PENINGKATAN FLUKS GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 PTAPB-BATAN
|
|
- Hartanti Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi Yogyakarta, 26 Agustus Z008 PENINGKATAN FLUKS GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 PTAPB-BATAN Agus Tri Purwanto, Suraji Badan Tenaga Nuklir Nasional ABSTRAK PENINGKATAN FLUKS GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 PTAPB-BATAN. Telah dilakukan peningkatan fluks generator neutron SAMES J kev/ 2 ma, dengan cara mengganti target tritium dan penambahan gas deuterium. Sistem target generator neutron dibuka, dibersihkan dalam glow box untuk menghindari kontaminasi, kemudian dipasang tritium target yang baru pada sistem target generator neutron. Pengisian gas deuterium dilakukan dengan cara reservoir gas pada generator neutron divakumkan terlebih dahulu untuk menjaga kemumian gas hingga kevakuman 10-3 mbar kemudian gas deuterium diisikan dengan tekanan 2 bar. Setelah pemasangan tritium dan pengisian gas deuterium selesai, sistem generator neutron divakumkan hingga mencapai 1(J5 mbar. Dari pengukuran fluks neutron yang telah dilakukan, diperoleh peningkatan fluks neutron dari ± 1ct n/cm2.detik menjadi ± 1(/ n/cm2.detik. Kata kunc; : tritium, deuterium, fluks neutron, generetor neutron ABSTRACT THE INCREMENT OF NEUTRON FLUX FOR PTAPB-BATAN J-25 SAMES NEUTRON GENERATOR. The increment of neutron flux for 125 kev /2 ma J-25 SAMES neutron generator has been done. It was done with changed tritium target and added deuterium gas. The system of neutron generator target was opened, cleaned in glow box to avoided contamination. The new tritium target was set in neutron generator vacuum system. The impregnation of deuterium gas was done with vacuumed gas reservoir of neutron generator to kept its purity until 10-3 mbar and deuterium gas was filled 2 bar. After this process finished, neutron generator system was vacuumed until 10-5 mbar. From the measurement of neutron flux was obtained increment of neutron flux from ± 1ct n/cm2.second to ± 1cf n/cm2.second. Key words: tritium, deutrium, neutron flux, neutron generator PENDAHULUAN Dengan neutron berkembangnya tidak saja diperoleh ilmudaridan reaktor teknologi, nuklir namun dapat juga diperoleh dari peralatan akselerator partikel bermuatan, yaitu akselerator generator neutron. Akselator generator neutron merupakan suatu alat yang dapat memproduksi neutron cepat melalui reaksi fusi deu/ron (D) dengan tritium (T) atau reaksi JH(d,nl He. Energi neutron yang dibangkitkan dari akselerator generator neutron berenergi tunggal dengan En=14,5 MeV (I). Generator neutron berfungsi sebagai peralatan analisis yang handal dengan metode AANC (Analisis Aktivasi Neutron Cepat) dimana selama ini digunakan untuk pengukuran data nuklir, analisis unsur dan analisis pencemaran lingkungan baik dalam bent uk padat, cair, maupun gas. Untuk menjaga kinerja peralatan supaya dapat beroperasi secara optimum maka diperlukan perawatan secara rutin. Bagian-bagian yang perlu mendapatkan perawatan adalah : sumber ion, sistem pemercepat, sistem vakum, sistem optik, sistem target, dan sistem penunjang. Semua perangkat tersebut harus mendapat perhatian perawatan yang memadai agar masing-masing dapat memberikan kinerja yang optimal. 306 ISSN Agus Tri Purwanto, dkk.
