BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gudang Gudang adalah sebuah fasilitas yang berfungsi untuk mendukung produk dalam proses manufaktur, mengurangi biaya transportasi, membantu mempersingkat waktu dalam merespon dan memberikan layanan terhadap konsumen (Ramaa.A, 2012, p. 14) Fungsi Gudang Ada beberapa alasan untuk membangun dan mengoperasikan gudang. Dalam banyak kasus, kebutuhan untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan dan responsif terhadap kebutuhan mereka tampaknya menjadi alasan utama. Meskipun tampaknya satu-satunya adalah sebagai pergudangan, yaitu penyimpanan sementara barang, banyak fungsi lain yang dilakukan (Heragu, 2008, p. 369). Tiga fungsi dasar gudang sebagai berikut (Matthew P. Stephens, Fred E. Mayers, 2010, p. 239): 1. Untuk menjaga produk jadi dengan baik. 2. Untuk mempertahankan beberapa stok dari setiap produk yang dijual oleh perusahaan. 3. Untuk mempersiapkan pesanan pelanggan untuk pengiriman. Pola umum operasi dalam gudang dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini, yaitu (Ramaa. A, 2012, p. 14): Sumber: (Ramaa. A, 2012, p. 14) Gambar 2.1 Fungsi pada Gudang Sebuah gudang terdiri dari dua elemen utama, yaitu (Heragu, 2008, p. 371): 1. Media penyimpanan 2. Sistem material handling Disediakan sebuah bangunan sebagai media penyimpanan, barang jadi, dan sistem penyimpanan atau pengambilan (storage/retrievel). Karena tujuan utamanya adalah untuk melindung isinya dari unsur-unsur pencurian dan cuaca, dan mempertahankan elemen bahan dari barang jadi. Gudang terdiri dari berbagai bentuk berbeda, ukuran, dan tinggi tergantung pada faktorfaktor seperti jenis barang yang disimpan dan jenis sistem penyimpanan dan pengambilan (storage/retrievel) yang digunakan (Heragu, 2008, p. 371). 5

2 6 2.2 Perencanaan Tata Letak Fasilitas Perbaikan tata letak fasilitas dapat menjadi salah satu cara dalam merespon peningkatan produktivitas industri, dan hal ini juga berpengaruh terhadap efisiensi kerja dari proses produksi itu sendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan yang tepat dalam membuat tata letak fasilitas yang efektif (R. D. Vaidya, 2013, p. 500). Terdapat beberapa manfaat dalam melakukan perancangan tata letak fasilitas secara tepat, yaitu (R. D. Vaidya, 2013, p. 500): 1. Pengurangan waktu menunggu. 2. Pengurangan jumlah kemacetan atau waktu material handling. 3. Peningkatan output produksi. 4. Menghilangkan hambatan dalam aliran material dan dengan demikian dapat diperoleh produktivitas yang maksimum. 2.3 Sistem Penyimpanan dan Pengeluaran Dua jenis sistem penyimpanan dan pengeluaran (storage/retrievel) yang biasa digunakan dalam prakteknya, yaitu (Heragu, 2008, p. 376): 1. Person-to-item sistem dimana rak penyimpanan tetap dan operator atau mesin pergi ke lokasi penyimpanan item untuk mengambil barang jadi. 2. Item-to-person sistem dimana barang-barang datang ke ujung lorong (dari lokasi penyimpanan mereka) dimana sebuah operator atau mekanisme tranportasi mengirimkan barang ke titik penggunaan Kebijakan Penyimpanan Salah satu kebijakan penyimpanan yang dapat diterapkan dalam sistem pergudangan adalah Shared Storage. Aplikasi dari kebijakan tersebut berada diantara kebijakan dari penyimpanan acak dan penyimpanan khusus. Dalam kebijakan Shared Storage, ruang penyimpanan dapat menyimpan item yang berbeda dari waktu ke waktu. Namun, alokasi item untuk ruang penyimpanan tidak secara acak, melainkan lebih dapat dikendalikan peletakan penyimpanannya. Barang pertama yang masuk dan pergerakannya lebih sering diletakkan dekat dengan titik I/O, sedangkan barang yang pergerakan barangnya lebih lambat disimpan lebih jauh dari titik I/O (Heragu, 2008, p. 410). Dalam kebijakan Shared Storage, digunakan perhitungan Rectilinear Distance untuk mengukur dan menentukan jarak terdekat area penyimpanan serta titik I/O. Rectilinear Distance lebih sering digunakan dalam perhitungan pengukuran jarak karena mudah dihitung sehingga mudah dimengerti, serta sesuai untuk berbagai masalah yang praktis. Rectilinear Distance diwakili oleh garis horisontal dan vertikal antara dan (Heragu, 2008, p. 48). Metode Shared Storage membantu dalam mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan dalam gudang karena produk yang berbeda dapat disimpan di lokasi penyimpanan yang sama (Francis, Richard L., McGinnis, Leon F., Jr., White, John A., 1992, pp )

