PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR"

Transkripsi

1

2 PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR i

3 KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan pendidikan global, yaitu memastikan pendidikan yang inklusif, adil dan bermutu, serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Tujuan tersebut untuk menyelesaikan agenda Pendidikan Untuk Semua (PUS) dan Millenium Development Goals (MDGs), serta menjawab sebagai tantangan nasional. Kesepakatan yang dibuat ini lebih dikenal dengan Agenda Pendidikan 2030 Agenda Pendidikan 2030 disusun berdasarkan prinsip bahwa pendidikan merupakan komoditi masyarakat, hak azasi manusia, dan dasar penjaminan hak-hak lainnya. Secara lebih tegas, Agenda pendidikan 2030 memuat komitmen untuk mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua, pada seluruh lingkungan dan tingkat pendidikan. Hal ini termasuk penjaminan kepastian bagi semua remaja dan orang dewasa, terutama anak perempuan untuk memperoleh tingkat keterampilan keaksaraan, serta memberikan mereka berbagai kesempatan pembelajaran, pendidikan dan pelatihan. Sejalan dengan Agenda Pendidikan 2030, layanan pendidikan masyarakat memegang peran strategis dan penting. Hal ini disebabkan karena secara nasional masih terdapat sebesar 3,86% atau penduduk usia tahun buta aksara, dua pertiga di antaranya adalah perempuan (PDSP, Kemdikbud,2014) Agar dapat menjangkau seluruh sasaran tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat berupaya memperluas sekaligus meningkatkan mutu pendidikan masyarakat melalui keragaman layanan program, seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan orang dewasa, dan pendidikan berkelanjutan yang terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup, peningkatan minat dan budaya baca, pemberdayaan perempuan, pendidikan keluarga, pengarusutamaan gender bidang pendidikan, dan penataan kelembagaan. ii PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR iii

4 Saya menyambut baik diterbitkannya panduan penyelenggaraan pendidikan keaksaraan, bahan ajar, dan perangkat belajar lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan meningkatkan kualitas layanan pendidikan masyarakat. KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Jakarta, Juli 2015 Direktur Jenderal Ir. Harris Iskandar, Ph.D. NIP Agenda pendidikan tahun 2030, komitmen dunia untuk mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua, pada seluruh lingkungan dan tingkat pendidikan. Termasuk penjamin kepastian bagi semua remaja dan orang dewasa, terutama anak perempuan untuk memperoleh tingkat keterampilan keaksaraan fungsional yang relevan dan diakui serta memberikan mereka berbagai kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi orang dewasa. Sejalan dengan itu, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, memperluas berbagai layanan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan bagi para remaja, orang dewasa, dan komunitas masyarakat dikemas dalam berbagai program antara lain pendidikan keaksaraan, peningkatan budaya baca masyarakat, pendidikan kesetaraan orang dewasa, pendidikan kecakapan hidup perempuan,dan pendidikan berkelanjutan. Dalam rangka pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan keaksaraan dan kesetaraan maka perlu di rumuskan norma, standar, prosedur, kriteria (NSPK) dalam bentuk panduan, petunjuk teknis, bahan ajar, dan perangkat pembelajaran lainnya sebagai acuan di lapangan. Kami memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah menyusun dokumen tersebut, untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan yang lebih berkualitas. Semoga panduan, petunjuk teknis, dan perangkat pembelajaran tersebut yang telah disusun dengan kesungguhan, dan keikhlasan dapat bermanfaat untuk kita semua, semoga Allah SWT memberikan rakhmat dan hidayahnya kepada kita semua, Amin. Jakarta, Juli 2015 Direktur Dr. Erman Syamsuddin NIP iv PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN A AAN DASAR v

5 DAFTAR ISI Kata Sambutan... iii Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Alur Penyelenggaraan dan Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Dasar.. viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Tujuan, Manfaat, dan Dampak... 2 D. Sasaran Pengguna... 3 E. Pengertian... 3 BAB II PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR... 4 A. Penyelenggara... 4 B. Rekruitmen Pendidik dan Tenaga Kependidikan... 5 C. Orientasi/Pelatihan Pendidik... 5 D. Rekruitmen dan Penilaian Awal Peserta Didik... 6 E. Penyusunan Program Kerja... 6 F. Penyiapan Sarana dan Prasana Pembelajaran... 7 G. Pembiayaan... 7 BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR... 8 A. Kompetensi Lulusan... 8 B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar... 8 C. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Silabus Pembelajaran Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 11 D. Pelaksanaan Pembelajaran Prinsip pembelajaran Penerapan pembelajaran orang dewasa E. Penggunaan Metode, Media dan Sumber Belajar F. Penguatan Motivasi Belajar G. Peningkatan Budaya Baca dalam Pembelajaran BAB IV PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR A. Penilaian Proses Pembelajaran B. Tindak Lanjut Pembelajaran C. Penilaian Akhir BAB V MONITORING, EVALUASI, DAN PENGAWASAN PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR A. Monitoring B. Evaluasi C. Pengawasan D. Tindak Lanjut E. Indikator Keberhasilan Program BAB VI PENUTUP Pustaka Acuan Lampiran-Lampiran: Lampiran 1: Contoh Kalender Pendidikan Keaksaraan Dasar Lampiran 2: Contoh Format Administrasi Kelompok/Rombongan Belajar Pendidikan Keaksaraan Dasar Lampiran 3: Contoh Silabus Pendidikan Keaksaraan Dasar Lampiran 4: Contoh RPP Pendidikan Keaksaraan Dasar Lampiran 5: Contoh Instrumen Penilaian Sikap Peserta Didik Lampiran 6: Contoh Instrumen Monitoring, Evaluasi dan Pengawasan Program vi PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR vii

