BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keamanan Koleksi Perpustakaan Keamanan Masalah keamanan (security) merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kelestarian koleksi perpustakaan. Karena menjaga keamanan koleksi termasuk tindakan pelestarian dan perawatan bahan pustaka. Kegiatan ini merupakan upaya perlindungan agar koleksi yang ada dapat digunakan dan di manfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Sebelum meninjau lebih jauh tentang keamanan koleksi, ada baiknya terlebih dahulu memahami makna dari keamanan dan juga koleksi itu sendiri. Menurut Salim (2008 : 2071) Keamanan adalah perlindungan dari bencana, kehilangan, kerugian, dan sebagainya. Sedangkan Reitz (2004 : ) menyatakan bahwa keamanan (security) adalah : In the operation of libraries and archives, a general term encompassing all the equipment, personnel, practices, and procedures used to prevent the theft or destruction of materials and to protect patrons and employees from the harmful actions of persons intent on mischief. Large libraries and library systems often appoint a library security officer to develop and implement a security plan. Arti pendapat di atas yaitu Keamanan dalam operasi perpustakaan dan arsip, istilah umum yang mencakup semua peralatan, personel, praktik, dan prosedur yang digunakan untuk mencegah pencurian atau pengrusakan bahan dan untuk melindungi pengguna dan karyawan dari tindakan berbahaya dari orang yang bermaksud melakukan kejahatan. Perpustakaan besar dan sistem 6

2 perpustakaan sering menunjuk seorang petugas keamanan perpustakaan untuk mengembangkan dan menerapkan rencana keamanan. Selain pendapat di atas Ajegbomogun yang dikutip oleh Ayoung (2014 : 57) menyatakan bahwa Collections security encompasses a holistic approach at protecting resources against un-authorized removal or loss and disasters. Pendapat di atas dapat diartikan bahwa keamanan koleksi meliputi pendekatan secara menyeluruh untuk melindungi sumberdaya yang ada terhadap yang tidak berkepentingan atau pencegahan kehilangan dan bencana. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa keamanan adalah suatu istilah yang terdiri dari peralatan, personel, praktik, dan prosedur yang pada prinsipnya digunakan untuk melindungi sumberdaya yang ada di perpustakaan agar tidak terjadi pencurian koleksidan terhindar dari orang yang berniat melakukan kerusakan Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan merupakan aset berharga yang harus tetap dijaga seutuh mungkin, karena memanfaatkan koleksi perpustakaan adalah tujuan utama pengguna datang ke perpustakaan dan memanfaatkan fasilitas yang ada, apabila koleksi tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna, sudah tentu pengguna perlahanlahan akan meninggalkan perpustakaan dan tidak memanfaatkannya. Menurut Suwarno (2014 : 38) yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah Semua hal yang mengandung informasi yang disimpan dan disajikan oleh perpustakaan. 7

3 Sedangkan menurut Yulia (2009: 5), Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka Selain itusoeatminah (1992 : 18) menyatakan bahwa koleksi adalah bahan pustaka berupa buku, non buku ataupun manuskrip yang dihimpun oleh perpustakaan Selain pendapat di atas dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa Koleksi pepustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang terdiri dari karya tulis, karya cetak, maupun karya rekam yang dikumpulkan, diolah, disimpan, dan dilayankan kepada pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna Jenis Koleksi Perpustakaan Jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan haruslah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan beragam jenis koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan, maka akan semakin banyak pula sumber informasi yang dimiliki perpustakaan tersebut. Menurut Yulia (2010: 5) koleksi perpustakaan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 8

4 1. Tercetak a. Buku/monograf adalah terbitan yang mempunyai satu kesatuan yang utuh, dapat terdiri dari satu jilid atau lebih. Terbitan yang termasuk dalam kelompok ini adalah buku, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. b. Bukan Buku 1) Terbitan berseri adalah terbitan yang diterbitkan terusmenerus dalam jangka waktu terbit tertentu, dapat berupa harian, mingguan, bulanan, dan sebagainya. 2) Peta. 3) Gambar. 4) Brosur, pamflet, booklet. 5) Makalah, merupakan karya yang mempunyai nilai sementara, tidak diolah sebagaimana bahan pustaka lainnya. 2. Tidak tercetak a. Rekaman gambar, seperti film, video, CD, mikrofilm, dan mikrofis. b. Rekaman suara, seperti piringan hitam, CD, kaset. c. Rekaman data magnetik/digital, seperti karya dalam bentuk disket, CD dan pangkalan data, dan yang dikemas secara online Sedangkan menurut Tarto yang dikutip oleh Suwarno (2014 : 60-61) koleksi perpustakaan terdiri dari : 1. Karya cetak berupa buku teks, buku refrensi (rujukan) seperti ensiklopedia, kamus, almanak, annual, direktori, manual, handbook, biografi, sumber geografi, terbitan pemerintah seperti peraturan perundang-undangan, laporan penelitian, terbitan berkala berupa majalah, bulletin, jurnal dan surat kabar. 2. Karya rekam berupa kaset audio,vcd, CD, CD-ROM pengetahuan, video cassette, televisi, dsb. 3. Media elektronik yang disebut tidak di rekam atau non recorded yaitu media penyimpanan informasi berupa pangkalan data yang tayangkan melalui monitor komputer, misalnya internet. Selain pendapat di atas dalam buku perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (2004 : 51) jenis koleksi yang harus di miliki sebuah perpustakaan adalah: 1. Koleksi rujukan 2. Bahan ajar 3. Terbitan berkala 4. Terbitan pemerintah 9

5 5. Selain terbitan pemerintah, koleksi yang menjadi minat khusus perguruan tinggi seperti sejarah daerah, budaya daerah, atau bidang khusus lainnya. 6. Apabila memiliki dana yang cukup perpustakaan tidak hanya menghimpun buku, jurnal, dan sejenisnya yang tercetaktetapi juga menghimpun koleksi pandang dengar seperti film, slide, kaset video, serta media elektronik. 7. Bahan bacaan untuk rekreasi intelektual Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai macam jenis, tidak hanya berbentuk cetak tetapi ada juga berbentuk elektronik dan audio-visual Sistem Keamanan Koleksi di Perpustakaan Setelah mengetahui makna dari keamanan dan koleksi di atas, maka dapat dijabarkan mengenai sistem keamanan koleksi yang ada di perpustakaan. Bahan pustaka atau sering disebut koleksi merupakan unsur pokok suatu perpustakaan, selain gedung atau ruangan, tenaga, peralatan dan anggaran. Bahan pustaka memerlukan pelestarian dan pengamanan agar koleksi yang dimiliki tetap terjaga sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam jangka waktu yang lama. Dengan bertambahnya koleksi buku di perpustakaan dan berbagai macam aturan yang diterapkan terhadap pengguna perpustakaan maka muncul perilaku pengguna yang menyimpang yaitu menyalahgunakan koleksi. Perilaku penyalahgunaan koleksi selain merugikan pihak perpustakaan, sebenarnya juga merugikan pengguna lain bahkan dapat merugikan diri sendiri. Jadi upaya yang dilakukan perpustakaan sebagai tindakan pencegahan (prefentif) dari penyalahgunaan koleksi tersebut dengan cara menerapkan sistem keamanan. Sistem keamanan koleksi di perpustakaan mencakup semua peralatan, personel, 10

6 praktik, dan prosedur yang digunakan untuk mencegah terjadinya pencurian koleksi di perpustakaan. Seperti yang dinyatakan Reitz (2004 : 643) Sistem Keamanan merupakan : an electronic alarm system installed at the entrance and exit of a library facility to detect the unauthorized removal of library materials (theft). Most security systems use a swing-arm or pair of uprights called a security gate, activated by a magnetic strip affixed to each item, which must be desensitized by circulation staff at the time an item is checked out to avoid triggering the alarm. Arti pendapat di atas menyatakan bahwa Sistem keamanan merupakan sistem alarm elektronik yang dipasang di pintu masuk dan keluar dari fasilitas perpustakaan untuk mendeteksi penghapusan yang tidak sah dari bahan pustaka (pencurian). Kebanyakan sistem keamanan menggunakan swing-arm atau sepasang uprights disebut gerbang keamanan, diaktifkan dengan strip magnetik yang ditempelkan pada setiap item, yang harus peka oleh staf sirkulasi pada saat item diperiksa untuk menghindari memicu alarm. Sedangkan Totterdell (1998 : ) menyatakan bahwa : The modern library, however, is likely to rely for the security of its stock on electronic security systems, of which there are a number on the market..libraries and information units operate systems such as these in a variety of ways. Some choose to insert triggers into all stock, some into only a percentage of it. If library staff are not trained to respond sensitively, customer relationships may suffer. Arti pendapat di atas menyatakan bahwa Perpustakaan modern, bagaimanapun, adalah mungkin mengandalkan untuk keamanan koleksinya pada sistem keamanan elektronik, yang ada di sejumlah pasar.perpustakaan dan unit informasi mengoperasikan sistem seperti ini dalam berbagai cara. Beberapa memilih untuk memasukkan pemicu ke semua koleksi, beberapa hanya ke 11

