BAB 4 EVALUASI LKC BINA NUSANTARA UNIVERSITY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 EVALUASI LKC BINA NUSANTARA UNIVERSITY"

Transkripsi

1 BAB 4 EVALUASI LKC BINA NUSANTARA UNIVERSITY 4.1. Gambaran Prosedur Berjalan pada LKC Bina Nusantara University Berikut gambaran prosedur berjalan pada LKC Bina Nusantara University terkait dengan : Prosedur Masuk dalam LKC Bina Nusantara University Prosedur masuk dalam LKC Bina Nusantara University, dimulai dari : a. Mahasiswa datang ke ruang LKC Bina Nusantara University dengan membawa flazz card miliknya sendiri. Gambar 4.1 Mahasiswa tapping pada electronic entrance gate b. Mahasiswa melakukan tapping pada electronic entrance gate. c. Sensor flazz akan membaca flazz card, electronic entrance gate akan berputar dan lampu petunjuk pada electronic entrance gate akan berubah dari tanda silang merah menjadi arah panah masuk berwarna hijau. 85

2 Prosedur Peminjaman Buku Teks Proses peminjaman buku teks, dimulai dari : a. Mahasiswa melakukan pencarian lokasi buku yang dibutuhkan dengan menggunakan OPAC. b. Mahasiswa melakukan pencarian Gambar 4.2 Pencarian buku menggunakan unit OPAC buku pada rak buku teks, dengan mencocokkan DDC dari pencarian di OPAC dengan DDC pada papan informasi rak buku teks. c. Mahasiswa membawa buku yang diinginkan ke mesin auto-borrowing. d. Mahasiswa meletakan buku pada Gambar 4.3 Pencarian buku dalam rak buku teks book reader dan data buku akan tampil pada layar mesin auto-borrowing. e. Mahasiswa meletakan flazz card pada flazz reader dan data mahasiswa akan tampil pada layar mesin auto-borrowing. f. Untuk melakukan peminjaman buku, mahasiswa harus memilih tombol Proceed to Borrowing Gambar 4.4 Melakukan peminjaman buku teks dengan mesin auto-borrowing

3 87 g. Informasi peminjaman buku teks dan tanggal jatuh tempo buku akan muncul pada mesin auto-borrowing dan pilih OK h. Data peminjaman buku teks akan tersimpan dalam database Gambar 4.5 Mahasiswa peminjaman untuk buku teks. melewati electronic gate Prosedur Peminjaman Buku Tandon Prosedur Peminjaman Buku Tandon, dimulai dari : a. Mahasiswa mencari lokasi buku yang dibutuhkan dengan menggunakan OPAC. Gambar 4.6 Pencarian buku menggunakan unit OPAC b. Mahasiswa melakukan pencarian buku di rak buku Tandon. c. Mahasiswa membawa buku yang diinginkan ke mesin auto-borrowing. Gambar 4.7 Pencarian buku dalam rak buku tandon

4 88 d. Mahasiswa meletakan buku pada book reader dan data buku akan tampil pada layar mesin auto-borrowing. e. Mahasiswa meletakan flazz card pada flazz reader dan data mahasiswaakan tampil pada layar mesin auto-borrowing. Gambar 4.8 Peminjaman buku tandon dengan mesin autoborrowing f. Untuk memproses peminjaman buku, mahasiswa harus memilih tombol Proceed to Borrowing. g. Halaman persetujuan pertanggung jawaban atas kondisi buku akan tampil dan mahasiswa harus Gambar 4.9 Notifikasi memilih Setuju dan meminjam peminjaman buku tandon Agree and Borrow) untuk melanjutkan proses peminjaman. h. Informasi peminjaman buku tandon dan tanggal jatuh tempo buku akan muncul pada mesin auto-borrowing dan pilih OK Gambar 4.10 Persetujuan peminjaman buku tandon

5 89 i. Data peminjaman buku tandon akan tersimpan dalam database peminjaman untuk buku tandon. Gambar 4.11 Mahasiswa melewati electronic gate Prosedur Pengembalian Buku Teks Prosedur pengembalian buku teks, dimulai dari: a. Mahasiswa datang ke ruang LKC Bina Nusantara University untuk melakukan pengembalian buku teks Gambar 4.12 Pengembalian buku teks pada petugas b. Mahasiswa akan mendatangi bagian Return and Fine untuk melakukan pengembalian. c. Mahasiswa menyerahkan buku yang ingin dikembalikan kepada petugas. d. Petugas akan mengecek kondisi buku yang dikembalikan Gambar 4.13 Pengecekan buku oleh petugas

6 90 e. Petugas akan meletakan buku pada book reader, data peminjaman akan tampil pada layar petugas. f. Petugas akan mengecek apakah ada denda yang dikenakan kepada mahasiswa tersebut atau tidak. g. Jika terdapat denda, maka mahasiswa tersebut diwajibkan membayar denda tersebut dengan menggunakan flazz card atau kartu debit secara cashless. h. Setelah selesai membayar, data pengembalian buku teks akan disimpan pada aplikasi pengembalian buku teks. i. Jika tidak terdapat denda, maka data pengembalian buku teks akan disimpan pada aplikasi pengembalian buku teks Prosedur Pengembalian Buku Tandon Prosedur Pengembalian Buku Tandon, terdiri dari : a. Mahasiswa mendatangi ruang LKC Bina Nusantara University untuk melakukan pengembalian buku tandon yang dipinjam. b. Mahasiswa akan datang pada bagian Return Gambar 4.14 Pengembalian and Fine buku tandon pada petugas c. Mahasiswa akan menyerahkan buku tandon yang telah dipinjam kepada petugas. d. Petugas akan mengecek kondisi buku yang dikembalikan.

7 91 e. Petugas akan membaca barcode yang tersedia pada buku tandon dengan menggunakan book reader. f. Petugas akan mengecek apakah terdapat denda yang dikenakan kepada mahasiswa tersebut atau tidak. g. Jika terdapat denda, maka mahasiswa tersebut diwajibkan membayara denda tersebut dengan menggunakan flazz card Gambar 4.15 Petugas atau kartu debit secara cashless. memproses pengembalian h. Setelah selesai membayar, data pengembalian buku tandon akan disimpan pada aplikasi pengembalian buku tandon. i. Jika tidak terdapat denda, maka data pengembalian buku tandon akan disimpan pada aplikasi pengembalian buku tandon Prosedur Peminjaman Buku Skripsi Prosedur Peminjaman Buku Skripsi, dimulai dari : a. Mahasiswa membawa buku skripsi yang diinginkan ke bagian skripsi untuk melakukan peminjaman. Gambar 4.16 Petugas b. Petugas akan menerima buku skripsi memasukkan data peminjam yang diserahkan mahasiswa untuk menginput barcode yang tersedia pada buku

8 92 skripsi yang menggunakan barcode scanner. c. Petugas akan meminta flazz mahasiswa dan membaca barcode flazz card menggunakan barcode scanner. d. Petugas akan menyimpan data peminjaman Gambar 4.17 Petugas mem- buku skripsi pada aplikasi peminjaman proses data peminjaman buku buku skripsi. skripsi e. Petugas akan memberikan flazz card serta buku skripsi yang dipinjam kepada mahasiswa Prosedur Pengembalian Buku Skripsi Prosedur Pengembalian buku Skripsi, dimulai dari : a. Mahasiswa datang pada bagian Skripsi untuk melakukan pengembalian buku skripsi. Gambar 4.18 Petugas mem- b. Mahasiswa akan menyerahkan buku proses pengembalian buku skripsi yang dipinjam kepada petugas. skripsi c. Petugas akan mengecek kondisi buku. d. Petugas akan membaca barcode pada buku skripsi dengan menggunakan barcode scanner.

9 93 e. Pada aplikasi pengembalian buku skripsi, petugas akan menyimpan data pengembalian buku skripsi Prosedur Peminjaman Koleksi Multimedia Prosedur Peminjaman Koleksi Multimedia, dimulai dari : a. Mahasiswa mencari judul serta kode koleksi multimedia yang diinginkan dengan menggunakan OPAC. b. Mahasiswa mendatangi bagian Information and Assistance untuk melakukan peminjaman koleksi multimedia. c. Petugas akan menanyakan kode serta judul koleksi multimedia yang diinginkan oleh mahasiswa. d. Petugas akan mengambil kunci lemari penyimpanan koleksi multimedia. Gambar 4.19 Peminjaman pada Information and Assistance Staff e. Petugas akan melakukan pencarian koleksi multimedia sesuai dengan kode serta judul yang di butuhkan mahasiswa. f. Setelah koleksi ditemukan, petugas akan kembali ke bagian Information and Assistance. g. Petugas akan meminta flazz card Gambar 4.20 Pencarian mahasiswa dan membaca barcode koleksi oleh petugas scanner.

10 94 h. Petugas akan membaca barcode yang dimiliki oleh koleksi multimedia tersebut dengan menggunakan barcode scanner. i. Pada aplikasi peminjaman koleksi multimedia, petugas akan Gambar 4.21 Penginputan peminjaman koleksi multimedia menyimpan data peminjaman. j. Setelah data peminjaman berhasil disimpan, petugas akan memberikan flazz beserta koleksi multimedia yang dipinjam kepada mahasiswa Prosedur Pengembalian Koleksi Multimedia Prosedur pengembalian koleksi Multimedia, dimulai dari : a. Mahasiswa dapat mengembalikan koleksi multimedia pada bagian Return and Fine ataupun Information and Assistance. b. Petugas akan mengecek kondisi koleksi multimedia yang dipinjam dengan menggunakan CD ROM milik petugas. c. Petugas memproses data pengembalian dengan membaca barcode yang terdapat Gambar 4.22 Petugas mem- proses pengembalian koleksi pada koleksi multimedia dengan menggunakan barcode scanner. multimedia

11 95 d. Petugas akan mengecek apakah ada denda yang dikenakan kepada mahasiswa tersebut atau tidak. e. Jika terdapat denda, maka mahasiswa tersebut diwajibkan membayar denda tersebut dengan menggunakan flazz card atau kartu debit secara cashless. f. Setelah selesai membayar, data pengembalian koleksi multimedia akan disimpan pada aplikasi pengembalian koleksi multimedia. g. Jika tidak terdapat denda, maka data pengembalian koleksi multimedia akan disimpan pada aplikasi pengembalian koleksi multimedia Risk Assessment LKC Bina Nusantara University Risk assessment pada LKC Bina Nusantara University meliputi prosedur peminjaman buku, prosedur pengembalian buku, dan koleksi multimedia. Berdasarkan ISO 31000:2009 mengenai manajemen risiko TIK, proses risk assessment terbagi menjadi tiga bagian yaitu identifikasi risiko, analisa risiko dan evaluasi risiko. Hasil risk assessment berupa daftar risiko, penyebab risiko, dampak dari risiko serta informasi sumber risiko. Berikut hasil risk assessment pada LKC Bina Nusantara University : Risiko terkait dengan Peminjaman LKC Bina Nusantara University memiliki layanan peminjaman buku teks, buku tandon, buku skripsi serta koleksi multimedia. Setiap prosedur peminjaman akan dimulai dengan mahasiswa memasuki ruang LKC Bina Nusantara University dengan melakukan tapping pada electronic entrance gate. Adapun risiko terkait dengan electronic entrance gate, yaitu:

12 96 a. Terjadinya kerusakan electronic entrance gate Gambar 4.23 Kerusakan electronic entrance gate LKC Bina Nusantara University menerapkan electronic entrance gate sebagai salah satu bentuk pengendalian untuk memisahkan pengunjung LKC Bina Nusantara University yang binusian dan yang non-binusian, serta untuk mengetahui jumlah pengunjung LKC Bina Nusantara University. Penggunaan electronic entrance gate tidak terlepas dari risiko kerusakan. Yang termasuk kerusakan pada electronic entrance gate : a) Sensor flazz tidak dapat membaca flazz card Cara penggunaan electronic entrance gate dengan melakukan tapping pada bagian sensor flazz yang ada pada electronic entrance gate. Apabila sensor flazz tidak dapat membaca flazz card maka electronic entrance gate tidak akan terbuka atau digerakkan. b) Electronic entrance gate macet dan tidak mau berputar Electronic entrance gate memiliki palang yang dimaksudkan untuk mengatur agar setiap tapping hanya dilalui oleh satu orang. Jika telah dilakukan tapping pada sensor flazz, tapi palang macet atau tidak mau berputar maka mahasiswa tidak dapat masuk ke dalam LKC Bina Nusantara University.

13 97 c) Lampu petunjuk pada electronic entrance gate mati. Electronic entrance gate dilengkapi dengan lampu petunjuk untuk memberikan petunjuk apakah tapping flazz card berhasil dan mahasiswa dapat masuk ke dalam LKC Bina Nusantara University. Kerusakan pada lampu petunjuk membuat mahasiswa kesulitan menentukan apakah tapping yang dilakukan telah berhasil atau tidak berhasil. Penyebab kerusakan pada electronic entrance gate, yaitu: a) Tidak adanya maintenance rutin terhadap electronic entrance gate. Setiap produk memiliki 2 masa yaitu initial life dan operating life. Untuk setiap produk yang telah memasuki masa operating life akan memerlukan maintenance, begitu pula dengan electronic entrance gate. Apabila tidak ada maintenance pada electronic entrance gate maka akan rentan akan kerusakan dan dampak dari kerusakan akan lebih besar sebab tidak ada perbaikan terhadap kerusakan kecil yang terjadi. Jadi maintenance merupakan tindakan yang sangat penting untuk menjaga fungsionalitas dari electronic entrance gate. Dalam LKC Bina Nusantara University, electronic entrance gate berguna untuk pengendalian terhadap alur masuk mahasiswa ke dalam LKC Bina Nusantara University. b) Penggunaan electronic entrance gate yang tidak berhati-hati Salah faktor yang menyebabkan kerusakan pada electronic entrance gate karena ketidakpedulian mahasiswa dalam menjaga kondisi electronic entrance gate. Ketidakpedulian ini terlihat dengan tindakan mahasiswa yang tidak berhati-hati dalam menggunakan

14 98 electronic entrance gate, hal ini dikarenakan mahasiswa tidak merasa memiliki manfaat ataupun berkontribusi dalam upaya menjaga efektivitas electronic entrance gate. Kerusakan electronic entrance gate akan berdampak pada : c) Alur masuk ke dalam LKC Bina Nusantara University jadi terganggu. Kerusakan electronic entrance gate akan menganggu mahasiswa yang memasuki LKC Bina Nusantara University untuk mencari dan melakukan peminjaman buku. Sebagai contoh mahasiswa A sudah melakukan tapping pada electronic entrance gate, tapi electronic entrance gate tidak berfungsi. Mahasiswa tersebut akan mencoba ulang melakukan tapping, akibatnya mahasiswa yang mengantri dibelakangnya harus menunggu sampai tapping mahasiswa tersebut berhasil. d) Tidak dapat dibedakan antara pengunjung yang merupakan binusian dan non-binusian. Apabila terjadi kerusakan pada electronic entrance gate maka petugas akan mematikan fungsi electronic entrance gate. Penonaktifan ini menyebabkan pengunjung yang akan memasuki LKC Bina Nusantara University tidak perlu melakukan tapping dan alur masuk ke LKC Bina Nusantara University menjadi bebas. Keadaan ini membuat tidak dapat dibedakan antara pengunjung LKC Bina Nusantara University yang binusian dan yang non-binusian.