6 BAB I PENDAHULUAN ALUR PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR A. Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 amandemen ke-iv menyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan oleh karena itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang merata dan bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki setiap peserta didik tanpa memandang status sosial, etnis dan gender. Namun, kondisi dan karakteristik geografi, ekonomi, serta sosial budaya Indonesia sebagai sebuah negara kesatuan yang luas dan multikultural merupakan tantangan untuk terciptanya layanan pendidikan yang merata dan bermutu, salah satu dampaknya adalah terjadi permasalahan buta aksara. Mengacu pada data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sumber PDSP), sampai dengan tahun 2013 masih terdapat sekitar 3,86% dari keseluruhan penduduk Indonesia buta aksara. Mayoritas penyandang buta aksara tersebut adalah kaum perempuan dari keluarga miskin yang berdomilisi di wilayah perdesaan yang mayoritas berusia diantara tahun. Upaya yang selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menuntaskan permasalahan buta aksara adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan dasar yang bertujuan untuk melayani penduduk buta aksara supaya memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung dalam bahasa Indonesia. Salah satu upaya pemerintah untuk menjaga kualitas proses dan pencapaian tujuan pendidikan keaksaraan dasar tersebut adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 86 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar. Sebagai bentuk dukungan terhadap penerapan Permendikbud tersebut agar lebih aplikatif dan implementatif, maka Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan menyusun Panduan Penyelenggaraan dan Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Dasar untuk mendorong terciptanya pendidikan keaksaraan dasar yang mampu berkontribusi terhadap penurunan jumlah penduduk buta aksara, peningkatan minat baca, penjaminan mutu program pendidikan keaksaraan dasar, serta mendukung terhadap pelaksanaan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) 9 tahun. viii PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 1

7 B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA). 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Acuan Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP- PWB/PBA). 5. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal. 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 86 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar. C. Tujuan, Manfaat, dan Dampak 1. Tujuan a. Memberikan pemahaman kepada para penyelenggara supaya mempunyai kemampuan untuk mengelola program pendidikan keaksaraan dasar. b. Memberikan pengetahuan kepada para pendidik supaya terampil mengelola pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar. 2. Manfaat a. Terdapatnya acuan bagi para penyelenggara dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memonitoring, mengevaluasi, mengawasi dan menindaklanjuti program pendidikan keaksaraan dasar. b. Terdapatnya acuan bagi para pendidik untuk mempersiapkan, melaksanakan, menilai, dan menindaklanjuti pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar. 3. Dampak a. Terciptanya program yang berkualitas sehingga mampu berkontribusi terhadap penurunan jumlah buta aksara dan peningkatan kualitas hidup lulusan pendidikan keaksaraan dasar. b. Terciptanya program pendidikan keaksaraan dasar yang berkontribusi terhadap pelaksanaan program Wajar Dikdas 9 tahun. c. Terciptanya pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar yang efektif, interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan dapat memotivasi peserta didik untuk membentuk sikap, mengembangkan pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan membaca, menulis, berhitung, serta berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. D. Sasaran Pengguna 1. Penyelenggara program pendidikan keaksaraan dasar. 2. Pendidik program pendidikan keaksaraan dasar. 3. Pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun daerah yang berkompeten dalam penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan dasar. E. Pengertian 1. Pendidikan keaksaraan dasar adalah layanan pendidikan bagi penduduk buta aksara agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung dalam bahasa Indonesia, dan menganalisa sehingga memberikan peluang untuk aktualisasi potensi diri. 2. Pengelolaan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan pendidikan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pelaporan pertanggungjawaban agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan program pendidikan. 3. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan/atau sumber belajar pada satuan pendidikan. 4. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan program, atau menyelesaikan program. 5. Kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 6. Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai kompetensi lulusan. 7. Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. 8. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu sekurang-kurangnya mencakup KI, KD, materi pokok, indikator, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. 2 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 3

8 BAB II PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR A. Penyelenggara Penyelenggara mempunyai fungsi untuk merencanakan, melaksanakan, memonitoring, mengendalikan, dan mengevaluasi untuk menjaga dan meningkatkan mutu program pendidikan keaksaraan dasar. Penyelenggara program pendidikan keaksaraan dasar berasal dari unsur masyarakat atau unsur lain yang peduli terhadap permasalahan buta aksara, baik secara perorangan maupun lembaga. Secara kelembagaan, pendidikan keaksaraan dasar dapat dikelola oleh: 1. Satuan pendidikan nonformal; PKBM, LKP, Kelompok Belajar dan Majelis Taklim; 2. Satuan pendidikan nonformal sejenis; Rumah Pintar, Balai Belajar Bersama, Lembaga Bimbingan Belajar, Sanggar Kegiatan Belajar, Pesantren, serta bentuk lembaga lain yang berkembang di masyarakat; 3. Satuan pendidikan formal; SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK dan Perguruan Tinggi (untuk kondisi tertentu). Untuk menjaga akuntabilitas dan kualitas pendidikan keaksaraan dasar, maka penyelenggara harus memiliki kriteria dan persyaratan sebagai berikut: 1. Memiliki izin operasional/surat keterangan/surat rekomendasi dari pejabat berwenang dan mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota/Provinsi; 2. Memiliki alamat, pengurus, dan struktur organisasi yang jelas; 3. Memiliki data calon pendidik dan calon peserta didik; 4. Memiliki sarana dan prasarana pendukung program; 5. Nomor rekening atas nama lembaga; 6. Memiliki NPWP atas nama lembaga; 7. Memiliki program kerja. B. Rekruitmen Pendidik dan Tenaga Kependidikan Penyelenggara berkewajiban untuk merekrut unsur yang kompeten dalam pengelolaan program pendidikan keaksaraan dasar, meliputi: 1. Pendidik; bertugas dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran keaksaraan dasar, memiliki kriteria: a. Diprioritaskan pendidikan minimal SMA/sederajat; b. Berdomisili di sekitar lokasi pembelajaran; c. Berpengalaman dalam mendidik/melatih orang dewasa; d. Pernah mengikuti pelatihan/orientasi pendidik keaksaraan dasar. 2. Tenaga kependidikan; minimal terdiri atas ketua dan sekretaris, serta disarankan melibatkan penilik dan/atau unsur dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan kegiatan evaluasi dan pengawasan. Tenaga kependidikan yang direkrut diprioritaskan memiliki kriteria sebagai berikut: a. Pendidikan minimal SMA/sederajat; b. Berdomisili di sekitar penyelenggaraan program; c. Berpengalaman dalam menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan dasar; d. Pernah mengikuti pelatihan/orientasi yang berkaitan dengan program pendidikan keaksaraan dasar. Dari hasil rekruitmen pendidik dan tenaga kepandidikan, penyelenggara berkewajiban untuk menerbitkan Surat Keputusan (SK) yang disertai penjelasan tugas dan wewenang masing-masing unsur, serta keterangan masa berlakunya SK. C. Orientasi/Pelatihan Pendidik Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan penyelenggara pendidikan keaksaraan dasar berkewajiban untuk melaksanakan orientasi/pelatihan pendidik yang ditandai dengan pemberian sertifikat dan bertujuan untuk menumbuhkan atau meningkatkan kompetensi pendidik, terutama berkenaan dengan: 1. Standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar, dan silabus pendidikan keaksaraan dasar; 2. Pembelajaran orang dewasa; 3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 4. Strategi dan metode pembelajaran keaksaraan; 5. Pengembangan media dan sumber belajar keaksaraan dasar; 6. Penilaian pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar. 4 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 5

