PENGARUH SUSUNAN KA TODA-ANODA TERHADAP ARUS ELEKTRON SUMBER ELEKTRON TIPE TERMIONIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SUSUNAN KA TODA-ANODA TERHADAP ARUS ELEKTRON SUMBER ELEKTRON TIPE TERMIONIK"

Transkripsi

1 PENGARUH SUSUNAN KA TODA-ANODA TERHADAP ARUS ELEKTRON SUMBER ELEKTRON TIPE TERMIONIK Djoko S. Pudjorahardjo, Suprapto P3TM-BATAN, Kotak Pas 1008, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH SUSUNAN KATODA-ANODA TERHADAP ARUS ELEKTRON SUMBER ELEKTRON TIPE TERMIONIK. Sumber elektron merupakan komponen yang sangat penting pada akselerator elektron. Untuk akselerator elektron 500 kv/ ma di PPNY-BATAN telah dibuat sumber elektron tipe termionik yang mempunyai pasangan katoda-anoda sebagai elektroda pembentuk berkas elektron. Telah diamati pengaruh susunan katoda-anoda terhadap arus elektron yang dihasilkan oleh sumber elektron. Susunan katoda-anoda ditentukan oleh parameter jarak antara katoda dengan anoda dan sudut kemiringan anoda. Jarak antara katoda dengan anoda divariasi dari 7 sampai dengan mm, sedangkan sudut kemiringan anoda divariasi dari 7ft sampai dengan 9ft. Hasil percobaan menunjukkan bahwa arus elektron dipengaruhi oleh susunan katoda-anoda sumber elektron. disamping parameter operasi sumber elektron yang terdiri dari tegangan katoda, tegangan anoda dan arus filamen. Arus elektron yang diperoleh cukup besar yaitu lebih dari ma apabila jarak antara katoda dengan anoda 7 mm, sudut kemiringan anoda 7ft. tegangan katoda tegangan anoda 2500 V dan arus filamen 3,75 A. ABSTRACT THE EFFECT OF CATHODE-ANODE CONFIGURATION ON ELECTRON CURRENT OF THERMIONIC ELECTRON GUN. An electron gun plays an important role in electron accelerator. A thermionic electron gun has been constructed for the 500 kv/ ma electron accelerator at PPNY-BATAN. The electron gun has cathode and anode as electron beam shaping electrode. The effect of cathode anode configuration on electron current produced by the electron gun has been observed. The cathode-anode configuration is determined by the distance between cathode and anode as well as the inclination angle of the anode. The distance between cathode and anode is varied from 7 through mm, and the inclination angle of the anode is varied from 700 through 9dl. The experiment result shows that the electron current is affected by the cathode-anode configuration and the operation parameters of the electron gun such as the cathode voltage. anode voltage and filament current. The electron current is greater than ma if the distance between cathode and anode is 7 mm. the inclination angle of the anode is 7dl. the cathode voltage is V; the anode voltage is 2500 V and the filament current is 3.75 A. PENDAHULUAN S alah satu komponen penting akselerator elektron 500 kv / ma yang sedang dirancang bangun di PPNY -BA TAN saat ini adalah sumber elektron tipe termionik. Pemilihan sumber ion tipe termionik berdasarkan pertimbangan konstruksinya yang sederhana sehingga mudah untuk dirancang bangun. Pada sumber elektron tipe termionik, elektron dihasilkan melalui proses emisi termionik pada suatu filamen yang dipanaskan. Selanjutnya elektron yang dihasilkan tersebut diekstraksi dari dalam sumber elektron clan dibentuk menjadi berkas elektron menggunakan sistem elektroda pembentuk berkaslil. Parameter-parameter yang dapat mempengaruhi arus elektron yang dihasilkan oleh sumber elektron tipe termionik adalah meliputi bentuk, ukuran clan jenis bahan filamen, arus filamen, potensial clan susunan elektroda pembentuk berkas, serta tingkat kehampaan dalam sumber elektron. Untuk mendapatkan arus elektron yang optimal maka perlu dilakukan optimasi dari parameter-parameter tersebut. Persoalan yang dihadapi pada elektroda pembentuk berkas adalah bagaimana bentuk geometri elektroda dan berapa potensial yang harus dipasang pada elektroda untuk mengeluarkan elektron dari dalam sumber elektron. Bentuk dan kuat medan listrik di antara elektroda pembentuk berkas sangat berpengaruh terhadap aliran elektron di dalamnya. Hal ini selanjutnya akan berpengaruh terhadap bentuk berkas elektron yang keluar dari sumber elektron[2j. Untuk mendapatkan arus elektron yang cukup besar dengan bentuk berkas yang tidak menyebar perlu dipelajari susunan elektroda pembentuk berkas yang tepat. Elektroda pembentuk berkas pada sumber elektron tipe termionik yang telah dirancang bangun terdiri dari katoda dan anoda. Katoda berbentuk kerucut terpancung dan terletak di dekat filamen uerfungsi sebagai "pendorong" elektron dari filamen menuju anoda yang terletak berhadapan dengan katoda. Pada anoda terdapat celah sebagai jalan keluarnya elektron dari sumber elektron. Salah satu parameter yang menentukan bentuk dan besar arus