15 99 e) Ketidaklengkapan data yang terdapat pada laporan jumlah pengunjung. Electronic entrance gate terhubung dengan sistem penghitungan jumlah binusian yang masuk ke LKC Bina Nusantara University. Kerusakan electronic entrance gate berdampak pada ketidakakuratan laporan jumlah pengunjung. Selama kerusakan electronic entrance gate, jumlah mahasiswa yang masuk ke LKC Bina Nusantara University tidak tercatat ke dalam sistem. Hal ini menyebabkan data pada laporan jumlah pengunjung selama kerusakan hanya berupa asumsi. Asumsi ini hanya berupa data fiktif atau hasil perkiraan jumlah pengunjung yang masuk. Data fiktif ini menjadi penyebab turunnya keakuratan dan kehandalan laporan jumlah pengunjung. f) Laporan jumlah pengunjung tidak dapat menjadi patokan untuk bahan pengambilan keputusan strategis. Laporan jumlah pengunjung berfungsi sebagai salah satu faktor pendukung pengambilan keputusan strategis, contohnya untuk keputusan perluasan ruang LKC Bina Nusantara University yang didasari dengan jumlah pengunjung. Jika jumlah pengunjung LKC Bina Nusantara University ternyata melebihi kapasitas ruang LKC Bina Nusantara University saat ini, maka pihak LKC Bina Nusantara University dapat mengajukan perluasan ruang LKC Bina Nusantara University. Kerusakan electronic entrance gate menyebabkan laporan jumlah pengunjung tidak akurat sehingga tidak dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan strategis terkait dengan LKC Bina Nusantara University.

16 100 b. Prosedur tentang rentang waktu untuk tapping tidak jelas dipahami oleh mahasiswa. Penerapan prosedur tentang waktu untuk tapping merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak LKC Bina Nusantara University untuk menghindari penggunaan satu flazz card secara berulang-ulang dalam rentang waktu yang singkat. Namun prosedur ini tidak dipahami oleh mahasiswa, karena tidak ada sosialisasi tentang rentang waktu tapping. Penetapan prosedur yang ada tidak disertai dengan sosialisasi kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak memahami jika ada prosedur baru yang diterapkan. Dampak dari ketidakpahaman mahasiswa akan prosedur tentang rentang waktu tapping mengakibatkan mahasiswa harus menunggu selama lima belas menit sebelum dapat melakukan tapping selanjutnya. Pihak LKC Bina Nusantara University menerapkan prosedur mengenai waktu tapping untuk menghindari penyalahgunaan flazz card yang dimiliki mahasiswa dan keakuratan dari laporan jumlah pengunjung. Ketidakpahaman tentang waktu tapping ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan mahasiswa karena harus menunggu lima belas menit sejak tapping pertama sebelum dapat memasuki ruang LKC Bina Nusantara University. c. Tidak dilaksanakannya prosedur yang berhubungan dengan electronic entrance gate. Pihak LKC Bina Nusantara University menerapkan prosedur dalam penggunaan electronic entrance gate, dimana setiap mahasiswa yang ingin memasuki ruang LKC Bina Nusantara University harus melakukan

17 101 tapping dengan menggunakan flazz card nya sendiri. Tapi pada kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap prosedur ini. Pelanggaran yang sering terjadi yaitu : a) Adanya 2 mahasiswa yang masuk secara bersamaan b) Mahasiswa tidak melakukan tapping menggunakan flazz card nya sendiri / meminjam flazz card milik orang lain Penyebab banyaknya pelangaran prosedur ini dikarenakan mahasiswa tidak mengetahui pentingnya penggunaan electronic entrance gate untuk menghasilkan laporan pengunjung yang berguna untuk salah satu bahan pertimbangan keputusan untuk peningkatan pelayanan dan fasilitas bagi mahasiswa itu sendiri. Pelanggaran yang terjadi prosedur tapping dengan menggunakan flazz card sendiri di electronic entrance gate berdampak pada ketidakhandalan laporan jumlah pengunjung LKC Bina Nusantara University. Electronic entrance gate menyimpan jumlah pengunjung LKC Bina Nusantara University berdasarkan NIM, jadi berapa kali pun mahasiswa tersebut masuk dengan flazz card nya yang terhitung hanya 1 pengunjung. Jika ada 2 orang yang masuk bersamaan atau menggunakan flazz card orang lain akan membuat jumlah yang tercatat di sistem tidak sesuai dengan jumlah pengunjung sebenarnya Prosedur Peminjaman Buku Teks dan Tandon Gambaran proses peminjaman buku teks dan tandon yang berlaku LKC Bina Nusantara University, dimulai dengan mahasiswa mencari lokasi buku

18 102 dengan menggunakan fasilitas OPAC, melakukan peminjaman buku menggunakan mesin auto-borrowing hingga mahasiswa keluar melewati electronic gate. Risiko yang terkait dengan masing-masing aktivitas diatas yaitu sebagai berikut : 1. Risiko terkait dengan penggunaan fasilitas OPAC (Online Public Access Catalog) a. Rendahnya tingkat penggunaan fasilitas OPAC Fasilitas OPAC disediakan oleh LKC Bina Nusantara University untuk memudahkan mahasiswa dalam mengakses situs LKC Bina Nusantara University guna mendapatkan informasi mengenai letak buku yang diinginkan. Berdasarkan hasil observasi, tidak banyak mahasiswa yang menggunakan fasilitas OPAC untuk menemukan letak buku. Banyaknya mahasiswa yang tidak menggunakan fasilitas OPAC karena : a) Koneksi intranet yang lambat pada fasilitas OPAC. Fasilitas OPAC merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pihak LKC Bina Nusantara University, yang mana terhubung dengan situs LKC Bina Nusantara University sehingga dapat membantu mahasiswa dapat melakukan pencarian lokasi buku. Fasilitas OPAC memerlukan koneksi intranet untuk mengakses situs LKC Bina Nusantara University. Sebagai salah satu faktor penting dalam menunjang fungsional fasilitas OPAC, intranet sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi fasilitas OPAC. Koneksi intranet yang lambat membuat mahasiswa yang menggunakan fasilitas OPAC memerlukan waktu yang lama untuk mencari sebuah buku. Waktu yang lama untuk menunggu loading dari

19 103 setiap page di situs LKC Bina Nusantara University membuat mahasiswa memilih untuk tidak menggunakan fasilitas OPAC dan langsung mencari secara manual pada setiap rak yang ada di LKC Bina Nusantara University. b) Tidak ada koneksi intranet pada fasilitas OPAC. Gambar 4.24 Intranet pada unit OPAC tidak connected Koneksi intranet memegang peran yang sangat penting dalam menunjang efektivitas implementasi fasilitas OPAC. Fasilitas OPAC tidak akan berfungsi jika tidak ada koneksi, karena fasilitas OPAC perlu terhubung dengan situs LKC Bina Nusantara University untuk memberikan informasi letak buku bagi mahasiswa. Jadi tidak terhubungnya fasilitas OPAC dengan intranet membuat fasilitas OPAC tidak dapat berfungsi. Hal ini membuat fasilitas OPAC tidak berfungsi hingga ada perbaikan dari pihak LKC Bina Nusantara University. c) Tidak ada informasi, sosialisasi dan komunikasi yang berkelanjutan dalam penggunaan fasilitas OPAC.

20 104 Gambar 4.25 Tidak ada papan informasi pendukung pada setiap unit OPAC Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya penggunaan fasilitas OPAC adalah karena pihak LKC Bina Nusantara University tidak memberikan sosialisasi tentang fasilitas ini, baik pada mahasiswa baru maupun pada pengunjung LKC Bina Nusantara University. Penyebab lainnya adalah kurang atau bahkan tidak ada informasi pendukung fasilitas OPAC. Dampak yang ditimbulkan karena semakin sedikitnya mahasiswa atau pengunjung LKC Bina Nusantara University yang menggunakan fasilitas OPAC yaitu : a) Tidak tercapainya tujuan pengadaan fasilitas OPAC. Tujuan dari pengadaan fasilitas OPAC adalah untuk memudahkan mahasiswa untuk mengakses situs LKC Bina Nusantara University guna menemukan lokasi buku yang diinginkan ataupun informasi lainnya mengenai LKC Bina Nusantara University. Pada kenyataannya masalah koneksi intranet menjadi penghambat tercapainya tujuan tersebut karena masalah koneksi intranet ini

21 105 menyebabkan mahasiswa lebih memilih untuk mencari buku secara manual dari pada harus menggunakan fasilitas OPAC. b) Menurunkan jumlah pengguna fasilitas OPAC Koneksi intranet yang tidak terjaga dan termonitor dengan baik membuat mahasiswa sulit untuk menggunakan fasilitas OPAC. Koneksi intranet yang tidak memadai untuk mendukung fungsi fasilitas OPAC membuat jumlah pengguna fasilitas OPAC semakin menurun, karena mahasiswa lebih memilih beralih untuk mencari buku tanpa melalui fasilitas OPAC yang disediakan. b. Kerusakan fasilitas OPAC Fasilitas OPAC merupakan PC yang terhubung dengan situs LKC Bina Nusantara University dengan koneksi intranet. Yang termasuk kerusakan fasilitas OPAC yaitu: a) Kerusakan monitor / monitor mati b) Kerusakan Operating System c) Keyboard dan mouse yang tidak berfungsi Penyebab terjadinya kerusakan pada fasilitas OPAC karena : a) Tidak ada maintenance rutin LKC Bina Nusantara University tidak memiliki prosedur maintenance. Mesin ataupun teknologi hanya memiliki prosedur jika ada kerusakan. Begitu pula dengan fasilitas OPAC, tidak ada maintenance rutin untuk menjaga kondisi OPAC. Hal ini membuat fasilitas OPAC lebih rentan untuk mengalami kerusakan. Dampak kerusakan akan memerlukan waktu dan biaya perbaikan yang lebih besar dibandingkan dengan melakukan maintenance secara rutin.

22 106 b) Penggunaan fasilitas OPAC yang tidak bertanggung jawab Fasilitas OPAC disediakan untuk setiap pengunjung LKC Bina Nusantara University, khususnya binusian. Mahasiswa bebas menggunakan fasilitas OPAC untuk membantunya mencari informasi ketersediaan ataupun lokasi rak buku yang diinginkan. Penggunaan OPAC yang tidak bertanggung jawab dapat mengakibatkan kerusakan fasilitas OPAC. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang menggunakan fasilitas OPAC tidak menyadari pentingnya menjaga kondisi OPAC untuk kepentingan bersama. Kerusakan fasilitas OPAC akan berdampak pada kesulitan pada proses pencarian informasi di situs LKC Bina Nusantara University. Mahasiswa yang ingin menggunakan fasilitas OPAC menjadi terganggu karena fasilitas OPAC sedang dalam perbaikan. Hal ini akan berdampak pada menurunnya tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan dan fasilitas yang disediakan oleh LKC Bina Nusantara University. 2. Risiko terkait dengan situs LKC Bina Nusantara University (dalam mendukung fasilitas OPAC) a. Kesalahan penyampaian informasi dalam pencatatan judul buku yang tersedia pada situs LKC Bina Nusantara University. Gambar 4.26 Perbedaan judul buku dengan situs LKC

23 107 Gambar 4.27 Kode panggil buku dalam rak Ketepatan informasi yang disajikan pada situs LKC Bina Nusantara University menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan pada situs LKC Bina Nusantara University. Informasi pada situs LKC Bina Nusantara University menjadi panduan bagi mahasiswa ataupun pengunjung dalam melakukan pencarian buku ataupun mendapatkan informasi yang terkait dengan LKC Bina Nusantara University. Adapun pada situs LKC Bina Nusantara University masih terdapat kesalahan penyampaian informasi dalam pencatatan judul buku. Penyebabnya adalah human error. Situs LKC Bina Nusantara University berisi informasi mengenai profil LKC Bina Nusantara University, prosedur, fasilitas dan layanan serta koleksi buku LKC Bina Nusantara University. Kehandalan informasi pada situs LKC Bina Nusantara University menjadi berkurang karena ditemukan adanya kesalahan informasi yang dimasukkan oleh petugas (human error) pada situs LKC Bina Nusantara University. Seperti informasi mengenai judul buku yang berbeda antara yang ditampilkan pada situs LKC Bina Nusantara University dengan judul yang ada di buku.

