PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI
|
|
- Utami Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI Anas Masruh Hidayat Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Hasil observasi tentang pembelajaran menyimak di kelas V SDN Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi menunjukkan (1) siswa belum menguasai keterampilan pembelajaran menyimak cerita, (2) siswa belum dapat mengingat bahan simakan dengan baik, (3) siswa belum dapat menyampaikan hasil simakan dengan baik, (4) strategi dan teknik guru yang kurang menarik dalam proses pembelajaran, guru bersifat monoton dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Yang menjadi fokus penelitian ini adalah peningkatan proses dan kemampuan menyimak cerita melalui teknik kerja kelompok siswa kelas V. Hasil penelitian menunjukkan, pembelajaran menyimak cerita melalui teknik kerja kelompok pada siswa kelas V SDN Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 meningkat, baik dalam proses maupun dalam produk. Kegiatan pembelajaran menyimak siklus I rata-rata 63,02% % sedangkan pada tindakan siklus II hasil yang dicapai rata-rata 85,94%. Oleh karena itu, guru dalam upaya peningkatan kemampuan menyimak cerita dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat menggunakan teknik ini. Kata-kata kunci: peningkatan, kemampuan, menyimak, cerita, teknik kerja kelompok Pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran mendengarkan dan menyimak cerita di kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi memberikan gambaran sebagai berikut (1) Siswa belum banyak yang menyampaikan kembali hasil simakan dengan benar, (2) Siswa belum dapat menyampaikan simakan dengan bahasa yang baik, benar, dan runtut. Hal ini dikarenakan terlibatnya siswa pada simakan hanya pada kegiatan tanya jawab yang dipandu oleh guru, (3) Siswa cenderung mengikuti proses kegiatan belajar mengajar apa adanya. Belum ada penampakan kesempatan yang diperoleh siswa untuk kreatif melakukan proses belajar, dan (4) Str ategi dan teknik guru dapat dikatakan masih klasikal, terlebih lagi hal ini dilakukan dengan alasan dalam rangka mencapai target kurikulum. Kenyataan pembelajaran menyimak di kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi belum memenuhi harapan kita semua karena siswa kurang memahami tentang pentingnya menyimak, hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tentang teknik pembelajaran keterampilan menyimak. Teknik pembelajaran NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 Halaman 87
2 yang diterapkan peneliti adalah teknik kerja kelompok (kooperatif) dengan tujuan dalam satu kelompok dapat membantu siswa lain yang kurang memahami cerita. Siswa diharapkan lebih kreatif dalam pembelajaran menyimak sehingga proses pembelajaran lebih terarah dan menyenangkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut siswa dipandu mulai dari tahap pramenyimak, tahap menyimak, dan tahap pascamenyimak. Dengan demikian penerapan pembelajaran itu diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita di kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah umum penelitian adalah, Bagaimana peningkatan kemampuan menyimak dengan melalui teknik kerja kelompok siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi? Rumusan masalah umum tersebut dijabarkan dalam dua masalah khusus yaitu sebagai berikut (1) peningkatan proses dan kemampuan menyimak dengan melalui teknik kerja kelompok siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngompro 2. Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis dan teoritis. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi kepala sekolah, guru, siswa, dan penelitian selanjutnya. Manfaat bagi kepala sekolah adalah memberikan masukan untuk memilih teknik pembelajaran menyimak sebagai upaya meningkatkan hasil kemampuan menyimak di sekolahnya, sedangkan guru adalah memberikan masukan dan pertimbangan untuk memilih strategi dan teknik pembelajaran menyimak sebagai upaya meningkatkan kemampuan menyimak para siswa. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi bagi penelitian yang sejenis sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan dalam menentukan topik, fokus, atau latar penelitian yang akan dilaksanakan. Secara teoritis penelitian ini dapat menambah khasanah konsepsi tentang pembelajaran mendengarkan dan menyimak bagi siswa sekolah dasar. bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran menyimak dengan melalui teknik kerja kelompok siswa kelas V SDN Ngompro 2? dan (2) bagaimanakah peningkatan kemampuan menyimak melalui teknik kerja METODE kelompok siswa kelas V SDN Penelitian yang digunakan Ngompro 2? adalah pendekatan kualitatif dan Sesuai dengan rumusan jenis penelitian yang digunakan masalah tersebut, tujuan umum adalah penelitian tindakan kelas. penelitian ini adalah memperoleh Penelitian tindakan kelas dipilih deskripsi objektif tentang karena (1) penelitian pembelajaran peningkatan kemampuan menyimak yang berkonteks kelas dilaksanakan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri oleh guru untuk memecahkan Ngompro 2 Kecamatan Pangkur masalah-masalah pembelajaran Kabupaten Ngawi. Secara khusus, menyimak di kelas V SDN Ngompro penelitian ini bertujuan memperoleh 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten gambaran tentang dua hal yakni Ngawi karena siswa masih NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 Halaman 88