2 PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Peralatan generator neutron pada akhirakhir ini produksi neutronnya menurun ditandai dengan sensitivitasnya menurun sehingga tidak mampu mengaktivasi unsur-unsur mikro yang terdapat dalam cuplikan. Fluks neutron yang dihasilkan hanya ± 104 n/cm2.detik, dan untuk meningkatkannya kembali diperlukan langkahlangkah perawatan untuk mencari penyebab terjadinya penurunan tluks neutron. Setelah dilakukan pengamatan dari komponen utama yang ada, maka untuk meningkatkan tluks neutron difokuskan pada penggantian tritium target karena sudah terlampaui jumlah jam pakainya dan penambahan gas deuterium, dua kompenen ini sangat berpengaruh langsung dengan produksi neutron yang dihasilkan. Diharapkan peralatan generator neutron dapat menghasilkan tluks neutron yang cukup tinggi ± 108 n/cm2.detik. Dengan tluks neutron yang tinggi sensitivitas peralatan akan meningkat dan mampu mengaktivasi unsur-unsur mikro yang terdapat dalam cuplikan yang akan diamati. TEORI Sistem Generator Neutron Generator neutron adalah salah satu jenis akseleratol' partikel produksi neutron, yang digunakan untuk menghasilkan neutron cepat. Neutron cepat ini dihasilkan oleh reaksi inti yang terjadi antara deutron (D) dengan tritium (T). GambaI' skema generator neutron SAMES J key / 2 ma disajikan pada GambaI' I. I GambaI' I. Skema generator neutron Sames Type J keY /2mA Keterangan gambar : 1. Sumbel' tegangan tinggi 2. Sumber tegangan pemfokus 3. Sumber tegangan ekstraktor 4. Sumbc~rtegangan RF 5. Sumb(~rtegangan magnet 6. Sumber ion tipe RF 7. Tabung akselerator 8. Landasan 9. Pegangan terisolasi 10. Sumber tegangan terisolasi 11. Pompa difusi 12. Pompa rotary 13. Lensa kuadrupol 14. Target Secara garis besar bagian-bagian pokok generator neutron adalah(2). I. Sumbel' Ion Sumber ion adalah bagian yang berfungsi untuk menghasilkan ion-ion deutron dari gas deuterium yang berada di dalam sumber ion. Sumbel' ion yang dipakai adalah tipe RF (radio frequency) yang mempunyai prinsip kerja sederhana. lonisasi gas deuterium oleh gelombang elektromagnet dari osilator frekuensi tinggi melalui kawat yang dililitkan pada tabung gelas berisi gas deuterium, menghasilkan ionion deutron. 2. Sumbel' Tegangan Tinggi Sumbel' tegangan tinggi berfungsi untuk menghasilkan tegangan tinggi searah (DC). Sumbel' tegangan tinggi yang digunakan pada generator neutron adalah sumber tegangan tinggi jenis FeUci. 3. Sistem Lensa Pemfokus Lensa pemfokus berfungsi untuk memfokuskan berkas ion deutron yang keluar dari sumber ion. Berkas ion yang keluar dari sumber ion cenderung menyebar akibat gaya tolak-menolak antara ion-ion itu sendiri. Oleh sebab itu perlu difokuskan terlebih dahulu sebelum mencapai tabung pemercepat. 4. Tabung Pemercepat Tabung pemercepat berfungsi untuk mempercepat ion-ion deutron yang keluar dari sumber ion hingga mencapai energi di atas 100 key. Tabung pemercepat ini terdiri dari beberapa elektroda yang diberi tegangan tinggi dari sumber tegangan tinggi melalui pembagi tegangan (voltage divider), sehingga antar elektroda-elektroda tersebut terjadi gradien potensial yang memberikan percepatan pada ion-ion deutron. 5. Lensa Kuadrupol Lensa kuadrupol terletak di belakang tabung pemercepat. Lensa kuadrupol ini berfungsi untuk memfokuskan ion-ion yang keluar dari tabung pemercepat menuju target tritium. Lensa ini terdiri dari 2 elemen yang masing-masing berupa susunan 4 bucl1 elektroda secara kuadrupol. 6. Inti Target Inti target adalah bahan yang diharapkan dapat menghasilkan neutron dengan tluks yang tinggi pada saat berinteraksi dengan deutron. Inti target juga harus mempunyai umur paro yang panjang, kelimpahan neutron yang tinggi dan tidak menyerap neutron. Pada generator neutron Sames J-25 yang digunakan sebagai target adalah tritium yang dideposisikan pada tembaga sebagai target perantara. Target tritium yang Agus Tri Purwanto, dkk. ISSN
