PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI"

Transkripsi

1

2 PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI i

3 KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan pendidikan global, yaitu memastikan pendidikan yang inklusif, adil dan bermutu, serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Tujuan tersebut untuk menyelesaikan agenda Pendidikan Untuk Semua (PUS) dan Millenium Development Goals (MDGs), serta menjawab sebagai tantangan nasional. Kesepakatan yang dibuat ini lebih dikenal dengan Agenda Pendidikan 2030 Agenda Pendidikan 2030 disusun berdasarkan prinsip bahwa pendidikan merupakan komoditi masyarakat, hak azasi manusia, dan dasar penjaminan hak-hak lainnya. Secara lebih tegas, Agenda pendidikan 2030 memuat komitmen untuk mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua, pada seluruh lingkungan dan tingkat pendidikan. Hal ini termasuk penjaminan kepastian bagi semua remaja dan orang dewasa, terutama anak perempuan untuk memperoleh tingkat keterampilan keaksaraan, serta memberikan mereka berbagai kesempatan pembelajaran, pendidikan dan pelatihan. Sejalan dengan Agenda Pendidikan 2030, layanan pendidikan masyarakat memegang peran strategis dan penting. Hal ini disebabkan karena secara nasional masih terdapat sebesar 3,,70% atau penduduk usia tahun buta aksara, dua pertiga di antaranya adalah perempuan (PDSP, Kemdikbud,2015) Agar dapat menjangkau seluruh sasaran tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat berupaya memperluas sekaligus meningkatkan mutu pendidikan masyarakat melalui keragaman layanan program, seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan orang dewasa, dan pendidikan berkelanjutan yang terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup, peningkatan minat dan budaya baca, pemberdayaan perempuan, pendidikan keluarga, pengarusutamaan gender bidang pendidikan, dan penataan kelembagaan. Cetakan 1: Tahun Anggaran 2016 ii PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI iii

4 Saya menyambut baik diterbitkannya panduan penyelenggaraan pendidikan keaksaraan, bahan ajar, dan perangkat belajar lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan meningkatkan kualitas layanan pendidikan masyarakat. KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Jakarta, Oktober 2015 Direktur Jenderal Ir. Harris Iskandar, Ph.D. NIP Agenda pendidikan tahun 2030, komitmen dunia untuk mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua, pada seluruh lingkungan dan tingkat pendidikan. Termasuk penjamin kepastian bagi semua remaja dan orang dewasa, terutama anak perempuan untuk memperoleh tingkat keterampilan keaksaraan fungsional yang relevan dan diakui serta memberikan mereka berbagai kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi orang dewasa. Sejalan dengan itu, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, memperluas berbagai layanan pendidikan keaksaraan dan kesetara bagi para remaja, orang dewasa, dan komunitas masyarakat dikemas dalam berbagai program antara lain pendidikan keaksaraan, peningkatan budaya baca masyarakat, pendidikan kesetaraan orang dewasa, pendidikan kecakapan hidup perempuan,dan pendidikan berkelanjutan. Dalam rangka pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan keaksaraan dan kesetaraan maka perlu di rumuskan norma, standar, prosedur, kriteria (NSPK) dalam bentuk panduan, petunjuk teknis, bahan ajar, dan perangkat lainnya sebagai acuan di lapangan. Kami memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah menyusun dokumen tersebut, untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan yang lebih berkualitas. Semoga panduan, petunjuk teknis, dan perangkat pembelajaran tersebut yang telah disusun dengan kesungguhan, dan keikhlasan dapat bermanfaat untuk kita semua, semoga Allah SWT memberikan rakhmat dan hidayahnya kepada kita semua, Amin. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Dr. Erman Syamsuddin NIP iv PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IKAN KEAKSARAAN KSARAAN USAHA MANDIRI v

5 DAFTAR ISI Kata Sambutan... iii Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Alur Penyelenggaraan dan Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri. viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Tujuan, Manfaat, dan Dampak... 2 D. Sasaran Pengguna... 3 E. Pengertian... 3 BAB II PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI... 5 A. Tujuan Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri... 5 B. Lembaga Penyelenggara... 5 C. Rekruitmen Pendidik, Narasumber Teknis dan Tenaga Kependidikan... 6 D. Orientasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan... 7 E. Rekruitmen dan Penilaian Awal Peserta Didik... 7 F. Penyusunan Program Kerja... 8 G. Penyiapan Sarana dan Prasana... 9 H. Pembiayaan... 9 BAB III PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI A. Kompetensi Lulusan B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar C. Materi Belajar D. Prinsip Pembelajaran E. Perencanaan Pembelajaran F. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran G. Pemanfaatan dan Pengembangan Media dan Sumber Belajar. 29 H. Pengkondisian dan Memotivasi Belajar Peserta Didik I. Peningkatan Budaya Baca J. Penilaian Selama Proses Pembelajaran K. Tindak Lanjut Pembelajaran L. Penilaian Akhir Pembelajaran BAB IV MONITORING, EVALUASI, DAN PENGAWASAN PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI A. Monitoring B. Evaluasi C. Pengawasan D. Tindak Lanjut Program E. Kriteria Keberhasilan BAB V PENUTUP Pustaka Acuan Lampiran-Lampiran: Lampiran 1: Contoh Kalender Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri.. 42 Lampiran 2: Contoh Format Administrasi Kelompok Belajar Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri Lampiran 3: Contoh Instrumen Monitoring, Evaluasi dan Pengawasan Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri Lampiran 4: Contoh Instrumen Penilaian Sikap Peserta Didik Lampiran 5: Jurnal Pengamatan Sikap Peserta Didik vi PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI vii