9 D. Rekruitmen dan Penilaian Awal Peserta Didik Pendidik dan tenaga kependidikan program pendidikan keaksaraan dasar berkewajiban untuk melaksanakan: 1. Rekruitmen peserta didik; penduduk buta aksara berusia 15 tahun ke atas, diprioritaskan berumur tahun dengan kriteria: a. Belum bisa membaca, menulis, dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia secara fungsional; b. Belum bisa melakukan keterampilan berhitung; c. Bersedia mengikuti pembelajaran sesuai kontrak/kesepakatan belajar. 2. Penilaian awal; bertujuan mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam membaca, menulis dan berhitung, serta berguna untuk mengetahui klasifikasi calon peserta didik, apakah: a. Buta aksara murni; tidak mampu sama sekali membaca dan menulis huruf, kata, kalimat dan lambang bilangan; b. Buta aksara parsial; sudah tumbuh beberapa kemampuan beraksara, namun masih memerlukan penguatan baik dalam kompetensi membaca, menulis, maupun berhitung dengan mempergunakan bahasa Indonesia. Dari hasil rekruitmen dan penilaian awal peserta didik, penyelenggara wajib menyerahkan data calon peserta didik kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat untuk kemudian ditembuskan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan untuk menjadi data base nasional. E. Penyusunan Program Kerja Penyelenggara bekerjasama dengan pendidik dan tenaga kependidikan dalam menyusun program kerja pendidikan keaksaraan dasar yang terdiri atas: 1. Waktu belajar; pendidikan keaksaraan dasar dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan dan karakteristik belajar peserta didik. Sebagai acuan penyusunan program belajar, proses pembelajaran dapat dilaksanakan dalam rentang waktu 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) bulan dengan alokasi waktu belajar minimal 114 menit, terdiri atas belajar membaca dan menulis ± 80 jam dan belajar berhitung ± 34 jam; 2. Jadwal belajar; disepakati bersama peserta didik dengan mempertimbangkan kesiapan belajar dan waktu luang peserta didik; 3. Kontrak dan aturan belajar; berisi kesepakatan dan komitmen untuk terlibat aktif, dan aturan-aturan yang harus ditaati selama proses pembelajaran keaksaraan dasar; 4. Jumlah rombongan belajar; ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan rasio untuk jumlah pendidik dan jumlah peserta didik keaksaraan dasar maksimal 1:10; 5. Kalender pendidikan; memuat penjelasan tentang rincian waktu, kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu belajar efektif dan hari libur (contoh terlampir). F. Penyiapan Sarana dan Prasana Pembelajaran Penyelenggara program pendidikan keaksaraan dasar dapat memanfaatkan sarana yang tersedia di lingkungan sekitar untuk menunjang proses pembelajaran. Sarana tersebut antara lain: 1. Perabot belajar; papan tulis, spidol/kapur, tempat duduk, meja belajar, lemari/ rak; 2. Peralatan pembelajaran; buku tulis, ATK, buku laporan hasil belajar, buku induk peserta didik, kalender pendidikan, jadwal belajar, silabus, RPP, buku tamu, dll (terlampir) 3. Media pembelajaran; bahan ajar, modul pembelajaran, poster, media ajar cetak/audio visual; 4. Sumber belajar; media cetak, kejadian/fakta, pengalaman belajar, dll. Untuk menunjang proses pembelajaran, pendidikan keaksaraan dasar dapat dilaksanakan di gedung-gedung sekolah, balai desa, tempat ibadah, rumah penduduk, atau fasilitas lain yang layak dengan mempertimbangkan kriteria: 1. Berdekatan dengan tempat tinggal peserta didik; 2. Cukup untuk minimal satu rombongan belajar (10 orang); 3. Rapi dan bersih; 4. Cukup cahaya dan sirkulasi udara; 5. Memberikan keleluasaan gerak, komunikasi pandangan dan pendengaran; 6. Dilengkapi papan nama kelompok belajar. G. Pembiayaan Penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan dasar dapat dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), swadaya masyarakat, dan sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat. 6 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 7