3 PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR ditembak oleh ion-ion deutron berbentuk padatan. 7. Sistem vakum Sistem vakum pada generator neutron mutlak diperlukan, yaitu untuk mencegah atau paling tidak memperkecil terjadinya tumbukan antara ion-ion positif yang dihasilkan sumber ion dengan atom-atom gas sisa pada generator neutron. Jika terjadi tumbukan antara ion-ion deutron dengan atom-atom gas sisa, dapat terjadi ionisasi gas. Ion-ion negatifhasil ionisasi gas tersebut akan bergerak berlawanan arah dengan deutron. Pompa vakum terdiri dari sebuah pompa rotary dan pompa difusi atau pompa turbo molekul. Tingkat kehampaan yan dapat dicapai oleh pompa rotary mencapai 10' torr, dan pompa difusi atau pompa turbo molekul mencapai 10.6 torr. Kehampaan yang diperlukan pada generator neutron minimal 10.5 mbar. 8. Sistem Kendali Generator neutron diletakkan pada ruang khusus dengan ketebalan dinding sekitar 1 meter. Sistem kendali di luar ruang diperlukan untuk mengoperasikan generator neutron secara aman. Sistem kendali berupa panel yang berfungsi untuk memantau dan mengendalikan keija generator neutron sesuai dengan kondisi operasi yang diinginkan. Sistem kendali dilengkapi juga dengan monitor, sehingga operator dapat memonitor generator neutron dari ruang kendali selama operasi berlangsung. Cara Kerja Sistem Generator Neutron Gas deutrium dialirkan ke sumber ion untuk diionisasi dengan medan RF, ion-ion yang dibangkitkan didorong keluar dengan tenaga pendorong dari tengangan ekstraktor keluar menuju tabung akselerator untuk dipercepat dengan tegangan tinggi pemercepat 110 key. Dalam perjalanannya berkas ion cenderung menyebar yang akibatnya akan terjadi kehilangan berkas (beam loss), ini tidak diinginkan maka berkas ion tersebut difokuskan dengan lensa kuadrupol listrik. Kemudian berkas ion deuteron ditumbukkan pada target tritium, sehingga terjadi interaksi antara D dan T yang menghasilkan neutron cepat melalui reaksi T(d,nfHe atau 3H+2H-+4He+n. Neutron yang dihasilkan dari reaksi tersebut dimanfaatkan untuk iradiasi bahan atau cuplikan. Pengukuran Fluks Neutron Teknik pengukuran fluks neutron dilakukan dengan metode aktivasi, yaitu dengan mengaktivasi sampel standar. Inti atom unsur yang diaktivasi akan menangkap neutron dan berubah menjadi radioaktif dengan memancarkan sinar y. Sinar y yang dipancarkan kemudian dicacah dengan spektrometer gamma untuk diketahui cacahnya. Jumlah cacah kejadian peluruhan selama waktu untuk pencacahan (~) adalah(3): C=J1e ka e-a1dt 1=0 d C = k ~()N (1- e -AIa)e -Atd (1- e -Ate) (1) Ie k = E Y dengan E = efisiensi pencacahan Y = prosentasi peluruhan gamma (gamma yield) Jumlah nuklida sasaran dapat dihitung dengan kesetaraan mol: N =--8 mna SA m = massa cuplikan NA = bilangan Avogadro SA= berat atom unsur cuplikan a = kelimpahan relatifisotop cuplikan Dengan demikian persamaan (1) menjadi : = e e -e C mn A ~()EY (1 -Ala) -Aid (1 -Ate) BA A ~ = fluks neutron, () = tampang lintang reaksi }. = ketetapan peluruhan, td= waktu tunda to= waktu yang diperlukan untuk iradiasi te= waktu yang diperlukan untuk pencacahan Persamaan (2) tersebut sebagai dasar dan persamaan akhir analisis aktivasi. TATA KERJA Peralatan dan Bahan Tritium target, gas deuterium, regulator gas, sistem vakum, glow box, tool set. Langkah kerja : I. Mengganti tritium target a. Mengisolasi sistem vakum b. Melepas sanbungan sistem pendingin c. Melepas sambungan sistem pneumatik d. Melepas bagian-bagian pemegang tritium target e. Melepas tritium target f. Membersihkan.bagian-bagian pemegang tritium target g. Memasang tritium target baru h. Mengintalasi kembali pemegang tritium target i. Menguji vakum sistem generator neutron 2. Pengisian gas deuterium a. Melepas sambungan gas b. Melepas sumber daya paladium c. Memasang manometer gas (2) 308 ISSN Agus Tri Purwanto, dkk.
4 PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR d. Memvakumkan reservoir gas e. Pengisian gas ke dalam reservoir gas f. Mengintalasi kembali ke sistem sumber ion 3. Mengukur fluks neutron a. Mengaktivasi sampel standart b. Meneaeah e. Menghitung tluks neutron HASIL DAN PEMBAHASAN Mengganti tritium target Dalam pelaksanaan penggantian tritium target agar sistem vakum tidak terganggu seeara total dan pompa vakum tetap dapat beroperasi maka katup isolasi antara target dan sistem vakum ditutup. Sistem target dibuka dan dibersihkan bagian-bagian yang kotor dengan alkohol kemudian dikeringkan dengan pemanas tujuannya agar gasgas yang terdapat dalam komponen sestem target dapat menguap, sehingga tidak terjadi out-gassing pada sistem vakum pada level vakum tinggi. Target tritium yang baru disiapkan untuk dipasang pada sistem target dan dikerjakan dalam glow-box untuk menghindari kontaminasi Iingkungan. Sistem target disajikan pada Gambar I. Gambar 3. Proses pengisian gas deuterium Uji coba vakum Setelah proses penggantian target tritium dan pengisian gas deuterium selesai, dieek apakah sambungan-sambungan atau baut-baut pengikat telah terpasang dengan baik. Kemudian sistem vakum dijalankan untuk memvakumkan sistem secara keseluruhan dengan menggunakan pompa rotari untuk tingkat kevakuman rendah dan pompa difusi untuk tingkat kevakuman tinggi. Dari percobaan yang dilakukan untuk pompa rotari disajikan pada Tabel I, dan pompa difusi pada Tabel 2. Tabel I. Tingkat kevakuman vs pemompaan pompa rotari No. Waktu pemvakuman menit 4Kevakuman x to'l lo,j 10'2 IO'J (mbar) waktu Gambar 2. Sistem target generator neutron Sames I. Type J key / 2 ma Tabel 2. Tingkat kevakuman vs pemompaan pompa difusi No. Waktu pemvakuman menit 4Kevakuman 23 I x IO'J 10'~ 10'> IO'~ 10'5 (mbar) waktu Pengisisan gas deuterium Gas deuterium merupakan masukan pada sumber ion untuk diionisasi" dimana keeukupan gas pada reservoir sangat menentukan hasil ionisasi yang sedang berlangsung. Kekurangan gas ditandai dengan nyala sinar yang tidak terang pada tabung ionisasi, dan berdampak pada arus ion deutron yang keeil, sehingga reaksi D - T tidak optimal. Dalam pelaksanaan pengisian gas terlebih dahulu melepas saluran gas masuk ke sumber ion kemudian dipasang ke saluran pompa vakum untuk memvakumkan gas reservoir, setelah tereapai kevakuman 10-3 torr saluran ditutup. Regulator gas dibuka untuk memasukkan gas. Proses pengisian gas deuterium disajikan pada Gambar 3. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem vakum generator neutron telah terpasang dengan baik dan tidak bocor. Waktu yang dibutuhkan untuk vakum rendah dikatakan baik jika dalam waktu kurang dan I jam pompa rotary mampu meneapai orde 10'3 mbar, sedangkan untuk vakum tinggi pompa difusi mampu meneapai tingkat kevakuman orde 10'5 mbar atau lebih dalam waktu 2-3 jam setelah keadaan vakum rendah tercapai (orde ± 10-3 mbar). Agus Tri Purwanto, dkk. ISSN
5 PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi Pengukuran fluks neutron Setelah tercapai tingkat kevakuman yang dipersyaratkan maka generator neutron dapat dioperasikan yaitu pada orde JO-5 mbar, untuk dilakukan pengukuran fluks neutronnya. Metode yang dilakukan adalah metode pengukuran tak langsung yaitu dengan cara mengaktivasi sampel standar alumuniun selama 30 men it, kemudian sampel dicacah selama 2 menit dengan peralatan spektrometer gamma. Dengan menggunakan persamaan 2, maka tluks neutron generator neutron dapat dihitung. Hasil pengukuran tluks neutron disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Hasil pengukuran tluks neutron No. Cacah (detik) Fluks 3,008 neutron x 108 (neutron/cm2 J08 detik) neutron dalam kondisi baik dan layak digunakan untuk keperluan analisis aktivasi neutron cepat. DAFT AR PUST AKA I. SUNARDI, ST, Petunjuk Praktikum Generator Neutron, Yogyakarta: PTAPB BATAN. 2. DJOKO S.P, Petunjuk Praktikum Aktivasi Neutron Cepat, Yogyakarta : Bidang Fisika Nuklir dan Atom Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta. 3. DARSONO, Generator Neutron dan Aplikasinya. Diklat Pengenalan dan Aplikasi Akselerator, Pusdiklat-Batan, Yogyakarta. TANYA JAWAB Dari hasil pengukuran fluks neutron yang diperoleh menunjukkan bahwa fluks generator neutron mengalami peningkatan dari semula orde 104 neutron/cm2 detik menjadi 108 Neutron/cm2 detik. Data ini menunjukkan bahwa sensitivitas peralatan meningkat, sehingga akan mampu mengaktivasi kandungan unsur dalam cuplikan yang relatif sedikit. KESIMPULAN Sukarsono ~ Bagaimana teknik pemasangan tritium, mengingat tritium merupakan pemancar 13? Agus T.P ~ Pemasangan target tritium dilakukan selain dengan pakaian kerja (masker, sarung tangan, jas lab, dll) juga dilakukan dengan secepat mungkin dilakukan bersama dengan petugas proteksi radiasi. Dari data pengukuran tluks neutron yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa generator 310 ISSN Agus Tri PUlwanto, dkk.
ABSTRAK ABSTRACTT The maintenance for ion source of
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Yogyakarta, 26 September 2012 PERAWATAN SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 125 kev/2,5 ma PTAPB - BATAN Agus Tri Purwanto, Irianto, Suraji, Sukaryono BATAN
Lebih terperinciOPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma
OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat
Lebih terperinciDETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR
170 Indo. J. Chem., 00, (), 170-174 DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR Penentuan Batas Deteksi Unsur N, P,
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25
Taufik, dkk. ISSN 016-318 7 RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-5 Taufik, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM
Lebih terperinciBAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi
BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin
Lebih terperinciPEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary
PENDAHULUAN Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh lapisan tipis adalah Evaporasi. Proses penumbuhan lapisan pada metode ini dilakukan dalam ruang vakum. Lapisan tipis pada substrat diperoleh
Lebih terperinciUJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA
UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA Sukidi, Suhartono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail : skd_5633@yahoo.co.id ABSTRAK UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA. Telah dilakukan uji vakum 2 bejana nitridasi
Lebih terperinciMETODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT) UNTUK PENENTUAN DISTRIBUSI LOGAM PADA CUPLIKAN AIR DI SUNGAI KALIGARANG
METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT) UNTUK PENENTUAN DISTRIBUSI LOGAM PADA CUPLIKAN AIR DI SUNGAI KALIGARANG SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Pada Universitas Negeri Semarang Oleh
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996
ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran
Lebih terperinciPEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING
PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER
Lebih terperinciCHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu
Lebih terperinciINTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI
INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat
Lebih terperinciPELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).
PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
Lebih terperinciCHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar daripada massa proton -ukuran inti atom berkisar
Lebih terperinciBAB VI PENERAPAN RADIOKIMIA DI BIDANG ANALITIK
BAB VI PENERAPAN RADIOKIMIA DI BIDANG ANALITIK 1. ANALISIS RADIOMETRI Prinsip dari teknik radiometri adalah sederhana, yaitu mengukur aktivitas untuk mengindikasi jumlah substan tertentu yang ada. Pada
Lebih terperinci2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6
KIMIA INTI 1. Setelah disimpan selama 40 hari, suatu unsur radioaktif masih bersisa sebanyak 0,25 % dari jumlah semula. Waktu paruh unsur tersebut adalah... 20 hari 8 hari 16 hari 5 hari 10 hari SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun
Lebih terperinciREAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI
REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom
Lebih terperinciFisika EBTANAS Tahun 1993
Fisika EBTANA Tahun 1993 EBTANA-93-01 Dimensi konstanta pegas adalah A. L T 1 B. M T C. M L T 1 D. M L T M L T 1 EBTANA-93-0 Perhatikan kelima grafik hubungan antara jarak a dan waktu t berikut ini. t
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT)
18 Cahaya Rosyidan dkk, Identifikasi IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT) Cahaya Rosyidan 1*, Sunardi
Lebih terperinciPENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL
PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL Suhartono, Sukidi -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUJIAN SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON
Lebih terperinciVALIDASI METODE AANC MENGGUNAKAN GENERATOR NEUTRON UNTUK PENERAPAN PROGRAM JAMINAN MUTU PENGUJIAN CUPLIKAN
VALIDASI METODE AANC MENGGUNAKAN GENERATOR NEUTRON UNTUK PENERAPAN PROGRAM JAMINAN MUTU PENGUJIAN CUPLIKAN Sunardi, Samin, Elin Nuraini PTAPB BATAN Yogyakarta e mail : sunardiptm@batan.go.id ABSTRAK VALIDASI
Lebih terperinciFisika EBTANAS Tahun 1996
Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,
Lebih terperinciSinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.
1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator
Lebih terperinciPENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI
PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Dian Filani Cahyaningrum 1), Riyatun
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciBAB II RADIASI PENGION
BAB II RADIASI PENGION Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk itu perlu perlu pengetahuan
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, termasuk juga kemajuan dalam bidang teknologi nuklir telah mengantarkan umat manusia kepada
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II STRUKTUR DAN INTI ATOM 5 A Struktur Atom 6 B Inti atom 9 1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida) 9 2. Kestabilan Inti Atom 11 Latihan 13 Rangkuman Bab II. 14 BAB III PELURUHAN
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN
Lebih terperinciKunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education
01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa yang akan terjadi jika sinar-x ditembakkan ke permukaan logam seng? (A) tidak ada elektron
Lebih terperinciCopyright all right reserved
Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan
Lebih terperinciFisika EBTANAS Tahun 1994
Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan
Lebih terperinciSOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII
SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton
Lebih terperinciSunardi. dkk. KERJA UNSUR
-346 ISSN 0216-3128 Sunardi. dkk. EVALUASI UNJUK UNTUK ANALISIS AKREDITASI KERJA UNSUR GENERATOR SEBAGAI NEUTRON PERSIAP AN Sunardi, Sam in, Sayono PTAPB - BATAN Yogyaknrta ABSTRAK EVALUASI UNJUK KERJA
Lebih terperinciOleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS
Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
Lebih terperinciBAB II Besaran dan Satuan Radiasi
BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang
Lebih terperinciPREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20
PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka
Lebih terperinciREAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd
REAKSI INTI HAMDANI, S.Pd Reaktor atom Matahari REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom akibat tumbukan dengan partikel lain atau berlangsung dengan sendirinya. isalkan
Lebih terperinciSOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005
2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat
Lebih terperinciNUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Lecture Presentation NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY By : NANIK DWI NURHAYATI, S,Si, M.Si Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Lebih terperinciPENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM
ISSN 1979-2409 Penentuan Kestabilan Sparking Spektrometer Emisi Menggunakan Bahan Paduan Aluminium (Agus Jamaludin, Djoko Kisworo, Darma Adiantoro) PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN
Lebih terperinciSIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PROSIDING SEMINAR PENGUJIAN A W AL INSTALASI SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV /20 MA UNTUK INDUSTRI LATEKS Sukidi, Suhartono, Sutadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Abstrak PENGUJIAN
Lebih terperinciRancang Bangun Detektor Geiger Mueller
Rancang Bangun Detektor Geiger Mueller Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Jurusan Fisika Disusun Oleh: SUJADMOKO NIM : 04314003 PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinci1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.
1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua
Lebih terperinciPartikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi
Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan
Lebih terperinciCROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.
CROSS SECTION REAKSI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Tampang Lintang (Cross Section) Reaksi Nuklir Kemungkinan terjadinya reaksi nuklir disebut penampang lintang (σ) yang mempunyai dimensi
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id
DETEKTOR RADIASI NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn@uns.ac.id - Metode deteksi radiasi didasarkan pd hasil interaksi radiasi dg materi: proses ionisasi & proses eksitasi -
Lebih terperinciC13 1 FISIKA SMA/MA IPA
1 1. Seorang siswa mengukur ketebalan suatu bahan menggunakan mikrometer sekrup. Ketebalan bahan adalah. A. (5,83±0,005) mm B. (5,83±0,01) mm C. (5,53±0,005) mm D. (5,53±0,01) mm E. (5,33±0,005) mm 2.
Lebih terperinciREAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI. nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id / (0271)
REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom
Lebih terperinciESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV
Volume 15, Oktober 213 ISSN 1411-1349 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb Yogyakarta 55281 Email : silakh@batan.go.id ABSTRAK PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON
Lebih terperinciARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994
ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;
Lebih terperinciSOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007
1. Suatu segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat yang berbeda panjang 0,42 cm, lebar 0,5 cm. Maka luas segi empat tersebut dengan penulisan angka penting 2. adalah... A. 0,41 B. 0,21 C. 0,20
Lebih terperinciPusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar di berbagai ilmu bidang di seluruh dunia, salah satunya pada bidang kedokteran yang memanfaatkan bahan tenaga
Lebih terperinciA. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N
1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm
Lebih terperinciMAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI
MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI REAKSI NUKLIR FUSI DISUSUN OLEH : Mohamad Yusup ( 10211077) Muhammad Ilham ( 10211078) Praba Fitra P ( 10211108) PROGAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013
Lebih terperinciInti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd
Inti atom Radioaktivitas Purwanti Widhy H, M.Pd bagian terkecil suatu unsur yg mrpkn suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. Bagian Atom : Elektron Proton Netron Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini permintaan siklotron komersial untuk terapi proton dan produksi isotop semakin meningkat. Produksi isotop ini digunakan untuk kebutuhan PET (Positron Emission
Lebih terperinciPENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 25-30 PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC Alfia Hanim
Lebih terperinciUN SMA IPA Fisika 2015
UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan
Lebih terperinciPEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA. Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK
PEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA Sutadji Sugiarto Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK Pad a pengukuran kandungan suatu unsur dalam suatu bahan dengan spektrometer massa bahan diionisasi
Lebih terperinciUNJUK KERJA METODE AANC PADA ANALISIS UNSUR Fe, Al, Zr DAN Si DALAM CUPLIKAN ZrOCl 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON
Sunardi, dkk. ISSN 0216-3128 183 UNJUK KERJA METODE AANC PADA ANALISIS UNSUR Fe, Al, Zr DAN Si DALAM CUPLIKAN ZrOCl 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON Sunardi, Susanna TS. Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.