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengungkapkan bahwa telah terjadi penurunan jumlah penduduk buta aksara di Indonesia sebagai hasil dan dampak dari penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan dasar. Tahun 2010 masih terdapat sekitar 5,02% jumlah penduduk buta aksara, dan pada tahun 2014 jumlahnya menurun menjadi 3,70% atau orang dari keseluruhan penduduk Indonesia. Mengingat bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan, maka usaha penuntasan permasalahan buta aksara di Indonesia tidak cukup sampai pada tahap penumbuhan/melek aksara, tetapi harus dilanjutkan sampai kepada tahap pemeliharaan dan pengembangan kompetensi keaksaraannya, supaya mereka tidak menjadi buta aksara kembali. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berinisiatif untuk menyelenggarakan program pasca pendidikan keaksaraan dasar melalui layanan pendidikan keaksaraan lanjutan yang dikemas dalam program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) dan Multi Keaksaraan yang bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan kompetensi keaksaraan. Panduan ini, disusun secara khusus untuk memberikan informasi dan penjelasan yang lebih detail dan menyeluruh berkenaan dengan tata kelola penyelenggaraan program dan pembelajaran KUM, dengan harapan dapat memfasilitasi terciptanya program KUM yang mampu meningkatkan dan memelihara kompetensi keaksaraan, serta berkontribusi terhadap tumbuhnya sikap, pengetahuan dan keterampilan berusaha pada peserta didiknya, sehingga lulusan program KUM dapat secara mandiri meningkatkan kualitas dan derajat kehidupannya. Penyelenggara Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri Lulusan Program Pendidikan Keaksaraan Dasar ALUR ISI PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI Persiapan dan Pengorganisasian Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri Rekruitmen Pendidik dan Tenaga Kependidikan Orientasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Rekruitmen dan Penilaian Awal Peserta Didik Penyusunan Program Kerja KUM Penyiapan Sarana Prasarana Pendukung Program KUM Monitoring, Evaluasi, dan Pengawasan Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar KUM Silabus Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran KUM Prinsip Pembelajaran Pendidikan KUM Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran KUM Media dan Sumber Belajar KUM Peningkatan Budaya Baca Peserta Didik KUM Pengkondisian dan Pemberian Motivasi Belajar Peserta Didik i Karakteristik Lingkungan Alam, Sosial dan Budaya Penilaian Hasil Belajar dan Tindak Lanjut Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri Penilaian Proses Pembelajaran KUM Remedial/Pengayaan Pembelajaran KUM Penilaian Akhir Pembelajaran KUM Mutu penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri terjaga sesuai aturan dan akuntabel. Meningkat dan terpeliharanya kompetensi keaksaraan pada peserta didik KUM Tumbuhnya sikap, pengetahuan, dan keterampilan berwirausaha pada peserta didik KUM Peserta didik siap mengikuti penilaian akhir KUM Peserta didik memperoleh SUKMA Lanjutan dan siap mengikuti Program Paket A viii PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 1

7 B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar. 4. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA). 5. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Acuan Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP- PWB/PBA). 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2013 Tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal. 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Lanjutan. C. Tujuan, Manfaat, dan Dampak 1. Tujuan a. Memberikan pemahaman kepada para penyelenggara supaya mempunyai kemampuan untuk mengelola program pendidikan keaksaraan usaha mandiri. b. Memberikan pengetahuan kepada para pendidik supaya terampil mengelola pembelajaran keaksaraan usaha mandiri. 2. Manfaat a. Terdapatnya acuan bagi para penyelenggara dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memonitoring, mengevaluasi, mengawasi dan menindaklanjuti program pendidikan keaksaraan usaha mandiri. b. Terdapatnya acuan bagi para pendidik untuk mempersiapkan, melaksanakan, menilai, dan menindaklanjuti pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri. 3. Dampak a. Terciptanya program yang berkualitas sehingga mampu berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup lulusan pendidikan keaksaraan usaha mandiri. b. Terciptanya program pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang berkontribusi terhadap pelaksanaan program Wajar Dikdas 9 tahun. c. Terciptanya pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang efektif, interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan dapat memotivasi peserta didik untuk membentuk sikap, mengembangkan pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan membaca, menulis, berhitung, serta berusaha secara mandiri. D. Sasaran Pengguna 1. Penyelenggara program pendidikan keaksaraan usaha mandiri 2. Pendidik pendidikan keaksaraan usaha mandiri. 3. Pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun daerah yang berkompeten dalam penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri. E. Pengertian 1. Pendidikan Keaksaraan Lanjutan adalah layanan pendidikan keaksaraan yang menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik yang telah selesai melaksanakan pendidikan keaksaraan dasar dalam rangka memelihara dan mengembangkan kompetensi keaksaraan. 2. Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri adalah program pendidikan keaksaraan lanjutan yang disertai dengan pembelajaran kemampuan berusaha bagi peserta didik yang telah selesai melaksanakan pendidikan keaksaraan dasar. 3. Pengelolaan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan pendidikan keaksaraan lanjutan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pelaporan pertanggungjawaban agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan keaksaraan lanjutan. 4. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan/atau sumber belajar pada satuan pendidikan. 5. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan program, atau menyelesaikan program. 6. Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 2 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 3

8 7. Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai kompetensi lulusan. 8. Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. 9. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu sekurang-kurangnya mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, indikator, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. 11. Penilaian Pendidikan adalah mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik program pendidikan. 12. Penilaian Pembelajaran adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur capaian pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. 13. Surat Keterangan Melek Aksara Lanjutan (SUKMA-L) adalah sertifikat yang diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pendidikan keaksaraan usaha mandiri. BAB II PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI A. Tujuan Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri 1. Tujuan Umum Memelihara dan mengembangkan kompetensi keaksaraan yang disertai dengan kemampuan berusaha secara mandiri bagi warga masyarakat pasca penyandang buta aksara. 2. Tujuan Khusus a. Memelihara dan mengembangkan kompetensi keaksaraan peserta didik yang telah mengikuti dan/atau mencapai kompetensi pendidikan keaksaraan dasar. b. Meningkatkan kemampuan usaha mandiri untuk mengembangkan dan mewujudkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. c. Meningkatkan keberdayaan peserta didik melalui peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berusaha secara mandiri. B. Lembaga Penyelenggara Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri dapat diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Kelompok Belajar (Kejar), Majelis Taklim, dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Dapat juga diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal sejenis, seperti: Bimbingan Belajar (Bimbel), Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain-lain. Pada kondisi tertentu dapat juga diselenggarakan oleh satuan pendidikan formal, seperti; Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Adapun persyaratan dan kriteria penyelenggara program pendidikan keaksaraan usaha mandiri, sebagai berikut: 1. Memiliki izin operasional/surat keterangan/surat rekomendasi dari pejabat berwenang dan mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota/Provinsi; 2. Memiliki data calon peserta didik pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang ditandai kepemilikan SUKMA; 4 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 5