3 Perhitungan Rectilinear Distance yang digunakan adalah (Heragu, 2008, p. 48): 7 Keterangan: dij = Jarak penyimpanan ij ke pintu keluar xi = Koordinat x pada pusat fasilitas i xj = Koordinat x pada pusat fasilitas j yi = Koordinat y pada pusat fasilitas i yj = Koordinat y pada pusat fasilitas j 2.4 Material Handling Material handling merupakan sistem yang melibatkan gerakan jarak pendek yang terjadi dalam sistem bangunan seperti pabrik atau gudang dan antara bangunan dan sistem transportasi, yang menghasilkan waktu dan utilitas melalui penanganan, penyimpanan, dan pengendalian material dari manufaktur. Waktu dan utilitas tempat yang dihasilkan dapat menambah nilai nyata dari suatu produk. Sebuah pendekatan umum untuk desain sistem material handling adalah untuk mempertimbangkan material handling sebagai biaya yang harus diminimalkan (Kay, 2012, p. 65). Pada dasarnya terdapat 2 fungsi utama dalam penanganan material yaitu (A. P. Bahale, 2014, p ): 1. Membantu dalam penentuan machinery production dan membantu perancangan layout yang dapat mengeliminasi sebaik mungkin kebutuhan dalam sistem material handling. 2. Membantu penentuan peralatan material handling yang dapat memberikan keamanan dan dapat memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan juga dapat menghasilkan biaya yang paling minimum. Terdapat beberapa tanda dari tidak efisiennya material handling diantaranya adalah gang yang tidak beraturan, terlalu banyak material handling yang dilakukan, terlalu banyak material handling secara manual, memperkerjakan operator yang kurang terampil, tidak terdapat standarisasi yang jelas, besarnya terjadi frekuensi terjadi kerusakan dan kehilangan material, penyimpanan produk yang membingungkan, dan lain sebagainya (A. P. Bahale, 2014, p ) Prinsip Material Handling Material handling merupakan fungsi penting dalam sistem manufaktur atau distribusi. Digunakan sebagai penghubung utama antara proses dalam suatu sistem. Penanganan efisiensi bahan memungkinkan manufaktur atau layanan sistem untuk beroperasi pada tingkat produktivitas yang tinggi. Dijelaskan terdapat 10 prinsip yang terdapat pada material handling, adalah sebagai berikut (Heragu, 2008, p. 308) : 1. Perencanaan Rencana material handling adalah program yang didefinisikan sebagai pelaksanaan, menentukan material, perpindahan, dan metode penanganan. 2. Standarisasi Standarisasi adalah cara untuk mencapai keseragaman dalam metode material handling, peralatan, kontrol, dan perangkat lunak tanpa diperlukannya fleksibilitas, modularitas, dan throughput.

4 8 3. Pekerjaan Ukuran kerjanya adalah aliran material handling (volume, berat, atau menghitung per unit waktu) dikalikan dengan jarak pindah. 4. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang berusaha untuk mengadaptasi aktivitas dan kondisi kerja yang sesuai dengan kemampuan kerja. 5. Unit Beban Sebuah unit beban adalah salah satu yang dapat disimpan atau dipindahkan sebagai satu kesatuan pada satu waktu, terlepas dari jumlah item individu yang membentuk beban. 6. Pemanfaatan Ruang Penggunaan ruang yang efektif dan efisien harus dilakukan dari semua ruang yang tersedia. 7. Sistem Suatu sistem adalah kumpulan entitas yang saling berinteraksi dan membentuk kesatuan yang utuh. 8. Otomatisasi Otomatisasi adalah teknologi untuk operasi dan mengendalikan kegiatan produksi dan jasa melalui perangkat elektromekanis, elektronik, dan sistem berbasis komputer dengan hasil menghubungkan beberapa operasi dan menciptakan sebuah sistem yang dapat dikontrol oleh intruksi terprogram. 9. Lingkungan Prinsip lingkungan dalam material handling mengacu pada konservasi sumber daya alam dan meminimalkan dampak dari kegiatan material handling terhadap lingkungan. 10. Biaya Siklus Hidup Biaya siklus hidup mencakup aliran yang terjadi antara biaya pertama dihabiskan pada bahan material handling atau metode dan dilakukan pembuangan atau penggantian Jenis Peralatan Material Handling Dalam prosesnya, sistem material handling ditunjang dengan alat angkut yang digunakan, yaitu (Kay, 2012, p. 40): 1. Hand pallet Hand pallet merupakan alat angkut material handling yang terdiri dari roda depan yang dipasang dengan garpu pada ujungnya dengan fungsi memperluas gerakan ke lantai saat pallet diangkat. Gerakan hand pallet bersifat manual terhadap pengangkutan pallet, dan pallet dapat ditumpuk. Peletakkan dengan penggunaan hand pallet hanya dapat dilakukan pada susunan bawah saja. Sumber: (Kay, 2012, p. 41) Gambar 2.2 Penggunaan Hand Pallet

