BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR"

Transkripsi

1 BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR 4.1 Standar Operasi Pembuatan Lampu Motor Untuk mengoptimalkan proses pada pembuatan Lampu Motor maka, maka PT.INDONESIA STANLEY ELECTRIC membuat suatu standar operasi kerja sebagai berikut : Trial New Part Persiapan Bahan Baku Persiapan Mould Produksi Trial New Part Aktivitas Akhir Produksi Pengepakan dan Pengiriman a) Trial Produksi Operasi : Setelah diterima dari customer dan meminta Trial New Part. Untuk sample trial, bila ada dari customer. Persiapan Mold, kemudian ambil bahan baku dan lakukan pengajuan kepada kepala bagain seksi Plastic Injection, Evaporation, dan Lamp Assy untuk dapat memakai mesin yang diinginkan untuk melakukan Trial New Part dan setelah itu lakukan Trial sesuai pesanan. Jika tidak ada masalah, lengkapi data hasil Trial dan pedomansetting parameter, kemudian beriakn sampai kepada Quality Control, dan jika tidak ada masalah pada produk, maka produksi dapat dilanjutkan namun jika pada awal Trial terdapat masalah, lakukan analisa permasalahan, dan jika analisa tiadak ada masalah, maka dapat dilanjutkan dengan Trial selanjutnya. Namun jika masih terjadi masalah, maka lakukan perbaikan/modifikasi Mold. b) Persiapan Bahan Baku Operasi: setelah terima berkas persiapan bahan baku, periksa berkas bahan baku tersebut apakah ada masalah atau tidak. Dan bahan baku harus di Oven terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. c) Persiapan Mould Operasi: setelah terima jadwal produksi section Molding, siapkan fasilitas dan peralatan. Kemudian pasang mold dan fasilitas mold. Namun jika masih ada masalah, laporkan masalah ke section Mold. Page 14

2 d) Produksi Trial New Part Operasi: Jika persiapan Mold dan persiapan bahan baku sudah siap, atur operator dan alat-alat kerja oleh Injection Supervisor. Namun jika ada, laporkan permasalahan ke Injection Section Head. Analisa masalah dan lanjutkan produksi. Setelah itu lakukan pengecekan New Part, Pengepakan, dan Pengiriman. Periksa kualitas produksi oleh Quality Control. Serah terima produksi pada akhir shift dan buat laporan harian produksi. e) Aktivitas Akhir Produksi Operasi: Apakah akan ganti produksi? Jika tidak, stop mesin dan kembalikan kondisi Dies seperti semula. Jika ya, siapkan penggantian produksi. Ganti Mold atau tidak, jika ya turunkan mold, lakukan pemeriksaan dan perawatan mold. Apakah ada masalah, jika ya lakukan perbaikan dan modifikasi mold kemudian lanjutkan aktivitas produksi. Jika tidak lanjutkan produksi untuk Plastic Injection berikutnya, dan lanjutkan produksi. f) Pengepakan dan Pengiriman Operasi: Setelah diterima serah terima packing, siapkan pengepakan dan fasilitasnya sesuai standar packing. Periksa kondisi akhir produk dan penyelesaiannya oleh machine operator. Bagaimana kondisinya, jika baik lakukan pengepakan oleh machine operator, isi dan tempelkan label produksi. Letakkan barang yang telah dipacking di tempat penempatan sementara. Lakukan pemeriksaan kualitas hasil produksi yang telah diperiksa oleh QC, dan kirim barang ke gudang. 4.2 Standard Operasi Plastic Injection Machine Mesin plastik Injeksi merupakan salah satu bentuk mesin yang berteknologi tinggi dalam pembuatan Lampu Motor pada khususnya. Dalam proses pembuatan lampu motor itu tentulah dituntut tingkat keakurasian dan kepresisian agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan standard yang telah disepakati. Injection moulding merupakan pengisian cairan ke dalam sebuah cetakan, mempunyai cavity didalam bentuk produknya. Dengan panas, biji plastik yang telah dicairkan sengaja dibiarkan untuk menjadi keras di dalam cavity untuk membuat suatu produk. Injection moulding ini merupakan produk massal dengan kekompakan pada produk akhirnya dan ada tidak semua hasil produksi sesuai standard. Selain dari pada itu sangatlah suatu kondisi yang ideal dengan standarisasi yang telah ditentukan. Kondisi-kondisi yang diharapkan dari proses injection moulding : 1. Pemerataan cairan material ( uniformaly molten material ) Page 15