9 3. Menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan dasar pada tahun sebelumnya; 4. Memiliki kesanggupan menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang dinyatakan dengan surat keterangan; 5. Memiliki data calon pendidik dan narasumber teknis program pendidikan keaksaraan usaha mandiri; 6. Memiliki sarana dan prasarana pendukung program; 7. Memiliki nomor rekening atas nama lembaga; 8. Memiliki NPWP atas nama lembaga; 9. Diprioritaskan memiliki sertifikat akreditasi, dan; 10. Diprioritaskan memiliki sertifikat evaluasi kinerja lembaga. C. Rekruitmen Pendidik, Narasumber Teknis dan Tenaga Kependidikan Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan keaksaraan usaha mandiri dipimpin oleh seorang ketua pengelola, sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang berkewajiban untuk merekrut unsur yang kompeten dalam pengelolaan Program, meliputi: 1. Pendidik; bertugas dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran keaksaraan usaha mandiri, memiliki kriteria: a. Diprioritaskan pendidikan minimal SMA/sederajat; b. Berdomisili di sekitar lokasi pembelajaran; c. Berpengalaman dalam mendidik/melatih orang dewasa; 2. Narasumber Teknis; berasal dari warga masyarakat sekitar dan atau pengurus lembaga yang memiliki keterampilan teknis tentang jenis usaha/ produk yang menjadi materi belajar/praktik usaha pada pembelajaran keaksaraan usaha mandiri. 3. Tenaga Kependidikan; minimal terdiri atas ketua dan sekretaris, serta disarankan melibatkan penilik dan/atau unsur dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan kegiatan evaluasi dan pengawasan. Tenaga kependidikan yang direkrut diprioritaskan memiliki kriteria sebagai berikut: a. Pendidikan minimal SMA/sederajat; b. Berdomisili di sekitar penyelenggaraan program; c. Berpengalaman dalam menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri; d. Pernah mengikuti pelatihan/orientasi yang berkaitan dengan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri. Dari hasil rekruitmen pendidik, narasumber teknis, dan tenaga kependidikan, penyelenggara menetapkan struktur pengelola program pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang ditandai penerbitan SK (Surat Keputusan) dari ketua/ pimpinan lembaga penyelenggara, disertai dengan penjelasan tentang tugas dan wewenang masing-masing unsur, serta keterangan tentang masa berlaku SK dan masa kerja pengelola program pendidikan keaksaraan usaha mandiri. D. Orientasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, serta penyelenggara pendidikan keaksaraan usaha mandiri berkewajiban untuk melaksanakan orientasi pendidik yang ditandai dengan pemberian sertifikat dan bertujuan untuk menumbuhkan atau meningkatkan kompetensi pendidik, terutama berkenaan dengan: 1. Standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar, dan silabus pendidikan keaksaraan usaha mandiri; 2. Pembelajaran orang dewasa; 3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pendidikan keaksaraan usaha mandiri; 4. Pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran keaksaraan usaha mandiri; 5. Pengembangan media dan sumber belajar keaksaraan usaha mandiri; 6. Penilaian pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri; 7. Remedial dan pengayaan pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri. Selain itu, orientasi juga sebaiknya diberikan kepada tenaga kependidikan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri, tertutama berkenaan dengan: 1. Pengembangan kalender pendidikan KUM; 2. Identifikasi, rekruitmen dan penilaian awal peserta didik KUM 3. Monitoring, evaluasi dan pengawasan program KUM. 4. Pengadministrasian dan pelaporan program KUM; E. Rekruitmen dan Penilaian Awal Peserta Didik Pendidik dan tenaga kependidikan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri berkewajiban untuk melaksanakan: 1. Rekruitmen peserta didik; penduduk buta aksara berusia 15 tahun ke atas, diprioritaskan berumur tahun dengan kriteria: a. Lulus pendidikan keaksaraan dasar, ditandai dengan kepemilikan SUKMA; b. Memiliki kesiapan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri. 6 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 7

10 2. Penilaian awal; bertujuan untuk: a. Memperoleh informasi tentang kesesuaian kompetensi keaksaraan dasar peserta didik dengan nilai yang terdapat pada SUKMA; b. Memetakan kompetensi keaksaraan yang berguna untuk penentuan prioritas penguatan kompetensi keaksaraan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok belajar. Adapun soal yang dapat dipergunakan untuk melakukan penilaian awal dapat mengacu pada ruang lingkup materi pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri. c. Mengetahui pengalaman dan pengetahuan calon peserta didik dalam kegiatan berusaha. Dari hasil rekruitmen dan penilaian awal peserta didik, penyelenggara wajib menyerahkan data calon peserta didik kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat untuk disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan untuk menjadi data base nasional. F. Penyusunan Program Kerja Penyelenggara bekerjasama dengan pendidik dan tenaga kependidikan dalam menyusun program kerja pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang terdiri atas: 1. Penyusunan kalender pendidikan; minimal memuat penjelasan tentang rincian waktu, kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu belajar efektif dan hari libur (contoh terlampir). Penyusunan kalender pendidikan dapat mengacu pada waktu pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang dapat diselenggarakan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan dengan alokasi waktu belajar minimal 86 menit; 2. Penyusunan jadwal belajar; disepakati bersama peserta didik dengan mempertimbangkan kesiapan belajar dan waktu luang peserta didik; 3. Penyepakatan kontrak belajar dan aturan belajar; berisi kesepakatan dan komitmen untuk terlibat aktif, dan aturan-aturan yang harus ditaati selama proses pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri; 4. Penentuan jumlah rombongan belajar; ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan rasio untuk jumlah pendidik dan jumlah peserta didik pendidikan keaksaraan usaha mandiri adalah 1:10; 5. Penyepakan jenis usaha yang akan dijadikan sebagai materi pembelajaran keaksaraan usaha mandiri dengan mempertimbangkan: a. Keinginan peserta didik; b. Ketersediaan narasumber teknis yang kompeten; c. Kemudahan memperoleh bahan baku dan peralatan usaha; d. Kepraktisan membuat/mengolah produk usaha; e. Kemudahan memasarkan produk usaha. G. Penyiapan Sarana Prasarana Penyelenggara program pendidikan keaksaraan usaha mandiri dapat memanfaatkan sarana yang tersedia di lingkungan sekitar untuk menunjang proses pembelajaran. Sarana tersebut antara lain: 1. Perabot belajar; papan tulis, spidol/kapur, tempat duduk, meja belajar, lemari/ rak; 2. Peralatan pembelajaran; buku tulis, ATK, buku laporan hasil belajar, buku induk peserta didik, kalender pendidikan, jadwal belajar, silabus, RPP, buku tamu, dll (terlampir) 3. Media pembelajaran; bahan ajar, modul pembelajaran, poster, media ajar cetak/audio visual; 4. Sumber belajar; media cetak, kejadian/fakta, pengalaman belajar, dll. Program pendidikan keaksaraan usaha mandiri dapat dilaksanakan di gedunggedung sekolah, balai desa, tempat ibadah, rumah penduduk atau fasilitas lain yang layak dengan mempertimbangkan kriteria: 1. Berdekatan dengan tempat tinggal peserta didik; 2. Cukup untuk minimal satu rombongan belajar (10 orang); 3. Rapi dan bersih; 4. Cukup cahaya dan sirkulasi udara; 5. Memberikan keleluasaan gerak, komunikasi pandangan dan pendengaran; 6. Dilengkapi papan nama kelompok/rombongan belajar. H. Pembiayaan Penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri dapat dibiayai oleh swadaya masyarakat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat. Biaya tersebut dapat dialokasikan untuk biaya operasional, honorarium pendidik dan tenaga kependidikan serta alat dan bahan belajar/praktik. 8 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 9

11 BAB III PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI A. Kompetensi Lulusan Lulusan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri, diharapkan: 1. Memiliki perilaku dan etika yang mencerminkan sikap orang beriman dan bertanggung jawab menjalankan peran dan fungsi dalam kemandirian berkarya di masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. 2. Menguasai pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang pengembangan peran dan fungsi dalam kehidupan di masyarakat dengan memperkuat cara berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan berhitung untuk meningkatkan kualitas hidup. 3. Mampu menggunakan bahasa Indonesia dan keterampilan berhitung secara efektif dalam melakukan pengembangan peran dan fungsi untuk kemandirian berkarya di masyarakat serta meningkatkan kualitas hidup. B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Dimensi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Sikap Menghayati dan mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan Meningkatkan rasa syukur dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas potensi diri yang yang dianutnya sehingga dimiliki. dapat berperilaku dan Menunjukkan sikap jujur sebagai dasar dalam memiliki etika sebagai warga masyarakat yang baik. membangun hubungan sosial. Menunjukkan komitmen untuk membangun kebersamaan dalam mengembangkan peran dan fungsi dalam kehidupan di masyarakat. Pengetahuan Menguasai pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang cara meningkatkan peran dan fungsi dalam kehidupan di masyarakat dengan memanfaatkan peluang sumber daya yang ada melalui aktivitas membaca, menulis, berbicara, dan berhitung dalam bahasa Indonesia. Menggali informasi dari teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan untuk kemandirian minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana. Menggali informasi dari teks penjelasan tentang pemetaan peluang dan perintisan usaha minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana. Menggali informasi dari teks khusus dalam bentuk formulir dan kuitansi sederhana yang berkaitan dengan kegiatan usaha. Mengenal operasi bilangan tentang produk barang atau jasa, dan uang atau usaha lainnya. Dimensi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Mengenal operasi bilangan tentang produk barang atau jasa, dan uang atau usaha lainnya. Menggali informasi dari teks tabel atau diagram sederhana yang berkaitan dengan ragam pencatatan keuangan melalui aktivitas berhitung pada kegiatan usaha. Mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang sederhana dari berbagai benda/produk barang dan jasa sehari-hari yang berkaitan dengan kegiatan penyimpanan dan pengemasan produk. Menggali informasi dari teks petunjuk atau arahan yang berkaitan dengan kegiatan usaha minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana. Menggali informasi dari teks narasi yang berkaitan dengan kemitraan usaha dalam kegiatan usaha minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana. Menggali informasi dari teks laporan yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran suatu produk usaha minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana Keterampilan Mampu mengolah, menalar, dan menyaji pengetahuan yang diperoleh dalam praktik untuk kemandirian berkarya dalam menjalankan peran dan fungsi di masyarakat melalui aktivitas membaca, menulis, berbicara, dan berhitung dalam bahasa Indonesia. Mengolah informasi dari teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan untuk kemandirian dalam bahasa Indonesia minimal 5 (lima) kalimat sederhana secara lisan dan tertulis. Mengolah teks penjelasan tentang pemetaan peluang dan perintisan usaha yang dikembangkan dalam bahasa Indonesia minimal 5 (lima) kalimat sederhana secara tertulis. Mengolah teks khusus dalam bentuk formulir dan kuitansi sederhana yang berkaitan dengan kegiatan usaha baik di bidang produk/jasa sesuai dengan potensi setempat. Mempraktikkan kegiatan usaha produk/jasa dengan memanfaatkan peluang dan sumber daya yang ada di sekitarnya. Menggunakan sifat operasi hitung dalam menyederhanakan atau menentukan hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan. Menggunakan uang dalam kegiatan usaha produk/ jasa maupun kehidupan sehari-hari. Memperkirakan suatu produk/jasa (lama produksi, berat, dimensi/ukuran) untuk menentukan biaya produksi dan biaya lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha sesuai dengan potensi wilayahnya. Menerapkan pecahan sederhana ke bentuk pecahan desimal dan persen pada perhitungan produk barang, jasa, dan uang pada kegiatan usaha sesuai dengan potensi wilayahnya. 10 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 11