5 2. Forklift Forklift atau biasa disebut sebagai truck fork merupakan kendaraan yang menggunakan operator sebagai pengemudi dengan memiliki roda depan yang bertindak sebagai titik tumpu atau poros titik. Alat angkut ini bersifat lebih fleksibel baik didalam maupun diluar ruangan dengan permukaan yang berbeda, karena memiliki garpu panjang pada bagian depan yang berfungsi sebagai mengangkut beban. 9 Sumber: (Kay, 2012, p. 42) Gambar 2.3 Forklift Penentuan Total Biaya Material Handling Dalam menghitung besarnya biaya material handling akan memperhatikan dari besarnya frekuensi perpindahan, besarnya biaya material handling/meter dan besar jarak perpindahan material. Sehingga biaya pemindahan bahan baku dapat dihitung dengan persamaan berikut (Joko Susetyo, 2010, p. 82): Keterangan: R = Jarak perpindahan (m) F = Frekuensi perpindahan Aspek Biaya pada Material Handling Terdapat 3 klasifikasi pada biaya umum dalam material handling, yaitu (Wignjosoebroto S., 2009, p. 232): 1. Biaya yang berkaitan dengan transportasi raw material dari sumber asalnya menuju pabrik dan pengiriman produk jadi kepada pelanggan. 2. Biaya gerakan pergerakan material dari satu proses ke proses selanjutnya, pergudangan serta pengiriman produk lainnya. 3. Biaya material handling yang dilakukan operator terhadap sebuah mesin dan proses perakitan. Dalam melakukan analisis terhadap biaya material handling akan terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, diantaranya (Wignjosoebroto S., 2009, pp ): 1. Harga pembelian peralatan. 2. Biaya perawatan dan oli. 3. Biaya bahan bakar. 4. Biaya untuk peralatan pembantu. 5. Biaya gaji dan upah dari karyawan. 6. Biaya Depresiasi.

6 Biaya Depresiasi Depresiasi pada dasarnya merupakan penurunan nilai suatu properti ataupun aset karena waktu dan pemakaian. Depresiasi pada suatu properti atau aset biasanya disebabkan karena faktor-faktor diantaranya kerusakan fisik akibat pemakaian, penurunan kebutuhan akan produksi atau jasa, penemuan fasilitas penghasil produk yang lebih baik, dan lain-lain. Digunakan metode depresiasi garis lurus (straight line) dengan asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu aset secara linear terhadap waktu atau umur dari aset tersebut. Besarnya depresiasi tiap tahun dengan metode ini dihitung berdasarkan (Pujawan, 2004, p.196): Keterangan: = besarnya depresiasi pada tahun ke-t P = biaya awal dari aset yang bersangkutan S = nilai sisa dari aset tersebut N = masa pakai (umur) dari aset tersebut dinyatakan dalam tahun 2.5 Peralatan Penyimpanan Peralatan penyimpanan (storage equipment) digunakan untuk memegang atau penyangga dari produk jadi selama periode waktu tertentu. Beberapa peralatan penyimpanan mungkin termasuk pengangkutan bahan (alat storage/retrievel). Jika bahan yang ditumpuk blok langsung di lantai, maka tidak ada peralatan penyimpanan yang digunakan. Rak penyimpanan dapat digunakan untuk memberikan dukungan kepada produk jadi yang disimpan atau mempermudah akses penyimpanan dan pengambilannya (Kay, 2012, p. 55). Peralatan penyimpanan yang dapat digunakan diantaranya adalah Single-Deep Selective Rack. Rak ini merupakan konstruksi sederhana dari logam yang memberikan akses langsung pada tiap beban yang disimpan. Pada rak ini, beban tidak perlu bersifat stackable dan dapat disesuaikan tinggi dan lebar rak nya sesuai produk yang disimpan. Kedalaman beban dalam perancangan rak ini dapat bervariasi, disesuaikan dengan beban yang digunakan pada rak. Penggunaan rak ini dapat digunakan untuk lebih dari satu pallet. (Tompkins, 2010, p. 254) Kelonggaran Rak dan Dimensi Rak Dalam perancangan dari sebuah rak, perlu untuk diperhitungkan kelonggaran yang berfungsi untuk meminimalkan kerusakan dari produk serta bangunan atau peralatan, meminimalkan cidera dari karyawan dan memberikan produktivitas yang baik dari penyimpanan pallet (David E. Mulcahy, John Dieltz, 2004, p. 484). Beberapa kelonggaran dari perancangan dari sebuah rak yang digunakan, yaitu (David E. Mulcahy, John Dieltz, 2004, p. 487): 1. Kelonggaran antara dua pallet dan rak pendukung. Dalam hal ini yang penting untuk dipertimbangkan adalah lebar rak, rak membutuhkan ruang terbuka horizontal antara pallet dan tiang rak. Ruang terbuka atau jarak antara dua pallet atau antara tiang rak dengan pallet adalah 3 sampai 6 inci. Kelonggaran ini bervariasi sesuai dengan peralatan material handling yang digunakan.