7 sebagian. Jika staf perpustakaan tidak dilatih untuk merespon sensitif, hubungan pelanggan mungkin menderita. Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa untuk mencapai keamanan koleksi di perpustakaan secara total tidak hanya mengandalkan sistem keamanan elektronik saja, namun di bantu dengan adanya staff keamanan yang mengawasi dan menjalankan sistem keamanan elektronik dengan prosedur yang benar Tujuan dan Manfaat Penerapan Sistem Keamanan Sistem keamanan di suatu bangunan bertujuan untuk melindungi fasilitasfasilitas dalam gedung dari pihak yang tidak berkepentingan. Di perpustakaan, koleksi merupakan salah satu fasilitas yang disediakan untuk dimanfaatkan oleh pengguna dan harus dilindungi dari tangan yang tidak bertanggung jawab. Seperti yang dinyatakan Nihuka (2014 : 2) bahwa : Securing and protecting the materials in collections can help libraries provide an effective service in response to the information needs of the university community. Security management implies the need for libraries to provide, maintain and secure its collection to ensure long life, accessibility and effective provision of services to users. Pendapat di atas dapat diartikan bahwa mengamankan dan melindungi bahan pustaka dapat membantu memberikan pelayanan yang efektif dalam memenuhi kebutuhan informasi dari komunitas universitas. Management keamanan menyiratkan bahwa perpustakaan perlu menyediakan, memelihara, serta mengamankan koleksi yang ada dan memastikan koleksi tersebut berumur panjang, mudah di akses dan menyediakan layanan yang efektif kepada pengguna. 12

8 Sedangkan Philip (2013 : 5) berpendapat bahwa : The goal of the security system in the libraries should be to provide a safe and secure capability for library employees, library resources and equipment, and library patrons. At the same time, the security system must perform these functions as seamlessly as possible, without interfering with the library s objective of easily and simply providing patron services. Arti dari pendapat di atas yaitu tujuan dari sistem keamanan di perpustakaan harus memberikan kemampuan yang aman dan aman bagi karyawan perpustakaan, sumberdaya perpustakaan dan peralatan dan pengguna perpustakaan. Pada saat yang sama, sistem keamanan harus menjalankan fungsinya sebaik mungkin, tanpa mengganggu tujuan perpustakaan dan hanya memberikan layanan perlindungan. Selain pendapat di atas North East Document Conservation Center (NEDCC) Amerika Serikat menyatakan bahwa : An security system serves three main purposes. First, the mere presence of a system can act as a deterrent to crime. Second, if an intrusion occurs, it will be detected. Finally, the system will notify appropriate personnel, making apprehension of the intruder possible. Pendapat di atas dapat di artikan sebagai suatu sistem keamanan memberikan tiga tujuan utama. Pertama, penggunaan sistem bersifat sebagai pencegah kejahatan. Kedua, jika gangguan terjadi, hal tersebut akan terdeteksi. Ketiga, sistem akan memberitahukan pada personil yang tepat, dan memberikan rasa takut kepada penyusup. Dari ketiga pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan penerapan sistem keamanan koleksi di perpustakaan adalah sebagai tindakan pencegahan terjadinya kejahatan di perpustakaan, dan berupaya melindungi dan mengamankan seluruh sumberdaya, fasilitas, dan peralatan yang ada di perpustakaan, guna 13

9 memberikan rasa aman dan nyaman kepada pustakawan saat bekerja dan pengguna yang datang berkunjung ke perpustakaan. Penerapan sistem keamanan di perpustakaan tidak hanya memberikan manfaat bagi pihak perpustakaan tetapi juga bagi penggunanya. Manfaat sistem keamanan di perpustakaan antara lain : 1. Menciptakan suasana aman dan nyaman 2. Sumberdaya perpustakaan terlindungi dan berumur panjang 3. Memudahkan dalam pencarian koleksi 4. Memberikan pelayanan yang efektif kepada pengguna 5. Memberikan kepuasan kepada pengguna Aspek Sistem Keamanan Dalam menjaga keamanan secara total di suatu bangunan ada beberapa aspek sistem keamanan yang perlu di perhatikan. Seperti yang dinyatakan Syaikhu (2011 : 37) ada tiga aspek dalam sistem keamanan, yaitu: 1. Keamanan fisik (physical security) perpustakaan, yang mencakup arsitektur, staf keamanan, dan perangkat keras, seperti perlindungan pada pintu dan jendela. 2. Penggunaan teknologi keamanan seperti barcode, radio frequency identification (RFID), dan closed circuit television (CCTV); dan 3. Kebijakan keamanan, prosedur, dan rencana Keamanan Fisik Keamanan fisik yaitu semua hal yang berhubungan langsung dengan perpustakaan mulai dari dalam perpustakaan, luar, serta staf perpustakaannya. Seperti yang dinyatakan Syaikhu (2011 : 37) bahwa Pengamanan koleksi perpustakaan mencakup keamanan lingkungan fisik perpustakaan. Dalam hal ini, keamanan fisik perpustakaan perlu mempertimbangkan berbagai aspek, seperti arsitektur, petugas keamanan, dan pengamanan bangunan fisik perpustakaan. 14

10 Setiap aspek yang dipertimbangkan tersebut akan di uraikan pada uraian berikut : 1). Pertimbangan arsitektur Perencanaan arsitektur dalam pembangunan perpustakaan perlu dilakukan secara tepat untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Selain itu dengan perencanaan yang tepat, pustakawan dapat dengan mudah mengawasi dan mengontrol koleksi yang ada. Sehingga kemungkinan terjadinya penyalahgunaan terhadap koleksi tersebut dapat di minimalisir. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan arsitektur perpustakaan adalah pintu masuk, dan sirkulasi. Tujuannya untuk menciptakan suasana yang aman serta mendukung aspek pengawasan, sebagaimana dinyatakan oleh McGinty (2008 : 118) bahwa : Theft prevention in building design starts with planning where circulation and security desks will be located to monitor book detection systems and control movement of patrons as they enter and leave the building. Arti pendapat di atas adalah : untuk pencegahan pencurian dalam perencangan bangunan dimulai dengan perencanaan dimana sirkulasi dan meja keamanan akan bekerjasama memonitor sistem pendeteksian buku dan pengendalian gerakan pengguna saat mereka memasuki dan meninggalkan perpustakaan. Syaikhu (2011 : 38) juga menyatakan bahwa Selain sirkulasi ruangan yang umumnya berhubungan dengan keamanan perpustakaan adalah ruang penyimpanan arsip, koleksi khusus, ruang baca koleksi khusus, ruang baca untuk anak-anak, peralatan keamanan, dan pusat kontrol bangunan. Namun pintu masuk dan keluar perpustakaan harus mendapat perhatian khusus karena berkaitan dengan kemungkinan terjadinya pencurian bahan pustaka. 15

11 Sebagai tambahan, untuk penempatan tanda-tanda seperti tanda pintu masuk, keluar perpustakaan, dan tanda peringatan/imbauan harus diletakkan dengan tepat dan jelas. 2). Personil Keamanan Personil keamanan di harapkan mendapatkan predikat sebagai personil keamanan tersebut melalui suatu lembaga pendidikan, baik formal maupun tidak. Karena dengan demikian beliau telah memiliki kualifikasi, tingkatan dan mempunyai kode etik serta uraian tugas yang jelas. Staf keamanan di perpustakaan yang profesional sangat dibutuhkan dalam mengemban tugas melestarikan koleksi sebuah perpustakaan. Hal tersebut erat hubungannya dengan kegiatan perpustakaan dalam melakukan kegiatan sirkulasi bahan pustakaagar tetap lestari dan didayagunakan secara terus-menerus. Menurut Joko (2001 : 5) ada beberapa aturan yang wajib diketahui pustakawan saat bekerja di perpustakaan, antara lain : 1. Melakukan semua kegiatan tanpa kecurangan. Hal ini mencakup pencurian atau penyalahgunaan data, piranti keras dan lunak, serta pasokan bahan-bahan pustaka, informasi dan dokumentasi. 2. Menghindari segala tindakan yang mengkompromikan integritas mereka. Misalnya pemalsuan catatan dan dokumen, modifikasi program dan file tanpa ijin. 3. Menghindari segala tindakan yang mungkin menciptakan situasi berbahaya pada kompleksitas keamanan perpustakaan baik asset yang tersimpan didalamnya, dan mekanisme sistem yang ada dari kerusakan. 4. Memelihara hubungan yang baik dengan mitra kerja, pemakai, dan atasan baik pada lini fungsional dan struktural. 5. Tugas pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan permintaan pengguna, manajemen dan harus sesuai dengan standar kinerja, yang berorientasikan kepada Total Quality Management (TQM). 6. Berpegang teguh pada peraturan kerja. 16