12 Dimensi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Menggunakan satuan pengukuran luas, panjang, waktu, volume, berat, dan suhu yang berkaitan dengan kegiatan pembuatan, penyimpanan, dan pengemasan produk. Menggunakan hasil pengolahan dan penafsiran data dalam bentuk teks tabel,diagram, dan grafik sederhana untuk memprediksi dan merencanakan jumlah produksi, penjualan, dan pembelian pada kegiatan usaha untuk menentukan laba rugi. Mengolah informasi dari teks narasi yang berkaitan dengan kemitraan usaha dalam kegiatan kewirausahaan di bidang produk/jasa. Mempraktikkan kerjasama dengan mitra usaha di wilayahnya. Mempraktikkan pengemasan produk usaha secara kreatif dan menarik. Mengolah informasi teks laporan yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran dari suatu produk usaha/jasa. Mempraktikkan beberapa strategi penjualan. C. Materi Belajar Materi belajar yang harus dibelajarkan kepada peserta didik program pendidikan keaksaraan usaha mandiri meliputi: 1. Membaca dan menulis a. Teks penjelasan; bacaan yang menceritakan proses yang ditandai dengan kata mengapa dan bagaimana dengan struktur kalimat berisi tentang pengenalan, penjelasan dan penutupan. b. Teks khusus; kata atau kalimat yang dipergunakan untuk mengisi dokumen tertentu, cirinya bersifat resmi atau formal. c. Teks petunjuk atau arahan; bacaan yang berisi petunjuk pengerjaan sesuatu secara berurutan, cirinya berbentuk kalimat perintah dan kata penghubung seperti pertama, berikutnya, lalu, setelah itu, terakhir, dll. d. Teks narasi; bacaan yang berisi cerita mengenai suatu peristiwa atau kejadian serta bagaimana peristiwa itu berlangsung berdasarkan urutan waktu yang didalamnya terdapat kalimat majemuk yang menggunakan kata dan, tetapi, walaupun, meskipun, dll. e. Teks laporan; bacaan yang berisi laporan hasil pengamatan tentang suatu kejadian secara umum, objektif, dan tidak mengandung prasangka. f. Teks tabel/diagram; data berupa kata, kalimat atau bilangan yang tersusun dengan garis pembatas sebagai kolom-kolom berupa prediksi dan rencana jumlah produksi, penjualan, dan pembelian pada kegiatan usaha untuk menentukan laba rugi. 2. Berhitung a. Bangun datar dan bangun ruang sederhana dari berbagai benda/produk barang dan jasa sehari-hari yang berkaitan dengan kegiatan penyimpanan dan pengemasan produk. b. Penghitungan pecahan sederhana; operasi hitung dalam menyederhanakan atau menentukan hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan, serta menerapkan pecahan sederhana ke bentuk pecahan desimal dan persen pada perhitungan produk barang, jasa, dan uang pada kegiatan usaha. c. Penghitungan lama produksi, berat, dimensi/ukuran untuk menentukan biaya produksi dan biaya lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha sesuai dengan potensi wilayahnya. d. Penghitungan uang dalam kegiatan usaha produk/jasa dalam kehidupan sehari-hari. e. Pengukuran luas, panjang, waktu, volume, berat, dan suhu yang berkaitan dengan kegiatan pembuatan, penyimpanan, dan pengemasan produk. Penyampaian materi-materi tersebut dalam pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri dilakukan dengan praktik materi; 1. Penumbuhan jiwa wirausaha 2. Pemetaan peluang dan perintisan usaha; 3. Pembuatan produk usaha; 4. Penyimpanan produk usaha; 5. Pengemasan produk usaha; 6. Kemitraan usaha, dan; 7. Pemasaran produk usaha. Penyampaian materi belajar menulis, membaca, berhitung berkenaan dengan kegiatan kewirausahaan diintegrasikan dengan penumbuhan sikap; 1. Melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut; 2. Kepedulian terhadap sesama; 3. Terbuka dalam membangun hubungan sosial; 4. Bertanggung jawab dalam melakukan usaha mandiri; 5. Disiplin dalam menjalankan usaha mandiri; 6. Bekerja keras dalam melakukan usaha mandiri. D. Prinsip Pembelajaran 1. Kegiatan pembelajaran praktis-tematik digunakan sebagai sarana berlatih bagi peserta didik untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan 12 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 13

13 berhitung untuk mengomunikasikan teks lisan dan tulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam bahasa Indonesia. 2. Proses pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri harus dikelola secara interaktif, partisipatif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan dapat memotivasi peserta didik dalam membentuk sikap, mengembangkan pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan beraksara dan berusaha; 3. Proses pembelajaran KUM harus dilaksanakan dengan menggunakan strategi pembelajaran andragogis, fungsional, belajar sambil melakukan, tematik, dan mempergunakan metode belajar yang sesuai dengan karakteristik dengan memanfaatkan bahan ajar yang temanya sudah disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik dan potensi usaha setempat. 4. Pembelajaran kompetensi sikap wirausaha dilakukan secara terintegrasi dengan pembelajaran kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Penanaman sikap dan perilaku wirausaha, dilakukan melalui pembiasaan selama proses pembelajaran, serta dalam kehidupan sehari-hari, baik di keluarga maupun di masyarakat. 5. Proses pembelajaran menggunakan berbagai media pembelajaran guna memfasilitasi peningkatan kemampuan beraksara dan kewirausahaan peserta didik. 6. Kontekstual; materi pembelajaran harus sesuai dengan situasi sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat. 7. Konteks lokal; bahan belajar harus digali dari konteks lokal serta bermanfaat bagi kehidupan peserta didik. 8. Desain lokal; unsur-unsur pokok berkaitan penyajian pembelajaran pendidikan keaksaraan seperti tujuan, kelompok sasaran, bahan belajar, sarana belajar, kegiatan belajar, waktu dan tempat, dan unsur-unsur penting lainnya harus dirancang sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi lokal tempat peserta didik berdomisili. 9. Kooperatif dan kolaboratif; mengelola peserta didik belajar dalam kelompok kecil untuk bekerja sama dengan kemampuan bervariasi dan mengutamakan penghargaan pada kerja kelompok daripada perorangan, serta menekankan pembelajaran kegiatan pemecahan masalah. 10. Tematik; tema belajar yang dapat dikembangkan harus relevan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik, supaya hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna, meningkatkan keterampilan berfikir sesuai dengan persoalan dan konteks yang dihadapi peserta didik. 11. Fungsionalisasi hasil belajar; pembelajaran seyogyanya dimulai dari halhal yang telah diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik, sehingga pengalaman, kemampuan, minat, dan kebutuhan belajar mereka hendaknya menjadi dasar dalam menjalin hubungan yang harmonis dan dinamis antara pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 12. Fleksibel; bisa memodifikasi dan/atau mengubah rencana pembelajaran, waktu pembelajaran yang disesuaikan dengan dinamika, karena kemungkinan terdapat peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah maupun keheterogenan lainnya. E. Perencanaan Pembelajaran 1. Mengembangkan Silabus Pembelajaran Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan telah menyusun silabus pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang bersifat umum, Silabus tersebut masih dimungkinkan untuk dikembangkan oleh pendidik dengan mempertimbangkan kesesuaian karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik, serta karakteristik lingkungan tempat peserta didik. Namun, sebelum mengembangkan silabus, pendidik pertama kali harus melakukan analisis konteks dengan cara: a. Menganalisis hasil penilaian awal yang memperlihatkan tingkat kompetensi keaksaraan awal peserta didik; b. Mencermati setiap kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk mencermati tingkat kesukaran, sehingga menghasilkan urutan kompetensi dasar sesuai dengan tingkat kesulitan materi. Setelah melakukan analisis konteks, pendidik akan memperoleh kompetensi dasar yang sebaiknya dibelajarkan terlebih dahulu kepada peserta didik, selanjutnya kembangkan silabus berdasarkan konteks lokal dengan mempergunakan format berikut. Kompetensi Inti Sikap : Kompetensi Inti Pengetahuan : Kompetensi Inti Keterampilan : Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 14 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 15