7 2. Kelonggaran forklift. Dalam operasi penyimpanan pallet menggunakan forklift, jarak antara pallet dan tiang rak dasar setidaknya 5 sampai 6 inci. Kelonggaran ini diberikan untuk memungkinkan sebuah forklift melakukan operasi penyimpanan dan pengambilan produk dengan optimal, sehingga meminimalkan kerusakan peralatan maupun produk, serta produktivitas karyawan meningkat. Terdapat dimensi penting dalam perancangan rak, paramater yang dipertimbangkan yaitu kedalaman rak, tinggi rak, dan panjang rak. Hal penting dalam menentukan kedalam rak adalah disesuaikan dengan dimensi ataupun beban dari pallet yang digunakan. Pada tinggi rak, standar dari perancangan rak adalah sekitar 2 sampai 6 inci jarak dari bagian atas beban atau pallet terhadap bingkai rak. Sedangkan panjang rak disesuai dengan rancangan rak terhadap pallet yang digunakan (David E. Mulcahy, John Dieltz, 2004, p. 526) Kebutuhan Alokasi Ruang Area Penyimpanan dan Pengeluaran Salah satu alokasi ruang dalam kebutuhan daerah fasilitas dalam area penyimpanan dan pengeluaran produk yaitu adalah merupakan alokasi ruang dari peralatan material handling dalam melakukan maneuvering. Alokasi ruang ini disediakan antara bagian belakang dockboard dan awal dari area rak penyangga atau staging areas. Maneuvering yang dilakukan serta alokasi ruangnya tergantung pada jenis peralatan material handling yang digunakan. Kelonggaran dari alokasi ruang maneuvering ditunjukan pada tabel dibawah ini, yaitu (Heragu, 2008, p. 406): Tabel 2.1 Minimal Kelonggaran Maneuvering untuk Area Penyimpanan dan Pengeluaran Material Handling Equipment Utilized Minimum Maneuvering Allowance (feet) Tractor 14 Platform truck 12 Forklift 12 Narrow-aisle truck 10 Handlift (jack) 8 Four-wheel hand truck 8 Two-wheel hand truck 6 Manual 5 Sumber: (Heragu, 2008, p. 406) 2.6 Pertimbangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam perancangan sebuah solusi penanganan terhadap material atau fasilitas yang baik, perlu didukung dengan pengaturan dari proses kerja yang sesuai disertai dengan alat pelindung diri yang didesain dengan baik. Banyak sekali pemasok peralatan material handling yang memiliki peralatan yang dapat dikatakan aman, namun tidak menjamin keamanan bagi lingkungan kerja. Kunci dari fasilitas yang aman adalah konsentrasi antara tenaga kerja dengan peralatan yang digunakan (Heragu, 2008, p. 210) Rekomendasi Jalan Lintasan (Aisle) 11

8 12 Untuk memberikan pertimbangan keamanan pada sebuah sistem material handling, dilakukan efisiensi pada alokasi ruang dalam perancangan dengan menyediakan lebar lorong yang cukup sesuai dengan jenis peratalan material handling yang digunakan (Heragu, 2008, p. 210). Fungsi jalan lintasan (aisle) berperan dalam banyak hal diantaranya (Wignjosoebroto S., 2009, p. 221): 1. Penanganan material 2. Gerakan perpindahan personil 3. Penanganan produk jadi 4. Pembuangan sekrap dan limbah 5. Pemindahan peralatan produksi 6. Berperan dalam kondisi-kondisi darurat seperti kebakaran dan lain-lain Dalam perancangan jalan lintasan perlu diperhatikan dari segi ekonomi dan pemanfaatannya. Jalan lintasan yang terlalu besar dengan melihat luas gudang yang ada akan menghasilkan jalan lintasan yang tidak efisien dan mahal. Sebaliknya, jalan lintasan yang terlalu sedikit dibanding frekuensi penggunaannya akan menimbulkan masalah seperti kemacetan dalam proses material handling (Wignjosoebroto S., 2009, p. 221). Pada dasarnya terdapat dua macam jalan lintasan diantaranya jalan lintasan utama (main aisle) yang mempunyai lebar sekitar 3 sampai 7 meter dan jalan lintasan departemen internal (departmental aisle) yang mempunyai lebar yang disesuaikan terhadap apa yang melewatinya (Wignjosoebroto S., 2009, pp ). Terdapat rekomendasi lebar lorong yang dapat dipertimbangkan dalam perancangan jalan lintasan yang baik, yaitu (Tompkins, 2010, p. 210): Tabel 2.2 Rekomendasi Lebar Jalan Lintasan (Aisle) Equipment Type Pick Aisle Cross Aisle (feet) (feet) Three-wheel counterbalance Four-wheel counterbalance Reach truck Double-deep reach Order picker truck 5 10 Turret truck 5 12 Swing-mast truck Side loader Fixed-mast truck 5 20 Counterbalance w/ attachment Manual pallet jack Powered pallet jack Sumber: (Tompkins, 2010, p. 210) Seperti diketahui, dengan mempertimbangkan lebar lorong seperti rekomendasi diatas untuk keselamatan dan keamanan dari lingkungan kerja, dapat meminimalkan produk dan peralatan yang rusak, serta menekan terjadinya tenaga kerja yang terluka (Tompkins, 2010, p. 210) Mendorong dan Menarik dalam Material Handling Terdapat banyak peralatan material handling yang masih dikerjakan secara manual. Dimana hal tersebut akan memberikan risiko terhadap tangan,