24 108 Kesalahan penyampaian informasi dalam pencatatan judul buku yang tersedia pada situs LKC Bina Nusantara University akan berdampak pada : a) Menurunnya tingkat kepercayaan atas informasi yang disajikan pada situs LKC Bina Nusantara University. Kehandalan informasi yang disajikan pada situs LKC Bina Nusantara University merupakan unsur yang sangat penting. Kehandalan informasi yang disajikan akan berkaitan dengan tingkat kepercayaan pembaca atas informasi tersebut. Begitu pula dengan informasi yang ada di situs LKC Bina Nusantara University, mahasiswa yang sering menemukan ketidakhandalan informasi yang ada di situs LKC Bina Nusantara University membuat mahasiswa menjadi tidak percaya akan informasi yang ada di situs tersebut. Berdasarkan hasil observasi, ketidakhandalan informasi dalam situs LKC Bina Nusantara University salah satunya yaitu perbedaan judul. Hal ini membuat mahasiswa tidak dapat menemukan buku yang diinginkan jika melihat pada informasi yang ditampilkan pada situs LKC Bina Nusantara University, yang pada kenyataan koleksi tersebut tersedia di LKC Bina Nusantara University. b) Kesulitan dalam mencari buku yang dibutuhkan. Fasilitas OPAC yang terhubung dengan situs LKC Bina Nusantara University bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam mencari lokasi buku berdasarkan informasi yang disajikan di situs LKC Bina Nusantara University. Ketidakhandalan informasi (khususnya mengenai informasi koleksi yang ada) membuat

25 109 mahasiswa mengalami kesulitan dalam mencari lokasi dan ketersediaan buku di LKC Bina Nusantara University. b. Kesulitan memahami informasi tata letak buku pada situs LKC Bina Nusantara University. Gambar 4.28 Fasilitas penunjang OPAC susah dipahami Informasi yang disajikan pada situs LKC Bina Nusantara University berisi tentang judul buku, NIB, kode DDC serta informasi jumlah buku yang masih tersedia. Pencarian buku dilakukan dengan melihat petunjuk DDC buku yang tampil pada situs LKC Bina Nusantara University dan menyesuaikan dengan papan informasi kode buku yang tersedia. Pada papan informasi kode buku ini memberikan informasi mengenai rak berapa dan range kode buku dalam setiap rak. Mahasiswa yang tidak mengerti cara pencarian buku menjadi kesulitan untuk memahami informasi yang disajikan pada situs LKC Bina Nusantara University. Penyebab kesulitan memahami informasi tata letak buku pada situs LKC Bina Nusantara University yaitu: tidak ada sosialisasi cara mencari lokasi buku dengan menggunakan kode buku pada situs LKC Bina Nusantara University.

26 110 Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 mahasiswa semester 1, didapatkan informasi bahwa setiap mahasiswa baru tidak diberikan sosialisasi seputar informasi mengenai LKC Bina Nusantara University secara rinci. Kunjungan mahasiswa baru ke LKC Bina Nusantara University didampingi oleh buddy coordinator. Mahasiswa tidak diberitahukan tentang bagaimana cara mencari buku dengan fasilitas OPAC, bagaimana cara membaca informasi yang disediakan pada situs LKC Bina Nusantara University dalam mencari lokasi rak buku, cara peminjaman serta informasi tambahan lainnya secara mendetil pada saat kunjungan langsung ke LKC Bina Nusantara University. Hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat mahasiswa tidak mengerti dan mengalami kesulitan dalam mencari lokasi buku dengan menggunakan fasilitas OPAC. Akibat dari kesulitan memahami informasi pada situs LKC Bina Nusantara University yaitu kesulitan menemukan buku. Dampak dari mahasiswa yang tidak memahami tentang bagaimana membaca kode DDC adalah kesulitan dalam menemukan lokasi buku. Mahasiswa tidak mengetahui bagaimana menggunakan informasi DDC buku untuk menemukan lokasi buku yang diinginkan. c. Ketidaksesuaian letak buku (DDC) pada situs LKC Bina Nusantara University dengan tata letak sebenarnya.

27 111 Gambar 4.29 Ketidaksesuaian letak buku Salah satu manfaat pengunaan fasilitas OPAC adalah untuk mendapatkan informasi mengenai lokasi rak buku yang diinginkan oleh mahasiswa. Namun pada kenyataannya buku tidak diletakkan sesuai dengan kodenya dan hal ini menyebabkan ketidaksesuaian antara informasi yang terlihat pada situs LKC Bina Nusantara University dengan kondisi real di LKC Bina Nusantara University. Ketidaksesuaian informasi disebabkan oleh peletakan buku yang tidak pada tempatnya. LKC Bina Nusantara University menerapkan sistem self-service sehingga mahasiswa dapat mencari buku sendiri pada raknya. Karena ulah mahasiswa yang tidak meletakkan buku kembali pada rak yang seharusnya baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Selain mahasiswa, kesalahan peletakan dapat juga dilakukan oleh petugas (human error), petugas meletakkan buku tidak pada rak yang sesuai. Hal ini membuat informasi pada situs LKC Bina Nusantara University mengenai lokasi buku tidak dapat diandalkan lagi untuk melakukan pencarian lokasi buku.

28 Risiko yang terkait dengan mesin auto-borrowing Mesin auto-borrowing merupakan fasilitas yang disediakan oleh pihak LKC Bina Nusantara University guna melakukan peminjaman sendiri tanpa melalui petugas sirkulasi. Pada mesin auto-borrowing dijalankan aplikasi peminjaman yang akan terhubungan dengan situs LKC Bina Nusantara University. Jadi saat peminjaman berhasil dilakukan maka database LKC Bina Nusantara University akan ter-update, yang mengurangi jumlah buku yang tersedia di LKC Bina Nusantara University. Adapun beberapa risiko yang terkait dengan mesin auto-borrowing yaitu: a. Kerusakan mesin auto-borrowing Mesin auto-borrowing terdiri dari komponen All-in-one PC, book reader, dan flazz reader. Setiap komponen teknologi ini memiliki masa pakai serta perlu dilakukan maintenance. Masa pakai menjadi dasar untuk pertimbangan penggunaan komponen tersebut atau mengganti komponen dengan yang baru. Sedangkan maintenance untuk menjaga agar setiap komponen dalam kondisi yang baik dan kinerja mesin auto-borrowing dapat terjaga. Adapun kerusakan pada mesin auto-borrowing dapat terjadi karena salah satu komponen tersebut mengalami kerusakan atau error. Yang termasuk dalam kerusakan mesin auto-borrowing yaitu: a) Book reader tidak dapat membaca RFID Tag yang terdapat pada buku b) Flazz reader tidak dapat membaca flazz card c) Kerusakan pada All-in-one PC misalnya layar/monitor mati d) Error pada aplikasi peminjaman yang digunakan dalam mesin autoborrowing

29 113 Kerusakan mesin auto-borrowing terjadi karena tidak ada maintenance secara rutin pada mesin auto-borrowing. Berdasarkan hasil wawancara dengan electronic services & system section head, dikatakan bahwa LKC Bina Nusantara University tidak memiliki prosedur maintenance terhadap semua teknologi yang digunakan. LKC Bina Nusantara University hanya akan memperbaiki jika ada laporan kerusakan mesin auto-borrowing oleh petugas. Kerusakan mesin auto-borrowing akan berdampak pada proses peminjaman yang terganggu, kondisi yang ditimbulkan yaitu: a) Peminjaman harus dilakukan secara manual atau melalui petugas sirkulasi. Peminjaman yang seharusnya dilakukan secara sendiri dengan menggunakan mesin auto-borrowing harus dihentikan dan diganti dengan melakukan peminjaman buku kepada petugas sirkulasi. Petugas yang akan memasukkan data peminjaman ke aplikasi LKC Bina Nusantara University untuk mahasiswa. b) Antrian menjadi panjang pada mesin auto-borrowing atau petugas. Pihak LKC Bina Nusantara University menyediakan sebanyak dua mesin auto-borrowing untuk membantu mahasiswa dalam melakukan peminjaman buku sendiri. Kerusakan salah satu mesin auto-borrowing akan berdampak terjadinya antrian pada mesin auto-borrowing lainnya yang masih berfungsi. Antrian juga dapat terjadi pada meja petugas jika kedua mesin auto-borrowing dalam keadaan rusak.

30 114 b. Terjadinya antrian panjang. Jumlah mesin auto-borrowing yang disediakan disesuaikan dengan data peminjaman yang dilakukan dimana dua mesin autoborrowing mampu melayani mahasiswa dalam melakukan peminjaman buku. Namun antrian panjang dapat terjadi karena kesulitan mahasiswa dalam menggunakan mesin auto-borrowing. Kejadian tersebut terjadi karena tidak ada pemberitahuan mengenai spesifikasi layar yang digunakan pada mesin auto-borrowing (resistive atau capacitive). Hal ini menyulitkan mahasiswa dalam menggerakkan kursor saat melakukan peminjaman. Berdasarkan hasil wawancara dengan electronic services & system section head, layar pada mesin auto-borrowing merupakan resistive yang sensitif terhadap tekanan, yang mendukung penggunaan stylus, plectrum, dan sejenisnya. Jika menyentuh layar hanya dengan jari tangan tanpa tekanan, maka kursor dilayar akan sulit untuk digerakkan. Untuk itu disarankan menggerakkan kursor pada mesin auto-borrowing dengan kuku. Dampak dari tidak adanya pemberitahuan mengenai cara pemakaian mesin auto-borrowing membuat mahasiswa tidak mengetahui bagaimana penggunaan mesin auto-borrowing secara efektif, akibatnya: a) Mesin auto-borrowing yang tersedia tidak efektif pada antrian yang ada. Lamanya waktu untuk memproses satu transaksi peminjaman pada mesin auto-borrowing membuat mahasiswa harus mengantri untuk melakukan peminjaman. Semakin banyak antrian

31 115 pada saat peminjaman menunjukkan jumlah mesin auto-borrowing yang disediakan tidak efektif lagi. b) Mahasiswa sulit untuk melakukan peminjaman karena layar bersifat resistive. Ketidaktahuan mahasiswa akan spesifikasi layar yang dipakai pada mesin auto-borrowing membuat mahasiswa kesulitan dalam melakukan peminjaman buku. Layar mesin auto-borrowing bersifat resistive, dimana untuk menggerakkannya disarankan dengan menggunakan kuku. Namun hal ini tidak disosialisasikan pada mahasiswa sehingga beberapa mahasiswa memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan peminjaman. c. Data peminjaman tidak tersimpan ke dalam database LKC Bina Nusantara University. Sistem peminjaman buku dilakukan secara self service dengan menggunakan fasilitas mesin auto-borrowing. Dalam melakukan peminjaman, mahasiswa akan meletakkan buku yang akan dipinjam pada book reader serta flazz card pada flazz reader. Informasi ini akan disimpan secara otomatis pada database peminjaman buku yang terintegrasi dengan situs LKC Bina Nusantara University. Saat informasi peminjaman telah masuk ke database LKC Bina Nusantara University maka saat mahasiswa membawa buku keluar, electronic gate tidak berbunyi. Berdasarkan hasil observasi, ada saat dimana peminjaman yang dilakukan dengan mesin auto-borrowing tidak masuk dalam sistem peminjaman. Mahasiswa telah melakukan peminjaman dengan mesin auto-borrowing namun saat akan keluar electronic gate berbunyi dan

32 116 mahasiswa harus melakukan peminjaman ulang melalui petugas bagian sirkulasi yang bertugas. Penyebab data peminjaman yang dilakukan tidak tersimpan dalam sistem yaitu adanya error pada aplikasi mesin auto-borrowing. Jadi mahasiswa telah melakukan peminjaman sesuai dengan ketentuan melalui mesin auto-borrowing tapi data peminjaman tidak tersimpan pada database peminjaman. Error pada aplikasi yang terdapat pada mesin auto-borrowing yang membuat data peminjaman tidak tersimpan membuat mahasiswa harus meminjam ulang, karena electronic gate berbunyi saat mereka akan keluar. Mahasiswa harus melaporkan pada petugas dan petugas akan memproses ulang peminjaman sekali lagi sebelum mahasiswa dapat membawa buku tersebut. Kejadian tersebut akan menyebabkan penurunan kepercayaan terhadap fungsi serta kinerja dari mesin auto-borrowing. Petugas ataupun mahasiswa menjadi tidak yakin dengan peminjaman menggunakan mesin auto-borrowing, karena data peminjaman tidak masuk dalam database peminjaman. Fungsi mesin auto-borrowing untuk melayani mahasiswa dengan mempermudah peminjaman sendiri menjadi diragukan karena mesin auto-borrowing ternyata tidak berjalan secara maksimal.