12 7. Melindungi kerahasiaan dan informasi yang peka misalnya rahasia dagang, rahasia negara dan lain-lain. Sedangkan menurut Syaikhu (2011 : 38) Tim keamanan sebagai bagian dari perencanaan keamanan perpustakaan perlu mengevaluasi kebutuhan petugas keamanan, baik selama jam kerja normal maupun setelah perpustakaan ditutup. Selain itu tugas utama dari personil keamanan yaitu : 1. Melakukan patroli di dalam gedung perpustakaan 2. Melakukan patroli secara berkala di ruang baca dan rak-rak penyimpanan koleksi. 3. Memantau keadaan ruang perpustakaan melalui CCTV. 4. Mengamati gerak-gerik pemustaka yang mencurigakan. 5. Mengadakan pengawasan di luar gedung perpustakaan untuk mencegah pencurian koleksi dari jendela-jendela yang terbuka. Dari pendapat di atas dapat di ketahui bahwa personil keamanan merupakan kelompok petugas yang ditugaskan mengawasi, mengamankan dan melindungi asset serta lingkungan perpustakaan dari setiap gangguan keamanan. Sebaiknya gunakan personil keamanan yang professional, dengan demikian beliau telah memiliki kualifikasi, tingkatan dan mempunyai kode etik serta uraian tugas yang jelas untuk bekerja di perpustakaan. 3). Perlindungan Pintu dan Jendela Keamanan gedung dan ruangan perpustakaan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena semua kegiatan perpustakaan terjadi didalam ruangan. Kondisi fisik bangunan perpustakaan merupakan pertahanan tingkat pertama terhadap ancaman pencurian maupun vandalisme. Bagian-bagian bangunan perpustakaan seperti jendela dan pintu harus dipastikan dapat terkontrol dan terlindungi dari akses orang yang tidak berkepentingan terhadap koleksi perpustakaan. Syaikhu (2011 : 38) dalam penelitiannya menyatakan bahwa : 17

13 Kunci sebaiknya dipasang pada semua jendela yang dapat dibuka dan dapat diakses tanpa tangga. Namun, untuk keamanan sebaiknya semua jendela dilengkapi kunci yang berfungsi dengan baik, termasuk jendela lantai dasar atau lantai atas, atap garasi atau lainnya, jendela dekat dinding atau pipa atau struktur lainnya, yang dapat digunakan untuk mengakses jendela. Umumnya, jendela yang tingginya lebih dari 60 cm dilengkapi dengan dua daun jendela dengan kunci yang berfungsi dengan baik untuk mencegah pembukaan secara paksa. Pengamanan pada pintu mencakup kunci silinder, dan gerendel. Selain pendapat di atas Listiyani (2010 : 37) mengemukakan bahwa tindakan yang perlu dilakukan pustakawan untuk meningkatkan pengamanan gedung, yaitu : 1. Pastikan terdapat kunci dan pengamanan yang cukup pada semua jendela dan pintu. 2. Daun pintu sebaiknya dari logam. Jika terbuat dari kayu hendaknya engselnya diperkuat. 3. Engsel-engsel harus berada di dalam atau/terlindungi. 4. Beri perhatian ekstra pada area yang menyediakan akses yang mudah seperti jendela, loteng, dan teralis. 5. Pastikan agar daerah luar sekitar gedung perpustakaan jelas terlihat dan tidak dibatasi tanaman atau/pagar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perlindungan pintu dan jendela merupakan peranan penting dalam mencegah pencurian koleksi di perpustakaan. Karena untuk mengeluarkan koleksi yang berada di dalam suatu bangunan harus melalui pintu dan jendela. Jadi untuk menjaga keamanan perpustakaan sebaiknya gunakan kunci pada semua pintu dan jendela yang ada di bangunan tersebut. Selain itu dengan tambahan pemasangan kunci gerendel pada setiap pintu dan jendela akan menambah tingkat keamanan suatu bangunan Penggunaan Teknologi Keamanan Ada beberapa masalah keamanan yang sudah sering terjadi di perpustakaan perguruan tinggi seperti pencurian koleksi, mutilasi, peminjaman 18

14 tidak sah, dan vandalisme. Sebelum terjadi penyalahgunaan terhadap koleksi yang ada di perpustakaan dapat di cegah dengan cara selalu mengontrol koleksi yang ada. Untuk mempermudah pengontrolan koleksi yang jumlahnya sangat banyak perpustakaan dapat menginstalkan perangkat sistem keamanan elektronik yang sudah sering di gunakan di perpustakaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Rajendran & Rathinasabapathy yang dikutip oleh Osayande (2011 : 2) menyatakan bahwa Electronic security systems are devices that are used with the aid of electrical apparatus to secure library materials. They help libraries to control, minimize or avoid library material theft and unethical losses. Pendapat di atas menyatakan bahwa sistem keamanan elektronik merupakan suatu perangkat yang digunakan dengan bantuan alat elektronik untuk mengamankan bahan pustaka. Mereka membantu perpustakaan untuk mengontrol, mengurangi atau menghindari pencurian bahan pustaka dan kerugian tidak etis. Berikut sistem keamanan elektronik yang dapat digunakan di perpustakaan : 1). Barcode Penggunaan teknologi pengamanan perpustakaan dapat mengontrol pengunjung dan mengurangi berbagai bentuk pelanggaran. Syaikhu (2011 : 38) menyatakan bahwa : Salah satu kemajuan teknologi komputer yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah pencurian koleksi perpustakaan adalah pemberian kode pada koleksi dengan kode baris (barcode). Barcode digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet secara horizontal. Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan juga angka-angka di bawah kode baris tersebut, namun angka-angka tersebut tidak mendasari pola kode baris yang tercantum. Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode scanner. 19

15 Sedangkan menurut Mustafa (2010 : 1) manfaat barcode bagi perpustakaan antara lain dapat digunakan untuk Mempercepat dan mempertepat proses transaksi sirkulasi dokumen. Barcode dapat dicetak pada kartu anggota perpustakaan. Kode ini akan menunjukkan kode khusus nomor identifikasi anggota untuk memudahkan input data pengguna jika pengguna akan melakukan transaksi peminjaman atau pengembalian buku. Barcode juga dicetak atau ditempelkan pada buku untuk memudahkan input data buku jika sebuah buku akan dipinjam atau dikembalikan oleh seorang pengguna. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa barcode merupakan kode berbentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet secara horizontal. Kode ini akan menunjukkan kode khusus nomor identifikasi anggota, atau identitas buku. Yang digunakan untuk mempercepat dan mempertepat proses transaksi sirkulasi dokumen. Untuk membaca kode pada barcode di butuhkan sebuah alat, yaitu barcode scanner. 2). CCTV (closed circuit television) Penggunaan CCTV (Closed Circuit Television) dapat memantau kegiatan pengguna di perpustakaan, dan merekam semua yang terjadi dengan begitu dapat mencegah terjadinya kejahatan dan menjamin keamanan di perpustakaan. Menurut Caputo (2010 : 3) CCTV (closed circuit television) merupakan Sebuah kamera pengawas pada suatu tempat yang dapat mengirimkan gambar pada monitor yang berada di tempat lain. Agar CCTV dapat digunakan secara lebih efektif, sebelum pemasangannya ada beberapa langkah yang perlu ditentukan oleh pustakawan. Menurut Syaikhu (2011 : 42), yaitu : 1. Menentukan aplikasi utama dari sistem CCTV, 2. Memahami letak dan karakteristik ruangan yang akan dipantau, 3. Memilih fitur dan jenis kamera, 20

16 4. Menentukan lokasi terbaik untuk melihat monitor, dan 5. Menentukan jenis media penyimpanan/sistem peralatan pengarsipan. Aplikasi sistem CCTV harus memiliki kemampuan untuk mengamati secara visual, memantau, dan merekam. Sebelum sistem CCTV dirancang, informasi tentang tata letak area yang akan dipantau harus ditentukan. Ada beberapa tempat yang di anjurkan untuk menggunakan CCTV menurut The Council for Museums, Archives and Libraries (2003 : 41), yaitu : 1. In blind or remote areas; 2. In those areas where particularly valuable or vulnerable artefacts are displayed; 3. In those places that have been fitted with alarms; 4. In retailing areas; 5. At emergency exits. Arti pendapat di atas adalah : 1. Di daerah tersembunyi atau terpencil; 2. Di daerah di mana koleksi berharga atau rentan akanditampilkan; 3. Di tempat-tempat yang telah dilengkapi dengan alarm; 4. Di daerah ritel; 5. Di pintu keluar darurat. Penggunaan CCTV di perpustakaan memberikan banyak manfaat. Menurut The Council for Museums, Archives and Libraries (2003 : 23) manfaatnya yaitu : 1. It acts as a deterrent. 2. It can enable attendants to be deployed more effectively. 3. Recordings can assist in post incident investigation. 4. It can be used to assist with entry control arrangements into nonpublic areas. 5. It can provide more general information to assist in the management of the premises. 6. Where the premises are guarded out of hours it is a valuable aid for site monitoring. 21