10 BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR A. Kompetensi Lulusan Lulusan program pendidikan keaksaraan dasar, diharapkan: 1. Memiliki perilaku dan etika yang mencerminkan sikap orang beriman dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan lingkungan keluarga, masyarakat dan alam dalam kehidupan sehari-hari; 2. Menguasai pengetahuan faktual tentang cara berkomunikasi melalui bahasa Indonesia dan berhitung untuk melakukan aktivitas sehari-hari dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat; 3. Mampu menggunakan bahasa Indonesia dan keterampilan berhitung untuk melakukan aktivitas sehari-hari dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat. B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Dimensi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Sikap Menjalankan ibadah Mampu melakukan ibadah sesuai dengan agama sesuai dengan agama dan dan kepercayaan masing-masing. kepercayaan masing-masing Mampu menunjukan sikap santun dalam sehingga dapat berperilaku dan memiliki etika sebagai berkomunikasi dan taat pada aturan yang disepakati. warga masyarakat yang baik. Mampu menunjukan sikap jujur dalam berkomunikasi dan berhitung pada kehidupan sehari-hari. Pengetahuan Menguasai pengetahuan faktual tentang cara mendengar, membaca, menulis, dan ber bicara dalam bahasa Indonesia, serta berhitung untuk menyelesaikan masalah sehari-hari Menguasai teknik membaca. Mengenal teks personal tentang identitas diri. Mengenal teks deskripsi minimal 3 (tiga) kalimat sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Mengenal teks informasi sederhana dalam bentuk poster yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. Mengenal teks narasi pendek minimal 3 (tiga) kalimat sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Mengenal teks petunjuk/arahan minimal 3 (tiga) kalimat yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. Dimensi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Mengenal bilangan (1-1000), uang, dan operasinya dalam kehidupan sehari-hari. Mengenal dan membaca satuan panjang, berat, isi, dan waktu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan Mampu membaca, menulis, berbicara dan berhitung untuk mendukung aktivitas di lingkungan keluarga dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari Membaca suku kata dan kata yang terdiri atas huruf vokal dan konsonan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Membaca lancar teks minimal 3 (tiga) kalimat sederhana dan memahami isinya. Menulis kata dan kalimat sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Menulis teks personal tentang identitas diri. Menulis teks deskripsi tentang penggambaran sebuah objek (benda, hewan, tumbuhan, atau orang) dalam bahasa Indonesia minimal 3 (tiga) kalimat sederhana berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Menulis teks informasi dalam bentuk poster menggunakan bahasa Indonesia. Menulis teks narasi minimal 3 (tiga) kalimat yang di dalamnya terdapat kalimat majemuk berdasarkan gambar tunggal atau gambar seri. Menulis teks petunjuk/arahan tentang kehidupan sehari-hari minimal 3 (tiga) kalimat dengan atau tanpa bantuan gambar. Melakukan dan menggunakan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan sampai dua angka dalam kehidupan sehari-hari. Memperkirakan atau membulatkan hasil perhitungan dalam kehidupan sehari-hari. Mengukur dan menggunakan satuan ukuran panjang, jarak, berat, dan waktu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, serta menafsirkan hasil pengukuran. C. Perencanaan Pembelajaran 1. Mengembangkan Silabus Pembelajaran Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan telah menyusun silabus pendidikan keaksaraan dasar yang bersifat umum, karenanya masih memungkinkan untuk dikembangkan oleh pendidik dengan mempertimbangkan kesesuaian karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik, serta karakteristik lingkungan tempat peserta didik berdomisili. Namun sebelum mengembangkan silabus, pendidik pertama kali harus melakukan analisis konteks dengan cara: 8 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 9

11 a. Menganalisis hasil penilaian awal yang memperlihatkan tingkat kompetensi keaksaraan awal peserta didik; b. Mencermati setiap kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk mencermati tingkat kesukaran, sehingga menghasilkan urutan kompetensi dasar sesuai dengan tingkat kesulitan materi. Setelah melakukan analisis konteks, maka pendidik akan memperoleh kompetensi dasar yang sebaiknya dibelajarkan terlebih dahulu kepada peserta didik, kemudian kembangkanlah silabus yang konteks lokal dengan mempergunakan format berikut ini. Kompetensi Inti Sikap : Kompetensi Inti Pengetahuan : Kompetensi Inti Keterampilan : Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Cara pengisian format silabus, sebagai berikut: a. Kompetensi dasar dituliskan dengan mengacu pada kompetensi dasar yang telah ditetapkan dan memperlihatkan keterkaitan antara kompetensi dasar pada ranah pengetahuan dan ranah keterampilan; b. Materi pokok ditetapkan dan disesuaikan dengan karakteristik lingkungan alam, sosial dan budaya tempat peserta didik berdomisili; c. Indikator dirumuskan dalam bentuk kata kerja operasional yang relevan dengan ranah pada kompetensi dasar. Satu kompetensi dasar dirumuskan minimal dalam dua indikator; d. Kegiatan pembelajaran berisi penjelasan tentang: 1) Keterpaduan kompetensi inti pengetahuan dengan kompetensi inti keterampilan pada setiap kompetensi dasar; 2) Integrasi kompetensi inti sikap pada setiap kompetensi dasar dalam setiap kegiatan pembelajaran; 3) Metode pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai. e. Penilaian; minimal berisi penjelasan tentang teknik penilaian dan instrumen untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik; f. Alokasi waktu yang dipergunakan untuk mencapai setiap kompetensi dasar; g. Sumber dan media belajar yang dipergunakan untuk mempermudah penyampaian dan pemahaman terhadap materi belajar. 2. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Prinsip Penyusunan RPP 1) RPP harus secara utuh memuat penjelasan setiap kompetensi dasar sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 2) Satu RPP dapat dilaksanakan untuk satu kali pertemuan atau lebih. 3) Memperhatikan perbedaan dan karakteristik belajar peserta didik. Dengan kata lain, di dalam RPP pendidik harus menjelaskan penggunaan metode belajar yang bervariasi untuk mengantisipasi terdapatnya perbedaan tingkat kemampuan keaksaraan pada peserta didik. 4) Berpusat pada peserta didik. Pendidik harus menjelaskan suasana belajar yang mendorong peserta didik untuk lebih aktif selama proses pembelajaran untuk menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh peserta didik. 5) Mengembangkan kemandirian belajar. Di dalam RPP, Pendidik harus menjelaskan tentang penciptaan kondisi belajar yang mengkondisikan peserta didik lebih aktif belajar mandiri dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya, menggunakan pengalaman nyata, kerjasama dan partispasi aktif dari semua peserta didik dalam kelompok belajar. 6) Berbasis konteks. Pendidik harus menjelaskan bahwa tema belajar yang dituangkan dalam RPP berasal dari lingkungan sekitar dan aktivitas keseharian peserta didik agar memudahkan peserta didik untuk mengenal materi yang akan dipelajari untuk kemudian dijadikan sebagai pintu masuk untuk melaksanakan pembelajaran membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi. 7) Memiliki keterkaitan antar kompetensi dasar pengetahuan dengan kompetensi dasar keterampilan yang dipadukan dengan kompetensi dasar sikap dalam setiap kegiatan pembelajaran. Di dalam RPP pendidik harus menjelaskan menghubungkan antara materi pembelajaran dan situasi sehari hari di keluarga dan masyarakat serta mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki dalam penerapan kehidupan mereka sehari-hari. 10 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 11