33 Risiko lainnya terkait peminjaman buku teks yaitu : a. Jumlah koleksi buku LKC Bina Nusantara University tidak memenuhi kebutuhan mahasiswa Jumlah buku yang disediakan oleh LKC Bina Nusantara University akan disesuaikan dengan harga dari buku dan kebutuhan akan buku tersebut. Hal ini karena pihak LKC Bina Nusantara University memiliki budget dan pertimbangan sebelum melakukan pembelian buku. Jumlah buku yang terbatas serta adanya monopoli membuat mahasiswa kesulitan meminjam buku yang dibutuhkan. Dimana buku yang tersedia dipinjam oleh satu mahasiswa tanpa memberikan kesempatan bagi mahasiswa lainnya untuk meminjam buku tersebut. Akibatnya jumlah buku yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan dari mahasiswa Bina Nusantara University. Dampak dari monopoli ini membuat pihak LKC Bina Nusantara University harus menyediakan lebih banyak buku untuk mencukupi kebutuhan mahasiswa atau mahasiswa akan kecewa karena setiap buku yang ingin dipinjam tidak dapat diperoleh dengan mudah Prosedur Pengembalian Buku Teks dan Tandon Gambaran proses pengembalian buku teks dan tandon yang berlaku LKC Bina Nusantara University, dimulai dengan mahasiswa mengembalikan buku kepada petugas sirkulasi, petugas sirkulasi mengecek kondisi buku serta menerima denda jika ada keterlambatan pengembalian buku. Risiko yang terkait dengan proses pengembalian diatas yaitu sebagai berikut :

34 Risiko terkait dengan buku teks dan tandon saat pengembalian a. Kerusakan koleksi buku teks dan tandon Mahasiswa dapat melakukan peminjaman buku teks untuk dibawa pulang. Mahasiswa bebas mencari dan meminjam buku yang mereka inginkan, selama buku tersebut masih tersedia. Menurut hasil observasi, terdapat sejumlah buku dalam keadaaan rusak. Adapun kategori rusak yang dimaksudkan penulis adalah : a) Halaman buku ada yang robek Gambar 4.30 Halaman buku robek b) Halaman buku tidak lengkap Gambar 4.31 Halaman tidak lengkap c) Terdapat coretan dalam buku

35 119 Gambar 4.32 Buku berstabilo Gambar 4.33 Buku dicorat-coret d) Terdapat bekas air atau noda pada buku Gambar 4.34 Buku terkena bekas air Gambar 4.35 Buku lembab terkena air

36 120 e) Buku yang berubah warna Gambar 4.36 Buku berubah warna Berbagai jenis kerusakan tersebut dapat terjadi karena : a) Petugas tidak mengecek secara detil buku yang dikembalikan. Saat pengembalian, petugas bagian sirkulasi hanya akan melakukan pengecekan kondisi buku secara umum seperti kondisi basah atau tidak. Untuk kerusakan kecil seperti buku yang robek ataupun coretan pada buku akan sulit diidentifikasi pada saat pengembalian buku. Hal ini menyebabkan saat mahasiswa memerlukan buku tersebut, kondisi buku sudah tidak bagus lagi. Terdapat banyak coretan serta ada beberapa halaman yang hilang. Halaman yang hilang akan menyulitkan mahasiswa dalam menggunakan buku dari perpustakaan karena informasi yang mereka akan gunakan tidak tersedia pada buku tersebut. b) Peletakkan buku yang tidak secara hati-hati oleh petugas. Petugas bagian sirkulasi bertugas menerima setiap buku yang dikembalikan dan meletakkan pada meja petugas sebelum disusun kembali ke raknya. Ketidakhati-hatian petugas dalam meletakkan buku, membuat buku terlipat atau rusak secara tidak disengaja.

37 121 c) Peminjaman buku yang dilakukan secara tidak bertanggung jawab. Salah satu penyebab kerusakan buku adalah akibat tindakan mahasiswa yang kurang menghargai dan memahami peraturan yang menganjurkan mahasiswa untuk menjaga kerapian dan kebersihan buku demi kenyamanan bersama. Mahasiswa yang tidak bertanggung jawab, saat meminjam buku dengan sengaja merusak buku untuk kepentingan pribadi. Seperti mencoret buku yang dipinjam saat membaca buku tersebut, atau menyobek sebagian halaman buku yang dianggap memiliki informasi yang diperlukan. Akibatnya buku yang dikembalikan kondisinya menjadi rusak dan merugikan baik pihak LKC Bina Nusantara University ataupun bagi mahasiswa lainnya. Tindakan ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa tidak menyadari akan pentingnya menjaga kualitas buku yang dipinjam untuk kepentingan bersama. Buku yang disediakan di LKC Bina Nusantara University bukan hanya untuk memenuhi kepentingannya sendiri melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan referensi buku seluruh mahasiswa Bina Nusantara University. Kerusakan buku yang terjadi secara sengaja atau tidak sengaja akan berdampak bagi pihak LKC Bina Nusantara University, yaitu:

38 122 a) Besarnya biaya kerusakan yang harus ditanggung pihak LKC Bina Nusantara University. LKC Bina Nusantara University memiliki bagian collection development yang memiliki tugas melakukan perawatan koleksi, dengan pengecekan terhadap kondisi buku yang rusak dan melakukan perbaikan. Kerusakan yang dapat diperbaiki salah satunya yaitu jika ada halaman yang hilang dengan syarat ada buku lain sejenis yang masih tersedia. Petugas pada bagian collection development akan melakukan fotokopi terhadap halaman yang hilang dan menyisipkan pada buku yang rusak tersebut. Setiap kerusakan yang diidentifikasi oleh bagian collection development akan diperbaiki dan ditanggung biaya nya oleh pihak LKC Bina Nusantara University. Dengan begitu akibat dari banyaknya kerusakan buku ini akan berdampak pada besarnya biaya perbaikan yang harus dikeluarkan oleh pihak LKC Bina Nusantara University. b) Kondisi buku di LKC Bina Nusantara University tidak sesuai dengan harapan yang membuat mahasiswa tidak ke LKC Bina Nusantara University untuk meminjam buku. Mahasiswa merasa kondisi buku yang ada di LKC Bina Nusantara University tidak sesuai dengan harapan, dimana terdapat banyak kondisi buku yang rusak dan tidak terawat. Dengan banyak buku yang tidak terawat atau rusak membuat menurunnya minat mahasiswa ke LKC Bina Nusantara University untuk meminjam buku. Contohnya hilangnya halaman buku, saat

39 123 mahasiswa akan menggunakan buku tersebut dan setelah melakukan peminjaman ternyata halaman buku tidak lengkap, ini membuat mahasiswa kesulitan dalam mengerjakan tugasnya. Kondisi buku yang tidak terjamin ini membuat mahasiswa memilih alternatif lain seperti membeli buku sendiri, fotokopi atau ke perpustakaan lain. Hal ini tentunya juga terkait dengan rendahnya kualitas pelayanan yang dirasakan oleh mahasiswa. c) Pihak LKC Bina Nusantara University mengalami kerugian atas kerusakan aset yang dimiliki. Setiap buku yang dibeli merupakan aset dari LKC Bina Nusantara University, dimana membutuhkan alokasi budget dan berbagai pertimbangan sebelum keputusan untuk menambah koleksi buku. Buku menjadi salah satu aset penting bagi LKC Bina Nusantara University, karena LKC Bina Nusantara University bergerak untuk memenuhi kebutuhan referensi perkuliahan dengan persediaan buku yang dimiliki. Jadi kerusakan buku yang terjadi dianggap sebagai suatu kerugian bagi pihak LKC Bina Nusantara University Prosedur Peminjaman Buku Skripsi Gambaran proses peminjaman buku skripsi yang berlaku LKC Bina Nusantara University, dimulai dengan mahasiswa mencari buku skripsi yang diinginkan secara manual pada setiap rak yang tersedia, dan melakukan peminjaman melalui petugas bagian skripsi. Risiko yang terkait dengan proses pengembalian diatas yaitu sebagai berikut :

40 Risiko terkait dengan pencarian buku skripsi a. Kesulitan dalam menemukan buku skripsi Gambar 4.37 Penempatan kode buku skripsi tidak sesuai rak Pihak LKC Bina Nusantara University menyediakan buku skripsi yang akan diganti setiap periodenya. Masa guna setiap koleksi buku skripsi adalah 2 tahun. Buku skripsi yang ada di LKC Bina Nusantara University diberikan kode berupa nomor urut, tahun buku skripsi serta kode jurusan penulis. Dalam hal tata letak buku, buku skripsi berbeda dengan buku teks dan buku tandon, penyusunan buku skripsi dilakukan sesuai dengan nomor urut serta jurusan. Hal ini untuk mempermudah dalam melakukan filter terhadap buku skripsi sesuai dengan jurusannya. Pada kenyataannya di lapangan, mahasiswa merasa kesulitan dalam menemukan buku skripsi yang mereka inginkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : a) Mahasiswa meletakkan buku skripsi tidak sesuai dengan tempatnya Mahasiswa menggunakan buku skripsi sebagai referensi dalam menyusun karya ilmiah atau thesisnya. Kebanyakan mahasiswa setelah menggunakan buku tidak mengembalikan buku tersebut sesuai

41 125 dengan kodenya. Untuk meminimalisir hal ini, LKC Bina Nusantara University menerapkan peraturan agar mahasiswa harus melakukan peminjaman dan pengembalian pada bagian thesis. Dengan demikian, petugas bagian thesis yang akan menerima buku yang telah dipinjam dan mengembalikannya di tempat yang sesuai dengan urutan dan jurusannya. Tapi hal ini tidak dapat menutupi risiko kesulitan pencarian buku karena ada mahasiswa yang meletakkan buku skripsi secara acak ketika melakukan pencarian buku baik secara disengaja ataupun tanpa disengaja. Mahasiswa meletakan buku secara acak yang dilakukan secara sengaja dikarenakan beberapa alasan diantaranya karena koleksi yang terbatas sehingga mahasiswa merasa perlu memonopoli buku tersebut agar dapat ditemukan ketika diinginkan, mahasiswa tidak mau repot untuk melihat nomor urut sebelum meletakan buku skripsi sehingga mahasiswa langsung meletakan buku pada rak yang terdekat. b) Human error Seperti yang telah dijelaskan di atas, pihak LKC Bina Nusantara University menerapkan peraturan agar mahasiswa harus melakukan peminjaman dan pengembalian pada bagian thesis. Dengan demikian, petugas bagian thesis yang akan menerima buku yang telah dipinjam dan mengembalikannya di tempat yang sesuai dengan urutan dan jurusannya. Human error dapat dalam menyusun buku skripsi sehingga buku tidak ditempatkan sesuai dengan kodenya.

42 126 c) Tidak adanya informasi mengenai letak buku skripsi yang diinginkan pada situs LKC Bina Nusantara University Tidak seperti buku teks, informasi mengenai letak buku skripsi tidak terdapat pada situs LKC Bina Nusantara University. Jadi untuk mencari buku skripsi, mahasiswa harus melihat satu per satu buku skripsi yang tersedia pada setiap rak. Dampak yang ditimbulkan dari tata letak buku skripsi yang tidak sesuai yaitu: a) Bagi petugas LKC Bina Nusantara University, sulit untuk melakukan pendataan pada buku skripsi yang tersedia. Informasi mengenai buku yang masih dipinjam dan yang telah dikembalikan sulit untuk diperiksa kesesuaiannya dengan buku yang terletak di rak. Berdasarkan hasil observasi pada petugas bagian thesis, petugas meragukan data yang ada pada pengembalian dan peminjaman buku skripsi menunjukkan kondisi real ketersediaan buku. b) Bagi mahasiswa, untuk menemukan buku skripsi yang sesuai topik mereka harus mencari secara manual pada rak dengan melihat setiap buku skripsi yang tersedia. Dengan kondisi buku skripsi yang tidak urut menyulitkan mahasiswa ketika akan mencari buku skripsi yang mereka inginkan dengan melalui kodenya.

43 Risiko Peminjaman Buku Skripsi a. Banyaknya pelanggaran penggunaan buku skripsi Pihak LKC Bina Nusantara University memiliki prosedur peminjaman buku skripsi dengan melalui petugas bagian skripsi. Akan tetapi pada prakteknya, masih banyak mahasiswa yang melanggar prosedur ini. Pelanggaran ini disebabkan oleh tidak jelasnya aturan dalam peminjaman buku skripsi, yang mengakibatkan mahasiswa dapat meminjam buku skripsi tanpa melakukan peminjaman sesuai aturan yang berlaku. Adapun penyebab timbulnya pelanggaran tersebut adalah: a) Tidak konsistennya prosedur yang berlaku Perubahan yang terjadi pada prosedur tentunya hal yang dapat terjadi. Akan tetapi apabila perubahan itu sering terjadi dan tanpa disosialisasikan, tentunya akan menyebabkan timbulnya anggapan bahwa prosedur yang berlaku rumit dan tidak konsisten. b) Tidak jelasnya prosedur peminjaman buku skripsi Menurut hasil observasi, terdapat dua cara peminjaman buku skripsi, yaitu yang pertama peminjaman dapat dilakukan dengan hanya menyebutkan NIM kepada petugas. Dan yang kedua adalah dengan menyerahkan flazz card kepada petugas. Aturan yang sebenarnya berlaku adalah peminjaman dilakukan dengan memberikan flazz card kepada petugas. Hal diatas menunjukan, prosedur yang berlaku belum jelas benar dipahami oleh petugas. Akibat dari pelanggaran penggunaan buku skripsi yaitu : a) Tidak ada informasi mengenai jumlah peminjam buku skripsi.