17 Pendapat diatas dapat diartikan sebagai berikut : 1. Tindakan sebagai pencegahan. 2. Hal ini dapat memungkinkan petugas akan dikerahkan lebih efektif. 3. Hasil rekaman dapat membantu dalam penyelidikan pasca insiden 4. Hal ini dapat digunakan untuk membantu pengaturan kontrol masuk ke daerah tidak untuk umum. 5. Hal ini dapat memberikan informasi yang lebih umum untuk membantu dalam pengelolaan tempat. 6. Dimana tempat dijaga dari jam itu adalah bantuan berharga untuk pemantauan situs. Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa dengan menggunakan CCTV dapat memantau seluruh kegiatan pengguna di perpustakaan. Penempatan posisi CCTV yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal, dan merekam semua yang terjadi dengan begitu dapat mencegah terjadinya kejahatan dan menjamin keamanan di perpustakaan. 3). RFID (Radio Frequency Identification) RFID adalah suatu solusi yang di rancang untuk meningkatkan efisiensi operasional perpustakaan. Hal ini karena kemampuan tag RFID dalam melakukan pengidentifikasi buku dan keamanan buku ke dalam satu label. RFID membantu menekan angka kehilangan koleksi dan memudahkan kontrol inventarisasi buku di perpustakaan seperti yang dikemukakan Mamatha yang dikutip oleh Rosinar (2013 : 398) The libraries across the globe started to use RFID to speed up the self check in/out processes, to control the theft and to ease the inventory control in 22

18 library. Pendapat di atas menyatakan bahwa Perpustakaan di seluruh dunia mulai menggunakan RFID untuk mempercepat pemeriksaan diri saat keluar perpustakaan / proses untuk mengontrol pencurian dan untuk memudahkan pengendalian koleksi di perpustakaan. Sedangkan Maryono (2005 : 19) menyatakan bahwa RFID adalah Teknologi untuk mengidentifikasikan seseorang atau objek benda menggunakan transmisi frekuensi radio, khususnya 125kHz, MHz atau MHz. RFID memiliki beberapa bentuk dan ukuran, Menurut Maryono (2005 : 24) bentuk bentuk RFID di antaranya : 1. Label : label adalah lembaran datar, tipis dan fleksibel. 2. Ticket : label yang datar, tipis dan fleksibel pada kertas 3. Card : label yang datar, tipis, dilekatkan pada plastik kertas untuk waktu yang lama 4. Glass bead : label kecil di dalam manik-manik kaca silinder,di gunukan untuk pelabelan binatang 5. Integrated : label terintegrasi dengan benda yang di label, di cetak di dalam benda tersebut 6. Wristband : label disisipkan ke dalam plastic pengikat tangan 7. Button : label kecil dalam wadah yang kaku Sedangkan Syaikhu (2011 : 39) menyatakan bahwa : Label RFID terdiri atas microchip silikon dan antena. Label atau transponder (tag) merupakan sebuah benda yang dapat dipasang atau dimasukkan ke dalam suatu koleksi yang ada di perpustakaan dengan tujuan untuk identifikasi dengan menggunakan gelombang radio. a). Penggunaan RFID di perpustakaan Untuk mengimplementasikan RFID pada perpustakaan, setiap koleksi perpustakaan dipasangi RFID tag. Syaikhu (2011 : 30-40) menyatakan bahwa : Pada RFID tag tersebut diisikan data mengenai nomor inventaris, jenis buku, dan status pinjam buku. Dengan adanya status pinjam pada RFID tag, setiap koleksi buku dapat diamankan dengan cara menempatkan sejumlah reader RFID pada pintu keluar/masuk. Reader tersebut dapat 23

19 dihubungkan dengan sistem alarm yang memberitahukan apabila ada koleksi yang belum dipinjam namun sudah dibawa keluar. Pada proses sirkulasi, pengguna juga dapat melakukan peminjaman secara mandiri, melalui proses yang dibuat otomatis. b). Cara kerja RFID di perpustakaan Sistem RFID di perpustakaan merupakan gabungan dari beberapa alat, kesatuan alat tersebut akan membuat mekanisme alur aktifitas di perpustakaan yang menjadikanya berbeda dari perpustakaan lain. Untuk mempersiapkan sistem tersebut maka langkah-langkah yang dilakukan menurut Kern(2005 : 21-23)adalah: 1. Menginput deskripsi buku ke dalam tag RFID. 2. Tempelkan tag RFID kedalam koleksi yang ada. 3. Masukkan koleksi kedalam rak. 4. Pindai buku dengan hanheld scanner agar kelak mempermudah shelving. 5. Pemustaka mencari buku di OPAC dan mengambil di rak. 6. Kemudian peminjaman dapat dilakukan secara mandiri dengan alat self check station.buku yang di pinjam secara sah tidak aka nada masalah ketika melewati gerbang alarm. 7. Ketika mengembalikan buku pemustaka dapat mengembalikan buku lewat book drop. Bila perpustakaan mempunyai alat auto sorter maka setelah melewati book drop alat tersebut akan memisahkan buku perklasifikasi yang telah di tentukan. Lalu koleksi akan masuk kedalam keranjang yang terpisah-pisah sesuai klasifikasi dan siap di antar ke rak. 4) Security Gate Perkembangan teknologi di perpustakaan yang menggunakan Security Gate membawa dampak positif bagi perpustakaan. Dengan adanya teknologi ini, pengguna tidak harus melepaskan atribut seperti jaket dan tas, sehingga pengguna akan merasa lebih nyaman untuk datang ke perpustakaan. 24

20 Menurut Nashihudin (2011) Security Gate menggunakan sistem Electronic Article Surveillance (EAS) Gantry, yaitu : Teknologi yang diterapkan di perpustakaan untuk pintu masuk pengunjung elektronik yang dapat mendeteksi bahan pustaka yang keluar dari perpustakaan. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan perpustakaan sehingga perlu di antisipasi bila terjadi sesuatu seperti pencurian bahan pustaka. Sistem kerja perangkat security gate ini adalah mendeteksi secara otomatis setiap buku yang di bawa ke luar perpustakaan tanpa melalui prosedur yang ditetapkan maka alarm akan berbunyi. Selain itu, security gate juga dapat menunjukkan data statistik pengunjung secara otomatis baik per hari, per minggu, per bulan maupun per tahun. Hal ini dapat meringankan peneliti saat membutuhkan data statistik pengunjung perpustakaan. adalah: Keuntungan penggunaan security gate menurut MalaccaElab (2005) 1. Proteksi security yang tinggi untuk semua koleksi perpustakaan. 2. Lebar koridor mengikuti standar ADA 3. Pilihan suara alarm memainkan pesan pilihan 4. Penghitung trafik terintegrasi 5. Tidak membutuhkan aplikasi server 6. Tersedia dalam warna abu-abu gelap dan terang. 5) Tattle Tape Tattle Tape merupakan sebuah perangkat keamanan yang ditempelkan pada koleksi yang berguna untuk melindungi koleksi tersebut apabila dibawa keluar perpustakaan. Menurut Paul (2010) Tattle Tape adalah Perlindungan bijaksana untuk koleksi dengan media magnetik, dimana strip sangat peka saat proses check-in dan check-out, alat ini dijamin untuk kehidupan item yang mereka lindungi. 25

21 Keuntungan penggunaan tattle tape menurut Malacca Elab (2005) adalah: 1. Teknologi 3M Tattle Tape telah dimanfaatkan oleh perpustakaan di dunia untuk memberikan pengamanan maksimal terhadap koleksi perpustakaan. 2. Dapat dengan mudah dan cepat diaktifkan dan non aktifkan kembali selama proses pengembalian dan peminjaman koleksi. 3. Strip sangat tipis (adhesive di dua sisi) dirancang khusus untuk buku dan majalah. 4. Strip dilengkapi dengan liner yang cukup panjang ini mempermudah pengguna untuk mengaplikasikan strip sehingga strip tidak dapat terdeteksi dengan mudah. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dengan penggunaan tattle tapepengamanan maksimal terhadap koleksi perpustakaan dapat di capai. Tattle tape dirancang khusus untuk buku dan majalah agar lebih mudah dalam peminjaman dan pengembaliannya Kebijakan Keamanan, Prosedur dan Rencana Pengembangan kebijakan keamanan di perpustakaan sangat dianjurkan. Karena kebijakan keamanan digunakan sebagai acuan dasar, serta panduan untuk staf perpustakaan dalam mengontrol keamanan asset yang ada. Sulistyo Basuki ( 2005) menyatakan bahwa Kebijakan adalah ketentuan atau prinsip-prinsip yang menggambarkan tekad, komitmen atau rencana manajemen terhadap suatu masalah tertentu yang dinyatakan secara formal oleh manajemen dan menjadi landasan kerja organisasi. Ketentuan-ketentuan tersebut menyangkut keanggotaan, peminjaman, dan sebagainya. SedangkanNational Center for Education Statistics, yang dikutip oleh Ayoung (2014 : 57) menyatakan bahwa : A Security policy refers to clear, comprehensive, and well-defined plans, rules, and practices that regulate access to an organization's system and the information included in it. Good policy protects not only information and systems, but also individual employees and the organization as a 26