2 4/3 2 Buku I Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah P3TM-BAT1N. Yogyakarta Juti 19!2 elektron yang dihasilkan oleh sumber elektron adalah susunan katoda dan anoda terse but sebagai elektroda pembentuk berkas. Dalam makalah ini dibahas hasil pengamatan arus elektron dari sumber elektron tipe termionik yang diperoleh dengan memvariasi susunan elektroda pembentuk berkas. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan susunan katoda dan anoda yang paling tepat sehingga diperoleh arus elektron yang memenuhi persyaratan pada akselerator elektron 500 kv / ma. TEOR! Di dalam MBE diharapkan arus elektron yang keluar dari sumber elektron tidak menyebar sehingga semua berkas elektron dapat dilewatkan melalui tabung pemercepat elektron. Pada prinsipnya berkas elektron adalah aliran muatan yang dalam perjalanannya di dalam sumber elektron dipengaruhi oleh medan elektrostatik antara katoda clan anoda. Distribusi medan elektrostatik tersebut menentukan bentuk berkas elektron yang keluar dari sumber elektron. Sedangkan distribusi medan elektrostatik tersebut ditentukan oleh bentuk clan susunan katoda dan anoda sebagai elektroda pembentuk berkas dalam sumber elektron. Pada berkas elektron energi tinggi (relativistic) perlu diperhatikan juga adanya efek medan magnet yang ditimbulkan oleh arns elektron terhadap elektron lain di dalam berkas elektron. Medan magnet tersebut mengakibatkan gaya tarik magnetik (magnetic attractive forces) yang akan mengimbangi gaya tolak elektrostatik (electrostatic repulsive forces)[2]. Tetapi untuk berkas elektron energi rendah efek medan magnet dapat diabaikan terhadap medan elektrostatik. Susunan elektroda pembentuk berkas elektron yang banyak digunakan untuk menghasilkan berkas elektron yang lurns atau hampir tidak menyebar adalah susunan elektroda Pierce[3]. Susunan elektroda Pierce terdiri dari katoda dan anoda dan dapat menghasilkan berkas elektron dengan perveance yang tinggi yaitu sekitar 10.8 A y.3/2. Susunan elektroda Pierce untuk mendapatkan aliran elektron yang lurns ditentukan melalui analisis bentuk elektroda yang dilakukan dengan mengandaikan bahwa daerah di luar aliran elektron merupakan daerah bebas muatan elektron. Untuk aliran elektron berpenampang kotak, bidang batas antara daerah bebas muatan dengan daerah aliran elektron berupa bidang sejajar terhadap daeral-, aliran elektron, misal bidang y = 0 atau sumbu x seperti ditampilkan pada gambar 1 [4]. Gambar I. Bidang batas antara daerah bebas muatan dengan daerah aliran elektron untuk berkas elektron lurus clan berpenampang kotak[4]. Rapat arus elektron Je dari katoda ke anoda berdasarkan analisis yang telah dilakukan adalah: J=x x V 3/2 a e a2 (1) 4EO /,.. I di mana X = (9) -v2e / m adalah tetapan Child, untuk elektron X = 2,334 X 10-6 AN3/2. Dari persamaan (1) dapat dilihat bahwa rapat arus elektron ditentukan oleh potensial anoda (Va) dad jarak antara katoda dad anoda (a). Distribusi potensial di daerah y > 0 antara katoda dad anoda dari basil analisis adalah sebagai berikut. (2) Potensial V(x,y) pada persarnaan (2) melukiskan bidang-bidang ekuipotensial antara katoda dad anoda untuk aliran elektron berbentuk sejajar yang diperoleh dengan anggapan bahwa katoda merupakan bidang ekuipotensial V(x,y) = 0. Untuk bidang ekuipotensial V = 0 tersebut maka dari persarnaan (2) diperlukan syarat 4 -I Y 1t ("3) tan (-;) = "2' yaitu sudut antara bidang katoda dengan sumbu x (arah aliran elektron) sebesar 37t/8 radian atau 67,5. Jika V(x,y) dinormalisasi terhadap potensial V 0 sebagai berikut (3) maka diperoleh potensial temormalisasi sebagai berikut: X/Xn' (4) Bidang-bidang ekuipotensial untuk potensial Pioko SP., dkk. ISSN

3 '" temormalisasi yang dinyatakan dengan persamaan (4) adalah seperti ditampilkan pada gambar 2[4]. 211'O v-v, '. /, V juga sebesar 67,50 dengan potensial V = 0, sedangkan anoda dipasang pada potensial Vo. Di antara katoda dad anoda dapat dipasang elektrodaelektroda dengan potensial seperti ditunjukkan pada gambar " 0 Gambar 2. Bidang-bidang ekipotensial untuk aliran berkas elektron lurus pada susunan elektroda Pierce[4). Untuk memperoleh aliran elektron yang lurus menurut analisis Pierce adalah dengan memasang potensial katoda V= 0 dad potensial anoda T? - (:!.} 2/3 4/3 "0 -Xo X Untuk aliran elektron berpenampang bulat atau sirkular, maka bidang batas antara daerahbebas muatan dengan daerah aliran elektron tidak berbentuk bidang datar melainkan silindris. Untuk aliran elektron yang berpenampang sirkular, bidangbidang ekuipotensial tidak dapat diperoleh secara pendekatan analitis. Cara lain yang pemah dilakukan oleh Pierce adalah dengan pendekatan electrolytic tank yang hasilnya seperti ditampilkan pada gambar 3[4). Untuk mendapatkan aliran berkas elektron yang lurus dengan penampang berkas sirkular maka sudut antara katoda dengan sumbu berkas elektron z Iro Gambar 3. Bidang-bidang ekuipotensial untuk aliran berkas elektron lurus berpenampang sirkulari4]. TATAKERJA Susunan Somber Elektron Termionik Susunan sumber elektron tipe termionik untuk MBE 500 kev/io ma adalah seperti ditampilkan pada gambar 4[51. Sumber elektron tipe termionik mempunyai fila-men sebagai penghasil elektron bebas melalui proses emisi termionik apabila filamen tersebut dipanaskan dengan arus listrik. Keteranl!an I!ambar: 1. Flange sebagai dudukan elektroda dan filamen 2. Isolator penyangga elektroda 3. Isolator penjepit elektroda 4. Kat 0 d a 5. Anoda sebagai celah 6. As penyangga elektroda 7. Feedthrough 8. F i I a men (' I I,, i i I I I I :,!: : I I.I.J I J ' " l J " ":,,1 fl i + : i! Gambar 4. Susunan sumber elektron tipe termionik[s] ISSN , dkk.