9 bahu dan punggung. Dalam menentukan beban yang harus didorong atau ditarik, perlu diperhatikan besarnya tenaga yang dibutuhkan. Dalam praktiknya, material handling yang dilakukan dengan peralatan manual material handling yang memiliki beban sampai 700 kg (termasuk beban produk) tidak tepat dilakukan dengan manual material handling (Dul & Weerdmeester, 2008, p. 37) Manual Material Handling terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manual material handling merupakan aspek penting dalam industri karena berkaitan terhadap kesehatan dan keselamatan dalam sebuah industri. Manual material handling terdiri dari beberapa aktivitas seperti mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan membawa. Aktivitas material handling akan erat hubungannya terhadap kelainan musculoskeletal yang akan berbahaya bagi operator yang menjalankannya. Aktivitas material handling yang melakukan aktivitas gerakan yang berulang akan berakibat menimbulkan biaya berupa sakit punggung bagi operator yang melakukannya. Untuk mencegah risiko cidera punggung terhadap operator, maka diperlukan adanya penilaian dan melakukan desain ulang tehadap jenis pekerjaan dan peralatan material handling yang digunakan (Ali Dormohammadi, 2012, pp ). 13

10 14

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas dan Tata Letak Perencanaan fasilitas dan tata letak merupakan kegiatan menganalisis, bentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan

Lebih terperinci

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Menerapkan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #10

Pembahasan Materi #10 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Pertimbangan Penentuan Desain Fasilitas Pertimbangan Desain Fasilitas Luas Lantai (Gudang Bahan Baku, Mesin, Gudang Bahan Jadi, Perkantoran)

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG PRODUK JADI PADA PT AMICO PRIMARASA

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG PRODUK JADI PADA PT AMICO PRIMARASA PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG PRODUK JADI PADA PT AMICO PRIMARASA Ivander, Margaretha, Raiza Nisa Herdianty Dr. Ho Hwi Chie, M.Sc. Teknik Industri, Fakultas Teknik, BINUS University Jl. Kh. Syahdan no.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin terintegrasi dengan perekonomian global. Persaingan yang terjadi di sektor industri semakin pesat, hal tersebut memicu para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri yang pesat, baik industri yang berskala besar maupun industri menengah ke bawah. Pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage

Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage Evi Febianti Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email: evifebianti@yahoo.com M. Adha Ilhami

Lebih terperinci

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material Definisi 1. Material handling adalah ilmu dan seni memindahkan, menyimpan, melindungi, dan mengontrol/ mengawasi material. 2. Material handling merupakan penyediaan material dalam jumlah yang tepat, pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE 64 Dinamika Teknik Juli PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. V, No. 2 Juli

Lebih terperinci

Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi

Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi Petunjuk Sitasi: Tama, I. P., ndriani, D. P., & Putri, N.. (0). Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi. Prosiding SNTI dan STELIT

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berikut ini merupakan simpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, yaitu: 1. Tata letak awal pada gudang produk jadi PT Amico Primarasa belum optimal dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan PT PINDAD merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer komersial di Indonesia. Salah satu produk yang dibuat oleh perusahaan ini adalah kendaraan

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak Materi #2 TIN314 Perancangan Tata etak Fasilitas Perancangan Tata etak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Menurut Apple (1990), Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang)

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) LAYOUT AND PALLET RACKING SYSTEM DESIGN FOR SUPPORTING

Lebih terperinci

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE Yhongki Feryndra Nugraha 1) dan Moses Laksono Singgih 2) 1) Program Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

ONGKOS MATERIAL HANDLING

ONGKOS MATERIAL HANDLING ONGKOS MATERIAL HANDLING Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku, barang setengah jadi atau barang

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,

Lebih terperinci

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN 124 Penetapan Luas Lantai Tata letak pabrik pada dasarnya merupakan penempatan dan pengaturan dari bermacammacam fasilitas produksi yang ada. Pengaturan

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ

Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ Tb Muhamad Arif Aliudin 1, Muhammad Adha Ilhami 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perancangan Fasilitas Apple (1990) menginterpretasikan perancangan fasilitas sebagai penentuan bagaimana unsur perancangan fasilitas mendukung pencapaian tujuan fasilitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang merupakan salah satu bagian terpenting dari seluruh proses pabrik. Gudang dapat didefinisikan sebagai suatu tempat atau bangunan yang dipergunakan untuk menimbun,