22 whole. It also serves as a prominent statement to the outside world about the organization's commitment to security (National Center for Education Statistics). Arti kutipan di atas menyatakan bahwa kebijakan keamanan di perpustakaan mengacu pada kejelasan meliputi banyak hal, dan sesuai dengan rencana, aturan-aturan, dan praktek yang mengatur akses ke sistem organisasi dan informasi yang ada di dalamnya. Kebijakan yang baik tidak hanya melindungi informasi dan sistem saja, tetapi juga melindungi anggota dan organisasinya secara keseluruhan. Hal ini berfungsi sebagai pernyataan kepada dunia luar tentang komitmen organisasi untuk menegakkan keamanan. Kebijakan keamanan biasanya berbentuk statmen tertulis, maka tentunya harus berupa sebuah dokumen. Dokumen tersebut akan berisi rincian rencana kegiatan dan segala informasi yang digunakan oleh pustakawan sebagai dasar dalam berfikir dan menentukan peraturan dan prosedur saat mengamankan koleksi perpustakaan. Dalam Pembuatan tata tertib perpustakaan Menurut Suhendar (2014 : ) yang harus ada di dalam tata tertib perpustakaan adalah mengenai beberapa hal antara lain : 1. Siapa saja yang di perbolehkan untuk menggunakan perpustakaan 2. Hari dan jam buka perpustakaan 3. Ketentuan sebelum masuk perpustakaan 4. Siapa saja yang boleh menjadi anggota perpustakaan 5. Jumlah buku yang boleh di pinjam 6. Lamanya waktu peminjaman 7. Sanksi terhadap pelanggaran 8. Ketentuan-ketentuan lain Kebijakan keamanan perpustakaan berguna untuk memberikan arahan dan dukungan dalam mengamankan koleksi yang ada. 27

23 keamanan : Hal ini sesuai dengan yang di nyatakan ISO (2013 : 3) bahwa kebijakan Berguna untuk memberikan arahan dan dukungan manajemen keamanan. Manajemen harus menetapkan arah kebijakan yang jelas dan menunjukkan dukungan, serta komitmen terhadap keamanan informasi melalui penerapan dan pemeliharaan suatu kebijakan keamanan di seluruh tataran organisasi. Untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan, perpustakaan menetapkan beberapa prosedur sebagai urutan kegiatan dari suatu proses yang melibatkan satu atau beberapa unit kerja dalam perpustakaan tersebut. Prosedur pertama yang dilakukan Menurut North East Document Conservation Center (NEDCC Amerika Serikat) yaitu : All patrons must be required to register: a. Each patron should complete a Registration Form that asks for identifying information and information about research interests, and each patron should sign a logbook. b. All patrons should be required to present photographic identification when they register. A staff member should monitor the registration procedure to ensure that the name appearing on the identification matches the one given on the registration materials. c. If desired, a photographic ID may be retained from each patron until the research materials are returned. The ID should be attached to the completed registration form and stored in a secure place. Pendapat di atas dapat di artikan bahwa semua pengguna harus mendaftar terlebih dahulu.dalam melakukan pendaftaran prosedur yang dilakukan adalah : 1. Setiap pengguna harus mengisi Formulir Pendaftaran yang meminta informasi identitas dan informasi tentang kepentingan penelitian, dan setiap pengunjung harus menandatangani sebuah buku catatan. 2. Semua pengguna harus diwajibkan untuk menyerahkan identifikasi fotografi ketika mereka mendaftar. Seorang anggota staf harus 28

24 memantau prosedur pendaftaran untuk memastikan bahwa nama yang muncul di identifikasi sesuai dengan salah satu diberikan pada bahan pendaftaran. 3. Jika diinginkan, ID fotografi dapat dipertahankan dari setiap pelindung sampai bahan penelitian dikembalikan. ID harus melekat pada formulir pendaftaran selesai dan disimpan di tempat yang aman. Sedangkan prosedur yang dilakukan menurut Darmono (2007 : 96) adalah : 1. Pemasangan alarm sistem, terutama untuk menghindari pencurian pada jam-jam buka. 2. Perlu pemeriksaan identitas pemakai jasa perpustakaan 3. Perlu dipasang pengumuman bahwa pengunjung perpustakaan dilarang membawa tas, mantel, payung ke dalam ruang baca. Bila perlu di adakan pemeriksaan pada pengunjung yang keluar dari ruang baca. 4. Pengecekan pada bahan pustaka yang ada dalam ruang penyimpanan dan ruang baca untuk mengetahui lebih dini adanya koleksi yang hilang Untuk menentukan prosedur keamanan terlebih dahulu perpustakaan harus menetapkan rencana keamanan. Karena rencana keamanan merupakan dasar dari terbentuknya sebuah sistem keamanan perpustakaan. Dari rencana keamanan akan ditentukan langkah-langkah dalam pengamanan perpustakaan, menentukan kebijakan dan aturan yang berlaku di perpustakaan. Selain itu rencana keamanan harus di dukung oleh tingkat tertinggi dari suatu organisasi. Karna dari rencana keamanan terbentuknya sistem keamanan. Perencanaan yang baik akan menghasilkan sistem keamanan yang baik. Sebelum menentukan rencana keamanan, ada beberapa informasi yang harus diketahui terlebih dahulu. 29

25 Serikat, yaitu : Menurut North East Document Conservation Center (NEDCC) Amerika The security plan should include: information about any security systems in the building, information about distribution and control of keys to the building and to any special storage areas, copies of all policies and procedures relating to security (patron and staff use of the collection, collection management policies, etc.), a checklist of preventive measures to be undertaken, and a list of procedures for responding to a security breach (e.g., a theft, either in progress or one that has already occurred). Arti dari pendapat di atas adalah : Rencana keamanan harus mencakup: informasi tentang sistem keamanan di gedung tersebut, informasi tentang distribusi dan kontrol kunci untuk bangunan dan untuk setiap tempat penyimpanan khusus, salinan dari semua kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan keamanan (pelindung dan penggunaan staf koleksi, kebijakan manajemen koleksi, dll), daftar dari langkah-langkah pencegahan yang akan dilakukan, dan daftar prosedur untuk menanggapi pelanggaran keamanan (misalnya, pencurian, baik dalam kemajuan atau yang telah terjadi). Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa untuk menerapkan sistem keamanan di perpustakaan terlebih dahulu harus membuat rencana keamanan. Karena rencana keamanan merupakan dasar dari terbentuknya sebuah sistem keamanan perpustakaan. Kemudian dari rencana tersebut akan ditentukan langkah-langkah dalam pengamanan perpustakaan, setelah itu menentukan kebijakan dan aturan yang berlaku di perpustakaan. Kebijakan keamanan biasanya berupa statemen tertulis, maka kebijakan keamanan nantinya berbentuk sebuah dokumen. Rencana keamanan, prosedur keamanan dan kebijakan keamanan 30

26 dalam suatu perpustakaan saling berkaitan. Dengan perencanaan yang baik akan menghasilkan sistem keamanan yang baik Penyalahgunaan Koleksi Penyalahgunaan koleksi di perpustakaan perguruan tinggi kerap terjadi. Hal ini karena pada umumnya perpustakaan peguruan tinggi menyediakan layanan dengan sistem terbuka dimana pengguna bebas mencari dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkan. Ini merupakan salah satu faktor yang mendorong pengguna dalam melakukan penyalahgunaan koleksi di perpustakaan. Menurut Listiyani (2010 : 4) Penyalahgunaan koleksi adalah bentuk tindakan perusakan dan pemanfaatan yang salah dari koleksi perpustakaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 983) tertulis Penyalahgunaan adalah kata benda yang berarti proses, cara, perbuatan menyalahgunakan, dan penyelewengan. Sementara itu sebagai sebuah kata kerja salahguna atau menyalahgunakan berarti melakukan sesuatu tidak sebagai mestinya, atau menyelewengkan Bentuk Penyalahgunaan koleksi Pengguna perpustakaan yang tidak dapat memanfaatkan layanan perpustakaan dengan benar dan bertanggung jawab akan menyebabkan terjadinya penyelewengan dalam pemanfaatan koleksi. Pemanfaatan yang salah dalam layanan koleksi tentunya akan menimbulkan terjadinya berbagai bentuk penyalahgunaan koleksi di perpustakaan. Menurut Obiagwu yang dikutip oleh Syaikhu (2011 : 36), tindakan penyalahgunaan koleksi dapat digolongkan menjadi empat, yaitu pencurian 31