12 8) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. Di dalam RPP pendidik harus menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menguatkan penguasaan materi belajar dan kegiatan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Bisa berupa penilaian tertulis, lisan, maupun penilaian dalam bentuk praktik, serta bentuk pemberian penghargaan kepada peserta didik, baik secara lisan melalui ucapan positif maupun melaui tindakan positif yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Selain itu di dalam RPP, pendidik harus menjelaskan kegiatan tindak lanjut berupa remedial maupun pengayaan, tergantung dari situasi pembelajaran yang diperkirakan akan terjadi dan tingkat penguasaan materi belajar oleh peserta didik. 9) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Jika di kelompok belajar sudah terdapat media audio visual yang bisa dimanfaatkan sebagai media atau sumber belajar, maka pendidik harus menjelaskan dalam RPP tentang optimalisasi media tersebut untuk membantu dan mempermudah penyampaian materi, serta untuk menciptakan variasi belajar selama proses pembelajaran. b. Format RPP Nama Lembaga : Nama Rombongan Belajar : Desa/Kelurahan/Subdistrik : Kecamatan/distrik : Kab/kota/provinsi : Tema Belajar Sub Tema Kompetensi inti Kompetensi Dasar Indikator : : : : : Materi : Tujuan Pembelajaran : Metode Belajar : Media dan Sumber belajar : Alokasi Waktu : Kegiatan pembelajaran Pendahuluan Inti Penutup Penilaian Tindak Lanjut : : : : : c. Cara pengisian format RPP 1) Menuliskan identitas lengkap, dari mulai nama lembaga, kelompok belajar, desa/kelurahan/subdistrik, kecamatan/distrik, kabupaten/kota dan provinsi. 2) Menjelaskan tema dan sub tema belajar. 3) Menuliskan kompetensi inti untuk menggambarkan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mencakup kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 4) Menuliskan kompetensi dasar untuk menginformasikan seperangkat kemampuan dalam mendukung pencapaian kompetensi inti yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dan sebagai acuan dalam perumusan indikator. 5) Menjelaskan indikator pencapaian kompetensi dengan cara; a) Memuat perilaku yang terukur dan/atau dapat di observasi; b) Menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu; c) Merumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional; d) Menjelaskan cakupan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 6) Menuliskan materi belajar sesuai dengan yang ditetapkan pada silabus pembelajaran. 7) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang berisi penjelasan mengenai hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik. 8) Menjelaskan metode belajar dengan mempertimbangkan: a) Kesesuaian dengan kompetensi dasar; b) Kesesuaian dengan materi belajar; c) Ketersediaan media, alat, bahan, dan sumber belajar; d) Kemampuan dan karakteristik belajar peserta didik; e) Ketersediaan waktu; f) Variasi belajar; g) Pola interaksi antara pendidik dengan peserta didik, dan diantara sesama peserta didik. 12 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 13

13 9) Menginformasikan media dan sumber belajar yang akan dipergunakan untuk memfasilitasi dan mempermudah pencapaian materi belajar. 10) Menuliskan rencana penggunaan alokasi waktu yang sesuai keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dengan proporsi pembagian waktu yang ideal. 11) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang diuraikan dalam bentuk penjelasan prosedur sebagai berikut: a) Pendahuluan; berisi penjelasan tentang kegiatan: Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Mengaitkan kompetensi yang sudah dipelajari dan yang akan dipelajari. Menyampikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b) Inti; menjelaskan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik. Selain itu, pada kegiatan inti, pendidik harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari kompetensi inti sikap, antara lain; mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja keras, kerjasama, toleransi, disiplin, taat aturan dan menghargai pendapat orang lain. c) Penutup; berisi penjelasan tentang; a) aktivitas membuat rangkuman atau simpulan pelajaran, b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan d) menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. d) Penilaian; mengungkapkan prosedur dan instrumen penilaian yang terdiri dari penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa Indonesia. e) Tindak lanjut: menjelaskan bentuk tindak lanjut pembelajaran yang sebaiknya dilaksanakan, bisa dalam bentuk remedial maupun pengayaan pembelajaran. D. Pelaksanaan Pembelajaran 1. Prinsip pembelajaran a. Partisipatif; pembelajaran harus mampu memobilisasi peserta didik untuk melakukan beragam tindakan atau perbuatan sehingga dapat mengembangkan ragam keterampilan yang bermanfaat untuk memperbaiki mutu kehidupan dan tarap hidup peserta didik. b. Kontekstual; materi pembelajaran harus sesuai dengan situasi sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat. c. Konteks lokal; bahan belajar harus digali dari konteks lokal serta bermanfaat bagi kehidupan peserta didik. d. Kooperatif dan kolaboratif; mengelola peserta didik belajar dalam kelompok kecil untuk bekerja sama dengan kemampuan bervariasi dan mengutamakan penghargaan pada kerja kelompok daripada perorangan, serta menekankan pembelajaran kegiatan pemecahan masalah. e. Tematik; tema belajar yang dapat dikembangkan harus relevan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik, supaya hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna, meningkatkan keterampilan berfikir sesuai dengan persoalan dan konteks yang dihadapi peserta didik. f. Desain lokal; unsur-unsur pokok berkaitan penyajian pembelajaran pendidikan keaksaraan seperti tujuan, kelompok sasaran, bahan belajar, sarana belajar, kegiatan belajar, waktu dan tempat, dan unsur-unsur penting lainnya harus dirancang sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi lokal tempat peserta didik berdomisili. g. Fungsionalisasi hasil belajar; pembelajaran seyogyanya dimulai dari halhal yang telah diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik, sehingga pengalaman, kemampuan, minat, dan kebutuhan belajar mereka hendaknya menjadi dasar dalam menjalin hubungan yang harmonis dan dinamis antara pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. h. Fleksibel; bisa memodifikasi dan/atau mengubah rencana pembelajaran, waktu pembelajaran yang disesuaikan dengan dinamika, karena kemungkinan terdapat peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah maupun keheterogenan lainnya. 2. Penerapan pembelajaran orang dewasa a. Pengkondisian peserta didik 1) Setiap akan dimulai atau penggantian tema belajar, pendidik berkewajiban untuk menjelaskan kepada peserta didik tentang materi yang akan dipelajari, tujuan belajar, proses belajar yang akan dilaksanakan dan hasil belajar yang diharapkan. 14 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 15