Lebih terperinciLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI
A. Materi Pembelajaran : Struktur Inti LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI B. Indikator Pembelajaran : 1. Mengidentifikasi karakterisrik kestabilan inti atom 2. Menjelaskan pengertian isotop,isobar
Lebih terperinciPERALATAN GELOMBANG MIKRO
5 6 PERALATAN GELOMBANG MIKRO dipancarkan gelombang mikro. Berikut dibicarakan sistem pembangkit gelombang mikro yang umum digunakan, mulai yang sederhana yaitu: klystron, magnetron, maser dan TWTA. 4.1.1
Lebih terperinciKIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 01 )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 0 ) Sekolah : SMA Advent Makassar Kelas / Semester : XII/ 2 Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit I. Standar Kompetensi 4. Menunjukkan penerapan konsep
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka Marwoto.P., dkk (2007) melakukan penelitian proses penumbuhan film tipis Ga 2 O 3 :Mn dengan mengguakan DC magnetron sputtering dan dilakukan dengan
Lebih terperinciD. 80,28 cm² E. 80,80cm²
1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R1 EKSPERIMEN DETEKTOR GEIGER MULLER Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza
Lebih terperinciJumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)
FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR12FIS02UAS Version : 2016-09 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa
Lebih terperinciPENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR
PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR Penumbuhan film tipis semikonduktor di atas substrat dapat dilakukan secara epitaksi. Dalam bahasa yunani epi berarti di atas dan taksial berarti menyusun dengan kata
Lebih terperinci1. Di bawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran ini sebaiknya dilaporkan sebagai...
1. Di bawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran ini sebaiknya dilaporkan sebagai... A. (0, ± 0,01) cm B. (0, ± 0,01) cm. (0,5 ± 0,005) cm D. (0,0 ± 0,005)
Lebih terperinciRADIOKIMIA Tipe peluruhan inti
LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciDEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS
ISSN 1410-6957 DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS Sayono, Tjipto Sujitno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Toto Trikasjono Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciMGMP FISIKA - SMA DKI
DINAS PENDIDIKAN PROPINSI DKI JAKARTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMA MGMP FISIKA - SMA DKI PAKET B TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA 2016 / 2017 PROVINSI DKI JAKARTA Mata Pelajaran : FISIKA Program
Lebih terperinci1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.
1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter maksimum dari pengukuran benda di atas adalah. A. 2,199 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,320 cm E. 2,375 cm 2.
Lebih terperinciAnalisis dan Penentuan Distribusi Fluks Neutron Thermal Arah Aksial dan Radial Teras Reaktor Kartini dengan Detektor Swadaya
Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN 0854-0675 Volume14, Nomor 4, Oktober 006 Artikel Penelitian: 155-159 Analisis dan Penentuan Distribusi Fluks Neutron Thermal Arah Aksial dan Radial Teras Reaktor Kartini
Lebih terperinciPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan
Lebih terperinci4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!
Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinciMata Pelajaran : FISIKA
Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS
IDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS Sukaryono, Rany Saptaaji, Suhartono, Heri Sudarmanto -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK IDENTIFIKASI
Lebih terperinciVII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi
VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA
BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI
ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34
ISSN: 1693-1246 Januari 2010 J P F I http://journal.unnes.ac.id PENENTUAN KADAR RADIONUKLIDA PADA LIMBAH CAIR PABRIK GALVANIS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON THERMAL REAKTOR KARTINI 1 1 2 P. Dwijananti
Lebih terperinciKETIDAKPASTIAN HASIL UJI Fe, AL, Si DAN Zr DALAM PASIR ZIRKON DENGAN METODE AANC
176 ISSN 016-318 Susanna Tuning S, dkk KETIDAKPASTIAN HASIL UJI Fe, AL, Si DAN Zr DALAM PASIR ZIRKON DENGAN METODE AANC Susanna Tuning S. dan Sunardi Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari
Lebih terperinciSPEKTROMETRI MASSA. Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7.
SPEKTROMETRI MASSA Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7 siti_marwati@uny.ac.id Spektrometri massa, tidak seperti metoda spektroskopi yang lain, tidak melibatkan interaksi antara radiasi ektromagnetik
Lebih terperinci5. KIMIA INTI. Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan memancarkan sinar-x.
1 5. KIMIA INTI A. Unsur Radioaktif Unsur radioaktif secara sepontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang elektromagnetik (nonpartikel). Jenis-jenis radiasi yang dipancarkan unsur radioaktif
Lebih terperinciXpedia Fisika. Soal Fismod 2
Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciPRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI RUANG REAKTORKARTINIPTAPB-BATANYOGYAKARTA Supamo, Elisabeth Supriyatoi - BATAN ABSTRAK
Lebih terperinci