BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Jenis jenis Material dalam Gudang Berikut ini merupakan jenis jenis material bahan baku packaging tissue yang ada pada gudang yang dikelola oleh Raw Material Department (RMD) Paper Mills (PM11) di PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills: Nama Material : ADH Tape BOM : Ukuran lebar 480 mm : 1 Dus = 72 Roll Ukuran lebar 380 mm : 1 Dus = 72 Roll Ukuran lebar 48 mm : 1 Dus = 72 Roll Ukuran lebar 25 mm : 1 Dus = 144 Roll Ukuran lebar 12 mm : 1 Dus = 288 Roll Konversi : 1 Palet = 36 Dus Deskripsi : Lakban Nama Material : Bag BOM : 1 Kg = 22 Each Konversi : 1 Palet = 500 Kg Deskripsi :Kantong plastik besar untuk beberapa pack tissue Nama Material : Carton Board BOM : Each Konversi : 1 Palet = 520 Each Deskripsi : Lembaran karton, sebagai alas palet Nama Material : Carton Box Nama Material : Chipboard BOM : Each BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 200 Each Konversi : 1 Palet = 453 Kg Deskripsi : Carton Box Deskripsi : Bahan baku paper core berwarna putih Gambar 4.1 Kumpulan Material Description-1 19

2 20 Nama Material : Duplex Board BOM : Rim Konversi : 1 Palet = 4.2 Rim Deskripsi : Bahan baku Inner Box Nama Material : Hotmelt Glue BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 500 Kg Deskripsi : Lem untuk tissue facial dan m-fold Nama Material : Inner Box BOM : Each Konversi : 1 Palet = 14,580 Each Deskripsi : Packaging berbentuk kotak untuk tissue facial Nama Material : K Paper BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 453 Kg Deskripsi : Bahan baku paper core berwarna coklat Nama Material : Label BOM : Each Konversi : 1 Palet Deskripsi : Kertas label Nama Material : MG Poster Paper BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 500 Kg Deskripsi : Bahan baku facial Gambar 4.2 Kumpulan Material Description-2

3 21 Nama Material : Plastic Sheet BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 500 Kg Deskripsi : Plastik satuan tissue tissue bathroom dan m-fold Nama Material : Pac Bag BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 500 Kg Deskripsi : Plastik Nama Material : Sack Kraft BOM : Each Konversi : 1 Palet = 14,580 Each Deskripsi : Kertas pembungkus tissue m-fold Nama Material : Sheet Kraft BOM : Each Konversi : 1 Palet=700 Each Deskripsi : Lembaran karton, sebagai alas dalam palet Nama Material : Shrink Film BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 500 Kg Deskripsi : Plastik pembungkus Nama Material : Sleeve Bag BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 500 Kg Deskripsi : Plastik pembatas Gambar 4.3 Kumpulan Material Description-3

4 22 Nama Material : Sticker BOM : Each Konversi : 1 Palet Deskripsi : Sticker Openner untuk tissue hanky Nama Material : Sticker Barcode BOM : Each Konversi : 1 Palet Deskripsi : Sticker Barcode Nama Material : Strecth Film BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 500 Kg Deskripsi : Plastik pembungkus Nama Material : White ADH BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 500 Kg Deskripsi : Lem untuk tissue bathroom Nama Material : Wire BOM : Kg Konversi :1 Palet = 500 Kg Deskripsi : Kawat pengingkat Nama Material : Litho BOM : Kg Konversi : 1 Palet = 500 Kg Deskripsi : Kertas pembungkus tissue bathroom dan m-fold Gambar 4.4 Kumpulan Material Description-4

5 Aliran Material dalam Gudang Aliran material dalam gudang bahan baku packaging tissue Raw Material Department PM 11 PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Sumber: RMD Converting Tissue PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills Gambar 4.5 Material Flow Chart Keterangan: DCO IML NPBMT SPPBM SOT DTK DN QC FIFO SRM QM = Delivery Control Office = Izin Masuk Lokasi = Nota Penerimaan Barang Masuk Timbang = Surat Pemberitahuan Pengecekan Barang Masuk = Sistem Online Timbangan = Data Timbangan Kendaraan = Delivery Note = Quality Control = First In First Out = Surat Request Material = Quality Management

6 Proses Penerimaan Material Berikut ini merupakan tahapan dari proses penerimaan material, yaitu: 1. Penerimaan Delivery Note (DN) dari sopir ke bagian Delivery Control Office (DCO) yang kemudian dimasukkan ke dalam Sistem Online Timbangan (SOT) agar didapatkan Izin Masuk Lokasi (IML). 2. Dokumen Izin Masuk Lokasi (IML) dan Delivery Note (DN) diterima di bagian timbangan, kemudian kendaraan yang bermuatan material ditimbang untuk mendapatkan Data Timbangan Kendaraan (DTK). 3. Bagian gudang Raw Material Department (RMD) menerima dokumen Izin Masuk Lokasi (IML), kemudian dibuatlah dokumen Nota Penerimaan Barang Masuk Timbang (NPBMT) untuk diperiksa kesesuaian material (kuantitas dan satuan) material berdasarkan PO dan dokumen Surat Pemberitahuan Pengecekan Barang Masuk (SPPBM) untuk diberikan kepada bagian Quality Control (QC). 4. Quality Control (QC) menerima dokumen Surat Pemberitahuan Pengecekan Barang Masuk (SPPBM) kemudian dilakukan pengecekan kualitas material. Jika lolos uji kualitas maka dilakukan bongkar muat material untuk dipindahkan ke dalam gudang. 5. Selanjutnya Raw Material Department (RMD) meng-input penerimaan ke sistem SAP Proses Penyimpanan Material Proses penyimpanan yang dilakukan oleh divisi Raw Material Department PM 11 adalah sebagai berikut: 1. Material disusun berdasarkan jenisnya sesuai dengan barcode. 2. Membuat bin card (kartu stok) Proses Pengeluaran Material Proses pengeluaran material dilakukan untuk memenuhi kebutuhan user adalah sebagai berikut: 1. Mengambil material pada lokasi atau rak sesuai dengan jenis dan kuantitas berdasarkan SRM (Surat Request Material). 2. Mencatat perubahan stok pada bin card Proses Reject Material-material yang tidak layak digunakan (reject) akan dimasukkan dalam proses reject, prosesnya terdiri dari: 1. Apabila setelah mengalami pengecekkan di Quality Control mengalami reject maka material akan dikembalikan kepada supplier pada saat itu juga. 2. Apabila material sudah masuk gudang dan baru diketahui adanya reject setelah akan digunakan oleh user maka status material pada sistem akan diubah menjadi blocked dan proses klaim pada supplier dibatasi dengan waktu selama 6 bulan dan ditukar dengan material baru dengan kondisi yang OK. 4.3 Layout Gudang Lama Bahan Baku Packaging Tissue Gudang lama bahan baku packaging tissue memiliki dimensi ukuran panjang sebesar 67.5 meter dan lebar sebesar 35 meter. Gambaran layout

7 25 gudang lama bahan baku packaging tissue terlampir dalam laporan ini pada lampiran 1 dan menggunakan skala 1: Evaluasi Gudang Lama Bahan Baku Packaging Tissue Evaluasi gudang lama bahan baku packaging tissue dapat dilakukan dengan melihat secara langsung kondisi gudang saat ini dan menghitung kapasitas gudang serta utilitas gudang tersebut. Foto foto kondisi gudang lama sebagai berikut: Gambar 4.6 Tumpukan Plastik di Area Tabung Gas LPG Gambar 4.7 Tumpukan Material di Area Reject Gambar 4.8 Tumpukan Material yang Berada di Gang Gambar 4.9 Tumpukan Carton Box di Jalan Forklift Perhitungan Kapasitas Gudang Lama Bahan Baku Packaging Tissue Dari Layout gudang packaging tissue lama dapat ditentukan total kapasitas dari gudang tersebut sebagai berikut: 1. Rack A Rack E (10 baris, 15 kolom, 5 2 palet : 1,500 palet 2. Area Carton Box 1 3 ( palet) : 62 palet 3. Area Plastik 1 : 31 palet 4. Area Carton Box 4 7 ( palet) : 265 palet