3 mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran menyimak, pembelajaran menyimak hanya dilalui saja, metode ceramah masih dominan dalam pembelajaran menyimak, sedangkan hasil pembelajaran menyimak 54,69%, (2) penelitian dilakukan untuk mengubah keadaan, kenyataan, dan harapan mengenai pembelajaran menyimak menjadi lebih baik dan bermutu dengan melakukan sejumlah tindakan yang dipandang tetap, maka setelah diadakan penelitian diharapkan hasil rata-rata mencapai 70% atau lebih, (3) bentuk kajian yang dilakukan di kelas bersifat refleksi oleh guru untuk meningkatkan, memperdalam, dan memperbaiki praktik-praktik pembelajaran, maka penelitian dilakukan pada konteks alamiah, yaitu untuk mengkaji permasalahan faktual dalam pembelajaran menyimak, dan (4) dalam pelaksanaannya, dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas V SDN Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi selama penelitian berlangsung, yang didukung oleh guru-guru kelas yang lain. Hal ini untuk memperoleh data yang lengkap atau hasil yang memuaskan selama penelitian berlanjut. Berkenaan dengan hal tersebut, dapat dilakukan bahwa rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi dengan melalui teknik kerja kelompok dalam pelaksanaannya akan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, yakni (1) bersifat siklus, karena dalam penelitian dilakukan secara terkait oleh beberapa siklus-siklus yang dimulai dari perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan, dan refleksi sebagai prosedur penelitian, Apabila siklus pertama sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan maka tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya, namun apabila siklus pertama belum menunjukkan peningkatan yang signifikan akan dilanjutkan dengan siklus kedua, (2) besifat longitudinal, penelitiannya berlangsung dalam jangka waktu tertentu secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu melalui pengamatan awal, perencanakan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, (3) bersifat partikuler spesifik, penelitian dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran menyimak siswa kelas V SDN Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi, yang tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka memperoleh dalil-dalil, (4) bersifat emik, penelitian tindakan kelas memandang pembelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan peneliti. Penelitian dilaksanakan oleh guru kelas V SDN Ngompro 2 Kecamatan Pangkur sesuai dengan pembelajaran yang berlangsung seperti biasa. Peneliti mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran menyimak di kelas V tersebut, (5) bersifat kolaborasi, dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas terjadi kerjasama antara peneliti dengan pihak lain demi keabsahan dan tercapai tujuan penelitian, (6) bersifat kasuistik, artinya penelitian tindakan kelas menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam pembelajaran yang bersifat nyata dan terjangkau oleh guru, (7) menggunakan konteks alamiah, kelas sebagai ajang NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 Halaman 89
4 pelaksanaan penelitian tindakan kelas tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan, dan mencapai tujuan penelitian, (8) menggunakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian, dan (9) mempunyai maksud kenyataan, keadaan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan. Berdasarkan karakteristik tersebut, penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi dengan melalui teknik kerja kelompok. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk mengatasi masalah pembelajaran, yakni rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak dan mendengarkan. Proses pelaksanaan tindakan kelas ini merujuk pada pendapat Kemmis dan Taggart ( dalam Wiraatmadja, 2006: 66-67) yang menjelaskan tahap-tahap penelitian yang dimulai dari (1) menyusun perencanaan (plan), (2) melaksanakan tindakan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) Refleksi (reflect). Dengan demikian penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memiliki siklus spiral, mulai dari perencanaan, melakukan tindakan, dan penemuan fakta-fakta untuk melakukan refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Siklus I pembelajaran. Kelebihan dapat dijadikan modal untuk kegiatan pembelajaran berikutnya. Kelemahannya adalah siswa belum berani mengemukakan pendapat dan bertanya pada guru tentang cara membuat rangkuman yang baik dengan menggunakan bahasa yang benar. Hasil penilaian pembelajaran menyimak siklus I rata-rata 63,02%. Kegiatan berikutnya adalah pengarahan untuk kegiatan pembelajaran pada tahap berikutnya. Guru menyarankan agar siswa berani bertanya tentang apa yang belum dipahami, sehingga