44 128 Pelanggaran penggunaan buku skripsi yang dilakukan yaitu tidak melakukan peminjaman buku skripsi sesuai dengan prosedurnya. Hal ini membuat tidak adanya informasi mengenai jumlah peminjaman buku skripsi yang telah dilakukan. Hal ini akan berdampak pada tidak ada pengendalian terhadap peminjaman dan pengembalian buku skripsi. b) Jumlah pelanggaran yang semakin banyak karena tidak ada sanksi yang tegas. Dampak dari pelanggaran penggunaan buku skripsi yang terjadi ini membuat mahasiswa baru ataupun yang tidak mengetahui prosedur peminjaman buku skripsi ikut melakukan pelanggaran walaupun secara tidak sengaja. Tidak adanya sanksi yang tegas dan ketegasan petugas membuat peraturan yang diterapkan pada LKC Bina Nusantara University tidak dapat berjalan efektif. b. Risiko terjadinya pelanggaran hak cipta terhadap koleksi perpustakaan khususnya buku skripsi. Tindakan pelanggaran hak cipta terjadi karena penyebarluasan informasi yang ada pada buku skripsi tanpa izin. Pelanggaran hak cipta buku skripsi yang terjadi diantaranya: mahasiswa memotret sebagian atau seluruh isi buku skripsi, mengambil informasi pada buku skripsi melalui situs LKC Bina Nusantara University, dan kemudian menyebarluaskan informasi tersebut tanpa izin. Penyebab pelanggaran hak cipta ini yaitu :

45 129 a) Mahasiswa ingin menggunakan buku skripsi sebagai bahan referensi. Buku skripsi merupakan salah satu bahan referensi yang digunakan oleh mahasiswa dalam menyusun karya ilmiah atau thesis. Biasanya buku skripsi digunakan sebagai panduan serta sarana dalam mengumpulkan sejumlah informasi terkait dengan topik yang diteliti oleh mahasiswa. Mahasiswa mengumpulkan informasi yang ada dengan berbagai macam metode seperti mengetik isi skripsi, mencari file skripsi pada situs LKC Bina Nusantara University dan bahkan dengan metode memotret isi skripsi. Foto ataupun file yang berisi data dan informasi ini disebarkan secara luas oleh mahasiswa dengan mengirimkannya pada salah satu file hosting dengan tujuan memberikan informasi tersebut pada temannya. Namun penyebaran foto dan file pada file hosting ini menyebabkan penyebaran file yang tidak terkendali karena setiap orang dapat mengakses file tersebut. b) Mahasiswa tidak menyadari pentingnya peraturan tentang copyright. LKC Bina Nusantara University memiliki aturan bahwa mahasiswa tidak diperbolehkan untuk memotret buku skripsi. Peraturan ini dibuat sebagai tindakan pencegahan terhadap pelanggaran hak cipta. Untuk file skripsi yang di download melalui situs LKC Bina Nusantara University, juga telah disertai dengan agreement agar tidak menyebarluaskan file yang didapat dan hanya menggunakannya untuk kepentingan pendidikan. Semua prosedur

46 130 ini dibuat untuk melindungi hak cipta penulis atas karyanya. Namun mahasiswa tidak menyadari akan pentingnya pengaturan terhadap hak cipta suatu buku sehingga mengabaikan semua prosedur yang telah dibuat. c) Tidak ada sosialisasi terhadap prosedur yang ada di LKC Bina Nusantara University. LKC Bina Nusantara University memiliki prosedur yang terkait dengan perlindungan terhadap hak cipta. Tapi semua prosedur LKC Bina Nusantara University tidak disosialisasikan pada mahasiswa. Berdasarkan hasil observasi pada saat penerimaan mahasiswa baru, kunjungan ke perpustakaan hanya dilakukan secara umum hanya melihat kondisi LKC Bina Nusantara University, tidak ada penjelasan mengenai cara peminjaman, pengembalian buku dan prosedur yang berlaku di LKC Bina Nusantara University. Dampak dari tindakan pelanggaran hak cipta ini adalah terjadi penyebaran data skripsi yang tidak terkendali. Informasi yang ada dalam skripsi dapat diakses oleh semua orang, dan bahkan yang bukan dengan tujuan pendidikan. Skripsi biasanya memiliki beberapa informasi rahasia dari perusahaan atau objek studi yang diteliti. Informasi ini ditujukan hanya untuk kepentingan pendidikan. Penyebaran data yang tidak terkendali membuat semua informasi serta hasil analisa ataupun evaluasi menjadi tersebar secara luas. Informasi ini dapat diakses serta digunakan oleh berbagai pihak dengan kepentingan yang berbeda sehingga hal ini

47 131 dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak terkait dalam skripsi tersebut Prosedur Pengembalian Buku Skripsi Gambaran proses pengembalian buku skripsi yang berlaku LKC Bina Nusantara University, dimana mahasiswa mengembalikan buku skripsi ke petugas, lalu petugas yang akan memasukkan data pengembalian dan meletakkan buku skripsi ke raknya. Risiko yang terkait dengan proses pengembalian diatas yaitu ketidakakuratan data pengembalian buku skrispi. Penyebab ketidakakuratan data pengembalian buku skripsi yaitu : a) Petugas yang tidak professional. Petugas yang bertugas di bagian buku skripsi, ada yang tidak bekerja sebagaimana prosedur yang berlaku. Contohnya, petugas tidak langsung mencatat pengembalian buku skripsi ke dalam sistem pengembalian. Hal ini juga dapat berakibat miss responsible apabila terjadi kerusakan ataupun kehilangan buku skripsi. b) Mahasiswa tidak merasa berkewajiban untuk mengembalikan buku skripsi. Berdasarkan pengamatan penulis, data peminjaman buku skripsi dianggap tidak penting oleh petugas perpustakaan. Hal ini ditunjukan dengan penghapusan data peminjaman tanpa melihat apakah buku itu sudah dikembalikan atau belum. Petugas berasumsi, buku skripsi tidak akan bisa dibawa keluar dari ruang perpustakaan, jadi buku pasti berada dalam ruang perpustakaan. Akan tetapi, tindakan petugas ini tentunya

48 132 bertentangan dengan prosedur yang berlaku, yang mengharuskan semua pengembalian langsung dicatat. Dampak dari ketidakakuratan data pengembalian buku skripsi yaitu menurunnya integritas laporan buku skripsi. Tindakan petugas yang tidak mencatat pengembalian buku skripsi tepat waktu, merupakan salah satu penyebab turunnya integritas laporan buku skripsi secara real time Prosedur Peminjaman Koleksi Multimedia Gambaran proses peminjaman koleksi multimedia yang berlaku LKC Bina Nusantara University, dimulai dengan mahasiswa memberitahukan judul dari koleksi multimedia yang ingin dipinjam kepada petugas bagian information and assistance, petugas akan mencarikan koleksi multimedia, petugas mengecek kondisi CD/DVD terlebih dahulu baru mahasiswa dapat melakukan peminjaman koleksi multimedia. Risiko yang terkait dengan proses peminjaman koleksi multimedia yaitu: 1. Kesulitan dalam pencarian koleksi multimedia Adapun kejadian-kejadian yang dapat dikelompokan dalam kategori kesulitan pencarian adalah : a. Sulit menemukan koleksi multimedia yang diinginkan Gambar 4.38 Koleksi multimedia

49 133 Kesulitan ini disebabkan karena tidak adanya informasi tentang daftar koleksi multimedia yang tersedia pada situs LKC Bina Nusantara University yang biasanya digunakan sebagai acuan dalam pencarian yang digunakan oleh mahasiswa. b. Ketidaktahuan tentang koleksi multimedia yang tersedia Tidak adanya sosialisasi ataupun penjelasan mengenai daftar koleksi multimedia apa sajakah yang tersedia pada LKC Bina Nusantara University. Ketidaktahuan ini juga menyebabkan mahasiswa tidak dapat memanfaatkan layanan peminjaman koleksi multimedia ini. Adapun penyebab terjadinya kesulitan dalam pencarian koleksi multimedia adalah tidak ada daftar koleksi multimedia yang tersedia. Pada situs LKC Bina Nusantara University belum tersedia daftar yang menjelaskan koleksi multimedia apa sajakah yang disediakan pihak LKC Bina Nusantara University, yang juga berarti tidak ada penjelasan tentang dimana letak masing-masing koleksi multimedia tersebut. Adapun akibat yang ditimbulkan apabila risiko ini dibiarkan terjadi adalah pencarian koleksi multimedia membutuhkan waktu yang lama. Apabila terjadi kesulitan dalam pencarian koleksi multimedia dikarenakan tidak adanya informasi mengenai dimana letak koleksi multimedia tersebut akan mengakibatkan bertambahnya waktu untuk menemukan koleksi multimedia yang diinginkan oleh pengguna. Karena tidak ada informasi, maka pencarian pun akan

50 134 dilakukan secara manual yang tentunya akan memakan waktu yang lebih lama pula. 2. Kehilangan koleksi multimedia Koleksi multimedia sebelumnya hanya dapat dipinjam selama di ruang LKC Bina Nusantara University. Pihak LKC Bina Nusantara University menerapkan prosedur baru terkait dengan peminjaman koleksi multimedia. Kehilangan koleksi multimedia disebabkan oleh petugas yang tidak mengetahui prosedur peminjaman koleksi multimedia serta tidak adanya RFID Tag. Berdasarkan observasi, pada saat peminjaman koleksi multimedia, ada petugas yang tidak memahami bagaimana memproses transaksi peminjaman koleksi multimedia. Petugas tersebut hanya melakukan scan pada barcode yang terdapat pada CD/DVD, dan memberikan CD/DVD langsung pada mahasiswa. Pada saat pengembalian, ternyata data peminjaman tersebut tidak tercatat dalam sistem peminjaman LKC Bina Nusantara University. CD/DVD juga tidak terdapat RFID Tag sehingga saat di bawa keluar ruangan LKC tidak diketahui. Dampak dari kehilangan koleksi multimedia adalah pihak LKC Bina Nusantara University mengalami kerugian karena harus mengeluarkan biaya penggantian CD/DVD. Selain itu, tidak tercatatnya transaksi peminjaman membuat perbedaan antara ketersediaan CD/DVD dengan data pada database LKC Bina Nusantara University, informasi mengenai koleksi multimedia sudah tidak akurat atau sesuai dengan kondisi real di LKC Bina Nusantara University.

51 Prosedur Pengembalian Koleksi Multimedia Gambaran proses pengembalian koleksi multimedia yang berlaku LKC Bina Nusantara University, dimulai dengan mahasiswa yang mengembalikan koleksi multimedia dan petugas akan mencatat pengembalian serta melakukan pengecekan terhadap kondisi koleksi multimedia. Risiko yang terkait dengan proses pengembalian koleksi multimedia yaitu kerusakan koleksi multimedia. Adapun kejadian-kejadian yang dapat dikategorikan sebagai kerusakan koleksi multimedia adalah: a) Tidak terbacanya koleksi multimedia di CD/DVD room Koleksi multimedia yang dimiliki oleh LKC Bina Nusantara University sebagian berupa CD/ DVD. Apabila CD/ DVD tersebut tidak dapat dijalankan dengan menggunakan CD/DVD room, maka dapat dikatakan bahwa koleksi multimedia tersebut telah mengalami kerusakan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : a. Adanya goresan pada CD/ DVD b. CD/ DVD patah ataupun retak Adapun penyebab kerusakan koleksi multimedia tersebut adalah pemakaian yang tidak bertanggung jawab. Kerusakan koleksi multimedia juga dapat diakibatkan oleh pemakaian yang tidak bertanggung jawab, misalnya CD/ DVD diletakan dengan tidak tepat pada kotaknya.

52 136 Akibat yang ditimbulkan akibat terjadinya risiko tersebut adalah : a) Berkurangnya jumlah koleksi yang dimiliki oleh LKC Binus University. Kerusakan tersebut dapat mengakibatkan koleksi multimedia tidak dapat digunakan lagi yang mengakibatkan koleksi multimedia tersebut tidak tersedia dalam kurun waktu tertentu sampai adanya penggantian terhadap koleksi multimedia yang rusak tersebut. b) Adanya biaya penggantian untuk mengganti koleksi multimedia yang rusak Biaya penggantian yang dimaksudkan disini adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak LKC Bina Nusantara University apabila kerusakan yang terjadi tersebut adalah akibat faktor alam, misalnya karena faktor usia maupun karena kerusakan akibat peristiwa alam yang tak terhindarkan (bencana alam).

53 137 Berikut tabel hasil risk assessment pada LKC Bina Nusantara University : No. Risiko Penyebab Dampak Penggunaan Electronic Entrance Gate 1. Terjadinya kerusakan electronic entrance gate. Tidak adanya maintenance rutin terhadap electronic entrance gate. Penggunaan electronic entrance gate yang tidak berhati-hati. - Alur masuk ke dalam LKC Bina Nusantara University jadi terganggu. - Tidak dapat dibedakan antara pengunjung yang merupakan binusian dan nonbinusian. - Ketidaklengkapan data yang terdapat pada laporan jumlah pengunjung. - Laporan jumlah pengunjung tidak dapat menjadi patokan untuk bahan pengambilan keputusan strategis. 2. Kebijakan rentang waktu untuk tapping tidak jelas dipahami oleh mahasiswa. Ketidakpahaman mahasiswa karena ridak ada sosialisasi tentang rentang waktu tapping. Mahasiswa harus menunggu selama lima belas menit sebelum dapat melakukan tapping selanjutnya.

54 138 No. Risiko Penyebab Dampak 3. Tidak dilaksanakannya prosedur yang berhubungan dengan electronic entrance gate. Mahasiswa tidak mengetahui pentingnya penggunaan electronic entrance gate. Ketidakhandalan laporan jumlah pengunjung LKC Bina Nusantara University. Tabel 4.1 Risk Assessment pada Electronic Entrance Gate No. Risiko Penyebab Dampak Penggunaan Fasilitas OPAC 1. Rendahnya tingkat Koneksi Intranet Tidak tercapainya penggunaan fasilitas OPAC. yang lambat pada fasilitas OPAC. Tidak ada koneksi intranet pada fasilitas OPAC. tujuan pengadaan fasilitas OPAC. Menurunkan jumlah pengguna fasilitas OPAC. Tidak ada informasi, sosialisasi dan komunikasi yang berkelanjutan dalam penggunaan fasilitas OPAC. 2. Kerusakan fasilitas OPAC. Tidak ada maintenance rutin. Penggunaan fasilitas OPAC yang tidak bertanggung jawab. Kesulitan pada proses pencarian informasi di situs LKC Bina Nusantara University.

55 139 No. Risiko Penyebab Dampak 2. Kerusakan fasilitas OPAC. (sambungan) Menurunnya tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan dan fasilitas. Tabel 4.2 Risk Assessment pada Fasilitas OPAC No. Risiko Penyebab Dampak Situs LKC Bina Nusantara University (dalam mendukung mesin OPAC) 1. Kesalahan penyampaian informasi dalam pencatatan judul buku yang tersedia pada situs LKC Bina Nusantara University. Human error. Menurunnya tingkat kepercayaan atas informasi yang disajikan pada situs LKC Bina Nusantara University. Kesulitan dalam mancari buku yang dibutuhkan. 2. Kesulitan memahami informasi tata letak buku pada situs LKC Bina Nusantara University. Tidak ada sosialisasi cara mencari lokasi buku dengan menggunakan kode buku pada situs LKC Bina Nusantara University. Kesulitan menemukan buku.

56 140 No. Risiko Penyebab Dampak 3. Ketidaksesuaian letak buku (DDC) pada situs LKC Bina Nusantara University dengan tata letak sebenarnya. Peletakkan buku yang tidak pada tempatnya oleh mahasiswa. Kesalahan peletakkan dapat juga dilakukan oleh petugas (human error). Informasi pada situs LKC Bina Nusantara University mengenai lokasi buku tidak dapat diandalkan lagi untuk melakukan pencarian lokasi buku. Tabel 4.3 Risk Assessment pada Situs LKC Bina Nusantara University No. Risiko Penyebab Dampak Penggunaan Mesin auto-borrowing 1. Kerusakan mesin autoborrowing Tidak ada maintenance secara rutin pada mesin auto-borrowing. Peminjaman harus dilakukan secara manual atau melalui petugas sirkulasi. Antrian menjadi panjang pada mesin auto-borrowing atau petugas. 2. Terjadinya antrian panjang Tidak ada pemberitauan mengenai spesifikasi layar yang digunakan pada mesin autoborrowing Mesin autoborrowing yang tersedia tidak efektif pada antrian yang ada. Mahasiswa sulit untuk melakukan pemnjaman karena layar bersifat resistive.

57 141 No. Risiko Penyebab Dampak 3. Data peminjaman tidak tersimpan ke dalam database LKC Bina Nusantara University. Error pada aplikasi mesin auto-borrowing. Penurunan kepercayaan terhadap fungsi kinerja dari mesin autoborrowing. Tabel 4.4 Risk Assessment pada Mesin auto-borrowing No. Risiko Penyebab Dampak Peminjaman Buku Teks dan Tandon 1. Jumlah koleksi buku LKC Bina Nusantara University tidak memenuhi kebutuhan mahasiswa. Adanya monopoli yang dilakukan oleh mahasiswa. Kesulitan meminjam buku karena masalah ketersediaan buku. Tabel 4.5 Risk Assessment pada Peminjaman Buku Teks dan Tandon No. Risiko Penyebab Dampak Pengembalian Buku Teks dan Tandon 1. Kerusakan koleksi buku teks. Petugas tidak mengecek secara detil buku yang dikembalikan. Peletakkan buku yang tidak secara hati-hati oleh petugas. Peminjaman buku yang dilakukan secara tidak bertanggung jawab. Besarnya biaya kerusakan yang harus ditangung LKC Bina Nusantara University. Kondisi buku di LKC Bina Nusantara University tidak sesuai harapan.

58 142 No. Risiko Penyebab Dampak 1. Kerusakan koleksi buku teks. (sambungan) Pihak LKC Bina Nusantara University mengalami kerugian atas kerusakan aset yang dimiliki. Tabel 4.6 Risk Assessment pada Pengembalian Buku Teks dan Tandon No. Risiko Penyebab Dampak Peminjaman Buku Skripsi 1. Kesulitan dalam menemukan buku skripsi. Mahasiswa meletakkan buku skripsi tidak sesuai dengan tempatnya Human error Tidak adanya informasi mengenai letak buku skripsi pada situs LKC Bina Nusantara University Bagi petugas LKC, sulit untuk melakukan pendataan pada buku skripsi. Bagi mahasiswa untuk menemukan buku skripsi harus mencari secara manual pada rak skripsi yang tersedia. 2. Banyaknya pelanggaran penggunaan buku skripsi Tidak konsistennya prosedur yang berlaku Tidak jelasnya prosedur peminjaman buku skripsi Tidak ada informasi mengenai jumlah peminjaman buku skripsi. Jumlah pelangaran semakin banyak karena tidak ada sanksi yang tegas.

59 143 No. Risiko Penyebab Dampak 3. Pelanggaran hak cipta terhadap koleksi perpustakaan khususnya buku skripsi (Observasi) Buku skripsi sebagai bahan referensi bagai mahasiswa. Mahasiswa tidak menyadari pentingnya copyright. Tidak ada sosialisasi terhadap prosedur yang ada di LKC Bina Nusantara University. Penyebaran data skripsi yang tidak terkendali. Tabel 4.7 Risk Assessment pada Peminjaman Buku Skripsi Risiko Penyebab Dampak No. Pengembalian Buku Skripsi 1. Ketidakakuratan data pengembalian buku skripsi Petugas yang tidak professional. Mahasiswa tidak merasa memiliki kepentingan apapun untuk mengembalikan buku skripsi. Menurunnya integritas laporan mengenai buku skripsi. Tabel 4.8 Risk Assessment pada Pengembalian Buku Skripsi

60 144 No. Risiko Penyebab Dampak Peminjaman Koleksi Multimedia 1. Kesulitan dalam pencarian koleksi multimedia Tidak ada daftar koleksi multimedia yang tersedia (Observasi) Pencarian koleksi multimedia membutuhkan waktu yang lama 2. Kehilangan koleksi multimedia (Observasi) Pretugas tidak mengetahui prosedur peminjaman koleksi multimedia Tidak ada RFID Tag pada koleksi multimedia Pihak LKC Bina Nusantara University mengalami kerugian Informasi mengenai ketersediaan koleksi multimedia tidak akurat. Tabel 4.9 Risk Assessment pada Peminjaman Koleksi Multimedia No. Risiko Penyebab Dampak Pengembalian Koleksi Multimedia 1. Kerusakan koleksi multimedia Pemakaian yang tidak bertanggung jawab Berkurangnya jumlah koleksi yang dimiliki LKC Bina Nusantara University Adanya biaya penggantian untuk mengganti koleksi multimedia yang rusak. Tabel 4.10 Risk Assessment pada Pengembalian Koleksi Multimedia

61 Penggolongan dan Pemeringkatan Risiko terjadinya: Berikut penggolongan risiko berdasarkan dampak serta frekuensi Frekuensi Terjadinya Tinggi Sedang Dampak Rendah Sedang Tinggi a) Rendahnya a) Risiko terjadinya a) Ketidaksesuaian tingkat pelanggaran hak cipta letak buku (DDC) penggunaan terhadap koleksi pada situs LKC Bina fasilitas OPAC perpustakaan Nusantara University b) Banyaknya khususnya buku dengan tata letak pelanggaran skripsi sebenarnya. penggunaan buku skripsi b) Kesulitan a) Kebijakan a) Kesalahan dalam mengenai rentang penyampaian menemukan waktu tapping tidak informasi dalam buku skripsi jelas dipahami pencatatan judul buku mahasiswa yang tersedia pada b) Ketidakakuratan situs LKC Bina data pengembalian Nusantara University. buku skripsi b) Kesulitan c) Tidak memahami informasi dilaksanakannya tata letak buku pada prosedur yang situs LKC Bina berhubungan dengan Nusantara University electronic entrance c) Jumlah koleksi gate. buku LKC Bina Nusantara University tidak memenuhi kebutuhan mahasiswa d) Kerusakan koleksi buku teks

62 146 Frekuensi terjadinya Rendah a) Kerusakan b) Terjadinya a) Data fasilitas OPAC kerusakan electronic peminjaman tidak entrance gate tersimpan ke dalam c) Kerusakan mesin database LKC Bina auto-borrowing Nusantara University d) Terjadinya antrian panjang e) Kesulitan dalam pencarian koleksi multimedia f) Kerusakan koleksi multimedia Rendah Sedang Tinggi Dampak Tabel 4.11 Penggolongan risiko LKC Bina Nusantara University 4.4. Risiko dengan CIA (Confidentiality, Integrity, Availability) No. Risiko C I A Alasan Penggunaan Electronic Entrance Gate 1. Terjadinya kerusakan Kerusakan electronic entrance electronic entrance gate akan berdampak pada tidak gate dapat digunakannya mesin electronic entrance gate (A) 2. Kebijakan rentang Kurangnya pemahaman waktu untuk tapping mahasiswa akan kebijakan ini tidak jelas dipahami membuat mahasiswa tidak oleh mahasiswa dapat melakukan tapping masuk ke ruang LKC sebelum 15 menit (A)

63 147 No. Risiko C I A Alasan 3. Tidak dilaksanakannya Tidak dilaksanakannya prosedur yang prosedur terkait dengan berhubungan dengan electronic entrance gate electronic entrance berdampak pada laporan gate pengunjung, di mana jumlah pengunjung yang tercatat berbeda dengan kondisi real nya Tabel 4.12 CIA Electronic Entrance Gate No. Risiko C I A Alasan Penggunaan Fasilitas OPAC 4. Rendahnya tingkat Kerusakan fasilitas OPAC akan penggunaan fasilitas berdampak pada tidak dapat OPAC digunakannya fasilitas OPAC (A). 5. Kerusakan fasilitas Kerusakan fasilitas OPAC akan OPAC berdampak pada tidak dapat digunakannya fasilitas OPAC (A). Tabel 4.13 CIA Fasilitas OPAC No. Risiko C I A Alasan Situs LKC Bina Nusantara University (dalam mendukung mesin OPAC) 6. Kesalahan Kesalahan pencatatan judul penyampaian informasi dalam pencatatan judul buku berdampak pada integritas informasi buku pada situs LKC buku yang tersedia Bina Nusantara University (I). pada situs LKC Bina Nusantara University

64 148 No. Risiko C I A Alasan 7. Kesulitan memahami Informasi tata letak buku pada informasi tata letak situs disajikan dalam bentuk buku pada situs LKC DDC yang harus dicocokkan Bina Nusantara dengan papan buku teks untuk University menemukan lokasi buku. Tapi fasilitas penunjang, seperti papan petunjuk lokasi rak sering tidak tersedia di fasilitas OPAC (A). 8. Ketidaksesuaian letak DDC yang disediakan pada buku (DDC) pada situs situs LKC Bina Nusantara LKC Bina Nusantara University di cocokkan dengan University dengan tata papan buku teks untuk letak sebenarnya mendapatkan lokasi rak buku. Tapi buku tidak terletak sesuai dengan kodenya pada rak, sehingga ketersediaan buku sulit untuk ditemukan (A). Tabel 4.14 CIA Situs LKC (dalam mendukung mesin OPAC) No. Risiko C I A Alasan Penggunaan Mesin auto-borrowing 9. Kerusakan mesin autoborrowinborrowing Kerusakan mesin auto- mengganggu ketersediaan layanan peminjaman dengan menggunakan mesin autoborrowing (A). 10. Terjadinya antrian Antrian panjang menunjukkan panjang kurangnya ketersediaan mesin auto-borrowing dalam melayani peminjaman (A).

65 149 No. Risiko C I A Alasan 11. Data peminjaman tidak Data peminjaman yang tidak tersimpan ke dalam tersimpan berdampak pada database LKC Bina integritas informasi dalam Nusantara University database LKC Bina Nusantara University karena peminjaman yang telah dilakukan tidak terdata di database LKC (I). Tabel 4.15 CIA Mesin Auto-borrowing No. Risiko C I A Alasan Peminjaman Buku Teks dan Tandon 12. Jumlah koleksi buku LKC Bina Nusantara Jumlah koleksi buku LKC Bina Nusantara University terbatas, University tidak adanya monopoli buku memenuhi kebutuhan membuat mahasiswa lain tidak mahasiswa dapat melakukan peminjaman buku pada LKC Bina Nusantara University (A). Tabel 4.16 CIA Peminjaman buku Teks dan Tandon No. Risiko C I A Alasan Pengembalian Buku Teks dan Tandon 13. Kerusakan koleksi Kerusakan buku teks membuat buku teks berkurangnya jumlah buku yang tersedia di LKC Bina Nusantara University karena butuh waktu untuk perbaikan ataupun penggantian buku (A). Tabel 4.17 CIA Pengembalian buku Teks dan Tandon

66 150 No. Risiko C I A Alasan Peminjaman Buku Skripsi 14. Kesulitan dalam Buku skripsi tidak terletak menemukan buku sesuai dengan kode sehingga skripsi menyulitkan dalam menemukan buku skripsi (A). 15. Banyaknya Pelanggaran ini banyak terjadi pelanggaran karena ada perbedaan antara penggunaan buku prosedur dengan yang skripsi dijalankan oleh setiap petugas LKC. Hal ini berdampak pada integritas prosedur yang telah ditetapkan (I). 16. Pelanggaran hak cipta Pelanggaran hak cipta yang terhadap koleksi banyak dilakukan adalah perpustakaan khususnya buku skripsi mahasiswa yang memotret buku skripsi yang berisi informasi perusahaan dan menyebarluaskan tanpa ada izin penulis (C). Tabel 4.18 CIA Peminjaman Skripsi No. Risiko C I A Alasan Pengembalian Buku Skripsi 17. Ketidakakuratan data Ketidakakuratan data pengembalian buku pengembalian buku skripsi skripsi terjadi akibat perbedaan antara waktu pengembalian yang terjadi sebenarnya dengan yang tercatat dalam sistem, (I) Table 4.19 CIA Pengembalian Buku Skripsi

67 151 No. Risiko C I A Alasan Peminjaman Koleksi Multimedia 18. Kesulitan dalam Kesulitan dalam pencarian pencarian koleksi koleksi multimedia yang terjadi multimedia akibat tidak adanya list koleksi multimedia, serta kurangnya sosialisasi tentang koleksi multimedia itu sendiri (A). 19. Kehilangan koleksi Kehilangan koleksi multimedia multimedia terjadi saat petugas lupa untuk meminta flazz mahasiswa. koleksi multimedia tidak dilengkapi dengan RFID Tag, sehingga untuk peminjamannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati, karena tidak dapat dibedakan apakah koleksi multimedia tersebut sudah dipinjam atau belum melalui electronic gate. Kehilangan koleksi multimedia ini tentunya akan menyebabkan ketidaklengkapan jumlah koleksi multimedia yang dimiliki oleh pihak LKC Bina Nusantara University (A). Tabel 4.20 CIA Peminjaman Koleksi Multimedia

