Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013 DAFTAR ISI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013 DAFTAR ISI"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Hal i iii vi BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 i PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Indikator Keluaran Tempat Kegiatan METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Pola Pikir Tahapan Pelaksanaan Kegiatan GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI A. Letak Wilayah Studi B. Kondisi Geografis C. Kondisi Kependudukan D. PDRB Wilayah studi E. Kondisi Tata Guna Lahan F. Potensi Wilayah Studi KONDISI TRANSPORTASI WILAYAH STUDI 4.1 Toli-Toli A. Kondisi Transportasi Jalan B. Terminal C. Jaringan Pelayanan D. Kondisi Transportasi ASDP E.Kondisi transportasi Laut F. Kondisi Transportasi Udara

2 G. Identifikasi Permasalahan BAB 5 BAB 6 BAB 7 ANALISIS PEMODELAN TRANSPORTASI 5.1 Toli-Toli A. Arah Pengembangan Wilayah B. Potensi Wilayah C. Pergerakan Perjalanan Orang ANALISIS AWAL ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 6.1 Toli-Toli A. Tren Lingkungan Strategis B. Prediksi Bangkitan Perjalanan Orang Dan Barang C. Model Pengembangan Jaringan Transportasi D. Idealisasi Jaringan Transportasi E. Pengembangan Transportasi F. Arah Kebijakan Pengembangan Sistem Transportasi G. Strategi dan Upaya PENJADWALAN PROGRAM PENGEMBANGAN 7.1 Toli-Toli A. Penjadwalan Program Pengembangan B. Kondisi Transportasi Dengan Adanya Program Pengembangan Transportasi ii

3 DAFTAR TABEL BAB Tabel 2.1 Kebutuhan Data Sekunder Tabel 2.2 Kebutuhan Data Primer Tabel 3.1 Pembagian Wilayah administratif Kabupaten Tolitoli Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Tolitoli Tabel 3.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tolitoli Tabel 3.4 Luas Area, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kecamatan Tahun Tabel 3.5 Jumlah Penduduk 1990, 2000, 2010 dan Laju Pertumbuhan Menurut Kecamatan Tahun Tabel 3.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Wilayah Studi Tabel 3.7 Potensi Pengembangan Wilayah Belakang Kota Kecamatan Tabel 4.1 Ruas Jalan Kolektor K1 di Kabupaten Tolitoli Tabel 4.2 Ruas Jalan Strategis Nasional di kabupaten Tolitoli Tabel 4.3 Ruas Jalan Kolektor K2 di Kabupaten Tolitoli Tabel 4.4 Ruas Jalan Kolektor Primer K4 di Kabupaten Tolitoli Tabel 4.5 Jalan Lokal Primer di Kabupaten Tolitoli Tabel 4.6 Ruas Jalan Arteri Sekunder (dalam Kota) di Kabupaten Tolitoli Tabel 4.7 Ruas Jalan Nasional di Kabupaten Tolitoli Tabel 4.8 Aksesibilitas Pada Kabupaten Tolitoli Tabel 4.9 Aksesibilitas Pada Kabupaten Tolitoli Tabel 4.10 Headway Setiap Trayek di Kabupaten Toli Toli Tabel 4.11 Pelayanan Pelabuhan Tabel 4.12 Pelayanan Keluar Masuk Pelabuhan Tabel 4.13 Kinerja Pelayanan Tabel 4.14 Bongkar Muat Tabel 5.1 Rencana Pusat Kegiatan Kabupaten Tolitoli Tabel 5.2 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Kecamatan Tabel 5.3 Zona Kabupaten Tolitoli Tabel 5.4 Bangkitan Perjalanan per Hari iii

4 Tabel 5.5 Tarikan Perjalanan per Hari Tabel 5.6 Matrik Asal dan Tujuan Kab. Tolitoli Tahun Tabel 5.7 Matrik Asal dan Tujuan Kab. Tolitoli Tahun Tabel 6.1 Skenario Operasionalisasi Kawasan Prioritas Pengembangan Ekonomidi Provinsi Sulawesi Tengah Tabel 6.2 Output Skenario Fase 1 MP3EI, Tahun Tabel 6.3 Output Skenario Fase 2 MP3EI Tahun Tabel 6.4 Output Skenario Fase 3 MP3EI Tahun Tabel 6.5 Pergerakan Internal-Eksternal (Bangkitan) dan Eksternal-Internal (Tarikan) Tahun Tabel 6.6 Pergerakan Internal-Eksternal (Bangkitan) dan Eksternal-Internal (Tarikan) Tahun Tabel 6.7 Pergerakan Internal-Eksternal (Bangkitan) dan Eksternal-Internal (Tarikan) Tahun 2015+MP3EI Tabel 6.8 Pergerakan Internal-Eksternal (Bangkitan) dan Eksternal-Internal (Tarikan) Tahun 2020+MP3EI Tabel 6.9 Pergerakan Internal-Eksternal (Bangkitan) dan Eksternal-Internal (Tarikan) Tahun 2025+MP3EI Tabel 6.10 Pergerakan Internal-Eksternal (Bangkitan) dan Eksternal-Internal (Tarikan) Tahun Tabel 6.11 Matrik OD Penumpang Tahun Tabel 6.12 Matrik OD Penumpang Tahun Tabel 6.13 Pertumbuhan Matrik OD penumpang dengan adanya Program MP3EI Tahun Tabel 6.14 Matrik OD Penumpang Tahun 2025+MP3EI Tabel 6.15 Matrik OD Penumpang Tahun Tabel 6.16 Matrik OD Barang Tahun 2013 (ton) Tabel 6.17 Matrik OD Barang Tahun 2015 (ton) Tabel 6.18 Pertumbuhan Matrik OD barang dengan adanya Program MP3EI Tahun Tabel 6.19 Matrik OD Barang Tahun 2015+MP3EI (ton) Tabel 6.20 Pertumbuhan Matrik OD barang adanya Program MP3EI Tahun iv

5 Tabel 6.21 Matrik OD Barang Tahun 2020+MP3EI (ton) Tabel 6.22 Pertumbuhan Matrik OD barang adanya Program MP3EI Tahun Tabel 6.23 Matrik OD Barang Tahun 2025+MP3EI (ton) Tabel 6.24 Matrik OD Barang Tahun Tabel 6.25 Standar Minimal Tingkat Pelayanan Jalan Tabel 6.26 Tingkat Pelayanan dan Karakteristik Operasi Jalan Arteri Primer Tabel 6.27 Prediksi Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Utama Tahun Pada Kondisi Do-Nothing Tabel 6.28 Rasio Demand-Supply Jaringan Pelayanan Transportasi Tahun , Kondisi Do-Nothing Tabel 6.29 Perbaikan Jalan Kolketor Primer Tabel 6.30 Ruas Jalan Strategis Nasional Tabel 6.31 Ruas Jalan Kolektor K Tabel 6.32 Ruas Jalan Kolektor K Tabel 6.33 Ruas Jalan Kolektor K Tabel 6.34 Data Panjang beberapa ruas jalan Tabel 6.35 Penggunaan Moda Menurut Pelayanan Angkutan Umum Tabel 6.36 Trayek Angkutan Tabel 6.37 Indikasi program pengembangan simpul transportasi Tabel 6.38 Bangkitan dan Tarikan Zona Tabel 6.39 Trayek Angkutan Tabel 6.40 Ruas Jalan Penyediaan Fasilitas Halte Tabel 6.41 Perangkingan JS/JL Ratio Tertimbang Tabel 6.42 Usulan Pembangunan Jalan Baru antar kota kecamatan Tabel 6.43 Usulan Pembangunan Jalan Baru kawasan produksi Tabel 7.1 Penjadwalan Arah Pengembangan Tabel 7.2 Prediksi Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Kabupaten Tolitoli Tahun Pada Kondisi Do-Something Tabel 7.3 Ratio JS/JL Setelah Pembangunan dan Pengembangan Jalan Baru v

6 DAFTAR GAMBAR BAB Gambar 1.1 Wilayah Kegiatan Studi Gambar 2.1 Metode Pendekatan Teknis Gambar 2.2 Alur Program Pekerjaan Gambar 3.1 Peta Provinsi Sulawesi Gambar 3.2. Peta Kabupaten Toli-Toli Gambar 3.3 laju pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tolitoli Gambar 3.4 Tata Guna Lahan Kabupaten Tolitoli Gambar 4.1 Terminal Lelean Nono Gambar 4.2 Terminal Bumi Harapan Gambar 4.3 Terminal Sandana Gambar 4.4 Terminal Susumbolan Gambar 4.5 Moda Angkutan Kota Gambar 4.6 Moda angkutan AKAP dan AKDP Gambar 4.7 Moda Angkutan Desa Gambar 4.8 Peta Jaringan Trayek Kabupaten Toli-Toli Gambar 4.9 Pelabuhan Ferry Penyebrangan Tanjung Batu Gambar 4.10 Kapal KM Julung-Julung Gambar 4.11 Pelabuhan Dede Gambar 4.12 Bandar udara Sultan Bantilan Gambar 4.13 Jenis Pesawat di Bandara Sultan Bantilan Gambar 5.1 Keterkaitan kota-kota di Sulawesi Gambar 5.2 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Tolitoli tahun (2031) Gambar 5.3 Peta Zona Kabupaten Tolitoli Gambar 5.4 Model Jaringan Jalan Gambar 5.5 Modal Split Kabupaten Tolitoli Gambar 5.6 Desairline Lintas Angkutan Barang Gambar 6.1 Peta Sebaran Cengkeh Kabupaten Tolitoli Gambar 6.2 Peta Sebaran Kakao di Kabupaten Tolitoli vi

7 Gambar 6.3 Peta Sebaran Kelapa Kabupaten Tolitoli Gambar 6.4 Grafik PDRB Perkapita Atas Harga Berlaku Gambar 6.5 Peta Pola Perjalanan di Kabupaten Tolitoli Gambar 6.6 Tahapan Pelaksanaan MP3EI Gambar 6.7 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Tolitoli Gambar 6.8 Kondisi Terminal Pada Tahun Gambar 6.9 Lokasi Persimpangan Pada Tahun Gambar 6.10 Kondisi Ruas Jalan Trans Sulawesi Gambar 6.11 Usulan Penyediaan Fasilitas Pejalan Kaki Gambar 6.12 Lokasi Titik Pelabuhan di Kabupaten Tolitoli Gambar 6.13 Alur Pelayaran Pelabuhan di Kabupaten Tolitoli Gambar 6.14 Potensi Pergerakan Angkutan Kota dan Kantong Penumpang Gambar 6.15 Usulan Perencanaan Jaringan Trayek Utama dan Perintis Gambar 6.16 Peta Jaringan Trayek Pemadu Moda dari Bandara Sultan Bantilan Gambar 6.17 Peta Rute Layanan Angkutan Antar Jemput Dalam Provinsi Kab.Tolitoli Gambar 6.18 Peta Lokasi Perencanaan Terminal di Kabupaten Tolitoli Gambar 6.19 Penempatan Shelter Gambar 6.20 Peletakan Tempat Perhentian di Pertemuan Jalan Simpang Empat Gambar 6.21 Peletakan Tempat Perhentian di Pertemuan Jalan Simpang Tiga Gambar 6.22 Peta Lokasi Halte di Kabupaten Tolitoli (Dolo Morawala dan Tolitoli Biromaru) Gambar 6.23 Peta Usulan Pembangunan Jalan Baru Antar Kota Kecamatan Gambar 6.24 Peta Usulan Pembangunan Akses Jalan Baru Kawasan Produksi Gambar 6.25 Peta Usulan Lokasi Terminal Angkutan Barang Gambar 6.26 Peta Usulan Jalur Lintas Angkutan Barang Gambar 6.27 Penampang Melintang Jalan Kelas II Gambar 7.1 Grafik Perbandingan Kinerja Ruas Jalan Gambar 7.2 Grafik Perbandingan Js/Jl vii

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi yang berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efisien dan efektif dalam menunjang dan sekaligus menggerakan dinamika pembangunan; mendukung mobilitas manusia dan barang serta jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah, peningkatan hubungan nasional dan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara. MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan melengkapi dokumen perencanaan. Saat ini sudah di identifikasi lokasi kawasan Perhatian Investasi (KPI) oleh KP3EI terkait dengan wilayah kabupaten/kota. Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah) maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama). Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu. Sebagaimana diketahui, konektivitas nasional Indonesia merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu, perwujudan penguatan konektivitas nasional perlu mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan pusat-pusat perekonomian lokal, regional dan dunia (global) dalam rangka 1

9 meningkatkan daya saing nasional. Hal ini sangat penting dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan lokal, regional dan global/internasional. Koridor Ekonomi Sulawesi dalam sistem ekonomi nasional memiliki potensi tinggi di bidang ekonomi dan sosial dengan kegiatan-kegiatan unggulannya. Meskipun demikian, secara umum terdapat beberapa hal yang harus dibenahi di Koridor Ekonomi Sulawesi : a) Rendahnya nilai PDRB per kapita di Sulawesi dibandingkan dengan pulai lain di Indonesia; b) Kegiatan ekonomi utama pertanian, sebagai kontributor PDRB terbesar (30 persen), tumbuh dengan lambat padahal kegiatan ekonomi utama ini menyerap sekitar 50 persen tenaga kerja; c) Investasi di Sulawesi berasal dari dalam dan luar negeri relative tertinggal dibandingkan di daerah lain; d) Infrastruktur perekonomian dan social seperti jalan, listrik, air, dan kesehatan kurang tersedia dan belum memadai. Pembangunan Koridor Ekonomi Sulawesi berfokus pada kegiatan-kegiatan ekonomi utama pertanian pangan, kakao, perikanan, dan nikel. Selain itu, kegiatan ekonomi utama minyak dan gas bumi dapat dikembangkan yang potensial untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di koridor ini. Dalam jangka panjang, diperlukan upaya konsisten untuk membangun industri hilir pertambangan dan hasil perkebunan. Hilirisasi industri diiringi pemasaran secara sinergis dan strategis akan menghasilkan pertambahan nilai optimal di dalam koridor yang berimplikasi pada perluasan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk yang dihasilkan. Pembangunan struktur ruang diarahkan pada pemahaman pola pergerakan barang dari hasil perkebunan (kakao) maupun tambang nikel, dan migas, menuju tempat pengolahan dan atau kawasan industry, yang berlanjut menuju ke pelabuhan. Untuk itu, penentuan prioritas dan kualitas pembangunan serta pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan di setiap provinsi diarahkan untuk melayani angkutan barang disepanjang jalur konektivitas ekonomi di provinsi yang bersangkutan. Demikian pula pembangunan infrastruktur air dan energy dilakukan untuk mendukung produksi pertanian pangan, kakao, maupun pertambangan yang ada disetiap provinsi, yang berujung pada peningkatan manfaat dan nilai tambah produk yang dihasilkan. 2

10 Pembangunan struktur ruang Koridor Ekonomi Sulawesi akan berkembang sejalan dengan pembangunan dan keberadaan jalan raya trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi bagian Selatan hignga utara. Struktur ruang koridor ini mengalami dinamika yang tinggi seiring dengan percepatan pergerakan barang dan orang dari intra dan inter pusat-pusat pertumbuhan di dalam koridor Ekonomi Sulawesi maupun antar antar Koridor Ekonomi Sulawesi dengan koridor ekonomi lainnya di Indonesia. Selain itu, mengingat bahwa koridor ini berada di sisi Samudra Pasifik dan jalur pelayaran Internasional, maka sangat penting untuk dapat menentukan lokasi yang akan berfungsi sebagai hubungan internasional. Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara, atau pelabuhan Makassar di Sulawesi Selatan merupakan alternative pelabuhan yang dapat dikembangkan menjadi hubungan internasional. Penetapan hubungan internasional di kawasan Indonesia Timur diharapkan dapat mempercepat pembangunan di Indonesia Timur yang lebih di dominasi oleh pulau-pulau. Sebagai unsur pendorong, Tatrawil berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk menghubungkan daerah terisolasi dengan daerah berkembang yang berada di luar wilayahnya, sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yang strategis. Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) pada hakekatnya merupakan suatu Konsep Pembinaan Transportasi dalam pendekatan kesisteman yang mengintegrasikan sumber daya dan memfasilitasi upaya-upaya untuk mencapai tujuan nasional. Dalam hal ini adalah penting untuk secara berkelanjutan memperkuat keterkaitan fungsi atau keterkaitan aktivitas satu sama lainnya baik langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan transportasi baik pada Tataran Transportasi Nasional (Tatranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil), maupun Tataran Transportasi Lokal (Tatralok). Di sisi lain, fungsi transportasi sebagai unsur promoting dan servicing dalam pengembangan transportasi yang menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk menghubungkan daerah terisolasi, tertinggal dan perbatasan dengan daerah berkembang yang berada di luar wilayahnya, sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yang sinergis. Dalam kaitan tersebut dan dalam rangka perwujudan SISTRANAS dalam Mendukung MP3EI perlu disusun jaringan transportasi pada tataran Nasional, Propinsi dan Lokal Kabupaten / Kota agar tercipta harmonisasi dan sinkronisasi penyelenggaraan transportasi. Pada Tataran wilayah propinsi (Tatrawil) telah disusun secara simultan pada tahun 2012 yang perlu di tindak lanjuti 3

11 dengan penyusunanan Tatralok pada tahun 2013 ini khususnya pada wilayah Kabupaten / Kota yang belum berkembang dengan baik. Dengan demikian diperoleh arah pembangunan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana yang dapatberperan dalam mendukung perekonomian wilayah (MP3EI) dan mendorong pertumbuhan wilayah yang belum berkembang baik pada tataran lokal, provinsi hingga nasional/internasional. 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari studi ini adalah menyusun Tataran Transportasi Lokal sejalan dengan dinamika perkembangan ekonomi wilayah dan pola Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, sebagai pedoman pengaturan, pembangunan dan penyelenggaraan transportasi Lokal. Tujuan studi adalah tersedianya dokumen rencana dan program pengembangan transportasi lokal kabupaten/kota di 6 wilayah, 1 (satu) Kota dan 5 (lima) Kabupaten yaitu : Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala, yang efektif dan efisien dalam mendukung Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). 1.3 RUANG LINGKUP a) Ruang Lingkup Pekerjaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi ini adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi permasalahan sistem transportasi lokal yang ada; 2. Identifikasi pelayanan, jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi secara terpadu; 3. Analisis permintaan transportasi dan pola bangkitan serta pergerakan terkait dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan rencana pembangunan dalam MP3EI; 4. Pengkajian Model pengembangan jaringan transportasi lokal kabupaten / kota; 5. Merumuskan alternatif pengembangan jaringan prasarana dan pelayanan transportasi; 6. Merumuskan kebijakan, strategi dan program pengembangan jaringan prasarana dan pelayanan transportasi; 7. Menetapkan prioritas dan tahapan pengembangan jaringan transportasi lokal dalam kurun waktu 2014, 2019, 2025 dan 2030; 4

12 8. Menyusun rancangan peraturan Bupati / Walikota tentang Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok); 9. Mengadakan FGD di Ibu Kota Kabupaten / Kota untuk mendapatkan masukan alternatif pengembangan jaringan transportasi lokal; b) Ruang Lingkup Jangka Waktu Adapun jangka waktu perencanaan dalam penyusunan Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi ini adalah untuk kurun waktu dari tahun c) Ruang Lingkup Wilayah Kegiatan penelitian ini dibatasi hanya dalam lingkup penyusunan Tataran Transportasi Lokal kabupaten/kota terkait dengan permintaan transportasi dan pola bangkitan serta pergerakan, utamanya untuk mendukung prioritas pembangunan sentra produksi di koridor ekonomi Sulawesi. 1.4 INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN Indikator pelaksanaan penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi ini adalah Tersedianya Dokumen Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) dan konsep legalitas penetapannya di 6 wilayah, 1 (satu) Kota dan 5 (lima) Kabupaten yaitu : Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala. Keluaran kegiatan adalah enam (6) laporan di 6 wilayah, 1 (satu) Kota dan 5 (lima) Kabupaten yaitu : Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala. 1.5 TEMPAT KEGIATAN Pelaksanaan studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi ini adalah di Koridor IV Sulawesi Provinsi Sulawesi Tengah. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat di gambar berikut ini. 5

13 Gambar 1.1 Wilayah Kegiatan Studi 6

14 BAB 2 METODOLOGI PENELITIAN 2.1 POLA PIKIR Pola pikir penyusunan tatralok pada dasarnya menggunakan pendekatan model perencanaan transportasi. Konsep dasar dari perencanaan transportasi (transport planning) secara umum adalah untuk hal-hal sebagai berikut : a) Memprediksi jumlah bangkitan perjalanan dan pola pergerakan orang dan barang di kawasan studi, pada masa yang akan datang (tahun rencana) untuk kepentingan kebijakan investasi perencanaan transportasi. b) Memperkirakan kinerja prasarana transportasi dan efisiensinya untuk semua sistem transportasi yang ada dan yang mungkin diadakan di wilayah studi. c) Menentukan strategi penataan dan pengembangan prasarana transportasi serta penyusunan program untuk implementasinya. Selain pada hal-hal yang telah disebutkan tersebut diatas, Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi adalah untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi di Koridor IV Sulawesi. Dengan demikian studi ini harus menjadikan MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) harus menjadi rujukan utama dalam penyusunan studi ini. Hal ini disebabkan oleh karena dalam MP3EI, telah dibagi koridor-koridor ekonomi Indonesia yang terdiri atas : a) Koridor Ekonomi Sumatera b) Koridor Ekonomi Jawa c) Koridor Ekonomi Kalimantan d) Koridor Ekonomi Sulawesi e) Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara f) Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku Berdasarkan konsep tersebut di atas, pendekatan sistem dalam perencanaan transportasi di Provinsi Sulawesi Tengah untuk Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam 1

15 Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada gambar berikut ini Kajian Kebijakan Tinjau Jaringan Transportasi Propinsi dan Kabupaten/Kota Inventarisasi Rencana Umum dan Teknis Pengembangan Perhubungan Kebijakan-Kebijakan Nasional Khususnya MP3EI dan MP3KI Kompilasi Data Data Statistik Data Asal Tujuan Potensi Wilayah Prasarana dan Sarana Transportasi Analisis Wilayah Analisis Teknis Analisis Prediksi Pemetaan Demand Pelayanan Transportasi Pola Kecenderungan dan Arah Pengembangan Wilayah Potensi dan Masalah Pengembangan Wilayah Kajian Terhadap RTRW K Analisis Bangkitan Tarikan Analisis Permintaan Transportasi Kab./Kota Model Pengembangan Jaringan Transportasi Kab/Kota Alternatif Pengembangan Transportasi Kab./Kota Alternatif Pemilihan Moda Proyeksi Demand Pelayanan Transportasi Pemetaan Supply Pelayanan Transportasi Proyeksi Supply Pelayanan Transportasi Besaran dan pola pergerakan arus lalu lintas (orang dan barang) Strategi penataan dan pengembangan sistem transportasi yang ada dan yag akan datang untuk agkutan orang dan barang: Sistem angkutan darat Sistem angkutan laut Sistem angkutan udara PENYUSUNAN TINGKAT PRIORITAS PENYUSUNAN PROGRAM UNTUK IMPLEMENTASINYA Kinerja sistem transportasi dan defisiensi: Jaringan jalan Trayek angkutan umum Jaringan lintas angkutan barang Fasilitas bongkar muat barang Fasilitas parkir Guna ruang jalan. Outlet transportasi Prov. Sulawesi Tengah (dermaga, pelabuhan, bandara, terminal) REKOMENDASI: Penataan dan Pengembangan Sistem Transportasi dan Sistem Pendanaannya Gambar 2.1 Metode Pendekatan Teknis 2

16 Secara garis besar pendekatan dan pola pikir yang digunakan didalam pelaksanaan Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi adalah sebagai berikut : 2.2 TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah ini dilaksanakan dengan mengacu pada program kerja berikut, disesuaikan dengan petunjuk teknis penyusunan Tatralok yang telah ada.secara umum, alur program yang digunakan dalam pengerjaan pekerjaan ini disajikan pada gambar berikut. TAHAP KEGIATAN Tahap Persiapan Kerangka Persiapan dan Mobilisasi Koordinasi dan Mobilisasi Tim Penajaman Metode dan Rencana Kerja Penyiapan Peta Dasar Pengumpulan Data Awal Kajian Literatur Pelaporan Laporan Pendahulu Pelaksanaan Survey Tahap Survey dan Pengumpulan Tinjau Ulang Jaringan Transportasi Propinsi dan Kabupaten/Kota Inventarisasi Rencana Umum dan Teknis Pengembangan Perhubungan Inventarisasi Sistem Perencanaan Pengembangan Perhubungan Identifikasi Kebijakan Pengembangan Transportasi Identifikasi Jaringan Pelayanan dan Jaringan Prasarana Transportasi Eksisting Kompilasi Data Analisis Awal Laporan Antara Analisis Tatralok Analisis Tatralok Tahap Akhir Analisis Teknis Analisis Normatif Analisis Wilayah Kajian Terhadap RTRWK Analisa Bangkitan Tarikan Penyusunan Merumuskan Kebijakan Tatralok Kedepan Wujud Jaringan yang Diinginkan Aspek Integrasi Antar Focus Group Discussion Finalisasi Studi Tersusunnya Tatralok 6 Kota/Kabupaten Sulteng yang Mendukung Percepatan Pola Kecenderungan: Dampak Ekonomi Pasar, Demografi yang Akan Datang Lingkungan Strategis Kabupaten/Kota, Propinsi Gambar 2.2 Alur Program Pekerjaan Draft Laporan Laporan 3