pembelajaran dapat berhasil secara maksimal. Kecuali itu guru juga mengharapkan pada siswa agar melakukan pembelajaran dengan sebaikbaiknya. Hal ini diarahkan agar siswa lebih siap dan mempunyai kedisiplinan, keantusiasan, dan keaktifan dalam mengikuti semua proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Hasil Siklus II Hasil dari siklus I mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang dimiliki adalah keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti semua langkah-langkah pembelajaran. Kelebihan dapat dijadikan modal untuk kegiatan pembelajaran berikutnya. Kelemahannya, ada sebagian siswa belum berani mengemukakan pendapat dan bertanya pada guru tentang bagaimana cara membuat rangkuman yang baik. Hasil kegiatan pembelajaran menyimak pada siklus II rata-rata 85,94%. Kegiatan berikutnya adalah ucapan terima kasih karena telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rancangan Hasil dari siklus I mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang dimiliki adalah keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti semua langkah-langkah yang telah dibuat dan menyarankan NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 Halaman 90
5 agar siswa berani bertanya tentang apa yang belum dipahami, sehingga pembelajaran dapat berhasil secara maksimal. Kecuali itu guru juga mengharapkan pada siswa agar melakukan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Hal ini diarahkan agar siswa lebih siap dan mempunyai kedisiplinan, keantusiasan, dan keaktifan dalam mengikuti semua proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Perencanaan yang dilakukan peneliti untuk hasil yang dicapai antara lain: (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan. Pembicara yang dimaksud adalah orang yang menyampaikan pesan berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Penyimak yang baik ialah penyimak yang banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Bahan merupakan unsur penting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksud dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahasa lisan (primer) merupakan media/alat yang digunakan penyimak. Pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan ditangkap penyimak melalui pendengaran. Sehingga hasil penelitian kemampuan menyimak berhasil. Tahap perencanaan, tahap ini guru membuat perencanaan untuk mengadakan penelitian. Yang dilaksanakan pada tahap ini adalah guru mengadakan pengamatan awal, menentukan jadwal pelaksanaan, mempersiapkan media yang dibutuhkan, membuat pedoman evaluasi, menentukan materi yang akan dilaksanakan, dan menentukan metode yang akan digunakan. Terry (dalam Majid, 2008:16) menyatakan perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Banghart dan Trull (dalam Majid, 2008: 16) mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan. Setelah perencanaan dilakukan dengan baik maka tahap pelaksanaan berjalan lancar. Sehingga hasil yang dicapai kegiatan pembelajaran menyimak siklus I rata-rata 63,02% menjadi 85,94% pada siklus II. Dari hasil tersebut maka bisa dikatakan tuntas dan peneliti tidak perlu melaksanakan siklus berikutnya. Tahap pelaksanaan tindakan, pada penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat perkembangannya dengan melalui pelaksanaan pada siklus I dan pelaksanaan pada siklus II. Karena setiap siklus dilaksanakan tiga tahap yaitu tahap pramenyimak, tahap menyimak, dan tahap pascamenyimak. Pada tahap pramenyimak langkah-langkah pelaksanaannya adalah (1) pembagian kelompok, (2) pengaturan tempat duduk kelompok, (3) persiapan menyimak materi yang dibacakan guru pada kegiatan kerja kelompok. Pada siklus I pada tahap ini langkah pembelajarannyan adalah menentukan anggota kelompok tapi dalam menentukan anggota kelompok masing-masing NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 Halaman 91
6 berdasarkan teman yang disenangi saja. Pada siklus II dalam memilih anggota kelompok sudah teratur, sudah dilaksanakan secara adil berdasrkan pemerataan kepandaian siswa dan guru tinggal mengarahkannya. Pada saat menyimak siswa masih banyak yang tidak dapat menyimpan/mengingat kalimat-klimat yang disampaikan guru secara lisan, siswa sebagian bingung mau berbuat apa, namun pada siklus II siswa telah dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Pada tahap menyimak, langkah-langkah pembelajaran adalah (1) pengaturan dan penempatan duduk siswa sesuai dengan kelompok masing-masing, (2) menyimak materi yang dibacakan guru, dan (3) diskusi kelompok untuk mengerjakan tugas membuat rangkuman dari apa yang disimak, Kegiatan dimulai dari penempatan anggota kelompok dan banyak memakan waktu, sehingga penggunaan waktu kurang efektif, sedangkan pada siklus II penempatan anggota kelompok sudah baik dan tidak memakan waktu yang banyak sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik. Pada kegiatan menyimak pada siklus I, siswa masih banyak yang kurang faham dalam menerima informasi dari materi yang dibacakan guru, sehingga hasil kesimpulan dari masing-masing kelompok belum baik. Sedangkan pada siklus II siswa sudah melaksanakan