4 4 Filamen dibuat dati kawat tungsten berdiameter 0,25 mm, dibentuk menjadi spiral (helix) dengan jumlah lilitan 17, panjang spiral 16 mm clan diameter spiral 2,5 mm. Di dekat filamen terdapat katoda yang berfungsi sebagai pendorong eletron bebas agar bergerak ke arab celah sumber elektron. Katoda dibuat dati bahan stainless steel clan dibentuk mengikuti basil analisis Pierce yaitu berbentuk kerucut terpancung di mana sisi kerucut membentuk sudut 67,5 terhadap sumbu sumber elektron seperti ditampilkan pada gambar 5. Disamping itu sumber elektron memiliki anoda yang berfungsi juga sebagai celah. Anoda juga dibuat dari bahan stainless steel, berbentuk kerucut terpancung di mana sudut antara sisi kerucut dengan sumbu sumber elektron dibuat bervariasi yaitu 70,, clan 85 serta berbentuk datal (sudut 90 ) seperti ditampilkan pada gambar 6. Filamen, katoda clan anoda dipasang pada suatu dudukan (flange) berdiameter 152 min clan tebal mm. Bagian luar sumber elektron berbentuk silinder dari bahan stainless steel berukuran panjang 3 min, diameter dalam 100 mm, diameter luar.106 min. Penyangga katoda clan anoda dibuat dari bahan alumina, sedangkan penjepit katoda clan anoda dibuat dari bahan teflon. Pengamatan Arus Elektron Untuk mengamati pengaruh susunan katoda clan anoda terhadap arus elektron dari sumber elektron termionik digunakan peralatan yang secara skema ditampilkan pada gambar 7. ""+/ Gambar 5. Bentuk katoda pacta sumber elektron termionik. -f h., L-;};;;:-- ill...-$--..l '00 7' '" I.t.! '10 ---,.1 II" ' Gambar 6. Bentuk-bentuk anoda pada sumber elektron termionik. katoda anoda / meter arus catudaya sumber elektron sistem hampa Gambar 7. Skema pengamatan arus elektron sumber elektron termionik., dkk. ISSN

5 I l ' Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta Juti 1999 Buku I 5 Filamen, katoda dan anoda sumber elektron berada di dalam tabung hampa stainless steel. Kehampaan sumber elektron saat pengujian adalah sekitar 4 x 10-5 mbar. Susunan katoda dan anoda dalam hal ini meliputi jarak antara katoda dan anoda, bentuk anoda atau sudut kemiringan anoda terhadap sumbu sumber elektron. Untuk mengukur arus elektron di belakang anoda diletakkan suatu target berupa plat stainless steel yang dihubungkan dengan meter arus. Sedangkan untuk mengoperasikan sumber elektron diperlukan catudaya yang meliputi catudaya filamen berupa sumber arus searah, catudaya katoda dan anoda berupa sumber tegangan searah. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam sumber elektron tipe termionik arus elektron dihasilkan oleh filamen secara emisi termionik. Fungsi kaoda pada sumber elektron seperti terlihat pada susunan sumber elektron (gambar 4) adalah sebagai pendorong elektronelektron dari filamen menuju ke anoda yang juga berfungsi sebagai celah sumber elektron. Aliran elektron antara katoda dan anoda ditentukan oleh tegangan katoda, tegangan anoda serta jarak antara katoda dengan anoda. Hal ini karena terkait dengan distribusi atau bentuk medan listrik antara katoda dan anoda yang mempengaruhi gerakan elektron di dalamnya. Parameter-parameter yang menyatakan susunan katoda-anoda dalam sumber elektron termionik dalam hal ini adalah jarak antara katoda dengan anoda serta sudut kemiringan anoda. Jarak antara katoda dengan anoda divariasi dati 7 sampai dengan mm, sudut kemiringan anoda divariasi dati 70 sampai dengan 90. Sedangkan sudut kemiringan katoda adalah tetap sebesar 67,5 sesuai dengan model Pierce untuk aliran elektron yang lurus atau sejajar. Pengaruh tegangan anoda, sudut kemiringan anoda dad jarak antara katoda dengan anoda terhadap arus elektron yang dihasilkan oleh sumber elektron ditampilkan dalam bentuk grafik pada gambar 8, 9, 10 dad 11. Dari grafik tersebutampak bahwa tegangan anoda sangat berpengaruh terhadap arus elektron. Makin tinggi tegangan anoda maka makin besar arus elektron yang dihasilkan, sesuai dengan persamaan (1) bahwa ragat arus elektron (J.) berbanding lurus dengan V.3. Sampai dengan tegangan anoda 2500 V (yang dilakukan pada percobaan ini), arus elektron belum mencapai nilai jenuh. Gejala seperti ini tampak pada semua sudut kemiringan anoda. Tegangan anoda dalam hal ini dibatasi sampai 2500 V karena keterbatasan kemampuan catudaya anoda. - g c 0.. OJ = S.dut AnlMla 90 Derajat -.-K.A7mm -+- K-A 13mm -K.AWmm v -4,.- K-A K-A - :g 60 c E OJ 40., =.. o, Tegangan Anoda (volt) 2500 Gambar 8. Grafik arus elektron sebagai fungsi tegangan anoda (sudut kemiringan anoda 90 derajat, tegangan katoda 1 V, arus filamen 3,75 A). 85Dcnjot -.-K-A Tegangan Anoda (volt) Gambar 9. Grafik arus elektron sebagai fungsi tegangan anoda (sudut kemiringan anoda 85 derajat, tegangan katoda 1 V, arus filamen 3,75 A). Dari variasi jarak antara katoda dengan anoda terlihat bahwa arus elektron dipengaruhi oleh jarak tersebut. Makin jauh jarak antara katoda dengan anoda maka untuk memperoleh arus elektron tertentu seperti pada jarak yang lebih dekat diperlukan tegangan anoda yang lebih tinggi. Apabila ditinjau kembali persamaan (1) di mana rapat arus elektron (Je) berbanding terbalik dengan kuadratjarak antara katoda dengan anoda () maka jelas bahwa untuk mempertahankan rapat arus elektron pada suatu nilai tertentu harus diimbangi dengan kenaikan tegangan anoda (Va) apabila jarak antara katoda dengan anoda (0) membesar. Sebagai contoh, pada sudut kemiringan anoda 900 dad jarak