17 Secara umum, tahapan pekerjaan Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi akan terdiri atas tahapan penting, yaitu: a) Tahapan persiapan; b) Tahap pengambilan di lapangan; c) Tahap pengumpulan data dan informasi; d) Tahap FGD; e) Tahap penyusunan laporan akhir. Pada bagian-bagian selanjutnya akan dijelaskan secara mendalam rencana pelaksanaan kajian pada setiap tahapan yang disampaikan. Dalam tahapan-tahapan tersebut.diharapkan tahapantahapan ini dapat menghasilkan jawaban yang tepat bagi pelaksanaan kajian. a) Tahap Persiapan Kajian pustaka atau kajian literatur merupakan bagian penting dari studi ini, yang bertujuan untuk mengkaji studi-studi terdahulu yang dianggap relevan dengan topik bahasan studi ini. Pada dasarnya kajian literatur menghasilkan rangkuman mengenai kajian penelitian yang telah dilakukan, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk mengembangkan teori atau pendekatan baru yang akan diterapkan dalam studi ini. Sumber-sumber penelitian ini didasari dari berbagai teori yang bersumber dari berbagai text book serta hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai jurnal penelitian dalam bentuk print-out atau hasil unduhandari internet. Kajian literatur ini akan mendukung teori, metodologi, serta data awal dan asumsi-asumsi yang dikembangkan dalam studi ini. Secara umum sumber-sumber tersebut terbagi menjadi tiga kelompok informasi, yaitu: Text book; pada dasarnya merupakan sumber landasan teori yang menjadi acuan dari studi ini. Dari berbagai sumber literatur tersebut diperoleh berbagai acuan tentang teori perkiraan bangkitan perjalanan orang dan barang, perkiraan distribusi perjalanan, pemilihan moda, dan perencanaan trayek/rute operasi Hasil Studi Sebelumnya; merupakan hasil-hasil studi yang telah dilakukan tentang penyusunan tatralok dan pengambilan kebijakan pada penyusunan sistranas, tatranas, dan tatrawil serta penyelarasan tatralok dengan rencana tata ruang wilayah. 4

18 Data sekunder; diperoleh dari berbagai sumberyang berasal, antara lain, dari internet serta dari instansi terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan, dan Biro Pusat Statistik. b) Persiapan Survey Survei primer maupun sekunder dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang belum dimiliki sebagai bahan atau input dari proses analisis yang akan dilakukan. Sebelum melakukan survei perlu dilakukan inventarisasi data dan informasi yang diperlukan pada proses analisis, sehingga survei dapat dilakukan lebih efektif dan efisien. Pada tahap persiapan survei ini dilakukan penetapan metoda survei dan penyiapan SDM dan koordinasi. Penetapan metoda survei akan disesuaikan dengan jenis data yang akan didapatkan. SDM dan alat alat survei akan disesuaikan dengan jenis data yang akan didapatkan. Sebagai gambaran awal, salah satu survei yang akan dilakukan adalah melakukan wawancara dengan instansi terkait yaitu Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah untuk mengetahui persepsinya tentang tingkat penyediaan, tingkat pelayanan dan tingkat kepuasan sarana perhubungan. c) Persiapan Analisis Tahap persiapan analisis dititikberatkan pada identifikasi dan perumusan masalah. Sehingga akan terbentuk pola pikir studi yang tepat dalam pengerjaan pekerjaan ini. Termasuk ke dalam persiapan proses analisis adalah: 1. Kajian terhadap Kebijakan Pemerintah yang relevan, antara lain: Undang undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Undang undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Undang undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Undang undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Undang undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan Undang undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah 2. Kajian terhadap Kebijakan Nasional Sistranas dan Tatranas 5

19 Sislognas MP3EI MP3KI RPJM RPJM Provinsi Sulawesi Tengah RPJMD masing-masing Kabupaten/Kota (wilayah kajian) 3. Kajian terhadap Sinergitas Pusat, Wilayah dan Lokal 4. Kajian terhadap Permasalahan Transportasi Wilayah dan Lokal Sinkronisasi MP3EI dengan Tatrawil serta Tatralok Sinkronisasi Sislognas dengan Tatrawil serta Tatralok Pola Pembiayaan KPS Pada tahap persiapan analisis ini juga akan dipilih metoda yang sesuai untuk pemetaan potensi dan kendala, dan metoda penyusunan kebijakan. d) Tahap Pengambilan di Lapangan/Survey Tahap pengumpulan data dengan pelaksanaan survei, baik di Pusat (Jakarta) maupun di Daerah (1 Kota, 5 Kabupaten Provinsi Sulawesi Tengah). Sasaran dari pengumpulan data adalah mendapatkan bahan bahan input untuk proses analisis yang akan dilakukan selanjutnya.pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait maupun dari studi studi sebelumnya : Tabel 2.1 Kebutuhan Data Sekunder No Jenis Data Sumber 6 1 Dokumen Perencanaan - RTRW (Nasional, Pulau Sulawesi, Propinsi Sulawesi Tengah dan Propinsi Perbatasan) - RTRW Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala - Sistranas, Tatranas, Tatrawil dan Tatralok - Kementerian Koordinator Perekonomian - Kementerian PU - Kementerian Perhubungan - Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara - Pemerintah Daerah Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala - Instansi terkait lainnya

20 No Jenis Data Sumber - MP3EI 2 Data dan peta Jaringan Transportasi Jalan SULTENG dan Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala - Dinas PU Prop SULTENG dan Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala - Dinas Perhubungan Prop SULTENG - Dinas Perhubungan Kota Palu, - Eksisting Kabupaten Toli-Toli, Morowali, - Rencana Banggai, Sigi, Donggala 3 Hasil O-D Nasional Badan Litbang Kementerian Perhubungan 4 Data Sosio Ekonomi - BPS Prop SULTENG dan Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala 5 Jaringan pelayanan & prasarana transportasi Prop SULTENG dan Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala (trayek, terminal, dermaga/pelabuhan,bandara) - DISHUB Prop SULTENG dan Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala - Pengelola Pelabuhan - Pengelola Bandara 6 Studi-studi terdahulu yang terkait - Dinas/Instansi terkait lainnya Sumber : Hasil Analisis, 2013 Pada dasarnya survai lapangan dilakukan untuk melakukan verifikasi terhadap data yang diperoleh melalui survey data sekunder. Dari Kerangka Acuan Kerja dapat ditarik beberapa item data yang harus dikumpulkan konsultan melalui survey lapangan dalam pelaksanaan Studi Tinjau Ulang TATRAWIL Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi di Koridor IV Sulawesi ini, yaitu sebagai berikut: Tabel 2.2 Kebutuhan Data Primer No Jenis Data Sumber 1 Data guna lahan Survey land use 2 Data volume lalu lintas Survey traffic counting 3 Data inventarisasi jalan Survey road inventory 7

21 No Jenis Data Sumber 4 Data inventarisasi terminal, dermaga/pelabuhan, bandara Survey inventarisasi terminal, pelabuhan, bandara 5 Data bongkar muat barang Survey lokasi bongkar muat barang 6 Data kinerja terminal, dermaga/pelabuhan, bandara Survey performance terminal, pelabuhan dan bandara 7 Data O-D (up date) Survey wawancara 8 Data persepsi regulator, operator dan user terhadap pengembangan jaringan transportasi di Sulawesi Tengah Survey wawancara Sumber : Hasil Analisis, 2013 e) Tahap Pengolahan, Analisa dan Evaluasi/Kompilasi Data Tahap kompilasi data merupakan proses mengumpulkan data berupa narasi, tabel dan peta yang akan dijadikan masukan (input) pada proses analisis. Data yang disajikan merupakan data terbaru yang didapat dari berbagai instansi terkait, terutama Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan, Badan Pusat Statistik, dan Bakosurtanal. Tahapan ini dilakukan setelah data-data primer serta sekunder mengenai kajian terkumpul dari lokasi-lokasi survey. Pelaksanaan tahap Pengolahan, Analisis dan Evaluasi akan dilakukan dengan dengan langkah-langkah berikut: 1. Pengelompokkan data dan informasi yang dikumpulkan 2. Tabulasi Data Kuesioner sesuai dengan metode analisa yang akan digunakan 3. Analisis dan Evaluasi Data berdasarkan masing-masing lokasi survey 4. Analisis data dengan software aplikasi yang sesuai 5. Identifikasi persoalan berdasarkan analisa yang telah dilakukan 6. Penyusunan Laporan Sementara/Draft Laporan Akhir 8

22 f) Tahap Input Tahap input merupakan masukan berupa faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses analisis dan pengambilan keputusan rekomendasi. Beberapa input yang diperlukan dalam Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi ini meliputi : 1. Kondisi fisik wilayah, yang meliputi batas wilayah, luas wilayah, iklim, topografi, kondisi tanah dan batuan; 2. Kondisi sosial ekonomi wilayah yang meliputi: jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, tingkat pendidikan, penduduk usia produktif, tingkat PDRB dan PDRB perkapita, besaran ekspor dan impor, tingkat inflasi, komoditas andalan; 3. Kondisi transportasi, yang meliputi identifikasi jaringan sarana dan prasarana, jaringan pelayanan, moda unggulan serta identifikasi kinerja moda-moda transportasi di Provinsi Sulawesi Tengah yang terdiri atas moda transportasi jalan raya, jalan rel, moda transportasi udara serta moda transportasi air yang meliputi angkutan sungai dan penyeberangan (ASDP) dan angkutan laut. 4. Peraturan dan regulasi yang terkait, yang meliputi Undang-undang dan peraturan pelaksanaan di bawahnya yang berkaitan dengan transportasi dan MP3EI. 5. Kebijakan yang berkaitan dalam lingkup regional (misalnya RTRWP, Sistem Transportasi Wilayah/Regional); dan lingkup nasional (misalnya RTRWN, Sistem Transportasi Nasional). g) Tahap Proses Tahap proses merupakan tahap pengkajian dan analisis terhadap masukan yang diperoleh dari tahap sebelumnya, meliputi : 1. Identifikasi dan analisis awal isu-isu strategis yang terkait dengan kondisi fisik wilayah; kondisi sosial ekonomi; kondisi transportasi; dan rencana penataan tata ruang yang ada; 2. Analisis kelembagaan dan finansial mencakup peraturan perundang-undangan dan kepemilikan; pengusahaan jasa transportasi; koordinasi kelembagaan dan efisiensi; analisis pola pendanaan/pembiayaan; 3. Analisis penyediaan jaringan transportasi, mencakup identifikasi jaringan prasarana dan pelayanan transportasi antar zona dalam skala propinsi serta skala regional dan nasional terkait; analisis tingkat pelayanan/kinerja operasional; analisis kinerja biaya; analisis 9

23 keterpaduan antar dan intra moda serta pelayanan multimoda; analisis dampak pengoperasian sistem transportasi; 4. Analisis permintaan jasa transportasi, mencakup penentuan zona; bangkitan dan distribusi arus barang dan orang; analisis pola arus barang dan orang serta model pengembangan transportasi; pemilihan moda; 5. Identifikasi defisiensi transportasi di waktu yang akan datang, mencakup identifikasi defisiensi transportasi di waktu yang akan datang berdasarkan tingkat kinerja sasaran saat ini; pengaruh peningkatan operasional terhadap kebutuhan transportasi di waktu yang akan datang; pendefisian dan kriteria koridor kritis; 6. Analisis dan evaluasi alternatif koridor kritis, mencakup analisis pilihan jenis angkutan pada koridor kritis; permintaan lalu lintas terhadap jenis angkutan pada koridor kritis; penyusunan, analisis dan evaluasi perencanaan pada koridor kritis; serta peringkat koridor kritis. 7. Analisis dan evaluasi alternatif rencana dan program transportasi wilayah, mencakup penyusunan alternatif; modal split dan arus lalu lintas di waktu yang akan datang; dampak jangka panjang terhadap alternatif rencana pola arus lalu lintas; analisis komprehensif masing-masing alternatif; serta evaluasi alternatif rencana. Tahap output sebagai tahap akhir studi merupakan tahap penyusunan rekomendasi yang terkait dengan rencana pengembangan jaringan sarana dan prasarana transportasi wilayah yang mencakup struktur jaringan, pelayanan transportasi, moda transportasi unggulan, serta outlet wilayah yang akan digunakan bersama-sama dokumen RTRW Provinsi Sulawesi Tengah dalam pengambilan kebijakan penentuan prioritas pembangunan dan pengembangan sarana-prasarana transportasi di tingkat wilayah Provinsi Sulawesi Tengah pada horizon waktu 20 tahun. h) Focus Group Discussion Diskusi yang melibatkan tim penyedia jasa, tim teknis pengguna jasa, dan para nara sumber yang disiapkan oleh pengguna jasa. Diskusi ini adalah suatu interaksi komunikasi antara tim teknis penguna jasa, tim penyedia jasa, dan para nara sumber. 10

24 i) Tahap Penyusunan Laporan Akhir Tahap akhir ini dilakukan setelah melakukan koordinasi dan diskusi dengan pihak pusat dan daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota). Pada tahap ini dilakukan perumusan naskah akademis Tataran Transportasi Lokal1 Kota dan 5 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang berisikan tentang rumusan kebijakan Sistranas pada Tatralokdi Provinsi Sulawesi Tengah, landasan pengembangan jaringan transportasi lokal, pengembangan jaringan pelayanan transportasi, dan tahapan pengembangan jaringan transportasi lokal yang tersusun berdasarkan program pembangunan jangka pendek dan menengah. Tahap finalisasi merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan. Seperti dijelaskan sebelumnya, keluaran yang akan dihasilkan dalam pekerjaan ini adalah tersusunnya Dokumen hasil kajian tataran transportasi lokal di 1 Kota, 5 Kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah. Pelaksanaan tahap ini akan dilakukan dengan dengan langkahlangkah berikut: 1. Penyempurnaan Laporan Kemajuan 2. Penyesuaian hasil diskusi teknis dan hasil FGD 3. Penyusunan Laporan Akhir 11

25 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013 BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI KABUPATEN TOLI-TOLI A. Letak Wilayah Studi Kabupaten Tolitoli merupakan Kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran wilayah Kabupaten Buol-Tolitoli Propinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-undang RI No. 51 Tahun Kabupaten Tolitoli merupakan salah satu dari sembilan Kabupaten dan satu kota yang ada di Propinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis, Kabupaten Tolitoli yang berada di bagian utara Provinsi Sulawesi Tengah terletak pada BT dan LU Kabupaten Tolitoli secara administratif memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Utara : Laut Sulawesi dan Kabupaten Buol Timur : Kabupaten Buol Selatan : Kabupaten Parigi Moutong Barat : Selat Makassar Kabupaten Tolitoli 1

26 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013 Gambar 3.1 Peta Provinsi Sulawesi Letak Tolitoli yang berada di bagian utara pulau sulawesi menjadikan salah satu kabupaten yang memiliki kontribusi yang besar dalam menghubungkan wilayah-wilayah yang berada jauh di ujung sulawesi sehingga dapat mendorong dan menunjang kegiatan ekonomi di wilayah sekitarnya. Kabupaten Tolitoli Gambar 3.2 Peta Kabupaten Tolitoli B. Kondisi Geografis Wilayah Studi Tolitoli dengan letak geografis yang sangat strategis yaitu berada diselat Makassar, salah satu dari tujuan selat strategi didunia, hubungan langsung dengan dunia internasional mendorongpemerintah untuk terus mengembangkan potensi daya terik investasi didaerah Tolitoli. Seperti tertera di rencana strategis pengembangan daerah, ditahun mendatang Tolitoli dapat berdiri sebagai kabupaten mandiri dan sejahtera bertumpu pada pertanian, perkebunan, industri, perikanan dan perdagangan. Luas Wilayah dan Pembagian Administrasi Wilayah Kabupaten Tolitoli dengan luas 4.079,77 Km2 secara administrasi dibagi menjadi 10 kecamatan, yang terdiri dari 86 desa dan 5 kelurahan. 2

27 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013 Tabel 3.1 Pembagian Wilayah administratif Kabupaten Tolitoli No. Nama Kecamatan Luas (Km 2 ) Desa Kelurahan 1 Dampal Selatan 392, Dampal Utara 182, Dondo 542, Ogodeide 412, Basidondo 441, Baolan 258, Lampasio 626, Galang 597, Tolitoli Utara 405, Dako Pemean 221,00 4 TOTAL 4.079, Sumber : Kabupaten Tolitoli Dalam Angka 2012 Kecamatan Lampasio merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Tolitoli dengan luas 626 Km 2 dengan 9 Desa, sedangkan Kecamatan Dondo merupakan Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak yaitu 12 Desa. C. Kondisi Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Tolitoli 1980 adalah jiwa. Pada tahun 1990 meningkat menjadi jiwa, tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Tolitoli meningkat lagi menjadi jiwa. Pada tahun 2009 penduduk Kabupaten Tolitoli berjumlah jiwa (Tabel 3.24) Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Tolitoli No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

28 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013 No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Sumber : Kabupaten Tolitoli Dalam Angka 2011 Secara umum penduduk Kabupaten Tolitoli pada tahun 2011 berjumlah jiwa. Baolan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak ( jiwa), sedangkan Kecamatan Dako Pemean merupakan dengan jumlah penduduk yang terkecil (8.612 jiwa). Sedangkan kepadatan penduduk Kabupaten Tolitoli sebesar 53 jiwa/km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi adalah adalah Kecamatan Baolan (250 jiwa/km2). Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Lampasio (19 jiwa/km2) Tabel 3.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tolitoli 2011 No. Nama Kecamatan Luas (Km 2 ) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) 1 Dampal Selatan 392, Dampal Utara 182, Dondo 542, Ogodeide 412, Basidondo 441, Baolan 258, Lampasio 626, Galang 597, Tolitoli Utara 405, Dako Pemean 221, TOTAL 4.079, Sumber : Kabupaten Dalam Angka

29 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013 Informasi tentang kependudukan sangat diperlukan dalam merencanakan program dan kebijakan pembangunan. Berdasarkan proyeksi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Tolitoli pada tahun 2011 adalah sebesar jiwa dengan tingkat kepadatan 53 orang per km2. Tabel 3.4 Luas Area, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kecamatan Tahun 2011 Sumber : Kabupaten dalam angka Perkembangan penduduk Kabupaten Tolitoli pada Tabel 3.29, terlihat bahwa pada tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Tolitoli tercatat jiwa, angka ini bertumbuh

30 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013 menjadi jiwa pada tahun Dengan demikian tercatat pertumbuhan penduduk Kabupaten Tolitoli selang sepuluh tahun mencapai rata-rata pertahunnya mencapai 1,26 % (SP2010). Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa keragaman laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tolitoli menurut kecamatan hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa kecamatan Basidondo mempunyai laju pertumbuhan yang terbesar yaitu 1,96 %, sedangkan laju pertumbuhan terkecil terjadi di kecamatan Lampasio yaitu sebesar 0,45 %. Tabel 3.5 Jumlah Penduduk 1990, 2000, 2010 dan Laju Pertumbuhan Menurut Kecamatan Tahun 2011 Sumber : Kabupaten dalam angka

31 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013 D. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Wilayah Studi Kondisi perekonomian Kabupaten Tolitoli saat ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, serta terciptanya laju pertumbuhan PDRB yang positif, seperti tertera dalam tabel sebagai berikut. Tabel 3.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Wilayah Studi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Konstan Menurut Lapangan Usaha, Gross Regional Domestic Product at Current market Prices by Industrial Origin, (Juta Rupiah/million Rupiahs) Lapangan Usaha Industrial Origin (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian/ Agriculture 2. pertambangan/penggalian Mining/Quarrying , Industri Pengelolaan (Tanpa Migas)/Manufacturing Industry (excluding oil) 4. Listrik,Gas dan Air Bersih/Electricity,Gas and Water Supply 5. Bangunan/ Contruction ,23 6. Perdagangan,Hotel dan Restoran/Trade,Hotel and

32 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Konstan Menurut Lapangan Usaha, Gross Regional Domestic Product at Current market Prices by Industrial Origin, (Juta Rupiah/million Rupiahs) Lapangan Usaha Industrial Origin Restaurant (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan & Komunikasi/ Transportation & communication Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan/Financial Ownership of Dwilling and Business Service 9. Jasa-Jasa/ Service PDRB/GRDP PRDB TANPA MIGAS / GRDP WITHOUT OIL-GAS Sumber/Source : Badan Pusat Statistik Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tolitoli tahun 2011 mencapai 7,58 persen mengalami sedikit penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,95 persen. 8

33 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013 Gambar 3.3 laju pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tolitoli E. Kondisi Tata Guna Lahan Daerah Studi dan RTRW Pemanfaatan lahan di kabupaten Tolitoli didominasi oleh wilayah perikanan dan perkebunan dibandingkan dengan tata guna lahan kawasan pemukiman dan industri. Hal ini disebabkan banyak petani yang memnfaatkan lahan kosong untuk berkebun secara besar-besaran untuk menanam cengkeh dan kakao. Sedangkan Alokasi kawasan peruntukan industri dibutuhkan Kabupaten Tolitoli sebagai salah satu cara untuk mengakomodasi kebutuhan ruang untuk kegiatan industri akibat semakin berkembangnya kegiatan ekonomi. Luasan kawasan peruntukan industri akan ditentukan berdasarkan kebutuhan riil dari industri yang akan berkembang. Gambar 3.4 Tata Guna Lahan Kabupaten Tolitoli 9

34 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013 F. Potensi Wilayah Studi Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli mempertimbangkan potensi pengembangan wilayah ibukota kecamatan. Potensi wilayah ibukota kecamatan yang membentuk struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Potensi Pengembangan Wilayah Belakang Kota Kecamatan No Ibukota Kecamatan Kecamatan Potensi pengembangan wilayah 1 Bangkir Dampal Selatan Padi, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang Hijau, kelapa, ternak ayam kampung, itik 2 Ogotua Dampal Utara Kacang tanah, kelapa, jambu mente, ternak sapi, kambing, domba 3 Tinabogan Dondo Padi,jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kelapa, lada, jambu mente, kakao, ternak sapi, 4 Bilo Ogodeide Jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, kopi, pala, lada, kakao, 5 Kayulompa Basidondo Jagung, kacang kedele, kopi, pala, lada, kakao, vanili 6 Tolitoli Baolan Cengkeh, kakao, ternak ayam 7 Sibea Lampasio Padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, cengkeh, pala, vanili 8 Lalos Galang Padi, kelapa, cengkeh, lada, kakao, ternak sapi, kuda, babi, itik 9 Laulalang Tolitoli Utara Ternak kambing,babi, ayam kampung 10 Galumpang Dako Pemean Pala Sumber : Analisis

35 BAB 4 KONDISI EKSISITING WILAYAH STUDI KABUPATEN TOLI-TOLI 4.1 KABUPATEN TOLITOLI Kondisi Transportasi di wilayah kabupaten Tolitoli dapat dilihat dari beberapa sudut pandang baik dari segi sistem jaringan Prasarana maupun dari segi karakteristik simpul transportasi, hal tersebut dapat dijadikan gambaran efektifitas dan efisiensi transportasi Kabupaten Tolitoli dalam upaya mendukung MP3EI. A. KONDISI TRANSPORTASI JALAN Salah satu penunjang untuk memperlancar arus perekonomian suatu daerah adalah tersedianya sarana dan prasarana yang cukup memadai khususnya disektor perhubungan. Satu di antara prasarana tersebut adalah jalan, yang berfungsi sebagai penghubung antara satu daerah dengan daerah yang lain sehingga arus lalu lintas baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor dapat beroperasi dengan baik. 1. Jaringan jalan Pada tahun 2011, panjang jalan di kabupaten Tolitoli adalah 1.678,74 Km, yang terdiri dari 281,03 Km jalan Negara, 133,70 Km jalan Propinsi dan 1.264,01 Km jalan Kabupaten. Dari 1.264,01 Km jalan Kabupaten tersebut kondisi jalan yang baik sepanjang 164,26 Km, kondisi jalan sedang sepanjang 241,60 Km. Kondisi jalan rusak sepanjang 396, 39 Km dan kondisi jalan yang rusak sekali sepanjang 172,74 Km. Jaringan Jalan Kolektor Primer (K1) yang merupakan jalan nasional di Kabupaten Tolitoli terdiri atas (Tabel 4.63) : Tabel 4.1 Ruas Jalan Kolektor K1 di Kabupaten Tolitoli No Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 1 Lakuan (Batas Buol) Laulalang 49,457 1

36 No Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 2 Laulalang Lingadan 16,251 3 Lingadan Batas Kota Tolitoli 40, Moh. Saleh Yos Sudarso Syarif Mansyur A. Yani Moh. Hatta Abdul Muis Wolter Monginsidi Sona Tadulako 8,547 2,225 0,708 0,452 0,744 0,908 1,120 2,351 1, Batas Kota Tolitoli Silondou 33, Silondou Malala 38, Malala Ogotua 54, Ogotua Ogoamas (Batas Donggala) 35,151 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jaringan Jalan Strategis Nasional Rencana, yang merupakan jalan nasional di Kabupaten Tolitoli terdiri atas (Tabel 4.2) : Tabel 4.2 Ruas Jalan Strategis Nasional di kabupaten Tolitoli No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 1 Mepanga ( batas kabupaten ) Basi 21,10 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jaringan Jalan Kolektor Primer (K2) yang merupakan jalan provinsi di Kabupaten Tolitoli yang terdiri atas (Tabel 4.3) : 2

37 No. Tabel 4.3 Ruas Jalan Kolektor K2 di Kabupaten Tolitoli Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 1 Simpang Lampasio Oyom 13,00 2 Oyom Air Terang ( batas kabupaten ) 89,45 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jaringan Jalan Kolektor Primer (K4) yang merupakan jalan kabupaten yang terdiri atas (Tabel 4.66) : No. Tabel 4.4 Ruas Jalan Kolektor Primer K4 di Kabupaten Tolitoli Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 1 Buatan Bilo 26,00 2 Tambun Bilo 44,50 3 Tolitoli Nopi 4,55 4 Lalos Depot Pertamina 2,80 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jaringan jalan lokal di Kabupaten Tolitoli terdiri atas (Tabel 4.5) : Tabel 4.5 Jalan Lokal Primer di Kabupaten Tolitoli No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 1 Lakuan - Dampana/Nges 4,00 2 Lakuan - Siote/Osang 6,00 3

38 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 3 Sp.Lakuan Kantong produksi (Kp) 1,00 4 Sp.Lakuan - Cempedak Kp 4,00 5 Sp.Timbolo - Apal Bukil 0,70 6 Sp.Timbolo - Jl. Sawah Kp 1,50 7 Binontoan Giok 6,90 8 Giok- Bendungan 4,70 9 Sp.Dsn Giok - Gunung Tujuh Besar Kp 2,00 10 Pinjan Tikup 4,00 11 Pinjan - Kantong Produksi 2,90 12 Sp.Pinjan - Leok Apal Kp 3,00 13 Sp.Pinjan - Tangipa Kp 1,00 14 Diule Simaemae 7,00 15 Diule - Buang Bukulu Kp 2,30 16 Diule - Jl. Bambu Kp 0,50 17 Diule - Jl. Mangga Kp 1,90 18 Diule - Jl. Biga Kp 1,00 19 Salumpaga - Harapan Jaya 12,00 20 Sp. Salumpaga - Gopa Kp 1,60 4

39 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 21 Sp.Salumpaga - Bonto Kp 1,90 22 Sp.Salumpaga - Ambo Komori Kp 1,00 23 Teluk Jaya Kantong Produksi 1,80 24 Laulalang Katayan - Kantong Produksi 1,55 25 Laulalang - Tanjung Babandang 1,00 26 Dalam Kota Laulalang 10,95 27 Lalulalang Asahan 2,00 28 Santigi - Kantong Produksi 1,00 29 Lingadan - Santigi 8,50 30 Sp. Lingadan Pedulu 3,50 31 Lingadan Jempangan 3,50 32 Sp. Pedulu - Tanah Rata 1,50 33 Kapas Jempangan 12,00 34 Kapas - Lumpuatan Kp 3,00 35 Dungingis - Balumbung 4,60 36 Sp.Dungingis - Balumbung Kp 1,60 37 Sp.Dungingis - Batu Kasur Kp 1,50 38 Sp. Galumpang - Kampae 4,00 5

40 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 39 Sp.Galumpang - Gio Kp 1 2,00 40 Sp.Galumpang - Gio Kp 2 0,35 41 Galumpang - Pulae Kp 0,50 42 Bajugan - Bonto Buaya 5,00 43 Bajugan Tanjung 0,65 44 Bonto Buaya Tikup 3,00 45 Aung TSM 5,45 46 Aung - Kp. Batu Kadera 2,00 47 Aung - Kp. Pandiki 3,00 48 Tende - Sabang 1,90 49 Sp. Sabang Pantai 5,00 50 Tende Pakuan 3,90 51 Sp.Tende - Sp. Tinigi 3,80 52 Tinigi Pakuan 5,80 53 Tinigi Malangga 6,65 54 Lalos - Sabang Pantai 5,25 55 Sp. Lalos Tinigi 3,60 56 Dalam Kota Lalos 5,59 6

41 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 57 Lalos Kekot 2,35 58 Lakatan - Tinigi 5,60 59 Sp. Kinapasan PLTM 4,00 60 Sp. Kolondom - Malangga 2,70 61 Lantapan Kolondom 2,30 62 Sp.Kolondom - Kinapasan 2,30 63 Teluk Bone Tuweley 12,00 64 Kolondom Singga 1,30 65 Ginunggung - Sp. Tinigi 2,50 66 Kalangkangan - Kota lama 1,40 67 Sp.Ginunggung Togaso 2,50 68 Sp. Ginunggung - Kota Lama 1,40 69 Sp. Kalangkangan - Sp. Tinigi 5,45 70 Sp. Kalangkangan - Pantai 2,00 71 Sp. Kalangkangan - Togaso 2,50 72 Kalangkangan - Kinapasan 10,00 73 Sp. Kalangkangan - Ogomoli 6,00 74 Sp. Lantapan Singga 1,50 7

42 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 75 Sp. Lantapan Togaso 2,50 76 Anggolan Labengga 6,00 77 Sp. Ogomoli Lakatan 8,00 78 Ogomoli - Sp. Lantapan 4,50 79 Lingkar Ogomoli - Anggolan 2,30 80 Tuweley Ogomoli 5,85 81 Kabinuang 1,25 82 Sp. Nopi Buntuna 2,20 83 Di Nopi Salu 12,00 84 Sp. Tambun - Toboloid 3,45 85 Sp. Tambun Salu 12,00 86 Sp. Tambun Taupa 2,00 87 Bunga Salu 4,00 88 Dadakitan Malempak 10,00 89 Malempak Mae 6,00 90 Mae Oyom 8,00 91 Tinading Salugan 4,70 92 Tinading - Ktg. Produksi 2,50 8

43 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 93 Tinading kecil - Ktg. Produksi 3,00 94 Cabang Kumbung 2,50 95 Oyom Batuan 20,60 96 Sp. Oyom Maibua 35,00 97 Oyom-Perkebunan 0,90 98 Oyom - KP. Batu Layar Ogotaring 2,00 99 Oyom - TSM Despot 2, Dalam Kota Sibea 10, Sibea Lampasio 8, Oyom - Kantong Produksi (Ogonianggal) 2, Oyom - Kantong Produksi (Ogotaring) 2, Umpilan Lanang 8, Silabea Jokong 2, Salusu Pande - Janja Tua 10, Sibea Salugan 4, Janja Tua Sibea 1, Lembah Pagaitan 7, Abaling Pantai 2,50 9

44 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 111 Abaling Lembah 2, Abaling - Labuan Lobo 7, Pulias Lanang 15, Sp. Abaling - Bendungan Kp 2, Sp. Pulias - Air Terjun Kp 2, Labuan Lobo Timbalani 2, Sage Bilo - Kp. Soni 2, Dalam Kota Bilo 3, Bilo Lampasio 34, Muara Besar - Pantai 2, Kamalu Batuilo 3, Sp.Kamalu - Kpg Puun Kp 1, Sp.Kamalu - Dsn.Tumpapa Kp 1, Sp.Kamalu - Labagio Kp 2, Batuilo Bambalaga 9, Muara Besar Gunung 2, Kamalu - Tanjung Jati 6, Dusun Buatan Buga 2,50 10

45 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 129 Sp.Pagaitan Kp 1, Buga Batuilo 4, Sp.Buatan Kp 2, Sp. Buga Kp 1, Sp. Buga - Kalemo Kp 2, Batuilo - Kp 1 1, Batuilo - Kp 2 2, Sp.Bambalaga - Tanggul Kp 2, Bambuan Silondou 3, Silondou Ogosipat 8, Sp.Silondou - Kp1 1, Sp.Silondou - Kp2 1, Sp.Silondou - Kp3 0, Sp.Silondou - sawah kp 1, Ogosipat - Kayu Lompa 13, Sibaluton Pangandopan 2, Kongkomos - Kayu Lompa 4, Kinapasan Sempinit 5,00 11

46 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 147 Kinapasan Galugu 6, Kinapasan Ogosipat 14, Kinapasan - Tanete Kp 3, Taring Marisa 8, Konggomos Buatan 12, Marisa Bambalaga 4, Sp.Sibaluton - Sungai Rambutan Kp 7, Sp. Sibaluton - Dsn Basi Kp 5, Sp.Sibaluton - Gunung manik kp 15, Sp. Sibaluton - Basi Tua 5, Sp.Sibaluton Kp 1, Sp.Sibaluton - Taudan kp 7, Sp Konggomos - Alisang Kp 1, Sp. Konggomos - Tabakoan Kp 2, Konggomos - Dsn alisang 5, Dalam Kota Kayu Lompa 10, Kayulompa Lugus 3, Kayulompa - Wono Dadi 5,00 12

47 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 165 Kayulompa - Lahan 1 Kp 6, Kayulompa - Balongan Kp 2, Kayu Lompa - Amesangeng Kp 2, Kayu Lompa Kp 3, Malala- Pelabuhan 0, Malala Tandoilas 1, Malala - Tawaro Maduri 3, Dalam Kota Tinabogan 6, Tinabogan - Malulu 4, Tinabogan Situmpang 1, Buntong Jonging 5, Jonging - KP. Taanes 0, Lais Ogowele 4, Ogowele - Bendung Ogowele 2, Ogowele Jonging 3, Ogowele Anggasan 1, Anggasan Sinungkud 2, Anggasan - KP.Motabang 2,00 13

48 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 183 Patong Anggasan 4, Tawaro Maduri - KP. Lemo 2, Ogogasang Ogowele 2, Lais - KP. Leleo 1, Bambapun - Ktg Produksi 3, Bambapun Ogolais 3, Bambapun (Lobuo) - Dompasan 1, Bambapun - KP. Malama 2, Bambapun - D.I. Malama (KP) 1, Bambapun - KP. Lagong 2, Bambapun - KP. Lobuo 1, Salumbia Manipi 12, Salumbia Bolotu 5, Mimbala - Banagan 29, Sp. Banagan - Lembah Harapan 13, Sp. Banagan - Tatirri Kp 2, Sp.Banagan - Leboran Kp 1, Sp. Banagan - Mosing Kp 1,00 14

49 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 201 Sp. Banagan - Batu Bangga Kp 0, Sp. Banagan - Poluong Kp 1, Tompo - Lembah Harapan 4, Tompo - Cendana Kp 1 1, Tompo - Cendana Kp 2 1, Tompo - Cendana Kp 3 0, Tompo - Kendu Kp 2, Tompo - Luso Kp 6, Bambapula Tompo 11, Bambapula - Begalo Kp 4, Bambapula - Lamangga Kp 1, Bambapula - Bonto Kp 1, Bambapula Kp 1, Malam Bigu - Santigi Kp 2, Malam Bigu - Batumpola Kp 2, Dalam Kota Ogotua 8, Ogotua - Kampa Kp 2, Ogotua - Denge Kp 1,50 15

50 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 219 Ogotua - Abdul Rauf Kp 2, Ogotua - Agisolo Kp 1 2, Ogotua - Agisolo Kp 2 0, Ogotua - Gunung Smen Kp 1, Kabinuang - Ktg. Produksi 2, Kabinuang/Ogotua - Bampelas 5, Sese - Langge-Langge 7, Simuntu - Langge-Langge 3, Mimbala - Ktg.Produksi 4, Dongko - Buluminung 9, Dongko Lemo 2, Dongko Puse 2, Lemo Puse 2, Dalam Kota Bangkir 5, Bangkir Buluminung 4, Buluminung Padumpu 7, Palembang Kalosi 3, Lepangeng sigumbang 4,40 16

51 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 237 Buluminung - Puse 1,2,3 5, Dusun Buluminung Kp 1, Padumpu Pekasallo 2, Lempe Kambuno 6, Lempe - Ktg. Produksi 2, Lembah Harapan - Pekkasalo 1, Dusun Baung - Konsasi (Lempe) 2, Dusun Baung - Ktg. Produksi 2, Dusun Baung - Sigumbang 1, Dusun Baung Bendungan 0, Sigumbang - Ktg. Produksi 2, Soni Padumpu 6, Soni - Ktg. Produksi 2, Tampiala - Angundangeng 7, Tampiala Manisang 3, Abajareng - Salae 6, Sp.Abbajareng - Kp. Jengkie 4, Oloang - Kawat Duri 5,50 17

52 No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 255 Kombo - Kawat Duri 10, Kombo - Kp. Lembang 2,00 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jalan Arteri Sekunder (dalam kota) yang terdapat di Kabupaten Tolitoli terdiri atas (Tabel 4.6) : Tabel 4.6 Ruas Jalan Arteri Sekunder (dalam Kota) di Kabupaten Tolitoli NO. NAMA RUAS JALAN PANJANG ( Km ) 1 Yos Sudarso 0,33 2 Moloon 1,90 3 Usman Binol 1,25 4 Magamu 1,28 5 S. Panggesar 0,55 6 Hi. Hayun 0,27 7 Wahid Hasyim 0,87 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten 2. Kinerja jalan dan simpang Rute Trans sulawesi merupakan jalan nasional yang memiliki peranan besar dalam dalam mendukung kegiatan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia (MP3EI), rute tersebut melewati beberapa Kabupaten /Kota di sulawesi. berikut adalah kinerja Jalan Nasional yang terdapat di Kabupaten Tolitoli. 18

53 Tabel 4.7 Ruas Jalan Nasional di Kabupaten Tolitoli No Ruas Jalan Volume Masuk Kota (smp/jam) Volume Keluar Kota (smp/jam) Kecepatan (km/jam) Kepadatan (smp/km) Lebar jalan (m) 1 Lakuan - Laulalang Laulalang - Lingadan Lingandang - Batas Kota Toli Moh. Saleh YosSudarso SyarifMansyur A. Yani Moh. Hatta Abdul Muis WoltwerMaongonsidi Sona Tadulako Batas Kota Toli - Silondou Silaondou - Malala Malala - Ogotua Ogotua - Ogoamas Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan kemudahan suatu wilayah untuk dijangkau oleh moda transportasi, dalam konteks transportasi dapat didapatkan berdasarkan perbandingan antara Panjang jalan dengan Luas wilayah tersebut. 19 Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan aksesibilitas total kabupaten Tolitoli cenderung rendah yaitu sebesar 0,03 atau 0,3%. Sedangkan kecamatan di Kabupaten Tolitoli dengan

54 aksesibilitas terbesar adalah terdapat di kecamatan Baolan dengan aksesibilitas 0,70 atau 70%. hal ini dikarenakan Baolan adalah Ibu kota Kabupaten Tolitoli. Tabel 4.8 Aksesibilitas Pada Kabpaten Tolitoli No Kecamatan Luas (km2) Panjang jalan (km) Aksesibilitas 010 Baolan Basidondo Dako Pemean Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Galang Lampasio Ogodeide Tolitoli Utara Total B. TERMINAL 1) Terminal penumpang tipe B yaitu Terminal Lelean Nono di Desa Lelean Nono Kecamatan Baolan. 20 Gambar 4.1 Terminal Lelean Nono

55 Jenis angkutan yang melayani di terminal Lelean Nono ini : a) Angkutan Kota b) Angkutan Desa c) Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) Terminal ini merupakan terminal pemberhentian untuk angkutan desa. 2) Terminal Penumpang tipe C terdiri atas : a) Terminal Bumi Harapan Pada terminal Bumi Harapan ini melayani angkutan perkotaan dan merupakan titik akhir setiap trayek dari terminal lain yang ada di Tolitoli. Gambar 4.2 Terminal Bumi Harapan 21

56 b) Terminal Sandana Pada terminal ini, untuk trayek pada angkutan umum yaitu Terminal Sandana Terminal Susumbulan Terminal Bumi Harapan. Gambar 4. 3 Terminal Sandana Jenis angkutan yang melayani di terminal ini yaitu: 1) Angkutan Kota 2) Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) 3) Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) c) Terminal Susumbolan Jenis Trayek yang melayani di terminal ini yaitu angkutan kota. Selain itu terminal ini merupakan terminal yang berada di tengah sehingga setiap trayek yang berasal dari terminal lain pasti memasuki terminal ini sebelum menuju terminal tujuan. 22

57 Gambar 4. 4 Terminal Susumbolan d) Terminal Malala Terminal ini merupakan terminal angkutan umum yang berada di Kecamatan Dondo; e) Terminal Binontoan Terminal angkutan penumpang ini berada di Kecamatan Tolitoli Utara f) Terminal Bangkir Terminal angkutan umum yang berlokasi di Kecamatan Dampal Selatan C. JARINGAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM Untuk karakteristik moda angkutan dimana moda yang digunakan yaitu kendaraan roda empat jenis mobil carry. Gambar4.5 Moda Angkutan Kota 23

58 Sedangkan kendaraan yang digunakan untuk AKAP dan AKDP adalah jenis kendaraan MPV dengan kapasitas penumpang. Jenis pelayanan angkutan ini biasanya adalah angkutan sewa. Gambar 4.6 Moda angkutan AKAP dan AKDP Jenis kendaraan tersebut juga digunakan untuk jenis pelayanan angkutan pedesaan di Kabupaten Toli Toli. Gambar 4.7 Moda Angkutan Desa Saat ini Terdapat 6 (enam) jaringan trayek di Kabupaten Toli Toli.Trayek tersebut bermula dari terminal Sandana dan termina Lelean nono. Sedangkan untuk terminal tujuan yaitu terminal Bumi harapan dan terminal Susumbolan, tapi untuk terminal Susumbolan ini dimana berfungsi sebagai terminal tujuan awal sebelum menuju terminal akhir yaitu Terminal Bumi Harapan. Untuk lebih jelas akan jaringan trayek dapat dilihat pada gambar berikut ini : 24

59 Gambar 4.8 Peta Jaringan Trayek Kota Tolitoli 1. Kinerja Pelayanan Angkutan Umum Pelayanan angkutan dengan menggunakan kendaraan umum di wilayah kabupaten Tolitoli memiliki peranan penting dalam mendukung pergerakan penumpang dari daerah asal menuju daerah tujuan, terutama bagi penumpang yang tidak memiliki pilihan moda lain untuk digunakan atau Captive. Adapun trayek angkutan umum yang berada di kabupaten Tolitoli adalah sebagai berikut. a) Lelean Nono Bumi Harapan b) Lelean Nono Susumbolan c) Sandana Bumi Harapan d) Sandana Susumbolan e) Kalangkangan Sandana f) Kalangkangan Binontoan Penumpang tertarik pada pelayanan yang mempunyai kualitas baik dan sesuai dengan kebutuhannya sehingga memberikan kepuasan terhadap masyarakat sebagai pengguna jasa 25

60 serta mampu menguntungkan bagi operator angkutan umum. Adapun indikator-indikator yang digunakan dalam menilai kinerja pelayanan angkutan umum adalah : a) Frekuensi Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh data frekuensi tiap-tiap trayek di Kabupaten tolitoli adalah sebagai berikut. Tabel 4.9 Aksesibilitas Pada Kabupaten Tolitoli No Jurusan Frekuensi (Kendaraan) (1) (2) (3) 1 Lelean Nono Bumi Harapan 3 2 Lelean Nono Susumbolan 2 3 Sandana Bumi Harapan 3 4 Sandana Susumbolan 2 5 Kalangkangan Sandana 2 6 Kalangkangan Binontoan 2 Berdasarkan Tabel Frekuensi, Lelean Nono Bumi Harapan adalah taryek yang memiliki jumlah Frekuensi paling banyak yaitu sebesar 3 Kendaraan/Jam hal ini dikarenakan jumlah permintaan akan jasa transportasi di Kabupate tolitoli cenderung rendah dan mmeilih menggunakan angkutan pribadi sebagai sarana transportasi. Frekuensi yang diharapkan oleh penumpang adalah tinggi khususnya pada saat kebutuhan memuncak ( waktu sibuk ). Dianjurkan bahwa frekuensi paling sedikit pada waktu sibuk adalah 12 kendaraan tiap jam ( headway rata-rata 5 menit ). Setiap pelayanan yang mempunyai frekuensi pada waktu sibuk adalah 12 kendaraan tiap jam, atau jika lebih bukan merupakan masalah. Selama waktu di luar sibuk frekuensi rata-rata adalah 6 kendaraan tiap jam (headway rata-rata 10 menit) yang dianjurkan sebagai frekuensi minimum yang dapat diterima. Setiap pelayanan yang mempunyai frekuensi 6 kendaraan tiap jam pada waktu di luar sibuk dianggap tidak bermasalah. 26

61 Frekuensi yang tinggi baik pada waktu sibuk maupun waktu diluar sibuk juga akan mempengaruhi waktu tunggu kendaraan (access time). Selain itu rute angkutan yang merata penyebarannya serta dengan frekuensi pelayanan yang cukup pula, akan mempengaruhi jarak berjalan kaki ke tempat menunggu angkutan (shelter) terdekat sehingga waktu jalan kakipun semakin singkat. b) Headway Berdasarkan tabel headway, didapatkan trayek yang memeiiki headway terendah adalah trayek Lelean nono Bumi Harapan dan sandana Bumi Harapan dengan waktu sebesar 25 menit. Tabel 4.10 Headway Setiap Trayek di Kabupaten Toli Toli No Jurusan Headway (menit) (1) (2) (3) 1 Lelean Nono Bumi Harapan 25 2 Lelean Nono Susumbolan 30 3 Sandana Bumi Harapan 25 4 Sandana Susumbolan 30 5 Kalangkangan Sandana 30 6 Kalangkangan Binontoan 30 Jika dilihat dari data diatas maka dapat dilihat bahwa rata rata headway di Kabupaten Tolitoli masih diluar batas minimal yang disarankan sehingga perlu dilakukan langkah perbaikan. 2. Lintas angkutan barang Komoditi utama dari Kabupaten Tolitoli adalah Cengkeh, Kakao serta perikanan, dalam pendistribusiannya terdapat beberapa lintasan yang digunakan, akses tersebut menghubungkan Tolitoli ke beberapa daerah sekitar, adapun lintasan angkutan Barang terdiri atas : 27

62 a) Toli toil Kota Palu b) Tolitoli Kabupaten Buol c) Tolitoli Tarakan Provinsi Kalimantan Timur; dan d) Tolitoli Bitung Provinsi Sulawesi Utara D. KONDISI TRANSPORTASI ASDP Pelabuhan Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan yang beroperasi di Kabupaten Tolitoli adalah Pelabuhan Tanjung Batu, sedangkan dalam pelayanan dan pengoperasian pelabuhan masih dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah. 1) Jaringan Prasarana Pelabuhan Tanjung Batu merupakan pelabuhan sungai dan danau pengumpul yang melayani angkutan dalam provinsi. 2) Jaringan Pelayanan Pelabuhan Tanjung Batu secara aktif mengangkut penumpang dan atau barang menggunakan kapal ferry dengan tujuan Kota Tarakan. Keberangkatan kapal dilakukan pada hari Rabu dan Hari Sabtu setiap minggunya. Pelabuhan Tanjung Batu merupakan satu-satunya pelabuhan penyebrangan yang berada di Kabupaten Tolitoli melayani alur pelayaran Tolitoli Tarakan. Gambar 4.9 Pelabuhan Fery (Penyeberangan Tanjung Batu) 28 Pelabuhan penyeberangan kapal feri ini melayani rute kota Tarakan, Kalimantan Timur dan sebaliknya. Dalam pelabuhan fery ini kapal yang beroperasi adalah KM Julung-Julung dimana

63 kapal tersebut memiliki kapasitas penumpang 265 orang, untuk kendaraan roda empat sebesar tujuh buah serta 20 unit sepeda motor. Gambar 4.10 Kapal KM Julung-Julung E. KONDISI TRANSPORTASI LAUT 1. Jaringan Prasarana Pelabuhan Laut yang terdapat di Kabupaten Tolitoli dapat dibedakan berdasarkan Jenisnya yaitu pelabuhan Umum dan Pelabuhan Khusus. Pelabuhan umum di kabupaten Tolitoli adalah Pelabuhan Dede, sedangkan Pelabuhan Minyak dan Ikan merupakan pelabuhan Khusus. Menurut peran dan fungsi pelabuhan laut dapat dibedakan sebagai berikut: a. Pelabuhan pengumpul adalah Pelabuhan Dedek Tolitoli di Kecamatan Baolan, b. Pelabuhan pengumpan terdiri atas : c. Pelabuhan Ogotua di Kecamatan Dampal Utara; d. Pelabuhan Malala dan Salumbia di Kecamatan Dondo; e. Pelabuhan Laulalang di Kecamatan Tolitoli Utara Selain itu terdapat juga Terminal khusus berupa terminal khusus peti kemas di Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Baolan. 29

64 Gambar 4.11 Pelabuhan Dede 2. Jaringan Pelayanan Jaringan trayek yang dilayani oleh kapal-kapal di Kabupaten Tolitoli dapat dibedakan berdasarkan Kegiatanya yaitu jaringan trayek transportasi laut dalam negeri. Adapun alur pelayaran lintas Provinsi, yaitu terdiri atas : a) Tolitoli Tarakan, b) Tolitoli Samarinda c) Tolitoli Balikpapan d) Tolitoli - Surabaya e) Tolitoli - Makassar, f) Tolitoli - Gorontalo dan g) Tolitoli Bitung. Sedangkan Alur pelayaran lintas Kabupaten dalam Provinsi, yaitu terdiri atas : a) Tolitoli Palu, b) Tolitoli - Buol, c) Tolitoli Donggala d) Tolitoli Wani e) Tolitoli Ogoamas 30

65 3. Kinerja pelayanan Pelabuhan laut di Kabupaten Tolitoli dalam melayani arus penumpang/barang masuk maupun keluar adalah pelabuhan Dede Tolitoli. Aktivitas pelabuhan Dede Tolitoli pada tahun 2011 terlihat secara keseluruhan adanya peningkatan baik jumlah barang masuk dibandingkan dengan tahun Demikian juga jumlah penumpang yang naik maupun yang di Pelabuhan Dede Tolitoli pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun Selain Pelabuhan Dede, terdapat beberapa pelabuhan lainnya yaitu Pelabuhan minyak di Lalos dan Pelabuhan ikan di Ogoamas, yakni pelabuhan ikan yang bertaraf internasional yang sedang dibangun. Pelabuhan ikan ini adalah pelabuhan ikan terbesar di Sulteng. Tabel 4.11 Pelayanan Pelabuhan Bulan/Month Jumlah penumpang turun/get off passenger Jumlah penumpang naik/departing passenger Jumlah penumpang turun/get off passenger Jumlah penumpang naik/departing passenger (1) (2) (3) (4) (5) 1 Januario Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

66 Jumlah/Total Sedangkan jumlah kapal masuk dan keluar pelabuhan dapat terlihat dalam tabel sebagai berikut. Tabel 4.12 Pelayanan Keluar Masuk Pelbuhan Bulan/Month Jumlah kapal masuk/number Jumlah kapal keluar/number Jumlah kapal masuk/number Jumlah kapal keluar/number of entry ship of exit ship of entry ship of exit ship (1) (2) (3) (4) (5) 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah/Total Aksesibilitas menuju pelabuhan Rute yang dilalui oleh penumpang maupun barang menuju ke pelabuhan untuk melakukan transportasi adalah Jalan Malala-Pelabuhan, sehingga diperlukan penanganan khusus guna mendukung kegiatan transportasi. Tidak terdapat rute angkutan umum yang 32

67 terintegrasi dengan pelabuhan, adapun rute angkutan umum terdekat dengan pelabuhan adalah rute Angkutan umum yang menuju terminal Sandana. F. KONDISI TRANSPORTASI UDARA 1. Bandara Bandara Sultan Bantilan merupakan satu satunya bandara yang beradai di Kabupaten Tolitoli, bandara ini merupakan bandara kelas III dengan pengelola yaitu UPT Ditjen Hubud. Lokasi Bandara (koordinat) berada di ,00 LU (N)/ ,00 BT (E). Gambar 4.12 Bandar Udara Sultan Bantilan Bandara Sultan Bantilan ini memiliki jam operasi yaitu selama 7 jam ( 07:00 14:00 WITA ). Untuk jenis pesawat yang dapat landas di bandara ini yaitu jenis pesawat DHC-6, 33 Gambar 4.13 Jenis pesawat di Bandara Sultan Bantilan

68 2. Jaringan Pelayanan Fasilitas bandar udara di Tolitoli sudah memadai, namun pesawat yang bisa singgah di bandara ini hanya sebatas Merpati Nusantara dan Express Air. Adapun dalam pelayanananya Merpati Nusantara hanya melayani Penerbangan pada hari selasa dan kamis, sedangkan untuk hari senin, rabu dan Jumat dilayani oleh Express air. Rute penerbangan yang terdapat di Bandara ini hanya Kota Palu dan Makassar. 3. Kinerja Pelayanan Pada tahun 2011 aktivitas Bandara Udara Sultan Bantilan meningkat sekitar dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Banyaknya pesawat yang datang sebanyak 220 penerbangan, dan pesawat yang berangkat sebanyak 220 penerbangan, dimana dalam sebulan rata-rata ada 18 kali penerbangan Penumpang datang dan berangkat pada tahun 2011 masing-masing sebanyak orang dan orang. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, terlihat terjadi kenaikan masing-masing sebesar 103,64% dan 166,42%. Tabel 4.13 Kinerja Pelayanan Bulan/Month Jumlah penumpang datang/incoming passenger Jumlah penumpang berangkat/departin g passenger Jumlah penumpang datang/incoming passenger Jumlah penumpang berangkat/depar ting passenger (1) (2) (3) (4) (5) 1 Januari Februari 3 Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November

69 Bulan/Month Jumlah penumpang datang/incoming passenger Jumlah penumpang berangkat/departin g passenger Jumlah penumpang datang/incoming passenger Jumlah penumpang berangkat/depar ting passenger 12 Desember Jumlah/Total Demikian juga barang bagasi yang dibongkar dan dimuat selama tahun 2011 juga mengalami peningkatan dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun Tabel 4.14 Bongkar Muat Bulan/Month Barang bagasi bongkar/unloading baggage goods (kg) Barang bagasi muat/loaded baggage goods (kg) Barang bagasi bongkar/unloading baggage goods (kg) Barang bagasi muat/loaded baggage goods (kg) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Januari 2 Februari 3 Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah/Total

70 G. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 1. Kinerja Jaringan (Kapasitas vs Demand) :Darat, Laut dan Udara a. Jaringan Jalan Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat kinerja jaringan jalan darat yang masih memerlukan perhatian khusus, guna melayani pergerakan orang da atau barang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Adapun permasalahan kinerja jaringan jalan di Kabupaten tolitoli adalah sebagai berikut. 1) Masih banyak terdapat jalan dalam kondisi rusak, sedangkan tolitoli merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi pertanian, perkebunan dan pertambangan sehingga jalur darat merupakan jalur yang sering dgunakan untuk mendistribusikan barang. 2) Kondisi fasilitas perlengkapan jalan dan simpang cenderung minim, hanya terdapat 1 simpang berapill dan di kabupaten tolitoli dari beberapa simpang yang berada di Kabupaten Tolitoli. 36

71 BAB 5 LANDASAN PEMIKIRAN DAN LINGKUNGAN STRATEGIS 5.1 KABUPATEN TOLITOLI A. Arahan Pengembangan Wilayah Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli dibentuk dengan mempertimbangkan adanya sistem perkotaan dalam dokumen RTRW Nasional dan draft RTRW Propinsi Sulawesi Tengah. Sistem perkotaan yang membentuk struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli adalah : Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam Sistem Perkotaan Nasional adalah Tolitoli Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam Sistem Perkotaan Propinsi adalah ; Bangkir. 1. Berdasarkan RTRW Nasional Rencana umum tata ruang nasional adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah nasional yang disusun guna menjaga integritas nasional, keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah dan antar sector, serta keharmonisan antar lingkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam RTR Provinsi Sulawesi (RTRWN), pusat-pusat permukiman yang ditetapkan sebagai PKN adalah Manado-Bitung, Gorontalo, Palu, Metropolitan MAMMINASATA (Makassar- Maros-Sungguminasa-Takalar), dan Kendari. Sedangkan PKW yang ada adalah Tomohon, Kotamobagu, Tondano, Isimu, Marisa, Kwandang, Toli-toli, Buol, Poso, Luwuk, Kolonedale, Donggala, Mamuju, Pare-pare, Barru, Pangkajene, Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba, Unaaha, Raha, Kolaka, Baubau, Lasolo, dan Rarowatu. Sementara itu kota Tahuna dan Melonguane ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) karena merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Negara Filipina. 1

72 Gambar 5.1 keterkaitan kota-kota di Sulawesi Untuk melayani kegiatan perekonomian wilayah serta mobilitas penduduk di pulau Sulawesi, strategi yang ditetapkan dalam RTR Pulau Sulawesi untuk pengembangan system jaringan transportasi darat terdiri dari pengembangan jaringan jalan, jaringan jalur KA, serta jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan. Strategi tersebut mencangkup: 1. Pengembangan jaringan jalan lintas Pulau Sulawesi secara bertahap, baik Lintas Timur, Lintas Barat, Lintas Tengah, serta jalan-jalan pengumpannya. 2. Pengembangan keterpaduan sistem transportasi wilayah Sulawesi, Nasional dan subregional ASEAN (BIMP-EAGA), serta KESR AIDA. 2

73 3. Pengembangan jaringan jalur KA di pulau Sulawesi dan simpul-simpul stasiun pada kotakota PKN dan PKW yang ada. Rencana pembangunan Jalan Lintas Timur Sulawesi (lihat Gambar 3) akan menghubungkan kota-kota, antara lain, Poso Uekuli Ampana Pagimana Luwuk Batui Toili Baturube Kolonodale Bungku Asera Andowia Kendari Unaaha Raterate Kolaka Lasusua Malili-Wotu; Kendari Tinanggea Kasipute Pomala-Kolaka; Bitung Kema Modayag Pinolosian-Molibagu. Sedangkan rencana pembangunan Jalan Lintas Barat, antara lain, menghubungkan kota-kota Kwandang Tolinggula Buo l Tolitoli Ogotua Pantoloan Palu Donggala Pasangkayu Mamuju Majene Polewali Pinrang Parepare Barru Pangka jene Maros Makassar Sungguminasa Takalar Jeneponto Bantaeng Bulukumba. Sementara Jalur Lintas Tengah, antara lain, menghubungkan kota-kota Bitung Likupang Wori Manado Amurang Kwandang Isimu Paguyaman Marisa Molosipat Mepanga Tobali Poso Wotu Palopo Tarumpakae Sengkang Watampone Sinjai Bulukumba. Dengan memeperhatikan RTR Pulau Sulawesi, adapun arah pengembangan Kabupaten Tolitoli adalah sebagai berikut: 1. Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah pulau yang berorientasi pada aktivitas pelabuhan yang melayani kebutuhan export-import antar pulau, khususnya Kalimantan Timur. 2. Mengembangkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana perkotaan yang mendukung fungsi kota pelabuhan dan fungsi koleksi-distribusi hasil-hasil perkebunan, pertanian dan hortikultura, dan kehutanan. 3. Meningkatkan kualitas aksesibilitas Kota Tolitoli ke kota-kota dalam lingkup eksternal propinsi (Buol Pelabuhan Anggrek - Kwandang Amurang Manado Bitung, Buol Pelabuhan Anggrek - Kwandang Poigar Kotamobagu, Buol Kwandan - Isimu Limboto Gorontalo, dan ke Palu). 4. Membangun fasilitas pemrosesan hasil-hasil hutan produksi terbatas (logging, sawmill, dsb). 3

74 5. Mengembangkan terminal regional yang melayani pergerakan orang dan barang dalam lingkup propinsi maupun antar-propinsi. 2. Berdasarkan RTRW Provinsi Rencana umum tata ruang provinsi adalah rencana kebijakan operasional dari RTRW Nasional yang berisi strategi pengembangan wilayah provinsi, melalui optimasi pemanfaatan sumber daya, sinkronisasi pengembangan sektor, koordinasi lintas wilayah kabupaten/kota dan sektor, serta pembagian peran dan fungsi kabupaten/kota di dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan. Adapun Tujuan pemamfaatan ruang Propinsi Sulawesi Tengah yaitu : a. Terselanggaranya pemamfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkugnan sesuai kemampuan daya dukung dan daya tamping lingkunga hidup serta kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah ; b. Terselanggaranya peraturan pemamfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya yang saling mendukung dan menguntungkan semua pihak ; c. Meningkatkan keseimbangan dan keserasian perkembangan antara wilayah serta keserasian antara serktor melalui pemamfaatan ruang kewasan secara serasi, selaras, dan seimbang serta berkelanjutan ; d. Tercapainya pemamfaatan ruang yang berkualitas untuk : 1. Mewujutkan masyarakat yang cerdas,berbudi luhur, dan setera; 2. Mewujutkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia ; 3. Meningkatkan pemamfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara guna, dantepat guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ; 4. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkunan ; 5. Mewujudkan keseimbangan antara kepentingan kesejahteraan dengan pelestarian lingkungan dan keamanan. 4

75 Berdasarkan RTRW Provinsi Sulawesi Tengah, kabupaten tolitoli adalah sebagai: a. Kawasan Lindung. b. Kawasan Budidaya, meliputi sektor Pertanian (Padi), Perkebunan (cengkeh, kakao dan kelapa) dan pertambangan (emas, molybdenum, pasir kuarsa. 3. Berdasarkan RTRW Kabupaten Berdasarkan RTRW Kabupaten Penataan ruang Kabupaten Tolitoli bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Tolitoli sebagai kawasan agropolitan dan minapolitan yang aman, nyaman, produktif, berkualitas dan berkelanjutan dalam rangka mengembangkan Kawasan Andalan Tolitoli dan sekitarnya. Adapun arah pengembangan kabupaten toil-toli adalah sebagai berikut. Pusat-pusat Kegiatan Rencana pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Tolitoli yang diarahkan pengembangannya hingga akhir tahun perencanaan (2031) adalah sebagai berikut : 1) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi melayani seluruh wilayah kabupaten adalah Tolitoli 2) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi melayani beberapa wilayah kecamatan di sekitarnya adalah Bangkir. 3) Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKLp) yang berfungsi melayani beberapa wilayah kecamatan di sekitarnya adalah Malala, Laulalang dan Kayu Lampo 4) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang berfungsi melayani kecamatan adalah Ogotua, Tinabogan, Lalos, Bilo, Sibea dan Galumpang 5) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang berfungsi melayani wilayah desa/kelurahan di sekitarnya adalah Kombo, Padumpu, Bambapula, Tompo, Malomba, Silondou, Labonu, Pulias, Tinanding, Oyom, Tinigi, Lingadan, Salumpaga. 5

76 Tabel 5.1 Rencana Pusat Kegiatan Kabupaten Tolitoli No. Fungsi Pusat Wilayah Kota Kecamatan Kegiatan Pelayanan Keterangan 1 PKW Tolitoli Galang Seluruh wilayah Pembangunan 5 tahun ke I Kabupaten Tolitoli 2 PKL Bangkir Dampal Selatan Kecamatan Dampal Pembangunan 5 tahun ke I Selatan dan Kecamatan di sekitarnya 3 PKLp Malala Dondo Kecamatan Dondo dan Pembangunan 5 tahun Ke II kecamatan di sekitarnya Laulalang Tolitoli Utara Kecamatan Tolitoli Utara Pembangunan 5 tahun ke I dan kecamatan di sekitarnya Kayu Lompa Basidondo Kecamatan Basidondo dan Pembangunan 5 tahun ke II kecamatan di sekitarnya 4 PPK Ogotua Dampal Utara Kecamatan Dampal Utara Pembangunan 5 tahun ke II Tinabogan Dondo Kecamatan Dondo Pembangunan 5 tahun ke III Lalos Galang Kecamatan Pembangunan 5 6

77 No. Fungsi Pusat Wilayah Kota Kecamatan Kegiatan Pelayanan Keterangan Galang tahun ke II Bilo Ogodeide Kecamatan Ogodeide Pembangunan 5 tahun ke III Sibea Lampasio Kecamatan Lampasio Pembangunan 5 tahun ke II Galumpang Dakopemean Kecamatan Pembangunan 5 tahun ke III PPL Kombo Dampal Selatan Desa Kombo dan desa di Pembangunan 5 tahun ke III sekitarnya Padumpu Dampal Selatan Desa Padumpu dan desa di Pembangunan 5 tahun ke IV seikitarnya Bambapula Dampal Utara Desa Bambapula dan Pembangunan 5 tahun ke III desa di sekitarnya Tompo Dampal Utara Desa Tompo dan desa di Pembangunan 5 tahun ke IV sekitarnya Malomba Dondo Desa Malomba dan desa di Pembangunan 5 tahun ke III sekitarnya Silondou Basidondo Desa Silondou dan desa di Pembangunan 5 tahun ke III sekitarnya Labonu Basidondo Desa Labonu Pembangunan 5 7

78 No. Fungsi Pusat Wilayah Kota Kecamatan Kegiatan Pelayanan dan desa di sekitarnya Pulias Ogodeide Desa Pulias dan desa di sekitarnya Tinading Lampasio Desa Tinading dan desa di sekitarnya Oyom Lampasio Desa Oyom dan desa di sekitarnya Tinigi Galang Desa Tinigi dan desa di sekitarnya Lingadan Dakopemean Desa Lingadan dan desa di sekitarnya Salumpaga Tolitoli Utara Desa Salumpaga dan desa di sekitarnya Sumber : Hasil Perencanaan 2011 Keterangan tahun ke IV Pembangunan 5 tahun ke III Pembangunan 5 tahun ke III Pembangunan 5 tahun ke IV Pembangunan 5 tahun ke III Pembangunan 5 tahun ke IV B. Potensi Saat ini Kabupaten Tolitoli merupakan kabupaten yang dimana dikenal sebagai penghasil cengkeh terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah. Semua produk tersebut juga sangat tergantung dari kelancaran distribusi barang dan jasa melalui Pelabuhan Dede. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan cukup strategis terutama untuk pasar ke Kalimantan seperti Kota Tarakan. 8

79 Berdasarkan Tolitoli dalam angka dapat dilihat besarnya pergerakan barang yang keluar melalui Pelabuhan Dede,dimana untuk tanaman kopra mengalami penurunan pengiriman barang melalui Pelabuhan dari tahun 2007 hingga 2010 dan untuk tahun 2010 mengalami peningkatan pengiriman barang hingga 233 % dari 1.725,75 ton ke 5.747,72 ton barang yang keluar melalui Pelabuhan Dede. Sedangkan untuk cengkeh mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 93 % pada tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu sebesar 5310,9 ton ke 382,6 ton yang keluar melalui Pelabuhan Dede. Berdasarkan data Tolitoli dalam angka dimana pengiriman barang terbesar yaitu pengiriman kayu log dimana prosentase akan pengiriman kayu log terus meningkat dari tahun 2007 sampe 2011, yaitu dari 1.795,77 ton pada tahun 2007 meningkat hingga ,88 ton pada tahun 2008 hingga pada tahun 2011 pengiriman akan kayu log meningkat hingga ,77 ton. Jenis Barang/Kind of Products beras/rice 153,00 235,80 20,00 2 terigu/wheat _ 3 gula pasir/sugar 20,00 4 garam/salt _ 5 kopra/copra 4.703, , , , ,72 6 bungkil/oilcake _ 7 rotan/dammar 476, , , , ,70 8 kayu/kayu log 1.795, , , , ,77 9 hasil laut/seafood _ 3,25 188,12 10 cengkeh/cloves 2.465, , , ,90 382,60 Sebagai Kabupaten penghasil cengkeh dari sektor perdagangan cengkeh itu sendiri, Kabupaten Tolitoli mengalami penurunan pada tahun 2011 dimana sebelumnya pada tahun 2010 realisasi perdagangan cengkeh antar pulau di Kabupaten tersebut sebesar 4.672,50 ton dan menjadi 390,3 ton, untuk secara rinci dapat dilihat pada tabel Tolitoli dalam angka berikut ini: 9

80 Bulan/Month (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Januari - 647,84-63,50-2 Februari 78,35 106,20 75,70 154,10 35,0 3 Maret 24,00 28,00 75,02 456,80 38,0 4 April 58,60 0,00 200,70 926,40 25,4 5 Mei 60,00 207,00 272,10 200,70 12,7 6 Juni 320,00 52,40 27, ,00 7,7 7 Juli 594,00 233,40 34,70 672,00 66,5 8 Agustus 742,30 271,80 181,60 687,00-9 September 300,00 220,70 138,50 38, Oktober 125,10 83,80 125,80 25,40 37,5 11 November - 12,00 26,00 23,50 17,5 12 Desember 553, ,00 - Jumlah/Total 2.856, , , ,50 390,3 Sumber : Tolitoli dalam angka 2012 Untuk hasil pertanian dan perkebunan di Kabupaten Tolitoli, berikut ini merupakan tempat penghasil terbesar di setiap kecamatan per jenis hasil perkebunan, yaitu: a. Penghasil Cengkeh 1) Kecamatan Ogodeide 2) Kecamatan Galang 3) Kecamatan Baolan b. Kelapa 1) Kecamatan Galang 2) Kecamatan Dampal Utara 3) Kecamatan Dampal Selatan 10

81 c. Padi 1) Kecamatan Dampal Selatan 2) Kecamatann Galang 3) Kecamatan Lampasio d. Kakao 1) Kecamatan Lampasio 2) Kecamatan Basidondo 3) Kecamatan Ogodeide No Kecamatan Kelapa Cengkeh Kakao Padi District Coconut (ton) Cloves (ton) Cacao (ton) Paddy Dampal selatan 2.418,80 214, , Dampal Utara 2.502,60 37,50 434, Dondo 1.756,20 161, , Ogodeide 188, , , Basidondo 185,10 48, , Baolan 223,00 462,40 300, Lampasio 131,40 13, , Galang 2.884,50 982,60 287, Tolitoli Utara 613,40 232,50 87, Dako Pemean 182,00 163,40 433, Kab. Tolitoli , , ,

82 Hasil hasil perkebunan dan pertanian tersebut didistribusikan di dalam kabupaten Tolitoli dan sebagian besar didistribusikan juga keluar kabupaten, seperti Kota Palu, Kalimantan (Tarakan) dan Pulau Jawa (melalui Surabaya). Sedangkan untuk lintas angkutan barang itu sendiri, terdiri atas : 1) Tolitoli Kota Palu. 2) Tolitoli Kabupaten Buol. 3) Tolitoli Tarakan Provinsi Kalimantan Timur; dan 4) Tolitoli Bitung Provinsi Sulawesi Utara. 5) Tolitoli Surabaya. Potensi Pengembangan Wilayah Belakang Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli mempertimbangkan potensi pengembangan wilayah belakang ibukota kecamatan. Potensi wilayah belakang ibukota kecamatan yang membentuk struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli adalah (Tabel 5.2) : Tabel 5.2 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Kecamatan No Ibukota Kecamatan Kecamatan Potensi pengembangan wilayah 1 Bangkir Dampal Selatan Padi, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang Hijau, kelapa, ternak ayam kampung, itik 2 Ogotua Dampal Utara Kacang tanah, kelapa, jambu mente, ternak sapi, kambing, domba 3 Tinabogan Dondo Padi,jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kelapa, lada, jambu mente, kakao, ternak sapi, kerbau, kambing 12

83 No Ibukota Kecamatan Kecamatan Potensi pengembangan wilayah 4 Bilo Ogodeide Jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, kopi, pala, lada, kakao, 5 Kayulompa Basidondo Jagung, kacang kedele, kopi, pala, lada, kakao, vanili 6 Tolitoli Baolan Cengkeh, kakao, ternak ayam kampung, ayam ras 7 Sibea Lampasio Padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, cengkeh, pala, vanili 8 Lalos Galang Padi, kelapa, cengkeh, lada, kakao, ternak sapi, kuda, babi, itik 9 Laulalang Tolitoli Utara Ternak kambing, babi, ayam kampung, 10 Galumpang Dako Pemean Pala, Sumber : Analisis 2011 Kawasan Strategis Kawasan strategis yang akan diarahkan pengembangannya di Kabupaten Tolitoli hingga akhir tahun perencanaan (2031), terdiri atas 1. Kawasan Strategis Nasional Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupaten Tolitoli yaitu Pulau Dolangan, Salando dan Lingayan yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan. 2. Kawasan Strategis Kabupaten 13

84 Kawasan strategis kabupaten Tolitoli yang dirahkan pengembangannya hingga akhir tahun perencanaan (2031) terdiri atas : a. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi di Kabupaten Tolitoli terdiri atas : 1. Kawasan perkotaan cepat tumbuh terdiri atas : a) Kawasan perkotaan Kota Tolitoli-Lalos; b) Kawasan koridor Donggala Bangkir Ogotua Tinabogan; c) Kawasan bagian tengah meliputi wilayah Kecamatan Ogodeide dan Lampasio; d) Galang dsk; e) Laulalang dsk; f) Malala dsk; g) Kayulompa dsk; dan 2. Kawasan pertumbuhan ekonomi terdiri atas : a) Kawasan Agropolitan di Kecamatan dampal selatan, Dondo, Basidondo, Galang, Dakopemean, Lampasio dan Tolitoli Utara b) Kawasan Minapolitan di Dampal Selatan, Dampal Utara, Lampasio, Basidondo, Ogodeide, Baolan, Galang, Dakopemean dan Tolitoli Utara c) Kawasan Pelabuhan, Industri dan Pergudangan di Kecamatan Dampal Utara dan Baolan 3. Kawasan Pulau Dolangan, Salando dan Lingayan merupakan kawasan yang akan dikembang sebagai kawasan perekonominan; b. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas : 1. Kawasan Pulau Dolangan, Salando dan Lingayan; dan 2. Wilayah Sungai Lambuno Buol yang berada di Kabupaten Buol. 14