kegiatan lebih baik dari pada siklus I dan siswa lebih semangat dan antusias dalam menerima informasi pembelajaran menyimak karena masing-masing kelompok ingin menampilkan hasil terbaiknya dan untuk mendapatkan nilai yang baik. Pada tahap pascamenyimak, pada tahap ini langkah-langkah pembelajarannya adalah (1) penempatan anggota kelompok, (2) menukarkan hasil kerja kelompok, (3) membacakan hasil rangkuman, (4) mengevaluasi hasil kerja kelompok, dan (5) m enyimpulkan hasil pelaksanaan pembelajaran menyimak menggunakan teknik kerja kelompok. Pada siklus I kegiatan belum berhasil dan untuk mencapai hasil yang maksimal maka akan diadakan siklus II demi tercapai hasil yang maksimal. Dalam penelitian yang telah dijabarkan pada bab IV langkahlangkah pembelajaran berdasarkan materi yang telah dilaksanakan pada setiap tahap pembelajaran yang sudah menunjukkan kesesuaian antara kompetensi dasar yang diinginkan dengan pelaksanaan pembelajaran. Hasil belajar yang akan diperoleh adalah menyimak teks cerita yang dibacakan. Kegiatan kerja kelompok ini adalah siswa mendengarkan dan menyimak materi pembelajaran yang disampaikan guru secara lisan, mendiskusikan dengan kelompoknya, dan menyimpulkan hasil simakan. Sedangkan indikatornya adalah mencatat hal-hal pokok dari suatu teks yang dibacakan. Indikator merupakan suatu kompetensi dasar yang spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran, (Majid, 2006: 53). Untuk mencapai indikator yang telah dirumuskan tersebut dalam penelitian ini, melalui teknik kerja kelompok dalam menyimak siswa telah mampu menerima pesan yang disampaikan guru dan dapat membuat kesimpulan berupa rangkuman dari hasil simakan. NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 Halaman 92
7 Hasil dari pelaksanaan penelitian siklus II maka dapat dikatakan berhasil, karena sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 7,00. Maka teknik kerja kelompok bisa meningkatkan proses pembelajaran menyimak cerita dan hasil menyimak cerita siswa kelas V SDN Ngompro 2 Pangkur. Dengan demikian proses pembelajaran kemampuan menyimak cerita dan hasil kemampuan menyimak cerita bisa meningkat jika perencanaan dan pelaksanaan sesuai dengan pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang dapat diambil dari penerapan teknik kerja kelompok pada pembelajaran menyimak siswa kelas V SDN Ngompro 2 Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi dapat diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil dari tindakan pelaksanaan pembelajaran ada peningkatan proses kemampuan menyimak. Peningkatan proses kemampuan menyimak pada tahap ini adalah (1) kesenangan dan kegairahan belajar dalam mengikuti proses pembelajaran sudah kelihatan, (2) antusias dan kerja sama dalam mengikuti diskusi dalam pembentukan kelompok sudah baik, (3) ketekunan, kerja sama, dan kreativitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah dilakukan dengan baik dan penuh kedisiplinan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil dari tindakan pelaksanaan pembelajaran ada hasil peningkatan kemampuan menyimak. Hasil peningkatan kemampuan menyimak pada tahap ini adalah (1) keaktifan dan kreativitas siswa dalam menata anggota kelompok, (2) antusias dan kerja sama siswa dalam menerima materi simakan yang disampaikan oleh guru, (3) semangat dan kerja sama siswa dalam membuat rangkuman hasil simakan, (4) keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat, (5) kedisiplinan dalam mengikuti proses pembelajaran, (6 ) keberanian dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok, dan (7) keberanian dalam memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Kecuali itu ada pula peningkatan kemampuan dalam hal (1) aktivitas dalam mengoreksi pekerjaan yang telah dilakukan dan (2) cara memberi tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari pembelajaran menyimak di kelas V SDN Ngompro 2 Kecamatan Pangkur dapat disampaikan saransaran sebagai berikut (1) bagi guru bahasa Indonesia khususnya guru Sekolah Dasar penelitian ini dapat dijadikan masukan alternatif untuk peningkatan kemampuan dalam pembelajaran menyimak yang terutama menggunakan cara kerja kelompok, (2) b agi siswa sekolah dasar terutama kelas V penelitian ini dapat memberikan motivasi dan kegairahan dalam belajar, karena dalam penelitian ini siswa diarahkan untuk menanamkan rasa kedisiplinan, tanggung jawab, kerja sama, cara menyampaikan pendapat/ gagasan, dan rasa percaya diri dalam mengikuti semua proses pembelajaran yang dilaksanakan, (3) b agi penyusun kurikulum, penelitian ini dapat digunakan dan dijadikan acuan alternative dalam penyusunan kurikulum, terutama langkahlangkah yang optimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran, NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 Halaman 93
8 karena sekarang terutama rekanrekan guru masih mengalami kebingunan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum KTSP. Dengan langkah-langkah pembelajaran yang jelas akan memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku sekarang yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). DAFTAR RUJUKAN Majid, Abdul Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wiraatmadja, Rochiati Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 Halaman 94