14 2) Menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan proses pembelajaran, bisa dengan mempergunakan pola duduk dalam: Bentuk lingkaran; memungkinkan peserta didik dapat berinteraksi berhadap-hadapan secara langsung; Bentuk U; memungkinkan pendidik untuk bergerak dinamis ke segala arah dan berinteraksi secara langsung dengan peserta didik. Bentuk V; memberikan sudut pandang/fokus baru bagi peserta didik; Setengah lingkaran; mengurangi kebosanan peserta didik yang terbiasa duduk secara berderet. 3) Menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik. 4) Memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons serta hasil belajar peserta didik selama pembelajaran berlangsung. 5) Mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. 6) Memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan dengan mengacu pada RPP. 7) Menghindari kegiatan membosankan yang dapat mengendurkan semangat belajar supaya tidak mengganggu aktivitas dan kreativitas peserta didik. b. Perilaku pendidik 1) Berbicara Volume dan intonasi suara pendidik dalam pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik. Menggunakan kata-kata santun, dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Mengurangi informasi yang tidak penting. Berbicara dengan penuh semangat dan tidak mengeluarkan kalimat yang bernada negatif atau keluhan. Berbicara dengan jelas ucapannya dan tidak tergesa-gesa. Memperhatikan irama berbicara, selingan dengan tinggi rendahnya suara dan tekanan nada pada bagian-bagian yang penting. Memperhatikan apa yang pantas dan tidak pantas dibicarakan kepada peserta didik. 2) Bertanya Memberikan pertanyaan yang jelas dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Memberikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Tidak menyalahkan apapun jawaban dari peserta didik, melainkan memberikan respon yang ramah dan menyenangkan, walaupun peserta didik salah memberikan jawaban. Hindari memberikan pertanyaan yang ditujukan untuk perseorangan dan sesering mungkin memberikan pertanyaan untuk semua peserta didik. Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya. 3) Sikap Tidak memberi label pada peserta didik yang lamban belajar. Berpakaian sopan, bersih, dan rapi. Menjadi teladan dalam berpikir, bersikap dan bertindak. Menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam selama pembelajaran. Sabar dan telaten dalam membimbing, mengarahkan, dan melatih peserta didik. E. Penggunaan Metode, Media dan Sumber Belajar Keberhasilan pendidikan keaksaraan dasar sangat dipengaruhi oleh penggunaan metode, media, dan sumber belajar dalam proses pembelajarannya. 1. Pendekatan dan strategi belajar a. Participatory Rural Appraisal (PRA); contoh penerapan pembelajaran keaksaraan melalui PRA adalah kegiatan menyusun peta desa. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan peta sebagai strateginya sangat efektif untuk merangsang kegiatan membaca, menulis, dan berhitung. b. Refl ect; dilakukan melalui daur refleksi-aksi dan refleksi kembali. Dengan menggunakan daur ini diharapkan akan tumbuh kesadaran peserta didik untuk responsif terhadap kenyataan hidup dan lingkungan, serta dapat bertindak untuk meningkatkan mutu kehidupan dan memperbaiki lingkungannya. c. Problem possing; menggunakan pertanyaan-pertanyaan penting untuk membuka pintu diskusi, pertanyaan kunci ini dapat digunakan untuk menganalisis dan memunculkan masalah serta potensi pemecahannya. d. Belajar Dari Pengalaman Sendiri (BDPS); mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang pengetahuan dan situasi setempat, pengalaman belajar membaca, menulis, berhitung, dan menganalisis serta merencanakan kegiatan untuk meningkatkan berbagai potensi yang ada pada lingkungan setempat. 16 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 17

