OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma
|
|
- Ivan Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat beroperasi secara tepat pada suatu nilai tertentu dan dapat menjamin bahwa instrumen tersebut dapat beroperasi dengan benar dan aman. BAPETEN adalah badan pengawas yang bertugas mengawasi tentang ketenaganukliran, ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi bilamana suatu instrumen (instalasi nuklir) tersebut dioperasikan : 1. Ijin BAPETEN (prosedur operasional) 2. Sumber Daya Manusia (SDM) 3. Memiliki peralatan keselamatan Mesin Berkas Elektron (akselerator elektron) merupakan instrumen nuklir untuk mempercepat berkas elektron. Besar energi dan arus berkas elektron yang dihasilkan dapat diatur dengan spesifikasi MBE. Untuk MBE di PTAPB berdasarkan rancangan mempunyai energi dan arus berkas elektron 350 kev / 10 ma. Pengoperasian MBE hanya dapat dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap kegiatan secara berurutan, yaitu persiapan, pemeriksaan awal atau check list, pengkondisian sistem vakum, sistem optik (pemfokus, pengarah dan pemayar), sumber tegangan tinggi (pemercepat) dan sumber elektron. Setelah pengkondisian tersebut dilanjutkan dengan pengoperasian mesin berkas elektron yaitu dengan mengeluarkan berkas elektron dari sumber elektron dan mengatur sumber tegangan tinggi sebagai tegangan pemercepat serta sistem optik. Disamping itu, dalam pengoperasian juga harus dilakukan pengaturan kecepatan konveyor berkaitan dengan dosis yang dikehendaki. Untuk mengatur dosis iradiasi yang diperlukan dilakukan dengan mengatur besar arus berkas elektron dan laju kecepatan konveyor. Semua pengaturan ini dapat dilakukan dengan mengatur parameter operasi melalui panel operasi pada konsul panel. Parameter operasi setiap tahap harus dicatat karena berkaitan dengan operasi tahap berikutnya, data-data tahapan operasi ini sangat diperlukan untuk acuan pengoperasian berikutnya dan untuk identifikasi kerusakan dalam perawatan mesin berkas elektron. Untuk setiap bagian atau sistem dari mesin berkas elektron yang berkaitan dengan keselamatan, baik keselamatan orang maupun mesin atau alat dilengkapi dengan sistem interlock. Interlock ini telah diatur pada posisi batas dari 1 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
2 parameter operasi bagian atau sistem tersebut untuk mencegah terjadinya penyimpangan kondisi operasi sehingga tidak terjadi kerusakan. Walaupun demikian, operator harus memahami prosedur operasi dan cara pengoperasiannya agar dapat terjamin keselamatan operasi dan tidak terjadi kesalahan yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin berkas elektron. Seluruh data-data pengoperasian harus dicatat dalam log book. Data-data ini disimpan sebagai dokumen yang dapat digunakan sebagai acuan, baik untuk keperluan pengoperasian berikutnya, maupun untuk keperluan perawatan. Adapun secara skematis mesin berkas elektron di PTAPB ditunjukkan pada Gambar 1. Keterangan : 1. Sumber tegangan tinggi 2. Sumber elektron (electron gun) 3. Tabung akselerator terisolir 4. Magnet pemayar 5. Corong pemayar 6. Jendela pemayar 7. Pompa turbomolekular 8. Sumber tegangan 9. Pompa rotari 10. Konveyor Gambar 1. Skema Mesin Berkas Elektron 2 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
3 B. TUJUAN Tujuan dari praktikum pengoperasian ini adalah agar peserta dapat mengoperasikan MBE dengan benar dan mengerti tentang tanggung jawab pelaksanaan operasi MBE serta pekerjaan yang berhubungan dengan operasi MBE. C. PRINSIP KERJA MBE Prinsip kerja MBE secara umum adalah berkas elektron dihasilkan oleh sumber elektron dimasukkan ke tabung pemercepat untuk dipercepat sampai dengan energi yang diinginkan sesuai dengan kemampuan sistem pemercepatnya. Untuk mempercepat berkas elektron ini, diperlukan sumber tegangan tinggi sebagai tegangan pemercepat yang dipasang pada elektrode pemercepat. Berkas elektron ini kemudian difokuskan, diarahkan dan dimayarkan dengan sistem optik (sistem pemfokus, pengarah dan pemayar) kemudian dikeluarkan melalui jendela (window) menuju target yang diiradiasi. Pada saat operasi, lintasan berkas elektron di dalam mesin berkas elektron (MBE) harus pada kondisi hampa, yaitu pada tingkat kehampaan sekitar 10-5 mbar agar tidak terjadi hambatan berkas elektron dari sumber elektron menuju window. Makin tinggi tingkat kehampaan, makin baik untuk operasi mesin berkas elektron karena makin kecil hambatan yang terjadi. Setelah keluar melalui jendela, berkas elektron digunakan untuk mengiradiasi target yang diletakkan setelah window pada tekanan atmosfir, maka target yang diiradiasi didekatkan pada jendela dengan mempertimbangkan hembusan yang terjadi oleh udara pendingin jendela. 3 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