6 6 Buku I Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta Ju/i 1999 antara katoda dengan anoda 7 mm arus elektron 60 IDA diperoleh dengan tegangan anoda 10 V. Apabila jarak tersebut diperbesar menjadi 13 mm maka arus elektron 60 IDA diperoleh dengan menaikkan tegangan anoda menjadi 20 v. Demikian juga pada sudut kemiringan anoda yang lain. 100 I' - ',,, 60 = WI =.. ;;;; g 60 = ::: Tegangan Anoda (volt) Tegangan Anoda (volt) Garnbar 10. Grafik arus elektron sebagai fungsi tegangan Garnbar 11. Grafik arus elektron sebagai fungsi tegangan anoda (sudut kemiringan anoda derajat, anoda (sudut kemiringan anoda 70 derajat, tegangan katoda 1 V, arus filarnen 3,75 A) tegangan katoda 1 V, arus filarnen 3,75 A) Q.... =.. 40 Untuk sudut kemiringan anoda 85 arus elektron yang diperoleh umumnya lebih rendah apabila dibandingkan dengan arus elektron yang diperoleh pada sudut kemiringan anoda 70, dan 90. Bahkan pada jarak antara katoda dengan anoda 7 mm arus elektron yang dihasilkan dengan ketiga sudut kemiringan anoda tersebut rata-rata cukup tinggi yaitu?; ma pada tegangan anoda 2500 V. Perubahan arus elektron yang berkaitan dengan perubahan sudut kemiringan anoda adalah sebagai akibat perubahan bentuk medan listrik di sekitar celah anoda. Perubahan bentuk medan listrik tersebut berpengaruh kepada bentuk berkas elektron yang keluar dari celah seperti dapat dilihat. pada basil pengukuran arus elektron tersebut. Selain pengaruh tegangan anoda telah diamati juga pengaruh tegangan katoda terhadap arus elektron untuk masing-masing sudut kemiringan anoda dengan variasi jarak antara katoda dengan anoda. Hasil pengamatan arus elektron ditampilkan dalam bentuk graflk berturut-turut pada gambar 12, 13, 14 dan 15. Dari graflk tersebut tampak bahwa tegangan katoda berpengaruh terhadap arus elektron dan arus elektron mencapai nilai maksimum pada tegangan katoda sekitar volt terutama untuk sudut kemiringan anoda 90, dan 70. Sedangkan untuk sudut kemiringan anoda 85 arus elektron maksimum dicapai pada tegangan katoda sekitar 150 volt =Q" OJ (]..000J",- ".. Garnbar 12. Grafik arus elektron sebagai fungsi tegangan Garnbar 13. Grafik arus elektron sebagai fungsi tegangan katoda (sudut kemiringan anoda 90 dera.iat, katoda (sudut kemiringan anoda 85 derajat,, -- tegangan anoda 2,1 kv, arus filamen 3,75 A) tegangan anoda 2,1 kv, arus filamen 3,75 A)! 5 i f -...," I JOO ZOO JOO 400 Tegangan Katoda (volt) Tegangan Katoda (volt) 1-- -=:7

7 1 Prosiding Pertemuan dan Presenasi llmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta Juli 1999 I Buku I c '"= c e.. = I.I', Tegangan Katoda (volt) Tegangan Katoda (volt) Gambar 14. Grafik arus elektron sebagai fungsi tegangan Gambar 15. Grafik arus elektron sebagaifungsi tegangan katoda (sudut kemiringan anoda derajat, katoda (sudut kemiringan anoda 70 derajat, tegangan anoda 2,1 kv, arus filamen 3,75 A) tegangan anoda 2,1 kv,arus filamen 3,75 A) Nilai maksimurn arus elektron untuk sudut kemiringan anoda tertentu juga bervariasi terhadap jarak antara katoda dengan anoda. Pacta urnumnya arus elektron maksimurn mencapai > ma pacta jarak antara katoda dengan anoda 7 mm. Kecuali untuk sudut kemiringan anoda 850 pacta jarak tersebut arus elektron maksimurn ma. Sedangkan untuk jarak 13 mm dan mm arus elektron maksimurn untuk semua sudut kemiringan anoda ma. Dari graftk tersebutampak bahwa meskipun tegangan katoda masih nol tetapi telah terukur adanya arus elektron. Arus elektron ini berasal dari elektron yang terekstraksi melalui celah sumber elektron oleh medan listrik antara filamen dengan anoda yang berupa celah tersebut. Pacta saat mulai acta tegangan katoda maka arus elektron makin bertambah karena adanya tambahan medan listrik antara katoda dengan anoda. Makin tinggi tegangan katoda maka makin banyak jurnlah elektron yang dapat keluar dari surnber elektron melalui celah karena terjadi efek pemfokusan. Pacta suatu saat arus elektron menjadi berkurang setelah mencapai nilai maksimurn, karena kenaikan tegangan katoda selanjutnya memberikan efek pemanjangan jarak fokus yang mengakibatkan sebagian elektron terhalang oleh celah. KESIMPULAN Dan basil yang diperoleh pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa arus elektron yang dihasilkan oleh sumber elektron tipe termionik dipengaruhi oleh susunan katoda-anoda sebagai elektroda pembentuk berkas elektron. Susunan katoda-anoda dalam sumber elektron termionik tersebut ditentukan oleh jarak antara katoda dengan anoda, serta sudut kemiringan anoda terhadap sumbu dati sumber.elektron. Kedua parameter tersebut harus ditentukan untuk memperoleh arus elektron yang besar disamping parameter-parameter operasi sumber elektron yang terdiri dati tegangan katoda, tegangan anoda dan arus filamen. Dari data percobaan temyata arus elektron cukup besar yaitu lebih dati ma apabila jarak antara katoda dengan anoda 7 mm, sudut kemiringan anoda 700, tegangan katoda V, tegangan anoda 2500 V dad arus filamen 3,75 A. UCAP AN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada para teknisi di Bidang Fisika Nuklir dad Atom terutama saudara Sukidi, BE, Sumaryadi, dad Suhartono yang telah banyak membantu eksperimen ini hingga dapat terlaksana dengan baik. DAFTARPUSTAKA 1. DJOKO S. P., SUTADJI S., SUPRAPTO, SUKJDI, "Rancang Bangun Sumber Elektron Untuk Mesin Berkas Elektron PPNY-BATAN Yogyakarta", Makalah dipresentasikan pada Seminar Sehari Mesin Berkas Elektron di PPNY-BATAN, Yogyakarta, 16 Januari KIRSTEIN, P. T., et. al., "Space-Charge Flow", Mc Graw-Hill Inc (1967). 3. SCHILLER, S., et al., "Electron Beam Technology", John Wiley & Sons, New York (1982). ISSN Djoko SPo, dkk.