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X)

PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X) PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X) Reinny Patrisina 1, Indawati 2 1) Studio Tata Letak Fasilitas Pabrik Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT.GISTEX merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang terbesar di Bandung, yang berfokus pada produksi tekstil dan garmen (fashion). Setelah melewati beberapa tahun dalam melakukan pengembangan

Lebih terperinci

Shara Nica Agung Sahara, Arfan Bakhtiar*)

Shara Nica Agung Sahara, Arfan Bakhtiar*) PERBAIKAN TATA LETAK PENEMPATAN MATERIAL DI AREA GUDANG PENYIMPANAN MATERIAL BERDASARKAN CLASS BASED STORAGE POLICY (Studi Kasus : Gudang PT. TIMATEX SALATIGA) Shara Nica Agung Sahara, Arfan Bakhtiar*)

Lebih terperinci

1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya

1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya 1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya jaminan tenaga kerja (upah dan jaminan kecelakaan) 3.

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.1, Maret 2013, pp.29-34 ISSN 2302-495X Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Ayunda Prasetyaningtyas A. 1, Lely

Lebih terperinci

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini Abstrak PT. Eigerindo Multi Produk Industri adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi tas dengan merk Eiger dan Bodypack. Perusahaan juga memproduksi dompet, topi, sepatu, sandal, jam tangan dan lain-lain

Lebih terperinci

Relayout Tata Letak Gudang Produk JadiMenggunakan Metode Dedicated StorageDi PT ABC

Relayout Tata Letak Gudang Produk JadiMenggunakan Metode Dedicated StorageDi PT ABC Relayout Tata Letak Gudang JadiMenggunakan Metode Dedicated StorageDi PT ABC Irfan Hadi Permana 1, Muhammad Adha Ilhami 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

SISTEM PENANGANAN MATERIAL SISTEM PENANGANAN MATERIAL 167 Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material secara ekonomis dan aman. Material handling dirancang menggunakan metode yang tepat

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis Material Handling Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Pendahuluan Tujuan Material Handling Tujuan Material Handling Tujuan material

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penulis menemukan bahwa storage yang bermasalah adalah storage Unit 1. Pada storage Unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan, pencarian dan pengambilan barang. Pergudangan. memegang peran sangat penting dalam kehidupan setiap perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan, pencarian dan pengambilan barang. Pergudangan. memegang peran sangat penting dalam kehidupan setiap perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pasti membutuhkan gudang sebagai sarana untuk menyimpan barang. Gudang pada industri harus ditata dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Analisis Metode Shared Storage Shared storage merupakan metode pengaturan tata letak ruang gudang dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dimana barang yang paling

Lebih terperinci

di CV. NEC, Surabaya

di CV. NEC, Surabaya Perbaikan Tata Letak Gudang Mesin Fotokopi Rekondisi di CV. NEC, Surabaya Indri Hapsari 1 dan Albert Sutanto 2 Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut Surabaya Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Yunanto (1998) dalam skripsinya yang berjudul Perencanaan Layout

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Yunanto (1998) dalam skripsinya yang berjudul Perencanaan Layout BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan layout pernah dilakukan sebelumnya oleh Yunanto (1998) dalam skripsinya yang berjudul Perencanaan Layout

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan sekitarnya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Adapun diagram alir metedologi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Adapun diagram alir metedologi penelitian dapat dilihat pada gambar 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Adapun diagram alir metedologi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 (Sumber: Diolah) Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 3.2 Studi Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan

BAB I PENDAHULUAN. lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perencanaan tataletak fasilitas produksi merupakan suatu persoalan yang penting, karena pabrik atau industri akan beroperasi dalam jangka waktu yang lama,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS 7 Definisi Pabrik Pabrik/Industri setiap tempat dimana faktor-faktor seperti : manusia, mesin dan peralatan (fasilitas) produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi tentang suatu permasalahan yang memiliki tahapan-tahapan yang disusun dalam suatu rangkaian dan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembahasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembahasan Pesatnya tingkat kemajuan zaman menyebabkan teknologi dibidang industri semakin meningkat pula. Mulai dari peningkatan teknologi mesin-mesin ataupun alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia usaha dituntut untuk berkinerja dengan efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69%

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69% BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Logistic Service, adapun usaha yang dijalani yaitu Container Depot, Forwardinng Service, Port Management, Stevedoring,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat akan sangat berdampak terhadap suatu proses kehidupan. Perusahaan atau instansi dituntut untuk dapat bersaing

Lebih terperinci

Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI), 3(04) itu, karena pergerakan barang yang lambat menyebabkan terjadinya penumpukan barang di gudang.

Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI), 3(04) itu, karena pergerakan barang yang lambat menyebabkan terjadinya penumpukan barang di gudang. OPTIMALISASI RUANG PENYIMPANAN GUDANG BARANG JADI PT. XYZ DENGAN PENERAPAN RACKING SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS GUDANG MENGGUNAKAN ALGORITMA DYNAMIC PROGRAMMING 1 Muhammad Riski, 2 Ari Yanuar, 3

Lebih terperinci

ABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Heizer, et al (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang memiliki arti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Misi, Manfaat dan Fungsi Gudang Gudang dapat didefinisikan sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi sampai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Heksatex Indah adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil rajut lusi (Warp Knitting). Masalah yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah operator mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan DOCKING INBOUND INPUT DATA PRODUK. Gambar I. 1 Proses Inbound

Bab I Pendahuluan DOCKING INBOUND INPUT DATA PRODUK. Gambar I. 1 Proses Inbound Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah

Lebih terperinci

8/4/2010. Oleh : Rahmad Harjono Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

8/4/2010. Oleh : Rahmad Harjono Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng. Perancangan Tata-Letak Gudang Untuk Meminimumkan Jumlah Produk yang Tidak Tertampung Dalam Blok dan Efisiensi Aktivitas Perpindahan Barang (Studi Kasus : Divisi Penyimpanan Produk Akhir PT. ISM BOGASARI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Jenis jenis Material dalam Gudang Berikut ini merupakan jenis jenis material bahan baku packaging tissue yang ada pada gudang yang dikelola oleh Raw Material Department (RMD)

Lebih terperinci

PERALATAN MATERIAL HANDLING

PERALATAN MATERIAL HANDLING PERALATAN MATERIAL HANDLING 1. Konsep Muatan Satuan 2. Peralatan Material Handling Peralatan Material Handling 1 Material handling sering diidentikkan dengan peralatan, padahal peralatan tidak selalu dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Tata letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Terdapat berbagai macam pengertian atau definisi mengenai tata letak pabrik. Wignjosoebroto

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh BAB 2 STUDI LITERATUR Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh sumberdaya produksi secara efisien dan efektif sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum (maximum profit). Tanpa

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektur, sipil,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tata Letak Heizer dan Render (2009) mengatakan bahwa tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. tata

Lebih terperinci

Relayout Tata Letak Gudang Produk Jadi Menggunakan Metode Dedicated Storage

Relayout Tata Letak Gudang Produk Jadi Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.4, Desember 2013, pp.272-277 ISSN 2302-495X Relayout Tata Letak Gudang Jadi Menggunakan Metode Dedicated Storage Irfan Hadi Permana 1, Muhammad Adha Ilhami 2, Evi Febianti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan material adalah salah satu proses kunci dalam sebuah rantai

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan material adalah salah satu proses kunci dalam sebuah rantai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan suatu proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi dengan menggunakan mesin, peralatan, serta tenaga kerja. Teknologi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan dalam hal mengenai bahan yang akan diproses menjadi suatu produk bagi perusahaan industri merupakan hal penentu dalam kelancaran produksinya, maka perlu

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION By: Rini Halila Nasution, ST, MT TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan Tata Letak Pabrik, mahasiswa diharapkan mampu memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan analisa

Lebih terperinci

MATERIAL HANDLING. Materi Kuliah Ke-7 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS. Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT.

MATERIAL HANDLING. Materi Kuliah Ke-7 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS. Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT. MATERIAL HANDLING Materi Kuliah Ke-7 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT. dimas_yw@yahoo.com Definisi Seni dan ilmu pengetahuan dari perpindahan, penyimpanan, perlindungan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan Bab I, pada bab ini berisi mengenai latar belakang penelitian yang akan mengarahkan penelitian menuju topik yang akan dibahas, merumuskan masalah yang menjadi permasalahan bagi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gudang Gudang merupakan bagian dari sistem logistik yang digunakan untuk menyimpan produk (raw material, part, goods-in-process, finished goods), antara titik sumber

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi². Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo USULAN TATA LETAK ULANG MENGGUNAKAN SOFTWARE QUANTITATIVE SYSTEMS UNTUK MEMINIMALKAN JARAK PERPINDAHAN BAHAN DI LANTAI PRODUKSI DEPARTEMEN MECHANIC PT JEFTA PRAKARSA PRATAMA Khristian Edi Nugroho; Dimas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

Perbaikan Tata Letak Fasilitas Departemen Sheet Metal 1 PT. MCP

Perbaikan Tata Letak Fasilitas Departemen Sheet Metal 1 PT. MCP Pramono, et al. / Perbaikan Tata Letak Fasilitas Departemen Sheet Metal 1 PT. MCP / Jurnal Titra, Vol. 3, No. 2, Juli 2015, pp. 347-352 Perbaikan Tata Letak Fasilitas Departemen Sheet Metal 1 PT. MCP Meylinda