3 Setiap part atau bagian pada saat pengisian diharapkan kondisi temperaturnya adalah sama dan warnanya juga merata. 2. Penginjeksian merat ( uniform injection ) Kondisi ideal yang diharapkan adalah tiadak ada perbedaan temperatur antara part pertama dengan part pada akhir produksi. 3. Uniform Packing Setiap bucket harus sesuai standard packing yang telah ditentukan dan untuk memudahkan penghitungan stock part yang ada di gudang. 4. Kecepatan pendinginan merata ( uniform cooling speed ). Desain yang telah dibuat pada produk mempunyai ketebalan, berat yang sama dan temperatur cetakan dapat efesien seperti yang telah ditentukan. Pada dasarnya, biji plastik merupakan bahan utama dalam proses injection moulding. Setiap jenis biji plastik mempunyai spesifikasi masing-masing sehingga perlu perlakuan yang berbeda-beda pada masing-masing biji plastik tersebut. Pada Proses Injeksi ter dan dapat dua bagian besar metode dan besar mesin yang digunakan, yaitu : Mesin Injeksi Plastik Vertikal dan Mesin Ijeksi Plastik Horizontal. Dibawah ini menegnai Proses Mesin Injeksi Plastik Horisontal dengan pertimbangan aplikasi proses dari Mesin Horisontal yang lebih luas dan Variatif. 1. Menutup Cetakan ( Mold Close ) Dalam satu siklus kerja proses injeksi, diawali oleh proses Menutup Cetakan. Istilah Mold dalam dunia Injeksi Plastik adalah cetakan untuk Proses Injeksi Plastik. Mold itu sendiri terdiri dari dua bagian besar yaitu sisi Core dan sisi Cavity. Sisi Cavity didikat pada Stationery Platen Mesin Injeksi. Sedangkan sisi Core diikat pada Moving Platen mesin, bagian inilah yang bergerak membuka dan menutup. 2. Injeksi Pengisian ( Fill Injection ) Setelah dipastiakan Mold dihimpit dengan tekanan tinggi, mak Unit Injeksi yang terdiri dari Nozzle, Barrel, dan Screw dan seterusnya. Bergerak mendekati Mold hingga Nozzle bersentuhan dengan Mold, juga dengan tekanan tinggi ( Hingga 100Kg/cm 2 ). Bagian Mold yang bersentuhan langsung dengan Nozzle disebut Sprue Bush. Kemudian mesin Page 16

4 melakukan proses Injeksi Pengisian, yaitu menyuntikan palstik cair ke dalam Mold. Pada proses ini melibatkan beberapa parameter yang bisa kita atur sedemikian rupa mengikuti tingkat kesulitan produk yang akan kita buat. 3. Injeksi Menahan ( Holding Injection ). Penyempurnaan hasil produk berada pada bagian proses ini. Sengaja harus dibuat seperti itu agar pada proses penyempurnaan nantinya hanya akan membutuhkan nilai yang benar-benar efisien. Pada proses ini tidak lagi melibatkan kecepatan di dalam setting parameternya. Hanya besaran tekanan yang kita atur beserta waktu yang kita butuhkan untuk itu. Pada mesin sekarang terdapat dua atau lebih Tekanan Holding dengan dua atau lebih setting waktu yang disediakan. Misalkan : 1. PH1 dengan besaran 40 kg/cm 2 dengan waktu (TPH1) 0.5 second. 2. PH2 dengan besaran 30 kg/cm 2 dengan waktu (TPH2) 1 second. 3. PH3 dengan besaran 20kg/cm 2 dengan waktu (TPH3) 2 second. Ketepatan besaran tekanan sangat menentukan hasil produk yang dibuat, terlalu besar akan masalah. Begitu juga bila kita buat terlalu kecil, kebutuhan tingkat Tekanan Holding harus berdasarkan pertimbangankebutuhan terhadap hasil produk.bila produknya relatif sederhana cukup kita aktifkan satu saja tingkat Tekanan Holding nya, dan bisa tambahkan bila ternyata tidak cukup untuk produk yang lain. 4. Isi Ulang dan Pendinginan ( Charging dan Cooling ). Isi ulang plastik cair untuk siap disuntikan pada siklus selanjutnya dan bersamaan waktunya perhitungan waktu yang Pendinginan dimulai. Parameter yang direkomendasikan adalah waktu Pendinginan harus lebih lama dari waktu Isi Ulang. Bila waktu Isi Ulang yang lebih lama, maka yang terjadi adalah tumpahan material plastik dari nozzle ketiak Mold Terbuka pada proses berikutnya lah ditentukan, sehingga plastik pellet masuk ke dalam Barrel, digiling oleh Screw, dan dan sampai di depan Torpedo sudah dalam keadaan cair dan siap untuk disuntikan ke dalam Mold. Proses Charging sendiri adalah berputarnya Screw bantuan Motor Hidrolik ke arah yang ditentukan,sehingga plastik pellet masuk ke dalam barrel, digiling oleh screw, dan sampai di depan torpedo sudah dalam keadaan cair dan siap untuk disuntikkan ke dalam mold. Tentu saja dengan bantuan suhu Barrel yang dapat kita atur sesuai spesifikasi jenis plastik yang digunakan, yaitu pada suhu titi cair nya. Page 17