15 e. Pembelajaran berbasis teks; strategi belajarnya mempergunakan empat langkah sebagai berikut: 1) Membangun konteks; mengajak peserta didik untuk mengamati teks dan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan teks, kemudian mengeksplorasi kandungan teks serta nilai-nilai yang tersirat di dalamnya; 2) Membentuk model teks; peserta didik didorong untuk meningkatkan rasa ingin tahu dengan memperhatikan simbol, bunyi, tata bahasa dan makna supaya peserta didik mengenali ciri-ciri materi yang sedang dipelajari; 3) Membangun teks bersama-sama; peserta didik diajak untuk mencoba membangun teks dengan cara berkolaborasi dalam kelompok yang bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam membuat sebuah teks; 4) Membangun teks secara mandiri; mengajak peserta didik untuk membuat teks baru secara individu. 2. Metode belajar, antara lain: a. Abjad; mempelajari aksara dengan cara merangkaikan huruf-huruf yang dilafalkan dalam abjad; b. Transliterasi; mengalihkan atau menyamakan bunyi tulisan dari satu bentuk ke bentuk lain; c. Kata kunci; mengenalkan bentuk dan lafal kata; d. Drill; melakukan hal yang sama berulang-ulang dengan tujuan untuk memperkuat suatu kemampuan supaya menjadi permanen; e. Pendekatan Pengalaman Berbahasa (PBB); menguraikan suatu kalimat menjadi kata, kemudian kata diuraikan menjadi suku kata, dan suku kata diuraikan menjadi per huruf. Selanjutnya huruf disusun kembali menjadi suku kata, menjadi kata, dan akhirnya menjadi kalimat. f. Global; bentuk, lafal dan arti dari kalimat, kemudian kalimat diuraikan menjadi kata per kata, suku kata dan huruf. g. Struktur Analitik Sintetik (SAS); hampir sama dengan metode global, bedanya metode global dalam penguraian tidak begitu mementingkan perangkaian huruf menjadi kalimat, sedangkan SAS mementingkan perangkaian sesudah penguraian. h. Asosiasi; huruf dan angka yang diperkenalkan dikaitkan dengan sesuatu yang telah dikenal oleh peserta didik. 3. Teknik belajar, antara lain: mengeblat, menjiplak, menghubungkan titik-titik, belajar melalui formulir, membaca melalui bacaan sederhana, dan bermain peran. 4. Media belajar a. Kriterianya antara lain: 1) Sesuai dengan kompetensi dasar, metode, potensi dan kondisi lingkungan peserta didik; 2) Mudah dipahami oleh peserta didik; 3) Menarik dan membangkitkan minat belajar peserta didik; 4) Mudah dan murah pembuatanya; 5) Merangsang partisipasi peserta didik; 6) Memotivasi peserta didik untuk semangat belajar. b. Bentuk dan jenis, antara lain: 1) Poster tunggal; terdiri dari satu lembar yang dapat memuat satu gambar atau beberapa gambar. 2) Poster seri; serangkaian poster yang satu mempunyai keterkaitan cerita. 3) Poster abjad; lembaran yang memuat abjad (huruf a sampai dengan z). 4) Poster lipat; terdiri atas satu atau dua lipatan, masing-masing lipatan menggambarkan tentang keadaan yang berlawanan atau mempunyai kesan negatif dan positif. 5) Kartu tempel; sejumlah kartu yang berisi pesan dalam bentuk angka, huruf, suku kata, kata dan gambar tertentu. 5. Sumber belajar a. Bentuknya, antara lain: 1) Formulir-formulir; 2) Artikel dan surat kabar/majalah; 3) Media elektronik; 4) Lingkungan alam sekitar; 5) Benda; segala benda yang memungkinkan orang belajar; 6) Orang; memiliki keahlian tertentu; 7) Buku yang dapat dibaca secara oleh peserta didik; 8) Peristiwa dan fakta yang terjadi. b. Teknik pengembangan 1) Mandiri Memilih dan mengumpulkan sumber yang tersedia di lingkungan sekitar dan relevan dengan materi belajar. Mengadaptasikan bahan tersebut ke dalam bentuk bahan belajar mandiri dengan mengikuti strategi pembelajaran yang telah disusun dalam RPP. 18 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 19

16 2) Konvensional Mengubah berita/informasi di surat kabar/majalah yang relevan dengan materi belajar. Menyederhanakan dan memodifikasi bahan ajar yang telah tersedia supaya lebih adaptif dengan karakter peserta didik. F. Penguatan Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan hal yang amat penting bagi pemerolehan kompetensi keaksaraan peserta didik. Dalam hal ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban pendidik untuk senantiasa dapat memelihara dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Berikut beberapa teknik motivasi belajar yang dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar: 1. Melaksanakan kegiatan praktik keterampilan membuat atau memproduksi sesuatu sebagai perangsang belajar bagi peserta didik yang tetap mengintegrasikan prosesnya dengan belajar membaca, menulis, berhitung, serta berkomunikasi dalam bahasa Indonesia; 2. Memberikan hadiah kepada peserta didik yang menunjukkan kemajuan belajar. Misalnya memberikan hadiah murah tapi bermakna sebulan sekali kepada peserta didik yang nilai belajarnya paling tinggi dari hasil pelaksanaan penilaian formatif, namun harus hati-hati karena berpotensi menciptakan kompetisi; 3. Mempergunakan metode belajar yang beragam selama proses pembelajaran supaya tidak menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar peserta didik; 4. Menciptakan proses belajar yang cocok dengan peserta didik dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar; 5. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, tidak mendikte dan cenderung mendukung peserta didik untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya untuk menumbuhkan motivasi untuk belajar; 6. Tidak berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas di kelompok belajar dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat menurunkan semangat peserta didik yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat peserta didik yang bersangkutan merasa dirinya gagal; 7. Jangan biarkan peserta didik berjuang sendiri dalam belajar, sampaikan pada mereka apa yang perlu dilakukan, buatlah peserta didik yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya; 8. Hindari kompetisi antar pribadi, kurangi peluang dan kecenderungan untuk membanding-bandingkan antara peserta didik satu dengan yang lain; 9. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Peserta didik akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan negatif; 10. Antusias dalam mengajar merupakan faktor penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik. Bila pendidik terlihat bosan dan malas, kemungkinan peserta didik akan menunjukkan hal serupa; 11. Peduli terhadap peserta didik, perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai dan cobalah membangun hubungan yang positif dengan peserta didik. G. Peningkatan Budaya Baca dalam Pembelajaran Kemampuan dan keterampilan membaca merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan lain yang lebih tinggi. Berikut ini beberapa strategi meningkatkan minat baca yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar: 1. Membaca permulaan; bertujuan memberikan kemampuan dasar untuk membaca, dengan cara mengenalkan peserta didik terhadap huruf dan mengubah huruf menjadi suara; 2. Membaca bersuara; bertujuan untuk menambah kelancaran peserta didik dengan cara mengubah lambang-lambang tertulis menjadi suara atau ucapan yang mengandung makna. Contohnya membaca kata atau kalimat yang terdapat dalam teks informasi, teks deskripsi. Dalam kegiatan membaca dengan mempergunakan teknik ini yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vokal maupun konsonan, nada ucapan, penguasaan tanda-tanda baca, pengelompokan kata, dan ekspresi dengan mempergunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Peserta didik diberi waktu ± 5 menit untuk membaca teks sederhana yang disajikan dengan caranya sendiri; b. Peserta didik diberi kesempatan menanyakan kata-kata yang dianggap baru atau sulit yang belum diketahui maknanya supaya peserta didik terbantu dalam menghayati maksud teks; c. Melakukan tanya jawab dan pendidik menjelaskan struktur kalimat yang dianggap baru atau sulit, termasuk cara memenggal dan mengucapkan kalimat; d. Pendidik memberikan contoh membaca yang baik dengan menonjolkan 20 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 21