85 Gambar 5.2 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Tolitoli tahun (2031) Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Untuk operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tolitoli disusun Rencana Rinci Tata Ruang berupa Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten. Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 1. Pergerakan Perjalanan a. Zona dan Karaktersitik Wilayah Untuk wilayah Kab.Tolitoli dibagi menjadi 3 zona.penetapan Zona tersebut didapat dari data sekunder dan data primer. Data sekunder yang yang digunakan adalah data Tolitoli dalam Angka Tahun 2012, RTRW dan beberapa peta seperti : Peta Administrasi, Peta Tata Guna Lahan dan Peta Jaringan Jalan serta didukung dengan survey dilapangan dengan 15

86 menentukan potensi wilayah. Kondosi Geografi Kab.Tolitoli yang bervariasi menyebabkan akses perjalanan menjadi kecil. Pembagian 3 zona tersebut yaitu berupa zona Internal, Zona Eksternal dan Zona Khusus, dimana zona internal merupakan zona yang berada di dalam Kabupaten Tolitoli dan dalam studi ini menggunakan batas administrasi yaitu batas Kecamatan, untuk zona eksternal merupakan zona luar dari Kabupaten Tolitoli yaitu Kabupaten yang berseberangan dengan Kabupaten Tolitoli, dan untuk zona khusus merupakan zona intermediate yaitu pelabuhan dan bandar udara. Untuk pembagian zona dapat dilihat pada tabel dibawah ini; Tabel 5.3 Zona Kabupaten Tolitoli 16

87 Gambar 5.3 Peta Zona Kabupaten Tolitoli Zona Khusus Zona Internal Zona Eksternal 17

88 2. Model Jaringan Jalan Model jaringan jalan sangat erat kaitannya dengan tata guna lahan, oleh karena itu jaringan jalan yang baik sangat mempengaruhi mobilitas dan aksesibilitas pergerakan di dalam jaringan tersebut. Dalam permodelan jaringan jalan di Kabupaten Tolitoli ini adalah model jaringan sederhana dimana mengikuti keadaan yang sebenarnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 5.4 Model Jaringan Jalan 18

89 3. Permodelan Bangkitan dan Tarikan Perjalanan Kawasan pemukiman dan pusat kegiatan di Kabupaten Tolitoli dibandingkan dengan keseluruhan luas wilayah masih relative kecil, hal ini akan mempengaruhi jumlah Bangkitan dan Tarikan perjalanan di Kabupaten Tolitoli. Tabel 5.4 Bangkitan perjalanan / hari JUMLAH BANGKITAN PERJALANAN / ZONA HARI PROSENTASE ,27 % ,54 % ,48 % ,28 % ,97 % ,40 % ,02 % ,20 % ,23 % ,12 % ,78 % ,06 % ,81 % ,06 % ,94 % ,84 % Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013 Sesuai dengan Tabel diatas, Jumlah bangkitan terbesar terdapat pada zona 1 sebesar perjalanan/hari dengan prosentase sebesar 12,27 % dibandingkan dengan zona lainnya. Hal 19 ini dikarenakan zona 1 berada di Kec. Baolan yang secara administrasi merupakan Ibu Kota Kabupaten Tolitoli dan kawasan pemukiman. Sedangkan Jumlah bangkitan terkecil terdapat pada zona 13 dan 14 dengan 884 dan 681 perjalanan/hari dikarenakan pada zona tersebut

90 berada di Kec. Bungku Utara dan Mamosalato yang secara geografi merupakan kawasan hutan lindung Tabel 5.5 Tarikan perjalanan / hari ZONA JUMLAH TARIKAN PERJALANAN / HARI PROSENTASE ,69% ,14 % ,81 % ,79 % ,36 % ,23 % ,69% ,16 % ,00 % ,41 % ,78 % ,06 % ,80 % ,27 % ,94 % ,84 % Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa : a. Jumlah tarikan terbesar terdapat pada zona 1sebesar perjalanan/hari dengan prosentase sebesar 18,69 %. Hal ini dikarenakan zona 1 berada di Kec. Baolan yang secara administrasi merupakan Ibu Kota Kabupaten Tolitoli dimana pada wilayah tersebut merupakan pusat kegiatan seperti perkantoran, perdagangan dan kawasan pendidikan. 20

91 4. Modal Split Berdasarkan grafik dibawah ini Prosentase pemilihan moda yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Kab. Tolitoli adalah sepeda motor dengan prosentase sebesar 79 %. Hal ini dikarenakan motor masih merupakan alat transportasi yang murah dan cepat. Apabila dihubungkan dengan karakteristik geografi di Kab. Tolitoli yang berupa daratan, pantai dan pegunungan sepeda motor dapat menjadi transportasi yang dapat membantu aksesbilitas warga dengan jarak yang tidak begitu jauh. Modal Split Kabupaten Toli-toli 1% 4% 2% 1% 13% 79% Motor Mobil Umum Becak Sepeda Pejalan kaki Gambar 5.5 Modal Split Kabupaten Tolitoli Untuk prosentase terbesar kedua adalah Mobil Pribadi dengan prosentase sebesar 13 %, masyarakat juga cenderung memilih mobil pribadi sebagai salah alat transportasi utama dikarenakan terdapat beberapa kawasan pemukiman yang begitu jauh dan apabila terdapat perjalanan keluar wilayah maka mobil merupakan kendaraan yang begitu mendukung untuk kondisi geografi di Tolitoli. 21

92 5. Matrik Asal Tujuan Perjalanan berdasarkan dengan kondisi eksisting yaitu tahun 2013, Jika dilihat jumlah perjalanan orang per hari terbesar di Kabupaten adalah perjalanan orang yang berasal dari zona 3 menuju zona 1 dengan jumlah 3202 Perjalanan/Hari, dalam hal ini zona 1 merupakan Kecamatan Baolan dengan Pusat centroid di Bungku sedangkan zona 3 adalah Kecamatan Dako Pamea. Kecamatan Baolan merupakan pusat pemerintahan serta pusat kegiatan ekonomi yang merupakan suatu tarikan bagi para masyarakat diluar daerah Baolan untuk melakukan kegiatan di daerah tersebut dan bertempat tinggal di daerah sekitar Baolan. Sedangkan untuk prediksi jumlah perjalanan 5 tahun mendatang atau tahun rencana, pada tahun 2018 jumlah perjalanan perhari di kabupaten Tolitoli didominasi pergerakan orang dari zona 2 yang berada di Kecamatan Galang menuju daerah tujuan zona 1 yaitu kecamatan Baolan dengan jumlah perjalanan sebesar Perjalanan/Hari. Sesuai dengan Kondisi tersebut, maka dibutuhkan perhatian khusus dalam mengidentifikasi potensi masalah transportasi baik segi aksesibilitas, keselamatan, kelancaran, efektifitas maupun efisiensi, sehingga dapat ditanggulangi sedini mungkin. Selain itu, Hal ini juga dimaksudkan untuk dapat mendukung pembangunan daerah sesuai dengan MP3EI. 22

93 Tabel 5.6 Matrik Asal dan Tujuan Kab. Toli-Toli Tahun 2013 (Eksisting) OD

94 Tabel 5.7 Matrik Asal dan Tujuan Kab. Toli-Toli Tahun 2018 (Prediksi) OD

95 6. Trip Rate/Rata-rata Perjalanan Berdasarkan hasil analisa rata-rata perjalanan orang sesuai jumlah perjalanan menurut usia penduduk produktif pada tahun 2013 (eksisting), perjalanan tertinggi didominasi perjalanan yang dilakukan oleh penduduk berusia mulai dari Tahun dan Tahun, apabila total jumlah penduduk Usia produktif dibandingkan dengan bangkitan maka didapatkan Trip Rate sebesar 1,10. Sedangkan pada tahun 2018 yang merupakan tahun rencana, jumlah penduduk tetap didominasi oleh penduduk dengan usia tahun dan tahun, sehingga didapatkan peningkatan rata-rata perjalanan (Trip Rate) sebesar 1,46. Usia 2013 (Eksisting) 2018 (Peramalan) Jml Usia Produktif Bangkitan Jml Usia Produktif Bangkitan Jumlah Trip Rate 1,10 Trip rate 1,46 25

96 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Distribusi Barang Gambar 5.6 Desirline Lintas Angkutan Barang 26

97 27 Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013

98 BAB 6 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN UPAYA 6.1. KABUPATEN TOLITOLI A. TREN LINGKUNGAN STRATEGIS 1. Globalisasi dan Tuntutan efisiensi transportasi Pengembangan transportasi harus didasarkan pada pengembangan yang berkelanjutan (sustainability), yaitu melihat jauh ke depan, berdasarkan perencanaan jangka panjang yang komprehensif dan berwawasan lingkungan. Perencanaan jangka pendek harus didasarkan pada pandangan jangka panjang, sehingga tidak terjadi perencanaan bongkar-pasang. Peraturan Menteri Perhubungan No. 49 tahun 2005 tentang Sistem Transportasi National (Sistranas) secara jelas menyebut adanya tuntutan arus globalisasi yang menyebabkan adanya perubahan tatanan pengaturan di bidang transportasi dari sifat sentralistik ke desentralistik dan dari sifat dominasi pemerintah kepada mekanisme pasar. Pengaturan bidang transportasi yang desentralistik dan didasari pada mekanisme pasar terkait dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 di mana 'efisiensi' menjadi kata kunci dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan kata lain, dengan pengaturan transportasi yang berlandaskan mekanisme pasar pemerintah bertujuan mencapai suatu sistem transportasi yang efisien. Berdasarkan hal tersebut, pengaturan transportasi Kabupaten tolitoli diharapkan mampu mengatasi dan mengantisipasi arus globalisasi yang terus mengalir deras ke pelosok daerah. Keadaan tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mengembangkan Kabupaten tolitoli ke arah lebih baik menjadi wilayah agropolitan dan minapolitan, sesuai dengan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Tolitoli. Dalam mewujudkan hal tersebut, 1

99 kebijakan-kebijakan yang akan dibuat tentu saja dituntut mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi sumber daya yang yang tersedia. 2. Potensi Pengembangan Daerah Berdasarkan hasil analisis potensi yang dimiliki oleh kabupaten Tolitoli maka dapat diperoleh data sebagai berikut: a. Kabupaten Tolitoli memiliki potensi yang cukup besar untuk hasil perkebunan dan pertanian terutama dalam produksi cengkeh dan kakao, tercatat produksi cengkeh pada tahun 2011 adalah sebesar ton, sementara itu luas areal tanaman cengkeh mencapai ha yang terdiri dari yang menghasilkan sebesar ha, yang sudah tua ha dan yang tanaman muda sebesar ha. Potensi produksi cengkeh terbesar terletak di wilayah kecamatan Ogodeide, dengan hasil produksi sebesar 1.801,30 ton. 2 Gambar 6.1 Peta Sebaran Cengkeh Kabupaten Tolitoli

100 Selain produksi cengkeh, produksi kakao di tolitoli juga memiliki jumlah yang besar dalam setiap hasil produksi, Pada tahun 2011 luas areal tanaman kakao mencapai ha. Pada tahun 2011, luas area tanaman muda mengalami peningkatan yang cukup besar, dari ha menjadi ha. Luas area tanaman yang menghasilkan juga meningkat dari ha menjadi ha. Sehingga produksinya meningkat menjadi ton. Berbeda dengan tanaman kelapa dan cengkeh, tanaman kakao termasuk tanaman perkebunan yang masih baru diusahakan oleh petani dan sudah mulai banyak diminati. Kakao banyak ditanam di wialayah kecamatan Lampasio yaitu dengan produksi sebesar 2.598,30 ton. Gambar 6.2 Peta Sebaran Kakao di Kabupaten Tolitoli Potensi lainnya yang terdapat di tolitoli adalah hasil tanaman kelapa. Tanaman kelapa pada umumnya merata di daerah Kabupaten Tolitoli. Pada tahun 2011 luas areal tanaman 3

101 kelapa mencapai hektar, yang terdiri dari tanaman yang belum menghasilkan sebesar 999 ha, tanaman menghasilkan ha dan tanaman yang sudah tua ha. Sedangkan produksinya mencapai ton. Kelapa banyak dihasilkan di wilayah kecamatan Galang yaitu dengan hasil produksi sebesar 2.884,50 ton. Gambar 6.3 Peta Sebaran Kelapa Kabupaten Tolitoli b. Kabupaten Tolitoli didalam rencana tata ruang wilayah memiliki kawasan strategis yaitu Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupaten Tolitoli meliputi Pulau Dolangan, Salando dan Lingayan yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan. Kemudian Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi di Kabupaten Tolitoli terdiri atas : 1. Kawasan perkotaan cepat tumbuh terdiri atas : a. Kawasan perkotaan Kota Tolitoli-Lalos; 4

102 b. Kawasan koridor Donggala Bangkir Ogotua Tinabogan; c. Kawasan bagian tengah meliputi wilayah Kecamatan Ogodeide dan Lampasio; d. Galang dsk; e. Laulalang dsk; f. Malala dsk; g. Kayulompa dsk; dan 2. Kawasan pertumbuhan ekonomi terdiri atas : a. Kawasan Agropolitan di Kecamatan dampal selatan, Dondo, Basidondo, Galang, Dakopemean, Lampasio dan Tolitoli Utara b. Kawasan Minapolitan di Dampal Selatan, Dampal Utara, Lampasio, Basidondo, Ogodeide, Baolan, Galang, Dakopemean dan Tolitoli Utara c. Kawasan Pelabuhan, Industri dan Pergudangan di Kecamatan Dampal Utara dan Baolan 3. Kawasan Pulau Dolangan, Salando dan Lingayan merupakan kawasan yang akan dikembang sebagai kawasan perekonominan; Selain itu,kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas: 1. Kawasan Pulau Dolangan, Salando dan Lingayan; dan 2. Wilayah Sungai Lambuno Buol yang berada di Kabupaten Buol. c. Kondisi perekonomian Kabupaten Tolitoli saat ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, serta terciptanya laju pertumbuhan PDRB yang positif. Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku mencapai rupiah, sedangkan bedasarkan harga konstan 2000 mencapai rupiah.. Berdasarkan perkembangan distribusi PDRB atas dasar 5 harga berlaku tahun 2011 menunjukan terdapat tiga sektor ekonomi yang mempunyai peran terbesar dalam pembentukkan PDRB Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan peran masingmasing menunjukkan sektor pertanian merupakan sektor dominan dalam

103 pembentukkan PDRB Kabupaten Tolitoli dengan peranan sebesar 47,02 persen, sedangkan sektor jasa-jasa urutan kedua sebesar 15,97 persen dan urutan ke tiga sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan peranan sebesar 10,47 persen. Gambar 6.4 Grafik PDRB Perkapita Atas Harga Berlaku 3. Pola Perjalanan Transportasi Pola perjalanan di Kabupaten Tolitoli sebagian besar didominasi dengan perjalanan internal. Perjalanan dilakukan antar kecamatan, dengan total perjalanan perhari rata-rata sebesar 980 perjalanan/hari dengan perjalanan internal terbesar dari kecamatan Galang dan Baolan, hal ini dikarenakan keduanya merupakan pusat kegiatan di Kabupaten Tolitoli. Sedangkan untuk perjalanan eksternal terbesar adalah menuju Palu, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Buol. Wilayah yang dijadikan sebagai pintu gerbang utama kecamatan dampal selatan, baolan dan tolitoli utara. Moda yang digunakan untuk melakukan perjalanan internal adalah angkutan pribadi, sedangkan untuk ekternal didominasi oleh moda laut dan udara. 6

104 Pola perjalanan masyarakat saat ini di Kabupaten Tolitoli dalam hubungan perjalanan internal dan eksternal di Kabupaten Tolitoli dapat digambarkan seperti berikut : Gambar 6.5 Peta Pola Perjalanan di Kabupaten Tolitoli 7

105 A. Prediksi Potensi Bangkitan Perjalanan Orang dan barang 1. Penetapan skenario Penetapan skenario ini sangat diperlukan sebelum melakukan prediksi bangkitan dan distribusi arus barang/penumpang pada masa yang akan datang. Berdasarkan dokumen MP3EI, bahwa tahapan pelaksanaan kawasan prioritas pengembangan ekonomi tersebut terdiri atas 3 fase, yaitu fase 1, implementasi (quick wins) dalam kurun waktu tahun , fase 2, memperkuat basis ekonomi dan investasi dalam kurun waktu tahun , fase 3, melaksanakan pertumbuhan berkelanjutan dalam kurun waktu tahun Gambaran tahapan pelaksanaan MP3EI tersebut, selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini Fase 1 : Implementasi quick wins fase 2, memperkuat basis ekonomi dan investasi Gambar 6.6 Tahapan Pelaksanaan MP3EI fase 3, melaksanakan pertumbuhan Dengan demikian, berdasarkan pada penjelasan gambar maka seluruh prioritas pengembangan yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Tolitoli terkait dengan MP3EI tersebut harus dapat diselesaikan dan beroperasi pada tahun Oleh karenanya, pada penetapan skenario ini, pelaksanaan KEK Palu dan sekitarnya, harus dapat beroperasi pada tahun Tabel 6.1 Skenario Operasionalisasi Kawasan Prioritas Pengembangan Ekonomidi Provinsi Sulawesi Tengah NO PRIORITAS PENGEMBANGAN EKONOMI (MP3EI) VOLUME SATUAN SKENARIO 1 KOTA PALU DAN SEKITARNYA KEK Palu dan KAPET Palapas ha operasional KABUPATEN MOROWALI a. Penambangan Nikel ha operasional 2015 b. Penambangan minyak bumi 106,56 MMBO operasional 2015 c. Pengembangan budidaya & pengolahan perikanan ,20 ton/thn operasional KABUPATEN TOJO UNA UNA Pengembangan budidaya dan pengolahan perikanan ,78 ton/thn operasional KABUPATEN BANGGAI Penambangan minyak bumi 23 MMBO operasional 2015 penambangan gas bumi 28 tcf operasional KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Pengembangan budidaya dan pengolahan perikanan ,33 ton/thn operasional 2015 Sumber : MP3EI dan berbagai sumber,

106 Selain skenario operasionalisasi kawasan prioritas pengembangan ekonomi, diperlukan pula asumsi peningkatan jumlah tenaga kerja dan produksi dari setiap kegiatan ekonomi utama yang dilakukan. Namun demikian jika terdapat data prediksi peningkatan tenaga kerja dan hasil produksi barang berdasarkan dokumen terdahulu atau suimber-sumber resmi lainnya, maka prediksi tersebut dapat digunakan dalam pelaksanaan analisis berikutnya. Penjelasan tentang peningkatan jumlah tenaga kerja dan hasil produksi berdasarkan asumsi dan sumbersumber resmi lainnya, berdasarkan dari beberapa sumber yang diperoleh pengembangan Kabupaten Tolitoli terkait dengan program MP3EI Sulawesi Tengah adalah pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu dan sekitarnya, sampai dengan hektar, serta akan menyerap tenaga kerja sebesar orang. Sedangkan hasil produksi dari kegiatan KEK tersebut diperkirakan mencapai 3,5 juta ton per tahun dan akan berkembang menjadi 5,0 juta ton pada tahun , serta 7,0 juta ton pada tahun Berdasarkan dokumen MP3EI, bahwa tahapan pelaksanaan kawasan prioritas pengembangan ekonomi tersebut terdiri atas 3 fase, yaitu fase 1, implementasi (quick wins) dalam kurun waktu tahun , fase 2, memperkuat basis ekonomi dan investasi dalam kurun waktu tahun , fase 3, melaksanakan pertumbuhan berkelanjutan dalam kurun waktu tahun Oleh karenanya, pada penetapan skenario ini, pengembangan Kabupaten Tolitoli guna menujang pelaksanaan KEK Palu dan sekitarnya, harus dapat beroperasi pada tahun Selanjutnya pada tahun 2020, terus tumbuh dan meningkat untuk memperkuat basis ekonomi dan investasi, dan pada tahun 2025, melaksanakan pertumbuhan secara berkelanjutan. Gambaran pergerakan dari output per skenario MP3EI tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Out put skenario fase 1 MP3EI, Tahun 2015, dapat dijelaskan melalui tabel 6.2. Out put skenario fase 2 MP3EI, Tahun 2020, dapat dijelaskan melalui tabel Out put skenario fase 3 MP3EI, Tahun 2025, dapat dijelaskan melalui tabel

107 Tabel 6.2 Output Skenario Fase 1 MP3EI, Tahun 2015 PRIORITAS PENGEMBANGAN EKONOMI (MP3EI) NO Tenaga Kerja (org) Hasil Produksi 1 KOTA PALU DAN SEKITARNYA KEK Palu dan KAPET Palapas ,5 juta ton/th 1,05 juta ton/tahun Kabupaten TOLITOLI KABUPATEN MOROWALI a. Penambangan Nikel metrik ton/th b. Penambangan minyak bumi ribu barel/th c. Pengembangan budidaya & pengolahan perikanan ,52 ton/th 3 KABUPATEN TOJO UNA UNA Pengembangan budidaya dan pengolahan perikanan ,58 ton/th 4 KABUPATEN BANGGAI a. Penambangan minyak bumi ribu barel/th b. Penambangan gas bumi juta cf/th 5 KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Pengembangan budidaya dan pengolahan perikanan Sumber : Hasil Analisis Berbagai Sumber, ,50 ton/th 10 Tabel 6.3 Output Skenario Fase 2 MP3EI Tahun 2020 NO PRIORITAS PENGEMBANGAN EKONOMI (MP3EI) Tenaga Kerja (org) Hasil Produksi 1 KOTA PALU DAN SEKITARNYA KEK Palu dan KAPET Palapas 240,000 5,0 juta ton/th Kabupaten TOLITOLI 24, ,5 juta ton/tahun 2 KABUPATEN MOROWALI a. Penambangan Nikel metrik ton/th b. Penambangan minyak bumi 8, ribu barel/th c. Pengembangan budidaya & pengolahan 1, ,20

108 NO PRIORITAS PENGEMBANGAN EKONOMI (MP3EI) Tenaga Kerja (org) Hasil Produksi perikanan ton/th 3 KABUPATEN TOJO UNA UNA Pengembangan budidaya dan pengolahan perikanan ,22 ton/th 4 KABUPATEN BANGGAI a. Penambangan minyak bumi 8, ribu barel/th b. Penambangan gas bumi 4, juta cf/th 5 KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Pengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 1, ,28 ton/th Sumber : Hasil Analisis Berbagai Sumber, 2012 Tabel 6.4 Output Skenario Fase 3 MP3EI Tahun 2025 NO PRIORITAS PENGEMBANGAN EKONOMI (MP3EI) Tenaga Kerja (org) Hasil Produksi 1 KOTA PALU DAN SEKITARNYA KEK Palu dan KAPET Palapas 320,000 7,0 juta ton/th Kabupaten TOLITOLI 32, ,1 juta ton/tahun 2 KABUPATEN MOROWALI a. Penambangan Nikel metrik ton/th b. Penambangan minyak bumi 8,000 1 juta barel/th c. Pengembangan budidaya & pengolahan perikanan 1, ,33 ton/th 3 KABUPATEN TOJO UNA UNA Pengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 2, ,43 ton/th 4 KABUPATEN BANGGAI a. Penambangan minyak bumi 8,000 1 juta barel/th b. Penambangan gas bumi 6, juta cf/th 5 KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Pengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 2,500 Sumber : Hasil Analisis Berbagai Sumber, ,81 ton/th 11

109 2. Bangkitan, Tarikan dan Distribusi OD Bangkitan perjalanan orang dan barang yang ada di Kabupaten Tolitoli pada tahun 2013 sampai 2030 serta dengan adanya program MP3EI begitu besar. Pergerakan orang dan barang dari dan ke Kabupaten Tolitoli (internal-eksternal dan eksternal-internal), serta pergerakan orang dan barang di Kabupaten Tolitoli (internal-internal). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada matrik di bawah ini. i. Pergerakan Internal-Eksternal dan Eksternal-Internal Pergerakan internal-eksternal merupakan pergerakan orang maupun barang yang berasal dari Kabupaten Tolitoli ke luar wilayah Kabupaten Tolitoli, sehingga Kabupaten Tolitoli merupakan asal pergerakan yang menimbulkan bangkitan pergerakan, sedangkan pergerakan eksternal-internal adalah pergerakan orang dan barang yang berasal dari luar wilayah Kabupaten Tolitoli menuju Kabupaten Tolitoli sehingga Kabupaten Tolitoli merupakan tujuan pergerakan yang menimbulkan tarikan pergerakan orang dan barang. Berikut ini adalah tabel matrik bangkitan dan tarikan di Kabupaten Tolitoli. 12

110 Tabel 6.5 Pergerakan Internal-Eksternal (Bangkitan) dan Eksternal-Internal (Tarikan) Penumpang Tahun 2013 TOLITOLI MP3EI 2020+MP3EI 2025+MP3EI 2030 Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Banggai 5,511 5,971 10,218 11,071 9,194 8,909 61,047 59, , ,557 1,381,459 1,369,673 Poso 3,195 5,559 5,925 10,307 7,267 12,400 48,095 81, , ,676 1,084,750 1,819,680 Donggala 5,453 6,429 10,112 11,921 17,253 20, , , , ,525 2,561,094 2,895,771 Buol 9,149 10,132 16,965 18,786 2,398 2,714 15,873 17,959 76,496 86, , ,999 Morowali 2,080 10,132 3,858 18,786 4,498 4,591 29,778 30, , , , ,999 Bangkep 9,149 2,299 16,965 4,263 4,442 7,733 29,485 51, , , , ,469 Parigi Moutong 2,080 4,055 3,858 7,518 24,300 24, , , , , ,981 1,183,233 Tojo Una-Una 2,331 10,543 4,322 19,549 4,600 4,500 30,474 29, , ,924 3,593,640 3,423,849 Sigi 10,178 3,287 18,873 6,095 8,884 9,388 58,705 61, , , , ,817 Kota Palu 3,173 3,005 5,884 5,573 31,067 34, , , , ,347 1,322,041 1,364,261 Sumber : Hasil Analisis 13

111 Tabel 6.6 Pergerakan Internal-Eksternal (Bangkitan) dan Eksternal-Internal (Tarikan) Penumpang Tahun 2013 TOLITOLI MP3EI 2020+MP3EI 2025+MP3EI 2030 Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Banggai 5,453 6,032 6,631 7,336 19,402 24,095 46,257 57,946 85, , , ,588 Poso 4,311 2,839 5,243 3,453 21,201 21, , , , , , ,882 Donggala 4,904 5,988 5,964 7,283 27,534 28, , , , ,746 1,126,716 1,102,218 Buol 8,229 18,571 10,008 22,586 6,642 12,310 50,423 92, , , , ,557 Morowali 8,229 18,571 10,008 22,586 4,790 5,200 8,807 9,459 15,189 16,142 24,776 26,330 Bangkep 2,245 2,744 2,731 3,337 5,131 6,141 9,266 11,072 15,933 18,946 25,989 30,902 Parigi Moutong 2,934 2,451 3,569 2,981 40,995 41, , ,392 1,045, ,613 1,704,542 1,560,343 Tojo Una-Una 13,731 10,030 16,700 12,198 4,761 4,702 8,567 8,378 14,722 14,261 24,014 23,261 Sigi 3,995 3,424 4,859 4,164 14,431 14, , , , , , ,079 Kota Palu 2,609 3,192 3,173 3,882 45,460 47, , ,782 1,155,184 1,093,166 1,884,235 1,783,077 Sumber : Hasil Analisis 14

112 ii. Pergerakan Internal-Internal Pergerakan internal-internal merupakan pergerakan orang dan barang di wilayah Kabupaten Tolitoli, berikut adalah matrik pergerakan orang dan barang di Kabupaten Tolitoli. OD Dampal Selatan Dampal Selatan Dampal Utara Tabel 6.7 Matrik OD Penumpang Tahun 2013 Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean Dampal Utara Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean Total Sumber : Hasil Analisis Total 15

113 Tabel 6.8 Matrik OD Penumpang Tahun 2015 OD Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean TOTAL Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean TOTAL Sumber : Hasil Analisis 16

114 Tabel 6.9 Matrik OD Penumpang Tahun 2015+MP3EI OD Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean TOTAL Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean TOTAL Sumber : Hasil Analisis 17

115 Tabel 6.10 Pertumbuhan Matrik OD penumpang dengan adanya Program MP3EI Tahun 2015 Bangkitan Tarikan Bangkitan Zona Kec. Bangkitan % Tarikan % MP3EI MP3EI TOTAL Tarikan TOTAL 1 Dampal Selatan 17, , Dampal Utara 13, , Dondo 14, , Ogodeide 14, , Basi Dondo 11, , Baolan 22, , Lampasio 21, , Galang 22, , Toli-Toli Utara 22, , Dako Pemean 21, , TOTAL 181, , ,800 44, , ,580 Sumber : Hasil Analisis 18

116 Tabel 6.11 Pertumbuhan Matrik OD penumpang dengan adanya Program MP3EI Tahun 2020 Zona Kec. Bangkitan % Tarikan % Bangkitan MP3EI Tarikan MP3EI Bangkitan TOTAL Tarikan TOTAL 1 Dampal Selatan 103, , Dampal Utara 81, , Dondo 81, , Ogodeide 83, , Basi Dondo 67, , Baolan 130, , Lampasio 124, , Galang 130, , Toli-Toli Utara 129, , Dako Pemean 128, , TOTAL , Sumber : Hasil Analisis 19

117 Tabel 6.12 Matrik OD Penumpang Tahun 2020+MP3EI OD Dampal Selatan Dampal Utara Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean TOTAL Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean Total Sumber : Hasil Analisis 20

118 Tabel 6.13 Pertumbuhan Matrik OD penumpang dengan adanya Program MP3EI Tahun 2025 Zona Kec. Bangkitan % Tarikan % Bangkitan MP3EI Tarikan MP3EI Bangkitan TOTAL Tarikan TOTAL 1 Dampal Selatan 2 Dampal Utara 3 Dondo 4 Ogodeide 5 Basi Dondo 6 Baolan 7 Lampasio 8 Galang 9 Toli-Toli Utara 10 Dako Pemean 11 TOTAL Sumber : Hasil Analisis 490, , , , , , , , , , , ,067, , , , , , , , , ,028, ,028,

119 Tabel 6.14 Matrik OD Penumpang Tahun 2025+MP3EI OD Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeid e Basi Dondo Baolan Lampasi o Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean TOTAL Dampal Selatan Dampal Utara 0 43,078 31,112 17,550 35, ,874 34,303 67,807 97,324 51, ,000 24, ,730 13,561 28,718 92,537 27,921 55,044 78,976 42, ,497 Dondo 23,932 34, ,561 27,921 90,942 27,123 54,246 77,380 40, ,092 Ogodeide 23,932 33,505 23, ,921 90,144 27,123 53,448 76,582 40, ,272 Basi Dondo 19,943 28,718 20,741 11, ,785 23,134 44,673 63,819 34, ,285 Baolan 52,650 75,386 53,847 29,915 62, , , ,431 90, ,081 Lampasio 36,696 51,853 37,494 20,741 43, , , ,065 63, ,514 Galang 41,227 58,586 42,041 23,597 48, ,957 47, ,631 70, ,302 Toli-Toli Utara Dako Pemean 43,875 62,223 44,673 24,730 51, ,131 50,257 98, , ,053 39,081 55,506 40,214 22,656 45, ,395 45,311 88,357 12, ,703 Total 306, ,157 Sumber : Hasil Analisis 318, , ,17 3 1,073, , , , ,545 5,053,

120 Tabel 6.15 Matrik OD Penumpang Tahun 2030 OD Dampal Selatan Dampal Utara Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean 0 201, ,657 82, , , , , ,761 2,308, , ,778 63, , , , , ,944 1,818,839 TOTAL Dondo 112, , , , , , , ,474 1,826,309 Ogodeide 112, , , , , , , ,474 1,859,922 Basi Dondo 93, ,452 97,104 52, , , , ,596 1,508,852 Baolan 246, , , , , , , , ,765 2,912,421 Lampasio 171, , ,535 97, , , , ,048 2,778,679 Galang 193, , , , , , ,425 2,904,093 Toli-Toli Utara Dako Pemean 205, , , , , , , ,070 2,879, , , , , , , , , ,863,832 Total 1,432,924 2,074,747 1,492, ,915 1,733,051 5,025,225 1,607,675 3,110,178 3,967,834 2,385,555 23,660,561 Sumber : Hasil Analisis 23

121 Tabel 6.16 Matrik OD Barang Tahun 2013 (ton) OD Dampal Selatan Dampal Utara Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeid e Basi Dondo Baolan Lampasi o Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean 10,499 7,062 10,512 5,798 5,201 31,291 5,818 15,605 8,401 4, ,361 2,892 1,945 2,896 1,597 1,433 8,620 1,603 4,299 2,314 1,150 28,749 Total Dondo 9,500 6,390 9,511 5,246 4,706 28,313 5,264 14,120 7,601 3,779 94,430 Ogodeide 5,814 3,910 5,821 3,210 2,880 17,327 3,222 8,641 4,652 2,313 57,789 Basi Dondo 3,577 2,406 3,581 1,975 1,772 10,660 1,982 5,316 2,862 1,423 35,553 Baolan 8,881 5,974 8,892 4,904 4,399 26,469 4,921 13,200 7,106 3,533 88,279 Lampasio 10,822 7,279 10,835 5,976 5,361 32,254 5,997 16,086 8,659 4, ,575 Galang 7,079 4,761 7,087 3,909 3,506 21,098 3,923 10,522 5,664 2,816 70,365 Toli-Toli Utara Dako Pemean 3,785 2,546 3,790 2,090 1,875 11,282 2,098 5,626 3,029 1,506 37, , , ,898 Total 63,745 42,875 63,821 35,199 31,575 Sumber : Hasil Analisis 189, ,323 94,746 51,005 25, ,626 24

122 Tabel 6.17 Matrik OD Barang Tahun 2015 (ton) O/D Dampal Selatan Dampal Utara Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Zona Internal Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean 12,769 8, , , , , , , , , , , ,366 3, , , , , , , , , Total Dondo 11, , ,567 6, , , , , , , , Ogodeide 7, , , ,904 3, , , , , , , Basi Dondo 4, , , , ,155 12, , , , , , Baolan 10, , , , , ,190 5, , , , , Lampasio 13, , , , , , ,293 19, , , , Galang 8, , , , , , , ,796 6, , , Toli-Toli Utara Dako Pemean 4, , , , , , , , ,684 1, , , , , , , TOTAL 77, , , , , , , , , , Sumber : Hasil Analisis 25

123 Tabel 6.18 Pertumbuhan Matrik OD barang dengan adanya Program MP3EI Tahun 2015 Zona Kec. Bangkitan % Tarikan % Bangkitan MP3EI Tarikan MP3EI Bangkitan TOTAL Tarikan TOTAL 1 Dampal Selatan 126,921 2 Dampal Utara 34,963 3 Dondo 114,843 4 Ogodeide 70,281 5 Basi Dondo 43,238 6 Baolan 107,362 7 Lampasio 130,829 8 Galang 85,576 9 Toli-Toli Utara 45, Dako Pemean 10, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , TOTAL Sumber : Hasil Analisis , , , , ,

124 Tabel 6.19 Matrik OD Barang Tahun 2015+MP3EI (ton) O/D Dampal Selatan Dampal Utara Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Zona Internal Basi Baolan Dondo Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean 13, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Total Dondo 12, , , , , , , , , , , Ogodeide 7, , , , , , , , , , , Basi Dondo 4, , , , , , , , , , , Baolan 11, , , , , , , , , , , Lampasio 14, , , , , , , , , , , Galang 9, , , , , , , , , , , Toli-Toli Utara Dako Pemean 5, , , , , , , , , , , , , , , , TOTAL 84, , , , , , , , , , , Sumber : Hasil Analisis 27

125 Tabel 6.20 Pertumbuhan Matrik OD barang dengan adanya Program MP3EI Tahun 2020 Zona Kec. Bangkitan % Tarikan % Bangkitan MP3EI Tarikan MP3EI Bangkitan TOTAL Tarikan TOTAL 1 Dampal Selatan 2 Dampal Utara 3 Dondo 4 Ogodeide 5 Basi Dondo 6 Baolan 7 Lampasio 8 Galang 9 Toli-Toli Utara 10 Dako Pemean 11 TOTAL Sumber : Hasil Analisis 225, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,371, ,371, ,000, ,000, ,371,

126 Tabel 6.21 Matrik OD Barang Tahun 2020+MP3EI (ton) O/D Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Zona Internal Basi Baolan Lampasio Galang Dondo Toli-Toli Utara Dako Pemean Total Dampal Selatan Dampal Utara 39, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Dondo 35, , , , , , , , , , , Ogodeide 21, , , , , , , , , , , Basi Dondo 13, , , , , , , , , , , Baolan 33, , , , , , , , , , , Lampasio 40, , , , , , , , , , , Galang 26, , , , , , , , , , , Toli-Toli Utara Dako Pemean 14, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , TOTAL 238, , , , , , , , , , ,371, Sumber : Hasil Analisis 29

127 Tabel 6.22 Pertumbuhan Matrik OD barang dengan adanya Program MP3EI Tahun 2025 Zona Kec. Bangkitan % Tarikan % Bangkitan MP3EI Tarikan MP3EI Bangkitan TOTAL Tarikan TOTAL 1 Dampal Selatan 2 Dampal Utara 3 Dondo 4 Ogodeide 5 Basi Dondo 6 Baolan 7 Lampasio 8 Galang 9 Toli-Toli Utara 10 Dako Pemean 11 TOTAL Sumber : Hasil Analisis 637, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,159, , , , ,579, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,867, ,867, ,400, ,400, ,267, ,267,

128 Tabel 6.23 Matrik OD Barang Tahun 2025+MP3EI (ton) O/D Dampal Selatan Dampal Utara Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Basi Dondo Zona Internal Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean 87, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Total Dondo 78, , , , , , , , , , , Ogodeide 48, , , , , , , , , , , Basi Dondo 29, , , , , , , , , , , Baolan 73, , , , , , , , , , , Lampasio 89, , , , , , , , , , , Galang 58, , , , , , , , , , , Toli-Toli Utara Dako Pemean 31, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , TOTAL 529, , , , , ,579, , , , , ,267, Sumber : Hasil Analisis 31

129 Tabel 6.24 Matrik OD Barang Tahun 2030 O/D Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean TOTAL Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Zona Internal Basi Baolan Lampasio Galang Dondo Toli-Toli Utara Dako Pemean 142, , , , , , , , , , ,415, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,280, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,197, , , , , , , , , , , ,458, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,576, , ,284, , , ,591, Total Sumber : Hasil Analisis 32

130 C. Model Pengembangan Jaringan Transportasi Berdasarkan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah, pola aktivitas, serta bangkitan dan distribusi arus barang/penumpang, sebagaimana telah dijelaskan dimuka, maka model pengembangan jaringan transportasi yang akan dilakukan di Kabupaten Tolitoli, adalah penggunaan model sistem kegiatan dan sistem jaringan. Salah satu unsur dalam pendekatan secara sistem adalah meramalkan apa yang akan terjadi pada jaringan transportasi jika wilayah tersebut terus berkembang tanpa ada perubahan pada sistem transportasinya. Hal ini dikenal dengan sistem do-nothing. Lebih lanjut, bahwa kebijakan baru sistem tata guna lahan dan sistem transportasi dapat dilakukan dengan sistem do-something, yaitu dengan melakukan beberapa perubahan pada sistem jaringan. Hasilnya, kemudian dibandingkan dengan sistem do-nothing. Pada kondisi do-nothing, akan dapat digambarkan kinerja jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi di Kabupaten Tolitoli tahun Untuk melakukan evaluasi kinerja prasarana jalan, maka diperlukan pelaksanaan survey lalu lintas dan dimensi jalan yang dilakukan pada seluruh koridor jalan utama yang ada di wilayah Kabupaten Tolitoli. Survey dilakukan pada seluruh ruas jalan utama yang ada di Kabupaten Tolitoli, untuk mengetahui VJP (volume jam puncak), dan C (kapasitas ruas jalan). Dari data tersebut selengkapnya dapat dijadikan dasar untuk mengetahui kinerja V/C ratio setiap ruas jalan. Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, telah ditetapkan standar minimal pelayanan jalan dari berbagai fungsi jalan. Terkait dengan ruas jalan utama yang diamati, maka berdasarkan fungsi termasuk dalam fungsi arteri primer, dengan standar minimal pelayanan jalan LOS = B, dengan batasan nilai V/C ratio antara 0,21-0,45. Untuk menjelaskan tentang standar minimal tingkat pelayanan jalan dan karakteristik operasi jalan arteri primer tersebut, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. 33

131 Tabel 6.25 Standar Minimal Tingkat Pelayanan Jalan NO FUNGSI JALAN TINGKAT PELAYANAN 1 Sistem jaringan jalan primer a. Jalan Tol b. Jalan Artei Primer c. Jalan Kolektor Primer d. Jalan Lokal Primer B B B C 2 Sistem jaringan jalan sekunder a. Jalan Arteri Sekunder b. Jalan Kolektor Sekunder c. Jalan Lokal Sekunder d. Jalan Lingkungan Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006 C C D D Lebih lanjut, terkait dengan karakteristik operasi dan tingkat pelayanan jalan pada fungsi jalan arteri primer, harus berada pada level of service B. Kondisi ini dapat digambarkan sebagai awal dari kondisi arus stabil, kecepatan lalu lintas > 80 km/jam, volume lalu lintas dapat mencapai 45% dari kapasitas yaitu 900 smp per jam 2 arah. Penjelasan secara lengkap dapat dijelaskan melalui tabel berikut ini. Tabel 6.26 Tingkat Pelayanan dan Karakteristik Operasi Jalan Arteri Primer 34 NO TINGKAT PELAYANAN KARAKTERISTIK OPERASI TERKAIT 1 A o Arus bebas o Kecepatan lalu lintas > 100 km/jam o Jarak pandang bebas untuk mendahului hasrus selalu ada o Volume lalu lintas mencapai 20% dari kapasitas (yaitu 400 smp per jam, 2 arah) o Sekitar 75% dari gerakan mendahului dapat dilakukan dengan sedikit atau tanpa tundaan 2 B o Awal dari kondisi arus stabil o Kecepatan lalu lintas > 80 km/jam o Volume lalu lintas dapat mencapai 45% dari kapasitas (yaitu 900 smp per jam 2 arah) 3 C o Arus masih stabil o Kecepatan lalu lintas > 65 km/jam o Volume lalu lintas dapat mencapai 70% dari kapasitas (yaitu smp per jam, 2 arah)

132 NO TINGKAT KARAKTERISTIK OPERASI TERKAIT PELAYANAN 4 D o Arus mendekati tidak stabil o Kecepatan lalu lintas turun sampai 60 km/jam o Volume lalu lintas dapat mencapai 85% dari kapasitas (yaitu smp per jam, 2 arah) 5 E o Kondisi mencapai kapasitas dengan volume mancapai smp per jam, 2 arah. o Kecepatan lalu lintas pada umumnya berkisar 50 km/jam 6 F o Kondisi arus tertahan o Kecepatan lalu lintas < 50 km/jam o Volume dibawah smp per jam Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006 Pada kondisi do-nothing, maka lebar jalan utama di Kabupaten Tolitoli tersebut, dianggap masih tetap tidak ada perubahan, sehingga kapasitas jalan pada ruas jalan tersebut nilainya sama sampai dengan akhir tahun perencanaan tahun Dengan demikian, kinerja V/C ratio dari tahun tersebut dapat dihitung, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 21. Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, belum terdapat tingkat pelayanan jalan yang kritis (LOS = E,F). Pada awal tahun 2020, sudah terdapat 4 (empat) ruas jalan yang mempunyai LOS kritis yaitu Jl. Poros Palu-Tolitoli, dan Jl. Poros Palu-Parigi. Kinerja lalu lintas tersebut, terus menurun hingga pada tahun 2030, seluruh ruas jalan utama di Provinsi Sulawesi Tengah sudah berada pada tingkat pelayanan jalan yang kritis (LOS = E,F). Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini 35

133 Tabel 6.27 Prediksi Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Kabupaten Tolitoli Tahun No Ruas Jalan Volume Kapasitas V/C Ratio LOS Volume Kapasitas V/C Ratio LOS Volume Kapasitas 1 Lakuan - Laulalang A B B 2 Laulalang - Lingadan A A B Lingandang - Batas Kota 3 Toli A A B 4 Moh. Saleh B B B 5 Yos Sudarso B B B 6 SyarifMansyur B B C 7 A. Yani C D F 8 Moh. Hatta E F F 9 Abdul Muis C D E 10 WoltwerMaongonsidi C D E 11 Sona B B B 12 Tadulako B B C 13 Batas Kota Toli - Silondou B B B 14 Silaondou - Malala B B B 15 Malala - Ogotua B B B 16 Ogotua - Ogoamas B B B V/C Ratio LOS 36

134 Pada Kondisi Do-Nothing No Ruas Jalan Volume Kapasitas MP3EI MP3EI V/C Ratio LOS Volume Kapasitas V/C Ratio LOS Volume Kapasitas 1 Lakuan - Laulalang B C C 2 Laulalang - Lingadan B B C 3 Lingandang - Batas Kota Toli V/C Ratio B B E 4 Moh. Saleh C D E 5 Yos Sudarso C D E 6 SyarifMansyur C E F 7 A. Yani F F F 8 Moh. Hatta F F F 9 Abdul Muis F F F 10 WoltwerMaongonsidi F F F 11 Sona C D E 12 Tadulako D F F 13 Batas Kota Toli - Silondou B C D 14 Silaondou - Malala B C D 15 Malala - Ogotua C D E LOS 37

135 No Ruas Jalan Volume Kapasitas MP3EI MP3EI V/C Ratio LOS Volume Kapasitas V/C Ratio LOS Volume Kapasitas 16 Ogotua - Ogoamas C D E V/C Ratio LOS No Ruas Jalan 38 Volume Kapasitas MP3EI 2030 V/C Ratio LOS Volume Kapasitas V/C Ratio LOS Volume Kapasitas 1 Lakuan - Laulalang F F F 2 Laulalang - Lingadan C D F 3 Lingandang - Batas Kota Toli V/C Ratio D E F 4 Moh. Saleh F F F 5 Yos Sudarso F F F 6 SyarifMansyur F F F 7 A. Yani F F F 8 Moh. Hatta F F F 9 Abdul Muis F F F 10 WoltwerMaongonsidi F F F 11 Sona F F F 12 Tadulako F F F LOS

136 No Ruas Jalan Volume Kapasitas MP3EI 2030 V/C Ratio LOS Volume Kapasitas V/C Ratio LOS Volume Kapasitas 13 Batas Kota Toli - Silondou F F F 14 Silaondou - Malala F F F 15 Malala - Ogotua F F F 16 Ogotua - Ogoamas F F F V/C Ratio LOS 39

137 Gambaran kinerja pelayanan jaringan transportasi wilayah secara keseluruhan moda dapat dilakukan dengan pendekatan rasio demand-supply. Artinya dengan melakukan menghitung ketersediaan layanan pada masing-masing moda yang ada saat ini di Kabupaten Tolitoli, dengan pertumbuhan perjalanan penumpang pada skenario with MP3EI. Dari perhitungan, rasio demand-supply untuk keseluruhan moda tersebut, dapat dijelaskan melalui tabel berikut. Tabel 6.28 Rasio Demand-Supply Jaringan Pelayanan Transportasi Tahun , Kondisi Do-Nothing No Tahun Total Penumpang Angkutan Umum (orang/tahun) Ketersediaan Kapasitas Max Orang Per Tahun RASIO SUPPLY- DEMAND (%) ,080,727 2,448, % ,188,300 2,448, % ,301,435 2,448, % ,420,419 2,448, % ,545,555 2,448, % ,677,160 2,448, % ,815,569 2,448, % ,961,134 2,448, % ,114,225 2,448, % ,275,231 2,448, % ,444,560 2,448, % ,622,644 2,448, % ,809,934 2,448, % ,006,908 2,448, % ,214,065 2,448, % ,431,932 2,448, % ,661,063 2,448, % ,902,040 2,448, % Sumber : Hasil Analisis Dari tabel tersebut, terlihat bahwa rasio demand-supply dari moda angkutan umum, mengalami penurunan yang sangat signifikan. Dengan kondisi terus menurunnya tingkat kinerja jaringan prasarana dan pelayanan transportasi tersebut, maka diperlukan pengembangan jaringan transportasi wilayah di Kabupaten Tolitoli, sehingga dapat mengantisipasi seluruh pertumbuhan 40

138 bangkitan dan distribusi barang maupun penumpang, terutama dengan dilaksanakannya pengembangan ekonomi utama MP3EI untuk wilayah Kabupaten Tolitoli. D. IDEALISASI JARINGAN TRANSPORTASI Berdasarkan sistem transportasi nasional pada tataran transportasi nasional tersebut, perlu kiranya disampaikan pula standar pelayanan minimal bidang perhubungan daerah provinsi sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 81 Tahun 2011 tentang Standar Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. 1. Jaringan Pelayanan Transportasi Untuk meningkatkan layanan frekuensi penyebrangan Tolitoli-Tarakan diperlukan optimalisasi pelabuhan penyebrangan Tanjung Batu Untuk meningkatkan layanan frekuensi alur pelayaran yang melintasi Kabupaten Tolitolimaka diperlukan optimalisasi pelabuhan dede. Tersedianya pelayanan angkutan antar jemput dalam provinsi di provinsi Sulawesi Tengah dengan rute Palu-Tolitoli-Buol. Untuk indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kabupaten dan antar kota kecamatan, dengan nilai 100% dan batas waktu pencapaian pada tahun Terhubungnya seluruh ibukota kecamatan dengan jaringan jalan minimal sampai tahun ) Jaringan Prasarana Transportasi Untuk indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya terminal tipe B pada setiap koridor utama kases keluar dan masuk Kabupaten Tolitoli, untuk melayani pergerakan barang/orang yang masuk dan keluar Kabupaten Tolitoli, dengan nilai 100% dan batas waktu pencapaian pada tahun Tersedianya terminal tipe C pada setiap ibu kota kecamatan, guna melayani pergerakan barang/orang antar ibu kota kecamatan, sehingga seluruh kota kecamatan dapat terlayani dengan baik dan terintegrasi, dengan nilai 100% dan batas waktu pencapaian pada tahun

139 E. PENGEMBANGAN TRANSPORTASI Arah pengembangan kebijakan transportasi mengacu pada lingkup nasional, Tulang punggung penyelenggaraan transportasi nasional yang bertumpu pada transportasi laut dan udara, sedangkan peranan pokok transportasi darat adalah sebagai pengumpan (feeder). Oleh karena itu Kebijakan transportasi yang dibuat harus menjamin transportasi yang terintegrasi, efektif dan efisien, hal tersebut dapat terlihat dengan Tersedianya jaringan infrastuktur transportasi yang memadai dan handal dan beroperasi secara efisien sehingga terwujud konektivitas domestik (domestic connectivity) baik konektivitas lokal (local connectivity) maupun konektivitas nasional (national connectivity) dan konektivitas global (global connectivity) yang terintegrasi. Peningkatan Kinerja Jaringan Pelayanan Dan Prasarana Sistem pelayanan prasarana transportasi di Wilayah Kabupaten Tolitoli secara umum belum memperlihatkan pada tatanan secara terencana dan hirarkis sehingga membuat transportasi di wilayah ini belum dimanfaatkan secara optimal disamping itu belum semua pulau yang dihuni dapat dilayani oleh prasarana transportasi. Dengan semakin terbatasnya anggaran pembangunan menuntut perubahan pola pikir ke arah perencanaan dan penetapan strategi pembangunan dan pengembangan prasarana transportasi secara efektif, sesuai kebutuhan yang berdasar pada realitas pola aktivitas, pola bangkitan-tarikan pergerakan, sebaran pergerakan serta keunggulan komparatif antar zone dalam suatu wilayah, yang terbentuk dalam suatu tatanan transportasi wilayah yang sejalan dengan RTRWP. Konsep tentang strategi peningkatan pelayanan prasrana transportasi. Beberapa konsep yang dterapkan adalah sebagai berikut. a. Pengembangan jaringan transportasi jalan Primer diarahkan untuk ditingkatkan kemampuan dan daya dukungnya sesuai dengan beban lalu lintas terutama yang melayani dan menghubungkan pusat kegiatan Nasional, kegiatan wilayah serta kawasan-kawasan Andalan yang cepat berkembang. b. Sedangkan pengembangan jaringan transportasi jalan Sekunder dikembangkan secara terpadu dengan moda Transportasi Darat lainnya. 42

140 c. Memantapkan Pelabuhan Tolitoli sebagai pelabuhan nasional untuk mendukung peran Kabupaten Tolitoli dalam kerjasama ekonomi regional BIMP-EAGA dengan memanfaatkan posisi geostrategisnya di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI-II); d. Meningkatkan aksesibilitas kawasan agropolitan dan minapolitan sebagai sentra produksi dengan pelabuhan; e. Mengembangkan sistem transportasi multimoda secara terintegrasi, jaringan jalan, terminal, transportasi laut dan transportasi udara; f. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan prasarana serta sarana pendukung kegiatan perkotaan dan perdesaan; g. Mengembangkan dan meningkatkan sistem jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik yang dapat memantapkan fungsi kota sebagai PKW, PKL, PKLp, PPK dan PPL; h. Peningkatan ketersediaan dan kualitas prasarana sumber daya air berbasis DAS untuk menunjang kegiatan perkotaan dan pertanian serta untuk mendukung kebijakan pengembangan kawasan agropolitan. Peningkatan Aksesibilitas Dalam meningkatkan aksesibilitas di wilayah Kabupaten Tolitoli program yang dapat dilakukan adalah pengembangan sarana dan prasarana jalan serta fasilitas perlengkapan jalan dengan adanya program ini dapat mengoptimalkan tingkat pelayanan jaringan jalan melalui pengembangan sarana dan fasilitas perlengkapan jalan. Pendekatan pengembangan jaringan jalan berdasarkan skala prioritas dengan justifikasi sebagai berikut: a. Seluruh wilayah di Kabupaten Toli Toli terhubung oleh akses jalan yang memadai sehingga tidak ada lagi wilayah yang terisolasi b. Seluruh kecamatan terhubung dengan akses jaringan prasarana dan pelayanan c. Seluruh pusat pusat produksi terhubung dengan akses jaringan prasarana transportasi yang memadai d. Seluruh perencanaan simpul transportasi sebagaimana direncanakan pada Sistranas dan tatrawil terhubung dengan akses yang baik. 43

141 e. Meningkatkan kualitas Jalan dan Simpang di sekitar wilayah pelabuhan. f. Menambah akses jalan dari dan menuju Pelabuhan. g. Menertibkan lalu lintas di wilayah pelabuhan. h. Menjadikan wilayah pelabuhan sebagai wilayah tertib lalu lintas. Peningkatan penggunaan angkutan umum Adapun kebijakan kebijakan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tolitoli Untuk mendorong penggunaan angkutan umum dan menggantikan kendaraan pribadi di perkotaan sebagai pelaksanaan pembatasan kendaraan pribadi antara lain : a. SPM bidang Transportasi b. Mengembangkan standar pelayanan angkutan umum perkotaan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dan mampu berkompetisi dengan kendaraan pribadi; c. Mendukung program penggunaan angkutan umum dan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi; d. Membina dan mendorong perusahaan angkutan umum yang sehat secara finansial dan mantap secara operasional didukung dengan manajemen yang kuat; e. Menerapkan sistem pemberian ijin kepada calon operator dengan sistem tender untuk menjaring calon operator potensial; f. Memberikan kesempatan yang sama kepada swasta untuk ikut serta dalam persaingan penyediaan layanan transportasi darat; g. Memperjelas bentuk-bentuk kerjasama pemerintah dan swasta dalam pengembangan angkutan umum. Menunjang pembangunan kawasan ekonomi Strategi kebijakan terkait dengan fungsi transportasi sebagai penunjang kawasan ekonomi, yaitu membuka daerah terisolasi, terpencil, dan menjangkau daerah-daerah pelosok/tertinggal yang terdapat di daerah pedalaman, dapat dikemukakan sebagai berikut: a) Membuka akses daerah terisolasi, terpencil dan daerah tertinggal untuk mendorong peningkatan produksi setempat (lokal) dan mengatasi kesenjangan antar daerah. 44

142 b) Menghubungkan daerah pedalaman yang relatif tertinggal dengan pusat pelayanan perdagangan dan pemerintahan yang lebih maju c) Meningkatkan keterkaitan fungsional antara daerah produksi dengan pusat koleksi dan distribusi, antar pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai, antara daerah berkembang dan daerah kurang berkembang, sehingga mendorong keserasian antar daerah dan mengurangi kesenjangan antar daerah, serta mendukung pelayanan transportasi yang efektif dan efisien. d) Mengembangkan pusat permukiman prioritas yang terdapat dalam kawasan/daerah ekonomi. F. ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI Pengembangan transportasi di kabupaten Tolitoli diharapkan sinkron dengan rencana tata ruang dan kondisi social ekonomi. Berdasarkan hal tersebut beberapa poin berikut perlu menjadi pertimbangan dalam perencanaan pengembangan transportasi di Kabupaten Tolitoli yaitu : Adanya tingkat pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang cukup besar yang ada di Kabupaten Tolitoli menimbulkan bangkitan perjalanan/pergerakan yang meningkat di kawasan Kota; Sebaran kepadatan penduduk di Kabupaten Tolitoli yang tidak merata, dimana Kecamatan Baolan (250 jiwa/km2) memiliki kepadatan cukup tinggi namun kecamatan lain memiliki kepadatan yang rendah yaitu kecamatan Lampasio (19 jiwa/km2). Belum terintegrasinya pertumbuhan pusat kegiatan di Kabupaten Tolitoli dengan penyediaan prasarana transportasi, yang memunculkan bangkitan-bangkitan parkir kendaraan pribadi roda 2 dan roda 4 di badan jalan dan bongkar muat barang di depan pusat perdagangan; Kondisi guna ruang jalan khususnya di Pusat Kota (Baolan dan galang) belum optimal dalam mendukung pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di kawasan tersebut, sehingga perlu dilakukan penataan agar kawasan tersebut dapat dibentuk menjadi Land Mark-nya Kabupaten Tolitoli Akan dikembangkannya hutan lindung yang terdapat di Kecamatan Lampasio seluas lebih kurang Ha, Kecamatan Dondo seluas lebih kurang Ha, Kecamatan Ogodeide seluas lebih kurang 424 Ha, Kecamatan Baolan seluas lebih kurang Ha; dan Kecamatan 45

143 Basidondo seluas lebih kurang Ha. Serta Keberadaan hutan lindung tidak hanya dapat berperan sebagai paru paru dunia namun juga dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata yang menarik. Untuk itu perlu pengembangan jaringan transportasi yang mendukung kawasan tersebut sebagai kawasan wisata. Akan dikembangkannya kawasan diperuntukan sebagai hutan produksi baik hutan produksi terbatas, produksi tetap maupun yang dapat dikonversikan yang tersebar hampir di seluruh kecamatan yang terdapat di kabupaten tolitoli, oleh karena itu dibutuhkan jaringan transportasi guna mendukung kegiatan transportasi hasil produksi hutan. Kawasan Pelestarian Alam dan Cagar Alam Tinombala di Kecamatan Dondo, Basidondo dan Lampasio dengan luas lebih kurang Ha; Cagar Alam Gunung Dako di Kecamatan Baolan, Galang dan Tolitoli Utara dengan luas lebih kurang Ha; dan Cagar Alam Gunung Sojol di Kecamatan Dampal Selatan dengan luas lebih kurang Ha. Kawasan tersebut dapat juga dikembangkan sebagai kawasan wisata yang sangat potensila sehingga perlu didukung oleh ketersediaan fasilitas prasarana transportasi yang memadai. Keberadaan kawasan budidaya lainnya seperti kawasan peruntukan pertanian, hortikultura, perkebunan, peternakan, lahan pertanian pangan berkelanjutan, Agropolitan, perikanan, pengolahan ikan, minapolitan, pertambangan, industry, dan pariwisata, yang tersebar di kecamatan dampal selatan, dampal utara, ogodeide, tolitoli utara, baolan, galang, lampasio, dondo, basidondo,dan dakopemean. 46

144 Gambar 6.7 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Tolitoli 47

145 G. STRATEGI DAN UPAYA 1. Uraian masalah Berdasarkan uraian diatas, dengan melihat kondisi eksisting jaringan transportasi, kebutuhan pengembangan wilayah, potensi yang dimiliki serta kebutuhan peningkatan perjalanan maka berikut ini beberapa permasalahan utama yang perlu diantisapi didalam menyusun rencana pengembangan sistem transportasi di kabupaten Tolitoli adalah sebagai berikut : a. Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat yang membuat bangkitan pergerakan juga semakin meningkat untuk tiap wilayah. b. Jaringan jalan yang belum merata dan belum menjangkau seluruh wilayah. c. Pemerataan penduduk Kabupaten Tolitoli yang belum terdistribusi dengan baik d. Banyak potensi potensi pusat pertumbuhan ekonomi seperti pusat hasil pertambangan dan pertanian, tetapi kondisi jaringan jalan yang masih banyak yang mengalami kerusakan sehingga membuat pendistribusian barang tersebut memakan waktu yang lebih lama. e. Rencana pengembangan bandar udara sultan bantilan yang masih belum didukung jaringan pelayanan angkutan umum. f. Angkutan Pedesaan dan Angkot Tumpang Tindih serta banyak terjadi penyimpangan Trayek serta menaikan dan menurunkan penumpang tidak pada terminal. g. Belum tersedianya Prasarana Pengujian Kendaraan Motor. h. Fasilitas terminal angkutan umum masih minim sekali sehingga pelayanan tidak maksimal. Gambar 6.8 Kondisi Terminal Pada Tahun

146 i. Belum ada pelabuhan khusus atau angkutan barang terutama peti kemas. j. Jaringan jalan didominasi oleh jalan kelas III sehingga kendaraan ukuran besar merusak jalan. k. Fasilitas keselamatan jalan sangat minim, contoh traffic light yang ada sering kali tidak berfungsi, selain itu marka jalan nasional dan provinsi sebagian belum terpasang. Gambar 6.9 Lokasi Persimpangan Pada Tahun 2013 Dari permasalahan yang dirangkum di atas, disusunlah kebijakan, program dan kegiatan yang dapat mengatasi permasalahan di atas. Sebagaimana dijelaskan diatas strategi pengembangan akan difokuskan pada target utama yaitu peningkatan kinerja jaringan pelayanan dan prasarana, peningkatan aksesibilitas, peningkatan jaringan pelayanan angkutan umum dan dalam upaya menunjang kawasan potensi ekonomi. Seluruh strategi yang dikembangkan dalam upaya pencapaian target dimaksud. Strategi strategi yang dikembangkan juga disinkronisasi dengansistranas, Tatanan Transportasi wilayah (Tatrawil) Propinsi Sulawesi tengah serta disesuaikan dengan rencana Tata ruang wilayah (RTRW) propinsi mapun Kabupaten Tolitoli. 2. Strategi Peningkatan Kinerja Jaringan Prasarana dan Pelayanan Strategi peningkatan kinerja jaringana prasarana dan pelayanan difokuskan pada peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan jaringan yang sudah ada. Peningkatan kualitas difokuskan pada 49

147 perbaikan serta optimilisasi jaringan prasarana baik jalan maupun angkutan umum. Uraian strategi yang dikembangkan dalam rangka peningkatan kinerja jaringan prasarana dan pelayanan adalah Peningkatan Kondisi Jalan Peningkatan kondisi jalan melalui perbaikan jalan yang rusak sebenarnya sudah direncanakan pada rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Tolitoli. Perbaikan jalan yang rusak dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja ruas jalan tersebut dan meningkatkan tingkat keselamatan bagi para pengguna jalan. Berikut adalah nama ruas jalan utama yang merupakan jalan nasional yang berada di Kabupaten Tolitoli, terdapat ruas yang merupakan akses ketempat produksi yang berada di luar kota Tolitoli, serta ruas yang merupakan akses ke simpul transportasi seperti darat, laut dan udara. Perbaikan jalan kolektor primer (K1) yang rusak antara lain : Tabel 6.29 Rencana Perbaikan Jalan Kolektor Primer di Kabupaten Tolitoli No Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) Akses 1 Lakuan (Batas Buol) Laulalang 49,457 Produksi 2 Laulalang Lingadan 16,251 Produksi 3 Lingadan Batas Kota Tolitoli 40,711 Produksi 4 Moh. Saleh 8,547 5 Yos Sudarso 2,225 6 Syarif Mansyur 0,708 7 A. Yani 0,452 Produksi dan Simpul 8 Moh. Hatta 0,744 9 Abdul Muis 0, Wolter Monginsidi 1, Sona 2, Tadulako 1, Batas Kota Tolitoli Silondou 33,581 Simpul dan Produksi 14 Silondou Malala 38,692 Produksi 50

148 No Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) Akses 15 Malala Ogotua 54,875 Produksi 16 Ogotua Ogoamas (Batas Donggala) 35,151 Produksi Sumber : RTRW Kabupaten Tolitoli Tabel 6.30 Ruas Jalan Strategis Nasional di kabupaten Tolitoli No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 1 Mepanga ( batas kabupaten ) Basi 21,10 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rencana Pengembangan Jalan Kolektor Primer Strategi peningkatan kualitas jaringan prasarana jalan yang lain adalah dengan melakukan pengembangan Jalan Kolektor Primer. Pengembangan jalan ini dilakukan dalam rangka mendukung distribusi barang dan orang di Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan RTRW Kabupaten Tolitoli serta dengan melihat potensi produksi barang ditiap tiap wilayah serta pergerakan orang di Kabupaten Tolitoli beberapa ruas jalan berikut diusulkan untuk dikembangkan. Tabel 6.31 Ruas Jalan Kolektor K1 di Kabupaten Tolitoli No Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 1 Lakuan (Batas Buol) Laulalang 49,457 2 Laulalang Lingadan 16,251 3 Lingadan Batas Kota Tolitoli 40, Moh. Saleh Yos Sudarso Syarif Mansyur A. Yani Moh. Hatta 8,547 2,225 0,708 0,452 0,744 51

149 No Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) Abdul Muis Wolter Monginsidi Sona Tadulako 0,908 1,120 2,351 1, Batas Kota Tolitoli Silondou 33, Silondou Malala 38, Malala Ogotua 54, Ogotua Ogoamas (Batas Donggala) 35,151 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jaringan Jalan Kolektor Primer (K2) yang merupakan jalan provinsi di Kabupaten Tolitoli yang terdiri atas (Tabel 3.5) : Tabel 6.32 Ruas Jalan Kolektor K2 di Kabupaten Tolitoli No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 1 Simpang Lampasio Oyom 13,00 2 Oyom Air Terang ( batas kabupaten ) 89,45 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jaringan Jalan Kolektor Primer (K4) yang merupakan jalan kabupaten yang terdiri atas (Tabel 3.6) : Tabel 6.33 Ruas Jalan Kolektor Primer K4 di Kabupaten Tolitoli No. Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) 1 Buatan Bilo 26,00 2 Tambun Bilo 44,50 3 Tolitoli Nopi 4,55 4 Lalos Depot Pertamina 2,80 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten 52

150 Rambu dan Marka Perambuan dan pemarkaan jalan di Kabupaten Tolitoli merupakan salah satu stregi da. Hal tersebut terkait dengan peningkatan keselamatan bagi para pengguna jalan di Kabupaten Tolitoli. Kabupaten Tolitoli merupakan akses untuk jalur Trans Sulawesi, sehingga dengan melihat kondisi tersebut diperlukan rambu-rambu dan marka jalan yang jelas dan tegas untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas bagi para pengguna jalan. Pemasangan rambu pada akses jalur Trans Sulawesi dan jalan lain yang berada di Kabupaten Tolitoli yang sering digunakan adalah : Rambu peringatan hati-hati; Rambu batas kecepatan maksimum; Rambu dilarang berhenti; Rambu dilarang parkir; Rambu halte bus (untuk tempat menaikkan dan menurunkan penumpang); Rambu penyeberangan pejalan kaki. Dan terkait dengan marka jalan, di Kabupaten Tolitoli dan Sekitarnya masih banyak pada beberapa ruas jalan terkait dengan marka belum semuanya terdapat marka jalan. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 6.10 Kondisi Ruas Jalan Trans Sulawesi 53

151 Dari gambar di atas dapat kita ketahui bahwa untuk ruas jalan Trans Sulawesi dan tidak tersedia marka jalan yang digunakan sebagai pembatas untuk pemisah jalur tersebut dan hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penyediaan Fasilitas Pejalan kaki Penyediaan fasilitas pejalan kaki difokuskan pada wilayah perkotaan (Dolo, Morawala dan Tolitoli Biromaru) atau ibu kota Kabupaten Tolitoli. Hal ini dilakukan karena potensi pejalan kaki yang begitu besar di wilayah perkotaan. Penataan fasilitas pejalan kaki juga bertujuan untuk menjamin keselamatan para pejalan kaki yang ada di kawasan tersebut agar tidak tercampur dengan lalu lintas utama di jalan, sehingga penataan fasilitas pejalan kaki pada kawasan perkotaan sangat penting untuk dilakukan mengingat tingginya demand pejalan kaki dan prioritas keselamatan bagi para pengguna jalan khususnya para pejalan kaki. Berikut ini adalah desain fasilitas pejalan kaki dan contoh fasilitas pejalan kaki yang ada pada daerah perkotaan di Indonesia. Gambar 6.11 Usulan Penyediaan Fasilitas Pejalan Kaki Penataan fasilitas pejalan kaki tersebut dapat dilakukan pada ruas jalan di kawasan perkotaan (Baolan dan Galang) seperti pada ruas jalan berikut ini: 54

152 Tabel 6.34 Data Panjang Beberapa Ruas Jalan di Kabupaten Tolitoli No Nama Ruas Jalan Panjang ( Km ) Moh. Saleh Yos Sudarso Syarif Mansyur A. Yani Moh. Hatta Abdul Muis Wolter Monginsidi Sona Tadulako 8,547 2,225 0,708 0,452 0,744 0,908 1,120 2,351 1,208 Optimalisasi Pelabuhan Penyebrangan Tanjung Batu Berdasarkan Tatrawil Sulawesi Tengah program pengembangan yang akan dilaksanakan di Kab. Tolitoli adalah peningkatan frekuensi layanan penyebrangan Tolitoli Tarakan. Untuk meningkatkan kinerja pelayanan angkutan penyeberangan maka perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan baik sarana, prasarana maupun operasional yang terdapat di pelabuhan Tanjung Batu. berikut merupakan strategi dan upaya untuk mengoptimalkan kinerja pelabuhan Tanjung Batu, dengan mengembangkan Jaringan lalu lintas angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang terdiri atas : 1) Optimalisasi Lintas penyeberangan yaitu Tanjung Batu Kecamatan Baolan Tarakan Provinsi Kalimantan Timur; adapun strategi dan upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a) meningkatkan waktu pengoperasian yang saat ini hanya beroperasi hanya pada hari rabu dan sabtu menjadi beroperasi setiap hari, sesuai dengan standar pelayanan minimum pelabuhan penyebrangan. b) mengoptimalkan pengaturan jadwal operasi kapal dan headway dermaga sehingga mampu meminimalisir resiko terjadi antrian di pelabuhan, dan 55

153 c) meningkatkan keselamatan selama proses penyebrangan. 2) Optimalisasi kinerja prasarana Pelabuhan penyeberangan yaitu Pelabuhan Tanjung Batu di Kecamatan Baolan, upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a) meningkatkan kapasitas pelabuhan guna mendukung pertumbuhan permintaan jasa transporrtasi di Kabupaten Tolitoli, serta b) meningkatkan kualitas fasilitas pelabuhan baik terminal penumpang maupun barang, meningkatkan keselamatan di pelabuhan. c) Mengatur manajemen sirkulasi pelabuhan pada akses keluar dan masuk 3) Meningkatkan kinerja sarana yaitu dengan melakukan penambahan dan/atau peremajaan armada kapal yang beroperasi di pelabuhan penyebrangan tanjung batu. Alur pelayaran lintas Tolitoli Tarakan, Jadwal : Rabu dan Sabtu Armada: Kapal Julung-julung : Pelabuhan Tanjung Batu (Penyebrangan) Gambar 6.12 Lokasi Titik Pelabuhan di Kabupaten Tolitoli 56

154 Optimalisasi Pelabuhan Laut Dede Berdasarkan Tatrawil Sulawesi Tengah program pengembangan yang akan dilaksanakan di Kab. Tolitoli adalah peningkatan frekuensi layanan angkutan laut di pelabuhan dede. Untuk meningkatkan kinerja pelayanan angkutan Laut maka perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan baik sarana, prasarana maupun operasional yang terdapat di pelabuhan Dede. berikut merupakan strategi dan upaya untuk mengoptimalkan kinerja pelabuhan Dede, dengan mengembangkan Jaringan lalu lintas angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang terdiri atas : Optimalisasi Lintas pelayaran; adapun strategi dan upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a) mengoptimalkan pengaturan jadwal operasi kapal dan headway dermaga sehingga mampu meminimalisir resiko terjadi antrian di pelabuhan, dan b) meningkatkan keselamatan selama proses pelayaran. Optimalisasi kinerja prasarana Pelabuhan, upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a) meningkatkan kapasitas pelabuhan guna mendukung pertumbuhan permintaan jasa transporrtasi di Kabupaten Tolitoli, serta b) meningkatkan kualitas fasilitas pelabuhan baik terminal penumpang maupun barang, meningkatkan keselamatan di pelabuhan. c) Mengatur manajemen sirkulasi pelabuhan pada akses keluar dan masuk Peningkatkan kinerja sarana yaitu dengan melakukan penambahan dan/atau peremajaan armada kapal yang beroperasi di pelabuhan penyebrangan tanjung batu. 57

155 Alur pelayaran lintas 1. Tolitoli Tarakan, 2. Tolitoli Samarinda 3. Tolitoli Balikpapan 4. Tolitoli - Surabaya 5. Tolitoli - Makassar, 6. Tolitoli - Gorontalo dan 7. Tolitoli Bitung. : Pelabuhan Dedek (Laut) Gambar 6.13 Alur Pelayaran Pelabuhan di Kabupaten Tolitoli Penerapan ITS Pelaksanaan penerapan ITS dalam bidang transportasi sangat penting dalam peningkatan kinerja lalu lintas dan peningkatan pelayanan angkutan umum. Pelaksanaan ITS di Kabupaten Tolitoli juga nantinya diharapkan dapat meningkatkan hal tersebut. Penerapan ITS yang dapat dilakukan di Kabupaten Tolitoli antara lain adalah : Penerapan ATCS pada simpang jalan utama dengan penerapan ATCS ini diharapkan akan dapat meningkatkat kinerja lalu lintas pada persimpangan seperti memberikan prioritas pada angkutan umum, dengan hasil yang diharapkan 100% dengan batas waktu pelaksanaan pada tahun

156 Pemasangan dan instalasi Variabel Message Sign Penerapan system tiket elektronik. Dalam pelaksanaan penetapan ITS perlu juga dilakukan beberapa tahapan antara lain yaitu : Tahap studi kelayakan yaitu kajian yang dilakukan sebelum pelaksanaan penerapan ITS dilakukan, sehingga dapat diketahui apakah penerapan ITS tersebut bermanfaat atau menguntungkan untuk diterapkan atau tidak secara finansial dan ekonomi, serta seberapa manfaat dan keuntungan tersebut bagi masyarakat. Pembangunan prasarana ITS yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja jalan serta pelayanan angkutan Implemetasi dan evaluasi yaitu tahapan setelah dilakukannya ITS, serta melakukan evaluasi guna menyempurnakan pelaksanaan penetapan ITS secara berkelanjutan. 3. Strategi Peningkatan Jaringan Pelayanan Angkutan Umum Strategi peningkatan angkutan umum diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat kabupaten Tolitoli untuk menggunakan moda angkutan umum. Dengan meningkatnya penggunaan angkutan umum diharapkan akan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sebesar 50%. Hasil pengolahan yang diperoleh dari survai pada respon keluarga terhadap pelayanan angkutan umum diperoleh hasil bahwa penggunaan moda angkutan umum yang tertinggi adalah dengan nilai pelayanan Biasa Saja (41,67%). Sedangkan respon keluarga terhadap pelayanan angkutan pribadi diperoleh hasil bahwa penggunaan moda angkutan umum yang tertinggi adalah dengan nilai pelayanan Biasa Saja (36,67%). Kemudian dari Hasil pengolahan juga diperoleh bahwa keluarga yang merespon bahwa pelayanan angkutan umum sangat tidak puas cenderung menggunakan angkutan pribadi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan moda angkutan pribadi cenderung dikarenakan pelayanan angkutan umum yang kurang baik. Untuk keterangan selebihnya dapat dilihat pada tabel, grafik dan diagram dibawah ini. 59

157 Tabel 6.35 Penggunaan Moda Menurut Pelayanan Angkutan Umum No Pelayanan Angkutan Umum Angkutan Umum Jenis Angkutan Angkutan Pribadi Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah prosentase ( % ) 1 Sangat tidak puas Tidak puas Kurang puas Biasa saja Puas dengan syarat Puas Sangat puas Sumber : Hasil Analisis Total Berdasarkan observasi dan analisis tersebut, dirangkum beberapa permasalahan yang ada terkait dengan sistem jaringan angkutan umum di Kabupaten Tolitoli antara lain : Pola pergerakan angkutan umum tidak sesuai dengan trayeknya. Naik turun penumpang disembarang tempat sehingga mengganggu kinerja lalu lintas. Kondisi angkutan umum yang kurang baik. Belum ada penjadwalan angkutan umum yang baik Headway angkutan umum terlalu lama. Dari permasalahan tersebut strategi peningkatan pelayanan angkutan umum yang dapat dilakukan adalah : a. Penataan Jaringan Trayek Penataan jaringan trayek yang dilakukan dikabupaten Tolitoli adalah dengan mengoptimalkan jumlah armada angkutan yang ada disesuaikan dengan letak lokasi potensi demand penumpang yang besar. Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan angkutan umum oleh instansi yang berwenang serta penegakan hukum. Trayek angkutan umum yang beroprasi di Kabupaten Tolitoli adalah sebagai berikut : 60

158 No. Trayek Tabel 6.36 Trayek Angkutan Di Kabupaten Tolitoli Jumlah Armada (Kend.) Frekuensi rata rata (Kend.) Headway rata rata (menit) Load Faktor rata rata (%) 1. Lelean Nono Bumi Harapan Lelean Nono Susumbolan Sandana Bumi Harapan Sandana Susumbolan Kalangkangan Sandana Kalangkangan Binontoan POTENSI KANTONG PENMPANG TERMINAL TIPE C TERMINAL TIPE B Gambar 6.14 Potensi Pergerakan Angkutan Kota dan Kantong Penumpang 61

159 b. Perencanaan jaringan Trayek Dalam merencanakan jaringan trayek angkutan di Kabupaten Tolitoli, hal yang digunakan adalah potensi demand penumpang dan jumlah perjalanan masyarakat antar zona. Dari matrik perjalanan orang (OD) pergerakan terbesar terjadi di Kecamatan Tolitoli utara, Baolan, Galang, Lampasio, Ogodeide, Dampal selatan dengan demand diatas 5000 perjalanan/hari. Sedangkan untuk perencanaan jaringan trayek perintis yang bertujuan untuk menghubungkan seluruh wilayah dengan pelayanan angkutan umum adalah Kecamatan Palolo, Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro, Dolo Selatan, Dolo Barat dan Marawala Barat. Berikut ini adalah usulan peta rute angkutan umum: USULAN JARINGAN TRAYEK BARU TERMINAL TIPE C TERMINAL TIPE B Gambar 6.15 Usulan Perencanaan Jaringan Trayek Utama dan Perintis 62

160 Berdasarkan peta usulan perencanaan jaringan trayek utama dan perintis tersebut jaringan trayek utama dan perintis harus sesuai dengan standar pelayanan minimum seperti : 1) Pelayanan angkutan perintis Mempunyai jadwal tetap dan/atau tidak berjadwal Jadwal tetap diberlakukan apabila permintaan angkutan cukup tinggi Terminal yang merupakan asal pemberangkatan dan tujuan sekurang-kurangnya terminal tipe C Dilayani dengan mobil bus kecil 2) Pelayanan angkutan utama Memiliki jadwal tetap Dapat diandalkan dengan ketepatan waktu Sarana dan prasarana bagus Memiliki tempat pemberhentian khusus Mudah dalam memperoleh pelayanan c. Perencanaan Angkutan Pemadu Moda Dalam merencanakan jaringan trayek angkutan di Kabupaten Tolitoli, hal yang digunakan adalah potensi demand penumpang dan jumlah perjalanan masyarakat antar zona. Dari matrik perjalanan orang (OD) pergerakan terbesar terjadi di Kecamatan Baolan dan galang dengan demand diatas 400 perjalanan/hari. Sedangkan untuk perencanaan jaringan trayek Angkutan Pemadu Moda yang bertujuan untuk menghubungkan Bandara dengan pelayanan angkutan umum adalah Kecamatan Baolan dan Galang. Dalam pengoperasian angkutan pemadu moda dibutuhkan integrasi baik Sarana, prasaran, dan operasional. Keterpaduan jadwal penerbangan dan jadwal bus sangat penting dalam proses perpindahan moda, Berikut ini adalah usulan peta rute angkutan umum: 63

161 BANDARA SULTAN BANTILAN JARINGAN TRAYEK PEMADU MODA PUSAT KOTA TOLITOLI Gambar 6.16 Peta Jaringan Trayek Pemadu Moda dari Bandara Sultan Bantilan d. Pengembangan layanan Angkutan Antarjemput Dalam Provinsi Berdasarkan program Tatrawil terdapat pengembangan angkutan Antar Jemput Dalam provinsi dengan rute Palu-Tolitoli-Buol, oleh karena itu untuk mengakomodasi rute tersebut diperlukan kesiapan prasarana, sarana dan pengoperasian yang optimal. Adapun strategi dan upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. Meningkatkan kinerja terminal angkutan umum Meningkatkan kualitas kinerja armada yang akan beroperasi melayani rute tersebut. Meningkatkan kinerja jalan yang akan dilalui oleh trayek tersebut. 64

162 RUTE LAYANAN AJDP: PALU-TOLITOLI-BUOL Gambar 6.17 Peta Rute Layanan Angkutan Antar Jemput Dalam Provinsi Kab.Tolitoli e. Optimalisasi Terminal Angkutan Umum Dalam mendukung pelayanan angkutan umum yang ada di Kabupaten Tolitoli perencanaan 65 terminalisasi perlu dilakukan. Perencanaan pengembangan jaringan prasarana lalu lintas khususnya terminal angkutan umum terdiri atas : 1) Terminal penumpang tipe B yaitu Terminal Lelean Nono di Desa Lelean Nono Kecamatan Baolan 2) Terminal penumpang tipe C terdiri atas : Terminal Bumi Harapan dan Susumbolan di Kecamatan Baolan; Terminal Sandana di Kecamatan Galang; Terminal Malala di Kecamatan Dondo; Terminal Binontoan di Kecamatan Tolitoli Utara; dan Terminal Bangkir di Kecamatan Dampal Selatan.

163 Dengan perencanaan terminal tersebut diharapkan dapat mendukung integrasi dari setiap trayek angkutan umum yang ada. Pengembangan terminal sebagai simpul dari jaringan trayek di Kabupaten Tolitoli direncanakan dapat beroperasi pada tahun 2030 dengan nilai 100% sudah beroperasi. Berikut ini adalah rencana pembangunan dan lokasi perencanaan terminal yang akan dibangun. No Tipe Simpul Tabel 6.37 Indikasi Program Pengembangan Simpul Transportasi di Kabupaten Tolitoli Arahan Lokasi Pembangunan/ Peningkatan Tipe B Leleanono Baolan Peningkatan X 2 Tipe C Bumi Harapan Susumbolan Sandana Malala Binontoan Bangkir Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan X X X X X X Dalam penilaian kinerja terminal angkutan umum yang akan dibangun, kriteria yang dinilai mencakup : Kinerja lokasi yang terkait dengan indeks aksesibilitas angkutan umum 66 Kinerja tapak yang terkait dengan kemampuan pelayanan terhadap pergerakan angkutan umum Kinerja akses yang terkait dengan kemampuan akses keluar masuk angkutan dan besarnya gangguan terhadap system jaringan jalan pada akses keluar masuk terminal. Berdasarkan pergerakan orang yang ada di Kabupaten Tolitoli dilihat dari matrik OD, pergerakan dari masing masing zona kecamatan memiliki potensi yang besar. Sehingga dari pergerakan tersebut perlu dibuat kajian atau studi kelayakan mengenai penempatan lokasi simpul (terminal) untuk mengakomodir pergerakan dari masing masing zona kecamatan. Ketersedian angkutan umum yang melayani wilayah juga masih sangat minim sehingga dalam pengembangan lokasi terminal juga harus disesuaikan dengan rencana pengembangan trayek angkutan umum yang akan dikembangkan di Kabupaten Tolitoli.

164 Trayek angkutan umum yang ada di Kabupaten Tolitoli baru sebatas angkutan pedesaan dan angkutan lokal kawasan produksi. Berikut ini adalah potensi bangkitan dan tarikan dari masing masing zona serta trayek angkutan yang ada di Kabupaten Tolitoli. Untuk luasan terminal disesuaikan dengan pelayanan dari bus, fungsi terminal yang akan dibangun, serta nilai investasi dan manfaat yang akan dihasilkan bagi semua pihak terkait. Berikut ini adalah potensi bangkitan tarikan dari masing masing zona serta trayek angkutan umum yang telah ada, yang digunakan untuk perencanaan lokasi terminal prioritas yang akan dibangun. Tabel 6.38 Bangkitan dan Tarikan Zona No Zona Bangkitan Tarikan 1 Dampal Selatan Dampal Utara Dondo Ogodeide Basi Dondo Baolan Lampasio Galang Toli-Toli Utara Dako Pemean Sumber : Hasil Analisis Tabel 6.39 Trayek Angkutan Di Kabupaten Tolitoli No. Trayek 1. Lelean Nono Bumi Harapan 2. Lelean Nono Susumbolan 3. Sandana Bumi Harapan 4. Sandana Susumbolan 5. Kalangkangan Sandana 6. Kalangkangan Binontoan Sumber : Hasil Analisis Dilihat dari bangkitan tarikan dan jaringan trayek angkutan umum yang ada dapat dibuat pemetaan lokasi terminalisasi yang ada di Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan data tersebut 67

165 bahwa kecamatan tersebut sudah layak untuk di kembangkan untuk pembangunan terminal angkutan penumpang. TERMINAL TIPE C TERMINAL TIPE B Gambar 6.18 Peta Lokasi Perencanaan Terminal di Kabupaten Tolitoli 68

166 f. Pengembangan Halte Angkutan Umum Untuk peningkatan pelayanan angkutan umum, khususnya terhadap pengguna angkutan umum, perlu dikembangkan/disediakan fasilitas tempat henti angkutan umum berupa halte/shelter pada daerah-daerah bangkitan angkutan umum, seperti pasar, mall, sekolah, tempat tempat umum. Tempat obyek wisata dan komplek perkantoran. Untuk usulan pengembangan halte angkutan umum berdasarkan dengan potensi demand dan pergerakan orang serta rute angkutan umum yang ada adalah pada ruas jalan sebagai berikut ini: Tabel 6.40 Ruas Jalan Penyediaan Fasilitas Halte Jumlah No Ruas Jalan 1 Dalam Kota Galang 2 Dalam Kota Baolan 2 3 Sumber : Hasil Analisis 69

167 Chevron Pelindung Fasilitas Penyeberangan A 3.00 m Kotak Pos Telepon Umum Tempat Sampah A (antrian) Penumpang masuk dari pintu depan dan keluar dari pintu belakang Trotoar diperlebar minimal 3 m untuk antrian dan pejalan kaki Pagar pengaman untuk mencegah pejalan kaki menyebrang jalan di jalur perlambatan trotoar Fasilitas Penyeberangan 2.75 m trotoar m m m m Pagar pengaman untuk mencegah pejalan kaki menyebrang jalan di jalur perlambatan Gambar 6.19 Penempatan Shelter 70

168 Gambar 6.20 Peletakan Tempat Perhentian di Pertemuan Jalan Simpang Empat Gambar 6.21 Peletakan Tempat Perhentian di Pertemuan Jalan Simpang Tiga 71

Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013 DAFTAR ISI. Hal DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013 DAFTAR ISI. Hal DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vi xii BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud dan Tujuan... 1-4 1.3. Ruang Lingkup... 1-4 1.4. Indikator

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Transportasi sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara, mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Transportasi merupakan suatu

Lebih terperinci

Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013 DAFTAR ISI. Hal DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013 DAFTAR ISI. Hal DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vi xii BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud dan Tujuan... 1-4 1.3. Ruang Lingkup... 1-4 1.4. Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...

Lebih terperinci

DRAFT LAPORAN AKHIR KABUPATEN TUAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DRAFT LAPORAN AKHIR KABUPATEN TUAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL(TATRALOK) DI WILAYAH PROVINSI MALUKU DALAM MENDUKUNG PRIORITAS PEMBANGUNAN SENTRA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tataralok Sebagai Acuan Pengembangan Sistem Transportasi Terpadu Transportasi merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, yang mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, November 2013 Tim Penyusun PT. GRAHASINDO CIPTA PRATAMA

KATA PENGANTAR. Surabaya, November 2013 Tim Penyusun PT. GRAHASINDO CIPTA PRATAMA KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan Laporan Akhir Studi Sistranas pada Tataran Transportasi

Lebih terperinci

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persinggahan rute perdagangan dunia.

Lebih terperinci

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report KATA PENGANTAR Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah Laporan Akhir () kegiatan Pekerjaan Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung Percepatan dan Perluasan Pembangunan Koridor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia telah dituangkan pada program jangka panjang yang disusun oleh pemerintah yaitu program Masterplan Percepatan Perluasan dan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB. I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keinginan membangun jaringan Trans Sumatera dengan maksud memberdayakan sumber daya alam yang melimpah dimiliki oleh Sumatera utara dan Riau telah lama direncanakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitan Berdasarkan lingkup kegiatan dan permasalahan-permasalahan dalam penjelasan Kerangka Acuan Kerja (KAK), penelitian ini tidak termasuk kategori

Lebih terperinci

Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi

Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi sedang, dan studi kecil yang dibiayai dengan anggaran pembangunan.

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

Lebih terperinci

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Pada tahun anggaran 2012, Badan Litbang Perhubungan telah menyelesaikan 368 studi yang terdiri dari 103 studi besar, 20 studi sedang dan 243 studi kecil. Perkembangan jumlah studi dari tahun 2008 sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan kehidupan politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia - 54 - BAB 3: KORIDOR EKONOMI INDONESIA A. Postur Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di

Lebih terperinci

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan Kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor

Lebih terperinci

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI 2.1.1 Pengertian Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, dengan kata lain sistem

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY KOTA TIDORE KEPULAUAN

EXECUTIVE SUMMARY KOTA TIDORE KEPULAUAN EXECUTIVE SUMMARY KOTA TIDORE KEPULAUAN Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG TON PERSEN BAB 1 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00-10.00-20.00-30.00 VOLUME

Lebih terperinci

FINAL REPORT KOTA TERNATE

FINAL REPORT KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Utara dalam KATA PENGANTAR Laporan Akhir (Final Report) ini diajukan untuk memenuhi pekerjaan Studi Sistranas pada Tataran

Lebih terperinci

KAJIAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT NASIONAL UNTUK MUATAN PETIKEMAS DALAM MENUNJANG KONEKTIVITAS NASIONAL

KAJIAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT NASIONAL UNTUK MUATAN PETIKEMAS DALAM MENUNJANG KONEKTIVITAS NASIONAL KAJIAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT NASIONAL UNTUK MUATAN PETIKEMAS DALAM MENUNJANG KONEKTIVITAS NASIONAL Andi Sitti Chairunnisa Mappangara 1, Misliah Idrus 2, Syamsul Asri 3 Staff Pengajar Fakultas Teknik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY KAB. HALMAHERA TENGAH

EXECUTIVE SUMMARY KAB. HALMAHERA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary Report) ini diajukan untuk memenuhi pekerjaan Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatratalok) di Wilayah Propinsi Maluku Utara

Lebih terperinci

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA TUGAS AKHIR Oleh: FARIDAWATI LATIF L2D 001 418 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang dicapai selama ini telah menimbulkan berbagai tuntutan baru diantaranya sektor angkutan. Diperlukan tingkat pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam industri yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat ekonomi yang terjadi. Bagi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

PT. GIRI AWAS Engineering Consultant

PT. GIRI AWAS Engineering Consultant KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRATALOK) DI WILAYAH PROPINSI MALUKU UTARA DALAM RANGKA MENDUKUNG PRIORITAS PEMBANGUNAN SENTRA

Lebih terperinci

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan Kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor

Lebih terperinci

PT. GIRI AWAS Engineering Consultant

PT. GIRI AWAS Engineering Consultant KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRATALOK) DI WILAYAH PROPINSI MALUKU UTARA DALAM RANGKA MENDUKUNG PRIORITAS PEMBANGUNAN SENTRA

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dan teralokasi ke tingkat daerah. Keseimbangan antardaerah terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dan teralokasi ke tingkat daerah. Keseimbangan antardaerah terutama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian yang integral dalam pembangunan nasional, karena itu diharapkan bahwa hasil pembangunan akan dapat terdistribusi dan teralokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil inventarisasi kebijakan, fakta lapang dan analisis kinerja serta prioritas pengembangan sarana dan prasarana transportasi darat di Kawasan Timur Indonesia,

Lebih terperinci

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi Pada tahun anggaran 2013, Badan Litbang Perhubungan telah menyelesaikan 344 studi yang terdiri dari 96 studi besar, 20 studi sedang dan 228 studi kecil. Gambar di bawah ini menunjukkan perkembangan jumlah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan membahas mengenai temuan studi, kesimpulan dan rekomendasi yang merupakan sintesa dari hasil kajian indikator ekonomi dalam transportasi berkelanjutan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi di suatu wilayah.transportasi merupakan suatu sarana yang berkorelasi positif terhadap

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2013 PT. GIRI AWAS

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2013 PT. GIRI AWAS KATA PENGANTAR Laporan Akhir (Final Report) ini diajukan untuk memenuhi pekerjaan Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatratalok) di Wilayah Propinsi Maluku Utara Dalam Rangka Mendukung Prioritas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO)

PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO) PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO) Sisca V Pandey Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM REPOSISI KAPET 2014 KELEMBAGAAN DIPERKUAT, PROGRAM IMPLEMENTATIF, KONSISTEN DALAM PENATAAN RUANG MEMPERKUAT MP3EI KORIDOR IV SULAWESI LEGALITAS, KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PU DALAM MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 4.1. Dinamika Disparitas Wilayah Pembangunan wilayah merupakan sub sistem dari pembangunan koridor ekonomi dan provinsi dan merupakan bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia menghadapi fenomena sebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dunia menghadapi fenomena sebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Fenomena Kesenjangan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menghadapi fenomena sebaran penduduk yang tidak merata. Hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lainnya dapat hidup dan beraktivitas. Menurut Undang-Undang Nomor 24

I. PENDAHULUAN. lainnya dapat hidup dan beraktivitas. Menurut Undang-Undang Nomor 24 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kerangka pengembangan wilayah, perlu dibatasi pengertian wilayah yakni ruang permukaan bumi dimana manusia dan makhluk lainnya dapat hidup dan beraktivitas. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah menuntut dikembangkannya berbagai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep 3.1.1. Konsep partisipasi Kegiatan Perencanaan Angkutan Pemadu Moda New Yogyakarta International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk masyarakat

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH Pembangunan Koridor Ekonomi (PKE) merupakan salah satu pilar utama, disamping pendekatan konektivitas dan pendekatan pengembangan sumber daya manusia

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL. BAB IX SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (Lanjutan)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL. BAB IX SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (Lanjutan) Kuliah ke 13 PERENCANAAN TRANSPORT TPL 307-3 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. BAB IX SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (Lanjutan) Jaringan Transportasi dalam Tatranas terdiri dari : 1. Transportasi antar moda

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kebandarudaraan. Nasional. Tatanan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 69 TAHUN 2013 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan urat nadi berkembangnya perekonomian suatu wilayah dan negara. Transportasi penumpang dan barang yang efisien haruslah menjadi prioritas pembangunan.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar 1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Direktorat Lalu lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Jalan Medan Merdeka Barat No 8 Jakarta 10110 1 1. Cetak Biru Pengembangan Pelabuhan

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung berada antara 3º45 dan 6º45 Lintang Selatan serta 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah utara berbatasan dengan Provinsi

Lebih terperinci

RUU SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DAN HARAPAN SISTEM TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI, AMAN, EFEKTIF, DAN EFISIEN

RUU SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DAN HARAPAN SISTEM TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI, AMAN, EFEKTIF, DAN EFISIEN RUU SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DAN HARAPAN SISTEM TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI, AMAN, EFEKTIF, DAN EFISIEN Oleh: Zaqiu Rahman * Naskah diterima: 16 Januari 2015; disetujui: 23 Januari 2015 Keberhasilan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY KABUPATEN TUAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

EXECUTIVE SUMMARY KABUPATEN TUAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI WILAYAH PROVINSI MALUKU DALAM MENDUKUNG PRIORITAS PEMBANGUNAN SENTRA

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI

SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI GROUNDBREAKING PROYEK JALAN

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN

PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN Paparan Menteri Perhubungan INTEGRASI TRANSPORTASI DAN TATA RUANG DALAM PERWUJUDAN NAWACITA JAKARTA, 5 NOVEMBER 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN OUT L I NE Integrasi Transportasi

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Surakarta sebagai pusat Wilayah Pengembangan VIII Propinsi Jawa Tengah, mempunyai peran yang strategis bagi pengembangan wilayah di Propinsi Jawa Tengah. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dapat ditempuh melalui jalan laut, udara dan darat. Namun demikian pelayanan transportasi darat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang desentralisasi membuka peluang bagi daerah untuk dapat secara lebih baik dan bijaksana memanfaatkan potensi yang ada bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas

Lebih terperinci

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut. Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut. A. KEGIATAN POKOK 1. Studi Besar a. Sektoral/Sekretariat 1) Studi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Transportasi merupakan kebutuhan turunan (devired demand) dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas

Lebih terperinci

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 1 LOKASI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN AKHIR VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKHIR VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1-1 1.2 Tujuan Studi... 1-2 1.3 Wilayah Studi dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANGKUTAN TRANSPORTASI BARANG REGIONAL DI PELABUHAN BITUNG SULAWESI UTARA

PERENCANAAN ANGKUTAN TRANSPORTASI BARANG REGIONAL DI PELABUHAN BITUNG SULAWESI UTARA PERENCANAAN ANGKUTAN TRANSPORTASI BARANG REGIONAL DI PELABUHAN BITUNG SULAWESI UTARA RENCANA PROPOSAL Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Seleksi Masuk Program Studi Pasca Sarjana Oleh : SYANNE PANGEMANAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai

Lebih terperinci

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA Oleh Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Indonesia memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, terdiri dari pulau-pulau

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN BUPATI SISTRANAS PADA TATRALOK PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR..TAHUN 2013

RANCANGAN PERATURAN BUPATI SISTRANAS PADA TATRALOK PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR..TAHUN 2013 RANCANGAN PERATURAN BUPATI SISTRANAS PADA TATRALOK PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR..TAHUN 2013 TENTANG SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL KABUPATEN BULELENG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen dan pengekspor terbesar minyak kelapa sawit di dunia. Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

Dr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN

Dr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Dr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN Pertemuan Pertama Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya executive summary ini. Pelabuhan sebagai inlet dan outlet kegiatan perdagangan di Indonesia dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan Rubrik Utama MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan Oleh: Dr. Lukytawati Anggraeni, SP, M.Si Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor olume 18 No. 2, Desember

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Investasi infrastruktur transportasi dalam pembangunan ekonomi penting sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai sarana untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA 1.1 LATAR BELAKANG Proses perkembangan suatu kota ataupun wilayah merupakan implikasi dari dinamika kegiatan sosial ekonomi penduduk setempat, serta adanya pengaruh dari luar (eksternal) dari daerah sekitar.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Oleh : Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT. Direktur Penataan Ruang Daerah Wilayah II Jakarta, 14 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pendahuluan Outline Permasalahan

Lebih terperinci