8 4. 5. FORRESTER, A.T., "Large Ion Beams, Fundamentals of Generation and Propagation", John Wiley & Sons, New York (1986). DJOKO S. P., SUPRAPTO, "ModifIkasi Elektoroda Pembentuk Berkas Sumber Elektron Tipe Termionik Untuk Peningkatan Arus Elektron", Makalah dipresentasikan pada Pertemuan dad Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dad Teknologi Nuklir, PPNY-BATAN, Yogyakarta, Mei TANYAJAWAB Tri Mardji A. * Apakah sudah dipelajari (simulasi) hubungan antara tegangan anoda dengan atus elektron? Apakah kurva gambar 8, 9, 10, 10 clan 11 bisa ditarik garis lutus/linier saja? * Pada gambar 12 dipero.leh arus maksimum elektron pada Vkat,., 70- V. Mengapa pada pengukuran yang ditampilkan oleh gambar 9 sid 11 tidak menggunakan tegangan katoda 70- Vatau V (sesuai gambar 13)? * Simu/asi hubungan antara tegangan anoda dengan arus e/ektron dapat dipe/ajari dengan program EGUN Tetapi untuk sumbar e/ektron yang te/ah dirancang bangun be/urn di/aksanakan. Mengacu. pada persamaan (1) saya kira gambar-gambar 8, 9, 10 dan 11 tidak dapat dibuat /inier. * Karena kebetu/an eksperimen untuk mendapat hasi/ pada gambar 9 sid 11 di/akukan sebe/um eksperimen yang hasi/nya pada gambar 12 dst. Pramudita Anggraita * Berapa arus maksimurn yang dipeoleh jika sudut anoda 90 dad 70.? Mana yang lebih besar dad apakah perbedaannya cukup besar dibandingkan dengan kesulitan pembuatan katodanya? * Elemen mana yang diberi tegangan referensi/grounded? * Berapa jauh dari anode arus diukur dad menggunakan apa (pada tegangan berapa dad ukuran diameter berapa). * Catatan : analisis Pierce hanya untuk 1 dimensi (67,5) sedang sistem dalam koordinat silinder. * Arus maksimum pada 700 > arus maksimum 900 perbedaannya sekitar 5 ma. * Yang diberi tegangan referensi adalah filamen. * Arus diukur dengan plat SS pada jarak cm. Plat SS tersebut sebagai "Faraday Cup" dengan ukuran diameter 5 cm yang dihubungkan dengan meter. arus yang diground. Heru Susetyadi * Berapa tegangan maksimum yang dijinkan? * Dapatkah dicapai arus elektron maksimum? * Teganga yang diijinkan sesuai kemampuan feedtrough adalah.:!:. 8 k II: * Arus elektron maksimum dapat dicapai untuk kondisi operasi sumber elektron tertentu yang ditentukan oleh parameter-parameter arus filamen, tegangan katoda, tegangan anoda serta susunan katoda anoda. Sayono * Apakah sudut kemiringan anoda tidak berpengaruh terhadap tebarab berkas arus elektron? * Pengukuran arus apakah dilakukan untuk bermacam-macam posisi (sehingga dapat diketahui sifat teb.arannya)? * Sudut kemiringan anoda secara teori juga berpengaruh terhadap tebaran berkas arus elektron. * Pengukuran arus hanya dilakukan pada satu posisi. Untuk mengubah posisi saat pengukuran masih merupakan kendala (secara teknis suiit diiakukan). Widdi Usada * Berapa tekanan vakum pada eksperimen ini, dalam abstrak tidak ada * Apakah dilihat pula profil dari berkas yang muncul? * Tekanan vakum pada eksperimen ini 4x1O-5 mbar Profil berkas belum diamati. Djoko SF., ill. ISSNO

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas

Lebih terperinci

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. ANALISIS PENGARUH TEGANGAN EKSTRAKSI PADA SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev / 20 ma DI PSTA-BATAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Andy Saktia Warseno 1, Fuad Anwar 1,

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON TERMIONIK DENGAN ELEKTRODE PIERCE UNTUK MBE 500 key/to ma

REKONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON TERMIONIK DENGAN ELEKTRODE PIERCE UNTUK MBE 500 key/to ma Suprapto, dkk. ISSN 16 31 93 REKONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON TERMIONIK DENGAN ELEKTRODE PIERCE UNTUK MBE 5 key/to ma Suprapto, Djoko SP., Djasiman Pusat Pene/itian don Pengembangan Tekn%gi Maju. Batan ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI

PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. ISSN 0216-3128 1 PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI Djoko S. Pudjorahardjo, Suprapto, Sukaryono, Rani Saptaaji Puslitbang Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7 ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan ABSTRAK ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP

Lebih terperinci

PENGUKURAN BENTUK PROFIL BERKAS ELEKTRON DARI SUMBER ELEKTRON TIPE PIERCE MENGGUNAKAN SENSOR TABUNG TV BEKAS

PENGUKURAN BENTUK PROFIL BERKAS ELEKTRON DARI SUMBER ELEKTRON TIPE PIERCE MENGGUNAKAN SENSOR TABUNG TV BEKAS Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN, Jalan Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb. Yogyakarta 55281 e-mail: b_darsono@batan.go.id ABSTRAK SUMBER ELEKTRON TIPE PIERCE MENGGUNAKAN SENSOR. Telah dilakukan

Lebih terperinci

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS Volume 13, Januari 2012 ISSN 1411-1349 RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS Sutadi, Saefurrochman, Suprapto Pusat Teknologi

Lebih terperinci

UJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA

UJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA UJICOBA SISTEM EEKTRODE SUMBER EEKTRON Agus Purwadi, Bambang Siswanto, Wirjoadi, ely Susita RM, Widdi Usada PTAPB-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : gs_purwadi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat

Lebih terperinci

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin, Slamet Santosa dan Sunarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN email: silakh@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN PARAMETER

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

MODIFIKASI SUMBER ELEKTRON DAN SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA

MODIFIKASI SUMBER ELEKTRON DAN SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN ABSTRAK BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA. Telah dilakukan modifikasi sumber elektron dan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SUKARMAN, MUHTADAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

SUMBER ELEKTRON TIGA ELEKTRODA MENGGUNAKAN TABUNG PEMERCEPAT NEC UNTUK MBE-LATEKS 300KV/20 MA

SUMBER ELEKTRON TIGA ELEKTRODA MENGGUNAKAN TABUNG PEMERCEPAT NEC UNTUK MBE-LATEKS 300KV/20 MA Sumber Elektron Tiga Elektroda Menggunakan Tabung Pemercepan NEC untuk MBE-LATEKS 300kV/20 ma (Darsono, dkk.) p-issn: 1410-6957, e-issn: 2503-5029 http://ganendra.batan.go.id SUMBER ELEKTRON TIGA ELEKTRODA

Lebih terperinci

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Analisis Geometri Anoda Dalam Optimasi Desain Sumber Ion Penning Untuk Siklotron (Silakhuddin) ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Generator fluks radial yang telah dirancang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan dan perakitan alat. Pada stator terdapat enam buah kumparan dengan lilitan sebanyak 650 lilitan.

Lebih terperinci

RANCANGAN DAN KONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON UNTUK MESIN BERKAS ELEKTRON INDUSTRI LATEKS

RANCANGAN DAN KONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON UNTUK MESIN BERKAS ELEKTRON INDUSTRI LATEKS Suprapto, dkk. ISSN 0216-3128 355 RANCANGAN DAN KONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON UNTUK MESIN BERKAS ELEKTRON INDUSTRI LATEKS Suprapto, Djoko SP., Djasiman Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BAl'AN

Lebih terperinci

PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL

PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL Suhartono, Sukidi -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUJIAN SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN FARADAY CUP BERBASIS LAYAR PENDAR SEBAGAI SENSOR BERKAS PARTIKEL ELEKTRON

PEMBUATAN FARADAY CUP BERBASIS LAYAR PENDAR SEBAGAI SENSOR BERKAS PARTIKEL ELEKTRON PEMBUATAN FARADAY CUP BERBASIS LAYAR PENDAR SEBAGAI SENSOR BERKAS PARTIKEL ELEKTRON Sutadi, Rany Saptaaji, Suhartono dan Sukaryono, BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Telp. (0274) 488435, Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

ELEKTRONPPNY-BATANYOGYAKARTA

ELEKTRONPPNY-BATANYOGYAKARTA RANCANG BANGUN SUMBER ELEKTRON UNTUK MESIN BERKAS ELEKTRONPPNY-BATANYOGYAKARTA Djoko S.P., Sutadji S~ Suprapto, Sukidi PPNY-BATAlv, JL. Baharmri P.O. BO%.1008, rogyakarta, 55010 Abstrak RANCANG BANGUN

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

PERCOBAAN e/m ELEKTRON

PERCOBAAN e/m ELEKTRON PERCOBAAN e/m ELEKTRON A. TUJUAN 1. Mempelajari sifat medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan Helmholtz.. Menetukan nilai e/m dengan medan magnet. B. PERALATAN 1. Seperangkat peralatan e/m. Sumber

Lebih terperinci

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh. 1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m³/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s², daya keluaran generator listrik

Lebih terperinci

UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA

UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA Rany Saptaaji, Sukaryono, Suhartono dan Sumaryadi, BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Telp. (0274) 488435, Yogyakarta 55281 ABSTRAK UJI FUNGSI

Lebih terperinci

OPTIMASI UJI KINERJA OPERASI PROTOTIP LITBANG MBE-PSTA PADA 200 KEV

OPTIMASI UJI KINERJA OPERASI PROTOTIP LITBANG MBE-PSTA PADA 200 KEV Darsono, dkk. ISSN 0216-3128 7 OPTIMASI UJI KINERJA OPERASI PROTOTIP LITBANG MBE-PSTA PADA 200 KEV Darsono, Suprapto, Rany Saptaaji, Elin Nuraini Bidang Fisika Partikel, PSTA_BATAN e-mail:b_darsono@batan.go.id

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4

POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4 POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4 Gravitasi: Gaya dan Usaha Gaya gravitasi yang bekerja pada m oleh M: Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi untuk memindahkan m dari A ke B: INTEGRAL LINTASAN 2 Usaha oleh

Lebih terperinci

Eksperimen e/m Elektron

Eksperimen e/m Elektron Eksperimen e/m Elektron Eksperimen e/m Elektron 1 Mei Budi Utami, Ninis Nurhidayah, 3 Erlin Nasocha, 4 Hanif Roikhatul J, 5 Oktaviana Retna Abstrak Laboratorium Fisika Modern, Departemen Fisika Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER 244 ISSN 0216-3128 Saefurrochman., dkk. ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN,

Lebih terperinci

X. LISTRIK STATIS. X.1 Hukum Coulomb

X. LISTRIK STATIS. X.1 Hukum Coulomb X. LISTRIK STATIS X.1 Hukum Coulomb Tinjaulah interaksi antara dua benda bermuatan yang dimensi geometrinya dapat diabaikan terhadap jarak antar keduanya. Maka dalam pendekatan yang cukup baik dapat dianggap

Lebih terperinci

OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma

OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma Darsono, Suhartono, Elin Nuraini, dan Sutadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008 PENELTAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan KONSTRVKS PENGGERAK CATV DAYA TEGANGAN PEMERCEP AT MESN MPLANTOR ON PT APB Sumaryadi Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008 PROSIDING SEMINAR PENGUJIAN A W AL INSTALASI SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV /20 MA UNTUK INDUSTRI LATEKS Sukidi, Suhartono, Sutadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Abstrak PENGUJIAN

Lebih terperinci

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA Sukidi, Suhartono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail : skd_5633@yahoo.co.id ABSTRAK UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA. Telah dilakukan uji vakum 2 bejana nitridasi

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA SUMBER ELEKTON BERBASIS KATODA PLASMA

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA SUMBER ELEKTON BERBASIS KATODA PLASMA Aminus Salam. Budi Santoso, Saefurrachman, Agus Purwadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : aminussalam@yahoo.com ABSTRAK. Telah

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER MEDAN SUDUT BELOK BERKAS ELEKTRON PENGARAH MBE 500 key/ 10 ma MAGNET DAN P ADA SISTEM ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN TEORI