17 pelafal kata, pemenggalan, lagu kalimat dan ekspresi yang dapat dilaksanakan dengan cara menunjuk dua atau tiga orang peserta didik yang dianggap cakap dalam membaca; e. Mengadakan tanya jawab ringan tentang isi teks, berurutan dari baris pertama sampai dengan terakhir. Cara ini bermanfaat untuk menolong peserta didik dalam menghayati maksud teks yang disajikan; f. Peserta didik diberikan kesempatan membaca secara bergiliran. 3. Membaca di luar kelompok belajar; bertujuan untuk merangsang peserta didik supaya membaca teks sederhana di luar kelompok belajar dengan harapan dapat menumbuhkan motivasi dan minat baca peserta didik. Langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut: a. Pendidik mempersiapkan teks sederhana, bisa bersumber dari materi ajar maupun bisa bersumber dari surat kabar, maupun membuat sendiri sesuai dengan apa yang terjadi di lingkungan peserta didik; b. Memberikan teks yang telah dipersiapkan kepada peserta didik dan menugaskan peserta didik untuk membaca di rumahnya masing-masing; c. Memberitahukan peserta didik jika pada pertemuan berikutnya, mereka akan diminta untuk menceritakan kembali teks yang dibacanya. 4. Mendengarkan cerita yang dibacakan pendidik; bertujuan untuk merangsang peserta didik supaya lebih termotivasi dalam belajar membaca. 5. Menyelenggarakan lomba membaca dan menulis; bertujuan untuk merangsang peserta didik supaya termotivasi membaca dalam rangka mempersiapkan lomba-lomba yang diselenggarakan di kelompok belajar. Misalnya lomba membaca dan menulis puisi, lomba membaca dan menulis cerita rakyat, lomba membaca dan menulis resep masakan, dan lomba membaca surat kabar. Kegiatan membaca dilaksanakan secara rutin di awal, di tengah, maupun di akhir setiap sesi pembelajaran dengan tema-tema teks berbeda sesuai dengan materi yang diajarkan. Oleh karena itu, kegiatan membaca perlu dikembangkan secara terencana sebagai usaha untuk mempercepat pencapaian kompetensi keaksaraan peserta didik, serta membantu terciptanya masyarakat yang gemar membaca. BAB IV PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR A. Penilaian Proses Pembelajaran Penilaian merupakan proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis selama dan setelah proses pembelajaran. Dalam pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar, pendidik harus melakukan penilaian berkenaan dengan: 1. Kompetensi sikap, dapat dilaksanakan dengan cara: a. Observasi; dilakukan secara berkesinambungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati (contoh terlampir); b. Penilaian diri; meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi keaksaraan. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri (contoh terlampir); c. Jurnal; berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan perilaku selama mengikuti proses pembelajaran. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi (contoh terlampir). 2. Kompetensi pengetahuan, dapat dilakukan dengan cara: a. Tes tulis; tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian, dll; b. Tes lisan; pertanyaan yang diberikan pendidik secara lisan sehingga peserta didik menjawab pertanyaan tersebut secara lisan juga. Jawaban dapat berupa kata, kalimat maupun paragraf yang diucapkan; c. Penugasan; berupa pekerjaan rumah, baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. 3. Kompetensi keterampilan, dapat dilakukan dengan cara: a. Penilaian kinerja; meminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas; b. Penilaian projek; tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu; 22 PANDUAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 23

PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI

PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan pendidikan global,

Lebih terperinci

2 Menetapkan : Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3

2 Menetapkan : Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3 No. 1264, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Pendidikan Keaksaraan Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Tema Kehutanan

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Tema Kehutanan Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Tema Kehutanan Seri 1 Membaca dan Menulis Huruf Seri 2 Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri 3 Belajar Berhitung Permulaan Seri 4 Membaca dan Menulis Teks Sederhana

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP Mekanisme Pengembangan RPP 1. Perencanaan Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

SILABUS PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014

SILABUS PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014 SILABUS PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014 KATA PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan. Agenda pendidikan tahun 2030, komitmen dunia untuk mendukung kesempatan

Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan. Agenda pendidikan tahun 2030, komitmen dunia untuk mendukung kesempatan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI

PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pasca tahun 015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan pendidikan global,

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH A. Pandangan tentang Pembelajaran Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK Kode: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati Jenjang Sekolah: T/P : 2/2 SMA/MA/SMA-LB/SMK I. Kompetensi 1. Memahami model kooperatif 2. Memahami model pembelajaran berbasis masalah 3. Memahami

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA, DAN TUNALARAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2 KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : SDN MANUKAN KULON Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru NIP / NIK : EKO BUDIYONO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : TUGASKU SEHARI-HARI Nama Sekolah : Kelas / Semester : II / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa untuk membina dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini nantinya akan bertujuan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis 67 BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di SMP Muhammadiyah 3 Ampel Boyolali Perencanaan adalah proses dasar

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 1 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA, DAN TUNALARAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017 Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN TEMU KOORDINASI PENYELENGGARA PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN TEMU KOORDINASI PENYELENGGARA PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN TEMU KOORDINASI PENYELENGGARA PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT Ida M Kosasih Kepala Sub Direktorat Pembelajaran dan Peserta Didik Direktorat Bindikmas DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 28 November 2012 SILABUS Kelas I Tema 2 : Kegemaranku Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 SILABUS KELAS: 1 TEMA: KEGEMARANKU KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL di SMK PI AMBARRUKMO dilaksanakan terhitung dari 1 Juli sampai dengan 15 September 2014. Uraian tentang pelaksanaan program PPL tersebut sebagai

Lebih terperinci

Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan

Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan pendidikan global, yaitu memastikan pendidikan yang

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA 59 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Perencanaan Pembelajaran Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen pengumpulan data yang berupa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) serta

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015 DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.877, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pendidikan Nonformal. Satuan. Pendirian. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2 Disusun Oleh: Nama : Muhammad Rois Amin NIM : 13108241176 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2011 Perencanaan Mengkaji dan memetakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum. PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa mengakses informasi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap positifnya. Akibatnya,

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 G. URAIAN PROSEDUR KEGIATAN 18 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : MI IMAMI Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru : Alinatul Khusna, S.Pd.I

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Biner Ambarita Abstrak Standar proses pembelajaran dapat terpenuhi jika sumber daya memenuhi tuntutan proses

Lebih terperinci

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan, sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PARTISIPATIF DI LINGKUP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MESUJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci