Dalam perencanaan pengembangan SIMULASI TRANSPOR BERKAS ION DALAM AKSELERATOR SAMES J2.5. PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dalam perencanaan pengembangan SIMULASI TRANSPOR BERKAS ION DALAM AKSELERATOR SAMES J2.5. PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT"

Transkripsi

1 ISSN SIMULASI TRANSPOR BERKAS ION DALAM AKSELERA TOR SAMES J 2.5 PusatPenelitiandon PengembanganTeknologiMaju-BATAN ABSTRAK SIMULASI TRANSPOR BERKAS ION DALAM AKSELERATOR SAMES J2.5. Telah dilakukan simulasi transpor berkas ion dalam akselerator SAMESj. 2.5 dengan program partikel berkas optik laboratory versi Berkas ion untuk eksperimen APNC digunakan ion deuterium, keluar dari pemercepat tenaga 150keV, amplop berkas dengan ruji ke arah horisontal X = 1,923 em, sudut kemiringan X' = 0,471 mrad don ruji ke arah vertikal Y = 1,973 em, sudut kemiringan Y' = 0,4538 mrad. Keluaran berkas dati tabung pemercepat dilewatkan pada pemokus kuadrapol listrik, pemandu berkas don ke target. Pembatas pelebaran berkas dipasang program "fitting" pada ujung pemandu don target dengan ruji ke ayah X,Y adalah 15mm don 12mm Hasil simulasi program menunjukkan bahwa amplop berkas ke arah X, Y pada ujung pemandu adalah13,16 mm don 17mm, sedangkan pada target ruji berkas ke ayah X. Yadalah 11,6 mm don 13,4 mm. Koefisien kuadrapollistrik diperoleh 59,089 don -74,6785 atau kalau dihitung tegangan listrik yang harus diberikan 2,77kV don -3,5 kv. Untuk eksperimen PIXE keluaran berkas ion hydrogen dari tabung pemercepat dilewatkan pada kuadrapol listrik, pembelok magnet, kuadrapol magnet don ke target. "Fitting" amplop berkas sebelum kuadrapol dengan ruji ke ayah X don Y 1Ommdon pada target 1,5mm. Hasil perhitungan program diperoleh koefisien kuadrapol listrik 69,3056 dan -73,7274 atau pada tegangan 6,49 kv dan -6,22kV. Sedangkan besarnya medan magnet pada kuadrapol magnet adalah 0,51kG. dan -0,57 kg. ABSTRACT SIMULATiON OF ion BEAM TRANSPORT IN SAMES J.2.5 ACCELERATOR. Simulation of ion beam transport in J.2.5 accelerator using particle beam optics laboratory program version has been carried out. The ion beam of APNC experiment were deuterium ion, output energy accelerator of 150keV, radius of beam envelope in horizontally X = em, beam divergence of x' = mrad and radius of beam envelope in vertically Y =1.973 em, beam divergence of Y' = mrad. The beam output of accelerator tube passing through a electrostatic quadrupole, beam guide and the target. The beam spread limited is entered "fitting" program and the target at the end beam guide and the target with radius in X, Y direction of 15 mm and 12 mm. The result of simulation program has shown that beam envelope in X. Y direction at the end beam guide are 13,6 mm and 17 mm, beam radius of the target in X. Y direction are 11.6 mm and 13,4 mm. Electrostatic quadrupole coefficient are and -74,678, if electric voltage calculation must be delivered 2.77 kv and -3.5 kv. The hydrogen ion beam for PIXE experiment of accelerator tube passing trough in electrostatic quadrupole, bending magnet, magnetic quadrupole and target. The "fitting" programbefore magneticquadrupoleand target with radiusof beam in X.Y directionare 10mmand 1,5 mm. The result of calculation program has shown that quadrupole coefficient are and -73,7274, the electric voltage are 6.49 kv and kv. The magnitude magneticfield of magnetic quadrupole are 0.51 kgand-o, 57 kg. PENDAHULUAN Dalam perencanaan pengembangan akselerator Sames J2.5 atau generator netron di P3TM-Batan diharapkan selain dimanfaatkan untuk analisa pengaktipan netron cepat (APNC), dapat juga dimanfaatkan untuk eksperimen yang lain yaitu PIXE energi rendah. Hal ini memerlukan sistem transpor berkas dati sumber ion melewati pemercepat clan terns ke tempat dimana eksperimen mall dilaksanakan. Untuk eksperimen APNC dilakukan dengan memanfaatkan peralatanlkomponen yang sudah ada serta memperpanjang tabling hanyut (drift tube) clan menggeser penempatan kedudukan tritium target. Sedangkan pada eksperimen PIXE, keluaran berkas ion dati pemercepat dibelokkan lebih dulu untuk diarahkan ke target. Untuk itu diperlukan perencanaan penempatan berbagai peralatan transpor berkas seperti pembelok (bending magnet) atau deflektor, pemokus (kwadrapolmagnet atau elektrostatis), tabling hanyut, pemantau profil berkas, pemantau arus berkas serta tambahan sistem hampa. Perencanaan pengembangan eksperimen PIXE memerlukan perhitungan simulasi keadaanlkualitas berkas sepanjang perjalanan berkas ion, sehingga dapat mencapai target di tempat eksperimen pada keadaan clan kualitas yang diinginkan. Simulasi ini akan dicoba dilakukan dengan program transport PBO (Particle Beam Optics) yang memang sudah dikembangkan untuk tujuan transpor berkas. (I) Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Jull 2003 dan Teknologi Nuklir

2 144 ISSN Dalam makalah ini dilaporkan basil simulasi yang telah dilakukan untuk berkas deuteriuin. yang dipercepat dengan tegangan 150kV. Dad sumber ion RF. Untuk simulasi ini digunakan model tataletak akselerator J2.5 buatan SAMES clan menyesuaikan pemandu berkas yang melewati pembelok magnet dengan dimensi lebih kecil dad jarak kutup magnetnya (Gambar 1). Amplop berkas ion yang melewati peralatan akselerator dijaga tidak menumbuk dindingdindingnya clan diameter berkas yang mengenai target dapat diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Simulasi untuk perancangan PIXE diperlukan tambahan peralatan yaitu pembelok maknet, pemokus kuadrapol magnet yang telah clan sedang dipersiapkan di P3TM. DASAR TEORI Suatu berkas partikel yang bergerak dalam garis tranportasi berkas melalui sistem statis maupun sistem medan magnet maupun elektrostatis dapat disederhanakan dengan proses perkalian matriks. X (1) = R X(O) (1) Subskrip 0 clan 1 menunjukkan masuk dad keluarnya berkas ke masing-masing peralatan atau komponen sistem akselerator. R adalah matriks pengiriman (matrix R) dengan elemen 6x6 untuk orde pertama, merupakan persamaan gerak partikel yang melalui peralatan atau komponen akselerator. Beberapa komponen akselerator yang digunakan untuk eksperimen aurora lain: tabling hanyut, lensa lensa pemokus, pembelok magnet, kuadrapol magnet clan sebagainya. Secara umum matriks R untuk semua komponen akselerator merupakan perkalian masing-masing matriks (2); R total = R(n) R(3) R(2) R(I). (2) Berkas partikel dalam garis perjalanan kalau diproyeksikan ke bidang borisontal maupun vertical berbentuk elips dengan arab yang berbeda. Teorema Liouville sangat berguna untuk menggambarkan berkas dalam ruang rase. Bila kita tabu luas yang diduduki oleh partikel-partikel dalam ruang rase pada awal dati garis perjalanan berkas, maka kita dapat menentukan lokasi clan distribusi berkas pada liar tempat yang lain sepanjang garis perjalanan, tanpa harus menghitung trayektory dati masing-masing partikel. Elips yang membatasi semua partikel dati berkas dalam ruang rase disebut elips rase. Persamaan elips dalam dimensi n dituliskan dalam bentllk matriks sebagai berikut(2,3): X (0)1 a(or' X(O) = I (3) Dengan X(Ol adalah tranpose datikoordinat vector matriks kolom berkas X(O) dada(o) matriks simetri merupakan bilangan nyata positif, kalau dituliskan dalam 2 dimensi (x,x') arab horizontal matriks a: 0'11 0'21 ' -I 2 0'22 = mversnya 0' =1/ 8x [ ] [ 0'22 0'221 0'21 0'22-0'21 0'11 ] dengan s; = determinan a matriks kolom berkas : x [:,] don X-T (x x') Penjabaran persamaan matriks xt a-i adalah bentuk persamaan elips : a22 X2-2 a21 X ' + an X,2= E2x = det a Luas elips adalah : A = 7t Ex = 7t (det a) \12 X'mak, Ex = emitansi x = I (4) = 7tXmak X'inl = 7t Xint Elips rase pada bidang (X,X') ditunjukkan pada Gambar 1 dengan masing-masing elemen matriks a. elopey...!.. f'i2 TUV ra;, slopt.fa V CENTROID -... Gambar 1. Elips rase pada bidang (X,X') Orientasi datielips adalah korelasi antara X clanx', yang besarnya tergantung aii 0' ZI r'2 =rzi =.J(0'110'Z2) berkas partikel setelah melalui sistem komponen akselerator, transformasi berkas matriksnya ditunjukkan pada persamaan 1 yaitu X(f) = R X(O). Kombinasi matriks tersebut dengan persamaan berkas matriks elips, clan dengan menggunakan matriks samail R R -] = f, diperoleh : x(of = (RT RT-l) 0'(0)-1 (RI' RT-I) X(O)=I atau I I [R X(O)f [R a (0) R1 r1 [R X(O)] = 1 Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dab Teknologl Nuklir

3 ISSN Diperoleh clips barn setelah transformasi menjadi : X(I)T cr(lrl X(l) = I Dengan : cr(l) = R cr(o)rt (5) Persamaan diatas mempakan matriks sigma pada ujung garis transport berkas dihubungkan dengan awal bidang berkas. Arti fisis element matriks.j(j'ii sebagai berikut : CT11 =Xmak = setengah lebar maksimum amplop berkas pada bidang X.JCT22 = X' = setengah sudut divergensi amplop berkas pada bidang X.JCT33 = Ymak = setengah tinggi maksimum amplop.jct44 berkas pada bidang Y = Y' = setengah sudut divergensi amplop berkas pada bidang Y Parameter twiss alpha, beta, dad gamma juga mempakan parameter eourant-syder, Gambar 2 ditunjukka elips rase pada bidang horizontal dengan twiss parameter. METODOLOGI DAN TAT A KERJA Alur berkas yang akan disimulasikan dengan program PBO tala letaknya seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Dalam program ini tidak menggunakan kode seperti pada program transport, tetapi mengambil slide komponen akselerator yang ada dalam menu program serta mengurutkannya seperti pada tataletak diatas. Dari gambar tersebut terdiri dati dua ekesperimen yaitu ion deuterium yang ditumbukkan ke tritium target sehingga terjadi hamburan netron eepat dimanfaatkan untuk eksperimen APNC. Sedangkan eksperimen yang kedua proton dari pemereepat dibelokkan dikenakan ke target untuk analisis dengan FIXE energi rendah. APNC.J(J'55 = I = penyebaran arab longitudinal berkas KUADRAP 01.J(J'66 = 0 = p/p = pergeseran momentum yang ditransmisikan sistem e PIXE Gambar 3. Tataletak aksel;erator J25 KUADRAP 01 sropo.-(1) 'z.8m " 8"" Zm..-./P. Gambar 2. Fase elips dengan twiss parameter Berkas partikel di dalam transport berkas proyeksinya merupakan bentuk elips, dapat juga dituliskan dalam bentuk parameter Twiss a, 13, y Yx X2 + 2 ax x x' + I3xX2 = Ex (6) masing masing clemen pada persamaan clips diatas dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sigma deugau, Yx = anle" I3x - ai/ex, ax = - a 12/Ex. Okuran diameter berkas ion pada keluaran tabung pemereepat diukur dengan menggunakan sepasang rotating probe dipasang dengan posisi horisontal clanvertikal pada jarak 6 em, sedangkan mji putaran 2,1 em. Bentuk sinyal datiberkas ion diamati dengan rotating probe clan penampil sinyal digunakan osiloskop Trio CS-1560 A. Pada saat kawat probe memotong berkas akan diperoleh sinyal pulsa baik pada potongan horisontal maupun vertikal. Apabila dua kali memotong clan pada penampil terlihat tiga sinyal alan lebih, maka akan dapat dieari diameter berkas kearah horisontal (pada sumbu X) alan vertikal (sumbu Y) serta penyebaran berkas yang terjadi. Untuk eksperimen pengaktipan netron menggunakan ion deuterium keluaran pemereepat dengan didukung oleh beberapa peralatanlkomponen akselerator antara lain kuadrapol elektrostatis, rotating probe, pengukur arus clan tabung hanyut. Parameter awal seeara global yang dimasukkan pada program PBO adalah muatan partikel, massa deuterium, energi pemereepat berkas, arus berkas 0,850 ma clan Prosiding Pertemuan dad Presentasilimiah Penelltlan Casal IImu Pengetahuan dad Teknologl Nukllr

4 146 ISSN loncatan jejak dipasang 0,05 m. Parameter berkas yang dimasukkan dalam program ini baik kearab horisontal maupun vertical adalah setengab pelebaran berkas clan sudut kemiringan. Data tersebut diperoleh dari basil perhitungan dengan cara mengolah data yang diperoleh dari pengukuran sinyal dengan rotating probe. Program ini akan menghitung sendiri ernitansi berkas kearab horizontal maupun vertical. Data berkas dari gumbo axial tersebut dapat juga dikorelasikan langsung oleh program untuk menjadi parameter Twiss berkas ion. Tabung hanyut mempakan komponen akselerator yang paling sederhana dari peralatan akselerator. Parameter yang perin dimasukkan adalab panjang tabung hanyut dari titik berkas awal atau setelah keluar dari komponen akselerator sebelumnya. Dengan tidak adanya medan luar yang mempengaruhi berkas ion, maka bentuk clips mang berkas tidak mengalarni pembahan rotasi yang drastis. Sistem pemokus terdiri dari dua buah kuadrapol elektrostatis saling berkaitan, yang satu berfungsi untuk memfokuskan berkas pada arab tertentu sedangkan yang lain tidak memokuskan, sehingga diperlukan doblet alan triplet. Parameter tetap yang dimasukkan dalam program untuk kuadrapol elektrostatis adalah panjang elektroda 6 cm. Terdiri dari 4 buah, diameter lubang 5 em clan jarak elektroda 2,5 em. Parameter variable yang dimasukkan adalah koefisien kuadrapol KJ=IC, parameter ini amat menentukan tegangan listrik yang diberikan didasarkan pada hubungan (4): k = 2/d (n VIE )1/2 (7) Dengan d = diameter lubang, V = tegangan potensial n = nomor atom muatan ion, E = energi IOn Dengan adanya medan listrik ini, pengaruhnya cesar sekali pada bentuk clips berkas, sehingga besamya dianeter berkas yang dihasilkan mengenai target tergantung dari koefisien kuadrapol. Untuk eksperimen PIXE peralatan yang ditambahkan adalah magnet pembelok clan pemokus electromagnet, sedangkan ion yang digunakan adalah ion H+. Magnet pembelok disamping sebagai analisator juga membelokkan berkas ion, konstruksinya buatan sendiri clan tinggal menyesuaikan ukuran dimensi untuk dimasukkan dalam program. Parameter yang dimasukkan dalam program adalah sudut belok 90, mji kelengkungan 42 cm, jarak kutub 3,2 cm, tabling hanyut sebelum clan sesudah pembelok 19cm. Berdasar data terse but program akan menghitung sendiri besamya medan magnet berdasar pada massa maupun energi ion yang lewat. Sebelum mencapai chamber PIXE berkas.ion perin difokuskan dolo dengan kuadrapol magnet doblet, sesuai yang telab tersedia. Parameter yang dimasukkan dalam kuadrapol magnet antara lain panjang efektif magnet, mji lubang kuadrapol, Sedangkan parameter variable adalab medan sangat mempengaruhi bentuk berkas yang keluar dari kuadrapol. Transport berkas ion yang melalui komponen akselerator bempa amplop berkas dimana lintasan bagian luar tidak dapat membedakan apabila lintasan tersebut melebihi dinding pemandu ion atau melampaui jarak kutub. Oleh karena ill pada posisi berkas yang diinginkan dapat dibatasi dengan program" fitting" yang tersedia. Jika program dijalankan, maka akan menghitung sendiri besamya parameter variable pada komponen akselerator. Program" fitting" ini untuk membatasi amplop berkas yang melewati clan program akan menghitung variable komponen akselerator yang diinginkan untuk dimbah. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum memasukkan data komponen peralatan akselerator kedalam program PRO, hams diketahui lebih dahulu karakteristik berkas pada awalnya. Pengokuran profil berkas dengan menggunakan rotating probe pada keluaran tabung pemercepat. Rotating probe terdiri dari 2 buah kawat yang berputar dengan arab horisontal clan vertikal untuk memotong berkas ion sambil mengeluarkan sinya!. Dari basil pengokuran profil berkas dari kedua sinyal tersebut dapat dihitung diameter berkas clan sudut kerniringan. Diameter berkas pada posisi awal arab horizontal adalah 38,46 rum, sudut kerniringan 0,471 mr. sedangkan pada arab vertical diameter 39,36 mid clan sudol kerniringan 0,454 mr. (5) Untuk eksperimen APNC, ion yang digunakan adalah deterium, pemercepat 150 kv dengan menggunakan kuadrapol listrik, sehingga parameter yang divariasi adalah koefisien kuadrapo!. Hasil perhitungan program PRO serta transpor berkas komponen akselerator ditunjukkan pada Gambar 4a - 4e. Bentuktabunghanyutyang lewat pembelok disebut pemandu berkas, mempunyai bentuk dimensi okuran 3,5 em x 10 cm. Supaya amplop berkas ion tidak menumbuk dinding, maka perin dipasang "fitting" pada program untuk membatasi amplop berkas. Prosiding Pertemuan dad Presentasi IImlah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dad Teknologi Nuklir

5 ISSN (a) (II) (0) n J I..- '- '- L --,-I I r L:---., '--'-"-'+ "-' I ::i 234' I 6.., ;'1:-1 L-fjt= Gambar 4. Transpor berkas untuk eksperimen APNC dengan me "fitting" a). pactaujung pemandu, b). pactatarget, e). keduanya. Pacta Gambar 4a, ukuran ampelop berkas pacta ujung pemandu berkas ion dengan ruji kearah horizontal maupun vertikal adalah 12mm. Sedangkan pacta target ruji ke arab horisontal 10,90 mm clan kearah vertikal 40,9 mm. Hasil tersebut merupakan perhitungan program dengan menggunakan "fitting" pacta arab masuk pemandu berkas. Program akan menghitung sendiri clan memperoleh harga koefisien kuadrapol 73,7664 clan -102,0442. Pacta Gambar 4b basil dad program "fitting" diletakkan pacta ujung target dengan batasan ruji ke arab X maupun Y adalah 4 mm. Hasil transpor berkas menunjukkan bahwa ruji berkas ke arab X adalah 11,49 mm dadke arab Y adalah 20,5 mm pacta ujung masuk pemandu clan koefisien kuadrapol masing-masing diperoleh 68,9244 clan-69,4428. Pacta Gambar 4e basil program dengan me "fitting" pacta ujung pemandu clan target, masingmasillg dengan ruji berkas baik kearah X maupun Y adalah 15 mm clan 12 mm, Hasil transpor berkas menunjukkan bahwa ruji berkas pacta arab X clan Y pacta ujung pemandu adalah 13,16 mm clan 17mm, sedangkan pad a target ruji berkas ke arab X clan Y adalah 11,6 mm clan 13,4 rom. Hasil tersebut diperoleh dari menjalankan program dengan harga koefisien kuadrapol listrik masing-masing 59,089 clan -74,6785, Dari ketiga amplop berkas untuk eksperimen APNC yang paling aman berkas tidak menumbuk dinding pemandu berkas adalah Gambar 4e, hal ini didasarkan pacta dimensi pemandu berkas yang tersedia 3,5 em x 1Oem. Apabila dihitung dari persamaan (7) atau dari aeuan (5) hubungan an tara koefisien kuadrapol clan tegangan kuadrapol untuk kuadrapol listrik, maka untuk koefisien kuadrapol K, = 59,0896 diperoleh tegangan kuadrapol 2,77 kv" sedangkan pacta koefisien kuadrapol K, = -74,6785 diperoleh tegangan kuadrapol -3,5 kv. Untuk eksperimen PIXE ion yang digunakan adalah proton dengan tegangan pemereepat 150 kv. menggunakan peralatan pemokus kuadrapol listrik sebelum pembelok magnet 90 clan kuadrapol magnet sesudah pembelok. Parameter yang memungkinkan divariasi adalah koefisien kuadrapol untuk kuadrapol listrik clan besarnya medan magnet untuk kuadrapol magnet. Hasil perhitungan program PBO serta transpor berkas ion pada komponen akselerator untuk eksperimen PIXE ditunjukkan pactagambar 5. (.) c.b) (0) n'j, IJH-- F F{-i I n,u 6,. I' U _!,-LlL. -, i,/'/ --;:. F'i. : ' '--'. n (;11 : "'" I, It-J-.2- ",,.. I.ii::;;;:--i=t:ft n q.-'-- "-w Gambar 5. Transpor berkas untuk eksperimen PIXE Pacta Gambar 5a amplop berkas yang di "fitting" pacta masukan kuadrapol magnet dengan ruji ke arab X clan Y adalah 10 mm clanparameter yang dibuat variabel adalah koefisien kuadrapol listrik. Hasil perhitungan program temyata arnplop berkas yang keluar kudrapol magnet dengan ruji ke X clan ke Y adalah 35,49 mm clan 22,36 mm, besamya koefisien kuadrapol adalah 69,3056 dan- 73,7279. Amplop berkas ini melebihi batas dinding tabung hanyut yang mempunyai diameter 50mm dalam kuadrapol magnet. Kalau dihitung besamya tegangan yang harus diberikan pacta kuadrapol listrik adalah 6,49 kv.dan - 6,92 kv, harga ini kemudian dimasukkan sebagai harga tetap. Pacta Gambar 5b, amplop berkas yang di "fitting" pacta keluaran berkas kuadrapol magnet atau yang mengenai target dengan ruji ke arab X clany adalah bervariasi. Untuk ruji 1,5 mm clan setelah menjalankan program diperoleh besamya medan magnet 0,5010 kg. clan -0,5786 kg. Sedangkan untuk "fitting" dengan ruji 10 mm (Gambar 5e), basil yang diperoleh besarnya medan magnet adalah 0,5053 kg dad -0,5833 kg, clan arnplop berkas pactatarget dengan ruji ke arab X clany adalah 1,3 mm clan Imm. Hal ini menunjukkan bahwa "fitting" pacta target dengan ruji Imm merupakan batas kemampuan magnet kuadrapol pacta susunan diatas mampu untuk memokuskan amplop berkas. Presiding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir

6 148 ISSN Untuk lebih dapat fokus lagi perlu diupayakan lainnya seperti diberi diafragma setelah kuadrapol magnet. Data amplop berkas pada setiap komponen akselerator untuk susunan eksperimen APNC maupun susunan eksperimen FIXE ditunjukkan pada Tabel 1 clan Tabel 2. Data tersebut berupa pelebaran berkas kearah horizontal maupun vertical clan parameter alpha clan beta Twiss. Sedangkan pada Gambar 6 clan Gambar 7 ditunjukkan bentuk akhir dari elips rase amplop berkas pada bidang X clan Y dari hash program Gambar 4c clangambar 5b. Tabell. Data amplop transpor berkas untuk susunan eksperimen APNC : Tabel 1.1. Data Gambar 4a \ Tabel 2.2. Data Gambar 5b: Tabel 2.3. Data Gambar 5c Tabel 1.2. Data Gambar 4b: ' Tabel1.3. Data Gambar 4c Tabel 2. Data amplop transpor berkas untuk susunan eksperimen FIXE: Tabel 2.1. Data Gambar Sa. No. LENGTH XUEAM YUEAM ALPHAX UETAX I II /".'--'-'--'--'-'-' - -7 p// I,,/ I /:7'- /,,;-- // / ''I "-'-P r""o""""-] //" - Gambar 6. Elips rase untuk eksperimen APNC Con-: ';::-' -- t - " "- ',,-",, "- I: -.. '",' '" -: : "----> : '" '".,, - '-, o' I ',,- '" - ". " - l " f. M' -... u_.;; '-"\. Gambar 7. Elips rase untuk eksperimen FIXE " Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir

7 ISSN KESIMPULAN Simulasi transpor berkas untuk eksperimen APNC dilakukan pada tegangan pemercepat 150 kv, arus 0,850 ma menggunakan ion deuterium. Hasil perhitungan program dengan me "fitting" ujung pemandu 15 mm dad target 12rom, amplop berkas pada target ke arab X dad Y adalah 11,63mm dad 13,36 rom, dengan tegangan pada kuadrapollistrik 2,77kV dad3,5 kv. Simulasi transpor berkas untuk eksperimen PIXE dilakukan pada tegangan pemercepat 150 kv, arus 0,850 ma menggunakan hidrogen. Hasil perhitungan program me "fitting" pada masukan kuadrapol magnet dengan ruji 10 rom, diperoleh koefisien kuadrapol 69,3056m-2daD- 73,7274 m-2 atau pada tegangan kuadrapollistrik 6,49 kv dad- 6,92 kv daddipakai sebagai parameter tetap. Dengan me "fitting" baervariasi antara lain pada target pixe dengan ruji 10 rom, amplop berkas ke arab X dad Y pada target adalah 1,3 mm dad Imm. Hal ini merupakan batas kemampuan magnet kuadrapol. UCAP AN TERIMA KASIH Dengan selesainya makalah ini, kami ucapkan terima kasih kepada staf kelompok pengembangan atas bantuan dad partisipasi dalam penelitian ini. DAFT AR PUST AKA 1. George Gillespie, dkk., Outline of Particle Beam Optics Laboratory Tutorial Version 1.1.1, G.H. Gillespie Associates Inc Browm, KL., dkk., Transport a Computer Program for Designing Charged Particle Beam Transport Systems, CERN Report 73-16, Geneva (1973). 3. Wiedner C.A, Beam transport system, accelerator school, Center for Research and Development of Advanced Technology, Shiroh KIKUCHI, Suehiro TAKEUCHI, A Computer Code "Beam" for the Ion Optics Calculation of the JAERI Accelerator System, JAERlI dkk., Simulasi Alir Berkas Partikel Akselerator J 2.5 Untuk Eksperimen Pixe Energi Rendah, Prosiding PPI, P3TM, Yogyakarta, TANYAJAWAB Djoko SP. Apakah data-data yang dimasukkan untuk simulasi ini merupakan data riil yang sesuai dengan kondisi sebenarnya. Apa tujuan dati simulasi ini.. Merupakan data riil, untuk diameter batas diukur dengan rotating probe. dan komponen akselerator lainnya (pemokus) diukur sesuai dimana yang telah dibuat.. Untuk memberikan patokan kepada operator atau perancang alai, berapa besarnya medan magnet atau besarnya variabellainnya, supaya batas akselerator sampai di target sesuai yang diinginkan. Sudiyanto Sebaiknya dibuat bank data untuk setiap partikel yang sering digunakan pada : daya, sudut divergensi, medan magnet, optimal yang 'terkait. Perlu perbaikan estimasi error manual yang ada.. Terima kasih.. Yunanto Apakah ada cara lain untuk me Yitting Apa kelebihannya.. Ada, dengan caramemasukkan besaran variabel misal.. panjang tabung langit, besarnya medan magnet kuadrapol, koeffzsien kuadrapol du.. Dengan me fitting pada bagian tertentu, program akan menghitung sendiri dan memebrikan informasi variabel yang dikehendaki dengan cepat. Presiding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Jull 2003 dan Teknologl Nukllr

SIMULASI TRANSPOR BERKAS ION DALAM AKSELERATOR SAMES J 2.5

SIMULASI TRANSPOR BERKAS ION DALAM AKSELERATOR SAMES J 2.5 SIMULASI TRANSPOR BERKAS ION DALAM AKSELERATOR SAMES J 2.5 Sigit Hariyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju - BATAN ABSTRAK SIMULASI TRANSPOR BERKAS ION DALAM AKSELERATOR SAMES J 2.5. Telah

Lebih terperinci

SIMULASI PERJALANAN AMPLOP BERKAS AKSELERATOR ION ENERGI MEDIUM

SIMULASI PERJALANAN AMPLOP BERKAS AKSELERATOR ION ENERGI MEDIUM ISSN 1410-6951 SIMULASI PERJALANAN AMPLOP BERKAS AKSELERATOR ION ENERGI MEDIUM Sigit Hariyanto, Slamet Santosa Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL Emy Mulyani **, Arief Hermanto **, Pramudita Anggraita * * Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ** Pascasarjana

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas

Lebih terperinci

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. ANALISIS PENGARUH TEGANGAN EKSTRAKSI PADA SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev / 20 ma DI PSTA-BATAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Andy Saktia Warseno 1, Fuad Anwar 1,

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton

Lebih terperinci

UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA

UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA Rany Saptaaji, Sukaryono, Suhartono dan Sumaryadi, BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Telp. (0274) 488435, Yogyakarta 55281 ABSTRAK UJI FUNGSI

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER MEDAN SUDUT BELOK BERKAS ELEKTRON PENGARAH MBE 500 key/ 10 ma MAGNET DAN P ADA SISTEM ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN TEORI

PERHITUNGAN PARAMETER MEDAN SUDUT BELOK BERKAS ELEKTRON PENGARAH MBE 500 key/ 10 ma MAGNET DAN P ADA SISTEM ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN TEORI 124 ISSN 0216-3128 Aminus Salam, d/(k. PERHITUNGAN PARAMETER MEDAN SUDUT BELOK BERKAS ELEKTRON PENGARAH MBE 500 key/ 10 ma MAGNET DAN P ADA SISTEM Aminus Salam, Djoko SP P3TM -BATAN ABSTRAK PERHITUNGAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI

PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. ISSN 0216-3128 1 PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI Djoko S. Pudjorahardjo, Suprapto, Sukaryono, Rani Saptaaji Puslitbang Teknologi

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13

SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13 Simulasi Lintasan Berkas Ion Isotop-Isotop Karbon Dalam Siklotron DECY-13 (Pramudita Anggraita) SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13 ION BEAM TRAJECTORY SIMULATION

Lebih terperinci

SBMPTN 2014 Fisika. Kode Soal

SBMPTN 2014 Fisika. Kode Soal SBMPTN 201 Fisika Kode Soal Doc. Name: SBMPTN201FIS999 Version: 201-10 halaman 1 01. Kumparan rotan generator AC memiliki 100 lilitan dengan penampang lintang luasnya 0,05 m 2 dan hambatan 100Ω. Rator

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PERCOBAAN e/m ELEKTRON

PERCOBAAN e/m ELEKTRON PERCOBAAN e/m ELEKTRON A. TUJUAN 1. Mempelajari sifat medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan Helmholtz.. Menetukan nilai e/m dengan medan magnet. B. PERALATAN 1. Seperangkat peralatan e/m. Sumber

Lebih terperinci

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. TOPIK 8 Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Pencetak sidik jari magnetik. Medan Magnetik Medan dan Gaya Megnetik Gaya Magnetik pada Konduktor Berarus

Lebih terperinci

PEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA. Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK

PEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA. Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK PEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA Sutadji Sugiarto Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK Pad a pengukuran kandungan suatu unsur dalam suatu bahan dengan spektrometer massa bahan diionisasi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET Widdi Usada, Ihwanul Aziz Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Jogjakarta 55010,

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008 PENELTAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan KONSTRVKS PENGGERAK CATV DAYA TEGANGAN PEMERCEP AT MESN MPLANTOR ON PT APB Sumaryadi Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan

Lebih terperinci

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka :

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka : 1. Pada suatu hari ketika laju rambat bunyi sebesar 345 m/s, frekuensi dasar suatu pipa organa yang tertutup salah satu ujungnya adalah 220 Hz. Jika nada atas kedua pipa organa tertutup ini panjang gelombangnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK Jones Victor Tuapetel 1), Diyan Poerwoko 2) 1, 2) Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia E-mail: jvictor_tuapetel@yahoo.com,

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON TERMIONIK DENGAN ELEKTRODE PIERCE UNTUK MBE 500 key/to ma

REKONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON TERMIONIK DENGAN ELEKTRODE PIERCE UNTUK MBE 500 key/to ma Suprapto, dkk. ISSN 16 31 93 REKONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON TERMIONIK DENGAN ELEKTRODE PIERCE UNTUK MBE 5 key/to ma Suprapto, Djoko SP., Djasiman Pusat Pene/itian don Pengembangan Tekn%gi Maju. Batan ABSTRAK

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SUKARMAN, MUHTADAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

Bab VI Hasil dan Analisis

Bab VI Hasil dan Analisis Bab VI Hasil dan Analisis Dalam bab ini akan disampaikan data-data hasil eksperimen yang telah dilakukan di dalam laboratorium termodinamika PRI ITB, dan juga hasil pengolahan data-data tersebut yang diberikan

Lebih terperinci

SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D

SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D Simulasi Awal Sistem Magnet Siklotron 13 MeV menggunakan Superfish dan Operas-3D (Taufik, et al) SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D Taufik *, Rian Suryo Darmawan

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

Doc. Name: SBMPTN2016FIS999 Version:

Doc. Name: SBMPTN2016FIS999 Version: SBMPTN 2016 Fisika Latihan Soal Doc. Name: SBMPTN2016FIS999 Version: 2016-08 halaman 1 01. Sebuah bola ditembakkan dari tanah ke udara. Pada ketinggian 9,1 m komponen kecepatan bola dalam arah x adalah

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika Tingkat SMA yaitu dalam bentuk Essay panjang. 2. Soal essay panjang

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

FI-2283 PEMROGRAMAN DAN SIMULASI FISIKA

FI-2283 PEMROGRAMAN DAN SIMULASI FISIKA FI-2283 PEMROGRAMAN DAN SIMULASI FISIKA MODUL RBL Peraturan RBL 1. RBL dilakukan dalam kelompok. Setiap kelompok boleh memiliki anggota max. 2 orang yang berada pada shift praktikum yang sama. 2. Setiap

Lebih terperinci

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L) DERET FOURIER Bila f adalah fungsi periodic yang berperioda p, maka f adalah fungsi periodic. Berperiode n, dimana n adalah bilangan asli positif (+). Untuk setiap bilangan asli positif fungsi yang didefinisikan

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Pokok ahasan Medan Magnetik Abdul Waris Rizal Kurniadi Noitrian Sparisoma Viridi Topik Pengantar Gaya Magnetik Gaya Lorentz ubble Chamber Velocity

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe.

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe. BAB FISIKA ATOM Contoh 9. Hitungan mengenai percobaan Milikan. Sebuah tetes minyak yang beratnya,9-4 N diam di antara pasangan keping sejajar yang kuat medan listriknya 4, 4 N/C. a) Berapa besar muatan

Lebih terperinci

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y 1. x dan y adalah dua kawat yang dialiri arus sama, dengan arah menuju pembaca. Supaya tidak dipengaruhi oleh medan magnetik, sebuah kompas harus diletakkan di titik... A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D D. 2 E.

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 2016. ISSN.1412-2960 PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Salomo,

Lebih terperinci

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7 ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan ABSTRAK ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP

Lebih terperinci

PREDIKSI LEPASAN RADIONUKLIDA MELALUI "BUFFER MATERIAL" DI TEMPAT PENYIMPANAN LlMBAH DEKAT PERMUKAAN DI PPTN SERPONG MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

PREDIKSI LEPASAN RADIONUKLIDA MELALUI BUFFER MATERIAL DI TEMPAT PENYIMPANAN LlMBAH DEKAT PERMUKAAN DI PPTN SERPONG MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 PREDIKSI LEPASAN RADIONUKLIDA MELALUI "BUFFER MATERIAL" DI TEMPAT PENYIMPANAN LlMBAH DEKAT PERMUKAAN DI PPTN SERPONG MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO Arief Goeritno

Lebih terperinci

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM: 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan data pada Lembar Jawaban

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Medan Magnet - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET A. Medan Magnet 1. Medan Magnet oleh arus listrik

Lebih terperinci

PENINGKATAN FLUKS GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 PTAPB-BATAN

PENINGKATAN FLUKS GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 PTAPB-BATAN PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi Yogyakarta, 26 Agustus Z008 PENINGKATAN FLUKS GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 PTAPB-BATAN Agus Tri Purwanto, Suraji Badan Tenaga Nuklir Nasional

Lebih terperinci

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2 Latihan Soal UN Fisika SMA 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 ML-1T-2 ML2 T-2 ML-2T-2 2. Apabila tiap skala pada gambar di bawah ini = 2 N, maka resultan kedua gaya tersebut adalah...

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS By: DR. Ibnu Mas ud KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS A. OPTIKA FISIS 1. Jarak antara garis terang ke dua ke pusat pada percobaan Young adalah 4 mm. Jarak antara

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

1. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujung berbeda (lihat gambar). D. 70 E. 80

1. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujung berbeda (lihat gambar). D. 70 E. 80 1. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujung berbeda (lihat gambar). Apabila koefisien kondutivitas Q, logam P kali koefisien konduktivitas logam Q, serta AC = 2 CB, maka suhu di C

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dasar tentang turbin air Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator.

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR METODE MATRIX. Pertemuan ke-3 SISTEM RANGKA BATANG (PLANE TRUSS)

ANALISIS STRUKTUR METODE MATRIX. Pertemuan ke-3 SISTEM RANGKA BATANG (PLANE TRUSS) ANALISIS STRUKTUR METODE MATRIX Pertemuan ke-3 SISTEM RANGKA BATANG (PLANE TRUSS) Sistem koordinat global lokal elemen lokal global Struktur merupakan gabungan dari banyak elemen yang bekerja sebagai satu

Lebih terperinci

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1) PLATIHAN OSN JAKATA 2016 LISTIK MAGNT (AGIAN 1) 1. Partikel deuterium (1 proton, 1 neutron) dan partikel alpha (2 proton, 2 neutron) saling mendekat dari jarak yang sangat jauh dengan energi kinetik masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sebuah generator magnet permanen fluks axial yang dirangkai dengan keluaran 1 fase. Cara kerja dari generator axial ini adalah

Lebih terperinci

BIDANG STUDI : FISIKA

BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 013 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan.. Tuliskan

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON 33 BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON Kita telah melakukan simulasi dengan berbagai settingan peralatan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Lebih terperinci

SIMAK UI 2013 Fisika. Kode Soal 01.

SIMAK UI 2013 Fisika. Kode Soal 01. SIMAK UI 203 Fisika Kode Soal Doc. Name: SIMAKUI203FIS999 Version: 205- halaman 0. Pada gambar di atas, massa m dan m 2 berturut-turut adalah 6 kg dan 4 kg. Tidak ada gesekan yang bekerja dan massa katrol

Lebih terperinci

ANALISA PENURUNAN TEKANAN AIR PADA PIP A LENGKUNG BERSPUYER UNTUK SISTEM PENGUJIAN KEBOCORAN

ANALISA PENURUNAN TEKANAN AIR PADA PIP A LENGKUNG BERSPUYER UNTUK SISTEM PENGUJIAN KEBOCORAN Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Rekayasa Perangl{at Nuklir ANALISA PENURUNAN TEKANAN AIR PADA PIP A LENGKUNG BERSPUYER UNTUK SISTEM PENGUJIAN KEBOCORAN OIeh: Budhy Basuki, Djuhana ABSTRAK Telah dilakukan

Lebih terperinci

Terdiri atas inti atom dan elektron yang berada diluar atom. Inti atom tersusun atas proton dan netron.

Terdiri atas inti atom dan elektron yang berada diluar atom. Inti atom tersusun atas proton dan netron. PARTIKEL-PARTIKEL DASAR ATOM (Sumber : www.chem-is-try-org) Kimia SMAN 113 Jakarta (www.kimiavegas.wordpress.com) Guru Mata Pelajaran : Gianto, SPd Facebook: multios2009@gmail.com Terdiri atas inti atom

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom STRUKTUR ATOM Perkembangan Teori Atom 400 SM filsuf Yunani Demokritus materi terdiri dari beragam jenis partikel kecil 400 SM dan memiliki sifat dari materi yang ditentukan sifat partikel tersebut Dalton

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum pembahasan mengenai irisan bidang datar dengan tabung lingkaran tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. A. Matriks Matriks adalah himpunan skalar (bilangan

Lebih terperinci

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri 1. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari lengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya terletak di muka cermin sejauh : A. 60 cm B. 30 cm C. 20 cm Kunci

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan September

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC Menggunakan Flyback Converter

Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC Menggunakan Flyback Converter Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.2 Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC

Lebih terperinci

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Q3-1 Large Hadron Collider (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Pada soal ini, kita akan mendiskusikan mengenai fisika dari

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 20 Februari 2017

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 20 Februari 2017 Magnetostatika Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 20 Februari 2017 Agus Suroso (FTETI-ITB) Magnetostatika 20 Feb 2017 1 / 28 Materi Definisi gaya Lorentz

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV

DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV 72 ISSN 0216-3128 Emy Mulyani, dkk. DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV Emy Mulyani, Taufik, Rian Suryo Darmawan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 8/7/017 PNDAHULUAN TORI ATOM DALTON KLMAHAN TORI ATOM DALTON SINAR KATODA SIFAT SINAR KATODA TORI ATOM JJ.THOMSON HAMBURAN SINAR ALFA TORI ATOM RUTHRFORD KLMAHAN TORI ATOM RUTHRFORD SPKTRUM UAP HIDROGN

Lebih terperinci

PENGARUH SUSUNAN KA TODA-ANODA TERHADAP ARUS ELEKTRON SUMBER ELEKTRON TIPE TERMIONIK

PENGARUH SUSUNAN KA TODA-ANODA TERHADAP ARUS ELEKTRON SUMBER ELEKTRON TIPE TERMIONIK PENGARUH SUSUNAN KA TODA-ANODA TERHADAP ARUS ELEKTRON SUMBER ELEKTRON TIPE TERMIONIK Djoko S. Pudjorahardjo, Suprapto P3TM-BATAN, Kotak Pas 1008, Yogyakarta 55010 ABSTRAK PENGARUH SUSUNAN KATODA-ANODA

Lebih terperinci

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C.

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C. 1. Besaran-besaran dibawah ini yang TIDAK merupakan besaran turunan adalah : A. momentum B. kecepatan C. gaya D. massa E. volume 2. Sebuah partikel yang mempunyai massa m bergerak dengan kecepatan v. Jika

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma

OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma Darsono, Suhartono, Elin Nuraini, dan Sutadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com

drimbajoe.wordpress.com 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-8 CAKUPAN MATERI 1. MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4. MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13

SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13 SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13 Idrus Abdul Kudus*, Taufik Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN, Jalan Babarsari

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Statis - Soal Doc Name: RK13AR12FIS0201 Version: 2016-10 halaman 1 01. Jika sepuluh ribu elektron dikeluarkan dari benda netral maka benda itu menjadi bermuatan...

Lebih terperinci

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 23,24 Februari 2016

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 23,24 Februari 2016 Magnetostatika Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 23,24 Februari 2016 Agus Suroso (FTETI-ITB) Magnetostatika 23,24 Feb 2016 1 / 28 Materi Definisi gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini permintaan siklotron komersial untuk terapi proton dan produksi isotop semakin meningkat. Produksi isotop ini digunakan untuk kebutuhan PET (Positron Emission

Lebih terperinci