14 Cara pengisian format silabus pembelajaran pendidikan keaksaraan usaha mandiri, sebagai berikut: a. Kompetensi dasar dituliskan dengan mengacu pada kompetensi dasar yang telah ditetapkan dan memperlihatkan keterkaitan antara kompetensi dasar pada ranah pengetahuan dan ranah keterampilan; b. Materi pokok ditetapkan dan disesuaikan dengan jenis usaha yang telah disepakati dengan peserta didik; c. Indikator dirumuskan dalam bentuk kata kerja operasional yang relevan dengan ranah pada kompetensi dasar. Satu kompetensi dasar dirumuskan minimal dalam dua indikator; d. Kegiatan pembelajaran berisi penjelasan tentang: 1) Keterpaduan kompetensi inti pengetahuan dengan kompetensi inti keterampilan pada setiap kompetensi dasar; 2) Integrasi kompetensi inti sikap pada setiap kompetensi dasar dalam setiap kegiatan pembelajaran; 3) Metode pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai dengan mempertimbangkan: Kesesuaian dengan tujuan belajar; Kesesuaian dengan materi belajar; Ketersediaan media, alat, bahan, dan sumber belajar; Kemampuan dan karakter belajar peserta didik; Ketersediaan waktu; Variasi belajar; Pola interaksi antara pendidik dengan peserta didik, dan diantara sesama peserta didik. e. Penilaian; minimal berisi penjelasan tentang teknik penilaian dan instrumen untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik; f. Alokasi waktu yang dipergunakan untuk mencapai setiap kompetensi dasar; g. Sumber dan media belajar yang dipergunakan untuk mempermudah penyampaian dan pemahaman terhadap materi belajar. Contoh Silabus Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya sehingga dapat berperilaku dan memiliki etika sebagai warga masyarakat yang baik. KI-2 : Menguasai pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang cara meningkatkan peran dan fungsi dalam kehidupan di masyarakat dengan memanfaatkan peluang sumber daya yang ada melalui aktivitas membaca, menulis, berbicara, dan berhitung dalam bahasa Indonesia KI-3: Mampu mengolah, menalar, dan menyaji pengetahuan yang diperoleh dalam praktik untuk kemandirian berkarya dalam menjalankan peran dan fungsi di masyarakat melalui aktivitas membaca, menulis, berbicara, dan berhitung dalam bahasa Indonesia. Kompetensi Dasar 2.1. Menggali informasi dari teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan untuk kemandirian minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana 3.1 Mengolah informasi dari teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan untuk kemandirian dalam bahasa Indonesia minimal 5 (lima) kalimat sederhana secara lisan dan tertulis Materi Pembelajaran Teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan (motivasi melakukan usaha, membuat produk, dsb) Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Membaca lancar teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana Menjawab pertanyaan tentang isi teks 3.1.1Menulis 5 (lima) kalimat sederhana berkaitan dengan jiwa kewirausahaan dengan jelas dan rapi Membacakan kembali isi tulisan dengan lancar Tutor melakukan penguatan ten tang pentingnya membaca dan menulis, dan berhitung untuk kegiatan usaha Peserta didik mem baca kali mat sederhana yang diberikan tutor dengan atau tanpa ban tu an gambar berkaitan dengan kegiatan usaha untuk penguatan Peserta didik dengan bimbingan tutor membaca minimal 7 (tujuh) kalimat sederhana berkaitan dengan jiwa kewirausahaan serta menjawab pertanyaan tentang isi bacaan Peserta didik menuliskan 5 (lima) kalimat sederhana tentang jiwa kewirausahaan dengan tulisan yang jelas dan rapi Peserta didik membaca kan hasil tulisan dengan nyaring Tutor memberikan motivasi tentang man faat kegiatan kewira usahaan untuk perbaikan kualitas hidup Sikap Keterbukaan dalam menerima informasi/ wawasan menge nai jiwa kewirausahaan Kerja keras dalam melaksa nakan tugas berkaitan dengan kegiatan mem baca dan menulis (tidak putus asa untuk mencoba terus menerus) Pengetahuan Kemampuan memahami isi teks dengan menjawab pertanyaan Keterampilan Kemampuan membaca lancar teks minimal 7 (tujuh) kalimat sederhana Kemampuan menuliskan 5 (lima) kalimat sederhana tentang jiwa kewirausahaan dengan jelas dan rapi Alokasi Sumber Waktu Belajar 8 JP Buku referensi Media cetak Modul KUM 16 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 17

15 2. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Prinsip Penyusunan RPP 1) RPP harus secara utuh memuat penjelasan setiap kompetensi dasar sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 2) 1 (satu) RPP dapat dilaksanakan untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. 3) Memperhatikan perbedaan dan karakteristik belajar peserta didik. Di dalam RPP pendidik harus menjelaskan penggunaan metode belajar yang bervariasi untuk mengantisipasi terdapatnya perbedaan tingkat kemampuan keaksaraan pada peserta didik. 4) Berpusat pada peserta didik. Pendidik harus menciptakan suasana belajar yang mendorong peserta didik untuk lebih aktif selama proses pembelajaran untuk menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh peserta didik. 5) Mengembangkan kemandirian belajar. Di dalam RPP, pendidik harus menjelaskan tentang penciptaan kondisi belajar yang membimbing peserta didik agar lebih aktif belajar mandiri dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru, menggunakan pengalaman nyata, kerjasama dan partispasi aktif dari semua peserta didik dalam kelompok belajar. 6) Berbasis konteks lokal. Pendidik harus menjadikan lingkungan sekitar sebagai tema yang dikaitkan dengan kegiatan usaha. Hal ini akan memudahkan peserta didik untuk mengenal materi yang akan dipelajari dan menjadi pintu masuk untuk melaksanakan pembelajaran membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi. 7) Memiliki keterkaitan antar kompetensi pengetahuan dengan kompetensi keterampilan yang dipadukan dengan kompetensi sikap dalam setiap kegiatan pembelajaran. 8) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. Di dalam RPP, pendidik harus menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menguatkan penguasaan materi belajar dan kegiatan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Kegiatan umpan balik dapat ditentukan berdasarkan hasil penilaian selama proses pembelajaran. 9) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Jika di kelompok belajar sudah terdapat media audio visual yang bisa dimanfaatkan sebagai media atau sumber belajar, maka pendidik harus mencantumkan dalam RPP tentang optimalisasi media tersebut untuk membantu dan mempermudah penyampaian materi, serta untuk menciptakan variasi belajar selama proses pembelajaran. b. Format RPP Nama Lembaga : Nama Rombongan Belajar : Desa/Kelurahan/Subdistrik : Kecamatan/distrik : Kab/kota/provinsi : Tema Belajar Sub Tema Kompetensi inti Kompetensi Dasar Indikator : : : : : Materi : Tujuan Pembelajaran : Metode Belajar : Media dan Sumber belajar : Alokasi Waktu : Kegiatan pembelajaran Pendahuluan Inti Penutup Penilaian Tindak Lanjut : : : : : Cara pengisian format RPP pendidikan keaksaraan usaha mandiri, sebagai berikut: 1) Menuliskan identitas lengkap, dari mulai nama lembaga, kelompok belajar, desa/kelurahan/subdistrik, kecamatan/distrik, kabupaten/kota dan provinsi. 18 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 19

16 2) Menjelaskan tema dan sub tema belajar. 3) Menuliskan kompetensi inti untuk menggambarkan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 4) Menuliskan kompetensi dasar untuk menginformasikan seperangkat kemampuan dalam mendukung pencapaian kompetensi inti yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dan sebagai acuan dalam perumusan indikator. 5) Menjelaskan indikator pencapaian kompetensi dengan cara; Memuat perilaku yang terukur dan/atau dapat di observasi; Menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu; Merumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional; Menjelaskan cakupan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 6) Menuliskan materi belajar sesuai dengan yang ditetapkan pada silabus pembelajaran. 7) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang berisi penjelasan mengenai hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik. 8) Menjelaskan metode belajar dengan mempertimbangkan: Kesesuaian dengan kompetensi dasar; Kesesuaian dengan materi belajar; Ketersediaan media, alat, bahan ajar, dan sumber belajar; Kemampuan dan karakteristik belajar peserta didik; Ketersediaan waktu; Variasi belajar; Pola interaksi antara pendidik dengan peserta didik, dan diantara sesama peserta didik. 9) Menginformasikan media dan sumber belajar yang akan dipergunakan untuk memfasilitasi dan mempermudah pencapaian materi belajar. 10) Menuliskan rencana penggunaan alokasi waktu yang sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dengan proporsi pembagian waktu yang ideal. 11) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang diuraikan dalam bentuk penjelasan prosedur sebagai berikut: Pendahuluan; berisi penjelasan tentang kegiatan: Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Mengaitkan kompetensi yang sudah dipelajari dan yang akan dipelajari. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. Inti; berisi proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik. Selain itu, pada kegiatan inti, pendidik harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari kompetensi inti sikap, antara lain; melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, kepedulian terhadap sesama, terbuka dalam membangun hubungan sosial, bertanggung jawab dalam melakukan usaha mandiri, disiplin dalam menjalankan usaha mandiri, dan bekerja keras dalam melakukan usaha mandiri. Penutup; berisi penjelasan tentang; a) aktivitas membuat rangkuman atau simpulan pelajaran, b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan d) menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. 12) Penilaian; mengungkapkan prosedur dan instrumen penilaian yang terdiri dari penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa Indonesia. 13) Tindak lanjut: menjelaskan bentuk tindak lanjut pembelajaran yang sebaiknya dilaksanakan, baik dalam bentuk remedial maupun pengayaan pembelajaran. Remedial merupakan kegiatan untuk mengatasi kesulitan belajar, tujuannya membantu peserta didik yang mengalami kesulitan atau belum tuntas menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Pengayaan merupakan kegiatan yang diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas belajar untuk menambah pengetahuan atau wawasan peserta didik. 20 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 21

17 Contoh RPP Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri Nama Lembaga : PKBM Harapan Indah Nama Rombongan Belajar : Jl. Dipati Ukur No. 9 Rt. 13/07 Desa/Kelurahan/Subdistrik : Senang Hati Kecamatan/distrik : Riang Gembira Kab/kota/provinsi : Bandung/Jawa Barat Tema Belajar : Kewirausahaan Sub Tema : Jiwa Wirausaha A. Kompetensi inti: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya sehingga dapat berperilaku dan memiliki etika sebagai warga masyarakat yang baik. 2. Menguasai pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang cara meningkatkan peran dan fungsi dalam kehidupan di masyarakat dengan memanfaatkan peluang sumber daya yang ada melalui aktivitas membaca, menulis, berbicara, dan berhitung dalam bahasa Indonesia. 3. Mampu mengolah, menalar, dan menyaji pengetahuan yang diperoleh dalam praktik untuk kemandirian berkarya dalam menjalankan peran dan fungsi di masyarakat melalui aktivitas membaca, menulis, berbicara, dan berhitung dalam bahasa Indonesia. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.3. Menunjukkan komitmen untuk membangun kebersamaan dalam mengembangkan peran dan fungsi dalam kehidupan di masyarakat. Indikator: Bersikap disiplin dalam menjalankan aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan usaha mandiri Bekerja keras dalam melakukan usaha mandiri Menggali informasi dari teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan untuk kemandirian minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana Indikator: Membaca lancar teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana Menjawab pertanyaan tentang isi teks penjelasan Mengolah informasi dari teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan untuk kemandirian dalam bahasa Indonesia minimal 5 (lima) kalimat sederhana secara lisan dan tertulis. Indikator: Menulis 5 (lima) kalimat sederhana berkaitan dengan jiwa kewirausahaan dengan jelas dan rapi Membacakan kembali isi tulisan dengan lancar. Materi : Teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan Alokasi Waktu : 8 jam Metode Belajar : Penugasan dan Tanya jawab Media dan Sumber Belajar : Gambar yang berkaitan dengan jiwa kewirausahaan Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik dapat: 1. Bersikap disiplin dalam menjalankan aktivitas seharihari yang berhubungan dengan usaha mandiri. 2. Bekerja keras dalam melakukan usaha mandiri. 3. Membaca lancar teks penjelasan tentang jiwa kewirausahaan minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana 4. Menjawab pertanyaan tentang isi teks. 5. Menulis 5 (lima) kalimat sederhana berkaitan dengan jiwa kewirausahaan dengan jelas dan rapi. 6. Membacakan kembali isi tulisan dengan lancar Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (4 JP) Pendahuluan Pendidik mengajak peserta didik untuk berdoa bersama. Pendidik mengondisikan pembelajaran dengan menanyakan kabar peserta didik. Pendidik menginformasikan kompetensi yang akan dibelajarkan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik menginformasikan penilaian yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Inti: Pendidik menayangkan gambar yang berkaitan dengan kegiatan kewirausahaan. Pendidik membacakan kisah sukses seorang pengusaha lokal yang telah sukses. Pendidik dan peserta didik bertanya jawab tentang isi gambar dan cerita dengan penekanan pada jiwa kewirausahaan (kerja keras, disiplin, jujur). Pendidik melakukan penguatan tentang pentingnya membaca dan menulis dalam kegiatan usaha. Peserta didik membaca kalimat sederhana yang diberikan pendidik dengan atau tanpa bantuan gambar berkaitan dengan jiwa kewirausahaan. Peserta didik menjawab pertanyaan tentang isi bacaan (minimal tujuh kalimat sederhana) secara lisan. Penutup: Peserta didik dan pendidik menyimpulkan hasil pembelajaran. Peserta didik diminta untuk mengungkapkan hasil pembelajaran (apa yang sudah bisa dan belum). Pendidik dan peserta didik berdoa bersama. Pertemuan II (4 JP) Pendahuluan Pendidik mengajak peserta didik untuk berdoa bersama. Pendidik mengondisikan pembelajaran dengan menanyakan kabar peserta didik. Pendidik menginformasikan kompetensi yang akan dibelajarkan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik menginformasikan penilaian yang akan dilakukan dalam pembelajaran. 22 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 23

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

2 Menetapkan : Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3

2 Menetapkan : Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3 No. 1264, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Pendidikan Keaksaraan Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI

PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pasca tahun 015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan pendidikan global,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR

PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan pendidikan global, yaitu

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan. Agenda pendidikan tahun 2030, komitmen dunia untuk mendukung kesempatan

Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan. Agenda pendidikan tahun 2030, komitmen dunia untuk mendukung kesempatan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Tema Kehutanan

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Tema Kehutanan Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Tema Kehutanan Seri 1 Membaca dan Menulis Huruf Seri 2 Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri 3 Belajar Berhitung Permulaan Seri 4 Membaca dan Menulis Teks Sederhana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan 32 SILABUS PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP Mekanisme Pengembangan RPP 1. Perencanaan Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan

Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan pendidikan global, yaitu memastikan pendidikan yang

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017 Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN

Lebih terperinci

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Harris Iskandar Direktur Jenderal Disampaikan pada Rapat Koordinasi BAN PAUD dan PNF dan BAP PAUD dan PNF Tahun 2017 Bogor, 23 November

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa untuk membina dan mengembangkan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis 67 BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di SMP Muhammadiyah 3 Ampel Boyolali Perencanaan adalah proses dasar

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L No. 1449, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Sentra Pemberdayaan Pemuda. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SENTRA PEMBERDAYAAN PEMUDA DENGAN

Lebih terperinci

Penataan Kelembagaan PKBM

Penataan Kelembagaan PKBM Penataan Kelembagaan PKBM Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) serta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

Kelompok Materi: Pokok

Kelompok Materi: Pokok Silabus Pelatihan SILABUS PELATIHAN Kelompok Materi: Pokok 127 Materi Pelatihan: 2.3.b. Review Hasil Praktik Pembelajaran dan Penilaian Alokasi Waktu: 2 JP ( 90 menit) No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS Ir. Agus Pranoto Basuki, M.Pd KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PAUD

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal PNFI Depdiknas i Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global sehingga mampu mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi 1 i ii SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Disampaikan pada Temu Koordinasi Penyelenggara Program Pendidikan Masyarakat Bandung, 30 April 2015 oleh: Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

Kelompok Materi: Pokok

Kelompok Materi: Pokok Silabus Pelatihan Silabus Pelatihan Kelompok Materi: Pokok 119 Materi Pelatihan Alokasi Waktu : 2.3.a. Praktik Pembelajaran dan Penilaian : 6 JP ( 270 menit) No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan dan Teknik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Harris Iskandar Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Disampaikan pada Rakornas BAN PAUD dan PNF Tahun 2018 Yogyakarta, 22

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas, uji coba lebih luas dan uji validasi,

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI Disampaikan pada Kegiatan Workshop Saka Widya Budaya Bakti Di Pekanbaru Riau tgl 9 April 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan dengan telah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : TUGASKU SEHARI-HARI Nama Sekolah : Kelas / Semester : II / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat : a. bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PARTISIPATIF DI LINGKUP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MESUJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 1. BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT PEMBERANTASAN TRIBUTA DAN PENGANGKATAN MURID PUTUS SEKOLAH KABUPATEN BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan, sebagai

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN TEMU KOORDINASI PENYELENGGARA PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN TEMU KOORDINASI PENYELENGGARA PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN TEMU KOORDINASI PENYELENGGARA PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT Ida M Kosasih Kepala Sub Direktorat Pembelajaran dan Peserta Didik Direktorat Bindikmas DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP KD Bagian D 4.12 Memerankan isi fabel/ legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar Indikator

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP KD Bagian D 4.12 Memerankan isi fabel/ legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar Indikator Nama : Moch. Hasan Bhasri Prodi : Pendidikan Bahasa Indonesia NIM : 170141004 Nama Sekolah : SMK Bhasri Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/2 Alokasi Waktu : 8 JP RENCANA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP PANDUAN PENGEMBANGAN RPP 1. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.539,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN KRISTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami hambatan sehingga program-program yang diluncurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami hambatan sehingga program-program yang diluncurkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah buta aksara sebagai suatu masalah nasional sampai saat ini masih belum tuntas sepenuhnya. Berbagai usaha dalam upaya penanggulangannya masih mengalami

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2 KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : SDN MANUKAN KULON Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru NIP / NIK : EKO BUDIYONO

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN. Oleh: Fitta Ummaya Santi

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN. Oleh: Fitta Ummaya Santi PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN Oleh: Fitta Ummaya Santi Fitta Ummaya Santi SASARAN Peserta didik program pendidikan keaksaraan dasar adalah penduduk buta aksara, usia 15-59 tahun Tutor Memiliki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa mengakses informasi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap positifnya. Akibatnya,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 131 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS aspek perilaku yang berhubungan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi 1 Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi i ii Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi SAMBUTAN Direktur

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat : a. bahwa pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENETAPAN CAPAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015 DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran C. Sosiologi Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG Kegiatan Belajar 5 : Med PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Penulis: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si Penelaah: Prof. Dr. rer. nat. Sadjidan,

Lebih terperinci