8 26 5. Area Material Blocked (Reject) : 35 palet 6. Rack Reject (6 baris, 3 2 palet : 36 palet + Total : 1,929 palet No. Tabel 4.1 Stok Awal Bahan Baku Packaging Tissue Bulan Januari Juni 2014 Material User (Mesin Produksi) BoM Stok Awal Bulan Tahun 2014 dalam satuan Palet Jan Feb Maret April Mei Juni 1 Bag 2 ADH Tape 3 Carton Board 4 Carton Box Bathroom EA M-fold EA Napkin EA Softpack EA All ROL Bathroom ROL Rewinder ROL Softpack ROL Rewinder EA Softpack EA Bathroom EA Facial EA Hanky EA M-fold EA Napkin EA Softpack EA Chipboard Bathroom KG Duplex Board Facial RIM Hotmelt Glue Facial KG M-fold KG Inner Box Facial EA K Paper Bathroom KG Label Bathroom EA MG Poster Paper Facial KG Bathroom KG Plastic Sheet 13 Pac Bag Blocked KG Hanky KG M-fold KG Napkin KG Softpack KG Bathroom KG Blocked KG

9 27 Facial KG Hanky KG M-fold KG Napkin KG Softpack KG Tabel 4.1 Stok Awal Bahan Baku Packaging Tissue Bulan Januari - Juni 2014 (Lanjutan-1) No. Material User (Mesin BoM Stok Awal Bulan Tahun 2014 dalam satuan Palet Produksi) Jan Feb Maret April Mei Juni 14 Sack Kraft M-fold EA Sheet Kraft 16 Shrink Film 17 Sleeve Bag 18 Sticker 19 Sticker Barcode 20 Strecth Film 21 White ADHV Bathroom EA M-fold EA Softpack EA Bathroom KG Facial KG Facial KG M-fold KG Bathroom EA Facial EA Hanky EA Rewinder EA Softpack, Bathroom EA Softpack EA Bathroom EA Facial EA Hanky EA Napkin EA Softpack EA All KG Rewinder KG Bathroom KG Blocked KG Wire All KG Litho Bathroom KG M-fold KG Total 3,726 3,374 2,972 2,985 2,934 3, Perhitungan Utilitas Gudang Lama Bahan Baku Packaging Tissue Luas ruang gudang packaging tissue lama = p x l

10 28 Keterangan: p = panjang gudang lama (meter) l = lebar gudang lama (meter) = 2,362.5 m 2 Tabel 4.2 Macam-macam Area dalam Gudang Panjang Lebar Luas Nama Area (m) (m) (m 2 ) Area Kempu dan Drum Kosong Area Carton box I Area Carton box II Area Carton box III Area Carton box IV Area Carton box V Area Carton box VI Area Carton box VII Area Plastik Area Material Reject Area Rack Reject Area Material Reject Area Container (ADH Tape, Label, Sticker, Sticker Barcode) Area Rak Penyimpanan Luas total blok yang tersedia = = 1, m 2 Diketahui bahwa ukuran palet yang digunakan memiliki panjang 1.12 m dan lebar 1.12 m. Sehingga luas palet yang digunakan adalah: Luas palet = panjang x lebar = 1.12 x 1.12 = 1.25 m 2 Luas total pemakaian blok = jumlah palet x luas palet = 1,929 palet x 1.25 m 2 = 2, m 2 Perhitungan utilitas ruang: = % Perhitungan utilitas blok:

11 29 Luas total blok = luas total blok yang tersedia + luas rak yang digunakan = 1, m 2 + (4 x 462 m 2 ) = 2, m 2 = % Analisis Gudang Lama Bahan Baku Packaging Tissue Evaluasi gudang lama bahan baku packaging tissue dilakukan untuk menilai keputusan perusahaan dalam melakukan ekspansi gudang. Dari hasil perhitungan kapasitas gudang lama bahan baku packaging tissue, gudang tersebut hanya mampu menampung material sebanyak 1,929 palet. Kapasitas tersebut didapatkan dari penjumlahan kapasitas seluruh lokasi penyimpanan yang terdiri dari double deep racks (rack A hingga rack E), area terbuka untuk carton box dan plastik, area untuk material reject dan rack reject. Jika dibandingkan dengan jumlah stok awal bahan baku packaging tissue dari bulan Januari sampai Juni 2014, kapasitas gudang lama sudah tidak dapat menyimpan material-material yang ada. Hal tersebut membuktikan bahwa keputusan perusahaan untuk melakukan ekspansi sudah tepat untuk dapat mendukung proses pengadaan dan penyimpanan material bahan baku packaging tissue. Selain itu pada perhitungan utilitas ruang pada gudang lama bahan baku packaging tissue didapatkan nilai sebesar 44.37% dan utilitas blok sebesar 83.55%. Hasil tersebut menunujukan bahwa dari seluruh luas gudang lama yang tersedia, hanya 44.37% dari luas seluruhnya yang digunakan untuk penyimpanan material, sedangkan sisanya digunakan sebagai jalan orang maupun forklift. Pada hasil perhitungan utilitas blok, diketahui bahwa 83.55% dari blok area penyimpanan digunakan untuk menyimpan material dengan kelonggaran sebesar 16.45% dari luas blok yang tersedia. 4.5 Penentuan Usulan Layout Gudang Baru Bahan Baku Packaging Tissue Sebelum membuat usulan layout gudang baru bahan baku packaging tissue, ada beberapa hal yang harus diperhitungkan, seperti: penentuan lokasi penyimpanan material, kebutuhan kapasitas tiap material di area penyimpanan, lebar gang, dan jumlah frekuensi aliran masuk dan keluar dari material. Untuk lebar gang pada layout gudang baru bahan baku packaging tissue menggunakan ukuran lebar sebesar 4 meter sesuai dengan rekomendasi lebar gang untuk desain fasilitas (Tompkins, 2010). Dengan ukuran lebar gang sebesar 4 meter, forklift dapat bermanuver dengan baik dan dengan lebar tersebut dapat dilalui oleh 2 forklift Lokasi Penyimpanan Material Lokasi penyimpanan material terbagi menjadi tiga lokasi, yaitu: double deep racks, area container 40 feet dan area terbuka. Berikut merupakan penjelasan dari penyimpanan material: Tabel 4.3 Lokasi Penyimpanan Material Lokasi Penyimpanan Jenis Material yang disimpan

12 30 Double Deep Racks Kertas : MG Poster Paper, Litho, Sack Kraft, Duplex Board, Inner Box Plastik : Sleeve Bag, Shrink Film, Stretch Film, Bag, Pac Bag, Plastic Sheet Other : Wire, Hotmelt, White ADHV Area container 40 feet ADH Tape, Label, Sticker, Sticker Barcode Area Terbuka Carton Board, Carton Box, Chipboard, K.Paper, Sheet Kraft Area Rack Reject Semua material yang blocked Kebutuhan Kapasitas Tiap Material di Double Deep Racks Kapasitas double deep racks yang terdiri dari rack A hingga rack E (10 baris, 15 kolom, 5 2 palet adalah sebanyak 1,500 palet. Sehingga untuk menentukan kebutuhan kapasitas tiap material perlu diperhitungkan nilai maksimal stok awal material dari bulan Januari-Juni tahun No. Tabel 4.4 Alokasi Kapasitas di Double-Deep Racks Jenis Material 1 Kertas 2 Other 3 Plastik Material User (Mesin Produksi) BoM Kapasitas Maks (Palet) Alokasi Kapasitas Rack (Palet) MG Poster Facial KG 5 6 Paper Litho Bathroom KG M-fold KG 2 2 Sack Kraft M-fold EA Duplex Board Facial RIM Inner Box Facial EA Wire All KG 4 4 Hotmelt Glue Facial KG 3 4 M-fold KG 2 2 White ADHV Bathroom KG Sleeve Bag Facial KG 1 2 M-fold KG 2 2 Shrink Film Bathroom KG 6 6 Facial KG 7 6 Strecth Film All KG 7 8 Rewinder KG 7 6 Bag Bathroom EA M-fold EA 2 2 Napkin EA 8 8 Softpack EA 9 10 Pac Bag Bathroom KG Facial KG Hanky KG 1 2

13 31 M-fold KG Napkin KG Softpack KG Plastic Sheet Bathroom KG Hanky KG M-fold KG 1 2 Napkin KG Softpack KG Total 1,515 1, Kebutuhan Kapasitas Tiap Material di Area Terbuka Untuk menentukan alokasi kapasitas untuk setiap material maka perlu diperhatikan nilai maksimal stok awal material dari bulan Januari-Juni tahun No. Tabel 4.5 Alokasi Kapasitas di Area Terbuka Kapasitas User (Mesin Material BoM Maks Produksi) (Palet) 1 Carton Box Alokasi Kapasitas Area (Palet) Bathroom EA Facial EA Hanky EA M-fold EA Napkin EA Softpack EA Chipboard Bathroom KG K Paper Bathroom KG Carton Board 5 Sheet Kraft Rewinder EA Softpack EA 5 6 Bathroom EA 3 3 M-fold EA 2 2 Softpack EA 8 9 Total 2,360 2,700 Total alokasi kapasitas untuk area terbuka pada layout usulan adalah sebesar 2,700 palet. Nilai ini didapakan dari jumlah kapasitas seluruh area terbuka yang tersedia pada layout usulan yang terlampir pada lampiran 2-4. Untuk menghitung alokasi kapasitas area pada setiap material dapat dilakukan dengan cara : Contoh perhitungan: Alokasi kapasitas area untuk material carton box mesin bathroom:

14 Frekuensi Aliran Masuk dan Keluar Material Frekuensi aliran masuk dan keluar material didapatkan dari nilai maksimal kapasitas material yang masuk dan keluar selama bulan Januari- Juni tahun Selanjutnya data frekuensi masuk dan keluar setiap material diurutkan berdasarkan total frekuensi dari nilai terbesar hingga terkecil untuk menentukan klasifikasi kelas pada setiap material. Penentuan jenis kelas material menggunakan metode class-based storage policy berdasarkan popularity material. Prinsip ini menggunakan hukum Pareto dimana 80% dari rasio Storage/Retrieval (S/R) merupakan material kelas A, lalu 15% selanjutnya merupakan material kelas B dan sisanya merupakan material kelas C. Berdasarkan kecepatan masuk keluarnya material, material pada kelas A termasuk material yang tergolong fast moving, material kelas B merupakan medium moving, dan material kelas C adalah slow moving. Data frekuensi masuk keluar material digunakan sebagai pedoman dalam menentukan lokasi penyimpanan material dari yang memiliki frekuensi terbesar terlebih dahulu. Tabel 4.6 Frekuensi Masuk Keluar Material Periode Januari-Juni 2014 Material User (Mesin Produksi) BoM Aliran Masuk (palet) Aliran Keluar (palet) Total Frekuensi (palet) Persentase Frekuensi Carton Box Softpack EA 2,448 2,419 4, % Carton Box Bathroom EA 1,932 1,878 3, % Chipboard Bathroom KG , % Carton Box Facial EA % Carton Box Hanky EA % Carton Box M-fold EA % Inner Box Facial EA % Plastic Sheet Softpack KG % Pac Bag Bathroom KG % Carton Box Napkin EA % White ADHV Bathroom KG % K Paper Bathroom KG % Plastic Sheet Bathroom KG % Sack Kraft Hanky KG % Sack Kraft M-fold EA % Pac Bag Softpack KG % Pac Bag M-fold KG % Duplex Board Facial RIM % Carton Board Rewinder EA % Stretch Film All KG % Plastic Sheet Napkin KG % Total Persentase Frekuensi Kelas % A % B 2.058% C

15 33 Stretch Film Rewinder KG % Wire All KG % Pac Bag Facial KG % Sticker Barcode Bathroom EA % Litho Bathroom KG % ADH Tape All ROL % Pac Bag Napkin KG %

16 34 Tabel 4.6 Frekuensi Masuk Keluar Material Periode Januari-Juni 2014 (Lanjutan-1) Material User (Mesin Produksi) BoM Aliran Masuk (palet) Aliran Keluar (palet) Total Frekuensi (palet) Persentase Frekuensi Carton Board Softpack EA % Sticker Barcode Softpack EA % Carton Board Finished Goods EA % Shrink Film Bathroom KG % Bag Bathroom EA % Sticker Bathroom EA % Hotmelt Glue Facial KG % Sheet Kraft Softpack EA % Sticker Barcode Facial EA % ADH Tape Rewinder ROL % Shrink Film Facial KG % Sticker Softpack EA % Bag Softpack EA % ADH Tape Bathroom ROL % Bag Napkin EA % Pac Bag Blocked KG % Sleeve Bag M-fold KG % Label Bathroom EA % Sheet Kraft Bathroom EA % Sticker Barcode Napkin EA % Sticker Facial EA % Litho M-fold KG % Bag M-fold EA % Plastic Sheet Blocked KG % Plastic Sheet M-fold KG % Sleeve Bag Facial KG % Sticker Hanky EA % Sticker Rewinder EA % Sticker SB EA % ADH Tape Softpack ROL % Hotmelt Glue M-fold KG % Sheet Kraft M-fold EA % StickerBarcode Hanky EA % Total Persentase Frekuensi Kelas 1.324% C

17 35 Tabel 4.6 Frekuensi Masuk Keluar Material Periode Januari-Juni 2014 (Lanjutan-2) Material MG Poster Paper User (Mesin Produksi) BoM Aliran Masuk (palet) Aliran Keluar (palet) Total Frekuensi (palet) Persentase Frekuensi Bathroom KG % Pac Bag Hanky KG % White ADHV Blocked KG % Total Persentase Frekuensi Total 8,292 8,328 16, % 100% 4.6 Usulan Layout Gudang Baru Bahan Baku Packaging Tissue Ukuran bangunan gudang baru bahan baku packaging tissue memiliki panjang 150 meter dan lebar 35 meter. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan layout usulan yang sesuai dengan kebutuhan gudang baru bahan baku packaging tissue, maka dibuat tiga alternatif layout usulan. Gambar dari ketiga alternatif layout usulan tersebut terlampir pada lampiran 2 hingga lampiran 4. Gambar layout usulan gudang baru bahan baku packaging tissue yang terlampir menggunakan skala 1:500 dengan titik koordinat pusat (0,0) yang berada pada pojok kiri bawah gambar layout usulan (kuadran I). Untuk menentukan jarak perpindahan penyimpanan dan pengambilan setiap material bahan baku packaging tissue pada layout usulan, dibutuhkan data-data dari luas area dan titik koordinat setiap area pada masing masing alternatif layout usulan. Data luas area dan titik koordinat setiap area pada layout usulan dapat dilihat pada lampiran 2-4. Langkah-langkah dalam menentukan alternatif layout usulan yang terpilih adalah sebagai berikut: 1. Menentukan titik koordinat setiap area pada layout usulan. 2. Menghitung luas setiap area pada layout usulan. 3. Menentukan titik koordinat gabungan lokasi penyimpanan material bahan baku packaging tissue berdasarkan class-based storage policy pada layout usulan. 4. Menentukan jarak perpindahan penyimpanan dan pengambilan material pada layout usulan menggunakan metode rectilinear. 5. Menghitung biaya operasional material handling pada masing-masing layout usulan Penentuan Titik Koordinat Area pada Layout Usulan Terpilih (Alternatif 2) Penentuan titik koordinat area pada layout usulan terpilih yaitu alternatif 2 berdasarkan pada gambar layout usulan alternatif 2 yang terlampir pada lampiran 3. Sebagai perbandingan titik koordinat area pada layout alternatif 1 dan alternatif 3 dapat dilihat pada lampiran 2 dan lampiran 4. Berikut ini merupakan tabel koordinat setiap area pada layout usulan alternatif 2: Kelas 0% C

18 36 Tabel 4.7 Koordinat Area pada Layout Usulan Alternatif 2 No Nama Area x y 1 Loading Dock Pintu Keluar Forklift Rack A-B Rack A-A Rack B-B Rack B-A Rack C-B Rack C-A Rack D-B Rack D-A Rack E-B Rack E-A Rack Reject Area Reject Area Container Area 1-B Area 1-A Area 2-B Area 2-A Area 3-B Area 3-A Area 4-B Area 4-A Area 5-B Area 5-A Area 6-B Area 6-A Area 7-B Area 7-A Perhitungan Luas Area pada Layout Usulan Terpilih (Alternatif 2) Perhitungan luas area berdasarkan pada gambar layout usulan pada masing-masing alternatif. Untuk luas area pada layout usulan alternatif 1 dan alternatif 3 terlampir pada lampiran 2 dan lampiran 4. Sedangkan untuk luas area pada layout usulan alternatif 2 adalah sebagai berikut:

19 37 Tabel 4. 8 Luas Area pada Layout Usulan Alternatif 2 No. Nama Area Material Luas Area (m 2 ) 1 Rack A-B Pac Bag, Bag, Strecth Film, Shrink Film, Sleeve Bag Rack A-A Pac Bag, Bag Rack B-B Pac Bag, P.Sheet Rack B-A P.Sheet Rack C-B P.Sheet Rack C-A Inner Box, P.Sheet Rack D-B Inner Box Rack D-A Inner Box Rack E-B Inner Box, MG Poster Paper, Duplex Board, White ADHV Rack E-A Sack Kraft, Litho, Duplex Board, Wire, Hotmelt, White ADHV Rack Reject All Material "Blocked" Area Reject All Material "Blocked" Area Container Sticker, Sticker Barcode, Label, ADH Tape Area 1-A Carton Box Softpack Area 1-B Carton Box Softpack Area 2-A Carton Box Softpack Area 2-B Carton Box Softpack Area 3-A Carton Box Bathroom Area 3-B Carton Box Sofpack, Carton Box Bathroom Area 4-A Carton Box Bathroom Area 4-B Carton Box Bathroom Area 5-A Chipboard Area 5-B Carton Box Bathroom, Carton Box Facial, Chipboard Area 6-A Carton Box Facial Area 6-B Carton Box Facial, Carton Box Hanky Area 7-A Carton Box M-Fold, Carton Box Napkin, K Paper, Carton Board, Sheet Kraft Area 7-B Carton Box M-Fold, Carton Box Hanky Penentuan Titik Koordinat Gabungan Lokasi Penyimpanan dan Jarak Perpindahan Material pada Layout Usulan Terpilih (Alternatif 2) Perhitungan titik koordinat lokasi penyimpanan material bahan baku packaging tissue berdasarkan class-based storage policy pada layout usulan, mengunakan metode titik koordinat gabungan. Hal ini dikarenakan lokasi penyimpanan untuk satu jenis material membutuhkan beberapa lokasi area yang berbeda. Untuk titik koordinat lokasi penyimpanan material pada layout usulan alternatif 1 dan alternatif 3 terlampir pada lampiran 7 dan lampiran 8. Sedangkan untuk titik koordinat lokasi penyimpanan material pada layout usulan alternatif 2 adalah sebagai berikut:

20 38 Kelas A B C Tabel 4.9 Lokasi dan Titik Koordinat Gabungan Material untuk Layout Alternatif 2 Jenis Material Material User (Mesin Produksi) Lokasi Penyimpanan Titik Koordinat Gabungan Carton Box Softpack Area 1-A, 1-B, 2-A, 2-B, 3-B Carton Box Bathroom Area 3-A, 3-B, 4-A, 4-B, 5-B Chipboard Bathroom Area 5-A, 5-B Carton Box Facial Area 5-B,6-A, 6-B Carton Box Hanky Area 6-B, 7-B Carton Box M-fold Area 7-A, 7-B Inner Box Facial Rak C-A, D-B, D-A, E-B Plastic Sheet Softpack Rak B-A, C-B Pac Bag Bathroom Rak A-A, B-B Carton Box Napkin Area 7-A White ADHV Bathroom Rak E-B, E-A K.Paper Bathroom Area 7-A Plastic Sheet Bathroom Rak B-A, C-B Plastic Sheet Hanky Rak C-A Sack Kraft M-fold Rak E-A Pac Bag Softpack Rak A-B, A-A Pac Bag M-fold Rak A-B Duplex Board Facial Rak E-B, E-A Carton Board Rewinder Area 7-A Stretch Film All Rak A-B Plastic Sheet Napkin Rak C-B, C-A Stretch Film Rewinder Rak A-B Wire All Rak E-A Pac Bag Facial Rak A-A Sticker Barcode Bathroom Container Litho Bathroom Rak E-A ADH Tape All Container Pac Bag Napkin Rak A-B Carton Board Softpack Area 7-A Sticker Barcode Softpack Container Carton Board Finished Goods Area 7-A Shrink Film Bathroom Rak A-B Bag Bathroom Rak A-B, A-A Sticker Bathroom Container x y

21 39 Kelas C Tabel 4.9 Lokasi dan Titik Koordinat Gabungan Material untuk Layout Alternatif 2 (Lanjutan) Titik Koordinat Material Gabungan Lokasi Penyimpanan User (Mesin Jenis Material x y Produksi) Hotmelt Glue Facial Rak E-A Sheet Kraft Softpack Area 7-A Sticker Barcode Facial Container ADH Tape Rewinder Container Shrink Film Facial Rak A-B Sticker Softpack Container Bag Softpack Rak A-A ADH Tape Bathroom Container Bag Napkin Rak A-B Pac Bag Blocked Area dan Rak Reject Sleeve Bag M-fold Rak A-B Label Bathroom Container Sheet Kraft Bathroom Area 7-A Sticker Barcode Napkin Container Sticker Facial Container Litho M-fold Rak E-A Bag M-fold Rak A-B Plastic Sheet Blocked Area dan Rak Reject Plastic Sheet M-fold Rak B-A Sleeve Bag Facial Rak A-B Sticker Hanky Container Sticker Rewinder Container Sticker Softpack,Bathroom Container ADH Tape Softpack Container Hotmelt Glue M-fold Rak E-A Sheet Kraft M-fold Area 7-A Sticker Barcode Hanky Container MG Poster Paper Bathroom Rak E-B Pac Bag Hanky Rak A-A White ADHV Blocked Area dan Rak Reject Contoh perhitungan titik koordinat gabungan: Diketahui lokasi penyimpanan material jenis carton box untuk user (mesin produksi) softpack adalah sebagai berikut: No. Lokasi Penyimpanan Koordinat x Koordinat y Luas (m 2 ) 1 Area 1-B Area 1-A Area 2-B Area 2-A Area 3-B

22 40 Rumus untuk titik koordinat gabungan: dimana, X 0 = titik berat gabungan pada sumbu x Y 0 = titik berat gabungan pada sumbu y X 1 = titik berat benda 1 pada sumbu x X 2 = titik berat benda 2 pada sumbu x X n = titik berat benda n pada sumbu x Y 1 = titik berat benda 1 pada sumbu y Y 2 = titik berat benda 2 pada sumbu y Y n = titik berat benda n pada sumbu y A 1 = Luas benda 1 A 2 = Luas benda 2 A n = Luas benda n Titik koordinat gabungan untuk lokasi penyimpanan material jenis carton box untuk user (mesin produksi) softpack: X 0 = Y 0 = Selanjutnya, untuk menentukan jarak perpindahan penyimpanan material dilakukan dengan menghitung jarak dari loading dock sampai ke titik koordinat gabungan tempat penyimpanan material. Sedangkan untuk jarak perpindahan pengambilan material dilakukan dengan menghitung jarak dari pintu keluar forklift sampai ke titik koordinat gabungan tempat penyimpanan material. Setelah masing-masing jarak perpindahan penyimpanan dan pengambilan setiap jenis material didapatkan, berikutnya dapat ditentukan total jarak perpindahan setiap material berdasarkan frekuensi perpindahan aliran masuk dan keluar setiap material. Untuk tabel total jarak perpindahan material layout usulan alternatif 1 dan alternatif 3 terlampir pada lampiran 9 dan lampiran 10. Sedangkan untuk tabel total jarak perpindahan material pada layout alternatif 2 yang terpilih adalah sebagai berikut:

23 41 Kelas A B C Tabel 4.10 Total Jarak Perpindahan Tiap Material untuk Layout Alternatif 2 Jenis Material Material User (Mesin Produksi) Frekuensi dalam Satuan Palet Aliran Masuk Aliran Keluar Jarak dalam Satuan Meter Aliran Masuk Aliran Keluar Total Jarak (Meter) Carton Box Softpack 2,448 2, , Carton Box Bathroom 1,932 1, , Chipboard Bathroom , Carton Box Facial , Carton Box Hanky , Carton Box M-fold , Inner Box Facial , Plastic Sheet Softpack , Pac Bag Bathroom , Carton Box Napkin , White ADHV Bathroom , K.Paper Bathroom , Plastic Sheet Bathroom , Plastic Sheet Hanky , Sack Kraft M-fold , Pac Bag Softpack , Pac Bag M-fold , Duplex Board Facial , Carton Board Rewinder , Stretch Film All , Plastic Sheet Napkin , Stretch Film Rewinder , Wire All , Pac Bag Facial , Sticker Barcode Bathroom , Litho Bathroom , ADH Tape All , Pac Bag Napkin , Carton Board Softpack , Sticker Barcode Softpack , Carton Board Finished Goods , Shrink Film Bathroom , Bag Bathroom , Sticker Bathroom , Hotmelt Glue Facial , Sheet Kraft Softpack , Sticker Barcode Facial , ADH Tape Rewinder

24 42 Kelas C Tabel 4.10 Total Jarak Perpindahan Tiap Material untuk Layout Alternatif 2 (Lanjutan-1) Frekuensi dalam Jarak dalam Satuan Material Satuan Palet Meter Total Jarak User (Mesin Aliran Aliran Aliran Aliran (Meter) Jenis Material Produksi) Masuk Keluar Masuk Keluar Shrink Film Facial , Sticker Softpack , Bag Softpack ADH Tape Bathroom , Bag Napkin Pac Bag Blocked Sleeve Bag M-fold Label Bathroom Sheet Kraft Bathroom Sticker Barcode Napkin Sticker Facial Litho M-fold Bag M-fold Plastic Sheet Blocked Plastic Sheet M-fold Sleeve Bag Facial Sticker Hanky Sticker Rewinder Sticker Softpack, Bathroom ADH Tape Softpack Hotmelt Glue M-fold Sheet Kraft M-fold Sticker Barcode Hanky MG Poster Paper Bathroom Pac Bag Hanky White ADHV Blocked Grand Total 8,292 8,328 8, , ,199, Contoh perhitungan total jarak perpindahan dan penyimpanan material: Diketahui: Berdasarkan Tabel 4.9 Lokasi dan Titik Koordinat Gabungan Material untuk Layout Alternatif 2 (Lanjutan), titik koordinat (x,y) gabungan lokasi penyimpanan material jenis carton box untuk user (mesin produksi) softpack adalah (21.00,14.15). Titik koordinat (x,y) loading dock adalah (1.750,5.175) (Lihat Tabel 4.7) Titik koordinat pintu keluar forklift (x,y) adalah (5.50,35.00) (Lihat Tabel 4.7) Frekuensi aliran masuk material = 2,448 palet (Lihat Tabel 4.10) Frekuensi aliran keluar material = 2,419 palet (Lihat Tabel 4.10)

25 43 Rumus untuk menentukan jarak dengan metode rectilinear: dimana, X i = koordinat x pada pusat fasilitas i (meter) Y i = koordinat y pada pusat fasilitas i (meter) X j = koordinat x pada pusat fasilitas j (meter) Y j = koordinat y pada pusat fasilitas j (meter) Jarak perpindahan penyimpanan (aliran masuk) carton box softpack = meter Jarak perpindahan pengambilan material (aliran keluar) carton box softpack = meter Total jarak perpindahan material carton box softpack = (frekuensi aliran masuk material x jarak aliran masuk) + (frekuensi aliran keluar material x jarak aliran keluar) = 157, meter Total keseluruhan dari jarak perpindahan material pada layout usulan alternatif 2 = = 1,199, meter Berikut ini merupakan total keseluruhan jarak material pada setiap alternatif layout usulan: Tabel 4.11 Total Jarak Perpindahan Setiap Alternatif Layout Usulan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Total Jarak Perpindahan per Bulan 1,548, meter 1,199, meter 1,481, meter Ket. : Total jarak perpindahan = total dari frekuensi x jarak setiap material 4.7 Perhitungan Biaya Operasional Material Handling Perhitungan Biaya Operasional Material Handling Per Meter Berdasarkan hasil wawancara dengan staf Raw Material Department (RMD) PM 11 PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills maka perhitungan biaya operasional material handling digunakan ketentuan sebagai berikut: 1. Perhitungan biaya operasional material handling dilakukan pada saat penyimpanan dan pengambilan material. 2. Kecepatan pemakaian forklift sebagai peralatan material handling tetap yaitu 20 km/jam. 3. Peralatan material handling (forklift) yang digunakan PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki nilai sisa forklift ketika dijual saat umur ekonomis habis sebesar Rp 50,000,000.

26 44 4. Hari kerja karyawan PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills mulai dari hari Senin hingga Sabtu. Jam operasional gudang packaging tissue dalam sehari adalah 16 jam yang terbagi dalam dua shift. Masing-masing shift memiliki waktu kerja 8 jam dan waktu istirahat 1 jam. 5. Untuk mengoperasikan forklift dibutuhkan satu orang operator. 6. Proporsi jam kerja untuk perpindahan forklift adalah 7 jam /shift. Maka dalam satu hari, forklift beroperasi selama 14 jam. Biaya biaya operasional material handling antara lain: a. Biaya Peralatan Biaya peralatan untuk setiap alternatif layout usulan adalah sama karena menggunakan jenis forklift yang sama. Pada gudang packaging tissue RMD PM 11, peralatan material handling yang digunakan adalah forklift dengan spesifikasi sebagai berikut: Merk : TCM Harga Pembelian (P) : Rp 250,500,000 Umur Ekonomis (N) : 20 tahun Nilai Sisa (S) : Rp 50,000,000 Biaya Maintenance : Rp 400,000/ bulan = Rp 1, /jam Jenis Bahan Bakar : Gas LPG Gambar 4.10 Forklift b. Perhitungan Depresiasi Perhitungan depresiasi untuk forklift dengan menggunakan metode garis lurus karena beban depresiasi akan terdistribusi secara merata pada harga penggunaan material handling. Dengan demikian harga material handling relatif tetap. Rumus depresiasi dihitung dengan rumus: D t = besarnya depresiasi tahun ke-t (Rp) P = Harga pembelian sebesar Rp 250,500,000 S = Nilai sisa sebesar Rp 50,000,000 N = Umur ekonomis 20 tahun

27 45 c. Biaya Bahan Bakar Gas (BBG) Operasional forklift menghabiskan bahan bakar gas sebanyak 12 kg setiap harinya. Harga tabung gas LPG 12 kg non-subsidi adalah Rp 110,000. Maka dalam satu hari biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi bahan bakar adalah sebesar: Rp 110,000. = Rp 7, /jam d. Biaya Operator Upah operator disesuaikan dengan UMR Karawang tahun 2014 sebesar Rp 2,447,445/ bulan. Sehingga upah operator per jam adalah sebesar: = Rp 12, /jam Forklift beroperasi selama 2 shift setiap harinya, sehingga dibutuhkan dua operator dalam satu hari. = Rp 25, /jam e. Biaya Operasional Forklift per meter Dengan kecepatan tetap forklift sebesar 20 km/jam = 20,000 m/jam = Rp 1.85 /meter Perhitungan Total Biaya Operasional Material Handling Untuk menentukan total biaya operasional material handling dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Total biaya operasional = Biaya operasional forklift per meter x Jarak perpindahan Tabel Perbandingan Total Biaya Operasional Material Handling Setiap Layout Usulan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Total Jarak Perpindahan per Bulan 1,548, meter 1,199, meter 1,481, meter Total Biaya Operasional Material Handling per Bulan Rp 2,866, Rp 2,220, Rp 2,742, Ket. : Total Jarak perpindahan = total dari frekuensi x jarak setiap material Contoh perhitungan: Alternatif 2

28 46 Total biaya operasional = Biaya operasional forklift/meter x Jarak perpindahan = Rp 1.85 /meter x 1,199, meter = Rp 2,220, /bulan 4.8 Analisis Layout Usulan Gudang Baru Bahan Baku Packaging Tissue Terpilih (Alternatif 2) Pemilihan alternatif usulan layout packaging tissue dilakukan berdasarkan pada hasil perhitungan jarak perpindahan terkecil dan biaya operasional material handling terendah. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa layout usulan alternatif 2 menghasilkan nilai jarak perpindahan dan biaya operasional material handling terkecil dibandingkan dengan alternatif lainnya, yaitu sebesar 1,199, meter, dengan biaya sebesar Rp 2,220, per bulan Analisis Berdasarkan Utilitas Ruang pada Layout Usulan Terpilih (Alternatif 2) Perhitungan utilitas ruang pada layout usulan yang terlampir pada lampiran 11 menghasilkan nilai utilitas ruang layout alternatif 1 dan layout alternatif 2 yang bernilai sama yaitu 49.25%. Hal ini dikarenakan pada layout alternatif 1 dan 2 luas area penyimpanannya sama, hanya saja tata letak penyimpanan setiap materialnya yang berbeda. Untuk layout alternatif 1, area rak diletakkan pada bagian depan dekat dengan pintu masuk dan pintu keluar material sedangkan area terbuka diletakkan di bagian belakang area rak. Sebaliknya, untuk layout alternatif 2 area terbuka diletakkan di depan dekat pintu masuk dan keluar material dan area rak berada di belakang area terbuka. Pada layout alternatif 3 nilai utilitas ruang yang diperoleh sedikit berbeda dengan alternatif 1 dan alternatif 2 yaitu sebesar %. Walaupun nilai utilitas alternatif 2 sama dengan alternatif 1 dan sedikit lebih kecil dari alternatif 3, alternatif 2 tetap yang dipilih karena memiliki total jarak perpindahan material paling kecil dibandingkan dengan alternatif layout usulan lainnya. Nilai utilitas ruang pada layout alternatif 2 lebih besar bila dibandingkan dengan utilitas pada gudang yang lama yang sebesar 44.37%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan dari ruangan untuk penyimpanan di gudang baru lebih optimal dibandingkan dengan gudang yang lama. Utilitas blok gudang baru alternatif 2 sebesar 82.58% dari blok area penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan material dengan kelonggaran sebesar 17.42% dari luas blok yang tersedia. Penggunaan ruang penyimpanan pada layout alternatif 2 juga didasarkan pada penggunaan luas ruangan untuk area gang untuk pergerakan forklift dan manusia. Lebar gang yang digunakan dalam layout usulan alternatif 2 menggunakan ukuran lebar sebesar 4 meter. Hal ini berdasarkan pada rekomendasi penggunaan lebar gang untuk desain fasilitas sesuai dengan keamanan dan kebutuhan forklift untuk bermanuver. Penentuan jarak perpindahan penyimpanan dan pengambilan material menggunakan metode rectilinear karena pergerakan pemindahan material dilakukan dengan gerakan tegak lurus. Perawatan gudang baru meliputi pembuatan marka jalan untuk batasbatas area penyimpanan dan batas jalan untuk forklift. Pada gudang baru juga terdapat dua jenis pintu keluar menuju user, yaitu pintu otomatis untuk jalan keluar forklift dan pintu manual untuk jalan keluar manusia. Untuk pintu

29 47 otomatis dilakukan pengecekan rutin setiap bulannya agar fungsinya dapat berjalan dengan baik. Selain itu, biaya perawatan forklift juga perlu untuk diperhatikan demi kelancaran proses yang ada di gudang. Biaya perawatan forklift meliputi biaya penggantian oli dan pengecekan yang dilakukan secara rutin setiap bulannya Analisis Layout Usulan Terpilih (Alternatif 2) Berdasarkan Class-Based Storage Policy Layout Usulan Terpilih (Alternatif 2) menggunakan sistem penyimpanan class-based storage policy dimana efek pareto dari 80% kegiatan penyimpanan dan pengambilan material disebabkan oleh 20% item, 15% kegiatan penyimpanan dan pengambilan material disebabkan oleh 30% item dan 5% kegiatan penyimpanan dan pengambilan disebabkan oleh 50% item. Penggunaan metode class based storage policy pada layout usulan dikarenakan jumlah dari material yang ada di gudang bahan baku PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills sangat banyak dan beragam sehingga materialmaterial yang ada dapat dikelompokkan berdasarkan dengan jumlah frekuensi perpindahan dari material tersebut. Penyimpanan material yang berdasarkan pada class based storage policy pada layout usulan alternatif 2 menghasilkan penempatan material kelas A yang sebagian besar berupa carton box dan chipboard diletakkan pada area terbuka yang lokasinya paling dekat dengan pintu masuk (loading dock) dan pintu keluar menuju mesin produksi (user). Sedangkan untuk material lainnya (material kelas B dan C) diletakkan pada area rak penyimpanan yang lokasinya berada di belakang area terbuka. Penempatan material pada layout usulan alternatif 2 lebih memudahkan dalam proses pencarian dan pengambilan material karena dalam perencanaan pembuatan layout usulan alternatif 2, material-material telah diklasifikasikan berdasarkan tingkat popularitasnya dengan melihat dari jumlah frekuensi perpindahan setiap material. Dari hasil klasifikasi material dapat diketahui bahwa material yang termasuk ke dalam kelas A adalah material carton box dan chipboard sehingga penempatan material tersebut pada layout usulan alternatif 2 diletakkan pada area terbuka yang posisinya berada di paling depan dekat dengan loading dock dan pintu keluar menuju mesin produksi (user). Untuk material yang disimpan di area terbuka, seperti carton box, chipboard, carton board, sheet kraft dan K paper dapat menampung 2 tumpukan palet. Artinya material dalam satu palet dapat ditumpuk dengan material satu palet lainnya yang jenis materialnya sama. Cara penyimpanan 2 tumpukan palet dapat dilakukan dengan syarat tidak merusak kualitas dari material tersebut. Selain itu, keuntungan cara tumpukan 2 palet juga dapat memanfaatkan ruang penyimpanan menjadi lebih banyak. Sedangkan untuk penempatan double deep racks diletakkan di belakang area terbuka karena material-material yang ada pada area double deep racks termasuk ke dalam material kelas B dan C. Material-material yang berbahan kimia seperti hotmelt glue dan white ADHV disimpan di rak paling bawah. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kerusakan material-material berbahan kertas yang disebabkan dari terjadinya kebocoran atau jatuhnya material-material berbahan kimia apabila diletakkan di rak tingkat atas. Rak paling bawah juga diisi oleh material wire atau kawat pengikat karena wire merupakan material jenis other dan memiliki bobot yang berat.

30 48 Untuk penempatan area reject dan rak reject diletakkan pada posisi paling belakang karena perpindahan material reject terjadi hanya saat ditemukan material reject ketika sudah digunakan oleh user atau produksi sehingga material dikembalikan dan disimpan pada rak reject. Selain itu, perpindahan material reject dapat terjadi pada saat akan dilakukannya proses scrap atau proses klaim perusahaan terhadap supplier. Area penyimpanan container diletakkan di bagian belakang gudang karena area container menyimpan material-material seperti sticker, sticker barcode, ADH tape, dan label yang frekuensi perpindahannya sangat minim karena material-material tersebut berukuran kecil sehingga dalam satu kali perpindahan mampu menampung kuantitas yang banyak. Container yang ada di gudang bahan baku packaging tissue ini dilengkapi dengan pendingin ruangan karena material-material yang ada di dalam container mengandung bahan yang mudah meleleh. Usulan layout alternatif 2 dipilih karena alokasi dari area-area yang ada pada gudang sudah tepat. Artinya area-area yang menampung materialmaterial fast moving yaitu material yang termasuk dalam kelas A dialokasikan dekat dengan loading dock dan pintu keluar menuju mesin produksi atau user. Area yang menampung material medium moving (material kelas B) dialokasikan di belakang area-area yang menampung material fast moving. Sedangkan material-material yang termasuk kelas C (slow moving) diletakkan pada area paling belakang gudang. Prinsip aliran material yang digunakan dalam layout usulan alternatif 2 adalah FIFO (First In First Out) dimana material yang pertama kali masuk ke dalam gudang disimpan pada area yang sudah ditentukan dan dekat dengan pintu keluar menuju user agar material dapat dikeluarkan paling pertama. Pada area terbuka, jika area penyimpanan dalam kondisi kosong maka pengisian material diletakkan di posisi paling depan. Sedangkan jika area penyimpanan bagian depan tidak terisi dan bagian belakang terisi oleh material maka untuk material yang berada di belakang dipindahkan ke depan sehingga material yang baru datang akan diletakkan dibagian belakang. Hal tersebut bertujuan untuk membuat material yang datang terlebih dahulu digunakan (dikeluarkan) sesuai dengan kebutuhan dan tidak disimpan terlalu lama sesuai dengan prinsip FIFO. Untuk area penyimpanan Double Deep Racks pengisian material dilakukan dengan memenuhi bagian rak paling bawah terlebih dahulu kemudian dilakukan pengisian ke bagian rak tingkat berikutnya sampai tingkat rak yang paling atas dan selanjutnya pengisian material dilakukan secara berulang untuk kolom rak-rak berikutnya.

EVALUASI EKSPANSI GUDANG DAN USULAN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU PACKAGING TISSUE

EVALUASI EKSPANSI GUDANG DAN USULAN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU PACKAGING TISSUE EVALUASI EKSPANSI GUDANG DAN USULAN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU PACKAGING TISSUE Juni Harta, Nitha Amelia, Yessi Sulistyowati Dosen Pembimbing: Nike Septivani, S.T., M.M. Program Studi Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini Abstrak PT. Eigerindo Multi Produk Industri adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi tas dengan merk Eiger dan Bodypack. Perusahaan juga memproduksi dompet, topi, sepatu, sandal, jam tangan dan lain-lain

Lebih terperinci

Shara Nica Agung Sahara, Arfan Bakhtiar*)

Shara Nica Agung Sahara, Arfan Bakhtiar*) PERBAIKAN TATA LETAK PENEMPATAN MATERIAL DI AREA GUDANG PENYIMPANAN MATERIAL BERDASARKAN CLASS BASED STORAGE POLICY (Studi Kasus : Gudang PT. TIMATEX SALATIGA) Shara Nica Agung Sahara, Arfan Bakhtiar*)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gudang adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, dan finished goods) pada dan antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan fasilitas didefinisikan sebagai rencana awal atau penataan fasilitas-fasilitas fisik seperti peralatan, tanah, bangunan, dan perlengkapan untuk mengoptimasikan

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK PENEMPATAN BARANG DI GUDANG PENYIMPANAN MATERIAL BERDASARKAN CLASS BASED STORAGE POLICY

PERBAIKAN TATA LETAK PENEMPATAN BARANG DI GUDANG PENYIMPANAN MATERIAL BERDASARKAN CLASS BASED STORAGE POLICY PERIKN TT LETK PENEMPTN RNG DI GUDNG PENYIMPNN MTERIL ERDSRKN CLSS SED STORGE POLICY (Studi Kasus: Gudang Material PT. Filtrona Indonesia - Surabaya) REDESIGN LYOUT OF GOODS PLCEMENT IN MTERIL WREHOUSE

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pintu Masuk-Keluar Gudang Semenjak awal dibangunnya Gudang FG Ciracas, gudang ini memiliki dua pintu. Pintu tersebut terletak di bagian depan dan belakang gudang. Awalnya

Lebih terperinci

Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi

Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi Petunjuk Sitasi: Tama, I. P., ndriani, D. P., & Putri, N.. (0). Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi. Prosiding SNTI dan STELIT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI II-17 II-18

DAFTAR ISI II-17 II-18 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR.. viii DAFTAR LAMPIRAN... ix ABSTRAK.. x ABSTRACT xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin terintegrasi dengan perekonomian global. Persaingan yang terjadi di sektor industri semakin pesat, hal tersebut memicu para pengusaha

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Analisis Metode Shared Storage Shared storage merupakan metode pengaturan tata letak ruang gudang dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dimana barang yang paling

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #10

Pembahasan Materi #10 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Pertimbangan Penentuan Desain Fasilitas Pertimbangan Desain Fasilitas Luas Lantai (Gudang Bahan Baku, Mesin, Gudang Bahan Jadi, Perkantoran)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas dan Tata Letak Perencanaan fasilitas dan tata letak merupakan kegiatan menganalisis, bentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan

Lebih terperinci

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Menerapkan

Lebih terperinci

Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage

Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage Industrial Engineering Journal Vol.5.2 (2016) 11-16 ISSN 2302 934X Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage Basuki

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Heksatex Indah adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil rajut lusi (Warp Knitting). Masalah yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah operator mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era perindustrian yang semakin berkembang dan diiringi dengan berbagai perkembangan lainnya maka sebuah perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gudang Gudang adalah sebuah fasilitas yang berfungsi untuk mendukung produk dalam proses manufaktur, mengurangi biaya transportasi, membantu mempersingkat waktu dalam merespon

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Buana Indah Kreasi adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kardus untuk kemasan (karton box) sebagai produk yang dijual. PT. Buana Indah

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang)

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) LAYOUT AND PALLET RACKING SYSTEM DESIGN FOR SUPPORTING

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dilakukan beberapa analisa seperti yang dijelaskan berikut ini: 5.1 Analisa Aliran Material dengan From To

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penulis menemukan bahwa storage yang bermasalah adalah storage Unit 1. Pada storage Unit

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan Perancangan sistem crane pada gudang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metode FIFO sebagaimana mestinya. Berdasarkan kriteria perancangan maka dasar perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri manufaktur dan jasa meningkat pesat dari waktu ke waktu sehingga setiap pelaku industri harus siap berkompetisi dan selalu meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri yang pesat, baik industri yang berskala besar maupun industri menengah ke bawah. Pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang merupakan salah satu bagian terpenting dari seluruh proses pabrik. Gudang dapat didefinisikan sebagai suatu tempat atau bangunan yang dipergunakan untuk menimbun,

Lebih terperinci

8/4/2010. Oleh : Rahmad Harjono Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

8/4/2010. Oleh : Rahmad Harjono Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng. Perancangan Tata-Letak Gudang Untuk Meminimumkan Jumlah Produk yang Tidak Tertampung Dalam Blok dan Efisiensi Aktivitas Perpindahan Barang (Studi Kasus : Divisi Penyimpanan Produk Akhir PT. ISM BOGASARI

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN ALOKASI PENYIMPANAN BARANG DENGAN METODE CLASS BASED STORAGE PADA GUDANG BAHAN BAKU 1 PT SMA

USULAN PERBAIKAN ALOKASI PENYIMPANAN BARANG DENGAN METODE CLASS BASED STORAGE PADA GUDANG BAHAN BAKU 1 PT SMA USULAN PERBAIKAN ALOKASI PENYIMPANAN BARANG DENGAN METODE CLASS BASED STORAGE PADA GUDANG BAHAN BAKU 1 PT SMA 1 Andika Prayoga Sujana, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Murni Dwi Astuti 1,2,3 Industrial Engineering

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri 12 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Purinusa Ekapersada Bawen - Semarang, yang dibangun di atas lahan seluas 7.1 Ha, terletak di Jalan Raya Merakrejo Km 31, Kelurahan Harjosari,

Lebih terperinci

Perbaikan Tata Letak Gudang. Peralatan Rumah Tangga di Surabaya

Perbaikan Tata Letak Gudang. Peralatan Rumah Tangga di Surabaya Perbaikan Tata Letak Gudang Peralatan Rumah Tangga di Surabaya Indri Hapsari 1 dan Dina Natalia Prayogo 2 Teknik Industri - Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60299 Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Penelitian Gambar 3.1 Flowchart Gambar 3.1 Flowchart (Lanjutan) 3.2 Survei Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan,

Lebih terperinci

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material Definisi 1. Material handling adalah ilmu dan seni memindahkan, menyimpan, melindungi, dan mengontrol/ mengawasi material. 2. Material handling merupakan penyediaan material dalam jumlah yang tepat, pada

Lebih terperinci

PENGGUDANGAN DAN PENYERAHAN

PENGGUDANGAN DAN PENYERAHAN STANDARD OPERATION PROSEDURE PENGGUDANGAN DAN PENYERAHAN Surabaya, 8 Februari 2003 Disyahkan SOEKARMANDAPA OENTOENG, BSc. Plant Manager Peringatan : Dilarang memperbanyak dan/atau menyalin sebagian atau

Lebih terperinci

di CV. NEC, Surabaya

di CV. NEC, Surabaya Perbaikan Tata Letak Gudang Mesin Fotokopi Rekondisi di CV. NEC, Surabaya Indri Hapsari 1 dan Albert Sutanto 2 Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut Surabaya Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills. April

Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills. April L1 Lampiran 1 Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. Bulan PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills PT.Indo Rama Synthetics PT.Ultra

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penentuan Komponen Biaya Gambar 4.1 Tahapan proses penentuan komponen biaya Pada gambar 4.1, dalam penentuan komponen biaya terdapat 2 proses, yaitu:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit Alur pengelolaan sediaan farmasi meliputi empat fungsi dasar, yaitu seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

Lebih terperinci

vii DAFTAR ISI Laporan Tugas Akhir Penerapan Sistem Junbiki

vii DAFTAR ISI Laporan Tugas Akhir Penerapan Sistem Junbiki vii DAFTAR ISI Pengesahan Tugas Akhir... i Tanda Lulus Mempertaahankan Tugas Akhir... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... xi BAB I Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berikut ini merupakan simpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, yaitu: 1. Tata letak awal pada gudang produk jadi PT Amico Primarasa belum optimal dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan PT PINDAD merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer komersial di Indonesia. Salah satu produk yang dibuat oleh perusahaan ini adalah kendaraan

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ

Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ Tb Muhamad Arif Aliudin 1, Muhammad Adha Ilhami 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X)

PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X) PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X) Reinny Patrisina 1, Indawati 2 1) Studio Tata Letak Fasilitas Pabrik Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015)

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015) BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Distributor FMCG merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyimpanan dan distribusi produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Perusahaan ini dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang adalah komponen penting yang harus ada di setiap kegiatan industri. Gudang sendiri memiliki fungsi sebagai penyangga antara variabilitas supply dan demand, serta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu. Pada jurnal yang berjudul Optimalisasi Utilitas Gudang Unilever-PT Pos Indonesia di Kawasan Pulo Gadung Melalui Penataan Layout Gudang

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS 3.1. Alternatif Solusi Bisnis Setelah mengetahui akar dari permasalahan pada bab sebelumnya, alternatif solusi akan diberikan untuk mengatasi masalah masalah tersebut. Tahap awal

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.1, Maret 2013, pp.29-34 ISSN 2302-495X Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Ayunda Prasetyaningtyas A. 1, Lely

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Delapan Empat Sakti merupakan perusahaan dibawah naungan Internal Group terletak di kota Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini memproduksi sprei dan bedcover. Masalah yang dihadapi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gudang Gudang merupakan bagian dari sistem logistik yang digunakan untuk menyimpan produk (raw material, part, goods-in-process, finished goods), antara titik sumber

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG PRODUK JADI PADA PT AMICO PRIMARASA

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG PRODUK JADI PADA PT AMICO PRIMARASA PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG PRODUK JADI PADA PT AMICO PRIMARASA Ivander, Margaretha, Raiza Nisa Herdianty Dr. Ho Hwi Chie, M.Sc. Teknik Industri, Fakultas Teknik, BINUS University Jl. Kh. Syahdan no.

Lebih terperinci

USULAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI BARU GUNA MEMAKSIMUMKAN KAPASITAS DI PT. X

USULAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI BARU GUNA MEMAKSIMUMKAN KAPASITAS DI PT. X USULAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI BARU GUNA MEMAKSIMUMKAN KAPASITAS DI PT. X TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri LYDIA STEFANY SUNARDI 10 06

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dasi (2008), melakukan penelitian yang berlokasi di CV. Pandanus Internusa untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Sesudah melakukan tahap pengumpulan dan pengolahan data, maka pada bab ini akan menganalisa dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Analisa akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN DAN TATA LETAK GUDANG DI PT. GG NASIONAL INDONESIA

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN DAN TATA LETAK GUDANG DI PT. GG NASIONAL INDONESIA 66 Setephany: USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN DAN TATA LETAK GUDANG DI PT.... USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN DAN TATA LETAK GUDANG DI PT. GG NASIONAL INDONESIA Carolena Setephany 1), Dian Retno

Lebih terperinci

1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya

1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya 1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya jaminan tenaga kerja (upah dan jaminan kecelakaan) 3.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ Kusuma / Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 211-218 Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ Erens Feliciano Kusuma 1 Abstract: PT.

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN 5.. Analisis Prosedur pada Sistem Informasi Persediaan Berdasarkan Pengumpulan data pada bab 4 terdapat 6 prosedur Sistem Informasi Persediaan. Enam Prosedur Sistem

Lebih terperinci

KREATIF Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang Vol. 4, No.1, Oktober 2016

KREATIF Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang Vol. 4, No.1, Oktober 2016 EFISIENSI PROSES KERJA PENYEDIAAN PACKAGING MATERIAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI UNIT SUPPORTING & ADMIN STUDI KASUS : PT. INDAH KIAT PULP & PAPER Oleh: I Gede Marendra ABSTRAK Kenaikan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perancangan Fasilitas Apple (1990) menginterpretasikan perancangan fasilitas sebagai penentuan bagaimana unsur perancangan fasilitas mendukung pencapaian tujuan fasilitas.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan ini sangat strategis karena terletak di jalan raya Semarang Solo.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan ini sangat strategis karena terletak di jalan raya Semarang Solo. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Purinusa Ekapersada dibangun pada bulan Februari 1995. Perusahaan ini didirikan diatas lahan tanah seluas 7,1 hektar (ha) yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage

Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage Evi Febianti Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email: evifebianti@yahoo.com M. Adha Ilhami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pesaing lainnya, demikian juga halnya dengan PT Suparma.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pesaing lainnya, demikian juga halnya dengan PT Suparma. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, persaingan dunia usaha terjadi di berbagai bidang, baik di bidang perdagangan maupun jasa. Persaingan yang ada menjadikan sebuah perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN. produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri

BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN. produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN 3.1. Latar belakang perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan sekitarnya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pasti memerlukan adanya persediaan bahan baku. Tanpa adanya persediaan bahan baku, perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KARTON BOX DI PT. DAYACIPTA KEMASINDO PLANT CIBITUNG

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KARTON BOX DI PT. DAYACIPTA KEMASINDO PLANT CIBITUNG MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KARTON BOX DI PT. DAYACIPTA KEMASINDO PLANT CIBITUNG Oleh: Renny Desiana Sodikin (37413412) Dosen Pembimbing: Arief Nurdini, ST., MT. LATAR BELAKANG Perkembangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci :Gudang, Dedicated Storage, Aspek Kerja 5S, Material Handling.

ABSTRAK. Kata kunci :Gudang, Dedicated Storage, Aspek Kerja 5S, Material Handling. ABSTRAK Gudang merupakan salah satu penunjang dan merupakan suatu bagian penting dalam sebuah perusahaan. Sistem penyimpanan produk dalam gudang Pamella 1 Swalayan Yogyakarta masih belum teratur dan optimal.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan Bab I, pada bab ini berisi mengenai latar belakang penelitian yang akan mengarahkan penelitian menuju topik yang akan dibahas, merumuskan masalah yang menjadi permasalahan bagi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Indokarlo Perkasa didirikan pada tanggal 14 Desember 1988 di Jakarta. Perusahaan ini memproduksi komponen karet dan juga metal baik untuk industri otomotif dan non-otomotif.

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN dan TATA LETAK GUDANG di PT. GG NASIONAL INDONESIA

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN dan TATA LETAK GUDANG di PT. GG NASIONAL INDONESIA i SKRIPSI USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN dan TATA LETAK GUDANG di PT. GG NASIONAL INDONESIA Disusun oleh : CAROLENA S.W 5303005012 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS KATHOLIK WIDYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah satu

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG Miftakhurrizal Kurniawan 1, Isna Arofatus Zahrok 2 Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan di pool tipar cakung, analisa yang akan dikembangkan adalah perbaikan layout dan aliran kendaraan.

Lebih terperinci

Upaya Pengendalian Inventori Gudang Produk Jadi Di PT. X

Upaya Pengendalian Inventori Gudang Produk Jadi Di PT. X Upaya Pengendalian Inventori Gudang Produk Jadi Di PT. X Erista Mariana Pardede 1, Tanti Octavia 2 Abstract: PT. X is a branch from the multinational company that runs in cosmetic packaging. PT. X have

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

Flow chart Deskripsi 1. Data order/ permintaan konsumen. Bagian order kain

Flow chart Deskripsi 1. Data order/ permintaan konsumen. Bagian order kain Bagian order kain Flow chart 1. Data order/ permintaan konsumen 2. Cek stock inventory kain bila ada maka akan dilanjutkan ke proses. namun bila tidak ada akan di lanjutkan ke langkah selanjutnya 3. Mencatat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT.GISTEX merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang terbesar di Bandung, yang berfokus pada produksi tekstil dan garmen (fashion). Setelah melewati beberapa tahun dalam melakukan pengembangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2011 Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN. Pundu Learning Centre

PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN. Pundu Learning Centre PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN Pundu Learning Centre PERSEDIAAN Yang dimaksud Persediaan disini adalah Persediaan yang meliputi Pupuk, Pestisida, Suku Cadang, BBM, Bahan dan perlengkapan, pangan, dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN USULAN TATA LETAK GUDANG BAHAN BAKU PENUNJANG DI PT. MULTI MANAO INDONESIA

PERANCANGAN USULAN TATA LETAK GUDANG BAHAN BAKU PENUNJANG DI PT. MULTI MANAO INDONESIA Sosanto: PERANCANGAN USULAN TATA LETAK GUDANG BAHAN BAKU PERANCANGAN USULAN TATA LETAK GUDANG BAHAN BAKU PENUNJANG DI PT. MULTI MANAO INDONESIA Devi Anggraini Sosanto ), Anastasia Lydia Maukar ), Martinus

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT. Dwi Indah adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi plastik dan berbagai olahan kertas. Perusahaan ini terletak di Gunung Putri, Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan global merupakan suatu hal yang semakin diperhatikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan global merupakan suatu hal yang semakin diperhatikan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan global merupakan suatu hal yang semakin diperhatikan oleh banyak pihak. Belum lagi dengan adanya perdagangan bebas, yang tampaknya sudah dimulai

Lebih terperinci

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun LAMPIRAN 1 74 75 Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun 2011-2013 BULAN 2011 2012 2013 HSL PROD APAL HSL PROD APAL HSL PROD APAL January 293,514.30 15,139.30 329,067.90 11,133.90

Lebih terperinci

TWO-STAGE NESTED DESIGN. Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT.

TWO-STAGE NESTED DESIGN. Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT. TWO-STAGE NESTED DESIGN Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT. TWO-STAGE NESTED DESIGN Nested design adalah salah satu kasus dari desain multi faktor dimana level dari salah satu faktor (misal : faktor B) serupa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi dan Pengolahan Data Hasil ekstrasi data yang penulis peroleh dari lapangan antara lain : 1) Ekstrasi data mesin, dapat dilihat pada halaman lampiran (halaman 99)

Lebih terperinci

Perbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM

Perbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM Perbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM Zeus Abdi Yuwono 1, Herry Christian Palit 2 Abstract: Management at finished goods warehouse owned by PT. FSCM Manufacturing Indonesia is less effective. That

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rancang Bangun Menurut George M Scott yang diterjemahkan oleh Jogiyanto HM dalam bukunya yang berjudul Analisa dan Desain Sistem Informasi, perancangan didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN BAB III TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Proses Menurut Wikipedia proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dapat diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Rancangan Gudang Benang dengan menggunakan forklift dan single-deep selective rack memungkinkan

Lebih terperinci