5 5. Membuka Cetakan ( Mold Open ). Cetakan ini digerakkan oleh Hidrolik dan ketika suatu Part telah selesai dibentuk oleh cetakan dan akan diambil oleh robot dan bisa juga oleh tangan kita sendiri dengan membuka pintu pengaman dengan operasi mesin menggunakan semi auto. 4.3 Standar Kualitas Produk Injection moulding merupakan proses yang sangat kompleks, dimana kualitas dari bagianbagian cetakan menentukan produk yang akan dihasilkan. Kualitas yang buruk dapat disebabkan dari settingan yang kurang benar dari mesin atau parameter proses yang digunakan dan desain yang buruk dari cetakan atau bagian-bagian dari cetakan yang kurang baik. Perihal penyebab NG barang Plastic Injection dapat berasal dari berbagai macam faktor. Apabila dibagi secar garis besar terdapat 4 macam faktor, yaitu : Material barang Mesin injeksi Dies Setting injeksi Keempat hal tersebut merupakan permasalahan yang kompleks, karenanya diperlukan penyelesaiannya secara menyeluruh untuk mendapatkan barang yang baik. Oleh sebab itu kita dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai. Untuk memperoleh kedua hal tersebut diperlukan juga akumulasi data harian barang plastic injetion di lapangan. Penyebab timbulnya NG barang plastic injection, antara lain : 1. Daya/kapasitas mesin injeksi kurang. 2. Desain barang plastic injection yang tidak tepat. 3. Ada kesalahan pada desain dan profil dies. 4. Pemilihan material yang tidak tepat. 5. Setting injeksi tidak tepat. NG pada barang PO seringkali terjadi saat proses injeksi, proses penyumbatan/pemampatan, proses pressure holding, proses pengambilan, Dsb. Apabila dilihat dari bagian-bagian barang PO nya, NG banyak muncul pada bagian di dekat gate, bagian tengah aliran setelah melewati gate, bagian di dekat akhir aliran, Dsb. Selain itu NG juga dapat terjadi saat eject barang PO. Page 18

6 Apabila dilihat dari desain dan profilnya diesnya, NG juga dapat terjadi karena desain profil dan bentuk barang PO nya. Apabila dilihat dari materialnya, NG sering muncul karena masalah kekentalan dan pelelehan. Di sini akan dibahas beberapa kerusakan yang dapat terjadi pada hasil produksi, yang telah menurunkan kualitas dari produk yang dihasilkan. a) Jetting Hal ini sering terjadi pada bagian dari hasil cetakan yang tebal melalui gate yang kecil dengan kecepatan pengisian yang tinggi. Apabila pada arah material yang melewati gate terhenti, maka material yang melewati gate tersebut harus dimasukkan secara lurus agar tidak terjadi perlawanan di dalam cavity. Peleburan material tersebut dengan material yang dialirkan sesudahnya pun akan menjadi jelek karena di dalamnya terjadi pendinginan yang disebabkan kondisi material yang bengkok terkena dinding-dinding gate. Selai itu sifat material pada bagian itu juga akan lemah. b) Flow Mark Flow Mark adalah gejala NG yang berupa riak dan corak aliran garis-garis. Kerusakan ini dapat timbul pada produk dimana filling speednya terlalu rendah/temperatur terlalu rendah. c) Cracking Cracking adalah jenis NG yang sering terjadi di dekat gate yang berupa pecah maupun retak pada bagian-bagian tertentu. Penyebabnya adalah material peleleh tersebut diberikan injection holding pressure yang besar, supaya material peleleh yang bertekanan tinggi tersebut dapat dialirkan ke cavity secara paksa. Dalam kondisi tersebut apabila melakukan pengentalan/pendinginan maka akan muncul perbedaan tingkat kepadatan pada barang PO, dan beratnya juga bertambah. Namun tekanan yang tersisa pada barang PO akan tetap membeku karena terjadi over flow. NG jenis ini sering muncul pada dies dengan direct gate yang ukuran penampangnya lebar karena mudah terkena injection pressure. d) Silver Silver adalah gejala NG yang berupa bekas aliran berwarna perak yang berkilau pada permukaa barang PO. Penyebabnya antara lain : Material kurang kering. Penghilangan udara di dalam annealing hopper jelek. Terdapat sisa pembakaran ( burning ). Penguraian panas yang berlebih. Page 19

7 Terdapat udara di tengah-tengah aliran bagian dalam dies. Perubahan ketebalan barng PO, Dsb. Tempat munculnya NG SILVER tidak hanya sebatas di bagian dekat gate saja, tetap bisa juga terjadi di seluruh bagian, dan sering terjadi pada material ABC, PC, PMMA, HIPS, dan PPO. e) Melengkung Perubahan bentuk pada barang PO secara garis besar disebabkan oleh : Penyusutan (kontraksi) barang PO. Tekanan yang tersisa saat injeksi (overpack,temperatur material, temperatur dies, injection pressure, Dll). Tekanan luar yang muncul pada waktu eject barang PO. Penyusutan barang PO terlihat sangat mencolok pada material kristal halus (PP dan PE), tetapi tidak begitu terlihat pada material non kristal. Hal tersebut disebabkan karena material kristal mempunyai penyusutan volume yang lebih besar dibandingkan dengan material non kristal. Sehingga lebih lentur dan mudah merubah bentuk. Perbedaan yang mencolok antara arah aliran dan persimpangannya juga dapat menyebabkan oerubahan bentuk akibat persentase yang tinggi pada barang PO. Gejal a perubahan bentuk barang PO secara garis besar dapat dibagi menjadi bengkok, lengkung, dan terpuntir yang dapat terjadi pada arah sejajar (paralel) dan pada arah siku-siku. Tegangan sisa antara material kristal dan material non kristal berbeda. Material kristal mempunyai penyusutan volume yang besar sehingga mudah melengkung yang dipengaruhi tegangan sisanya. f) Weld Line Weld Line adalah NG pada yang terjadi proses pertemuan (pencampuran) material di tengahtengah aliran. Bentuknya berupa garis pada barang PO yang telah mengental. Barang akan menjadi jelek secara visual dan dari segi kekuatannya pun akan menjadi lemah. Biasanya Weld Line terjadi pada material yang dimasukan secara kaca (glass), arah mendadak berubah sehingga kekuatan penampang menjadi sangat lemah. g) Gelembung NG gelembung penyebabnya sama dengan SHINK MARK, dapat juga timbul akibat efek cooling speed (perbedaan persentase penyusutan) seperti pada gejala NG melengkung. Ng gelembung sering muncul pada bagian tengah barang PO yang tebal. Hal ini dikarenakan bagian tengah dari bagian yang tebal tersebut pendinginannya lambat, sehingga material yang Page 20

8 ada pada bagian tersebut akan tertarik oleh material pada lapisan permukaan yang lebih cepat pendinginannya. h) Hike (Shink Mark) Berkebalikan dengan NG gelembung yang muncul di bagian tengah barang PO. HIKE muncul pada permukaan barang PO yang mempunyai perubahan ketebalan. Letaknya di bagianyang jauh dari gate. Penyebabnya sama dengan NG gelembubg. Meskipun tampak luar terlihat sudah mendingin, namun sebenarnya bagian permukaannya belum mengental. Di dalam bagian yang tebal dari barang PO tersebut pendingin dan penyusutan masih berlanjut, sehingga bagian lapisan permukaan akan tertarik ke tengah, dan muncul dekok pada lapisan permukaannya. i) Short Shot Short Shot adalah gejala NG yang berupa pecah pada sebagian barang PO karena aliran material kurang. Penyebab material peleleh tidak mengalir sampai ke ujung cavity adalah adanya masalah pada pengentalannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengecekan sifat aliran. Hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya : Kemerosotan inject speed karena inject pressure kurang. Penimbangan kurang. Pembuangan udara pada cavity jelek. Besarnya perlawanan aliran (flow resistance). j) Burry Burry adalah gejal material tercecer pada parting line barang PO. Penyebabnya adalah kekentalan material peleleh rendah, pertemuan bagian parting line yang jelek, serta pengaruh dari temperatur dies, temperatur material, dan inject speed. Terkadang Burry juga muncul pada bagian gate dan runner. Dies akan terbuka apabila clamping force pada dies yang dipasang pada mesin injeksi kurang, sehingga akan mengakibatkan Burry. Hal ini disebabkan karena clamping force dan luas proyeksi berhubungan. Hal lain tidak kalah pentingnya adalah apabila sebuah Burry saja muncul pada bagian parting line, maka lama kelamaan Burry tersebut bisa saja membesar sehingga akan sulit untuk diperbaiki. k) Burning Burning adalah munculnya gejala hangus yang berupa titik atau corak garis warna hitam pada barang PO. Apabila dalam prose pengaliran material peleleh kebagian cavity masih ada udara Page 21

9 yang terjebak di dalamnya, maka udara tersebut akan terkompresi sehingga suhunya menjadi tinggi yang akan menyebabkan material terbakar. Pada kondisi seperti yang di atas Burning akan muncul di tempat yang sama, Burning bisa juga muncul pada posisi aliran terakhir. Selain itu apabila udara pada saat injeksi material ada udara yang masuk ke dalam annealing hopper mengalami kompresi pada jalur material (gate dan runner), maka temperatur material akan naik dan dapat terjadi Burning. Tempat munculnya mulai dari dekat gate mengikuti aliran dan akan menimbulkan Silver juga. l) Under Cut (Cacat) Under cut disebabkan karena ada cacat pada dies dan cacat akibat pada saat eject barang. Selain itu proses pembuatan dies yang jelek, desain dies yang jelek dan over pack juga dapat menyebabkan Under Cut. m) NG Eject NG Eject adalah gejala mudah lepasnya barang PO dari dies. Penyebabnya antara lain : Cacat pada dies. Masalah pada desain dies. Draft angle yang tidak tepat. Pembalikan ujung cavity. Under cut. Over pack, dsb. n) Perubahan Warna NG jenis ini diantaranya adalah kondisi bagian dalam maupun permukaan barng PO yang tidak mengkilap (kusam), tidak bening, dan warnanya yang tiak sama dengan warna materialnya. Warna tidak merata disebabkan oleh beberap hal, diantaranya: Pemilihan material pelekat warna yang tidak tepat. Pencampuran master batt yang tidak tepat. Pencampuran adonan material pada sprue kurang, dsb. Perubahan warna banyak disebabkan oleh masalah pemanasan material dan zat tambahan yang tidak merata serta akibat dari NG Burning. Sedangkan kusam, tidak mengkilap, tidak bening disebabkan oleh: Finishing dies yang jelek. Penguapan yang tidak merata. Ada udara yang terjebak. Page 22

10 Temperatur material dan dies yang terlalu rendah. Efek samping dari zat pemisah. m) Pin Hole Pin Hole berupa lubang kecil seperti bekas lubang tusukan jarum pada permukaan barang PO (mirip dengan NG gelembung). Penyebabnya sama dengan NG Silver, yaitu adanya uap air atau udara yang terjebak. o) Terkelupas NG ini berupa lapisan-lapisan sisa material menumpuk yang dikelupas secara paksa, bentuknya seperti mika atau kertas yang berlapis-lapis. NG ini akan muncul apabila materila tercampur dengan material jenis lain. Maka dari itu lebih baik untuk tidak menggunakan serbuk-serbuk scrap yang sudah dihancurkan. Pertimbangannya juga jalannya penyebaran material sampai ujung aliran. p) Rapuh NG Rapuh adalah gejala NG dengan kondisi kekuatan barang PO jauh lebih lemah daripada kekuatan material aslinya. Penyebabnya bermacam-macam, yang paling dominan adalah karena penurunan/kemerosotan sifat materi. Penyebab lain yang memungkinkan diantaranya : Ada tekanan yang tersisa di bagian dalam barang PO yang tidak terlihat di bagian permukaannya. Penyusutan volume pada saat injeksi material. Melengkung akibat tekanan yang terputus pada saat injeksi. Melengkung pada saat cooling karena temperatur yang tidak merata. q) Kemasukan Benda Asing Penyebab NG ini antara lain : 1. Material plastik tercampur dengan benda-benda selain material plastik, contohnya kotoran, sampah, pecahan logam, dsb. 2. Material kotor sebelum dimasukkan ke dalam mesin injeksi. 3. Screw dan annealing hopper di dalam mesin aus. 4. Ada pecahan logam yang masuk ke dalam mesin injeksi. 5. Ada material yang tertinggal lalu menempel pada bagian nozzle (contohnya PVC). Apabila sisa material tersebut terinjeksi maka pada barang PO akan muncul NG, secara visual maupun sifat materinya barng PO tersebut akan menjadi jelek. Page 23

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES INJEKSI PLASTIK Gambar 4.1 Proses pencetakan pada mesin injeksi 29 Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan pembangunan industri otomotif di Indonesia saat ini PT. Indonesia Stanley Electric adalah salah satu industri yang memproduksi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Sebelum melakukan perancangan mould untuk Tutup Botol ini, penulis menetapkan beberapa tahapan kerja sesuai dengan literatur yang ada dan berdasarkan pengalaman para pembuat

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PENULISAN ILMIAH Nama : Dede Kurniadi NPM : 21410739 Program Studi : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Injection Molding 2.1.1. Pengertian Dasar Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan suatu benda atau produk dari material plastik dengan bentuk dan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan bahan dasar produksi. Logam yang dahulu banyak digunakan dalam proses industri kini mulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI Outline: JUDUL LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN PERANCANGAN METODOLOGI PERANCANGAN SPESIFIKASI PRODUK DAN SPESIFIKASI MESIN PERENCANAAN JUMLAH CAVITY DIMENSI SISTEM SALURAN PERHITUNGAN

Lebih terperinci

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK TUGAS AKHIR LABORATORIUM PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK AJUN HAKIKI 2105 100 147 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Injection Molding Injection molding dapat membuat part yang memiliki bentuk yang kompleks dengan permukaan yang cukup baik. Variasi bentuk yang sangat banyak yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Cahyadi (2010) penelitian yang berjudul Analisis Parameter Operasi pada Proses Plastik Injection Molding untuk Pengendalian Cacat Produk meneliti

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Pembuatan Section Planing Section planing adalah proses pembuatan konsep yang akan diterapkan pada suatu part, seperti konsep pemasangan part ke unit mobil, konsep part-part

Lebih terperinci

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION Agus Dwi Anggono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura, 57102 E-mail : agusda@indosat-m3.net

Lebih terperinci

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING 3.1 Proses Design Molding Plastik 3.1.1 Flow Chart Proses Design Molding Plastik Untuk mempermudah pembahasan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian digunakan untuk mempersempit permasalahan yang diteliti, sehingga dapat membahas dan menjelaskan permasalahan secara tepat. Pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mold Review Mold lama yang digunakan dalam memproduksi Bobbin A K25G adalah jenis injection molding. Mold lama ini menggunakan system hot runner. Mold ini sendiri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan sebuah penelitian yang baik harus didukung tidak hanya dari latar belakang dan penjelasan peneitian masalah saja, melainkan juga metodolgi yang terstruktur

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENGERTIAN MOLD Mold (cetakan) adalah adalah rongga tempat material leleh (plastik atau logam) memperoleh bentuk. Mold terdiri dari dua bagian yaitu pelat bergerak (moveable

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG Nama : Mokhammad Roiful Anis NPM : 24411599 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Doddi Yuniardi, ST., MT. Latar Belakang Saat ini

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING INK EJECT PADA PT. TECHNO INDONESIA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING INK EJECT PADA PT. TECHNO INDONESIA MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING INK EJECT PADA PT. TECHNO INDONESIA Nama : Rifki Dwi Rahmana NPM : 36412340 Kelas : 4ID05 Dosen Pembimbing : Ratih Wulandari, ST, MT. LATAR BELAKANG 1 2

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN 79 BAB V ANALISA PEMBAHASAN Setelah melakukan tahap pengumpulan dan pengolahan data, maka tahap selanjutnya adalah analisa pembahasan. Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan terhadap Risk Priority Number

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04 PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : 23410668 KELAS : 4IC04 ABSTRAKSI Salah satu pembuatan produk botol oli di PT. Dynaplast ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah material plastik dengan suhu tinggi dimasukkan kedalam mold, kemudian material

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Alat Penelitian Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: A. Mesin Injeksi Gambar 3.1 Mesin Injection Molding

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka Sugondo (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh ketebalan pada kualitas produk plastik dan mampu bentuk dengan menggunakan simulasi pada proses injeksi. Penelitian

Lebih terperinci

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID Latar Belakang Kebutuhan Produk Plastik Meningkatnya kebutuhan terhadap produk yang terbuat dari plastik Perencanaan Injection Molding yang baik

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian Penelitian yang baik didukung metodologi yang baik selain latar belakang dan penjelasan mengenai pentingnya masalah yang diteliti. Penelitian dilakukan secara benar dan cermat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah material plastik berjenis polystyrene murni dan daur ulang. Sifat dari material plastik polystyrene yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Sumber daya energi sangatlah penting, kelangkaan sumber daya energi dan cadangan sumber daya yang semakin terbatas membuat hampir seluruh dunia menjadikan permasalahan

Lebih terperinci

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010 65 Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik Toto Rusianto, Ellyawan, S.A. & Arif Rahmanto Jurusan Teknik Mesin, Institut

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan plastik padat, didirikan pertama kali oleh Bapak Hardyanto

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK Arif Rahman Hakim Dosen Tetap Prodi Teknik Mesin Universitas Riau Kepulauan Batam Abstrak Pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD

BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD 3.1 Deskripsi Molding Injection Pada proses pencetakan product plastik, dalam hal ini thermoplastic, disamping mesin molding, bahan baku plastic dll,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES Nama : Muhammad Bambang Wijanarko NPM : 24411785 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST., MT Latar Belakang Leg Shield merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metodologi penelitian secara umum adalah metode yang menjelaskan bagaimana urutan suatu penelitian yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan alat ukur dan lanngkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengujian termal plastik daur ulang dengan plastik original menggunakan metode DSC pada penelitian sebelumnya sudah pernah dilakukan. Pengujiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Persiapan Sebelum melakukan penelitian ada beberapa tahapan yang harus dilakukan diantaranya: 1. Studi pustaka mengenai mesin injeksi, metode DoE, material plastik,

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra E-mail: amelia@petra.ac.id, ninukj@petra.ac.id T E K N O S I M

Lebih terperinci

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata Satu pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke dalam sebuah cetakan (mold). Dengan teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari hasil perancangan cetakan injeksi yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Analisa akan meliputi waktu satu

Lebih terperinci

Cindy Puspita Sari / 4ID01

Cindy Puspita Sari / 4ID01 Mempelajari Manajemen Perawatan Mesin Injeksi Plastik pada Produksi Kaca Spion Tipe KZRA di PT Astra Komponen Indonesia Cindy Puspita Sari 31413929 / 4ID01 Latar Belakang Permasalahan Solusi Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A 3.1 Deskripsi Molding Injection Mold (cetakan) terdiri dari dua bagian pelat bergerak (core plate) dan pelat diam (cavity

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Identifikasi Produk Hasil identifikasi yang dilakukan pada sample produk dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Data produk hardcase Data Produk Hardcase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai keperluan seperti untuk medical, textiles,

Lebih terperinci

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dalam segala aspek kehidupan saat ini semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 32 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Organisasi PT. Golden Tempo Clock Industry ( Perusahaan ) adalah salah satu perusahaan manufakur berskala kecil menengah yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Bahan Perancangan Bahan perancangan adalah produk glove box dengan mengambil sampel pada produk yang sudah ada, tetapi hanya sebagai acuan tidak menyerupai dimensi dan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS) KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS) Amelia Sugondo Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan isi uraian tentang jenis data, metode pengambilan data, metode pengolahan data, metode analisis data dan langkah langkah penelitian. 3.1 Diagram Alir

Lebih terperinci

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM :

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM : PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR Nama : Achmad Muttaqin NPM : 20410081 Jurusan : Teknik mesin ABTRAKSI Pada umumnya, di PT. Suzuki Indomobil Motor

Lebih terperinci

INJECTION MOULDING. Gb. Mesin Injeksi. Gambar. Skema proses injection moulding

INJECTION MOULDING. Gb. Mesin Injeksi. Gambar. Skema proses injection moulding INJECTION MOULDING Gb. Mesin Injeksi Gambar. Skema proses injection moulding 1 1. PRINSIP KERJA Material plastik dalam bentuk granular atau powder dimasukkan kedalam hooper. Pada saat screw berputar searah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pemilihan Produk Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih meneliti Botol Citra Lasting White 250 ml. Botol Citra 250 ml merupakan botol yang berisikan cairan

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STEP FLOOR BEAT K25 DI PT. ASTRA HONDA MOTOR

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STEP FLOOR BEAT K25 DI PT. ASTRA HONDA MOTOR PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STEP FLOOR BEAT K25 DI PT. ASTRA HONDA MOTOR Nama : Ichsan Saputro NPM : 33411449 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ainul Haq Parinduri, ST.,MMSI

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING Edi Sunarto 1), Ir. Estu Prayogi M.KKK 2) 1), 2) Jurusan Teknik Mesin, Universitas Pancasila

Lebih terperinci

BAB V ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA / PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA / PMAHAN MASALAH Dari hasil pengolahan data yang dilakukan untuk produk Botol itra Lasting White 250 ml diketahui bahwa adanya tingkat pengukuran atau indikator dalam mengatasi berbagai cacat

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK 3.1. Proses produksi mesin pellet biji plastic Proses kerja mesin pellet biji plastik ini adalah dengan cara menggiling plastik recycle yang masih berupa botolan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM : NAMA PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM : 22410181 JURUSAN : TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir Amelia Sugondo 1, Ian H. Siahaan 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra 1,2 E-mail: amelia@petra.ac.id, ian@petra.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan perhitungan, pengukuran arah longitudinal dan transversal dengan metode mean (rata-rata) diperoleh nilai minimum sink mark pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin dibutuhkannya produk plastik di pasaran konsumen dimasa era ini, material plastik banyak macam type sesuai dengan pemakaiannya. Salah satu pemakai

Lebih terperinci

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN Bertitik tolak pada cara kerja proses ini, maka proses pembuatan jenis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Proses penuangan. 2. Proses pencetakan. Proses penuangan adalah proses

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Data Perusahaan Yamaha Corporation adalah nama perusahaan saat ini sejak tanggal 01 Oktober 1987 yang merupakan perubahan dari nama sebelumnya yaitu Nippon Gakkiseizo

Lebih terperinci

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

TEORI SAMBUNGAN SUSUT TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan

Lebih terperinci

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA Proses Produksi I MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA by Asyari Daryus Universitas Darma Persada OBJECTIVES Mahasiswa dapat menerangkan sifat dan jenis bahan plastik Mahasiswa dapat menerangkan cara pengolahan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan, bahwa sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK

BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK II.1 Prinsip Dasar Manufaktur Produk Dalam prinsip dasar proses manufaktur suatu produk saya akan mengklasifikasikan untuk manufaktur produk prototype dan manufaktur

Lebih terperinci

PROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT

PROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT PROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT 24409654 Latar Belakang Molding adalah sebuah proses produksi dengan membentuk bahan mentah menggunakan sebuah rangka kaku atau model yang

Lebih terperinci

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE Yuni Hermawan Jurusan Teknik Mesin -Fakultas Teknik - Universitas Jember Email: yunikaka@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI iii HALAMAN PERSEMBAHAN iv HALAMAN MOTTO v KATA PENGANTAR vi ABSTRACT viii ABSTRAKSI ix DAFTAR ISI x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prospek industri plastik cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi pengembangan industri plastik ini terlihat dari konsumsi atau penggunaan yang tinggi

Lebih terperinci

Disusun Oleh : ALI KHAERUL MUFID

Disusun Oleh : ALI KHAERUL MUFID DESAIN DAN OPTIMASI INJECTION MOLD SISTEM THREE-PLATE MOLD PADA PRODUK GLOVE BOX TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Injection molding merupakan metode pembentukan material termoplastik dimana material yang dilelehkan berdasarkan proses pemanasan. Biji plastik yang meleleh

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Tank Body Korek Api Gas PT. Tokai Dharma Indonesia

Proses Pembuatan Tank Body Korek Api Gas PT. Tokai Dharma Indonesia Proses Pembuatan Tank Body Korek Api Gas PT. Tokai Dharma Indonesia OLEH: Nama : Hafiz Prasetya NPM : 23409825 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Ir. Tri Mulyanto MT. TUJUAN

Lebih terperinci

2. Pengoperasian Cam-lock

2. Pengoperasian Cam-lock Daftar isi 1. Kata pengantar. 2. Pengoperasian Cam-lock.. 3. Pencegahan Kebocoran Uap Air. 4. Panel Cold Storage Dengan Panel Atap & Lantai 5. Memasangan Lantai Panel Cold Storage. 6. Memasang Wall Panel

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan skipsi ini merupakan data sekunder, dimana data tersebut berasal dari proses observasi serta wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang terbuat dari bahan baku material plastik semakin meningkat. Material ini semakin sering dijumpai sebagai bahan pembuatan peralatan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03 PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE Muhammad Luqman Saiful fikri 1, Iman Kurnia Sentosa 2, Harini Sosiati 3, Cahyo Budiyantoro 4 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pengukuran Spesimen Pada metode DOE Taguchi yang dilakukan menggunakan analisis mean atau nilai rata rata disetiap percobaan, analisis mean pada data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Airlangga, Laboratorium Dasar Bersama

Lebih terperinci

STUDI PENANGGULANGAN REJECT GAS HOLE PRODUK DISC ROTOR DX PADA ACE LINE 2 DI PT. AT INDONESIA

STUDI PENANGGULANGAN REJECT GAS HOLE PRODUK DISC ROTOR DX PADA ACE LINE 2 DI PT. AT INDONESIA Abstrak STUDI PENANGGULANGAN REJECT GAS HOLE PRODUK DISC ROTOR DX PADA ACE LINE 2 DI PT. AT INDONESIA Zaenal Abidin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto SH, Tembalang, Kotak

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dorothea, W. A Manajemen Kualitas. Jogjakarta: Universitas Atma Jaya.

DAFTAR PUSTAKA. Dorothea, W. A Manajemen Kualitas. Jogjakarta: Universitas Atma Jaya. DAFTAR PUSTAKA Dorothea, W. A. 1999. Manajemen Kualitas. Jogjakarta: Universitas Atma Jaya. Feigenbaum. 1991. Total Quality Control. USA: McGraw Hill. Gasperz, Vincent. 2001. Total Quality Management.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Identifikasi Produk Hasil identifikasi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.1. dibawah ini Tabel 4.1. Data produk glove box Data Sampel Produk Glove

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN BAB IV PENGENALAN MESIN KILN 4.1 Deskripsi Mesin Kiln Mesin Kiln pada proses produksi keramik melalui beberapa tahapan yang salah satunya adalah pembakaran. Pembakaran bertujuan mengubah material keramik

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Produksi di PT. IGLAS (Persero) Gresik dengan Menggunakan Peta Kendali c

Pengendalian Kualitas Produksi di PT. IGLAS (Persero) Gresik dengan Menggunakan Peta Kendali c Pengendalian Kualitas Produksi di PT. IGLAS (Persero) Gresik dengan Menggunakan Peta Kendali c Oleh : Kristel Herdyana 309 030 00 Dosen Pembimbing : Wibawati, S. Si, M. Si 97423 99802 2 00 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

GYPSUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF UNTUK MEMBUAT CETAKAN PLASTIK INJEKSI

GYPSUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF UNTUK MEMBUAT CETAKAN PLASTIK INJEKSI GYPSUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF UNTUK MEMBUAT CETAKAN PLASTIK INJEKSI Bambang Kuswanto Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jln. Prof. Sudarto, SH, Tembalang 50275 Email: bkuswanto26@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda?

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? SUHU DAN PERUBAHAN A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? Kalian tentunya pernah mandi menggunakan air hangat, bukan? Untuk mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas.

Lebih terperinci

b. Tipe tiga plat ( three plate single / multi cavity)

b. Tipe tiga plat ( three plate single / multi cavity) b. Tipe tiga plat ( three plate single / multi cavity) Mold tiga plat terdiri dari tiga bagian besar yaitu bagian sisi core, bagian sisi cavity dan bagian runner plate. Runner sudah terpisah dari produknya,

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: QUALITY CONTROL UNTUK PRODUKSI SPARE PART PADA PT. YPTI DIVISI PLASTIC INJECTION MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA Nia Swastika Eryan *1), Rahmaniyah Dwi Astuti *2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK 8 ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK Dadi Cahyadi, ST, MT. Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya, Jl. Raya Serang Cilegon Km.5, Serang

Lebih terperinci