27 (theft), penyobekan (mutilation), peminjaman tidak sah (unauthorized borrowing), dan vandalisme (vandalism). 1. Pencurian merupakan tindakan mengambil bahan pustaka tanpa melalui prosedur yang berlaku di perpustakaan dengan atau tanpa bantuan orang lain. Pencurian dapat bermacam-macam jenisnya, dari yang bersifat kecil sampai besar. Bentuk pencurian yang sering terjadi adalah menggunakan kartu perpustakaan curian. 2. Penyobekan adalah tindakan menyobek, memotong atau menghilangkan artikel/ilustrasi dari jurnal, majalah, buku, ensiklopedia, dan lain-lain tanpa atau dengan menggunakan alat. Selain pencurian, penyobekan merupakan tindakan yang rentan terjadi di perpustakaan. 3. Peminjaman tidak sah merupakan tindakan pengguna yang melanggar ketentuan peminjaman, yang meliputi pelanggaran batas waktu pinjam atau jumlah koleksi yang dipinjam, membawa pulang bahan pustaka dari perpustakaan tanpa melapor ke petugas/pustakawan meskipun akan mengembalikannya, dan membawa pulang bahan pustaka yang belum diproses dari bagian pelayanan teknis. Bentuk lain dari peminjaman tidak sah adalah peredaran buku yang tersembunyi di dalam perpustakaan. 4. Vandalisme adalah tindakan perusakan bahan pustaka dengan menulisi, mencoret-coret, memberi tanda khusus atau membasahi buku. Tindakan ini dapat mengurangi kenyaman dalam membaca. Sedangkan Fatmawati (2007 : 6) menyatakan bahwa ada delapan bentuk vandalisme yang terjadi di perpustakaan, yaitu : 1. Pengeratan dan pembetotan halaman-halaman pada koleksi perpustakaan, 2. Perobekan pada halaman tertentu, 3. Pengguntingan pada gambar-gambar tertentu, 4. Segala bentuk coret-coret tulisan atau penandaan yang menggunakan ballpoint, spidol, stabillo, maupun pensil warna, 5. Pelipatan halaman tertentu pada buku, 6. Pemanfaatan Kartu Anggota Perpustakaan (KAP) milik orang lain, 7. Buku yang tidak dikembalikan melebihi batas tempo pengembalian, dan 8. Penjiplakan/plagiat karya ilmiah (tugas akhir-skripsi-tesis-disertasi). Dari kedua pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa semua tindakan yang menyebabkan terhalangnya penyebaran informasi kepada pengguna dapat 32

28 digolongkan sebagai bentuk penyalahgunaan koleksi. Mulai dari hanya melipat, menggaris bawahi, mencoret, menggunting, merobek, dan yang paling merugikan yaitu mencuri koleksi yang ada di perpustakaan Penyebab Penyalahgunaan Koleksi Sebagai lembaga pelayanan umum, perpustakaan tidak luput dari berbagai ancaman kejahatan. Secara umum ada beberapa faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Soeatminah (1992 : 18) Salah satu faktor penyebab penyalahgunaan koleksiyaitu manusia yang merupakan perusak paling hebat karena tidak hanya menyebabkan kerusakan tetapi juga hilangnya bahan pustaka. Sedangkan menurut Listiyani (2010 : 29) Faktor pendorong penyalahgunaan koleksi di perpustakaan adalah hal yang mendorong dan menyebabkan terjadinya penyalahgunaan koleksi di perpustakaan. Faktor ini mencakup: kemudahan akses, koleksi yang diminati, usia pengguna, jam buka operasional, kurangnya pengamanan, kurangnya pelatihan staf dalam pencegahan kejahatan, fasilitas fotokopi, desain gedung dan ruang, serta peraturan perpustakaan. Selain pendapat di atas Santoso (2008 : 6) mengemukakan bahwa terjadinya tindakan destruktif atau penyalahgunaan koleksi di perpustakaan perguruan tinggi di sebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Lemahnya sistem pengawasan bahan pustaka Pada beberapa perpustakaan sering yang menjadi penyebab tingginya tingkat kerusakan dan hilangnya bahan pustaka adalah lemahnya sistem pengawasan terhadap bahan pustaka. Longgarnya pemeriksaan atau kurang telitinya petugas dalam memeriksa bahan pustaka yang akan dibawa keluar oleh pemakai menjadi penyebab banyaknya bukubuku yang hilang. Demikian juga lemahnya pengawasan terhadap bahan pustaka yang ada di rak menyebabkan pemakai dengan leluasa merobek sebagian isi bahan pustaka atau mencuri bahan pustaka. 2. Sistem layanan yang tidak professional 33

29 Layanan yang berbelit-belit atau rumit dan terlalu birokratis, lamban serta sikap petugas yang kurang simpatik, peraturan perpustakaan yang tidak dilaksanakan secara konsisten, rendahnya kualitas layanan bisa menimbulkan rasa tidak puas dari pemakai. Ketidakpuasan pemakai dapat berakibat pemakai mengambil jalan pintas dengan merusak, merobek dan mencuri bahan pustaka. 3. Kurangnya kesadaran pemakai akan pentingnya pelestarian bahan pustaka. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penanaman nilai-nilai agama dimana orang tua yang tidak pernah menanamkan nilai-nilai agama kepada anaknya mengakibatkan hati nurani (super-ego) si anak menjadi lemah karena tidak terbentuk dari nilai-nilai masyarakat atau agama yang diterimanya waktu kecil. Jika hati nuraninya lemah,atau unsur pengontrol dalam diri si anak kosong dari nilai-nilai yang baik, maka sudah barang tentu akan mudah mereka terperosok ke dalam tindakan-tindakan yang tidak baik dan menurutkan apa yang menyenangkannya waktu itu saja, tanpa memikirkan akibat selanjutnya. Wujud dari lemahnya unsur pengontrol tersebut antara lain berupa kurangnya kesadaran, penghargaan dan pemahaman akan pentingnya informasi yang dampaknya bisa merugikan baik perpustakaan maupun pemakai lain karena hilangnya kesempatan untuk mengakses bahan pustaka tersebut. 4. Tersumbatnya saluran komunikasi antara perpustakaan dan pemakai. Keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, ditentukan juga oleh kualitas komunikasi dengan masyarakat pemakainya. Ketidakharmonisan hubungan antara perpustakaan dan pemakai bisa berakibat timbul sikap apriori dari pemakai terhadap perpustakaan yang pada akhirnya bias mengakibatkan pemakai tidak mempunyai rasa memiliki terhadap sumber daya yang ada perpustakaan. Jika pemakai tidak mendapatkan kepuasan dalam layanan perpustakaan, maka pemakai memiliki kecenderungan menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan informasinya termasuk merobek dan mencuri bahan pustaka. Pemakai yang mempunyai hubungan menyenangkan dengan pustakawan/petugas perpustakaan, biasanya mengembangkan sikap positif terhadap sumber daya yang dimilki oleh perpustakaan. Sebaliknya pengalaman yang tidak menyenangkan dari pustakawan/petugas perpustakaan, akan mengarah kepada sikap yang negatif baik kepada perpustakaan secara umum maupun terhadap koleksi yang dimiliki perpustakaan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya penyalahgunaan koleksi di perpustakaan adalah karena managemen keamanan perpustakaan yang kurang baik, fasilitas yang tidak memadai, dan tidak adanya kesadaran pengguna akan pentingnya koleksi perpustakaan. 34

30 Pencegahan Penyalahgunaan Koleksi Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan dan untuk meminimalisir jumlah koleksi yang dirusak, ada beberapa tindakan pencegahan penyalahgunaan koleksi yang dapat di terapkan di perpustakaan. Menurut Irawan (2008 : 92) pencegahan penyalahgunaan koleksi dapat dilakukan dengan cara : 1. Mengatur tata ruang layanan koleksi perpustakaan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengguna dapat dengan leluasa mencari kebutuhannya. 2. Menciptakan keadaan perpustakaan yang kondusif baik itu untuk membaca ataupun untuk belajar sehingga menciptakan kenyamanan bagi pengunjung perpustakaan. 3. Menyediakan fasilitas mesin fotokopi yang memadai, dengan harga yang terjangkau dan hasil yang memuaskan. 4. Menambah jumlah eksemplar koleksi yang banyak dibutuhkan oleh pengguna. 5. Menempatkan pengawas (pustakawan) secukupnya di ruang layanan koleksi yang memungkinkan untuk dengan leluasa mengawasi seluruh ruangan dan untuk berpatroli berkeliling ke seluruh ruangan baca koleksi untuk memonitor hal-hal yang tidak diinginkan. 6. Memeriksa setiap koleksi yang telah selesai dipinjam oleh pengguna. 7. Pemasangan poster-poster yang berisi larangan melakukan tindakan penyalahgunaan koleksi. 8. Memberi pengarahan kepada pengguna tentang bahaya dan kerugian akibat tindakan penyalahgunaan koleksi melalui program bimbingan pembaca. 9. Memberlakukan sanksi yang tegas bagi pelaku perusakan koleksi, dan meminta kepada pengguna jika melihat seseorang melakukan tindakan penyalahgunaan koleksi di perpustakaan untuk segera melaporkan hal itu kepada pustakawan yang terdekat. 10. Membekali staf perpustakaan dengan pengetahuan yang cukup mengenai preservasi bahan pustaka. 11. Pemasangan sistem keamanan elektronik misalnya penggunaan kamera pengintai untuk memantau kegiatan pengguna di dalam perpustakaan. 12. Pemasangan denah dan petunjuk (rambu-rambu) perpustakaan yang memudahkan pengguna dalam mencari informasi. 35

FAKTOR PEMINJAMAN TIDAK SAH (UNAUTHORIZED BORROWING) BAHAN PUSTAKA OLEH PEMUSTAKA DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

FAKTOR PEMINJAMAN TIDAK SAH (UNAUTHORIZED BORROWING) BAHAN PUSTAKA OLEH PEMUSTAKA DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG FAKTOR PEMINJAMAN TIDAK SAH (UNAUTHORIZED BORROWING) BAHAN PUSTAKA OLEH PEMUSTAKA DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG Adrimon Tustiver 1, Malta Nelisa 2 Ilmu Informasi Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAKAN VANDALISME DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAKAN VANDALISME DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAKAN VANDALISME DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG Faramodyta Barcell 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI LKC BINA NUSANTARA UNIVERSITY

BAB 4 EVALUASI LKC BINA NUSANTARA UNIVERSITY BAB 4 EVALUASI LKC BINA NUSANTARA UNIVERSITY 4.1. Gambaran Prosedur Berjalan pada LKC Bina Nusantara University Berikut gambaran prosedur berjalan pada LKC Bina Nusantara University terkait dengan : 4.1.1.

