyA KAJIAN PROFIL ARTIKEL DAN PRODUKTIvITAS PENULIS PADA WARTA KEBUN RAyA Sutarsyah M Pustakawan Madya Bogor I LIPI Sutarsyah2@yahoo.com Abstrak Abstract Pengkajian Study about mengenai publiki publication

Lebih terperinci

ANALISIS BIBLIOMETRIK PADA BULETIN PALAWIJA A Bibliometric Analysis on the Buletin Palawija

ANALISIS BIBLIOMETRIK PADA BULETIN PALAWIJA A Bibliometric Analysis on the Buletin Palawija Analisis J. Perpus. bibliometrik Pert. Vol. pada 23 Buletin No. 1 April Palawija 2014:...-... (Sutardji dan Sri Ismi Maulidyah) ANALISIS BIBLIOMETRIK PADA BULETIN PALAWIJA A Bibliometric Analysis on the

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Pembahasan dibagi atas empat bagian yang terdiri dari kolaborasi penelitian,

Lebih terperinci

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH 1 ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2004-2006 VIVIT WARDAH RUFAIDAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS

PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS Sutardji Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya Kendal Payak, Kotak Pos

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN PENELITI DALAM MEMILIH MEDIA KOMUNIKASI ILMIAH SEBAGAI PUBLIKASI HASIL LITBANG

KECENDERUNGAN PENELITI DALAM MEMILIH MEDIA KOMUNIKASI ILMIAH SEBAGAI PUBLIKASI HASIL LITBANG Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 4 No. 3 September 009 : 100-106 KECENDERUNGAN PENELITI DALAM MEMILIH MEDIA KOMUNIKASI ILMIAH SEBAGAI PUBLIKASI HASIL LITBANG Igif G. Prihanto e-mail: igif@lapan.go.id

Lebih terperinci

PELAKSANAAN WAJIB SERAH SIMPAN TERBITAN DEPARTEMEN PERTANIAN KE PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN

PELAKSANAAN WAJIB SERAH SIMPAN TERBITAN DEPARTEMEN PERTANIAN KE PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 24 PELAKSANAAN WAJIB SERAH SIMPAN TERBITAN DEPARTEMEN PERTANIAN KE PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Oleh: Surya Mansjur Sulastuti Sophia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab I (satu) ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah penelitian, keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KARYA TULIS HASIL PENELITIAN DALAM BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT. Rushendi

KONTRIBUSI KARYA TULIS HASIL PENELITIAN DALAM BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT. Rushendi KONTRIBUSI KARYA TULIS HASIL PENELITIAN DALAM BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Rushendi Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jalan Tentara Pelajar (Cimanggu) Bogor 16111, Telp. (0251) 8321879,

Lebih terperinci

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA Kamariah Tambunan 1 kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this study is to find out information of economic science in Indonesian

Lebih terperinci

Engkos Koswara Natakusumah 1 *

Engkos Koswara Natakusumah 1 * PENENTUAN KOLABORASI PENELITIAN DAN DISTRIBUSI PENGARANG PADA JURNAL TEKNOLOGI INDONESIA (THE DETERMINATIONS OF RESEARCH COLLABORATION AND AUTHORS DISTRIBUTION IN THE JURNAL TEKNOLOGI INDONESIA) Engkos

Lebih terperinci

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal Pola J. Perpus. rujukan Pert. sumber Vol. acuan 22 No. pada 2 Oktober jurnal... 2013: 45-49 POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited

Lebih terperinci

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE 2009-2010 Rochani Nani Rahayu 1 dan Tupan 2 1 Pustakawan Madya PDII-LIPI 2 Pustakawan Madya PDII-LIPI *Korespondensi: nanipdii@yahoo.com ABSTRACT This study

Lebih terperinci

TINGKAT KOLABORASI PENELITI PADA PROGRAM INSENTIF SEMI TOP-DOWN KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI, TAHUN

TINGKAT KOLABORASI PENELITI PADA PROGRAM INSENTIF SEMI TOP-DOWN KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI, TAHUN TINGKAT KOLABORASI PENELITI PADA PROGRAM INSENTIF SEMI TOP-DOWN KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI, TAHUN 2008 2010 RESEARCH COLLABORATION FOR SEMI TOP DOWN INCENTIVE PROGRAM FROM MINISTRY OF RESEARCH AND

Lebih terperinci

Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun

Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun 2014 2015 Putu Gede Krisna Yudhi Kartika 1, Richard Togaranta Ginting 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Sitiran Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang dimaksud dengan sitiran adalah suatu catatan yang merujuk pada suatu karya yang dikutip atau

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Indonesia dan Institut Teknologi Bandung Tahun (Tesis). Depok:

DAFTAR PUSTAKA. Indonesia dan Institut Teknologi Bandung Tahun (Tesis). Depok: DAFTAR PUSTAKA Arwendria. 2002. Pemanfaatan Teknik Descriptive Multivariate Data Analytic untuk Mengungkapkan Struktur Literatur Bidang Teknik Mesin: analisis cowords terhadap skripsi mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

RISET UNGGULAN TERPADU: KAJIAN BIBLIOMETRIKA

RISET UNGGULAN TERPADU: KAJIAN BIBLIOMETRIKA RISET UNGGULAN TERPADU: KAJIAN BIBLIOMETRIKA Kamariah Tambunan Pustakawan Madya PDII-LIPI Korespondensi: kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT This study aims to know the results of integrated featured research

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Nita Delima Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Subang nitadelima85@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI

ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI SUTARDJI Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ditandai dengan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Ilmu pengetahuan dapat mengalami penyempurnaan atau ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada kehidupan modern saat ini semakin maju

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada kehidupan modern saat ini semakin maju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada kehidupan modern saat ini semakin maju dan inovatif. Teknologi berawal dari adanya kegiatan penelitian termasuk pada bidang perkebunan.

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pegawai di UPT BBIB Singosari yang berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pola produktivitas pengarang...,malta Nelisa, FIB Universitas UI, 2009 Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pola produktivitas pengarang...,malta Nelisa, FIB Universitas UI, 2009 Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu perpustakaan dan informasi di Indonesia mulai tumbuh dengan diselenggarakannya Kursus Pendidikan Pegawai Perpustakaan tahun 1952 di Universitas Indonesia (Sulistyo-Basuki,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENYULUH PERTANIAN: Kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat

PEMANFAATAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENYULUH PERTANIAN: Kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat PEMANFAATAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENYULUH PERTANIAN: Kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat Heryati Suryantini Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jln. Ir. H. Juanda No. 20,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor) JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Juni 2006, Vol. 2, No. 2 Abstract FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Pengertian lain menurut Koswara (2003, 3) bahwa:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Pengertian lain menurut Koswara (2003, 3) bahwa: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Jurnal Ilmiah Jurnal ilmiah sejak tahun 1665 sudah dikenal dalam lingkungan akademik. Jurnal ilmiah berisi data dan informasi yang bersifat ilmiah. Pengertian jurnal ilmiah menurut

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PENGARANG ARTIKEL BIDANG ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI INDONESIA TAHUN : ANALISIS BIBLIOMETRIKA MENGGUNAKAN HUKUM LOTKA

PRODUKTIVITAS PENGARANG ARTIKEL BIDANG ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI INDONESIA TAHUN : ANALISIS BIBLIOMETRIKA MENGGUNAKAN HUKUM LOTKA PRODUKTIVITAS PENGARANG ARTIKEL BIDANG ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI INDONESIA TAHUN 1978-2007: ANALISIS BIBLIOMETRIKA MENGGUNAKAN HUKUM LOTKA Malta Nelisa 1 maltanelisa@yahoo.com.sg ABSTRACT The

Lebih terperinci

KAJIAN ARTIKEL TANAMAN PANGAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN

KAJIAN ARTIKEL TANAMAN PANGAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN KAJIAN ARTIKEL TANAMAN PANGAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN Sutardji Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya Kendalpayak km 8, Kotak Pos 66 Malang 65101, Telp.

Lebih terperinci

UJI PARUH HIDUP ARTIKEL PADA MAJALAH ILMIAH BAWAL: WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP

UJI PARUH HIDUP ARTIKEL PADA MAJALAH ILMIAH BAWAL: WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP Uji J. Perpus. paruh hidup Pert. artikel Vol. 23 pada No. majalah 1 April ilmiah 2014:......-... UJI PARUH HIDUP ARTIKEL PADA MAJALAH ILMIAH BAWAL: WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP Analysis on Half Life of

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data, 1 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan pendekatan penelitian Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data, guna mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Menurut

Lebih terperinci

EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL

EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL Sumarno dan Mulyanto Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal

Lebih terperinci

PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN PERTANIAN LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN OLEH PENELITI DAN PENYULUH

PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN PERTANIAN LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN OLEH PENELITI DAN PENYULUH PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN PERTANIAN LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN OLEH PENELITI DAN PENYULUH Maksum, Etty Andriaty, Eka Kusmayadi, dan Tuti Sri Sundari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu ditentukan objek

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu ditentukan objek BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu ditentukan objek penelitian. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: Objek Penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi obyek penelitian. Juga di mana dan kapan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (PKP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG (EFFECTIVENESS AND PARTICIPATION SOCIETY AGAINST THE URBAN POVERTY ERADICATION

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BUKU DAN MAJALAH INDONESIA DALAM PENYUSUNAN DATA BIBLIOGRAFI AGRIS

KETERSEDIAAN BUKU DAN MAJALAH INDONESIA DALAM PENYUSUNAN DATA BIBLIOGRAFI AGRIS KETERSEDIAAN BUKU DAN MAJALAH INDONESIA DALAM PENYUSUNAN DATA BIBLIOGRAFI AGRIS Tuti Sri Sundari, Sofia Suwardi, dan Joko Suroso Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian ABSTRAK Bahan pustaka

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti mempengaruhi kinerja perusahaan dalam berbagai sektor yang terutama dalam sektor

Lebih terperinci

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP Dwi Fitriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: dwifitriyani2221@gmail.com

Lebih terperinci

KOLABORASI PENELITI BIDANG BIOTEKNOLOGI DAN SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN PADA JURNAL AGROBIOGEN

KOLABORASI PENELITI BIDANG BIOTEKNOLOGI DAN SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN PADA JURNAL AGROBIOGEN Jurnal Kolaborasi J. Perpus. Perpustakaan peneliti Pert. Vol. Pertanian bidang 23 No. bioteknologi Vol. 1 April 25 No. 2014: dan 2 Oktober sumber...-... 2016: daya... 63-70Heryati Suryantini dan Nurdiana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu ilmu sangat dipengaruhi oleh aktivitas penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di bidang ilmu yang bersangkutan. Perkataan Isaac Newton yang terkenal

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN SEBAGAI PENULIS ARTIKEL YANG DIPUBLIKASIKAN DALAM JURNAL

PRODUKTIVITAS PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN SEBAGAI PENULIS ARTIKEL YANG DIPUBLIKASIKAN DALAM JURNAL PRODUKTIVITAS PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN SEBAGAI PENULIS ARTIKEL YANG DIPUBLIKASIKAN DALAM JURNAL Sutardji dan Sri Ismi Maulidyah Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PENELITI DENGAN DOKUMEN YANG DISITIR PADA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PENELITI DENGAN DOKUMEN YANG DISITIR PADA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PENELITI DENGAN DOKUMEN YANG DISITIR PADA KARYA TULIS ILMIAH Sutardji\ Sutarno 2, dan Sri lsmi Maulidyah 3 Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG Oleh: Retna Yeni 1, Erizal Gani 2, Afnita 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DAN PENGUASAAN MATERI LINGKARAN I MELALUI LATIHAN MANDIRI BAGI SISWA KELAS VIIIE SMP N 5 SRAGEN SEMESTER GENAP TAHUN 2009/2010 Oleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN 1. Indeks Artikel tahun 1999 2003 2. Indeks Artikel tahun 2007 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Albert Einstein percaya bahwa ilmu pengetahuan tidaklah lebih dari suatu penyempurnaan

Lebih terperinci

Chiftul Mawalia Anwar ( ) ABSTRAK ABSTRACT

Chiftul Mawalia Anwar ( ) ABSTRAK ABSTRACT POLA PRODUKTIVITAS PENGARANG DALAM JURNAL DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN 2009-2012 (Suatu Kajian Bibliometrika dengan Hukum Lotka) Chiftul Mawalia Anwar (070916008)

Lebih terperinci

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI KB 1. PENGERTIAN TERBITAN BERSERI * Terbitan Berseri berisi tulisan atau informasi orisinil dan biasanya belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu penjelasan beberapa istilah tersebut agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan/dikelompokkan dan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam 40 III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain dan Jenis Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian menurut Sugiyono (2011: 3) pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara berbagai macam perusahaan, baik perusahaan dalam bidang hiburan, jasa, ekspor

Lebih terperinci

CHARACTERISTICS OF ARTICLE AND CHARACTERISTICS OF CITATION IN THE JURNAL BAHASA DAN SENI

CHARACTERISTICS OF ARTICLE AND CHARACTERISTICS OF CITATION IN THE JURNAL BAHASA DAN SENI available at http://ejournal.unp.ac.id/index.php/komposisi ISSN 1411-3732 Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni Volume XV Nomor 1 Maret 2014 Hal. 65-79 CHARACTERISTICS OF ARTICLE AND CHARACTERISTICS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung ini dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN CD-ROM TEEAL OLEH PENELITI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN CD-ROM TEEAL OLEH PENELITI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN CD-ROM TEEAL OLEH PENELITI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Bunyamin Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jln. Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian Valentino Rizky Pamuji,2014

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian Valentino Rizky Pamuji,2014 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan, karena selain dapat mengembangkan pemikiran kritis,

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PUBLIKASI PENELITI BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN

PRODUKTIVITAS PUBLIKASI PENELITI BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN Produktivitas J. Perpus. Pert. publikasi Vol. peneliti 21 No. Balai 1 April... 2012: 23-29. PRODUKTIVITAS PUBLIKASI PENELITI BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN Publication Productivity

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

Lebih terperinci

Analisis Bibliometrika terhadap Artikel Penelitian Penyakit Malaria di Indonesia Tahun 1970 April 2004 Menggunakan Database Online PubMed

Analisis Bibliometrika terhadap Artikel Penelitian Penyakit Malaria di Indonesia Tahun 1970 April 2004 Menggunakan Database Online PubMed Analisis Bibliometrika terhadap Artikel Penelitian Penyakit Malaria di Indonesia Tahun 1970 April 2004 Menggunakan Database Online PubMed Ishak Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Potensi Wilayah Kabupaten Banyuasin Berbasis Web

Sistem Informasi Geografis Potensi Wilayah Kabupaten Banyuasin Berbasis Web Sistem Informasi Geografis Potensi Wilayah Kabupaten Banyuasin Berbasis Web Rastuti 1, Leon Andretti Abdillah 2, Eka Puji Agustini 3 1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PUSTAKAWAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2016/2017

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PUSTAKAWAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2016/2017 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PUSTAKAWAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2016/2017 RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING EDUCATION LEVELS AND WORK

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DOSEN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PADA JURNAL TERINDEKS SCOPUS: SUATU KAJIAN BIBLIOMETRIK

PRODUKTIVITAS DOSEN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PADA JURNAL TERINDEKS SCOPUS: SUATU KAJIAN BIBLIOMETRIK PRODUKTIVITAS DOSEN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PADA JURNAL TERINDEKS SCOPUS: SUATU KAJIAN BIBLIOMETRIK Oleh : Nurul Hayati dan Lolytasari Abstract This study measures the productivity of UIN Jakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, subjek, populasi, dan sampel penelitian. Penelitian ini dilakukan di TKIT An-Nur yang beralamat di TKIT AN-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, subjek, populasi, dan sampel penelitian. Penelitian ini dilakukan di TKIT An-Nur yang beralamat di TKIT AN- BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, subjek, populasi, dan sampel penelitian Penelitian ini dilakukan di TKIT An-Nur yang beralamat di TKIT AN- NUR Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Coca Cola Botling, Co adalah salah satu perusahaaan yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menunujukkan bahwa PT.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Hasan (2002:22), penelitian deskriptif adalah penelitian yang melukiskan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila. maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila. maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Perguruan Tinggi di Indonesia sudah semakin pesat. Berdasarkan data statistik terbaru yang dikeluarkan oleh Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara kemampuan kognitif matematika dengan kemampuan kognitif IPA dan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 1, Ed. April 2017, Hal. 1-5 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vika Aprianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vika Aprianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Ruggerio dalam Anonim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif kualitatif dan kuantitatif. Metode Deskriftif Kualitatif yaitu mendeskripsikan dan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF

ANALISIS DATA KUANTITATIF 1 ANALISIS DATA KUANTITATIF Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, dan interpretasi yang diperoleh dari lapangan agar data yang disajikan mempunyai makna. A. Tujuan Analisis Data 1. Menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

Lebih terperinci

Dampak Positif Ekonomi Kreatif

Dampak Positif Ekonomi Kreatif KAJIAN MODEL USAHA EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI LAMPUNG PENDAHULUAN Transformasi struktur perekonomian dunia, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR METEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RONGKOP

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR METEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RONGKOP UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 1, Maret 2017 PENGARUH KEMANDIRIAN DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR METEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RONGKOP Febti Rusmiyati Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris,

Lebih terperinci

Etty Andriaty dan Hendrawaty

Etty Andriaty dan Hendrawaty J. Perpus. Pert. Vol. 22 No. 1 April 2013: 24-29 Etty Andriaty dan Hendrawaty KAJIAN PENILAIAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN Assessment on Evaluation of Credit Point of Librarians

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 18 BAB III METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Akses terhadap basisdata jurnal sekarang ini banyak disediakan di internet, baik yang disediakan oleh pihak penerbit jurnal, perpustakaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan, mengatur, dan mengendalikan segala aktivitas organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan peneliti dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan memecahkan persoalan yang dihadapi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Penelitian kuantitatif dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Sumber daya manusia yang ada di era globalisasi ini, secara kuantitas tidak sesuai

BAB I. Pendahuluan. Sumber daya manusia yang ada di era globalisasi ini, secara kuantitas tidak sesuai BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang ada di era globalisasi ini, secara kuantitas tidak sesuai dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, bahkan di beberapa perusahaan, sumber daya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB) SKRIPSI JURIAN ANDIKA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bab I : Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Walaupun Indonesia tengah mengalami krisis ekonomi yang berlangsung sejak pertengahan tahun 1997 lalu, namun dunia usaha di Indonesia masih terus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:

Lebih terperinci