4 D. DATA PENGAMATAN Suhu ruangan : 22 0 C Kelembaban relatif : 70 % Suhu pendingin osilator : 10 0 C Tekanan udara kompressor : 7,8 kg/cm 2 Kevakuman : 4, mbar Laju paparan Sebelum operasi : 0,008 mr/jam Pada saat operasi : 0,012 mr/jam No. Waktu (detik) Arus Target (µa) Arus Coulomb (µa) Kevakuman (mbar) x x x x x x x x x x 10-6 E. PEMBAHASAN Praktikum ini bertujuan dari agar mahasiswa dapat mengoperasikan MBE dengan benar dan mengerti tentang tanggung jawab pelaksanaan operasi MBE serta pekerjaan yang berhubungan dengan operasi MBE. Dalam pelaksanaannya, pengoperasian MBE dilakukan untuk mengiradiasi sampel yang berupa polimer, bahan makanan, limbah warna, serta untuk pengukuran dosimeter Fricke dan dosimeter Ceri-Cero. Mesin Berkas Elektron (MBE) adalah suatu peralatan listrik dan elektronik yang mempercepat elektron hasil pemanasan sebuah filamen, dengan medan listrik dari beda potensial atau tegangan yang relatif tinggi sehingga diperoleh elektron berenergi. Elektron tersebut kemudian digunakan untuk meradiasi sampel percobaan. Dengan demikian MBE dapat juga dikatakan sebagai sumber radiasi yang dioperasikan pada tegangan tinggi. Secara garis besar MBE memiliki komponen utama yakni sumber elektron, sumber tegangan tinggi, tabung pemercepat, sistem vakum, sistem optik, konveyor dan 4 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
5 instrumentasi kendali. Dimana sistem optik itu sendiri terdiri dari sistem pemfokus, sistem pengarah dan sistem pemayar. Di dalam MBE yang dihasilkan adalah berupa berkas elektron (elektron bebas). Berkas elektron ini dihasilkan oleh sumber elektron yang berupa filamen yang dialiri arus listrik. MBE milik PTAPB dilengkapi dengan dua jenis tegangan, yaitu tegangan terisolir dan sumber tegangan tinggi. Tegangan terisolir berfungsi sebagai penyuplai elektron. Tegangan terisolir (220 V) ini merupakan tegangan yang berdiri sendiri dan tidak boleh terkena medan listrik lingkungan karena fungsinya untuk menyuplai elektron, sehingga tegangan ini harus diberi isolator agar tidak terpengaruh oleh medan listrik dari lingkungan, maupun terpengaruh oleh sumber tegangan tinggi. Sedangkan sumber tegangan tinggi digunakan untuk mempercepat elektron yang telah dihasilkan dari sumber elektron. Elektron-elektron bebas tersebut kemudian dilewatkan melalui tabung pemercepat dimana di dalam tabung pemercepat tersebut berkas elektron didorong dengan katoda pendorong yang mempunyai potensial negatif dan selanjutnya ditarik dengan anoda yang mempunyai potensial positif. Selanjutnya, elektron-elektron dipercepat lagi dengan sumber tegangan tinggi, dimana pada praktikum ini digunakan sumber tegangan tinggi sebesar 300 kv. Di dalam tabung pemercepat ini berkas elektron dinaikkan energinya hingga mencapai energi yang diinginkan. Tabung pemercepat ini juga harus dikondisikan vakum dengan tingkat kevakuman sekitar 10-5 mbar agar tidak terjadi hambatan berkas elektron dari sumber elektron menuju window. Semakin tinggi tingkat kevakuman semakin baik untuk operasi Mesin Berkas Elektron karena semakin kecil hambatan yang terjadi. Elektron yang telah dipercepat kemudian difokuskan dan diarahkan dengan sistem pemfokus dan sistem pengarah berkas. Sistem pemfokus ini berfungsi untuk memfokuskan berkas elektron yang telah dipercepat agar fokus atau mengumpul pada satu titik. Sedangkan sistem pengarah berfungsi untuk mengarahkan berkas elektron yang telah dipercepat agar menjadi satu garis lurus dan berada di tengah, tidak membelok. Berkas elektron yang telah melalui tabung pemercepat serta telah diarahkan dan difokuskan akan mengumpul pada sebuah titik berkas elektron yang memiliki energi yang sangat tinggi yang bahkan dapat menembus logam. Namun MBE di PTAPB ini didesain untuk energi sebesar 300 kev dan arus target sebesar 10 ma. Desain ini termasuk desain untuk MBE energi rendah (100 kev 500 kev). Agar berkas elektron mengenai seluruh bahan yang diiradiasi secara merata, maka setelah keluar dari tabung pemercepat, berkas elektron disapukan menggunakan sistem pemayar (scanning system). Oleh karena itu, di bawah tabung pemercepat dipasang magnet pemayar untuk memayarkan berkas elektron 5 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
6 tersebut agar tidak menjadi satu titik. Pada akhirnya berkas elektron yang dimayarkan dengan sistem pemayar tersebut dikeluarkan melalui window menuju bahan atau target yang akan diiradiasi. Material yang diiradiasi dilewatkan di bawah jendela (window) MBE menggunakan sistem ban berjalan atau conveyor. Sebelum MBE dioperasikan, terlebih dahulu dilakukan persiapan dan pemeriksaan awal atau check-list terlebih dahulu. Dari hasil check-list diperoleh data sebagai berikut : Suhu ruangan : 22 0 C Kelembaban relatif : 70 % Suhu pendingin osilator : 10 0 C Tekanan udara kompressor : 7,8 kg/cm 2 Kevakuman : 4, mbar Laju paparan Sebelum operasi : 0,008 mr/jam Pada saat operasi : 0,012 mr/jam Selain itu juga dilakukan check-list terhadap parameter sistem interlock yang meliputi sumber tegangan tinggi (HV), posisi pintu ruang MBE, tombol emergency, blower, tegangan terisolir, konveyor, dan pemayar. Dari hasil check-list tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa MBE milik PTAPB - BATAN layak pakai karena sesuai dengan ketentuan yang ada. Hanya saja tingkat kelembaban relatif sedikit di atas batas yang ditentukan, yakni sebesar 70%, padahal ketentuannya adalah antara 50% - 60%. Kondisi ini masih diizinkan mengingat kelembaban relatif ini juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Laju paparan sebelum dan selama operasi juga relatif kecil dan masih dalam batas yang diizinkan untuk pekerja radiasi, yakni di bawah 2,5 mr/jam sehingga MBE berada dalam kondisi aman untuk dioperasikan. Pengoperasian MBE dilakukan selama 22,5 menit dengan tegangan sebesar 300 kv. Tegangan ini dibuat tetap (konstan) dan yang diamati adalah mengenai kestabilan sebagai fungsi waktu operasi bagian-bagian operasi MBE, yaitu arus target (µa), arus Coulomb (µa) serta tingkat kevakuman (mbar). Pengamatan dilakukan setiap 2,5 menit. Dalam pelaksanaannya, iradiasi sampel dilakukan sebanyak 2 pass. Hal ini dilakukan agar mengurangi beban alat sehingga alat tidak cepat rusak. 6 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
7 Arus Target (µa) Kestabilan Arus Target sebagai Fungsi Waktu Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut : Waktu (detik) Arus Target (µa) Gambar 2. Hubungan Antara Waktu dengan Arus Target Dari kurva pada Gambar 2 tersebut dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengoperasian MBE, maka arus target yang dihasilkan semakin menurun. Padahal, secara teori pada kondisi tegangan yang tetap (konstan) seharusnya arus target yang dihasilkan juga sama disetiap waktu. Hal ini dapat disebabkan karena sumber elektron yang berupa filamen yang dipanaskan dengan cara dialiri arus listrik secara terus-menerus akan mengakibatkan emisi dari filamen tersebut menurun dan filamen akan semakin meregang. Semakin meregangnya filamen tersebut dapat menyebabkan tahanannya (R) menjadi semakin besar, sehingga elektron yang dihasilkan akan berkurang. Selain itu, penurunan arus target juga dapat dipengaruhi oleh adanya arus Coulomb dan pengaruh tekanan yang berhubungan dengan tingkat kevakuman Hubungan Antara Waktu dengan Arus Target Waktu Operasi (detik) 7 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
8 Arus Coulomb (µa) Pengaruh Waktu Terhadap Arus Coulomb Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut : Arus Waktu Coulomb (detik) (µa) Gambar 3. Hubungan Antara Waktu dengan Arus Coulomb Arus Coulomb dapat mengakibatkan penurunan arus target yang dihasilkan pada saat operasi MBE berlangsung dan arus ini merupakan arus yang tidak diinginkan dalam operasi MBE. Arus Coulomb ini merupakan arus yang muncul karena elektron yang melewati sistem optik (pemfokus) tidak fokus pada satu titik saja. Karena berkas elektron tersebut tidak fokus, maka dalam perjalanannya, elektron tersebut menumbuk dinding tabung pemercepat. Tumbukan elektron dengan dinding tabung pemercepat ini terukur sebagai arus Coulumb. Hubungan Antara Waktu dengan Arus Coulomb 50 Dari kurva pada Gambar 3 di atas, terlihat bahwa terjadi peningkatan arus Coulomb pada saat t = 750 detik, kemudian mulai stabil kembali pada saat t = 1200 detik. Peningkatan ini menyebabkan arus target mengalami penurunan karena ada elektron yang menumbuk dinding tabung pemercepat, sehingga intensitas elektron yang menuju window akan berkurang dan pada akhirnya arus target menjadi menurun Waktu Operasi (detik) 8 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
9 Kevakuman (mbar) (x 10-6) Pengaruh Waktu Terhadap Tingkat Kevakuman Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut : Waktu (detik) Kevakuman (mbar) x x x x x x x x x x 10-6 Hubungan Antara Waktu dengan Kevakuman Waktu (detik) Gambar 4. Hubungan Antara Waktu dengan Kevakuman Selain disebabkan karena meregangnya filamen serta adanya peningkatan arus Coulomb selama pengoperasian, menurunnya arus target juga dapat disebabkan karena pengaruh tekanan terhadap tingkat kevakuman di dalam tabung pemercepat. Sesuai dengan teori yang ada, tabung pemercepat harus dikondisikan vakum dengan tingkat kevakuman sekitar 10-5 mbar agar tidak terjadi hambatan berkas elektron dari sumber elektron menuju window. Apabila tekanan yang diberikan tidak stabil bahkan semakin menurun, maka dapat menyebabkan tingkat kevakuman juga akan menurun. Apabila tingkat kevakuman di dalam tabung pemercepat semakin menurun, maka hal tersebut dapat mengakibatkan hambatan di dalam tabung pemercepat akan semakin besar. Dengan demikian, berkas elektron dari sumber elektron yang menuju window akan bereaksi dengan partikel-partikel ataupun materi yang ada di dalam tabung pemercepat sehingga mengakibatkan arus target yang dihasilkan akan menurun. Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa tingkat kevakuman mengalami penurunan. Namun penurunan tersebut sangatlah kecil, yakni sekitar 10-7 mbar, sehingga tingkat kevakuman pada saat pengoperasian MBE dilakukan dapat dikatakan relatif stabil. MBE milik PTABP BATAN dirancang untuk tenaga sebesar 350 kev / 10 ma. Namun, pada saat percobaan dilakukan hanya dioperasikan pada kondisi kerja dengan tegangan sebesar 300 kv (300 kev). Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa irradiasi dilakukan sebanyak 2 pass, sehingga secara teori energi yang akan diterima oleh sampel adalah sebesar 600 kev. Intensitas radiasi yang dihasilkan bergantung pada waktu, 9 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
10 kecepatan konveyor, serta arusnya. Sedangkan untuk penetrasinya bergantung pada tegangan tingginya. F. KESIMPULAN 1. Mesin Berkas Elektron (akselerator elektron) merupakan instrumen nuklir untuk mempercepat berkas elektron. 2. Pengoperasian MBE rancangan PTAPB BATAN dilakukan selama 22,5 menit dengan tegangan sebesar 300 kv. 3. Sampel yang diiradiasi berupa polimer, bahan makanan, limbah warna, serta larutan untuk pengukuran dosimeter Fricke dan dosimeter Ceri-Cero. 4. Arus target yang dihasilkan tidak stabil dan semakin menurun seiring dengan berjalannya waktu. 5. Arus Coulomb yang dihasilkan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini menyebabkan penurunan arus target yang dihasilkan. 6. Tingkat kevakuman pada saat operasi relatif stabil. 7. Intensitas radiasi yang dihasilkan bergantung pada waktu, kecepatan konveyor, serta arus target yang dihasilkan. Sedangkan untuk penetrasi, bergantung pada tegangan tinggi yang digunakan. 10 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
11 G. DAFTAR PUSTAKA Saptaaji, Rany dkk.2010.petunjuk Praktikum Operasi Mesin Berkas Elektron Tipe BA 350 kev / 10 ma.yogyakarta : PTAPB-BATAN BERKAS-ELEKTRON-350-keV-10-MA-PTAPBBATAN (diakses pada tanggal 30 November 2010) (diakses pada tanggal 30 November 2010) (diakses pada tanggal 30 November 2010) Asisten, Yogyakarta, 31 Desember 2010 Praktikan, Rany Saptaaji, ST Dyah Kumala Sari 11 Operasi Mesin Berkas Elektron (MBE) PTAPB BATAN Tipe BA 350 kev / 10 ma
SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051
SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SUKARMAN, MUHTADAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta
Lebih terperinciProdi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
ANALISIS PENGARUH TEGANGAN EKSTRAKSI PADA SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev / 20 ma DI PSTA-BATAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Andy Saktia Warseno 1, Fuad Anwar 1,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS
IDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS Sukaryono, Rany Saptaaji, Suhartono, Heri Sudarmanto -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK IDENTIFIKASI
Lebih terperinciUJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA
UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA Rany Saptaaji, Sukaryono, Suhartono dan Sumaryadi, BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Telp. (0274) 488435, Yogyakarta 55281 ABSTRAK UJI FUNGSI
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE
ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INTERLOK UNTUK OPERASI MBE LATEKS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER
MBE LATEKS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER Taxwim, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Yogyakarta ABSTRAK MBE LATEKS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER. Telah dilakukan rancang bangun sistem
Lebih terperinciOPTIMASI UJI KINERJA OPERASI PROTOTIP LITBANG MBE-PSTA PADA 200 KEV
Darsono, dkk. ISSN 0216-3128 7 OPTIMASI UJI KINERJA OPERASI PROTOTIP LITBANG MBE-PSTA PADA 200 KEV Darsono, Suprapto, Rany Saptaaji, Elin Nuraini Bidang Fisika Partikel, PSTA_BATAN e-mail:b_darsono@batan.go.id
Lebih terperinciKAJIAN PENENTUAN KEDALAMAN PENETRASI BERKAS ELEKTRON 350 kev PADA HIDROGEL UNTUK PEMBALUT LUKA
Suharni, dkk. ISSN 0216-3128 399 KAJIAN PENENTUAN KEDALAMAN PENETRASI BERKAS ELEKTRON 350 kev PADA HIDROGEL UNTUK PEMBALUT LUKA Suharni, Rany Saptaaji, Susanna Tuning S. PTAPB-BATAN ABSTRAK KAJIAN PENENTUAN
Lebih terperinciOPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma
OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma Darsono, Suhartono, Elin Nuraini, dan Sutadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Pangan Bidang Proses Radiasi Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) BATAN Jakarta, Bidang
Lebih terperinciSIMULASI DAN MONITORING SISTEM INTERLOCK MESIN BERKAS ELEKTRON PTAPB BATAN DENGAN PERANGKAT SUARA
270 ISSN 0216-3128 Taxwim, dkk. SIMULASI DAN MONITORING SISTEM INTERLOCK MESIN BERKAS ELEKTRON PTAPB BATAN DENGAN PERANGKAT SUARA Taxwim Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Octavian Adhi
Lebih terperinciPERCOBAAN e/m ELEKTRON
PERCOBAAN e/m ELEKTRON A. TUJUAN 1. Mempelajari sifat medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan Helmholtz.. Menetukan nilai e/m dengan medan magnet. B. PERALATAN 1. Seperangkat peralatan e/m. Sumber
Lebih terperinciPENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI
Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. ISSN 0216-3128 1 PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI Djoko S. Pudjorahardjo, Suprapto, Sukaryono, Rani Saptaaji Puslitbang Teknologi
Lebih terperinciPengukuran Dosis Berkas Elektron Dari Mesin Berkas Elektron Pada Biji Tumbuhan Menggunakan Spectrophotometer Genesys 5. Skripsi
Pengukuran Dosis Berkas Elektron Dari Mesin Berkas Elektron Pada Biji Tumbuhan Menggunakan Spectrophotometer Genesys 5 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Lebih terperinciPENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL
PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL Suhartono, Sukidi -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUJIAN SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON
Lebih terperinciSinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.
1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini permintaan siklotron komersial untuk terapi proton dan produksi isotop semakin meningkat. Produksi isotop ini digunakan untuk kebutuhan PET (Positron Emission
Lebih terperinciPENENTUAN KEDALAMAN PENETRASI BERKAS ELEKTRON 800 kev DALAM GAS BUANG PLTU PADA SISTEM PENGOLAHAN GAS BUANG MENGGUNAKAN MESIN BERKAS ELEKTRON
PENENTUAN KEDALAMAN PENETRASI BERKAS ELEKTRON 800 kev DALAM GAS BUANG PLTU PADA SISTEM PENGOLAHAN GAS BUANG MENGGUNAKAN MESIN BERKAS ELEKTRON RANY SAPTAAJI Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Lebih terperinciDESAIN DAN KONSTRUKSI CORONG PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON
DESAIN DAN KONSTRUKSI CORONG PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON Suprapto, Sudjatmoko, Setyo Atmodjo, Sukaryono dan Sukidi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju, Batan ABSTRAK DESAIN DAN KONSTRUKSI
Lebih terperinciPENGUJIAN AWAL SISTEM INSTRUMENTASI & KENDALI UNIT VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/10 ma TIPE REMOTE MANUAL
GANENDRA, Vol.VI, N0.1 ISSN 1410-6957 PENGUJIAN AWAL SISTEM INSTRUMENTASI & KENDALI UNIT VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/10 ma TIPE REMOTE MANUAL Sudiyanto Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta.
Lebih terperinciDESAIN SISTEM PENDINGIN TRANSFORMATOR FREKUENSI TINGGI PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev/20 ma
DESAIN SISTEM PENDINGIN TRANSFORMATOR FREKUENSI TINGGI PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev/20 ma Mukhammad Cholil, Suprapto, Suyamto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak
Lebih terperinciPENENTUAN DOSIS RADIASI MENGGUNAKAN DOSIMETER FRICKE
PENENTUAN DOSIS RADIASI MENGGUNAKAN DOSIMETER FRICKE Sukaryono 1, Suhartono 1 dan Athanasia Elra Andjioe 2 1, BATAN. Jl. Babarsari Kotak Pos 1601 ykbb, Yogyakarta email:sukaryono@batan.go.id 2 Sekolah
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET
RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : rany@batan.go.id
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1
LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TRANSFORMATOR 7,2 V/200 A SEBAGAI CATU DAYA FILAMEN TABUNG TRIODA ITK 15-2 PADA GENERATOR COCKCROFT WALTON MBE LATEKS 300keV/20 ma
RANCANG BANGUN TRANSFORMATOR 7,2 V/200 A SEBAGAI CATU DAYA FILAMEN TABUNG TRIODA ITK 15-2 PADA GENERATOR COCKCROFT WALTON MBE LATEKS 300keV/20 ma Untung Margono dan Heri Sudarmanto -BATAN, Yogyakarta Email
Lebih terperinciPusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar di berbagai ilmu bidang di seluruh dunia, salah satunya pada bidang kedokteran yang memanfaatkan bahan tenaga
Lebih terperinciBETATRON MAKALAH. Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata kuliah Fisika Radiasi Dosen : Dr. Eng. Eko Hidayanto, M. Si
BETATRON MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata kuliah Fisika Radiasi Dosen : Dr. Eng. Eko Hidayanto, M. Si Disusun Oleh : 1. Tyas Nisa F. NIM : 24040115420008 2. Supriyati NIM : 24040115420009
Lebih terperinciDISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ
LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ Oleh : Agus Purwanto Sumarna JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciFisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003
Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi sangat cepat pertumbuhannya dari suatu negara, perkembangan tersebut hampir menyeluruh disegala bidang terutama dibidang kelistrikan. Sejak berkembangnya
Lebih terperinciMODIFIKASI SUMBER ELEKTRON DAN SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA
BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN ABSTRAK BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA. Telah dilakukan modifikasi sumber elektron dan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 11/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG IZIN KONSTRUKSI DAN OPERASI IRADIATOR
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 11/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG IZIN KONSTRUKSI DAN OPERASI IRADIATOR KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan tenaga nuklir
Lebih terperinciSinar X. (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh :
Sinar X (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh : Nur Izzati R. (120210102026) Nanda Nurarivikka F. (120210102029) Novida Ismiazizah (120210102090) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA
Lebih terperinciPEMBUATAN FARADAY CUP BERBASIS LAYAR PENDAR SEBAGAI SENSOR BERKAS PARTIKEL ELEKTRON
PEMBUATAN FARADAY CUP BERBASIS LAYAR PENDAR SEBAGAI SENSOR BERKAS PARTIKEL ELEKTRON Sutadi, Rany Saptaaji, Suhartono dan Sukaryono, BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Telp. (0274) 488435, Yogyakarta 55281
Lebih terperinciPenentuan Energi Eksitasi Elektron dan Panjang Gelombang Foton Menggunakan Percobaan Franck-Hertz
Penentuan Energi Eksitasi Elektron dan Panjang Gelombang Foton Menggunakan Percobaan Franck-Hertz Evi Nurafida (081411331018), Rahmatul Izza N.A. (081411331028), Miftachul Nur Afifah (081411331062) Laboratorium
Lebih terperinci1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan
1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan setiap benda akan memancarkan cahaya bila dipanaskan, contoh besi yang dipanaskan warna yang terpancar tidak bergantung pada jenis bahan atau warna asalnya, melainkan
Lebih terperinciLAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I
LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I Eksperimen e/m Elektron Pelaksanaan Praktikum Hari : Rabu Tanggal: 7 April 2014 Jam : 10.40 12.20 Oleh : Nama : Novi Tri Nugraheni NIM : 081211333009 Anggota Kelompok : 1.
Lebih terperinciLAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR PARAMETER
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi
Lebih terperinciPENGUKURAN BENTUK PROFIL BERKAS ELEKTRON DARI SUMBER ELEKTRON TIPE PIERCE MENGGUNAKAN SENSOR TABUNG TV BEKAS
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN, Jalan Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb. Yogyakarta 55281 e-mail: b_darsono@batan.go.id ABSTRAK SUMBER ELEKTRON TIPE PIERCE MENGGUNAKAN SENSOR. Telah dilakukan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciRANCANGBANGUN PERANGKAT SISTEM INDIKATOR LAMPU LED PANEL KENDALI MBE 300 kev/20 ma
RANCANGBANGUN PERANGKAT SISTEM INDIKATOR LAMPU LED PANEL KENDALI MBE 300 kev/20 ma Eko Priyono, Saminto -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK RANCANG BANGUN PERANGKAT SISTEM
Lebih terperinciPEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING
PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER
Lebih terperinciPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) A. Pengertian PLTG (Pembangkit listrik tenaga gas) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas untuk memutar turbin dan generator. Turbin dan generator adalah
Lebih terperinciPENGUKURAN DOSIS RADIASI IRADIATOR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON DENGAN DOSIMETER CERI- CERO
Anwar Jundiy *) Sukaryono **) *) Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN)-BATAN, Email:anwarjundiy.306@gmail.com **) Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN. Email:sukaryono@batan.go.id ABSTRAK MESIN
Lebih terperinciRANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)
LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN PROGRAM SP4 Tahun anggaran 004 RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) Oleh: Agus Purwanto Slamet MT Sumarna
Lebih terperinciMAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)
MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan
Lebih terperinciEKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI
ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI JUWAIRIAH NIM : 110821007 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciEksperimen e/m Elektron
Eksperimen e/m Elektron Eksperimen e/m Elektron 1 Mei Budi Utami, Ninis Nurhidayah, 3 Erlin Nasocha, 4 Hanif Roikhatul J, 5 Oktaviana Retna Abstrak Laboratorium Fisika Modern, Departemen Fisika Fakultas
Lebih terperinciPertanyaan Final (rebutan)
Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena
Lebih terperinciTheory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.
Q3-1 Large Hadron Collider (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Pada soal ini, kita akan mendiskusikan mengenai fisika dari
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13
MESIN SIKLOTRON DECY-13 Saminto, Slamet Santoso Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281, Tel. (0274) 484436, Fax. (0274) 487824 E-mail : saminto@batan.go.id
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FORMAT DAN ISI
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT
Lebih terperinciMAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)
MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciANALISIS PENDINGINAN UDARA RUANG MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/20 ma
ANALISIS PENDINGINAN UDARA RUANG MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/20 ma Sutadi, Suprapto, Suyamto, Sukaryono P3TM-BATAN Yogyakarta ABSTRAK ANALIS/S PEND/NG/NAN UDARA RUANG MES/N BERKAS ELEKTRON 350 kev/20
Lebih terperinciDESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT
DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit
Lebih terperinciLAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I
LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I Eksperimen Franck Hertz Pelaksanaan Praktikum Hari : Rabu Tanggal: 2 April 2014 Jam : 10.40 12.20 Oleh : Nama : Novi Tri Nugraheni NIM : 081211333009 Anggota Kelompok : 1.
Lebih terperinciSIMULASI PENGARUH DAYA TERDISIPASI TERHADAP SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS
SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS Emy Mulyani, Suprapto, Sutadi Pusat Teknologi Akselerator Proses Bahan, BATAN ABSTRAK SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS. Simulasi pengaruh daya
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PROSIDING SEMINAR PENGUJIAN A W AL INSTALASI SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV /20 MA UNTUK INDUSTRI LATEKS Sukidi, Suhartono, Sutadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Abstrak PENGUJIAN
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
- 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA
Lebih terperinciDibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh
1. Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m³/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s², daya keluaran generator listrik
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PENENTUAN KEDALAMAN PENETRASI BERKAS ELEKTRON 350 key DALAM GAS BUANG PAD A SISTEM PENGOLAHAN GAS BUANG SKALA LABORATORIUM MENGGUNAKAN MESIN BERKAS ELEKTRON Rany Saptaaji Puslitbang Tekn%gi Maju - BATAN
Lebih terperinciBAB II Besaran dan Satuan Radiasi
BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN IRADIATOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN IRADIATOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciD. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan
1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produksi Sinar-X Pada aplikasinya, penciptaan sinar-x tak lagi mengandalkan mekanisme tabung crookes, melainkan dengan menggunakan pesawat sinar-x modern. Pesawat sinar-x modern
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 396/KA/XI/2005 TENTANG
PERATURAN NOMOR : 396/KA/XI/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI IRADIASI, ELEKTROMEKANIK, DAN INSTRUMENTASI, Menimbang : bahwa dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi penelitian dan
Lebih terperinciSOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005
2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat
Lebih terperincioleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si
ASPEK PERIZINAN DAN PENGAWASAN PEMANFAATAN AKSELERATOR DAN IRADIATOR LAINNYA: MBE untuk Crosslinking Chitosan, Gel dari Rumput Laut, Iradiator Latex, Sterilisasi, dan Siklotron untuk F18 PET oleh Werdi
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.
DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pencemaran air menjadi masalah serius di dunia. Pencemaran senyawa non-biodegradable yang berasal dari limbah budidaya pertanian seperti herbisida, insektisida,
Lebih terperinci1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.
1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter minimum dari pengukuran benda di atas A. 5,685 cm B. 5,690 cm C. 5,695 cm D. 5,699 cm E. 5,700 cm 2. Sebuah partikel
Lebih terperinciPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan
Lebih terperinci12/03/2015 SEKILAS SEJARAH. PERTEMUAN KE-3 PEMBENTUKAN DAN PENDETEKSIAN SINAR-X Nurun Nayiroh, M.Si TABUNG SINAR-X SKEMA TABUNG SINAR-X
MK DIFRAKSI SINAR-X SEKILAS SEJARAH PERTEMUAN KE-3 PEMBENTUKAN DAN PENDETEKSIAN SINAR-X Nurun Nayiroh, M.Si William Roentgen menemukan sinar-x yang memiliki sifat: 1. Merambat dengan lintasan lurus 2.
Lebih terperinciGANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PARAMETER PROSES MBE-P3TM ABSTRAK
GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN 1410-6957 PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PARAMETER PROSES MBE-P3TM Prajitno Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PARAMETER PROSES
Lebih terperinciBATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 196/KA/XI/2011 TENTANG PEDOMAN KUALIFIKASI DAN SERTIFIKASI PETUGAS DAN SUPERVISOR IRADIATOR (STANDAR BATAN BIDANG APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP DAN RADIASI)
Lebih terperinciMateri Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================
Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ
Lebih terperinciD. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J
1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Yogyakarta sedang meneliti dan mengembangkan sistem pengukuran medan magnet untuk alat siklotron.
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA
BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR
YOGYAKARTA, 3OKTOBER 0 PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR Kristiyanti, Ferry Suyatno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Gd 7 Kawasan Puspiptek Serpong Email untuk korespondensi
Lebih terperinciDAN TEGANGAN LISTRIK
1 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK 1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical Current) Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang
Lebih terperinciTransducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya.
III. TRANSDUCER III.1. PENGERTIAN DAN MACAM TRANSDUCER Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya. BESARAN NON LISTRIK TRANSDUCER
Lebih terperinciD. 80,28 cm² E. 80,80cm²
1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Populasi Mikroba Indigenus dalam Bahan Pembawa Kompos dan Gambut. 4.1.1. Jumlah Populasi Mikroba pada Bahan Pembawa Sebelum proses sterilisasi, dilakukan penetapan jumlah
Lebih terperinciXpedia Fisika. Soal Fismod 2
Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas
Lebih terperinciPilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas.
Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas. A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Partikel-partikel gas ideal memiliki sifat-sifat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI
IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI Junaedi, Supriyono, Darma Adiantoro, Setia Permana Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR
Lebih terperinciD. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan
1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciUJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA
UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA Sukidi, Suhartono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail : skd_5633@yahoo.co.id ABSTRAK UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA. Telah dilakukan uji vakum 2 bejana nitridasi
Lebih terperinci1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut?
1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut? a. 0,4 m/s 2 c. 3 m/s 2 b. 0,05 m/s 2 d. 15 m/s 2 2.
Lebih terperinci