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KEMENDIKBUD

UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KEMENDIKBUD Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 147-154 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 147 UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KEMENDIKBUD Studi Kualitatif Mengenai Upaya Untuk Menekan dan Mencegah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG,

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG, BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

1. Persiapan. Pita magnetik (magnetic tape)

1. Persiapan. Pita magnetik (magnetic tape) Panduan Praktis Transaksi Peminjaman, Perpanjangan Peminjaman, dan Pengembalian Koleksi Pada Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1 1. Persiapan Kegiatan peminjaman dan pengembalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PERPUSTAKAAN Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pustaka artinya kitab, buku (Depdikbud, 1980).

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

PENYALAHGUNAAN DAN VANDALISME TERHADAP KOLEKSI: STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

PENYALAHGUNAAN DAN VANDALISME TERHADAP KOLEKSI: STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA PENYALAHGUNAAN DAN VANDALISME TERHADAP KOLEKSI: STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA Anggi Aprilia Yohanes Sumaryanto, M.Hum Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan merupakan salah satu sumber yang berperan penting pada lembaga pendidikan. Menurut UU 43 tahun 2007 perpustakaan terdiri dari perpustakaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di BAB IV PEMBAHASAN Layanan penelusuran informasi koleksi di Perpustakaan Nasional RI merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di perpustakaan. Karena layanan penelusuran merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modernisasi bagi perpustakaan tersebut. perpustakaan, baik dari segi institusi ataupun dari segi pengguna (patron) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. modernisasi bagi perpustakaan tersebut. perpustakaan, baik dari segi institusi ataupun dari segi pengguna (patron) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pendidikan di Indonesia sekarang ini sedang dalam masa transisi yang sangat penting, karena pemerintah sendiri sudah mencanangkan berbagai program untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN...

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN... DAFTAR ISI KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN......1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN... 4 BAB VSANKSI DAN TAGIHAN... 8 BAB VIKOLEKSI... 9 BAB VII

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH Mawaddhatul Izzaty 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR : 040/871/ KPAD/ 2015

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR : 040/871/ KPAD/ 2015 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH Jln. Raya BIL Km 21 - Gerung Telp. (0370) 681239 Fax. (0370) 681520 Homepage : http./www.perpustakaandaerah.lombokbaratkab.go.id E-Mail

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum UPT Perpustakaan Universitas Negeri Medan berdiri seiring dengan berdirinya Institusi induk yaitu IKIP Medan. Pada awalnya merupakan perpustakaan Fakultas FKIP

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitras Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitras Kristen Maranatha ABSTRAK Kemudahan dalam bertransaksi merupakan hal yang didambakan oleh semua orang. Tidak hanya kemudahan dalam transaksi jual beli saja, namun dalam hal sewa-menyewa sebuah barang pun diharapkan adanya

Lebih terperinci

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data L 1 APPENDIX A Berikut ini adalah contoh simbol-simbol standar yang digunakan dalam diagram alir data yaitu : Simbol Nama Penjelasan Sumber dan Tujuan Data Orang dan organisasi yang mengirim data ke dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG Silvia 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no.1 MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BOGOR 2000

Lebih terperinci

Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.

Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7. Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.0 Lutfian Nizar Nur*, Bambang Susilo, Nur Komar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Organisasi 3.1.1 Profil Organisasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia didirikan pada tahun 1989 berdasarkan Keputusan Presiden nomor 11 tahun 1989. Pada pasal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruaan tinggi merupakan salah satu sarana dalam melaksanakan program pendidikan

Lebih terperinci

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB Oleh: Ir. Rita Komalasari PERPUSTAKAAN ISNTITUT PERTANIAN BOGOR 2004 PENDAHULUAN Seiring perkembangan jaman, Perpustakaan IPB semakin maju dan diakui keberhasilannya

Lebih terperinci

KEAMANAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

KEAMANAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KEAMANAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN Akhmad Syaikhu HS 1,2) dan Sevri Andrian Ginting 2) 1) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122 Telp. (0251) 8321746,

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Oleh: Ir. Abdul R. Saleh, M.Sc dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 2 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan

Lebih terperinci

SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN

SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN Fitri Mutia, A.KS., M.Si 1 Abstrak Dalam upaya mendukung pelaksanaan pelayanan yang prima (terbaik, memuaskan)

Lebih terperinci

KAJIAN PERENCANAAN DAN DESAIN UPT PERPUSTAKAAN UNDIP. Oleh : Sugeng Priyanto

KAJIAN PERENCANAAN DAN DESAIN UPT PERPUSTAKAAN UNDIP. Oleh : Sugeng Priyanto KAJIAN PERENCANAAN DAN DESAIN UPT PERPUSTAKAAN UNDIP Oleh : Sugeng Priyanto I. PENDAHULUAN Perpustakaan merupakan jantungnya universitas/perguruan tinggi. Sebuah Perpustakaan yang sehat tentu harus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abad 21 ini merupakan era informasi dimana informasi bisa diperoleh di perpustakaan ataupun di sentra-sentra informasi. Dengan masuknya era informasi ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Perpustakaan sebagai media sumber belajar peserta didik berperan penting terhadap mutu pendidikan peserta didik. Implementasi manajemen perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Koleksi (Collection Management) 2.1.1 Koleksi Koleksi harus berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran, agar dapat memenuhi sivitas akademinya yaitu mahasiswa, dosen

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM DETEKSI ANTI PENCURIAN PADA PERPUSTAKAAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION

PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM DETEKSI ANTI PENCURIAN PADA PERPUSTAKAAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION ORBITH Vol. 7 No. 3 November 2011: 343-348 PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM DETEKSI ANTI PENCURIAN PADA PERPUSTAKAAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION Oleh: Mardiyono Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Polines

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Oleh: Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan. 2.

Lebih terperinci

Demikian kami sampaikan perkenalan ini. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Demikian kami sampaikan perkenalan ini. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Kepada Yth. Bapak/Ibu Manager Purchassing/Engineering Di Tempat Perihal : Proposal Security Sytem CCTV IP Camera Arecont Dengan hormat, Perusahaan kami bergerak di spesialis produk security system, dengan

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Disampaikan pada : Pelatihan Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah se Wilayah Gugus Tugas SDN Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Malang Oleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Sri Wahyuni 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: wahyuni.sri97@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Melalui Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah

Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Melalui Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Melalui Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan 1. Arti Perpustakaan Perpustakaan adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, sekurang-kurangnya seorang pustakawan, ruangan/tempat khusus, dan koleksi

Lebih terperinci

PELAYANAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

PELAYANAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN PELAYANAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan MEDAN Perpustakaan Politeknik Negeri Medan didirikan pada tahun 1983 dengan nama Perpustakaan Politeknik. Pada tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN Fajar Nugraha Dosen Fakultas Teknik, Program Studi Sistem Informasi Universitas Muria Kudus Email: fajar.noeg@gmail.com ABSTRAK Dunia pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah Perpustakaan pada hakekatnya dapat berperan penting dalam menyediakan berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan dari pengguna perpustakaan itu sendiri.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional L I - 1 Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional 1. Adanya pemisahan tugas Pembagian dan pemisahan tugas sesuai sesuai dengan dengan wewenang dan tanggung jawab wewenang dan tanggung

Lebih terperinci

2BAB II LANDASAN TEORI. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karyatulis, karya cetak,

2BAB II LANDASAN TEORI. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karyatulis, karya cetak, 2BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perpustakaan Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karyatulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 4/27/2016 nts/sia 1 Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. 97 BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI Pengendalian terhadap sistem informasi dalam suatu perusahaan adalah penting untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden Kuesioner Penelitian No. Kuesioner : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MINAT MAHASISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS MEDAN Petunjuk Pengisian 1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi 4 BAB II KAJIAN TEORI A. Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi sekolah dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai institusi yang menyediakan koleksi bahan pustaka tertulis, tercetak dan terekam, yang didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PADA BENGKEL GAC AUTO SERVICE Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan yang didapat setelah melakukan wawancara dan observasi, yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Prosedur Pelayanan Sirkulasi Menggunakan Program Libsys ( Library