PERHITUNGAN PARAMETER MEDAN SUDUT BELOK BERKAS ELEKTRON PENGARAH MBE 500 key/ 10 ma MAGNET DAN P ADA SISTEM ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN TEORI 124 ISSN 0216-3128 Aminus Salam, d/(k. PERHITUNGAN PARAMETER MEDAN SUDUT BELOK BERKAS ELEKTRON PENGARAH MBE 500 key/ 10 ma MAGNET DAN P ADA SISTEM Aminus Salam, Djoko SP P3TM -BATAN ABSTRAK PERHITUNGAN

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Medan Magnet - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET A. Medan Magnet 1. Medan Magnet oleh arus listrik

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH DAYA TERDISIPASI TERHADAP SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS

SIMULASI PENGARUH DAYA TERDISIPASI TERHADAP SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS Emy Mulyani, Suprapto, Sutadi Pusat Teknologi Akselerator Proses Bahan, BATAN ABSTRAK SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS. Simulasi pengaruh daya

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGKITAN TORSI PADA CAKRAM BAJA MENGGUNAKAN GAYA-MEDAN MAGNET NEODYMIUM

STUDI PEMBANGKITAN TORSI PADA CAKRAM BAJA MENGGUNAKAN GAYA-MEDAN MAGNET NEODYMIUM Studi Pembangkitan Torsi... (Sigit Iswahyudi) STUDI PEMBANGKITAN TORSI PADA CAKRAM BAJA MENGGUNAKAN GAYA-MEDAN MAGNET NEODYMIUM Sigit Iswahyudi 1, Wandi Arnandi 2 1,2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Ulangan Harian 1 : Elektrostatis 1

Ulangan Harian 1 : Elektrostatis 1 1 1. B S : jika sebatang kaca yang digosokkan pada kain sutra, kemudian didekatkan pada potongan styrofoam, maka styrofoam akan bergerak mendekati batang kaca. Kain Sutera bermuatan bermuatan negatif karena

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PEMBANGKITAN GAYA MAGNETIK PADA KUMPARAN BERARUS DALAM MEDAN MAGNET NEODYMIUM

STUDI EKSPERIMENTAL PEMBANGKITAN GAYA MAGNETIK PADA KUMPARAN BERARUS DALAM MEDAN MAGNET NEODYMIUM Studi Eksperimental Pembangkitan... (Wandi Arnandi) STUDI EKSPERIMENTAL PEMBANGKITAN GAYA MAGNETIK PADA KUMPARAN BERARUS DALAM MEDAN MAGNET NEODYMIUM Wandi Arnandi 1, Sigit Iswahyudi 2 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR

UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR 30 ISSN 016-318 Lely Susita RM., dkk UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR Lely Susita R.M., Sudjatmoko, Bambang Siswanto, Agus Purwadi, Ihwanul Aziz

Lebih terperinci

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Pada penelitian metode elektrokinetik untuk tanah lempung ekspansif, variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh besaran voltase terhadap pengembangan

Lebih terperinci

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN PROGRAM SP4 Tahun anggaran 004 RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) Oleh: Agus Purwanto Slamet MT Sumarna

Lebih terperinci

Sutadji Sugiarto Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta

Sutadji Sugiarto Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta MANGKUK FARADAY BANYAK KOLEKTOR UNTUK PENGUKURAN KESERAGAMAN ARUS BERKAS ON AKSELERATOR Sutadji Sugiarto Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK Keseragaman distribusi ion terimplantasi pada sasaran

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 Taufik, dkk. ISSN 016-318 7 RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-5 Taufik, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM

Lebih terperinci

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK 1.1 DASAR TEORI Tegangan tinggi bolak-balik banyak dipergunakan untuk pengujian peralatan listrik yang memiliki kapasitansi besar seperti

Lebih terperinci

KUAT MEDAN ELEKTRIK DI PERMUKAAN ISOLATOR PENDUKUNG

KUAT MEDAN ELEKTRIK DI PERMUKAAN ISOLATOR PENDUKUNG BAB II KUAT MEDAN ELEKTRIK DI PERMUKAAN ISOLATOR PENDUKUNG II.1. Umum Isolator pendukung jenis post silinder polos digunakan pada sistem instalasi tegangan tinggi pasangan dalam. Udara di sekitar permukaan

Lebih terperinci

Arus Listrik dan Resistansi

Arus Listrik dan Resistansi TOPIK 5 Arus Listrik dan Resistansi Kuliah Fisika Dasar II TIP,TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM ikhsan_s@ugm.ac.id Arus Listrik (Electric Current) Lambang : i atau I. Yaitu:

Lebih terperinci

TOPIK 3. Potensial Listrik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TOPIK 3. Potensial Listrik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. TOPIK 3 Potensial Listrik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id http://setiawan.synthasite.com 1 2 Potensial Listrik Beda potensial dan potensial listrik Beda potensial

Lebih terperinci

PENENTUAN ARUS SPOT PLASMA DAN ARUS PLASMA LUCUTAN BUSUR PADA SISTEM SUMBER ELEKTRON KATODE PLASMA MENGGUNAKAN TEKNIK KOIL ROGOWSKI

PENENTUAN ARUS SPOT PLASMA DAN ARUS PLASMA LUCUTAN BUSUR PADA SISTEM SUMBER ELEKTRON KATODE PLASMA MENGGUNAKAN TEKNIK KOIL ROGOWSKI PENENTUAN ARUS SPOT PLASMA DAN ARUS PLASMA LUCUTAN BUSUR PADA SISTEM SUMBER ELEKTRON KATODE PLASMA MENGGUNAKAN TEKNIK KOIL ROGOWSKI DETERMINATION OF PLASMA SPOT CURRENT AND ARC DISCHARGE PLASMA CURRENT

Lebih terperinci

Purna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia

Purna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia ANALISA PERHITUNGAN MRR, OVERCUT, DAN KETIRUSAN PADA STAINLESS STEEL 304 DAN ALUMINIUM 00 DENGAN PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN GAP PADA PROSES ELECTRO-CHEMICAL MACHINING (ECM) MENGGUNAKAN ELEKTRODA TERISOLASI

Lebih terperinci

DESAIN DAN KONSTRUKSI CORONG PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON

DESAIN DAN KONSTRUKSI CORONG PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON DESAIN DAN KONSTRUKSI CORONG PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON Suprapto, Sudjatmoko, Setyo Atmodjo, Sukaryono dan Sukidi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju, Batan ABSTRAK DESAIN DAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Vincensius Gunawan.S.K Laboratorium Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran dengan

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran dengan 34 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Alat Ukur Tegangan dan Arus Induksi Alat ukur tegangan induksi dibuat dengan menggunakan dua buah plat yang terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran

Lebih terperinci

Tujuan. Untuk memahami: 1. Energi Potensial Listrik 2. Potensial Listrik 3. Permukaan Ekuipotensial 4. Tabung Sinar Katoda

Tujuan. Untuk memahami: 1. Energi Potensial Listrik 2. Potensial Listrik 3. Permukaan Ekuipotensial 4. Tabung Sinar Katoda Potensial Listrik Tujuan Untuk memahami: 1. Energi Potensial Listrik 2. Potensial Listrik 3. Permukaan Ekuipotensial 4. Tabung Sinar Katoda Gaya Konservatif Kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif memiliki

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Negeri 16 Surabaya Kelas/Semester : XII IA/I Mata Pelajaran : Fisika Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit (4 Jam Pelajaran) Standar Kompetensi 2. Menerapkan

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-8 CAKUPAN MATERI 1. MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4. MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL

Lebih terperinci

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 20 Februari 2017

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 20 Februari 2017 Magnetostatika Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 20 Februari 2017 Agus Suroso (FTETI-ITB) Magnetostatika 20 Feb 2017 1 / 28 Materi Definisi gaya Lorentz

Lebih terperinci

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing : Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum-Plat LUQMAN KUMARA 2205 100 129 Dosen Pembimbing : Dr.Eng I Made Yulistya Negara, ST,M.Sc IG Ngurah Satriyadi

Lebih terperinci

LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I

LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I Eksperimen Franck Hertz Pelaksanaan Praktikum Hari : Rabu Tanggal: 2 April 2014 Jam : 10.40 12.20 Oleh : Nama : Novi Tri Nugraheni NIM : 081211333009 Anggota Kelompok : 1.

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M

PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M0204021 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Telah dibuat

Lebih terperinci

PERCOBAAN FRANCK-HERTZ

PERCOBAAN FRANCK-HERTZ PERCOBAAN FRANCK-HERTZ A. TUJUAN 1. Memperlihatkan secara langsung kebenaran teori kuantum bahwa tenaga elektron atom itu bertingkat-tingkat (terkuantisasi). 2. Mengamati hubungan antara arus anoda Ia

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 2016. ISSN.1412-2960 PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Salomo,

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman Pengaruh Konsentrasi O 2 Terhadap Kebutuhan Arus Proteksi dan Umur Anoda pada sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) dengan menggunakan anoda SS 304 mesh pada Beton Bertulang Oleh : Sumantri

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 23,24 Februari 2016

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 23,24 Februari 2016 Magnetostatika Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 23,24 Februari 2016 Agus Suroso (FTETI-ITB) Magnetostatika 23,24 Feb 2016 1 / 28 Materi Definisi gaya

Lebih terperinci

LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I

LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I Eksperimen e/m Elektron Pelaksanaan Praktikum Hari : Rabu Tanggal: 7 April 2014 Jam : 10.40 12.20 Oleh : Nama : Novi Tri Nugraheni NIM : 081211333009 Anggota Kelompok : 1.

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 EBTA-SMK-05-01 Bahan dimana satu arah berfungsi sebagai konduktor dan pada arah yang lain berfungsi sebagai isolator A. konduktor B. isolator C. semi

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGATUR SISTEM AKTUATOR CATU DAYA SUMBER ELEKTRON PADA MBE DENGAN MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN PENGATUR SISTEM AKTUATOR CATU DAYA SUMBER ELEKTRON PADA MBE DENGAN MIKROKONTROLER ISSN 1410-6957 GANENDRA, Vol. VII, N0.2 RANCANG BANGUN PENGATUR SISTEM AKTUATOR CATU DAYA SUMBER ELEKTRON PADA MBE DENGAN MIKROKONTROLER Taxwim *), Budi Santosa *),Wijananto **) P3TM, Batan, Yogyakarta

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS

IDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS IDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS Sukaryono, Rany Saptaaji, Suhartono, Heri Sudarmanto -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI Dalam bab ini membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penelitian seperti: tempat serta waktu dilakukannya penelitian, alat dan bahan

Lebih terperinci

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan

Lebih terperinci

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar... Kumpulan Soal Latihan UN UNIT LISTRIK & MAGNET Gaya Coulomb, Energi & Potensial Listrik 1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar....

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB II BUSUR API LISTRIK BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. TOPIK 8 Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Pencetak sidik jari magnetik. Medan Magnetik Medan dan Gaya Megnetik Gaya Magnetik pada Konduktor Berarus

Lebih terperinci

PENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN UNTUK SISTEM PEMERCEP AT PADA MBE LATEKS

PENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN UNTUK SISTEM PEMERCEP AT PADA MBE LATEKS PROSIDING SEMINAR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan PENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN UNTUK SISTEM PEMERCEP AT PADA MBE LATEKS Sutadi, Suhartono, Toni Rahardjo, Sukidi ABSTRAKS PENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA. Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK

PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA. Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK Telah dilakukan pengukuran suhu dan kerapatan elektron plasma dengan alat

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER *Bambang Yunianto, Dwi Septiani Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan September

Lebih terperinci

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan:

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan: KEMAGNETAN Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p Menghasilkan: Merasakan: Magnet Batang Kutub sejenis

Lebih terperinci

Kasmudin, Silakhuddin

Kasmudin, Silakhuddin 141 Prosiding Seminar Nasional ke-9 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serlo Fasi/itas Nllklir Jakarta, 2(} AgliSlls 20D] SSN: 0854-29 0 SUMBER ON MULTCUSP UNTUK ADS Kasmudin, Silakhuddin ~ 17 Pusat Pengembangan

Lebih terperinci