68 152 No. Risiko C I A Alasan Pengembalian Koleksi Multimedia 20. Kerusakan koleksi Kerusak koleksi multimedia multimedia dapat terjadi akibat perilaku peminjam yang tidak bertanggung jawab maupun karena kurangnya perawatan dari pihak petugas. Kerusakan ini tentunya akan menyebabkan kurangnya koleksi yang dimiliki oleh pihak LKC Bina Nusantara University (A). Tabel 4.21 CIA Pengembalian Koleksi Multimedia 4.5. Pengendalian Berjalan di LKC Bina Nusantara University Pengendalian terkait dengan buku skripsi a. Buku skripsi tidak boleh dibawa pulang Pihak LKC Bina Nusantara University menerapkan prosedur yang melarang mahasiswa meminjam buku skripsi untuk dibawa pulang. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengendalian agar stock buku skripsi selalu tersedia. Sebagai contoh, pengendalian ini dilakukan dengan tujuan agar tidak ada satu mahasiswa pun yang dapat memonopoli buku skripsi. Jadi, mahasiswa tersebut hanya dapat meminjam hari itu dan untuk baca di tempat saja. Selain itu, pengendalian ini juga berfungsi sebagai upaya pencegahan kerusakan yang dapat terjadi pada buku skripsi. Diharapkan dengan prosedur ini, buku tidak akan mengalami kerusakan, misalnya seperti rusak karena terkena air, terlipat maupun dicoret-coret. Hal ini

69 153 mungkin terjadi karena saat membaca di tempat tentunya orang akan lebih menjaga etikanya, sehingga tindakan-tindakan perusakan tersebut pun diharapkan dapat diminimalisasi. b. Pemberian barcode pada buku Pemberian barcode dimaksudkan untuk mempermudah proses pencatatan buku yang dipinjam ke dalam sistem peminjaman buku skripsi. Dengan adanya barcode akan tercatat waktu peminjaman serta buku skripsi apa yang dipinjam. Pemberian barcode ini juga dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan salah catat kode buku skripsi (jika dilakukan secara manual). c. RFID Tag pada buku skripsi Gambar 4.39 RFID Tag Penerapan RFID Tag dimaksudkan untuk menjaga buku skripsi agar tidak keluar dari area LKC Bina Nusantara University. Semua buku skripsi yang dimiliki oleh pihak LKC Bina Nusantara University diberi RFID Tag. RFID Tag ini akan terhubung dengan electronic gate. Jadi buku skripsi tidak dapat dibawa keluar dari ruangan LKC Bina Nusantara University, karena electronic gate akan berbunyi saat buku skripsi melewati electronic gate.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu penelitian. Penelitian yang kami lakukan adalah tentang Evaluasi

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu penelitian. Penelitian yang kami lakukan adalah tentang Evaluasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar S.Kom dari Bina Nusantara University, maka kami selaku penulis pun harus membuat suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI PROSEDUR YANG BERJALAN

BAB 3 DESKRIPSI PROSEDUR YANG BERJALAN BAB 3 DESKRIPSI PROSEDUR YANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum LKC Bina Nusantara University 3.1.1. Riwayat LKC Bina Nusantara University Pengembangan perpustakaan Universitas Bina Nusantara telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Prosedur Pelayanan Sirkulasi Menggunakan Program Libsys ( Library

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Prosedur Pelayanan Sirkulasi Menggunakan Program Libsys ( Library 39 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pelayanan Sirkulasi Menggunakan Program Libsys ( Library System ) Perkembangan Teknologi Informasi telah mendorong perubahan diberbagai sektor kegiatan layanan di perpustakaan,

Lebih terperinci

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB Oleh: Ir. Rita Komalasari PERPUSTAKAAN ISNTITUT PERTANIAN BOGOR 2004 PENDAHULUAN Seiring perkembangan jaman, Perpustakaan IPB semakin maju dan diakui keberhasilannya

Lebih terperinci

1. Persiapan. Pita magnetik (magnetic tape)

1. Persiapan. Pita magnetik (magnetic tape) Panduan Praktis Transaksi Peminjaman, Perpanjangan Peminjaman, dan Pengembalian Koleksi Pada Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1 1. Persiapan Kegiatan peminjaman dan pengembalian

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya ICTM (Information &communication technology and management) yang semakin pesat, memungkinkan berbagai pihak menggunakan teknologi informasi dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Organisasi 3.1.1 Profil Organisasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia didirikan pada tahun 1989 berdasarkan Keputusan Presiden nomor 11 tahun 1989. Pada pasal

Lebih terperinci

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara (Ubinus)

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara (Ubinus) PROFIL Perpustakaan Universitas Bina Nusantara (Ubinus) Sejarah Nusantara telah dirintis sejak tahun 1982. guna mendukung kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu kegiatan belajar mengajar, penelitian,

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini mendeskripsikan tentang latar belakang mengenai pengembangan sistem informasi ini, rumusan masalah yang ditangani oleh aplikasi ini, tujuan, pembahasan, ruang lingkup kajian,

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG A. Laporan Kegiatan Berdasarkan pelaksanakan Kuliah Kerja PUSDOKINFO (KKP) di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, kegiatan yang dilakukan penulis sebagai berikut:

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden Kuesioner Penelitian No. Kuesioner : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MINAT MAHASISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS MEDAN Petunjuk Pengisian 1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modernisasi bagi perpustakaan tersebut. perpustakaan, baik dari segi institusi ataupun dari segi pengguna (patron) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. modernisasi bagi perpustakaan tersebut. perpustakaan, baik dari segi institusi ataupun dari segi pengguna (patron) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pendidikan di Indonesia sekarang ini sedang dalam masa transisi yang sangat penting, karena pemerintah sendiri sudah mencanangkan berbagai program untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perpustakaan adalah sebuah ruangan yang berisi beberapa susunan sistematis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perpustakaan adalah sebuah ruangan yang berisi beberapa susunan sistematis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan adalah sebuah ruangan yang berisi beberapa susunan sistematis terkait koleksi buku yang ada agar memudahkan pengguna dalam mencari koleksi dan membacanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan informasi. Dalam perpustakaan terdapat kumpulan koleksi, majalah, koran yang disusun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan metodologi tentang pembangunan aplikasi mobile Online Public Access Catalog (OPAC). 1.1.

Lebih terperinci

Kasus : Solusi : Lakukan analisis PIECES berdasarkan issue diatas!

Kasus : Solusi : Lakukan analisis PIECES berdasarkan issue diatas! Kasus : Anda bekerja di perusahaan GigaBit Solution sebagai seoarng sistem analis. Perusahaan Anda kedatangan Bp Teddy dari Perpustakaan Daerah Semarang. Pak Teddy menceritakan bahwa selama ini, Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat parkir dan sistem pengaturan perparkiran adalah komponen penting dan tidak dapat dipisahkan dalam pelayanan sebuah fasilitas umum. Keberadaan sistem perparkiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini telah mengalami perubahan yang sangat cepat, bukan hanya dalam hitungan bulan atau hari, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. menyebabkan lambatnya kinerja petugas perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. menyebabkan lambatnya kinerja petugas perpustakaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan salah satu lembaga ilmiah, yakni lembaga yang bidang dan tugas pokoknya berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PERPUSTAKAAN Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pustaka artinya kitab, buku (Depdikbud, 1980).

Lebih terperinci

MANUAL BOOK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH

MANUAL BOOK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH MANUAL BOOK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH Keterangan Software Sistem Informasi Manajemen Sekolah Versi Kla 2.15.1 Web Demo : http://simsekolah.cmsloka.com User Level : 1. Administrator Username dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan salah satu sarana yang wajib dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan salah satu sarana yang wajib dimiliki oleh semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah mengubah dunia menjadi serba mudah dan membawa dampak perkembangan serta kemajuan di segala bidang. Salah satu teknologi yang

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Implementasi merupakan tahapan sistem berdasarkan hasil perancangan yang telah didesain sebelumnya sehigga sistem dapat difungsikan dalam keadaan sebenarnya

Lebih terperinci

1 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

1 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 1 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 1.1 Implementasi Implementasi merupakan kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem dapat dipang sebagai usaha untuk mewujudkan sistem dirancang. Pada tahapan proses

Lebih terperinci

TAHAPAN ANALISIS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010

TAHAPAN ANALISIS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 TAHAPAN ANALISIS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 Kegagalan tahapan analisis akan mengakibatkan kegagalan seluruh sistem yang dibangun Tahapan Analisis merupakan tahapan

Lebih terperinci

PELAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

PELAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH PELAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Makalah disampaikan pada pelatihan pustakawan di SDN Mangliawan 2 Kc. Pakis Kab. Malang Oleh : SITI ROCHJANI, A.Md NIP. 19711118 200112 2 001 Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian sistem serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui kemampuan sistem yang telah dibahas pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kuliah Kerja PUSDOKINFO merupakan salah satu usaha nyata dalam meningkatkan penguasaan ilmu bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. Awal berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kusuma

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. Awal berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kusuma BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG 2.1 Sejarah Awal berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kusuma Husada Surakarta dimulai oleh berdirinya Akademi Keperawatan (AKPER) dan Akademi Kebidanan (AKBID)

Lebih terperinci

MENGENAL LEBIH JAUH SIPISIS VERSI WINDOWS

MENGENAL LEBIH JAUH SIPISIS VERSI WINDOWS MENGENAL LEBIH JAUH SIPISIS VERSI WINDOWS Nama SIPISIS sebagai software untuk pengelolaan sistem otomasi perpustakaan sudah banyak dikenal oleh kalangan pustakawan di Indonesia sejak pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan merupakan salah satu sumber yang berperan penting pada lembaga pendidikan. Menurut UU 43 tahun 2007 perpustakaan terdiri dari perpustakaan

Lebih terperinci

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Publish 2016 OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Informasi telah berkembang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (SIPUS) PANDUAN BAGI OPERATOR. Disampaikan oleh: Rasiman

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (SIPUS) PANDUAN BAGI OPERATOR. Disampaikan oleh: Rasiman SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (SIPUS) PANDUAN BAGI OPERATOR Disampaikan oleh: Rasiman PADA PELATIHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, 2008 DAFTAR ISI 1. Tentang SIPUS...

Lebih terperinci

BAB 5. PEMBAHASAN DAN UJI COBA HASIL PENELITIAN

BAB 5. PEMBAHASAN DAN UJI COBA HASIL PENELITIAN 64 BAB 5. PEMBAHASAN DAN UJI COBA HASIL PENELITIAN Uji Coba hasil penelitian aplikasi diperlukan untuk mengetahui keakuratan dari aplikasi yang telah dibangun. Uji Coba hasil penelitian aplikasi dilakukan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PENDAFTARAN ANGGOTA BARU UNTUK MAHASISWA. Petugas Perpustakaan 15 menit selesai

MANUAL PROSEDUR PENDAFTARAN ANGGOTA BARU UNTUK MAHASISWA. Petugas Perpustakaan 15 menit selesai PENDAFTARAN ANGGOTA BARU UNTUK MAHASISWA PERPUSTAKAAN/MUTU/MP/01/XII/09 15 menit selesai Memberikan prasyarat pendaftaran 1. Mahasiswa menyerahkan syarat-syarat pendaftaran untuk menjadi anggota perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Automasi Perpustakaan Bilal (2002) menyatakan bahwa automasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. beralamatkan di Perum YKP IV Tenggilis Mejoyo Blok KK dengan nomor. sarana untuk meningkatkan pendidikan masyarakat.

BAB II HASIL SURVEY. beralamatkan di Perum YKP IV Tenggilis Mejoyo Blok KK dengan nomor. sarana untuk meningkatkan pendidikan masyarakat. BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum Perusahaan SMA Negeri 14 Surabaya merupakan lembaga pendidikan yang telah berdiri sejak 9 Oktober 1982 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

PROSEDUR KERJA BEBAS PINJAM PERPUSTAKAAN. 1.0 Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk memastikan, bahwa alur bebas pinjam sesuai dengan ketentuan.

PROSEDUR KERJA BEBAS PINJAM PERPUSTAKAAN. 1.0 Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk memastikan, bahwa alur bebas pinjam sesuai dengan ketentuan. SOP-UMG-S5.1 BEBAS PINJAM PERPUSTAKAAN 1 dari 3 1.0 Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk memastikan, bahwa alur bebas pinjam sesuai dengan ketentuan. 2.0 Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku mulai proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai suatu proses penguraian dari suatu

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai suatu proses penguraian dari suatu BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai suatu proses penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen sistem dengan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEDAN AREA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEDAN AREA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEDAN AREA UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas berkah rahmat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Setelah melalui tahap analisis dan perancangan system baru, selanjutnya aplikasi yang dibuat diharapkan dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :. Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna terhadap Layanan Perpustakaan dengan Menggunakan Metode LibQual (Studi Kasus pada Perpustakaan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh) Dengan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERPUSTAKAAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERPUSTAKAAN Lampiran : SK 279 / STIKes MRM / III / 2009 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR STIKES MEGA REZKY MAKASSAR Setiap pengunjung yang akan menggunakan fasilitas perpustakaan diharuskan : 1. Menitipkan barang bawaan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN. SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (Pengguna Admin Unit Kerja) Disusun oleh: Tim Pengembang Aplikasi dan Sistem Informasi

BUKU PANDUAN. SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (Pengguna Admin Unit Kerja) Disusun oleh: Tim Pengembang Aplikasi dan Sistem Informasi BUKU PANDUAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (Pengguna Admin Unit Kerja) Disusun oleh: Tim Pengembang Aplikasi dan Sistem Informasi UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014 DAFTAR ISI BUKU PANDUAN...1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. SMA Negeri 12 Surabaya merupakan lembaga pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. SMA Negeri 12 Surabaya merupakan lembaga pendidikan formal yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SMA Negeri 12 Surabaya merupakan lembaga pendidikan formal yang bertujuan untuk membentuk pengetahuan siswa tentang ilmu pengetahuan. Dalam pelaksanaannya, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) mutlak diperlukan untuk penataan manajemen sistem dan proses kerja dalam rangka pengembangan e- government. Teknologi