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan
Lebih terperinciBUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan
Lebih terperinciDatik Erwahyunani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kemampuan menulis, guided notes taking, strategi
PENINGKATAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN DENGAN GUIDED-NOTES-TAKING SISWA KELAS VSDN 1 COPER KECAMATAN JETIS KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Datik Erwahyunani Mahasiswa Magister Pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IVSDN 2 NGASINAN JETIS PONOROGO SEMESTER IITAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IVSDN 2 NGASINAN JETIS PONOROGO SEMESTER IITAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ribut Hariyanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI KUSNI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan observasi awal di
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas tersebut. Penelitian
Lebih terperinciMoh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun sering menjadi momok bagi peserta didik, bahkan banyak yang menganggap bahwa Bahasa Indonesia
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VI SDN NGRAMBE 2 NGRAMBE NGAWI
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VI SDN NGRAMBE 2 NGRAMBE NGAWI Bioniek Sunarvita Nuariasandi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis
Lebih terperinciDeliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Agus Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN Nur Kholiq Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBelliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan
PENINGKATAN BERWAWANCARA SEDERHANA DENGAN NARASUMBER MELALUI STRATEGI PEMODELAN SISWA KELAS V SDN II BESOLE KECAMATAN BESUKI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat diperlukan oleh semua manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan suatu maksud kepada
Lebih terperinciPENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Tia Sri Lestari 1, Ani Nur Aeni 2, Prana Dwija Iswara 3 123 Program
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL SISWA KELAS V SDN HARGOMULYO 2 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat
Lebih terperinciBram Suryantoro Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
PENERAPAN MODELPEMBELAJARAN BESTEK - KREATIFTIPE EKSPLORASI, REPETISI UCAPAN, PRAKTIK, TES (ERUPT) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM KEGIATAN DISKUSI PADA SISWA KELAS XI MA AN NUR RAMBIPUJI
Lebih terperinciA an Mi rajul Wathoni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING SISWA KELAS V SDN 3 MUNGGU KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 A an Mi rajul
Lebih terperinciElistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo Tolitoli Elistina Mahasiswa
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK
Lebih terperinciPENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI
PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD 166492 TEBING TINGGI Usdin Simbolon Surel: usdinsimbolon23@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa
Lebih terperinciHasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research,
Lebih terperinciBandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIDATO MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX-C SMP NEGERI 1 SINGOSARI KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu gagasan atau informasi dari pihak pembicara atau penulis kepada pihak pendengar
Lebih terperinciPenerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana
Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Masyita, Amram Rede, dan Mohammad Jamhari Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
54 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam berbagai kesempatan. Dari observasi yang dilakukan penulis. bagian yang paling tinggi tingkat kesulitannya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Seiring dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan siswa serta merupakan penunjang keberhasilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas, yang dapat dilakukan oleh guru atau pengajar sebagai pengelola program pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA
Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Telepon Dengan Teknik Simulasi di Kelas IV SDN 4 Toli-Toli
Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Telepon Dengan Teknik Simulasi di Kelas IV SDN 4 Toli-Toli Hasna Modanggu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciOleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri
PENERAPAN MODEL STAD DENGAN PERMAINAN KUIS MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII J SMPN 2 NGUNUT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION
0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini sebagai kajian dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa sekolah dasar pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).
Lebih terperinciSusanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 PRIGEN KABUPATEN PASURUAN Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran berbahasa di Sekolah Dasar tidak dapat terlepas dari pengembangan aspek kemampuan berbahasa. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memperlancar dan mempermudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar antara guru dengan siswa untuk pengembangan potensi diri yang dilakukan secara sadar dan terencana agar dapat
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan dalam pasal 19 sampai dengan 22 tentang standar proses pendidikan, bahwa: Proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas ini merupakan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk
28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan wajib untuk dilaksanakan oleh semua anak di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah mewajibkan setiap
Lebih terperinciSetiana Solehah 1 dan Uyu Mu awwanah 2
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATERI MENYAMPAIKAN KEMBALI ISI PENGUMUMAN YANG DIBACAKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERSARANG (NESTED) Setiana Solehah 1 dan Uyu Mu awwanah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan
Lebih terperinci2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH
1 2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OLEH Hasnia Lundeto Fatma
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pendidikan metode pembelajaran ada berbagai metode yang dilakukan oleh para pendidik. Diantaranya adalah metode bermain peran. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bercerita merupakan salah satu bentuk kemampuan berbicara. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bercerita merupakan salah satu bentuk kemampuan berbicara. Kegiatan bercerita memiliki peranan yang penting untuk melatih komunikasi peserta didik. Melalui keterampilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Prambon kabupaten Sidoarjo pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Ar Rosyad Simogirang kecamatan Prambon kabupaten Sidoarjo pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015 dengan
Lebih terperinciTingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi/tempat pelaksanaan penelitian adalah SDN Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. SDN Buahdua II dijadikan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya siswa dituntut untuk terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat. Menulis merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;
III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Dan Prosedur Penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib dan utama diajarkan di Sekolah Dasar. Dengan belajar Bahasa Indonesia, maka siswa diharapkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Lukman Hakim Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) disebutkan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau atau berita antara
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS V SDIT AL-ISTIQOMAH KECAMATAN PACE NGANJUK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR STRATEGI PETA KONSEP
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS V SDIT AL-ISTIQOMAH KECAMATAN PACE NGANJUK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR STRATEGI PETA KONSEP Suci Mar atus Sari ah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Hopkins dengan pendekatan kualitatif. Pelaksanaan penelitan tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mangunharjo 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN SEMBORO 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN AJARAN 2014/2015 Wiwik Kusumawat 1
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Azis Amrulloh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk mengungkapkan ide, pikiran,
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN TINDAKAN
14 BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di Kelas IV SDN Kalisalak Batang yang mempunyai 28 siswa. Dari 28 siswa tersebut terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak didik agar dapat menemukan kediriannya agar menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.
Lebih terperinciOleh Slamet Purwanto SDN Setono 5 Kec. Ngrambe
Peningkatan Kemampuan Menjumlahkan Dan Mengurangi Pecahan Dengan Menggunakan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Siswa Kelas IV SDN Setono 5 Kec. Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh
Lebih terperinciPenerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Suarni, Haeruddin, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF Asep Saiful Alfazr 1, Diah Gusrayani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, selama 3 bulan mulai bulan
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura
Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura Sustri Do embana SDN 1 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini adalah
Lebih terperinci