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II

Landasan Teori BAB II BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penyesuaian dan Kelonggaran Pembakuan sistem kerja tidak dapat di lepasakan dari dua aspek berikut, yaitu: pemberian penyesuaian dan pemberian kelonggaran. Penyesuaian diberikan

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode Shared Storage Dan Pendekatan Simulasi Di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara

Usulan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode Shared Storage Dan Pendekatan Simulasi Di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara Usulan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode Shared Storage Dan Pendekatan Simulasi Di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara Putra Satria Andi Santoso 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 Jurusan

Lebih terperinci

Gambar I.1 Presentase Perbandingan Revenue antara Produk Plastik dan Metal (Sumber : PT. XYZ, 2014)

Gambar I.1 Presentase Perbandingan Revenue antara Produk Plastik dan Metal (Sumber : PT. XYZ, 2014) Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT XYZ merupakan salah satu perusahaan penyedia peralatan peternakan dengan kegiatan utamanya adalah manufaktur dan penjualan peralatan kebutuhan kandang ayam. Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional perusahaan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional perusahaan dalam jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaturan tata letak merupakan suatu keputusan penting yang akan menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional perusahaan dalam jangka panjang. Pengaturan tata

Lebih terperinci

EVALUASI EKSPANSI GUDANG DAN USULAN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU PACKAGING TISSUE

EVALUASI EKSPANSI GUDANG DAN USULAN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU PACKAGING TISSUE EVALUASI EKSPANSI GUDANG DAN USULAN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU PACKAGING TISSUE Juni Harta, Nitha Amelia, Yessi Sulistyowati Dosen Pembimbing: Nike Septivani, S.T., M.M. Program Studi Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dilakukan beberapa analisa seperti yang dijelaskan berikut ini: 5.1 Analisa Aliran Material dengan From To

Lebih terperinci

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau 71 3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan. 4. Catat derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, semakin kecil biaya produksi maka semakin besar keuntungan yang didapat

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK Suatu lay-out pada umumnya ditentukan oleh jenis proses yang mendukungnya. Karena proses yang terjadi dalam industri begitu luasnya, maka lay-out yang direncanakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR DIAGRAM Diagram Judul Halaman 5.1. Penjadwalan Awal Produk Singlet Penjadwalan Awal Produk Baju Penjadwalan Awal Produk Jaket

DAFTAR DIAGRAM Diagram Judul Halaman 5.1. Penjadwalan Awal Produk Singlet Penjadwalan Awal Produk Baju Penjadwalan Awal Produk Jaket ABSTRAK PT. Surya Mulia Adikriya (PT. SMA) adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang garment yang memproduksi pakaian jadi dengan model, ukuran, dan jumlah yang sesuai dengan pesanan konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam

Lebih terperinci

Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang

Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang Petunjuk Sitasi: Z., M. M., & Lenggogeni, P. (2017). Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Perancangan tata letak pabrik merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perancangan unsur fisik suatu kegiatan, yang biasanya berhubungan dengan industri manufaktur.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI TATA LETAK GUDANG AREA SIMPAN: STUDI KASUS DI PT.GMS

OPTIMALISASI TATA LETAK GUDANG AREA SIMPAN: STUDI KASUS DI PT.GMS OPTIMALISASI TATA LETAK GUDANG AREA SIMPAN: STUDI KASUS DI PT.GMS Agung Chandra Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta Email: agungchandra_07@yahoo.co.uk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Perencanaan Tata Letak Perencanaan tata letak dapat dikemukakan sebagai proses perancangan tata letak, termasuk di dalamnya analisis, perencanaan, desain

Lebih terperinci

REDISAIN LAYOUT DAN PROSEDUR UNTUK REDUKSI WAKTU SETUP GUDANG KOMPONEN

REDISAIN LAYOUT DAN PROSEDUR UNTUK REDUKSI WAKTU SETUP GUDANG KOMPONEN REDISAIN LAYOUT DAN PROSEDUR UNTUK REDUKSI WAKTU SETUP GUDANG KOMPONEN Sriyanto, Bambang Purwanggono, Dessy Tri Astuti Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudarto, SH.,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan sistem kerja Suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancanganterbaik dari system kerja yang bersangkutan. Teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu rangkaian tahapan proses penelitian yang panjang dan terkait secara sistematika. Tiap tahap merupakan penentu tahap berikutnya, karena itu harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia industri tingkat produktifitas serta kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEDICATED STORAGE

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEDICATED STORAGE USULAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEDICATED STORAGE (Gudang Material PT. King Jim Indonesia) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Tata Letak 2.1.1 Pengertian Perancangan Tata Letak Perancangan fasilitas dapat dibagi menjadi dua bagian, lokasi fasilitas dan tata letak fasilitas (Afrazeh, Keivani,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

III BAB I PENDAHULUAN

III BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu sistem manajemen rantai pasok memiliki peranan penting untuk meningkatkan kinerja dalam setiap aktivitas industri. Salah satu faktor pendukungnya adalah gudang.

Lebih terperinci