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Prosedur Pelayanan Sirkulasi Menggunakan Program Libsys ( Library 39 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pelayanan Sirkulasi Menggunakan Program Libsys ( Library System ) Perkembangan Teknologi Informasi telah mendorong perubahan diberbagai sektor kegiatan layanan di perpustakaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Analisis Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut : a. Analisis adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendalam tentang manfaat dari barcode itu sendiri. Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan, dimana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendalam tentang manfaat dari barcode itu sendiri. Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan, dimana 96 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini fokus pembahasan untuk menjawab tiga pertanyaan empiris antara lain. Bagaimana sistem pengamanan koleksi menggunakan barcode, kendala apa yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dan situasi lingkunganya. Dengan kata lain, tingkah laku seseorang

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

STUDI DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI RFID DAN GATEWAY PADA PRESENSI DOSEN FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

STUDI DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI RFID DAN  GATEWAY PADA PRESENSI DOSEN FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI STUDI DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI RFID DAN EMAIL GATEWAY PADA PRESENSI DOSEN FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PENELITIAN Oleh: OSCAR WONGSO, S.KOM - 710097 DJONI SETIAWAN, S.T., M.T. - 710003 FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699, 2017 PERPUSNAS. Perpustakaan Kabupaten/Kota. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM 2013-2016: INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK Oleh : Maryatun Pustakawan Universitas Gadjah Mada E-mail : maryatun@ugm.ac.id Abstrak Era global salah satunya ditandai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG. UPT Perpustakaan Universitas Islan Sultan Agung didirikan pada bulan

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG. UPT Perpustakaan Universitas Islan Sultan Agung didirikan pada bulan BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG A. Sejarah UPT Perpustakaan Universitas Islan Sultan Agung didirikan pada bulan Oktober 1968. Pada waktu itu, Bapak H. R. Rachmad

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KOLEKSI

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KOLEKSI PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KOLEKSI Mata Kuliah Akusisi Selasa, 9 Februari 2010 Dosen: 1. Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Hada Hidayat M., S.Sos. 3. Damayanty, S.Sos. Perpustakaan dan Unit Informasi Tujuan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Andriko Firma 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA PUSTAKAWAN BIDANG DUKUNGAN TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. : Pustakawan Bidang Dukungan Teknis Perpustakaan USU

PEDOMAN WAWANCARA PUSTAKAWAN BIDANG DUKUNGAN TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. : Pustakawan Bidang Dukungan Teknis Perpustakaan USU Lampiran 1 : Bentuk edoman Wawancara EDOMAN WAWANCARA USTAKAWAN BIDANG DUKUNGAN TEKNIS ERUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode Informan : BDT : ustakawan Bidang Dukungan Teknis erpustakaan USU ertanyaan:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mengumpulkan, merawat, menyimpan, mengatur dan melestarikan bahan-bahan perpustakaan yang selanjutnya digunakan masyarakat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KOLEKSI UMUM OLEH PEMUSTAKA DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMANFAATAN KOLEKSI UMUM OLEH PEMUSTAKA DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI KABUPATEN PESISIR SELATAN PEMANFAATAN KOLEKSI UMUM OLEH PEMUSTAKA DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI KABUPATEN PESISIR SELATAN Ricie Hijrahtul Hazmi 1, Desriyeni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 30 BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Usaha pendirian Perpustakaan Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo- BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN PARKIR DENGAN FASILITAS PENENTUAN LOKASI PARKIR TERDEKAT DENGAN PINTU KELUAR MASUK

SISTEM PENGELOLAAN PARKIR DENGAN FASILITAS PENENTUAN LOKASI PARKIR TERDEKAT DENGAN PINTU KELUAR MASUK SISTEM PENGELOLAAN PARKIR DENGAN FASILITAS PENENTUAN LOKASI PARKIR TERDEKAT DENGAN PINTU KELUAR MASUK Djoni Setiawan K. Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung djoni.sk@eng.maranatha.edu,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perguruan tinggi merupakan suatu lembaga pendidikan dimana didalamnya terdapat perpustakaan. Perpustakaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN INFORMASI BERKLASIFIKASI MILIK PEMERINTAH BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN INFORMASI BERKLASIFIKASI MILIK PEMERINTAH BAB I PENDAHULUAN 2012, No.808 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN INFORMASI BERKLASIFIKASI MILIK PEMERINTAH A. LATAR BELAKANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem Perpustakaan Terintegrasi Sistem Perpustakaan Terintregasi merupakan pengintegrasian antara bidang pekerjaan administrasi, pengadaan, inventarisasi,

Lebih terperinci

PERATURAN DAN TATA TERTIB PERPUSTAKAAN

PERATURAN DAN TATA TERTIB PERPUSTAKAAN PERATURAN DAN TATA TERTIB PERPUSTAKAAN Universitas Internasional Batam 2015 PASAL 1 PERATURAN UMUM 1.1. Jam buka Perpustakaan disesuaikan dengan jadwal perkuliahan 1.1.1. Kuliah Normal Senin Kamis : 09.00

Lebih terperinci

TAHAPAN ANALISIS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010

TAHAPAN ANALISIS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 TAHAPAN ANALISIS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 Kegagalan tahapan analisis akan mengakibatkan kegagalan seluruh sistem yang dibangun Tahapan Analisis merupakan tahapan

Lebih terperinci

MENUJU LAYANAN PRIMA PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

MENUJU LAYANAN PRIMA PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MENUJU LAYANAN PRIMA PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI F. Rahayuningsih Pustakawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta fr_rani@mail.usd.ac.id A. Pendahuluan Sebuah lembaga akan tertata

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN KEPRIBADIAN SISWA PADA SD N GILIS REMBANG NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN KEPRIBADIAN SISWA PADA SD N GILIS REMBANG NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN KEPRIBADIAN SISWA PADA SD N GILIS REMBANG NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Agus Purwanto 12.22.1404 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan

BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan PT. Hezzel Farm Indonesia. Dalam pengumpulan temuan audit diperoleh dari dokumentasi

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Kegiatan Penulis di Tempat Magang. Jend. Sudirman No.123 Temanggung. pelaksanaan KKP telah memberikan

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Kegiatan Penulis di Tempat Magang. Jend. Sudirman No.123 Temanggung. pelaksanaan KKP telah memberikan 27 BAB III PELAKSANAAN MAGANG A. Deskripsi Kegiatan Penulis di Tempat Magang Penulis melaksanaan Kuliah Kerja Pusdokinfo (KKP) di Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi kabupaten Temanggung yang beralamat

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd Disajikan pada Pendidikan pada Pendidikan dan Pelatihan Pelatihan Perpustakaan para guru se-kota Mojokerto Tanggal

Lebih terperinci

PENGENALAN PERPUSTAKAAN MAHASISWA BARU TAHUN 2015

PENGENALAN PERPUSTAKAAN MAHASISWA BARU TAHUN 2015 LOGO PENGENALAN PERPUSTAKAAN MAHASISWA BARU TAHUN 2015 BY UPT PERPUSTAKAAN UNSYIAH 2015 UPT PERPUSTAKAAN UNSYIAH MERAIH ISO 9001:2008 Sebuah pencapaian besar bagi Unsyiah Penghargaan ini menunjukkan standar

Lebih terperinci

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis..

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Penyelenggaraan LPSE Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-Undang Republik Indonesia No.

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih

BAB IV PEMBAHASAN. Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Perencanaan Evaluasi Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Tujuan dilakukan perencanaan evaluasi yaitu untuk memperoleh bahan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

By: Yuni Nurjanah 2010

By: Yuni Nurjanah 2010 By: Yuni Nurjanah 2010 Pelestarian, Macam Sifat Bahan Pustaka, dan Latar Belakang Sejarahnya Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga harus dilestarikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponennya atau elemennya. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 18165 / Kep tertanggal 23 Juli didirikan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA AWAL PROYEK

BAB 2 DATA AWAL PROYEK 2.1 Data Umum Proyek BAB 2 DATA AWAL PROYEK Nama Proyek : Perpustakaan Umum di Kota Bandung Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Bandung Sumber Dana : Pemerintah Kota Bandung Lokasi : Taman Maluku Bandung

Lebih terperinci

BAGIAN XI SOP PERPUSTAKAAN

BAGIAN XI SOP PERPUSTAKAAN BAGIAN XI SOP PERPUSTAKAAN 880 Un-11.JSOPP-11-01.R0 SOP PENERBITAN KARTU ANGGOTA PERPUSTAKAAN 1 Tujuan SOP ini dibuat sebagai pedoman untuk membantu, mendorong, dan menunjang kelancaran proses belajar

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Senin Kamis : Jam WIB. Jumat : Jam WIB. Dengan jadwal praktek kerja lapangan sebagai berikut:

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Senin Kamis : Jam WIB. Jumat : Jam WIB. Dengan jadwal praktek kerja lapangan sebagai berikut: BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pelaksanaan Magang Pelaksanaan kuliah kerja pusdokinfo (KKP) ini dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 9 April 2016 di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen, Jalan Raya Sukowati

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI INVENTORI BERBASISKAN RFID PADA PT. ABC

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI INVENTORI BERBASISKAN RFID PADA PT. ABC ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI INVENTORI BERBASISKAN RFID PADA PT. ABC Herwin; Richard Saputra Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University Jln. Kemanggisan Ilir III

Lebih terperinci