Lebih terperinci

PERATURAN PERPUSTAKAAN Telkom Open Library

PERATURAN PERPUSTAKAAN Telkom Open Library PERATURAN Telkom Open Library Telkom University DAFTAR ISI : A. PERATURAN KEANGGOTAAN 1. ANGGOTA 2. MASA AKTIF KEANGGOTAAN B. PERATURAN PENGUNJUNG 1. TATA TERTIB PENGUNJUNG 2. PERATURAN TAMBAHAN UNTUK

Lebih terperinci

PERATURAN DAN TATA TERTIB PERPUSTAKAAN

PERATURAN DAN TATA TERTIB PERPUSTAKAAN PERATURAN DAN TATA TERTIB PERPUSTAKAAN Universitas Internasional Batam 2015 PASAL 1 PERATURAN UMUM 1.1. Jam buka Perpustakaan disesuaikan dengan jadwal perkuliahan 1.1.1. Kuliah Normal Senin Kamis : 09.00

Lebih terperinci

PERATURAN PERPUSTAKAAN Tel-U Open Library

PERATURAN PERPUSTAKAAN Tel-U Open Library PERATURAN Tel-U Open Library Telkom University DAFTAR ISI : A. PERATURAN KEANGGOTAAN 1. ANGGOTA 2. MASA AKTIF KEANGGOTAAN B. PERATURAN PENGUNJUNG 1. TATA TERTIB PENGUNJUNG 2. PERATURAN TAMBAHAN UNTUK PENGUNJUNG

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah akrab dengan ATM. Dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini,fasilitas yang disediakan ATM cukup memadai mulai dari

Lebih terperinci

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman ini perkembangan teknologi informasi yang berhubungan dengan internet sudah berkembang dengan pesat, setiap lapangan pekerjaan pasti mempunyai sistem yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dan situasi lingkunganya. Dengan kata lain, tingkah laku seseorang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI 3.1 Gambaran Umum Studi Kasus 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Studi Kasus Dengan luas 4 hektar yang dipenuhi oleh tumbuhan hijau, BINUS School Serpong, adalah tambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan harus memiliki strategi yang tepat sebagai penyedia informasi agar

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan harus memiliki strategi yang tepat sebagai penyedia informasi agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Di era globalisai ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi komunikasi informasi peran perpustakaan terasa semakin penting. Hal tersebut membuat perpustakaan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG Andi Faridah Arsal dan Firdaus Daud Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Perpustakaan merupakan suatu tempat menyimpan koleksi baik berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Perpustakaan merupakan suatu tempat menyimpan koleksi baik berupa BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Analisis Permasalahan Perpustakaan merupakan suatu tempat menyimpan koleksi baik berupa buku, majalah dan koleksi lainnya yang dikelola oleh suatu institusi maupun kota.

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Oleh: Ir. Abdul R. Saleh, M.Sc dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 2 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. perpustakaan SMA N 14 Surabaya dibutuhkan: 1. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. perpustakaan SMA N 14 Surabaya dibutuhkan: 1. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan Untuk dapat menjalankan aplikasi sistem informasi sirkulasi pelayanan perpustakaan SMA N 14 Surabaya dibutuhkan: 5.1.1 Software Pendukung 1.

Lebih terperinci

Pendahuluan. kata kunci: pemanfaatan sms, pengembalian koleksi, keterlambatan

Pendahuluan. kata kunci: pemanfaatan sms, pengembalian koleksi, keterlambatan EVALUASI TINGKAT KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN KOLEKSI SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN PROGRAM SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) PERINGATAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA oleh Nurma Harumiaty; Djuwarnik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 : HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN 1 : HASIL WAWANCARA LAMPIRAN 1 : HASIL WAWANCARA T: Berapa banyak pengunjung perpustakaan setiap harinya? J : Tidak tentu, paling sepi minimal 20 orang dan paling ramai bisa sampai 100 orang per harinya. Untuk rata-rata harian

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN STKIP SILIWANGI TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN STKIP SILIWANGI TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN STKIP SILIWANGI TAHUN ANGGARAN 2016 NO 1 2 BIDANG GARAPAN Kegiatan Layanan Kegiatan Pengembangan TIK URAIAN KEGIATAN Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang peruntukukan bagi masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Analisa Sistem Analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan kenyataan yang ada, mendiagnosa persolan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. dalam melakukan kegiatan di perpustakaan WIB WIB

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. dalam melakukan kegiatan di perpustakaan WIB WIB BAB III PELAKSANAAN MAGANG Pelaksanaa Kuliah Kerja Pusdokinfo (KKP) di UPT Perpustakaan IAIN Surakarta yang terletak di Jalan Pandawa Pucangan, Kartosura, Sukoharjo. Selama disini banyak sekali ilmu yang

Lebih terperinci

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015 1 TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015 A. PENDAHULUAN Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini telah berjalan dengan sangat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT PRESIDEN

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT PRESIDEN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT PRESIDEN STANDAR PELAYANAN PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN BUKU PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT PRESIDEN NOMOR 36/SP/SETPRES/D-2/PMI/11/2011 BAGIAN KESATU

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Senin Kamis : Jam WIB. Jumat : Jam WIB. Dengan jadwal praktek kerja lapangan sebagai berikut:

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Senin Kamis : Jam WIB. Jumat : Jam WIB. Dengan jadwal praktek kerja lapangan sebagai berikut: BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pelaksanaan Magang Pelaksanaan kuliah kerja pusdokinfo (KKP) ini dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 9 April 2016 di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen, Jalan Raya Sukowati

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH: STUDI KASUS SMP NEGERI 3 MEDAN

Kuesioner Penelitian PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH: STUDI KASUS SMP NEGERI 3 MEDAN LAMPIRAN Kuesioner Penelitian PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH: STUDI KASUS SMP NEGERI 3 MEDAN Saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner dalam rangka penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data dan sistematika penyajian mengenai pembangunan dan perancangan Sistem

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. pada SMA Negeri 15 Surabaya. Penjelasan yang diberikan yaitu mengenai

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. pada SMA Negeri 15 Surabaya. Penjelasan yang diberikan yaitu mengenai 72 BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil desain program sistem informasi perpustakaan pada SMA Negeri 15 Surabaya. Penjelasan yang diberikan yaitu mengenai spesifikasi hardware

Lebih terperinci

PROFIL SIPUS. (Sistem Informasi Perpustakaan) Oleh: Rasiman

PROFIL SIPUS. (Sistem Informasi Perpustakaan) Oleh: Rasiman PROFIL SIPUS (Sistem Informasi Perpustakaan) Oleh: Rasiman Disampaikan Pada: PELATIHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, 2008 Deskripsi Umum Sistem Sistem Informasi Perpustakaan

Lebih terperinci

PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN SISTEM JARINGAN

PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN SISTEM JARINGAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN SISTEM JARINGAN Oleh : Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. rahman@ipb.ac.id atau a.saleh@eudoramail.com Pendahuluan Dalam dunia yang semakin terbuka,

Lebih terperinci

DFD (DATA FLOW DIAGRAM)

DFD (DATA FLOW DIAGRAM) DFD (DATA FLOW DIAGRAM) SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEBSITE untuk : SMA Negeri 2 Peusangan Dipersiapkan oleh: IMAM SAYUTI 1457301052 Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknologi Informatika

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PERPUSTAKAAN

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PERPUSTAKAAN STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PERPUSTAKAAN Pembuatan perencanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan setiap awal tahun akademik : 1 Menyusun rencana kebijakan Ketua/ Sekretaris Program Studi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan umum merupakan salah satu pusat informasi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi utama yaitu menghimpun, memelihara, melestarikan, mengolah dan menyajikan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara-TPSDP USU-Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara-TPSDP USU-Perpustakaan 1 Laporan Pelaksanaan Magang di Bidang Automasi Pelayanan (Sirkulasi) Pada Perpustakaan Universitas Indonesia 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan pada Universitas X

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan pada Universitas X Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan pada Universitas X Susetya Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya Jl. Arif Rahman Hakim 51 Surabaya Universitas X mempunyai sebuah sub bagian

Lebih terperinci

Teknologi Informasi Perpustakaan

Teknologi Informasi Perpustakaan REFORMASI BIROKRASI Teknologi Informasi Perpustakaan (e library) Berbicara mengenai teknologi informasi tidak terlepas dari pandangan seseorang akan seperangkat alat-alat komputer yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menunjukkan aplikasi persewaan buku yang telah berjalan dan dapat

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menunjukkan aplikasi persewaan buku yang telah berjalan dan dapat BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Pada implementasi menunjukkan penerapan dari hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat. Dengan demikian pada implementasi ini menunjukkan

Lebih terperinci

Enterprise Foundation. Mengoptimalkan penjadwalan untuk meraih sasaran strategis

Enterprise Foundation. Mengoptimalkan penjadwalan untuk meraih sasaran strategis Enterprise Foundation Mengoptimalkan penjadwalan untuk meraih sasaran strategis Mengoptimalkan penjadwalan dan membantu Institusi Anda meraih sasaran strategisnya dengan memanfaatkan paket penjadwalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem Perpustakaan Terintegrasi Sistem Perpustakaan Terintregasi merupakan pengintegrasian antara bidang pekerjaan administrasi, pengadaan, inventarisasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan Teknologi Informasi telah membawa dunia pada perubahan zaman yang semakin modern dimana orang-orang yang dahulunya masih menggunakan Mesin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berguna sebagai salah satu sarana pendidikan dan komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT I. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Keberadaan Badan Perpustakaan dan Arsip

Lebih terperinci

PERATURAN PERPUSTAKAAN Library & Knowledge Center

PERATURAN PERPUSTAKAAN Library & Knowledge Center PERATURAN Library & Knowledge Center Institut Manajemen Telkom DAFTAR ISI : A. PERATURAN KEANGGOTAAN 1. ANGGOTA 2. MASA AKTIF KEANGGOTAAN B. PERATURAN PENGUNJUNG 1. TATA TERTIB PENGUNJUNG 2. PERATURAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat

Lebih terperinci

Lampiran 4 PEDOMAN FAKULTAS

Lampiran 4 PEDOMAN FAKULTAS Lampiran 4 KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA NOMOR : 2748/H27.1.23/PP/08 TENTANG PERATURAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS PERTANIAN BAB I PERATURAN UMUM Pasal 1 Kewajiban Pengunjung

Lebih terperinci

SISTEM LAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN

SISTEM LAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN SISTEM LAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN Disajikan pada Pelatihan manajemen perpustakaan dan aplikasinya se-wilayah SDN Blimbing O l e h : S j a i f u l l a h M u c h d l o r, S. P d P u s t a k a w a n M

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UPT. PERPUSTAKAAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UPT. PERPUSTAKAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-nya penyusunan Standar Operasional Prosedur

Lebih terperinci

PANDUAN MENGGUNAKAN LAYANAN SIRKULASI BAGI PENGGUNA BERBASIS SLIMS 7 CENDANA (TELAH DIMODIFIKASI OLEH PERPUSTAKAAN UNIV

PANDUAN MENGGUNAKAN LAYANAN SIRKULASI BAGI PENGGUNA BERBASIS SLIMS 7 CENDANA (TELAH DIMODIFIKASI OLEH PERPUSTAKAAN UNIV PANDUAN MENGGUNAKAN LAYANAN SIRKULASI BAGI PENGGUNA BERBASIS SLIMS 7 CENDANA (TELAH DIMODIFIKASI OLEH PERPUSTAKAAN UNIV. KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA) A. TAMPILAN AWAL 1 2 3 Tampilan awal terdiri dari

Lebih terperinci

datang ke perpustakaan Perpustakaan Anggota Perpustakaan mencari/memilih buku memberi bukti peminjaman meminjam buku Petugas Perpustakaan

datang ke perpustakaan Perpustakaan Anggota Perpustakaan mencari/memilih buku memberi bukti peminjaman meminjam buku Petugas Perpustakaan 1. ANALISIS SISTEM BERJALAN (ANALYSIS CURRENT SYSTEM) Analisis sistem yang sedang berjalan untuk peminjaman buku di perpustakaan dimulai dari anggota perpustakaan datang ke perpustakaan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Membaca merupakan kegiatan menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas dan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Majunya perkembangan teknologi informasi sudah mencapai. taraf sebagai kebutuhan, sehingga semua lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Majunya perkembangan teknologi informasi sudah mencapai. taraf sebagai kebutuhan, sehingga semua lapisan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan teknologi informasi sudah mencapai taraf sebagai kebutuhan, sehingga semua lapisan masyarakat termasuk mahasiswa, Dosen dan Staff perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman Bacaan JAGO merupakan sebuah perusahaan dibidang rental buku yang berada pada kota Yogyakarta. Didalam taman bacaan ini terdapat berbagai macam buku yang hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era kompetisi saat ini, keberadaan perpustakaan sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang jasa layanan informasi sangat berpengaruh. Pesatnya perkembangan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGOLAHAN KOLEKSI DAN SIRKULASI BERBASIS SLiMS. By Dian Kristyanto. Library Consultant in CV. Selembar Papyrus

PANDUAN PENGOLAHAN KOLEKSI DAN SIRKULASI BERBASIS SLiMS. By Dian Kristyanto. Library Consultant in CV. Selembar Papyrus PANDUAN PENGOLAHAN KOLEKSI DAN SIRKULASI BERBASIS SLiMS By Dian Kristyanto Library Consultant in CV. Selembar Papyrus DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 2 BAB 2 PANDUAN PENGOLAHAN KOLEKSI... 3 2.1 Proses

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan cepatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, persaingan yang ada menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dan mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

Standar Operasional Prosedur Pengolahan Bahan Pustaka

Standar Operasional Prosedur Pengolahan Bahan Pustaka 153 Standar Operasional Prosedur Pengolahan Bahan Pustaka FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN Alauddin Makassar Revisi : III Tanggal : 23 Desember 2015 Diajukan : Ketua Komite Penjaminan Mutu FTK Ttd Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun yang lalu pada umumnya pada perpustakaan masih menggunakan sistem manual. Sistem manual itu menuntut ketelitian dari pihak manajemen perpustakaan.

Lebih terperinci